Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN
MENULIS TEKS BAHASA JERMAN
Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman
Oleh
DHELA REGIANA
0804624
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hubungan Kemampuan Berpikir Logis
dengan Kemampuan Menulis Teks Bahasa
Jerman
Oleh Dhela Regiana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Dhela Regiana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN
Disetujui dan Disahkan oleh :
Pembimbing I,
Dr. Azis Mahfuddin, M.Pd. NIP. 195206071976031003
Pembimbing II,
Ending Khoerudin, S.Pd., M.Hum. NIP. 197105091998021001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, FPBS UPI
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Hubungan Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menulis Teks Bahasa Jerman
Berpikir merupakan proses mental yang mengarahkan seseorang untuk menganalisis dan mempertimbangkan sesuatu. Berpikir logis membantu seseorang dalam menarik kesimpulan sehingga memperoleh kebenaran yang rasional. Dalam proses pembelajaran bahasa berpikir merupakan tahapan dari proses menulis. Menulis berarti mengubah ide atau buah pikir yang bersifat abstrak ke dalam bentuk tulisan yang dapat dilihat. Menyusun kalimat-kalimat acak menjadi sebuah teks merupakan salah satu latihan menulis. Sebagai pemula dalam belajar bahasa Jerman, siswa terkadang memiliki kesulitan dalam menyusun kalimat, karena harus terlebih dahulu memahami kalimat-kalimat acak tersebut. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan berpikir logis. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: 1) mengetahui kemampuan berpikir logis yang dimiliki oleh siswa kelas XII Bahasa; 2) mengetahui kemampuan siswa kelas XII Bahasa dalam menyusun kalimat menjadi sebuah teks bahasa Jerman; 3) mengetahui hubungan antara kemampuan berpikir logis dengan kemampuan siswa kelas XII Bahasa dalam menyusun kalimat menjadi sebuah teks bahasa Jerman. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMAN 15 Bandung tahun ajaran 2012/2013 dan dipilih seluruh siswa kelas XII Bahasa sebagai sampel. Data penelitian diperoleh dari tes logika berpikir dan latihan soal dari buku tingkat A1. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif-analitik. Teknik analisis korelasi dan regresi digunakan untuk mengetahui berapa besar hubungan antara variabel X dan variabel Y. Berdasarkan hasil penghitungan data diketahui rata-rata nilai kemampuan berpikir logis siswa 51,01, sedangkan rata-rata nilai kemampuan menulis 52,08. Rat-rata kedua nilai tersebut termasuk dalam kategori kurang. Koefisien korelasi sebesar 0,36 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kemampuan berpikir logis dengan kemampuan menulis teks bahasa Jerman, meskipun tergolong dalam kategori korelasi rendah. Hubungan tersebut ditunjukkan melalui persamaan regresi
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAKT
Die Beziehung zwischen dem logischen Denkvermögen und der Fähigkeit beim Schreiben des deutschen Textes
Denken ist ein geistiger Prozess, der jemanden leitet um etwas zu analysieren und zu überlegen. Logisches Denkvermögen kann jemandem helfen, eine Folgerung zu ziehen, so dass er eine rationale Richtigkeit bekommt. Im Sprachlernprozess ist Denken eine Phase vom Schreibprozess. Schreiben bedeutet, abstrakte Idee oder Gedanke zur sichtbaren Beschriftung zu realisieren. Sätze in die richtige Reihenfolge zu bringen ist eine der Übungen beim Schreiben. Als Anfänger beim Deutschlernen haben die Schüler manchmal Schwierigkeiten die Sätze zu ordnen, weil sie die unordentliche Sätze verstehen müssen. Deshalb benötigt man logisches Denkvermögen. Aus den obengenannten Darlegungen wird diese Untersuchung durchgeführt, um folgendes herauszufinden: 1) das logische Denkvermögen der Schüler in der Klasse XII Bahasa; 2) die Fähigkeit der Schüler in der Klasse XII Bahasa beim Schreiben des deutschen Textes; 3) die Beziehung zwischen dem logischen Denkvermögen und der Fähigkeit beim zuordnen der Sätze zu einem sinvollen Text. Die Population dieser Untersuchung war die Schüler an der SMAN 15 Bandung vom Jahrgang 2012/2013 und als Probanden wurden alle Schüler an der Klasse XII Bahasa ausgewählt. Die Daten dieser Untersuchung stammen aus dem logischen Denktest und den Aufgaben aus dem Lehrbuch Niveau A1. In dieser Untersuchung wurde die deskriptiv-analytische Methode verwendet. Die Technik der Korrelationsanalyse und Regressionsanalyse wurden benutzt, um herauszufinden, wie die Beziehung zwischen der X-Variable und der Y-Variable ist. Basierend auf die Berechnung der Daten wird die Durchschnittsnote des logischen Denkvermögens
der Schüler 51,01 gewuβt, und die Durchschnittsnote der Fähigkeit der Schüler beim Schreiben ist 52,08. Beide Durchschnittsnoten werden als „mangelhaft“ klassifiziert.
