ABSTRAK
Ummul Maghfiroh, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Numebered Heads Together Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan (Eksperimen pada Siswa Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan di SMKN 1 Cimahi)”, di bawah bimbingan Dr. H. Syamsul Hadi Senen, MM dan Drs. H. Eded Tarmedi, MA.
Lembaga pendidikan di Indonesia dilaksanakan melalui jenjang pendidikan yang beragam. Salah satu jenjang pendidikan menengah atas adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang diharapkan dapat menciptakan siswa yang berkualitas dan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswanya agar mampu bekerja pada bidang tertentu. Salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Cimahi adalah SMKN 1 Cimahi. Untuk menciptakan lulusan yang berkualitas dapat dilihat dari prestasi belajar siswanya. Penurunan prestasi belajar pada siswa merupakan permasalahan yang perlu dikaji. Salah satu cara meningkatkan prestasi belajar adalah dengan memilih model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif
numbered heads together (NHT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penerapan model pembelajaran kooperatif numbered heads together (NHT) dan tingkat prestasi belajar serta seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif numbered heads together (NHT) terhadap prestasi belajar. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimen dengan bentuk quasi eksperimental. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 64 orang dengan menggunakan sampel jenuh. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif numbered heads together (NHT) mempunyai pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar. Hasil ini dapat dilihat dari hasil uji t-test dimana t hitung 2,80 dan t tabel 1,993 (uji dua pihak). Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif numbered heads together
(NHT) berpengaruh pada prestasi belajar. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian lain mengenai model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together (NHT) tetapi dengan indikator serta objek yang berbeda.
ABSTRACT
Ummul Maghfiorh, “The Effect of Cooperative Learning Model Numbered
Heads Together (NHT) Against Learning Achievement Subject Entrepreneurship (Experiments on the Class XI of Computer Technique and Networking at SMKN 1 Cimahi)”, under the guidance of Dr. H. Syamsul Hadi Senen, MM and Drs. H. Eded Tarmedi, MA.
Indonesian educational institutions implemented in some different educational stage. One of Indonesian educational senior high school stage is Vocational School (SMK) that is prepared to create quality human resources and develop the students potention so they are ready to enter the particular work. One of the Vocational School (SMK) in Cimahi is SMKN 1 Cimahi. To create quality graduates can be seen from the learning achievement of their students. If a decline in student achievement on it will cause problems. One way to improve learning achievement is to choose appropriate learning model. One model of learning that can be applied is a model of cooperative learning numbered heads together (NHT). This study aims to determine how much the implementation of cooperative learning model numbered heads together (NHT) and levels of learning achievement and how much influence cooperative learning model numbered heads together (NHT) of learning achievement. The method used is an experimental method in the form of quasi experimental. The study population was class XI of Computer Technique and Networking. The sample in this study as many as 64 people using a saturated sample. Based on the results of hypothesis testing showed that the model of cooperative learning numbered heads together
(NHT) have a positive influence on learning achievement. These results can be seen from the results of t-test where t hitung 2,80 and t tabel 1,993 (test the two parties). So it can be concluded that the model of cooperative learning numbered heads together (NHT) effect on learning achievement. The study is expected to be the basis for other research done on cooperative learning model technique numbered heads together (NHT) but with the indicator as well as different objects.
Key Words: model of cooperative learning, numbered heads together (NHT),
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP
PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN
KEWIRAUSAHAAN
(Eksperimen pada Siswa Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 1 Cimahi)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis
Oleh
Ummul Maghfiroh
0801024
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEADS
TOGETHER (NHT) TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PADA MATA PELAJARAN
KEWIRAUSAHAAN
(Eksperimen pada Siwa Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan
di SMK Negeri 1 Cimahi)
Oleh
Ummul Maghfiroh
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Ummul Maghfiroh 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBARPENGESAHAN
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN
(Eksperimen pada Siswa Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan di SMKN 1 Cimahi)
Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. H. Syamsul Hadi Senen, MM. NIP. 19550917 198002 1 001
Pembimbing II
Drs. H. Eded Tarmedi, MA. NIP. 1958105 198002 1 002
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Dr. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 19600412 198603 1 002
Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis
Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos.,S.Pd.,MM. NIP. 19690404 199903 1 001
Tanggung Jawab Yuridis Ada pada penulis
Skripsi ini diuji pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 27 Juni 2013
Waktu : 13.00 s.d selesai
Tempat : SKM FPEB UPI
Panitia ujian terdiri dari :
1. Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si.
NIP. 19600412 198603 1 002
2. Sekretaris : Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos.,S.Pd.,M.M.
NIP. 19690404 199903 1 001
3. Anggota : 1.Dr. Kusnendi, M.S.
NIP. 19600122 198403 1 003
: 2. Drs. H. Ajang Mulyadi, M.M.
NIP. 19611102 198603 1 002
4.Penguji I : Dr. B. Lena Nuryanti, M.Pd.
