• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN PENYABUNAN PADA ESTER DARI SAMPEL RBDPO DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) LAPORAN TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN PENYABUNAN PADA ESTER DARI SAMPEL RBDPO DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) LAPORAN TUGAS AKHIR"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN PENYABUNAN PADA ESTER DARI SAMPEL RBDPO DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS)

LAPORAN TUGAS AKHIR

MUHAMMAD YUSUF 152401098

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(2)

PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN PENYABUNAN PADA ESTER DARI SAMPEL RBDPO DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS)

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

MUHAMMAD YUSUF 152401098

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(3)

PERSETUJUAN

Judul : Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas dan

Bilangan Penyabunan Pada Ester Dari Sampel RBDPO Di PT. Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Kategori : Karya Ilmiah

Nama : Muhammad Yusuf

Nomor Induk Mahasiswa : 152401098

Program Studi : Diploma Tiga (D3) Kimia

Fakultas : MIPA-Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juni 2018

Ketua Program Studi D3 Kimia Pembimbing FMIPA

Dr. Minto Supeno, MS Dr. Minto Supeno, MS NIP. 196105091987O31002 NIP. 196105091987O31002

(4)

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN PENYABUNAN PADA ESTER DARI SAMPEL RBDPO DI PT. PUSAT

PENELITIAN KELAPA SAWIT

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2018

Muhammad Yusuf NIM. 152401098

(5)

PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN PENYABUNAN PADA ESTER DARI SAMPEL RBDPO DI PUSAT

PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS)

ABSTRAK

Telah dilakukan penentuan kadar asam lemak bebas dan bilangan penyabunan di PT. Pusat Penelitian Kelapa Sawit dengan Untuk mengetahui kadar asam lemak bebas dan bilangan penyabunan dari metil ester asam lemak (MEAL) yang dibuat dari sampel RBDPO, dan Untuk mengetahui Apakah kadar Asam Lemak Bebas (ALB) dan dan bilangan penyabunan yang diperoleh sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Digunakan metode Alkalimetri menggunakan indicator PP, dari hasil penelitian ini didapatkan kandungan asam lemak bebas pada ester adalah 0,114% dan bilangan penyabunan nya adalah 244,5329 mg KOH/g, menurut SNI kandungan asam lemak bebas pada ester adalah 2-10% dan SNI bilangan penyabunan adalah 180-256 mg KOH/g. dari penelitian yang didapat kadar ALB dan Bilangan Penyabunan pada ester sudah baik.

Kata Kunci : Asam Lemak Bebas, Bilangan Penyabunan, SNI, RBDPO

(6)

DETERMINATION OF FREE FATTY ACID

AND NUMBER OF SAPONIFICATION ON THE ESTER OF THE SAMPLES RBDPO IN PALM OIL RESEARCH CENTER (PPKS)

ABSTRACT

Has been done determination of free fatty acid and saponification number at PT. Oil Palm Research Center with To know the free fatty acid content and saponification number of fatty acid methyl ester (MEAL) made from RBDPO sample, and To know What is the content of Free Fatty Acids (ALB) and and saponification number obtained in accordance with Indonesian National Standard (SNI). Alkalimetric method using PP indicator, from the results of this study found free fatty acid content in ester is 0.114% and its sapon number is 244.5329 mg KOH / g, according to SNI free fatty acid content in ester is 2-10% and SNI number sapling is 180-256 mg KOH / g. of the studies obtained levels of ALB and Sawing Numbers on esters is good.

Keywords: Free Fatty Acids, Saponification Numbers, SNI, RBDPO

(7)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberian rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini, yang merupakan salah satu untuk memperoleh syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Diploma III kimia.

Tujuan disusunnya tugas akhir ini adalah untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi pada program studi Diploma Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Sumatera Utara. Adapun judul dari Laporan Tugas Akhir ini adalah “Penentuan Kadar Asam Bebas dan Bilangan Penyabunan Pada Ester dari Sampel RBDPO di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)”

Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini pemulis dengan hati tulus dan kerendahan hati mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar besarnya kepada

Terima kasih kepada : Bapak Dr. Kerista sebayang, MS selaku Dekan FMIPA USU

Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra, MS selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA USU

Bapak Dr. Minto Supeno, MS selaku Ketua Program D3 Kimia FMIPA USU dan selaku Dosen Pembimbing yang banyak memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan laporan tugas akhir ini.

