• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIVASI BELAJAR DAN KEGIATAN EKSTRA-KURIKULER SISWA JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MOTIVASI BELAJAR DAN KEGIATAN EKSTRA-KURIKULER SISWA JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN."

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIVASI BELAJAR DAN KEGIATAN EKSTRA-KURIKULER

SISWA JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF

DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana S-1 Pendidikan Teknik Otomotif

Oleh: Ronal Lalo 06504241004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul, “Motivasi Belajar Dan Kegiatan Ekstra-Kurikuler Siswa Jurusan Teknik Mekanik Otomotif Di SMK Muhammadiyah Prambanan”, telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diujikan di depan dewan penguji.

Yogyakarta, 25 Mei 2012 Pembimbing

(3)
(4)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul, “Motivasi Belajar Dan Kegiatan Ekstra-Kurikuler Siswa Jurusan Teknik Mekanik Otomotif Di SMK Muhammadiyah Prambanan”, ini benar – benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Yogyakarta, 25 Mei 2012 Yang menyatakan

(5)

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

۞ Awali segala sesuatu dengan bacaan “Basmallah” ۞

۞ Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain,

berakhlak mulia, mempelajari Al Quran dan mengajarkannya, serta orang yang umurnya

panjang dan banyak amal kebajikannya ۞

(Rasulullah saw)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecil ku ini untuk:

 Ayah dan Mama terkasih yang senantiasa tak henti – henti mencurahkan kasih dan

sayanganya kepadaku

 Belahan Jiwaku yang senantiasa sabar, setia dan selalu memberi dukungan kepadaku  Saudara kandungku yang senantiasa mendo’akan disetiap langkahku

 Kakek dan nenek yang selalu mendo’akan disetiap langkahku  Sahabatku Arief Kurniawan dan keluarga

 Teman – temanku Angkatan 2006 yang telah memberi masukan yang tak bisa kusebut

(6)

MOTIVASI BELAJAR DAN KEGIATAN EKSTRA-KURIKULER SISWA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan motivasi belajar siswa antara siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler dengan siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler di SMK Muhammadiyah Prambanan.

Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 117 siswa, sehingga seluruh populasi dijadikan objek penelitian. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas III Jurusan Teknik Mekanik Otomotif SMK Muhammadiyah Prambanan. Metode pengambilan data menggunakan metode angket dengan skala likert. Validitas instrumen penelitian ini menggunakan Expert Judgment dan korelasi Product Moment, sedangkan reliabilitas instrumennya menggunakan rumus Alpha Chronbach. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis menggunakan t-test dengan taraf signifikansi 5%. Untuk pengujian hipotesis tersebut digunakan uji t dengan uji dua fihak (two tail test).

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepeda Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmad, hidayah serta hikmah-Nya, sehingga laporan penelitian dengan judul Motivasi Belajar Dan Kegiatan Ekstra-Kurikuler Siswa Jurusan Teknik Mekanik Otomotif Di SMK Muhammadiyah Prambanan dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusunan laporan penelitian ini banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, diucapkan terima kasih kepada :

1. Sukaswanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing Tugas Akhir Skripsi. 2. Prof. Dr. Rochmat Wahab., selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Dr. Mochamad Bruri Triyono., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Negeri Yogyakarta.

4. Martubi, M.Pd, M.T, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

5. Bapak Moch Solikin, M. Kes, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

6. Noto Widodo, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

7. Ayah, Mama dan Adik – adikku. 8. Belahan jiwaku.

(8)

10. Teman – teman angkatan 2006 yang selalu memberi semangat hingga selesai skripsi ini.

penyusunan laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, sangat diharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya. Atas perhatiannya diucapkan banyak terima kasih.

Yogyakarta, 25 Mei 2012

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. LANDASAN TEORI A.Deskripsi Teori ... 10

(10)

2. Motivasi ...15

a. Pengertian Motivasi ...15

c. Macam-macam Motivasi ...16

b. Hal-hal yang Mempengaruhi Motivasi ...19

3. Pengertian Belajar ...23

4. Motivasi Belajar ...24

B. Penelitian yang Relevan ...28

C. Kerangka Berpikir ...29

D. Hipotesis Penelitian ...30

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

B. Definisi Operasional Variabel ... 32

C. Populasi Penelitian ... 33

D. Paradigma Penelitian ...34

E. Teknik Pengumpulan Data ...34

F. Instrumen Penelitian ...35

G. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 44

Motivasi Belajar Siswa ... 44

B. Analisis Data ... 47

(11)

2. Uji Hipotesis ... 49

C. Pembahasan ... 51

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55

B. Keterbatasan Penelitian ... 56

C. Implikasi Hasil Penelitian ... 56

D. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Populasi Penelitian ... ... 34

Tabel 2. Alternatif Jawaban ... ... 35

Tabel 3. Indikator Kegiatan Ekstra-kurikuler ... ... 37

Tabel 4. Indikator Motivasi Belajar Siswa ... .38

Tabel5. Distribusi Frekuensi Motivasi siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler ... 45

Tabel 6. Distribusi kecenderungan Kategori siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler ... 45

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Motivasi belajar siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler ... 46

Tabel 8. Distribusi kecenderungan Kategori siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler ... 47

(13)

DAFTAR GAMBAR

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kartu bimbingan skripsi ... 61

Lampiran 2. Validasi angket Pak Martubi M.Pd,. ... 66

Lampiran 3. Validasi angket Pak Tawardjono.Us,M.Pd,... 67

Lampiran 4. Instrumen penelitian ... 68

Lampiran 5. Surat ijin penelitian dari kampus UNY ... 72

Lampiran 6. Surat ijin penelitian dari Provinsi D. I. Yogyakarta ... 73

Lampiran 7. Surat ijin penelitian dari Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... 74

Lampiran 8. Surat ijin penelitian dari Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah Prambanan ... 75

Lampiran 9. Uji Validitas dan Reliabilitas Motivasi Belajar Siswa ... 76

Lampiran 10. Uji Validitas dan Reliabilitas Kegiatan Ekstra-Kurikuler ... 80

Lampiran 11. Uji Normalitas siswa aktif ekstra-kurikuler ... 81

Lampiran 12. Uji Normalitas siswa tidak aktif ekstra-kurikuler ... 82

Lampiran 13. Uji Homogenitas ... 83

Lampiran 14. Uji Hipotesis T-test ... 84

Lampiran 15. Tabel r ... 85

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dan perkembangan masyarakat yang lebih komplek. Akan tetapi, perkembangan tersebut melahirkan masalah sosial dan tuntutan yang lebih baru. Untuk itu pendidikan berperan sangat penting untuk menjawab tantangan dan memecahkan masalah tersebut. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran.

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor (UU No. 20. 2003:5-6), pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

(16)

Pembaharuan dan pengembangan pendidikan harus memperhatikan masalah – masalah dasar yang sedang dihadapi saat ini. Salah satu masalah penting dalam pendidikan yang selalu jadi sorotan tajam dari masyarakat adalah mutu pendidikan.

