• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X SMKN 5 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X SMKN 5 BANDUNG."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

Teams Games Tournament (TGT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR

ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X

SMKN 5 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh:

Mictra Gustiasih

0907108

PROGRAM S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

Teams Games Tournament (TGT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR

ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X

SMKN 5 BANDUNG

Oleh Mictra Gustiasih

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan

Kejuruan

© Mictra Gustiasih 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu MICTRA GUSTIASIH

0907108

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Teams Games-Tournament (TGT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU

STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X SMKN 5 BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. H. Nanang Dalil Herman, ST., M.Pd NIP. 19620202 198803 1 002

Pembimbing II,

Drs. Anto Rianto Hermawan NIP. 19640429 199302 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil,

(4)

i Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU

STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X SMKN 5 BANDUNG

Oleh: Mictra Gustiasih

NIM 0907108

ABSTRAK

Siswa kelas X SMKN 5 Bandung mengalami kesulitan pada penguasan konsep ilmu statika dan tegangan yang berdampak pada prestasi belajar. Sehingga diperlukan variasi dalam proses pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap prestasi belajar.

Metode penelitian yang dipakai adalah metode kuasi eksperimen dengan desain the non ekuivalen, pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X TGB di SMKN 5 Bandung. Adapun sampel penelitian ini adalah X TGB 5 sebagai kelas eksperimen dan X TGB 2 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, dan lembar observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan peningkatan hasil belajar antara kelas yang diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. Dengan penelitian ini, harapannya bagi guru dapat mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan yang dibuat semenarik mungkin agar siswa merasa antusias dalam belajar dan berkelompok.

Kata Kunci: Teams Games Tournament (TGT), Prestasi Belajar

(5)

ii Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE INFLUENCE MODEL OF COOPERATIVE LEARNING TYPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TOWARDS THE LEARNING ACHIEVEMENT ON STRAIN AND BALANCE SCIENCES OF GRADE X

SMKN 5 BANDUNG

Written By: Mictra Gustiasih

NIM 0907108

ABSTRACT

A student of class X SMKN 5 Bandung have difficulty in mastery of strain and balance sciences that impact on learning achievement. So required variations in the process of learning through a model of learning cooperative type TGT which able to increase student achievement. The purpose of this research was to gain an overview of student achievement before and after the model of cooperative learning type TGT and determine how much influence model of cooperative learning type TGT to learning achievement.

The research method used is a quasi experimental method with the non-equivalent design, pretest-posttest design. Population in this study were all students of class X TGB at the SMKN 5 Bandung. As for a sample of this research is the X TGB 5 as an experimental class and X TGB 2 as a control class. Data collection techniques used in this study was a tes and observation sheets.

The result showed that there were differences in learning outcomes between the classes increase in the applied model of cooperative learning type TGT with classes that use conventional learning. This research, expectations for teachers can try using model of cooperative learning type TGT on lessons of strain and balance sciences are made as attractive as possible so that student are excited to learn and groups.

(6)

v Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8

A. Kajian Teori ... 8

1. Prestasi Belajar ... 8

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 8

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ... 11

2. Pembelajaran Ilmu Statika dan Tegangan ... 14

a. Pengertian Pembelajaran Ilmu Statika dan Tegangan ... 14

b. Karakteristik Pembelajaran Ilmu Statika dan Tegangan Kelas X ... 14

3. Pembelajaran Kooperatif ... 16

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 20

5. Hubungan antara Ilmu Statika dan Tegangan dengan TGT ... 27

B. Kerangka Pemikiran ... 29

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 37

(7)

vi Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pengujian Reliabilitas ... 38

3. Tingkat Kesukaran ... 39

4. Daya Beda ... 40

G. Teknik Pengumpulan Data ... 41

I. Teknik Analisis Data ... 42

1. Uji Kecenderungan... 42

2. Uji Normalitas ... 43

3. Uji Homogenitas ... 45

4. Uji Kesamaan Rata-rata (Uji t) ... 45

5. Uji Gain Ternormalisasi ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Hasil Penelitian ... 48

1. Prestasi Belajar Siswa Kelas X Mata Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan ... 48

2. Analisis Data Penelitian ... 56

B. Pembahasan ... 65

1. Gambaran Prestasi Belajar Siswa Kelas Kontrol pada Mata Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan ... 65

2. Gambaran Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen pada Mata Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan ... 67

3. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif TGT Terhadap Prestasi Belajar Siswa ... 69

4. Gambaran Umum Pembelajaran ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Rekomendasi ... 73

(8)

vii Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif... 18

Tabel 2.2 Penghargaan Kelompok ... 27

Tabel 3.3 Jumlah Siswa Sampel Penelitian... 32

Tabel 3.4 Kisi kisi Tes Ilmu Statika dan Tegangan ... 36

Tabel 3.5 Tabel Interpretasi Nilai r*) ... 39

Tabel 3.6 Patokan Nilai Ideal ... 43

Tabel 3.7 Gain Ternormalisasi ... 47

Tabel 4.8 Data Pretest Mata Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan ... 49

Tabel 4.9 Data Uji Kecenderungan Pretest Kelas Eksperimen ... 49

Tabel 4.10 Data Uji Kecenderungan Pretest Kelas Kontrol ... 50

Tabel 4.11 Data Posttest Mata Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan ... 52

