• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN: Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 No Pan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BAHASA JERMAN: Studi Korelasi Kemampuan Berpikir Logis dengan Kemampuan Menyusun Kalimat Menjadi Sebuah Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 No Pan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK ... i

ABSTRAKT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABELDAN GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Kemampuan Berpikir Logis 1. Hakikat Berpikir ... 7

2. Hakikat Logika... 11

3. Batasan Berpikir Logis ... 14

B. Hakikat Menulis 1. Pengertian Menulis ... 17

2. Tujuan dan Manfaat Menulis ... 19

3. Tahapan Menulis ... 24

4. Menulis Teks Bahasa Jerman ... 25

5. Latihan Menyusun Kalimat dalam Pembelajaran Menulis Sebuah Teks ... 28

C. Kerangka Berpikir ... 31

D. Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 33

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

D. Variabel Penelitian dan Desain Penelitian ………. 34

E. Instrumen Penelitian ……….. 35

F. Prosedur Penelitian ……… 37

(2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

1. Data Kemampuan Berpikir Logis ………. 40

2. Data Kemampuan Menulis Teks Bahasa Jerman ……….. 41

B. Uji Persyaratan Analisis 1. Uji Homogenitas Variansi Variabel X dan Y ……… 42

2. Uji Normalitas Variabel X dan Y ………. . 42

C. Analisis Data 1. Persamaan Regresi Linear Sederhana a. Uji Keberartian Regresi ………. 43

b. Uji Linearitas Persamaan Regresi ………. 44

c. Uji Koefisien Arah Regresi ………... 44

2. Perhitungan Koefisien Korelasi ……… 4 4 3. Perhitungan Koefisien Determinasi ………... 45

D. Pengujian Hipotesis ……… 46

E. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ………. 53

LAMPIRAN A. Lampiran Pengumpulan Data ……… 56

B. Lampiran Pengolahan Data ………... 59

C. Lampiran Tabel ………. 76

(3)

Gambar

2.1 Treppenmodell ... 28

Tabel

3.1 Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat ... 36

4.1 Standar Penilaian ... 41

[image:3.612.90.475.195.548.2]
(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berpikir dalam kehidupan sehari-hari dilakukan seseorang untuk merenungkan

sesuatu, mempertimbangkan baik atau buruk suatu hal dan membuat keputusan. Pada

situasi tertentu kemampuan bernalar diperlukan manusia untuk dapat mengembangkan

ide atau konsep yang ia miliki tentang suatu hal atau objek. Selain itu, kemampuan

bernalar merupakan cerminan dari sebagian besar dari pengetahuan yang dimiliki

seseorang.

Proses berpikir sebagian besar melibatkan ranah kognitif. Berdasarkan buku

sumber Pengantar Evaluasi Pendidikan oleh Prof. Drs. Anas Sudijono, ranah kognitif

adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya

yang menyangkut aktivitas otak termasuk dalam ranah kognitif. Selain itu ada ranah

afektif yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap

seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan

kognitif tingkat tinggi. Selanjutnya adalah ranah psikomotor, yakni ranah yang

berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang

menerima penglaman belajar tertentu. Ketiga ranah ini diklasifikasikan oleh Benjamin

Bloom untuk mengetahui kemampuan hasil belajar. Tentu pengklasifikasian ini berlaku

(5)

Pada dasarnya bahasa digunakan untuk berkomunikasi. Ketika komunikasi

berlangsung, terjadi proses memproduksi dan memahami ujaran. Proses memproduksi

ujaran adalah aktivitas yang tampak dalam berbahasa, yakni aktivitas seseorang ketika

ia berbicara atau menulis, sedangkan proses memahami ujaran merupakan aktivitas

yang tidak tampak dan terjadi ketika seseorang menyimak atau membaca. Pada

akhirnya kedua jenis aktivitas tersebut mengacu pada empat keterampilan dalam

berbahasa.

