• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Upaya Peningkatan Motivasi Belajar PKn Materi Hidup Rukun Melalui Model Pembelajaran VCT dan Metode Simulasi Pada Siswa Kelas 1 Semester I SDN Jatiroto 03 Kayen – Pati TahunAjaran 2012 / 2013.”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Upaya Peningkatan Motivasi Belajar PKn Materi Hidup Rukun Melalui Model Pembelajaran VCT dan Metode Simulasi Pada Siswa Kelas 1 Semester I SDN Jatiroto 03 Kayen – Pati TahunAjaran 2012 / 2013.”."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Disusun Oleh : DIYAH PUJI UTAMI

A54E090085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

Diyah Puji Utami NIM A54E090085 FKIP PGSD. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta 2012. 145 Halaman

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar PKn melalui model pembelajaran pengungkapan nilai (VCT) dan metode simulasi. Subyek penelitiannya adalah guru dan siswa kelas 1 SDN Jatiroto 03. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tehnik pengumpulan data digunakan melalui observasi, tes dan dokumentasi. Tehnik uji validitas data menggunakanmetode trianggulasi yaitu trianggulasi sumber dan waktu. Tehnik analisis data menggunakan tehnik analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen yaitu: Reduksi Data, Penyajian Data, dan Penarikan Kesimpulan. Prosedur Penelitian meliputi tahap: Identifikasi Masalah, Persiapan, Penyusunan Rencana Tindakan, Implementasi Tindakan, Pengamatan dan Penyusunan Rencana. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus / putaran, yang masing-masing siklus terdiri empat tahap, yakni: perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observation), refleksi (reflecting) dan evaluasi (evaluation). Sumber data diperoleh dari guru / observer (tentang motivasi belajar siswa melalui instrumen lembar observer). Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Dapat dilihat dari perolehan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn yang meningkat dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I persentasi hasil motivasi 67% (14 siswa termotivasi). Pada siklus II sebesar 80% (17 siswa cukup termotivasi). Hal ini membuktikan bahwa dengan penerapan Tehnik Pengungkapan Nilai (VCT) dan metode simulasi dapat meningkatkan motivasi belajar pada pembelajaran PKn Materi hidup rukun.

(3)

Tel

1. Drs. M. Yahya, M.S 2. Drs. Sutan Syahri 3. Drs. Ariyanto, M.P

F

PENGESAHAN

Disusun oleh :

DIYAH PUJI UTAMI A 54 E 090085

elah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal, ... dan dinyatakan telah memenuhi syarat

, M.Si ( hrir Zabda, MH ( o, M.Pd (

Surakarta,

Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan

Drs. H. Sofyan Anif, M.Si NIK. 547

(4)

PENDAHULUAN

Upaya peningkatan pendidikan di SD, kemampuan guru secara terus

menerus harus ditingkatkan pengetahuan akademis, dan kemampuan yang

berkaitan dengan bidang tugasnya, serta kemampuan profesional untuk

mengadakan evaluasi, sehingga mengetahui sejauh mana perkembangan yang

telah dicapai oleh siswanya, oleh karena itu evalusi hasil belajar siswa dilakukan

oleh guru untuk memantau proses kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta

didik secara berkesinambungan (Undang-Undang SPN No. 22 Tahun 2003).

Untuk memenuhi hal tersebut guru dituntut mampu mengelola Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM) yang memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa mau

belajar, hal ini perlu dilaksanakan karena dalam proses pembelajaran masih ada

sebagian guru menyampaikan konsep pembelajaran PKn secara verbal, sehingga

kurang antusias dalam menerima pelajaran.

Guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses

motivasi kepada peserta didik karena motivasi merupakan salah satu faktor yang

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut Howard, 1968 dalam

Mulyasa (2005: 174) setiap guru sebaiknya memiliki rasa ingin tahu, mengapa

dan bagaimana anak belajar dan menyesuaikan dirinya dengan kondisi-kondisi

belajar dalam lingkungannya. Hal tersebut akan menambah pemahaman dan

wawasan guru, sehingga memungkinkan proses pembelajaran berlangsung lebih

efektif dan optimal. Pengetahuan tentang kejiwaan anak yang berhubungan

dengan masalah pendidikan dapat dijadikan sebagai dasar dalam memberikan

motivasi kepada peserta didik sehingga peserta didik mau dan mampu belajar

dengan sebaik-baiknya.

Namun kenyataannya kegiatan pembelajaran PKn di Kelas I Semester 1

(satu) Tahun Ajaran 2012/2013 di SD Jatiroto 03 Kecamatan Kayen Kabupaten

Pati, tingkat motivasi siswa pada pembelajaran PKn dengan materi pokok

“Hidup Rukun di Rumah dan di Sekolah” menunjukkan masih sangat rendah.

