MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PADA SISWA
KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI INPRES
CIKAHURIPAN
KABUPATEN BANDUNG BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pedagogik
Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Rizka Dewi Nur Oktaviani 0902958
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI
PENDEKATAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
NEGERI INPRES CIKAHURIPAN KABUPATEN BANDUNG BARAT
Oleh
Rizka Dewi Nur Oktaviani
0902958
Sebuah skripsi yang diajukan untuk
Memenuhi salah satu syarat
Memperoleh gelar Sarjana pada
Fakultas Ilmu Pendidikan
© Rizka Dewi Nur Oktaviani 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindunggi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau
LEMBAR PENGESAHAN
Rizka Dewi Nur Oktaviani 0902958
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI INPRES CIKAHURIPAN KABUPATEN BANDUNG
BARAT
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. H. YahyaSudarya, M.Pd. NIP. 19521212 197501 1 001
Pembimbing II
Dra. Tatat Hartati, M.Ed., Ph.D NIP. 19530312 197903 2 002
Mengetahui, Ketua Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
CIKAHURIPAN
RIZKA DEWI NUR OKTAVIANI
Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr Setiabudhi No. 229 Bandung-Jawa Barat
e-mail: drizka83@yahoo.co.id
Abstract : INCREASING STUDENTS’ CAPABILITY IN WRITE POEM THROUGH
INVOIMENT APPROACH IN INPRES CIKAHURIPAN EMELENTARY SCHOOL.
The purpose of this class-action research are to improve the quality of learning process and to improve students’ ability in write some poem throught pendekatan lingkungan in learning
Indonesian language at Students’ of Class V-A SDN Inpres Cikahuripan Bandung. The
reasearch sujects were one teacher and 32 students which consisted of 14 male and 18 female. Furthermore, the instrumen was final test, sheet and teacher obsevation activities. Research finding for three cycles proved that there was improvement process toward students’ learning achivement. For teachers’ activities in cycles I, the average score was 2,04 categorized less, in cycle II the average score was 3,3 categorized good and in cycle III the average score was gained on 3,8 and categorized as verry good. Moreover, the improvement was also found on students’ write some poem in cycle I the class average score was 61, then in cycle II the average score was 74 and ini cycle III 80 was the average score. Hence, it is concluded that invoiment approachcan scientifically improve the quality of learning process and write some poem.
Abstrak: MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS V SDN INPRES CIKAHURIPAN. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah
perencanaan, pelaksanaan dan hasil menulis puisi melalui penerapan pendekatan lingkungan pada siswa kelas V sekolah dasar negeri inpres cikahuripan kabupaten Bandung barat. Subjek penelitian ini adalah satu orang guru dan 32 siswa terdiri dari 14 laki-laki dan 18 perempuan. Instrumen yang digunakan adalah lembar kerja siswa, angket, dan pengamatan aktivitas guru. Dari penelitian yang dilakukan dalam 3 siklus terjadi peningkatan pada aktivitas guru dan siswa. Untuk aktivitas guru pada siklus I diperoleh nilai 2,04 dengan kategori cukup, siklus II diperoleh nilai 3,3 dengan kategori baik, siklus III diperoleh nilai 3,8 dengan kategori sangat baik. Sedangkan nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 61, siklus II 74 dan siklus III 80. Disimpulkan bahwa pendekatan lingkungan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kemampuan siswa dalam menulis puisi.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 7
E. Hipotesis Tindakan... 8
F. Penjelasan Istilah ... 8
BAB II MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI INPRES CIKAHURIPAN KABUPATEN BANDUNG BARAT 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ………. 10
2. Keterampilan Menulis ... 12
a. Pengertian Menulis... 12
b. Fungsi dan Tujuan Menulis ... 13
c. Nilai dan Manfaat Menulis ... 16
d. Hakikat Pengajaran Menulis pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ... 17
e. Fungsi Pembelajaran Menulis pada Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ... 19
3. Apresiasi Sastra ... 19
b. Tujuan dan Manfaat Apresiasi ... 20
a. Pengertian Pendekatan Lingkungan ... 32
b. Langkah-langkah Pembelajaran Pendekatan Lingkungan ... 33
d. Prinsip-prinsip Pendekatan Lingkungan ... 36
c. Media Pembelajaran Lingkungan Sekitar ... 38
d. Langkah Pemanfaatan Media Lingkungan Sekitar ... 39
e. Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Belajar di Sekolah Dasar ... 40
f. Kelebihan dan Kekurangan Media Lingkungan Sekitar ... 40
A. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 44
1. Deskripis Data Awal Penelitian ... 60
a. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 61
b. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 61
c. Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 62
d. Analisis Data Observasi ... 63
e. Refleksi Pembelajaran Siklus I ... 68
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 77
a. Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 77
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 77
c. Analisis Data Observasi ... 78
d. Refleksi Pembelajaran Siklus II ... 81
4. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus III ... 89
a. Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 89
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 90
c. Analisis Data Observasi ... 91
d. Refleksi Pembelajaran Siklus III ... 94
B. Pembahasan ... 103
1. Hasil Pembelajaran Menulis Puisi Melalui Pendekatan Lingkungan. 103
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 106
B. Saran ... 107
DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Contoh Perangkat Pembelajaran ...
