• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DAN MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP PERILAKU BELAJAR MAHASISWA Nomor Panggil TADP WAH p-2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DAN MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP PERILAKU BELAJAR MAHASISWA Nomor Panggil TADP WAH p-2011."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

i

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……… i

PERNYATAAN KEASLIAN……… .. ii

UCAPAN TERIMA KASIH………. …… iii

ABSTRAK……… vi

DAFTAR ISI………. …… vii

DAFTAR TABEL……… x

DAFTAR GAMBAR……… xii

DAFTAR LAMPIRAN……… xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian……… 1

B. Identifikasi Masalah……… 7

C. Batasan Masalah………. 8

D. Rumusan Masalah………... 8

E. Tujuan Penelitian……… 9

F. Manfaat Penelitian………. 10

G. Asumsi-asumsi………. 11

H. Metode Penelitian………. 12

I. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian……… 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Manajemen Sarana Prasarana Dalam Administrasi Pendidikan... 16

1. Konsep-Konsep Dasar Administrasi Pendidikan... 16

2. Manajemen Sarana Prasarana... 20

B. Sarana Prasarana Pendidikan... 23

1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan... 23

2. Jenis-jenis Sarana Prasarana Pendidikan... 24

C. Manajemen... 30

(2)

ii

2. Proses Manajemen... 34

D. Manajemen Waktu... 37

1. Filosofi... 37

2. Manajemen Waktu Mahasiswa... 43

E. Perilaku Belajar Mahasiswa... 56

1. Pengertian Perilaku... 56

2. Pembentukan Sikap dan Perilaku... 60

3. Pengertian Belajar... 62

4. Pengertian Perilaku Belajar... 65

F. Penelitian Terdahulu... 72

G. Kerangka Pemikiran... 74

H. Hipotesis... 75

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian... 76

B. Populasi dan Sampel... 76

C. Teknik Pengumpulan Data... 78

D. Definisi Operasional... 79

E. Instrumen Penelitian... 81

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 84

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data... 93

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 99

1. Uji Asumsi Sebaran Data... 99

2. Deskripsi Data... 102

3. Pengujian Hipotesis... 107

B. Pembahasan... 113

(3)

iii

2. Deskripsi Data variabel Manajemen Waktu Mahasiswa (X2)………. 115

3. Deskripsi Data Variabel Perilaku Belajar Mahasiswa (Y)………. 117

4. Pengaruh Pemanfaatan Sarana Prasarana (XI) Terhadap Perilaku Belajar Mahasiswa (Y)……… 118

5. Pengaruh Manajemen Waktu Mahasiswa (X2) terhadap Perilaku Belajar Mahasiswa (Y) 6. Pengaruh Pemanfaatan Sarana Prasarana (Xl) dan Manajemen Waktu Mahasiswa (X2) terhadap Perilaku Belajar Mahasiswa (Y)………. 122

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan……….. 124

B. Rekomendasi………... 125

DAFTAR PUSTAKA……….. 127

(4)

iv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Contoh Jadwal Harian……….. 48

Table 2.2 Jadwal Utama……… 49

Table 2.3 Jadwal Mingguan Berdasarkan Jadwal Utama……….. 50

Tabel 2.4 Contoh Jadwal Belajar Harian... 51

Tabel 2.5 Jadwal Tugas Berbasis Jadwal Utama……… 52

Tabel 2.6 Jadwal Mingguan Berbasis Tugas……….. 53

Tabel 2.7 Tabel To-Do list... 54

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Pemanfaatan Sarana Prasarana (x1)... 81

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Variabel Manajemen Waktu Mahasiswa (X2)... 82

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Perilaku Belajar Mahasiswa (Y)... 83

Tabel 3.4 Uji Validitas Item Variabel Pemanfaatan Sarana Prasarana (X1)…… 86

Tabel 3.5 Uji Validitas Item Variabel Manajemen Waktu Mahasiswa (X2)….. 87

Tabel 3.6 Uji Validitas Item Variabel Perilaku Belajar Mahasiswa (Y)... 88

Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Item Pemanfaatan Sarana Prasarana (X1)……… 91

Tabel 3.8 Uji Reliabilitas Item Manajemen Waktu Mahasiswa(X2)……… 91

Tabel 3.9 Uji Reliabilitas Item Perilaku Belajar Mahasiswa (Y)……… 92

Tabel 3.10 Tabel Konsultasi Persentase Skor Rata-rata... 95

Tabel 3.11 Tabel Koefesien Korelasi nilai r……… 96

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Uji Linieritas Variabel Pemanfaatan Sarana Prasarana (X1)……… 100

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Linieritas Variabel Manajemen Waktu Mahasiswa (X2)……… 101

(5)

v

(X1) Terhadap Variabel Manajemen Waktu Mahasiswa

(X2)………. 101

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Linieritas Variabel Pemanfaatan Sarana Prasarana (X1) dan Variabel Manajemen Waktu Mahasiswa (X2) Perilaku Belajar Mahasiswa (Y)……… 102

Tabel 4.5 Kecenderungan variabel (XI) Pemanfaatan Sarana Prasarana……... 103

Tabel 4.6 Kecenderungan Variabel Manajemen Waktu Mahasiswa (X2)….. 104

Tabel 4.7 Kecenderungan Variabel (Y) Produktivitas Sekolah……… 106

Tabel 4.8 Hasil penghitungan determinasi X1 Terhadap Y……….. 108

Tabel 4.9 Resume regresi variabel X1 ke Y………. 108

Tabel 4.10 Hasil penghitungan determinasi X2 Terhadap Y………. 110

Tabel 4.11 Resume regresi variabel X2 ke Y………. 110

Tabel 4.12 Hasil penghitungan determinasi (X1) dan (X2) terhadap (Y)…… 111

Tabel 4.13 Resume regresi variabel X1,X2 ke Y……….. 112

(6)

vi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Matriks Ruang Lingkup Admnistrasi Pendidikan... 18 Gambar 2.2 Kerangka Penelitian………. 74 Gambar 4.1 Persentase Kecenderungan Indikator Terhadap Variabel

Pemanfaatan Sarana Prasarana (X1)……… 104

Gambar 4.2 Persentase Kecenderungan Indikator TerhadapVariabelManajemen Waktu Mahasiswa (X2)……… 105

(7)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Permohonan izin mengadakan studi lapangan/penelitian

2 . Keputusan Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Nomor

3. Kuesioner instrumen penelitian

4. Hasil uji validitas dan reliabelitas instrumen 5. Hasil uji statistik deksriptif variabel X1

6. Hasil uji statistik deksriptif variabel X2

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Konsep pendidikan di Indonesia merupakan operasionalisasi dari nilai dasar yaitu Pancasila dan nilai instrumental yaitu Pembukaan UUD 1945. Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea empat salah satunya dinyatakan bahwa tujuan pembangunan Indonesia diarahkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Konteks mencerdaskan sebagai nilai instrumental tersebut dioperasionalkan oleh pemerintah, untuk kemudian diformalkan ke dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan nasional. Menurut UU no. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Perguruan tinggi adalah tempat yang diharapkan dapat mencetak kader-kader pemimpin bangsa di masa mendatang sehingga dianggap dapat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan negara itu sendiri. Alumni perguruan tinggi yang baik diharapkan tanggap akan permasalahan yang terjadi di masyarakat atau lingkungannya dan diharapkan dapat berani tampil untuk memberi solusinya.

