Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
KELIMPAHAN DAN KERAGAMAN ANGGREK DI HUTAN PANTAI
LEUWEUNG SANCANG KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN
GARUT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Biologi
Jurusan Pendidikan Biologi
Oleh:
MUHAMAD ADNAN RIVALDI
0801352
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Kelimpahan Dan Keragaman Anggrek Di Hutan Pantai Leuweung Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
KELIMPAHAN DAN KERAGAMAN
ANGGREK DI HUTAN PANTAI
LEUWEUNG SANCANG KECAMATAN
CIBALONG KABUPATEN GARUT
Oleh
Muhamad Adnan Rivaldi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
pada Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Muhamad Adnan Rivaldi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
LEMBAR PENGESAHAN
KELIMPAHAN DAN KERAGAMAN ANGGREK DI HUTAN PANTAI
LEUWEUNG SANCANG KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN
GARUT
Oleh:
Muhamad Adnan Rivaldi
NIM. 0801352
Disetujui dan Disahkan Oleh:
Pembimbing I
Drs. H. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M.Sc
NIP. 195512191980021001
Pembimbing II
Dr. Hj. Siti Sriyati, M.Si
NIP. 19640928198912001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi
Dr. Riandi, M.Si
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Kelimpahan Dan Keragaman Anggrek Di Hutan Pantai Leuweung Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1
KELIMPAHAN DAN KERAGAMAN ANGGREK DI HUTAN PANTAI LEUWEUNG
SANCANG KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT
Drs. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M.Sc., Dr. Hj. Siti Sriyati, M.Si. dan Muhamad Adnan Rivaldi. Jurusan Pendidikan Biologi Program Studi Biologi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
ABSTRAK
Pencuplikan sampel menggunakan metode eksplorasi/ jelajah, teknik pencuplikan yang digunakan ialah pencuplikan hand sorting/koleksi langsung. Pencuplikan dilakukan pada anggrek epifit dan terrestrial serta pengulangan dilakukan sebanyak tiga kali pada hari yang dan tempat yang berbeda. Berdasarkan hasil inventaris ditemukan 7 Genus tumbuhan anggrek dengan jumlah 133 individu yang termasuk ke dalam familia Orchidaceae dan classis Liliopsida. Keragaman tumbuhan anggrek di Hutan Pantai Leuweung Sancang termasuk katagori rendah (H’ = 0.749), dengan kelimpahan tumbuhan tertinggi yaitu pada genus
Dendrobium dengan nilai kelimpahan 0.048 dengan jumlah 57 individu.
Kata kunci: Tumbuhan Anggrek, Hutan Pantai Leuweung Sancang, Keragaman dan
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Kelimpahan Dan Keragaman Anggrek Di Hutan Pantai Leuweung Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABUNDANCE AND DIVERSITY ORCHID IN FOREST BEACH
LEUWEUNG SANCANG CIBALONG DISTRICT GARUT
Drs. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M.Sc., Dr. Hj. Siti Sriyati, M.Si. and Muhamad Adnan Rivaldi.
Department of Biology Education Biology Study Program Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
ABSTRACT
Sampling samples using methods of exploration / browsing, sampling technique used is sampling hand sorting / collection directly. Sampling is done on terrestrial and epiphytic orchids and repetitions performed three times on the day and different places. Based on the results of the inventory found 7 plant genus of orchids with a number of 133 individuals belonging to the Orchidaceae and classis Liliopsida familia. The diversity of orchid plants in Forest Beach Leuweung Sancang including low category (H '= 0.749), with the highest abundance of plants in the genus Dendrobium 0.048 abundance value by the number of 57 individuals.
