ABSTRAK ... i
ABSTRAKT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABELDAN GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Berpikir Logis 1. Hakikat Berpikir ... 7
2. Hakikat Logika... 11
3. Batasan Berpikir Logis ... 14
B. Hakikat Menulis 1. Pengertian Menulis ... 17
2. Tujuan dan Manfaat Menulis ... 19
3. Tahapan Menulis ... 24
4. Menulis Teks Bahasa Jerman ... 25
5. Latihan Menyusun Kalimat dalam Pembelajaran Menulis Sebuah Teks ... 28
C. Kerangka Berpikir ... 31
D. Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34
D. Variabel Penelitian dan Desain Penelitian ………. 34
E. Instrumen Penelitian ……….. 35
F. Prosedur Penelitian ……… 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
1. Data Kemampuan Berpikir Logis ………. 40
2. Data Kemampuan Menulis Teks Bahasa Jerman ……….. 41
B. Uji Persyaratan Analisis 1. Uji Homogenitas Variansi Variabel X dan Y ……… 42
2. Uji Normalitas Variabel X dan Y ………. . 42
C. Analisis Data 1. Persamaan Regresi Linear Sederhana a. Uji Keberartian Regresi ………. 43
b. Uji Linearitas Persamaan Regresi ………. 44
c. Uji Koefisien Arah Regresi ………... 44
2. Perhitungan Koefisien Korelasi ……… 4 4 3. Perhitungan Koefisien Determinasi ………... 45
D. Pengujian Hipotesis ……… 46
E. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50
B. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ………. 53
LAMPIRAN A. Lampiran Pengumpulan Data ……… 56
B. Lampiran Pengolahan Data ………... 59
C. Lampiran Tabel ………. 76
Gambar
2.1 Treppenmodell ... 28
Tabel
3.1 Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat ... 36
4.1 Standar Penilaian ... 41
[image:3.612.90.475.195.548.2]1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berpikir dalam kehidupan sehari-hari dilakukan seseorang untuk merenungkan
sesuatu, mempertimbangkan baik atau buruk suatu hal dan membuat keputusan. Pada
situasi tertentu kemampuan bernalar diperlukan manusia untuk dapat mengembangkan
ide atau konsep yang ia miliki tentang suatu hal atau objek. Selain itu, kemampuan
bernalar merupakan cerminan dari sebagian besar dari pengetahuan yang dimiliki
seseorang.
Proses berpikir sebagian besar melibatkan ranah kognitif. Berdasarkan buku
sumber Pengantar Evaluasi Pendidikan oleh Prof. Drs. Anas Sudijono, ranah kognitif
adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya
yang menyangkut aktivitas otak termasuk dalam ranah kognitif. Selain itu ada ranah
afektif yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap
seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan
kognitif tingkat tinggi. Selanjutnya adalah ranah psikomotor, yakni ranah yang
berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima penglaman belajar tertentu. Ketiga ranah ini diklasifikasikan oleh Benjamin
Bloom untuk mengetahui kemampuan hasil belajar. Tentu pengklasifikasian ini berlaku
Pada dasarnya bahasa digunakan untuk berkomunikasi. Ketika komunikasi
berlangsung, terjadi proses memproduksi dan memahami ujaran. Proses memproduksi
ujaran adalah aktivitas yang tampak dalam berbahasa, yakni aktivitas seseorang ketika
ia berbicara atau menulis, sedangkan proses memahami ujaran merupakan aktivitas
yang tidak tampak dan terjadi ketika seseorang menyimak atau membaca. Pada
akhirnya kedua jenis aktivitas tersebut mengacu pada empat keterampilan dalam
berbahasa.
Dalam proses pembelajaran bahasa Jerman, ada empat keterampilan dasar yang
saling berkaitan satu sama lain, dan siswa dituntut untuk menguasainya. Keterampilan
dasar tersebut antara lain adalah keterampilan membaca (lesen), menulis (schreiben),
berbicara (sprechen) dan menyimak (hören). Keempat keterampilan tersebut dapat
dibedakan berdasarkan prosesnya. Pertama, membaca merupakan proses perubahan
bentuk lambang/tanda/tulisan menjadi wujud makna. Kedua, menulis merupakan proses
perubahan bentuk pikiran menjadi wujud lambang/tanda/tulisan. Ketiga, berbicara
merupakan proses perubahan bentuk pikiran menjadi bunyi bahasa yang bermakna.
Keempat, menyimak yaitu proses perubahan bentuk bunyi menjadi wujud makna.