Der Korrelationskoefizient 0,36 zeigt positive Beziehung zwischen dem logischen Denkvermögen und der Fähigkeit beim Schreiben des deutschen Textes, obwohl sie
in der Kategorie „niedrig“ ist. Diese Beziehung wurde durch die
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI A. Hakikat Kemampuan Berpikir Logis 1. Hakikat Berpikir ... 7
5. Latihan Menyusun Kalimat dalam Pembelajaran Menulis Sebuah Teks ... 28
C. Kerangka Berpikir ... 31
D. Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34
D. Variabel Penelitian dan Desain Penelitian ………. 34
E. Instrumen Penelitian ……….. 35
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Hipotesis Statistik ………. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian 1. Data Kemampuan Berpikir Logis ………. 40
2. Data Kemampuan Menulis Teks Bahasa Jerman ……….. 41
B. Uji Persyaratan Analisis 1. Uji Homogenitas Variansi Variabel X dan Y ……… 42
2. Uji Normalitas Variabel X dan Y ………. . 42
C. Analisis Data 1. Persamaan Regresi Linear Sederhana a. Uji Keberartian Regresi ………. 43
b. Uji Linearitas Persamaan Regresi ………. 44
c. Uji Koefisien Arah Regresi ………... 44
2. Perhitungan Koefisien Korelasi ……… 4 4 3. Perhitungan Koefisien Determinasi ………... 45
D. Pengujian Hipotesis ……… 46
E. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 46
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Gambar
2.1 Treppenmodell ... 28 Tabel
1 Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berpikir dalam kehidupan sehari-hari dilakukan seseorang untuk merenungkan
sesuatu, mempertimbangkan baik atau buruk suatu hal dan membuat keputusan. Pada
situasi tertentu kemampuan bernalar diperlukan manusia untuk dapat mengembangkan
ide atau konsep yang ia miliki tentang suatu hal atau objek. Selain itu, kemampuan
bernalar merupakan cerminan dari sebagian besar dari pengetahuan yang dimiliki
seseorang.
Proses berpikir sebagian besar melibatkan ranah kognitif. Berdasarkan buku
sumber Pengantar Evaluasi Pendidikan oleh Prof. Drs. Anas Sudijono, ranah kognitif
adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya
yang menyangkut aktivitas otak termasuk dalam ranah kognitif. Selain itu ada ranah
afektif yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap
seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan
kognitif tingkat tinggi. Selanjutnya adalah ranah psikomotor, yakni ranah yang
berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
2
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bloom untuk mengetahui kemampuan hasil belajar. Tentu pengklasifikasian ini berlaku
pula terhadap kemampuan hasil pembelajaran bahasa.
