• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN TAMAN BACAAAN MASYARAKAT (TBM) BIP LIBRARY MALL DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA MASYARAKAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGELOLAAN TAMAN BACAAAN MASYARAKAT (TBM) BIP LIBRARY MALL DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA MASYARAKAT."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH .. ... v

ABSTRAK... ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL.. ... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah... 7

C. Rumusan dan Pembatasan Masalah ... 9

D. Pertanyaan Penelitian ... 9

E. Tujuan Penelitian ... .... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

1. Manfaat Teoritis... 10

2. Manfaat Praktis ... 11

G. Definisi Operasional ... 11

H. Kerangka Berfikir ... ... 14

I. Struktur Organisasi ... ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Minat Baca ... ... 17

1. Minat ... ... 17

a. Definisi Minat ... ... 17

b. Aspek Minat ... 18

c. Macam Minat ... ... 18

2. Minat Baca .. ... 19

a. Definisi Minat Baca .. ... 19

b. Faktor Pendorong bangkitnya minat baca . ... 19

c. Kebiasaan Membaca . ... 22

B. Pengelolaan / manajemen ... 24

1. Perencanaan (Planning) a. Pengertian . ... 26

(2)

b. Penggerakan (motivating) ... 33

c. Taman Bacaan masyarakat (TBM)... 36

1) Pengertian TBM . ... 36

2) Komponen Penyelenggaraan TBM . ... 37

a) Pengelola . ... 38

b) Penyelenggara . ... 43

c) Pembina ... 44

d) Koleksi TBM ... 44

e) Pengadaan Bahan Koleksi ... 44

f) Prasarana-sarana ... 45

3) Sasaran dan layanan TBM ... 46

a) Sasaran TBM ... 46

b) Layanan TBM . ... 46

4) Tujuan, Fungsi dan Inovasi Kreatif TBM . ... 47

a) Tujuan TBM ... 47

b) Fungsi TBM ... 48

c) Inovasi-kreatif ... 48

d. Penilaian / Evaluasi 1) Pengertian penilaian ... 52

2) Fungsi Penilaian ... 52

3) Jenis-jenis Penilaian ... ... 53

C. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan ... 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian . ... 58

B. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data . ... 60

1. Jenis Data . ... 61

2. Sumber Data... 61

3. Instrumen Penelitian. ... 62

a. Interview/ wawancara. ... 62

b. Observasi. ... 62

c. Studi Dokumentasi. ... 62

d. Studi Kepustakaan ... 63

C. Subjek Penelitian ... 63

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data. ... 64

E. Langkah-langkah Pengumpulan Dara. ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Penyelenggara TBM BIP Library mall.. ... 69

(3)

b. Implementasi Program ... 70

2. Sejarah Berdirinya TBM BIP Library mall ... 72

a. Profil TBM BIP Library mall .. ... 72

b. Visi dan Misi ... 74

c. Bahan Bacaan yang telah dimiliki. ... 75

d. Sarana yang dimiliki ... 76

e. Data Pengunjung TBM... 77

f. Data peminjaman buku dari bulan Januari-Mei 2012. ... 80

g. Anggota TBM ... 82

B. Deskripsi dan Analisis Pengelolaan TBM BIP Library mall. ... 83

1. Karakteristik Informan. ... 83

2. Deskripsi Hasil Penelitian. ... 85

a. Perencanaan ... 85

b. Penyelenggaraan ... 86

c. Evaluasi ... 86

d. Perkembangan minat baca ... 86

C. Pembahasan dan analisa pengelolaan TBM BIP Library mall ... 87

1. Perencanaan ... 87

2. Penyelenggaraan ... 112

3. Evaluasi ... 153

4. Perkembangan minat baca ... 158

D. Temuan Hasil Penelitian ... 174

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... A. Kesimpulan ... 177

B.Saran ... 178

DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan pembangunan nasional yang terdapat dalam Pembukaan

UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal

sebagai bagian dari sistem pendidikan memiliki tugas yang sama dengan

pendidikan formal yakni memberikan pelayanan terbaik terhadap masyarakat

terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal.

Sasaran pendidikan nonformal bukan saja warga masyarakat yang tidak

pernah sekolah atau penyandang buta aksara, putus sekolah yang disebabkan oleh

berbagai hal, penduduk usia produktif yang tidak sekolah dan tidak bekerja,

warga masyarakat yang membutuhkan kecakapan hidup tertentu, serta warga

masyarakat lainnya yang membutuhkan wawasan, pengetahuan atau keterampilan

tertentu guna meningkatkan taraf kehidupannya, tetapi juga masyarakat menengah

ke atas yang masih belum mempunyai kesadaran akan pentingnya pendidikan

tidak hanya pendidikan formal saja tetapi penerapan pendidikan informal maupun

nonformal.

UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat

(1) bahwa pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang

(5)

dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan

sepanjang hayat.

Pendidikan nonformal mengandung makna membelajarkan yang berarti

membuat seseorang mau dan gemar belajar terus menerus sepanjang hayat, serta

mampu menerapkan apa yang diperolehnya dalam kehidupan dan untuk sumber

penghidupannya (Enceng Mulyana : 2007). Mewujudkan masyarakat gemar

belajar harus didukung oleh minat dan kebiasaan membaca sehingga membaca

bisa menjadi sebuah kebudayaan di masyarakat.

Data mengenai tingkat minat baca Indonesia disebutkan dalam beberapa

survei dari dalam dan luar negeri :

1. Hasil survei UNESCO tahun 1992 menyebutkan, tingkat minat baca rakyat Indonesia menempati urutan 27 dari 32 negara.

2. Statistik yang dikeluarkan UNICEF didalam beberapa dasawarsa terakhir masih saja menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang penduduknya dalam mengkonsumsi bacaan, baik berupa koran, majalah maupun buku, tergolong relatif sedikit.(Wasil Abu Ali)

3. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2006 menunjukan, bahwa masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama dalam mendapatkan informasi. Masyarakatlebih memilih menonton televisi (85,9%) dan/atau mendengarkan radio (40,3%) daripada membaca koran(23,5%).(sumber:www.bps.go.id)

(http://www.pemustaka.com/penerapan-digital-library-sebagai-langkah-startegis-menstimulasi-budaya-membaca-di-masyarakat.htm )

Hasil penelitian tentang pemetaan kondisi minat baca masyarakat juga

dilakukan Departemen Pendidikan Nasional bersama Perpustakaan RI pada tahun

1997, menunjukkan :

(6)

2. dominannya budaya tutur sebagai salah satu faktor penyebab rendahnya kebiasaan dan kegemaran membaca masyarakat Indonesia (Depdiknas,2008 dalam UPI,2011)

Temuan tersebut dipertegas oleh Harian Kompas dalam buku menuju

masyarakat pembelajar (2011 ) yang mengemukakan bahwa rendahnya minat baca

disebabkan oleh faktor budaya masyarakat yang senang berkumpul untuk

mengobrol, menariknya acara-acara yang ditayangkan oleh media elektronik,

dan langkanya bahan bacaan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan.

