• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SALATIGA Pengelolaan Lesson Study Berbasis Sekolah Di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGELOLAAN LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SALATIGA Pengelolaan Lesson Study Berbasis Sekolah Di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Manajemen Pendidikan

OLEH

WARDANI NIM. Q. 100 090 257

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

Telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk dipertahankan di hadapan Dewan

Penguji Tesis Program Studi Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Pada Hari : Rabu

Tanggal : 7 Desmber 2011

Surakarta, Desmber 2011

Pembimbing

(3)

Wardani, Graduat School of Muhammadiyah University of Surakarta

ABSTRACT

The objective of this research was to: (1) describe the characteristic of lesson study at plan phase, (1) describe the characteristic of lesson study at do phase, (2) describe the characteristic of lesson study at see phase, (4) describe the characteristic of School Based Lesson Study in Madrasah Aliyah Negeri Salatiga.

This research was qualitative in its nature because it aimed to understand deeper social situation and discover the patterns and the theory. Moreover, it was due to the complex, dynamic, and meaningful nature of the problems examined. The key instrument in this research was the researcher herself, with such key information as: principal, lesson study team coordinator, deputy head of curriculum affair, and lesson study model teacher. Data collecting technique used interviews, documentation, and observation. Data validity test used the triangulation technique and data source triangulation.

The findings showed that activity result of lesson study during first round of the school year, 2010/2011, demonstrated that learners experienced open lesson as more exciting one, while teachers as participants in lesson study stated were being motivated to do better learning and could follow the example of their peers (colleagues) who had implemented this kind of learning. It was showed that, based on above results, school-based lesson study held in MAN Salatiga could create the culture of learning society among teachers (colleagues) and between teachers and experts from University/College, and also improved learning quality in the classroom.

(4)

Pendahuluan Latar Belakang

Mutu pendidikan berbanding lurus dengan mutu pendidiknya, artinya kualitas pendidikan merupakan dampak dari profesionalisme para pendidiknya. Mutu pendidikan yang baik dapat dicapai dengan guru yang professional dengan segala kompetensi yang dimilikinya.

Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu guru diantaranya adalah melalui pelatihan. Ada minimal dua hal penyebab pelatihan guru kurang berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.

Pertama, pelatihan tidak berbasis pada permasalahan nyata di dalam kelas.

Materi pelatihan yang sama kepada semua guru tanpa mengenal daerah asal, padahal kondisi sekolah di suatu daerah belum tentu sama dengan sekolah di daerah lain.

Kedua, hasil pelatihan hanya menjadi pengetahuan, diterapkan pada

pembelajaran di kelas hanya sekali atau dua kali selanjutnya “back to basic” (kembali seperti semula). Hal ini disebabkan tidak ada kegiatan monitoring pasca pelatihan, apalagi kalau kepala sekolah tidak pernah menanyakan hasil pelatihan dan memfasilitasi forum sharing pengalaman diantara guru-guru.

Dalam rangka mengatasi kelemahan pelatihan konvensional yang kurang menekankan pada pasca pelatihan, maka perlu dikembangkan sistem pembinaan keprofesionalan guru melalui lesson study. Melalui lesson study dapat diketahui seberapa efektif dan efisien suatu tampilan pembelajaran.

Landasan Teori Lesson Study

Lesson study dapat diartikan sebagai pengkajian terhadap pembelajaran.

(5)

pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning (saling belajar) untuk membangun komunitas belajar. Lesson Study bukan sebuah proyek sesaat, tetapi merupakan kegiatan terus

menerus yang tiada henti dan merupakan sebuah upaya untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam Total Quality Management (TQM), yakni memperbaiki proses dan hasil pembelajaran peserta didik secara terus-menerus.

Dalam buku Lesson study Berbasis MGMP dan Lesson study Berbasis Sekolah (Depdiknas, Depag – JICA, 2009: 2), Lesson study dapat diimplementasikan dalam pembelajaran melalui tiga tahapan yaitu plan (perencanaan), do (pelaksanaan), dan see (refleksi), yang berkelanjutan. Ketiga kegiatan tersebut diistilahkan sebagai kaji pembelajaran berorientasi praktik.