Dalam proses pembelajaran bahasa Jerman, ada empat keterampilan dasar yang

saling berkaitan satu sama lain, dan siswa dituntut untuk menguasainya. Keterampilan

dasar tersebut antara lain adalah keterampilan membaca (lesen), menulis (schreiben),

berbicara (sprechen) dan menyimak (hören). Keempat keterampilan tersebut dapat

dibedakan berdasarkan prosesnya. Pertama, membaca merupakan proses perubahan

bentuk lambang/tanda/tulisan menjadi wujud makna. Kedua, menulis merupakan proses

perubahan bentuk pikiran menjadi wujud lambang/tanda/tulisan. Ketiga, berbicara

merupakan proses perubahan bentuk pikiran menjadi bunyi bahasa yang bermakna.

Keempat, menyimak yaitu proses perubahan bentuk bunyi menjadi wujud makna.

Keterampilan dasar yang tidak selalu mudah untuk dilakukan adalah

keterampilan menulis. Sebelum menulis seseorang harus memilih kata dan menyusun

kalimat dengan tepat untuk mengungkapkan apa yang ia pikirkan atau mencurahkan apa

(6)

3

Pada hakikatnya menulis dilakukan dengan tujuan agar orang lain membaca dan

memahami tulisan penulis. Seseorang yang hendak menulis harus tahu apa yang akan ia

tulis dan bagaimana menuliskannya. Ada dua faktor yang mempengaruhi keterampilan

menulis yakni, faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal menyangkut ketersediaan

fasilitas untuk menulis. Faktor internal di antaranya adalah faktor teknis dan psikologis.

Faktor teknis berkaitan konsep dan cara menulis. Di dalamnya termasuk penguasaan

kosakata dan tata bahasa. Faktor psikologis mencakup pengalaman yang dimiliki

seseorang. Semakin terbiasa menulis, semakin baik kemampuan dan hasil menulisnya.

Faktor lain yang juga tergolong faktor psikologis, adalah kemampuan berpikir

logis. Berpikir logis berarti berpikir secara rasional berdasarkan aturan atau ketentuan.

Kemampuan berpikir logis juga mencerminkan seberapa luas pengetahuan seseorang.

Siswa yang dihadapkan pada soal yang terdiri atas kalimat-kalimat acak, sedapat

mungkin menggunakan logikanya untuk memahami kalimat-kalimat tersebut. Melalui

kemampuan berpikir logisnya ia akan menentukan kalimat yang lebih dulu ditulis,

kalimat yang bersifat menjelaskan, dan kalimat yang berada di akhir atau penutup,

hingga tersusunlah kalimat-kalimat tersebut menjadi sebuah teks.

Jika kalimat-kalimat tersebut berbahasa Jerman, maka masalah yang mungkin

akan timbul dan mempengaruhi siswa dalam menyusun kalimat di antaranya adalah

penguasaan kosakata bahasa Jerman yang kurang dan menyebabkan siswa kesulitan

ketika hendak menuangkan ide atau gagasannya ke dalam tulisan. Selain itu kemauan

(7)

tergolong rendah juga mempengaruhi siswa dalam menulis dan memahami kalimat

berbahasa Jerman.

Dari ketiga masalah yang telah diuraikan di atas, tingkat kemampuan berpikir

logis menjadi salah satu aspek yang turut mempengaruhi keterampilan menulis siswa.

Masalah ini dianggap menarik untuk diteliti. Seperti apa peran tingkat kemampuan

berpikir logis yang dimiliki siswa terhadap kemampuannya menyusun kalimat, peneliti

berkeinginan untuk menuangkan pemikirannya melalui skripsi yang berjudul

„HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN

MENULIS TEKS BAHASA JERMAN“.

B. Batasan Masalah

Dalam pembelajaran bahasa Jerman terdapat banyak jenis-jenis menulis.

Penelitian ini hanya terfokus pada keterampilan menulis siswa sekolah menengah atas

kelas XII yang belum memiliki banyak pengalaman dalam belajar bahasa Jerman, dan

penelitian ini dibatasi ke dalam poin-poin sebagai berikut:

1. Tingkat kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa kelas XII Bahasa SMAN

15 Bandung.

2. Hubungan kemampuan berpikir logis siswa kelas XII Bahasa SMAN 15

(8)

5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas

terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa kelas XII Bahasa

SMAN 15 Bandung?