Disamping pengaruh budaya lisan, faktor keterbatasan buku bacaan yang baik dan

menarik, keterjangkauan daya beli masyarakat, dan keterbatasan penyebaran

buku-buku bacaan turut mempengaruhi tinggi rendahnya kebiasaan membaca

masyarakat pembaca (UPI: 2011). Pernyataan tersebut dipertegas oleh Kepala

Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca Perpustakaan

Nasional RI, Bapak Teuku Syamsul Bahri „Minat baca masyarakat Indonesia

sebenarnya tinggi. Hanya saja, fasilitas dan sarana prasarana yang ada masih

kurang‟. (http//www.antaranews.com dalam http://baca

mania.blogspot.com/2010/05/minat-baca-orang-indonesia.html).

Data dari Kepala badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Jawa

Barat Heni Heryani mengatakan minat baca warga Jawa Barat sangat rendah. “

Indeks minat baca di Jawa Barat adalah 0,001 atau satu buku di baca oleh seribu

orang. Keadaan yang demikian ini mendapat perhatian dari pemerintah melalui

berbagai kegiatan yang dilakukan antara lain : 1) penyebaran berbagai slogan

seperti : “Budayakan Membaca Buku”, “ Buku adalah Jendela Dunia”, Biasakan

(7)

paket, 4) penyelenggaraan perpustakaan daerah dan desa, 5) pemberian dukungan

terhadap usaha masyarakat meyelenggarakan taman bacaan masyarakat

(UPI,2011:3).

Data-data yang diungkapkan diatas memperkuat penelitian bahwa

sebenarnya faktor yang mempengaruhi rendahnya minat baca masyarakat

Indonesia sehingga timbul budaya mengobrol dari pada membaca, kemudian

rendahnya daya beli masyarakat terhadap buku serta maraknya media elektronik

terutama tayangan TV mempunyai pengaruh dalam minat baca karena memang

semuanya dipengaruhi oleh kurangnya fasilitas atau sarana di masyarakat.

Sarana perpustakaan saja tidak cukup tapi bagaimana dalam sebuah wadah

tersebut terdapat program untuk meningkatkan minat baca dan program stimulan

lainnya seperti program keterampilan, sosialisasi dan program edukasi yang

mendorong masyarakat untuk dapat terus belajar.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan pada Pasal 49 menyatakan bahwa “ Pemerintah dan Pemerintah

Daerah, dan masyarakat mendorong tumbuhnya taman bacaan masyarakat, dan

rumah baca untuk menunjang pembudayaan kegemaran membaca”.

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yaitu sebagai lembaga yang dibentuk

dan diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat guna memberikan kemudahan

akses dalam memperoleh bahan bacaan bagi warga masyarakat. Dengan

demikian, keberadaan lembaga TBM merupakan bagian dan kebutuhan

(8)

baik berupa wawasan, pengetahuan, maupun keterampilan sesuai karakteristik dan

potensi daerah setempat.

Berdasarkan pemaparan di atas mengenai rendahnya minat baca maka

perluasan TBM yang diselenggarakan di masyarakat sekarang telah berkembang

di ruang-ruang publik seperti mall. Munculnya TBM di mall merupakan salah satu

upaya meningkatkan budaya baca.

TBM@Mall / TBM Ruang Publik merupakan lembaga pembudayaan

kegemaran membaca yang menyediakan dan memberikan layanan di bidang

bahan bacaaan yang diselenggarakan di mall. Kehadiran TBM@Mall ini

merupakan upaya pemerintah untuk mendorong masyarakat agar gemar belajar

dan membaca. Upaya tersebut dilakukan dengan cara mendekatkan TBM di

pusat-pusat fasilitas publik yang semakin semarak

Mengingat masih sedikitnya TBM yang diselenggarakan di mall serta

perlunya pengelolaan yang baik untuk menarik minat masyarakat agar mau

berkunjung ke mall tidak sekedar untuk belanja tapi juga mendapatkan sebuah

ilmu atau edukasi maka TBM di mall harus bisa melakukan terobosan kegiatan

menarik dengan berbagai program serta pengelolaan baik dalam event tersebut

maupun dalam pengelolaan TBM secara keseluruhan. Dan hal tersebut merupakan

tugas yang tidak mudah karena para pengelola dituntut untuk selalu up to date dan

kreatif dalam mengemas setiap event.

Faktor tersebut diatas menjadi penyebab sekaligus alasan penulis meneliti

mengenai pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat Bandung Indah Plaza (BIP)

(9)

(1) pengelolaan program harus direncanakan dikelola dan dievaluasi melalui

program-program TBM yang dapat meningkatkan masyarakat gemar belajar

(learning society), (2) menciptakan minat masyarakat untuk selalu belajar

sepanjang hayat khususnya minat baca di ruang publik seperti mall merupakan

suatu tantangan karena umumnya masyarakat ke mall untuk belanja atau sekedar

jalan-jalan, tetapi mengemas mall menjadi tempat yang menyenangkan untuk

belajar merupakan tantangan besar karena program yang dibuat harus membuat

masyarakat tergerak dan mempunyai kesadaran yang lebih akan pentingnya

belajar sepanjang hayat, (3) Membuat program yang menarik untuk masyarakat

yang sudah melek aksara dengan lingkup masyarakat menengah ke atas untuk

meningkatkan minat baca, peka terhadap informasi dan kemampuan untuk

mendapatkan pengetahuan jauh lebih sulit dari pada membuat program untuk

nirakasara, (4) kegiatan pengelolaan merupakan tanggung jawab pengelola bukan

orang perorang dalam organisasi tersebut sehingga menjadi penentu keberhasilan

pengelolaan TBM di mall, (5) keberadaan TBM kurang diketahui oleh masyarakat

meskipun TBM tersebut berada di ruang publik seperti mall oleh sebab itu

diperlukan sosialisasi program, penyediaan sarana dan prasarana serta kompetensi

pengelola yang cukup handal dalam mengelola TBM.