Pada dasarnya bahasa digunakan untuk berkomunikasi. Ketika komunikasi
berlangsung, terjadi proses memproduksi dan memahami ujaran. Proses memproduksi
ujaran adalah aktivitas yang tampak dalam berbahasa, yakni aktivitas seseorang ketika
ia berbicara atau menulis, sedangkan proses memahami ujaran merupakan aktivitas
yang tidak tampak dan terjadi ketika seseorang menyimak atau membaca. Pada
akhirnya kedua jenis aktivitas tersebut mengacu pada empat keterampilan dalam
berbahasa.
Dalam proses pembelajaran bahasa Jerman, ada empat keterampilan dasar yang
saling berkaitan satu sama lain, dan siswa dituntut untuk menguasainya. Keterampilan
dasar tersebut antara lain adalah keterampilan membaca (lesen), menulis (schreiben),
berbicara (sprechen) dan menyimak (hören). Keempat keterampilan tersebut dapat
dibedakan berdasarkan prosesnya. Pertama, membaca merupakan proses perubahan
bentuk lambang/tanda/tulisan menjadi wujud makna. Kedua, menulis merupakan proses
perubahan bentuk pikiran menjadi wujud lambang/tanda/tulisan. Ketiga, berbicara
merupakan proses perubahan bentuk pikiran menjadi bunyi bahasa yang bermakna.
Keempat, menyimak yaitu proses perubahan bentuk bunyi menjadi wujud makna.
Keterampilan dasar yang tidak selalu mudah untuk dilakukan adalah
3
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kalimat dengan tepat untuk mengungkapkan apa yang ia pikirkan atau mencurahkan apa
yang ia rasakan. Untuk itu dibutuhkan proses belajar dan latihan.
Pada hakikatnya menulis dilakukan dengan tujuan agar orang lain membaca dan
memahami tulisan penulis. Seseorang yang hendak menulis harus tahu apa yang akan ia
tulis dan bagaimana menuliskannya. Ada dua faktor yang mempengaruhi keterampilan
menulis yakni, faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal menyangkut ketersediaan
fasilitas untuk menulis. Faktor internal di antaranya adalah faktor teknis dan psikologis.
Faktor teknis berkaitan konsep dan cara menulis. Di dalamnya termasuk penguasaan
kosakata dan tata bahasa. Faktor psikologis mencakup pengalaman yang dimiliki
seseorang. Semakin terbiasa menulis, semakin baik kemampuan dan hasil menulisnya.
Faktor lain yang juga tergolong faktor psikologis, adalah kemampuan berpikir
logis. Berpikir logis berarti berpikir secara rasional berdasarkan aturan atau ketentuan.
Kemampuan berpikir logis juga mencerminkan seberapa luas pengetahuan seseorang.
Siswa yang dihadapkan pada soal yang terdiri atas kalimat-kalimat acak, sedapat
mungkin menggunakan logikanya untuk memahami kalimat-kalimat tersebut. Melalui
kemampuan berpikir logisnya ia akan menentukan kalimat yang lebih dulu ditulis,
kalimat yang bersifat menjelaskan, dan kalimat yang berada di akhir atau penutup,
hingga tersusunlah kalimat-kalimat tersebut menjadi sebuah teks.
Jika kalimat-kalimat tersebut berbahasa Jerman, maka masalah yang mungkin
akan timbul dan mempengaruhi siswa dalam menyusun kalimat di antaranya adalah
4
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ketika hendak menuangkan ide atau gagasannya ke dalam tulisan. Selain itu kemauan
dan motivasi siswa untuk berlatih menulis serta kemampuan berpikir logis yang
tergolong rendah juga mempengaruhi siswa dalam menulis dan memahami kalimat
berbahasa Jerman.
Dari ketiga masalah yang telah diuraikan di atas, tingkat kemampuan berpikir
logis menjadi salah satu aspek yang turut mempengaruhi keterampilan menulis siswa.
