2.1
DEFINISI KARYAWAN KONTRAK DAN TETAP
2.1.1 Karyawan KontrakSetelah karyawan bekerja selama 3 bulan masa percobaan dan dinyatakan cakap melalui penilaian dari aspek, kerajinan, kejujuran, dan kinerja, karyawan dapat dikontrak selama 1 tahun atau 2 tahun sekaligus. Tidak diperkenankan untuk memperpanjang masa percobaan untuk 3 bulan berikutnya. (I Komang Oko Berata, 72:2015)
2.1.2 Karyawan Tetap
Setelah karyawan bekerja selama 2 tahun dan dinyatakan cakap melalui penilaian dari aspek kerajinan, kejujuran, kinerja, dan lain – lain, sesuai dengan UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 karyawan yang masa kontraknya sudah habis dapat diangkat menjadi karyawan tetap. (I Komang Oko Berata, 79:2015)
2.2
DEFINISI HR DAN GA
2.2.1 General Affair (GA)General Affair (GA) atau bagian umum memegang peranan penting terhadap
penunjang kelancaran operasional dalam perusahaan. Keberadaan GA tidak dapat dipungkiri sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk melengkapi setiap dokumen dan menangani urusan rumah tangga perusahaan. (I Komang Oko Berata, 6:2015)
Berikut ini beberapa jenis pekerjaan yang dilakukan yang dilakukan oleh GA, yaitu : 1. Membuat dan mendaftarkan perusahan ke notaris
2. Membuat surat keterangan domisili perusahaan
3. Membuat NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dan SPPKP (Surat Peneguhan Nomor
Perusahaan Kena Pajak) 4. Sertifikasi Badan Usaha (SBU)
2.2.2 Human Resource Division (HRD)
Human Resource Division (HRD) atau bagian personalia merupakan pekerjaan yang
memiliki tingkat dinamika yang cukup tinggi. Oleh karena itu, diperlukan seseorang yang memiliki kepribadian dinamis untuk dapat menyelami setiap pekerjaan yang akan dilakukan. (I Komang Oko Berata, 57:2015)
Selain berhadapan langsung dengan karyawan dan memecahkan setiap persoalan dan permasalahan yang ada di perusahaan berkaitan dengan karyawan, ada beberapa kegiatan yang sering dikerjakan oleh seorang HR atau personalia. Berikut ini beberapa kegiatan oleh seorang HR atau personalia :
1. Interview karyawan
2. Melakukan psikotes calon karyawan 3. Membuat surat kontrak kerja 4. Membuat surat cuti
5. Membuat surat training
6. Membuat peraturan perusahaan
2.3
CUTI
2.3.1 Pengertian Cuti
Cuti merupakan salah satu hak pegawai. Cuti dapat digunakan oleh pegawai untuk tidak masuk kerja dengan alasan tertentu, misalkan refreshing, istirahat sakit, melahirkan, menunaikan kewajiban agama, dan keperluan lain sesuai dengan ketentuan cuti pada masing-masing organisasi.
2.3.2 Jenis - Jenis Cuti
Cuti pegawai dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut :
1. Cuti Tahunan
Diberikan kepada pegawai yang telah bekerja sekurang -kurangnya satu tahun terus menerus. Lamanya cuti tahunan ialah 12 hari kerja.
2. Cuti Besar
Diberikan kepada pegawai yang telah bekerja sekurang - kurangnya 6 tahun secara terus menerus, lamanya cuti adalah 3 bulan (tidak ada cuti tahunan dalan tahun pengambilan cuti besar bagi yang bersangkutan).
3. Cuti Sakit, cuti sakit dapat diberikan kepada : apabila pegawai sedang sakit dan tidak dapat bekerja maka dapat diberikan ijin cuti sakit, dengan ketentuan :
a. Apabila sakit selama 2 hari maka dapat dengan memberitahukan pada atasan. b. Apabila sakit 2 hari sampai dengan 14 hari dengan melampirkan surat keterangan
dokter.
