• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN : Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN : Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN

MENULIS TEKS BAHASA JERMAN

Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman

Oleh

DHELA REGIANA

0804624

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hubungan Kemampuan Berpikir Logis

dengan Kemampuan Menulis Teks Bahasa

Jerman

Oleh Dhela Regiana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Dhela Regiana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN

Disetujui dan Disahkan oleh :

Pembimbing I,

Dr. Azis Mahfuddin, M.Pd. NIP. 195206071976031003

Pembimbing II,

Ending Khoerudin, S.Pd., M.Hum. NIP. 197105091998021001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, FPBS UPI

(4)

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

(5)

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Hubungan Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menulis Teks Bahasa Jerman

Berpikir merupakan proses mental yang mengarahkan seseorang untuk menganalisis dan mempertimbangkan sesuatu. Berpikir logis membantu seseorang dalam menarik kesimpulan sehingga memperoleh kebenaran yang rasional. Dalam proses pembelajaran bahasa berpikir merupakan tahapan dari proses menulis. Menulis berarti mengubah ide atau buah pikir yang bersifat abstrak ke dalam bentuk tulisan yang dapat dilihat. Menyusun kalimat-kalimat acak menjadi sebuah teks merupakan salah satu latihan menulis. Sebagai pemula dalam belajar bahasa Jerman, siswa terkadang memiliki kesulitan dalam menyusun kalimat, karena harus terlebih dahulu memahami kalimat-kalimat acak tersebut. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan berpikir logis. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: 1) mengetahui kemampuan berpikir logis yang dimiliki oleh siswa kelas XII Bahasa; 2) mengetahui kemampuan siswa kelas XII Bahasa dalam menyusun kalimat menjadi sebuah teks bahasa Jerman; 3) mengetahui hubungan antara kemampuan berpikir logis dengan kemampuan siswa kelas XII Bahasa dalam menyusun kalimat menjadi sebuah teks bahasa Jerman. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMAN 15 Bandung tahun ajaran 2012/2013 dan dipilih seluruh siswa kelas XII Bahasa sebagai sampel. Data penelitian diperoleh dari tes logika berpikir dan latihan soal dari buku tingkat A1. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif-analitik. Teknik analisis korelasi dan regresi digunakan untuk mengetahui berapa besar hubungan antara variabel X dan variabel Y. Berdasarkan hasil penghitungan data diketahui rata-rata nilai kemampuan berpikir logis siswa 51,01, sedangkan rata-rata nilai kemampuan menulis 52,08. Rat-rata kedua nilai tersebut termasuk dalam kategori kurang. Koefisien korelasi sebesar 0,36 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kemampuan berpikir logis dengan kemampuan menulis teks bahasa Jerman, meskipun tergolong dalam kategori korelasi rendah. Hubungan tersebut ditunjukkan melalui persamaan regresi

(6)

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAKT

Die Beziehung zwischen dem logischen Denkvermögen und der Fähigkeit beim Schreiben des deutschen Textes

Denken ist ein geistiger Prozess, der jemanden leitet um etwas zu analysieren und zu überlegen. Logisches Denkvermögen kann jemandem helfen, eine Folgerung zu ziehen, so dass er eine rationale Richtigkeit bekommt. Im Sprachlernprozess ist Denken eine Phase vom Schreibprozess. Schreiben bedeutet, abstrakte Idee oder Gedanke zur sichtbaren Beschriftung zu realisieren. Sätze in die richtige Reihenfolge zu bringen ist eine der Übungen beim Schreiben. Als Anfänger beim Deutschlernen haben die Schüler manchmal Schwierigkeiten die Sätze zu ordnen, weil sie die unordentliche Sätze verstehen müssen. Deshalb benötigt man logisches Denkvermögen. Aus den obengenannten Darlegungen wird diese Untersuchung durchgeführt, um folgendes herauszufinden: 1) das logische Denkvermögen der Schüler in der Klasse XII Bahasa; 2) die Fähigkeit der Schüler in der Klasse XII Bahasa beim Schreiben des deutschen Textes; 3) die Beziehung zwischen dem logischen Denkvermögen und der Fähigkeit beim zuordnen der Sätze zu einem sinvollen Text. Die Population dieser Untersuchung war die Schüler an der SMAN 15 Bandung vom Jahrgang 2012/2013 und als Probanden wurden alle Schüler an der Klasse XII Bahasa ausgewählt. Die Daten dieser Untersuchung stammen aus dem logischen Denktest und den Aufgaben aus dem Lehrbuch Niveau A1. In dieser Untersuchung wurde die deskriptiv-analytische Methode verwendet. Die Technik der Korrelationsanalyse und Regressionsanalyse wurden benutzt, um herauszufinden, wie die Beziehung zwischen der X-Variable und der Y-Variable ist. Basierend auf die Berechnung der Daten wird die Durchschnittsnote des logischen Denkvermögens

