EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE LEARNING TOURNAMENT DAN QUIZ TEAM DITINJAU
DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KELAS X SMK
MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
HERIYONO
A 410080320
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE LEARNING TOURNAMENT DAN QUIZ TEAM DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN
DAN PERTIDAKSAMAAN KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA
Oleh
Heriyono1, Tjipto Subadi2, dan Sumardi3
1 mathematics achievment, (3) the interaction between learning method and learning activity of student about to learn mathematics achievment. The population in this study were all student in X grade in SMK Muhammadiyah 2 Surakarta amounting to 82 students. Samples taken in this study as many as 54 student, consisting of 30 students as experimental I classes and 24 students as experimental II classes. The sampling technique used in this study is cluster random sampling. Data collection method used is questionnaire method, method of testing and documentasi methods. Data analysis techniques using two-analysis of variance test with unequal cells, a prereqisite before using the test lilliefors analysis method to test for normality and Bartlet method to test for homogeneity. From the analysis of data with a significance level of 5% satisfied that: (1) there is not the influence of Learning Tournament and Quiz Team methods about to
Pendahuluan
Pendidikan pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap
manusia karena setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan
dimanapun ia berada. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, sebab tanpa
pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan
adanya pendidikan maka dapat tercipta manusia-manusia yang berkualitas. Oleh
karena itu, pendidikan harus mendapatkan perhatian baik oleh pemerintah dan
masyarakat pada umumnya, serta para pengelola pendidikan pada khususnya.
Peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan guna menunjang
tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri. Tujuan pendidikan menurut
Sukmadinata (2007 : 24) diarahkan kepada pencapaian empat sasaran, yaitu : (1)
pengembangan aspek kepribadian, (2) pengembangan kemampuan
kemasyarakatan, (3) pengembangan kemampuan melanjutkan studi, dan (4)
pengembangan kecakapan dan kesiapan untuk bekerja.
Pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya peningkatan mutu
pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan adalah
bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan,
kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga negara. Dalam proses
pembelajaran, pengembangan kemampuan komunikasi yang baik dengan guru dan
sesama siswa yang dilandasi sikap saling menghargai harus perlu secara terus
menerus di kembangkan di dalam setiap event pembelajaran agar dalam setiap
proses pembelajaran memberikan hasil yang maksimal.
Dalam proses pembelajaran khususnya matematika, guru menyadari
bahwa matematika dipandang sebagai mata pelajaran yang kurang diminati,
ditakuti, dan dihindari oleh sebagian besar siswa. Banyak siswa yang masih
kurang mampu dalam mempelajari matematika karena dianggap sebagai pelajaran
yang sulit. Hal ini menyebabkan siswa menjadi takut atau phobia terhadap
matematika. Ketakutan-ketakutan tersebut dapat menyebabkan proses
pembelajaran menjadi tidak efektif sehingga prestasi belajar yang diharapkan
Rendahnya prestasi belajar matematika disebabkan karena aktivitas dalam
pembelajaran matematika masih sangat rendah. Siswa jarang sekali mengajukan
pertanyaan walaupun guru telah memancing dengan pertanyaan-pertanyaan yang
sekiranya siswa belum jelas. Selain itu, aktivitas siswa dalam mencatat, membuat
ringkasan dan mengerjakan soal-soal latihan masih rendah. Dalam proses
pembelajaran selama ini, pada umumnya guru senantiasa mendominasi kegiatan
dan segala inisiatif datang dari guru, sementara siswa sebagai obyek untuk
menerima apa-apa yang dianggap penting dan menghafal materi-materi yang
disampaikan oleh guru serta tidak berani mengeluarkan ide-ide pada saat
pembelajaran berlangsung.