Bapak Dr. Tjahjono Herawan selaku Manager Kepala Laboratorium Oleo Kimia di PT.Pusat Peneletian Kelapa Sawit yang telah memberikan fasilitas dan ilmu yang berharga bagi penulis.

Bapak/Ibu Dosen serta pegawai Program Studi D3 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis dalam penulisan Karya Ilmiah ini.

(8)

Keluarga tercinta, Ayahanda Muhammad Yunus dan Ibunda Zuraidah, yang telah mencurahkan kasih sayang, dukungan dan do’a kepada penulis, serta dukungan, motivasi dari Abangda Zulham Effendi ST.,M.Sc.Eng, Kakanda Supriati, Kakanda Renita ST.,Spd, Abangda Debi Hendra SH, Kakanda Nurbetty S, Kakanda Rizky Ivo Deswita Amd, Abangda Fadil Abdullah serta Kakanda Ria Agutis Maulida SE.

Seluruh Staff dan Pegawai Laboratorium Oleokimia di PT.Pusat Penelitian Kelapa Sawit yang banyak membantu dan membimbing penulis

Kepada Inda Agustina yang telah banyak memberikan dukungan,semangat dan doa kepada penulis saat penulisan laporan tugas akhir ini.

Teman-teman seperjuangan, yaitu, Era Wiranto, Bagus Indra, Muhammad Syah Iman, Citra Novia, Marina, Halimahtusya’diah, dkk.

Seluruh rekan-rekan saya angkatan 2015 jurusan D3 kimia yang mungkin Namanya tidak bisa saya ucapkan satu persatu yang telah memberikan bantuan baik berupa moril maupun materil

Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran bersifat membangun serta dari para pembaca untuk kesempurnaan Karya Ilmiah ini.

Segala bentuk masukan yang diberikan akan penulis terima dengan senang hati dan penulis ucapkan kasih. Harapan peulis, semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Medan, Juni 2018

Muhammad Yusuf NIM:152401098

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN ... i

PERNYATAAN ... ii

PENGHARGAAN ... iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

DAFTAR SINGKATAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 2

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1. Minyak Nabati ... 3

2.2. Metil Ester ... 3

2.3. Asam Lemak Bebas ... 5

2.4. Bilangan Penyabunan ... 9

BAB III METODE PENELITIAN ... 10

3.1. Alat dan Bahan ... 10

3.1.1. Alat-alat ... 10

3.1.2. Bahan-bahan ... 10

3.2 Prosedur Kerja ... 11

3.2.1. Pembuatan Metil Ester dari RBDPO ... 11

3.2.2. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas pada Ester ... 11

3.2.3. Penentuan Bilangan Penyabunan pada Ester ... 11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…… ... ………12

4.1. Data Percobaan ... 12

4.2. Perhitungan ... 12

4.3. Pembahasan ... 12

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….………... 14

5.1.Kesimpulan 14

5.2.Saran 14

DAFTAR PUSTAKA ... 15 LAMPIRAN ...

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel

4.1 Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Ester ` 12 4.2 Penentuan Bilangan Penyabunan Pada Ester 12

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran

1. Standar Mutu ALB dan Bilangan Penyabunan 18 Pada Ester

2. Gambar hasil titrasi Asam Lemak Bebas (ALB) 18

(12)

DAFTAR SINGKATAN

1. RBDPO = Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil 2. FFA = Free Fatty Acid

3. BP = Bilangan Penyabunan 4. SNI = Standar Nasional Indonesia 5. MEAL = Metil Ester

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus karboksildengan suatu gugus organik (biasa dilambangkan dengan R'). Asam oksigen adalah suatu asam yang molekulnya memiliki gugus -OH yang hidrogennya (H) dapat menjadi ion H+.