Tabel 4.12 Data Uji Kecenderungan Posttest Kelas Eksperimen ... 52

Tabel 4.13 Data Uji Kecenderungan Posttest Kelas Kontrol ... 53

Tabel 4.14 Data Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 54

Tabel 4.15 Data Peningkatan Hasil Belajar Kedua Kelas ... 55

Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Pretest ... 57

Tabel 4.17 Hasil Uji Homogenitas Pretest ... 57

Tabel 4.18 Uji t Data Pretest... 58

Tabel 4.19 Hasil Uji Normalitas Posttest ... 58

Tabel 4.20 Hasil Uji Homogenitas Posttest ... 59

Tabel 4.21 Uji t Data Posttest ... 60

Tabel 4.22 Hasil Uji Homogenitas N-Gain ... 60

Tabel 4.23 Uji t Data N-Gain ... 61

Tabel 4.24 Data Hasil Observasi Pertemuan Pertama ... 62

Tabel 4.25 Data Hasil Observasi Pertemuan Kedua ... 63

(9)

viii Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rancangan Meja Turnamen TGT Secara Umum ... 24

Gambar 2.2 Permainan pada Meja Turnamen... 26

Gambar 3.3 Desain Penelitian ... 32

Gambar 3.4 Paradigma Penelitian ... 34

Gambar 4.5 Diagram Data Pretest ... 49

Gambar 4.6 Hasil Uji Kecenderungan Pretest Kelas Eksperimen ... 50

Gambar 4.7 Hasil Uji Kecenderungan Pretest Kelas Kontrol ... 50

Gambar 4.8 Persentase Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 51

Gambar 4.9 Persentase Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 51

Gambar 4.10 Diagram Data Posttest ... 52

Gambar 4.11 Hasil Uji Kecenderungan Posttest Kelas Eksperimen ... 53

Gambar 4.12 Hasil Uji Kecenderungan Posttest Kelas Kontrol ... 53

Gambar 4.13 Persentase Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 54

Gambar 4.14 Persentase Nilai Posttest Kelas Kontrol ... 54

Gambar 4.15 Diagram Nilai Rata-rata dan Selisih Pretest dan Posttest ... 55

(10)

ix Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

E. Lembar Observasi dalam Pembelajaran Konvensional ... 55

F. Lembar Observasi dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 58

LAMPIRAN III A. Surat Keterangan Validasi (Jugment Expert) ... 61

B. Data Hasil Uji Coba... 63 A. Data Hasil Pretest Posttest Kelas Eksperimen ... 69

B. Data Hasil Pretest Posttest Kelas Kontrol... 70

C. Data Peningkatan Hasil Belajar (N-Gain) ... 72

LAMPIRAN V A. Uji Kecenderungan Nilai Pretest Posttest Kelas Eksperimen ... 73

B. Uji Kecenderungan Nilai Pretest Posttest Kelas Kontrol ... 74

C. Uji Normalitas Nilai Pretest Posttest Kelas Eksperimen ... 75

(11)

x Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN VII

(12)

1 Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan penting dalam proses pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik. Menurut UU No. 41 Pasal 1 Tahun 2007 tentang

standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yaitu, standar proses

untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran,

dan pengawasan proses pembelajaran. Berdasarkan Peraturan Pemerintah

tersebut, pendidikan harus diselenggarakan dengan merencanakan proses

pembelajaran dan melaksanakan proses pembelajaran.

SMKN 5 Bandung merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang

memiliki visi yaitu:

Menghasilkan lulusan dengan dilandasi nilai keimanan dan ketakwaan serta berbasis kewirausahaan dengan kompetensi utama di program studi keahlian teknik survei dan pemetaan, teknik bangunan, teknik kimia serta teknik komputer dan informatika.

Dan misi SMKN 5 Bandung yaitu sebagai berikut:

1. Menanamkan semangat keunggulan dan kompetitif kepada seluruh warga sekolah dengan penguatan jiwa kewirausahaan.

2. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran beragama sebagai sumber keimanan dan kearifan dalam berperilaku

3. Memupuk rasa kebersamaan dalam kehidupan bersosial sebagai ciri budaya dan karakter bangsa

4. Mengintensifkan hubungan sekolah dengan pihak dunia usaha dan industri serta institusi lain dalam upaya mencetak dan menghasilkan tamatan yang berdaya saing tinggi.

5. Melaksanakan kegiatan proses pembelajaran secara optimal yang berorientasi kepada pencapaian kompetensi berstandar nasional

6. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dalam rangka peningkatan pelayanan pelaksanaan pendidikan.

Untuk mencapai visi dan misi tersebut, SMKN 5 Bandung berusaha

(13)

2 Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

(14)

secara optimal dan melalui peningkatan prestasi belajar. Peningkatan prestasi

belajar ini dilakukan pada kelima program studi keahlian yang ada di SMKN 5

Bandung. Terutama di program studi keahlian teknik bangunan karena program

studi keahlian teknik bangunan memiliki banyak peminatnya.

Dari hasil penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Ma’Mur Jamaludin

(2007) disimpulkan bahwa:

Gambaran umum dari hasil penelitian dengan menggunakan instrumen tes essei, bahwa kesulitan siswa kelas 1 SMKN 5 Bandung dalam menyelesaikan soal-soal statika pada mata pelajaran Statika dan Tegangan pada aspek penguasaan konsep dikategorikan hampir (36,76%) siswa mengalami kesulitan pada penguasaan konsep statika.

Dilihat dari hasil belajar siswa kelas X tahun ajaran 2012/2013 pada mata

pelajaran ilmu statika dan tegangan, terdapat 68% siswa memiliki nilai ujian

tengah semester yang berada di bawah KKM. Masih banyak siswa yang memiliki

nilai rapor di bawah KKM. Masing-masing siswa kelas X dengan nilai rapor di

bawah KKM adalah sebanyak 10% pada kelas X TGB 1, 11% pada kelas X TGB

2, 28% pada kelas X TGB 3, 14% pada kelas X TGB 4, dan 37% pada kelas X

TGB 5.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti

dengan guru yang mengajar siswa kelas X program keahlian Teknik Gambar

Bangunan di SMKN 5 Bandung tahun ajaran 2013/2014 pada mata pelajaran

Ilmu Statika dan Tegangan. Ditemukan banyak permasalahan dalam proses

pembelajaran sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Dari hasil pengamatan tersebut, beberapa faktor yang akan menyebabkan

kurang optimalnya prestasi belajar siswa kelas X diantaranya, masih banyak

siswa yang enggan mengeluarkan pendapatnya. Sedangkan siswa belum begitu

memahami materi, karena baru mengenal mata pelajaran Ilmu Statika dan

Tegangan. Ketika guru mengajukan pertanyaan, siswa juga menjawab secara

bersama-sama.

