NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
Disusun Oleh : DIYAH PUJI UTAMI
A54E090085
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Diyah Puji Utami NIM A54E090085 FKIP PGSD. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta 2012. 145 Halaman
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar PKn melalui model pembelajaran pengungkapan nilai (VCT) dan metode simulasi. Subyek penelitiannya adalah guru dan siswa kelas 1 SDN Jatiroto 03. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tehnik pengumpulan data digunakan melalui observasi, tes dan dokumentasi. Tehnik uji validitas data menggunakanmetode trianggulasi yaitu trianggulasi sumber dan waktu. Tehnik analisis data menggunakan tehnik analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen yaitu: Reduksi Data, Penyajian Data, dan Penarikan Kesimpulan. Prosedur Penelitian meliputi tahap: Identifikasi Masalah, Persiapan, Penyusunan Rencana Tindakan, Implementasi Tindakan, Pengamatan dan Penyusunan Rencana. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus / putaran, yang masing-masing siklus terdiri empat tahap, yakni: perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observation), refleksi (reflecting) dan evaluasi (evaluation). Sumber data diperoleh dari guru / observer (tentang motivasi belajar siswa melalui instrumen lembar observer). Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Dapat dilihat dari perolehan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn yang meningkat dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I persentasi hasil motivasi 67% (14 siswa termotivasi). Pada siklus II sebesar 80% (17 siswa cukup termotivasi). Hal ini membuktikan bahwa dengan penerapan Tehnik Pengungkapan Nilai (VCT) dan metode simulasi dapat meningkatkan motivasi belajar pada pembelajaran PKn Materi hidup rukun.
Tel
1. Drs. M. Yahya, M.S 2. Drs. Sutan Syahri 3. Drs. Ariyanto, M.P
F
PENGESAHAN
Disusun oleh :
DIYAH PUJI UTAMI A 54 E 090085
elah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal, ... dan dinyatakan telah memenuhi syarat
, M.Si ( hrir Zabda, MH ( o, M.Pd (
Surakarta,
Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan
Drs. H. Sofyan Anif, M.Si NIK. 547
PENDAHULUAN
Upaya peningkatan pendidikan di SD, kemampuan guru secara terus
menerus harus ditingkatkan pengetahuan akademis, dan kemampuan yang
berkaitan dengan bidang tugasnya, serta kemampuan profesional untuk
mengadakan evaluasi, sehingga mengetahui sejauh mana perkembangan yang
telah dicapai oleh siswanya, oleh karena itu evalusi hasil belajar siswa dilakukan
oleh guru untuk memantau proses kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta
didik secara berkesinambungan (Undang-Undang SPN No. 22 Tahun 2003).
Untuk memenuhi hal tersebut guru dituntut mampu mengelola Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) yang memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa mau
belajar, hal ini perlu dilaksanakan karena dalam proses pembelajaran masih ada
sebagian guru menyampaikan konsep pembelajaran PKn secara verbal, sehingga
kurang antusias dalam menerima pelajaran.
Guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses
motivasi kepada peserta didik karena motivasi merupakan salah satu faktor yang
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut Howard, 1968 dalam
Mulyasa (2005: 174) setiap guru sebaiknya memiliki rasa ingin tahu, mengapa
dan bagaimana anak belajar dan menyesuaikan dirinya dengan kondisi-kondisi
belajar dalam lingkungannya. Hal tersebut akan menambah pemahaman dan
wawasan guru, sehingga memungkinkan proses pembelajaran berlangsung lebih
efektif dan optimal. Pengetahuan tentang kejiwaan anak yang berhubungan
dengan masalah pendidikan dapat dijadikan sebagai dasar dalam memberikan
motivasi kepada peserta didik sehingga peserta didik mau dan mampu belajar
dengan sebaik-baiknya.
Namun kenyataannya kegiatan pembelajaran PKn di Kelas I Semester 1
(satu) Tahun Ajaran 2012/2013 di SD Jatiroto 03 Kecamatan Kayen Kabupaten
Pati, tingkat motivasi siswa pada pembelajaran PKn dengan materi pokok
“Hidup Rukun di Rumah dan di Sekolah” menunjukkan masih sangat rendah.
