• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU AKSEPTOR KB PRIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMBACANG KOTA PADANG TAHUN 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU AKSEPTOR KB PRIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMBACANG KOTA PADANG TAHUN 2012."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN KESEHATAN REPRODUKSI

UNIVERSITAS ANDALAS

Skripsi, Juli 2012 MASRO NASUTION, No.BP 1010334002

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU AKSEPTOR KB PRIA DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMBACANG KOTA PADANG TAHUN 2012 ABSTRAK

vii + 65 halaman+9gambar+6tabel+11lampiran

Keluarga Berencana adalah program yang bertujuan membantu pasangan suami isteri untuk mengatur, mengontrol interval diantara kehamilan dan kelahiran dalam keluarga. Laporan PPKB Kota Padang di Kecamatan Kuranji pencapaian akseptor KB pria sebanyak 902 akseptor tahun 2011 dan di Puskesmas Ambacang pencapaian akseptor KB pria sebanyak 256 akseptor. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku akseptor KB pria.

Penelitian ini adalah penelitian case control, dilakukan dari bulan Desember 2011 sampai Juni 2012. Penelitian dilakukan pada 77 responden kelompok kasus dan 77 responden kelompok kontrol dengan menggunakan matching usia dan tempat dengan perbandingan 1:1. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan Chi square dan derajat kepercayaan 95% (α=0.05), lalu disajikan dalam bentuk grafik, tabel dan narasi.

Hasil penelitian didapatkan usia termuda akseptor KB pria adalah 26 tahun dan usia tertua adalah 54 tahun. Hasil uji statistik didapatkan setiap variabel memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku akseptor KB pria, yaitu tingkat pengetahuan (p=0.000, OR=15.1), sikap (p=0.000, OR=0.114), keyakinan (p=0.000, OR=28.5), fasilitas kesehatan (p=0.000, OR=3.95), peran petugas kesehatan (p=0.000, OR= 7.9), dan dukungan isteri (p=0.000, OR= 3.09).

Hasil penelitian didapatkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap, keyakinan, fasilitas kesehatan, peran petugas kesehatan dan dukungan isteri. Untuk meningkatkan keikutsertaan pria dalam program KB, diperlukan sosialisasi petugas kesehatan dan kader untuk melaksanakan penyuluhan kepada suami begitu juga isteri agar isteri berperan aktif dan memberikan dukungan serta pemahaman kepada suami. Pihak BKKBN, PPKB Kota Padang diperlukan untuk menunjang keaktifan dan kelancaran peran PLKB Kecamatan dan kader KB.

Daftar Pustaka : 33 (2004-2011) Kata Kunci : KB Pria, Perilaku

(2)

Thesis, July 2012 MASRO NASUTION, No.Bp 1010334002

FACTORS AFFECTING THE BEHAVIOR OF MALE ACCEPTORS FAMILY PLANNING IN AMBACANG HEALTH CENTER AT PADANG CITY 2012

ABSTRACT vii+ 65 pages +9images +6table+11 attachments

Family planning is a program aimed at helping couples to set, control the interval between pregnancies and birth in the family. The reports of PPKB Padang city, Kuranji has highest achievement of male family planning acceptors in Padang city as 902 male acceptors in 2011 and in Ambacang health center has a high achievement of family planning as 256 male acceptors. The purpose of this study was aimed to know factors influenced the behavior of male family planning acceptors.

This research is a case control study occurred from December 2011 until June 2012. This study was conducted on 77 case control respondents and 77 respondents with a control group matched by age and place of 1:1. The data was collected through interviews using a questionnaire. Data were analyzed by univariate and bivariate and presented in diagrams, tables and narratives form.

Results obtained from the youngest age male family planning acceptors was 26 years old and the oldest was 54 years of age. The results of statistical tests obtained every variable has a significant relationship to the behavior of male family planning acceptors, namely the level of knowledge (p = 0.000, OR = 15.1), attitude (p = 0.000, OR = 0114), confidence (p = 0.000, OR = 28.5) , health facility (p = 0.000, OR = 3.95), the role of health workers (p = 0.000, OR = 7.9), and the support of the wife (p = 0.000, OR = 3.09).