NIP. 19610709 198703 2 001
5. Penguji II : Drs. Rd. Dian. H. Utama, M.Si.
NIP. 19640823 199302 1 001
6. Penguji III : Ridwan Purnama, SH. M.Si.
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 12
1.3Rumusan Masalah ... 14
1.4Tujuan Penelitian ... 14
1.5Kegunaan Penelitian ... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 17
2.1.1 Konsep Proses Belajar Mengajar... 17
2.1.2 Konsep Kompetensi Guru ... 22
2.1.2.1 Kompetensi Pedagogik ... 23
2.1.2.2 Kompetensi Kepribadian ... 25
2.1.2.3 Kompetensi Sosial ... 27
2.1.2.4 Kompetensi Profesional ... 27
2.1.3 Model Pembelajaran ... 30
2.1.3.1 Definisi Model Pembelajaran ... 30
2.1.3.2 Kriteria Model Pembelajaran ... 31
2.1.4 Jenis Model Pembelajaran ... 32
2.1.4.1 Pembelajaran Individual ... 32
2.1.4.3 Pembelajaran Kooperatif ... 34
2.1.5 Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 34
2.1.5.1 Unsur, Ciri dan Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ... 44
2.1.5.2 Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif ... 48
2.1.5.3Pengelolaan Kelas dalam Model Pembelajaran Kooperatif ... 50
2.1.5.4 Teknik Model Pembelajaran Kooperatif ... 53
2.1.6 Model Pembelajaran Teknik Numbered Heads Together (NHT) ... 54
2.1.6.1 Pengertian Model Pembelajaran Teknik Numbered Heads Together (NHT) ... 54
2.1.6.2 Unsur-unsur Model Pembelajaran Teknik Numbered Heads Together (NHT) ... 56
2.1.6.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Teknik Numbered Heads Together (NHT) ... 58
2.1.6.4 Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Teknik Numbered Heads Together (NHT) ... 61
2.1.6.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Teknik Numbered Heads Together (NHT) ... 62
2.1.7 Prestasi Belajar ... 63
2.1.7.1 Pengertian Prestasi Belajar ... 63
2.1.7.2 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 63
2.1.7. 3 Penilaian Prestasi Belajar ... 67
2.1.8 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif teknik Numbered Heads Together (NHT) terhadap Prestasi Belajar ... 68
2.1.9 Orisinalitas Penelitian ... 71
2.2 Kerangka Pemikiran ... 73
2.3 Hipotesis ... 78
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian ... 80
3.2. Metode Penelitian ... 81
3.2.2. Operasionalisasi Variabel ... 83
3.2.3. Jenis dan Sumber Data ... 87
3.2.4. Populasi, Sample, dan Teknik Sampel ... 88
3.2.4.1 Populasi ... 88
3.2.4.2 Sampel ... 88
3.2.4.3 Teknik Sampling ... 89
3.2.5 Prosedur Penelitian ... 90
3.2.6 Teknik Pengumpulan Data ... 93
3.2.7 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas Instrumen ... 97
3.2.7.1 Hasil Pengujian Validitas ... 97
3.2.7.2 Hasil Pengujian Realibilitas ... 102
3.2.7.3 Hasil Pengujian Tingkat Kesukaran ... 103
3.2.7.4 Hasil Pengujian Daya Pembeda... 105
3.2.8 Teknik Analisis Data ... 107
3.2.8.1 Analisis Indeks Gain... 107
3.2.8.2 Uji Normalitas Data ... 108
3.2.8.2 Uji Homogenitas Data ... 110
3.3.Hipotesis ... 111
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil penelitian ... 113
4.1.1. Profil SMK Negeri 1 Cimahi ... ... 113
4.1.1.1Sejarah singkat SMK Negeri 1 Cimahi ... 113
4.1.1.2Visi dan Misi SMK Negeri 1 Cimahi ... 115
4.1.2. Karakteristik Responden ... 116
4.1.2.1Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 116
4.1.2.2Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas ... 116
4.1.2.3Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 118
4.1.3. Tanggapan Responden Terhadap Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) ... 119
4.1.3.2Tanggapan Responden Terhadap Tatap Muka ... 121
4.1.3.3Tanggapan Responden Terhadap Komunikasi Antaranggota ... 124
4.1.3.4Tanggapan Responden Terhadap Tanggung Jawab Perseorangan... 126
4.1.3.5Tanggapan Responden Terhadap Evaluasi Proses Kelompok ... 129
4.2. Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik NHT ... 136
4.2.1. Pelaksanaan Penelitian ... ... 136
4.3. Gambaran Model Pembelajaran Kooperatif Teknik NHT ... 139
4.3.1. Gambaran Model Pembelajaran Teknik NHT Pertemuan Pertama ... ... 139
4.3.2. Gambaran Model Pembelajaran Teknik NHT Pertemuan Kedua... ... 144
4.3.3. Gambaran Model Pembelajaran Teknik NHT Pertemuan Ketiga... ... 149
4.4. Hasil Prestasi Belajar ... ... 155
4.4.1. Hasil Pretest pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 156
4.4.2. Hasil Posttest pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 159
4.4.3. Hasil Perbandingan Pretest dan Posttest ... 163
4.4.4. Gambaran Prestasi Belajar ... ... 167
4.5. Pengujian Hipotesis Pengaruh Model NHT Terhadap Prestasi Belajar... ... 169
4.6. Pembahasan dan Analisis ... ... 176
4.7. Implikasi Hasil Penelitian ... ... 182
4.7.1. Implikasi Hasil Penelitian Bersifat Teoritik ... ... 182
4.7.2. Implikasi Hasil Penelitian Bersifat Empirik... ... 184
4.7.3.Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Pendidikan Manajemen Bisnis ... ... 185
5.2Rekomendasi ... 189
DAFTAR PUSTAKA ... 191
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka
upaya mewujudkan tujuan nasional. Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Lembaga pendidikan di Indonesia dilaksanakan melalui jenjang
pendidikan yang beragam. Jenjang pendidikan tersebut dapat dibedakan menjadi
tiga tingkatan, yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan perguruan
tinggi. Salah satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah adalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan merupakan
salah satu bentuk lembaga pendidikan yang diharapkan dapat menciptakan siswa
yang berkualitas dan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki para siswanya
agar mampu bekerja pada bidang tertentu.
Perkembangan SMK saat ini tidak lagi mendapat citra buruk di
masyarakat sebagai lembaga pendidikan “kelas dua” setelah SMA, tetapi lebih
menjadi pilihan karena memiliki kualitas lulusan yang diakui memiliki beberapa
peluang kerja pada industri, karena terkait dengan satu sertifikasi yang dimiliki
oleh lulusannya melalui Uji Kemampuan Kompetensi, sehingga mereka
mempunyai peluang untuk langsung bekerja setelah lulus.
Salah satu SMK Negeri di kota Cimahi yaitu SMK Negeri 1 Cimahi,
merupakan salah satu SMK yang diharapkan mampu menyiapkan peserta
didiknya untuk dapat langsung beradaptasi dalam dunia kerja. Kemampuan
beradaptasi ini salah-satunya diperoleh dari suatu kegiatan belajar, karena belajar
merupakan salah satu faktor yang penting dalam sistem pendidikan, dengan
melalui proses tersebut tujuan pendidikan dapat tercapai dalam bentuk perubahan
perilaku siswa. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar adalah
pendidik serta peserta didik yang berinteraksi edukatif antara satu sama lain. Isi
dari kegiatan tersebut adalah bahan (materi) belajar yang bersumber dari
kurikulum.
Kurikulum yang diterapkan SMK saat ini adalah KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan). Pada KTSP ini terdapat 3 kelompok mata pelajaran
untuk SMK yaitu adaptif, normatif dan produktif dimana di dalamnya terdapat
standar kompetensi dan mata pelajaran yang dijadikan dasar dalam proses
pembelajaran di kelas. Di bawah ini adalah daftar kelompok pembelajaran di
SMKN 1 Cimahi.
TABEL 1.1
KELOMPOK MATA PELAJARAN SMKN 1 CIMAHI TAHUN AJARAN 2011/2012
No Kelompok Pembelajaran
Adaptif Normatif Produktif
1. Matematika Pendidikan Agama Teknik Instalasi Tenaga Listrik
No Kelompok Pembelajaran
Adaptif Normatif Produktif
Kewarganegaraan & Sejarah
Udara
3. IPA Bahasa Indonesia Teknik Elektronika Industri
4. KKPI Pendidikan Jasmani &
Olahraga Teknik Transmisi
5. Kewirausahaan BK/BP Kontrol Proses
6. Fisika Seni & Budaya Kontrol Mekanik
7. IPS Teknik Komputer Jaringan 8. Bahasa Jepang Rekayasa Perangkat
Lunak
9. Kimia Teknik Produksi dan Penyiaran Program Pertelevisian Sumber : SMKN 1 Cimahi
Salah satu mata pelajaran adaptif yang ada pada SMKN 1 Cimahi adalah
mata pelajaran kewirausahaan yang bertujuan agar pencapaian kompetensi siswa
sesuai dengan tuntutan dunia usaha atau dunia industri dalam menyelesaikan
tugas-tugas kerjanya di dunia usaha.