Berdasarkan kebutuhan di lapangan, terdapat dua macam kegiatan lesson study, yaitu, (1) lesson study berbasis sekolah (LSBS) dan (2) lesson study berbasis

musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). (Susilo, 2009).

Lesson study berbasis sekolah memiliki tiga tujuan kongkrit: (1) semua guru

harus membuka pembelajaran mereka untuk diobservasi dan refleksi setidaknya satu kali dalam satu tahun, (2) semua guru harus meningkatkan kualitas pembelajaran mereka dengan belajar dari rekan-rekannya sesama guru; dan (3) semua guru harus membentuk kolegialitas dengan cara berkolaborasi bersama.

Lesson study berbasis sekolah dalam pelaksanaannya perlu memperhatikan

(6)

Lesson Study Sebagai Model Pembinaan Profesionalisme Guru

Lesson study merupakan suatu model alternatif pembinaan guru untuk

meningkatkan keprofesionalan guru melalui aktivitas kolaboratif dan berkelanjutan. Dalam lesson study sekelompok guru bertemu secara periodic untuk merancang, mengimplementasikan, mengujicoba, dan mengembangkan pembelajaran. Melalui lesson study dapat diketahui seberapa efektif dan efisien suatu tampilan pembelajaran.

Lesson study sebagai model peningkatan keprofesionalan guru bermula dari

Jepang, saat ini telah menyebar ke berbagai negara maju termasuk Amerika Serikat dan negara berkembang seperti Indonesia.

Penelitian Terdahulu

Muchtar Abdul Karim (2006), dalam penelitiannya tentang “Implementation of Lesson Study For Improving The Quality of Mathematics Intruction In Malang”,

yang hasil penelitiannya dimuat dalam Tsukuba Journal of Educational Study in Mathematics, Japan. Mengemukakan: Pelaksanaan lesson study memiliki beberapa

dampak sebagai berikut (1) kolaborasi, (2) kolegialitas, dan komunikasi antara guru dan dosen terbentuk, Implementasi dari pembelajaran dibuka untuk diamati oleh orang lain, (3) dosen matematika terlibat langsung dalam instruksi matematika di sekolah, (4) asosiasi guru matematika lebih diberdayakan.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Bill Cerbin & Bryan Kopp (2006), dalam penelitiannya yang berjudul “Lesson Study as a Model for Building Pedagogical Knowledge and Improving Teaching” dari hasil penelitiannya

(7)

Penelitian yang lain dilakukan oleh Chaterin Lewis (2004), mengemukakan pula tentang ciri-ciri esensial dari Lesson Study, yang diperolehnya berdasarkan hasil observasi terhadap beberapa sekolah di Jepang, yaitu: (1) Tujuan bersama untuk jangka panjang; (2) Materi pelajaran yang penting; (3) Studi tentang siswa secara cermat; (4) Observasi pembelajaran secara langsung.

Sebuah studi kasus yang dilakukan oleh Yumiko Ono and Johanna Ferreira (2010), Dikemukakan bahwa proses plan-do-see yang siklis didukung oleh riset pengembangan profesional untuk suatu peningkatan umum di dalam pembelajaran. Lesson study telah digunakan sukses di tempat lain, bisa memberikan suatu kontribusi

utama kepada pengembangan para guru yang profesional. Suatu keuntungan strategi lebih lanjut adalah bahwa dengan kultur lesson study berguna bagi peningkatan keprofesionalan guru.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Khoirul Adib (2011) tentang lesson study dan implementasinya dalam peningkatan kompetensi guru bahasa arab di

Madrasah Aliyah An-Nur Malang dihasilkan temuan, antara lain : (1) lesson study

secara sistemik “mengajari” para guru menjadi pribadi yang lebih terbuka (adaptif) dengan berbagai kemajuan positif; (2) keterlibatan guru yang intens didalam setiap tahapan kegiatan lesson study mendorong guru menjadi tipe seorang “pembelajar yang cepat” sesuai dengan dinamika siswa di kelas; (3) mekanisme observasi oleh para guru pengamat terhadap aktivitas siswa pada hakekatnya memantul pada perbaikan kinerja guru secara terus-menerus dalam proses pembelajaran di kelas; (4) lesson study menjadi forum atau media pertanggungjawaban akuntabilitas dan

transpsransi bagi guru terhadap khalayak atas seluruh sistem pembelajaran yang dilakukannya.

