• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN SISWA MENULIS SURAT UNDANGAN RESMI (Penelitian Pre-Eksperimen pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SD Negeri Gunungpereng I Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN SISWA MENULIS SURAT UNDANGAN RESMI (Penelitian Pre-Eksperimen pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SD Negeri Gunungpereng I Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya)."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

MENULIS SURAT UNDANGAN RESMI

(Penelitian Pre-Eksperimen pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SD Negeri Gunungpereng I Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Jenal Wahidin

NIM 1004080

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh Jenal Wahidin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia

© Jenal Wahidin

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PENGARUH MODEL MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN SISWA MENULIS SURAT UNDANGAN RESMI

(Penelitian Pre-Eksperimen pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SD Negeri Gunungpereng I Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Dr. Dian Indihadi, M.Pd. NIP 196112201986021001

Pembimbing II

Rosarina Giyartini, M.Pd. NIP 197601172008122001

Mengetahui

Ketua Program Studi S1 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

(4)

Jenal Wahidin, Dian Indihadi, Rosarina Giyartini

Program S-1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus TasikmaUaya

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan siswa menulis surat undangan resmi antara sebelum diberikan perlakuan dengan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Mind Map di kelas V SD Negeri Gunungpereng I Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan siswa dalam menulis surat undangan resmi. Siswa tidak mampu memahami unsur-unsur yang terdapat pada bagian-bagian surat undangan resmi bahasa Indonesia. Pada kenyataannya pembelajaran menulis surat undangan resmi harus dikuasai oleh siswa, sebagaimana yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan 2007 pada standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan penjelasan tersebut, diperlukan upaya untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis surat undangan resmi dengan menggunakan model pembelajaran Mind Map. Model Mind Map merupakan cara belajar dan berpikir dengan menggunakan fungsi kedua belah otak, adanya keterlibatan kedua belah otak dapat memudahkan siswa untuk mengingat segala bentuk informasi secara tertulis dan verbal yang disampaikan dalam proses pembelajaran menulis surat undangan resmi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan bentuk Pre-Experimental Design, dan jenis desain penelitian yang digunakan, yaitu One-Group Pretest-Posttest Design. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh model Mind Map terhadap kemampuan siswa menulis surat undangan resmi.

(5)

Jenal Wahidin, Dian Indihadi, Rosarina Giyartini

Program S-1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus TasikmaUaya

Abstrak

(6)

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

C.Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D.Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Menulis Surat Undangan Resmi ... 9

2. Model Pembelajaran Mind Map ... 28

B. Kerangka Pemikiran ... 35

C. Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN... 38

(7)

C. Metode Penelitian ... 41

D. Definisi Operasional Penelitian ... 42

E. Instrumen Penelitian ... 42

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 43

1. Uji Validitas Instrumen ... 43

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 45

G. Teknik Pengumpulan Data ... 47

H. Analisis Data ... 48

1. Analisis Statistik ... 48

2. Uji Asumsi Dasar ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Hasil Penelitian ... 53

1. Pengolahan Data Hasil Penelitian... 53

2. Uji Asumsi Dasar ... 62

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

1. Kemampuan Siswa Menulis Surat Undangan Resmi dengan Menggunakan Model Mind Map ... 67

2. Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Siswa Menulis Surat Undangan Resmi ... 68

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 69

A. Simpulan ... 69

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

LAMPIRAN ... 74

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pada hakikatnya belajar bahasa bertujuan untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan, oleh karena itu pembelajaran menulis diarahkan pada kemampuan berkomunikasi secara tertulis. Menurut Nurjamal dan Sumirat (2010, hlm. 67) mengemukakan bahwa, “Menulis merupakan salah satu alat berkomunikasi dengan menggunakan media bahasa tulis.” Menulis juga merupakan salah satu cara berkomunikasi secara tidak langsung karena menggunakan media bahasa tulisan yang di dalamnya terdapat pesan yang ingin disampaikan dengan maksud dan tujuan penulisan. Menulis bertujuan memberikan suatu informasi untuk meyakinkan, mengajak, mempengaruhi, mengungkapkan perasaan, dan emosi terhadap apa yang dirasakan. Menulis diartikan sebagai alat komunikasi bagi manusia, di mana setiap manusia selalu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.

Di Sekolah Dasar pembelajaran menulis termasuk pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Sasaran dari pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar antara lain agar siswa memiliki kemampuan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa selain menyimak, berbicara, dan membaca. Dengan demikian menulis merupakan sebagai salah satu alat untuk berkomunikasi dengan menggunakan media bahasa tulisan. Sebagai suatu standar kompetensi, menulis harus dikuasai oleh siswa, namun kemampuan menulis tidak dapat diperoleh secara alamiah karena kemampuan menulis harus dipelajari dan dilatih dengan sungguh-sungguh.