Mata pelajaran kewirausahaan di kelas XI Jurusan Teknik Komputer dan
Jaringan SMKN 1 Cimahi mengalami masalah dalam hal prestasi belajar yang
masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu
75. Hal ini dapat terlihat pada tabel 1.2 di bawah ini:
TABEL 1.2
DAFTAR NILAI UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) SEMESTER GENAP TAHUN 2011/2012 KELAS XI TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN No
Teknik Komputer dan Jaringan A
Teknik Komputer dan Jaringan B
Nama Siswa UAS Nama Siswa UAS
No
Teknik Komputer dan Jaringan A
Teknik Komputer dan Jaringan B
Nama Siswa UAS Nama Siswa UAS
6 Faishal A.S 64 Dwita Septi 80 7 Fenda Utama 76 Dylan Wijaya 78 8 Furqon A 54 Fajar Supriadi 66 9 Hadiyan N 72 Ikri Hasan Bisri 80 10 Hanny Ranny S 74 Ghani Aziz 74 11 Ilham Arun F 54 Hardiyan Ichsan G 76 12 Iqbal Ilman F 68 Husni Rofiq M 80 13 Lutfi Pratama Y 76 Ilham Pazaeza S 74 14 Mauliawan P 76 Imas Nurzanah 68 15 Mila Nursiva 78 Kristian Imanuel 80 16 Moch. Fadly R 70 M. Ammar F.R 78 17 Muhamad Dwi A 66 Mochamad Irvan P 70 18 Muhamad Iqbal 68 Mohamad Ikbal 80 19 Muhamad Rezi F 70 Mohammad Iqbal 76 20 Muhammad Fakhri 78 Muhamad Kresna 78 21 Nia Dwi 76 Muhamad Lukman 74 22 Rahmat Nugraha 86 Muhamad Mustofa 80 23 Regi Saputra 62 M. Axel Fairuz A 78 24 Regina F 60 Novy Aryanti W 80 25 Reysa Agrianza 76 Nurti Rangga W.P 80 26 Reza Arif 68 Priyangga Eka S 80 27 Rizki Nugraha H 64 Risa Ayu Cahyani 80 28 Sandy Prasetya 54 Shofari Bagus 74 29 Subiyantoro 78 Siti Toyyibah 78 30 Sunu Hutomo M. 76 Stevanus C 80 31 Zaki Abdul H.P 76 Teza Rahmatiana 78 32 Zulfa Kamila 76 Zhara Destira 78
Rata-rata 70,12 Rata-rata 76,00
Sumber: Rekapitulasi Nilai UAS Semester Genap Tahun 2011/2012
Berdasarkan data rekapitulasi nilai rata-rata Ujian Akhir Semester (UAS)
semester genap Tahun 2011/2012, salah satu dari kelas tersebut prestasi
belajarnya masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal
tersebut dapat dilihat pada hasil pencapaian KKM prestasi belajar siswa Kelas XI
Teknik Komputer dan Jaringan A dan Teknik Komputer dan Jaringan B SMKN 1
TABEL 1.3
HASIL PENCAPAIAN KKM PADA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN 2011/2012 SISWA KELAS XI TEKNIK KOMPUTER DAN
JARINGAN No Rentang Nilai
KKM
Teknik Komputer dan Jaringan A
Teknik Komputer dan Jaringan B
Rata-rata Nilai
1. Lebih dari 75 40,6% (13 orang)
62,5 %
(20 orang) 70,12 2. Kurang dari 75 59,4%
(19 orang)
37,5 %
(10 orang) 76,00
Jumlah 100%
(32 orang)
100% (32 orang)
KKM Ideal 75
Sumber: Rekapitulasi Nilai UAS Mata Pelajaran Kewirausahaan Semester GenapTahun 2011/2012
Tabel 1.3 menunjukkan hasil pencapaian yang diraih oleh siswa pada saat
ujian akhir semester untuk mata pelajaran kewirausahaan. Salah satu dari kedua
kelas tersebut pencapaian KKMnya bermasalah karena kurang dari standar yang
sudah ditetapkan. Kelas yang memiliki pencapaian KKM terendah berada di kelas
XI TKJA dengan persentase 59,4% siswa yang tidak tuntas, sedangkan kelas yang
memiliki pencapaian KKM yang lebih baik yaitu pada kelas XI TKJB dengan
persentase 37,5% siswa yang tidak tuntas, dengan demikian rendahnya nilai
pencapaian siswa dalam hasil ujian akhir semester genap menjadi salah satu
indikasi adanya masalah dalam prestasi belajar, terutama pada kelas XI TKJA
yang memiliki jumlah siswa terbanyak yang nilainya belum mencapai KKM
dibanding kelas XI TKJB. Berikut rincian data sebaran nilai UAS siswa kelas XI
TKJA .
TABEL 1.4
RINCIAN SEBARAN NILAI UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN 2011/2012 MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN
SISWA KELAS XI TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN A No Rentang Nilai Frekuensi (orang) Presentase (%)
1. 85-100 1 orang 3,1%
No Rentang Nilai Frekuensi (orang) Presentase (%)
3. 65-74 11 orang 34,4%
4. 55-64 5 orang 15,6%
5. 54 kebawah 3 orang 9,4%
Jumlah 32 orang 100%
Sumber: Rekapitulasi Nilai UAS Semester Tahun 2011/2012
Data tersebut menunjukan prestasi belajar siswa kelas XI Teknik
Komputer dan Jaringan A pada semester genap belum mencapai nilai KKM yang
maksimal. Dari 32 peserta didik, 13 orang yang lulus melewati batas KKM, 11
orang atau 34,4% berada pada nilai yang hampir mendekati batas KKM, dan 8
orang atau 25% jauh dari KKM yang diharapkan, dengan demikian sebanyak
59,4% peserta didik masih dibawah rata-rata KKM yang ditentukan. Oleh karena
itu prestasi belajar sangat perlu untuk dikaji. Menurut Muhbbin Syah (2008:141)
“Prestasi belajar digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses
belajar mengajar atau untuk menetukan taraf keberhasilan sebuah program
pengajaran”
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dilihat adanya masalah pada
proses belajar mengajar yang ditunjukkan pada prestasi belajar Siswa Kelas XI
Teknik Komputer dan Jaringan A (TKJA) di SMKN 1 Cimahi yang belum
mencapai KKM. Untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab penurunan
prestasi belajar siswa, perlu dilakukan identifikasi mengenai faktor–faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu
faktor intern dan faktor ekstern. “Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern yaitu faktor yang ada
Faktor intern terdiri dari faktor jasmaniah, faktor psikologis dan
kelelahan. Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor
psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, kematangan, dan
kesiapan. Faktor kelelahan meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
Sedangkan faktor ekstern terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor
masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara
anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Faktor
sekolah meliputi guru, model pembelajaran, kurikulum, relasi guru dengan peserta
didik, hubungan peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, standar
pengajaran, keadaan gedung, dan tugas rumah. Faktor masyarakat meliputi
kegiatan peserta didik dalam belajar, mass media, teman bergaul dan bentuk
kehidupan masyarakat.
