6
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar 2.1.1. Pengertian Sistem
Menurut Maniah & Hamidin (2017:1) dalam bukunya:
Sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari elemen-elemen berupa data, jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, sumber daya manusia, teknologi baik hardware maupun software yang saling berinteraksi sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan/sasaran tertentu yang sama.
Sebuah sistem harus memenuhi syarat minimumnya yaitu memiliki 3 unsur pembentuk sistem, terdiri dari input, proses dan output. Berikut ini adalah bentuk sistem yang paling sederhana :
INPUT
PROSES
OUTPUT
Sumber : Maniah & Hamidin (2017:1)
Gambar II.1 System Life Cycle
Input adalah data atau informasi yang dibutuhkan oleh sebuah sistem untuk selanjutnya diproses sesuai dengan ketentuan proses yang telah ditentukan. Pada akhirnya sistem akan menghasilkan (Output) yang bila diperlukan lagi maka hasil output tersebut akan kembali sebuah input, begitu seterusnya, ini yang kita sebut dengan system life cycle (siklus hidup sistem).
2.1.2. Karakteristik Sistem
Menurut Fauzi (2017:3) suatu sistem terbentuk apabila terdapat hal-hal sebagai berikut:
1. Komponen Sistem
Suatu sistem terjadi dikarenakan adanya sejumlah komponen yang melakukan interaksi. Suatu sistem yang sekecil apapun akan selalu mengandung komponen-komponen.
2. Batas Sistem
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya.
3. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah daerah di luar batas dari suatu sistem yang memengaruhi operasi sistem.
4. Penghubung Sistem
Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem lainnya.
5. Masukan Sistem
Masukan sistem adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. 6. Keluaran Sistem
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisi pembuangan.
7. Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran Sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tersebut tidak berguna.
2.1.3. Pengertian Informasi
Menurut Rusdiana & Irfan (2014:75) dalam bukunya:
Informasi adalah suatu data atau objek yang diproses terlebih dahulu sedemikian rupa sehingga dapat tersusun dari terklasifikasi dengan baik sehingga memiliki arti bagi penerimanya, yang selanjutnya menjadi pengetahuan bagi penerima tentang suatu hal tertentu yang membantu pengambilan keputusan secara tepat.
Menurut Darmawan & Fauzi (2013:2) “Informasi merupakan hasil dari pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil dari pengolahan tersebut bisa menjadi informasi, hasil pengolahan data yang tidak memberikan makna atau arti serta tidak bermanfaat bagi orang tersebut”.
Informasi yang berkualitas harus memiliki ciri-ciri:
1. Akurat, artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pengujian terhadap hal ini biasanya dilakukan melalaui pengujian yang dilakukan oleh dua orang atau lebiih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama maka dianggap data tersebut akurat.
2. Tepat waktu, artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut diperlukan,, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi. 3. Relevan, artinya informaasi yang diberikan harus sesuai dengan yang
dibutuhkan. Kalau kebutuhan informasi ini untuk suatu organisasi maka informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi di berbagai tingkatan atau bagian yang ada dalam organisasi.
4. Lengkap, artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Misalnya informasi tentang penjualan yang tidak ada bulannya atau tidak ada fakturnya.
2.1.4. Pengertian Sistem Informasi
Menurut (Wiguna, 2017) menjelaskan bahwa “Sistem Informasi adalah seperangkat komponen yang saling terkait dalam mengumpulkan, memproses, menyimpan, serta menyebarkan data dan Informasi”.
Menurut Anggraeni & Irviani (2017:2)“Sistem informasi merupakan suatu kombinasi teratur dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi”. Ciri-ciri sistem informasi :
1. Baru, adalah informasi yang didapat sama sekali baru dan segar bagi penerima.
2. Tambahan, adalah informasi dapat diperbarui atau memberikan tambahan terhadap informasi yang sebelumnya telah ada.
3. Kolektif, adalah informasi yang dapat menjadi suatu koreksi dari informasi yang salah sebelumnya.
4. Penegas, adalah informasi yang dapat mempertegas informasi yang telah ada.
2.1.5. Pengertian Sistem Persediaan
Persediaan barang merupakan salah satu aktifitas perusahaan yang sangat penting bagi perkembangan perusahaan (Fauzia & Ratnawati, 2018). Menurut Raphella, Nathan & Chitra dalam mengelola persediaan harus terlebih dahulu memastikan persediaan barang yang cukup dalam proses penjualan, meminimalkan biaya dan waktu yang dibutuhkan (Hayuningtyas, 2017).
Menurut (Nawang, Kurniawati, & Duta, 2017) bahwa “Sistem persediaan barang adalah suatu sistem untuk mengelola persediaan barang di gudang. Sedangkan menurut Baridwan dalam (Rahmi & Muryani, 2018) menerangkan bahwa “Sistem persediaan adalah istilah yang digunakan dapat dibedakan untuk usaha dagang yaitu perusahaan yang membeli barang dan menjualnya kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk barang, dan perusahaan manufaktur yaitu perusahaan yang membeli bahan dan mengubah bentuknya untuk dijual”.
2.1.6. Model Waterfall
Menurut Sukamto & Shalahuddin (2015:28) Model SDLC air terjun (waterfall) sering juga disebut model sekuensi linier (sequential linear) atau alur hidup klasik (classic life cycle). Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari anilisis, desain, pengodean, pengujian, dan tahap pendukung (support). Berikut adalah gambar model air terjun:
Sumber: Sukamto & Shalahuddin (2015:28)
Gambar II.2. Ilustrasi Model Waterfall Model Waterfall terbagi menjadi 5 tahapan yaitu:
1. Analisis kebutuhan perangkat lunak
Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk mespesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user.