4. Cuti Bersalin, diberikan kepada pegawai wanita yang :
a. Mengalami gugur kandung, diberikan cuti paling lama satu setengah bulan. b. Bersalin atau melahirkan anak yang pertama, kedua dan ketiga, diberikan cuti
selama tiga bulan, satu bulan sebelum dan dua bulan sesudah melahirkan.
2.4
REIMBURSEMENT
Reimbursement adalah sistem penggantian biaya klaim dimana Peserta harus
membayar dahulu segala biaya di Rumah Sakit untuk kemudian diajukan klaim penggantian kepada Penanggung
2.5
PELATIHAN (TRAINING)
Pelatihan adalah suatu kegiatan peningkatan kemampuan karyawan atau pegawai dalam suatu institusi. Pelatihan dalam suatu organisasi upaya untuk pengembangan sumber daya manuasi. (Soekidjo Notoatmodjo,19:2015)
Pelatihan bagi para karyawan atau pegawai dikelompokkan menjadi 2, yaitu pelatihan sebelum menjalankan tugas atau pekerjaan (pre-service training) dan pelatihan setelah menjalankan tugas (in service training). (Soekidjo Notoatmodjo,23:2015)
1. Pre-Service Training
Tujuan pelatihan ini untuk memberikan wawasan kepada para pegawai baru terhadap organisasi atau institusi tempat mereka bekerja. Oleh sebab itu melalui pelatihan ini pegawai baru akan mengenal dan memahami visi, misi dan budaya kerja organisasi atau institusi.
2. In-Service Training
Pelatihan ini ditujukan kepada karyawan yang sudah bekerja. Tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kinerja karyawan yang bersangkutan.
2.6
UNDANG – UNDANG KETENAGAKERJAAN NOMOR 13 TAHUN 2003 2.6.1 Pelatihan Kerja2.6.1.1 Pasal 9
Pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan.
2.6.1.2 Pasal 10
1. Pelatihan kerja dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja.
2. Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi kerja.
3. Pelatihan kerja dapat dilakukan secara berjenjang.
4. Ketentuan mengenai tata cara penetapan standar kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri.
2.6.1.3 Pasal 11
Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/atau meningkatkan dan/atau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya melalui pelatihan kerja.
2.6.1.4 Pasal 12
1. Pengusaha bertanggung jawab atas peningkatan dan/atau pengembangan kompetensi pekerjanya melalui pelatihan kerja.
2. Peningkatan dan/atau pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diwajibkan bagi pengusaha yang memenuhi persyaratan yang diatur dengan Keputusan Menteri.
3. Setiap pekerja/buruh memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan kerja sesuai dengan bidang tugasnya.
2.6.1.5 Pasal 13
1. Pelatihan kerja diselenggarakan oleh lembaga pelatihan kerja pemerintah dan/atau lembaga pelatihan kerja swasta.
3. Lembaga pelatihan kerja pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dalam menyelenggarakan pelatihan kerja dapat bekerja sama dengan swasta.
2.6.1.6 Pasal 14
1. Lembaga pelatihan kerja swasta dapat berbentuk badan hukum Indonesia atau perorangan.
2. Lembaga pelatihan kerja swasta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib memperoleh izin atau mendaftar ke instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di kabupaten/kota.
3. Lembaga pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah mendaftarkan kegiatannya kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di kabupaten/kota.
4. Ketentuan mengenai tata cara perizinan dan pendaftaran lembaga pelatihan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Keputusan Menteri.
2.6.1.7 Pasal 15
Penyelenggara pelatihan kerja wajib memenuhi persyaratan : a. Tersedianya tenaga kepelatihan;
b. Adanya kurikulum yang sesuai dengan tingkat pelatihan; c. Tersedianya sarana dan prasarana pelatihan kerja; dan
d. Tersedianya dana bagi kelangsungan kegiatan penyelenggaraan pelatihan kerja.
2.6.2 Waktu Kerja
Waktu kerja karyawan atau pegawai diatur dalam Pasal 79. Pasal 79
1. Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja/buruh. 2. Waktu istirahat dan cuti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliputi :
a. istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja;
b. istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;
c. cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus; dan
d. istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 (satu) bulan bagi pekerja/buruh yang telah bekerja selama 6 (enam) tahun secara terus-menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 (dua) tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 (enam) tahun.
