• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi pengambilan data

Penelitian study kasus ini dilaksanakan di Desa Tangunan Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto. Pengambilan data dan penelitian dilakukan di Dusun Tangunan RT : 08, RW : 04. Data keseluruhan pada penderita Thypoid Fever yang didapatkan dari Puskesmas Puri dan menurut hasil dari mewawancarai perawat desa di desa tangunan didapatkan hasil 10 orang yang menderita Thypoid Fever, sedangkan yang terdiagnosis Thypoid Fever 10 orang yang mengalami hipertermi dimana 2 orang tersebut tinggal di Dusun Tangunan RT : 08, RW : 04.

4.1.2 Pengkajian 1) Identitas Pasien

Tabel 4.1 Pengkajian data umum pasien Thypoid Fever dengan Masalah Hipertermi di Desa Tangunan Kecamatan Puri Kabupaten

Mojokerto IDENTITAS

PASIEN

Pasien 1 Pasien 2

NAMA Nn. A Ny. R

UMUR 20 th 31 th

JENIS KELAMIN Perempuan Perempuan

SUKU/ Bangsa Jawa/Indonesia Jawa/ Indonesia STATUS

PERKAWINAN Belum Kawin Kawin

AGAMA Islam Islam

(2)

1) Riwayat Penyakit

Tabel 4.2 Riwayat Penyakit

PENDIDIKAN MA SMA

ALAMAT

Dsn. Tangunan, Ds.

Tangunan RT 08, RW 04, Kec. Puri,

Kab. Mojokerto

Dsn. Tangunan, Ds.

Tangunan RT 08, RW 04, Kec. Puri,

Kab. Mojokerto TGL PENGKAJIAN 09 Mei 2021 23 Juni 2021

POLA FUNGSI

KESEHATAN Pasien 1 Pasien 2

Keluhan utama Pasien mengeluh badannya panas

Pasien mengeluh badannya panas Riwayat penyakit

sekarang

Pada tanggal 08-05- 2021 datang ke perawat desa tangunan dengan keluhan badannya panas

± 5 hari ini, menggigil, pusing, mual muntah, dan lemas. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh perawat desa, keluarga disuruh melakukan pemeriksaan laboratorium setelah hasil laboratorium keluar perawat desa menganjurkan untuk dirawat di rumah sakit namun keluarga ingin untuk dirawat jalan saja.

Pengkajian dilakukan pada tanggal 09-05- 2021 ditemukan data pasien mengeluh badannya panas, akral teraba panas, nafsu

Pada tanggal 22-06- 2021 pasien pada saat dirumah sudah mengeluh badannya panas pada malam hari namun pagi hari panasnya menurun keluhan ini sejak ± 6 hari ini, menggigil, disertai dengan mual muntah, dan lemas lalu dibawa ke puskesmas terdekat. Setelah dibawa ke puskesmas terdekat maka perawat menganjurkan untuk segera dilakukan pemeriksaan

laboratorium, setelah dinyatakan sakit tifus

pasien hanya

menginginkan rawat

jalan. Pengkajian

dilakukan pada

(3)

2) Pola – pola keseharian

4.3 Tabel Pola Kebiasaan Sehari- hari makan menurun, suhu :

38,6℃, Nadi : 103 x/menit, TD : 110/60 mmHg, RR : 18x/menit.

tanggal 23-06-2021 ditemukan data pasien mengeluh badannya panas, akral teraba panas, makan sedikit karena efek mual, S : 38℃, Nadi : 101 x/menit, TD : 110/70

mmHg, RR :

20x/menit.

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan belum pernah sakit Thypoid Fever.

Pasien mengatakan baru pertama kali menderita penyakit Thypoid Fever

Riwayat penyakit keluarga

Pasien mengatakan didalam keluarga pasien tidak ada yang memiliki penyakit menular seperti HIV/AIDS, atau penyakit menurun seperti DM dan hipertensi

Pasien mengatakan didalam keluarga pasien tidak ada yang memiliki penyakit menular seperti HIV/AIDS dan TBC, atau penyakit

menurun seperti DM dan hipertensi

No. Pola Kesehatan Pasien 1 Pasien 2 1. Pola Manajemen

Kesehatan

Sebelum sakit : pasien

mengatakan jika sakit maka keluarga langsung

membawanya ke perawat desa

Sebelum sakit :

pasien mengatakan

jika sakit maka

keluarga langsung

membawanya ke

Rumah Sakit atau

puskesmas terdekat

(4)

atau puskesmas terdekat

Selama sakit : Selama dirawat dirumah kondisi pasien sedikit membaik

Selama sakit : Selama dirawat dirumah kondisi pasien sedikit membaik

2. Pola

Nutrisi/Metabolisme

Sebelum sakit : pasien

mengatakan sebelum sakit makan 3x sehari dengan

menggunakan lauk pauk, nasi dan sayur.

Minum kurang lebih 5 gelas/hari Selama sakit : pasien

mengatakan menghabiskan 1 ⁄ 2 porsi makanan karena mual muntah dan minum kurang lebih 4 gelas dalam sehari

Sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit makan 3x sehari dengan menggunakan lauk pauk, nasi dan sayur.

Minum kurang lebih 6-7 gelas/hari

Selama sakit :

pasien mengatakan

menghabiskan 1 4 ⁄

porsi makanan

karena mual muntah

dan minum kurang

lebih 5 gelas dalam

sehari

(5)

3.

Pola Eliminasi Sebelum sakit : pasien

mengatakan BAB 1x dalam sehari

konsistensi lembek, warna kuning, bau khas.