der Schüler 51,01 gewuβt, und die Durchschnittsnote der Fähigkeit der Schüler beim Schreiben ist 52,08. Beide Durchschnittsnoten werden als „mangelhaft“ klassifiziert.

Der Korrelationskoefizient 0,36 zeigt positive Beziehung zwischen dem logischen Denkvermögen und der Fähigkeit beim Schreiben des deutschen Textes, obwohl sie

in der Kategorie „niedrig“ ist. Diese Beziehung wurde durch die

(7)

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI A. Hakikat Kemampuan Berpikir Logis 1. Hakikat Berpikir ... 7

5. Latihan Menyusun Kalimat dalam Pembelajaran Menulis Sebuah Teks ... 28

C. Kerangka Berpikir ... 31

D. Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 33

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

D. Variabel Penelitian dan Desain Penelitian ………. 34

E. Instrumen Penelitian ……….. 35

(8)

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Hipotesis Statistik ………. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian 1. Data Kemampuan Berpikir Logis ………. 40

2. Data Kemampuan Menulis Teks Bahasa Jerman ……….. 41

B. Uji Persyaratan Analisis 1. Uji Homogenitas Variansi Variabel X dan Y ……… 42

2. Uji Normalitas Variabel X dan Y ………. . 42

C. Analisis Data 1. Persamaan Regresi Linear Sederhana a. Uji Keberartian Regresi ………. 43

b. Uji Linearitas Persamaan Regresi ………. 44

c. Uji Koefisien Arah Regresi ………... 44

2. Perhitungan Koefisien Korelasi ……… 4 4 3. Perhitungan Koefisien Determinasi ………... 45

D. Pengujian Hipotesis ……… 46

E. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 46

(9)

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Gambar

2.1 Treppenmodell ... 28 Tabel

(10)

1 Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berpikir dalam kehidupan sehari-hari dilakukan seseorang untuk merenungkan

sesuatu, mempertimbangkan baik atau buruk suatu hal dan membuat keputusan. Pada

situasi tertentu kemampuan bernalar diperlukan manusia untuk dapat mengembangkan

ide atau konsep yang ia miliki tentang suatu hal atau objek. Selain itu, kemampuan

bernalar merupakan cerminan dari sebagian besar dari pengetahuan yang dimiliki

seseorang.

Proses berpikir sebagian besar melibatkan ranah kognitif. Berdasarkan buku

sumber Pengantar Evaluasi Pendidikan oleh Prof. Drs. Anas Sudijono, ranah kognitif

adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya

yang menyangkut aktivitas otak termasuk dalam ranah kognitif. Selain itu ada ranah

afektif yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap

seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan

kognitif tingkat tinggi. Selanjutnya adalah ranah psikomotor, yakni ranah yang

berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang

(11)

2

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bloom untuk mengetahui kemampuan hasil belajar. Tentu pengklasifikasian ini berlaku

pula terhadap kemampuan hasil pembelajaran bahasa.

Pada dasarnya bahasa digunakan untuk berkomunikasi. Ketika komunikasi

berlangsung, terjadi proses memproduksi dan memahami ujaran. Proses memproduksi

ujaran adalah aktivitas yang tampak dalam berbahasa, yakni aktivitas seseorang ketika

ia berbicara atau menulis, sedangkan proses memahami ujaran merupakan aktivitas

yang tidak tampak dan terjadi ketika seseorang menyimak atau membaca. Pada

akhirnya kedua jenis aktivitas tersebut mengacu pada empat keterampilan dalam

berbahasa.