2. Desain
Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang fokus pada desain pembuatan program perangkat lunak, representasi antar muka dan prosedur pengodean. Tahap ini mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke representasi desain agar dapat diimplementasikan sebagai program pada tahap selanjutnya.
3. Pembuatan kode program
Desain harus ditranslasikan kedalam program perangkat luna. Hasil dari tahap ini adalah program computer sesuai desain yang telah dibuat pada tahap desain.
4. Pengujian
Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi lojik dan fungsional dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini digunakan untuk
meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai yang diinginkan
5. Pendukung (support) atau pemeliharaan (maintenance)
Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami perubahan ketika sudah dikirimkan ke user. Perubahan terjadi karena adanya kesalahan yng muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian atau perangkat lunak harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Tahap pendukung atau pemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan mulai dari anallisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah ada, tapi tidak untuk membuat perangkat lunak baru.
2.1.7. Netbeans IDE Versi 8.1
Menurut Enterprise (2015:6) “NetBeans merupakan IDE (Integrated Development Environment) untuk membuat aplikasi dengan Java, PHP, C, C++, dan HTML5”.
Gambar II.3. NetBeans IDE Versi 8.1
NetBeans merupakan proyek kode terbuka (open source) yang sukses dengan pengguna yang luas, komunitas yang terus bertambah, dan memiliki hampir memiliki 100 mitra dan terus bertambah.
2.1.8. XAMPP
Menurut Wahana dalam (Prayitno & Safitri, 2015) , “XAMPP adalah salah satu paket instalasi apache, PHP, dan MySQL secara instant yang dapat digunakan untuk membantu proses instalasi ketiga produk tersebut”.
Menurut Ramadhan dalam (Hayuningtyas, 2015) “Xampp merupakan sebuah tool yang menyediakan beberapa paket perangkat lunak kedalam satu buah paket. Dengan menginstal XAMPP, tidak perlu lagi melakukan instalasi dan konfigurasi web server Apache, PHP, dan MySQL secara manual”.
Gambar II.4. Xampp Versi 1.8.1 2.1.9. MySQL
Menurut Anhar dalam (Prayitno & Safitri, 2015) mengemukakan bahwa, “MySQL (MyStructure Query Language) adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL Database Management System atau DBMS dari sekian banyak DBMS seperti Oracle, MS SQL, Postagre SQL dan lainnya”.
MySQL memiliki beberapa kelebihan dan keuntungan dibandingkan dengan database yang lain menurut Wahana dalam (Sagita & Sugiarto, 2016) diantaranya:
2. Database MySQL mengetahui bahasa SQL (Structured Query Language). 3. Database MySQL dapat diakses dari semua tempat di internet dengan hak
akses tertentu.
2.2 Peralatan Pendukung
Peralatan pendukung merupakan media yang digunakan seorang progremer untuk mempermudah menggambar logika model algoritma program dengan menggunakan simbol-simbol, lambing-lambang, ataupun diagram-diagram, serta membantu mengetahui alur program yang dibuat mulai dari masukan, proses, keluaran yang dihasilkan. Fungsi dari peralatan pendukung adalah untuk menjelaskan kepada user bagaimana fungsi dari perancangan program dapat bekerja dengan suatu bentuk logika model dan phsycal model yang sudah terstruktur.
2.2.1. UML (Unifed Modeling Languange)
Menurut Sukamto & Shalahuddin (2015:133) “UML merupakan salah satu standart bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis & desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek”.
UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung.
1. Use Case Diagram
Merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use Case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor atau dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar,
use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.
2. Activity Diagram
Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dilakukan oleh sistem.
3. Deployment Diagram
Diagram Deployment atau Deployment diagram menunjukan konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi.
4. Sequence Diagram
Diagram yang digunakan untuk menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambar diagram sekuen maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansikan menjadi objek itu.
2.2.2. ERD (Entity Relation Diagram)
Menurut Sukamto & Shalahuddin (2015:53) “Entity Relationship Diagram adalah bentuk paling awal dalam melakukan perancangan basis data relasional”.
ERD biasanya memiliki hubungan binary (satu relasi menghubungkan dua buah entitas). Beberapa metode perancangan ERD menoleransi hubungan relasi
ternary (satu relasi menghubungkan tiga buah relasi) atau N-ary (satu relasi menghubungkan banyak entitas), tapi banyak metode perancangan ERD yang tidak mengizinkan hubugan tenary atau N-ary. Berikut adalah contoh bentuk hubungan relasi dalam ERD:
Tabel II.1
Bentuk Hubungan Relasi dalam ERD
Nama Gambar binary E1 R1 E2 tenary E1 R1 E2 E3 N-ary E1 R1 E3 E4 E2
Sumber : Sukamto & Shalahuddin (2015:52)
2.2.3. LRS (Logical Record Structured)
Menurut Simarmata dan Paryudi dalam (Fridayanthie & Mahdiati, 2016) “Logical Record Structured (LRS) adalah reprentasi dari struktur record-record pada tabel-tabel yang terbentuk dari hasil relasi antar himpunan entitas”.
Berikut adalah cara membentuk skema database atau LRS (Logical Record Structured) berdasarkan Entity Relationship Diagram:
1. Jika relasinya satu-ke-satu, maka foreign key diletakan pada salah satu dari dua entitas yang ada atau menyatukan kedua entitas tersebut.
2. Jika relasinya satu-ke-banyak, maka foreign key diletakan pada entitas Many.
3. Jika relasinya banyak-ke-banyak, maka dibua “file konektor” yang berisi dua foreign key yang berasal dari kedua entitas.