BAK kurang lebih 2x dalam sehari, warna kuning jernih, bau khas.

Selama sakit : pasien

mengatakan

belum BAB

selama sakit.

BAK kurang lebih 2x/hari, warna kuning jernih, bau khas.

Sebelum sakit : pasien mengatakan BAB 1x dalam sehari konsistensi lembek, warna kuning, bau khas.

BAK kurang lebih 2x dalam sehari, warna kuning jernih, bau khas.

Selama sakit : pasien mengatakan BAB 1x dalam sehari konsistensi lembek, warna kuning, bau khas.

BAK kurang lebih 1x/hari, warna kuning jernih, bau khas

4. Pola Aktivitas- Latihan

Sebelum Sakit : Pasien

mengatakan aktivitasnya dilakukan secara mandiri

Selama Sakit : Pasien bedrest, aktivitas

sebagian dibantu kecuali aktivitas yang ringan seperti makan bisa mandiri

Sebelum sakit : Pasien mengatakan aktivitasnya

dilakukan secara mandiri

Selama Sakit :

Pasien bedrest,

aktivitas sebagian

dibantu kecuali

aktivitas yang ringan

seperti makan bisa

mandiri

(6)

5. Pola Istirahat Tidur Sebelum sakit : pasien

mengatakan tidur kurang lebih 8jam dalam sehari, tidak ada gangguan dalam pola istirahat tidur.

Selama sakit : pasien

mengatakan tidur kurang nyenyak karena sering merasa

menggigil.

Sebelum sakit : pasien mengatakan tidur kurang lebih 8jam dalam sehari, tidak ada gangguan dalam pola istirahat tidur.

Selama sakit : pasien mengatakan tidur kurang nyenyak karena sering merasa menggigil.

6. Pola Kognitif Perseptual

Sebelum Sakit : Pasien

mengatakan merasa orang lain peduli dengannya dan merasa tidak ada masalah dengan orang sekeliling Selama Sakit : Selama sakit pasien tidak ada masalah

Sebelum Sakit : Pasien mengatakan merasa orang lain peduli dengannya Selama Sakit : Selama sakit pasien tidak ada masalah

7. Pola Presepsi Diri / Konsep Diri

Sebelum Sakit : Pasien

mengatakan

tidak ada

masalah dalam dirinya

Selama Sakit : Selama sakit juga

Sebelum Sakit :

Pasien mengatakan

tidak ada masalah

dalam dirinya

Selama Sakit :

Selama sakit juga

(7)

pasien mengatakan

tidak ada

masalah

pasien mengatakan tidak ada masalah

8. Pola Peran – Hubungan

Sebelum Sakit : Pasien

mengatakan tinggal dengan ibu, ayah dan adiknya

Selama Sakit : Pasien terlihat mampu

berinteraksi dengan baik

Sebelum Sakit : Pasien mengatakan tinggal dengan suami dan anaknya Selama Sakit : Pasien terlihat mampu berinteraksi dengan baik

9. Pola Seksualitas – Reproduksi

Sebelum Sakit : Tidak terkaji Selama Sakit : Tidak Terkaji

Sebelum Sakit : Tidak terkaji Selama Sakit : Tidak Terkaji

10. Pola Koping – Toleransi Strees

Sebelum Sakit : Pasien

mengatakan keluarganya tetap mendukung dengan baik Selama Sakit : Selama pasien sakit keluarganya tetap mendukung dengan baik

Sebelum Sakit:

Pasien mengatakan keluarganya tetap mendukung dengan baik

Selama Sakit : Selama pasien sakit keluarganya tetap mendukung dengan baik

11. Pola Nilai – Kepercayaan

Sebelum Sakit :

Tidak ada

pantangan

khusus dalam kegiatan ibadah,

Sebelum Sakit :

Tidak ada pantangan

khusus dalam

(8)

3) PEMERIKSAAN FISIK

Tabel 4.4 pemeriksaan fisik (head to toe)

No. Pemeriksaan Pasien 1 Pasien 2

1. Keadaan Umum Cukup Cukup

2. Kesadaran Composmentis Composmentis 3. GCS E : 4, V: 5, M: 6 E: 4, V: 5, M: 6

4.

Tanda-Tanda Vital (TTV):

TD Nadi Suhu RR

110/60 mmHg 103 x/mnt

38,6 ℃ 18 x/mnt

110/70 mmHg 101 x/mnt

38℃

20 x/mnt

Kepala

Pasien 1 Pasien 2 Rambut Berwarna hitam Berwarna hitam Kulit kepala Tidak ada

ketombe, tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi

Tidak ada ketombe, tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi

Mata Simetris, sonor,

sklera berwarna putih, conjungtiva anemis, tidak oedem

Simetris, sonor, sklera berwarna putih, conjungtiva anemis, tidak oedem Hidung Bersih, tidak ada

sekret, tidak ada

Bersih, tidak ada sekret, tidak ada agama islam

Selama Sakit :

Tidak ada

masalah

kegiatan ibadah, agama islam

Selama Sakit :

Tidak ada masalah

(9)

sputum, terdapat bulu halus

sputum, terdapat bulu halus Telinga Bersih, tidak ada

skrotum

Bersih, tidak ada skrotum

Mulut& gigi Gigi berwarna putih, tidak terdapat caries, tidak terdapat stomatitis, mukosa bibir kering, tengah lidah berwarna putih