Dalam proses pembelajaran bahasa Jerman, ada empat keterampilan dasar yang

saling berkaitan satu sama lain, dan siswa dituntut untuk menguasainya. Keterampilan

dasar tersebut antara lain adalah keterampilan membaca (lesen), menulis (schreiben),

berbicara (sprechen) dan menyimak (hören). Keempat keterampilan tersebut dapat

dibedakan berdasarkan prosesnya. Pertama, membaca merupakan proses perubahan

bentuk lambang/tanda/tulisan menjadi wujud makna. Kedua, menulis merupakan proses

perubahan bentuk pikiran menjadi wujud lambang/tanda/tulisan. Ketiga, berbicara

merupakan proses perubahan bentuk pikiran menjadi bunyi bahasa yang bermakna.

Keempat, menyimak yaitu proses perubahan bentuk bunyi menjadi wujud makna.

Keterampilan dasar yang tidak selalu mudah untuk dilakukan adalah

(12)

3

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kalimat dengan tepat untuk mengungkapkan apa yang ia pikirkan atau mencurahkan apa

yang ia rasakan. Untuk itu dibutuhkan proses belajar dan latihan.

Pada hakikatnya menulis dilakukan dengan tujuan agar orang lain membaca dan

memahami tulisan penulis. Seseorang yang hendak menulis harus tahu apa yang akan ia

tulis dan bagaimana menuliskannya. Ada dua faktor yang mempengaruhi keterampilan

menulis yakni, faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal menyangkut ketersediaan

fasilitas untuk menulis. Faktor internal di antaranya adalah faktor teknis dan psikologis.

Faktor teknis berkaitan konsep dan cara menulis. Di dalamnya termasuk penguasaan

kosakata dan tata bahasa. Faktor psikologis mencakup pengalaman yang dimiliki

seseorang. Semakin terbiasa menulis, semakin baik kemampuan dan hasil menulisnya.

Faktor lain yang juga tergolong faktor psikologis, adalah kemampuan berpikir

logis. Berpikir logis berarti berpikir secara rasional berdasarkan aturan atau ketentuan.

Kemampuan berpikir logis juga mencerminkan seberapa luas pengetahuan seseorang.

Siswa yang dihadapkan pada soal yang terdiri atas kalimat-kalimat acak, sedapat

mungkin menggunakan logikanya untuk memahami kalimat-kalimat tersebut. Melalui

kemampuan berpikir logisnya ia akan menentukan kalimat yang lebih dulu ditulis,

kalimat yang bersifat menjelaskan, dan kalimat yang berada di akhir atau penutup,

hingga tersusunlah kalimat-kalimat tersebut menjadi sebuah teks.

Jika kalimat-kalimat tersebut berbahasa Jerman, maka masalah yang mungkin

akan timbul dan mempengaruhi siswa dalam menyusun kalimat di antaranya adalah

(13)

4

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketika hendak menuangkan ide atau gagasannya ke dalam tulisan. Selain itu kemauan

dan motivasi siswa untuk berlatih menulis serta kemampuan berpikir logis yang

tergolong rendah juga mempengaruhi siswa dalam menulis dan memahami kalimat

berbahasa Jerman.

Dari ketiga masalah yang telah diuraikan di atas, tingkat kemampuan berpikir

logis menjadi salah satu aspek yang turut mempengaruhi keterampilan menulis siswa.

Masalah ini dianggap menarik untuk diteliti. Seperti apa peran tingkat kemampuan

berpikir logis yang dimiliki siswa terhadap kemampuannya menyusun kalimat, peneliti

berkeinginan untuk menuangkan pemikirannya melalui skripsi yang berjudul

„HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN

MENULIS TEKS BAHASA JERMAN“.

B. Batasan Masalah

Dalam pembelajaran bahasa Jerman terdapat banyak jenis-jenis menulis.