The study found significant relationship between knowledge, attitudes, beliefs, health facilities, health workers and support the role of wife To increase the participation of men willing to become family planning acceptors required the attention of the government through the socialization of health care workers and cadres through counseling. The wife also needs to be targeted outreach to wives play an active role and provide support to the husband. BKKBN, PPKB Padang needed to support the activity and the role of the smooth field officers and district cadres of male family planning acceptors.

References : 33 (2004-2011)

Keywords : Male Contraception, Behavior

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Masalah kependudukan tetap menjadi isu yang sangat penting dan mendesak, terutama yang berkaitan dengan aspek pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk dan pengarahan mobilitas penduduk kedepan. Berdasarkan hasil sensus 2010, penduduk Indonesia bertambah 32,5juta jiwa, dan rata-rata pertumbuhan 1,49%.1 Banyaknya jumlah penduduk dapat menimbulkan berbagai masalah. Masalah tersebut meliputi tingginya angka kematian bayi dan ibu melahirkan. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang hak-hak reproduksi, serta masih tingginya laju pertumbuhan penduduk yang tidak sebanding dengan daya dukung lingkungan.2

(4)

Program keluarga berencana (KB) sebagai salah satu program pembangunan nasional mempunyai arti yang sangat penting dalam upaya mewujudkan manusia Indonesia sejahtera disamping program-program pembangunan lainnya. Pembangunan ini diarahkan sebagai upaya pengendalian kuantitas penduduk melalui Keluarga Berencana, serta pengembangan dan peningkatan kualitas penduduk melalui perwujudan keluarga kecil yang berkualitas. Perwujudan keluarga kecil yang berkualitas dapat dilakukan melalui program keluarga berencana. Pelaksanaan keluarga berencana ini salah satunya dengan penggunaan alat kontrasepsi yang tersedia bagi pria dan wanita.5

Kontrasepsi merupakan salah satu program keluarga berencana yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan setiap keluarga. Umumnya, alat kontrasepsi banyak digunakan kaum istri dibandingkan suami. Namun berdasarkan survei yang dilakukan BKKBN, angka penggunaan alat kontrasepsi di keluarga Indonesia masih tergolong rendah. Kondisi ini cenderung memprihatinkan karena dengan tidak menggunakan kontrasepsi, resiko timbulnya kehamilan yang tidak diinginkan yang menyebabkan aborsi dan rentannya kematian ibu dan bayi sangat tinggi.6

(5)

Berdasarkan hasil penelitian Lumastari Ajeng di Kota Kediri Tahun 2009, rendahnya kesadaran pria ber-KB itu terkait dengan kurangnya pemahaman kaum pria tentang kontrasepsi pria, rendahnya minat suami dalam mengakses informasi tentang KB dan kesehatan reproduksi, peran tokoh agama yang masih kurang, sarana pelayanan KB bagi pria yang masih perlu ditingkatkan dan terbatasnya pilihan alat kontrasepsi yang tersedia. Penggunaan kondom yang dianggap mengganggu kenikmatan hubungan seksual dan banyak istri yang justru tidak mau suaminya divasektomi karena khawatir dimanfaatkan untuk berselingkuh. Selain itu rumor dimasyarakat yang terkait dengan vasektomi dalah sifatnya yang reversible atau pria yang melakukan vasektomi sama dengan dikebiri.7

Hasil survey di Asia ( Cina, Korea Selatan, Thaland, Singapura, Indonesia, India, Pakistan, Taiwan dan Malaysia) dengan sampel yang terdiri dari 100 pria dan 100 wanita muda berusia 20-35 tahun bertema Contraception: Getting the Facts Righ menemukan bahwa 1 dari 3 orang mendapatkan informasi yang salah tentang kontrasepsi dari internet dan juga teman. Pada akseptor KB pria, masalah utama yang dihadapi adalah malu bertanya kepada petugas kesehatan dan tidak tahu tentang metode kontrasepsi.8

(6)