Keterampilan menulis ditempatkan paling utama pada pemerolehan bahasa. Hal ini disebabkan karena menulis merupakan keterampilan produktif yang dapat diperoleh sesudah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Dengan menulis seseorang akan mengungkapkan apa yang dipikirkan dan dirasakan

(9)

sebagai hasil dari pengalaman yang dialami. Jadi keterampilan menulis berkaitan erat dengan ketiga keterampilan berbahasa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nurjamal dan Sumirat (2010, hlm. 2) bahwa

Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut pada kenyataannya berkaitan erat satu sama lain, artinya aspek yang satu berhubungan erat dan memerlukan keterlibatan aspek yang lain, aspek yang satu dengan yang lainnya berkaitan erat, saling bergantung, saling berhubungan tidak dapat dipisahkan.

Dibandingkan dengan ketiga keterampilan berbahasa, menulis merupakan keterampilan yang paling sulit untuk dilaksanakan, tidak jarang seseorang pintar dalam membaca dan berbicara namun pada kenyataannya mempunyai kesulitan dalam hal menulis. Nurjamal dan Sumirat (2010, hlm. 2) berpendapat bahwa, “...apabila berbicara sangat lancar, kata-katanya tersusun rapi, gaya bicaranya memukau, tetapi manakala menulis tidak sehebat ketika berbicara.” Hal ini menunjukan bahwa keterampilan menulis tidak setiap orang memilikinya, oleh karena itu keterampilan menulis harus dipelajari sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Untuk itu keterampilan menulis yang dipelajari di Sekolah Dasar harus memperhatikan perkembangan siswa. Menurut Aunurrahman (2012, hlm. 57) berpendapat bahwa, “Aspek-aspek yang terkait dengan peserta didik salah satunya berkenaan dengan pemahaman perkembangan anak”.

Diharapkan dengan mengetahui perkembangan anak yang belajar di Sekolah Dasar, maka segala sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran menulis di Sekolah Dasar dapat disesuaikan dengan karakteristik perkembangan anak, karena kemampuan menulis anak berbeda dengan orang dewasa. Perkembangan diartikan sebagai suatu proses perubahan yang dialami oleh manusia dari mulai lahir sampai dengan sepanjang manusia itu hidup. “Perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman (Hurlock, 1980, hlm. 2).

(10)

Sekolah Dasar, jika diamati bahwa pada rentang umur 10-13 tahun dikatakan sebagai masa-masa akhir tentang usia kanak-kanak atau bisa disebut masa transisi dari kanak-kanak menuju remaja awal. Menurut Hurlock (dalam Firmansyah, 2011, hlm. 1) berpendapat bahwa “5. Akhir masa kanak-kanak: 6 sampai 10/12 tahun. 6. Masa puber atau pra remaja: 10/12 tahun sampai 13/14 tahun.”

Berdasarkan fase perkembangan anak tersebut, pada rentanng umur ini umumnya anak-anak sedang duduk belajar di Sekolah Dasar kelas V-VI maka anak-anak yang belajar di Sekolah Dasar disebut dengan siswa. Secara khusus, siswa kelas V di Sekolah Dasar mendapatkan pelajaran tentang menulis surat undangan resmi. Hal ini berdasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (2007, hlm. 8) bahwa

Standar Kompetensi 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan` pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis. Kompetensi dasar 4.2 menulis surat undangan (ulang tahun, acara agama, kegiatan sekolah, kenaikan sekolah, dll.) dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan.

Berdasarkan hal tersebut salah satu kompetensi dasar yang harus diajarkan guru di kelas V Sekolah Dasar yaitu menulis surat undangan resmi. Menurut Soedjito dan Solchan (2004, hlm. 14) mengemukakan bahwa,

Surat dinas/resmi ialah surat yang berisi masalah kedinasan atau administrasi pemerintah, yang hanya dibuat oleh instansi pemerintah dan dapat dikirimkan kepada semua pihak yang memiliki hubungan dengan instansi tersebut, karena sifatnya resmi untuk itu harus ditulis dengan menggunakan bahasa ragam resmi, contoh dari surat resmi diantaranya adalah surat keputusan, instruksi, surat tugas, surat edaran, surat panggilan, nota dinas, pengumuman, dan surat undangan.

(11)

bagian-bagian yang terdapat pada surat resmi bahasa Indonesia. Menurut Soedjito dan Solchan (2004, hlm. 38) bahwa “Bagian-bagian surat resmi meliputi kepala surat, nama tempat dan tanggal surat, nomor surat, lampiran surat, hal/perihal surat, alamat surat, salam pembuka surat, isi (tubuh) surat, dan salam penutup surat...”

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri Gunungpereng I dengan jumlah 15 siswa, ditemukan fakta bahwa siswa kelas V SD Negeri Gunungpereng I mengalami kesulitan dalam hal menulis surat undangan resmi. Siswa tidak mampu menulis surat undangan resmi dengan benar. Hal ini terlihat pada hasil belajar siswa dalam menulis surat undangan resmi dengan tidak memperhatikan unsur-unsur yang terdapat pada bagian-bagian surat resmi bahasa Indonesia.