B. Instrumen Penelitian... C. Data Penelitian ...
D. Bukti Lain ...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang digunakan oleh bangsa
Indonesia, baik dalam komunikasi tulis maupun lisan, tertutama dalam situasi
formal. Disamping sebagai bahasa resmi, bahasa indonesia berfungsi pula sebagai
bahasa nasional yang mampu mendekatkan dan sekaligus mempersatukan
golongan etnis di Indonesia. Karena fungsinya tersebut, bangsa Indonesia dengan
berbagai etnisnya dapat berkomunikasi dengan lancar dalam kehidupan
sehari-hari dengan menggunakan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulisan.
Dalam komunikasi tulis diperlukan kemampuan-kemampuan tertentu yang
berbeda dengan komunikasi lisan. “Komunikasi lisan dan komunikasi tulis sangat
erat berhubungan karena sifat penggunaannya yang saling berkaitan dalam
bahasa. Terdapat sejumlah situasi yang sekaligus membutuhkan kedua-duanya,
dan situasi-situasi lainnya yang membutuhkan dua bahkan tiga jenis media.”
(Woolcott & Unwin dalam Tarigan, 1994). Salah satu contoh situasi yang
menggunakan komunikasi lisan dan tulis yaitu proses belajar mengajar di kelas.
Guru menyampaikan bahan pelajaran dengan menggunakan bahasa lisan untuk
menjelaskan bahan tersebut. Demikian pula ketika siswa bertanya kepada guru
kemudian dia menuliskan jawaban guru. Dengan demikian, dalam satu situasi
menggunakan bahasa lisan sekaligus bahasa tulis.Pendidikan merupakan salah
satu kunci bagi seseorang dalam mencapai kehidupan yang sukses.
Pendidikan bukan sekadar proses membekali siswa dengan ilmu
pengetahuan tetapi juga membekali siswa dengan budi pekerti yang luhur. Penyelenggaraan pendidikan dimaksudkan untuk mendidik siswa menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,
berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta
intelektualitas tinggi namun tidak didukung dengan moralitas yang luhur akan
membawa orang tersebut menjadi pribadi yang tidak mengaplikasikan nilai-nilai
kemanusiaan dalam hidupnya. Oleh karenanya, antara pendidikan dan moralitas
diperlukan kesinambungan dan hubungan yang sinergis agar tercapailah sebuah
kehidupan yang harmonis.
Hal inilah yang mendorong diberikannya pembelajaran sastra dari mulai
jenjang sekolah dasar. Pembelajaran sastra dapat memberikan pencerahan batin
kepada siswa. Melalui pembelajaran sastra siswa dapat merasakan dan seakan
mengalami berbagai peristiwa yang dibuat pengarang dalam sebuah karya sastra.
Dengan merasakan dan seakan mengalami berbagai peristiwa yang sarat
dengan nilai-nilai moral yang terdapat dalam sebuah karya sastra, siswa akan kaya
akan nilai-nilai kehidupan. Nilai-nilai kehidupan ini pada akhirnya akan
meningkatkan kepekaan perasaan siswa terhadap kehidupan di sekitarnya
sehingga membentuk pribadi yang berbudi perkerti luhur.
Salah satu bentuk karya sastra adalah puisi. Puisi adalah bentuk karya
sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan
disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan
pengkonsentrasian struktur fisik dan srtuktur batin (Waluyo, 1991). Jadi, di dalam
sebuah puisi, penyair mencurahkan segala perasaan dan pikirannya atau kalau
dalam istilah Pradopo Pengkajian Puisi, disebut dengan pengalaman jiwa.
Pikiran dan perasaan itu diramu dengan memanfaatkan kreativitas penyair,
kemudian diwujudkan melalui medium bahasa. Bahasa yang digunakan pun khas,
berbeda dengan bahasa yang dipakai dalam drama dan fiksi, karena penyair ingin
mengekspresikan pengalaman jiwanya secara padat dan intens. Untuk itu, penyair
memanfaatkan diksi, arti denotatif dan konotatif, bahasa kiasan, citraan, sarana retorika, faktor kebahasaan, dan hal-hal yang berhubungan dengan struktur
katakata atau kalimat dalam puisinya (Pradopo, 2005).
Menurut Tarigan (1986), keterampilan berbahasa Indonesia meliputi empat
jenis keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
3
kemampuan menulis lebih sulit dikuasai oleh penutur asli bahasa yang
bersangkutan. Hal itu disebabkan keterampilan menulis memerlukan penguasaan
terhadap unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi
isi karangan. Unsur bahasa maupun unsur isi harus terjalin dengan baik, agar
dapat menghasilkan karangan yang runtut dan padu. Sementara itu, Akhadiah
(1988) menyatakan bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa yang
paling rumit. Karena menulis melibatkan berbagai keterampilan lainnya, di
antaranya kemampuan menyusun pikiran dan perasaan dengan menggunakan
kata-kata dalam bentuk kalimat yang tepat sesuai dengan kaidah-kaidah tata
bahasa kemudian menyusunnya dalam satu paragraf.