Metil ester merupakan ester asam lemak yang dibuat melalui proses esterifikasi dari asam lemak dengan methanol. Pembuatan metal ester ada empat macam cara, yaitu pencampuran dan penggunaan langsung, mikroemulsi, pirolisis (thermal cracking), dan transesterifikasi. Namun, yang sering digunakan untuk pembuatan metal ester adalah transesterifikasi yang merupakan reaksi antara trigliserida (lemak atau minyak) dengan methanol untuk menghasilkan metal ester dan gliserol.

Metil ester dapat diperoleh dari hasil pengolahan bermacam-macam minyak nabati, misalnya di jerman diperoleh dari minyak rapessed, di Eropa diperoleh dari minyak biji bunga mataharprni dan minyak rapessed, di prancis dari itali diperoleh dari minyak biji bunga matahari, di Amerika Serikat dan Brazil diperoleh dari minyak kedelai, di Malaysia diperoleh dari minyak kelapa sawit, dan di Indonesia diperoleh dari minyak kelapa sawit, minyak jarak pagar, minyak kelapa, dan minyak kedelai (2,3,4). Selain minyak -minyak tersebut, minyak safflower, minyak linsedd, dan minyak zaitun juga dapat digunakan dalam pembuatan senyawa metal ester (4,5). Pada pengolahan minyak nabati di atas juga di hasilkan gliserol sebagai hasil sampingnya.

Data departemen perindustrian (SNI 01-3741-1995) menyatakan bahwa kadar air maksimal minyak adalah 0,30%. Syarat keadaan bau, warna dan rasa dalam keadaan normal asam lemak bebas tidak lebih dari 0,30%

(14)

1.2 Permasalahan

1. Berapakah kadar asam lemak bebas dan bilangan penyabunan dari metil ester asam lemak (MEAL) yang dibuat dari sampel RBDPO ?

2. Apakah kadar Asam Lemak Bebas (ALB) dan bilangan penyabunan yang diperoleh sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui kadar asam lemak bebas dan bilangan penyabunan dari metil ester asam lemak (MEAL) yang dibuat dari sampel RBDPO

2. Untuk mengetahui Apakah kadar Asam Lemak Bebas (ALB) dan dan bilangan penyabunan yang diperoleh sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah :

1. Memberikan informasi tentang kadar asam lemak bebas dan bilangan penyabunan yang diperoleh. Informasi ini nantinya dapat digunakan sebagai tolak ukur meningkatkan pencapaian sasaran mutu yang terbaik.

2. Dapat memberikan informasi terhadap hal-hal yang mempengaruhi perubahan kadar asam lemak bebas dan bilangan penyabunan dari metil ester asam lemak (MEAL)

(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak Nabati

Minyak nabati adalah minyak yang disari/diekstrak dari berbagai bagian tumbuhan. Minyak ini digunakan sebagai makanan, bahan penggorengan, pelumas, bahan bakar, bahan pewangi (parfum), pengobatan, dan berbagai penggunaan industri .

Beberapa jenis minyak nabati yang umum digunakan ialah minyak kelapa sawit, minyak jagung , minyak zaitun , minyak lobak, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari. Margarin adalah mentega buatan yang terbuat dari minyak nabati.

2.2 Metil Ester

Metil ester termasuk bahan oleokimia dasar, turunan dari trigliserida (minyak atau lemak) yang dapat dihasilkan melalui proses esterifikasi dan transesterifikasi. Bahan baku pembuatan metil ester antara lain minyak sawit, minyak kelapa, minyak jarak, minyak kedelai, dan lainnya. (Yeni Sulastri, 2013) Proses esterifikasi dengan katils 1asam diperlukan jika minyak nabati mengandung FFA diats 5%. Jika minyak berkadar Asam Lemak Bebas tinggi (>5%) langsung ditransesterifikasi dengan katlis basa maka Asam Lemak Bebas akan bereaksi dengan katalis membentuk sabun. Terbentuknya sabun dalam jumlah yang cukup besar dapat menghambat pemisahan gliserol dari metil ester dan berakibat terbentuknya emulsi selama proses pencucian. Jadi esterifikasi digunakan sebagai proses pendahuluan untuk mengkonversikan Asam Lemak Bebas menjai metil ester sehingga mengurangi kadar Asam Lemak Bebas dalamminyak nabati dan selanjutnya ditransesterifikasi dengan katalis basa untuk mengkonversikan trigliserida menjadi metil ester. Proses Transesterifikasi adalah proses yang mereaksikan trigliserida dalam minyak nabati atau lemak hewani dengan alcohol rantai pendek seperti methanol atau ethanol (pada saat ini sebagian besar produksi biodiesel menggunakan methanol) menghasilkan metil