Penelitian ini hanya terfokus pada keterampilan menulis siswa sekolah menengah atas

kelas XII yang belum memiliki banyak pengalaman dalam belajar bahasa Jerman, dan

penelitian ini dibatasi ke dalam poin-poin sebagai berikut:

1. Tingkat kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa kelas XII Bahasa SMAN

(14)

5

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Hubungan kemampuan berpikir logis siswa kelas XII Bahasa SMAN 15

Bandung dengan kemampuannya menyusun kalimat menjadi sebuah teks utuh.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas

terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa kelas XII Bahasa

SMAN 15 Bandung?

2. Bagaimana kemampuan siswa kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung dalam

menyusun kalimat-kalimat bahasa Jerman menjadi sebuah teks utuh?

3. Berapa besar hubungan antara kemampuan berpikir logis dengan kemampuan

siswa kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung dalam menyusun kalimat-kalimat

bahasa Jerman menjadi sebuah teks utuh?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagaimana yang dipaparkan dalam

poin-poin berikut:

1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir logis yang dimiliki oleh siswa kelas XII

(15)

6

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung

dalam menyusun kalimat menjadi sebuah teks bahasa Jerman.

3. Untuk mengetahui berapa besar hubungan antara kemampuan berpikir logis

dengan kemampuan siswa kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung dalam

menyusun kalimat menjadi sebuah teks bahasa Jerman.

E. Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan pengalaman dan pembelajaran berharga

dalam membuat sebuah karya tulis ilmiah.

2. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk berpikir

secara logis dan memberikan mereka gambaran tentang hubungan kemampuan

berpikir logis dengan kemampuan dalam menyusun kalimat bahasa Jerman

menjadi sebuah teks utuh.

3. Dapat mengatasi kesulitan dalam menulis kalimat bahasa Jerman dengan

(16)

33

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel,

yakni variabel kemampuan berpikir logis dan variabel keterampilan siswa kelas XII

Bahasa dalam menyusun kalimat menjadi teks bahasa Jerman.

Berdasarkan hal tersebut, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode deskriptif-analitik dengan teknik analisis korelasi dan analisis

regresi. Tenkik penelitian tersebut dipilih dengan alasan bahwa teknik analisis

korelasi merupakan teknik yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara variabel X (kemampuan berpikir logis) dan variabel Y (kemampuan

menulis teks bahasa Jerman). Sedangkan teknik analisis regresi digunakan untuk

memprediksi nilai variabel Y (kemampuan menulis teks bahasa Jerman) apabila

variabel X (kemampuan berpikir logis) diketahui. Kedua teknik ini memungkinkan

peneliti untuk menggambarkan hubungan antara kedua variabel yang diteliti.

(17)

34

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian dilaksanakan di SMAN 15 Bandung. Waktu penelitian dilakukan

pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 terhadap siswa kelas XII Bahasa.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMAN 15

Bandung tahun ajaran 2012/2013.

2. Sampel

Sampel pada karena penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII Bahasa

SMAN 15 Bandung tahun ajaran 2012/2013. Teknik sampling yang digunakan adalah

Proposive Sampling atau sampling pertimbangan. Sampel dipilih dengan

pertimbangan bahwa kelas XII Bahasa adalah kelas yang memelajari bahasa Jerman.

D. Variabel Penelitian dan Desain Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel penelitian. Dua variabel yang akan

diteliti adalah sebagai berikut:

1. Variabel (X), yaitu kemampuan berpikir logis

2. Variabel (Y), yaitu kemampuan menulis teks bahasa Jerman

Design penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

r r

Keterangan:

(18)

35

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu X : Kemampuan berpikir logis

Y : Kemampuan menulis teks bahasa Jerman

r : Hubungan kemampuan berpikir logis dengan kemampuan menulis

teks bahasa Jerman

Definisi operasional variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir logis dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam

menentukan urutan kalimat yang runtut dan berkesinambungan secara logis

sehingga menjadi teks yang dapat dipahami.