Pada pelita VI pembangunan dibidang pendidikan diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia serta kualitas sumber daya manusia Indonesia dan memperluas wawasannya serta meningkatkan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan termasuk di daerah terpencil. Usaha dan upaya telah dilakukan oleh pemerintah guna memperbaiki sistem pendidikan nasional. Usaha tersebut diantaranya, dengan dikeluarkannya undang-undang pendidikan nasional pada tahun 2003 (Sisdiknas), Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan yang paling terbaru saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam proses peningkatkan mutu dan kualitas pendidikan nasional, banyak hal yang mempengaruhi diantaranya adalah tenaga pengajar, fasilitas dan sarana prasarana. Instansi sekolah yang kualitasnya bagus karena memiliki tenaga pengajar yang berkompeten, fasilitas lengkap, dan siswa – siswanya cerdas tentu akan semakin bagus, sedangkan sekolah yang kualitasnya kurang bagus justru sebaliknya.

(17)

yang besar akan menunjukkan tekun menghadapi tugas, ulet dalam menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seorang siswa yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi bisa gagal karena kurangnya motivasi dalam belajar. Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri seseorang yang memberikan kekuatan kepada orang itu sendiri untuk bertindak memenuhi kebutuhannya. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan, siswa harus memiliki motivasi belajar yang kuat untuk melakukan proses belajar.

Motivasi yang kuat untuk melakukan proses belajar diharapkan mempunyai energi yang kuat untuk melakukan proses belajar. Sehingga dengan demikian diharapakan dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Berbicara tentang motivasi belajar, ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, diantaranya: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah pengaruh yang timbul dari dalam diri individu, meliputi: bakat, kepribadian dan intelegensi, sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh yang timbul dari luar individu, meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah.

(18)

dilaksanakan dan dikembangkan, karena pelaksanaan kegiatan tersebut tidak dapat dipisahkan dari tujuan pendidikan nasional secara keseluruhan.

Menurut Yudha M.Saputra (1998: 6-7), menjelaskan bahwa kegiatan intrakurikuler adalah program pengajaran yang tersusun berupa label mata pelajaran, penjatahan waktu, dan penyebarannya di setiap kelas dan satuan pelajaran. Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa, yang bertujuan agar siswa lebih memperdalam dan lebih menghayati apa yang dipelajari pada kegiatan intrakurikuler. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik.

(19)

Banyak ragam ekstra-kurikuler di sekolah yang bisa dipilih seorang anak, tergantung dari minat dan bakatnya. Pelaksanaan kegiatan ekstra-kurikuler diharapkan dapat memperluas pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa, mengenal hubungan berbagai mata pelajaran, penyaluran hobi, minat dan bakat siswa, serta melengkapi upaya pembentukan manusia seutuhnya.

Mengingat kegiatan ekstra-kurikuler merupakan kegiatan yang waktu pelaksanaannya diluar jam pelajaran, sudah tentu akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Ketika siswa melaksanakan kegiatan ekstra-kurikuler, siswa akan kehilangan waktunya untuk istirahat dan belajar. Setelah melaksanakan kegiatan ekstra-kurikuler sedikit banyaknya siswa akan mengalami gangguan, baik berupa gangguan kondisi pisik maupun kondisi psikisnya, padahal kondisi pisik dan psiksis merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis sangat tertarik untuk mengetahui pengaruh kegiatan ekstra-kurikuler siswa terhadap motivasi belajar siswa jurusan teknik mekanik otomotif di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Prambanan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik identifikasi masalah. Adapun identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut:

(20)

dan bakat siswa terpendam. Kegiatan ekstra-kurikuler sangat membantu siswa dalam penyaluran minat dan bakat. Kurangnya peran orang tua dalam mendorong dan mendukung anaknya mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler membuat siswa kehilangan kesempatan untuk menyalurkan hobi, minat, dan bakat secara positif yang dapat mengasah kemampuan, daya kreativitas, jiwa sportivitas, meningkatkan rasa percaya diri, dan lain sebagainya.

Siswa yang tidak aktif dalam mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler cenderung mengikuti pergaulan temannya yang negatif. Teman bergaul yang baik pasti akan menimbulkan pengaruh yang baik pula terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang buruk akan menimbulkan pengaruh yang buruk pula terhadap diri siswa, karena pengaruh pergaulan lebih cepat masuk ke dalam diri siswa.

Pelaksanaan kegiatan ekstra-kurikuler yang menguras energi mengakibatkan siswa lelah, sehingga berpengaruh terhadap motivasi belajar. Setelah melaksanakan kegiatan ekstra-kurikuler sedikit banyaknya siswa akan mengalami gangguan, baik berupa gangguan kondisi pisik maupun kondisi psikisnya, padahal kondisi pisik dan psiksis merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.

(21)

Tenaga pengajar yang kurang berkompeten dalam proses belajar mengajar mengakibatkan motivasi belajar siswa menurun sehingga siswa malas untuk memperhatikan. Pada beberapa daerah yang terpencil, kebutuhan akan tenaga pengajar yang berkompeten sangat dibutuhkan. Tenaga pengajar yang berkompeten cenderung lebih memilih daerah perkotaan daripada daerah pedesaan yang terpencil, karena perkotaan lebih nyaman untuk dijadikan tempat tinggal dan fasilitas lengkap, dibandingkan dengan pedesaan.

Kurangnya fasilitas, sarana dan prasarana dalam menunjang teori dan praktik membuat proses belajar mengajar menjadi tidak menarik, sehingga mengakibatkan motivasi belajar siswa menurun. Fasilitas, sarana dan prasarana yang lengkap dapat menambah siswa lebih termotivasi untuk belajar. Proses belajar mengajar yang menarik membawa siswa kearah positif dan menambah rasa ingin tahu pada setiap materi yang disampaikan.

C. Pembatasan Masalah

(22)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar motivasi belajar siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler siswa Jurusan Teknik Mekanik Otomotif di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Prambanan?

2. Seberapa besar motivasi belajar siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler siswa Jurusan Teknik Mekanik Otomotif di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Prambanan?

3. Apakah ada perbedaan motivasi belajar antara siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler dengan siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler siswa Jurusan Teknik Mekanik Otomotif di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Prambanan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui besar motivasi belajar siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler siswa Jurusan Teknik Mekanik Otomotif di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Prambanan.

(23)

3. Untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar antara siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler dengan siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler siswa Jurusan Teknik Mekanik Otomotif di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Prambanan.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan oleh penulis dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu kita lebih memahami tentang pentingnya peranan kegiatan ekstra-kurikuler siswa terhadap motivasi belajar siswa.

b. Penelitian ini diharapkan dapat membantu kita lebih memahami fungsi kegiatan ekstra-kurikuler siswa terhadap motivasi belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Dari penelitian ini, penulis harapkan sekolah SMK Muhammadiyah Prambanan dapat menyesuaikan kegiatan ekstra-kurikuler dengan hobi, minat dan bakat siswa jurusan teknik otomotif untuk menunjang motivasi belajar siswa.

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada landasan teori dalam penelitian ini berturut – turut akan diuraikan tentang deskripsi teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian. Adapun uraian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

A. Deskripsi Teori

1. Kegiatan Ekstra-Kurikuler

a. Pengertian Kurikuler, Ko-Kurikuler Dan Ekstra-Kurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan program kokurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para siswa.