(12)

Seharusnya siswa sudah mampu menulis surat undangan resmi, namun pada kenyataannya dari jumlah 15 siswa di kelas V SD Negeri Gunungpereng I. 14 siswa tidak mampu menulis surat undangan resmi dan satu siswa cukup mampu menulis surat undangan resmi. Penyebabnya karena dalam proses kegiatan pembelajaran, guru menjelaskan tentang materi surat undangan resmi dan bagian-bagian yang terdapat pada surat resmi, disertai dengan contoh konkretnya secara sederhana, dengan tidak memperhatikan unsur-unsur yang terdapat pada bagian-bagian surat resmi. Selain itu, dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru, indikator dan tujuan pembelajaran tidak sesuai dengan yang ada di dalam kompetensi dasar. Apabila permasalahan ini dibiarkan, maka siswa tidak akan mampu mengembangkan kemampuan menulis, khususnya dalam hal menulis surat undangan resmi.

(13)

Berdasarkan hal tersebut peneliti memandang bahwa model Mind Map merupakan model pembelajaran yang menarik untuk dipahami lebih mendalam, peneliti mencoba mencari tahu pengaruh penggunaan model Mind Map terhadap kemampuan siswa dalam menulis surat undangan resmi. Terlebih lagi model Mind Map belum pernah diaplikasikan oleh guru kelas V di SD Negeri Gunungpereng I pada pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya menulis surat undangan resmi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Model Mind Map Terhadap Kemampuan Siswa Menulis Surat Undangan Resmi di Kelas V SD Negeri Gunungpereng I Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya”.

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, nampak bahwa dalam pembelajaran menulis, khususnya pembelajaran menulis surat undangan resmi siswa kelas V SD Negeri Gunungpereng I masih terdapat permasalahan, salah satunya berhubungan dengan model pembelajaran.

Permasalahan yang terjadi di lapangan yaitu kurang mampunya guru menggunakan berbagai macam variasi model pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran dan bahan atau materi pembelajaran, akibatnya siswa tidak mampu menulis surat undangan resmi. Untuk itu model pembelajaran yang dianggap berpeluang oleh peneliti untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan menggunakan model Mind Map. Dengan menggunakan model pembelajaran tersebut akan memberikan pengaruh positif pada kemampuan menulis siswa, khususnya dalam hal kemampuan menulis surat undangan resmi.

C.Rumusan Masalah Penelitian 1. Rumusan Masalah Umum

(14)

2. Rumusan Masalah Khusus

Merujuk pada rumusan masalah umum, maka peneliti merumuskan masalah secara khusus dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimanakah kemampuan siswa menulis surat undangan resmi sebelum menggunakan model Mind Map di kelas V SDN Gunungpereng I?

b. Bagaimanakah kemampuan siswa menulis surat undangan resmi setelah menggunakan model Mind Map di kelas V SDN Gunungpereng I?

c. Seberapa besar pengaruh model Mind Map terhadap kemampuan siswa menulis surat undangan resmi di kelas V SDN Gunungpereng I?

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah, sehingga muncul tujuan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan mendeskripsikan ada tidaknya pengaruh model Mind Map terhadap kemampuan siswa menulis surat undangan resmi di kelas V SD Negeri Gunungpereng I.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mendeskripsikan kemampuan siswa menulis surat undangan resmi sebelum menggunakan model Mind Map di kelas V SDN Gunungpereng I. b. Untuk mendeskripsikan kemampuan siswa menulis surat undangan resmi

setelah menggunakan model Mind Map di kelas V SDN Gunungpereng I. c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model Mind Map terhadap

kemampuan siswa menulis surat undangan resmi di kelas V SDN Gunungpereng I.

E.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

(15)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah, diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan informasi mengenai hasil belajar dan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang berkualitas khususnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

b. Bagi Guru, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan alternatif dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis surat undangan resmi.

c. Bagi Siswa, dapat bermanfaat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Mind Map, serta dapat meningkatkan keterampilan menulis dalam hal menulis surat undangan resmi.

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berlokasi di SD Negeri Gunungpereng I Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian di SD tersebut, yaitu:

a. Siswa kelas V SD Negeri Gunungpereng I Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya kurang mampu menulis surat undangan resmi

b. Belum diaplikasikannya model Mind Map pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis surat undangan resmi.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan unsur yang akan diteliti. “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2012, hlm. 80). Menurut Arikunto (2010, hlm. 174) bahwa, “populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian dan sampel merupakan bagian dari populasi.” Dari kedua pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa populasi adalah semua anggota kelompok yang di dalamnya terdapat objek/subjek penelitian yang tinggal bersama pada suatu tempat dan secara terencana menjadi suatu target yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, serta kemudian ditarik kesimpulan dari hasil akhir dilakukannya penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua siswa kelas V SD Negeri Gunungpereng I berjumlah 15 siswa.