TBM yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah library @ mall

atau TBM yang ada di BIP Mall pengelolaan dari segi komponen

penyelenggaraan maupun program TBM di BIP Mall merupakan hal yang sangat

penting, maka perlu dilakukan penataan pengelolaan secara keseluruhan sehingga

(10)

baca masyarakat. Pengelolaan dari segi komponen penyelenggaraan menjadi

faktor pendukung terwujudnya masyarakat gemar belajar begitupun sebaliknya

penciptaan program yang baik menjadi daya tarik utama bagi masyarakat untuk

mengetahui tentang keberadaan TBM BIP Library mall. Di mana mall tidak hanya

identik sebagai tempat untuk belanja ataupun rekreasi tetapi menjadi tempat yang

menyenangkan juga untuk belajar.

Mengingat penting dan perlunya pengelolaan TBM untuk semakin

menunjukkan keberadaannya di masyarakat serta dengan tujuan menumbuhkan

minat baca di masyarakat dan pada akhirnya dapat menciptakan masyarakat

gemar belajar maka pengelolaan baik segi program maupun komponen

penyelenggaraan TBM menjadi hal yang patut diperhatikan. Berdasarkan

pemikiran tersebut penulis akan meneliti mengenai pengelolaan TBM BIP

Library Mall ini mulai dari perencanaan, penyelenggaraan, evaluasi, dan

perkembangan minat baca masyarakat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan hasil wawancara dengan

pengelola TBM BIP Library mall maka dapat identifikasi permasalahan tersebut

sebagai berikut :

1. Penyelenggaraan dari segi pengelola:

a. Minimnya pengalaman pengelola TBM dengan tingkat pendidikan SMA serta

masih kurangnya pelatihan manajerial dan kepustakaan menjadi kendala

(11)

b. Kesibukan para pengelola yang tidak fokus pada TBM saja mengakibatkan

pengelolaan TBM BIP Library mall ini masih belum sesuai harapan.

c. Kurangnya SDM/ pengelola TBM mengakibatkan belum adanya pembagian

kerja yang jelas di antara para pengelola.

2. Pengelolaan dari segi koleksi dan pengadaan buku :

a. Pengelolaan buku-buku secara administrasi belum ada dan belum terlaksana

dengan baik (pemberian label / pengadministrasian melalui komputerisasi)

b. Belum ada pemanfaatan dan perluasan jaringan kerja dengan para penerbit

buku dan surat kabar dalam pengadaan hal buku dan surat kabar.

3. Pengelolaan TBM dari segi penataan sarana dan prasarana

a. Lokasi TBM yang kurang strategis dan telah mengalami perpindahan tempat

lebih dari 2 kali menjadi penghambat untuk mengenalkan program-program

TBM.

b. Ketersediaan fasilitas teknologi seperti komputer, wi-fi, tablet belum tersedia

c. Pengadaan sarana alat permainan edukatif (APE) untuk anak anak usia dini

dan SD belum ada padahal rencana untuk mengenalkan TBM kepada anak

PAUD dan SD sudah direncanakan

4. Perencanaan program dilaksanakan secara terencana tetapi ketika pelaksanaan

terbentur dengan dana.

5. Peningkatan minat baca belum mengalami peningkatan dari segi jumlah

karena jumlah pengunjung per hari masih sekitar 5-10 orang kecuali jika ada

(12)

6. Peningkatan minat baca mengalami kenaikan jika anggota TBM memperoleh

informasi mengenai buku – buku terbaru yang ada di TBM.

C. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka dapat dirumuskan

permasalahan tersebut sebagai berikut “Apakah Pengelolaan Taman Bacaan

Masyarakat (TBM) BIP Library mall benar- benar dapat menumbuhkan minat

baca masyarakat“. Permasalahan tersebut agar tidak terlalu meluas dibatasi pada

aspek-aspek sebagai berikut :

1. Perencanaan TBM BIP Library mall

2. Penyelenggaraan TBM BIP Library mall

3. Evaluasi TBM BIP Library mall

4. Perkembangan minat baca TBM BIP Library mall

D.Pertanyaan Penelitian

Untuk membatasi dan menyederhanakan rumusan masalah tersebut, maka

dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian yang lebih spesifik dan terfokus

menjadi beberapa pertanyaan penelitian antara lain :

1. Bagaimana perencanaan TBM BIP Library mall dalam menumbuhkan minat

baca masyarakat ?

2. Bagaimana penyelenggaraan TBM BIP Library mall dalam menumbuhkan

minat baca masyarakat ?

3. Bagaimana evaluasi TBM BIP Library mall dalam menumbuhkan minat

(13)

4. Bagaimana perkembangan minat baca masyarakat dengan adanya TBM BIP

Library mall ?

E. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk memperoleh

gambaran yang jelas mengenai penggelolaan yang dilaksanakan di TBM BIP

Library Mall .

Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengkaji perencanaan TBM BIP Library Mall dalam menumbuhkan

minat baca masyarakat.

2. Untuk mengkaji penyelenggaraan TBM BIP Library Mall dalam

menumbuhkan minat baca masyarakat.

3. Untuk mengkaji evaluasi TBM BIP Library Mall dalam menumbuhkan

minat baca masyarakat.

4. Untuk mengkaji perkembangan minat baca masyarakat dengan adanya TBM

BIP Library Mall

F. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan keilmuan

manajemen/ pengelolaan terutama dalam memperkaya dan menunjang

pengembangan keilmuan Pendidikan Luar Sekolah

b. Sumbangan terhadap konsep pengelolaan TBM sebagai bahan untuk

memperbaiki efektivitas dan efisiensi pengelolaan TBM untuk meningkatkan

(14)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penyelenggara program kajian ini dapat dijadikan umpan balik untuk

pengembangan lebih lanjut yang berhubungan dengan penyelenggaraan

program TBM untuk memberikan layanan edukasi dan informasi untuk

meningkatkan minat baca masyarakat.

b. Bagi aparat pemerintah dan tokoh masyarakat setempat, temuan ini dapat

dijadikan alternatif program dalam melakukan pengelolaan TBM di ruang

publik agar bisa diterapkan di TBM yang ada di masyarakat, PKBM atau

fasilitas umum lainnya.

c. Bagi peneliti lain diharapkan dapat mengkaji lebih dalam tentang

pengembangan pengelolaan TBM dalam menunjang keberhasilan dan

pengembangan program TBM di masyarakat maupun ruang publik lainnya.