(25)

Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik.

Kegiatan ekstrakurikuler sendiri dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberi keleluasaan waktu dan memberikan kebebasan pada siswa, terutama dalam menentukan jenis kegiatan yang sesuai dengan bakat serta minat mereka. Kegiatan ekstra-kurikuler merupakan upaya pengembangan positif yang terdapat pada siswa, berupa kegiatan yang dilakukan diluar intra-kurikuler maupun ko-kurikuler dalam rangka mengembangkan minat dan bakat dari siswa, memperluas pengetahuan keterampilan dan sikap, mengenal antar hubungan mata pelajaran serta dalam upaya melengkapi pembinaan manusia seutuhnya (Dekdikbud, 1987: 6 ).

Sekolah sebagai wadah masyarakat ilmiah merupakan salah satu lingkungan pendidikan di dalam proses pendidikan, disamping lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan sekolah diharapkan proses belajar berlangsung dengan baik, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan tercapai.

(26)

dilakukan dengan penuh kesadaran, berencana, teratur, terarah dan tanggung jawab untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan, keterampilan siswa. Dalam buku pengembangan kesiswaan (Depdikbud, 1987 : 5) dikatakan bahwa kegiatan ekstra-kurikuler merupakan upaya pengembangan potensi positif yang ada pada siswa, yakni kegiatan pendidikan yang melengkapi kegiatan kurikuler dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dari pengertian konsep Depdikbud diatas dapatlah disimpulkan bahwa, kegiatan ekstra-kurikuler itu merupakan seperangkat pengalaman belajar yang disediakan dilingkungan sekolah dan dimaksudkan menunjang kegiatan kulikuler. Dalam praktiknya pengalaman yang disediakan dilingkungan sekolah adalah kegiatan jenis penalaran, minat dan bakat serta bidang kesejahteraan.

(27)

yaitu: pelaksanaan kegiatan ekstra-kurikuler harus dapat memberi tempat dan mendorong penyaluran bakat serta minat. Sehingga siswa akan terbiasa dengan kesibukan positif.

b. Tujuan Kegiatan Eksta-Kurikuler

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, pasti tidak lepas dari aspek tujuan. Kerena suatu kegiatan yang diakukan tanpa jelas tujuannya, maka kegiatan itu akan sia-sia. Begitu pula dengan kegiatan ekstrakurikuler tertentu memiliki tujuan tertentu. Mengenai tujuan kegiatan dalam ekstrakurikuler dijelaskan sebagai berikut:

Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar:

1) Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan keterampilan mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya yang:

a) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b) Berbudi pekerti luhur

c) Memiliki pengetahuan dan keterampilan d) Sehat rohani dan jasmani

e) Berkepribadian yang mentap dan mandiri

f)Memilki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan 2) Siswa mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta

(28)

Dari penjelasan di atas pada hakeketnya tujuan kegiatan ekstra-kurikuler yang ingin dicapai adalah untuk kepentingan siswa. Dengan kata lain, kegiatan ektra-kurikuler memiliki nilai-nilai pendidikan bagi siswa dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya.

c. Jenis-jenis Kegiatan Ekstra-Kurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler tentu berbeda-beda jenisnya, karena banyak hal yang memang berkaitan dengan kegiatan siswa selain dari kegiatan inti. Dengan beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang ada, siswa dapat memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing. Beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan di sekolah dijelaskan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1987: 3) sebagai berikut

1) Pendidikan kepramukaan

2) Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA) 3) Palang Merah Remaja (PMR)

4) Pasukan Keaman Sekolah (PKS) 5) Gema Pencinta Alam

6) Filateli

7) Koperasi Sekolah

8) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 9) Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) 10) Olahraga

(29)

Kegiatan ekstrakurikuler tersebut berbeda-beda sifatnya, ada yang bersifat sesaat dan ada pula yang berkelanjutan. Kegiatan yang bersifat sesaat seperti karyawisata dan bakti sosial, itu hanya dilakukan pada waktu sesaat dan alokasi waktu yang terbatas sesuai dengan kebutuhan, sedangkan yang sifatnya berkelanjutan maksudnya kegiatan tersebut tidak hanya untuk hari itu saja, melainkan kegiatan tersebut telah diprogramkan sedemikian rupa sehingga dapat diikuti terus sampai selesai kegiatan sekolah.

2. Motivasi

a. Pengertian motivasi

Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan (Sardiman, 2011:73). Berawal dari kata motif maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif akan menjadi aktif apabila pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan.

(30)

dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.

Motivasi juga dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin untuk melakukan sesuatu, dan apabila seseorang tersebut tidak suka, maka akan berusaha meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka. Motivasi tersebut dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam dunia pendidikan, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai.

Dari pendapat-pendapat yang telah diuraikan diatas maka pengertian motivasi itu adalah perubahan dari dalam diri yang menimbulkan dorongan afektif dan reaksi untuk mencapai suatu tujuan. b. Macam-macam motivasi

(31)

1) Motif-motif bawaan.

Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya: dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristirahat, dorongan seksual. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang disyaratkan secara biologis.

2) Motif – motif yang dipelajari.

Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara sosial.

Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodword dan Marquis dalam buku Sardiman, adalah sebagai berikut:

1) Motif atau kebutuhan organis.

Meliputi misalnya: kebutuhan untuk minum, makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk istirahat.

2) Motif-motif darurat.

(32)

3) Motif-motif objektif.

Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.

Terdapat beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah misalnya refleks, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.

Terdapat dua perbedaan motivasi yang mempengaruhi tiap-tiap orang, yaitu diantaranya sebagai berikut:

1) Motivasi intrinsik.

Yaitu dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.

2) Motivasi ekstrinsik.

(33)

harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah

(Sardiman, 2011: 89-91). c. Hal-hal yang mempengaruhi motivasi

Seseorang melakukan suatu aktifitas untuk mencapai sesuatu dengan didasari suatu dorongan pada diri seseorang tersebut yaitu faktor-faktor kebutuhan biologis, insting, dan mungkin unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia. Kemudian dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, yang penting bagaimana menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan siswa itu melakukan aktivitas belajar. Sebenarnya semua faktor-faktor tersebut tidak dapat dipisahkan dari soal kebutuhan, kebutuhan dalam arti luas, baik kebutuhan yang bersifat biologis maupun psikologis. Dengan demikian dapat dipertegas bahwa motivasi selalu berkaitan dengan soal kebutuhan. Karena seseorang akan terdorong untuk melakukan sesuatu apabila merasa ada suatu kebutuhan.

(34)

1) Kebutuhan fisik, yang meliputi kebutuhan makan, minum, seks, atau kenikmatan dan keselamatan fisik lainnya.

2) Kebutuhan emosional, yang meliputi kebutuhan untuk mencapai prestasi dan harga diri.

3) Kebutuhan kognitif, yang meliputi kebutuhan untuk berhasil menciptakan atau memecahkan suatu konflik atau hal-hal yang saling bertentangan dan kebutuhan untuk mendapatkan rangsangan.