Hal ini disebabkan karena : 1) penyampaian materi kurang menarik karena tidak
menggunakan alat peraga dan model pembelajaran yang tepat; dan
motivasi dari guru, sehingga masih banyak siswa yang kurang termotivasi pada
materi tentang hidup rukun di rumah dan di sekolah.
Untuk itu peneliti mengadakan perubahan strategi pembelajaran dan
mencari permasalahan jalan keluar melalui PTK (Penelitian Tindakan Kelas).
Dalam mengatasi hambatan-hambatan selama proses PTK, peneliti
menggunakan metode simulasi dan teknik pengungkapan nilai (VCT).
Diharapkan dengan pemanfaatan sumber belajar berupa metode simulasi dan
VCT proses pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan latar belakang di atas dan analisis masalah yang dihadapi
guru kelas I SDN Jatiroto 03 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati, tentang materi
hidup rukun, maka rumusan masalahnya adalah “Apakah dengan model
pembelajaran VCT dan metode simulasi dapat meningkatkan motivasi belajar
PKn materi hidup rukun siswa kelas I SDN Jatiroto 03 Kayen - Pati.” Adapun
tujuan khusus penelitian ini adalah “melalui model pembelajaran VCT dan
metode simulasi diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar PKn hidup
rukun pada siswa”.
LANDASAN TEORI
1. Pembelajaran PKn di SD
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran
yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural,
bahasa, usia, untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan
berkarakter yang dilandasi oleh UUD 1945 (Sudjana, 2003: 4).
Pembelajaran PKn di SD diharapkan dapat menumbuhkan pengertian dan
pemahaman siswa mengenai peran warga negara dalam berbagai lingkup
kehidupan salah satu masyarakat, bangsa dan negara, namun untuk dapat
melaksanakannya diperlukan nilai-nilai, selain itu PKn juga meliputi belajar
dan pengajaran yang berkaitan dengan pengembangan
kompetensi-kompetensi warga negara yang berlangsung baik di sekolah maupun di luar
serta tugas-tugas, tanggung jawab dan kewajiban-kewajiban warga negara
dapat dilaksanakan dengan baik.
Tujuan pembelajaran mata pelajaran PKn, menurut Mulyasa (2007)
(dalam Udin S, 2008: 1.20) adalah untuk menjadikan siswa : 1) mampu
berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan
hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya; 2) berpartisipasi dalam
segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa
bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan; dan 3) bisa berkembang
secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan
bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.
PKn SD merupakan mata pelajaran yang berfungsi sebagai
pendidikan nilai. Pelaksanaan pendidikan nilai dapat menggunakan jenjang
afektif (Kratzwoh, 1967), berupa penerimaan nilai (receiving), penanggapan
nilai (responding), penghargaan nilai (valuing), pengorganisasi nilai
(organization), karakterisasi nilai (characterization).
2. Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai “daya
penggerak yang telah menjadi aktif” (Sardiman, 2001: 71). Menurut
Mulyasa (2009: 196) motivasi merupakan salah satu faktor yang turut
menentukan keefektifan dan keberhasilan pembelajaran, karena peserta
didik akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang
tinggi. Selanjutnya menurut Slameto belajar adalah “suatu proses usaha
yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2003: 2). Dengan
demikian motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada
diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan
sesuatu guna mencapai tujuan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain: 1)
lingkungan; 4) Unsur-unsur dinamis dalam belajar; dan 5) Upaya guru
dalam membelajarkan siswa (Dimyati dan Mudjiono, 1999 : 100).
3. Model Pembelajaran Teknik Pengungkapan Nilai (VCT)
VCT (Value Clarification Technique/Teknik Pengungkapan Nilai)
adalah suatu cara pembelajaran efektif yang mampu membina dan
mempribadikan (personalisasi) nilai moral, mengklarifikasi dan
mengungkapkan isi peran moral yang disampaikan, mengklarifikasikan dan
menilai kualitas nilai moral diri siswa dan nilai moral dalam kehidupan
nyata, serta mampu memberikan pengalaman belajar berbagai kehidupan.
Model pembelajaran VCT sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran
PKn, karena mata pelajaran PKn mengemban misi untuk membina nilai,
moral, sikap dan perilaku siswa disamping itu membina kecerdasan
(pengetahuan) siswa. Hersh.et all, 1980 (dalam Hera Lestari, 2002: 4.4).
Mengemukakan model pendidikan moral dapat membantu siswa berlatih
mengamalkan nilai moral yang dipelajari di sekolah.
4. Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau
berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan
cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan
untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu (Wina
Sanjaya, 2006: 159). Jenis-jenis simulasi menurut Wina Sanjaya (2006:
160-161) antara lain: a) Sosiodrama; b) Psikodrama; dan c) Role playing.
Menurut Nana Sudjana (1989: 63) tujuan pemakaian metode
simulasi adalah: a) Melatih keterampilan tertentu, baik bersifat profesional
maupun bagi kehidupan sehari-hari; b) Memperoleh pemahaman tentang
suatu konsep atau prinsip; c) Melatih memecahkan masalah; d)
Meningkatkan kegiatan belajar dengan melibatkan siswa dalam mempelajari
situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya; e)
Memberikan motivasi belajar kepada siswa; f) Melatih siswa untuk
mengadakan kerja sama dalam situasi kelompok; g) Menumbuhkan daya
5. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian ini adalah “diduga dalam tindakan yang diambil
dapat memperbaiki sistem, proses, dan motivasi belajar PKn dari
penggunaan model pembelajaran pengungkapan nilai (VCT) dan metode
simulasi dapat meningkatkan motivasi belajar PKn kelas 1 semester I SDN
Jatiroto 03 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2012/2013
tentang materi hidup rukun”.
METODE PENELITIAN
Tempat penelitian di SD Jatiroto 03 Kecamatan Kayen, dilaksanakan
mulai dari bulan Juni 2012 sampai Agustus 2012. Subyek penelitian adalah guru
dan siswa kelas 1. Objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan motivasi
belajar PKn dalam pembelajaran PKn.
Jenis data diperoleh dari : (1) Data kualitatif, berupa hasil pengamatan
observer dari motivasi siswa dan perkembangan kinerja guru dalam
pembelajaran PKn dengan materi hidup rukun di rumah dan di sekolah dengan
model pembelajaran VCT dan metode simulasi dan (2) Data kuantitatif, berupa
hasil tes unjuk kerja. Sumber data diperoleh dari : (1) siswa melalui hasil
observasi tentang motivasi belajar PKn yang diperoleh secara sistematis selama
pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2; dan (2) guru melalui lembar observasi
perkembangan kinerja guru yang diamati oleh observer. Pengambilan data
dilakukan dengan observasi, tes dan dokumentasi.
Teknik pengujian ini diproses dengan trianggulasi data. Peneliti
menggunakan 2 jenis trianggulasi yaitu trianggulasi sumber dan trianggulasi
waktu (Rubino R & Saring M: 2008: 60). Teknik analisis data yang peneliti
gunakan adalah teknik analisis kualitatif dengan model teknik analisis interaktif
yang dikembangkan oleh Miles Huberman (1984) dalam Kunandar (2011: 102).
Analisis interaktif terdiri dari 3 komponen yaitu reduksi data, penyajian data,
penarikan kesimpulan.
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam dua siklus, setiap
siklus terdiri dari tahap perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting),
HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Kondisi Awal
Tabel 1 Frekuensi Nilai Motivasi Belajar PKn Awal
Nilai Jumlah Siswa Persentase
1 0 0%
2 10 47,6%
3 11 52,4%
4 0 0%
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti diketahui
bahwa kondisi awal nilai motivasi belajar PKn siswa kelas 1 SD Negeri
Jatiroto 03 masih di bawah nilai cukup atau kurang dari 75. Hal ini dapat
dilihat dari motivasi nilai awal tindakan. Selain itu terdapat permasalahan
yang ditemui pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, diantaranya
guru dalam pembelajaran PKn hanya menggunakan metode pembelajaran
konvensional yaitu ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.