(16)

ester asam lemak (Fatty acids Methyl Esters/FAME) atau biodiesel dan gliserol (gliserin) sebagai produk samping. Katalis yang digunakan natrium hidrosida (NaOH) atau kalium hidroksida (KOH). Esterifikasi adalah proses yang menghasilkan metil ester asam lemak bebas (FFA) dengan alcohol rantai pendek (methanol atau etanol) menghasilkan metil ester asam lemak (FAME) dan air.

Katalis yang digunakan untuk reaksi esterifikasi adalah asam, biasanya asam sulfat (H2SO4) atau asam fosfat (H3PO4). Berdasarkan kandungan Asam Lemak Bebas dalam minyak nabati maka proses pembuatan biodiesel secara komersial dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Transesterifikasi dengan katalis basa (sebagian besar menggunakan kalium hidrooksida) untuk bahan baku refined oil atau inyak nabati dengan kandungan Asam Lemak Bebas rendah.

2. Esterifikasi dengan katalis asam (umumnya menggunakan asam sulfat) untuk minyak nabati dengan kandungan Asam Lemak Bebas tinggi dilanjutkan dengan transestreifikasi dengan katalis basa. Reaksi tranesterifikasi dengan metanol (gambar 1):

Proses transesterifikasi dipengaruhi oleh berbagai faktor tergantung kondisi reaksinya (Meher et al. 2004). Faktor tersebut diantaranya adalah kandungan asam lemak bebas dan kadar air minyak, jenis katalis dan konsentrasinya, perbandingan molar antara alkohol dengan minyak dan jenis alkoholnya, suhu dan lamanya reaksi, dan intensitas pencampuran. Tahapan konversi minyak atau lemak menjadi metil ester bergantung pada mutu awal minyak. Proses konversi dipengaruhi oleh kandungan asam lemak bebas dan

(17)

kandungan air. Minyak yang mengandung asam lemak bebas rendah, dapat langsung dikonversi menjadi metil ester melalui transesterifikasi. Minyak yang mengandung asam lemak bebas tinggi serta mengandung air lebih dari 0,3% dapat menurunkan rendemen transesterifikasi minyak (Freedman et al. 1984). Minyak dengan asam lemak bebas tinggi akan lebih efisien jika melalui dua tahap reaksi.

Asam lemak bebas dalam minyak diesterifikasi dahulu dengan melibatkan katalis asam. Reaksi esterifikasi asam lemak dan alkohol mengkonversi asam lemak menjadi metil ester. Reaksi esterifikasi sebagai berikut (gambar 2):

2.3 Asam Lemak Bebas

Asam lemak adalah asam lemah. Apabila larut dalam air molekul asam lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+. Dalam hal ini pH larutan tergantung pada konstanta keasaman dan derajat ionisasi masing-masing asam lemak. Rumus pH untuk asam lemah pada umumnya telah dikemukakan oleh Henderson-Hasselbach. Asam lemak dapat bereaksi dengan basa, membentuk garam.

Garam natrium atau kalium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat larut dalam air dan dikenal sebagai sabun. Sabun kalium disebut sabun lunak dan digunakan untuk sabun bayi. Asam lemak yang digunakan pada sabun pada umumnya adalah asam palmitat atau stearat. Minyak adalah ester asam lemak tidak jenuh dengan gliserol. Melalui proses hidrogenasi dengan bantuan katalis Pt atau Ni, asam lemak tidak jenuh diubah menjadi asam lemak jenuh, dan melalui proses penyabunan dengan basa NaOH atau KOH akan terbentuk sabun dan gliserol.

Asam lemak bebas ditentukan sebagai kandungan asam lemak yang terdapat paling banyak dalam minyak tertentu. Lipida terdiri dari asam-asam lemak dan

(18)

alkohol. FFA sesuai dengan namanya adalah "free fatty acids" atau "asam lemak bebas" yaitu nilai yang menunjukkan jumlah asam lemak bebas yang ada di dalam lemak atau jumlah yang menunjukkan berapa banyak asam lemak bebas yang terdapat dalam lemak setelah lemak tersebut dihidrolisa. Tujuan analisa angka asam atau bilangan saponifikasi adalah sebagai indikasi untuk mengetahui seberapa besar Mr lemak yang dianalisa. FFA adalah bagian dari angka asam untuk mengetahui tingkat kerusakan minyak, semakin tinggi FFA, semakin tinggi tingkat kerusakan minyak. Sebagai faktor koreksi pada titrasi, sehingga dapat mengetahui volume titran yang benar-benar bereaksi dengan titran yang diinginkan. Asam lemak bebas merupakan hasil degradasi dari trigliserida, sebagai akibat dari kerusakan minyak (Armstrong, 1995).

Lipid merupakan senyawa yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari gugus nonpolar. Sebagai akibat sifat-sifatnya, mereka mudah larut dalam pelarut nonpolar dan relatif tidak larut dalam air. Ekstraksi yang dilakukan menggunakan metoda sokletasi, yakni sejenis ekstraksi dengan pelarut organik yang dilakukan secara berulang ulang dan menjaga jumlah pelarut relatif konstan dengan menggunakan alat soklet. Minyak nabati merupakan suatu senyawa trigliserida dengan rantai karbon jenuh maupun tidak jenuh. Minyak nabati umumnya larut dalam pelarut organik, seperti heksan dan benzen. Untuk mendapatkan minyak nabati dari bahagian tumbuhannya, dapat dilakukan dengan metoda sokletasi menggunakan pelarut yang sesuai.

Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.( Rivai, H. 1995)

Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut-pelarut organik dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut heksana, eter, petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa-

(19)

senyawa trepenoid dan lipid-lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan etil asetat untuk memisahkan senyawa-senyawa yang lebih polar. Walaupun demikian, cara ini seringkali tidak menghasilkan pemisahan yang sempurna dari senyawa-senyawa yang diekstraksi.

Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi dengan gliserol. Masing-masing lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara C12(asam laurik) hingga C18 (asam stearat) pada lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran trigliserida diolah menjadi sabun melalui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida membebaskan gliserol.( Estiasih, T., dan Ahmadi, K. 2009.)

Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia, yaitu menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal, lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel, menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu, menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis, berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat (Gilvery and Goldstein, 1996).

Satu molekul gliserol dapat bersenyawa dengan 1-3 molekul asam lemak memebentuk monogliserida dengan 1 asam lemak, digliserida dengan 2 asam lemak, trigliserida dengan 3 asam lemak. Salah satu jenis lipid adalah lemak yang terdiri dari asam-asam lemak. Dalam proses pembentukannya, trigliseridamerupakan hasil proses kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam-asam lemak yang membentuk satu molekul trigliserida dan tiga molekul air.

Perbedaan antara lemak dan minyak antara lain, yaitu pada temperatur kamar lemak berwujud padat sedangkan minyak berwujud cair, gliserida pada hewan berupa lemak (lemak hewani) dan gliserida pada tumbuhan berupa minyak (minyak nabati). Komponen minyak terdiri dari gliserrida yang memiliki asam

(20)

lemak tak jenuh lebih banyak sedangkan komponen lemak memiliki asam lemak jenuh yang lebih banyak.