Menurut Morgan dan ditulis kembali oleh S. Nasution dalam buku Sardiman, manusia hidup dengan memiliki berbagai kebutuhan, yaitu:

1) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk suatu aktivitas.

Hal ini sangat penting bagi anak, karena perbuatan sendiri itu mengandung suatu kegembiraan baginya. Sesuai dengan konsep ini, bagi orang tua yang memaksa anak untuk diam di rumah saja adalah bertentangan dengan hakikat anak. Activities in it self is a pleasure. Hal ini dapat dihubungkan dengan suatu kegiatan belajar bahwa pekerjaan atau belajar itu akan berhasil kalau disertai dengan rasa gembira.

2) Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain.

(35)

kesenangan pada orang lain. Hal ini sudah barang tentu merupakan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri bagi orang yang melakukan kegiatan tersebut. Konsep ini dapat diterapkan pada berbagai kegiatan, misalnya anak-anak rela bekerja atau seoarang siswa rajin/rela belajar apabila diberikan motivasi untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar untuk orang yang disukainya (misalnya bekerja, belajar demi orang tua, atau orang yang sudah dewasa akan bekerja, belajar demi seseorang calon teman hidupnya).

2) Kebutuhan untuk mencapai hasil

(36)

3) Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan.

Suatu kesulitan atau hambatan, mungkin cacat, mungkin menimbulkan rasa rendah diri, tetapi hal ini menjadi dorongan untuk mencari kompensasi dengan usaha yang tekun dan luar biasa, sehingga tercapai kelebihan/keunggulan dalam bidang tertentu. Sikap anak terhadap kesulitan atau hambatan ini sebenarnya banyak bergantung pada keadaan dan sikap lingkungan. Sehubungan dengan ini maka peranan motivasi sangat penting dalam upaya menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang lebih kondusif bagi mereka untuk berusaha agar memperoleh keunggulan.

Kebutuhan manusia akan selalu berubah-ubah, begitu pula dengan motif, motivasi yang terkait dengan kebutuhan akan selalu berubah-ubah atau bersifat dinamis, sesuai dengan keinginan manusia. Relevan dengan soal kebutuhan tersebut maka timbul teori tentang motivasi.

Menurut ahli jiwa, dijelaskan bahwa dalam motivasi itu ada suatu hierarki, maksudnya motivasi itu ada tingkatan-tingkatannya, yakni dari bawah ke atas. Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu bergayut dengan soal kebutuhan, yaitu:

(37)

2) Kebutuhan akan keamanan (security), yakni rasa aman, bebas dari rasa takut dan kecemasan.

3) Kebutuhan akan cinta dan kasih: kasih, rasa diterima dalam suatu masyarakat atau golongan (keluarga, sekolah, kelompok).

4) Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi

(Sardiman 2011: 80-81). 3. Pengertian Belajar

Belajar merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi bagi kita, sehingga karena begitu sangat terkenalnya istilah belajar tersebut seolah-olah setiap orang sudah mengerti akan istilah belajar tersebut. Apakah pengertian mereka tentang istilah belajar tersebut sudah seragam? Para ahli pun belum mempunyai batasan yang seragam, apalagi orang awam. Batasan-batasan mengenai istilah belajar dari beberapa ahli antara lain sebagai berikut:

Belajar merupakan semua aktivitas yang dilakukan siswa untuk menguasai pengetahuan dan kemampuan atau kompetensi dapat berlangsung di sekolah ataupun di luar sekolah (Nana Syaodih, Sukmadinata, 2003: 381).

(38)

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Oemar Hamalik, 2003: 29).

Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung, dan terjadi dalam diri seseorang karena pengalaman (Sri Rumini dkk, 2003: 59).

Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Relevan dengan ini , ada pengertian bahwa belajar adalah “penambahan pengetahuan” (Sardiman, 2011: 20-21).

Dari beberapa pendapat para ahli yang telah dirangkum tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap, baik yang dapat diamati ataupun yang tidak dapat diamati secara langsung yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan.

4. Motivasi Belajar

a. Definisi motivasi belajar

(39)

Motivasi adalah perubahan dari dalam diri yang menimbulkan dorongan afektif dan reaksi untuk mencapai sesuatu. Motivasi Belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai.

b. Fungsi motivasi dalam belajar

Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi motivasi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi untuk mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Proses belajar dan hasil belajar dapat dipengaruhi oleh dua kelompok faktor, yaitu sebagai berikut:

(40)

Yang dimaksud dengan faktor intrinsik adalah faktor yang terdapat pada diri individu, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang faktor tersebut muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol dan seremonial.

2) Faktor ekstrinsik

Faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar diri individu, dapat dikatakan juga sebagai bentuk faktor yang di dalamnya dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar. d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Semangat dan motivasi belajar setiap anak kadang kala meningkat dan kadang kala menurun. Pada saat semangat dan motivasi belajar anak meningkat seharusnya orang tua mempertahankan kondisi tersebut, dan apabila semangat dan motivasi belajar anak menurun maka orang tua harus berupaya untuk meningkatkannya. Sebelum dapat meningkatkan semangat dan motivasi belajar anak, orang tua harus mengerti dan mengenali ciri-ciri dari menurunnya semangat dan motivasi belajar pada anak.

(41)

anak. Jika seorang anak mendapatkan nilai baik, maka orang tua menganggap semangat belajar dari anaknya meningkat. Begitu sebaliknya, jika nilai seorang anaknya cenderung menurun, itu bisa diartikan sedang menurun pula semangat dan motivasi belajarnya.

Asumsi seperti itu tidak selamanya benar, meskipun pada beberapa anak memang didapatkan kebenaran nilai turun cenderung menandakan bahwa anak tersebut mengalami penurunan semangat dan motivasi belajar. Namun orang tua tidak bisa mengambil kesimpulan hanya semata-mata berdasarkan perolehan nilai saja. Kadang seorang anak sudah berusaha keras dalam belajar, akan tetapi nilai yang didapatkan pun tetap kurang memuaskan. Tentu tidak tepat jika orang tua menganggap anak tersebut mengalami penurunan semangat dan motivasi belajar.

Menurut Gamal Komandoko (2006: 10) Sebagai orang tua seharusnya mengerti dan memahami bahwa naik dan turunnya semangat dan motivasi belajar tersebut ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Lingkungan rumah/keluarga 2) Lingkungan sekolah

3) Lingkungan teman pergaulannya (masyarakat)

(42)

dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

B. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian Nur Aprilia Heryani (2010) yang berjudul “Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi Ekstrakurikuler Mahasiswa dan Partisipasi dalam Kuliah Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pengurus Ormawa Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Periode 2010” menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikasi antara Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi Ekstrakurikuler Mahasiswa dan Partisipasi Dalam Kuliah Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pengurus Ormawa. Hal ini ditunjukan dengan rxly=0,382, r2xly=0,146, dan fhitung > ftabelyaitu sebesar 13,614 > 3,06 pada taraf signifikansi 5%.