2. Kemampuan menulis teks bahasa Jerman dalam penelitian ini adalah kemampuan

siswa dalam menyusun kalimat-kalimat acak menjadi teks bahasa Jerman.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Tes Kemampuan Berpikir Logis

Tes kemampuan berpikir logis dilakukan untuk mengukur kemampuan

berpikir logis berdasarkan kaidah logika yang meliputi berpikir analogis-sistematis

secara verbal dan keruangan serta potensi menyatakan pandangan analitis dari dan

(19)

36

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kriteria validitas dan reliabilitas, karena tes dibuat dan diselenggarakan oleh Layanan

Bimbingan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Tes Kemampuan Menulis

Bentuk tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan menulis pada

penelitian ini berupa tes tertulis mengenai sebuah tema “Tagesablauf”. Tes diperoleh

dari buku Studio d A1 Kurz- und Übungsbuch (2003:142) dan Lesen & Schreiben

(2010:25). Tes ini diasumsikan telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas

karena tes ini diambil dari dua buku sumber yang sudah terpercaya untuk digunakan

sebagai bahan ajar bahasa Jerman tingkat A1.

Tes ini terdiri atas dua bagian, masing-masing terdiri dari 9 dan 7 bagian

kalimat yang disusun secara acak. Setiap kalimat yang urutannya benar diberi 1 poin

kemudian dikonversi ke dalam skala 100, sehingga nilai maksimal yang diperoleh

adalah 100. Untuk memudahkan interpretasi digunakan kriteria interpretasi nilai yang

diadaptasi dari Nurgiyantoro (2010: 253). Kriteria nilai tersebut dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat

Interval PersentaseTingkat

Penguasaan Keterangan

86 – 100 Baik Sekali

(20)

37

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

56 – 75 Cukup

10 – 55 Kurang

F. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan dan merumuskan masalah yang akan diteliti.

2. Melakukan kajian pustaka, berupa pengumpulan teori-teori yang relevan dengan

masalah penelitian.

3. Merumuskan hipotesis, yaitu pernyataan yang bersifat sementara tentang

masalah yang akan diteliti.

4. Mencari dan menetapkan populasi dan sampel yang akan diteliti.

5. Menentukan instrumen penelitian.

6. Mengambil data.

7. Melakukan uji persyaratan analisis yang meliputi :

a. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan varians dari populasi

yang beragam menjadi satu ragam atau ada kesamaan dan layak untuk diteliti.

Jika Fhitung < Ftabel, maka kedua varians homogen.

Jika Fhitung > Ftabel, maka kedua varians tidak homogen.

(21)

38

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi

yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam pengujian ini, data X dan data Y

terlebih dahulu diurutkan dari skor yang terendah hingga skor yang tertinggi.

Selanjutnya harga Zi ditentukan dengan rumus Zi = ��−��� (x dan sd masing-masing

merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel). Peluang F(Zi) dihitung dengan

menggunakan daftar distribusi normal baku. Lalu peluang S(Zi) dihitung dengan

rumus S(Zi) =��

�. Kemudian dicari selisih F(Zi) – S(Zi) dan harga mutlak (Lhitung)

ditentukan dari nilai terbesar.

Jika Lhitung < Ltabel, maka data tersebut berdistribusi normal.

Jika Lhitung > Ltabel, maka data tersebut berdistribusi tidak normal.

8. Menganalisis data dengan menggunakan:

a. Teknik analisis korelasi

Teknik ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara

variabel X dan variabel Y dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product

Moment. Prosedur yang dilakukan dalam teknik ini di antaranya adalah

menghitung koefisien korelasi, koefisien determinasi (KD) dan nilai t

(melakukan uji t).

Jika thitung < ttabel, maka koefisien korelasi signifikan.

Jika thitung > ttabel, maka koefisien korelasi tidak signifikan.

(22)

39

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik ini dilakukan untuk memprediksi nilai variabel Y (kemampuan

menulis teks bahasa Jerman) jika variabel X (kemampuan berpikir logis)

diketahui. Teknik ini tidak digunakan jika tidak terdapat hubungan antara

variabel X dan variabel Y.