Berdasarkan beberapa faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar
tersebut salah satu faktor yang sangat penting adalah faktor sekolah yaitu guru.
Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sujana (2004:42) “bahwa 76,6% hasil
belajar siswa dipengaruhi kontribusi guru”. Peran guru dalam mempengaruhi
prestasi belajar siswa tidak terlepas dari kinerja guru tersebut. Kinerja guru dapat
dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus
dimiliki oleh setiap guru. Undang- Undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen pasal 10 ayat 1 menyebutkan “kompetensi guru meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi
Kompetensi kepribadian merupakan karakteristik pribadi yang harus
dimiliki oleh guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berahlak mulia.
Kompetensi sosial harus dimiliki seorang guru sebagai suritauladan
dalam kehidupan sehari-hari. Guru yang merupakan mahluk sosial, yang dalam
kehidupannya tidak terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya,
oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai,
terutama dalam kaitannya dengan pendidikan, yang tidak terbatas pada
pembelajaran di sekolah tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung
di masyarakat.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan medalam yang memungkinkan membimbingkan
peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar
Nasional Pedidikan.
Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh
guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi, Pertama yang
harus dimiliki adalah pemahaman terhadap peserta didik. Sedikitnya terdapat
empat hal yang harus dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu tingkat
kecerdasan, kreativitas, cacat fisik dan perkembangan kognitif.
Kedua, yaitu perencanaan pembelajaran mencakup kompetensi dasar,
materi standar, model pembelajaran, media dan sumber belajar, waktu belajar dan
pedagogis yang harus dimilik oleh seorang guru, yang akan bermuara pada
pelaksanaan pembelajaran.
Ketiga, yaitu pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti
penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya
1. Pengelolaan Kelas merupakan kemampuan menciptakan suasana
kondusif di kelas guna mewujudkan proses pembelajaran yang
menyenangkan adalah tuntutan bagi seorang guru dalam pengelolaan
kelas.
2. Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (materi pembelajaran), merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong
proses pembelajaran seperti cetak, media audio, media audio visual dll.
Sedangkan yang dimaksud dengan sumber belajar seperti buku
pedoman dan literatur lainya.
3. Penggunaan model pembelajaran sangat penting dalam pelakasanaan
proses pembelajaran. Model pembelajaran merupakan acuan atau
petunjuk sebagai rencana yang digunakan pengajar yang digunakan
dalam aktifitas belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu.
Keempat, yaitu evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui
perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik. Kelima, yaitu
pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara,
antara lain melalui ekstra kurikuler, pengayaan dan remedial serta bimbingan dan
Semua aspek tersebut harus dimiliki dan mampu dilaksanakan oleh
seorang guru. Pendidikan selama ini lebih berorientasi pada guru dimana hampir
seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan oleh guru. Guru sebagai ujung
tombak dalam pencapaian tujuan pendidikan perlu memilih model pembelajaran
yang efektif dan efisien serta inovatif agar pembelajaran menjadi menyenangkan
dan menarik. Proses pembelajaran yang menyenangkan dan menarik tersebut
merupakan titik awal keberhasilan pembelajaran yang muaranya akan
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa, sehingga siswa senang mengikuti
proses pembelajaran dan melaksanakan tugas sebaik mungkin dari guru yang
bersangkutan. Oleh karena itu, guru perlu menerapkan model pembelajaran yang
tepat agar siswa lebih aktif, kreatif, efektif dan efisien dalam belajar. Salah
satunya adalah pemilihan dan pemahaman model pembelajaran.
Model pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam proses
pembelajaran. Model pembelajaran merupakan acuan atau petunjuk sebagai
rencana yang digunakan pengajar yang digunakan dalam aktifitas belajar
mengajar untuk mencapai tujuan tertentu. Model pembelajaran merupakan kunci
dari keberhasilan mengajar guru di kelas. Sudah banyak model pembelajaran yang
telah ada dan diterapkan. Secara garis besar model pembelajaran dapat
digolongkan menjadi beberapa jenis, menurut Anita lie (2010:12) “model
pembelajaran, yaitu pembelajaran individual (individualistic learning),
pembelajaran kompetitif (competitive learning) dan pembelajaran kooperatif
Salah satu jenis model pembelajaran yang dinilai akomodatif dapat
meningkatkan prestasi belajar adalah model pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran kooperatif dapat dijadikan alternatif yang baik dalam proses belajar
mengajar, hal ini sesuai dengan pendapat Slavin (2009:4) ada beberapa alasan
mengapa pembelajaran kooperatif digunakan:
1. Meningkatkan pencapaiaan prestasi siswa 2. Mengembangkan hubungan antar kelompok
3. Penerimaan terhadap teman yang lemah secara akademik 4. Meningkatkan rasa harga diri
Berdasarkan pernyataan tersebut model pembelajaran kooperatif
mampu dijadikan sebagai alternatif cara untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa. Model pembelajaran kooperatif ini mempunyai beberapa teknik
diantaranya adalah Student Teams Achievement Division (STAD), Numbered
Heads Togeteher (NHT), Teams Games Tournament (TGT), Jigsaw,
Team-Assisted Individualization (TAI), Cooperative Intergerated Reading And
Composition (CIRC) dan Group Investigation (GI).
Salah satu teknik dari model pembelajaran kooperatif yaitu teknik
Numbered Heads Together (NHT). Numbered Heads Together merupakan suatu
model pembelajaran yang dikembangkan oleh Kagan untuk melibatkan banyak
siswa dalam memperoleh materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik NHT siswa tidak
hanya sekedar paham konsep yang diberikan, tetapi juga memiliki kemampuan
untuk bersosialisasi dengan teman-temanya, belajar mengemukakan pendapat dan
dapat menguasai konsep tersebut, siswa dapat saling berbagi ilmu dan informasi,
susasana kelas yang rileks dan menyenangkan serta tidak terdapatnya siswa yang
mendominasi dalam kegiatan pembelajaran karena semua siswa memiliki peluang
yang sama untuk tampil menjawab pertanyaan. Sejalan dengan hal tersebut, Isjoni
(2011:78) juga mengungkapkan bahwa “dalam model pembelajaran Numbered
Heads Together setiap anak mendapatkan nomor tertentu dan setiap nomor
mendapatkan kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuan mereka
dalam menguasai materi”. Sehingga teknik ini memberi kesempatan lebih banyak
kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan pertimbangan jawaban yang
paling tepat. Ibrahim et all (2000:25) juga mengungkapkan bahwa “penggunaan
model pembelajaran kooperatif NHT dapat meningkatkan penguasaan isi
akademik dan ada pula struktur yang tujuannya untuk mengajarkan keterampilan
social”.
Berdasarkan uraian tersebut untuk mengetahui keefektifan model
pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together (NHT) maka perlu
dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan”.