Sampel merupakan bagian dari populasi, pada intinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2012, hlm. 81). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling jenuh. Sugiyono (2012, hlm. 85)

(17)

mengemukakan bahwa, “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Berdasarkan teknik sampling yang digunakan maka didapat data dari sampel penelitian yaitu siswa kelas V SD Negeri Gunungpereng I yang berjumlah 15 siswa, terdiri dari enam siswa laki-laki dan sembilan siswa perempuan. Menurut Gay dan Diehl (dalam Hendry, 2012, hlm. 3) menjelaskan bahwa, “ukuran sampel yang diterima akan sangat bergantung pada jenis penelitiannya, apabila penelitian eksperimental sampel minimumnya adalah 15 subjek pergroup.” Sejalan dengan itu, Roscoe (dalam Hendry, 2012, hlm. 3) menyatakan bahwa, “untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eksperimen yang ketat, penelitian akan sukses adalah dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20.” Berikut adalah rincian data siswa kelas V SD Negeri Gunungpereng I Kota Tasikmalaya, yaitu

Tabel 3.1.

Data Siswa Kelas V SD Negeri Gunungpereng I

No. Nama Siswa Jenis Kelamin

1 Dilla Karmelia Perempuan 2 Asep Setiawan J. Laki-laki 3 Muhamad Adiya Laki-laki 4 Adinda Liza O. Perempuan 5 Putri Salsa W. Perempuan 6 M. Rifki Abdilah Laki-laki

7 Mely Mulyani Perempuan

8 Novia Nurul A. Perempuan 9 Olga Mustika F. Perempuan 10 Syamsi Nurfadilah Laki-laki 11 Resti Salwa A. Perempuan 12 Sri Budiyanti Perempuan 13 Rian Sandi P. Laki-laki

14 Andi Mulya Laki-laki

(18)

B.Desain Penelitian

Menurut Sukardi (2010, hlm. 183) bahwa, “Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.” Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 73) menjelaskan bahwa, “terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu Pre-Experimental Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design.”

Dengan mempertimbangkan beberapa hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan penelitian, khususnya dalam hal waktu, tenaga, dan dana, maka penelitian ini menggunakan bentuk Pre-Experimental Design (Nondesigns). “Bentuk Pre-Experimental Design ada beberapa macam, yaitu One-Shot Case Study, One-Group Pretest-Posttest Design, dan Intact-Group Comparison” (Sugiyono, 2012, hlm. 74). Desain Pre-Experimental Design belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat. Sugiyono (2012, hlm. 74) menyatakan bahwa, “hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen tidak hanya semata-mata pengaruh dari variabel independen, hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.”

Jenis desain penelitian yang digunakan adalah jenis One-Group Pretest-Posttest Design. Pada jenis desain ini terdapat Pre-Test sebelum diberi perlakuan. “dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan” (Sugiyono, 2012, hlm. 74). Dalam hal ini perlakuan digunakan untuk mencari perbedaan kemampuan siswa menulis surat undangan resmi sebelum menggunakan model Mind Map dengan sesudah menggunakan model Mind Map pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri Gunungpereng I Kota Tasikmalaya.

Gambar 3.1. Desain Penelitian

(19)

Keterangan:

O1 = Nilai Pre-Test (sebelum diberi perlakuan) O2 = Nilai Post-Test (setelah diberi perlakuan) X = Perlakuan

Dalam desain ini peneliti mengukur kemampuan siswa sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan (Pre-Test) dan sesudah perlakuan (Post-Test). Pengukuran yang dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut Pre-Test, dan pengukuran sesudah eksperimen (O2) disebut Post-Test.

Adapun prosedur yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah: a. Memilih kelas sebagai subjek penelitian, yaitu siswa kelas V SD Negeri

Gunungpereng I Kota Tasikmalaya

b. Pertemuan pertama memberikan Pre-Test pada kelas yang dijadikan subjek penelitian.

c. Memberikan perlakuan (treatment) dengan menggunakan model Mind Map pada pembelajaran menulis surat undangan resmi

d. Pemberian Post-Test pada kelas yang dijadikan subjek penelitian e. Melakukan uji statistik

C.Metode Penelitian

(20)

D.Definisi Operasional Penelitian

Sugiyono (2012, hlm. 38) mengemukakan bahwa, “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan menurut Arikunto (2010, hlm. 161) “variabel adalah objek penelitian atau apa yag menjadi titik perhatian suatu penelitian.” Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 39) bahwa, “variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).” Sugiyono (2012, hlm. 39) juga menyatakan bahwa, “variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.” Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran Mind Map dan variabel terikat adalah kemampuan siswa menulis surat undangan resmi.

Definisi variabel adalah penjelasan tentang variabel yang digunakan dalam penelitian. Berikut ini peneliti menjelaskan variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu:

1. Model Mind Map

Model Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah dapat memetakan pikiran-pikiran dengan menggunakan fungsi kedua belah otak.

2. Menulis Surat Undangan Resmi

Surat undangan resmi adalah alat komunikasi yang menggunakan media bahasa tulisan di dalamnya terdapat pesan yang ingin disampaikan dengan maksud untuk mengundang agar menghadiri acara yang diselenggarakan oleh instansi yang mengeluarkan surat, salah satunya dinas pendidikan (sekolah) yang dikirimkan kepada semua pihak yang berkepentingan dengan instansi tersebut.