9. Menarik kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang diajukan.

G. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pada penelitian ini adalah:

H0 : rxy = 0, tidak terdapat hubungan

H1 : rxy≠ 0, terdapat hubungan

Hipotesis H0 dapat diterima apabila tidak terdapat hubungan yang positif

antara variabel X dan variabel Y. Namun apabila terdapat hubungan yang positif

antara keduanya, maka hipotesis H0 ditolak. Dengan demikian hipotesis H1 atau

(23)

50

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilaksanakannya penelitian dan diperoleh hasil penghitungan mengenai

kemampuan berpikir logis dan kemampuan menulis teks bahasa Jerman pada siswa

kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung tahun ajaran 2012/2013, maka ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Siswa kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung tahun ajaran 2012/2013 memiliki

tingkat kemampuan berpikir logis yang variatif. Hal ini tampak pada data hasil

tes kemampuan berpikir logis yang berkisar 41,6 - 62,6 dalam skala 1-100.

Rata-rata dari hasil tes yang diperoleh siswa tersebut ialah 51,01.

2. Kemampuan menulis teks bahasa Jerman siswa kelas XII Bahasa SMAN 15

Bandung tahun ajaran 2012/2013 masih tergolong rendah. Nilai tertinggi yang

dapat diraih adalah 81,25, sedangkan nilai terendah adalah 25 dari skala 1-100.

(24)

51

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Terdapat hubungan antara kemampuan berpikir logis dan kemampuan menulis

teks bahasa Jerman. Relevansi yang didapatkan dalam penelitian ini tergolong

rendah karena hanya mencapai persentasi 13%. Meskipun demikian penelitian ini

membuktikan bahwa tingkat kemampuan berpikir logis memberikan kontribusi

terhadap kemampuan menulis teks bahasa Jerman.

B. Saran

Agar keberhasilan siswa dalam berpikir logis dan menulis teks bahasa Jerman

dapat mengalami peningkatan, maka diajukanlah saran-saran berikut ini:

1. Siswa hendaknya membiasakan diri untuk tertib dalam mendengarkan penjelasan

yang diberikan penguji mengenai tata cara mengerjakan tes. Sehingga informasi

yang dibutuhkan dapat diserap dengan baik dan dapat mengerjakan tes dengan

konsentrasi yang baik pula.

2. Siswa sebaiknya melatih diri dalam menganalisis masalah, memahami konsep

tulisan, dan mencari hubungan atau keterkaitan dari pengetahuan yang ia miliki

tanpa mengandalkan orang lain. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat

mencapai tingkat kemampuan berpikir logis yang baik.

3. Siswa harus memperbanyak perbendaharaan kata, penguasaan tata bahasa dan

pengetahuan umum lain yang dapat membantu dalam memahami bahasa Jerman.

(25)

52

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tanpa pengetahuan kebahasaan yang baik, kemampuan berpikir logis yang baik

sekalipun tidak dapat secara maksimal dalam menunjang siswa ketika

(26)

53

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2003). Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Aminuddin. (2008). Semantik, Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bausch, Christ dan Krumm. (2007). Handbuch Fremdsprachen Unterricht. Tübingen: Narr Francke Attempto Verlag GmbH & Co.KG

Bretelsmann. (2006). Das Groβe Schülerlexikon. München: Wissen media Verlag GmbH, Gütersloh.

Detel, V. W. (2007). Grundkurs Philosophie, Band 1 Logik. Stuttgart: Philipp Reclam jun. GmbH & Co.

Duden. (2010). Das Bedeutungswörterbuch. Mannheim: Bibliographisches Institut AG.

Embacher, R. (2007). Schreibfähigkeit. [Online].

Tersedia:http://www.hausarbeiten.de. [7 Januari 2013]

Fairuz. (2012). Keterampilan Menulis. [Online]. Tersedia:http://profesor-fairuz.blogspot.com/2012/01/keterampilan-menulis.html. [7 November 2012] Hadi, A. (2005). Matinya Dunia Cyberspace: Kritik Slouka terhadap Jagad Maya.

Yogyakarta: LKiS.