1.2.Identifikasi Masalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu instrumen
pembangunan dalam menyiapkan tenaga kerja, diharapkan mampu mengantisipasi
perubahan yang terjadi pada dunia kerja. Salah satu SMKN di Kota Cimahi adalah
Prestasi belajar siswa secara tidak langsung dapat menunjukan kualitas dari siswa
tersebut. Banyak hal yang menjadi faktor dalam masalah prestasi belajar yang
dialami oleh siswa diantaranya adalah model pembelajaran yang biasa digunakan
dalam proses belajar mengajar kurang melibatkan siswa untuk menciptakan
kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan dan aktif yang akan
mempengaruhi juga pada motivasi belajar siswa. Salah satu elemen yang mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa adalah guru. Oleh karena itu, guru harus
mengetahui berbagai alternatif dalam membuat suasana kelas menjadi lebih
berkualitas. Salah satu cara yaitu dengan menambah pengetahuan tentang
berbagai model pembelajaran yang dapat menunjang prestasi belajar siswa. Salah
satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif dengan teknik Numbered
Heads Together (NHT).
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka yang menjadi
masalah penelitian ini diidentifikasi masalah ke dalam tema sentral sebagai
berikut.
1.3.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah, maka
dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran model pembelajaran kooperatif teknik Numbered
Heads Together (NHT) pada mata pelajaran Kewirausahaan Kelas XI
Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1 Cimahi?
2. Bagaimana gambaran prestasi belajar pada mata pelajaran
Kewirausahaan Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1
Cimahi?
3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik Numbered
Heads Together (NHT) terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran
Kewirausahaan Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1
Cimahi?
1.4.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk
memperoleh hasil temuan mengenai:
1. Memperoleh gambaran model pembelajaran kooperatif teknik Numbered
Head Together (NHT) pada mata pelajaran kewirausaaan Kelas XI
Teknik Komputer dan Jaringan SMKN1 Cimahi.
2. Memperoleh gambaran prestasi belajar pada mata pelajaran
Kewirausahaan Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif
teknik Numbered Heads Together (NHT) terhadap prestasi belajar pada
mata pelajaran Kewirausahaan Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan
SMKN 1 Cimahi.
1.5.Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperkaya khasanah
pengetahuan dan dijadikan sebagai salah satu bahan kajian guna
menambah wawasan serta kajian lebih lanjut bagi peneliti lainnya
mengenai hal yang sama lebih mendalam.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Instansi
Memberikan masukan atau saran dalam upaya mengembangkan suatu
proses pembelajaran yang mampu meningkatkan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Negeri 1 Cimahi.
b.Bagi Guru
- Menambah wawasan untuk menggunakan model pembelajaran dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
- Memberi solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran terutama
dalam mata pelajaran kewirausahaan.
c. Bagi Siswa
- Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
kewirausahaan.
d.Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan pemahaman penulis, khususnya mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan model pembelajaran dan prestasi belajar siswa.
Kemudian sebagai bahan pertimbangan dan masukan atau referensi
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Variabel bebas atau independent variabel pada penelitian ini adalah
model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together (NHT).
Kemudian yang menjadi variabel terikat atau dependent variabel adalah prestasi
belajar yang terdiri dari nilai siswa.
Objek penelitian di SMKN 1 Cimahi, yaitu mengenai persepsi penerapan
model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together (NHT) dan
prestasi belajar. Sedangkan responden yang akan menjadi bahan penelitian adalah
kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan A dan XI Teknik Komputer dan Jaringan
B pada mata pelajaran kewirausahaan di SMKN 1 Cimahi. Penelitian ini
dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun maka pendekatan yang
digunakan menurut Husein Umar (2008:45) adalah pendekatan cross sectional,
yaitu “Metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu
tertentu atau tidak berkesinambugan dalam jangka waktu panjang”. Berdasarkan
objek penelitian tersebut, maka akan dianalisis mengenai pengaruh model
pembelajaran koopetarif teknik Numbered Heads Together (NHT) untuk
meningkatkan prestasi belajar kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1
3.2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen.” Penelitian
eksperimen diartikan sebagai pendekatan penelitian kuantitatitf yang paling
penuh, artinya memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab
akibat. “Penelitian eksperimen merupakan pendekatan penelitian cukup khas.
Kekhasan tersebut diperlihatkan oleh dua hal, pertama penelitian eksperimen
menguji secara langsung pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain, kedua
menguji hipotesis hubungan sebab akibat” (Syaodih, 2006:194).
Metode penelitian eksperimen digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali”. (Sugiyono
2010:107). Penelitian eksperimen memiliki 3 jenis yang masing-masing memiliki
kekhasan, yakni pre-eksperimen,quasi-eksperimen dan true-eksperimen. Berikut
perbedaan dari ketiga jenis penelitian eksperimen:
TABEL 3.1
JENIS-JENIS PENELITIAN EKSPERIMEN
No Pre eksperimen Quasi eksperimen True eksperimen
1. Hanya 1 kelas (kelas eksperimen)
Ada dua kelas (kelas kontrol dan kelas
eksperimen)
Ada dua kelas (kelas kontrol dan kelas
eksperimen)
2. Sampel dipilih secara random
Sampel tidak dipilih secara random
Sampel dipilih secara random
3.
Hanya pretest atau postes saja yang
diberikan
Dilakukan pretes dan postes
Dilakukan pretes dan postes
4. Tidak diberikan evaluasi tes
Diberikan evaluasi tes saat awal dan akhir model
pembelajaran
Pemberian evaluasi tes diberikan secara berkala
Sumber : Muhibbin Syah (2006:79)
Tabel 3.1 tersebut merupakan bukti dari penelitian yang diteliti adalah
dan kelas eksperimen, sampel tidak dipilih secara random, dilakukannya pretes
dan postes serta diberikannya evaluasi tes saat awal dan akhir penerapan model
pembelajaran di kedua kelas. Agar mendapatkan hasil yang berbeda antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol.
Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti pengaruh dari model
pembelajaran kooperatif teknik NHT terhadap prestasi belajar siswa. Alasan
peneliti memilih metode ini adalah karena peneliti ingin mengetahui apakah ada
perbedaan antara prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif teknik NHT dengan prestasi belajar siswa yang tidak menggunakan
model pembelajaran kooperatif teknik NHT pada mata pelajaran Kewirausahaan
di kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 1 Cimahi. Model
pembelajaran kooperatif khususnya Teknik Numbered Heads Together belum
pernah digunakan guru mata pelajaran Kewirausahaan di sekolah tersebut,
sehingga untuk mengetahuinya peneliti harus menggunakan metode penelitian
eksperimen.
3.2.1. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperimen dengan non-equivalent control group design. Menurut Sugiyono
(2010:116) “Non-equivalent control group design hampir sama dengan
pretest-post test control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random”. Desain ini dapat
O 1 X O 2
O 3 O 4
[image:31.595.111.515.136.525.2](Sugiyono 2010 :116)
GAMBAR 3.1 DESAIN PENELITIAN
Keterangan:
O1 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen `
O2 : Tes awal (sesudah perlakuan) pada kelompok eksperimen
O3 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol
O4 : Tes awal (sesudah perlakuan) pada kelompok kontrol
X : Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik NHT(treatment)
Berdasarkan desain tersebut, penelitian quasi Eksperimen ini melibatkan
dua kelompok peserta didik, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kedua kelompok tersebut sama-sama diberikan pretest dan posttest, tetapi diberi
perlakuan yang berbda. Kelas eksperimen diberikan model pembelajran
kooperatif teknik Numbered Heads Together , sedangkan kelas kontrol tidak
diberikan model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together.