(43)

1,986 atau probabilitas 0,033 < 0,05. (3) Terdapat pengaruh positif Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Ekstrakulikuler di Sekolah dan Motivasi Belajar secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi, hal tersebut ditunjukan dari harga F hitung 49,340 lebih besar dari harga Fhitung sebesar 6,899 lebih besar dari Ftabelsebesar 3,095 atau probabilitas 0,002 < 0,05.

C. Kerangka Berpikir

Ekstra-kurikuler merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah di luar jam intra-kurikuler maupun ko-kurikuler dengan tujuan memperluas pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa, membina minat dan bakat dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ekstra-kurikuler sebagai upaya pembinaan minat dan bakat harus berpusat kepada kegiatan – kegiatan yang dapat menunjang serta mendukung intra-kurikuler maupun ko-kurikuler. Sedangkan macam kegiatan yang diselenggarakan oleh SMK Muhammadiyah Prambanan Jurusan Teknik Mekanik Otomotif bermacam – macam seperti berikut: Olah raga, Seni Bela Diri, Seni Musik, UKS, Palang Merah Remaja, IPM, Pramuka, Koperasi Siswa, Kerohanian dimana siswa dapat memilih salah satu atau lebih, jenis kegiatan yang sesuai dengan hobi, minat dan bakat siswa.

(44)

kegiatan ekstra-kurikuler tidaklah demikian, kecenderungan siswa lebih segar bugar, siap dan semangat untuk belajar muncul lagi. Hal ini terjadi karena sewaktu melaksanakan kegiatan ekstra-kurikuler, siswa mengikuti dengan hati senang dan riang.

Kemampuan siswa dalam mengatur waktu antara belajar, istirahat dan mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler merupakan hal yang terpenting. Jika siswa mampu mengatur waktu dengan baik, maka siswa tidak akan mengalammi kesulitan untuk belajar, istirahat dan mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler. Akhirnya prestasi belajar dapat tercapai begitu pula prestasi dalam kegiatan ekstra-kurikuler.

Dengan demikian siswa yang aktif mengikuti kegiatan kurikuler mendapat banyak dampak positif. Dampak positif kegiatan ekstra-kurikuler terhadap siswa seperti, ekstra-ekstra-kurikuler mampu menjembatani siswa untuk menggapai cita – cita, mengembangkan potensi diri, menambah wawasan dan pengetahuan, penyaluran bakat, serta mendapat pengalaman – pengalaman baru serta terhindar dari pergaulan bebas. Hal tersebut membuat siswa terpacu untuk lebih meningkatkan motivasi belajar mereka.

D. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis atau jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut:

(45)
(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Usaha tersebut dilakukan dengan menggunakan metode – metode ilmiah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2009:8) metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan dengan random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto. Hal ini karena dalam penelitian ini tidak dikendalikan atau diperlakukan khusus melainkan hanya mengungkap fakta berdasarkan pengukuran gejala yang telah ada pada diri responden sebelum penelitian ini dilakukan.

(47)

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah Prambanan, Jurusan Teknik Mekanik Otomotif. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian dimulai tanggal 1 Maret 2011 sampai dengan selesai.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variabel) adalah ekstra-kurikuler (X) dan variabel terikat (dependent variabel) adalah motivasi belajar (Y). Selanjutnya untuk menghindari terjadinya perbedaan persepsi tentang variabel dalam penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional variabel.

1. Kegiatan Ekstra-Kurikuler Siswa

kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah di luar jam belajar kurikulum standar untuk mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Pelaksanaan kegiatan ekstra-kurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa di luar intra-kurikuler maupun ko-kurikuler, dengan indikator tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler. 2. Motivasi Belajar Siswa

(48)

usaha siswa untuk belajar, seperti: mencatat, memperhatikan, mengerjakan tugas.

C. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah Prambanan Jurusan Teknik Mekanik Otomotif. Adapun alasan dari pemilihan kelas III sebagai populasi adalah sebagai berikut:

1. Untuk kelas III, mereka sudah mempunyai pilihan kegiatan ekstra-kurikuler yang sudah mantap, serta telah memiliki data yang lengkap tentang prestasi kegiatan ekstra-kurikuler.

2. Untuk kelasa I dan II, data tentang prestasi kegiatan ekstra-kurikuler belum lengkap. Oleh sebab itu, untuk kelas I dan II tidak diikut sertakan sebagai populasi.

(49)

Tabel 1. Jumlah Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah populasi

1 III A 31

2 III B 27

3 III C 30

4 III D 28

Jumlah 116

D. Paradigma Penelitian

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar, dan variabel bebasnya adalah ekstra-kurikuler. Hubungan antara variabel bebas dan terikat dapat dilihat pada paradigma penelitian berikut ini:

Gambar 1. Paradigma penelitian Keterangan :

X = Kegiatan ekstra-kurikuler Y = Motivasi belajar

F. Teknik Pengumpulan Data

Penentuan teknik pengumpulan data berkaitan dengan variabel apa yang diinginkan, diungkapkan datanya. Dalam penelitian ini ada dua variabel

X

Y

(50)

yang akan diungkapkan datanya, yaitu; kegiatan ekstra-kurikuler siswa dan motivasi belajar siswa. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2009: 199). Dalam penelitian ini untuk pengumpulan data motivasi belajar digunakan kuesioner. Skala pengukuran yang digunakan adalah likert scaledengan empat alternatif jawaban. Adapun skor setiap alternatif jawaban yang diberikan oleh responden adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Alternatif jawaban

Alternatif Jawaban Skor

Selalu 4

Sering 3

Kadang – kadang 2

Tidak Pernah 1

Sedangkan untuk memperoleh data kegiatan ekstra-kurikuler siswa digunakan kuesioner dengan pilihan jawaban yang sudah tersedia pada setiap pernyataan dengan skor setiap jawaban adalah a ( 4 ), b ( 3 ), c ( 2 ), d ( 1 ). G. Instrumen Penelitian

(51)

untuk variabel motivasi belajar siswa. Kuesioner Subiyono untuk variabel kegiatan ekstra-kurikuler, yang selanjutnya dimodifikasi seperlunya dan dikembangkan sendiri oleh peneliti. Untuk langkah penyusunan kuesioner melalui tahapan, yaitu: tahapan persiapan dan tahapan uji coba. Adapun penjelasan dari tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai dengan kuesioner.

b. Merumuskan defenisi operasional dari setiap variabel yang ingin diungkap.

c. Menentukan indikator – indikator setiap variabel yang diambil dari kajian pustaka.

d. Menyusun kuesioner sementara untuk selanjutnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.

2. Tahap uji coba

a. Menyebar kuesioner kepada sejumlah responden dalam populasi penelitian.

b. Menganalisis hasil uji coba untuk mengetahui tingkat validitas butir soal atau item dengan rumus korelasi product moment angka kasar, kemudian untuk mengetahui reliabilitas instrumen dengan rumus koefisien alpha.

(52)

total. Pada item yang tidak valid perlu didrop dan direvisi jika item tersebut penting dan masih diperlukan.

Berikut ini dijelaskan rincian masing –masing variabel beserta indikatornya. Adapun penjelasan rincian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Ekstra-kurikuler

a. Tujuan, instrumen ini dimaksudkan untuk mengungkap data tingkat keaktifan siswa mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler.

b. Indikator kegiatan eksra-kurikuler. Berikut di bawah ini akan diperlihatkan tabel indikator kegiatan ekstra-kurikuler.