G. Definisi Operasional

Untuk memperjelas ke arah mana penelitian ini dilaksanakan serta

terhindar dari salah pengertian terhadap pemahaman judul penelitian ini, maka

peneliti terlebih dahulu akan menjelaskan beberapa istilah sebagai fokus dalam

penelitian ini yaitu:

1. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah lembaga pembudayaan kegemaran

membaca masyarakat yang menyediakan ruangan untuk membaca, diskusi,

bedah buku, menulis, dan kegiatan – kegiatan sejenis lainnya, yang

dilengkapi dengan bahan bacaan, berupa: buku, majalah, tabloid, koran,

komik, dan bahan multi media lain, serta didukung oleh pengelola yang

(15)

Dalam penelitian ini yang dimaksud TBM adalah pusat pelayanan belajar

bagi masyarakat melalui penyediaan sarana belajar baik berupa buku-buku

maupun program-program kemasyarakatan yang ada di TBM yang dapat

memberikan pengalaman belajar kepada masyarakat yang mengunjunginya

untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan sikap dan hiburan serta

menimbulkan kegemaran untuk belajar.

2. TBM Ruang Publik merupakan TBM yang diselenggarakan di ruang

publik/tempat umum, antara lain: pusat perbelanjaan (mall), lingkungan

rumah sakit, rumah ibadah yang dapat digunakan masyarakat untuk

meningkatkan budaya baca dan menulis (KEMENDIKNAS : 2011).

Dalam penelitian ini TBM ruang publik yang di bahas adalah TBM di BIP

Mall yaitu pusat pelayanan belajar masyarakat yang berada di mall yang

menyediakan sarana belajar serta berbagai kegiatan edukasi, informasi dan

sebagai bahan rekreasi bagi masyarakat untuk menumbuhkan minat baca,

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta mewujudkan masyarakat

gemar belajar.

3. Pengelolaan/ manajemen menurut G. R. Terry dalam “Principles of

Management” mengemukakan empat fungsi manajemen yaitu : planning

(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan) dan

controlling (pengawasan) (Sudajana,2004:50).

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pengelolaan adalah kegiatan

mengelola TBM mulai dari perencanaan, penyelenggaraan TBM, dan

(16)

4. Perencanaan menurut Waterson (1965) dalam Sudjana (2004:57) adalah

usaha sadar, terorganisasi, dan terus menerus dilakukan untuk memilih

alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif tindakan guna mencapai

tujuan.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan perencanaan adalah identifikasi

kebutuhan, perumusan tujuan, desain program.

5. Penggerakan adalah suatu proses mengarahkan/ menggerakan semua

karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai suatu

tujuan (Hasibuan, 1996:95).

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan penggerakan adalah

penyelenggaraan TBM meliputi : pengelola, penyelenggara, koleksi buku,

pengadaan koleksi buku, sarana, program TBM.

6. Evaluasi menurut Wilbur Haris (1968) dalam Sudjana (2004: 249) adalah

proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektivitas atau

kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan evaluasi adalah penilaian

terhadap perencanaan, penyelenggaraan dan perkembangan minat baca.

7. Masyarakat menurut Emile Durkheim adalah suatu sistem yang dibentuk dari

hubungan antar anggota sehingga menampilkan suatu realitas tertentu yang

(17)

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan masyarakat adalah sekumpulan

orang dalam wilayah tertentu dan mempunyai aturan yang disepakati dalam

kelompok tersebut.

8. Minat adalah keinginan yang kuat, gairah, kecenderungan hati yang sangat

tinggi terhadap sesuatu (Kamus lengkap bahasa Indonesia, 2010 : 410).

Sedangkan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan

oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh

penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis (Tarigan, 1979 : 7). Pengertian

minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk

membaca (Rahim, 2008 : 28)

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan minat baca adalah kesadaran,

keinginan, dan ketertarikan terhadap bahan bacaan untuk melakukan aktivitas

membaca yang dipengaruhi oleh motivasi agar menjadi sebuah kebiasaan.

H. Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran sebagai asumsi dasar yang akan dikemukaan dalam

penelitian ini adalah pengelolaan TBM di BIP mall dalam menumbuhkan minat

baca masyarakat. Kerangka penelitian pada hakekatnya adalah kristalisasi atau

pembulatan dari konsep-konsep atau teori-teori yang mendukung penelitian yang

dilakukan oleh peneliti.

Pengelolaan TBM dalam menumbuhkan minat baca masyarakat sipusatkan

pada dua aspek yaitu pengelolaan dan minat baca. Pengelolaan difokuskan pada

perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi. Sedangkan minat baca difokuskan

(18)

lingkungan. Kajian teori yang digunakan yaitu minat baca, pengelolaan dan TBM

sebagai salah satu program PLS. Metode penelitian yang digunakan yaitu

kualitatif dengan metode studi kasus. Harapan adanya TBM di mall agar dapat

menumbuhkan minat baca sebagai upaya mewujudkan masyarakat gemar belajar.

Dibawah ini adalah kerangka berfikir dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

KERANGKA BERFIKIR PENELITIAN

Gambar 1.1

Kerangka Berfikir penelitian

Pengelolaan TBM dalam menumbuhkan minat baca masyarakat

Perencanaan Penyelenggaraan Evaluasi

Rasa ingin tahu Kehadiran TBM

Jumlah Buku yang dibaca Lingkungan

Pengelolaan Minat baca

Kajian teori :

Minat baca dan pengelolaan

Kualitatif dengan studi kasus

(19)

I. Struktur Organisasi Tesis

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya,

maka berikut ini sistematika penulisan yang digunakan pada penulisan tesis ini

yaitu sebagai berikut :

BAB I berisi : Pendahuluan yaitu meliputi latar belakang masalah, identifikasi

masalah, perumusan dan pembatasan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, kerangka berfikir, dan

sistematika penulisan.

BAB II berisi : Landasan teoritis atau kajian teoritis yaitu konsep yang

berhubungan dengan judul dan permasalahan.

BAB III berisi : Metodologi penelitian yaitu membahas mengenai metode dan

teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, subyek penelitian, teknik

pengumpulan dan analisis data serta langkah-langkah penelitian.

BAB IV berisi : Hasil penelitian dan pembahasan yaitu menjabarkan mengenai

profil lokasi penelitian dan profil penyelenggara program, serta deskripsi hasil

penelitian dan pembahasan hasil penelitian mengenai pengelolaan TBM BIP

Library mall Bandung.

BAB V berisi : Kesimpulan dan saran akan membahas tentang kesimpulan dan

saran-saran terhadap penelitian sehubungan dengan permasalahan penelitian.