Siswa menunjukkan kurangnya rasa keingintahuan terhadap pembelajaran

(15)

4

materi yang diajarkan guru. Perhatian siswa dalam belajar cenderung rendah. Hal

tersebut mengindikasikan siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran.

Berdasarkan penjabaran di atas, melalui metode mengajar guru dituntut

agar menguasai dan menerapkan berbagai metode pengajaran. Metode mengajar

disesuaikan dengan tujuan pengajaran, materi pelajaran, dan bentuk pengajaran.

Metode mengajar ada berbagai macam yaitu: ceramah, diskusi, demonstrasi,

inquiri, kooperatif dan masih banyak yang lainnya.

Pada dasarnya tidak ada metode mengajar yang paling baik, sebab setiap

metode mengajar yang digunakan pasti memiliki kelemahan dan kelebihan. Oleh

karena itu, akan lebih baik jika dalam mengajar dapat digunakan berbagai metode

sesuai materi yang diajarkan dan harus dikembangkan dari waktu ke waktu agar

dapat lebih meningkatkan efektivitas sebagai upaya meningkatkan hasil belajar

siswa.

Keberhasilan proses pembelajaran adalah suatu tujuan yang ingin dicapai

sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan

secara sadar dengan proses pembelajaran yang direncanakan. Diperlukan model

pembelajaran yang tepat, karena model pembelajaran merupakan suatu komponen

utama kegiatan yang dilaksanakan sebagai metode dalam proses pendidikan.

Model pembelajaran dilaksanakan harus mampu mengikuti tuntutan

perkembangan dunia pendidikan terkini. Seorang pendidik, perlu berinovasi dan

beradaptasi dengan model pembelajaran. Salah satunya melalui model

pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif memiliki banyak sekali variasi.

Diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) yang dalam pelaksanaannya para siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Aktivitas belajar pada model pembelajaran

kooperatif tipe TGT berupa permainan yang dirancang untuk menciptakan

kegiatan belajar lebih rileks dan menumbuhkan motivasi, tanggung jawab,

kejujuran, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar bagi siswa.

Secara umum, model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki tahapan

(16)

5

dibuat kelompok terdiri dari empat sampai enam orang siswa yang anggotanya

heterogen, dilakukan turnamen pada akhir pembelajaran untuk menguji

kemampuan siswa, dan diakhir guru mengumumkan kelompok pemenang. Masing

masing team akan mendapat hadiah atau penghargaan apabila rata-rata skor

memenuhi kriteria.

Berdasarkan uraian tersebut, penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT diperkirakan dapat menjadi alternatif variasi model pembelajaran

sebelumnya yang biasa digunakan guru. Dengan demikian, ingin mencoba

dilakukan penelitian pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams

Games Tournament (TGT) terhadap prestasi belajar ilmu statika dan

tegangan siswa kelas X SMKN 5 Bandung. Hal ini bertujuan untuk memberi

masukan dan solusi peningkatan prestasi belajar para siswa SMKN 5 Bandung.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan tersebut dapat

diidentifikasi masalah yang terkait dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Mata

Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan SMKN 5 Bandung yaitu sebagai berikut:

a. Perhatian siswa dalam belajar cenderung rendah.

b. Siswa kurang berperan aktif saat proses pembelajaran.

c. Siswa kelas X SMKN 5 Bandung yang mengalami kesulitan pada penguasan

konsep ilmu statika dan tegangan.

Adapun rumusan masalah berdasarkan identifikasi masalah tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Bagaimana prestasi belajar siswa dengan menggunakan model konvensional

pada mata pelajaran ilmu statika dan tegangan?

b. Bagaimana prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran ilmu statika dan tegangan?

c. Sejauh mana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap

prestasi belajar siswa jika dibandingkan dengan model konvensional?

Agar penelitian ini tidak meluas, maka peneliti membatasi masalah yang

(17)

6

a. Penelitian dilaksanakan pada siswa program studi keahlian teknik gambar

bangunan kelas X TGB 2 dan X TGB 5 tahun ajaran 2013/2014 di SMKN 5

Bandung

b. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif

tipe TGT

c. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran ilmu statika dan tegangan dibatasi

dengan standar kompetensi memahami ilmu statika dan tegangan, kompetensi

dasar menerapkan besaran vektor untuk mempresentasikan gaya, momen, dan

kopel

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, tujuan yang ingin dicapai

melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Memperoleh gambaran tentang prestasi belajar siswa dengan menggunakan

model konvensional pada mata pelajaran ilmu statika dan tegangan

b. Memperoleh gambaran tentang prestasi belajar siswa dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran ilmu statika

dan tegangan

c. Menganalisis pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap

prestasi belajar siswa

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan

manfaat praktis. Kedua manfaat tersebut ialah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini berusaha membuktikan teori-teori yang sudah

ada guna menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan,

khususnya pada bidang meningkatkan prestasi belajar melalui model

(18)

7

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang

berpengaruh terhadap Prestasi Belajar.

b. Bagi Guru, penelitian dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

diharapkan dapat memberi masukan untuk para guru agar bisa

mengimplementasikannya pada proses belajar mengajar.

c. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk para

siswa agar lebih meningkatkan prestasi belajar dengan memperhatikan

apapun model pembelajaran yang guru berikan.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun Struktur organisasi dari penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut:

Bab I pendahuluan, membahas tentang Latar Belakang Masalah, identifikasi,

batasan, dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

struktur organisasi skripsi.