Fokus dan Sub Fokus

(8)

penelitian adalah “Pengelolaan Lesson Study Berbasis Sekolah di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga”.

Fokus Penelitian tersebut dijabarkan dalam subfokus: 1) bagaimanakah karakteristik lesson study pada tahap plan (perencanaan) pembelajaran ?, 2) bagaimanakah karakteristik lesson study pada tahap do (pelaksanaan) pembelajaran ?, 3) bagaimanakah karakteristik lesson study pada tahap see (refleksi) ?, 4) Bagaimanakah karakteristik implementasi lesson study berbasis sekolah di MAN Salatiga ?

Tujuan

Tujuan Penelitian: 1) mendeskripsikan karakteristik lesson study pada tahap plan (perencanaan) pembelajaran, 2) mendeskripsikan karakteristik lesson study pada

tahap do (pelaksanaan) pembelajaran, 3) mendeskripsikan karakteristik lesson study pada tahap see (refleksi), 4) mendeskripsikan karakteristik implementasi lesson study berbasis sekolah di MAN Salatiga.

Manfaat

(9)

Metode Penelitian

Jenis dan Desain Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif bisa dilakukan oleh peneliti di bidang sosial, perilaku, atau di bidang yang menyoroti masalah yang terkait dengan perilaku dan peranan manusia (Strauss, 2009: 4). Penelitian kualitatif menurut Sutama (2010: 61), merupakan penelitian yang memberikan tekanan pada pemahaman dan makna, berkaitan erat dengan nilai-nilai tertentu, lebih menekankan proses dari pada pengukuran, menafsirkan, memberikan makna, dan memanfaatkan multimetode dalam penelitian. Dari sisi definisi lainnya dikemukakan oleh Moleong (2011: 6) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di MAN Salatiga dengan alamat Jl. KH. Wahid Hasyim No. 12 Kota Salatiga. Alasan penulis memilih MAN Salatiga sebagai tempat penelitian adalah karena madrasah tersebut telah menerapkan lesson study dalam pembelajaran mulai Maret 2011, disamping memiliki beberapa keberhasilan prestasi yang dimiliki baik fisik maupun prestasi akademik..

Kehadiran Peneliti

(10)

Data dan Sumber Data

Data atau informasi yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini berupa data kualitatif. Sumber data penelitian kualitatif berupa kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data berupa dokumen. Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Beberapa informan tentang pengelolaan lesson study berbasis sekolah di MAN salatiga, antara lain koordinator tim lesson

study, wakil kepala urusan kurikulum, guru model lesson study, dan peserta didik.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan: 1) In depth Interview (wawancara mendalam); 2) Dokumentasi, yakni dengan cara mencatat dan memanfaatkan data yang ada di institusi terkait, berupa arsip, foto, surat keputusan kepala madrasah, maupun data sekunder yang relevan; dan 3) Observasi, yang dilakukan secara partisipatif dalam kegiatan Lesson study.

Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyususn secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono, 2010).

Keabsahan data

(11)

pembanding data. Validitas data dilakukan dengan triangulasi teknik dan triangulasi sumber data. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda, dalam hal ini sumber datanya adalah kepala madrasah, koordinator tim lesson study, dan guru model lesson study. Penyusunan Data Base: Setiap bukti pengumpulan data disusun untuk memudahkan peneliti menelusuri kembali proses penelitian yang telah dilakukan. Pengecekan dengan Anggota,agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda diperlukan pengecekan dengan informan yang terlibat dalam pengumpulan data, sehingga verifikasi yang telah dilakukan oleh peneliti dapat dipertanggung jawabkan.

Hasil penelitian

Karakteristik lesson study pada tahap plan (perencanaan) pembelajaran

Sekelompok guru menyusun rancangan umum pembelajaran secara kolaborasi. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara kolaborasi. Pemilihan guru model. Pemilihan kelas untuk kegiatan pembelajaran.

Karakteristik lesson study pada tahap do (pelaksanaan) pembelajaran

Guru model melaksanakan pembelajaran di kelas dan sekelompok observer mengamati pembelajaran. Adanya beberapa aturan dasar bagi para observer selama mengamati pembelajaran.