2. Deskripsi Hasil Siklus 1 a. Data tentang motivasi
Dari hasil observasi diketahui nilai rata-rata skor motivasi belajar PKn
sebesar 2,73 (termasuk dalam kriteria “cukup”). Jadi dari Pra siklus ke
siklus I sudah ada peningkatan tapi belum maksimal sehingga perlu
dilakukan siklus II. Peningkatan motivasi belajar PKn dapat dilihat
pada grafik berikut.
Gambar 1. Grafik Rata-rata Motivasi Belajar PKn Pada Siklus I
Gambar 2. Prosentase Hasil Motivasi Belajar Siklus 1
b. Data tentang hasil motivasi belajar PKn dalam tes unjuk kerja
Dari data tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata prestasi belajar pada
siklus I sebesar 69 dan hanya 62% (14 siswa yang tuntas dari 21 siswa).
c. Data tentang kinerja guru
Hasil siklus 1 diperoleh nilai rata-rata skor kinerja guru sebesar 2,85
(termasuk dalam kriteria “cukup”).
3. Diskripsi Hasil Siklus 2 a. Data tentang motivasi
Hasil siklus 2 diperoleh nilai rata-rata skor motivasi belajar PKn
sebesar 3,78 (termasuk dalam kriteria “aktif atau termotivasi”).
Peningkatan motivasi belajar PKn dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 3. Grafik Rata-rata Motivasi Belajar PKn Pada Siklus II
Gambar 4. Prosentase Hasil Motivasi Belajar Siklus II
b. Data tentang hasil motivasi belajar PKn dalam tes unjuk kerja
Hasil tes unjuk kerja dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil
motivasi belajar pada siklus II sebesar 82,8 dan 80% (tuntas 17 dari 21
siswa).
c. Data tentang kinerja guru
Dari hasil observasi dapat diketahui bahwa nilai rata-rata skor kinerja
sebesar 3,67 (termasuk dalam kriteria “baik”).
Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa : (1) motivasi selama
proses pembelajaran berlangsung mengalami peningkatan dengan memperoleh
rata-rata skor 3,64 (kriteria “baik (termotivasi)”), ditandai kondisi siswa semakin
antusias memperhatikan penjelasan guru dan mampu simulasi tentang hidup
rukun serta aktif menanggapi pertanyaan serta tertarik dengan media
pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
lancar; (2) Hasil tes unjuk kerja pada materi pokok “Hidup Rukun” diperoleh
data rata-rata nilai tes unjuk kerja sebesar 8,28 dan siswa yang telah termotivasi
sebesar 80%. Kondisi ini menunjukkan bahwa motivasi belajar yang dicapai
oleh siswa terus meningkat; (3) Kinerja guru mengalami peningkatan yang
signifikan, hal ini ditunjukkan dari : (a) kemampuan dalam menyusun RPP
dengan menggunakan pendekatan VCT dan metode simulasi PKn, (b)
kemampuan melaksanakan proses belajar, (c) kemampuan membuat setting
kelas yang interaktif dan mampu membangun komunikasi secara kondusif
Berdasarkan hasil penelitian di atas mendukung diterimanya hipotesis
bahwa dengan menerapkan model pembelajaran VCT dan metode simulasi pada
materi hidup rukun di rumah dan di sekolah dapat meningkatkan motivasi
belajar PKn kelas 1 semester I SDN Jatiroto 03 Kecamatan Kayen Kabupaten
Pati Tahun Pelajaran 2012/2013.
SIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan
Disimpulkan bahwa: “Melalui penerapan model pembelajaran
pengungkapan nilai (VCT) dan metode simulasi dapat meningkatkan
motivasi belajar PKn siswa kelas SDN Jatiroto 03 tahun pelajaran
2012/2013.” Peningkatan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan
adanya peningkatan jumlah siswa yang termotivasi adalah sebagai berikut :
a. Pada siklus I, siswa yang termotivasi adalah 13 siswa dari 21 siswa
(67%).
b. Pada siklus II, siswa yang termotivasi adalah 17 siswa dari 21 siswa
(80%).