Masalah ini dianggap menarik untuk diteliti. Seperti apa peran tingkat kemampuan
berpikir logis yang dimiliki siswa terhadap kemampuannya menyusun kalimat, peneliti
berkeinginan untuk menuangkan pemikirannya melalui skripsi yang berjudul
„HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN
MENULIS TEKS BAHASA JERMAN“.
B. Batasan Masalah
Dalam pembelajaran bahasa Jerman terdapat banyak jenis-jenis menulis.
Penelitian ini hanya terfokus pada keterampilan menulis siswa sekolah menengah atas
kelas XII yang belum memiliki banyak pengalaman dalam belajar bahasa Jerman, dan
penelitian ini dibatasi ke dalam poin-poin sebagai berikut:
1. Tingkat kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa kelas XII Bahasa SMAN
5
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Hubungan kemampuan berpikir logis siswa kelas XII Bahasa SMAN 15
Bandung dengan kemampuannya menyusun kalimat menjadi sebuah teks utuh.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas
terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa kelas XII Bahasa
SMAN 15 Bandung?
2. Bagaimana kemampuan siswa kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung dalam
menyusun kalimat-kalimat bahasa Jerman menjadi sebuah teks utuh?
3. Berapa besar hubungan antara kemampuan berpikir logis dengan kemampuan
siswa kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung dalam menyusun kalimat-kalimat
bahasa Jerman menjadi sebuah teks utuh?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagaimana yang dipaparkan dalam
poin-poin berikut:
1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir logis yang dimiliki oleh siswa kelas XII
6
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung
dalam menyusun kalimat menjadi sebuah teks bahasa Jerman.
3. Untuk mengetahui berapa besar hubungan antara kemampuan berpikir logis
dengan kemampuan siswa kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung dalam
menyusun kalimat menjadi sebuah teks bahasa Jerman.
E. Manfaat Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan pengalaman dan pembelajaran berharga
dalam membuat sebuah karya tulis ilmiah.
2. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk berpikir
secara logis dan memberikan mereka gambaran tentang hubungan kemampuan
berpikir logis dengan kemampuan dalam menyusun kalimat bahasa Jerman
menjadi sebuah teks utuh.
3. Dapat mengatasi kesulitan dalam menulis kalimat bahasa Jerman dengan
33
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel,
yakni variabel kemampuan berpikir logis dan variabel keterampilan siswa kelas XII
Bahasa dalam menyusun kalimat menjadi teks bahasa Jerman.
Berdasarkan hal tersebut, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif-analitik dengan teknik analisis korelasi dan analisis
regresi. Tenkik penelitian tersebut dipilih dengan alasan bahwa teknik analisis
korelasi merupakan teknik yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara variabel X (kemampuan berpikir logis) dan variabel Y (kemampuan
menulis teks bahasa Jerman). Sedangkan teknik analisis regresi digunakan untuk
memprediksi nilai variabel Y (kemampuan menulis teks bahasa Jerman) apabila
variabel X (kemampuan berpikir logis) diketahui. Kedua teknik ini memungkinkan
peneliti untuk menggambarkan hubungan antara kedua variabel yang diteliti.
34
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian dilaksanakan di SMAN 15 Bandung. Waktu penelitian dilakukan
pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 terhadap siswa kelas XII Bahasa.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMAN 15
Bandung tahun ajaran 2012/2013.
2. Sampel
Sampel pada karena penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII Bahasa
SMAN 15 Bandung tahun ajaran 2012/2013. Teknik sampling yang digunakan adalah
Proposive Sampling atau sampling pertimbangan. Sampel dipilih dengan
pertimbangan bahwa kelas XII Bahasa adalah kelas yang memelajari bahasa Jerman.