Tabel 3. Indikator Kegiatan Ekstra-kurikuler

Indiator No. Item Jumlah

1. Aktivitas pelaksanaan ekstra-kurikuler.

2. Jenis kegiatan yang diikuti.

1,3,4,5,6,7,8,9,10, 11,12,13

2

12

1

Jumlah 13

2. Motivasi Belajar Siswa

a. Tujuan, instrumen ini dimaksudkan untuk mengungkap data tingkat motivasi belajar siswa.

b. Indikator motivasi belajar siswa.

(53)

Indikator No. Item Jumlah 1. Keinginan untuk belajar

a. Mempelajari buku b. Bertanya pada orang lain c. Mengerjakan tugas

ko-kurikuler

(54)

1. Desrkipsi Data

Data yang diperoleh dari lapangan, disajikan dalam bentuk deskripsi data dari masing-masing variabel, baik variabel bebas maupun variabel terikat. Analisis deskriptif data tersebut meliputi penyajian mean, median, modus, dan tabel kecenderungan masing-masing variabel.

a. Mean, Median, Modus

Mean merupakan rata-rata hitung dari suatu data. Mean dihitung dari jumlah seluruh nilai pada data dibagi banyaknya data. Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

Me =

Keterangan:

Me = Mean (rata-rata)

∑ = Epsilon (baca jumlah) xi = Nilai x ke i sampai ke n n = Jumlah individu

Median merupakan nilai tengah data bila nilai-nilai dari data yang disusun urut dari yang terkecil sampai terbesar, atau sebaliknya dari yang terbesar sampai yang terkecil.

Modus merupakan nilai data yang paling sering muncul atau nilai data dengan frekuensi terbesar. Penentuan mean, median, dan modus dilakukan dengan bantuan program SPSS.

(55)

Menentukan pengkategorian skor, yang diperoleh dari masing – masing variabel. Dari skor tersebut kemudian dibagi dalam 4 kategori. Pengkategorian dilakukan berdasarkan Mean dan Simpangan Baku (SD) yang diperoleh. Tingkat kecenderungan variabel kegiatan ekstra-kurikkuler siswa dan motivasi belajar dibedakan menjadi 4 kategori. Menurut Djemari Mardapi (2008:123) keempat kategori tersebut adalah:

Kategori Sangat Tinggi/Positif = x ≥ (M + 1 SD) Kategori Tinggi/Positif = M ≤ x < (M + 1SD) Kategori Rendah/Negatif = (M – 1 SD) ≤ x < M Kategori Sangat Rendah/Sangat Negatif = di bawah (M – 1 SD) 2. Uji Prasyarat Analisis

Untuk memenuhi prasyarat analisis data t-test maka sebelumnya dilakukan uji normalitas, uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas sebaran skor dalam penelitian ini

menggunakan rumus Chi Kuadrat (χ2

(56)

Keterangan:

χ2

= Chi kuadrat

fo= frekuensi yang diobservasi fh= frekuensi yang diharapkan

(Sugiyono, 2009: 107).

Dari hasil Chi Kuadrat hitung selanjutnya dibandingkan dengan Chi Kuadrat tabel. Jika harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi Kuadrat tabel, maka distribusi data dinyatakan normal. Sebaliknya jika Chi Kuadrat hitung lebih besar daripada Chi Kuadrat tabel, maka dinyatakan tidak normal.

b. Uji Homogenitas

Selain pengujian normalitas pada sampel, maka perlu peneliti melakukan pengujian terhadap kesamaan (homogenitas) beberapa bagian sampel, yaitu seragam atau tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama.

Dalam menguji homogenitas sampel, pengetesan didasarkan atas asumsi bahwa apabila varians yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut cukup homogen (Suharsimi Arikunto, 2010:164).

(57)

Suharsimi Arikunto menyebutkan dengan menggunakan F-test dapat diketahui gambaran mengenai interaksi antara variabel-variabel yang menjadi pusat perhatian dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Fo = F observasi

MKk = Mean Kuadrat Kelompok MKd = Mean Kuadrat Dalam

Untuk menguji signifikan tidaknya Fo ini, maka dikonsultasikan dengan tabel F, apabila hasil perhitungan Fo lebih besar dari harga Ft (F teoritik) baik berdasarkan taraf signifikansi 1% maupun 5%, maka Fotersebut signifikan.

3. Pengujian Hipotesis

(58)

Untuk menghitung besarnya t hitung yaitu menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

t = Nilai t yang dihitung, selanjutnya disebut t hitung = Rata-rata xi

= Nilai yang dihipotesiskan = Simpangan baku

= Jumlah anggota sampel

(Sugiyono, 2009: 96).

(59)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah Prambanan Jurusan Teknik Mekanik Otomotif. Dari hasil pengumpulan data, selanjutnya akan disajikan deskripsi data hasil penelitian sebagai berikut:

Motivasi Belajar Siswa

1. Motivasi belajar siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler. Perolehan data tentang motivasi belajar siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler diambil dengan lembar pernyataan (angket) yang terdiri dari 26 butir item, kemudian selanjutnya akan diolah dengan menggunakan SPSS 2000 dan softwareMicrosoft Excel 2007 for Windows. Dari hasil penilaian terhadap 56 responden, maka data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis dengan softwareMicrosoft Excel 2007 for Windows dan program SPSS 2000. Dari hasil analisis deskriptif yang dilakukan, diperoleh nilai mean = 73,46, median = 72,50, mode = 68, standar deviasi = 10,16, skor terendah = 46 dan skor tertinggi = 94.

(60)

Tabel 5. Distribusi frekuensi motivasi siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler

No Kelas Interval Frekuensi Relatif (%)

1 90,5 – 99,5 3 5,36

2 81,5 – 90,5 11 19,64

3 72,5 – 81,5 14 25

4 63,5 – 72,5 20 35,71

5 54,5 – 63,5 5 8,93

6 45,5 – 54,5 3 5,36

Jumlah 56 100

Adapun kecenderungan kategori motivasi siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Kecenderungan kategori siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler

No Kategori Interval Frekuensi Relatif (%)

1 Sangat Tinggi > 83,624 10 17,9

2 Tinggi 73,464 – 83,624 18 32,1

3 Rendah 63,3 – 73,464 21 37,5

4 Sangat Rendah < 63,5 7 12,5

Jumlah 56 100

(61)

2. Motivasi belajar siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler. Data tentang motivasi belajar siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler diambil dengan lembar pernyataan (angket) yang terdiri dari 26 butir item. Dari hasil penilaian terhadap 61 responden, maka data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis dengan softwareMicrosoft Excel 2007 for Windows dan program SPSS 2000. Dari hasil analisis deskriptif yang dilakukan, diperoleh nilai mean = 69,90, median = 69,46, mode = 66,50, standar deviasi = 9,47, skor terendah = 42 dan skor tertinggi = 98.