Keterampilan menulis seseorang bukan merupakan bakat, tetapi
merupakan keterampilan yang dapat dikembangkan melalui latihan yang
berkesinambungan. Ketrampilan menulis memerlukan intensitas pelatihan yang
terus menerus hingga menghasilkan sebuah tulisan yang indah dan memiliki nilai
estetika. Keterampilan menulis perlu ditumbuhkembangkan dalam dunia
pendidikan karena dapat melatih siswa untuk berpikir kritis dalam menanggapi
segala sesuatu. Menulis juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati
hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan
masalah-masalah, dan menyusun urutan dari pengalaman. Dalam hal ini siswa SD
dengan kegiatan menulis puisi sangat penting. Meskipun pembelajaran menulis
puisi tidak dimaksudkan untuk mencetak sastrawan, pembelajaran menulis puisi
dapat dipakai siswa untuk mengekspresikan perasaan dan pikirannya. Selain itu,
kegiatan menulis puisi juga dapat dipakai untuk melatih kreativitas siswa dan
melatih kepekaan mereka terhadap seni sastra.
Menurut Paryono (2008), dalam pembelajaran sastra khususnya penulisan kreatif, salah satu kelemahan pembelajaran sastra di sekolah adalah materi
pembelajaran sastra yang lebih menekankan kepada teori sastra daripada
pengakraban siswa dengan karya-karya sastra. Kondisi pembelajaran sastra yang
demikian dan kurang mengakrabkan siswa pada karya sastra membuat siswa tidak
Selain itu, proses penyampaian materi sastra yang monoton dan tidak inovatif
membuat siswa malas untuk mempelajari sastra.
Jamaluddin (2003) juga menemukan beberapa problematika
pembelajaransastra. Salah satunya adalah masalah pola pengajaran sastra dan
evaluasinya. Jamaluddin (2003) mengatakan bahwa pola pembelajaran sastra
belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pembinaan dan pengembangan daya
apresiasi siswa terhadap karya sastra. Siswa lebih banyak diberikan materi yang
berhubungan dengan teori dan sejarah sastra, seperti periodisasi sejarah sastra,
nama-nama sastrawan beserta karya-karya yang mereka tulis, aliran-aliran yang
ada, dan sebagainya. Padahal teori dan sejarah pada dasarnya sebagai pendukung
teoretis dalam rangka peningkatan kemampuan apresiasi sastra pada anak
(Jamaluddin, 2003). Soal evaluasi dalam pembelajaran sastra juga lebih banyak
menyangkut teori dan sejarah sastra yang bersifat kognitif dibanding dengan soal
apresiasi yang sifatnya afektif.
Faktor utama penyebab siswa kesulitan dalam menulis diantaranya, siswa
tidak termotivasi karena selalu diberi tugas oleh guru. Motivasi adalah suatu
usahayang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku
seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga
mencapai hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 1997). Motivasi sangat
berpengaruh dalam mencapai tujuan. Hal ini senada dengan pendapat seorang ahli
bahasa bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi)
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan (Hamalik, 1993). Suciati (dalam Wlodkoski, 1997) bahwa motivasi adalah
suatu kondisi yang menyebabkan atau menumbuhkan perilaku tertentu dan yang
akan memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut.
Selain kurang termotivasi, siswa sulit membuat tulisan yang runtut dan
mudah kehabisan topik. Selama ini siswa merasa bosan dan tidak tertarik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran menulis puisi. Di samping faktor yang sudah
disebutkan di atas, selama kegiatan observasi yang peneliti lakukan pada siklus
5
dan pemberian tugas menulis puisi pada siswa, tanpa memberikan contoh-contoh
puisi yang bagus dan memenuhi unsur-unsur yang harus terkandung dalam sebuah
puisi. Hal ini membuat ide siswa tidak dapat berkembang dengan baik. Selain itu,
siswa kurang tertarik dengan pembelajaran secara individu. Siswa lebih tertarik
dengan pembelajaran secara berkelompok.
Dalam proses pembelajaran terjadi proses interaksi antara guru dengan
murid. Suasana yang dimunculkan sebaiknya menyenangkan, sehat, berdaya dan
berhasil guna. Hal ini ditandai dengan adanya keterlibatan secara positif dan aktif
baik dari guru maupun dari siswa. Proses keterlibatan ini sangat bergantung pada
guru dalam membuat perencanaan, pengelolaan, dan penyampaiannya. Dengan
kata lain, guru sastra yang sekaligus merangkap menjadi guru bahasa harus
mampu mengembangkan seni mengajarkan sastra secara tepat dan bervariasi,
sehingga kegiatan pembelajaran tidak membosankan dan monoton. Sebaiknya,
pembelajaran memberikan kesenangan, kegairahan, minat, serta kebahagiaan pada
siswa. Hal ini akan memberikan dukungan bagi penumbuhan sikap cipta, rasa dan
karsa siswa terhadap sastra.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Melalui
Pendekatan Lingkungan pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri INPRES
CIKAHURIPAN Kabupaten Bandung Barat.