Hal ini disebabkan karena : 1) penyampaian materi kurang menarik karena tidak

menggunakan alat peraga dan model pembelajaran yang tepat; dan

(5)

motivasi dari guru, sehingga masih banyak siswa yang kurang termotivasi pada

materi tentang hidup rukun di rumah dan di sekolah.

Untuk itu peneliti mengadakan perubahan strategi pembelajaran dan

mencari permasalahan jalan keluar melalui PTK (Penelitian Tindakan Kelas).

Dalam mengatasi hambatan-hambatan selama proses PTK, peneliti

menggunakan metode simulasi dan teknik pengungkapan nilai (VCT).

Diharapkan dengan pemanfaatan sumber belajar berupa metode simulasi dan

VCT proses pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif dan efisien.

Berdasarkan latar belakang di atas dan analisis masalah yang dihadapi

guru kelas I SDN Jatiroto 03 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati, tentang materi

hidup rukun, maka rumusan masalahnya adalah “Apakah dengan model

pembelajaran VCT dan metode simulasi dapat meningkatkan motivasi belajar

PKn materi hidup rukun siswa kelas I SDN Jatiroto 03 Kayen - Pati.” Adapun

tujuan khusus penelitian ini adalah “melalui model pembelajaran VCT dan

metode simulasi diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar PKn hidup

rukun pada siswa”.

LANDASAN TEORI

1. Pembelajaran PKn di SD

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran

yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural,

bahasa, usia, untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan

berkarakter yang dilandasi oleh UUD 1945 (Sudjana, 2003: 4).

Pembelajaran PKn di SD diharapkan dapat menumbuhkan pengertian dan

pemahaman siswa mengenai peran warga negara dalam berbagai lingkup

kehidupan salah satu masyarakat, bangsa dan negara, namun untuk dapat

melaksanakannya diperlukan nilai-nilai, selain itu PKn juga meliputi belajar

dan pengajaran yang berkaitan dengan pengembangan

kompetensi-kompetensi warga negara yang berlangsung baik di sekolah maupun di luar

(6)

serta tugas-tugas, tanggung jawab dan kewajiban-kewajiban warga negara

dapat dilaksanakan dengan baik.

Tujuan pembelajaran mata pelajaran PKn, menurut Mulyasa (2007)

(dalam Udin S, 2008: 1.20) adalah untuk menjadikan siswa : 1) mampu

berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan

hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya; 2) berpartisipasi dalam

segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa

bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan; dan 3) bisa berkembang

secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan

bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.

PKn SD merupakan mata pelajaran yang berfungsi sebagai

pendidikan nilai. Pelaksanaan pendidikan nilai dapat menggunakan jenjang

afektif (Kratzwoh, 1967), berupa penerimaan nilai (receiving), penanggapan

nilai (responding), penghargaan nilai (valuing), pengorganisasi nilai

(organization), karakterisasi nilai (characterization).

2. Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai “daya

penggerak yang telah menjadi aktif” (Sardiman, 2001: 71). Menurut

Mulyasa (2009: 196) motivasi merupakan salah satu faktor yang turut

menentukan keefektifan dan keberhasilan pembelajaran, karena peserta

didik akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang

tinggi. Selanjutnya menurut Slameto belajar adalah “suatu proses usaha

yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2003: 2). Dengan

demikian motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada

diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan

sesuatu guna mencapai tujuan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain: 1)

(7)

lingkungan; 4) Unsur-unsur dinamis dalam belajar; dan 5) Upaya guru

dalam membelajarkan siswa (Dimyati dan Mudjiono, 1999 : 100).

3. Model Pembelajaran Teknik Pengungkapan Nilai (VCT)

VCT (Value Clarification Technique/Teknik Pengungkapan Nilai)

adalah suatu cara pembelajaran efektif yang mampu membina dan

mempribadikan (personalisasi) nilai moral, mengklarifikasi dan

mengungkapkan isi peran moral yang disampaikan, mengklarifikasikan dan

menilai kualitas nilai moral diri siswa dan nilai moral dalam kehidupan

nyata, serta mampu memberikan pengalaman belajar berbagai kehidupan.

Model pembelajaran VCT sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran

PKn, karena mata pelajaran PKn mengemban misi untuk membina nilai,

moral, sikap dan perilaku siswa disamping itu membina kecerdasan

(pengetahuan) siswa. Hersh.et all, 1980 (dalam Hera Lestari, 2002: 4.4).