Daftar Pustaka

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

“Metodologi penelitian” berasal dari kata “ Metode” yang artinya cara

yang tepat untuk melakukan sesuatu ; dan “Logos” yang artinya ilmu atau

pengetahuan. Jadi, metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan

menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan

“Penelitian” adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan, dan

menganalisis sampai menyusun laporannya. Penelitian atau penyelidikan

menurut Daniel (2002: 5) adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan

sistematis dan teliti dengan tujuan mendapatkan pengetahuan baru atau

mendapatkan susunan dan tafsiran yang baru dari pengetahuan yang telah ada, di

mana sikap orang yang bertindak itu harus kritis dan prosedur yang digunakan

harus lengkap. Jadi, metodologi penelitian adalah cara dalam melakukan

penelitian untuk mendapatkan data-data untuk mencapai tujuan.

Penelitian dapat dengan mudah dilakukan bila tujuan dan arahannya jelas

maka, diperlukan suatu alat atau cara yang memudahkan dalam mencari,

mengumpulkan, mengolah dan menganalisa serta menyusun laporannya sesuai

dengan pendekatan penelitian yang digunakan. Metodologi penelitian yang

digunakan untuk mengungkap data yang bersifat deskriptif dapat dengan mudah

bila diungkap dengan metodologi penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor (1975:

(21)

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Metodologi penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini

mencakup prosedur penelitian mulai dari teknik pengumpulan data, instrumen

penelitian, subjek penelitian, teknik dan pengolahan data sampai langkah-langkah

penelitian.

A. Metode Penelitian

Winarno Surahman (1982:131) mengemukakan bahwa “ metode adalah

merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan”. Jadi, metode

penelitian yang di maksud di sini adalah prosedur sistematis yang digunakan

untuk mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan sesuatu dengan tujuan

penelitian.

Metode penelitian berbeda dengan prosedur penelitian dan teknik

penelitian. Prosedur mengarahkan peneliti pada urutan pekerjaan, teknik pen

elitian memberikan alat-alat ukur yang diperlukan sedangkan metode memberikan

panduan mengenai urutan bagaimana melaksanakan penelitian. Metode penelitian

tidak lebih dari pada alat penelitian. Metode penelitian mengarahkan atau

memandu peneliti mengenai urutan kegiatan (alat apa yang digunakan serta

bagaimana prosedur pelaksanaanya).

Fokus dalam penelitian ini yaitu untuk mengkaji pengelolaan TBM BIP

Library Mall dalam menumbuhkan minat baca masyarakat. Mengingat penelitian

ini dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) yaitu objek yang

(22)

tidak mempengaruhi dinamika pada objek tersebut maka metode penelitian yang

digunakan berdasarkan tingkat kealamiahan tempat penelitian termasuk ke dalam

penelitian kualitatif/ naturalistik.

Moleong (2011: 6) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian

yang bermaksud untuk memahami berbagai fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara

holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.

Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (1982)

dalam Sugiyono (2009: 13) adalah sebagai berikut :

1. Qualitative research has the natural setting as the direct source of data and researcher is the key instrument.

2. Qualitative research is descriptive. The data collected is in the form of words of pictures rather than number

3. Qualitative research are concerned with process rather than simply with outcomes or products

4. Qualitative research tend to analyze their data inductively 5. “Meaning” is of essential to the qualitative approach

Berdasarkan karakteristik tersebut dapat dikemukakan di sini bahwa

penelitian kualitatif itu :

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci

2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar sehingga tidak menekankan pada angka

3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome

4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif

(23)

Pada penelitian kualitatif ini peneliti menggunakan studi kasus.

Menurut Maxifield dalam Moh. Nazir (1988:66) yang dimaksud dengan

“Studi kasus atau penelitian kasus adalah objek penelitian yang berkenaan

dengan fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas, subyek

penelitian dapat saja individu, lembaga, maupun masyarakat”.

Studi kasus ini digunakan untuk melihat, mengkaji, dan menganalisa

mengenai pengelolaan TBM BIP Library Mall untuk melihat perkembangan

minat baca masyarakat dengan adanya TBM di mall.

B. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif data terutama dikumpulkan oleh peneliti

sendiri secara pribadi memasuki lapangan artinya dalam penelitian kualitatif,

peneliti sendirilah yang menjadi instrumen utama yang terjun ke lapangan serta

berusaha sendiri mengumpulkan informasi.

Menurut Moleong ( 2010: 168) Kedudukan peneliti dalam penelitian

kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana,

pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor

hasil penelitiannya. Pengertian instrumen penelitian di sini adalah alat pengumpul

data. Instrumen Penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dimulai dari (1) jenis data, (2)

sumber data, (3) instrumen penelitian. Dalam penelitian ini data yang

(24)

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif untuk mendeskripsikan

pengelolaan TBM BIP Library mall dan mengukur perkembangan minat baca dari

awal berdiri sampai sekarang. Data yang diperlukan untuk mendapatkan jawaban

terhadap masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah data yang sesuai

dengan rumusan masalah penelitian.

2. Sumber data

Sumber data penelitian ini yaitu data yang berasal dari sumber langsung dari

unsur pengelola TBM BIP Library Mall, ketua penyelenggara, Yayasan Edukasia

Plus dan anggota TBM.

Sumber data diperoleh melalui :

a. Sumber data primer

Sumber data yang diperoleh dari informasi (kata-kata) dan tindakan dari orang

yang diamati. Kata-kata informan diperoleh dari ketua Yayasan Edukasia Plus,

Ketua TBM, pengelola TBM BIP Library Mall, dan pengunjung BIP

b. Sumber data sekunder

Sumber data yang diperoleh dari sumber buku dokumen terkait yang dapat

menunjang penelitian yaitu dari buku pengunjung, buku kegiatan, buku

(25)

3. Instrumen Penelitian a. Interview/ wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan

oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan langsung kepada ketua Yayasan

Edukasia Plus, ketua TBM, dan pengelola dan pengunjung TBM.

b. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi yang digunakan

adalah observasi partisipatif yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan yang sedang

dilakukan atau peristiwa yang sedang dialami.

Adapunhal-hal yang diobservasi sesuai dengan fokus penelitian yaitu mengenai :

1. Penyelenggaraan TBM BIP Library Mall Bandung dalam menumbuhkan

minat baca masyarakat

2. Perkembangan minat baca masyarakat dengan adanya TBM BIP Library

Mall Bandung

c. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis

seperti pada arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori,

(26)

Studi dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi tentang

sumber-sumber yang berkaitan dengan fokus penelitian. Studi dokumentasi

bertujuan untuk memperoleh data tentang arsip penyelenggaraan TBM BIP

Library Mall dan dokumentasi lainnya sebagi pendukung penelitian.