(9)

Kemungkinan penyebab yang sangat logis dari rendahnya mutu dan banyaknya masalah perguruan tinggi di Indonesia adalah kurangnya kesiapan lembaga pendidikan, dosen dan mahasiswa untuk terus memberdayakan diri (melalui bacaan, kuliah konvensional), sehingga terlihat tidak ada upaya dan usaha dalam self improvement. Faktor lain terbatasnya sarana dan prasarana/fasilitas belajar (buku, artikel, komputer) yang tersedia untuk bisa akses dalam pemberdayaan dan pengembangan diri. Situasi ini membuat kita berada pada disadvantaged position (El Qudsy, 2011)

Menurut lembaga Quacquarelli Symonds (QS), peringkat perguruan tinggi di Indonesia pada tahun 2011 yang terbaik pada peringkat 300-an dunia (Dikti, 2011), masih dibawah peringkat perguruan tinggi terbaik di Singapura yang ada diperingkat 50-an. Pada kurun waktu 10-15 tahun ke depan, perguruan tinggi Indonesia akan menghadapi berbagai tantangan besar yang perlu di respons dengan bijaksana. Globalisasi ekonomi dan revolusi teknologi informasi adalah dua kekuatan besar yang amat mempengaruhi dunia penguruan tinggi Indonesia. Kalau lembaga pendidikan tinggi nasional tidak mampu merespons tantangan globalisasi ini dengan memadai, diperkirakan lembaga tersebut akan tidak mampu mempertahankan eksistensinya di masyarakat dan secara pelan tetapi pasti akan kehilanganan peranannya (Effendi, 2003).

Hal penting yang menunjang keberhasilan belajar siswa di perguruan tinggi adalah aktivitas mahasiswa itu sendiri pada waktu mengikuti mata kuliah atau perilaku belajar. Perilaku belajar ini dapat meliputi: mengikuti mata kuliah, perhatian waktu diberi mata kuliah, bagaimana mahasiswa secara aktif bertanya kepada dosen di dalam kelas, menjawab pertanyaan yang diberikan dosen atau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen dan lain-lain.

Perilaku individu merupakan respon dari stimulus, baik stimulus dari dalam berupa disiplin mengatur waktu, motivasi, kebiasaan, dan stimulus dari luar seperti fasilitas belajar, situasi belajar, kurikulum, cara mengajar guru serta bagaimana individu tersebut mempunyai kemampuan untuk menentukan perilaku yang diambilnya. Lingkungan tempat individu tinggal turut serta menjadi bagian dari faktor yang mempengaruhi konsep diri atau perilaku diri (Setiawati, 2008). Mahasiswa sebagai individu mampu mengendalikan perilakunya selama mengikuti mata kuliah di dalam kelas, sebagai akibat dari stimulus yang ia terima.

(10)

perlengkapan sekolah, atau juga sering disebut dengan fasilitas sekolah, dapat dikelompokkan menjadi: (1) sarana pendidikan, dan (2) Prasarana pendidikan.

UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas BAB XII Pasal 45, disebutkan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, atau fasilitas belajar untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas, ini artinya Pengadaan fasilitas belajar di sekolah pada hakekatnya adalah kelanjutan dari program perencanaan yang telah disusun dalam proses pembelajaran dan di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar.

PP No. 19 Tahun 2005 pasal 42, menyebutkan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana pendidikan atau fasilitas belajar. Fasilitas belajar terdiri dari sarana dan prasarana. Sarana adalah perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Sedangkan prasarana adalah lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Menurut Mulyasa (2004), ”Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang

secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar, mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Bafadal (2004), ”Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang

secara tidak langsung menunjang proses pendidikan di sekolah”. Dalam pendidikan prasarana

misalnya lokasi atau tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, ruang dan sebagainya. Sedangkan sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, seperti: ruang , buku, perpustakaan, labolatarium dan sebagainya.

Menurut Arikunto (1993), sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar. Sedangkan menurut rumusan Tim Penyusun Pedoman Pembukuan Media

Pendidikan Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, yang dimaksud dengan ”sarana

(11)

yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dan berjalan

dengan lancar, teratur, efektif dan efesien”.

Hasil penelitian Wasliman (2008), fasilitas belajar mengajar sangat berperan penting dalam meningkatkan kinerja guru. Karena sarana prasarana adalah sumber daya dalam mendukung kinerja guru dalam proses belajar mengajar.

Jenis peralatan dan perlengkapan yang di sediakan di sekolah dan cara-cara pengadministrasiannya mempunyai pengaruh besar terhadap program mengajar–belajar. Persediaan yang kurang dan tidak memadai akan menghambat proses belajar-mengajar. Demikian pula administrasinya yang jelek akan menurangi kegunaan alat-alat dan perlengkapan tersebut, sekalipun peralatan dan perlengkapan pengajaran itu keadaannya istimewa.

Menurut Hasibuan (2001), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen memiliki unsur-unsur : unsur manusia (manajerial dan anggotanya), material, uang, waktu, prosedur, serta pasar. Manajemen adalah proses yang dilaksanakan oleh manajer agar organisasi berjalan menuju pencapaian tujaun secara efektif dan efesien. Fungsi manajemen adalah : planning, organizing, leadership, dan controlling.

Banyak mahasiswa, terutama mahasiswa baru, merasa bahwa kebiasaan belajar yang dilakukannya sudah memadai. Manajemen waktu yang dilakukan sudah efisien. Terbukti di SMA dulu mereka adalah murid terpandai atau setidaknya tidak pernah merasa kesulitan mendapatkan nilai yang baik. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, beberapa diantara mahasiswa ini menyadari bahwa nilai yang diperoleh tidaklah sebaik seperti ketika di SMA. Nilai A atau B sepertinya sulit dijangkau. Mengapa? Apa sebenarnya yang terjadi? Salah satu jawabannya mungkin karena ketrampilan belajar, termasuk manajemen waktunya, kurang efektif. Kuliah di perguruan tinggi memang berbeda dengan belajar di SMA, karena itu manajemen waktu yang ada mestinya turut disesuaikan.

(12)

mahasiswa dengan adanya informasi dan komunikasi yang mendukung dari universitas dan pihak yang bersangkutan. Dan tidak mengejutkan pengaburan waktu jadi sebuah kebutuhan. Dapat dilihat bahwa sebenarnya manajemen waktu tak jauh beda dengan manajemen diri, karena pada kenyatannya kebanyakan mahasiswa tidak dapat mengatur waktu tetapi dapat mengatur diri sendiri dan apa yang akan dilakukan dalam setiap kesempatan.