Keterampilan dasar yang tidak selalu mudah untuk dilakukan adalah
keterampilan menulis. Sebelum menulis seseorang harus memilih kata dan menyusun
kalimat dengan tepat untuk mengungkapkan apa yang ia pikirkan atau mencurahkan apa
3
Pada hakikatnya menulis dilakukan dengan tujuan agar orang lain membaca dan
memahami tulisan penulis. Seseorang yang hendak menulis harus tahu apa yang akan ia
tulis dan bagaimana menuliskannya. Ada dua faktor yang mempengaruhi keterampilan
menulis yakni, faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal menyangkut ketersediaan
fasilitas untuk menulis. Faktor internal di antaranya adalah faktor teknis dan psikologis.
Faktor teknis berkaitan konsep dan cara menulis. Di dalamnya termasuk penguasaan
kosakata dan tata bahasa. Faktor psikologis mencakup pengalaman yang dimiliki
seseorang. Semakin terbiasa menulis, semakin baik kemampuan dan hasil menulisnya.
Faktor lain yang juga tergolong faktor psikologis, adalah kemampuan berpikir
logis. Berpikir logis berarti berpikir secara rasional berdasarkan aturan atau ketentuan.
Kemampuan berpikir logis juga mencerminkan seberapa luas pengetahuan seseorang.
Siswa yang dihadapkan pada soal yang terdiri atas kalimat-kalimat acak, sedapat
mungkin menggunakan logikanya untuk memahami kalimat-kalimat tersebut. Melalui
kemampuan berpikir logisnya ia akan menentukan kalimat yang lebih dulu ditulis,
kalimat yang bersifat menjelaskan, dan kalimat yang berada di akhir atau penutup,
hingga tersusunlah kalimat-kalimat tersebut menjadi sebuah teks.
Jika kalimat-kalimat tersebut berbahasa Jerman, maka masalah yang mungkin
akan timbul dan mempengaruhi siswa dalam menyusun kalimat di antaranya adalah
penguasaan kosakata bahasa Jerman yang kurang dan menyebabkan siswa kesulitan
ketika hendak menuangkan ide atau gagasannya ke dalam tulisan. Selain itu kemauan
tergolong rendah juga mempengaruhi siswa dalam menulis dan memahami kalimat
berbahasa Jerman.
Dari ketiga masalah yang telah diuraikan di atas, tingkat kemampuan berpikir
logis menjadi salah satu aspek yang turut mempengaruhi keterampilan menulis siswa.
Masalah ini dianggap menarik untuk diteliti. Seperti apa peran tingkat kemampuan
berpikir logis yang dimiliki siswa terhadap kemampuannya menyusun kalimat, peneliti
berkeinginan untuk menuangkan pemikirannya melalui skripsi yang berjudul
„HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN
MENULIS TEKS BAHASA JERMAN“.
B. Batasan Masalah
Dalam pembelajaran bahasa Jerman terdapat banyak jenis-jenis menulis.
Penelitian ini hanya terfokus pada keterampilan menulis siswa sekolah menengah atas
kelas XII yang belum memiliki banyak pengalaman dalam belajar bahasa Jerman, dan
penelitian ini dibatasi ke dalam poin-poin sebagai berikut:
1. Tingkat kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa kelas XII Bahasa SMAN
15 Bandung.
2. Hubungan kemampuan berpikir logis siswa kelas XII Bahasa SMAN 15
5
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas
terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa kelas XII Bahasa
SMAN 15 Bandung?
2. Bagaimana kemampuan siswa kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung dalam
menyusun kalimat-kalimat bahasa Jerman menjadi sebuah teks utuh?
3. Berapa besar hubungan antara kemampuan berpikir logis dengan kemampuan
siswa kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung dalam menyusun kalimat-kalimat
bahasa Jerman menjadi sebuah teks utuh?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagaimana yang dipaparkan dalam
poin-poin berikut:
1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir logis yang dimiliki oleh siswa kelas XII
Bahasa SMAN 15 Bandung.
2. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung
3. Untuk mengetahui berapa besar hubungan antara kemampuan berpikir logis
dengan kemampuan siswa kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung dalam
menyusun kalimat menjadi sebuah teks bahasa Jerman.
E. Manfaat Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan pengalaman dan pembelajaran berharga
dalam membuat sebuah karya tulis ilmiah.
2. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk berpikir
secara logis dan memberikan mereka gambaran tentang hubungan kemampuan
berpikir logis dengan kemampuan dalam menyusun kalimat bahasa Jerman
menjadi sebuah teks utuh.