Gigi berwarna putih, tidak terdapat caries, tidak terdapat stomatitis, mukosa bibir kering, tengah lidah berwarna putih

Leher

Asimetris/simetris Simetris Simetris Pembesaran kelenjar

lymfe

Tidak ada Tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid

Tidak ada Tidak ada

Thorak

Paru

Inspeksi Tidak ada bekas luka operasi, simetris

Tidak ada bekas luka operasi, simetris Palpasi 5555 (getaran

ka/ki sama)

5555 (getaran ka/ki sama)

Perkusi Sonor Sonor

Auskult asi

Suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan

Suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan

COR/Jant ung

Inspeksi Simetris, ICS 3, 4 dan 5 iktus cordis tidak terlihat, tidak ada retraksi intercoste (tarik nafas), tidak ada otot

Simetris, ICS 3, 4

dan 5 iktus cordis

tidak terlihat,

tidak ada retraksi

intercoste (tarik

nafas), tidak ada

otot

(10)

sternokledomastoi deus

sternokledomastoi deus

Palpasi Tidak ada vibrasi Tidak ada vibrasi Perkusi Perkusi jantung

redup

Perkusi jantung redup

Auskult asi

S1 dan S2 berbunyi tunggal

S1 dan S2 berbunyi tunggal

Abdomen

Inspeksi Bentuk datar,

umbilicus tidak keluar, Tidak ada bekas luka operasi, tidak ada pembesaran pada abdomen

Tidak ada bekas luka operasi, tidak ada pembesaran pada abdomen

Palpasi Tidak terdapat

nyeri tekan

Tidak terdapat nyeri tekan

Perkusi Timpani Timpani

Auskultasi Bising usus : 20x/menit

Bising usus : 24x/menit Inguinal

genetalia dan anus

Reflek Fisiologi Reflek Patologi

+ -

+ -

Ekstremi tas

Akral teraba panas

CRT : < 2 detik

Akral teraba panas

CRT : < 2 detik Integume

n

Tidak terdapat lesi atau bekas luka

Tidak terdapat lesi atau bekas luka

4) PEMERIKSAAN PENUNJANG Pasien 1

Tabel 4.5 Pemeriksaan Penunjang

(11)

JENIS

PEMERIKSAAN

HASIL NILAI NORMAL

Darah Lengkap HB

LED

Hitung Leukosit PCV

Hitung Trombosit

WIDAL Salmonella O Salmonella H Salmonella Parathypi A Salmonella Parathypi B

15.3 20 8.100 43 324.000

NEGATIF 1/160 NEGATIF

NEGATIF

12 – 14 mg/dl 30 mm/jam

4000 – 10000 sel/ml darah 37 – 48 Vol %

150000 – 450000 sel/ml darah

NEGATIF NEGATIF NEGATIF

NEGATIF

Pasien 2

5) TERAPI (OBAT)

4.6 Tabel Terapi obat yang Diberikan Terapi yang diberikan

PEMERIKSAAN HASIL

PEMERIKSAAN

NILAI NORMAL

WIDAL TEST – Salmonella O – Salmonella H – Parathypi A – Parathypi B DL AUTOMATIC LED

POSITIF 1/160 POSITIF 1/160 NEGATIF NEGATIF TERLAMPIR 19 – 35

NEGATIF NEGATIF NEGATIF NEGATIF

L : 0-10/jam P : 0-

15/ jam

(12)

Pasien 1 Pasien 2 1. Sirup lipepsa sucralfatr

500mg/5ml (3x1)

2. Omedom domperidone 10 mg (3x1)

3. Selesmol forte paracetamol 650 mg (3x1)

4. Thiamfilex thiamfenicol 500 mg (3x1)

1. Paracetamol 500mg (2x1) 2. Becom-zet 10 tablet (3x1) 3. Omeproksil ciproflaxacin HCl

500 mg (3x1)

4. Masneuro 10 tablet (1x1)

4.1.3 ANALISA DATA

4.7 Tabel Analisa Data Penderita Thypoid Fever

No. DATA ETIOLOGI MASALAH

1. Pasien 1

Data Subyektif : Pasien mengatakan badannya panas ± 5 hari , menggigil

Data Obyektif Inspeksi :

- Menggigil - S : 38,6°C

- Tengah lidah berwarna putih - Mukosa bibir kering Palpasi :

- Akral teraba panas - Tidak terdapat nyeri

tekan Perkusi :

- Abdomen berbunyi timpani

Auskultasi :

- Bising usus : 20x/menit

Infeksi salmonella typhi

Masuk ke RES hati dan limpa Masuk peredaran

darah Mengeluarkan

endotoksin Terjadinya kerusakan sel Pelepasan zat pirogen oleh

leukosit Mempengaruhi pusat termogulasi

di hipotalamus hipertermi

Hipertermi

(13)

2. Pasien 2

Data Subyektif :

Pasien mengatakan badannya panas pada malam hari namun pagi hari panasnya menurun keluhan ini sejak ± 6 hari ini dan menggigil

Data Obyektif : Inspeksi : - Menggigil - S : 38°C

- Tengah lidah berwarna putih - Mukosa bibir kering Palpasi :

- Akral teraba panas - Tidak terdapat nyeri

tekan Perkusi :

- Abdomen berbunyi timpani

Auskultasi :

