• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 2 SEI BINGEI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 2 SEI BINGEI."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

LEOIMAN. NlM. 071 188230051. The Ianuence of Learning Strateay and Locus of Control on tbe Students' Achievemeal Physics at Junior Ri&h School l (SMP Negerl l ) Sel Bingel, Lanakat Regency. Thesis: Educational Technology Departement, The State Universily of Medan School of Post(P'Uade Studies, September 2009.

This r=rch

was

aimed to finding out . ( I) the difference of studentS' achievement on physics between inquiry learning strategy and expository learning strategy (2) the difference of the students' achievement on physics between studentS' who had internal locus of control and external locus of control , (3) interaction between learning strategy and locus of control on the studentS' achievement in physics.

This is a quasi experiment study. The population for this study were 240 persons from 6 classes of level Vll1 of SMP Negeri 2 Sei Bingei, Langl<at Regency. 80 students from 2 classes were taken as sample using ciUS!et sampling. Before giving the treatment, a locus of control test

was

given to the sample to differentiate the studentS' locus of control. The learning result test used the hypothesis

was

tested to measure the validity and reliability. Having been tested, 30 of 45 questions were applicable. Descriptive statistics was used for the data and inferential statistics

was

used to measure the hypothesis. The hypothesis were tested by using two-ways ANOV A While nonnaly test using Liliefors test and homogeneily test Vllrians using Banlen and Fesher test were done for the analysis test.

The hypolbesis result showed showed that (I) the studeniS' achievement on physics taught by inquiry strategy is higher than the studentS' taught by expository strategy. It is shown by F.,.;. - 105.78 > F •

.,,=

3.95 on n - O.OS with dk • (1.76); (2) the students' achievement on physics for the students' with internal locus of control is higher than external locus of cont:!rol. It is shown by

F,.00 • 5.46 > F...,.= 3.9S on n = O.OS with dk • (1.76); a.nd (3) there is an

(2)

ABSTRAK

LEG !MAN. NIM. 07118823005 I. Peag1ruh Stntqi Ptmbdljano.o diD L001s or Cootrol Teril•dop Hull Bd•j•r Flslka Sisw• SMP Nqeri l Sti Bioctl Klbupaten Ll•&kal. Tesis. Medan. Program Pascasarjana, Universitas Ncgeri Medan, September 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk (I) mengetahui perbedaan basil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran inquiri dan stn11egi pembelajaran ekspositori, (2) mengetahui perbedaan basil bel~ar Fisika antara siswa yang memiliki locus of control internal dan locus of control ekstemal, (3) mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan locus of control dalarn mempengaruhl hnsil bel,.jar Fisika siswa. Penclitian ini merupakan penclitian kuasi ekspcrimen. Populasi dalam peoclitian ini berjumlah 240 orang yang berasal dari 6 kelas Vill {delapan) Stswa SMP Negeri 2 Sei

Bingci Kabupaten Langkat. Sedangkan sampel bctjumlah 80 orang yang diambil dari 2 kclas deogan menggunakan cl•.fter random sampling. Sebelum perlakuan dibenlcan, teriebib dahulu sam pel peoelitian diberikan tes locus of control untuk membedakan jenis locus of control yang dimilikl oleh siswa. Tes basil belajar yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian teriebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas tes. Hasil yang diperoleh dari 45 soal yang diujikan sebanyak 30

soal saja yang memenubi persyaratan. Statistik yang digunakan dalam peoelitian ini adalah staristik dcskriptif untuk mcnyajikan data dan statistik lnferensial uotuk menguji hipotesis penclitian. Hipotesis penelitian dluji dcngan menggunalcan Allava 2 jalur yang sebelumoya, tcricbih dahulu dllalcukan uji persyaratan analisis data yaitu uji normalitas dengan uji Ulliefors dan uji bomogenitas varians dengan uji Ban! en dan Uji Fisher.

Hasil peogujian hipocesis menunjukkan bahwa : ( I) hasil ~!ajar Fisiko SISWll yang dibelajarlcan dengan strategi pembelajaran inquiri lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan strategl pembei'IJaran ekspositori. Hal ini ditunjukkan oleh

(3)

T ESJ S

PENGARUB STRA TEGI PEMBELAJARAN DAN

WC VS

OF CONTROL TERHADAP BASIL BELAJAR FlSIKA

SISWA SEKOLAB MENENGAH PERT AMA

(SMP) NEGER12 SEI BINGEl

Disusun dan diajukan oleh:

LEGIMAN

~:071188230051

Telah Dipertahankan Di Depan Panitia Ujian Tesis Pada Tanggal 0 1 Oktober 2009 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar magister pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan

Medan, 0 I Oktober 2009 Menyetujui Tim Pembimbing

Pembimbing I

a tupulu, M.Pd Prof. Or. Muhammad Badiran, M.Pd

703 1 001

NIP. 19441030 197603 1 001

Mengetahui,

Program Studi

Teknologi Pendidikan Ketua,

Prof. Dr. Muhammad Badiran, M:PI!

NIP. 19441030 197603 1 001

(4)

PERSETUJlJAN DEW AN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

No.

NAMA

1.

Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd

NIP. 19631127 1987031 001

(Ketua)

2.

Prof. Dr. Muhammad Bad iran, M.P .

NIP. 19441030 197603 1 001

(Sekreta ris)

3.

Prof. Dr. H. Abdul Hamid,

K.

M.Pd.

4.

NIP. 19580222 198103 1 001

(Anggota)

Dr. Sabat Siagian, M.Pd

NIP. 19610104 1987031 017

(Anggota)

5.

Prof. Dr. Marabaoguo Barahap, M.S.

NIP.I95603031984031 003

(Anggota)

Mabasiswa

TANDA TANGAN

Nama

: LEGIMAN

(5)

KATAPENGANTAR

Puji dan S)'\lkur penulis panjatkan kebadirat Allah SWf, kareoa berkat izin-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian PetSynratan memperoleh gelar Magister Peodidikan program studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sariana Universitas Negeri Medan.

Adapun judul tesu ini adalah Pmgarub Strateai P•mbelajaran dan Locus of Control terhadap Huil Belaj ar Fisila Siswa SMP Negt ri 2 Sei Bing•i Kabupettn Langkat. Dalam keseropatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Effendi Napitupulu, M.Pd, dan llapak Prof. Dr. Mhd. Badiran, M.Pd, sclaku dosen pembimbiD<; yang dcngan sabar memberikan araban, birobingan dan motivasi senn

meluangkan waktunya kepada penulis sejak awal kuliah hingg;~ penyelesaian tesis ini. Selanjumya ucapan terima kasih disarnpaikan kepada :

I. Bapak Rektor UNlMED S)'llwal Gultom, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang. M.Pd., selaku Direktur Program Pasoasarjana UNlMED, Bapak Prof. Dr. M.Badiran, M.Pd., sclaku Kerua Prodi Teknologi Pcndidikan, dan Bapak Dr. Sahat Siagian, M.Pd. selaku sckretaris Program Studi besena Staf.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid. K., M.Pd., Dr. Sabat Siagjan., M.Pd, dan Bapak Dr. Marabangun Harahap. M.Pd, selaku nara sumber yang telah mcmberikan masukan pada tests ini, sena seluruh Bapak dan lbu Dosen yang telah memberikan 1lnu1 kepada penulis selamo penulis menempuh pcndidikan di Program Pascasarjana UNIMED.

J . Bapak Samino, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Sei Bingei yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melal'Ukan penelitian pada Sekolah yang

(6)

dipimpinnya. Serta siswa kelas VID Tahun Pelaj811111 2008/2009 yang menjadi populasi

se.na

sampel dalam penelitian ini.

4 . Ayahanda Kromo Wiryo (Aimarhum) dan Jbunda Satinem (Almarhumah) sebagai orang tuaku yang selalu memberikan do'a restu dan selalu memberikan dukungan kepada penulis unruk selalu menuntut ilmu kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.

S. Isttiku terciota Sn Harianti, S.Pd,

sena

anak-analcku tercinta Gihari Eko Pluetyo, Ridho Uji Owi Angga, dan Savrei Aoissa Ayu Plnri, yang memberikan dukuogan moral Jcepada penuli5 sehingga penulis dapat menyelesaikan Pendidikan Magister di Program Pa.sc~sar j ana UNlMED.