3.2.2. Operasionalisasi Variabel
Variabel dapat diartikan sebagai sesuatu yang dijadikan objek penelitian
sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Suharsimi Arikunto (2009:96), mengatakan bahwa "Variabel adalah objek
penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian". Sedangkan
menurut Kerlinger dalam Sugiyono (2009:38) “Variabel adalah konstruk
(constructs) atau sifat yang akan dipelajari”.
Secara lengkap operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat
TABEL 3.2 OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel/ Sub Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris No Item
Indikator Ukuran Skala
Numbered Heads Together (NHT) Variabel (X) Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Numbered Heads Together (NHT) merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk melibatkan banyak siswa dalam
memperoleh materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran Ibrahim (2000:28) Ketergantun-gan positif Tingkat kemampuan guru dalam mengelompokkan siswa berdasarkan prestasi
Ordinal 1.
Tingkat kemampuan guru dalam mengkondisikan kekompakkan kelompok
pembelajaran
Ordinal 2.
Tingkat kemampuan guru dalam mengarahkan
kerjasama kelompok pembelajaran
Ordinal 3.
Tatap Muka Tingkat kemampuan peran guru membantu
pelaksanaan diskusi kelompok
Ordinal 4.
Tingkat kemampuan guru memotivasi setiap
siswa agar turut aktif dalam diskusi kelompok
Ordinal 5.
Tingkat kemampuan guru berinteraksi dengan
siswa pada saat diskusi
Variabel/ Sub Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris No Item
Indikator Ukuran Skala
kelompok
Tingkat kemampuan guru dalam mengarahkan
siswa untuk mengemukakan pendapat
Ordinal 7.
Komunikasi antar anggota
Tingkat kemampuan guru mengarahkan anggota kelompok cara
berkomunikasi dalam diskusi
Ordinal 8.
Tingkat kemampuan guru dalam membangkitkan komunikasi anggota kelompok saat diskusi
Ordinal 9.
Tingkat kemampuan guru mengarahkan setiap anggota kelompok dalam menghargai pendapat
dari kelompok lain
Ordinal 10.
Tanggung jawab perseorangan
Tingkat kemampuan guru dalam memberikan
tanggung jawab kepada setiap anggota kelompok
terhadap anggota kelompok lain
Ordinal 11.
Tingkat tingkat kemampuan guru dalam
mengarahkan tanggung jawab kepada setiap anggota kelompok sesuai
dengan pembagian tugas yang ditentukan
Ordinal 12.
Tingkat kemampuan guru mendorong setiap anggota kelompok untuk
berpartisipasi pada saat diskusi kelompok
Variabel/ Sub Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris No Item
Indikator Ukuran Skala
Evaluasi proses
Tingkat kemampuan guru memberika tugas kelompok berdasarkan
tingkat kesukaran
Ordinal 14.
Tingkat kemampuan guru memberika tugas kelompok sesuai dengan
materi pembelajaran
Ordinal 15.
Tingkat kemampuan guru memberika tugas kelompok sesuai waktu
yang dijadwalkan
Ordinal 16.
Tingkat kemampuan guru dalam memberikan nilai mempengaruhi motivasi
siswa
Ordinal 17.
Tingkat kemamppuan guru dalam memberikan nilai mempengaruhi rasa
percaya diri siswa
Ordinal 18.
Prestasi belajar Variabel (Y)
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh
guru”
Tu’u (2004:75
Nilai Angka yang diperoleh siswa setelah selesai
pembelajaran
Rasio
3.2.3. Jenis dan Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan
tentang data. Berdasarkan sumbernya data dibedakan menjadi dua, yaitu data
primer dan data sekunder. Menurut Husein Umar (2003:64), “Data primer adalah
data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku
langsung atau yang terlibat langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan
data tertentu.” dengan kata lain data primer diperoleh secara langsung. Data
sekunder menurut Husein Umar (2003:84), “Data yang diperoleh dari pihak lain
atau hasil penelitian pihak lain atau data yang sudah tersedia sebelumnya yang
diperoleh dari pihak lain yang berasal dari buku-buku, literatur, artikel dan jurnal
ilmiah. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data
sekunder. Berdasarkan hal tersebut, maka sumber data yang diperoleh untuk
[image:35.595.116.510.227.715.2]menunjang penelitian ini terdapat pada Tabel 3.3
TABEL 3.3
JENIS DAN SUMBER DATA
Sumber: Hasil Pengolahan data 2013
No Data Jenis Data
1. Kelompok Mata Pelajaran SMKN 1 Cimahi Sekunder
2. Daftar Nilai Ujian Ujian Akhir Semester (UAS) Genap
Tahun 2011/2012 Sekunder
3. Hasil Pencapaian KKM Pada Ujian Akhir Semester
Genap Tahun2011/2013 Siswa Kelas XI TKJ A dan B Sekunder
4. Rincian Sebaran Nilai Ujian Akhir Semester Mata
Pelajaran Kewirausahaan Siswa Kelas XI TKJA Sekunder
5. Profil SMK Negeri 1 Cimahi Sekunder
6. Penerapan model pembelajaran kooperatif numbered
heads together Primer
7. Data prestasi belajar siswa setelah penerapan model
3.2.4. Populasi, Sampel dan Teknik Sampel 3.2.4.1. Populasi
Penelitian yang dilakukan selalu berkaitan dengan kegiatan
mengumpulkan dan menganalisa suatu data, menentukan populasi merupakan
langkah yang penting. Menurut Suharsimi Arikunto (2008:130) “Populasi adalah
kumpulan elemen yang mempunyai karakteristik tertentu yang sama dan
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.”
Sedangkan menurut Sugiyono (2009:115) pengertian populasi adalah “Wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya”.
Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas
mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi
sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi
apabila dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut
etika penelitian kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang
telah ditentukan. Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka yang menjadi
populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan
A sebanyak 32 siswa dan XI Teknik Komputer dan Jaringan B Sebanyak 32
siswa. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah 64 siswa.
3.2.4.2. Sampel
Mendapatkan data merupakan sesuatu yang paling utama dalam proses
ditentukan populasi dari obyek yang akan diteliti. Langkah selanjutnya ialah
mencari sampel yang bertujuan memudahkan dalam meneliti obyek penelitian.
Menurut Sugiyono (2010:118), yang dimaksud dengan sampel adalah “Bagian
dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu”. Dalam penelitian
ini akan diambil jumlah sampel sesuai dengan jumlah populasinya. Maka metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian populasi atau sensus karena
mengambil sampel dari seluruh populasi atau dinamakan sampling jenuh.
Sampling jenuh menurut Sugiyono, (2010:124).