Bab II kajian pustaka, membahas tentang Pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe TGT terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Mata Pelajaran Ilmu

Statika dan Tegangan SMKN 5 Bandung, meliputi kajian teori mengenai prestasi

belajar berupa pengertian prestasi belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar. lalu mengenai pembelajaran ilmu statika dan tegangan berupa

pengertian pembelajaran ilmu statika dan tegangan, dan karakteristik

pembelajaran ilmu statika dan tegangan. Kemudian pembelajaran kooperatif,

pembelajaran kooperatif tipe TGT, hubungan antara ilmu statika dan tegangan

dengan TGT, kerangka pemikiran dan hipotesis.

Bab III metode penelitian, berisi uraian tahapan rencana yang akan dilakukan

selama penelitian, meliputi lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian,

(19)

8

proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis

data.

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, berisi hasil penelitian berupa kondisi

awal (pretest), kondisi akhir (posttest), dan data peningkatan hasil belajar

(N-Gain). Analisis data penelitian berupa uji normalitas, uji homogenitas, uji t untuk pretest, posttest dan N-Gain. Kemudian analisis data hasil observasi, dan

pembahasan.

Bab V kesimpulan dan rekomendasi, berisi tentang kesimpulan sebagai hasil

akhir penelitian dan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi bahan referensi

bagi peneliti selanjutnya.

(20)

31 Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di SMK Negeri 5

Bandung kelas XI Mata Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan Tahun Ajaran

2013/2014, yang berlokasi di Jln. Bojongkoneng No. 37A Bandung. Penilitian ini

dilaksanakan pada bulan Juli-September 2013. Dimana lingkup permasalahan

yang akan di teliti meliputi tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament (TGT) terhadap prestasi belajar ilmu statika dan tegangan kelas X SMKN 5 Bandung.

1. Populasi

Arikunto (2010: 173) mengemukakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian”. Populasi penelitian dilakukan apabila ingin melihat segala

sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu atau kejadian, sekelompok orang.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Program Keahlian

Teknik Gambar Bangunan pada Mata Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan di

SMKN 5 Bandung Tahun ajaran 2013/2014.

2. Sampel

Dalam Arikunto (2010: 174), “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Jika hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian

disebut penelitian sampel. Dinamakan penelitian sampel dimaksudkan apabila

akan mengangkat kesimpulan penelitian tersebut sebagai sesuatu yang berlaku

juga untuk populasi.

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah random

sampling. Dengan metode ini, kelompok tersebut adalah kelompok kelas X TGB

1 sampai X TGB 5. Pengambilan sampel dilakukan dengan peneliti memilih dua

kelas secara acak untuk dijadikan sampel dan diundi untuk menetukan kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil undian, Peneliti ingin

(21)

32

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap prestasi belajar siswa dengan kelas X TGB 5 sebanyak 22 orang sebagai

kelas eksperimen dan kelas X TGB 2 sebanyak 34 orang sebagai kelas kontrol.

Tabel 3.3 Jumlah Siswa Sampel Penelitian

B. Desain Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah atau tujuan penelitian yang telah

dirumuskan pada Bab I (Pendahuluan), Desain penelitian yang digunakan yaitu

the non ekuivalen, pretest-posttest design. Dalam Taniredja dan Mustafidah (2011: 56) menyatakan bahwa “Jenis rancangan ini biasanya dipakai pada

eksperimen yang sudah ada sebagai kelompoknya, dengan memilih kelas-kelas

yang diperkirakan sama keadaan atau kondisinya”.

Kedua kelompok diberi pretest, jika hasil pretest kedua kelompok tidak

berbeda jauh, maka kelompok eksperimen kemudian diberi perlakuan khusus

berupa pembelajaran ilmu statika dan tegangan dengan pembelajaran kooperatif

tipe TGT dan kelompok kontrol tetap menggunakan pembelajaran konvensional.

Setelah diberi perlakuan, dilakukan posttest untuk mengetahui perbedaan nilai

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Design penelitian dapat dilihat

pada gambar berikut:

Gambar 3.3 Desain Penelitian

Sumber: Taniredja dan Mustafidah (2011: 56) Keterangan:

O1 : Pengukuran Hasil Belajar Awal pada Kelompok Eksperimen

O2 : Pengukuran Hasil Belajar Akhir pada Kelompok Eksperimen

O3 : Pengukuran Hasil Belajar Awal pada Kelompok Kontrol Kelas Jumlah Siswa

X TGB 5 22

X TGB 2 34

Jumlah 56

O1 X1 O2

(22)

33

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

O4 : Pengukuran Hasil Belajar Akhir pada Kelompok Kontrol

X1 : Pembelajaran dengan kooperatif tipe TGT

X2 : Pembelajaran dengan konvensional

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe Times Games Tournaments (TGT) terhadap prestasi belajar ilmu

statika dan tegangan siswa kelas X SMKN 5 Bandung.

C. Metode Penelitian

Arikunto (2010: 203) mengemukakan bahwa “Metode Penelitian adalah

cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (Quasi

Eksperimen). Quasi experimental design digunakan untuk membantu peneliti dalam melihat hubungan kausal dari berbagai macam situasi yang ada dengan

kontrol yang lebih baik daripada pra eksperimen.