Ismaya. (2010). Keefektifan Penggunaan Media Gambar dalam Pengajaran menulis

Kalimat Bahasa Inggris Siswa Kelas V SD Negeri Seloprojo Kecamatan Ngablak Magelang Tahun Ajaran 2009/2010. [Online]. Tersedia:http//ismaya75.blogspot.com/2010/12/keefektifan-penggunaan-media-gambar.html. [1 Oktober 2012]

(27)

54

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Knapp, K. et al. (2007). Angewandte Linguistik, Ein Lehrbuch 2. Auflage. Tübingen: Narr Francke Attempto Verlag GmbH+Co. KG.

Notonegoro, P. (2008). Hubungan antara Keterampilan Berpikir Logis dan

Keterampilan Menulis Mahasiswa Semester IV Program Pendidikan Bahasa Jerman. Skripsi FPBS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE Porter, D. B. dan Hernack, M. (2007). Quantum Learning. Bandung: Kaifa.

Priyono, A. (2012). Pengertian Berpikir. [Online]. Tersedia:http://id.shvoong.com/social-science/education/2249741-pengertian-berfikir/. [29 Juni 2012]

Raharjo, T. (2012). Thingker (Patung). Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Rosidi, I. (2009). Menulis Siapa Takut?. Yogyakarta: Kanisius.

Rosidi, I. (2009). Keterampilan Berbahasa. [Online]. Tersedia:http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/06/keterampilan-berbahasa_16.html.

[8 November 2011]

Siswardhani, A. (2011). Hubungan Kemampuan Berpikir Logis dan Pemahaman

Membaca Artikel Koran Berbahasa Jerman. Skripsi FPBS UPI. Bandung:

tidak diterbitkan.

Soekadijo, R.G. (1999). Logika Dasar Tradisional, Simbolik, dan Induktif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sudijono, A. (2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sukardi (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Surajiyo, Astanto, S. dan Andiani, S. (2006). Dasar-Dasar Logika. Jakarta: Bumi Aksara.

(28)

55

Dhela Regiana, 2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Syarif, E., Zulkarnaini dan Sumarmo. (2009). Pembelajaran Menulis. [Online]. Tersedia:http://www.slideshare.net/NASuprawoto/pembelajaran-menulis. [7 November 2011]

Santrock, W. J. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Wiyanto, A. (2004). Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.

Walgito, B. (2005). Pengantar Psikologi Umum (ed. kelima). Yogyakarta: ANDI.

Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. Logika. [Online]. Tersedia:http://id.wikipedia.org/wiki/Logika. [7 November 2011]

________. (2003). Meyers Grosses Taschenlexikon, Band 14 Loci-Mee. Mannheim: Bibliographisches Institut & F.A. Brockhaus AG.

________. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

________. (2010). Berpikir (Thinking). [Online].

Tersedia:http://psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/berpikir-thinking.html. [29 Juni 2012]

________. (2012). Metakognitif dalam Pemecahan Masalah. [Online]. Tersedia:http://adri.pran.guru-indonesia.net/artikel-detail-24891.html. [29 Juni 2012]

________. (2012). Teori Berfikir. [Online].

Tersedia:http//viecenut.blogspot.com/2012/06/teori-berfikir.html. [29 Juni 2012]

Gambar

Gambar 2.1 Treppenmodell ................................................................................................
tabel berikut ini:

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan ini kami beritahukan bahwa berdasarkan hasil evaluasi administrasi dan teknis dokumen prakualifikasi perusahaan Saudara telah masuk dalam calon Daftar Pendek untuk

Tidak akan mungkin sebuah perusahaan dapat berjalan jika tidak ada pegawai yang mengoperasikannya, demikian juga dengan sekolah atau tempat kursus lainnya juga membutuhkan

urgensi, antara lain : Pertama, politik praktis di kampus merupakan ‘laboratorium’, tidak saja bagi program studi -program studi yang bersinggungan secara langsung

The first is to find the characteristics of Eliot as the main character based on his view on humanity.. This study uses new criticism as the approach in analyzing the text content of

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penetapan Harga Pembelian Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Produksi Pekebun mempunyai tujuan untuk

example is the students overgeneralized in using – ed in their writing. It happened because the students think that every verb in recount text writing always use the

Apakah menurut Bapak/Ibu/Sdr/i keadaaan Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Nias Utara, sudah sesuai dengan standart?.