Teori yang melandasi penelitian ini yaitu, George Mason University (1999), mengatakan manajemen waktu dapat dilakukan dengan cara : melakukan survei waktu pribadi, perhatikan jadwal harian, jangan menjadi perfeksionis, belajarlah berkata tidak, belajar menentukan prioritas, gabungkan sejumlah aktifitas, adaptasi diri. Salah satu sistem manajemen waktu yang bisa dipilih oleh mahasiswa adalah menggunakan sistem siklus pada setiap tahun ajaran atau setiap semester. Umumnya sistem ini dimulai dengan menetapkan tujuan (goal setting) dan prioritas untuk mengukuhkan konteks bagi manajemen waktu, dengan menelusuri penggunaan waktu dan membangun kesadaran tentang bagaimana anda akan menghabiskan waktu. Tahap kedua adalah membuat rencana, dan ini termasuk membuat to do list, rencana mingguan, rencana bulanan, dan rencana semesteran. Tahap ketiga adalah memantau (self monitoring) apa yang telah dikerjakan. Pada tahap ini anda menilai seberapa baik anda menjalankan rencana, seberapa akurat anda membuat rencana, seberapa tepat anda menduga kegiatan-kegiatan yang dilakukan, dan sebagainya. Tahap akhir dari siklus manajemen waktu ini adalah pergeseran dan penyesuaian waktu dimana anda melakukan koreksi terhadap sistem yang berjalan sebelum memulai siklus yang baru (Garcia, 2011)

Pauk dan Owens (2011), mengatakan bahwa manajemen waktu dapat dilakukan mahasiswa dengan : menemukan waktu yang tersembunyi, merubah kebiasaan pemanfaatan waktu, membagi waktu menjadi jadwal tersusun, berpikir untuk mengerjakan sesuatu dalam tugas-tugas terstruktur, kerjakan prioritas, dan tetaplah terorganisir.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (dalam Tulus Tu,u, 2004:63) kata perilaku berarti tanggapan atau reaksi seseorang (individu) terhadap rangsangan atau lingkungan. Dalam Macmillan Dictionary kata behavior menunjukkan bagaimana seseorang berbuat atau menata dirinya dan dalam hubungan sosialnya bagaimana mengekspresikan dirinya terhadap orang lain. Menurut Saifuddin Azwar (dalam Tulus Tu,u, 2004:63) memberi rumusan: perilaku merupakan ekspresi sikap seseorang. Sikap itu sudah terbentuk dalam dirinya karena berbagai tekanan atau hambatan dari luar atau dalam dirinya. Artinya potensi reaksi yang sudah terbentuk dalam dirinya akan muncul berupa perilaku aktual sebagai cerminan sikapnya.

(13)

Menurut Nana Sudjana (dalam Tulus Tu,u, 2004:64) belajar adalah proses aktif. Belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Menurut Skinner (dalam Sudjana, 2005:59-60) mengemukakan bahwa perilaku seseorang itu merupakan hasil interaksi dengan lingkungannya. Sikap dan pemikiran seseorang bukan merupakan faktor penyebab bagi perilaku orang itu, melainkan muncul bersamaan dengan perilaku atau mengikuti perilakunya itu. Cara berperilaku seseorang dan akibat dari perilakunya dapat diamati (di observasi). Perubahan perilaku dapat dikendalikan melalui upaya penguatan pengaruh yang positif dan menghindarkan pengaruh negatif berdasarkan suatu rangsangan tertentu. Berdasarkan pandangan ini Skinner mengajukan “teknologi

perilaku”. Yang dinilainya amat penting dalam menentukan strategi pendidikan teknologi

perilaku memberikan penekanan untuk terjadinya penggeseran tanggung jawab atas perubahan perilaku pada diri orang yang melaksanakan atau di kenal perubahan perilakunya itu dalam lingkungannya. Dalam penggunaan teknologi perilaku maka berbagai penguat (reinforcers) baik penguat yang positif ataupun penguat yang negatif perlu dirancang dan di laksanakan secara tepat dan teliti.

Tusting et al. (2003), menyatakan bahwa “Banyak dari model perilaku belajar dewasa dikembangkan dari pendidikan tinggi yang dimanfaatkan untuk kehidupan bermasyarakat. Ini dapat mengandung beberapa model yaitu belajar mandiri, refleksi, otonomi, pemecahan

masalah”.

Hasil penelitian Nurjaman (2008), bahwa cara mahasiswa merespon terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dan penyelesaian tugas-tugas inilah yang disebut perilaku belajar mahasiswa dalam belajar. Sedangkan hasil penelitian Anwar (2008), mengemukakan bahwa gaya belajar/perilaku belajar mahasiswa adalah gambaran dari cara berpikir, memahami dan memecahkan masalah yang merupakan bagian yang disadari atau tidak disadari oleh mahasiswa, terdiri dari kehadiran, waktu kuliah, dan tugas-tugas.

Jadi perilaku merupakan cerminan konkret yang tampil dalam sikap, perbuatan dan kata-kata (pernyataan) sebagai reaksi seseorang yang muncul karena adanya pengalaman proses pembelajaran dan rangsangan dari lingkungannya.

(14)

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Dari uraian pada latar belakang penelitian tersebut, jelaslah bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perilaku belajar mahasiswa sebagai hasil proses interaksi belajar mahasiswa yaitu, faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal adalah faktor lingkungan, seperti fasilitas belajar, situasi belajar, kurikulum. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang timbul dari diri sendiri, seperti disiplin mengatur waktu waktu/manajemen waktu, motivasi, kebiasaan.

Perilaku belajar dalam penelitiaan ini berangkat dari pemikiran bahwa perilaku belajar adalah hal yang menentukan dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Perilaku belajar terbentuk karena interaksi mahasiswa dengan lingkungan belajar dan dari dalam individu mahasiswa itu sendiri. Fasilitas belajar sebagai penunjang dalam proses belajar adalah hal yang penting sebagai faktor eksternal yang berpengaruh dalam perilaku belajar mahasiswa. Oleh karena itu perguruan tinggi diharapkan memiliki sarana prasarna yang optimal dalam menunjang proses belajar mengajar atau proses pembelajaran. Faktor internal yang mempengaruhi perilaku belajar mahasiswa adalah faktor disiplin waktu. Disiplin waktu ini dapat diterjemahkan dalam istilah manajemen waktu. Manajemen waktu mahasiswa mengatur kedisiplinan mahasiswa untuk mempergunakan waktu seefesien dan seefektif mungkin sesuai dengan target belajar mahasiswa.

Perilaku Belajar Faktor Internal :

manajemen waktu/disiplin waktu,motivasi,

kebiasaan

Faktor Eksternal :

fasilitas belajar,situasi

(15)

Gambar 1.1 Identifikasi Masalah

Karena banyaknya cakupan tentang perilaku belajar mahasiswa, maka penulis membatasi penelitian ini yaitu pada pemanfaatan fasilitas belajar, dan manajemen waktu mahasiswa.

2. Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang penelitian dan identifikasi masalah, maka dapat

dirumuskan masalah dalam penelitian yaitu “Seberapa besar hubungan pemanfaatan fasilitas

belajar dan manajemen waktu mahasiswa dengan perilaku belajar mahasiswa?”. Rumusan masalah penelitian tersebut dapat dirinci dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1.Bagaimana deskripsi pemanfaatan fasilitas belajar, manajemen waktu dan perilaku belajar mahasiswa pada mata kuliah rumpun Taksonomi di Jurusan Biologi F-MIPA UNPAD? 2.Seberapa besar pengaruh pemanfaatan fasilitas belajar terhadap perilaku belajar mahasiswa pada mata kuliah rumpun Taksonomi di Jurusan Biologi F-MIPA UNPAD?