1. Tahap-tahap Penelitian a. Perencanaan

Menyusun rancangan yang akan dilaksanakan, sesuai dengan temuan

masalah dan gagasan awal. Dalam perencanaan ini, peneliti mempersiapkan

rencana pembelajaran sesuai dengan materi yang ditetapkan, lembar kegiatan,

lembar tes akhir tindakan/ posttest. Semua persiapan tersebut dibicarakan dan

dikonsultasikan dengan guru dan dosen pembimbing.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai yang telah direncanakan pada kelompok

eksperimen dan melaksanakan pembelajaran konvensional pada kelompok

kontrol. Tahap pelaksanaan dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT meliputi:

1) Tes awal (pretest)

2) Pembagian kelompok menjadi sembilan kelompok

3) Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

4) Pengambilan data melalui lembar observasi

(23)

34

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun paradigma penelitian dari tahapan penelitian tersebut dapat dilihat

pada gambar berikut:

Mengalami kesulitan pada penguasaan konsep

Gagasan

Kegiatan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT X TGB 2 dengan pembelajaran

konvensional

Kelompok Eksperimen X TGB 5 dengan model pembelajaran

(24)

35

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.4 Paradigma Penelitian

D. Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel independen (bebas)

dan satu variabel dependen (terikat). Model pembelajaran kooperatif tipe TGT

merupakan variabel independen (bebas), sedangkan prestasi belajar siswa

merupakan variabel dependen (terikat). Peneliti memberikan

penjelasan-penjelasan sebagai berikut:

1. Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia daya yang ada atau timbul

dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau

perbuatan seseorang. Pengaruh merupakan bentuk hubungan sebab-akibat

antar variabel. Dalam hal ini model pembelajaran kooperatif tipe TGT akan

memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT berupa permainan yang dirancang

untuk menciptakan kegiatan belajar lebih rileks dan menumbuhkan motivasi,

tanggung jawab, kejujuran, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan

belajar bagi siswa. TGT dalam penelitian ini memiliki komponen yaitu,

penyajian materi, pembentukan kelompok, games tournament, dan

penghargaan kelompok

3. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang diukur dengan suatu tes

diperoleh siswa selama proses belajar mengajar. Prestasi belajar dalam

penelitian ini menggunakan hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran

Ilmu Statika dan Tegangan di SMKN 5 Bandung pada tahun ajaran

2013/2014. Tes prestasi yang dilakukan pada mata pelajaran Ilmu Statika dan

Tegangan berdasarkan standar kompetensi memahami ilmu statika dan

tegangan dengan kompetensi dasar menerapkan besaran vektor untuk

mempresentasikan gaya, momen, dan kopel.

4. Ilmu Statika dan Tegangan adalah ilmu yang mempelajari keseimbangan

dimana suatu konstruksi yang tetap diam walaupun pada konstruksi tersebut

ada gaya-gaya yang bekerja.

(25)

36

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Arikunto (2010: 203) menyatakan bahwa, “Instrumen penelitian

adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah test, dan lembar observasi yang berisi

kriteria penilaian untuk mengukur proses terjadinya pembelajaran kooperatif tipe

TGT.

Instrumen dengan menggunakan tes, berupa tes tertulis yaitu tes objektif

dengan bentuk tes pilihan ganda. Instrumen ini untuk mengetahui tingkat

pemahaman dan peningkatan penguasaan konsep materi pelajaran ilmu statika dan

tegangan. Materi yang digunakan pada saat tes tertulis disesuaikan dengan materi

pembelajaran pada saat pelaksanaan treatment. Treatment dilakukan selama 3 kali

pertemuan. Standar kompetensi pada saat pelaksanaan treatment adalah

memahami ilmu statika dan tegangan dengan kompetensi dasar menerapkan

besaran vektor untuk mempresentasikan gaya, momen, dan kopel. Kisi-kisi

instrumen tes yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kisi kisi Tes Ilmu Statika dan Tegangan

Standar

Konsep gaya dan momen gaya dapat didefinsikan dengan benar

Menyusun gaya dapat didefinisikan dengan benar

Menguraikan gaya dibedakan definsinya dengan menyusun gaya

Menyusun dua buah gaya atau lebih secara analitis dan grafis dikerjakan dengan benar sesuai ketentuan

Menghitung resultan gaya dengan cara grafis dan analitis dengan benar

Menguraikan gaya dapat dilakukan dengan benar

(26)

37

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Proses Pengembangan Instrumen

Data mempunyai kedudukan yang paling tinggi dalam penelitian. benar

atau tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpul data.

Sedangkan instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu

valid dan reliabel (Arikunto 2010: 211). Supaya memperoleh data penelitian yang

yang baik tersebut, maka dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran

dan daya beda.

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu pengukuran yang menunjukkan kesahihan suatu

instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang

diinginkan dan dapat menyatakan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Pertama-tama peneliti melakukan konsultasi mengenai antara isi instrumen

apakah sudah sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan (indikator) pada guru

mata pelajaran (judgment expert). Berdasarkan hasil konsultasi instrumen tes yang

telah dibuat sudah sesuai dengan indikator yang ada. Selanjutnya, dilakukan

pengujian validitas.

Pengujian Validitas ini dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi

Product Moment dari Pearson, yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

rXY : Koefisien korelasi

N : Jumlah responden

ƩX : Jumlah skor tiap item dari tiap respoonden

ƩY : Jumlah skor total dari seluruh item dari tiap responden

ƩX2 : Jumlah skor kuadrat variabel X

ƩY2 : Jumlah skor kuadrat variabel Y

(27)

38

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Sugiyono, 2013: 255)

Menghitung taraf signifikasi korelasi menggunakan rumus thitung yaitu:

2

t : Nilai thitung (signifikan korelasi)

r : Koefisien korelasi hasil rhitung

n : Jumlah responden

(Sugiyono, 2013: 257)

Kriteria pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 95% (α = 0,05 dan n =

20, uji satu pihak) dan derajat kebebasan (dk) = n – 2 = n – 2 = 20 – 2 = 18

sehingga diperoleh rtabel = 1,73. Apabila thitung > ttabel , item pertanyaan dikatakan

valid dan signifikan dan jika thitung < ttabel , item pertanyaan dikatakan tidak valid.