E.Instrumen Penelitian

(21)

fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian” (Sugiyono, 2012, hlm. 102).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen tes untuk memperoleh data mengenai kemampuan siswa dalam menulis surat undangan resmi. Menurut Arikunto (2010, hlm. 193) bahwa, “tes adalah serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.”

Tes yang dipergunakan dalam penelitian ini mencakup Pre-Test dan Test. Pre-Test diberikan diawal sebelum diberikan perlakuan, sedangkan Post-Test diberikan setelah dilakukan perlakuan (treatment). Peneliti menggunakan soal penugasan secara tertulis bagi siswa, yaitu membuat surat undangan resmi.

Untuk mempermudah mengukur soal penugasan membuat surat undangan resmi, maka peneliti menyusun dan menggunakan instrumen berupa rubrik penelitian dalam bentuk kriteria penilaian. Rubrik tersebut disusun berdasarkan konsultasi dengan ahli (dosen pembimbing). Untuk penskorannya, peneliti menggunakan rating scale, yaitu bentuk instrumen yang menghasilkan data interval. Peneliti menggunakan interval jawaban dengan skor tertinggi adalah empat dan terendah adalah satu. (instrumen terlampir pada lampiran 1.1).

F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen

Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila dapat mengukur dan mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen” (Arikunto, 2010, 211). Untuk mengetahui kevalidan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengujian instrumen di kelas V-B SD Negeri Gunungpereng I yang berjumlah 20 siswa.

(22)

(2012, hlm. 125) “untuk menguji validitas konstruksi dapat digunakan pendapat dari ahli (Judgement experts).” Judgement experts dari ahli (dosen pembimbing) sebagai dasar utama untuk melakukan uji coba instrumen penelitian.

Setelah mendapatkan masukan dari ahli (dosen pembimbing), kemudian dilakukan uji coba instrumen untuk mengetahui kevalidan instrumen yang digunakan dalam penelitian. Instrumen tersebut di ujicobakan pada 20 siswa kelas V-B SD Negeri Gunungpereng I Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya apabila data yang didapat dari uji coba ini sudah sesuai dengan aturannya, maka dapat dikatakan bahwa instrumennya sudah valid.

Untuk menganalisis hasil uji coba instrumen, peneliti menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item yang berkorelasi signifikansi dengan skor total menunjukan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap. Untuk mempermudah dalam menganalisis hasil uji coba instrumen, peneliti menggunakan bantuan komputer pada program Microsoft Office Excel. Untuk mencari korelasi Pearson Product Moment (r-hitung) peneliti menggunakan fungsi =CORREL (skor item:skor total) pada program Microsoft Office Excel, selanjutnya peneliti menghitung t-hitung dengan rumus:

Penghitungan juga menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel dengan menggunakan fungsi =SQRT. Setelah t-hitung di dapatkan, selanjutnya peneliti menghitung t-tabel sebagai pembanding dari t-hitung. Peneliti menghitung t-tabel dengan menggunakan fungsi =TINV (probability;deg_freedom).

(23)

diketahui bahwa instrumen yang digunakan tidak valid, maka langkah selanjutnya memperbaiki instrumen yang akan digunakan sampai instrumen itu dinyatakan valid. Berikut hasil uji validitas instrumen yang dilaksanakan di kelas V-B SD Negeri Gunungpereng I Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya:

Tabel 3.2.

Hasil Uji Validitas Instrumen Aspek

Penilaian

No. Nilai rxy t-hitung t-tabel Keterangan

(a) (b) (c) (d) (e)

1 0,625 3,799 2,100 Valid

2 0,656 3,957 2,100 Valid

3 0,673 4,046 2,100 Valid

4 0,692 4,152 2,100 Valid

5 0,624 3,792 2,100 Valid

6 0,630 3,821 2,100 Valid

7 0,719 4,318 2,100 Valid

8 0,647 3,909 2,100 Valid

9 0,279 2,287 2,100 Valid

10 0,467 3,084 2,100 Valid

11 0,546 3,425 2,100 Valid

12 0,861 5,523 2,100 Valid

13 0,715 4,292 2,100 Valid

14 0,696 4,177 2,100 Valid

15 0,781 4,747 2,100 Valid

Berdasarkan tabel 3.2., menunjukan bahwa instrumen dinyatakan valid, karena t-hitung > t-tabel.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

(24)

oleh Arikunto (2010, hlm. 221) bahwa “reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”.

Jadi uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan dari instrumen yang dibuat. “instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama” (Sugiyono, 2012, hlm. 130). Jadi, uji reliabilitas adalah pengujian instrumen atau alat ukur untuk mengetahui instrumen itu konsisten jika pengukuran diulang beberapa kali.

penggunaan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan data hasil penelitian yang valid dan reliabel. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu, walaupun instrumen yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan karena apabila instrumen digunakan untuk mengukur sampel berkali-kali akan menghasilkan data yang sama (konsisten).