3. Dapat mengatasi kesulitan dalam menulis kalimat bahasa Jerman dengan
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel,
yakni variabel kemampuan berpikir logis dan variabel keterampilan siswa kelas XII
Bahasa dalam menyusun kalimat menjadi teks bahasa Jerman.
Berdasarkan hal tersebut, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif-analitik dengan teknik analisis korelasi dan analisis
regresi. Tenkik penelitian tersebut dipilih dengan alasan bahwa teknik analisis
korelasi merupakan teknik yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara variabel X (kemampuan berpikir logis) dan variabel Y (kemampuan
menulis teks bahasa Jerman). Sedangkan teknik analisis regresi digunakan untuk
memprediksi nilai variabel Y (kemampuan menulis teks bahasa Jerman) apabila
variabel X (kemampuan berpikir logis) diketahui. Kedua teknik ini memungkinkan
peneliti untuk menggambarkan hubungan antara kedua variabel yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMAN 15 Bandung. Waktu penelitian dilakukan
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMAN 15
Bandung tahun ajaran 2012/2013.
2. Sampel
Sampel pada karena penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII Bahasa
SMAN 15 Bandung tahun ajaran 2012/2013. Teknik sampling yang digunakan adalah
Proposive Sampling atau sampling pertimbangan. Sampel dipilih dengan
pertimbangan bahwa kelas XII Bahasa adalah kelas yang memelajari bahasa Jerman.
D. Variabel Penelitian dan Desain Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel penelitian. Dua variabel yang akan
diteliti adalah sebagai berikut:
1. Variabel (X), yaitu kemampuan berpikir logis
2. Variabel (Y), yaitu kemampuan menulis teks bahasa Jerman
Design penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
r r
Keterangan:
X : Kemampuan berpikir logis
35
r : Hubungan kemampuan berpikir logis dengan kemampuan menulis
teks bahasa Jerman
Definisi operasional variabel tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir logis dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam
menentukan urutan kalimat yang runtut dan berkesinambungan secara logis
sehingga menjadi teks yang dapat dipahami.
2. Kemampuan menulis teks bahasa Jerman dalam penelitian ini adalah kemampuan
siswa dalam menyusun kalimat-kalimat acak menjadi teks bahasa Jerman.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Tes Kemampuan Berpikir Logis
Tes kemampuan berpikir logis dilakukan untuk mengukur kemampuan
berpikir logis berdasarkan kaidah logika yang meliputi berpikir analogis-sistematis
secara verbal dan keruangan serta potensi menyatakan pandangan analitis dari dan
sintesis berdasarkan data tertentu. Tes ini merupakan tes baku yang telah memenuhi
kriteria validitas dan reliabilitas, karena tes dibuat dan diselenggarakan oleh Layanan
2. Tes Kemampuan Menulis
Bentuk tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan menulis pada
penelitian ini berupa tes tertulis mengenai sebuah tema “Tagesablauf”. Tes diperoleh
dari buku Studio d A1 Kurz- und Übungsbuch (2003:142) dan Lesen & Schreiben
(2010:25). Tes ini diasumsikan telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas
karena tes ini diambil dari dua buku sumber yang sudah terpercaya untuk digunakan
sebagai bahan ajar bahasa Jerman tingkat A1.
Tes ini terdiri atas dua bagian, masing-masing terdiri dari 9 dan 7 bagian
kalimat yang disusun secara acak. Setiap kalimat yang urutannya benar diberi 1 poin
kemudian dikonversi ke dalam skala 100, sehingga nilai maksimal yang diperoleh
adalah 100. Untuk memudahkan interpretasi digunakan kriteria interpretasi nilai yang
[image:13.612.109.524.253.614.2]diadaptasi dari Nurgiyantoro (2010: 253). Kriteria nilai tersebut dapat dilihat pada
[image:13.612.123.506.426.615.2]tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat
Interval PersentaseTingkat
Penguasaan Keterangan
86 – 100 Baik Sekali
76 – 85 Baik
56 – 75 Cukup
37
F. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan dan merumuskan masalah yang akan diteliti.
2. Melakukan kajian pustaka, berupa pengumpulan teori-teori yang relevan dengan
masalah penelitian.
3. Merumuskan hipotesis, yaitu pernyataan yang bersifat sementara tentang
masalah yang akan diteliti.