- Bising usus : 24x/menit

Infeksi Salmonella Typhi

Masuk ke RES hati dan limpa Masuk peredaran

darah Mengeluarkan

endotoksin Terjadinya kerusakan sel Pelepasan zat pirogen oleh

leukosit Mempengaruhi pusat termogulasi

di hipotalamus Hipertermi

Hipertermi

4.1.4 DIAGNOSIS KEPERAWATAN

4.8 Tabel Diagnosa Keperawatan Penderita Thypoid Fever

Pasien Diagnosa keperawatan

Pasien 1 Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi Salmonella Thypi dengan ditandai pasien mengatakan badannya panas

± 5 hari dan menggigil, S : 38,6°C, tengah lidah berwarna

putih, mukosa bibir kering, akral teraba panas, tidak terdapat

(14)

4.1.5 PERENCANAAN KEPERAWATAN

4.9 Tabel Rencana Keperawatan Penderita Thypoid Fever

nyeri tekan, abdomen berbunyi timpani, bising usus : 20x/menit

Pasien 2 Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi Salmonella Thypi dengan ditandai Pasien mengatakan badannya panas pada malam hari namun pagi hari panasnya menurun keluhan ini sejak ± 6 hari ini dan menggigil, S : 38°C, tengah lidah berwarna putih, mukosa bibir kering, akral teraba panas, tidak terdapat nyeri tekan, abdomen berbunyi timpani, bising usus : 24x/menit

PASIEN DIAGNOSA KEPERAWAT

AN

TUJUAN &

KRITERIA HASIL

INTERVENSI

1

Hipertermi berhubungan dengan Proses

Infeksi Salmonella

Typhi

Setelah dilakukan Tindakan Asuhan Keperawatan selama 4x24 jam demam dapat menurun dengan kriteria hasil :

1. Suhu tubuh dalam rentang normal

(36,5℃ − 37,5℃) 2. Nadi dalam

rentang normal (60-100x/menit) 3. Menggigil

menurun 4. Akral hangat

lembab

Manajemen

hipertermia (I.

15506) Observasi :

1. Monitor suhu tubuh 2. Monitor

tekanan darah, frekuensi pernapasan, nadi

Terapeutik : 1. Berikan

kompres

hangat jika

demam pada

lipatan

tubuh (

aksila,

lipatan paha,

leher)

Kolaborasi :

(15)

1. Kolaborasi pemberian antipiretik Edukasi

Termoregulasi (I.12457) Edukasi :

1. Anjurkan penggunaan pakaian yang dapat menyerap keringat 2. Anjurkan

memperban yak minum 3. Anjurkan

penggunaan pakaian longgar

2

Hipertermi berhubungan dengan Proses

Infeksi Salmonella

Typhi

Setelah dilakukan Tindakan Asuhan Keperawatan selama 4x24 jam demam dapat menurun dengan kriteria hasil :

1. Suhu tubuh dalam rentang normal

(36,5℃ − 37,5℃) 2. Nadi dalam

rentang normal (60- 100x/menit )

3. Menggigil menurun

Manajemen

hipertermia (I.

15506) Observasi :

1. Monitor suhu tubuh 2. Monitor

tekanan darah, frekuensi pernapasan, nadi

Terapeutik : 1. Berikan

kompres

hangat jika

demam pada

lipatan

tubuh (

(16)

4. Akral hangat lembab

aksila, lipatan paha, leher) Kolaborasi :

1. Kolaborasi pemberian obat antipiretik Edukasi

Termoregulasi (I.12457) Edukasi :

1. Anjurkan penggunaan pakaian yang dapat menyerap keringat 2. Anjurkan

memperban yak minum 3. Anjurkan

penggunaan

pakaian

longgar

(17)
(18)
(19)

4.1.6 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

4.10 Tabel Implementasi Keperawatan Penderita Thypoid Fever

Pasien 1

Implementasi Implementasi Implementasi Implementasi

Minggu, 09 Mei 2021 Selasa, 11 Mei 2021 Kamis, 13 Mei 2021 Jum’at, 14 Mei 2021

16.00

16.10

16.20

1. Memonitor suhu tubuh

Hasil : S : 38,6℃

2. Memonitor tekanan darah, frekuensi

pernapasan, nadi Hasil :

TD : 110/60 mmHg

RR : 18 x/menit N : 103 x/menit 3. Memberikan

kompres hangat jika demam pada lipatan tubuh ( aksila, lipatan paha, leher)

Hasil : Setelah diberikan

kompres selama 15 menit di sekitar lipatan tubuh, keluarga bersedia

17.00

17.10

17.20

1. Memonitor suhu tubuh

Hasil : S : 38,2℃

2. Memonitor tekanan darah, frekuensi pernapasan, nadi Hasil :

TD : 110/80 mmHg RR : 20 x/menit N : 96 x/menit 3. Memberikan

kompres hangat jika demam pada lipatan tubuh ( aksila, lipatan paha, leher) Hasil : Setelah diberikan kompres selama 15 menit di sekitar lipatan tubuh, keluarga bersedia memberikan

kompres air hangat selama 15 menit bila suhu tubuh pasien kembali naik

16.30

16.40

16.50

1. Memonitor suhu tubuh

Hasil : S : 37,8℃

2. Memonitor tekanan darah, frekuensi pernapasan, nadi Hasil :

TD : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit N : 92 x/menit 3. Memberikan

kompres hangat jika demam pada lipatan tubuh ( aksila, lipatan paha, leher)

Hasil : Setelah diberikan kompres selama 15 menit di sekitar lipatan tubuh, keluarga bersedia

memberikan kompres air hangat selama 15 menit

16.00

16.10

16.20

1. Memonitor suhu tubuh

Hasil : S : 37℃

2. Memonitor tekanan darah, frekuensi

pernapasan, nadi Hasil :