6. Rekan-rekan kuliah kbususnya Prodi Teknolog1 Pendidikan yang banyak membantu penulis dengan memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Hendaknya semua kebaikan dan banruan yang dtberikan kepada penulis menjadi arnal kebajikan. Akhimya, penulis menyadari bahwa knrya rulis ini masih jauh dari kesempurnaan . Semoga karya lni dapal berrnanfaat bagi pemba<:JI khususnya dan dunia Pendidikan pada umumnya.

Stabat, September 2009 Penulis.

LEG lMAN

(7)

DAFfAR lSI

Halamaa

ABSTRACT... .. ... i

ABSTRAK... ... ... .... ... ii

KATAPENGANTAR... iv

DAFT AR

ISL...

vi

DAFTAR TABEL. ... viii

DAFT AR GAMBAR... ... ... .. ix

DAFTAR LAMPIRAN ... ... x

BAB I.

BAD II.

DAB lU

PENDAJIULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... . ... ... ... ... .... ... . B. ldentifikasi Masalah .. . .... .... . ... ... ... . ... . . C. Pembatasan Masalah ... ... ... ... .. . ... .. , ... ... . . D. Perumusan Masalah ... ... . ... . ... .. E. Tujuan Penelitian .... ... .. ... ... ... ... ... .. .. ... . F. Manfaat Penelitian ... .. ... .. KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kerangka Teoretis ... .. .. ..

I . Hakikat Bel ajar dan Hasil Bel ajar Fisil<a ... . 2. Hakikat Strategi Pembelajaran ... ... . a. Strategi Pembelajaran lnkuiri ... .. b. Strategi Pembelajaran Ekspositori ... .. 3. Hakikal Locus of Control ... ... .. B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... . .... ... .. . ... . C. Kerangka Berpikir. .. ... .. ... . ... .. ... .. I. Perbedaan basi Belajar Fisika siswa yang diajar dengan strategi inkuiri dan strategi pembelajaran ekspositori

2. Siswa yang memiliki Locus of control i nternal memperoleh basil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki locus of control ekstemal

3 . lnteraksi Strategi Pembelaj aran dan Locus of Control dalam mempengaruhi Hasil Belajar

Fisika siswa D . Rumusan Hipotesis.. . ... METOOOLO<;l PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... .... .... .. ... ... .. . B. Populasi dan Sampel ... ... ... . ... .

(8)

BABlV

BABV

I. Populasi Penelitian ... ... ... .... . 69

2. Sam pel Penelitian ... .. .... ... .... ... ... 70

C. Metode dan Raocaogan Penelitian ... 71

D. KeW!ihan Raocangan Penelitian ... 72

E. Variabel Dan Definisi Operasional Variabel .. .. ... . 74

F. Prosedur Dan Pelalcsanaan Perlakuan ... ... 77

G. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data... ... ... 79 H. Teknik Analisis Data ... .. .... ... . 8S H ASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian ... ... ... .

I. Hasil Belajar Fisika untuk perlakuan stratcgi pembelajaran inkuiri ... ... .... ... .. .... .. .. 2. Hasil Belajar Fisika untuk perlakuan $!ratogi

pembelajaran ekspositori ... .. . ... ... . 3. Hasil Belajar Fisika Siswa yang Memiliki Locus of

control internal ... ... ... .... ... .. ... . . 4. Hasil Belajar Fisika Siswa yang Memiliki locus of

control eksternal ... ... ... ... ... .. .... .

S. Hasil Belajar Fisika kelompok locus of control internal untuk perlakuan strategi pembelajaran

inkuiri .. .... ... ... ... .. ... ... ... . 6. Hasil Belajar Fisika kelompok locus of control

eksternal untuk perlakuan strategi pcmbelajaran inkuiri ... ... .... ... , ... ... ... ... .. 7, Hasil Belajar Fisika kelompok locus of control

internal untuk perlakuan strategi pembelajarao ekspositori ... .... .. ... ... ... .... ... ,,,,, 8. Hasil Belajar Fisika kelompok locus of control

ekstemal untuk perlakuao strategi pembelajarao ekspositori ... ... ... ... .. .. . B. Pengujian Persyaratan Analisis ... ... .... . I. Uji Nonnalitas ... ... .... ... ... . 2. Uji Homogenitas Varians ... .... ... . C. Pengujian Hipotesis ... ... ... .. D. Pembahasan dan Hasil Penelitian ... ... .. .. .. .. E. Keterbatasao Penelitian ... ... ... .. SJMPULAN, lMPLlKASI DAN SARAN

A. Simpulan ... ... ... ... ... ... ... .. B. lmplikasi .. .. .... ... . C. Saran ... .... ... ..

(9)

DAFfAR TABEL

Hal am an Tabel 1. H:Uil UANIUAS mata pelajaran Fisika SMP Negeri-2 Sei

Bmget ... S

Tabel 2. Kemampuan yang dikembanglcan dalam proses lnlcuiri ... 28

Tabel 3. Model pembelajaran lnkuiri... 31

Tabel 4. Petbedaan Strategi Pembelajaran lnlruiri dengan Strategi Pembel~aran Ekspositori ... S6 I abel S . Pelbedaan Locus of Control Internal dan Locus of Control

Elcstemal...

60

Tabel 6. Oesain Peoelitian... ... ... 71

I abel 7, Kisi·Kisi Hasil Belajar Fisilca ... 80

Tabel 8 . Kisi-Kisi Instrument Locus of Control Siswa ... .... ... 82

Tabel 9. Daftar Frelruensi Hasil Belajar FiSJka Untuk Perlalruan Strategi Pembelajaran lnkuiri .. ... ... 87

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika Untuk Perlakuan P~mbelajarau Ekspositori .. ... ... .... 88

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika Untulc Siswa dengan Locus of Control Internal ... ... ... 90

Tabel 12. Oistribusi Frekuensi Kelompok Hasil Belajar Fisika Untuk Locus of Control Eksternal ... 91

Tabel 13. Oistribusi Frekuensi H.asil Bclajar Fisika Kelompok t.ocus of Control Internal untuk Strategi Pembelajaran lnkuiri ... ... ... .. .. ... 93

Tabel 14. Oistribusi Frekucnsi Hasil Belajar Fisika Kelompok Locus of Control Eksternal uotuk Perlakuao Strategi Pcmbelajaran lnkuiri .. ... 94

[image:9.520.106.457.76.667.2] [image:9.520.110.458.82.582.2]
(10)

Tabel IS. Oistribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika ICclompok Locus of Control Internal uotuk Perlakuao Strategi

Pembelajarao Eicspositori ... ... 9S Tabel 16. Oistrlbusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika Kelompolc Locus

of Con_trol_ Eksternal untuk Perlakuao Strategi Pembelajaran

Eksposllon. ... ... ... 96 Tabel I 7. 1-tasil Pengujiao Normalitas Data (Uji Liliefors)... 97 Tabel 18. Rangkumao H&Sil Pengujiao Homogenitas Varians antar

Kelompok lnlcuiri dan Ekspositori dengao Uji F Taraf

Signifikansi a •

O,OS ... ...

98 Tabel 19. Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians amar

Kelompok Sam pel LC· I dan LC·E dengan.uji F pada

Taraf Signifikansi a=

O,OS... ...

99

Tabel 20. Rangkuman Hasil Pengujian Horuogenitas Varians Sampel

deogan uji Bartlet pada Taraf Signifikansi tt = 0,05 . ... 99 Tabel 21. Statistilr. Anava 2 Jalur ... .. .. . . . ... . . .. .. . ... . . . ... .. . . . ... . ... I 00 Tabel 22. Rangkuman Hasil Anava Secara Keseluruhan Terhadap

Hasil Bel ajar Fisib ... .. . . . ... ... .... ... ... .. ... I 00 Tabel 23. Ringkasan Hasil Perbitungan Uji SchcffQ' ... ... .... ... 102 Tabel 24. Ringkasan Hasil Perhitungao TarafKesukaran Tcs Hasil

Bel ajar Fisika... ... ... ... ... 148 Tabel 2S . Ringkasan Hasil Perbitungao Oaya Pembeda T"" Hasil

Belajar Fisika... ... IS I Tabel 26. Hasil Perhitungan Nilai Validitas Tes Hasil Belajar

Fisiko ... ... I S4 Tabel 27. Data lnduk Penelitian .... ... ... .... ... .