B. Rumusan Masalah
Merumuskan masalah mempunyai peranan penting di dalam penelitian.
Sudjana berpendapat “Penentuan masalah penelitian merupakan kunci keberhasilan suatu penelitian” ( 1991). Apabila peneliti merumuskan masalah secara secara operasional, dan memudahkan penulis untuk menentukan tujuan,
Secara umum permasalahan yang ditemukan adalah sulitnya siswa
menentukan tema mengungkapkan suatu gagasan yang ditulis dalam bentuk puisi
sederhana.
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah bentuk perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan menulis puisi siswa kelas V-A di SDN Inpres Cikahuripan
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat melalui pendekatan
lingkungan?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan
menulis puisi di kelas V-A SDN Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang
Kabupaten bandung barat melalui pendekatan lingkungan?
3. Bagaimanakah hasil kemampuan siswa di kelas V-A SDN Inpres Cikahuripan
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat tentang keterampilan
menulis puisi melalui pendekatan lingkungan?
C. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan pada dasarnya selalu diarahkan pada suatu tujuan yang
hendak dicapai.Demikian pula dalam sebuah penelitian karena ujuan dalam
sebuah penelitian karena tujuan dalam sebuah penelitian sangat penting agar
langkah-langkah penelitian dapat disusun secara terarah, tepat dan teratur.
Sehubungan dengan hal itu, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan perencanaan guru dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas V-A di SDN Inpres Cikahuripan
Kabupaten Bandung Barat melalui pendekatan lingkungan..
2. Mendeskripsikan pelaksanaan guru dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas V-A di SDN Inpres Cikahuripan
7
3. Mendeskripsikan hasil pembelajaran siswa di kelas V-A SDN Inpres Cikahuripan Kabupaten Bandung Barat tentang keterampilan menulis puisi
melalui pendekatan lingkungan.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diantaranya :
1. bagi penulis, penulisan karya ilmiah ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan,
memberikan pengalaman baru dalam penulisan karya ilmiah dan memperoleh
bekal pengalaman yang harus diterapkan di sekolah;
2. bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembinaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar;
3. bagi siswa, dengan adanya penelitian ini dapat memperoleh pengetauan dan
pengalaman dalam menulis puisi serta meningkatkan kemampuan
mengembangkan gagasan dan imajinasi;
4. bagi peneliti lain / calon peneliti, dapat digunakan sebagai bahan literatur
dalam penelitiannya serta dapat digunakan sebagai bahan perbandingan,
untuk memperkaya wawasan peneliti;
5. bagi lembaga (Universitas Pendidikan Indonesia ) hasil penelitian ini dapat
dijadikan literatur bagi mahasiswa yang akan mengadakan penelitian yang
serupa;
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritik diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah :”Jika
pembelajaran menggunakan pendekatan lingkungan, maka aktivitas dan hasil
pembelajaran menulis puisi akan meningkat”. Selain itu, diharapkan pula
pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi hal yang menyenangkan dan dapat
F. Penjelasan Istilah
Dibawah ini beberapa istilah penting yang perlu diketahui, diantaranya:
1. Menulis puisi
Menulis adalah suatu keterampilan mengungkapkan gagasan, pikiran yang
dituangkan dalam bentuk tulisan untuk mendeskripsikan sesuatu (majinatif atau
fakta) .
Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima „membuat‟ atau poeisis „pembuatan‟, dan dalam bahasa Inggris poem atau poetry. “Puisi
diartikan „membuat‟ dan „pembuatan‟ karena lewat puisi pada dasarnya seseorang
telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau
gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah.”
Dibalik kata-katanya yang ekonomis, padat, dan padu tersebut puisi berisi
potret kehidupan manusia. Puisi menyuguhkan persoalan-persoalan kehidupan
manusia dan juga manusia dalam hubungannya dengan alam, dan Tuhan sang
pencipta. Masalah kehidupan yang disuguhkan penyair dalam puisinya tentu saja
bukan sekedar refleksi realitas (penafsiran, kehidupan, rasa simpati kepada
kemanusiaan, renungan mengenai penderitaan manusia dan alam sekitar)
melainkan juga cenderung mengekspresikan hasil renungan dan gagasan-gagasan
baru ataupun sesuatu yang belum terbayangkan dan terpikirkan oleh pembaca
sehingga puisi sering dianggap suatu misteri.