Menurut penelitian Harianto, Rina Mutiara dan Heri Surachmat di RS. Cipto Mangunkusumo Tahun 2005, pemakaian pil kontrasepsi kombinasi merupakan peningkat risiko kanker payudara yang bisa meningkatkan risiko kanker payudara mencapai 1.864 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang bukan pengguna pil kontrasepsi kombinasi.9 Penelitian Maria, Hasnah dan Tabhita di Makassar Tahun 2008, juga menyebutkan bahwa ada hubungan antara lama pemakaian alat kontrasepsi hormonal dengan pertambahan berat badan.10

Sebagai alternatif, pemerintah sedang menggalakkan program KB bagi pria untuk menekan risiko tersebut. Program KB untuk pria yang biasa digunakan adalah kondom atau program vasektomi. Namun, penggunaan kondom hanya 1,5% dari keseluruhan pembelian alat kontrasepsi baik wanita maupun pria. Jumlah itu paling banyak melibatkan daerah lokalisasi, bukan dari kalangan keluarga. Oleh karena itu, pemerintah meningkatkan kampanye KB pria yaitu kondom dan vasektomi dengan menerobos budaya yang mengedepankan egoisme pria. Salah satunya adalah dengan menambahkan jumlah petugas penyuluh KB pria di daerah.11

(7)

Di Sumatera Barat, untuk pencapaian KB baru pria pada tahun 2010 dapat untuk metode vasektomi sebanyak 217 peserta dan kondom sebanyak 24.226 peserta. Cakupan KB pria vasektomi tertinggi sebanyak 39 akseptor adalah Kabupaten Solok Selatan dan akseptor kondom sebanyak 4.086 akseptor adalah Kabupaten Tanah Datar. Kota Padang, berada pada urutan keenam untuk akseptor vasektomi sebanyak 12 akseptor dan urutan keempat untuk akseptor kondom sebanyak 1.713 akseptor. Sedangkan pada laporan bulan November 2011 cakupan metode vasektomi sebanyak 290 peserta (133,64%) dari KKP 217 peserta, sedangkan untuk metode kondom sebanyak 16.819 peserta (92,28%) dari KKP 18.226 peserta. Cakupan vasektomi tertinggi adalah Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 52 akseptor dan cakupan akseptor kondom tertinggi adalah Kabupaten Pasaman yaitu 2.161 akseptor.13,14

Kota Padang, sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Barat dengan vasilitas kesehatan, transportasi, dan sumber informasi yang lengkap, untuk metode KB pria vasektomi berada diurutan ketiga, hanya mencapai 26 akseptor (11,98%) dan metode kondom pada urutan ke dua yaitu 1.851 akseptor (10,15%).15Hal ini tentu tidak sesuai dengan WHO (1971) yang menyebutkan bahwa keterjangkauan pelayanan KB meliputi biaya pelayanan, lokasi yang terjangkau dan kemudahan transportasi merupakan faktor yang mempengaruhi penggunaan pelayanan KB.

(8)

sebanyak 15 akseptor. Sedangkan untuk metode kondom, Kecamatan Kuranji mencapai 873 akseptor (PPKB Kota Padang, 2011).15

Di Kecamatan Kuranji ada 3 Puskesmas yang menjadi sarana Pelayanan Kesehatan yaitu Puskesmas Ambacang dengan wilayah kerja 4 Kelurahan, Puskesmas Kuranji dengan wilayah kerja 2 Kelurahan, dan Puskesmas Belimbing dengan wilayah kerja 3 Kelurahan. Puskesmas Ambacang memiliki wilayah kerja

4 Kelurahan, dengan akseptor vasektomi terbanyak yaitu 8 akseptor, begitu juga dengan akseptor kondom yang berjumlah 248 akseptor dan juga letak wilayah kelurahan yang berada di jalur transportasi sehingga memudahkan untuk akses ke pelayanan kesehatan.

Dari hasil wawancara pendahuluan yang dilakukan dari 10 responden akseptor KB pri, 6 orang diantaranya mengatakan mengetahui tentang alat KB pria yaitu kondom dan vasektomi, mereka juga mengatakan isterinya mendukung untuk ber-KB. Sedangkan hasil wawancara pendahuluan pada pasangan usia subur yang tidak ber-KB, 4 orang diantaranya mengatakan mengetahui tentang KB pria namun tidak pernah membicarakan dengan istrerinya.. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Akseptor KB Pria di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang Tahun 2012.