3.Seberapa besar pengaruh manajemen waktu mahasiswa terhadap perilaku belajar mahasiswa pada mata kuliah rumpun Taksonomi di Jurusan Biologi F-MIPA UNPAD? 4.Seberapa besar pengaruh pemanfaatan fasilitas belajar dan manajemen waktu mahasiswa terhadap perilaku belajar mahasiswa pada mata kuliah rumpun Taksonomi di Jurusan Biologi F-MIPA UNPAD?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis data empirik, menemukan model hasil analisis serta menguji kebermaknaan pengaruh pemanfaatan fasilitas belajar dan manajemen waktu mahasiswa terhadap perilaku belajar mahasiswa pada mata kuliah Taksonomi di Jurusan Biologi F-MIPA UNPAD.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan analisis tentang:

(16)

b. Besar pengaruh pemanfaatan fasilitas belajar terhadap perilaku belajar mahasiswa pada mata kuliah rumpun Taksonomi di Jurusan Biologi F-MIPA UNPAD.

c. Besar pengaruh manajemen waktu mahasiswa terhadap perilaku belajar mahasiswa pada mata kuliah rumpun Taksonomi di Jurusan Biologi F-MIPA UNPAD.

d. Besar pengaruh pemanfaatan fasilitas belajar dan manajemen waktu mahasiswa terhadap perilaku belajar mahasiswa pada mata kuliah rumpun Taksonomi di Jurusan Biologi F-MIPA UNPAD.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari aspek teoritis maupun praktis.

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat dapat bermanfaat terutama dalam

hal:

1) Pengembangan ilmu administrasi pendidikan, khususnya pada pemanfaatan fasilitas belajar, manajemen waktu mahasiswa dan perilaku mahasiswa pada mata kuliah rumpun Taksonomi di Jurusan Biologi F-MIPA UNPAD.

2) Memberikan informasi mengenai bagaimana meningkatkan perilaku belajar mahasiswa pada mata kuliah rumpun Taksonomi di Jurusan Biologi F-MIPA UNPAD.

3) Dapat dijadikan model inovasi dalam pengembangan pemanfaatan fasilitas belajar dan manajemen waktu mahasiswa terhadap perilaku belajar mahasiswa pada mata kuliah rumpun Taksonomi di Jurusan Biologi F-MIPA UNPAD.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1) Informasi sebagai bahan evaluasi bagi para praktisi pendidikan, khususnya di Jurusan Biologi F-MIPA UNPAD.

2) Masukan bagi KaJur Biologi F-MIPA UNPAD mengenai pemanfaatan fasilitas belajar dan manajemen waktu mahasiswa terhadap perilaku belajar mahasiswa Jurusan Biologi F-MIPA UNPAD.

(17)

4) Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk melakukan penelitian lanjut tentang model pemanfaatan fasilitas belajar dan manajemen waktu mahasiswa dengan perilaku belajar mahasiswa.

E. Struktur Organisasi Tesis

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian berlokasi di Jurusan Biologi F-MIPA UNPAD Jatinangor Kabupaten Sumedang. Waktu Penelitian direncanakan 6 bulan dimulai dari bulan Juni 2011 sampai dengan bulan Desember 2011.

B. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian survei yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Seperti dikemukakan Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (2003:21) penelitian survei dapat digunakan untuk maksud (1) penjajagan (eksploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan (eksplanatory atau confirmatory), yakni menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis; (4) evaluasi, (5) prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang (6) penelitian operasional, dan (7) pengembangan indikator-indikator sosial. Pendekatan yang digunakan, penelitian ini termasuk penelitian survey. Menurut Kerlinger (2000:660) " penilitian survai mengkaji populasi yang besar maupun yang kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi itu untuk menemukan insidensi, distribusi dan interpretasi relatif dari variabel-variabel sosiologi dan psikologi'. Penelitian survei pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam.

Jenis penelitian survei ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi, dengan tujuan memisahkan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung sesuatu variabel penyebab terhadap variabel akibat. Variabel sebab-akibat tersebut adalah pemanfaatan fasilitas belajar (X1) dan manajemen

waktu mahasiswa (X2) terhadap prestasi belajar mahasiswa (Y).

C. Populasi dan Sampel

(19)

sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana, 2004:6), Dalam penelitian ini, populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Biologi F-MIPA UNPAD sebanyak 199 orang, dengan perincian : angkatan 2009 sebanyak 95 orang, dan angkatan 2010 sebanyak 104 orang.

Sampel adalah sebagian Setelah populasi ditetapkan, selanjutnya ditentukan sampel agar dapat dilakukan pengumpulan data. Sampel merupakan sebagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian yang dianggap dapat mewakili seluruh populasi. Arikunto (2004:117) mengatakan bahwa: "Sampel adalah bagian dari populasi." Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel Nasution (2005:135) bahwa, ".. mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besamya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya (asumsi-asumsi statistik), serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya." Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel, Arikunto (2005:120) mengemukakan bahwa: Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10%15% atau 20%-25% atau lebih.

Memperhatikan pernyataan tersebut, karena jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel secara acak (Random sampling). Sedangkan Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin dalam Riduwan (2007:65) sebagai berikut :

n = .�2 + 1 keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi

d2 = Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%)

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut : n =

.�2 + 1 =

199

199.0,1 2+ 1 =

199

2,99 = 66,55 ≈ 67 responden

Dengan menggunakan rumus sampel bertingkat (Sugiyono, 1999:67) : ni = �.n

(20)

 Angkatan 2009 sebanyak = 95 : 199 x 67 = 31,98 ≈ 32 responden

 Angkatan 2010 sebanyak = 104 : 199 x 67 = 35,01 ≈35 responden

D. Teknik Pengumpulan Data

Nazir, Moh (2003:328) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan pengertian teknik pengumpulan data dan wujud data yang akan dikumpulkan, maka dalam penelitian ini digunakan dua teknik utama pengumpulan data, yaitu studi dokumentasi dan teknik, angket.

1. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan sebagai cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagianbagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat baik di lokasi penelitian maupun di instansi lain yang ada hubungannya dengan lokasi penelitian. Studi Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari instansi/lembaga meliputi buku-buku, laporan kegiatannya di instansi/lembaga yang relevan dengan fokus penelitian.

2. Teknik Angket

Angket disebarkan pada responden dalam hal ini sebanyak 67 responden. Pemilihan dengan model angket ini, didasarkan atas alasan bahwa: (a) responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan, (b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dan dalam waktu yang tepat. Melalui teknik model angket ini akan dikumpulkan data yang berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan yang diajukan di dalam angket tersebut. Indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari variabel Pemanfaatan Sarana Prasarana dan Manajemen Waktu Mahasiswa terhadap Perilaku Belajar Mahasiswa merupakan materi pokok yang diramu menjadi sejumlah pernyataan di dalam angket.