TD : 120/60 mmHg

RR : 20 x/menit N : 86 x/menit 3. Memberikan

kompres hangat jika demam pada lipatan tubuh ( aksila, lipatan paha, leher) Hasil : Setelah diberikan

kompres selama 15 menit di sekitar lipatan tubuh, keluarga bersedia

(20)

16.35

16.40

16.45

memberikan kompres air hangat selama 15 menit bila suhu tubuh pasien kembali naik 4. Anjurkan

penggunaan pakaian yang dapat menyerap keringat

Hasil : paasien bersedia

memakai pakaian

tipis dan

menyerap keringat 5. Anjurkan

memperbanyak minum

Hasil : pasien bersedia minum yang banyak 6. Anjurkan

penggunaan pakaian longgar

Hasil : pasien bersedia untuk mengenakan pakaian yang longgar

17.35

17.40

4. Anjurkan memperbanyak minum

Hasil : pasien bersedia minum yang banyak

5. Melakukan

kolaborasi pemberian obat – obatan : – Sirup lipepsa

sucralfatr

500mg/5ml (3x1) – Omedom

domperidone 10 mg (3x1)

– Selesmol forte paracetamol 650 mg (3x1)

– Thiamfilex thiamfenicol 500 mg (3x1)

Hasil : obat sudah diberikan kepada pasien

17.05

17.10

bila suhu tubuh pasien kembali naik 4. Anjurkan

memperbanyak minum

Hasil : pasien bersedia minum yang banyak 5. Melakukan

kolaborasi

pemberian obat – obatan :

– Sirup lipepsa sucralfatr

500mg/5ml (3x1) – Omedom

domperidone 10 mg (3x1)

– Selesmol forte paracetamol 650 mg (3x1)

– Thiamfilex thiamfenicol 500 mg (3x1)

Hasil : obat sudah diberikan kepada pasien

16.35

16.40

memberikan kompres air hangat selama 15 menit bila suhu tubuh pasien kembali naik 4. Anjurkan

memperbanyak minum

Hasil : pasien bersedia minum yang banyak 5. Melakukan

kolaborasi pemberian obat – obatan :

– Sirup lipepsa sucralfatr 500mg/5ml (3x1) – Omedom

domperidone 10 mg (3x1) – Selesmol forte

paracetamol 650 mg (3x1) – Thiamfilex

thiamfenicol 500 mg (3x1) Hasil : obat sudah

(21)

16.50

7. Melakukan kolaborasi pemberian obat – obatan :

1. Sirup lipepsa sucralfatr 500mg/5ml (3x1) 2. Omedom

domperidone 10 mg (3x1) 3. Selesmol forte

paracetamol 650 mg (3x1) 4. Thiamfilex

thiamfenicol 500 mg (3x1) Hasil : obat sudah

diberikan kepada pasien

diberikan kepada pasien

Pasien 2

Implementasi Implementasi Implementasi Implementasi

Rabu, 23 Juni 2021 Jum’at, 25 Juni 2021 Sabtu, 26 Juni 2021 Minggu, 27 Juni 2021

(22)

15.30

15.40

15.50

1. Memonitor suhu tubuh

Hasil : S : 38℃

2. Memonitor tekanan darah, frekuensi

pernapasan, nadi Hasil :

TD : 110/70 mmHg

RR : 18 x/menit N : 101 x/menit 3. Memberikan

kompres hangat jika demam pada lipatan tubuh ( aksila, lipatan paha, leher) Hasil : Setelah diberikan

kompres selama 15 menit di sekitar lipatan tubuh, keluarga bersedia

memberikan kompres air hangat selama 15 menit bila suhu

16.30

16.40

16.50

17.05

1. Memonitor suhu tubuh

Hasil : S : 37,8℃

2. Memonitor tekanan darah, frekuensi pernapasan, nadi Hasil :

TD : 110/80 mmHg RR : 18 x/menit N : 90 x/menit 3. Memberikan

kompres hangat jika demam pada lipatan tubuh ( aksila, lipatan paha, leher) Hasil : Setelah diberikan kompres selama 15 menit di sekitar lipatan tubuh, keluarga bersedia memberikan

kompres air hangat selama 15 menit bila suhu tubuh pasien kembali naik 4. Anjurkan

memperbanyak minum

Hasil : pasien bersedia minum yang banyak

16.00

16.10

16.20

16.35

1. Memonitor suhu tubuh

Hasil : S : 37,7℃

2. Memonitor tekanan darah, frekuensi pernapasan, nadi Hasil :

TD : 110/80 mmHg RR : 20 x/menit N : 75 x/menit 3. Memberikan

kompres hangat jika demam pada lipatan tubuh ( aksila, lipatan paha, leher)

Hasil : Setelah diberikan kompres selama 15 menit di sekitar lipatan tubuh, keluarga bersedia

memberikan kompres air hangat selama 15 menit bila suhu tubuh pasien kembali naik 4. Anjurkan

memperbanyak minum

16.30

16.40

16.50

1. Memonitor suhu tubuh

Hasil : S : 36,8℃

2. Memonitor tekanan darah, frekuensi

pernapasan, nadi Hasil :

TD : 120/60 mmHg

RR : 20 x/menit N : 65 x/menit 3. Memberikan

kompres hangat jika demam pada lipatan tubuh ( aksila, lipatan paha, leher) Hasil : Setelah diberikan

kompres selama 15 menit di sekitar lipatan tubuh, keluarga bersedia

memberikan kompres air hangat selama 15 menit bila suhu tubuh pasien kembali naik