3. Pelaksanaan waktu istirahat tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf c diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. 4. Hak istirahat panjang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf d hanya berlaku
bagi pekerja/buruh yang bekerja pada perusahaan tertentu.
5. Perusahaan tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) diatur dengan Keputusan Menteri.
2.7
SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN
Sistem informasi kepegawaian adalah suatu sistem yang terdiri dari software dan
hardware yang dirancang untuk menyimpan dan memproses semua informasi pegawai.
Data kepegawaian tersimpan secara utuh didalam suatu komputer yang dapat diakses kesemua penggunanya.
Sistem informasi pegawai didefinisikan sebagai sistem informasi terpadu, yang meliputi pendataan pegawai, pengolahan data, prosedur dan tata kerja, sumber daya manusia, dan teknologi informasi untuk menghasilkan informasi yang cepat, lengkap, dan akurat dalam rangka mendukung administrasi kepegawaian.
2.8
METODE WATERFALL
Metodologi pengembangan air terjun (waterfall) memiliki keunggulan mengidentifikasi persyaratan sebelum pemrograman dimulai dan membatasi perubahan persyaratan sebagai hasil proyek. Kelemahan utama adalah bahwa desain harus sepenuhnya ditentukan sebelum program dimulai, waktu yang lama antara penyelesaian proposal sistem dalam tahap analisis dan pengiriman sistem, dan pengujian diperlakukan hampir sebagai pemikiran dalam tahap implementasi. (Alan Dennis, 2012:8)
Jika tim proyek mencari kebutuhan penting, pemrograman pasca - pelaksanaan mungkin diperlukan. Pengguna mungkin lupa tujuan awal dari sistem, karena begitu banyak waktu telah berlalu antara ide asli dan pelaksanaannya. Juga, lingkungan bisnis yang dinamis, sistem yang memenuhi kondisi lingkungan yang ada selama fase analisis mungkin perlu perulangan yang cukup untuk mencocokkan lingkungan ketika diimplementasikan. perulangan ini dibutuhkan kembali ke dalam tahap awal dan membuat perubahan yang dibutuhkan melalui setiap fase berikutnya pada gilirannya.
Gambar 2.1 Model Waterfall (Alan Dennis,9:2012)
Tahapan – tahapan yang ada pada model waterfall adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan (planning)
Tahap perencanaan adalah proses dasar memahami mengapa sistem informasi harus dibangun dan menentukan bagaimana tim proyek akan mulai membangun sistem tersebut.
2. Analisa Kebutuhan (analysis)
Tahap analisis menjawab pertanyaan tentang siapa yang akan menggunakan sistem tersebut, apa yang akan dilakukan oleh sistem, dimana dan kapan sistem tersebut akan digunakan. Selama fase ini, tim proyek menyelidiki setiap rincian sistem, mengidentifikasi peluang untuk perbaikan, dan mengembangkan konsep untuk sistem baru.
3. Desain (design)
Tahap desain memutuskan bagaimana sistem akan beroperasi, dalam hal perangkat keras, perangkat lunak, dan infrastruktur jaringan, bentuk dan laporan, database, dan file yang akan dibutuhkan. Meskipun sebagian besar keputusan strategis tentang sistem yang dibuat dalam pengembangan konsep sistem selama fase analisis, langkah-langkah dalam tahap desain menentukan dengan tepat bagaimana sistem akan beroperasi..
4. Implementasi (implementation)
Tahap implementasi, dimana sistem ini benar-benar dibangun. Ini adalah fase yang biasanya mendapat perhatian yang besar. Fase ini memiliki tiga langkah:
a. Konstruksi sistem, sistem ini dibangun dan diuji untuk memastikan sistem berfungsi sesuai seperti yang dirancang.
b. Pemasangan sistem, installasi adalah proses dimana sistem lama dimatikan dan digantikan dengan sistem yang baru. Namun biasanya sistem lama akan tetap dioperasikan sampai tidak ada bug di sistem baru dan mulai mengajarkan kepada pengguna cara penggunaan sistem baru
c. Tim analis menetapkan rencana dukungan untuk sistem. Rencana ini biasanya termasuk review pasca-pelaksanaan formal atau informal serta sistematis cara untuk mengidentifikasi perubahan besar dan kecil yang diperlukan untuk sistem.
2.9
UML (UNIFIED MODELLING LANGUAGE)
2.9.1 Definisi UMLUML adalah kosakata umum berbasis objek dan diagram teknik yang cukup efektif untuk memodelkan setiap proyek pengembangan sistem mulai tahap analisis sampai tahap implementasi. UML memiliki empat belas diagram digunakan untuk memodelkan suatu sistem. Diagram tersebut terbagi menjadi dua kelompok utama yaitu diagram struktur dan diagram perilaku (behavioral). (Alan Dennis, 2012:39)
Structure diagrams menyediakan cara untuk mewakili data dan hubungan statis
dalam suatu sistem informasi. Diagram struktur meliputi class, object, package,
deployment, component, dan composite structure design. Behavioral diagrams
menggambarkan hubungan dinamis antara contoh atau benda yang mewakili sistem informasi bisnis. Behavioral diagrams meliputi activity, sequence, communication,
interaction overview, timing, behavioral state machine, protocol state machine, dan use-case.
2.9.2 Pengenalan Diagram – Diagram UML
Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak dan UML 2.0 terdiri dari 14 jenis diagram resmi seperti yang tertulis dibawah ini :
Tabel 2.1 Jenis Diagram UML (Alan Dennis, 2012:40) No Diagram Kegunaan
Structure Diagram
1 Class Menggambarkan hubungan antara kelas yang dimodelkan di dalam sistem
2 Object Menggambarkan hubungan antara objek dimodelkan dalam sistem; digunakan ketika contoh aktual dari kelas akan lebih baik berkomunikasi mode
3 Package Kelompok elemen UML lain bersama-sama untuk membentuk konstruksi tingkat yang lebih tinggi; pelaksanaan
4 Deployment Menampilkan arsitektur fisik sistem; juga dapat digunakan untuk menunjukkan komponen perangkat lunak yang digunakan di dalam arsitektur fisik
5 Component Menggambarkan pelaksanaan hubungan fisik antara komponen perangkat lunak;
6 Composite Structure Design
Menggambarkan struktur internal kelas, yaitu, hubungan antara bagian-bagian dari kelas
Behavioral Diagrams
7 Activity Menggambarkan alur kerja bisnis dari kelas independen, alur kegiatan dalam usecase, atau desain rinci
8 Sequence Model perilaku objek dalam usecase; berfokus pada urutan berdasarkan waktu dari suatu kegiatan
9 Communication Model perilaku objek dalam usecase; fokus pada komunikasi antara satu set objek berkolaborasi dari suatu kegiatan
Lanjutan Tabel 2.1 10 Interaction
Overview
Menggambarkan ikhtisar alur kontrol dari sebuah proses
11 Timing Menggambarkan interaksi antara set objek dan perubahan negara mereka pergi melalui sepanjang sumbu waktu
12 Behavioral State Machine
Mengkaji perilaku satu kelas
13 Protocol State Machine
Menggambarkan ketergantungan antara antarmuka yang berbeda dari kelas
14 Use-Case Menangkap kebutuhan bisnis untuk sistem dan menggambarkan interaksi antara sistem dan lingkungannya.
2.9.3 Use Case Diagram
Sebuah use case adalah cara formal mewakili cara di mana sistem bisnis berinteraksi dengan lingkungannya. Ini menggambarkan kegiatan yang dilakukan oleh para pengguna sistem. Sebagai seperti, pemodelan use case sering dianggap sebagai pandangan eksternal atau fungsional bisnis proses dalam bahwa hal itu menunjukkan bagaimana pengguna melihat proses, bukan mekanisme internal dimana proses dan sistem pendukung beroperasi. Seperti diagram aktivitas , penggunaan kasus dapat mendokumentasikan sistem saat ini atau sistem baru yang dikembangkan.(Alan Dennis, 2012:154).
Ada dua hal utama pada use case yaitu pendefinisian apa yang disebut aktor dan use
case
Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sisstem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang.
Use case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yangsaling bertukar pesan antar unit atau aktor.
Tabel 2. 2 Simbol Use Case (Alan Dennis, 2012:156)
Simbol Nama Simbol Keterangan
Actor/Role
Seseorang atau sesuatu yang berinteraksi dengan sistem.
Use Case
Menggambarkan bagaimana seseorang akan menggunakan sistem.
Subject
Merupakan lingkup subjek , misalnya , sistem atau individu proses bisnis.
Association
Relationship Untuk mendokumentasikan aliran-aliran logika dalam setiap UseCase.
Include -Include berarti use case yang ditambahkan akan
selalu dipanggil saat use case tambahan dijalankan
-Include berarti use case yang tambahan akan
selalu melakukan pengecekan apakah use case yang ditambahkan telah dijalankan
Extends
Memungkinkan suatu Use Case memiliki kemungkinan memperluas fungsionalitas yang disediakan oleh use case lainnya
Generalization Digunakan untuk memperlihatkan bahwa beberapa aktor atau usecase memiliki sesuatu yang bersifat umum.
Gambar 2.2 Contoh Use Case Diagram (Alan Dennis, 2012:159)
2.9.4 Sequence Diagram
Sequence diagram adalah salah satu dari dua jenis diagram interaksi. Mereka
menggambarkan benda-benda yang berpartisipasi dalam kasus penggunaan dan pesan yang melewati antara mereka dari waktu ke waktu untuk satu use case. Sebuah diagram sequence adalah model dinamis yang menunjukkan urutan eksplisit pesan yang lewat di antara objek dalam interaksi didefinisikan. Karena urutan diagram menekankan pemesanan berbasis waktu kegiatan yang terjadi di antara set benda, mereka sangat membantu untuk memahami spesifikasi real-time dan kompleks menggunakan kasus (Alan Dennis, 2012:238).
Berikut simbol yang ada pada Sequence Diagram:
Tabel 2. 3 Simbol Sequence Diagram (Alan Dennis, 2012:240) Simbol Nama Simbol Keterangan
Actor Orang atau sistem yang berasal dari manfaat dan eksternal ke sistem yang berpartisipasi secara berurutan dengan mengirim dan/atau menerima pesan
Object Berpartisipasi secara berurutan dengan mengirim dan/atau menerima pesan yang ditempatkan diatas diagram
Lanjutan Tabel 2.3
Execcution Occurrence
Menyatakan objek dalam keadaan aktif dan berinteraksi pesan.
Message
Message (Return)
Pesan yang mengambarkan komunikasi yang terjadi antar objek. Pesan yang dikirim untuk diri sendiri
Guard Merupakan tes yang harus dipenuhi untuk pesan yang akan dikirim.
Lifeline Menyatakan kehidupan suatu objek.
X
Object Destruction
X ditempatkan pada akhir garis suatu objek untuk menunjukkan bahwa akan keluar.
2.9.5 Activity Diagram
Digunakan untuk model perilaku dalam independen proses bisnis benda. Dalam banyak hal, diagram aktivitas dapat dipandang sebagai diagram aliran data yang canggih yang digunakan dalam hubungannya dengan analisis terstruktur. Namun, tidak seperti aliran data diagram, diagram aktivitas termasuk notasi yang membahas pemodelan paralel, kegiatan bersamaan dan proses. (Alan Dennis, 2012:164).
Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem. Diagram aktivitas juga banyak digunakan untuk mendefinisikan hal-hal berikut:
Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkanmerupakan proses bisnis sistem yang didefinisikan.
Urutan atau pengelompokan tampilan dari sistem / user interface dimana setiap aktivitas dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilan.
Rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap memerlukan sebuah pengujian yang perlu didefinisikan kasus ujinya.
Rancangan menu yang akan ditampilkan pada perangkat lunak. Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada Activity Diagram :Tabel 2. 4 Simbol Pada Activity Diagram (Alan Dennis, 2012:166) Simbol Nama Simbol Keterangan
Action Adalah sederhana, dari sebuah perilaku non decomposable
Activity Digunakan untuk menggambarkan dari kejadian
Object Node Digunakan untuk mewakili suatu objek yang terhubung ke satu set objek mengalir.
Diberi label dengan nama kelasnya
Lanjutan Tabel 2. 4
Object Flow Menunjukkan aliran dari sebuah objek dari satu kegiatan (atau tindakan) untuk kegiatan lain (atau tindakan).
Initial Node Merupakan tanda awal dari sebuah aktivitas.
Final-Activity Node
Merupakan tanda berakhirnya sebuah
aktivitas.
Final-Flow Node Digunakan untuk menghentikan aliran kontrol atau aliran objek tertentu.
Decision Node Merupakan sebuah gambaran kondisi tes untuk memastikan bahwa aliran kontrol atau aliran objek hanya menuju satu jalur.
Merge Node Digunakan untuk membawa kembali jalur keputusan bersama yang berbeda yang diciptakan menggunakan simpul keputusan.
Fork node Digunakan untuk membagi perilaku menjadi satu set arus paralel atau bersamaan kegiatan (atau tindakan)
Join node Digunakan untuk membawa kembali bersama satu set arus paralel atau bersamaan kegiatan (atau tindakan)
Swimlane Digunakan untuk memecah diagram aktivitas dalam baris dan kolom untuk menetapkan kegiatan individu (atau tindakan) kepada individu atau objek yang bertanggung jawab
Gambar 2.4 Contoh Activity Diagram (Alan Dennis, 2012:167)
2.9.6 Class Diagram
Sebuah class diagram adalah model statis yang menunjukkan kelas dan hubungan antar kelas yang tetap konstan dalam sistem dari waktu ke waktu. Diagram kelas menggambarkan kelas,yang mencakup baik perilaku dan negara, dengan hubungan antara kelas. Berikut bagian pertama menyajikan unsur-unsur dari diagram kelas, diikuti dengan cara di mana diagram kelas ditarik. (Alan Dennis, 2012:208).
Tabel 2. 5 Simbol Class Diagram (Alan Dennis, 2012:210)
Simbol Nama Simbol Keterangan
Class
Menunjukkan jenis orang, tempat, atau sesuatu yang akan dipilih oleh system untuk di ambil dan disimpan.
attribute name/ derived
attributename
Attribute
Menunjukkan sifat yang menjelaskan keadaan dari suatu objek.
Operation
name () Operation
Menunjukkan tindakan atau fungsi yang tersedia untuk sebuah kelas.
Aggregation
Menunjukkan suatu class terdiri dari class lain atau suatu class adalah bagian dari class lain.
Generalization Menunjukkan jenis dari hubungan antara banyak class
Association Asosiasi yang menghubungkan class dengan classMultiplycity.
Composition
Menggambarkan bagian dari hubungan antara banyak
Gambar 2.5 Contoh Class Diagram (Alan Dennis, 2012:218)
2.10
METODE PENGUJIAN
2.10.1 Metode Black BoxMetode Black Box adalah menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui apakah fungsi – fungsi, masukan dan keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. (Rosa A.S & M.Shalahuddin, 2014:275)
Metode Black Box dilakukan dengan membuat kasus uji yang bersifat mencoba semua fungsi dengan memakai perangkat lunak apakah sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Kasus uji yang dibuat untuk melakukan pengujian kotak hitam harus dibuat dengan benar dan kasus sala
2.10.2 Metode White Box
MetodeWhite Box yaitu menguji perangkat lunakdari segi desain dan kode program apakah mampu menghasilkan fungsi – fungsi, masukan, dan keluaran yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Pengujian kotak putihdilakukan dengan memeriksa lojik dari kode program. Pembuatan kasus uji bisa mengikuti standar pengujian dari standar pemrograman yang seharusnya. (Rosa A.S & M.Shalahuddin, 2013:276)
2.11
STUDI PUSTAKA (LITERATUR REVIEW)
Penggalian dari penelitian terdahulu dilakukan sebagai upaya untuk memperjelas penelitian yang telah dilakukan serta membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait dengan sistem informasi kepegawaian, akan dibahas dibawah ini :
1. Jurnal Pertama
Judul Jurnal : Rancangan Aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian Pada Kantor CV. Mega Cipta Pangkal Pinang
Peneliti : Sujono
Tahun Jurnal : 2015 (Jurnal SIMETRIS, Vol 6 No 2 November 2015 ISSN : 2252 4983)
Pembahasan :
a. Sistem pengelolaan data pegawai pada CV. Mega Cipta PangkalPinang masih dilakukan secara manual terutama pada proses pendataan karyawan, pengajuan masa pensiun, pengajuan cuti tahunan, mutasi karyawan, surat tugas dan kenaikan gaji berkala sehingga menyebabkan sering terjadinya kesalahan dan keterlambatan pendataan karyawan dan pembuatan laporan. Selain itu, dokumen – dokumen masih disimpan dalam bentuk arsip sehingga menyebabkan kemungkinan adanya
kehilangan data. Metodologi yang digunakan untuk merancang sistem informasi kepegawaian yang baru adalah metodologi berorientasi objek dengan alat bantu UML.
b. Dalam menjelaskan proses bisnis proses pengelolaan data pegawai menggunakan
usecase diagram dan perancangan sistem dengan menggunakan class diagram dan
rancangan layar.
c. Sistem yang akan diusulkan mempermudah karyawan dalam mengajukan cuti, pensiun dan mutasi karyawan, serta mempermudah untuk bagian admin dalam mengelola data pegawai, membuat surat kenaikan gaji berkala dan membuat laporan.
Use Case Diagram Usulan :
Gambar 2.6 Use Case Diagram Master Sistem Usulan
Gambar 2.8 Use Case Diagram Laporan Sistem Usulan
Kesimpulan :
a. Dengan sistem berbasis komputer diharapkan dapat mempermudah dalam menyimpan dan mengolah data kepegawaian secara akurat dan tepat.
b. Dengan menggunakan sistem berbasis komputer ini dapat menghemat waktu dan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan.
c. Dengan adanya sistem berbasis komputer ini bisa dengan mudah untuk membantu mengetahui data-data yang dibutuhkan dengan cepat dan dapat mengurangi jumlah waktu dan biaya yang dibutuhkan.
d. Penyimpanan dalam database memudahkan dalam pemeliharaan data sehingga kita tidak perlu menyimpan data-data pada media kertas yang mudah rusak seperti pada sistem manual.
e. Semua data –data bisa tersimpan keseluruhan sehingga kecil kemungkinan adanya kehilangan data saat akan membuat laporan.
f. Laporan karyawan dapat lebih mudah dibuat, cepat dan akurat sehingga bisa dilaporkan tepat waktu.
Saran :
a. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat dikembangkan pada bidang lain selain sistem informasi kepegawaian dengan ruang lingkup yang berbeda dengan batasan masalah yang jelas.
b. Pada sistem yang dijelaskan pada jurnal pertama, pegawai hanya bisa mencetak surat tugas. Sebaiknya sistem tersebut menyediakan menu tambahan setelah pulang dari tugas, pegawai bisa mengajukan uang yang telah digunakan selama tugas agar bisa dibayar oleh perusahaan. Setelah pengajuan disetujui oleh manager, sistem akan menampilkan laporan jika pengajuan telah dibayar.
Perbedaan :
Pada jurnal yang pertama hanya menampilkan fitur – fitur seperti cuti, pensiun dan mutasi karyawan, surat kenaikan gaji berkala dan membuat laporan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis membahas mengenai proses pengambilan keputusan untuk pemberian punishment berupa peringatan atau pemberian informasi apabila pegawai melakukan pengambilan cuti melebihi kuota maka cuti tidak bisa diambil.
2. Jurnal Kedua
Judul Jurnal : Rancangan Bangun Sistem Informasi Kepegawaian
Peneliti : Rokhmad Fadhlul Wafi, Tutut Wurijanto dan Tony Soebijono
Tahun Jurnal : 2013 (JSIKA Vol 2, No 2 (2013) ISSN 2338-137X)
Pembahasan :
a. Sistem pengelolaan data pegawai masih dilakukan secara manual terutama dalam pengelolaan masa kontrak kerja, histori pelanggaran yang dilakukan, training yang telah diikuti, mutasi dan kehadiran saat bekerja.
b. Penulis membuat rancangan aplikasi dengan menggunakan use case diagram,
sequence diagram dan class diagram.
c. Sistem informasi kepegawaian yang dibuat dapat membantu mengolah data pegawai dan menampilkan seluruh laporan pegawai yang dibutuhkan. Selain itu sistem ini dapat membantu pihak manajemen dalam mengambil keputusan.
Usecase diagram usulan :
Gambar 2.9 Use Case Diagram Sistem Informasi Kepegawaian
Kesimpulan :
Sistem informasi kepegawaian pada PKIS Sekar tanjung dapat membantu mengolah data pegawai yang ada serta dapat menampilkan seluruh laporan yang dibutuhkan untuk memperlancar aktivitas harian perusahaan dan laporan yang dihasilkan diharapkan dapat membantu pihak manajemen dalam pengambilan keputusan.
Saran :
Sistem informasi kepegawaian pada jurnal kedua sebaiknya dibangun dalam basis web, agar para pegawai dapat membuka sistem informasi kepegawaiannya dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
Perbedaan :
Pada penelitian yang dilakukan oleh penulis, sistem menyediakan fasilitas agar admin juga bisa mengupload materi training, pegawai bisa mengajukan training dan mendownload materi training, sedangkan sistem informasi pada jurnal kedua admin hanya bisa mencatat data training pegawai saja.
3. Jurnal Ketiga
Judul Jurnal : Pengembangan Aplikasi Kepegawaian Kelurahan Berbasis Web
Menggunakan Unified Aprroach
Peneliti : Rina Oktarina dan Asep Deddy
Tahun Jurnal : 2015 (ISSN : 2302-7339 Vol. 12 No. 1 2015)
Pembahasan :
a. Proses bisnis kepegawaian di kantor kelurahan masih menggunakan sistem pencatatan dan penyimpanan data – data secara manual.
b. Dalam mengembangkan aplikasi kepegawaian di Kelurahan peneliti menggunakan metodologi pengembangan sistem Unified Approach dengan alat bantu UML.
c. Dalam merancang sistem menggunakan usecase diagram, class diagram,
perancangan layer akses dan dan perancangan layer antar muka.
d. Sistem yang dibuat mempermudah para pegawai kelurahan dalam mengelola data pegawai seperti kenaikan jabatan, melihat laporan data absensi, laporan data kegiatan, dan laporan kenaikan jabatan.
Usecase diagram usulan :
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil kajian dan tinjauan teori yang ada, kesimpulan yang diambil dari hasil analisis dan perancangan Aplikasi Pengelolaan Data Kepegawaian pada Kantor Kelurahan Margawati adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan Aplikasi Data Kepegawaian ini diharapkan dapat membantu
mempermudah pekerjaan dan pencarian data-data kepegawaian tanpa harus mencari-cari dahulu berkas atau data yang dibutuhkan.
2. Aplikasi Data Kepegawaian ini yang telah dirancang, langsung diterapkan pada Kantor Kelurahan Margawati, karena kebutuhan aplikasi tersebut tergolong penting.
Saran :
Diharapkan pada nantinya Aplikasi Data Kepegawaian ini akan ada yang menambahkan atau melengkapi dari kekurangan aplikasi ini guna untuk memenuhi kebutuhan organisasi yang akan mendatang.
Perbedaan :
Pada jurnal ketiga sistem hanya membahas mengolah data pegawai training, tetapi pada penelitian yang dilakukan oleh penulis sistem dapat melakukan pengajuan kegiatan atau pelatihan yang diselenggarakan secara online serta mendownload materi pelatihan atau training