Dari hasil pengujian keseluruhan item soal yang berjumlah 30, dilakukan

kepada 20 orang responden terdapat lima item soal yaitu item soal nomor 18, 20,

22, 26, dan 30 yang tidak valid. Sehingga kelima item soal tersebut tidak

diikutsertakan pada instrumen penelitian berikutnya. Jumlah soal yang akan

digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa pada penelitian berikutnya

menjadi 25 item soal dan diberikan kepada sebanyak 56 responden dengan 22

responden untuk kelas eksperimen dan 34 responden untuk kelas kontrol. Untuk

mengetahui langkah-langkah perhitungan uji coba validitas soal terdapat pada

lampiran.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat penilaian yang dapat dipercaya atau diandalkan

ketepatannya. Pengujian reliabilitas instrumen digunakan rumus

(28)

39

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

r11 : Reliabilitas instrumen

p : Proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir

q : Proporsi subjek yang menjawab salah pada sesuatu butir

k : banyaknya butir pertanyaan

Vt2 : Varians total

(Arikunto, 2010: 231)

Nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan

tabel interpretasi koefisien reliabilitas untuk mengetahui tinggi, cukup, atau

rendahnya validitas instrumen. Berdasarkan hasil uji reliabilitas soal tes didapat

r11 adalah 0,871 berada pada indeks angka korelasi 0,800 – 1,00 yang

berinterpretasi tinggi. Untuk lebih jelasnya interpretasi koefisien reliabilitas dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.5 Tabel Interpretasi Nilai r*)

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00

Antara 0,600 sampai dengan 0,800

Antara 0,400 sampai dengan 0,600

Antara 0,200 sampai dengan 0,400

Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi

Cukup

Agak rendah

Rendah

Sangat Rendah (Tak Berkorelasi)

Sumber: Arikunto, (2010: 319)

Perhitungan hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran.

3. Tingkat Kesukaran

Dalam Sudjana (2009: 135) “Tingkat kesukaran soal adalah kesanggupan

atau kemampuan siswa dalam menjawab soal”. Analisis butir soal ini dilakukan

(29)

40

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cara melakukan analisis untuk menetukan tingkat kesukaran soal adalah dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

P =

Keterangan:

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

Js : jumlah seluruh siswa peserta tes

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering

diklasifikasikan sebagai berikut:

0 – 0,30 : soal katergori sukar,

0,31 – 0,70 : soal katergori sedang

0,71 – 1,00 : soal kategori mudah

(Arikunto, 1997: 212)

Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran, dari 25 item soal diperoleh

kesimpulan bahwa untuk empat item soal dengan nomor 1,2,3,4 berkriteria

mudah dan untuk 21 item soal lainnya berkriteria sedang. Adapun gambaran hasil

perhitungannya dapat dilihat pada lampiran.

4. Daya Beda

Dalam Sudjana (2009: 141) “Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa

yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang

atau lemah prestasinya”. Daya pembeda ini digunakan untuk mengetahui perbedaan gambaran hasil yang sesuai dengan kemampuan siswa yang

sebenarnya. Butir soal yang tidak memiliki daya pembeda itu berarti diduga

terlalu mudah atau terlalu sulit. Sehingga perlu diperbaiki dan diganti dengan

pertanyaan lain.

Pada penelitian ini, untuk menentukan kelompok atas dan bawah

menggunakan kelompok kecil karena jumlah responden kurang dari 100. Dalam

Arikunto (1997:216) “Kelompok kecil adalah seluruh kelompok testee dibagi dua

(30)

41

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dideretkan mulai dari skor teratas sampai terbawah, lalu di bagi dua”. Daya beda

untuk soal pilihan ganda dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

= PA - PB

Keterangan:

J : Jumlah peserta tes

JA : Banyaknya peserta kelompok atas

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan

benar

PA = : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(Arikunto, 1997:218)

Untuk memilih soal yang baik, nilai daya beda tiap butir soal selanjutnya

diinterpretasikan kedalam kriteria pemilihan soal. Kriteria pemilihan sebagai

berikut:

DB > 0,25 : Diterima

0 < DB 0,25 : Diperbaiki

DB ≤ 0 : Ditolak

Berdasarkan hasil perhitungan, 25 item soal memiliki nilai daya beda lebih

dari kriteria 0,25 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa keseluruhan item soal

diterima yang berarti layak dijadikan sebagai instrumen tes. Adapun gambaran

hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pekerjaan penting dalam langkah penelitian

(31)

42

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesuai dengan pengumpulan variabel yang tepat. Teknik pengumpulan data yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tes, dan observasi.

1. Tes

Menurut Arikunto (2010: 266), “Tes dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi”. Tes digunakan untuk

mengetahui implikasi dari tindakan yang telah dilakukan terhadap tingkat

penguasaan konsep besaran vektor untuk mempresentasikan gaya, momen, dan

kopel pada mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan. Tes dilakukan sebanyak

dua kali yaitu, tes kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan

awal, dan tes kemampuan akhir untuk mengetahui pencapaian konsep akhir. Tes

dilakukan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan dan hasil belajar siswa setelah diberikan

pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2. Observasi

Dalam Sudjana (2009: 84), “Observasi adalah sebagai alat penilaian

banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses

terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya

maupun dalam situasi buatan”. Metode ini digunakan untuk melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian, kemudian mencatat

gejala-gejala yang terjadi di lapangan dan untuk mendapatkan data-data yang sesuai

dengan data penelitian ini. Pedoman observasi yang digunakan yaitu, untuk

mengamati partisipasi siswa dalam diskusi kelompok pada pembelajaran

kooperatif tipe TGT.

H. Teknik Analisis Data

Setelah memperoleh data pretest dan posttest dari kedua kelompok, maka

dilakukan analisis data penelitian. Adapun teknik analisis yang digunakan pada

penelitian ini diuraikan sebagai berikut.