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Kelimpahan Dan Keragaman Anggrek Di Hutan Pantai Leuweung Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Kelimpahan Dan Keragaman Anggrek Di Hutan Pantai Leuweung Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1
B. Rumusan Masalah ...4
C. Batasan Masalah ...4
D Tujuan Penelitian ...4
E. Manfaat Penelitian ...5
BAB II HUTAN PANTAI LEUWEUNG SANCANG DAN TUMBUHAN ANGGREK A. Hutan pantai leuweung sancang ...6
B. Deskripsi Morfologi Anggrek ...7
C. Klasifikasi Tumbuhan Anggrek ...13
D. Penggolongan Anggrek ...13
E. Habitat Anggrek ...15
F. Distribusi Anggrek...16
G. Manfaat Anggrek ...16
H. Struktur dan Komposisi Anggrek ...17
I. Faktor Fisik dan Kimia Anggrek ...17
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Kelimpahan Dan Keragaman Anggrek Di Hutan Pantai Leuweung Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...21
B. Desain Penelitian ...21
C. Populasi dan Sample ...22
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ...23
E. Peralatan dan Bahan Penelitian ...24
F. Cara Kerja ...25
G. Analisis Data ...26
H. Alur Penelitian ...29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...30
1. Deskripsi Lokasi Penelitian ...30
2. Keanekaragaman dan Kemerataan Tumbuhan Anggrek di Hutan Pantai Leuweung sancang ...30
3.Kelimpahan dan Komposisi Tumbuhan Anggrek di Hutan Pantai Leuweung Sancang ...32
4. Faktor Abiotik Hutan Pantai Leuweung Sancang ...38
B. Pembahasan 1. Keanekaragaman Tumbuhan Anggrek di Hutan Pantai Leuweung Sancang ...39
2. Kelimpahan Tumbuhan Anggrek di Hutan Pantai Leuweung Sancang ...41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...44
B. Saran ...44
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Kelimpahan Dan Keragaman Anggrek Di Hutan Pantai Leuweung Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LAMPIRAN...50
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Lembar Isian Pengamatan Tumbuhan Anggrek di Hutan
Pantai Leuweung Sancang……… 22
3.2 Daftar Alat dan Bahan Yang Digunakan……….. 25 4.1 Keanekaragaman Tumbuhan Anggrek di Hutan Pantai
Leuweung Sancang Berdasarkan Indeks
Shannon-Wiener………... 31
4.2 Indeks Keanekaragaman dan Indeks Kemerataan Tumbuhan Anggrek di Hutan Pantai Leuweung
Sancang………. 31
4.3 Indeks Kelimpahan Tumbuhan Anggrek di Hutan Pantai
Leuweung Sancang..………. 32
4.4 Spesimen Tumbuhan Anggrek yang Ditemukan Dihutan
Pantai Leuweung Sancang………... 34 4.5 Hasil Rata-rata Faktor Abiotik di Hutan Pantai
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Kelimpahan Dan Keragaman Anggrek Di Hutan Pantai Leuweung Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Batang Simpodial dan Monopodial ….……… 10
2.2 Morfologi Bunga Anggrek .………. 12
2.3 Dendrobium sp………. 14
2.4 Vanda sp………... 15
3.1 Daerah Cruising/Jelajah Leuweung Sancang…………. 22
3.2 Peta Lokasi Penelitian, Cagar Alam Leuweung Sancang………. 23 3.3 Peta Rupa bumi Penelitian, Cagar Alam Leuweung Sancang………. 24 3.4 Alur Penelitian………... 29 4.1 Komposisi Anggrek Yang Berada Dihutan Pantai
Leuweung Sancang………...
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Kelimpahan Dan Keragaman Anggrek Di Hutan Pantai Leuweung Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan Sancang, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, merupakan kawasan yang terletak di Selatan Pulau Jawa, yang menghadap langsung ke Samudera Hindia. Hutan Sancang memiliki keragaman tumbuhan yang tinggi dan juga merupakan salah satu dari ekosistem hutan dataran rendah di Pulau Jawa yang masih tersisa (Mustari, 2007). Berbagai jenis tumbuhan langka dan dilindungi undang-undang terdapat di Hutan Sancang diantaranya Raflesia dan anggrek-anggrek yang hidup di hutan. Selain itu terdapat pula tumbuhan yang sudah langka di Pulau Jawa yaitu meranti merah (Shorea javanica) dan palahlar (Dipterocarpus hasseltii) (Mustari, 2010). Karena keunikan ekosistem dan keragaman sumber daya hayatinya, Hutan Sancang ditetapkan sebagai kawasan konservasi dengan status Cagar Alam (CA) berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian No. 116/Um/59/tanggal 1 Juli 1959 dengan luas 2.157 hektar (Harun, 2009) dan SK Menteri Kehutanan No. 5 Tahun 1990 mengenai konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya (Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, 2009).
2
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Kelimpahan Dan Keragaman Anggrek Di Hutan Pantai Leuweung Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dari volume kayu-kayunya yang berharga tinggi, nilai fauna dan floranya yang beragam (Santosa, 1995).
Anggrek merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki banyak jenis. Terdapat sekitar 25.000 jenis anggrek di seluruh dunia yang telah dideskripsikan (Schuttleworth, et al., 1970). Sebagian besar keragaman anggrek ini terpusat di kawasan tropis dan subtropis. di Indonesia terdapat sekitar 5000 jenis anggrek (Puspitaningtyas & Mursidawati, 1999). Anggrek yang terdapat di Indonesia sekitar 5000 jenis ini kurang lebih 731 jenis terdapat di Pulau Jawa, dan 642 jenis terdapat di Jawa Barat (Comber,1990). Menurut Comber (Partomihardjo, 2003) diantara bulan Mei dan Juni merupakan musim berbunga dari kebanyakan anggrek di Jawa.
Keindahan bentuk bunga serta distribusi yang luas menyebabkan anggrek menjadi tanaman yang populer (Cady & Rotherham, 1981). Oleh sebab itu banyak pemulia tanaman yang melakukan penyilangan anggrek untuk mendapatkan tanaman yang lebih unggul baik dalam keragaman bentuk, warna bunga, maupun ornamentasi bunganya, sehingga diperoleh kultivar yang lebih unik dan menarik untuk dijadikan tanaman hias. Puspitaningtyas & Mursidawati (1999) menyatakan bahwa anggrek alam atau anggrek liar sering dijadikan sebagai bahan utama untuk mendapatkan jenis-jenis hibrida yang komersial, namun keberadaan jenis anggrek liar ini sering kali terancam kepunahan dengan semakin sempitnya lahan, karena banyak dipakai untuk pemukiman, perkebunan atau karena adanya kerusakan alam. Ditambah lagi dengan adanya pengambilan anggrek di alam tanpa mempertimbangkan kelestariannya. (Djuita et al., 2004)
3
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
2009) yang menyatakan bahwa terdapat 971 jenis anggrek di pulau Jawa tergolong ke dalam 139 marga, sedangkan Comber (Sulistiarini, 2009) melaporkan bahwa anggrek di pulau Jawa mencapai 731 jenis yang terdiri dari 390 jenis dari Jawa Timur (49 diantaranya endemik), 295 jenis dari Jawa Tengah (16 diantaranya endemik), dan 642 jenis dari Jawa Barat (248 diantaranya endemik), tetapi buku-buku tersebut tidak menjelaskan secara rinci mengenai lokasi penyebaran dari masing-masing jenisnya. Selain itu keberadaan anggrek khususnya di daerah Jawa yang terdapat di dalam kawasan konservasi Cianjur, Jawa Barat telah diungkapkan Puspitaningtyas, et al., (2002).
Agar keberadaan jenis-jenis anggrek di suatu wilayah dapat diketahui dengan baik, diperlukan suatu penelitian berupa eksplorasi dan inventarisasi. Eksplorasi bertujuan untuk mengambil contoh tanaman yang mempunyai nilai ekonomi dan nilai ilmu pengetahuan yang penting, sedangkan inventarisasi bertujuan untuk mendata keragaman jenis tanaman di suatu kawasan, sehingga apabila nantinya kawasan tersebut mengalami perubahan ekosistem sudah tersedia data keragaman floranya (Mujahidin, et al., 2002).
Penelitian tentang anggrek telah dilakukan di berbagai tempat. Mahyar & Sadili (2003) meneliti keragaman anggrek di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun yang menemukan 74 marga dan 258 jenis anggrek. Di daerah lainnya seperti di Cagar Alam Gunung Simpang Cianjur juga ditemukan anggrek yang meliputi 49 marga dan 114 jenis (Puspitaningtyas, et al., 2002). Selain itu penelitian anggrek ini juga telah dilakukan di daerah
dataran rendah seperti di daerah kepulauan Karimun Jawa ditemukan 13 jenis yang salah satu jenis diantaranya yaitu Eria bogoriensis tercatat sebagai jenis anggrek endemik di pulau Jawa (Sulistiarini & Djarwaningsih, 2009).
4
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Kelimpahan Dan Keragaman Anggrek Di Hutan Pantai Leuweung Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang memiliki keragaman anggrek yang baik. Belum adanya data tentang keragaman anggrek yang tumbuh di daerah Sancang serta banyaknya perambahan hutan yang telah menurunkan tingkat dan kualitas lingkungan Hutan Sancang menyebabkan kerusakan yang cukup serius (Dinas Pariwisata Kabupaten Garut, 2002) membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai keragaman dan kelimpahan anggrek di daerah Hutan Pantai Sancang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas adapun rumusan masalah
penelitian sebagai berikut: “Bagaimana Keragaman Anggrek di Sancang,
Garut Jawa Barat?”
Untuk memudahkan menjawab permasalahan tersebut, maka rumusan masalah di atas diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a. Jenis Anggrek apa saja yang terdapat di daerah hutan pantai Sancang Garut Jawa Barat?
b. Bagaimana kelimpahan spesies anggrek di daerah Hutan Pantai Sancang Garut Jawa Barat?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah pada tujuan yang akan telah ditetapkan, maka dibuat batasan masalah yang meliputi, yaitu:
a. Penelitian dilakukan di daerah hutan pantai dari daerah Cikolomberan sampai dengan daerah Cipalawah.
b. Data penunjang berupa faktor fisik dan lingkungan yang akan diukur meliputi suhu, intensitas cahaya, dan kelembaban udara
D. Tujuan Penelitian
5
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
a. Untuk mengetahui keragaman jenis anggrek yang terdapat pada hutan Sancang Garut Jawa Barat.
b. Untuk mengetahui kelimpahan spesies anggrek yang terdapat pada hutan Sancang Garut Jawa Barat.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Dapat mengetahui karakteristik habitat jenis anggrek sebagai salah satu komponen ekosistem yang penting di daerah hutan pantai.
b. Dapat dijadikan data keragaman dan kelimpahan anggrek yang ada di Hutan Pantai Sancang Garut Jawa Barat.
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Kelimpahan Dan Keragaman Anggrek Di Hutan Pantai Leuweung Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan metode deskriptif. Bertujuan untuk membuat deskripsi, atau gambaran mengenai kelimpahan dan keragaman anggrek di hutan pantai Leuweung Sancang dengan cara mengakumulasi data yang diperoleh. (Nazir, 1988).
B. Desain Penelitian
Pencuplikan sampel pada penelitian ini menggunakan metode cruising/jelajah, teknik pencuplikan yang digunakan ialah pencuplikan hand
sorting/koleksi langsung. Pencuplikan sampel dilakukan pada anggrek yang
terrestrial maupun yang epifit. Data untuk jenis tumbuhan anggrek yang ditemukan dicatat ke dalam tabel pengamatan yang sudah disediakan dan menyimpan titik koordinatnya menggunakan GPS (Global Positinoning System). Pengulangan pengambilan sampel dilakukan secara ganjil sebanyak
tiga kali dengan daerah cruising/jelajah yang berbeda. Daerah secara keseluruhan jelajah selama penelitian yaitu 1,17 km.
22
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Tabel 3.1 Lembar Isian Pengamatan Tumbuhan Anggrek di Hutan Pantai
Sancang
No. Spesies Ciri
khas Habitat
Jumlah
Faktor Abiotik
Suhu Kelembaban Intensitas Cahaya
Gambar 3.1 Titik koordinat daerah Cruising/jelajah Leuweng Sancang
Sumber: Google earth (2012).
C. Populasi dan Sampel
23
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Kelimpahan Dan Keragaman Anggrek Di Hutan Pantai Leuweung Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini yaitu hutan pantai Sancang dari daerah Cikolomberan sampai Cipalawah, kecamatan Cibalong kabupaten Garut.
a) Pengawetan Sampel: Lokasi pengambilan sampel (jika kondisi memungkinkan) dan rumah penduduk.
b) Identifikasi Sampel: di lapangan dan Laboratorium Struktur Tumbuhan (STB) Jurusan Pendidikan Biologi.
Gambar 3.2 Peta Lokasi Penelitian, Cagar Alam Leuweung Sancang
24
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Gambar 3.3 Peta Rupa Bumi Lokasi Penelitian, Cikolomberan dan
Cipalawah Leuweung Sancang. Sumber: Museum Geologi, (2011)
2. Waktu Penelitian
25
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Kelimpahan Dan Keragaman Anggrek Di Hutan Pantai Leuweung Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Peralatan dan Bahan Penelitian
Beberapa peralatan yang digunakan dalam pengukuran abiotik dan pencuplikan yang digunakan dalam penelitian ini, tercantum pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Daftar Alat dan Bahan yang Digunakan
No. Nama Alat dan
19. Termohygrometer 2 buah
26
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013 F. Cara Kerja
1. Survei dan Pra Penelitian
Adapun langkah kerja pada saat pra penelitian adalah sebagai berikut: a. Pengamatan rona lingkungan dan pemetaan kondisi hutan Pantai
Leuweung Sancang.
b. Penetuan lokasi pengamatan atau ditentukan. c. Mengambil sampel tumbuhan anggrek. d. Mengukur faktor abiotik.
e. Melakukan wawancara pada warga/nelayan yang tinggal di sekitar kawasan Cagar Alam Leuweung Sancang untuk memperkirakan medan atau lokasi yang akan ditempuh.
2. Penelitian
Adapun langkah kerja pada saat pra penelitian adalah sebagai berikut: a. Menandai daerah dengan GPS sebagai titik awal memulai penelitian. b. Selama perjalanan, mengambil jenis tumbuhan anggrek baik epifit
dan terrestrial serta menandai daerah tersebut.
c. Mencatat dan menghitung jumlah jenis tumbuhan anggrek yang ditemukan selama perjalanan.
d. Pengambilan sampel dilakukan pada pasang tertinggi hingga ke dalam hutan dengan menghitung luas daerah jajahan menggunakan GPS. e. Mengukur faktor abiotik berupa suhu udara, kelembaban udara, dan
intensitas cahaya.
f. Analisis data untuk faktor abiotik digunakan perhitungan rata-rata.
G. Analisis Data
Sampel yang diperoleh selama penelitian kemudian diidentifikasi dan data yang dimiliki kemudian dianalisis keragaman dan kelimpahannya.
27
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Kelimpahan Dan Keragaman Anggrek Di Hutan Pantai Leuweung Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Anggrek yang dicuplik diidentifikasi dan dideterminasi menggunakan literatur, seperti:
a) Flora Pegunungan Jawa, van Steenis C.G.G.J. (2010).
b) Flora of java, Backer dan R. C. Bakhuizen van. Den brink JR (1965). c) Bunga Anggerik, Latif S.M. (1960).
d) Jenis-Jenis Anggrek Taman Nasional Gunung Halimun, Mahyar U.W dan Sadili Asep (2003).
e) Ahli anggrek Kebun Raya Bogor, Dr Irawati (Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor – LIPI)
2. Keragaman (Diversity)
Perhitungan indeks keragaman dengan menggunakan rumus Shannon-Wiener (Odum, 1996).
H’ =
Kriteria :
H’ < 1,0 : Keragaman rendah
1,0 < H’< 3,322 : Keragaman sedang
H’ > 3,322 : Keragaman tinggi
Keragaman tidak dapat terlepas dari kemerataan (evenness), yang dapat dihitung dengan formulasi Pielou (Odum, 1996):
H’: Indeks Keragaman Shannon-Wiener S: Jumlah jenis (spesies)
Ni: Jumlah total individu/spesies
N: Jumlah individu seluruhnya
Pi: = sebagai proporsi jenis ke i
28
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
е ≥ 0,6 Keseragaman spesies termasuk dalam katagori tinggi.
0,4 ≤ е > 0,6 Keseragaman spesies termasuk dalam katagori sedang.
е ≤ 0,4 Keseragaman spesies termasuk dalam katagori rendah.
Kriteria :
Semakin kecil nilai e berarti semakin sempit penyebaran spesies dan semakin besar nilai e berarti semakin luas penyebaran spesies. 3. Kelimpahan (Abundance)
Untuk melihat kelimpahan data yang diperoleh, digunakan rumus kelimpahan Heryanto et al,(1986).
29
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Kelimpahan Dan Keragaman Anggrek Di Hutan Pantai Leuweung Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PRA PENELITIAN H. Alur Penelitian
Gambar 3.3 Alur Penelitian
pengamatan rona b)Pengambilan sampel c) Pengukuran faktor
klimatik
d)Pengepresan spesimen. Identifikasi
a) Flora Pegunungan Jawa, (2010).
b) Flora of java, (1965). c) Bunga Anggerik (1960). d) Jenis-Jenis Anggrek
Taman Nasional Gunung Halimun, (2003).
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Kelimpahan Dan Keragaman Anggrek Di Hutan Pantai Leuweung Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Keragaman tumbuhan anggrek di Hutan Pantai Leuweung Sancang berhasil ditemukan 8 species, terdiri dari 7 genus anggrek epifit yaitu Pteroceras, Grosourdya, Polystachya, Flikingeria, Thrixpermum, Dendrobium,
Pomatocalpa.Tumbuhan anggrek tersebut tergolong dalam satu familia yaitu
Orchidaceae.
Keragaman tumbuhan anggrek di Hutan Pantai Leuweung Sancang termasuk katagori rendah ( H’ = 0.74), menyatakan produktivitas rendah yang
mengindikasikan tekanan ekologis yang cukup tinggi dengan kondisi ekosistem yang kurang seimbang. Nilai indeks kemerataan (℮) di Hutan Pantai Leuweung Sancang tergolong rendah dengan nilai (℮ = 0.35). Kemerataan dapat dikatakan
rendah apabila 0<E<0,4 dan dikatakan tinggi apabila 0,5<E<1. spesies dengan jumlah jenis terbanyak adalah Dendrobium2 yaitu sebesar 57 individu, sedangkan jumlah jenis terkecil adalah Grosourdya dan Thrixpermum sebanyak 5 individu.
Kelimpahan jenis tumbuhan anggrek berhasil terhitung sebanyak 133 individu. dengan kelimpahan tertinggi adalah Dendrobium2 dengan nilai kelimpahan 0.048 dengan jumlah sebanyak 57 individu. Genus Dendrobium2 lebih dominan dibandingkan dengan genus lainnya. Sedangkan jumlah terkecil terdapat pada genus Grosourdya dan Thrixpermum.
B. Saran
45
MUHAMAD ADNAN RIVALDI2013
Kelimpahan dan Keragaman Anggrek Di hutan Pantai Leuweung sanean KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Penelitian lebih lanjut mengenai komposisi dan keragaman tumbuhan di sekitar Hutan Pantai Leuweung Sancang, karena masih banyak informasi yang belum diperoleh.
2. Diharapkan pada penelitian selanjutnya, dapat mengetahui interaksi antara tumbuhan dengan tanaman inang yang menjadi tempat menempelnya tanaman anggrek epifit.
3. Dilakukannya penelitian lanjutan agar diketahui keragaman yang lebih banyak serta ditemukannya anggrek terrestrial.
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Kelimpahan Dan Keragaman Anggrek Di Hutan Pantai Leuweung Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, J. S. J. Damanik, N. Hisyam & A. J. Whitten. 1994. Ekologi Ekosistem Sumatera. Yogyakarta: UGM Press.
Ashari, S. 1995. Hortikultura aspek budaya. Jakarta:UI-press.
Balai Besar KSDA Jabar (1998). Cagar Alam Leuweung Sancang. In Informasi Kawasan Konservasi Propinsi Jawa Barat 1998. [Online]. Tersedia: www.ditjenphka.go.id/ kawasan_ file/ Leuweung% 20Sancang -A.pdf [21 Juli 2012].
Bose, T.K. & Battcharjee. 1980. Orchids Of India. Naya prakash. Calculata. Cady, L and E.R. Rotherham.1981. Australian Native Orchids in Colour.
Sydney: AH & AW Reed Pty Ltd.
Comber, J.B. (1990). Orchids of Java. London: The Bentham-Moxon Trust Royal Botanic Gardens.
Damono, D. W. 2008. Agar anggrek rajin berbunga. Jakarta:penebar swadaya.
Djuita, N.R., Sudarmiyati, S., Candra, H., and Sarifah. (2004). “Keanekaragaman Anggrek di Situ Gunung, Sukabumi.” Biodiversitas. 5(2): 77-80.
Duwi. (2001). Anggrek Dendrobium. [Tersedia] Online: http://beritaanggrek.com/anggrek-dendrobium.html. [15 Maret 2012] Fitter, A. H & R. K. M Hay. 1981. Fisiologis Lingkungan Tanaman. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Gunadi, I. Vanda. (2008). [Tersedia] Online: http://www.orchidspng.com. [15 Maret 2012]
Gunadi, T. 1985. Anggrek Untuk Pemula. Bandung: Penerbit Angkasa.
Gunawan, L. W. 2007. Budidaya Anggrek. Edisi Revisi. Jakarta:Penebar Swadaya.
47
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Kelimpahan Dan Keragaman Anggrek Di Hutan Pantai Leuweung Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Iswanto, H. 2002. Petunjuk Perawatan Anggrek. Jakarta. Agromedia Pustaka
Kartikaningrum, S, Dyah widastoety & Kusumah. 2004. Panduan Karakterisasi Tanaman Anggrek. Badan penelitian dan pengembangan pertanian komisi
nasional platma. [Tersedia] Online:
http://indoplasma.or.id/publikasi/pdf/guidebook_hs.pdf . [15 Maret 2012] Kementrian Kehutanan Republik Indonesia. (2009). Keputusan Menteri.
[Tersedia] Online: http://www.dephut.go.id/index.php?q=id/kepmen [15 Maret 2012]
Kusuma, H. W. 2004. Sehat Dengan Anggrek Tanah. [Tersedia] Online: www.suarakarya-online.com.html). [15 Maret 2012].
Lagerqvist, M. (2008). Orchids. [Tersedia Online]: http://www.pbase.com. (15 Maret 2012)
Latif, S. M. 1960. Bunga Anggrek Permata Belantara Indonesia. Bandung: sumur Bandung.
Latif. 1972. Kembang Anggrek. Jakarta: N.V. Masa Baru.
Lawrence, G. H. M. (1964). Taxonomy of Vascular Plants. New York: The Macmillan Company.
Lemke, C. Paphiopedilum sp. - Lady's Slipper Cal's Plant [Tersedia Online]: http://www.plantoftheweek.org (15 Maret 2012).
Lubis, Siti Rahmah. 2009. Keanekaragaman dan Pola Distribusi Tumbuhan Paku Di Hutan Wisata Alam Taman Eden Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatra Utara. Universitas Sumatra Utara. Medan.
Lugrayasa, I.N., Undaharta, K.E., and Sujarwo W. (2009). “Keanekaragaman Anggrek di Cagar Alam Cycloops Papua.” Warta Kebun Raya. 9(1): 42 -47.
Mahyar, U.W., & Sadili, A. (2003). “Jenis-Jenis Anggrek Taman Nasional Gunung Halimun”. Bogor: Biodiversity Conservation Project LIPI-JICA- PHKA.
Marsusi. Mukti, C., Setiawan, Y., Kholidah, S., and Viviati, A. (2001). “Studi Keanekaragaman Anggrek Epifit di Hutan Jobolarangan.” Biodiversitas. 2(2): 150-155.
48
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Mujahidin, S.P., Marjuki, M., Supriadi, D., Rahmat, Atjim, and Jodi, T. (2002).
”Eksplorasi Anggrek Jawa. Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Banten”. Bogor: Pusat Konservasi Tanaman Kebun Raya Bogor - LIPI. Mustari, A.H. (2007). Keanekaragaman Jenis Tumbuhan dan Satwa Cagar Alam
Leuweung Sancang. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan.
Mustari, A.H. (2010). Keanekaragaman Jenis Tumbuhan dan Potensi Ekowisata Cagar Alam Leuweung Sancang, Jawa Barat. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan.
Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Odum, E.P. (1996). Dasar-dasar Ekologi (edisi ketiga). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Onrizal. and Kusmana, C. (2004). “Kajian Ekologi Hutan Pantai di Suaka
Margasatwa Pulau Rambut, Teluk Jakarta.” Jurnal Komunikasi
Penelitian. 16(6): 77-83.
Partomihardjo, T. (2003). “Colonisation of orchids on the Krakatau Islands”. Telopea. 10(1): 299–310.
Pemerintah Kabupaten Garut Online (2002). Leuweung Sancang. [Tersedia] Online: http://pariwisata.garutkab.go.id [15 Maret 2012]
Purwanto, A., Erlina Ambarawati dan Fitria Setianingsih. 2005. Kekerabatan Antar Anggrek Spesies Berdasarkan Sifat Morfologinya. Fakultas pertanian UGM. 11(1).
Puspitaningtyas, D.M. dan Mursidawati, S. (1999). “Koleksi Anggrek Kebun Raya Bogor”. Vol. 1, No. 2. Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya -LIPI.
Puspitaningtyas, Solehudin, D.M., Haris, M., Rukman, Oman, and Acim. (2002).
“Eksplorasi Anggrek di Cagar Alam Gunung Simpang Cianjur, Jawa Barat”. Bogor: Pusat Konservasi Tanaman Kebun Raya Bogor – LIPI. Rasa, M.T. (2009). Anggrek di Gantung pun Indah. Tabloit agribisnis
dwimingguan AGRINA. [Tersedia Online]: www.agrina-online.com (15 Maret 2012)
49
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Kelimpahan Dan Keragaman Anggrek Di Hutan Pantai Leuweung Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sarwono, B. 2002. Mengenal dan membuat anggrek hibrida. Jakarta: agromedia pustaka
Schuttleworth, F.S., Zim, H.S., & G.W. Dillon. (1970). A Golden Guide Orchids. New York: Western Publishing Company, Inc.
Sheikh, P. (2008). Dendrobium hymenanthum. Orchid Online . [Tersedia Online]: http://www.orchidsonline.com. (15 Maret 2012)
Stennis, C.G.G.J. Van, (2010). Flora Pegunungan Jawa (edisi Indonesia). Bogor : LIPI press
Sulistiarini D., and Djarwaningsih T. (2009). “Keanekaragaman Jenis-jenis Anggrek Kepulauan Karimunjawa.” Jurnal Teknologi Lingkungan. 10(2): 167-172.
Sumartono. 1981. Anggrek Untuk Rakyat. Jakarta: penerbit PY. Bumi Restu. Syahbudin. 1987. Dasar-Dasar Ekologi Tumbuhan. Padang: Universitas Andalas
Press.
Tjitrosoepomo , Gembong, 1989. Morfologi Tumbuhan. Universitas Gajah Mada, Press. Yogyakarta.
Wagiman & M. Sitanggang. 2007. Menanam Dan Membungakan Anggrek di Pekarangan Rumah. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Wirakusuma, R. S. 1980. Citra dan Fenomena Hutan Tropika Humida Kalimantan Timur. Jakarta: Pradya Paramita
Yulia, N.D. (2010). Evaluasi Keragaman Anggrek Kawasan Hutan Alam Jawa Timur Bagian Selatan. Pasuruan: RISTEK dan LIPI.
50
Muhamad Adnan Rivaldi, 2013
Cady dan Rotherham, 1981
Dinas Pariwisata Kabupaten Garut 2002
Gembong 1989 Jobolarangan jurnal Situgunung jurnal
Dinas Pariwisata dan kebudayaan kabupaten garut 2005 Yusuf 2011
Alamendah 2010 (gambar) Nazir 1988
Bose dan Battcharjee 1980
Google earth
Onrizal. and Kusmana, C. (2004). “Kajian Ekologi Hutan Pantai di Suaka Margasatwa Pulau Rambut, Teluk Jakarta.” Jurnal Komunikasi Penelitian. 16(6): 77-83.
Yulia, N.D. (2010). Evaluasi Keragaman Anggrek Kawasan Hutan Alam Jawa Timur Bagian Selatan. Pasuruan: RISTEK dan LIPI.
Marsusi. Mukti, C., Setiawan, Y., Kholidah, S., and Viviati, A. (2001). “Studi
Keanekaragaman Anggrek Epifit di Hutan Jobolarangan.” Biodiversitas. 2(2): 150-155.
Lagerqvist, M. (2008). Orchids. [Tersedia Online]: http://www.pbase.com. (15 Maret 2012)
Lemke, C. Paphiopedilum sp. - Lady's Slipper Cal's Plant [Tersedia Online]: http://www.plantoftheweek.org (15 Maret 2012).