D. Variabel Penelitian dan Desain Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel penelitian. Dua variabel yang akan
diteliti adalah sebagai berikut:
1. Variabel (X), yaitu kemampuan berpikir logis
2. Variabel (Y), yaitu kemampuan menulis teks bahasa Jerman
Design penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
r r
Keterangan:
35
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu X : Kemampuan berpikir logis
Y : Kemampuan menulis teks bahasa Jerman
r : Hubungan kemampuan berpikir logis dengan kemampuan menulis
teks bahasa Jerman
Definisi operasional variabel tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir logis dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam
menentukan urutan kalimat yang runtut dan berkesinambungan secara logis
sehingga menjadi teks yang dapat dipahami.
2. Kemampuan menulis teks bahasa Jerman dalam penelitian ini adalah kemampuan
siswa dalam menyusun kalimat-kalimat acak menjadi teks bahasa Jerman.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Tes Kemampuan Berpikir Logis
Tes kemampuan berpikir logis dilakukan untuk mengukur kemampuan
berpikir logis berdasarkan kaidah logika yang meliputi berpikir analogis-sistematis
secara verbal dan keruangan serta potensi menyatakan pandangan analitis dari dan
36
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kriteria validitas dan reliabilitas, karena tes dibuat dan diselenggarakan oleh Layanan
Bimbingan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia.
2. Tes Kemampuan Menulis
Bentuk tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan menulis pada
penelitian ini berupa tes tertulis mengenai sebuah tema “Tagesablauf”. Tes diperoleh
dari buku Studio d A1 Kurz- und Übungsbuch (2003:142) dan Lesen & Schreiben
(2010:25). Tes ini diasumsikan telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas
karena tes ini diambil dari dua buku sumber yang sudah terpercaya untuk digunakan
sebagai bahan ajar bahasa Jerman tingkat A1.
Tes ini terdiri atas dua bagian, masing-masing terdiri dari 9 dan 7 bagian
kalimat yang disusun secara acak. Setiap kalimat yang urutannya benar diberi 1 poin
kemudian dikonversi ke dalam skala 100, sehingga nilai maksimal yang diperoleh
adalah 100. Untuk memudahkan interpretasi digunakan kriteria interpretasi nilai yang
diadaptasi dari Nurgiyantoro (2010: 253). Kriteria nilai tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat
Interval PersentaseTingkat
Penguasaan Keterangan
86 – 100 Baik Sekali
37
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56 – 75 Cukup
10 – 55 Kurang
F. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan dan merumuskan masalah yang akan diteliti.
2. Melakukan kajian pustaka, berupa pengumpulan teori-teori yang relevan dengan
masalah penelitian.
3. Merumuskan hipotesis, yaitu pernyataan yang bersifat sementara tentang
masalah yang akan diteliti.
4. Mencari dan menetapkan populasi dan sampel yang akan diteliti.
5. Menentukan instrumen penelitian.
6. Mengambil data.
7. Melakukan uji persyaratan analisis yang meliputi :
a. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan varians dari populasi
yang beragam menjadi satu ragam atau ada kesamaan dan layak untuk diteliti.
Jika Fhitung < Ftabel, maka kedua varians homogen.
Jika Fhitung > Ftabel, maka kedua varians tidak homogen.
38
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi
yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam pengujian ini, data X dan data Y
terlebih dahulu diurutkan dari skor yang terendah hingga skor yang tertinggi.
Selanjutnya harga Zi ditentukan dengan rumus Zi = ��−��� (x dan sd masing-masing
merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel). Peluang F(Zi) dihitung dengan
menggunakan daftar distribusi normal baku. Lalu peluang S(Zi) dihitung dengan
rumus S(Zi) =��
�. Kemudian dicari selisih F(Zi) – S(Zi) dan harga mutlak (Lhitung)
ditentukan dari nilai terbesar.
Jika Lhitung < Ltabel, maka data tersebut berdistribusi normal.
Jika Lhitung > Ltabel, maka data tersebut berdistribusi tidak normal.
8. Menganalisis data dengan menggunakan:
a. Teknik analisis korelasi
Teknik ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara
variabel X dan variabel Y dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product
Moment. Prosedur yang dilakukan dalam teknik ini di antaranya adalah
menghitung koefisien korelasi, koefisien determinasi (KD) dan nilai t
(melakukan uji t).