2. Implikasi
Kesimpulan di atas memberikan implikasi bahwa dengan
pembenahan cara mengajar dan penggunaan metode yang tepat dan
bervariasi dari seorang guru akan memberi pengaruh pada kegiatan belajar
siswa yang berdampak pada kemampuan siswa menguasai materi yang
diajarkan. Penerapan model pembelajaran VCT dan metode simulasi
merupakan salah satu model dan metode yang memiliki manfaat dalam
pembelajaran PKn untuk membantu mengklarifikasi dan mengungkapkan
isi peran nilai moral yang disampaikan.
Dengan pengungkapan nilai (VCT) dan metode simulasi
diterapkan dalam dua siklus dapat meningkatkan motivasi belajar PKn
dengan kriteria penilaian yaitu perhatian siswa dalam pembelajaran,
keberanian dalam simulasi, keterlibatan siswa dalam penggunaan alat
peraga / media pembelajaran.
3. Saran
Berdasarkan hasil Penilaian Tindakan Kelas yang telah
dilaksanakan dalam usaha untuk meningkatkan motivasi belajar PKn di
kelas melalui pengungkapan nilai (VCT) dan metode simulasi, maka
diajukan sejumlah saran sebagai berikut :
a. Saran Bagi Guru
1) Berdasarkan penelitian hasil tindakan kelas ini guru harus lebih
dapat memanfaatkan media yang inovatif sebagai sumber belajar
dan lebih intensif dalam memberikan bimbingan kepada siswa
yang mengarah kepada peningkatan kemampuan komunikasi.
2) Pihak lembaga sekolah yang dalam hal ini Kepala Sekolah perlu
memberi kebijakan dan mendorong para guru untuk melakukan
tindakan pembelajaran yang inovatif.
3) Guru perlu memberi perhatian khusus bagi siswa yang belum
menanamkan nilai-nilai moral di lingkungan sekolah
b. Peneliti Berikutnya
Bagi peneliti berikutnya yang tertarik pada masalah yang serupa,
hendaknya mengembangkan penelitian ini dan melakukan perbandingan
dengan metode yang lebih variatif.
Diharapkan ada kegiatan Penelitian Tindakan Kelas lainnya sehingga
dapat diperoleh rekomendasi yang efektivitas penerapan model-model
pembelajaran inovatif, khususnya model pembelajaran pengungkapan
DAFTAR PUSTAKA
Andayani. 2007. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar, Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP). Jakarta: Depdikbud.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djahiri AR. 1993. Laporan Kelompok Bidang Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta : Universitas Terbuka.
Fatimah, Siti. 2010. “Penerapan Metode Simulasi Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Di Kelas IV SDN Kemiri
Kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruan” (Skripsi S1 PGSD Program
Studi Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Pra Sekolah. Malang: FKIP Universitas Negeri Malang.
Hamalik, Oemar. 2007. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.
Hartini, Sri. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Surakarta: PGSD FKIP UMS.
Kaelan, M.s. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Yogyakarta: Paradigma.
Lestari, Hera, et all. 2002. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Martinis Yamin. 2007. Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press.
Maryadi, dkk. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi. FKIP. Surakarta: BP. FKIP UMS.
Moedjiono & Moch. Dimyati. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.
Mulyasa, E. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Poerwadarminta. W.J.S. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Purwanto Ngalim, 2002, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ronald, Hyman, 1970. Ways of Teaching. Philadelphia: JB. Lippincott Company.
Rubiyanto, Rubino dan Saring Marsudi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Ke SD an dan Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: PGSD FKIP UMS.
Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: PGSD FKIP UMS.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Persada Media.
Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Sinar Baru.
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung. CV Alfabeta.
Sumantri, Mulyani, dkk. 2001. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta. Universitas Terbuka.
Suwandi, Joko. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Qinant PSKGJ FKIP UMS.
________. 2003. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algresindo.
Syaiful Bahri Djamarah & Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Tim Pengembang PGSD. 1998. Strategi Belajar Mengajar II. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian.
Wahab, Aziz. 1997. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Winataputra, Udin S. dkk. 2007. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta. Universitas Terbuka.o
http//h4dyme.wordpress.com/2010/05/17/hakekat-fungsi-tujuan-pendidikan kewarganegaraan- di-sd