Lipid atau lipida yang biasa dikenal dengan minyak atau lemak adalah salah satu golongan senyawa hidrokarbon alifatik non polar dan hidrofob. Kata lipid sering disamakan dengan lemak, tetapi sebenarnya lemak adalah bagian dari lipid yaitu merupakan golongan trigliserida. Lipid biasanya diklasifikasikan berdasarkan jenis dan jumlah atom C yang dikandungnya, tetapi dapat juga diklasifikasikan dengan kriteria lain atau terikatnya senyawa lain misalnya lipid yang mengikat gugus pospor disebut phospilipid. Salah satu jenis lipid adalah lemak yang terdiri dari asam-asam lemak. Asam lemak adalah salah satu bahan baku untuk semua lipid pada makhluk hidup.( Kisman, S., dan Ibrahim, S.1998)

Bilangan asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas dalam minyak dan dinyatakan dengan mg basa per 1 gram minyak. Bilangan asam juga merupakan parameter penting dalam penentuan kualitas minyak. Bilangan ini menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang ada dalam minyak akibat terjadi reaksi hidrolisis pada minyak terutama pada saat pengolahan. Asam lemak merupakan struktur kerangka dasar untuk kebanyakan bahan lipid (Sudarmadji, 1989).

2.3 Bilangan penyabunan

Besar kecilnya bilangan penyabunan ini tergantung pada panjang atau pendeknya rantai karbon asam lemak atau dikatakan juga bahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung pada berat molekul lemak tersebut. Makin kecil berat molekul lemak ,makin besar bilangan penyabunan(Ketaren, 1986).

Sabun merupakan merupakan suatu bentuk senyawa yang dihasilkan dari reaksi saponifikasi. Istilah saponifikasi dalam literatur berarti “soap making”.

Akar kata “sapo” dalam bahasa Latin yang artinya soap / sabun. Pengertian Saponifikasi (saponification) adalah reaksi yang terjadi ketika minyak / lemak dicampur dengan larutan alkali. Ada dua produk yang dihasilkan dalam proses ini, yaitu Sabun dan Gliserin.

Penentuan angka penyabunan berbeda dengan penentuan kadar lemak, sampel yang dipergunakan untuk penentuan angka penyabunan adalah margarine.

(21)

Penentuan bilangan penyabunan ini dapat dipergunakan untuk mengetahui sifat minyak dan lemak. Pengujian sifat ini dipergunakan untuk membedakan lemak yang satu dengan yang lainnya. Selain untuk mengetahui sifat fisik lemak atau minyak, angka penyabunan juga dapat dipergunakan untuk menentukan berat molekul minyak dan lemak secara kasar. (Rondang, T. 2006)

Apabila sampel yang akan diuji disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang tertinggal tersebut kemudian ditentukan dengan titrasi dengan menggunakan asam, sehingga jumlah alkali yang turut bereaksi dapat diketahui. Pelarut yang dipergunakan untuk melarutkan KOH adalah Alkohol, penambahan alkohol dimaksudkan untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisis agar dapat membantu mempermudah reaksi dengan basa dalam pembentukan sabun. Kesalahan yang timbul pada saat titrasi adalah penentuan titik akhir, kesalahan ini disebabkan karena perubahan warna yang seharusnya yerjadi adalah dari coklat pekat, kemudian kuning, lalu berubah menjadi putih pucat. Perubahan warna dari kuning ke putih tersebut tidak terlalu kontras dan menyebabkan titik akhir sulit ditentukan. Untuk mengetahui hasil pengujian tersebut benar atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan titrasi blanko ( Rohman. 2007)

(22)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat

 Beaker Glass

 Gelas Ukur

 Alat Refluks

 Labu Alas Leher Dua

 Corong Pisah

 Erlenmeyer

 Buret

 Statif dan Klem

 Neraca Analitik

 Oven

 Penjepit tabung

 Desikator

 Tissue

 Pipet Volumetrik

 Batang Pengaduk Kaca

 Spatula 3.1.2. Bahan

 Metil Ester dari Sampel RBDPO

 Akohol Netral

 Koh

 Indicator PP

 Aquadest

 Hcl

 Methanol

(23)

3.2. Prosedur

3.2.1. Pembuatan Metil Ester dari RBDPO

 Dilarutkan KOH dengan Methanol

 Setelah larut masukkan kedalam sampel yang telah dicairkan

 Direfluks pada suhu 60°C selama 2 jam

 Tuang kedalam corong pisah sampai terbentuk dua lapisan

 Pisahkan lapisan bawah (Gliserol)