Mengemukakan model pendidikan moral dapat membantu siswa berlatih

mengamalkan nilai moral yang dipelajari di sekolah.

4. Metode Simulasi

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau

berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan

cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan

untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu (Wina

Sanjaya, 2006: 159). Jenis-jenis simulasi menurut Wina Sanjaya (2006:

160-161) antara lain: a) Sosiodrama; b) Psikodrama; dan c) Role playing.

Menurut Nana Sudjana (1989: 63) tujuan pemakaian metode

simulasi adalah: a) Melatih keterampilan tertentu, baik bersifat profesional

maupun bagi kehidupan sehari-hari; b) Memperoleh pemahaman tentang

suatu konsep atau prinsip; c) Melatih memecahkan masalah; d)

Meningkatkan kegiatan belajar dengan melibatkan siswa dalam mempelajari

situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya; e)

Memberikan motivasi belajar kepada siswa; f) Melatih siswa untuk

mengadakan kerja sama dalam situasi kelompok; g) Menumbuhkan daya

(8)

5. Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian ini adalah “diduga dalam tindakan yang diambil

dapat memperbaiki sistem, proses, dan motivasi belajar PKn dari

penggunaan model pembelajaran pengungkapan nilai (VCT) dan metode

simulasi dapat meningkatkan motivasi belajar PKn kelas 1 semester I SDN

Jatiroto 03 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2012/2013

tentang materi hidup rukun”.

METODE PENELITIAN

Tempat penelitian di SD Jatiroto 03 Kecamatan Kayen, dilaksanakan

mulai dari bulan Juni 2012 sampai Agustus 2012. Subyek penelitian adalah guru

dan siswa kelas 1. Objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan motivasi

belajar PKn dalam pembelajaran PKn.

Jenis data diperoleh dari : (1) Data kualitatif, berupa hasil pengamatan

observer dari motivasi siswa dan perkembangan kinerja guru dalam

pembelajaran PKn dengan materi hidup rukun di rumah dan di sekolah dengan

model pembelajaran VCT dan metode simulasi dan (2) Data kuantitatif, berupa

hasil tes unjuk kerja. Sumber data diperoleh dari : (1) siswa melalui hasil

observasi tentang motivasi belajar PKn yang diperoleh secara sistematis selama

pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2; dan (2) guru melalui lembar observasi

perkembangan kinerja guru yang diamati oleh observer. Pengambilan data

dilakukan dengan observasi, tes dan dokumentasi.

Teknik pengujian ini diproses dengan trianggulasi data. Peneliti

menggunakan 2 jenis trianggulasi yaitu trianggulasi sumber dan trianggulasi

waktu (Rubino R & Saring M: 2008: 60). Teknik analisis data yang peneliti

gunakan adalah teknik analisis kualitatif dengan model teknik analisis interaktif

yang dikembangkan oleh Miles Huberman (1984) dalam Kunandar (2011: 102).

Analisis interaktif terdiri dari 3 komponen yaitu reduksi data, penyajian data,

penarikan kesimpulan.

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam dua siklus, setiap

siklus terdiri dari tahap perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting),

(9)

HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Kondisi Awal

Tabel 1 Frekuensi Nilai Motivasi Belajar PKn Awal

Nilai Jumlah Siswa Persentase

1 0 0%

2 10 47,6%

3 11 52,4%

4 0 0%

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti diketahui

bahwa kondisi awal nilai motivasi belajar PKn siswa kelas 1 SD Negeri

Jatiroto 03 masih di bawah nilai cukup atau kurang dari 75. Hal ini dapat

dilihat dari motivasi nilai awal tindakan. Selain itu terdapat permasalahan

yang ditemui pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, diantaranya

guru dalam pembelajaran PKn hanya menggunakan metode pembelajaran

konvensional yaitu ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.

2. Deskripsi Hasil Siklus 1 a. Data tentang motivasi

Dari hasil observasi diketahui nilai rata-rata skor motivasi belajar PKn

sebesar 2,73 (termasuk dalam kriteria “cukup”). Jadi dari Pra siklus ke

siklus I sudah ada peningkatan tapi belum maksimal sehingga perlu

dilakukan siklus II. Peningkatan motivasi belajar PKn dapat dilihat

pada grafik berikut.