Dalam pengujian reliabilitas ini, peneliti menggunakan rumus Cronbach’s Alpa, penggunaan rumus ini karena diasumsikan sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala seperti dalam instrumen yang digunakan oleh peneliti. Adapun rumus reliabilitas dengan menggunakan Cronbach’s Alpa menurut Arikunto (2010, hlm. 239) adalah sebagai berikut:

r

11

= (

)

(

1 −

)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = jumlah item atau banyaknya butir pertanyaan

= jumlah varians skor tiap-tiap item

ὁ = varians total

(25)

komputer dengan program SPSS 16.0. Adapun hasil perhitungan pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha yang perhitungannya dibantu dengan program SPSS 16.0 ditunjukkan pada tabel 3.3.

Tabel 3.3.

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.894 15

Pada tabel 3.3 hasil uji reliabilitas instrumen soal, instrumen dinyatakan reliabel karena Cronbach’s Alpa sebesar 0,894 dan termasuk kategori reliabilitas tinggi.

Tabel 3.4. Kriteria Reliabilitas

Jika alpha > 0,90 Reliabilitas Sempurna Jika alpha antara 0,70 – 0,90 Reliabilitas Tinggi Jika alpha antara 0,50 – 0,70 Reliabilitas Moderat

Jika alpha < 0,50 Reliabilitas Rendah

G.Teknik Pengumpulan Data

(26)

kemampuan siswa setelah mendapatkan perlakuan (treatment) dengan menggunakan model Mind Map pada pembelajaran menulis surat undangan resmi.

H.Analisis Data

Setelah peneliti mengumpulkan data, maka langkah selanjutnya adalah mengorganisasikan dan melakukan analisis data untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Sugiyono (2012, hlm. 147) mengemukakan bahwa, “analisis data merupakan kegiatan seteleh data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.” Kegiatan dalam analisis data salah satunya berhubungan dengan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

1. Analisis Statistik

Dalam penelitian ini teknik analisis data menggunakan teknik analisis statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 147) “Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”. Melalui statistik deskriptif ini, peneliti ingin mendeskripsikan data sampel dan dalam statistik deskriftif juga dapat dilakukan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel.

Termasuk dalam statistik deskriftif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi (Sugiyono, 2012, hlm. 148).

(27)

interval kategori menurut Rakhmat dan Solehudin (2006, hlm. 65) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5. Interval Kategori

No. Interval Kategori

1. X ≥ ideal + 1,5 Sideal Sangat Tinggi

2. ideal + 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 1,5 Sideal Tinggi

3. ideal - 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 0,5 Sideal Sedang

4. ideal - 1,5 Sideal ≤ X < ideal - 0,5 Sideal Rendah

5. X < ideal - 1,5 Sideal Sangat Rendah

Keterangan:

Xideal = Skor maksimal ideal = Xideal

Sideal = ideal

Setelah menganalisis data dengan statistik deskriptif, selanjutnya dilakukan statistik inferensial. Statistik inferensial bisa juga disebut dengan statistik probabilitas. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 148) bahwa “Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi”.

2. Uji Asumsi Dasar a. Uji Normalitas

(28)

Untuk statistik parametris memerlukan asumsi. “asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal” (Sugiyono, 2012, hlm. 150).

“Penentuan kenormalan suatu distribusi data dapat dilakukan dengan cara pengujian Lilliefors, Kolmogorof-Smirnof, atau Chi-Kuadrat” (Supardi, 2013, hlm. 130). Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan perhitungannya dibantu dengan komputer yaitu program SPSS 16.0. Untuk mengetahui nilai signifikansi hasil uji normalitas yaitu dengan melihat nilai yang berada pada kolom signifikansi (sig), taraf signifikansi uji adalah ≥ = 0,05. ‘kriteria pengujian, jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal, sedangkan jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal’ (Priyatno, 2009, hlm. 40).

3. Uji Hipotesis

Setelah peneliti menguji data dengan uji normalitas, kemudian dilakukan uji hipotesis komparasi antara dua variabel, yaitu antara kemampuan siswa menulis surat undangan resmi sebelum menggunakan model Mind Map dengan kemampuan siswa menulis surat undangan resmi setelah menggunakan model Mind Map. Menurut Supardi (2013, hlm. 324) menjelaskan bahwa

Jika analisis data dalam penelitian dilakukan dengan cara membandingkan data sebelum dengan data sesudah perlakuan dari satu kelompok sampel, atau membandingkan data antar waktu dari satu kelompok sampel maka dilakukan pengujian hipotesis komparasi dengan uji-t.

Dalam penelitian ini jika data berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik parametris menggunakan Uji-t berpasangan (Two Paired Sample T Test). Apabila data yang digunakan tidak berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik nonparametris. Untuk mempermudahkan perhitungannya, peneliti menggunakan bantuan komputer dengan menggunakan program SPSS 16.0.

a. Hipotesis Statistik

(29)

1) Hipotesis nol (H0)

Tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa menulis surat undangan resmi sebelum dengan sesudah menggunakan model Mind Map.