Kurangnya aktivitas siswa di dalam kelas dikarenakan penggunaan metode
mengajar yang tidak sesuai atau kurang tepat sehingga siswa tidak dapat dengan
mudah memahami dan menguasai materi yang disampaikan. Supaya kegiatan
belajar mengajar mencapai tujuan seoptimal mungkin, guru diharapkan memiliki
kemampuan-kemampuan yang diperlukan siswa, menguasai materi yang akan
diajarkan, mampu mengklasifikasikan macam-macam pendekatan dan metode
serta menguasai teknik-teknik mengajar. Penentuan metode bagi guru merupakan
hal yang cukup penting. Keberhasilan siswa akan banyak bergantung kepada
pendekatan dan metode yang digunakan oleh guru. Dalam hal ini adalah metode
pembelajaran Learning Tournament dan Quiz Team.
Metode Learning Tournament ini menggabungkan satu kelompok belajar
dan kompetisi tim (Silberman, 2009 : 159-160). Sedangkan metode Quiz Team
berguna untuk meningkatkan kemampuan tanggung jawab siswa terhadap apa
yang mereka pelajari dengan cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan
(Mel Silberman, 2009 : 163-164). Metode Learning Tournament dan Quiz Team
keduanya merupakan metode pembelajaran dengan menggunakan teknik belajar
secara kelompok.
Memperhatikan uraian tersebut di atas, studi yang dilakukan bertujuan
untuk mengetahui (1) pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar
interaksi antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa. Maka
diambil hipotesis sebagai berikut :
H1A : Ada pengaruh penggunaan metode pembelajaran Learning Tournament
dan metode pembelajaran Quiz Team terhadap prestasi belajar
H1B : Ada pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika
H1AB : Ada interaksi antara metode pembelajaran Learning Tournament dan
metode pembelajaran Quiz Team ditinjau dari aktivitas belajar siswa
terhadap prestasi belajar
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen. Dengan variabel
terikat adalah prestasi belajar siswa dan variabel bebasnya adalah metode
pembelajaran dan aktivitas belajar siswa. Metode yang digunkaan adalah metode
Learning Tournament sebagai perlakuan pada kelas eksperimen I dan metode
Quiz Team sebagai perlakuan pada kelas eksperimen II. Kedua kelas tersebut
kemudian dibandingkan, dengan meninjau pada kemampuan awal siswa. Dengan
membandingkan kedua kelas tersebut, diharapkan dapat diketahui perbedaan
prestasi belajar anatara metode Learning Tournament dan metode Quiz Team.
Pada kelas eksperimen I digunakan metode pembelajaran Learning
Tournament. Metode ini menggabungkan satu kelompok belajar dan kompetisi
tim yang dapat digunakan untuk mengembangkan pelajaran atas macam-macam
fakta, konsep, dan keahlian yang luas. Kemudian pada kelas eksperimen II,
digunakan metode pembelajaran Quiz Team. Dimana pada metode ini dapat
meningkatkan tanggung jawab peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari
melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan. Kedua kelas tersebut
kemudian dibandingkan dan dilihat perbedaan prestasi belajarnya.
Pengambilan sampel digunakan cluster random sampling, yaitu teknik
sampling yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang diteliti atau
sumber data sangat luas (Sugiyono, 2011 : 83). Nanang Martono (2010 : 67)
menyebutkan bahwa sampling adalah metode atau cara menentukan sampel dan
normalitas dan homogenitas perlu juga diadakan uji varian matching mengingat
sampel yang diteliti berasal dari dua kelas yang berbeda yaitu kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Uji varian matching bertujuan untuk menentukan kondisi
keseimbangan kemampuan awal siswa.
Sedangkan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar tersebut
digunakan metode tes dan metode angket. Akan tetapi, sebelum digunakan soal
tes ini perlu diuji apakah layak digunakan dalam penelitian. Pengujian yang
digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas soal. Untuk mengetahui validitas
tiap item instrumen digunakan rumus korelasi Product Moment, yaitu:
∑
∑
∑
∑
Untuk mengetahui reliabalitas soal tes digunakn rumus KR-20 berikut :
= ∑ ∑ ∑
Sedangkan untuk mengetahui reabilitas soal angket digunakan rumus
Alpha Cronbach’s berikut :
= 1 −∑
Selain itu metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran dan keseriusan mengerjakan tes prestasi.
Kemudian metode Learning Tournament dan Quiz Team dapat dianjurkan pada
guru sebagai alternatif pembelajaran di kelas.
Hasil dan Pembahasan
Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada 25 soal, didapatkan
yaitu r11 = 0,80294, maka instrument tersebut reliable dan dapat digunakan.
Kemudian hasil reabilitas untuk soal aktivitas juga menunjukan nilai yang tinggi
yaitu r11 = 0,88315. Untuk validitas soal tes, didapatkan sepuluh soal yang tidak
valid dan 15 soal valid. Ini berarti terdapat 15 soal yang nilai validitasnya lebih
dari nilai validitas tabel dengan jumlah subyek 27, yaitu rtabel = 0,382. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Nilai Validitas Instrumen
No
Item rxy rtabel Keterangan
1 0,5245 0,381 Valid
2 0,5581 0,381 Valid
3 0,5581 0,381 Valid
4 0,4523 0,381 Valid
5 0,3831 0,381 Valid
6 0,4774 0,381 Valid
7 -0,014 0,381 Tidak Valid
8 -0,014 0,381 Tidak Valid
9 0,6806 0,381 Valid
10 0,0591 0,381 Valid
11 0,0591 0,381 Tidak Valid
12 -0,452 0,381 Tidak Valid
13 0,4908 0,381 Valid
14 0 0,381 Tidak Valid
15 0,668 0,381 Valid
16 0,4427 0,381 Valid
17 0,6235 0,381 Valid
18 0,4908 0,381 Valid
19 -0,055 0,381 Tidak Valid
21 0 0,381 Tidak Valid
22 0 0,381 Tidak Valid
23 0 0,381 Tidak Valid
24 0,4048 0,381 Valid
25 0,5999 0,381 Valid
Sedangkan untuk validitas soal angket, didapatkan enam soal yang tidak
valid dan 19 soal valid. Ini berarti terdapat 19 soal yang nilai validitasnya lebih
dari nilai validitas tabel dengan jumlah subyek 26, yaitu rtabel = 0,388. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
Nilai Validitas Instrumen
No
Item rxy rtabel Keputusan
1 0,5675 0,388 Valid
2 -0,31 0,388 Tidak Valid
3 0,14 0,388 Tidak Valid
4 0,6965 0,388 Valid
5 0,6799 0,388 Valid
6 0,5442 0,388 Valid
7 0,3238 0,388 Tidak Valid
8 0,7899 0,388 Valid
9 0,6111 0,388 Valid
10 0,5223 0,388 Valid
11 0,6404 0,388 Valid
12 0,6216 0,388 Valid
13 0,438 0,388 Valid
14 0,3186 0,388 Tidak Valid
16 0,2383 0,388 Tidak Valid
Metode Learning Tournament dan metode Quiz Team menunjukkan hasil
seperti gambar berikut :
Gambar 1
Diagram batang perbandingan rata-rata dalam penggunaan metode
pembelajaran
Dari hasil analisis variansi dua jalan yang telah dilakukan, metode
Learning Tournament dan Quiz Team tidak berpengaruh terhadap naiknya prestasi
belajar siswa. Akan tetapi, aktivitas belajar siswa sangat berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa. Rangkuman hasil ANAVA dua jalan ditampilkan pada tabel
Tabel 3
Rangkuman analisis variansi dua jalan sel tak sama
Sumber JK Dk RK Fhitung Ftabel Keputusan
Metode Pembelajaran (A) 7.4663 1 7.4663 0.034 4.043 Ho Diterima
Tingkat Aktivitas (B) 4632.4390 2 2316.2195 10.513 3.191 Ho Ditolak
Interaksi (AB) 83.4863 2 41.7431 0.189 3.191 Ho Diterima
Galat (G) 10575.7026 48 220.3271
Total (T) 15299.0942 53
Berdasarkan tabel diatas dan menggunakan taraf signifikansi 5%
dihasilkan pada hipotesis pertama
F
a= 0,034 danF
tabel pada taraf signifikasi 5%adalah 4,043. Karena
F
a<F
tabel , makaH
0diterima artinya tidak ada pengaruhyang signifikan antara metode pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika
siswa.
Kenyataan kondisi tersebut di dukung di dalam lingkungan SMK
Muhammadiyah 2 Surakarta yang kurang terbiasa akan penggunaan metode
Learning Tournament dan Quiz Team. Siswa cenderung terbiasa dengan metode
konvensional yang diberikan oleh guru. Kurangnya waktu dalam penelitian ini
menyebabkan evaluasi yang dilakukan oleh guru kurang maksimal dan
menyebabkan kurang tercapainya hasil belajar yang di inginkan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sukardi (2011 : 2) yang mengatakan
bahwa evaluasi pembelajaran harus dilakukan secara sistematis dan kontinu agar
dapat menggambarkan kemampuan para siswa yang di evaluasi. Kesalahan utama
yang sering terjadi diantara para guru adalah bahwa evaluasi hanya dilakukan
pada saat-saat tertentu, seperti pada akhir unit, pertengahan, dan atau akhir suatu
program pembelajaran. Akibat yang terjadi adalah minimnya informasi tentang
para siswa sehingga menyebabkan banyaknya perlakuan prediksi guru menjadi
bias dalam menentukan posisi mereka dalam kegiatan kelasnya. Hal ini dianjurkan
dan kemudian digunakan untuk menilai tingkat keterlaksanaan program seperti
yang direncanakan.
Indira Murti (2010) juga menyatakan bahwa kurangnya waktu dalam
penelitian yang dilakukannya menyebabkan kurang tercapainya hasil belajar yang
diinginkannya. Sehingga dalam penelitiannya memberikan hasil belajar yang
seimbang atau sama dengan metode pembelajaran yang digunakannya.
Kemudian untuk hipotesis kedua, hasil ANAVA dua jalan sel tak sama
dengan taraf signifikasi 5% diperoleh
F
b= 10,513 danF
tabel= 3,191. KarenaF
b>
F
tabel, maka ada pengaruh yang signifikan prestasi belajar matematika ditinjaudari aktivitas siswa. Adapun perbedaan tingkat aktivitas belajar siswa tinggi,
sedang, dan rendah menyebabkan perbedaan tingkat pemahaman materi pelajaran
matematika yang diberikan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman (2009 : 95-96) yang
mengatakan bahwa aktivitas diperlukan dalam belajar karena pada prinsipnya
belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan
kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas
merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar
mengajar. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya
aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.
Jadi apabila tingkat aktivitasnya tinggi, maka akan memberikan hasil yang
maksimal terhadap proses pembelajaran, begitu pula sebaliknya apabila
aktivitasnya rendah maka akan memberikan hasil yang tidak maksimal terhadap
proses pembelajaran.
Hasil analisis menyebutkan bahwa H0 ditolak. Karena Ho ditolak maka
perlu dilakukan uji lanjut atau uji komparasi ganda. Uji komparasi ganda
dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rerata prestasi belajar
antara siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi, sedang dan rendah. Hasil uji
komparasi ganda dengan menggunakan metode Scheffe menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan signifikan antara siswa yang mempunyai aktivitas tinggi
tinggi mempunyai prestasi yang paling baik dibandingkan dengan aktivitas sedang
dan rendah. Kondisi ini didukung di lapangan bahwa aktivitas antara siswa yang
satu dengan yang lain berbeda. Aktivitas siswa dibedakan ke dalam tiga kategori
yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Siswa yang tingkat aktivitasnya tinggi terlihat
lebih serius saat mengerjakan soal yang diberikan guru, aktif dalam proses
pembelajaran dan memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru.
Sedangkan siswa dengan aktivitas rendah kurang serius dalam mengerjakan tugas
dan cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa aktivitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan tingkat
aktivitas mempengaruhi prestasi belajar mereka. Semakin tinggi aktivitas semakin
baik prestasi belajar yang dicapai dan sebaliknya rendahnya aktivitas siswa
mengakibatkan rendahnya prestasi belajar mereka. Perbedaan kemampuan awal
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4
Rangkuman Analisis Uji Komparasi Antar Kolom
Ho Fobs Ftab Keputusan
µ1 = µ2 15,652 6,382 Ho ditolak
µ1 = µ3 13,798 6,382 Hoditolak
µ2 = µ3 0,086 6,382 Hoditerima
Komparasi pertama menyatakan perbandingan antara aktivitas siswa tinggi
dengan aktivitas siswa sedang. Komparasi kedua menyatakan perbandingan antara
aktivitas siswa tinggi dengan aktivitas siswa rendah. Komparasi ketiga
menyatakan perbandingan antara aktivitas siswa rendah dengan aktivitas siswa
sedang.
Pada komparasi pertama dan kedua didapatkan H0 ditolak, ini berarti ada
perbedaan yang signifikan antara aktivitas belajar tinggi dan sedang, juga ada
diterima, ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara aktivitas siswa
sedang dan aktivitas siswa rendah.
Untuk hipotesis ketiga, ANAVA dua jalan sel tak sama dengan taraf
signifikasi 5% menyatakan hasil
F
ab= 0,189 danF
tabel = 3,191. KarenaF
ab<tabel
F
, maka tidak ada efek interaksi yang signifikan antara metode pembelajarandan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa. Karena tidak ada efek
interaksi yang signifikan antara metode dan aktivitas belajar siswa, maka
perbandingan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol mengikuti perbandingan
marginalnya.
Dengan demikian, antara metode dan aktivitas belajar siswa tidak terjadi
interaksi yang sistematis dalam mempengaruhi prestasi belajar matematika.
Siswa yang berprestasi tinggi tidak selalu berasal dari siswa dengan aktivitas yang
tinggi dengan metode pembelajaran, tetapi mungkin berasal dari aktivitas belajar
yang rendah dengan metode pembelajaran. Adapun profil efek metode maupun
strategi pembelajaran dapat disajikan dalam grafik berikut:
Gambar 2
Rata-rata Prestasi Belajar Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II Ditinjau Dari Aktivitas
Dari gambar di atas diperoleh bahwa rerata prestasi belajar matematika
kedua kelas hampir sama. Hal ini dikarenakan karena tidak adanya interaksi
antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa. Hal ini sejalan dengan
0 10 20 30 40 50 60 70 80
B1 B2 B3
A1
hipotesis pertama yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh metode
pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika siswa. Hal ini dapat dilihat dari
uji statistik yang menyatakan bahwa
H
0diterima (tidak ada interaksi).Hal ini kemungkinan disebabkan karena faktor lain yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa, meliputi faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri
yaitu kecerdasan, latihan, dan kesempatan yang dalam penelitian ini tidak diteliti
oleh peneliti. Selain itu dapat juga disebabkan oleh cara pengambilan sampel yang
kurang tepat, sehingga belum dapat menggambarkan keadaan populasi yang
sebenarnya. Akan tetapi, apabila dilihat dari tingkat aktivitasnya maka terdapat
perbedaan rerata antara siswa yang mempunyai aktivitas tinggi, sedang, ataupun
rendah. Hal ini sejalan dengan hipotesis kedua yang mengatakan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara aktivitas belajar terhadap prestasi belajar
matematika siswa.
Simpulan
Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya analisis data dengan taraf
signifikasi 5% dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan
metode pembelajaran Learning Tournament dan Quiz Team terhadap prestasi
belajar matematika. Hal ini didasarkan dari analisis data diperoleh
F
a= 0,034 <= 4,043.
Ada pengaruh yang signifikan prestasi belajar siswa terhadap prestasi
belajar matematika. Hal ini didasarkan dari analisis data diperoleh
F
b= 10,513 >= 3,191.
Tidak ada interaksi metode pembelajaran Learning Tournament dan
metode pembelajaran Quiz Team ditinjau dari aktivitas belajar siswa terhadap
prestasi belajar matematika. Hal ini didukung dari penelitian diperoleh data
F
ab=0,189 < = 3,191.
Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Murti, Indira. 2010. Implementasi Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Missouri Mathematics Project (MMP) dan pendekatan Keep On Learning Ditinjau Dari Motivasi Belajar. Skripsi UMS (tidak diterbitkan).
Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Silberman, Mel. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta : Bumi Aksara.