Tabel 28. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Fisika. Yang Memiliki Locus of Control Internal Oibelajarkan

163

[image:10.520.109.459.71.563.2] [image:10.520.112.458.71.565.2]
(11)

Tabel 29. Distribusi Frekueosi Skor Hasil Belajar Fisilca Yang Memilild Lcx:us of Control Eksternal Dibelajatbn

Strategi Pembelajaran lnkuiri .. .. ... ... ... 166 Tabol 30. Distribusi Frelmensi Skor Hasil Belajar Siswa Yang

Memiliki Locus of Control Internal Dibelajarkan

Strategi Pembelajaran Ekspositori ... ... •... 167 Tabel 31. Distribusi Frelcuensi Skor Rasil Belajar Siswa Yang

Memiliki Locus of Control Eksternal Dibelajarkan

Strategi Pem belajaran Ekspositori . . . ... .. . . . .. ... ... .. 168 Tabel 32. Data Skor Hasil Belajar Siswa Yang Memililci Lcx:us of

Control lntemal Dibelajarkan Strategi Pembelajaran

lnkuiri . .. ... .. ... .. .. ... .. ... ... ... 169 Tabel 33. Uji Normalitos Data liasil Belajar fisiko Dengao Locus

of Control l.nternal Dibelajarkan Strategi Pembelajaran

lnlcuiti ... ... ... ... 17S Tabel 34 . Uji Nonnalitas Data Hasil Belajar Fisika Siswa Dcngan

Locus of Control Ekstemal Dibelajarkan Strategi

Pembelajaran lnkuiri ... .... ... .. ... ... ... ... .. 17S Tabel 3S. Uji Nonnalitu Hasil Belajar Fisika Oengan Locus of

Control lntemal Dibelajarkan Strategi Pembelajaran

Ekspositori ... ... ... .... ... ... ... ... ... .. .. 176 Tabel 36. Uji Normalitas Data Hasil Bel~ar fisika Siswa Dengan

Locus of Control Ekstemal Oibelajarkan Strategi

Pembelajaran Ekspositori ... ... ... 176 Tabel 37. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Fisika Siswa Yang

Dibelajarkan Strategi Pembelajaran Jnkuiri ... ... ...•... . 177 Tabel 38. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Fisika Siswa Yang

Dibelajarkan Strategi Pembelajarao Ekspositori ... ... ... 171 Tabcl 39. Uji Normalitas Data Hasil Bel~ar Fisika Siswa Yang

Memiliki Locus of Control Internal ... .... ... ... .... 178 Tabel 40. Uji Nonnalnas Data Hasil Belajar Fisiko Siswa Yang

Memiliki Locus of Con1rol Eksternal .... ... ... 178

[image:11.524.109.458.75.570.2] [image:11.524.110.452.95.566.2]
(12)

Tabel 41. Ranglcuman Perhitungan Statistik Dasar Data Peoelitian. 180 Tabel 42. Pembantu Homogeoitas Varians ... ... 181 Tabel 43. Tabulasi Jumlah Desain Penelitian Anava 2 x 2 Untuk u

[image:12.520.111.459.73.194.2]
(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar I. H.istosram Skor Hasil Belajar Fisika Untuk Perlakuan

Strategi Pembelajaran lnkuiri ... 88 Gam bar 2. Histogram Skor Hasil Belajar Fisika Unruk Perlakuan

Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 89 Gam bar 3. Histogram Hasil Belajar Fisika Kelompok Siswa Locus

ofConrrollntemal.... ... ... .. 90 Gam bar 4. Histogram Has it Bela jar Fisiko Siswa Untuk Dcnaan

Locus ofCon1Tol Ekstemal ... 92 Gam bar 5. Histogram Hasil Bclajar Fisik.a Kclompok Locus of

Control Internal Untuk Perlakuan Stratcgl Pembelajaran

lnkuiri ... 93 Gambar6. Histogram Hasil Belajar Fisika Kclompok Locus of

Control Ekstcmal Uotuk Perlakuan Strategi

Pembelajaran lnkuiri ... .... ... 94 Gambar 7. Histogram Hasil Bclajar Fisika Kelompok Locus of

Control Internal Untuk Perlakuan Strategi Pembclajaran

Ekspositori ...

9S

Gam bar 8. Histogram Hasil Bela jar Fisika Kelompok l...o<:us of Conltol El<stcmal Untuk Perlakuan Stratcg1

Pcmbclajaran El<spositori ... ... ... .. .... ... 97 Gam bar 9. Model lnteraksi An tara Stratesi Pcmbelajatan Dan Locus of

ConiTOI Terbadap Hasil Bclajar Fisika Siswa ... ... lOS

[image:13.526.109.451.123.485.2]
(14)

DAFTAR LAMPlRAN

Hal-an

Lampir.u! I. In strom en Locus or Control ... ... 141

Lampiran 2. Perhitungan Hasil Data Ujicoba Instrumen Pene!itian .... 147

Lampi ran 3. Uji Validitas Scor lnstrumen Locus of control siswa ... 159

Lampiran 4 . Reliabilitias Instrumen Locus of control siswa ... 160

Lampiran 5. Uji Validitas Scor lnSirumen Hasil Belajar Fisika ... 161

Laropiran 6. Reliabilitas Instrumcn tes basil belajar fisika... 162

Lampiran 7. Data lnduk Penelitian ... 163

Lampiran 8. Discribusi Frekueosi Data Penelitian... 164

Lampiran 9. Perhituogan Statistik Dasar... ... 169

Lampiran 10. Pcrhitungan Uji Normalhas Data dcngan Uji Lilleorors .. 173

Lampiran I I. Uji Homogenitas Varians... ... 179

Lampi ran 12. Pengujian Hipotesis Penelitian... ... ... 183

Latnpiran 13. Reocana Pembelajar.IJI Strategi Pembelajaran lnkuiri Skeoario Strategi Pembelajaran lnkuiri ... . Rencana Pembelajaran Strategi Pembelajaran 189 230 Ekspositori .. .... .. ... .... .. ... ... .. ... 2S I Skenario Strategi Pembelajaran Ekspositori ... ... ... 288

(15)

BAB I PENDAHULUAN

Perkembangan sains dan telmologi yang begitu pesat, menggugah para pendidik untuk dapat merangsang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah apr dapat menunjang kegiatan siswa schari-hari dalam proses belajar mcngajar. Untuk kepentingan masa depan lndoncsia maka mutu pendidikan harus ditinglrotkan. Selanjumya Soedjadi ( 199S) menyaralcan bahwa untuk menghadapi abad 21 yang diperkirakan akan diwamai oleh persaingan, bangsa Indonesia mutlak perlu rnemiliki warga yang bennutu atau berlrualilaS tinggj.

Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa sumber daya manusia harus ditingkatkan. Untuk dapat menyesuailcan perkembangan sains dan teknologi, kreativitas sumber daya manusia (SDM) merupakan syarat mutlak yang perlu ditingkatkan. Jalur yang tepat untuk mcningkatkan sumbcr daya manusia ini adalab pendidikan.

(16)

Kwikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengiodikasikan bahwa seorang peserta didik dapat meojadikan dirinya sebagai sUIOber daya manusia yang handal dan mompu berkompetisi secara global. Untuk ini dibutuhkan lcemampuan dan kcterampilan yang tinggi yang melibatkan pemikirao kritis. sistematis, logis, kreutif serta mompu bekeljasarna secara efektif dan efisien. lnilah kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap indivtdu pcserta didik dimana merupakan pemyataan minimal tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang terefleksi pada kebiasaan berpikir dan bertindak. Sebagai guru dituntut hurus meoguasai bahan ajar yang diajarkan dan tenunpil dalom mengajarkannya. Cara mengajar guru tercermin dalam proses mengajar belajamya. Kenyataanny~ selama mi guru mendominasi dalom belajor sehingga pcserta didik dalam proses pembelajaran sangat berkurang.

Menurut Hasratuddin (2002) bahwa salah satu kelemahan metode maupun model pembelajaran yang digunakan guru terlihat dari proses belajar mengajBI yang dilaksanakan suru di kelas ~diii Ah guru lcbih aktiJ dalam membcrikan ilmu dan pengetahuan bagi siswa. BerBIIi dalom hal ini siswa bukan lagi sebagai subjck melainkan sebagai objek belajar. Dengan k:ata lain, pembelajaran berpusat padn guru (reachmg Cetllered).

(17)

keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan. Faktor dorninan yang perlu diperhatik1111 dalam keberhasi11111 penyelenwman pendidikan Sains adalab pembelajarannya. Pembelajaran yang sesuai untuk materi yang diajarlcan alcan memberik1111 hasil bela jar yang diharapkan.