Sampling jenuh adalah teknik pengumpulan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lainnya adalah sampel jenuh atau sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
Berdasarkan pendapat di atas, siswa XI Teknik Komputer dan Jaringan A
dan XI Teknik Komputer dan Jaringan B sebanyak 64 maka sampel yang diambil
adalah seluruh jumlah populasi. Dalam hal ini siswa kelas XI Teknik Komputer
dan Jaringan A menjadi kelas eksperimen sebayak 32 siswa dan XI Teknik
Komputer dan Jaringan B menjadi kelas kontrol sebanyak 32 siswa.
3.2.4.3. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat
diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Sugiyono (2009:116)
mengemukakan bahwa “Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel
untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian sehingga dapat
Terdapat dua jenis sampel yaitu sampel probability dan nonprobability.
Sempel probability merupakan sempel dimana setiap elemen atau anggota
populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel sedangkan
sampel nonprobability kebalikan dari probability dimana setiap elemen atau
populasi tidak memiliki peluang yang sama dan pemilihan sampel bersifat
objektif.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
penelitian populasi atau sensus karena mengambil sampel dari seluruh populasi
atau dinamakan sampling jenuh. Sampling jenuh menurut Sugiyono. (2010:124)
Sampling jenuh adalah teknik pengumpulan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lainnya adalah sampel jenuh atau sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
3.2.5. Prosedur Penelitian
Prosedur yang akan dilakukan pada penelitian ini terdiri dari beberapa
tahapan, berikut ini adalah proses tahapan yang dilakukan:
1. Tahap Perencanaan
a. Telaah mata pelajaran kewirausahaan Kelas XI
b. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian sebagai tempat terjadinya fenomena di lapangan
c. Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.
d. Observasi awal, meliputi pengamatan langsung pembelajaran di kelas, wawancara dengan guru dan siswa, dilakukan untuk mengetahui kondisi kelas, kondisi siswa dan pembelajaran yang biasa dilaksanakan.
e. Perumusan masalah penelitian
g. Telaah kurikulum Kewirausahaan SMK dan penentuan materi pembelajaran yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai agar pembelajaran yang diterapkan dapat memperoleh hasil akhir sesuai dengan kompetensi dasar yang dijabarkan dalam kurikulum.
h. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan instrumen penelitian.
i. Men-judgment instrumen (tes) kepada dua orang dosen dan satu guru mata pelajaran kewirausahaan. Instrumen ini digunakan untuk tes awal dan tes akhir.
j. Merevisi/memperbaiki instrumen
k. Melakukan uji coba instrumen pada sampel yang memiliki karakteristik sama dengan sampel penelitian.
l. Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan realibilitas sehingga layak dipakai untuk tes awal dan tes akhir.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Penentuan sampel penelitian yang terdiri dari dua kelas. b. Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
c. Pelaksanaan tes awal bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol. d. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran pada kedua kelas.
Pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik NHT, sedangkan pada kelas kontrol tidak diterapkan model pembelajaran apapun.
e. Pelaksanaan tes akhir bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3. Tahap Akhir
a. Mengelola data hasil tes awal, tes akhir serta instrumen lainnya. b. Menguji hipotesis dan membahas temuan penelitian.
c. Menarik kesimpulan
Untuk lebih jelasnya, alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan
GAMBAR 3.2 ALUR PENELITIAN
Telaah Mata Pelajaran Kewirausahaan SMK
Observasi awal ke sekolah yang
akan dijadikan lokasi penelitian
Perumusan Masalah (Studi Pendahuluan)
Studi literature tentang model pembelajaran kooperatif Teknik
NHT
Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajarabn Pembelajaran
Pembuatan Instrumen Tes: Tes Kognitif materi resiko usaha
Judgement :
Uji validitas instrumen tes
Uji coba instrument tes:
Uji validitas, uji realibilitas, uji daya pembeda dan tingkat kesukaran
Penentuan Sampel
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Tes awal: tes materi resiko usaha
Kelas Eksperimen : Model pembelajaran kooperatif
teknik NHT
Kelas Kontrol: Tidak diterapkan model pembelajaran apapun
Kuisioner tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran kooperatif teknik NHT
PembahasaPembahasan
Uji hipotesis dan hasil temuan penelitian Pengolahan data
Perbaikan
Tes Akhir: tes materi: resiko usaha Pengolahan data
Pengolahan data
[image:40.595.102.563.85.755.2]3.2.6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses mengumpulkan data
yang diperlukan dalam penelitian dengan data yang terkumpul untuk menguji
hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan cara
kombinasi secara langsung atau tidak langsung. Dalam penelitian ini untuk
memperoleh data menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari
buku-buku, artikel, jurnal dan sumber-sumber dari internet yang ada hubungannya
dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan
variabel yang diteliti tentang model pembelajaran kooperatif teknik Numbered
Heads Together (NHT) dan prestasi belajar.
2. Studi Lapangan , yaitu pengamatan dan peninjauan langsung terhadap objek
yang sedang diteliti yaitu guru dan siswa kelas XI Teknik Komputer dan
Jaringan SMKN 1 Cimahi. Observasi dalam penelitian dimaksudkan untuk
mengetahui secara langsung aktivitas guru dan siswa serta menilai kinerja
siswa selama proses pembelajaran.
3. Wawancara, tidak tersruktur dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. (Sugiyono, 2010: 197). Wawancara dilakukan kepada
tim guru bidang studi Kewirausahaan SMKN 1 Cimahi berkaitan dengan
4. Instrumen penelitian dalam bentuk Tes
Menurut Mochtar Bukhori dalam Suharsimi Arikunto (2009:32), “Tes adalah
suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid”. Adapun
tahapan yang dilakukan adalah :
1) Tahap persiapan yang terdiri dari
a. Telaah mata pelajaran kewirausahaan Kelas XI
b. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian sebagai
tempat terjadinya fenomena di lapangan
c. Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak sekolah tempat
penelitian akan dilaksanakan.
d. Observasi awal, meliputi pengamatan langsung pembelajaran di kelas,
wawancara dengan guru dan siswa, dilakukan untuk mengetahui
kondisi kelas, kondisi siswa dan pembelajaran yang biasa
dilaksanakan.
e. Perumusan masalah penelitian
f. Studi literatur terhadap jurnal, buku, artikel dan laporan penelitian
mengenai model pembelajaran kooperatif teknik NHT.
g. Telaah kurikulum Kewirausahaan SMK dan penentuan materi
pembelajaran yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak
dicapai agar pembelajaran yang diterapkan dapat memperoleh hasil
akhir sesuai dengan kompetensi dasar yang dijabarkan dalam
kurikulum.
h. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan instrumen
penelitian.
i. Men-judgment instrumen (tes) kepada dua orang dosen dan satu guru
mata pelajaran kewirausahaan. Instrumen ini digunakan untuk tes awal
j. Merevisi/memperbaiki instrumen
k. Melakukan uji coba instrumen pada sampel yang memiliki
karakteristik sama dengan sampel penelitian.
l. Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas, tingkat
kesukaran, daya pembeda dan realibilitas sehingga layak dipakai untuk
tes awal dan tes akhir.