2) Hipotesis alternatif (Ha)

Terdapat perbedaan kemampuan siswa menulis surat undangan resmi sebelum dangan sesudah menggunakan model Mind Map.

Setelah hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji dua arah dengan rumus sebagai berikut:

H0 : µ1 = µ2 (tidak berbeda) Ha : µ1≠ µ2 (berbeda) Keterangan:

µ1 adalah kemampuan siswa menulis surat undangan resmi sebelum menggunakan model Mind Map dan µ2 adalah kemampuan siswa menulis surat undangan resmi sesudah menggunakan model Mind Map. Untuk mengetahui hasil uji hipotesis yaitu dengan menggunakan ketentuan jika µ1 = µ2 maka H0 diterima dan jika µ1≠ µ2 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Setelah diketahui ada tidaknya perbedaan dari sebelum dan sesudah perlakuan, maka dapat disimpulkan mengenai ada tidaknya pengaruh dari model Mind Map terhadap kemampuan siswa menulis surat undangan resmi di kelas V SD Negeri Gunungpereng I Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

b. Perhitungan Koefisien Determinasi

Setelah menyimpulkan mengenai ada tidaknya pengaruh berdasarkan uji hipotesis maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan koefisien determinasi. Perhitungan koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun rumus untuk mengetahui koefisien determinasi menurut Supardi (2013, hlm. 188) adalah sebagai berikut:

(30)

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelasi

(31)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri Gunungpereng I Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya tentang pengaruh model Mind Map terhadap kemampuan siswa menulis surat undangan resmi. Maka dapat ditaraik kesimpulan bahwa kemampuan siswa menulis surat undangan resmi pada Pre-Test berada pada kategori rendah, sedang, dan tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari siswa yang memiliki skor nilai pada interval antara 15-25 sebanyak 10 siswa atau 66,67% dengan kategori rendah, selanjutnya siswa yang memiliki skor nilai pada interval antara 25-35 sebanyak empat siswa atau 26,67% dengan kategori sedang, dan siswa yang memiliki skor nilai pada interval antara 35-45 yaitu satu siswa atau 6,67% dengan kategori tinggi.

Kemampuan siswa menulis surat undangan resmi pada Post-Test berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan melihat dari siswa yang memiliki skor nilai pada interval antara 35-45 sebanyak tiga siswa atau 20% dengan kategori tinggi dan siswa yang memiliki skor nilai pada interval antara 45-60 sebanyak 12 siswa atau 80% dengan kategori sangat tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan siswa menulis surat undangan resmi pada Post-Test. Sehingga mengandung arti bahwa model Mind Map setelah diujicobakan memberikan pengaruh yang positif terhadap kemampuan siswa menulis surat undangan resmi.

Pengaruh model Mind Map terhadap Kemampuan siswa menulis surat undangan resmi dapat dibuktikan melalui uji hipotesis dengan menggunakan Uji t berpasangan (Two Paired Samples T Tes). Untuk melihat perbedaan rata-rata nilai antara Pre-Test dan Post-Test. Melalui pengujian ini diperoleh hasil Sig (2-tailed) adalah 0,00 dengan demikian berarti signifikansi, yaitu 0,00 < 0,05 maka Ho ditolak, sehingga yang menjadi jawaban untuk hipotesis penelitian adalah Ha. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif

(32)

dari penggunaan model Mind Map terhadap kemampuan sisiwa menulis surat undangan resmi di kelas V SD Negeri Gunungpereng I Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Kesimpulan diperkuat juga dengan dilakukannya uji koefisien determinasi yang bertujuan untuk mencari seberapa besar pengaruh dari model Mind Map terhadap kemampuan siswa menulis surat undangan resmi. Hasil dari uji tersebut menunjukan sebesar 37,4% yang artinya model Mind Map memberikan pengaruh sebesar 37,4% terhadap kemampuan siswa menulis surat undangan resmi.

B.Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, tentang kemampuan siswa menulis surat undangan resmi dengan menggunakan model Mind Map di kelas V SD Negeri Gunungpereng I Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, maka ada beberapa saran yang peneliti sampaikan, yaitu:

1. Bagi kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah Dasar harus bisa mengarahkan guru-guru untuk menggunakan model-model pembelajaran yang bervariasi agar proses pembelajaran berjalan dengan menyenangkan dan tujuan pembelajaran tercapai secara optimal.

2. Bagi guru harus pandai dalam memilih dan menentukan model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan siswa, khususnya menulis surat undangan resmi. Model pembelajaran yang variatif, inovatif, dan bervariasi sangat diperlukan agar guru dan siswa berhasil dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Model Mind Map dapat menjadi masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pada pembelajaran menulis surat undangan resmi untuk meningkatkan kualitas profesinya. Dengan menggunakan model Mind Map informasi yang didapat secara tertulis dan verbal dapat diingat dengan baik karena model Mind Map merupakan proses berpikir dan belajar dengan menggunakan fungi kedua belah otak.