Distribusi frekuensi motivasi belajar siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler dapat disajikan pada tabel berikut:

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Motivasi belajar siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler

No Kelas Interval Frekuensi Relatif (%)

1 91,5 – 101,5 1 1,64

2 81,5 – 91,5 4 6,56

3 71,5 – 81,5 20 32,79

4 61,5 – 71,5 27 44,26

5 51,5 – 61,5 8 13,11

6 41,5 – 51,5 1 1,64

Jumlah 61 100

(62)

Tabel 8. Frekuensi Kategori motivasi belajar siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler

No Kategori Interval Frekuensi Relatif (%)

1 Sangat Tinggi > 79,37 7 11,5

2 Tinggi 69,90 – 79,37 21 34,4

3 Rendah 60,43 – 69,90 26 42,6

4 Sangat Rendah < 60,43 7 11,5

Jumlah 61 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kecenderungan motivasi belajar siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler pada kategori sangat tinggi sebanyak 7 orang siswa (11,5%), kategori tinggi sebanyak 21 orang siswa (34,4%), kategori rendah sebanyak 26 orang siswa (43,6%) dan kategori sangat rendah sebanyak 7 orang siswa (11,5%). Data ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler berpusat pada kategori rendah dan tinggi.

B. Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah t-test. Untuk memenuhi prasyarat analisis data t-test maka sebelumnya dilakukan uji normalitas, uji homogenitas.

1. Uji Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sebaran data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data yang telah diperoleh dilakukan dengan menggunakan rumus Chi

Kuadrat (χ2). Harga Chi Kuadrat hitung (χ2

(63)

selanjutnya dibandingkan dengan harga Chi Kuadrat tabel (χ2tabel) dengan taraf kesalahan 0,05. Adapun kaidah keputusan yang digunakan adalah jika harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama denga Chi Kuadarat

tabel (χ2

hitung ≤ χ2tabel), maka sebaran data dinyatakan normal dan sebaliknya.

Dari hasil pengujian normalitas data dengan rumus Chi Kuadrat yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut: (perhitungan dapat dilihat pada lampiran 11 dan 12)

Tabel 9. Rangkuman Pengujian Normalitas Data

No Motivasi belajar siswa χ2hitung χ2tabel Kesimpulan 1 Aktif ekstra-kkurikuler 4,435 11,07 Normal 2 Tidak aktif ekstra-kkurikuler 6,529 11,07 Normal

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa harga Chi kuadrat hitung

(χ2

hitung) data siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler sebesar 4,435, sedangkan untuk siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler sebesar 6,529. Harga Chi kuadrat hitung tersebut selanjunya dikonsultasikan dengan harga Chi kuadrat tabel

dengan α = 0,05 yang besarnya 11,07. Dengan demikian, karena harga

(64)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogenitas beberapa bagian sampel, yaitu seragam tidaknya variasi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Kaidah pengambilan keputusan yang digunakan adalah jika harga Fhitung lebih kecil atau sama dengan Ftabel(Fhitung ≤ Ftabel) maka varian homogen dan jika harga Fhitung lebih besar dari Ftabel(Fhitung>Ftabel) maka varian dinyatakan tidak homogen. Dari hasil perhitungan dengan rumus tersebut di atas didapatkan harga Fhitungsebesar 1,356 (perhitungan dapat lihat pada lampiran 7). Harga ini selanjutnya dikonsultasikan dengan harga Ftabel dengan dk pembilang = 56 – 1= 55, dk penyebut = 61 –1 = 60, dan α = 5% yang besarnya 1,153. Dari hasil konsultasi yang dilakukan didapatkan hasil bahwa harga Fhitung lebih kecil dari harga Ftabel (Fhitung< Ftabel), sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua sampel tersebut homogen.

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji apakah hipotesis yang peneliti ajukan diterima atau ditolak. Pada penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

(65)

Untuk pengujian hipotesis tersebut digunakan uji t dengan uji dua fihak (two tail test). Selanjutnya untuk mencari harga thitung digunakan rumus polled variansdan harga ttabeldengan dk = n1+n2 – 2 dan α = 0,05. Adapun kaidah keputusan yang digunakan adalah jika harga thitunglebih dari ttabel(thitung> ttabel) maka hipotesis diterima, sebaliknya jika harga thitungkurang dari atau sama dengan ttabel(thitung≤ ttabel) maka hipotesis ditolak.

Dari hasil perhitungan yang dilakukan didapat harga thitungsebesar 2,113 (perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 14), Harga thitung ini selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel yang besarnya 2,015. Dengan dasar pengujian hipotesis menggunakan two tail test yaitu uji dua fihak didapatkan hasil bahwa thitunglebih besar dari ttabel(thitung2,113 > ttabel2,015), sehingga hipotesis diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler memiliki motivasi belajar lebih tinggi daripada siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler.

(66)

ketahanan pisik mereka. Siswa yang menyadari ketahanan tubuhnya rentan terhadap penyakit maka mereka memilih kegiatan ekstra-kurikuler yang waktu dan pelaksanaannya lebih ringan. Kesesuain kegiatan ekstra-kurikuler dengan mata pelajaran juga sangat mendukung semakin tingginya motivasi belajar siswa itu sendiri.

C. Pembahasan

Dari hasil pengumpulan data tentang motivasi belajar siswa yanng aktif dalam mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler, setelah dilakukan analisis deskriptif didapatkan hasil bahwa rerata skor (Mean) siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler sebesar 73,464. Untuk kecenderungan siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler didapatkan hasil bahwa 17,9% siswa berada pada kategori motivasi belajar sangat tinggi, 32,1% siswa berada pada kategori motivasi belajar tinggi, 37,5% siswa berada pada kategori motivasi beajar rendah dan 12,5% siswa berada pada kategori motivasi belajar sangat rendah. Dari hasil analisis data tersebut didapatkan bahwa siswa yang aktif dalam kegiatan ekstra-kurikuler memiliki motivasi belajar tinggi. Kegiatan ekstra-kurikuler berdampak sangat baik terhadap motivasi belajar siswa.

(67)

tinggi, sebaliknya jika terpaksa maka siswa akan malas dan berimbas pada motivasi belajarnya. Kemudian pengalaman prestasi dalam kegiatan ekstra-kurikuler dapat memacu semangat dan motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu kegiatan ekstra-kurikuler yang sudah ada perlu dilakukan pengembangan lebih baik lagi untuk masa – masa yang akan datang.

Sedangkan untuk motivasi belajar siswa yang tidak aktif dalam mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler didapatkan rerata skor (Mean) sebesar 69,90. Untuk kecenderungan siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler didapatkan hasil bahwa 11,5% siswa berada pada kategori motivasi belajar sangat tinggi, 34,5% siswa berada pada kategori motivasi belajar tinggi, 42,6% siswa berada pada kategori motivasi belajar rendah rendah dan 11,5% siswa berada pada kategori motivasi belajar sangat rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler memiliki motivasi belajar rendah.