2. Bagaimana kemampuan siswa kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung dalam

menyusun kalimat-kalimat bahasa Jerman menjadi sebuah teks utuh?

3. Berapa besar hubungan antara kemampuan berpikir logis dengan kemampuan

siswa kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung dalam menyusun kalimat-kalimat

bahasa Jerman menjadi sebuah teks utuh?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagaimana yang dipaparkan dalam

poin-poin berikut:

1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir logis yang dimiliki oleh siswa kelas XII

Bahasa SMAN 15 Bandung.

2. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung

(9)

3. Untuk mengetahui berapa besar hubungan antara kemampuan berpikir logis

dengan kemampuan siswa kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung dalam

menyusun kalimat menjadi sebuah teks bahasa Jerman.

E. Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan pengalaman dan pembelajaran berharga

dalam membuat sebuah karya tulis ilmiah.

2. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk berpikir

secara logis dan memberikan mereka gambaran tentang hubungan kemampuan

berpikir logis dengan kemampuan dalam menyusun kalimat bahasa Jerman

menjadi sebuah teks utuh.

3. Dapat mengatasi kesulitan dalam menulis kalimat bahasa Jerman dengan

(10)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel,

yakni variabel kemampuan berpikir logis dan variabel keterampilan siswa kelas XII

Bahasa dalam menyusun kalimat menjadi teks bahasa Jerman.

Berdasarkan hal tersebut, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode deskriptif-analitik dengan teknik analisis korelasi dan analisis

regresi. Tenkik penelitian tersebut dipilih dengan alasan bahwa teknik analisis

korelasi merupakan teknik yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara variabel X (kemampuan berpikir logis) dan variabel Y (kemampuan

menulis teks bahasa Jerman). Sedangkan teknik analisis regresi digunakan untuk

memprediksi nilai variabel Y (kemampuan menulis teks bahasa Jerman) apabila

variabel X (kemampuan berpikir logis) diketahui. Kedua teknik ini memungkinkan

peneliti untuk menggambarkan hubungan antara kedua variabel yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMAN 15 Bandung. Waktu penelitian dilakukan

(11)

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMAN 15

Bandung tahun ajaran 2012/2013.

2. Sampel

Sampel pada karena penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII Bahasa

SMAN 15 Bandung tahun ajaran 2012/2013. Teknik sampling yang digunakan adalah

Proposive Sampling atau sampling pertimbangan. Sampel dipilih dengan

pertimbangan bahwa kelas XII Bahasa adalah kelas yang memelajari bahasa Jerman.

D. Variabel Penelitian dan Desain Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel penelitian. Dua variabel yang akan

diteliti adalah sebagai berikut:

1. Variabel (X), yaitu kemampuan berpikir logis

2. Variabel (Y), yaitu kemampuan menulis teks bahasa Jerman

Design penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

r r

Keterangan:

X : Kemampuan berpikir logis

(12)

35

r : Hubungan kemampuan berpikir logis dengan kemampuan menulis

teks bahasa Jerman

Definisi operasional variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir logis dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam

menentukan urutan kalimat yang runtut dan berkesinambungan secara logis

sehingga menjadi teks yang dapat dipahami.