9
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan
sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari).Pengertian lainnya yaitu sekalian
yang terlingkung di suatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan
lingkungan ini cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area, surroundings,
sphere, domain, range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan
dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling.
Dalam literatur lain disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan
ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya
manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari
unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia.
Lingkungan yang ada di sekitar anak- anak kita merupakan salah satu sumber
belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah PTK ( Penelitian
Tindakan Kelas ). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom action
Research merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan di
kelas.Ide tentang penelitian tindakan pertama kali dikembangkan oleh
Kurtdan Lewin pada tahun 1946. Menurut Stephen Kemmis, PTK atau
action research adalah suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui
refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam
situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan
kebenaran dari (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang mereka
lakukan sendiri; (b) pemahaman mereka terhadap praktik-praktik tersebut,
dan (c) situasi di tempat praktik itu dilaksanakan (David Hopkins, 1993).
Sedangkan tim pelatih proyek PGSM (1999) mengemukakan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif
oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan
rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta
memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut dilakukan (M.
Nur, 2001).
Sejalan dengan pengertian diatas, Prabowo mendefinisikan makna
dari penelitian tindakan yaitu suatu penelitian yang dilakukan kolektif oleh
suatu kelompok sosial (termasuk juga pendidikan) yang bertujuan untuk
memperbaiki kualitas kerja mereka serta mengatasi berbagai permasalahan
48
Definisi tersebut diperjelas oleh pendapat Kemmis dalam Kardi
(2000) yang menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah studi sistematik
tentang upaya memperbaiki praktik pendidikan oleh sekelompok peneliti
melalui kerja praktik mereka sendiri dan merefleksikannya untuk
mengetahui pengaruh-pengaruh kegiatan tersebut.Atau bisa disederhanakan
dengan kalimat yaitu upaya mengujicobakan ide dalam praktik dengan
tujuan memperbaiki atau mengubah sesuatu, mencoba memperoleh
pengaruh yang sebenarnya dalam situasi tersebut.
Dari segi pendekatan analisis dan pengumpulan data digunakan
pendekatan gabungan (mix method) antara pendekatan kuantitatif dan
pendekatan kualitatif (Sugiyono, 2006). Penggunaan pendekatan kuantitatif
dikarenakan data-data serta sumber data dijaring melalui proses kuantifikasi
antribut psikologis melalui kuisioner khususnya yang dikembangkan secara
standar memenuhi validitas dan reliabilitasnya, selain juga karena
perhitungan analisis data yang menggunakan teknik-teknik statistik.
Pendekatan kualitatif digunakan karena pada proses pengumpulan data
menggunakan teknik wawancaran dan studi dokumentasi yang analisis
Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas Adaptasi Rapiudin
Pelaksanaan Tindakan Observasi
Refleksi
Penyusunan Rencana Tindakan siklus III Refleksi
Rumusan Masalah Identifikasi Masalah
Penyusunan Rencana Tindakan siklus I
Pelaksanaan Tindakan Observasi
Penyusunan Rencana Tindakan siklus II
Pelaksanaan Tindakan Observasi
50
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Inpres
Cikahuripan kecamatan lembang kebupaten bandung barat. Beralamatkan di
jalan sersan surip.Sekolah ini memiliki letak yang lumayan jauh dari akses
jalan raya.Namun masih bisa dijangkau oleh kendaraan. Penelitian ini akan
diadakan kurang lebih 2 bulan, mulai bulan mei sampai dengan bulan juni
2013
C. Subjek Penelitian
a. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri INPRES
CIKAHURIPAN Kabupaten Bandung Barat. Teknik sampling
yang digunakan adalah proportional-random sampling (Sevilla, et.
al., 2003) dengan cara mengambil dan membandingkan hasil karya
menulis puisi dari seluruh siswa kelas V SD Negeri Inpres
Cikahuripan Kabupaten Bandung Barat.
b. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD sebagai sample
sebanyak 32 siswa. Penelitian dilaksanakan pada saat semester II
tahun pelajaran 2012/2013.Mereka berasal dari keluarga yang
berekonomi menengah ke bawah karena mayoritas para orang tua
nya bekerja sebagai petani dan peternak. Pada umumnya termasuk
siswa-siswa yang ceria dan bersemangat dalam belajar. Hanya
sedikit keterbatasan yang menjadi halangan bagi mereka. Yaitu
media pembelajaran yang kurang cukup inovatif.
c. Secara sosiologi para siswa dapat berbaur dengan dengan
sewajarnya bersama teman sebayanya. Dengan lingkungan
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas (Arikunto,
2006:19).
Penelitian tindakan kelas dilakukan menggunakan model PTK yang
dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart adalah merupakan model
pengembangan dari model Kurt Lewin. Dikatakan demikian, karena di
dalam suatu siklus terdiri atas empat komponen, keempat komponen
tersebut, meliputi: (1) perencanaan, (2) aksi/tindakan, (3) observasi, dan (4)
refleksi. Sesudah suatu siklus selesai di implementasikan, khususnya
sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan
ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.
Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Rafi′uddin, 1996)
penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari
penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi),
dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral
berikutnya. Dalam pelaksanaannya ada kemungkinan peneliti telah
mempunyai seperangkat rencana tindakan (yang didasarkan pada
pengalaman) sehingga dapat langsung memulai tahap tindakan. Ada juga
peneliti yang telah memiliki seperangkat data, sehingga mereka memulai
kegiatan pertamanya dengan kegiatan refleksi.
Akan tetapi pada umumnya para peneliti mulai dari fase refleksi
awal untuk melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan
masalah penelitian. Selanjutnya diikuti perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Pengumppulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi, atau
kejadian yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan. Dalam
52
1. Observasi awal atau stuasi pendahuluan dilakukan hingga idenktifikasi
awal permasalahan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini adalah data
tentang tempat dimana penelitian akan dilaksanakan, meliputi letak
sekolah, sarana prasarananya, dan siswa. Setelah data terkumpul maka
dilakukan identifikasi masalah serta merencanakan upaya yang akan
dilakukan untuk memecahkannya.
2. Pelaksanaan, analisis dan refleksi terhadap tindakan pembelajaran
siklus I.
3. Pelaksanaan, analisis dan refleksi terhadap tindakan pembelajaran
siklus II.
4. Pelaksanaan, analisis dan refleksi terhadap tindakan pembelajaran
siklus III.
5. Observasi proses belajar mengajar berkaitan dengan kinerja guru
6. Evaluasi terhadap pelaksanaan siklus I, II, III
7. Wawancara pada siswa
8. Menganalisis peningkatan hasil belajar siswa tentang menulis puisi
dengan membandingkan hasil sebelum pelaksanaan siklus II & III.
E. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Pembelajaran
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP)
RPP digunakan sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan
pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan
lingkungan
b) Kurikulum
Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan
2. Instrumen Pengumpulan Data
a) Pedoman Observasi
Pedoman observasi yang dilakukan peneliti untuk mengamati
kegiatan kerja kelompok. Tujuan tindakan observasi adalah untuk
memperoleh data perilaku kerja sama siswa dan untuk mengetahui
keterampilan menulis siswa.
b) Catatan Lapangan
Catatan lapangan pada dasarnya berupa deskripsi atau
temuan-temuan dalam aktivitas pembelajaran.
c) Angket
Anget merupakan pertanyaa-pertanyaan yang diajukan secara verbal
kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan
informasi.Yang diisi oleh peneliti adalah siswa setelah pembelajaran
berlangsung.
d) Lembar Kerja Siswa (LKS) dilihat berdasarkan tujuan yang ingin
dicapai, biasanya didasarkan pada materi yang akan diajarkan dapat
berupa suruhan, pertanyaan, ataupun melengkapi. LKS digunakan
untuk memperoleh data tentang pemahaman dan keterampilan
54
Lembar angket siswa
Nama :
Kelas :
1. Apakah kamu menyukai pelajaran menulis puisi?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah kamu pernah menulis puisi?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah perlu keterampilan dalam menulis puisi?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah kamu senang mendapat tugas menulis puisi?
a. Ya b.Tidak
5. Apakah kamu pernah diberi pelajaran menulis puisi?
a. Ya b. Tidak
6. Apakah ingin menjadi seorang penulis yang terkenal?
a. Ya b. Tidak
7. Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran menulis puisi?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah lingkungan yang kamu amati secara langsung akan
a. Ya b. Tidak
9. Apakah dengan pendekatan lingkungan dapat membantu ide untuk
menulis puisi?
a. Ya b. Tidak
10.Senangkah kamu menulis puisi dengan pendekatan lingkungan?
56
Lembar Observasi Penilaian Mengajar
No. Aspek yang dinilai Siklus I 1 Persiapan pembelajaran (Silabus dan Skenario
Pembelajaran).