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, M. dkk. (2011) Dasar-dasar metode statistika untuk penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Amfab. (2008) Mind Map dengan topik surat. [Online]. Tersedia di http://amfab.wordpress.com/2008/04/03/mind-mapping-dengan-topik-surat/.htm. [Diakses tgl 25 Mei 2014].

Arikunto, S. (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta).

Aqib, Z. (2013) Model-model, media, dan strategi pembelajaran kontekstual (inovatif). Bandung: CV Yrama Widya.

Aunurrahman. (2012) Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Budi, S. dkk. (2007) Bina bahasa Indonesia jilid 5A: Untuk SD kelas 5. Jakarta: Erlangga.

Buzan, T. (2011) Buku pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

BSNP. (2007). Standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI. Jakarta: BSNP.

Cahyo, N.A. (2013) Panduan aplikasi teori-teori belajar mengajar. Jogjakarta: Diva Press.

Firmansyah, M. I. (2011) Studi komparatif tentang faktor-faktor penyebab kenakalan remaja di SMAN Kota Bandung. Skripsi sarjana pada FPIPS UPI. Tidak diterbitkan.

Gie, L. T. (1992) Pengantar dunia karang mengarang. Yogyakarta: Liberty.

(34)

Hendry. (2012) Menentukan ukuran sampel menurut para ahli. [Online]. Tersedia di: http://www.teorionlinejurnal.wordpress.com/2012/08/20/menentukan-ukuran-sampel-menurut-para-ahli/hendry.htm. [Diakses 15 Mei 2014].

Hurlock, B. E. (1980) Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Kosasih. (2012) Dasar-dasar keterampilan menulis. Bandung: CV Yrama Widya.

Nurjamal, D. dan Sumirat, W. (2010) Penuntun perkuliahan bahasa Indonesia untuk memandu acara: Mc-moderator, karya tulis akademik, dan surat menyurat. Bandung: Alfabeta.

Priyatno, D. (2009) 5 jam belajar olah data bersama SPSS. Yogyakarta: MediaKom.

Qoryah, A. (2013) Makalah teknik menulis surat resmi. [Online]. Tersedia di: http://www.anyfabadi.wordpress.com/2013/12/09/315/.htm [Diakses 5 April 2014].

Rakhmat, C. dan Solehudin. (2006) Pengukuran dan hasil belajar. Bandung: Andira.

Resmini, N. dkk. (2006) Membaca dan menulis di SD: Teori dan pengajarannya. Bandung: Upi Press.

Resmini, N. dan Juanda, D. (2007) Pendidikan bahasa dan sastra di kelas tinggi. Bandung: Upi Press.

Riduan. (2011) Belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti pemula. Bandung: Alfabeta.

Rusman. (2013) Model-model pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta: PT Raja Grafindo persada.

(35)

Sudjana, N. (2010) Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012) Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2010) Metodologi penelitian pendidikan kompetensi dan praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sumarmo. (1988) Media komunikasi tertulis jembatan menuju pendidikan bermutu. Bandung: Pelita Ilmu.

Supardi, U.S. (2013) Aplikasi statistika dalam penelitian edisi revisi: Konsep statistika yang lebih komprehensif. Jakarta: Change Publication.

Tarigan, H. G. (1994) Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

(1996) Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Windura, S. (2013) Mind Map: Teknik berpikir dan belajar sesuai cara kerja alami otak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Yunsirno. (2010) Keajaiban belajar. Pontianak: Pustaka Jenius Publishing.

Yusuf, S. (1993) Dasar-dasar pembinaan kemampuan proses belajar mengajar. Bandung: Andira.

Gambar

Tabel 3.1.
Tabel 3.4.
Tabel 3.5.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisa data dan melihat pola sekuensial, maka dapat disimpulkan bahwa metoda sequence pattern mining memudahkan untuk mencari pola-pola pengetahuan dari

Dalam penelitian ini hasil dari uji statistik diperoleh nilai rata – rata lama pelepasan tali pusat pada kelompok yang dirawat secara terbuka adalah 5,6 hari, sedangkan

• Mobile Computing adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan aplikasi pada piranti berukuran kecil, portable, dan wireless serta

Imam Mahmudi (2016) Analisis Pemasaran Ubi Kayu Pada Anggota Kelompok Tani Makmur Di Desa Pekaja Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas.. Pembimbing : Pujiati Utami, S.P.,M.P

Hal ini memberikan indikasi bahwa kemampuan kerja seseorang dapat diperoleh dari pendidikan dan pelatihan yang berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja

(2) Tarif Pelayanan non kesehatan lainnya sesuai pengembangan Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pelayanan baru sesuai dengan perkembangan ilmu dan

Secara keseluruhan, hasil analisis karakteristik aspek biofisik terhadap kerawanan banjir di Sub DAS Samin, menunjukkan bahwa kondisi topografi dominan datar dengan

Menurut penelitian (Sri Harsini, 2014) kriteria tempat evakuasi banjir ( flood shelter ) memiliki beberapa karakteristik berupa pertama lokasi tempat evakuasi harus