2)Tahap Pelaksanaan
a. Penentuan sampel penelitian yang terdiri dari dua kelas.
b. Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
c. Pelaksanaan tes awal bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol.
d. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran pada kedua kelas. Pada
kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran kooperatif teknik
NHT, sedangkan pada kelas kontrol tidak diterapkan model
pembelajaran apapun.
e. Pelaksanaan tes akhir bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3) Tahap akhir
a. Mengolah data hasil tes awal, tes akhir serta instrumen lainnya.
b. Menganalisis dan membahas temuan penelitian.
c. Menarik kesimpulan.
5. Instrumen dalam bentuk Lembar Observasi
Data observasi ini digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan model
pembelajaran . pengelolaan data yang dilakukan dengan cara mencari
prosentase keterlaksanaan model pembelajaran yang digunakan. Adapun
langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk mengolah data tersebut adalah
sebagai berikut:
a Menghitung jumlah jawaban yang observer isi pada format observasi
b Melakukan perhitungan presentase keterlaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
∑ ∑
c Hasilnya kemudian dikonsultasikan ke dalam kategori keterlaksanaan
[image:44.595.121.510.240.611.2]model pembelajaran sebagai berikut:
TABEL 3.4
KATEGORI KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN Presentase Keterlaksanaan(%) Interpretasi
0,0-24,5 Sangat Kurang 25,0-37,5 Kurang 37,6-62,5 Sedang
62,6-87,5 Baik
87,6-100 Sangat Baik Sumber: Hake (1998:64)
Presentase yang didapat kemudian dijadikan sebagai acuan terhadap
kelebihan dan kekurangan selama kegiatan pembelajaran berlangsung
agar guru dapat melakukan pembelajaran lebih baik dari pertemuan
sebelumnya.
6. Kuisioner
Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan
tertulis kepada responden yaitu peserta didik kelas eksperimen di SMKN 1
Cimahi. Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan beberapa pertanyaan
yang mencerminkan pengukuran indikator dan kemudian memilih alternatif
jawaban yang telah disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang
dianggap paling tepat. Langkah-langkah penyusunan kuesioner adalah
sebagai berikut:
b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis
instrumen yang digunakan dalam kuesioner merupakan instrumen yang
bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan
disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden
hanya memilih jawaban yang tersedia.
c. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada
penelitian ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai
dengan skala ordinal.
3.2.7. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Data mempunyai kedudukan paling tinggi karena data merupakan
penggambaran variabel yang diteliti, dan fungsinya sebagai pembentukan
hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil
penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya
instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua
persyaratan penting yaitu valid dan reliable, melalui uji validitas dan reliabilitas
sehingga didapat data yang baik dan benar untuk sebuah penelitian.
3.2.7.1. Hasil Pengujian Validitas Instrumen
Pengujian validitas instrument dilakukan untuk menjamin bahwa terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi
pada objek yang diteliti. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan dan kesahihan suatu instrument. Validitas merupakan instrumen yang
dapat mengukur kebenaran sesuatu yang diperlukan. Menurut Suharsimi Arikunto
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas yang rendah.
Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product
moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
∑
√{ 2 2} 2 ∑ 2
(Suharsimi Arikunto, 2009:170)
Keterangan:
r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor total
x = Jumlah skor dalam distribusi X
∑ = Jumlah skor dalam distribusi Y
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden
[image:46.595.115.512.234.675.2]Besarnya koefisien korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan
Tabel 3.5.
TABEL 3.5
INTERPRETASI NILAI r
Besarnya Nilai r Interpretasi
Antara 0.800 sampai dengan 1.00 Tinggi
Antara 0.600 sampai dengan 0.800 Cukup
Antara 0.400 sampai dengan 0.600 Agak Rendah
Antara 0.200 sampai dengan 0.400 Rendah
Antara 0.000 sampai dengan 0.200 Sangat Rendah
Sumber: Suharsimi Arikunto (2009: 245)
Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan
karena faktor kebetulan. Pengujian keberartian koefisien korelasi dilakukan
dengan taraf signifikasi. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut :
(Sugiyono, 2009:250)
Keputusan uji validitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika t hitung≥ t tabel
2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika t hitung < t tabel
Perhitungan validitas instrumen penelitian dilakukan dengan
menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Berdasarkan hasil
perhitungan dengan bantuan program Microsoft Excel 2007 diperoleh hasil dari 18
item yang ditanyakan dalam angket. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel
[image:47.595.116.516.197.743.2]3.6.
TABEL 3.6
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (X)
No Pernyataan thitung ttabel Ket.
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
1. Saling Ketergantungan Positif
1 Kemampuan guru dalam mengelompokkan siswa
berdasarkan prestasi 0,93 1,70
Tidak Valid
2 Kemampuan guru dalam mengkondisikan
kekompakkan kelompok pembelajaran 3,48 1,70 Valid
3 Kemampuan guru dalam mengarahkan kerjasama
kelompok pembelajaran 5,15 1,70 Valid
2. Tatap Muka
4 Kemampuan peran guru dalam membantu
pelaksanaan diskusi kelompok 3,35 1,70 Valid
5 Kemampuan guru memotivasi setiap siswa agar
turut aktif dalam diskusi kelompok 4,03 1,70 Valid
6 Kemampuan guru dalam berinteraksi dengan
siswa pada saat diskusi kelompok 3,20 1,70 Valid
7 Kemampuan guru dalam mengarahkan siswa
untuk mengemukakan pendapat 4,53 1,70 Valid r
n r t
No Pernyataan thitung ttabel Ket. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED
HEADS TOGETHER (NHT) 3. Komunikasi Antaranggota
8 Kemampuan guru mengarahkan anggota
kelompok cara berkomunikasi dalam diskusi 1,62 1,70
Tidak Valid
9 Kemampuan guru dalam membangkitkan
komunikasi setiap anggota kelompok saat diskusi 5,67 1,70 Valid
10
Kemampuan guru mengarahkan setiap anggota kelompok dalam menghargai pendapat dari kelompok lain
3,89 1,70 Valid
4. Tanggung Jawab Perseorangan
11
Kemampuan guru dalam memberikan tanggung jawab kepada setiap anggota kelompok terhadap anggota kelompok lain
3,90 1,70 Valid
12
Kemampuan guru dalam mengarahkan tanggung jawab kepada setiap anggota kelompok sesuai dengan pembagian tugas yang ditentukan
6,79 1,70 Valid
13
Kemampuan guru mendorong setiap anggota kelompok untuk berpartisipasi pada saat diskusi kelompok
6,54 1,70 Valid
5. Evaluasi Proses Kelompok
14 Kemampuan guru dalam memberika tugas
kelompok berdasarkan tingkat kesukaran 1,67 1,70
Tidak Valid
15 Kemampuan guru dalam memberikan tugas
kelompok sesuai dengan materi pembelajaran 3,47 1,70 Valid
16 Kemampuan guru dalam memberikan tugas
kelompok sesuai dengan waktu yang dijadwalkan 5,06 1,70 Valid