Karakteristik lesson study pada tahap see (refleksi)

(12)

Karakteristik implementasi lesson study berbasis sekolah di MAN Salatiga Karakteristiknya yaitu: a) Diawali dengan sosialisasi lesson study; b) Lesson study dilakukan dengan siklus tiga tahap yang berkelanjutan, yaitu (1) perencanaan

(plan), (2) pelaksanaan (do), dan (3) refleksi (see); c) Adanya prinsip kolaborasi

dalam proses pembelajaran; d) Adanya prinsip refleksi pengkajian pembelajaran yang telah dilakukan; e) Kekhasan Penerapan lesson study di MAN Salatiga adalah adanya pendampingan dari ahli (expert), sehingga berjalan lebih baik.

Pembahasan Hasil Penelitian

Karakteristik lesson study pada tahap plan (perencanaan) pembelajaran

Dalam merancang pembelajaran tidak dilakukan sendirian oleh satu orang guru (guru model), tetapi dilakukan secara bersama oleh beberapa guru secara kolaborasi. Sekelompok guru serumpun mata pelajaran berkumpul saling berbagi gagasan untuk merancang pembelajaran berdasarkan pengalaman, pengamatan peserta didik, buku pegangan guru, dan sumber belajar lain. Hasil dari langkah ini antara lain: rancangan pembelajaran, lembar kerja peserta didik, panduan observasi aktivitas guru/peserta didik, menyusun aturan kelompok observer, dan lain-lain.

(13)

Dalam putaran awal lesson study mereka belum maksimal namun berdasarkan temuan peneliti, mereka mendapatkan pengalaman berharga “merasakan sendiri” bagaimana mendesain dan menganalisis RPP secara kolaborasi yang ternyata tak semudah yang mereka bayangkan sebelumnya, tetapi hasilnya jauh lebih baik.

Hal penting dalam pemilihan kelas adalah bahwa kelas untuk pengamatan harus merupakan kelas yang memang diajar oleh guru model tersebut pada setiap harinya. Jika kelas yang dipilih tidak diajar oleh guru model pada setiap harinya, maka guru tidak mengenal para peserta didik secara dekat, sehingga akan mengalami kesulitan untuk merespon beraneka ragam situasi secara efektif. Selain itu, tidak boleh guru menyisihkan peserta didik berkemampuan rendah/lemah dari kelas yang dibuka, karena salah satu tujuan lesson study adalah agar guru bisa mengeksplorasi jenis-jenis tugas yang menarik minat dan menginspirasi peserta didik semacam itu. Keberadaan peserta didik semacam itu sangat penting untuk memahami realita pembelajaran.

Kelas yang dipilih untuk pengamatan tidak perlu diadakan gladi bersih. Jika para guru memaksa para peserta didk berlatih apa yang akan mereka katakan dalam kelas yang dibuka dan untuk tampil di depan observer, maka tidak aka nada yang bisa dipelajari dari pembelajaran semacam itu.

Karakteristik lesson study pada tahap do (pelaksanaan) pembelajaran

Tahap kedua lesson study adalah tahap do (pelaksanaan). Tahap ini merupakan penerapan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam perencanaan. Guru Model melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah dikaji secara kolaborasi. Sekelompok guru selaku observer mengamati peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dan mencatat hal-hal yang terjadi selama pembelajaran dalam lembar observasi.

(14)

dan kerangka kerja lesson study sebagaimana yang mereka fahami sehingga pelaksanaannya terkesan rigid dan kurang lancar sebab untuk pertama kalinya yang bersangkutan mengajar dengan dihadiri para kolega sebagai observer. Demikian juga yang terjadi pada peserta didik, mereka terkesan cukup tegang dan tidak alami. Akibatnya atmosfir pembelajaran menjadi terasa kaku dan tidak alamiah. Namun setelah berlangsung pada tahap kedua, pemandangan tersebut mulai tidak nampak lagi sebab mereka mulai terbiasa dengan kehadiran para observer di tengah-tengah mereka. Salah satu hal yang membedakan dengan pembelajaran secara konvensional adalah adanya Observasi pembelajaran oleh sekelompok guru selaku observer dalam aktivitas pembelajaran.