2. Kemampuan menulis teks bahasa Jerman dalam penelitian ini adalah kemampuan

siswa dalam menyusun kalimat-kalimat acak menjadi teks bahasa Jerman.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Tes Kemampuan Berpikir Logis

Tes kemampuan berpikir logis dilakukan untuk mengukur kemampuan

berpikir logis berdasarkan kaidah logika yang meliputi berpikir analogis-sistematis

secara verbal dan keruangan serta potensi menyatakan pandangan analitis dari dan

sintesis berdasarkan data tertentu. Tes ini merupakan tes baku yang telah memenuhi

kriteria validitas dan reliabilitas, karena tes dibuat dan diselenggarakan oleh Layanan

(13)

2. Tes Kemampuan Menulis

Bentuk tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan menulis pada

penelitian ini berupa tes tertulis mengenai sebuah tema “Tagesablauf”. Tes diperoleh

dari buku Studio d A1 Kurz- und Übungsbuch (2003:142) dan Lesen & Schreiben

(2010:25). Tes ini diasumsikan telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas

karena tes ini diambil dari dua buku sumber yang sudah terpercaya untuk digunakan

sebagai bahan ajar bahasa Jerman tingkat A1.

Tes ini terdiri atas dua bagian, masing-masing terdiri dari 9 dan 7 bagian

kalimat yang disusun secara acak. Setiap kalimat yang urutannya benar diberi 1 poin

kemudian dikonversi ke dalam skala 100, sehingga nilai maksimal yang diperoleh

adalah 100. Untuk memudahkan interpretasi digunakan kriteria interpretasi nilai yang

[image:13.612.109.524.253.614.2]

diadaptasi dari Nurgiyantoro (2010: 253). Kriteria nilai tersebut dapat dilihat pada

[image:13.612.123.506.426.615.2]

tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat

Interval PersentaseTingkat

Penguasaan Keterangan

86 – 100 Baik Sekali

76 – 85 Baik

56 – 75 Cukup

(14)

37

F. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan dan merumuskan masalah yang akan diteliti.

2. Melakukan kajian pustaka, berupa pengumpulan teori-teori yang relevan dengan

masalah penelitian.

3. Merumuskan hipotesis, yaitu pernyataan yang bersifat sementara tentang

masalah yang akan diteliti.

4. Mencari dan menetapkan populasi dan sampel yang akan diteliti.

5. Menentukan instrumen penelitian.

6. Mengambil data.

7. Melakukan uji persyaratan analisis yang meliputi :

a. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan varians dari populasi

yang beragam menjadi satu ragam atau ada kesamaan dan layak untuk diteliti.

Jika Fhitung < Ftabel, maka kedua varians homogen.

Jika Fhitung > Ftabel, maka kedua varians tidak homogen.

b. Uji Normalitas Distribusi data X dan Y

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi

yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam pengujian ini, data X dan data Y

terlebih dahulu diurutkan dari skor yang terendah hingga skor yang tertinggi.

(15)

merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel). Peluang F(Zi) dihitung dengan

menggunakan daftar distribusi normal baku. Lalu peluang S(Zi) dihitung dengan

rumus S(Zi) =��

�. Kemudian dicari selisih F(Zi) – S(Zi) dan harga mutlak (Lhitung)

ditentukan dari nilai terbesar.

Jika Lhitung < Ltabel, maka data tersebut berdistribusi normal.

Jika Lhitung > Ltabel, maka data tersebut berdistribusi tidak normal.

8. Menganalisis data dengan menggunakan:

a. Teknik analisis korelasi

Teknik ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara

variabel X dan variabel Y dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product

Moment. Prosedur yang dilakukan dalam teknik ini di antaranya adalah

menghitung koefisien korelasi, koefisien determinasi (KD) dan nilai t

(melakukan uji t).

Jika thitung < ttabel, maka koefisien korelasi signifikan.

Jika thitung > ttabel, maka koefisien korelasi tidak signifikan.

b. Teknik regresi

Teknik ini dilakukan untuk memprediksi nilai variabel Y (kemampuan

menulis teks bahasa Jerman) jika variabel X (kemampuan berpikir logis)

diketahui. Teknik ini tidak digunakan jika tidak terdapat hubungan antara

variabel X dan variabel Y.