Jika thitung < ttabel, maka koefisien korelasi signifikan.
Jika thitung > ttabel, maka koefisien korelasi tidak signifikan.
39
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik ini dilakukan untuk memprediksi nilai variabel Y (kemampuan
menulis teks bahasa Jerman) jika variabel X (kemampuan berpikir logis)
diketahui. Teknik ini tidak digunakan jika tidak terdapat hubungan antara
variabel X dan variabel Y.
9. Menarik kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang diajukan.
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik pada penelitian ini adalah:
H0 : rxy = 0, tidak terdapat hubungan
H1 : rxy≠ 0, terdapat hubungan
Hipotesis H0 dapat diterima apabila tidak terdapat hubungan yang positif
antara variabel X dan variabel Y. Namun apabila terdapat hubungan yang positif
antara keduanya, maka hipotesis H0 ditolak. Dengan demikian hipotesis H1 atau
50
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilaksanakannya penelitian dan diperoleh hasil penghitungan mengenai
kemampuan berpikir logis dan kemampuan menulis teks bahasa Jerman pada siswa
kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung tahun ajaran 2012/2013, maka ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Siswa kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung tahun ajaran 2012/2013 memiliki
tingkat kemampuan berpikir logis yang variatif. Hal ini tampak pada data hasil
tes kemampuan berpikir logis yang berkisar 41,6 - 62,6 dalam skala 1-100.
Rata-rata dari hasil tes yang diperoleh siswa tersebut ialah 51,01.
2. Kemampuan menulis teks bahasa Jerman siswa kelas XII Bahasa SMAN 15
Bandung tahun ajaran 2012/2013 masih tergolong rendah. Nilai tertinggi yang
dapat diraih adalah 81,25, sedangkan nilai terendah adalah 25 dari skala 1-100.
51
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Terdapat hubungan antara kemampuan berpikir logis dan kemampuan menulis
teks bahasa Jerman. Relevansi yang didapatkan dalam penelitian ini tergolong
rendah karena hanya mencapai persentasi 13%. Meskipun demikian penelitian ini
membuktikan bahwa tingkat kemampuan berpikir logis memberikan kontribusi
terhadap kemampuan menulis teks bahasa Jerman.
B. Saran
Agar keberhasilan siswa dalam berpikir logis dan menulis teks bahasa Jerman
dapat mengalami peningkatan, maka diajukanlah saran-saran berikut ini:
1. Siswa hendaknya membiasakan diri untuk tertib dalam mendengarkan penjelasan
yang diberikan penguji mengenai tata cara mengerjakan tes. Sehingga informasi
yang dibutuhkan dapat diserap dengan baik dan dapat mengerjakan tes dengan
konsentrasi yang baik pula.
2. Siswa sebaiknya melatih diri dalam menganalisis masalah, memahami konsep
tulisan, dan mencari hubungan atau keterkaitan dari pengetahuan yang ia miliki
tanpa mengandalkan orang lain. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat
mencapai tingkat kemampuan berpikir logis yang baik.
3. Siswa harus memperbanyak perbendaharaan kata, penguasaan tata bahasa dan
pengetahuan umum lain yang dapat membantu dalam memahami bahasa Jerman.
52
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tanpa pengetahuan kebahasaan yang baik, kemampuan berpikir logis yang baik
sekalipun tidak dapat secara maksimal dalam menunjang siswa ketika
53
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. (2003). Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Aminuddin. (2008). Semantik, Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bausch, Christ dan Krumm. (2007). Handbuch Fremdsprachen Unterricht. Tübingen: Narr Francke Attempto Verlag GmbH & Co.KG
Bretelsmann. (2006). Das Groβe Schülerlexikon. München: Wissen media Verlag GmbH, Gütersloh.