(23)

16.05

16.10

16.15

16.20

tubuh pasien kembali naik 4. Anjurkan

penggunaan pakaian yang dapat menyerap keringat

Hasil : paasien bersedia

memakai

pakaian tipis dan menyerap keringat 5. Anjurkan

memperbanyak minum

Hasil : pasien bersedia minum yang banyak 6. Anjurkan

penggunaan pakaian longgar Hasil : pasien bersedia untuk mengenakan pakaian yang longgar

7. Melakukan kolaborasi

17.10

5. Melakukan kolaborasi

pemberian obat – obatan :

– Paracetamol 500mg (2x1) – Becom-zet 10

tablet (3x1) – Omeproksil

ciproflaxacin HCl 500 mg (3x1) – Masneuro 10 tablet

(1x1)

Hasil : Obat sudah diberikan kepada pasien

16.40

Hasil : pasien bersedia minum yang banyak 5. Melakukan

kolaborasi

pemberian obat – obatan :

– Paracetamol 500mg (2x1) – Becom-zet 10

tablet (3x1) – Omeproksil ciproflaxacin HCl 500 mg (3x1)

– Masneuro 10 tablet (1x1)

Hasil : Obat sudah diberikan kepada pasien

17.05

17.10

4. Anjurkan memperbanyak minum

Hasil : pasien bersedia minum yang banyak 5. Melakukan

kolaborasi pemberian obat – obatan :

– Paracetamol 500mg (2x1) – Becom-zet 10

tablet (3x1) – Omeproksil ciproflaxacin HCl 500 mg (3x1)

– Masneuro 10 tablet (1x1) Hasil : Obat sudah

diberikan kepada pasien

(24)

pemberian obat – obatan :

1. Paracetamol 500mg (2x1) 2. Becom-zet 10

tablet (3x1) 3. Omeproksil ciproflaxacin HCl 500 mg (3x1)

4. Masneuro 10 tablet (1x1) Hasil : Obat sudah

diberikan kepada pasien

(25)
(26)

5.1.7 EVALUASI KEPERAWATAN Evaluasi Hari Ke- 1

4.11 Tabel Evaluasi Kperawatan Penderita Thypoid Fever

Pasien 1

Tanggal/waktu Evaluasi Paraf

Minggu, 09 Mei 2021 17.00 WIB

S :

Pasien mengatakan badannya panas dan menggigil

O :

Pemeriksaan fisik : Akral teraba panas TD : 110/60 mmHg N : 101 x/menit RR : 20x/menit S : 38,6℃

A : Masalah teratasi sebagian (1,2,3,4,5,6,7)

P : Intervensi dilanjutkan (1,2,3,5,7) Pasien 2

Tanggal/waktu Evaluasi Paraf

Rabu, 23 Juni 2021 16.40 WIB

S :

Pasien mengatakan badannya panas pada malam hari disertai menggigil

O :

Pemeriksaan fisik : Akral teraba panas TD : 110/70 mmHg N : 99 x/menit RR : 20x/menit S : 38℃

A : Masalah teratasi sebagian (1,2,3,5,7) P : Intervensi dilanjutkan (1,2,3,5,7)

Evaluasi Hari ke 2

Pasien 1

Tanggal/waktu Evaluasi Paraf

Selasa, 11 Mei 2021 18.00 WIB

S :

(27)

Pasien mengatakan badannya masih panas pada sore hari dan malam hari dan masih menggigil

O :

Pemeriksaan fisik : Akral teraba panas TD : 110/80mmHg N : 96 x/menit RR : 20x/menit S : 38,2℃

A : Masalah teratasi sebagian (1,2,3,5,7) P : Intervensi dilanjutkan (1,2,3,5,7)

Pasien 2

Tanggal/waktu Evaluasi Paraf

Jum’at, 25 Juni 2021 17.30 WIB

S :

Pasien mengatakan badannya panas pada malam hari namun pagi hari panasnya menurun

O :

Pemeriksaan fisik : Akral teraba panas TD : 110/60 mmHg N : 95 x/menit RR : 18x/menit S : 37,8℃

A : Masalah teratasi sebagian (1,2,3,5,7) P : Intervensi dilanjutkan (1,2,3,5,7) Evaluasi Hari ke - 3

Pasien 1

Tanggal/waktu Evaluasi Paraf

Kamis, 13 Mei 2021 17.30 WIB

S :

Pasien mengatakan badannya masih panas pada malam hari

O :

Pemeriksaan fisik : Akral teraba panas TD : 120/80 mmHg N : 92 x/menit RR : 20x/menit S : 37,8℃

A : Masalah teratasi sebagian (1,2,3,5,7)

(28)

P : Intervensi dilanjutkan (1,2,3,5,7) Pasien 2

Tanggal/waktu Evaluasi Paraf

Sabtu, 26 Juni 2021 17.00 WIB

S :

Pasien mengatakan badannya masih hangat pada malam hari

O :

Pemeriksaan fisik : Akral teraba panas

Mukosa bibir sedikit lembab TD : 110/80 mmHg

N : 75 x/menit RR : 20x/menit S : 37,7℃

A : Masalah teratasi sebagian (1,2,3,5,7) P : Intervensi dilanjutkan (1,2,3,5, 7) Evaluasi Hari Ke- 4

Pasien 1

Tanggal/waktu Evaluasi Paraf

Jum’at, 14 Mei 2021 17.00 WIB

S :