(16)

39

G. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pada penelitian ini adalah:

H0 : rxy = 0, tidak terdapat hubungan

H1 : rxy≠ 0, terdapat hubungan

Hipotesis H0 dapat diterima apabila tidak terdapat hubungan yang positif

antara variabel X dan variabel Y. Namun apabila terdapat hubungan yang positif

antara keduanya, maka hipotesis H0 ditolak. Dengan demikian hipotesis H1 atau

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilaksanakannya penelitian dan diperoleh hasil penghitungan mengenai

kemampuan berpikir logis dan kemampuan menulis teks bahasa Jerman pada siswa

kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung tahun ajaran 2012/2013, maka ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Siswa kelas XII Bahasa SMAN 15 Bandung tahun ajaran 2012/2013 memiliki

tingkat kemampuan berpikir logis yang variatif. Hal ini tampak pada data hasil

tes kemampuan berpikir logis yang berkisar 41,6 - 62,6 dalam skala 1-100.

Rata-rata dari hasil tes yang diperoleh siswa tersebut ialah 51,01.

2. Kemampuan menulis teks bahasa Jerman siswa kelas XII Bahasa SMAN 15

Bandung tahun ajaran 2012/2013 masih tergolong rendah. Nilai tertinggi yang

dapat diraih adalah 81,25, sedangkan nilai terendah adalah 25 dari skala 1-100.

(18)

51

3. Terdapat hubungan antara kemampuan berpikir logis dan kemampuan menulis

teks bahasa Jerman. Relevansi yang didapatkan dalam penelitian ini tergolong

rendah karena hanya mencapai persentasi 13%. Meskipun demikian penelitian ini

membuktikan bahwa tingkat kemampuan berpikir logis memberikan kontribusi

terhadap kemampuan menulis teks bahasa Jerman.

B. Saran

Agar keberhasilan siswa dalam berpikir logis dan menulis teks bahasa Jerman

dapat mengalami peningkatan, maka diajukanlah saran-saran berikut ini:

1. Siswa hendaknya membiasakan diri untuk tertib dalam mendengarkan penjelasan

yang diberikan penguji mengenai tata cara mengerjakan tes. Sehingga informasi

yang dibutuhkan dapat diserap dengan baik dan dapat mengerjakan tes dengan

konsentrasi yang baik pula.

2. Siswa sebaiknya melatih diri dalam menganalisis masalah, memahami konsep

tulisan, dan mencari hubungan atau keterkaitan dari pengetahuan yang ia miliki

tanpa mengandalkan orang lain. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat

mencapai tingkat kemampuan berpikir logis yang baik.

3. Siswa harus memperbanyak perbendaharaan kata, penguasaan tata bahasa dan

pengetahuan umum lain yang dapat membantu dalam memahami bahasa Jerman.

(19)

tanpa pengetahuan kebahasaan yang baik, kemampuan berpikir logis yang baik

sekalipun tidak dapat secara maksimal dalam menunjang siswa ketika

(20)

53

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2003). Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Aminuddin. (2008). Semantik, Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bausch, Christ dan Krumm. (2007). Handbuch Fremdsprachen Unterricht. Tübingen: Narr Francke Attempto Verlag GmbH & Co.KG

Bretelsmann. (2006). Das Groβe Schülerlexikon. München: Wissen media Verlag GmbH, Gütersloh.

Detel, V. W. (2007). Grundkurs Philosophie, Band 1 Logik. Stuttgart: Philipp Reclam jun. GmbH & Co.

Duden. (2010). Das Bedeutungswörterbuch. Mannheim: Bibliographisches Institut AG.

Embacher, R. (2007). Schreibfähigkeit. [Online].

Tersedia:http://www.hausarbeiten.de. [7 Januari 2013]

Fairuz. (2012). Keterampilan Menulis. [Online]. Tersedia:http://profesor-fairuz.blogspot.com/2012/01/keterampilan-menulis.html. [7 November 2012]

Hadi, A. (2005). Matinya Dunia Cyberspace: Kritik Slouka terhadap Jagad Maya. Yogyakarta: LKiS.

Ismaya. (2010). Keefektifan Penggunaan Media Gambar dalam Pengajaran menulis

Kalimat Bahasa Inggris Siswa Kelas V SD Negeri Seloprojo Kecamatan

Ngablak Magelang Tahun Ajaran 2009/2010. [Online].