1. Uji Kecenderungan

Uji Kecenderungan dilakukan untuk mengetahui kecenderungan suatu data

(32)

43

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya. Kategori sangat tinggi (A), tinggi

(B), cukup (C), kurang (D), dan rendah (E). Perhitungan uji kecenderungan

berdasarkan kelompok masing-masing yang selanjutnya dilakukan uji

kecenderungan berdasarkan standar ideal nilai. Langkah-langkah perhitungan uji

kecenderungan berdasarkan kelompok ini adalah sebagai berikut:

a. Mencari nilai tertinggi dan terendah b. Mencari mean ideal (M) dengan rumus:

½ x (Nilai tertinggi + Nilai terendah) c. Mencari standar deviasi (SD) dengan rumus:

(Nilai tertinggi – Nilai Terendah) / 6 d. Menentukan skala skor mentah dengan rumus:

M + 1,5 SD ke atas = Sangat Tinggi M + 0,5 SD sd < M + 1,5 SD = Tinggi M – 0,5 SD sd < M + 0,5 SD = Cukup M – 1,5 SD sd < M – 0,5 SD = Kurang M – 1,5 SD ke bawah = Rendah

e. Untuk memperoleh persentase perolehan skor digunakan rumus :

P = x 100%

Tabel 3.6 Patokan Nilai ideal

Predikat Rentang Nilai

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui rata-rata nilai pretest dan

(33)

44

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau tidak. Pengujian normalitas data dengan rumus chi kuadrat. Menurut

Riduwan (2011: 121) langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut:

a. Mencari skor terbesar dan terkecil b. Mencari nilai Rentangan (R)

R = skor maksimum – skor minimum c. Mencari banyaknya kelas (BK)

Rumus Struges :

BK = 1 + 3,3 log n Keterangan:

n : banyaknya data

d. Mencari nilai panjang kelas (P)

P =

e. Membuat tabel distribusi frekuensi

f. Menghitung rata-rata skor (M) dengan rumus : M =

g. Menghitung simpangan baku dengan rumus : S =

h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

1)

Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama

3)Mencari luas tiap kelas interval

4)Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) i. Mencari chi kuadrat hitung

(34)

45

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan membandingkan hitung dengan tabel untuk dan derajat kebebasan

(dk) = n-1 dengan pengujian kriteria pengujian sebagai berikut: Jika hitung tabel berarti distribusi data tidak normal

Jika hitung < tabel berarti distribusi data normal

Maka hipotesis statistik: H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

3. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan varians dari data

yang diperoleh melalui pretest dan posttest. Pengujian ini untuk mengetahui

apakah kedua kelompok data mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika

kedua kelompok tersebut memiliki varians yang sama maka dikatakan homogen.

Untuk menguji kesamaan varians, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

s2 = s =

Keterangan:

s2 : Varians

(Isparjadi, 1988: 27)

F =

(Isparjadi, 1988: 61)

Berdasarkan hasil dari uji F tersebut kemudian mencari Ftabel dengan taraf

signifikansi 0,05 dan dk = n-1. Selanjutnya diklasifikasikan dengan kriteria sebagai

berikut:

Jika Fhitung < Ftabel : Data homogen

Jika Fhitung ≥ Ftabel : Data tidak homogen

Maka hipotesis statistik :

H0 : varians populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen

(35)

46

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Uji Kesamaan Rata-rata (Uji t)

Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil

belajar sebelum dan sesudah perlakuan pada kedua kelompok. Yaitu keadaan nilai

rata-rata pretest siswa pada kelas eksperimen dengan siswa pada kelas kontrol,

keadaan nilai rata-rata posttest siswa pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol,

berdistribusi normal dan homogen. Jika data tidak berdistribusi normal dan tidak

homogen maka dilakukan uji statistik nonparametrik. Adapun langkah-langkah

dilakukan uji kesamaan rata-rata dengan rumus:

t =

Keterangan:

1 : Nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen

2 : Nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol

n1 : jumlah siswa pada kelas eksperimen

n2 : jumlah siswa pada kelas kontrol

s1 : standar deviasi pada kelas eksperimen

s2 : standar deviasi siswa pada kelas kontrol

(Sugiyono, 2012: 138)

Setelah mendapat perhitungan uji t selanjutnya melihat harga ttabel dengan

taraf signifikansi 0,05 dan dk = n1 + n2 -2. Keputusan pengujian hipotesis adalah

sebagai berikut:

Hipotesis diterima (H0) jika T hitung < T tabel

Hipotesis ditolak (H1) jika T hitung > T tabel

Apabila hasil dua sampel terpisah (independent sample) varians yang

diperoleh heterogen dan, maka dilakukan uji hipotesis dengan rumus:

t =

(36)

47

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

: Nilai mean sampel kesatu

: Nilai mean sampel kedua

S12 : varian sampel kesatu

S22 : varian sampel kedua

n1 : jumlah kasus sampel kesatu

n2 : jumlah kasus sampel kedua

(Sugiyono, 2012: 138)

Setelah mendapat perhitungan uji t selanjutnya melihat harga ttabel

dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk = n1-1 dan n2-1. Keputusan pengujian

hipotesis adalah sebagai berikut:

Hipotesis diterima (H0) jika T hitung < T tabel

Hipotesis ditolak (H1) jika T hitung > T table

5. Uji Gain Ternormalisasi

Meltzer dalam Sulaeman (2011) mengembangkan sebuah alternatif untuk

menjelaskan gain yang disebut normalized gain (gain ternormalisasi) yang

diformulasikan dalam bentuk seperti dibawah ini:

Gain ternormalisasi tersebut diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria yang diungkapkan oleh Hake dalam Sulaeman (2011) yang terdapat pada

tabel 2 berikut.