Detel, V. W. (2007). Grundkurs Philosophie, Band 1 Logik. Stuttgart: Philipp Reclam jun. GmbH & Co.
Duden. (2010). Das Bedeutungswörterbuch. Mannheim: Bibliographisches Institut AG.
Embacher, R. (2007). Schreibfähigkeit. [Online].
Tersedia:http://www.hausarbeiten.de. [7 Januari 2013]
Fairuz. (2012). Keterampilan Menulis. [Online]. Tersedia:http://profesor-fairuz.blogspot.com/2012/01/keterampilan-menulis.html. [7 November 2012] Hadi, A. (2005). Matinya Dunia Cyberspace: Kritik Slouka terhadap Jagad Maya.
Yogyakarta: LKiS.
Ismaya. (2010). Keefektifan Penggunaan Media Gambar dalam Pengajaran menulis
Kalimat Bahasa Inggris Siswa Kelas V SD Negeri Seloprojo Kecamatan Ngablak Magelang Tahun Ajaran 2009/2010. [Online]. Tersedia:http//ismaya75.blogspot.com/2010/12/keefektifan-penggunaan-media-gambar.html. [1 Oktober 2012]
54
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Knapp, K. et al. (2007). Angewandte Linguistik, Ein Lehrbuch 2. Auflage. Tübingen: Narr Francke Attempto Verlag GmbH+Co. KG.
Notonegoro, P. (2008). Hubungan antara Keterampilan Berpikir Logis dan
Keterampilan Menulis Mahasiswa Semester IV Program Pendidikan Bahasa Jerman. Skripsi FPBS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE Porter, D. B. dan Hernack, M. (2007). Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
Priyono, A. (2012). Pengertian Berpikir. [Online]. Tersedia:http://id.shvoong.com/social-science/education/2249741-pengertian-berfikir/. [29 Juni 2012]
Raharjo, T. (2012). Thingker (Patung). Yogyakarta: tidak diterbitkan.
Rosidi, I. (2009). Menulis Siapa Takut?. Yogyakarta: Kanisius.
Rosidi, I. (2009). Keterampilan Berbahasa. [Online]. Tersedia:http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/06/keterampilan-berbahasa_16.html.
[8 November 2011]
Siswardhani, A. (2011). Hubungan Kemampuan Berpikir Logis dan Pemahaman
Membaca Artikel Koran Berbahasa Jerman. Skripsi FPBS UPI. Bandung:
tidak diterbitkan.
Soekadijo, R.G. (1999). Logika Dasar Tradisional, Simbolik, dan Induktif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sudijono, A. (2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sukardi (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Surajiyo, Astanto, S. dan Andiani, S. (2006). Dasar-Dasar Logika. Jakarta: Bumi Aksara.
55
Dhela Regiana, 2013
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Syarif, E., Zulkarnaini dan Sumarmo. (2009). Pembelajaran Menulis. [Online]. Tersedia:http://www.slideshare.net/NASuprawoto/pembelajaran-menulis. [7 November 2011]
Santrock, W. J. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Wiyanto, A. (2004). Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.
Walgito, B. (2005). Pengantar Psikologi Umum (ed. kelima). Yogyakarta: ANDI.
Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. Logika. [Online]. Tersedia:http://id.wikipedia.org/wiki/Logika. [7 November 2011]
________. (2003). Meyers Grosses Taschenlexikon, Band 14 Loci-Mee. Mannheim: Bibliographisches Institut & F.A. Brockhaus AG.
________. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
________. (2010). Berpikir (Thinking). [Online].
Tersedia:http://psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/berpikir-thinking.html. [29 Juni 2012]
________. (2012). Metakognitif dalam Pemecahan Masalah. [Online]. Tersedia:http://adri.pran.guru-indonesia.net/artikel-detail-24891.html. [29 Juni 2012]
________. (2012). Teori Berfikir. [Online].
Tersedia:http//viecenut.blogspot.com/2012/06/teori-berfikir.html. [29 Juni 2012]