Gambar 1. Grafik Rata-rata Motivasi Belajar PKn Pada Siklus I

(10)

Gambar 2. Prosentase Hasil Motivasi Belajar Siklus 1

b. Data tentang hasil motivasi belajar PKn dalam tes unjuk kerja

Dari data tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata prestasi belajar pada

siklus I sebesar 69 dan hanya 62% (14 siswa yang tuntas dari 21 siswa).

c. Data tentang kinerja guru

Hasil siklus 1 diperoleh nilai rata-rata skor kinerja guru sebesar 2,85

(termasuk dalam kriteria “cukup”).

3. Diskripsi Hasil Siklus 2 a. Data tentang motivasi

Hasil siklus 2 diperoleh nilai rata-rata skor motivasi belajar PKn

sebesar 3,78 (termasuk dalam kriteria “aktif atau termotivasi”).

Peningkatan motivasi belajar PKn dapat dilihat pada grafik berikut.

Gambar 3. Grafik Rata-rata Motivasi Belajar PKn Pada Siklus II

(11)

Gambar 4. Prosentase Hasil Motivasi Belajar Siklus II

b. Data tentang hasil motivasi belajar PKn dalam tes unjuk kerja

Hasil tes unjuk kerja dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil

motivasi belajar pada siklus II sebesar 82,8 dan 80% (tuntas 17 dari 21

siswa).

c. Data tentang kinerja guru

Dari hasil observasi dapat diketahui bahwa nilai rata-rata skor kinerja

sebesar 3,67 (termasuk dalam kriteria “baik”).

Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa : (1) motivasi selama

proses pembelajaran berlangsung mengalami peningkatan dengan memperoleh

rata-rata skor 3,64 (kriteria “baik (termotivasi)”), ditandai kondisi siswa semakin

antusias memperhatikan penjelasan guru dan mampu simulasi tentang hidup

rukun serta aktif menanggapi pertanyaan serta tertarik dengan media

pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan

lancar; (2) Hasil tes unjuk kerja pada materi pokok “Hidup Rukun” diperoleh

data rata-rata nilai tes unjuk kerja sebesar 8,28 dan siswa yang telah termotivasi

sebesar 80%. Kondisi ini menunjukkan bahwa motivasi belajar yang dicapai

oleh siswa terus meningkat; (3) Kinerja guru mengalami peningkatan yang

signifikan, hal ini ditunjukkan dari : (a) kemampuan dalam menyusun RPP

dengan menggunakan pendekatan VCT dan metode simulasi PKn, (b)

kemampuan melaksanakan proses belajar, (c) kemampuan membuat setting

kelas yang interaktif dan mampu membangun komunikasi secara kondusif

(12)

Berdasarkan hasil penelitian di atas mendukung diterimanya hipotesis

bahwa dengan menerapkan model pembelajaran VCT dan metode simulasi pada

materi hidup rukun di rumah dan di sekolah dapat meningkatkan motivasi

belajar PKn kelas 1 semester I SDN Jatiroto 03 Kecamatan Kayen Kabupaten

Pati Tahun Pelajaran 2012/2013.

SIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Disimpulkan bahwa: “Melalui penerapan model pembelajaran

pengungkapan nilai (VCT) dan metode simulasi dapat meningkatkan

motivasi belajar PKn siswa kelas SDN Jatiroto 03 tahun pelajaran

2012/2013.” Peningkatan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan

adanya peningkatan jumlah siswa yang termotivasi adalah sebagai berikut :

a. Pada siklus I, siswa yang termotivasi adalah 13 siswa dari 21 siswa

(67%).

b. Pada siklus II, siswa yang termotivasi adalah 17 siswa dari 21 siswa

(80%).

2. Implikasi

Kesimpulan di atas memberikan implikasi bahwa dengan

pembenahan cara mengajar dan penggunaan metode yang tepat dan

bervariasi dari seorang guru akan memberi pengaruh pada kegiatan belajar

siswa yang berdampak pada kemampuan siswa menguasai materi yang

diajarkan. Penerapan model pembelajaran VCT dan metode simulasi

merupakan salah satu model dan metode yang memiliki manfaat dalam

pembelajaran PKn untuk membantu mengklarifikasi dan mengungkapkan

isi peran nilai moral yang disampaikan.

Dengan pengungkapan nilai (VCT) dan metode simulasi

diterapkan dalam dua siklus dapat meningkatkan motivasi belajar PKn

dengan kriteria penilaian yaitu perhatian siswa dalam pembelajaran,

(13)

keberanian dalam simulasi, keterlibatan siswa dalam penggunaan alat

peraga / media pembelajaran.

3. Saran

Berdasarkan hasil Penilaian Tindakan Kelas yang telah

dilaksanakan dalam usaha untuk meningkatkan motivasi belajar PKn di

kelas melalui pengungkapan nilai (VCT) dan metode simulasi, maka

diajukan sejumlah saran sebagai berikut :

a. Saran Bagi Guru

1) Berdasarkan penelitian hasil tindakan kelas ini guru harus lebih

dapat memanfaatkan media yang inovatif sebagai sumber belajar

dan lebih intensif dalam memberikan bimbingan kepada siswa

yang mengarah kepada peningkatan kemampuan komunikasi.

2) Pihak lembaga sekolah yang dalam hal ini Kepala Sekolah perlu

memberi kebijakan dan mendorong para guru untuk melakukan

tindakan pembelajaran yang inovatif.

3) Guru perlu memberi perhatian khusus bagi siswa yang belum

menanamkan nilai-nilai moral di lingkungan sekolah

b. Peneliti Berikutnya

Bagi peneliti berikutnya yang tertarik pada masalah yang serupa,

hendaknya mengembangkan penelitian ini dan melakukan perbandingan

dengan metode yang lebih variatif.

Diharapkan ada kegiatan Penelitian Tindakan Kelas lainnya sehingga

dapat diperoleh rekomendasi yang efektivitas penerapan model-model

pembelajaran inovatif, khususnya model pembelajaran pengungkapan

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Andayani. 2007. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar, Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP). Jakarta: Depdikbud.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djahiri AR. 1993. Laporan Kelompok Bidang Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta : Universitas Terbuka.

Fatimah, Siti. 2010. “Penerapan Metode Simulasi Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Di Kelas IV SDN Kemiri

Kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruan” (Skripsi S1 PGSD Program

Studi Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Pra Sekolah. Malang: FKIP Universitas Negeri Malang.

Hamalik, Oemar. 2007. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.

Hartini, Sri. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Surakarta: PGSD FKIP UMS.

Kaelan, M.s. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Yogyakarta: Paradigma.

Lestari, Hera, et all. 2002. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Martinis Yamin. 2007. Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press.

Maryadi, dkk. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi. FKIP. Surakarta: BP. FKIP UMS.

Moedjiono & Moch. Dimyati. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.

Mulyasa, E. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

(15)

Poerwadarminta. W.J.S. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Purwanto Ngalim, 2002, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ronald, Hyman, 1970. Ways of Teaching. Philadelphia: JB. Lippincott Company.

Rubiyanto, Rubino dan Saring Marsudi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Ke SD an dan Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: PGSD FKIP UMS.

Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: PGSD FKIP UMS.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Persada Media.

Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Sinar Baru.

Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung. CV Alfabeta.

Sumantri, Mulyani, dkk. 2001. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta. Universitas Terbuka.

Suwandi, Joko. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Qinant PSKGJ FKIP UMS.

________. 2003. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algresindo.

Syaiful Bahri Djamarah & Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Tim Pengembang PGSD. 1998. Strategi Belajar Mengajar II. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian.

(16)

Wahab, Aziz. 1997. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Winataputra, Udin S. dkk. 2007. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta. Universitas Terbuka.o

http//h4dyme.wordpress.com/2010/05/17/hakekat-fungsi-tujuan-pendidikan kewarganegaraan- di-sd

Gambar

Tabel 1 Frekuensi Nilai Motivasi Belajar PKn Awal
Gambar 2. Prosentase Hasil Motivasi Belajar Siklus 1
Gambar 4. Prosentase Hasil Motivasi Belajar Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Berlatar belakang pada apa yang telah dikemukan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Kemandirian Antara Anak Usia 6-12 Tahun dari

Pengelolaan supervisi klinis perlu optimal dilakukan oleh sekolah karena selama ini dalam pelaksanaan pembelajaran banyak ditemui berbagai kendala seperti masih banyak

Perlakuan komposisi media tanam tidak mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, waktu tunas bunga pertama muncul, dan tinggi letak tunas

Mahasiswa mampu menggunakan kalimat dalam Bahasa Inggris dengan baik dan benar, menggunakan kosa kata yang tepat dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Mahasiswa diberikan

1) Kompetensi Pedagogik : Dalam Standar Nasional Pendidikan, yang dijelaskan pada pasal 28 ayat 3 butir a, kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola

Pemakaian cahaya buatan pada permukaan ceiling dan sisi dalam ceiling yang berbeda yang dipadukan dengan bentuk ceiling yang berbeda maka akan menghasilkan suatu bayangan

Kegiatan atau cara yang dapat dilakukan untuk mengubah pertanian subsistem nejadi komersial adalah adalah meliputi: (1) peningkatan perilaku (pengetahuan, sikap

We set out to test, first, whether certain psychological dispositions lead to different self-reported answers on ethics questions among business students and, second, if