Sumber-sumber dokumentasi yang diperoleh dalam penelitian ini adalah aspek

perencanaan, penyelenggaraan, dan perkembangan minat baca.

e. Studi Kepustakaan

Peneliti menggunakan studi kepustakaan untuk memperoleh berbagai teori-teori,

konsep-konsep sebagai landasan dalam acuan penelitian. Dalam kajian pustaka ini

ditujukan untuk memperoleh landasan teori tentang minat, minat baca dan

pengelolaan TBM di mall.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan komponen utama yang memiliki kedudukan

penting dalam suatu penelitian, karena didalam subjek penelitian ini terdapat

variabel-variabel yang menjadi kajian untuk diteliti. Penulis bermaksud meneliti

tentang pengelolaan TBM BIP Library Mall dalam menumbuhkan minat baca

masyarakat.

Dalam penelitian ini subjek yang akan diteliti terdiri dari dua bagian.

Pertama sebagai “sumber informasi” yaitu ketua TBM BIP Library Mall, dua

orang pengelola yang dapat memberikan informasi dan data tentang dirinya serta

bagaimana pengalamannya yang berkaitan dengan pengelolaan TBM BIP Library

Mall serta tiga orang pengunjung. Jadi , subyek penelitiannya berjumlah tujuh

(27)

anggota TBM sebagai sumber data lain yang dapat memberikan informasi tentang

hal-hal pokok yang tidak terungkap dari subjek penelitian dan sekaligus sebagai

trianggulasi untuk menjamin akurasi data.

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data merupakan upaya mencari dan merumuskan observasi,

wawancara dan dokumentasi secara sistematis untuk meningkatkan pemahaman

peneliti dan menyajikan sebagian temuan bagi orang lain. Untuk memperjelas

data dasar, verifikasi dilakukan sejalan dengan proses penelitian. Tujuan dari

verifikasi adalah untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas penelitian.

Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2006:246) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus pada sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas

dalam analisis data yang dilakukan oleh peneliti yaitu :

1. Data Reduction / Reduksi Data

Peneliti melakukan reduksi atau pengurangan dalam membuat kategori data

dan membuang data yang tidak dipakai atau tidak diperlukan dalam

penyusunan laporan penelitian setelah pengumpulan-pengumpulan data

mengenai pengelolaan TBM BIP Library Mall .

2. Data Display/ menyajikan data

Setelah data direduksi, maka selanjutnya peneliti menyajikan atau

mendisplay data sehingga data bisa terorganisir tersusun dalam pola

hubungan dan diharapkan akan lebih bisa dipahami oleh para pembaca.

(28)

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

sejenisnya.

Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2006:246)

menyatakan bahwa : The most frequent form of display for qualitative

research data in the past has been narrative text’ (yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif di masa lalu

adalah dengan teks yang bersifat naratif). Miles dan Huberman menambahkan

bahwa : “looking at display help us to undestand what is happenning and to

do some thing-futher analysis or caution on that understanding” (dengan

mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasar atas apa yang telah dipahami

tersebut).

3. Conclusion Drawing / Verification ( Penarikan kesimpulan)

Langkah ketiga atau langkah terakhir yang dilakukan oleh peneliti dalam

analisis data yaitu conclusion drawing/ verification atau penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan peneliti yang dikemukakan pada

tahap awal menjadi lebih kredibel setelah didukung oleh bukti-bukti yang

valid dan konsisten saat peneliti kelapangan untuk mengumpulkan data.

Temuan dalam penelitian ini berupa deskripsi atau gambaran dari fokus

permasalahan tentang pengelolaan TBM BIP Library Mall Bandung.

Selama dalam pengumpulan data penulis akan menganalisis agar data tidak

ada yang tertinggal kemudian setelah data terkumpul semua peneliti

(29)

pada setiap lembar data, kemudian setelah membuat bagan dan matriks yang

disesuai dengan fokus penelitian, selanjutnya membuat arsip dengan

mengkopi data dalam bentuk lembaran kertas.

E. Langkah-langkah Pengumpulan Data

Prosedur penelitian kualitatif menurut Moleong (1998:239) meliputi tiga

tahapan yaitu: 1) tahap persiapaan (orientasi) untuk mendapatkan informasi

tentang apa yang penting untuk ditemukan, 2) tahap pelaksanaan (eksplorasi)

untuk menemukan sesuatu secara terfokus, dan 3) tahap akhir (member check)

untuk mengecek temuan menurut prosedur dan memperoleh laporan akhir.

Tahapan penelitian yang dilalui sesuai dengan pendapat diatas adalah sebagai

berikut :

a. Tahap Orientasi

Orientasi dalam penelitian kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran yang

jelas dan lengkap mengenai masalah yang hendak diteliti sekaligus untuk

memantapkan desain dan fokus penelitian berikut narasumbernya. Tahap orientasi

ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 dengan mempersiapkan pemilihan topik

penelitian, mengkaji literatur yang relevan, observasi awal, penyusunan proposal

dan perizinan.

b. Tahap Ekplorasi.

Pada tahap ini merupakan penelitian yang sesungguhnya yaitu pengumpulan data

sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian. Tahap ini dilakukan setelah peneliti

memperoleh rekomendasi dari instansi yang berwenang setelah seminar proposal

(30)

Fleksibilitas dan adaptabilitas sangat perlu dipertahankan agar proses

pengumpulan data dan pelaksanaanya berjalan lancar. Selain itu untuk melengkapi

data yang diperoleh dan sekaligus sebagai triangulasi dilakukan observasi dan

untuk merekam data atau informasi lengkap digunakan alat perekam tape

recorder, buku catatan dan kamera foto. Peneliti mengamati dan mengikuti

penyelenggaraan TBM BIP Library Mall, mencatat serta mendokumentasikannya.

Peneliti melakukan wawancara dengan pengelola TBM BIP Library Mall . Studi

dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data kegiatan TBM BIP Library

Mall. Peneliti melakukan sebagai dasar untuk melakukan penelitian dan

penyusunan kisi-kisi penelitian.

c.Tahap Member Check

Untuk mengecek kebenaran informasi yang telah dikumpulkan, sehingga hasil

penelitian lebih dapat dipercaya maka perlu dilakukan member check. Pengecekan

informasi ini dilakukan setiap kali peneliti selesai melakukan wawancara dengan

sumber data dengan cara mengkonfirmasikan kembali catatan hasil wawancara

tersebut dan setelah hasil wawancara diketik kemudian didiskusikan kembali

dengan sumber data yang bersangkutan. Untuk memantapkan lagi dilakukan

observasi dan triangulasi dengan sumber data dan pihak lain yang lebih kompeten.

Hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahpahaman dalam menafsirkan

informasi yang disampaikan. Tahap ini merupakan tahap seleksi dan penafsiran

data. Setiap data yang telah diperoleh selalu dicek ulang dan diteliti kembali

(31)

yang sudah dicek diolah dan ditafsirkan. Kegiatan ini dilakukan selama penelitian

berlangsung sampai penelitian dianggap selesai.

Triangulasi, yakni pengecekan, pemeriksaan dari data yang telah diperoleh

di lapangan terutama untuk memperoleh keabsahan data. Pada tahap ini dilakukan

kegiatan membandingkan hasil observasi dengan hasil wawancara dan

membandingkan hasil wawancara pengelola dan ketua TBM dengan Ketua

Yayasan Edukasia Plus. Hal ini, sejalan dengan pendapat Patton (Ali Budiyana,

2002:50) menjelaskan kegunaan triangulasi adalah untuk membandingkan data

hasil pengamatan dengan hasil wawancara, apa yang dikatakan orang didepan

umum dengan apa yang dikatakan orang secara pribadi, hasil wawancara dengan

dokumen yang berkaitan. Untuk keperluan triangulasi dan sebagai pelengkap data,

maka dipergunakan tenaga informan lain di luar subyek penelitian yaitu subyek

yang diduga kuat dapat memberikan data atau informasi tambahan mengenai

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan

Perencanaan TBM BIP Library Mall masih belum matang terlihat dari aspek

identifikasi, pendekatan, prosedur dan teknik identifikasi kebutuhan yang

belum jelas dan berjalan sepihak-sepihak disertai kurangnya koordinasi dan

komunikasi antara pihak penyelenggara TBM dalam hal ini Yayasan Edukasia

Plus dengan pihak manajemen BIP.

2. Penyelenggaraan TBM BIP Library Mall

Penyelenggaraan TBM BIP Library Mall belum optimal dilihat dari

kompetensi pengelola, sarana utama seperti koleksi buku yang masih kurang

program-program TBM yang kurang sosialisasi.

3. Evaluasi TBM BIP Library Mall

Evaluasi kegiatan masih belum terlihat dan masih diselenggarakan secara

sepihak dalam arti pengunjung atau peserta event tidak dilibatkan untuk

mengevaluasi program yang sudah terlaksana. Selain itu tidak ada alat evaluasi

dan ukuran- ukuran untuk mengukur keberhasilan program baik untuk

(33)

4. Perkembangan minat baca

Perkembangan minat baca pengunjung baik anggota TBM ataupun pengunjung

umum terhadap keberadaan TBM BIP Library Mall adalah cukup baik dan

mereka merasakan manfaat kehadiran TBM di BIP. Hal itu dilihat dari tujuan

mereka mengunjungi TBM, banyaknya permintaan buku baru, tumbuhnya

motivasi untuk membaca, aktivitas yang dilakukan di sela-sela kegiatan

digunakan untuk membaca.

B.Saran

Untuk menindak lanjuti hasil penelitian ini, penulis memberikan

rekomendasi kepada pihak – pihak terkait diantaranya kepada Manajemen

BIP, Yayasan Edukasia Plus sebagai lembaga penyelenggara, TBM BIP

Library Mall, dan peneliti selanjutnya.

1. Manajemen BIP Mall

Diharapkan agar kontribusi dan kerjasama dengan pihak Yayasan Edukasia

Plus dalam merencanakan program lebih matang, terkoordinasi dan ada

komunikasi secara kontinyu sehingga memudahkan dalam penyelenggaraan

kegiatan selain itu evaluasi kegiatan dapat dilaksanakan secara bersama-sama

sehingga dapat diketahui bagaimana ketercapaian program khususnya dalam

menumbuhkan program minat baca demi tercapainya masyarakat gemar

(34)

2. Yayasan Edukasia Plus

Diharapkan yayasan sebagai penyelenggara TBM benar-benar dapat

merencanakan kegiatan secara matang dan mencari jaringan/ kemitraan

seluas-luasnya agar masalah yang terjadi ketika pelaksanaan kegiatan tidak

terbentur dengan biaya dan dapat diminimalisir. Dalam pelaksanaan kegiatan

diharapkan yayasan lebih dapat memfasilitasi sarana yang ada di TBM BIP

Library Mall khususnya berupa pengadaan jumlah buku. Dari segi evaluasi

diharapkan yayasan dapat mengevaluasi setiap kegiatan secara langsung

sehingga semua yang terjadi dalam penyelenggaraan TBM dapat segera

diketahui permasalahannya dan dicarikan solusinya. Untuk pengembangan

program minat baca diharapkan yayasan lebih selektif memilih kegiatan yang

selain bisa mengenalkan TBM kepada masyarakat juga benar-benar ditujukan

mengedukasi masyarakat secara keseluruhan terutama untuk menggaungkan

masyarakat gemar belajar.

3. TBM BIP Library Mall

Diharapkan dalam perencanaan kegiatan semua pengelola dapat lebih

dilibatkan sehingga ketika pelaksanaan program pengelola mempunyai rasa

tanggung jawab dan dapat bekerjasama dalam melaksanakan program dan

membantu proses sosialisasi program tersebut serta komunikasi dan koordinasi

dalam pelaksanaan kegiatan dapat terkontrol bila ada partisipasi dalam

perumusan kegiatan. Dalam pelaksanaan program diharapkan TBM dapat

menyelenggarakan program unggulan untuk para anggota TBM selain itu

(35)

TBM ini. Dalam kegiatan evaluasi diharapkan semua program yang telah

selasai dilaksanakan langsung dievaluasi agar dapat di analisis mengenai

keberlanjutan program tersebut dan dalam setiap kegiatan ada instrumen untuk

para peserta kegiatan sehingga menjadi feed back bagi TBM sedangkan dalam

kegiatan rutin evaluasi diharapkan juga dapat berjalan untuk mengetahui

perkembangan pengunjung, koleksi buku yang masih kurang lengkap serta

sarana lainnya yang ditujukan untuk masyarakat.