 Cuci lapisan atas dengan air hangat (cucian 1 hanya dialirkan, cucian selanjutnya boleh dikocok

 Pisahkan produk dari air

 Dioven pada suhu 105°C selama 2 jam

 Ditimbang

 Dicatat hasilnya

3.2.2. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Ester 1. Pembuatan alkohol netral

 Diukur alkohol secukupnya

 Dimasukkan kedalam Erlenmeyer

 Ditambahkan 3 tetes indicator PP

 Dititrasi dengan KOH 0,1 N sampai terbentuk warna sedikit pink 2. Penentuan kadar ALB

 Ditimbang 5,32 gram Metil ester

 Ditambahkan 30 ml Alkohol netral

 Dipanaskan sampai larut

 Dititrasi dengan KOH 0,1 N sampai terbentuk warna sedikit pink 3.2.3. Penentuan Bilangan Penyabunan Pada Ester

 Ditimbang 5 gram metil ester dan masukkan kedalam Erlenmeyer

 Ditambahkan 50 ml KOH etanolik 0,5 N dengan pipet volumetric

 Pasang pendingin balik dan panaskan 60 menit sambil digoyang- goyang sampai rata

 Ditambahkan indikator PP

 Dititrasi dengan Hcl 0,5 N sampai warna merah mudah hilang

(24)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data

Tabel. 4.1.1 Data Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Ester Nama

sampel

Berat sampel

(gr)

N KOH V KOH FFA (%) SNI FFA

(%)

METIL ESTER

5 gram 0,1651 0,5 0,114% 2-10%

Tabel. 4.1.2 Data Penentuan Bilangan Penyabunan Pada Ester Nama

sampel

Berat sampel

(gr)

N HCl V HCl V Blanko

BP (mg KOH/gram)

SNI BP (mg KOH/gram)

METIL ESTER

5 gram 0,6206 11,2 46,425 244,5329 180-256

(25)

4.2.Perhitungan 1. Kadar ALB

Dik : BM Asam Lemak = 256 Gr Sampel = 5 gram N KOH = 0,1651 Dit : %ALB ?

%ALB = (V.N KOH) x BM as.lemak x 100%

Gr sampel

%ALB = (0,05 . 0,1651) x 256 x 100%

5 gram

%ALB = 0,114%

2. Kadar Penyabunan Dik : N HCl = 0,6206 Gr sampel = 5 gram V HCl = 11,2 ml V Blanko = 46,425 ml Berat ekuivalen = 56,1 gram Dit : Bilangan Penyabunan ?

BP = (B-S) x N x BE W

BP = (46,425 – 11,2) x 0,6206 x 56,1 5 gram

BP = 244,5329 mg KOH/gram

4.3. Pembahasan

Dari data analisa (tabel 4.1.1 dan tabel 4.1.2.) dapat dilihat bahwa kadar Asam Lemak Bebas dan Bilangan Penyabunan pada ester dari sampel RBDPO sangat baik , pada ALB kadar nya rendah menunjukkan kualitas minyak sudah baik dan pada bilangan penyabunan sudah sesuai SNI juga menunjukkan kualitas yang baik juga.

(26)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari data hasil penelitian kadar Asam Lemak Bebas dan Bilangan Penyabunan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kadar ALB dan Bilangan penyabunan pada ester dari sampel RBDPO adalah

ALB = 0,114%

BP = 244.5329 mg KOH/gram

Menunjukan bahwa pada sampel tersebu kandungan ALB nya sudah baik dan bilangan penyabunan nya sudah termasuk kedalam standart mutu 2. Kadar ALB dan Bilangan Penyabunan pada ester adalah

ALB = 2-10%

BP = 180-256

Sehingga hasil analisa yang dilakukan sudah mendekati dan sama dengan Standart mutu Indonesia

5.2. Saran

 Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar meneliti kadar Asam Lemak Bebas dan Bilangan Penyabunan dengan parameter berbeda.

 Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar meneliti kadar Asam Lemak Bebas dan Bilangan Penyabunan lebih teliti dalam prosedur percobaan.

 Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar meneliti kadar ALB dalam CNO dan CFAD

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Yeni Sulastri, 2013. Ilmu Pangan. UI – Press : Jakarta

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta

Meher et al. 2004. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departemen Kesehatan RI:

Jakarta

Estiasih, T., dan Ahmadi, K. 2009. Teknologi Pengolahan Pangan. PT. Bumi Aksara : Jakarta

Ketaren. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia : Jakarta Kisman, S., dan Ibrahim, S.1998. Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta

Armstrong, 1995. Nutritive Value of Fiber Free Coconut Protein Extract Obtained by an Enzyme – Chemical Method. Journal of Food Science : New York

Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. UI Press : Jakarta

Gilvery and Goldstein, 1996. The Lipid Hand Book. Chapman and Hall, Ltd : New York

Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty : Yogyakarta

Buckle, K.A, Edwards, R.A, Wotton, M. 1987. Ilmu Pangan. UI

Gunawan, E. 2004. Pengantar Proses Pengolahan Kelapa Sawit. Medan : gggggggLembaga Pendidikan Perkebunan

Hadi, M .2004.Teknik Berkebun Kelapa Sawit .Edisi Pertama Cetakan gggggggPertama.Yogyakarta. Adicita Karya Nusa.

Ismail, B. 1982. Kimia Organik Untuk Universitas. Bandung: Penerbit Amico.

(28)

Kartasapoetra, AG.1988 .Teknologi Budidaya Tanaman Pangan di Daerah Tropik.

gggggggJakarta . Bina Aksara

Mangoensoekarjo, S. 2003. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit. UGM Press.

gggggggYogjakarta

Monday, O.A. 2000. Quality Attributes and storage stability of locally and gggggggmechanically extracted crude palm oils in selected communities in rivers gggggggand beyelsea states Nigeria. J. Plants Food for Human Nutrition Vol.

gggggg55(2): 119-126. DOI: 10898481

Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rondang, T. 2006. Buku Ajar Teknologi Oleokimia. Departemen Teknik Kimia gggggggFakultas Teknik Uuniversitas Sumatera Utara Press. Medan

Tambun, R. 2006. Buku Ajar Teknologi Oleokimia.Medan : USU Press.

http://culumuscloud.wordpress.com/category/chemistry/

(29)

LAMPIRAN

(30)

Lampiran.1. Standar mutu ALB pada ester menurut SNI

No Karakteristik Syarat Mutu

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Kadar air (%) Kadar kotoran (%)

Bilangan Jod (mg jod/100 g contoh) Bilangan peroksida (mg oksigen/g contoh) Bilangan penyabunan (mg KOH/g contoh) Asam lemak bebas

Warna, bau, aroma

Maks. 0,5 Maks. 0,05 8 – 10 Maks.5 180-256 2-10 Normal

(31)

Lampiran 2. Gambar hasil titrasi Asam Lemak Bebas (ALB

Referensi

Dokumen terkait

1.. 2) Pada saat audit lapangan (tanggal 13 s.d 14 Januari 2021) posisi stok bahan baku : 0 keping/batang = 0 m3 berupa kayu bulat (Hutan Budidaya Hak Milik), telah sesuai

Pada bab ini akan di bahas mengenai hasil penelitian dan observasi mengenai : (1) bagaimana strategi promosi produk tabungan BSM wadi‟ah di Bank Syariah Mandiri

Berapa Kebutuhan modal untuk bertanam kelapa sawit per Ha dengan kondisi lahan bekas lahan sawah ( Rp... Apakah modal Bapak tersedia untuk menanam kelapa sawit dengan

konseling harus berpanduan pada program bimbingan konseling yang telah disusun. Program bimbingan dan konseling merupakan serangkaian kegiatan

asesmen peneliti bisa tahu masalah apa saja yang dialami siswa tunagrahita ringan. dan peneliti bisa membuat program layanan bimbingan dan konseling

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata jumlah koloni pada ibu hamil yang tidak mengonsumsi dadih saat pengambilan sampel pertama (awal kehamilan) adalah 3.999 log

Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan emosi terhadap perilaku agresif penyuka jenis musik heavy metal pada siswa kelas metal kelas XI

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan karuniaNya sehingga kami selaku kelompok 1 dapat