1.2. Rumusan Masalah

(9)

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku akseptor KB pria di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang Tahun 2012.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan umum dapat dijabarkan secara lebih spesifik menjadi tujuan khusus sebagai berikut :

a. Diketahuinya distribusi frekuensi tingkat pengetahuan yang mempengaruhi perilaku akseptor KB pria di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang Tahun 2012 b. Diketahuinya distribusi frekuensi sikap yang mempengaruhi perilaku akseptor KB

pria di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang Tahun 2012

c. Diketahuinya distribusi frekuensi keyakinan yang mempengaruhi perilaku akseptor KB pria di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang Tahun 2012

d. Diketahuinya distribusi frekuensi fasilitas kesehatan yang mempengaruhi perilaku akseptor KB pria di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang Tahun 2012 e. Diketahuinya distribusi frekuensi peran petugas kesehatan yang mempengaruhi

perilaku akseptor KB pria di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang Tahun 2012

f. Diketahuinya distribusi frekuensi dukungan isteri yang mempengaruhi perilaku akseptor KB pria di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang Tahun 2012 g. Diketahuinya pengaruh tingkat pengetahuan terhadap perilaku akseptor KB pria di

(10)

h. Diketahuinya pengaruh sikap terhadap perilaku akseptor KB pria di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang Tahun 2012

i. Diketahuinya pengaruh keyakinan terhadap perilaku akseptor KB pria di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang Tahun 2012

j. Diketahuinya pengaruh fasilitas kesehatan terhadap perilaku akseptor KB pria di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang Tahun 2012

k. Diketahuinya pengaruh peran petugas kesehatan kesehatan terhadap perilaku akseptor KB pria di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang Tahun 2012 l. Diketahuinya pengaruh dukungan isteri terhadap perilaku akseptor KB pria di

Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang Tahun 2012 1.4.Manfaat

1) Peneliti

Bermanfaat bagi peneliti untuk pengalaman dan menambah pengetahuan serta bahan bagi peneliti selanjutnya.

2) Bagi Responden

Memberikan informasi dan pengetahuan yang dapat membuka awasan reponden terhadap masalah KB.

3) PSIKM – FK UNAND

(11)

4) Dinas Kesehatan dan BKBBN

Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Padang, BKKBN, dan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Padang dalam peningkatan peran serta pria secara langsung dalam program KB.

5) Kecamatan dan Puskesmas

(12)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU AKSEPTOR KB PRIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMBACANG KOTA PADANG

TAHUN 2012

Skripsi

Diajukan Ke Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas Sebagai Pemenuhan Syarat Untuk Mendapatkan

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

MASRO NASUTION No. BP. 1010334002

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ANDALAS

(13)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBARAN PERSETUJUAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR………... . i

DAFTAR ISI………... iii

DAFTAR GAMBAR………. . v

DAFTAR TABEL………... vi

DAFTAR LAMPIRAN……….. vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……….. 1

1.2 Perumusan Masalah……….. 6

1.3 Tujuan Penelitian……….. 7

1.4 Manfaat Penelitian……… 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana………. 10

2.1.1 Pengertian………. 10

2.1.2 Tujuan Keluarga Berencana……….. 10

2.2 Akseptor KB………. 11

2.3 Jenis Alat Kontrasepsi Pada Pria………... .. 11

2.4 Perilaku……….. 15

2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pria Dalam Ber-KB 2.4.1 Tingkat Pengetahuan……… 20

2.4.2 Sikap………. 21

2.4.3 Keyakinan………. 21

2.4.3 Fasilitas Kesehatan………... 22

2.4.4 Peran Petugas Kesehatan……….. 22

2.4.5 Dukungan Isteri……… 23

2.5 Kerangka Teori……….. 24

(14)