4. Peneliti selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan peneliti selanjutnya dapat lebih

memperdalam kajian mengenai dampak/ evaluasi keberadaan TBM dalam

menumbuhkan minat baca masyarakat atau bisa juga pengembangan

(36)

Arikunto,S. (2002). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bafadah, I. (2009). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Danim,S. dan Suparno. (2009). Manajemen dan kepemimpinan transformasional

kekepalasekolahan : visi dan internasional pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Hasibuan, Malayu.S.P. (1996). Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Hatimah, I. (2003). Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung : Andira.

Hermawan, R. (2006). Etika Kepustakawanan : suatu pendekatan terhadap kode etik

pustakawan Indonesia. Jakarta : Sagung Seto.

Hurlock, B. Elizabeth. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga

Iskandarwassi. dan Sunendar, D. (2010). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung : Rosdakarya.

Kamil, M. (2009)a. Pendidikan Nonformal. Bandung : Alfabeta.

Kamil, M. (2010)b. Model Pendidikan dan Pelatihan (konsep dan aplikasi). Bandung : Alfabeta

Yuniar, T. (2010). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Agung Media Mulia

Longenecher, J.G. (1973). Principles of Management and Organizational Behavior. Columbus, Ohio: Charle E. Merril Publishing Company.

Moleong, J.L. (2011). Metedologi Penelitian Kualitatif : Edisi Revisi. Bandung :PT Remaja Rosda Karya.

Nasution, S. (1991). Metode Research Penelitian Ilmiah. Bandung : Jemmars.

S,Noerhayati. (1987). Pengelolaan Perpustakaan. Bandung : Alumni.

Noor, A. (2009). Manajemen Event. Bandung : Alfabeta.

Patton, M. (1991). How to Use Qualitative Methods in Evaluation. Sage Publications.

Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.

(37)

Sudjana,D. (2004)b. Manajemen Program Pendidikan. Bandung : Falah Production.

Sudjana,D. (2007)c. Sistem dan Manajemen Pelatihan (teori dan aplikasi). Bandung : Falah production.

Sule, E. dan Saefullah, K. (2005). Pengantar Manajemen. Jakarta : Kencana Prenada Media group.

Sugiyono.(2009). Metode penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryadi, A. (2009). Mewujudkan Masyarakat Pembelajar. Bandung: Widya Aksara Press.

Susilana, R. (2007). Sumber Belajar Dalam Pendidikan. Dalam Ali, M., R., Sukmadinata., Sudjana,D.,dan Rasjidin,W. (Penyunting). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan : Handbook. Bandung : FIPUPI Press

Sutarno,NS. (2008). Membina Perpustakaan Desa. Jakarta: Sagung Seto.

Syah, M. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Tarigan,G.H. (2008). Membaca: sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung : Angkasa

Tampubolon. (2008). Kemampuan membaca: Teknik membaca efektif dan efisien. Bandung : Angkasa.

Tayibnapis,Y. F. (2008). Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Yusuf, M.P. (2007). Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Kencana.

Sumber Undang-Undang

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta, Perpustakaan Nasional RI, 2007.

Sumber Jurnal :

Jurnal Ilmiah Visi Pendidik dan tenaga kependidikan non formal (PTK-PNF). Vol. 2, No.2-2007. Ketenagaan di Taman bacaan Masyarakat (studu pendahuluan). B. P. Sitepu. Depdiknas dirjen peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan non formal bekerjasama dengan fakultas ilmu pendidikan UNJ.

(38)

No.2-UNJ

Sumber Lain :

Depdiknas. (2003). Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Jakarta.

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik (PMPTK) & Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Nonformal (PTK-NF). 2008. Naskah Akademik Pengelolaan Taman

Bacaan Masyarakat (TBM) Draf II. Diknas.

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik (PMPTK) & Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Nonformal (PTK-NF). 2008. Naskah Akademik Kompetensi Pengelola

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Draf IV. Diknas.

Direktorat Pendidikan Masyarakat. (2010). Taman Bacaan Masyarakat KREATIF. Kemendiknas.

Kemendiknas. (2010). Acuan Pengajuan dan Pengelolaan Dana Program Taman Bacaan

Masyarakat Ruang Khusus. Jakarta, Direktorat Pendidikan Masyarakat.

Kemendiknas. (2011). Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Ruang Publik. Jakarta, Direktorat

Pendidikan Masyarakat.

Kemendiknas. (2012). Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Dana Program Taman

Bacaan Masyarakat Tahun 2012. Jakarta, Direktorat Pendidikan Masyarakat.

Kemendiknas (kementrian Pendidikan Nasional). (2012). Petunjuk Teknis Pengajuan dan

Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat Ruang Publik Tahun 2012. Jakarta:

Direktorat Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal.

UPI. (2011). Rintisan Balai Belajar Bersama Jembatan Menuju Masyarakat Pembelajar :

Refleksi Hasil Kajian RB3 tahun 2010 dalam program Peningkatan Mutu Program Dikmas. Kerjasama Direktorat Pendidikan Masyarakat dengan jurusan PLS Fakultas

Ilmu Pendidikan.

---. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI

Referensi

Dokumen terkait

Kepuasan kerja juga sangat mempengaruhi betah atau tidaknya seorang karyawan bekerja disuatu perusahaan, jika karyawan sudah merasa puas atas pekerjaan yang ia jalani dan

menyikapi anak terlantar yang hidup dijalanan, seperti masih banyak masyarakat yang memberi uang kepada anak jalanan, padahal tindakan tersebut akan membuat anak

Indonesia adalah salah satu negara yang bergabung dengan PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 ayat (2) Konvensi PBB tentang hak anak, maka

Jual beli plat nomor di Yogyakarta merupakan bentuk usaha yang cukup membantu pemilik kendaraan. Plat nomor adalah bagian identitas kendaraan yang wajib digunakan

Penjual memastikan kembali produk Tupperware (ukuran, warna) agar sesuai dengan keinginan konsumen. Penjual tetap memahami sikap konsumen dengan banyaknya pertanyaan/

Hasil penelitian yang membandingkan pemberian ekstrak kacang hijau sebesar 200 mg dan 1000 mg dengan ekstrak kacang hijau yang sudah difermentasi dan sudah berkecambah yang

diperhatikan mengingat bagaimana kondisi lingkungan bencana yang biasanya sulit untuk dijangkau. Untuk hal ini komunikasi menjadi hal mendasar yang diperlukan

Dalam struktur organisasi pada Klinik Puri Asih memiliki tugas dan fungsi masing- masing, antara lain sebagai berikut :..