(68)

Selanjutnya untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler dengan siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler, maka dilakukan pengujian hipotesi penelitian dengan uji t yaitu uji pihak kanan untuk mengetahui perbedaan. Dari hasil pengujian hipotesis penelitian yang diajukan didapatkan bahwa siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler memiliki motivasi lebih tinggi daripada siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler. Hal ini dibuktikan dari hasil thitung dengan rumus polled varians sebesar 2,113 yang dikonsultasikan dengan harga ttabelyang besarnya 2,015. Hasil ini menunjukkan bahwa harga thitunglebih besar dari ttabel(thitung2,113> ttabel2,015).

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar siswa, antara siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler dengan siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler, dimana siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler memiliki motivasi lebih tinggi daripada siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler.

(69)

ekstra-kurikuler mendapatkan pengembangan bakat, minat serta hobi, sehingga dapat menambah wawasan dan kecerdasan siswa yang aktif dalam mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler.

Hal ini dikarenakan siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler mampu memillih kegiatan ekstra-ekstra-kurikuler yang sesuai dengan bakat, minat dan hobi mereka, tanpa harus salah memilih kegiatan ekstra-kurikuler, serta tidak mengikuti bermacam – macam kegiatan, sehingga waktu untuk belajar dan istirahat tidak tersita. Siswa mampu menyesuaikan jumlah jam latihan kegiatan ekstra-kurikuler dalam seminggu, dengan memperhatikan jadwal belajar di sekolah, di rumah dan waktu istirahat. Siswa yang aktif juga menyesuaikan beban latihan ekstra-kurikler dengan ketahanan pisik mereka. Siswa yang menyadari ketahanan tubuhnya rentan terhadap penyakit maka mereka memilih kegiatan ekstra-kurikuler yang waktu dan pelaksanaannya lebih ringan. Kesesuain kegiatan ekstra-kurikuler dengan mata pelajaran juga sangat mendukung semakin tingginya motivasi belajar siswa itu sendiri.

(70)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dikemukakan

kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Besar motivasi belajar siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler siswa

Jurusan Teknik Mekanik Otomotif di Sekolah Menengah Kejuruan

Muhammadiyah Prambanan adalah 17,9% berada pada kategori sangat tinggi,

32,1% berada pada kategori tinggi, 37,5% berada pada kategori rendah dan

12,5% berada pada kategori sangat rendah..

2. Besar motivasi belajar siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler

siswa Jurusan Teknik Mekanik Otomotif di Sekolah Menengah Kejuruan

Muhammadiyah Prambanan adalah 11,5% berada pada kategori sangat tinggi,

34,4% berada pada kategori tinggi, 43,6% berada pada kategori rendah dan

11,5% berada pada kategori sangat rendah.

(71)

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti telah berusaha secara maksimal untuk

mencapai hasil yang baik. Namun demikian, harus diakui bahwa penelitian ini masih

memiliki keterbatasan yang harus dikemukakan sebagai bahan pertimbangan.

Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa – siswi kelas III, jurusan teknik mekanik

otomotif di SMK Muhammadiyah Prambanan, sehingga implikasi dari penelitian

ini hanya berlaku pada siswa – siswi kelas III, jurusan teknik mekanik otomotif di

SMK Muhammadiyah Prambanan.

2. Pengambilan data tentang kegiatan ekstra-kurikuler dan motivasi belajar siswa

pada penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa lembar pernyataan

(angket) yang dalam pernyataannya dilakukan oleh para siswa – siswi, sehingga

tidak dipungkiri bahwa hasil yang dicapai dapat dikatakan belum sepenuhnya

menggambarkan kondisi yang sebenarnya dari subyek.

C. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini maka dapat dikemukakan

implikasi dari peneltian ini yaitu motivasi belajar siswa jurusan teknik mekanik

otomotif di SMK Muhammadiyah Prambanan, baik yang aktif dalam mengikuti

kegiatan kurikuler maupun yang tidak aktif dalam mengikuti kegiatan

ekstra-kurikuler berada pada kategori sangat tinggi dan tinggi. Hal ini menunjukkan

bahwa motivasi siswa jurusan teknik mekanik otomotif di SMK Muhammadiyah

Prambanan sudah baik. Namun demikan motivasi siswa yang sudah tinggi harus

(72)

D. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan serta implikasi dalam penelitian

ini dapat dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Siswa-siswi yang aktif dalam mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler maupun yang

tidak aktif dalam mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler diharapkan untuk selalu

berusaha meningkatkan motivasi belajar, dengan rajin belajar, selalu mengulang

latihan – latihan berupa tugas dari guru, meningkatkan rasa ingin tahu dan selalu

membaca buku yang ada hubungannya dengan mata pelajaran di sekolah.

2. Pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan serta Instansi Pendidikan

diharapkan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan ekstra-kurikuler

sehingga siswa selain dapat mengembangkan bakat, minat dan hobi juga mampu

meningkatkan motivasi belajar.

3. Bagi orang tua, sebaiknya mengarahkan anak – anaknya untuk lebih mengikuti

kegiatan – kegiatan yang positif daripada mengikuti pergaulan bebas teman dan

lingkungan yang negatif. Salah satunya dengan mengarahkan anak menyalurkan

bakat, minat dan hobinya melalui wadah sekolah berupa kegiatan

ekstra-kurikuler, sehingga anak terhindar dari pengaruh negatif lingkungan dan

pergaulan bebas. Orang tua harus bijak dalam memilih ekstra-kurikuler yang

tepat dan sesuai dengan bakat dan minat anak. Pengaturan waktu dan ketahanan

tubuh anak juga sangat penting diperhatikan, supaya tujuan utama dalam

mengikuti kegiatan dalam tercapai tanpa mengganggu kegiatan belajar di sekolah

Gambar

Tabel 1. Jumlah Populasi Penelitian
Tabel 2. Alternatif jawaban
Tabel 3. Indikator Kegiatan Ekstra-kurikuler
Tabel 6. Kecenderungan kategori siswa yang aktif mengikuti kegiatan
+5

Referensi

Dokumen terkait

(3) Terdapat hubungan nyata peran kelompok tani dengan kapasitas penangkar benih sumber padi sawah di Kabupaten Lampung Timur, kecuali: (1) peran kelompok tani

Kondisi prasarana perhubungan dan sarana angkutan umum yang ada sesuai dengan laporan tahunan data pengembangan pembangunan di Provinsi Bengkulu 2014, disimpulkan bahwa

Atas pertimbangan hasil penelitian pembuatan briket batubara dari batubara kadar abu tinggi dan hasil penelitian tentang briket batubara sebelumnya, maka pada penerapan

Input adalah data atau informasi yang dibutuhkan oleh sebuah sistem untuk selanjutnya diproses sesuai dengan ketentuan proses yang telah ditentukan.. Pada akhirnya sistem

Hal lainnya yang berbeda nyata antara kedua kelompok penelitian adalah pada istri yang menikah muda ketika menghadapi kasus dimana pasangan diganggu oleh orang

Pada biplot gambar 11 dapat diketahui bahwa fakultas H dan I membentuk sebuah kelompok khusus karena memiliki persentase yang tinggi terhadap beberapa peubah

Target/sasaran yang ingin dicapai terkait dengan pelaksanaan kegiatan ini adalah terpenuhinya kebutuhan terhadap barang pada Bagian-bagian yang ada di lingkungan