Dengan kehadiran para observer yang variatif (dari segi kualitas, latar belakang pendidikan, dan pengalaman) ternyata sangat berpengaruh positif terhadap tingkat konsentrasi peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran untuk tampil lebih baik. Hal ini sangat mendorong guru (terutama guru model) untuk menguasai kompetensi dalam cultural literacy dan scientific literacy.

Ada beberapa aturan dasar yang disepakati bersama oleh para observer selama mengamati pembelajaran. Pada prinsipnya observer harus menghormati guru model, peserta didik, serta proses belajar mengajar.

Karakteristik lesson study pada tahap see (refleksi)

(15)

Hal yang perlu diingat bahwa pada tahap refleksi, bukan untuk mengevaluasi apalagi mengadili kinerja guru ketika memberi materi pembelajaran, tetapi diarahkan pada bagaimana peserta didik belajar. Ketika mengoreksi kesalahan konsep-konsep melalui sharing pendapat yang didukung fakta yang benar disampaikan secara santun dan bijak sehingga semua anggota komunitas belajar merasa nyaman.

Dari hasil refleksi tersebut dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran, baik pada tataran indiividual, maupun menajerial. Pada tataran individual, berbagai temuan dan masukan berharga yang disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan refleksi tentunya menjadi modal bagi para guru, baik yang bertindak sebagai guru model maupun observer untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah lebih baik.

Refleksi dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Lesson study bertujuan untuk melakukan pembinaan profesi pendidik secara berkelanjutan agar terjadi peningkatan keprofionalan pendidik terus menerus. Pembinaannya adalah melalui pengkajian pembelajaran secara terus menerus dan berkolaborasi. Pengkajiannya dilakukan secara periodik, karena membangun komunitas belajar adalah membangun budaya yang memfasilitasi anggotanya untuk saling belajar, saling koreksi, saling menghargai, saling bantu, dan saling menahan ego.

Membangun budaya belajar tidak sebentar, memerlukan waktu lama. Berapa lama waktu diperlukan untuk membangun budaya komunitas belajar tidak ada batasan, semakin lama semakin baik. Dengan kata lain lesson study merupakan merupakan model pembinaan keprofesionalan pendidik yang tak pernah berakhir (kontinous improvement).

(16)

siklus (plan-do-see) berikutnya sehingga dapat belajar dari pembelajaran tersebut. Kelompok lesson study tersebut dapat menggunakan pelaksanaan berikutnya untuk menguji dua strategi pembelajaran yang berbeda.

Karakteristik Implementasi lesson study berbasis sekolah di MAN Salatiga Implementasi lesson study di MAN Saltiga diawali dengan sosialisasi lesson study. Kemudian dilanjutkan dengan implementasi lesson study dalam pembelajaran. Lesson study dalam pembelajaran di MAN salatiga dilaksanakan melalui tiga tahap

yang berkelanjutan, yaitu : Perencanaan (plan), pelaksanaan (do), dan Refleksi (see), yang berkelanjutan. Berkelanjutan, artinya setelah tiga tahap pla–do–see pada siklus pertama tersebut dilalui, dilanjutkan dengan lesson study siklus kedua juga dengan tahap plan–do–see, bedanya pada lesson study siklus kedua tadi sebagai perbaikan terhadap siklus sebelumnya, dan ini berlangsung terus menerus.

Prinsip berkelanjutan akan memberi peluang bagi guru untuk menjadi masyarakat belajar sepanjang hayat. Hal ini sesuai dengan lesson study yang merupakan suatu cara peningkatan kualitas pembelajaran yang tidak pernah berakhir (continous improvement).

Pembelajaran yang sifatnya kolegial khas lesson study ini muncul ketika para guru bekerjasama untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Hal ini telah dilakukan dalam lesson study berbasis sekolah di MAN Salatiga, dimana dalam kegiatan tersebut disamping ada kolaborasi antar guru, menghadirkan pula pakar (nara sumber) dari UNNES, serta pengawas Kementerian Agama Kota Salatiga. Kolaborasi itu dilakukan sejak penyusunan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, hingga refleksi. Prinsip kolaborasi akan memfasilitasi para guru untuk membangun komunitas belajar yang efektif dan efesien.

(17)

belajar) diterapkan ketika melaksanakan lesson study sejak plan (perencanaan), do (pelaksanaan), hingga see (refleksi).