4. Mencari dan menetapkan populasi dan sampel yang akan diteliti.
5. Menentukan instrumen penelitian.
6. Mengambil data.
7. Melakukan uji persyaratan analisis yang meliputi :
a. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan varians dari populasi
yang beragam menjadi satu ragam atau ada kesamaan dan layak untuk diteliti.
Jika Fhitung < Ftabel, maka kedua varians homogen.
Jika Fhitung > Ftabel, maka kedua varians tidak homogen.
b. Uji Normalitas Distribusi data X dan Y
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi
yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam pengujian ini, data X dan data Y
terlebih dahulu diurutkan dari skor yang terendah hingga skor yang tertinggi.
merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel). Peluang F(Zi) dihitung dengan
menggunakan daftar distribusi normal baku. Lalu peluang S(Zi) dihitung dengan
rumus S(Zi) =��
�. Kemudian dicari selisih F(Zi) – S(Zi) dan harga mutlak (Lhitung)
ditentukan dari nilai terbesar.
Jika Lhitung < Ltabel, maka data tersebut berdistribusi normal.
Jika Lhitung > Ltabel, maka data tersebut berdistribusi tidak normal.
8. Menganalisis data dengan menggunakan:
a. Teknik analisis korelasi
Teknik ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara
variabel X dan variabel Y dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product
Moment. Prosedur yang dilakukan dalam teknik ini di antaranya adalah
menghitung koefisien korelasi, koefisien determinasi (KD) dan nilai t
(melakukan uji t).
Jika thitung < ttabel, maka koefisien korelasi signifikan.
Jika thitung > ttabel, maka koefisien korelasi tidak signifikan.
b. Teknik regresi
Teknik ini dilakukan untuk memprediksi nilai variabel Y (kemampuan
menulis teks bahasa Jerman) jika variabel X (kemampuan berpikir logis)
diketahui. Teknik ini tidak digunakan jika tidak terdapat hubungan antara
variabel X dan variabel Y.
39
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik pada penelitian ini adalah:
H0 : rxy = 0, tidak terdapat hubungan
H1 : rxy≠ 0, terdapat hubungan
Hipotesis H0 dapat diterima apabila tidak terdapat hubungan yang positif
antara variabel X dan variabel Y. Namun apabila terdapat hubungan yang positif
antara keduanya, maka hipotesis H0 ditolak. Dengan demikian hipotesis H1 atau
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilaksanakannya penelitian dan diperoleh hasil penghitungan mengenai
kemampuan berpikir logis dan kemampuan menulis teks bahasa Jerman pada siswa
kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung tahun ajaran 2012/2013, maka ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Siswa kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung tahun ajaran 2012/2013 memiliki
tingkat kemampuan berpikir logis yang variatif. Hal ini tampak pada data hasil
tes kemampuan berpikir logis yang berkisar 41,6 - 62,6 dalam skala 1-100.
Rata-rata dari hasil tes yang diperoleh siswa tersebut ialah 51,01.
2. Kemampuan menulis teks bahasa Jerman siswa kelas XII Bahasa SMAN 15
Bandung tahun ajaran 2012/2013 masih tergolong rendah. Nilai tertinggi yang
dapat diraih adalah 81,25, sedangkan nilai terendah adalah 25 dari skala 1-100.
51
3. Terdapat hubungan antara kemampuan berpikir logis dan kemampuan menulis
teks bahasa Jerman. Relevansi yang didapatkan dalam penelitian ini tergolong
rendah karena hanya mencapai persentasi 13%. Meskipun demikian penelitian ini
membuktikan bahwa tingkat kemampuan berpikir logis memberikan kontribusi
terhadap kemampuan menulis teks bahasa Jerman.
B. Saran
Agar keberhasilan siswa dalam berpikir logis dan menulis teks bahasa Jerman
dapat mengalami peningkatan, maka diajukanlah saran-saran berikut ini:
1. Siswa hendaknya membiasakan diri untuk tertib dalam mendengarkan penjelasan
yang diberikan penguji mengenai tata cara mengerjakan tes. Sehingga informasi
yang dibutuhkan dapat diserap dengan baik dan dapat mengerjakan tes dengan
konsentrasi yang baik pula.
2. Siswa sebaiknya melatih diri dalam menganalisis masalah, memahami konsep
tulisan, dan mencari hubungan atau keterkaitan dari pengetahuan yang ia miliki
tanpa mengandalkan orang lain. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat
mencapai tingkat kemampuan berpikir logis yang baik.