E. Definisi Operasional

(21)

variabel terikat, variabel bebas tersebut adalah : "Pemanfaatan Fasilitas Belajar" (X,), dan "Manajemen Waktu Mahasiswa" (X2) dan variabel terikat yaitu "Perilaku Belajar Mahasiswa" (Y).

Dari variabel-variabel tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut :

a. Pemanfaatan Fasilitas Belajar

Pemanfaatan fasilitas belajar adalah penggunaan semua kelangkapan yang menunjang pembelajaran mahasiswa langsung atau tidak langsung. Djamarah (1995), “fasilitas belajar merupakan kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah”. Menurut E.

Mulyasa (2004), ”Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara

langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar,

mengajar”. Sedangkan menurut Ibrahim Bafadal (2003) bahwa ”prasarana pendidikan

adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang

pelaksanaan proses pendidikan di sekolah”..

Pemanfaatan sarana dapat berupa pemanfaatan alat pelajaran, alat peraga dan media pengajaran. Sedangkan pemanfaatan prasarana dapat berupa pemanfaatan meja kursi, alat pencahayaan, perpustakaan, Lab dan perlengkapannya, ruang dosen, labolatorium alam/kebun alam, dan ruang seminar.

b. Manajemen Waktu Mahasiswa

Manajemen waktu mahasiswa adalah kemampuan mahasiswa untuk mengatur waktu, bagaimana menghabiskan waktu dan membuat keputusan yang strategis dalam penggunaan waktu.

Pauk (2011), mengatakan bahwa manajemen waktu dapat dilakukan mahasiswa dengan : menemukan waktu yang tersembunyi, merubah kebiasaan pemanfaatan waktu, membagi waktu menjadi jadwal tersusun, berpikir untuk mengerjakan sesuatu dalam tugas-tugas terstruktur, kerjakan prioritas, dan tetaplah terorganisir. George Mason University (1999), mengatakan manajemen waktu dapat dilakukan dengan cara : melakukan survei waktu pribadi, perhatikan jadwal harian, jangan menjadi perfeksionis, belajarlah berkata tidak, Menurut Garcia (2011), manajemen waktu dibagi menjadi : menetapkan tujuan dan prioritas, membuat rencana waktu, mengawasi penggunaan waktu, dan evaluasi penggunaan waktu.

Jadi manajemen waktu mahasiswa dapat berupa pengaturan penetapan tujuan dan priorotas waktu, membuat rencana waktu, memantau penggunaan waktu, dan evaluasi penggunaan waktu.

c. Perilaku Belajar Mahasiswa

(22)

perbuatan dan kata-kata (pernyataan) sebagai reaksi seseorang yang muncul karena adanya pengalaman proses pembelajaran dan rangsangan dari lingkungannya.

Nasution (1988:101) mengemukakan ada 6 gaya/perilaku merespon mahasiswa dalam belajar. Keenam gaya merespon dalam belajar itu adalah: berdikari (dapat berpikir sendiri dan bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain), tak dapat berdiri sendiri (belajar hanya apa yang ditugaskan dan diharuskan serta bergantung pada atasan untuk melakukan sesuatu), Kooperatif (suka belajar bersama dan berkelompok), bersaing dan kompetitif (berusaha melebihi orang lain), suka berpartisipasi (suka belajar bila ditugaskan atau diharuskan dan mengelakkan pelajaran. Honey dan Mumford (1992), bahwa perilaku belajar/gaya belajar siswa berupa sebuah pola dengan 4 tahapan yaitu : reflektor, teoritis, pragmatis, dan Aktivis. Knowles et al. (2005). Mengemukakan bahwa prinsip-prinsip perilaku belajar bagi mahasiswa, yaitu harus mengetahui, konsep diri, peran pengalaman, kesiapan untuk belajar, orientasi belajar, dan motivasi belajar. Hanifah dan Syukriy (2001) mengemukakan lima hal yang berhubungan dengan perilaku belajar yang baik, yaitu: kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan memantapkan pelajaran, kebiasaan membaca buku, kebiasaan menyiapkan karya tulis, kebiasaan menghadapi ujian.

Perilaku belajar mahasiswa dapat dikelompokkan berupa perilaku kehadiran, perilaku pada waktu mengikuti kegiatan perkuliahan, dan perilaku dalam mengerjakan tugas.

F. Instrumen Penelitian

Pengembangan instrumen ditempuh melalui beberapa cara, yaitu (a) menyusun indikator variabel penelitian; (b) menyusun kisi-kisi instrumen; (c) melakukan uji coba instrumen; dan melakukan pengujian validitas dan reliabelitas instrumen.

1. Pemanfaatan Fasilitas Belajar (X1)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan Skala Likert dengan kisaran secara kontinus 1 - 5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut :

5 = Selalu (SL) 4 = Sering (SR) 3 = Jarang (JR)

2 = Kadang-kadang (KD) 1 = Tidak Pernah (TP)

Tabel 3.1

(23)

Variabel Definisi Teoritik

Sub Variabel Indikator No Item Sumber

Data Pemanfaatan

Fasilitas Belajar (x1)

Djamarah (1995), Mulyasa (2004), Bafadal (2003) dan PP No. 19 Tahun 2005 Pemanfaatan semua kelengkapan yang menunjang pembelajaran mahasiswa langsung atau tidak langsung 1. Pemanfaatan Sarana Pemanfaatan alat pelajaran dalam pembelajaran

1,2,3,4,5,6,7 Sumber

data Primer

Pemanfaatan alat peraga dalam proses

pembelajaran

8

Pemanfaatan media pengajaran dalam proses pembelajaran

9,10,11,12,13,14,15 , 16,17,18,19,20,21

2. Pemanfaatan Prasarana

Pemanfaatan meja kursi 22 Sumber

data Primer

Pemanfaatan alat

pencahayaan

23

Pemanfaatan perpustakaan

24

Pemanfaatan ruang

belajar

25

Pemanfaatan Lab dan perlengkapannya

26,27

Pemanfaatan ruang

dosen

28

Pemanfaatan

labolatorium alam/kebun alam

29

Pemanfaatan ruang seminar

30

2. Manajemen Waktu Mahasiswa (X2)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan Skala Likert dengan kisaran secara kontinus 1 - 5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut :

5 = Selalu (SL) 4 = Sering (SR) 3 = Jarang (JR)

2 = Kadang-kadang (KD) 1 = Tidak Pernah (TP)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Variabel Manajemen Waktu Mahasiswa (X2)

Variabel Definisi Teoritik Sub Variabel Indikator No Item Sumber Data

Manajemen Waktu Mahasiswa (X2)

Garcia(2011), Walter (2011),

Kemampuan untuk mengatur waktu, bagaimana

menghabiskan waktu dan

1. menetapkan tujuan dan prioritas waktu

Melakukan penetapan tujuan waktu

1,2,3 Sumber

data Primer melakukan penetapan prioritas waktu 4,5,6

(24)

Gerorge Mason University (1999)

membuat keputusan yang strategis dalam penggunaan waktu. manajemen waktu 2.membuat rencana waktu Penetapan rencana waktu