Guru yang aktif terlibat dalam pembelajaran model lesson study mendapat progress (kemajuan) dan perubahan melalui mekanisme saling belajar, saling

memberi masukan, dan saling refleksi diantara sesame kolega guru.

Kekhasan lesson study di MAN Saltiga atau bisa dikatakan sebagai salah satu inovasi menarik adalah menghadirkan pakar yang bertindak sebagai expert judgment dalam lesson study. Kehadiran pakar sebagai pendamping sangat memotivasi guru dalam tahap pelaksanaan (do) dan refleksi (see), karena bisa berfungsi sebagai narasumber walaupun dalam beberapa waktu mendatang bisa tanpa dosen pendamping. Narasumber atau pendamping dalam forum lesson study bertindak sebagai fasilitator, bukan instruktur. Fasilitotor memotivasi peserta untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya agar para peserta dapat maju bersama. Peran yang dilakukan oleh dosen pendamping tersebut adalah memotivasi/mefasilitasi peserta lesson study dan membantu bila terjadi kebuntuan selama kegiatan agar tujuan yang diharapkan dalam lesson study dapat tercapai.

(18)

Kesimpulan

Karakteristik lesson study pada tahap plan (perencanaan) pembelajaran

Pembelajaran dirancang secara kolaborasi antara guru serumpun mata pelajaran. Ada dua cara penyusunan RPP dalam lesson study berbasis sekolah, yaitu pertama, RPP disusun bersama oleh sekelompok guru secara kolaborasi dari awal

hingga akhir; atau kedua, seorang guru model membuat konsep RPP terlebih dahulu selanjutnya konsep RPP tersebut dikaji secara kolaborasi. Sebelum pelaksanaan pembelajaran harus sudah disepakati tentang pemilihan guru model dan penentuan kelas untuk kegiatan pembelajaran, yaitu kelas yang biasa diajar oleh guru model.

Karakteristik lesson study pada tahap do (pelaksanaan) pembelajaran

Pada tahap do (pelaksanaan), seorang guru model melaksanakan pembelajaran di kelas dan sekelompok observer serumpun mata pelajaran mengamati pembelajaran. Selama mengamati pembelajaran, para observer harus mematuhi beberapa aturan dasar dalam lesson study.

Karakteristik lesson study pada tahap see (refleksi)

Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi dan evaluasi atas pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan untuk mendiskusikan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran, yang selanjutnya akan dilakukan revisi pembelajaran pada siklus berikutnya.

Karakteristik implementasi lesson study berbasis sekolah

Lesson study berbasis sekolah diawali dengan sosialisasi tentang lesson study, yaitu dengan menghadirkan ahli/pakar. Lesson study dilakukan dengan siklus tiga

(19)

dan mutual learning (saling belajar). Kekhasan Penerapan lesson study di MAN Salatiga adalah adanya pendampingan dari ahli (expert), sehingga berjalan lebih baik.

Daftar Pustaka

Abdul Karim, Muchtar, 2006. Tsukuba Journal of Educational Study in Mathematics. Vol.25, 2006, “Implementation of Lesson Study For Improving The Quality of

Mathematics Intruction In Malang”. Faculty of Mathematics and Science, State University of Malang. Diakses Pada Jam 16.00 WIB tanggal 21 Mei 2011.

Adib, Khoirul, 2011. Lesson Study dan Implementasinya dalam Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Arab. Surabaya: Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel.

Algozzine, Gretes dan Queen. 2007. International Journal of The Clearing House. Vol. 80, Iss 3; 137, 7pgs. “ BeginningTeachers, perceptions of Their Induction Program Experiences”. Diakses Pada Jam 14.15 WIB Tanggal 13 Juli 2011.

Arikunto, Suharsimi, 2010. Penelitian Tindakan untuk Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media.

Asrori, Muhammad, 2007. Psokologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Botha, R.J., 2004. South African Journal of Education. 2004 EASA Vol 24(3) 239– 243, "Excellence in leadership: demands on the professional school principal”. College of Human Sciences, School of Education, University of South Africa, PO Box 392, Unisa, 0003 South Africa. Diakses Pada Jam 14.30 WIB Tanggal 13 Juli 2011.

(20)

Depdiknas, 2006. Sistem pendidikan Nasional. Jakarta: Fokus Media.

Depdiknas, 2004. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka.

Depdiknas dan Depag RI–Japan International Cooperation Agency (JICA), 2009. Panduan Untuk Lesson STudy Berbasis MGMP dan Lesson Study Berbasis Sekolah.

Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan Nasional, 2010. Program Perluasan Lesson Study Untuk Penguatan LPTK.

Jurnal Pendidikan Dasar, 2008. Meningkatkan kemampuan Mahasiswa Menerapkan Strategi Pembelajaran Melalui lesson Study Di Sekolah dasar. (online). Nomor 10 – Oktober 2008. Diakses Jam 16.30 WIB Tanggal 18 Maret 2011.

Lewis, Catherine C., 2006. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education, 2006, Volum 18, Mumber 3, 250 – 257. http://www.isetl.org.ijtlhe Diakses Pada Jam 15.15 WIB 22 Juli 2011.

Lydiah, L.M., and J.W. Nasongo, 2009. Current Research Journal of Social Sciences 1(3): 84-92, 2009. Published Date: October 30, 2009, “Role of the Headteacher in Academic Achievement in Secondary Schools in Vihiga District, Kenya”. Masinde Muliro University of Science and Technology, Kenya. Diakses Pada Jam 16.00 WIB Tanggal 22 Juli 2011.

Mulyasa, H. E., 2011. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala SekolahPT. Jakarta: Bumi Aksara.

Manca, W., 2007. Etnografi Desain Penelitian Kualitatif Pendidikan dan Manajemen Pendidikan. Malang: Elang Mas.

_________, 2010. Profesionalisasi Tenaga Kependidikan: Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pengajaran. Malang: Elang Emas.

(21)

Ono, Yumiko, and Johanna Ferreira, 2010. South African Journal of Education, 2010 EASA Vol 30: 59–74. “A case study of continuing teacher professional development through lesson study in South Africa”. ferrejg@unisa.ac.za Diakses Pada Jam 15.20 WIB Tanggal 20 Juli 2011.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Sagala, Syaiful, 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Strauss, Anselm & Corbin, Juliet, 2007. Penerjemah: Muhammad Shodiq & Imam Muttaqien. Dasar Dasar Penelitian Kualitatif, Tata Langkah dan Teknik-Teknik Teoritisasi Data. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. e-mail:

pustakapelajar@telkom.net\ Diakses Jam 15.30 WIB Tanggal 23 Juli 2011.

Sugiyono, 2010. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

Susilo, Herawati, dkk., 2009. Lesson Study berbasis Sekolah, Guru Konservatif Menuju Guru Inovatif. Malang: Bayumedia Publishing.

Tilaar, H. A. R., 2000. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Ilmu Pendidikan Praktis. Bandung: PT Imperial Bakti Utama.

Referensi

Dokumen terkait

Pengawasan pelaksanaan putusan peng- adilan yang dilakukan oleh Ketua Peng- adilan yang dalam hal ini diwakilkan oleh Hakim Pe-ngawas dan Pengamat dilakukan sesuai dengan

Sehubungan dengan dengan berjalannya Evaluasi Penawaran Pelelangan Sederhana Pascakualifikasi untuk Pekerjaan Pengadaan Water Meter Diameter ½ ” , maka dengan ini

Analisis data digunakan untuk mengetahui apakah luas hutan kota yang terdapat di Kota Medan saat ini telah memenuhi standart optimum terutama berdasarkan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah tentang adanya residu antibiotika pada karkas, organ dan kaki ayam pedaging dan penentu kebijakan

Pcnclitian ini bertujuan untuk mcngctahui: (-) Apa.kah terclapat hubungan antara kecepatan dengan keurantltuan rnenggiring bola dalam pennailran scpakbclla, (-)

Wajib retribusi jasa usaha adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran

Margin tataniaga pada tiap saluran tataniaga beras di Kampung Bumi Mulia terdiri atas margin tataniaga pada saluran tataniaga dua untuk pedagang pengecer sebesar Rp 2.150 /kg

penanggulangan bencana, kelompok gerakan sosial tanggap bencana membangun sistem kekerabatan antar anggota maupun antar kelompok untuk suatu penanganan yang terfokus,