2.7 Hipotesis……… 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian……….. 27

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian………. 27

3.3 Populasi dan Sampel……….. 27

3.4 Teknik Pengumpulan Data……… 30

3.5 Teknik Pengolahan Dan Analisa Data……….. 30

3.7 Defenisi Operasional………. 31

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian………. 34

4.2 Karakteristik Responden……….. 35

4.3 Analisis Univariat………. 36

4.4 Analisis Bivariat………... 42

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Univariat……….. 48

5.2 Analisis Bivariat……… 55

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan……… 63

6.2 Saran……….. 64

(15)

Perilaku Akseptor KB Pria Di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang

Kota Padang Tahun 2012... 25 3.3 Skema Rancangan Penelitian Case Control... 27 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Terhadap Perilaku Akseptor

KB Pria di Wilyah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang

Tahun 2012……… 36

4.2 Distribusi Frekuensi Sikap Terhadap Perilaku Akseptor KB Pria di

Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang Tahun 2012………... 37 4.3 Distribusi Frekuensi Keyakinan Terhadap Perilaku Akseptor KB Pria

di Wilyah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang Tahun 2012………... 38 4.4 Distribusi Frekuensi Fasilitas Kesehatan Terhadap Perilaku Akseptor

KB Pria di Wilyah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang

Tahun 2012……… 39

4.5 Distribusi Frekuensi Peran Petugas Kesehatan Terhadap Perilaku Aksepto KB Pria di Wilyah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang

Tahun 2012……….... 40 4.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Isteri Terhadap Perilaku Akseptor KB

Pria di Wilyah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang Tahun 2012…... 41

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

4.1 Pengaruh Tingkat Pengetahuan Terhadap Perilaku Akseptor KB Pria Di

(16)

4.2 Pengaruh Sikap Terhadap Perilaku Akseptor KB Pria Di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang tahun 2012………. 43

4.3 Pengaruh Keyakinan Terhadap Perilaku Akseptor KB Pria Di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang tahun 2012………... 44

4.4 Pengaruh Fasilitas Kesehatan Terhadap Perilaku Akseptor KB Pria Di

Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang tahun 2012……... 45

4.5 Pengaruh Peran Petugas Kesehatan Terhadap Perilaku Akseptor KB Pria Di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang Tahun

2012……….. 46

4.6 Pengaruh Tingkat Pengetahuan Terhadap Perilaku Akseptor KB Pria Di

Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang tahun 2012……… 47

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran

1. Surat Izin Penelitian

2. Surat Rekomendasi Tentang Izin Penelitian Dari Kantor Kesbangpol Kota Padang 3. Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas

(17)

4. Permohonan Sebagai Responden 5. Format Persetujuan Responden 6. Kuesioner Penelitian

7. Cakupan KB Pria masing-masing Puskesmas di Kecamatan Kuranji 8. Hasil Statistik

9. Master Tabel Penelitian 10. Jadwal Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Windyaningrum, Brigitta E. Supplementary Materials to Teach Vocabulary Based on Task Based Learning for Seventh Graders. Yogyakarta: English Language Education

Pindahkan semua pesanan yang sudah dicatat kedalam bon pesanan (order slip) dengan menyertakan keterangan yang diperlukan sehingga bagian pengolahan makanan atau bar

Nama lbu/Pasangan Wali Temp?t, Tanggal Lahir Pendidikan terakhir

Ha: There are differences in the disclosure of carbon emissions before and after the enactment of Indonesia Act No. 17 of 2004 concerning the ratification of Kyoto Protocol To

mesin penghalus cangkang kepiting dan kulit udang menjadi serbuk

Melalui perancangan video klip berkonsep film sinematik, diharapkan cerita yang tersirat dari lirik lagu dapat disampaikan kepada penonton melalui visualisasi yang

Metode yang digunakan dalam analisis dan perancangan perangkat ajar ini adalah metode IMSDD (Interactive Multimedia System Design and Development) dengan metode perancangan

Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan authoring tool Macromedia Flash MX 2004 dan Swish 2.0 yang bermanfaat untuk pengguna seluler sebagai catalog dalam mendapatkan