Pasien mengatakan badannya sudah tidak panas pada sore dan malam hari

O :

Pemeriksaan fisik : Akral teraba hangat

Mukosa bibir tampak lembab TD : 120/60 mmHg

N : 86 x/menit RR : 20x/menit S : 37℃

A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan

Pasien 2

Tanggal/waktu Evaluasi Paraf

Minggu, 27 Juni 2021 17.30 WIB

S :

Pasien mengatakan badannya sudah lebih bugar dan tidak panas lagi

O :

Pemeriksaan fisik : Akral teraba hangat Mukosa bibir lembab

(29)

TD : 120/60mmHg N : 65 x/menit RR : 16x/menit S : 36,8℃

A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan

4.2

Pembahasan

Pada bab ini berisi tentang pembahasan asuhan keperawatan melalui pengkajian, diagnosa,

perencanaan, implementasi, dan evaluasi dengan maksud memperjelas karena tidak semua yang ada pada teori dapat diterapkan dengan mudah pada kasus nyata.

4.2.1

Pengkajian 1. Data Subjektif

Berdasarkan hasil pengkajian pasien 1 (Nn. A) berusia 20 tahun dan pasien 2 (Ny. R) berusia 31 tahun. Keduanya berjenis perempuan dan menderita penyakit yang sama yaitu Thypoid Fever. Dari kedua pasien memiliki tanda dan gejala yang sama

yaitu peningkatan suhu tubuh pada sore dan malam hari, tidak

memiliki riwayat penyakit keluarga misalnya penyakit keturunan

seperti DM, Hipertensi, dll dan penyakit yang menular seperti

HIV/AIDS, TBC, dll. Tanda dan gejala menurut Thypoid Fever

terjadi lebih dari 7 hari dengan gejala suhu tubuh naik turun

khususnya akan naik pada sore dan malam hari dan akan menurun

(30)

menjelang pagi hari dan diikuti gejala lain seperti nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, dan obstipasi/diare dalam joernal

(Nurkhasanah, Taamu, and Atoy 2019).

Dari hasil study kasus didapatkan hasil pada saat pengkajian pasien 1 (Nn. A) dan pasien 2 (Ny. R) memiliki keluhan peningkatan suhu pada sore dan malam hari dan mual muntah.

Keluhan – keluhan tersebut sesuai dengan teori menurut (Nurarif and Kusuma 2015) yang menjelaskan bahwa keluhan penderita Thypoid Fever akan mengalami peningkatan suhu tubuh dari batas

normal dan mual muntah. Menurut peneliti pengkajian studi kasus tersebut menunjukkan adanya keluhan utama yang sesuai teori yaitu mengalami peningkatan suhu tubuh dari batas normal dan mual muntah sesuai dengan fakta yang ada.

2. Data Objektif

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dari data objektif pasien

1 mengalami peningkatan tubuh yaitu 38,6℃, tekanan darah

110/60 mmHg, frekuensi nafas 18 x/menit, nadi 103x/menit, dan

akral teraba panas. Sedangkan pasien 2 mengalami peningkatan

suhu tubuh yaitu 38℃, tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi

nafas 20 x/menit, nadi 101 x/menit.

(31)

Hasil study kasus tersebut sesuai dengan teori menurut (Tim Pokja DPP PPNI 2018) yang menjelaskan bahwa apabila terjadi Hipertermi atau peningkatan tubuh dari batas normal maka tanda gejala yang terjadi adalah takikardi dan kulit teraba hangat.

Menurut peneliti hasil dari pengkajian study kasus tersebut sesuai dengan teori dimana kedua pasien sama-sama mengalami takikardi dan akral panas.

4.2.2

Diagnosis Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan yang sama kepada kedua pasien yaitu Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi Salmonella Thypi ditandai dengan Pasien 1 ( Nn. A)

mengatakan badannya panas ± 5 hari dan menggigil, S : 38,6℃, N : 103x/menit, TD : 110/60 mmHg, RR : 18x/menit, Akral teraba panas, menggigil. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi Salmonella Thypi dengan ditandai Pasien 2 (Ny. R) mengatakan badannya panas pada malam hari namun pagi hari panasnya menurun keluhan ini sejak ± 6 hari ini dan menggigil, S : 38°C, N : 101x/menit, TD : 110/70 mmHg, RR : 20x/menit, Akral teraba panas. Terjadinya peningkatan suhu tubuh pada penderita Thypoid Fever disebabkan oleh adanya reaksi kuman salmonella typhi

yang masuk ke dalam tubuh yang mengeluarkan endotoksin sehingga

terjadi kerusakan sel. Hal ini akan merangsang leukosit untuk melepas

(32)

zat epirogen yang mempengaruhi pusat termoregulasi di hipotalamus sehingga menimbulkan hipertermia(Nurarif and Kusuma 2015).

Hasil pengkajian dari data subjektif dan obyektif digunakan untuk menentukan diagnosa, kedua pasien mengalami hipertermia berhubungan dengan proses infeksi salmonella typhi karena pasien 1 dan pasien 2 merupakan pasien Typhoid Fever, hal ini sudah sesuai dengan teori bahwa hipertermia berhubungan dengan proses infeksi yaitu salmonella typhi, namun suhu tubuh pasien 1 lebih tinggi dari pasien 2 dari pemeriksaan fisik yang dilakukan. Dari hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa infeksi kedua pasien mengalami penyakit Thypoid Fever dengan pemeriksaan widal untuk pasien 1 hasil pemeriksaan widal Salmonella H Positif 1/160 sedangkan hasil pemeriksaan widal pasien 2 Salmonella O Positif 1/160, Salmonella H Positif 1/160 menunjukkan adanya infeksi.