Tersedia:http//ismaya75.blogspot.com/2010/12/keefektifan-penggunaan-media-gambar.html. [1 Oktober 2012]

(21)

Knapp, K. et al. (2007). Angewandte Linguistik, Ein Lehrbuch 2. Auflage. Tübingen: Narr Francke Attempto Verlag GmbH+Co. KG.

Notonegoro, P. (2008). Hubungan antara Keterampilan Berpikir Logis dan Keterampilan Menulis Mahasiswa Semester IV Program Pendidikan Bahasa Jerman. Skripsi FPBS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE

Porter, D. B. dan Hernack, M. (2007). Quantum Learning. Bandung: Kaifa.

Priyono, A. (2012). Pengertian Berpikir. [Online].

Tersedia:http://id.shvoong.com/social-science/education/2249741-pengertian-berfikir/. [29 Juni 2012]

Raharjo, T. (2012). Thingker (Patung). Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Rosidi, I. (2009). Menulis Siapa Takut?. Yogyakarta: Kanisius.

Rosidi, I. (2009). Keterampilan Berbahasa. [Online]. Tersedia:http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/06/keterampilan-berbahasa_16.html.

[8 November 2011]

Siswardhani, A. (2011). Hubungan Kemampuan Berpikir Logis dan Pemahaman

Membaca Artikel Koran Berbahasa Jerman. Skripsi FPBS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Soekadijo, R.G. (1999). Logika Dasar Tradisional, Simbolik, dan Induktif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sudijono, A. (2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sukardi (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Surajiyo, Astanto, S. dan Andiani, S. (2006). Dasar-Dasar Logika. Jakarta: Bumi Aksara.

(22)

55

Syarif, E., Zulkarnaini dan Sumarmo. (2009). Pembelajaran Menulis. [Online]. Tersedia:http://www.slideshare.net/NASuprawoto/pembelajaran-menulis. [7 November 2011]

Santrock, W. J. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Wiyanto, A. (2004). Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.

Walgito, B. (2005). Pengantar Psikologi Umum (ed. kelima). Yogyakarta: ANDI.

Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. Logika. [Online]. Tersedia:http://id.wikipedia.org/wiki/Logika. [7 November 2011]

________. (2003). Meyers Grosses Taschenlexikon, Band 14 Loci-Mee. Mannheim: Bibliographisches Institut & F.A. Brockhaus AG.

________. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

________. (2010). Berpikir (Thinking). [Online].

Tersedia:http://psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/berpikir-thinking.html. [29 Juni 2012]

________. (2012). Metakognitif dalam Pemecahan Masalah. [Online]. Tersedia:http://adri.pran.guru-indonesia.net/artikel-detail-24891.html. [29 Juni 2012]

________. (2012). Teori Berfikir. [Online].

Tersedia:http//viecenut.blogspot.com/2012/06/teori-berfikir.html. [29 Juni 2012]

________. (2013). Logisches Denkvermögen. [Online].

Gambar

Tabel 3.1 Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat ........
tabel berikut ini:

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Mengingat pentingnya acara ini, diharapkan kehadiran Direktur Perusahaan dan/atau Wakil yang ditunjuk sesuai persyaratan Dokumen Kualifikasi paket ini (Kuasa direktur

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penetapan Harga Pembelian Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Produksi Pekebun mempunyai tujuan untuk

example is the students overgeneralized in using – ed in their writing. It happened because the students think that every verb in recount text writing always use the

Apakah menurut Bapak/Ibu/Sdr/i keadaaan Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Nias Utara, sudah sesuai dengan standart?.

Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat 8 huruf a Pasal ini tidak tercapai, RUPS kedua dapat diadakan dengan ketentuan RUPS kedua sah dan berhak mengambil

Apakah ada hubungan antara kadar low-density lipoprotein cholesterol (LDL-C) dengan kejadian dan keparahan stroke

The Influence Of Learning Environment To Effectiveness Of Stundent Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu. 5.2