Tabel 3.7 Gain Ternormalisasi

Gain Ternormalisasi Kriteria

0,7 < g Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Sedang

(37)

48

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah data gain ternormalisasi diperoleh, maka langkah selanjutnya yaitu

menganalisis dan mengolah data. Mana yang sebenarnya dikatakan gain tinggi

dan mana yang dikatakan gain rendah dengan menggunakan formulasi yang sudah

(38)

73 Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dari analisis data dan pembahasan hasil penelititan dapat disimpulkan

sebagai berikut.

1. Prestasi belajar siswa dengan menggunakan model konvensional pada mata

pelajaran ilmu statika dan tegangan cenderung dikategorikan rendah.

2. Prestasi belajar siswa model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata

pelajaran ilmu statika dan tegangan cenderung dikategorikan cukup.

3. Ada peningkatan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan pada

siswa kelas eksperimen melalui penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT. Hal tersebut diketahui dari rata-rata perbedaan peningkatan hasil

belajar siswa (Gain) untuk kelas eksperimen lebih tinggi bila dibandingkan

dengan kelas kontrol.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat memberikan saran sebagai

berikut.

1. Dengan penelitian eksperimen ini, harapannya bagi guru dapat mencoba

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pelajaran Ilmu

Statika dan Tegangan. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dibuat

semenarik mungkin agar siswa merasa antusias dalam belajar dan

berkelompok.

2. Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TGT oleh guru

diharapkan bagi siswa sadar diri menjadi anggota kelompok dan dapat

berkompetensi secara adil saat pelaksanaan turnamen.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel, waktu

penelitian dan menguasai model pembelajaran yang akan diterapkan agar

(39)

74

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1997). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: PT Rineka Cipta.

Bimo, Walgito. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Ekocin, (2011). Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT).

[Online]. Tersedia: http:// Ekocin’s Blog.htm [23 April 2013]

Hayardin, (2012). Model Pembelajaran Kooperatif. [Online]. Tersedia: http://- hayardin-blog.blogspot.com/2012/03/model-pembelajaran kooperatif.Html #ixzz2REnNeQu4 [23 April 2013]

Ibrahim dan Muslimin. (2000). Pembelajaran Kooperatif . Surabaya: UNESA.

Isparjadi. (1988). Statistik Pendidikan . Jakarta: P2LPTK.

Kamus Besar Indonesia Online. [Online]. Tersedia:

http://www.KamusBahasaIndonesia.Org/pengaruh [23 April 2013]

Ma’Mur Jamaludin. (2007). Analisis Kesulitan Siswa Kelas 1 SMKN 5 Bandung

dalam Menyelesaikan Soal-soal Statika. Skripsi: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurhasanah, M.R. (2009). Pengaruh Media Pembelajaran terhadap Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Menggambar Teknik Dasar Jurusan Teknik Bangunan SMKN 6 Bandung. Skripsi: Universitas Pendidikan Indonesia.

Peratuan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.41 Pasal 1 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permana, Leni. PAP dan PAN. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori-/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/197603182001122LENI_ PERMANA/PAP_dan_PAN.pdf [26 November 2013]

Ridwan. (2008). Ketercapaian Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia:http://www.

dunia ilmu.htm/ 2008/ ridwan202 [24 Maret 2013]

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

(40)

75

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Saifudin, Azwar. (1996). Pengantar Psikologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, R. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusamedia.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulaeman Mandaputera. (2011). Efektivitas Model Pembelajaran TTW (Think- Talk-Write) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Statika Pada Siswa SMKN 1 Cilaku. Skripsi: Universitas Pendidikan Indonesia

Suprijono, Agus. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Taniredja, T dan Mustafidah, H. (2011). Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung: Alfabeta Bandung.

Winkel, W.S. (1996). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

_________, 2008. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games

Tournaments). [Online]. Tersedia: http://www.Suhadinet.wordpress.com

[23 April 2013]

_________, 2011. Model Pembelajaran Kooperatif. [Online]. Tersedia:

http://www.SHEVs’Blog/model-pembelajaran-kooperatif.html [23 April

2013]

_________, 2012. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games

Tournaments). [Online]. Tersedia:http://www.Sekolahdasar/teamshtml [23

April 2013]

Gambar

Tabel 3.3 Jumlah Siswa Sampel Penelitian
Tabel 3.4 Kisi kisi Tes Ilmu Statika dan Tegangan
tabel interpretasi koefisien reliabilitas untuk mengetahui tinggi, cukup, atau
Tabel 3.6 Patokan Nilai ideal
+2

Referensi

Dokumen terkait

Satpam Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) masih menggunakan absensi dengan sistem tanda tangan yang dibuat manual dan data yang berkaitan juga menggunakan

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah dilakukan evaluasi oleh Pokja ULP Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya yang dibentuk berdasarkan surat keputusan Bupati Aceh Jaya Nomor

Jika dilihat dari data masukan dan struktur algoritma setiap metode, CNN LeNet 5 memiliki arsitektur yang cukup baik karna dapat menangkap setiap piksel masukan

Sarung Helm anti air, sebuah solusi bagi mayoritas orang yang sering merasa tidak nyaman saat bepergian karena masih banyak tempat parkir yang kurang akan kenyamanan

Dari uraian-uraian di atas dapat diketahui bahwa perilaku informasi yang dikemukakan oleh Niedzwiedzka (2003) adalah seluruh perilaku manusia yang berkaitan dengan sumber

Terdapat perbedaan tingkat produksi padi dari yang diharapkan dibandingkan dengan kondisi dilapangan, menjadi sebuah tanda Tanya sehingga ditarik satu variable

Oleh karena angka kesakitan jiwa semakin tahun semakin meningkat seperti kelainan pada anak yang makan makanan yang tidak lazim seperti makan pasir, makan paku dll, serta

[r]