3. Siswa harus memperbanyak perbendaharaan kata, penguasaan tata bahasa dan
pengetahuan umum lain yang dapat membantu dalam memahami bahasa Jerman.
tanpa pengetahuan kebahasaan yang baik, kemampuan berpikir logis yang baik
sekalipun tidak dapat secara maksimal dalam menunjang siswa ketika
53
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. (2003). Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Aminuddin. (2008). Semantik, Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bausch, Christ dan Krumm. (2007). Handbuch Fremdsprachen Unterricht. Tübingen: Narr Francke Attempto Verlag GmbH & Co.KG
Bretelsmann. (2006). Das Groβe Schülerlexikon. München: Wissen media Verlag GmbH, Gütersloh.
Detel, V. W. (2007). Grundkurs Philosophie, Band 1 Logik. Stuttgart: Philipp Reclam jun. GmbH & Co.
Duden. (2010). Das Bedeutungswörterbuch. Mannheim: Bibliographisches Institut AG.
Embacher, R. (2007). Schreibfähigkeit. [Online].
Tersedia:http://www.hausarbeiten.de. [7 Januari 2013]
Fairuz. (2012). Keterampilan Menulis. [Online]. Tersedia:http://profesor-fairuz.blogspot.com/2012/01/keterampilan-menulis.html. [7 November 2012]
Hadi, A. (2005). Matinya Dunia Cyberspace: Kritik Slouka terhadap Jagad Maya. Yogyakarta: LKiS.
Ismaya. (2010). Keefektifan Penggunaan Media Gambar dalam Pengajaran menulis
Kalimat Bahasa Inggris Siswa Kelas V SD Negeri Seloprojo Kecamatan
Ngablak Magelang Tahun Ajaran 2009/2010. [Online].
Tersedia:http//ismaya75.blogspot.com/2010/12/keefektifan-penggunaan-media-gambar.html. [1 Oktober 2012]
Knapp, K. et al. (2007). Angewandte Linguistik, Ein Lehrbuch 2. Auflage. Tübingen: Narr Francke Attempto Verlag GmbH+Co. KG.
Notonegoro, P. (2008). Hubungan antara Keterampilan Berpikir Logis dan Keterampilan Menulis Mahasiswa Semester IV Program Pendidikan Bahasa Jerman. Skripsi FPBS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE
Porter, D. B. dan Hernack, M. (2007). Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
Priyono, A. (2012). Pengertian Berpikir. [Online].
Tersedia:http://id.shvoong.com/social-science/education/2249741-pengertian-berfikir/. [29 Juni 2012]
Raharjo, T. (2012). Thingker (Patung). Yogyakarta: tidak diterbitkan.
Rosidi, I. (2009). Menulis Siapa Takut?. Yogyakarta: Kanisius.
Rosidi, I. (2009). Keterampilan Berbahasa. [Online]. Tersedia:http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/06/keterampilan-berbahasa_16.html.
[8 November 2011]
Siswardhani, A. (2011). Hubungan Kemampuan Berpikir Logis dan Pemahaman
Membaca Artikel Koran Berbahasa Jerman. Skripsi FPBS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
Soekadijo, R.G. (1999). Logika Dasar Tradisional, Simbolik, dan Induktif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sudijono, A. (2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sukardi (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Surajiyo, Astanto, S. dan Andiani, S. (2006). Dasar-Dasar Logika. Jakarta: Bumi Aksara.
55
Syarif, E., Zulkarnaini dan Sumarmo. (2009). Pembelajaran Menulis. [Online]. Tersedia:http://www.slideshare.net/NASuprawoto/pembelajaran-menulis. [7 November 2011]
Santrock, W. J. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Wiyanto, A. (2004). Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.
Walgito, B. (2005). Pengantar Psikologi Umum (ed. kelima). Yogyakarta: ANDI.
Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. Logika. [Online]. Tersedia:http://id.wikipedia.org/wiki/Logika. [7 November 2011]
________. (2003). Meyers Grosses Taschenlexikon, Band 14 Loci-Mee. Mannheim: Bibliographisches Institut & F.A. Brockhaus AG.
________. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
________. (2010). Berpikir (Thinking). [Online].
Tersedia:http://psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/berpikir-thinking.html. [29 Juni 2012]
________. (2012). Metakognitif dalam Pemecahan Masalah. [Online]. Tersedia:http://adri.pran.guru-indonesia.net/artikel-detail-24891.html. [29 Juni 2012]
________. (2012). Teori Berfikir. [Online].
Tersedia:http//viecenut.blogspot.com/2012/06/teori-berfikir.html. [29 Juni 2012]
________. (2013). Logisches Denkvermögen. [Online].