A. Bahasa
1. Ejaan
2. Ketepatan dan kesesuaian
B. Komponen
1. Kesesuaian standar kompetensi dengan kompetensi
dasar
2. Kesesuaian kompetensi dasar dengan materi pokok
3. Kesesuaian kompetensi dasar dengan tujuan
pembelajaran
4. Kesesuaian penilaian dengan materi pembelajaran
5. Kesesuaian alokasi waktu dengan materi pembelajaran
6. Media alat peraga yang digunakan
7. Buku sumber yang digunakan
2 Pelaksanaan pembelajaran
A. KBM
1. Kesesuaian bahasa
2. Kejelasan suara
3. Kemampuan menerangkan
4. Kemampuan memberikan contoh
5. Dorongan kearah aktifitas siswa
6. Penggunaan media/alat peraga
8. Teknik mengajar
B. Bahan pengajaran
1. Penguasaan bahan pengajaran atau materi
2. Pemberian contoh media pembelajaran
3. Ketepatan waktu
C. Penampilan
1. Kemudahan berhubungan dengan siswa
2. Stabilitas emosi
3. Pemahaman terhadap siswa
4. Kerapihan pakaian D. Pelaksanaan tes
1. Konsekuensi terhadap penetapan waktu
2. Keterlibatan pelaksanaan tes
Jumlah Rata-rata
Keterangan :
Bobot nilai rentang nilai
SB (Sangat Baik) = 4 80-100
B (Baik) = 3 70-79
C (Cukup) = 2 60-69
58
F. Analisis dan Interpretasi Data
Data yang diperoleh berdasarkan instrumen penelitian yaitu hasil
observasi, catatan lapangan, wawancara, hasil tes dan angket siswa yang
diberikan. Pengumpulan data yang akan peneliti lakukan yaitu dengan cara
mengumpulkan seluruh data hasil instrumen/ alat pengumpul data yang
sudah dirancang sebelumnya. Pengumpulan data tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa
2. Data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya tindakan
diambil dengan menggunakan lembar observasi
3. Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas
diambil dari catatan lapangan yang dibuat oleh guru, angket siswa, dan
hasil wawancara
4. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dan pelaksanaan didapat
dari RPP dan lembar observasi
Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas sesuai dengan
petunjuk pelaksanaan penelitian tindakan kelas, Suyanto 1996 (Suryani,
2011). Pada penelitian tahap pengumpulan data dilakukan pada saat:
1. Observasi awal dan identifikasi awal permasalahan
2. Pelaksanaan, analisis dan refleksi tindakan pembelajaran siklus I
3. Pelaksanaan, analisis dan refleksi tindakan pembelajaran siklus II
4. Pelaksanaan, analisis dan refleksi tindakan pembelajaran siklus III
5. Evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II dan siklus III
6. Wawancara dengan guru dan siswa
Kriteria Menulis Melalui Pendekatan Lingkungan
1. Gagasan Pokok ( 5 )
SB = 5 - Gagasan pokok sangat sesuai dengan objek
B = 4 - Gagasan pokok sesuai dengan objek
C = 3 - Gagasan pokok cukup sesuai dengan objek
K = 2 - Gagasan pokok kurang sesuai dengan objek
SK = 1 - Gagasan pokok tidak sesuai dengan objek
2. Judul ( 5 )
SB = 5 - Judul sangat menggambarkan isi puisi
B = 4 - Judul menggambarkan isi puisi
C = 3 - Judul cukup menggambarkan isi puisi
K = 2 - Judul kurang menggambarkan isi puisi
SK = 1 - Judul tidak menggambarkan isi puisi
3. Rima ( 5 )
SB = 5 - Rima sangat sesuai dengan isi puisi
B = 4 - Rima sesuai dengan isi puisi
C = 3 - Rima cukup sesuai dengan isi puisi
K = 2 - Rima kurang sesuai dengan isi puisi
SK = 1 - Rima tidak sesuai dengan isi puisi
4. Pilihan kata yang tepat ( 5 )
SB = 5 - Pilihan kata sangat sesuai dengan gagasan pokok
B = 4 - Pilihan kata sesuai dengan gagasan pokok
C = 3 - Pilihan kata cukup sesuai dengan gagasan pokok
K = 2 - Pilihan kata kurang sesuai dengan gagasan pokok
60
Analisis data digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang
telah dirumuskan oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan analisis
data kualitatif dan kuantitatif.
1. Analisis Data Kuantitatif
Data kualitatif diperoleh dari data hasil observasi terhadap siswa
serta keterlaksanaan penerapan melalui pendekatan lingkungan
dalam pembelajaran yang akan diuraikan secara deskriptif.
2. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes dan LKS untuk melihat
seberapa jauh peningkatan hasil belajar siswa. Tahap-tahap
dalam menganalisis data kuantitafif adalah :
a. Penskoran terhadap puisi hasil karya siswa
b. Mencari rata-rata nilai yang diperoleh siswa melalui rumus :
R = x N
Keterangan : R = nilai rata-rata X = Jumlah semua nilai siswa N = Jumlah siswa
c. Menginterpretasi nilai rata-rata kelas jika mencapai nilai ≥ 73 (KKM)
d. Menghitung ketuntasan belajar secara klasikal dengan
c. Menginterpretasi presentase ketuntasan belajar siswa
secara klasikal dengan menggunakan tabel :
Tabel 1.4 Kriteria Ketuntasan Belajar Aspek Kognitif
Kategori (%) interpretasi
90 – 100 Sangat
75 – 89,99 Tinggi
55 – 74,99 Cukup
30 – 54,00 Rendah
0 Sangat Rendah
(Luhut P. Pangabean, 1989 dalam skripsi Nita Rismawati,
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
Pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan lingkungan merupakan suatu langkah
yang dapat digunakan dalam suatu proses pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pendekatan lingkungan mampu memberikan kontribusi terhadap kemudahan siswa
dalam menulis puisi. Pendekatan lingkungan menawarkan suatu proses kegiatan
pembelajaran yang mengkondisikan siswa berinteraksi secara langsung dengan pembelajaran
yang disajikan, sehingga mengarahkan siswa menemukan ide serta gagasan yang akan
ditulisnya melalui puisi.