4.2.3

Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan pada pasien 1 (Nn. A) dan pasien 2 (Ny.

R) dilakukan selama 4x24 jam dengan tujuan masalah hipertemi dapat

teratasi, adapun intervensi yang dilakukan yaitu monitor suhu tubuh,

monitor tekanan darah, frekuensi nafas, dan nadi, anjurkan

menggunakan pakaian yang longgar, anjurkan memperbanyak minum,

anjurkan menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat,

(33)

Berikan kompres hangat jika demam pada lipatan tubuh ( aksila, lipatan paha, leher), kolaborasi pemberian obat-obatan.

4.2.4

Implementasi Keperawatan

Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditunjukkan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan yang mencangkup peningkatan kesehatan pencegahan penyakit dan pemulihan kesehatan (Nursalam 2015).

Tahapan lanjutan setelah tahap perencanaan atau intervensi dari masalah keperawatan yang muncul pada pasien 1 (Nn. A) dan pasien 2 (

Ny.

R).

Perencanaan keperawatan serta tindakan keperawatan dilaksanakan bertujuan agar masalah keperawatan yang dialami pasien 1 (Nn. A) dan pasien 2 (

Ny.

R) dapat menurun atau teratasi dari jangka waktu yang telah ditentukan sebelumnya yaitu selama 4x kunjungan rumah diharapkan suhu tubuh dalam batas normal. Pada kasus yang dialami pasien 1 (Nn. A) dan pasien 2 (

Ny.

R), semua tindakan telah dilakukan. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan yaitu me

monitor suhu tubuh, memonitor tekanan

darah, frekuensi nafas, dan nadi, menganjurkan menggunakan pakaian

yang longgar, menganjurkan memperbanyak minum, menganjurkan

menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat, memberikan

kompres hangat jika demam pada lipatan tubuh ( aksila, lipatan paha,

(34)

leher), mengkolaborasikan pemberian obat-obatan.

Respon pasien 1 (Nn. A) dan pasien 2 (

Ny.

R) sama pada saat diberikan tindakan keperawatan yaitu kedua pasien tampak koopertaif, menerima dengan baik semua intervensi yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi keperawatan pada pasien 1 dan 2 tidak ada kesenjangan antara teori dengan fakta.

4.2.5

Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yg teramati dengan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan

.

Evaluasi dilakukan pada saat terakhir setelah melaksanakan tindakan keperawatan selama jangka waktu yang telah ditentukan dalam perencanaan keperawatan (Panwala et al. 2017).

Dari hasil studi kasus didapatkan hasil evaluasi pada pasien 1 (Nn. A) dan pasien 2 (Ny. R) yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x kunjungan rumah pada pasien 1 (Nn. A) didapatkan hasil hipertemi dapat teratasi, hal ini dapat dibuktikan dari kriteria hasil yang sudah dicapai yaitu Pasien mengatakan badannya sudah tidak panas pada sore dan malam hari. Pemeriksaan fisik : Akral teraba hangat, TD : 120/60 mmHg, N : 86 x/menit, RR : 20x/menit, S : 37℃.

Pasien 2 (Ny. R) didapatkan hasil hipertemi dapat teratasi, hal ini

dapat dibuktikan dari kriteria hasil yang sudah dicapai Pasien

(35)

mengatakan badannya sudah lebih bugar dan tidak panas lagi, Pemeriksaan fisik : Akral teraba hangat, TD : 120/60mmHg, N : 65 x/menit, RR : 16x/menit, S : 36,8℃. Hasil monitor suhu pasien 1 (Nn.

A) 37℃ sedangkan pasien 2 (Ny. R) 36,8℃. Hal ini menunjukkan

bahwa evaluasi keperawatan antara pasien 1 dan pasien 2 tidak ada

kesenjangan antara teori dan fakta.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk nilai SQI tidak ada perbedaan antara daerah yang mengalami overshooting coverage maupun yang tidak mengalami overshooting coverage berada pada kisaran nilai

Kemampuan SDM yang dimiliki LPPM Universitas Siliwangi, pada tiga tahun terakhir itu tercatat beberapa prestasi penting dalam bentuk pengakuan masyarakat berupa

Statistika deskriptip dan statistika inferensial untuk pengujian hipotesis Berbagai teknik analisis data: analisis korelasi, regresi, analisis varians, uji lanjut

Melakukan sima’ (mendengarkan) qari’ kesayangan lalu kemudian dibacakan secara ber- ulang-ulang, juga bisa dilakukan untuk mendapatkan kenikmatan tersebut. “Apalagi

Hasil Wawancara dengan Ibu Nur Azizah Selaku pembeli atau pelangan hasil budidaya ikan tambak, wawancara dilakukan tgl.. Indramanyu, Subang, Sumedang, Bandung, Sukabumi, Bogor

Beberapa parameter dipilih dengan seksama yang merujuk pada sifat-sifat khas enzim protease pada umumnya, meliputi: (1) jenis proteasenya; berdasarkan sifat kimia

Oleh karena itu pada tugas akhir ini dilakukan pengujian perencanaan jaringan LTE dengan menggunakan teknik pengalokasian frekuensi yaitu skema frekuensi reuse

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi formalin memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap masa simpan ikan kembung, nilai sensori tekstur awal