Di Indonesia. peningkallln mutu pendidikan adalab salab satu prioritas utama

~egiallln pendidikan. Seiajar merupakan saru kegialan yang dilakukan seeara

sadar dan terencana yang mengarnh kepeda pencapaian tujuan dari kegiallln belajar. Ten:apoinya tujuan belajar dalarn bentuk peneapaian indikator merupakan satu gambaran keberhasilan siswa dan lceberhasilan guru mentransfer pengetahuan kepada siswa. Oleb sebab itu, pene1apan indikaror kebemasilan belajar sangat diperlukan ktjelasan terminologj yang digunakan dalarn rujuan pembelajaran yang berfungsi untuk memberikan arah kepada peoesapan pengalarnan belajar dan menentukan prilaku yang akan dimiliki dan d•kuasai siswa sebagai bukti bela jar.

Proses pembelajaran selalu dionentasikan pada peneapai an kompetensi-kompetensi tenentu, bailc berkai1an dengan perkembnngan kecerdasan spirilual

(spmtual mtelllgence), intelektual (intelectual intelligence), emos<onal (emotional

mrelllg~ ). sosial (sQC/al mtelligence), maupun kreatifiitas (creatiVity imelltgence). Menurut Soedjadi ( 1995) bahwa untuk mendapatkan abad 2 1 yang dipericirakan akBn diwamai oleh persaingan, bangsa Indonesia mutlak perlu memiliki warga yang bennutu dan berkualitas tinggi. Selanjulnya, menurut Habibie dalarn Ida Karnasih (1997) menyatakan bahwa kunggulun sumber daya manusia adalah syarat mutlak pembangunan.

(18)

Dari peodapat di

aw

dapou disimpulkan bahwa sumber daya manusia harus ditingkatkan. Dalam meningkatkan swnber daya manusia tersebut diperlukan lceberhasilan dalam penyelengganan pendidikan, di mana falctor dominan yang perlu diperbalikan dalam ~nyelenggara.kan pendidikan adalah proses pembelajarannya. Keberhasilan dalam suaru proses pembelajaran dapat dilihat dari daya serap siswa yang dikelahui melalui evaluasi basil belajar. Jika basil evaluasi baik maka rujuan belajar tmapai sebalilmya jika basil evaluasi lidak baik maka tujuan belajar tidak tercapai, tetapi pada kenyataannya masih banyak siswa belum dapat mencapai basil belajar yang diharapkan khususnya pembelajaran Fisika.
(19)

Tobd-1. Hull VAN/U.AS 1\tato Pelojanto Fbika SMP Nqtri 1 Stl Bio&tl Tllhaa Pollj.,aa NU.I Ralll·ralll NUaiTe,..doh NUal TerliDUI

100411005 6.0S 5.07 7.0J

l00Sil006 5.93 5.79 7.31

100611007 5.16 5.57 7.65

1007/lOOI 5.59 5.37 8.01

Sumber Dal4: Kantor TGUI Usaha SM'P Nqferl 2 Sel Bingel

Dala eli atas menunjukkan behwa perolehan basil belajar Fisika masih cenderung kurang memuaskan. Hal ini menyebebkan sebah'lgian masyarakat merasa kecewa dan kurang puas dengan mutu pendidikan. Ketidakpuasan ini dtsebabkan masih adanya prestasi peser1a didik pada pelajaran tertentu yang

nilainya masih jauh dati yang diharapkan teru1ama pada pelajaran Fisika, dan yang paling mendapat sorotan masyarakat Jentang pekcrjaan guru adalah mutu

pendidikan, lebih k:husus adalah mutu lulusannya (Sukmadinata, 1992).

Selanjumya. Daber ( 1986) juga mengemukak:an, sebal>-sebab lulusan kwang bennutu atau belwn memenuhi harapan adalah : (I) input yang kurang baik kualitasnya, (2) guru dan personal yang kurang tepat. (3) materi yang tidak atau kurang cocok, (4) mctode me n ~:ajar dan system evaluasi yang kurang memadai, (S) k"Urangnya sarana penunjang, dan (6} sistom administrasi yang kurang tepa!.

Banyak faktor yang menjadi penyebah rcndahnya d.an kurangnya pemahaman peserta didik tentang konsep belajar, salah satu diantaranya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh pengajar. Berkaitan dengan praktik pembelajaran Fisika di sekolah. guru sangal berperan dalam mcnentukan berhasil tidaknya tujuan pembelajaran. ldealnya dalarn merancang kegiatan pembelaJ&ran,

(20)

guru h&nJS dapat melati.h siswa untuk bertanya, mengamati, menyelidiki, membaca, mencari, dan menemukan J&waban atas penanyaan bailc yang diajukan olch guru maupun yang mereka ajukan sendiri. Pengetahuan yang disampaikan kcpnda

siswa

bukan banya dalam bentuk produk, tetapi juga dalam benruk proses. aninya dalam proses mengajar, pengcnalan, pemahaman, pelalihan mctode, dan penalaran siswa, mempakan hal yang penting unruk diajarkan (Atmadi dkk, 2000). Menurut lndrawati (1999) bahwa dalam upaya mcningkatkan basil pembelajaran Fisika yang optimal, para praktisi pcndidikan Fisika telah banyak mcmperkcnalkan dan menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan karaktcristik mata pelajaran Fisika. Oari bebcrapa strategi pembelajaran yang dikemukakan pakar pendidikan Fisika. dapat di lihat bahwa pemilihan dan penerapan strategj yang digunakan mengalami pergeseran dari yang mengutamakan pemberian informasi (pemberian konset>-konsep Fisika) menuju kepada strategi pembelajaran yang mengutamakan keterampilan-keterampilan berpikir yRng digunakan unruk memperoleh dan mengguntkan konsep-konsep Fisika. Adanya pergeseran pemilihan stratcg• pembelajaran ini otomatis peran guru di kelas berubah, yaitu dari pecan yang banya sebagai penyampai baban pelajaran (transfonnator) ke pecan sebagai fasilitator atau dan "teacher centered"
(21)

Fakta di lapangan menunjukkan fenomena yang sebalilcnya yaitu prose5 pembelajaran Fisika masih berorienlaSi pada "teacher cenrued", yaitu guru masih menekankan pada peran sebagai penyampai materi pelajaran di mana strategi pembelajaran yang digunakan adalah sttategi ekspositori }ling meropakan salah satu stmtegi pembelajaran yang cukup populer dipakai oleb guru dan cukup efektif untuk menyatnpaikan materi pelajaran secata tun laS. T etapi penggunaan strategi ekspositori ini, belum memberikan hasil belajar yang maksimal untuk mata pelajaran Fisika.

Salah satu upaya untuk membantu guru-guru Fisika di lapangan dalam melaks.anakan tugasnya menuju pada atab pembelajaran Fisil<a yang berorientasi pada "student centered", P3G IPA (dalam lndrawati, 1999) menawarkan strategi-strategi pembelajaran Fisika yang berorieota.si pada "student centered" yang dilandasi teori belajar kognitif dan yang sekarang banyak dibicarakan, yaitu di ontaranya rumpun slrategi-strategi pemrosesan informasi, rumpun slrategi-strategi pribadilindividu. rumpun Strategi-strategi sosial, rumpun stra!cgi-strategi prnlaku dan strategi pembelajamn konstruktivisme. Salah satu strategi :yang digunaltan dalam penelitian ini adalah strategi pembelajamn inku.iri yang merupakan bagian dati rumpun saategi pemrosesan infonnasi. Slrategi pembelajaran inl<uiri ini lebib menekankan proses pembelajamn kepada kegiatan mencari dan mcnemul<an. Materi pelajaran tidak diberikan secam langsung. Peron siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, S«<angkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk bela jar.

(22)

Melalui stnltegi pembelajlllllll inkuiri StSwa dlajak sec:ara I8J13$ung kc dalam proses ilmiab dengan menekanltan partisipasi aktif siswa dalam proses belajar. Rangltaian kegiatan pembelajaran inkuiri menekankan pada proses bcrpikir secara kritis dan analitls unruk mencari dan menemukan sendiri jawalxln dan suatu masalab yang dipenanyakan Srrategi pembelajaran inquiry ini akan mengembangkan pemikiran kritis (crirrCfll thinking), pem1kiran yang reOektif (rejlectillt. thinking), dan daya kreatif yang menJadi mo!Or penggeralr. aktiv1tas hid up yang positif, produktif, dan konstruktif (Arrnadi dkk, 2000)..

Sccara tidak langsung dengan pencrnpan stratcs• ini guru telah menerapkan kecerampilan proses kepada siswa sehingga tujuan mempelajari karaktcristrik mata pelajaran Fisika dapat diperoleh lewat penerapan strategi pembelajaran inlcuiri. Dengan demikian, melalui penerapan strategi pembelajaran inkuiri, diharapkan akan membangkitk.an minat dan mottvas• siswa dalam mempelajari ilmu Fisika sehingga pada akhimya akan meningkatkan pencapaian hasil belajar Fisika siswa.

(23)

mengetahui karakteristik siswanya maka selanjutnya guru dapat menyesuaikannya deng;m strategi pembelajaran yang akan digunakan.

Selanjumya, Romiszowski (1981 ) menyebutbn bahwa brakteristik yang bersumber dari siswa penting untuk diperhatikan dan sangat meoentukan kualitas pembelajaran dan sangat dominan dalam keberhasilan proses bela jar siswa.

Salah satu karakteristilc siswa adalah locus of control siswa. Dalam suaru proses belajar mengajar. seorang guru hendaknya mampu mengetahui dan memahami locus of control yang telah dimililti oleh seorang siswa, sebah dengan mengetahui locus of control siswa, seorang guru dapat menyesuaikan. menyusun dan membuat materi ajar yang relevan untuk membantu dan mengarahkan kesiapan siswa untuk menerima materi selanjutnya.

Piaget (1977) menyatakan bahwa tujuan pengajaran fisika akan dapat dicapai dengan baik apabila siswa telah memiliki locus of control yang memadai.

Locus of control siswa adalah kesadaran diri yang dimiliki siswa tentang penyebab sukses dan gagalnya siswa dalam proses pembelajamn. Dcngan kesadaran diri yang dimiliki oleh siswa. maka siswa alcan mengetahui sejauh mana pemahaman yang telah dimilild siswa terhadap materi pelajaran tertentu. Dengan adanya locus of control, maka seorang siswa akan mampu untuk mc!lgajukan berbagai pendekatan pemecahan masalah. mampu melahirkan berbagai gagasan dan mampu menguraikannya secara terperinci. locus of control

yang dimiliki siswa akan membuat siswa senantiasa berlatih mengeljalcan soaJ. soal yang dlhadapi, raj in menaeyakan soal-soal yang yang tidak bisa dipecahkan

(24)

sendiri kepada guru aUiu orang lain, untuk mendapalkan basil belajar yang optimal

Berdasarkan uraian di aUis, dapat dipaharnai bahwa pemilihan sistem evaluasi basil belajar lisika yang tepat. hendaknya disesuaikan dengan locus of control siswa, sehinggn siswa dapat memahami sejauh mana siswa tersebut telah menguasai dan memahami rnata pelajaran yang dibadapinya. U>cus of control

peserta didik adalah salah satu komponen yang harus diperhatikan dengan seksarna karena kemampuan seorang guru dalarn mengidentilikasi locus of comrol

yang dimi liki peseTUI didiknya akan membantu dalam menentukan metode, teori belajar, media belajar dan strategi pembelajaran yang cocok untuk digunakan. Hal ini perlu dilakukan agar pelajamn yang disnmpaikan dapat menarik perhatian pesena didik dan setiap jam pelajaran tidak temsa membosankan. tetapi mendapat perhatian yang utuh terhadap materi pelajaran )'&ng diajarkan.

B. l deutifllcasi ~full lab

(25)

fisika? Apakah stmtegi pembelajaran yang digunakan guru belum sesuai dengan materi yang diajarlcan? Apakah penggunaan bahan ajar pelajaran ftSika mempunyai pengaruh terhadap pencapaian hasil belajar fisika siswa? Apakah sistem evaluasi pelajaran fisika yang diterapkan mempunyal pengaruh terhadap pencapaian basil siswa? Apakah tingkat pemahaman guru mengenai konsep fisika masih kurang? Apakah pengetahuan guru untuk memberil<an koosep dalarn materi pelajaran fisika masih rendah? Apakah daya absuaksi siswa llllNk meoemukan konsep sesuai dengan locus of control yang ia gunakan masih rendah? Apakah strategi pembelajaran mempunyai pengaruh terhadap pencapaian basil belajar fisika siswa? Apakah tingk:at locus of control soswn berpengaruh terhadap pencapaian basil belajar fisika siswa? Apakah ada pengarub yang signiftltan antara strategi pembelajaran dan locus of control terhadap hasil belajar fisika siswa?

C. Pembatasao Masalah

Hasil belajar siswa dipengaruhi banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor ekstemal. Penelitian yang mencakup keseluruhan faktor tersebut merupakan pekerjaan yang rumit, menuntut keahlian, walctu dan dana. Mengingat luasnya masalah yang menjadi penyebah terhadap basil belajar siswa, penelitian mi dibatasi pada ruang lingkup lokasi penelitian, subjek penelirian, waktu penelitian, dan varabel penelitian.

Berlcaitan dengan lowi penelitian, penelitian ini terbaw pada SMP Negeri 2 Sei Bingei. Penelitian ini melibatkan siswa kelas Vlfi (delapan) dan akan

(26)

dilalcukan pada bulan Juli sampai September 2009 dengan melibatkan saru variabel bebas, satu variabel moderator, dan satu variabel terikat.

Variabel bebas aktifnya .adalah strategi pernbelajaran yang dalarn hal ini adalah strategi pembelajaran inkuiri dan strategi pembelajaran ekspositori. Variabel bebas sekunder (moderator) adalah locus of control s iswa yang terdiri dan locus of conrrol tinggi dan locus of conrrol rendah.. Sedangkan variabel terikatnya adalab basil belajar siswa pada mata pelajaran fisika. Dalam penelitian ini basil bela jar fisika dibatasi peda ranah kognitif yang meliputi pokok bah.asan ; (a) Gaya, (b) Hukum Newton. (c) Usaha dan Energi, dan {d) Getaran dan Gelombang, berdasarkan kurilrulum tingkat satuan pendidikan pada kelas

vm

(delapan) tahun pclajaran 2009/2010.

D. Penamusao Masalab

Berdasarkan uraian Jatar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah sebagai berikut:

I. Apakab basil belajar Fisika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inlruiri lebih tinggi dari pada siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori?

2. Apakah siswa yang memiliki locus of cxmrrol internal memperoleb basil belajar fisikn yang lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki locus of control ekstemal?

(27)

£. TajuaD Putlililln

Tujuan pentlitian ini sccara wnwn bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran dan locus of control terhadap basil belajar Fisika siswa. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

I. Mengetahui apakah basil belajar fisiko siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran iru:uiri lebih tinggi dari pada siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori.

2 Mengetahui apakah siswa yang memiliki locus of control tntemal memperoleh basil belajar tisika yang lebib tinggi dari pada siswa yang memiliki locus of rontrol ekstemal.

3. Mengelabui apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan locus of comrol dalam mempengaruhi basil belajar fisika siswa.

F. Manraat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkAn dapat bennanfaat seeara teoritis dan pralctts. Adapun manfaatnya adalah sebagat berikut:

I. Manfaat teoritl.snyo adalah dapat dimanfaatkan oleh pengelola kependidikan guru SMP. untuk mengkaji pola dan cara pembinaan calon guru melalui locus of control siswa SMP dan sebagai titik awal bagi peneliti bagaimana mendesain model pembelajaran uotuk meningkatkan basil belajar fisika siswa, serta perlunya petbaikan dan pembaharuan pembelajaran fisi ka di tingkat SMP guna meningka•kao basil belajar yang lebih baik.

(28)
(29)

A. Simpo.lan

BABV

SlMPULAN, lMPLIKASI, DAN SARAN

I. Hasil bclajar fisika siswa SMP Negeri 2 Sci Bingei yang diajar dengan strategi pembelajaran inquiri lebih tinggi dibandingkan dengan jika diajar dengan menggunalcan strategi pembclajaran ckspositori.

2. Siswa yang memiliki locvs of conJrol internal memperoleh hasil belajar fisilc:a yang lebib tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki locw; of comrol ckstcmal.

3. Terdapat inu:raksi antara sttalegi pembclajaran dan kemampuan awal dalarn mcmpengaruhi basil belajar fisika siswa SMP Ncgeri 2 Sei Bingei Untuk siswa yang memiliki locus of conJrol internal lebih efektif dalam meningkatkan basil bclajar fisika siswa menggunalcan strategi pembclajaran inquiri, sedangkan untuk siswa yang mcmihki tingkat locus of comrol

eksterrull, temya1a strategi pembelajaran ekspositori lebih efektif dalam meningkatkan basil belajar fLsika siswa dibandingkan jika menggunakan strategj pembclajaran inquiri.

B. J.,pUkui

Berdasatican simpulan yang diperoleb dari basil penelitian ini yang menyatakan bahwa siswa yang diajar dengan stratcgi pembelajaran inquiri, memiliki basil bclajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan jika diajar dengan strategi pembclajaran ekspositori. PeningkalaD basil belajar yang dapat dieapai siswa. tidak saja disebeblcan olcb kemudaban belajar yang mereka perolch dan

(30)

sarana yang mereka aunakan. letapi jup disebehltan oleb optimasi aktiviw belajar yang mereka lakukan. Dengan <lcmi.k.ian, diharapkan agar pe.ra guru SMP

Negeri 2 Sei Bingei untuk senantiasa meningntkan dan mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan waWliSall yang IU<IS dalam memilih dan menyusun strategi pembelajaran mquiri untuk memudahkan siswa memaknai dan memahami mata pelajaran fisika. Dengan penguasaan. pengc:tahuan, pemahaman. dan wawasan tentang sttategi pembelaJatan inquiri, scorong !,'UI'U diharapkon mampu mendeskripsikan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar fisiko dan bersifat seoogai pedoman bagi perangsangan pembelajaran para guru tersebut dalam merencanakan dan melalcsanakan aktivitas belajar mengajar.

(31)

meoelaah

owalah.

merumuskan hipotesu, mengumpulkan den met~golah data untuk dap8t menanlc kesimpulan yang benar. Pelaksanaan pembelajamnnya menitikberalbn pada keaktifan siswa sccara individu maupon kelompok. gwu banya berperan sebagai pembimbing, reflektor, dan motivator dengan memberikan bantuan dan menjelaskan proses belajar yang ditempuh, membantu menjelaskan istilab-istilah yang ada penna.salahan dan bipotesis, setta membirnbing siswa agar berdiskusi dan ber]likir kritis, terouka dan efektif.

Salah saru strategi pembelajaran yang beroricmasi babwa pernbelajaran akan lebib bermakna jika siswa mampu secara aktif untuk belajar dalam kemampuan menelaab masalah, merumuskan hipotesis adalab strategi pembelajnmn inquiri. Dalarn menerapkan suategi pembelajaran inqwri, gwu bendaknya menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, di mana siswa dapat bereksplorasi secara bebas dalam menyarnpeikan pendapatnya guoa memecabkan masalah belajarnya secara tumas. Proses pembelajaran yang dilaksanakan barus berorientasi kepada pemildran babwa siswa akan belajar l~i)J baik jika lingkunJl)lll d.iciptakan scdemikian rupe agar terasa lcbih alamiah, di mana siswa menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya, dapat saling bekaja sama, benukar ilmu pet~getahuan (s har~ng knowledg•). sating bertukar informasi, sehingga masing-masing siswa mampu menjawob persoalan-persoa.lan belajar yang dihadapi. Selain itu, pembelajaran yang berlangsung secara menyenangkan atau membuat suasana belajar dalarn kcadaan gembira akan bermuara kepada munculnya lcemampuan-kemarnpuan yang telah dirniliki siswa

pada pembelajaran sebelumnya, mengarabkan siswa untuk terlibat secara penuh,

(32)

sena l=ipcanya ma1cna, nilai, clan pemahaman (penauasaan atas materi yang dipelajati). Pembelajaran inquiri mendcankan kepada aktivitas siswa sewa

maksimaJ untuk mencati dan meoemukan, artinya strategi inkuiri menempetkan siswa sebagai subjek belajar. DaJam mcncrapkan stratcgi pembelajaran inkui.ri, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka herperan umuk menemukan sendiri inti dati materi pelajaran itu sendiri. Dalam pembelajaran inquiri selwub aktivilaS yang dilakukan siswa dianlhkan untuk mencati dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. sehingga dibarapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Denpn demikian. stratcgi pembelajaran inkuiri menempelbn guru bukan !Cbagai sumher belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. AktivilaS pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara JIUTU clan siswa. Oleh sebab itu, kemampuan guru dalam menggunakan teknik benanya merupel<an syarat utama dalam melakukan inkuiri.

Dalam strategi pembelajaran inquiri, kegiatan belajar diwujudkan dalam befbllgai kegiatan yang menuntut keter1ibatan intelelctual-emosional siswa dalam

(33)

agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.

MCtiCel'mAti basil penelitian ini, malta guru perlu mempettimbangkan penggunaan slnltegi pembelajaran yang tepat dalam mengajatkan fisiko kepada siswe scsuai dengan karalaeristik yang dimiliki oleb siswa. Salah satu karak1eristik siswa yang harus dipertimbongkan dolam merancang pembclajaran fisika adalah kemampuan awal siswa. Kemampuan awal merupakan kemampuan dasat yang dimiliki oleh siswa sebelum memasuki pendldikan atau mengikuti pembelajaran batu. Kemampuan awal disebut j uga sebegai peng<1ahuan atau ketcrampilan bawahan yakni ketcrampilan atau lcemampuan yang harus dimiliki dan dikuasai oleh siswa untuk menciptakan proses pembelaja.ran efektif dan efisien.

Kemampuan awal sangat penting unruk dimiliki oleh siswa, scbab kemampuan awal merupakan kesanggupan, kecakape.n. dan sekaligus kekuatan siswa untuk memahami pelajaran·pelajaran selanj utnya atau untuk memahami dan

memperoleh informasi, pengetahuan, keterampilan dan perceptual bani. Kematnpuan awal merupokan kemampuan yang dimiliki oleh pesena didik sebclum memasuki program pendidikan atau mengikuti pelajaran boru. Kematnpuan tersebut merupakan pengetahuan subordinat. atau

.kadana

disebut keterampilan bowahan yakni keterampilan atau kernampuan dasar yang harus dimiliki dan dikuasai oleb siswa lllllllk menciptakan proses pembelajaran yang efetif dan efisien sehingga dapat mempennudah siswe dolatn memahami dan memaknai ma~eri pembelajatan selanjumya. Oengan adonya kemampuan awal,
(34)

si~ mampu dan siap unluk mengidentifilwi dan mtlll!klasifitasi materi pelajaran batu yana dilerimanya. sebob siswa tenebul telah memiliki peoaelahuan dan ketcnunpilan yang cukup dan memadai yang diperolehnya peda pembelajaran sebelumnya. DengM kala lain, siswa dengan locus of mntrol /nte.nral akan cepot

beradaplasi dan mampu menyesuaitan apa-apa yang Ielah diketabui dengM apa· apa yang atan dipelajarinya. Selanjutnya, dengan kemampuan awal yang dimilild siswa. siswa akan mampu untuk mengajukan bebetapa pendekuan pemecahan masaloh·masalah dalam pelajaran fisika, mampu mengkonstrul< pengetahuan dalam benaknya, mencalat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru. dan mengalami seodiri perolehan hasil belajar dengan cara mcnentukan dan mengambil materi-mareri penting dari apa yang dipelajarinya. Selain itu, dengan adanya kemampuan awal pada diri siswa, rnaka sisv.-a memperoleh dorongan (tenaga) atau falctor yang dapat mempengaruhi, menimbulkan, mengarnhkan dan mengorganisasikan tingkah lalrunya dalam memenuhi tujuan yang dikehendaki. Kemampuan awal merupakan infonnasi penting yang diperlukan oleb guru, yang

dapat bennanfaat sebagai dasar untuk meoentukan strategi pembelajaran yang sesuai sehingga dapat membantu untuk meningkallrao hasil belajar siswa.

(35)

din dorongan dalam dirinya, sehingga ia selalu berusahl uMJk meningkallcan 8l8u mempet1ahanbn kemlmpJannya semoksimal mungkin deopn mcnggunabn 5llndar keunggulan dcngan cara meocipcakan dan mengidentifikasi allematif-altematif pemcc:aMn masalah, mampu untuk melalrulc.an berbogai hal 90rta lancar dalam meogemubbn gapsan-gagasamya. Siswa deopn IOCU$ of ccmol irttrnOl dajlll dengan oepat bemdapmsi, men~ apa-apa yang dikelllhui dengan apa-apa yang alcan dipelajarinya dalam peoyclesaian soal·soal belajamya. Siswa yang mempuoyai

locus of conJrO/inrernal akan terlibat dari oktivitasnya, tennotivasi untulc belajar dan pada alcbimya hasil belajar yang diperoleh akan tinggi (baik ). Selanjutnya, siswa dengan IOCIIS of conrrol Internal : (a) lebih memungkinkan untulc dapat meneema materi pembelajaran dalam strutut kognitifhya. sebab telah momiliki kemarnpuan dasat sebelum menerima pe:reepcuaJ bouu benlrumya, (b) marnpu berpildr secano logis dan rasional dalam menyelesaikan soal-soal, karena mampu menpitkan

anwa

materi yang sudah dikuasai dengan matcri yang akan dipelajari olehnya, (c) latihan akan meningkatkan retensi belajar siswa, karena siswa memiliki kecepatan dan tingkat kemampuan yang tinggi dalam menyelesaikan soal-soal, dan (d) memiliki rasa percaya diri yang tinggi untulc mengikuti pembelajaran,

menemukan sendiri.

karena pengetahuan diperoleh dengan cara

(36)

belajar yang optimal. Siswa yang memiliki locus of control elcster:nal akan merasa kesulitan dalam mcnyajikan dan menjelaskan pola-pola gejala fasika yang terbentuk, dan mempenajam maknanya, menguraikan dan menganalisa struktur

dan peristiwa-perisriwa alarn, aturan-aturan. atau bukum-hu)(IJm dalarn alam yang memungltinltan dapat menerangkan gejala tetiadinya peristiwa-peristiwa di alam tersebuL Siswa dengan locus of control eksternal kurang memil.iki kemampaun atau keler.lmpilan untuk mengungkapbn makna yang yang terkandung dalam materi pelajaran fisika, yakni konsep-konsep, hukum-hukum atau azas-azas dan teori-teOri fasika. Selanjutnya, siswa deng;ullocus of COntrol d:srernol mernilild tingkat keeepatan yang rendah dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan kepodanya. Struktur kognitif siswa dengan locus of conrrol ehtemal membutuhkan wakiU dan proses pembelajaran yang lebih lama untuk meneerna suatu materi pelajaran fisika yang disajibn. Siswa dengan locu• of control elrsteriiiJI mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soel-soa:l ti.sika yang dihadapinya, karena pe:ngetahuan dan keterampilan yang dimilikinya berdasarl<an infonnasi yang diberitahukan oleb gunmya, bukan karena ditemukan seodiri olebnya, dengan !rata lain proses pembelajaran adalah transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Dengan demikian, siswa dengan locus of ci)IIJro/ ehterna/ akan memperoleh basil belajar fisika yang )(IJrang maksimal.

(37)

lcbih maksimal. Untuk siswa dengan IOCUf of rontrol ebtef'TI(l/ aJcan memperoleb basH belajar fisika yang lebib bailt jika diajarkan dengan stnltegi pembelajanm ekspositori, sebab siswa denjp~n /ocur of <'Ontrol eksternal abn mengalami kesulilall umuk membangun alau mengkonsllUk pengelahuan dan kelcrampilan f\sika yang dibutuhllnnya. sebab siswa tmebut memiliki ringnt kecepalall yang rendah dalam memahami, dan memaknai materi-materi esensial pelajaran fisikA. Strulctur kognirif siJwa dengan locus of control eksternol membutuhkan waktu dan proses pernbelajaran yang lebih lama untuk mencema suatu materi pelajaran fisikA yang disajikan.

Sebaliknya, untuk siswa yang memiliki locu.r of CQnJro/ eksternal, jika diajar dengan sttalegi pembelajaran ekspositori akan memperoleh hasil belajar yang lebib bail<. sebeb stnnegi pembela~n ekspositori adalab suatu sttategi pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centred). Artinya, proses pernbelajaran didomioasi oleb guru. eli mana guru berperan sebagai Dati swnber dan merangsaog siswa untuk mengeluarkan ide-ide atau konsep dcngan pertanyaan-pertanyaan yang mudah dipahami dalam memWlbkan masalab. Di akhir pembelajaran, dtlakukan kegialall tanya jawab, memberikan tugliS kepada siswa untuk membuat rangkuman pelajaran yang baru diikuri dibuku calatan masing-masing dengan memberitahukan terlebih dabulu 11!llteri-materi penting peda pembelajaran yang baru dilakultan. Dengan demikian, meskipun siswa memiliki locu. of con1r0l dsternal, siswa tersebut cenderung dapal mcnerima dan memahami makna dan esensi materi-materi penting pelajaran tersebut, sebab guru

(38)

senantiasa mengarahkan dan membimbing siswa untuk memperoleb basil belajar sesuai dengan tujuan insuuksional yang telah ditcta.pkan.

Penetapan

straiCfli

pembelajaran inquiri dengan locsa of control imemol

akan lebih efektif dan efisien sebab partisipasi siswa dalam beke!jasama akan memperoleh basil belajar yang baik. Guru barus berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. terutama dalam men81lJabkan siswa dalam mempersiapkan dan menampilkan strategi inquiri, sehingga memberikan

kesempatan kepada siswa untuk dapat mencema maleri pembelajiiJall dalam strutur kognitifhya, sebab telah memiliki kemampuan dasar sebelum menerima perceptual baru berilrutnya Seisin itu. LPTK ataupun UNIMED sebagai lembaga yang mendidik caJon-caJon guru dapat mengusahakan bagaimana memperkenalkan bennacarn-maeam stnuegi pembelajaron inquiri kepada siswanya sebapi caJon guru, mosalnya seminar-seminar. lou lwya, pendidikan dan pelatihan yang benujuan untuk mensosialisasikan strategi pcmbelajaran inquori bagi guru dan ealon guru, sehingga menarnbah wawasan dan pengetahuan mereka terhadap strategi pembelajaran tersehut CaJon guru perlu dibekali masalah ini, baik seeara teori maupun secara pralctek dalam m~mneang atau membuat latihan dalam pelaksonaannya di kelas.

(39)

guru dalam proses pcmbelajaran dengan cara mendisain dan mengelola pcmbelajaran di dalam kelas sedemilcan rupa, sehingga siswa mampu mcmbenbn pcrhatian yang utub terhadap kegiatan belajar yang disarnpaikan guru. Sclain itu, guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam merangkum matcri-matcri essensial yang disampaikan oleh guru sebagai sumbcr utarna pcmbclajaran sesuai

dengan tujuan pcmbelajaran yang telah ditelaplam.

Selanjutnya, basil pcnelitian ini dapat diteropkan dalam upaya pcningkatan

lrualitas pe!ICiidilcan khususnya bidang studi fisib. Hal ini dapet dilakukan dengan

memberikan suatu rekomendasi kepada pibak yang memiliki jalur struktural secara langsWtg seperti induk oTgaDuiasi guru yaitu Pcrsatuan Guru Repubtik Indonesia (PORI) kepada instansi terkait yang mengelola pendidikan secara

menyeluruh untuk mengadohn suatu peodidilcan dan pclatihan

basi

guru-guru khususnya guru fisika untuk menyusun program pembelajaran. DenSliD demikian, PORI dapat meminta seeara lan8"Jng kcpada dinas pendidikan setempat untuk memben'kan suatu pendidikan dan pelatiban kepada guru-guru fisika untuk

meningkalican kcmarnpuan met~gelola dan merenesiswaan pembelajaran agar hasil bel ajar yang dicapai siswa meningkat.

C. Saran

Berdasorkan simpulan dan implikasi yang teleh dikemukakan dan berkeoaan dengan hasil penelitian yang didapatkan, maka peneliti memberikan sa.ran seperti berikut :

(40)

(I) Mengupeyakan mutu pendidikan di SMP Negeri 2 Sei Bingei dapet dilcembengkan melalui proses pembelajaran yang bervariasi. Salah satu altematif pengembangannya adalah melalui pemmhan srrategi pembelajaran yang tepat dengan tujuan pembelajanm, matcri pembelajaran, kemampuan. kondisi dan karakteristik siswa. Strategi yang dapat dipilih antam lain adalah strategi pembelajaran inquiri dan ekspositori. Dengan demikian. perlu dilakukannya pendidikan dan pelatihan bagi guru-guru fisika dalnm meningkatkan kemampuan guru dalam penyusunan program pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran inquiri dan ekspositori.

(2) Guru fisika harus mempertimbangkan karakteristik siswanya terutama dalam bal kemampuan awal siswa sebelum memilih pendekatan pembei&Jaran yang dipilihnya sehubungan dengan materi yang akan diajarkan. Selain itu, guru perlu melakukan pengl<ajian yang mendalam tentang lwal.'leristik siswa untuk dijadikan sebagai pijakan atau acuan untuk mengoptimalkan penerapan strategi pembelajaran inquiri dan ekspositori dalam menciptakan pembelajaran fisika secaJa efektif dan efisien.

(41)

DAFTAJt PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, ( 1999). Pendidikan Bag/ Anak Berkesul/tan Be/ajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (1999). Proudur Penelitian. Jakarta: Rincka Cipta.

Ary, D., Jacobs, L.C Razavieh, A. (1982). Peng0n1ar Penelillan Do/am Ptmdidikon. (Peneljemah Furcham, A). Surabaya : Usaha Nasional. Bloom , Benjamin S. (1977). Taxonomy of EdrJcational Objektl/. Hand

Book /, Cognu if Domain. New York · Longman Inc.

Bum R.B. (1984). Konsep Diri, Teary. Pengukuran, Perkemlwngan dan Peri/a/cu. (sal in bahasa Eddy) London : Hooghton Miffiin Company.

Copeland, Richard W., {1984). How Children u arn Muthematicr. New York: MacMillan Publishing Company.

Croobach,.L .. ( 1984). Educauonal Phsycology. New York ; Harper and Row

Dean, Peter G., {1982). Teaching and uarmng Mathemalics, Roben Hamoll U mited Bodmin Cornwall, Great Britain.

Dick and Carey (1996). 11re Sistemat/c Design of lrutruction. lllion: Scott Fon:sman & Co.

Ojaali, Mulyono. (2000). Pengukuron Dalam Bidang l'endidikan. Jokarto : PPs UNJ

Bbel, R.,& Fresbie., David. ( 1986). Euenlia/ of EdtJcational Measurement. New Jersey : Prentice Hall .

Bvans, Marl<. ( 1981). lnternai-Eksternal Locu.• of Contra/and Worls A.uociatlon. Research With Japanese and Amerivan Student, Journal of Cross-Culture Psychology, Vol. l2 No.3

Gagne, Robert M. (1974). The Conditions of 1-torning, New York: Holt Rinehart and Winston.

Goleman, Daniel 1996). Emotional Intelligence. New York :Me. Graw Hill.

(42)

Gronlund and Linn. (1995). Mea3wrement and A.tsessement in Teaching.

New Jersey : Prentice Hall

Orosniklc ct al, Foster E., (1983). Di.rcqverlng Meaning in Elementary Sch()()/ Mathematics. New York: Flolt,Rinenart and Wiston.

Hamacbeck, 0. (1990). Ph.sycology in Teaching uarning and Growtlt Toronto : Allyn and Bacon.

Hopldn., Kenneth. ( 1981 ). Educational and Ph•ykoilgycal Measurement Evaluations. New Jeney: Prentice Hall)

'

Kl ine, Moris .. (1985). "Matemotl!a", 1/mu do/am Per.•petlif, ed. Jujun S. Suriasumaotri, Jakarta: Oramcdia ..

Kusumah, Yahya S. (1989). Persomoan Dlferenstal, Jakarta: Depdikbud P2LPTK.

Merrill, David M ( 1981 ). Comp<menl Display Theory. Las An~les : University ofSaouthtem California.

Montgomery, Lindquist Mary., (1980). Selected ls.rue in Mathematic Education, California: McCutchan Publishing Copporation. Nasoction, Andi Hakim., (1975). Daun-<iaiiTI8erseralran, lnti Sarana Aksara. Nitl<o, Antbony.J., (1996). Edwcotional A<.•essemenr ofStU<Ient. New Jersey :

Prentice Hall)

Panjai!an, B. (1999). Kontribusi Karala<ristik Pebelajar Tertuldap Hasil Belajar Matematika Siswa STM !ColA Madya Me<Lm. De.,ertafi. Progmm Pascasatjana Universiw Negeri Medan.

Piaget, J. 1977. Psycology and Epistemology. New York : Tbe Viking Press Pokay, P dan Blwnenf'eld,P. ( 1990). Predicting Achlewmenl Early and Lore rn the

SemeMer : The Role of Motivallons and Use of Learning Startegies.

Journal ofPbsycology. 82 (1), 41-SO

Popham, W. James., (1995). Lassroom Assessement: What Teachers Need to Know. Los Angles : Allyn and Bacon

Purwanto dan Atwi Suparman. (1999). Ewduasi Program Dikl01. Jakarta : STIA-LAN Perss

(43)

Rcigclutb, C. M. (1983). Instructional De>ign Theory nod Models . New Jersey : Publisher' s Hillsdale.

Rogers, C (1982). Freedom To Learn for the 80's. Colombus : Charles E. Merrill Romizowski, A. J., ( 1981). Designing Instructional System , London:

Kogan Page.

Ruseffendi, B.T. ( 1980). Penogajaran MotematlkaModern. Bandung : Tarsito

Silverius. (199 1). Evoluasi Hosll Be/ajar Umpan Balik. Jakarta : PT. Gruindo.

Snelbecker Glenn E., (1974). Learning Theory. ln.<tructiona Theory, and Psychoeducalional Design. New York: McGraw-Hill Book Company.

Sudjana, N. (1998). Penilalan Hasil Proses Be/ajar. Baodnng: Remaja Rosdakarya.

Sujono, (1988). Pengojoron Matematika untuk Seko/ah Menengah.

Jakarta, Oepdikbud.

Sulanadinala. (1992). Teorl Be/ajar Untuk Pembe/ajaran Mmematika. Jakarta : P3G Depdikbud.

Spodek, Bernard. ( 1993). Handbook of Research on the Educational of Young Children. New York : Macmillan Hebbisting. Inc

Suparman, Atwi. ( 1995), Desaln lnstrublonal, Jakarta : PAU.

Sunkbmad, Winamo. ( 1990). Pengantar lnterabl Mengajar Be/ajar.

Bandu11g: Tusito.

Suriasumantti, Jujun S. ( 1984). Fll.rafat llmu, Jakarta: Sinar Harapan. Taylor, Shelley. (1997). Teaching Media Toward ln1Julr. New York : National

Educational ofThe Unrtcd Swe.

Thorndike Robert L. and Hagen, Elirabeth P. (1977). Measure'"'-"' and

Evalllltllion In Psychology and EducotlorL New York: John Willey & Son. Wolfolk & Nicilich. (1980). Educotlnol Psychology for Teacher 2, New Jersey:

Prentice Hall inc.

Gambar

Tabel 1. H:Uil UANIUAS mata pelajaran Fisika SMP Negeri-2 Sei
Tabel IS. Oistribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika ICclompok
Tabel 31. Distribusi Frelcuensi Skor Rasil Belajar Siswa Yang
Tabel 41. Ranglcuman Perhitungan Statistik Dasar Data Peoelitian.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut juga dapat dilihat dari hasil tangkapan dan effort (upaya penangkapan) di PPN Karangantu bahwa cumi-cumi ( Loligo sp) telah mengalami overfishing dari segi

Dari hasil analisa pada studi banding dan literatur, pelaku utama adalah pemakai bangunan pusat perbelanjaan merupakan kelompok aktivitas yang di dalamnya

Bagian ini juga memuat informasi ringkas tentang rencana strategis Fakultas atau Universitas khususnya menyangkut pengembangan Program bidang Pengabdian Masyarakat, yang saat

Peserta lelang yang diundang agar dapat membawa dukumen asli atau dokumen yang dilegalisir oleh pihak yang berwenang dan copy 1 (satu) rangkap sesuai dengan pada isian

Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui proses pengolahan bahan pustaka, beserta hambatan dan kemudahan yang terjadi dalam proses pengolahan

2.Profil Kemampuan Akhir Siswa dalam Menulis Teks Eksplanasi Kompleks pada Kelas Kontrol ... Analisis Angket Siswa dan Hasil Wawancara Guru Berkaitan dengan Profil

Eksplorasi dan Komitmen Identitas Vokasional Remaja Tukang Doger Monyet di Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Satu lagi aktor yang menempatkan uang menjadi faktor sebagai dorongan yang sangat menentukan pilihan pemilih dalam Kepala Desa adalah Bandar atau pemain judi. Mereka