Metode yang bervariasi dalam mengkondisikan siswa pada situasi pembelajaran yang
lebih menyenangkan sehingga mengarahkan siswa untuk mencerna materi pembelajaran
menulis puisi melalui pendekatan lingkungan. Adapun simpulan dari pelaksanaan
pembelajaran melalui pendekatan lingkungan untuk meningkatkan keterampilan menulis
puisi di kelas V SDN Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat
adalah sebagai berikut :
1. Cara mengatasi kesulitan siswa SDN Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat dalam menulis puisi setelah menggunakan pendekatan
lingkungan sebagai langkah perbaikan yang dianggap lebih variatif yang dirancang
dengan tahap menentukan gagasan pokok, judul, rima, dan pilihan kata yang tepat.
Dengan demikian pendekatan lingkungan dapat mengarahkan siswa untuk
mengembangkan imajinasinya sehingga dapat memahami dan mampu menulis tanpa
perlu berpikir lebih lama lagi.
2. Peningkatan kemampuan siswa kelas V SDN Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat dalam menulis puisi setelah menggunakan pendekatan
lingkungan menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata nilai pada siklus I, siklus II dan siklus III. Dengan demikian nilai yang diperoleh
B. REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian, penulis ingin menyampaikan beberapa rekomendasi
yang diharapkan dapat bermanfaat dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Adapun rekomendasi yang ingin disampaikan oleh penulis adalah sebagai
berikut.
1. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru hendaknya memotivasi siswa agar aktif terlibat
dalam pembelajaran apresiasi sastra sehingga siswa dapat lebih mengetahui, memahami,
hingga menghayati pembelajaran sastra di sekolah terutama dalam penerapan pendekatan
lingkungan untuk menulis puisi pada kelas V.
2. Siswa dapat lebih terlatih dalam mengemukakan pikiran, pendapat, gagasan dan perasaan
untuk meningkatkan keterampilan berbahasa melalui kegiatan menulis puisi melalui
pendekatan lingkungan.
3. Guru hendaknya dapat melatih siswa dalam kegiatan pembelajaran terutama dalam
pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan lingkungan. Hasil penelitian
membuktikan bahwa melalui pendekatan lingkungan mempu memberikan hasil yang
lebih baik.
4. Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya guru dapat menggunakan teknik dan
metode yang bervariasi.
Penelitian ini hanya sebagian kecil upaya pemecahan masalah pendidikan khususnya
masalah pengajaran kesastraan. Pemilihan metode pembelajaran misalnya, cukup menunjang
keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan guru.
Oleh karena itu, penelitian bisa menjadi motivasi psrs guru untuk terus meneliti masalah
kebahasaan dan kesastraan di tingkat sekolah dasar. Penelitian tindakan kelas ini dapat terus
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Y. (2010). Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar untuk
Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi pada Siswa Kelas IV SDN
Merdeka Kecamatan Lembang.Skripsi S1 Pada PGSD FIP Bandung:
tidakditerbitkan
Dahlan, AS. ( 2011). Penggunaan Media Lingkungan Dalam Pembelajaran Menulis Puisi
.(Online). Tersedia : http://ayuusaputri.blogspot.com/2011/05/penggunaan-media-lingkungan-dalam.html. (6 Mei 2013)
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Standar Kompetensi Mata Pelajaran SD/MI. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. (2004). Menyambut Pemberlakuan Kurikulum Berbasis
Kompetensi.(Online). Tersedia: http://www.w3.org/tr/rec html.40. (11 April
2012).
Djuanda, D. dan Dwija Iswara, P. (2006).ApresiasiSastra Indonesia. Bandung:
UPI PRESS
Eko. (2009). Lingkungan Sebagai Sumber dan Media Pembelajaran (Online).Tersedia
: http://ekohs.wordpress.com/2009/09/01/lingkungan-sebagai-sumber-dan-media-pembelajaran/. (6 Mei 2013)
Muslich, M. (2012). Melaksanakan PTK Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah
Classroom Action Research. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Pemana, NS. (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan
Deskripsi melalui Karyawisata (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas
V di SDN Ciangsana Mande Cianjur). Skripsi S1 Pada PGSD FIP Bandung:
Resmini, N. Djuanda, D. danIndihadi, D. (2006). Pembinaan dan Pengembangan
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS.
Resmini,N., Hartati,T. danCahyani,I. (2009). Pembinaan dan Pengembangan
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS
Resmini, N. dan Djuanda, D.(2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS.
Solchan, T.W.dkk. (2008).Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Widjojoko, danHidayat, T. (2006). Teori dan Sejarah Sastra Indonesia. Bandung:
UPI PRESS.
Wiriatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT
REMAJA ROSDAKARYA.
Santosa, P. dkk (2009). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: