• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE LEARNING TOURNAMENT DAN QUIZ TEAM DITINJAU Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Metode Learning Tournament Dan Quiz Team Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Persamaan Da

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE LEARNING TOURNAMENT DAN QUIZ TEAM DITINJAU Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Metode Learning Tournament Dan Quiz Team Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Persamaan Da"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE LEARNING TOURNAMENT DAN QUIZ TEAM DITINJAU

DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KELAS X SMK

MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

HERIYONO

A 410080320

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE LEARNING TOURNAMENT DAN QUIZ TEAM DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN

DAN PERTIDAKSAMAAN KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

Oleh

Heriyono1, Tjipto Subadi2, dan Sumardi3

1 mathematics achievment, (3) the interaction between learning method and learning activity of student about to learn mathematics achievment. The population in this study were all student in X grade in SMK Muhammadiyah 2 Surakarta amounting to 82 students. Samples taken in this study as many as 54 student, consisting of 30 students as experimental I classes and 24 students as experimental II classes. The sampling technique used in this study is cluster random sampling. Data collection method used is questionnaire method, method of testing and documentasi methods. Data analysis techniques using two-analysis of variance test with unequal cells, a prereqisite before using the test lilliefors analysis method to test for normality and Bartlet method to test for homogeneity. From the analysis of data with a significance level of 5% satisfied that: (1) there is not the influence of Learning Tournament and Quiz Team methods about to

(4)

Pendahuluan

Pendidikan pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap

manusia karena setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan

dimanapun ia berada. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, sebab tanpa

pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan

adanya pendidikan maka dapat tercipta manusia-manusia yang berkualitas. Oleh

karena itu, pendidikan harus mendapatkan perhatian baik oleh pemerintah dan

masyarakat pada umumnya, serta para pengelola pendidikan pada khususnya.

Peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan guna menunjang

tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri. Tujuan pendidikan menurut

Sukmadinata (2007 : 24) diarahkan kepada pencapaian empat sasaran, yaitu : (1)

pengembangan aspek kepribadian, (2) pengembangan kemampuan

kemasyarakatan, (3) pengembangan kemampuan melanjutkan studi, dan (4)

pengembangan kecakapan dan kesiapan untuk bekerja.

Pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya peningkatan mutu

pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan adalah

bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan,

kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga negara. Dalam proses

pembelajaran, pengembangan kemampuan komunikasi yang baik dengan guru dan

sesama siswa yang dilandasi sikap saling menghargai harus perlu secara terus

menerus di kembangkan di dalam setiap event pembelajaran agar dalam setiap

proses pembelajaran memberikan hasil yang maksimal.

Dalam proses pembelajaran khususnya matematika, guru menyadari

bahwa matematika dipandang sebagai mata pelajaran yang kurang diminati,

ditakuti, dan dihindari oleh sebagian besar siswa. Banyak siswa yang masih

kurang mampu dalam mempelajari matematika karena dianggap sebagai pelajaran

yang sulit. Hal ini menyebabkan siswa menjadi takut atau phobia terhadap

matematika. Ketakutan-ketakutan tersebut dapat menyebabkan proses

pembelajaran menjadi tidak efektif sehingga prestasi belajar yang diharapkan

(5)

Rendahnya prestasi belajar matematika disebabkan karena aktivitas dalam

pembelajaran matematika masih sangat rendah. Siswa jarang sekali mengajukan

pertanyaan walaupun guru telah memancing dengan pertanyaan-pertanyaan yang

sekiranya siswa belum jelas. Selain itu, aktivitas siswa dalam mencatat, membuat

ringkasan dan mengerjakan soal-soal latihan masih rendah. Dalam proses

pembelajaran selama ini, pada umumnya guru senantiasa mendominasi kegiatan

dan segala inisiatif datang dari guru, sementara siswa sebagai obyek untuk

menerima apa-apa yang dianggap penting dan menghafal materi-materi yang

disampaikan oleh guru serta tidak berani mengeluarkan ide-ide pada saat

pembelajaran berlangsung.

Kurangnya aktivitas siswa di dalam kelas dikarenakan penggunaan metode

mengajar yang tidak sesuai atau kurang tepat sehingga siswa tidak dapat dengan

mudah memahami dan menguasai materi yang disampaikan. Supaya kegiatan

belajar mengajar mencapai tujuan seoptimal mungkin, guru diharapkan memiliki

kemampuan-kemampuan yang diperlukan siswa, menguasai materi yang akan

diajarkan, mampu mengklasifikasikan macam-macam pendekatan dan metode

serta menguasai teknik-teknik mengajar. Penentuan metode bagi guru merupakan

hal yang cukup penting. Keberhasilan siswa akan banyak bergantung kepada

pendekatan dan metode yang digunakan oleh guru. Dalam hal ini adalah metode

pembelajaran Learning Tournament dan Quiz Team.

Metode Learning Tournament ini menggabungkan satu kelompok belajar

dan kompetisi tim (Silberman, 2009 : 159-160). Sedangkan metode Quiz Team

berguna untuk meningkatkan kemampuan tanggung jawab siswa terhadap apa

yang mereka pelajari dengan cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan

(Mel Silberman, 2009 : 163-164). Metode Learning Tournament dan Quiz Team

keduanya merupakan metode pembelajaran dengan menggunakan teknik belajar

secara kelompok.

Memperhatikan uraian tersebut di atas, studi yang dilakukan bertujuan

untuk mengetahui (1) pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar

(6)

interaksi antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa. Maka

diambil hipotesis sebagai berikut :

H1A : Ada pengaruh penggunaan metode pembelajaran Learning Tournament

dan metode pembelajaran Quiz Team terhadap prestasi belajar

H1B : Ada pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika

H1AB : Ada interaksi antara metode pembelajaran Learning Tournament dan

metode pembelajaran Quiz Team ditinjau dari aktivitas belajar siswa

terhadap prestasi belajar

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen. Dengan variabel

terikat adalah prestasi belajar siswa dan variabel bebasnya adalah metode

pembelajaran dan aktivitas belajar siswa. Metode yang digunkaan adalah metode

Learning Tournament sebagai perlakuan pada kelas eksperimen I dan metode

Quiz Team sebagai perlakuan pada kelas eksperimen II. Kedua kelas tersebut

kemudian dibandingkan, dengan meninjau pada kemampuan awal siswa. Dengan

membandingkan kedua kelas tersebut, diharapkan dapat diketahui perbedaan

prestasi belajar anatara metode Learning Tournament dan metode Quiz Team.

Pada kelas eksperimen I digunakan metode pembelajaran Learning

Tournament. Metode ini menggabungkan satu kelompok belajar dan kompetisi

tim yang dapat digunakan untuk mengembangkan pelajaran atas macam-macam

fakta, konsep, dan keahlian yang luas. Kemudian pada kelas eksperimen II,

digunakan metode pembelajaran Quiz Team. Dimana pada metode ini dapat

meningkatkan tanggung jawab peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari

melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan. Kedua kelas tersebut

kemudian dibandingkan dan dilihat perbedaan prestasi belajarnya.

Pengambilan sampel digunakan cluster random sampling, yaitu teknik

sampling yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang diteliti atau

sumber data sangat luas (Sugiyono, 2011 : 83). Nanang Martono (2010 : 67)

menyebutkan bahwa sampling adalah metode atau cara menentukan sampel dan

(7)

normalitas dan homogenitas perlu juga diadakan uji varian matching mengingat

sampel yang diteliti berasal dari dua kelas yang berbeda yaitu kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Uji varian matching bertujuan untuk menentukan kondisi

keseimbangan kemampuan awal siswa.

Sedangkan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar tersebut

digunakan metode tes dan metode angket. Akan tetapi, sebelum digunakan soal

tes ini perlu diuji apakah layak digunakan dalam penelitian. Pengujian yang

digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas soal. Untuk mengetahui validitas

tiap item instrumen digunakan rumus korelasi Product Moment, yaitu:

Untuk mengetahui reliabalitas soal tes digunakn rumus KR-20 berikut :

= ∑

Sedangkan untuk mengetahui reabilitas soal angket digunakan rumus

Alpha Cronbach’s berikut :

= 1 −∑

Selain itu metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui keaktifan

siswa dalam mengikuti pembelajaran dan keseriusan mengerjakan tes prestasi.

Kemudian metode Learning Tournament dan Quiz Team dapat dianjurkan pada

guru sebagai alternatif pembelajaran di kelas.

Hasil dan Pembahasan

Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada 25 soal, didapatkan

(8)

yaitu r11 = 0,80294, maka instrument tersebut reliable dan dapat digunakan.

Kemudian hasil reabilitas untuk soal aktivitas juga menunjukan nilai yang tinggi

yaitu r11 = 0,88315. Untuk validitas soal tes, didapatkan sepuluh soal yang tidak

valid dan 15 soal valid. Ini berarti terdapat 15 soal yang nilai validitasnya lebih

dari nilai validitas tabel dengan jumlah subyek 27, yaitu rtabel = 0,382. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Nilai Validitas Instrumen

No

Item rxy rtabel Keterangan

1 0,5245 0,381 Valid

2 0,5581 0,381 Valid

3 0,5581 0,381 Valid

4 0,4523 0,381 Valid

5 0,3831 0,381 Valid

6 0,4774 0,381 Valid

7 -0,014 0,381 Tidak Valid

8 -0,014 0,381 Tidak Valid

9 0,6806 0,381 Valid

10 0,0591 0,381 Valid

11 0,0591 0,381 Tidak Valid

12 -0,452 0,381 Tidak Valid

13 0,4908 0,381 Valid

14 0 0,381 Tidak Valid

15 0,668 0,381 Valid

16 0,4427 0,381 Valid

17 0,6235 0,381 Valid

18 0,4908 0,381 Valid

19 -0,055 0,381 Tidak Valid

(9)

21 0 0,381 Tidak Valid

22 0 0,381 Tidak Valid

23 0 0,381 Tidak Valid

24 0,4048 0,381 Valid

25 0,5999 0,381 Valid

Sedangkan untuk validitas soal angket, didapatkan enam soal yang tidak

valid dan 19 soal valid. Ini berarti terdapat 19 soal yang nilai validitasnya lebih

dari nilai validitas tabel dengan jumlah subyek 26, yaitu rtabel = 0,388. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2

Nilai Validitas Instrumen

No

Item rxy rtabel Keputusan

1 0,5675 0,388 Valid

2 -0,31 0,388 Tidak Valid

3 0,14 0,388 Tidak Valid

4 0,6965 0,388 Valid

5 0,6799 0,388 Valid

6 0,5442 0,388 Valid

7 0,3238 0,388 Tidak Valid

8 0,7899 0,388 Valid

9 0,6111 0,388 Valid

10 0,5223 0,388 Valid

11 0,6404 0,388 Valid

12 0,6216 0,388 Valid

13 0,438 0,388 Valid

14 0,3186 0,388 Tidak Valid

(10)

16 0,2383 0,388 Tidak Valid

Metode Learning Tournament dan metode Quiz Team menunjukkan hasil

seperti gambar berikut :

Gambar 1

Diagram batang perbandingan rata-rata dalam penggunaan metode

pembelajaran

Dari hasil analisis variansi dua jalan yang telah dilakukan, metode

Learning Tournament dan Quiz Team tidak berpengaruh terhadap naiknya prestasi

belajar siswa. Akan tetapi, aktivitas belajar siswa sangat berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa. Rangkuman hasil ANAVA dua jalan ditampilkan pada tabel

(11)

Tabel 3

Rangkuman analisis variansi dua jalan sel tak sama

Sumber JK Dk RK Fhitung Ftabel Keputusan

Metode Pembelajaran (A) 7.4663 1 7.4663 0.034 4.043 Ho Diterima

Tingkat Aktivitas (B) 4632.4390 2 2316.2195 10.513 3.191 Ho Ditolak

Interaksi (AB) 83.4863 2 41.7431 0.189 3.191 Ho Diterima

Galat (G) 10575.7026 48 220.3271

Total (T) 15299.0942 53

Berdasarkan tabel diatas dan menggunakan taraf signifikansi 5%

dihasilkan pada hipotesis pertama

F

a= 0,034 dan

F

tabel pada taraf signifikasi 5%

adalah 4,043. Karena

F

a<

F

tabel , maka

H

0diterima artinya tidak ada pengaruh

yang signifikan antara metode pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika

siswa.

Kenyataan kondisi tersebut di dukung di dalam lingkungan SMK

Muhammadiyah 2 Surakarta yang kurang terbiasa akan penggunaan metode

Learning Tournament dan Quiz Team. Siswa cenderung terbiasa dengan metode

konvensional yang diberikan oleh guru. Kurangnya waktu dalam penelitian ini

menyebabkan evaluasi yang dilakukan oleh guru kurang maksimal dan

menyebabkan kurang tercapainya hasil belajar yang di inginkan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Sukardi (2011 : 2) yang mengatakan

bahwa evaluasi pembelajaran harus dilakukan secara sistematis dan kontinu agar

dapat menggambarkan kemampuan para siswa yang di evaluasi. Kesalahan utama

yang sering terjadi diantara para guru adalah bahwa evaluasi hanya dilakukan

pada saat-saat tertentu, seperti pada akhir unit, pertengahan, dan atau akhir suatu

program pembelajaran. Akibat yang terjadi adalah minimnya informasi tentang

para siswa sehingga menyebabkan banyaknya perlakuan prediksi guru menjadi

bias dalam menentukan posisi mereka dalam kegiatan kelasnya. Hal ini dianjurkan

(12)

dan kemudian digunakan untuk menilai tingkat keterlaksanaan program seperti

yang direncanakan.

Indira Murti (2010) juga menyatakan bahwa kurangnya waktu dalam

penelitian yang dilakukannya menyebabkan kurang tercapainya hasil belajar yang

diinginkannya. Sehingga dalam penelitiannya memberikan hasil belajar yang

seimbang atau sama dengan metode pembelajaran yang digunakannya.

Kemudian untuk hipotesis kedua, hasil ANAVA dua jalan sel tak sama

dengan taraf signifikasi 5% diperoleh

F

b= 10,513 dan

F

tabel= 3,191. Karena

F

b

>

F

tabel, maka ada pengaruh yang signifikan prestasi belajar matematika ditinjau

dari aktivitas siswa. Adapun perbedaan tingkat aktivitas belajar siswa tinggi,

sedang, dan rendah menyebabkan perbedaan tingkat pemahaman materi pelajaran

matematika yang diberikan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman (2009 : 95-96) yang

mengatakan bahwa aktivitas diperlukan dalam belajar karena pada prinsipnya

belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan

kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas

merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar

mengajar. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya

aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.

Jadi apabila tingkat aktivitasnya tinggi, maka akan memberikan hasil yang

maksimal terhadap proses pembelajaran, begitu pula sebaliknya apabila

aktivitasnya rendah maka akan memberikan hasil yang tidak maksimal terhadap

proses pembelajaran.

Hasil analisis menyebutkan bahwa H0 ditolak. Karena Ho ditolak maka

perlu dilakukan uji lanjut atau uji komparasi ganda. Uji komparasi ganda

dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rerata prestasi belajar

antara siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi, sedang dan rendah. Hasil uji

komparasi ganda dengan menggunakan metode Scheffe menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan signifikan antara siswa yang mempunyai aktivitas tinggi

(13)

tinggi mempunyai prestasi yang paling baik dibandingkan dengan aktivitas sedang

dan rendah. Kondisi ini didukung di lapangan bahwa aktivitas antara siswa yang

satu dengan yang lain berbeda. Aktivitas siswa dibedakan ke dalam tiga kategori

yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Siswa yang tingkat aktivitasnya tinggi terlihat

lebih serius saat mengerjakan soal yang diberikan guru, aktif dalam proses

pembelajaran dan memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru.

Sedangkan siswa dengan aktivitas rendah kurang serius dalam mengerjakan tugas

dan cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa aktivitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan tingkat

aktivitas mempengaruhi prestasi belajar mereka. Semakin tinggi aktivitas semakin

baik prestasi belajar yang dicapai dan sebaliknya rendahnya aktivitas siswa

mengakibatkan rendahnya prestasi belajar mereka. Perbedaan kemampuan awal

tersebut dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4

Rangkuman Analisis Uji Komparasi Antar Kolom

Ho Fobs Ftab Keputusan

µ1 = µ2 15,652 6,382 Ho ditolak

µ1 = µ3 13,798 6,382 Hoditolak

µ2 = µ3 0,086 6,382 Hoditerima

Komparasi pertama menyatakan perbandingan antara aktivitas siswa tinggi

dengan aktivitas siswa sedang. Komparasi kedua menyatakan perbandingan antara

aktivitas siswa tinggi dengan aktivitas siswa rendah. Komparasi ketiga

menyatakan perbandingan antara aktivitas siswa rendah dengan aktivitas siswa

sedang.

Pada komparasi pertama dan kedua didapatkan H0 ditolak, ini berarti ada

perbedaan yang signifikan antara aktivitas belajar tinggi dan sedang, juga ada

(14)

diterima, ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara aktivitas siswa

sedang dan aktivitas siswa rendah.

Untuk hipotesis ketiga, ANAVA dua jalan sel tak sama dengan taraf

signifikasi 5% menyatakan hasil

F

ab= 0,189 dan

F

tabel = 3,191. Karena

F

ab<

tabel

F

, maka tidak ada efek interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran

dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa. Karena tidak ada efek

interaksi yang signifikan antara metode dan aktivitas belajar siswa, maka

perbandingan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol mengikuti perbandingan

marginalnya.

Dengan demikian, antara metode dan aktivitas belajar siswa tidak terjadi

interaksi yang sistematis dalam mempengaruhi prestasi belajar matematika.

Siswa yang berprestasi tinggi tidak selalu berasal dari siswa dengan aktivitas yang

tinggi dengan metode pembelajaran, tetapi mungkin berasal dari aktivitas belajar

yang rendah dengan metode pembelajaran. Adapun profil efek metode maupun

strategi pembelajaran dapat disajikan dalam grafik berikut:

Gambar 2

Rata-rata Prestasi Belajar Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II Ditinjau Dari Aktivitas

Dari gambar di atas diperoleh bahwa rerata prestasi belajar matematika

kedua kelas hampir sama. Hal ini dikarenakan karena tidak adanya interaksi

antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa. Hal ini sejalan dengan

0 10 20 30 40 50 60 70 80

B1 B2 B3

A1

(15)

hipotesis pertama yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh metode

pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika siswa. Hal ini dapat dilihat dari

uji statistik yang menyatakan bahwa

H

0diterima (tidak ada interaksi).

Hal ini kemungkinan disebabkan karena faktor lain yang mempengaruhi

prestasi belajar siswa, meliputi faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri

yaitu kecerdasan, latihan, dan kesempatan yang dalam penelitian ini tidak diteliti

oleh peneliti. Selain itu dapat juga disebabkan oleh cara pengambilan sampel yang

kurang tepat, sehingga belum dapat menggambarkan keadaan populasi yang

sebenarnya. Akan tetapi, apabila dilihat dari tingkat aktivitasnya maka terdapat

perbedaan rerata antara siswa yang mempunyai aktivitas tinggi, sedang, ataupun

rendah. Hal ini sejalan dengan hipotesis kedua yang mengatakan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara aktivitas belajar terhadap prestasi belajar

matematika siswa.

Simpulan

Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya analisis data dengan taraf

signifikasi 5% dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan

metode pembelajaran Learning Tournament dan Quiz Team terhadap prestasi

belajar matematika. Hal ini didasarkan dari analisis data diperoleh

F

a= 0,034 <

= 4,043.

Ada pengaruh yang signifikan prestasi belajar siswa terhadap prestasi

belajar matematika. Hal ini didasarkan dari analisis data diperoleh

F

b= 10,513 >

= 3,191.

Tidak ada interaksi metode pembelajaran Learning Tournament dan

metode pembelajaran Quiz Team ditinjau dari aktivitas belajar siswa terhadap

prestasi belajar matematika. Hal ini didukung dari penelitian diperoleh data

F

ab=

0,189 < = 3,191.

(16)

Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Murti, Indira. 2010. Implementasi Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Missouri Mathematics Project (MMP) dan pendekatan Keep On Learning Ditinjau Dari Motivasi Belajar. Skripsi UMS (tidak diterbitkan).

Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Silberman, Mel. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta : Bumi Aksara.

Gambar

Tabel 1
Tabel 2 Nilai Validitas Instrumen
Gambar 1
Tabel 3
+3

Referensi

Dokumen terkait

The study of low- and medium-density particleboards made from fast-growing species (acacia. manii and sengon) demonstrated that they had good sound absorption at low

Tujuan dari penelitian ini adalah : (i) Menganalisis perkembangan profitabilitas, efisiensi, dan pertumbuhan output dari industri penggemukan sapi potong lokal

Perbedaan dengan penelitian ini adalah ingin mengetahui hubungan antara karakteristik personal ibu hamil dengan kepatuhan Ibu Hamil Dalam ANC di Wilayah Kerja Puskesmas

Spika yang muncul tidak hanya terbentuk langsung dari rimpang tetapi juga berasal dari perubahan tunas vegetatif menjadi tunas generatif (spika). Jahe mempunya masa berbunga yaitu

Percakapan ini dilakukan oleh pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2007: 189). Metode

Hasil pengamatan komponen hasil menunjukan bahwa penambahan 50% dosis pupuk NPK ditambah jerami saja, ataupun pengurangan 50% dosis pupuk NPK dengan pembenaman

[r]

[r]