8,9,10 Sumber

data Primer Rencana waktu harian 11,12 Rencana waktu mingguan 13,14 3.memantau penggunaan waktu Penggunaan waktu harian

15 Sumber

data Primer Waktu khusus 16,17,18,19,20

Penggunaan waktu luang

21

4. evaluasi waktu Tingkat prioritas 22,23 Sumber

data Primer

Disiplin 24,25,26,27,28

Fleksibel 29,30

3. Perilaku Belajar Mahasiswa (Y)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan Skala Likert dengan kisaran secara kontinus 1 - 5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut :

5 = Selalu (SL) 4 = Sering (SR) 3 = Jarang (JR)

2 = Kadang-kadang (KD) 1 = Tidak Pernah (TP)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Variabel Perilaku Belajar Mahasiswa (Y)

Variabel Definisi Teoritik

Sub Variabel Indikator No Item Sumber Data Perilaku Belajar Mahasiswa (Y) Nasution (1988), Hanifah dan Syukriy (2001), Knowles et al. (2005), cerminan konkret yang tampil dalam sikap, perbuatan dan kata-kata (pernyataan) sebagai reaksi seseorang yang muncul karena adanya pengalaman proses pembelajaran dan rangsangan 1. perilaku kehadiran Mengikuti perkuliahan sesuai dengan aturan perguruan tinggi

1,2,3 Sumber

(25)

dari lingkungannya. tujuan perkuliahan secara jelas 2. Perilaku kegiatan perkuliahan Menyadari bahwa kegiatan perkuliahan menciptakan mahasiswa yang berkualitas

12,13,14,15,16 Sumber

data Primer memiliki hubungan atau komunikasi yang baik dengan dosen, sesama mahasiswa, dan personil perguruan tinggi lainnya. 17,18 Mengetahui hak dan kewajiban sebagai mahasiswa 19,20,21 Dapat mengevaluasi dan menerapkan keilmuan 22,23,24,25,26,27,28 3. Perilaku pada tugas-tugas Dispilin dalam tugas kuliah

29.30 Sumber

data Primer

G. Uji Validitas dan Uji Reliabelitas Instrumen 1. Menguji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2007:109-110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah :

r hitung = � ∑ � � − ∑ � ∑ �

{�.∑ 2

�– ∑ � 2}.{�.∑ 2− ∑

(26)

Keterangan:

r hitung = Koefisien korelasi

∑Xi = Jumlah skor item

∑Yi = Jumlah skor total (seluruhitem) n = Jumlah responden.

Distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05

Kaidah keputusan : Jika r hitung > r tabel,berarti valid sebaliknya

r hitung < r tabel berarti tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya

(r) sebagai berikut :

Antara 0,800 -1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 - 0,799 : tinggi Antara 0,400 - 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 - 0,399 : rendah

Antara 0,000 - 0,199 : sangat rendah (tidak valid).

a. Pemanfaatan Fasilitas Belajar (X1)

Bedasarkan hasil uji coba instrumen penelitian untuk Pemanfaatan Fasilitas Belajar (XI) diperoleh kesimpulan bahwa dari 30 item yang dinyatakan valid ada 29 item yaitu:

item No: 1; 2 ; 3; 4; 5; 6 ; 8; 9; 10; 11; 12; 13; 14; 15; 16; 17; 18; 19; 20; 21; 22; 23; 24; 25; 26; 27; 28; 29; 30. Kemudian item tidak valid sebanyak 1 item, yaitu No: 7.

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected

Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai

rhitung) di bandingkan dengan nilai r Tabel. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r Tabel atau nilai

r hitung > nilai r Tabel, maka item tersebut adalah valid dengan menggunakan distribusi

(Tabel r) untuk α = 0,05 sehingga didapat r Tabel = 0,361. Contoh korelasi item No. I =

0,527; item No.2 = 0,462 dan seterusnya sampai item No.30 = 0,456. Keputusannya dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4

Uji Validitas Item Variabel Pemanfaatan Fasilitas Belajar (X1)

ITEM rhitung rTabel (α=0,05) Keputusan

Item no. 1 0,527 0,361 Valid

Item no. 2 0,462 0,361 Valid

Item no. 3 0,444 0,361 Valid

Item no. 4 0,650 0,361 Valid

Item no. 5 0,396 0,361 Valid

Item no. 6 0,588 0,361 Valid

Item no.7 0,043 0,361 Tidak Valid

Item no. 8 0,644 0,361 Valid

(27)

Item no. 10 0,645 0,361 Valid

Item no.11 0,664 0,361 Valid

Item no. 12 0,686 0,361 Valid

Item no. 13 0,496 0,361 Valid

Item no. 14 0,650 0,361 Valid

Item no. 15 0,508 0,361 Valid

Item no. 16 0,539 0,361 Valid

Item no. 17 0,444 0,361 Valid

Item no. 18 0,642 0,361 Valid

Item no. 19 0,680 0,361 Valid

Item no. 20 0,692 0,361 Valid

Item no. 21 0,544 0,361 Valid

Item no. 22 0,488 0,361 Valid

Item no. 23 0,727 0,361 Valid

Item no. 24 0,605 0,361 Valid

Item no. 25 0,563 0,361 Valid

Item no. 26 0,716 0,361 Valid

Item no. 27 0,548 0,361 Valid

Item no. 28 0,688 0,361 Valid

Item no. 29 0,545 0,361 Valid

Item no. 30 0,456 0,361 Valid

b. Manajemen Waktu Mahasiswa (X2)

Dari basil uji coba instrumen penelitian untuk variabel profesionalitas guru (X2) diperoleh kesimpulan bahwa dari 30 item yang dinyatakan valid ada 21 item yaitu: item No.1; 2 ; 4; 5; 6; 8; 9 ;10; 11; 12; 14; 15; 16; 17; 18; 23; 24; 25; 26; 28; dan 29. Sedangkan yang tidak valid sebanyak 9 item, yaitu No.3; 7; 13; 19; 20; 21; 22; 27; dan 30.

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected

Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai

r hitung) di bandingkan dengan nilai r Tabel. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r Tabel atau

nilai r hitnng > nilai r Tabei, maka item tersebut adalah valid dengan menggunakan distribusi

(Tabel r) untuk a = 0,05 sehingga didapat r Tabel = 0,361. Contoh korelasi item No.1 =

0,587; item No.2 = 0,405 dan seterusnya sampai item No.30 = 0, 242. Keputusannya dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5

Uji Validitas Item Variabel Manajemen Waktu Mahasiswa (X2)

ITEM rhitung rTabel (α=0,05) Keputusan

(28)

Item no. 2 0,405 0,361 Valid

Item no. 3 0,228 0,361 Tidak Valid

Item no. 4 0,513 0,361 Valid

Item no. 5 0,485 0,361 Valid

Item no. 6 0,652 0,361 Valid

Item no.7 0,334 0,361 Tidak Valid

Item no. 8 0,498 0,361 Valid

Item no. 9 0,472 0,361 Valid

Item no. 10 0,770 0,361 Valid

Item no.11 0,480 0,361 Valid

Item no. 12 0,559 0,361 Valid

Item no. 13 0,238 0,361 Tidak Valid

Item no. 14 0,785 0,361 Valid

Item no. 15 0,595 0,361 Valid

Item no. 16 0,536 0,361 Valid

Item no. 17 0,473 0,361 Valid

Item no. 18 0,432 0,361 Valid

Item no. 19 0,184 0,361 Tidak Valid

Item no. 20 0,092 0,361 Tidak Valid

Item no. 21 0,069 0,361 Tidak Valid

Item no. 22 0,311 0,361 Tidak Valid

Item no. 23 0,535 0,361 Valid

Item no. 24 0,640 0,361 Valid

Item no. 25 0,491 0,361 Valid

Item no. 26 0,658 0,361 Valid

Item no. 27 0,288 0,361 Tidak Valid

Item no. 28 0,419 0,361 Valid

Item no. 29 0,583 0,361 Valid

Item no. 30 0,242 0,361 Tidak Valid

c. Perilaku Belajar Mahasiswa (Y)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel produktivitas sekolah (Y) diperoleh kesimpulan bahwa dari 30 item yang dinyatakan valid ada 17 item yaitu: item No. 2; 3; 8; 9; 10; 11; 12; 14 ;15; 18; 21; 23; 24; 25; 27; 28; 29; dan 30. Sedangkan yang tidak valid sebanyak 13 item, yaitu : No. 1; 3; 4; 5; 6; 7; 13; 15; 16; 17; 19; 20; 22; dan 26.

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan dengan

perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected

Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai r

hitung) di bandingkan dengan nilai r Tabel. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r Tabel atau nilai r

hitung > nilai r Tabel, maka item tersebut adalah valid dengan menggunakan distribusi

(Tabel r) untuk a = 0,05 sehingga didapat r tabel = 0,361. Contoh korelasi item No. l = 0,294;

(29)

Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6

Uji Validitas Item Variabel Perilaku Belajar Mahasiswa (Y)

ITEM rhitung rTabel (α=0,05) Keputusan

Item no. 1 0,294 0,361 Tidak Valid

Item no. 2 0,667 0,361 Valid

Item no. 3 0,372 0,361 Valid

Item no. 4 0,083 0,361 Tidak Valid

Item no. 5 0,221 0,361 Tidak Valid

Item no. 6 -0,083 0,361 Tidak Valid

Item no.7 0,193 0,361 Tidak Valid

Item no. 8 0,513 0,361 Valid

Item no. 9 0,560 0,361 Valid

Item no. 10 0,535 0,361 Valid

Item no.11 0,531 0,361 Valid

Item no. 12 0,541 0,361 Valid

Item no. 13 0,219 0,361 Tidak Valid

Item no. 14 0,354 0,361 Valid

Item no. 15 0.191 0,361 Tidak Valid

Item no. 16 0,239 0,361 Tidak Valid

Item no. 17 0.158 0,361 Tidak Valid

Item no. 18 0,433 0,361 Valid

Item no. 19 0,263 0,361 Tidak Valid

Item no. 20 -0.054 0,361 Tidak Valid

Item no. 21 0,635 0,361 Valid

Item no. 22 0,338 0,361 Tidak Valid

Item no. 23 0,414 0,361 Valid

Item no. 24 0,491 0,361 Valid

Item no. 25 0,506 0,361 Valid

Item no. 26 0.132 0,361 Tidak Valid

Item no. 27 0,361 0,361 Valid

Item no. 28 0,540 0,361 Valid

Item no. 29 0,365 0,361 Valid

Item no. 30 0,714 0,361 Valid

2. Menguji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukkuran, rumus yang digunakan adalah Alpha sebagai berikut.

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut. Langkah 1: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

Si =

2−(∑ � )

(30)

Keterangan : Si = Varian skor tiap-tiap item

∑Xi = Jumlah kuadrat item Xi

(∑Xi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan

N = Jumlah responden

Langkah 2 : kemudian jumlahkan Varians semua item dengan rumus :

Keterangan : ∑Si = Jumlah Varians semua item

S1,S2,S3……n = Varians item ke-1,2,3….n

Langkah 3 : Menghitung Varians total dengan rumus :

Keterangan : St = Varian total

∑Xt = Jumlah kuadrat item X total

(∑Xt)2 = Jumlah item X total dikuadratkan

N = Jumlah responden

Langkah 4 : Memasukkan nilai alpha dengan rumus :

Keterangan : r11 = Nilai Reabilitas

∑Si = Jumlah Varians skor tiap-tiap item

St = Varians total

K = jumlah item

Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu:

r b = � ∑ − ∑ ∑

{�.∑ 2– ∑ 2}.{. 2− ∑ 2}

Harga rxy atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh

karenya disebut rawal-akhir Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman

Brown yakni : r11=

2.�

1+� Untuk mengetahui korelasinya signifikan atau tidak digunakan

distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 atau α = 0,01 Kemudian membuat keputusan membandingkan rl1 dengan r tabel. Adapun kaidah keputusan : Jika r11 > r tabel berarti Reliabel

∑Si = S1+S2+S3…..Sn

St =

2−(∑�)2

r11= �−

1 1−

(31)

dan r11 < r tabel berarti Tidak Reliabel. a. Pemanfaatan Fasilitas Belajar (X1)

Pengujian reliabilitas dapat dilihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient = 0,864. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r

Tabel (0,361) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa

item Pemanfaatan Fasilitas Belajar (X1) tersebut adalah reliabel, seperti Tabel 3.7 sebagai

[image:31.595.71.523.190.583.2]

berikut.

Tabel 3.7

Uji Reliabilitas Item Pemanfaatan Fasilitas Belajar (X1)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .890

N of Items 15a

Part 2 Value .907

N of Items 15b

Total N of Items 30

Correlation Between Forms .764

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .867

Unequal Length .867

Guttman Split-Half Coefficient .864

a. The items are: item1, item2, item3, item4, item5, item6, item7, item8, item9, item10, item11, item12, item13, item14, item15.

b. The items are: item16, item17, item18, item19, item20, item21, item22, item23, item24, item25, item26, item27, item28, iem29, item30.

b. Manajemen Waktu Mahasiswa (X2)

Pengujian reliabilitas dapat dilihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient = 0,747. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r

Tabel (0,361) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa

item manajemen waktu mahasiswa (X2) tersebut adalah reliabel, seperti Tabel 3.8 sebagai

berikut.

Tabel 3.8

(32)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .865

N of Items 15a

Part 2 Value .782

N of Items 15b

Total N of Items 30

Correlation Between Forms .614

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .761

Unequal Length .761

Guttman Split-Half Coefficient .747

a. The items are: item1, item2, item3, item4, item5, item6, item7, item8, item9, item10, item11, item12, item13, item14, item15.

b. The items are: item16, item17, item18, item19, item20, item21, item22, item23, item24, item25, item26, item27, item28, item29, item30.

c. Perilaku Belajar Mahasiswa (Y)

Pengujian reliabilitas dapat dilihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient = 0,745. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r

Tabel (0,361) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa

[image:32.595.76.521.68.776.2]

item perilaku belajar mahasiswa (Y) tersebut adalah reliabel, seperti Tabel 3.9 sebagai berikut.

Tabel 3.9

Uji Reliabilitas Item Perilaku Belajar Mahasiswa (Y)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .741

N of Items 15a

Part 2 Value .754

N of Items 15b

Total N of Items 30

Correlation Between Forms .595

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .746

Unequal Length .746

(33)

a. The items are: item1, item2, item3, item4, item5, item6, item7, item8, item9, item10, item11, item12, item13, item14, item15.

b. The items are: item16, item17, item18, item19, item20, item21, item22, item23, item24, item25, item26, item27, item28, item29, item30.

H. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Jenis data yang diperoleh dan dianalisis dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden, sedangkan responden yang sekaligus sumber data dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Biologi F-MIPA UNPAD.

Untuk mengetahui makna dan data yang telah dikumpulkan dilakukan analisa data dengan langkah :

1. Menyeleksi data untuk diolah lebih lanjut dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penelitian yang telah ditentukan, selanjutnya menentukan skornya.

3. Uji Persyaratan Analisis

Untuk mengetahui apakah hasil penelitian dapat dianalisis dengan uji statistika parametrik atau non parametrik, maka data penelitian diolah dengan uji normalitas dan uji liniearitas.

a. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui penyebaran data penelitian. Apabila normal maka akan digunakan statistik parametrik, namun jika penyebaran datanya tidak normal digunakan statistik non parametrik (Sugiyono, 207:233). Rumus yang digunakan untuk pengujian distribusi ini adalah rumus chi kuadrat (X2)

2 = )( � − ��) 2

��

Keterangan :

Oi = Nilai observasi

[image:33.595.71.530.250.658.2]

Ei= Nilai expected / harapan, luasan interval kelas berdasarkan

tabel normal dikalikan N (total frekuensi) ≈ pi x N

(34)

Analisis liniearitas dilakukan untuk mengetahui apakah antara variabel independent dan variabel dependent membentuk garis lurus atau tidak. Kalau tidak maka analisa regresi tidak dapat dilakukan (Sugiyono, 2008 : 265).

Adapun langkah-langkah uji linieritas adalah sebagai berikut : 1). Merumuskan hipotesis, yaitu :

Ho : hubungan antar variabel berpola tidak linier Ha : hubungan antar variabel berpola linier

2). Mencari Jumlah Kuadrat Error (JkE), dengan rumus :

JKE = � 2−

(∑ 2

3). Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC)

JKTC = JKRES- JKE

4). Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC) :

RJKTC =

2

5). Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE) :

RJKE = �−�

6). Mencari FHitung :

FHitung = �

7). Mencari FTabel :

FTbel = F((1-α) (dk TC). (dk E)

8). Menentukan keputusan uji linieritas :

Jika nilai signifikasi F atau nilai probabilitas ≤ 0,05, Ha diterima dan Ho ditolak,

berarti linier. Nilai signifikasi F atau nilai probabilitas ≥ 0,05, Ha ditolak dan Ho diterima,

berarti tidak linier (Riduwan, 2007: 104).

4. Menentukan persentase skor rata-rata dari indikator variabel X1, X2, dan Y.

[image:34.595.72.524.190.625.2]

Hal ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan umum jawaban responden terhadap setiap indikator variabel penelitian. Kriteria hasil yang digunakan sebagai berikut :

Tabel 3.10 Tabel Konsultasi Persentase Skor Rata-rata

Persentase Kategori

85,00% - 100% Sangat Baik

70,00% - 84,99% Baik

(35)

30,00% - 54,99 % Kurang

0,00% - 29,99% Sangat Kurang

(Riduwan dan Akdon, 2006)

Dengan formula :

=

�� 100% (Sujana, 1996:244) Keterangan :

P = persentase skor rata-rata yang dicari

= skor rata-rata yang dicari

�� = skor ideal setiap indikator

5. Menguji Hipotesis Penelitian

Setelah data penelitian diubah dari data mentah (ordinal) menjadi data baku (interval) selanjutnya dilakukan uji hipotesis penelitian untuk menjawab besar kecilnya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

a. Analisis korelasi

Analisis korelasi antar variabel dilakukan dengan terlebih dahulu dengan merumuskan hipotesis :

Ho : tidak ada hubungan antara variabel independent dan variabel dependent. Ha : ada hubungan antara variabel independent dan variabel dependent. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :

- Korelasi Parsial :

rxy = ∑

(∑ 2 ) (∑ 2 )

- Korelasi Ganda :

Ryx1x2 = �2

1+ �2 2−2� 1� 2� 1 2

1−�2 1 2

[image:35.595.71.528.79.646.2]

untuk mengkonsultasikan nilai korelasi dilihat pada tabel berikut ini :

(36)

Interval Koefesien Tingkat Hubungan

0,800 - 1,000 Sangat Kuat

0,600 – 0,799 Kuat

0,400 – 0,599 Cukup Kuat

0,200 – 0,399 Rendah

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

(Akdon, 2008 : 188) Selanjutnya menentukan koefesien determinasi dengan mencari nilai r2, untuk menetukan persentase pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent.

b. Analisis regresi dan signifikasi

Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi variabel dependent bila nilai variabel independent dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008: 261).

- Regresi Parsial

Adapun persamaan regresi yang dimaksud adalah : = a+ bX Dimana, = nilai yang diprediksikan

a = konstanta

b = koefesien regresi

X = nilai variabel independent

Untuk mencari nilai a dan b persamaan regresi, dengan menggunakan rumus :

(Sugiyono, 2005 :245)

- Regresi Ganda

Persamaan regresi ganda adalah :

= a+ b1 X1+ b2 X2

Dimana, = nilai Y yang dipredikasi a = konstanta

(37)

b2 = koefesien regresi independen 2

X1= nilai variabel independen 1

X2 = nilai variabel independen 2

Untuk mencari nilai a, b1, dan b2 pada persamaan regresi ganda dengan

menggunakan rumus :

∑ = an + b1∑ 1 + b2∑ 2 . . . (1)

∑ 1Y = a∑ 1 + b∑ 12 + b2 X1X2 . . . (2)

∑ 2Y = a∑ 2 + b1∑ 1 2+ b2 22… (3)

(Sugiyono, 2005: 252)

Dilanjutkan dengan uji signifikasi dengan menggunakan rumus : - Signifikasi Parsial :

t = � �−2

1−�2 (Sugiyono, 2008: 259)

Kemudian nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel dengan derajat kebebasan, dk = n-2

dan derajat kesalahan 5% dengan ketentuan :

Ho : diterima, jika nilai thitung lebih kecil dari ttabel dan,

Ha : diterima, jika nilai thitung lebih besar dari ttabel

- Signifikasi Ganda : Fh =

2 �

1− 2(�−�−1) (Sugiyono, 2008:266) Keterangan :

R : korelasi ganda

k : jumlah variabel independen n : jumlah sampel

Kemudian nilai F hitung dibandingkan dengan F table dengan derajat kebebasan dk

pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan 5%, dengan ketentuan : Ho : diterima, jika nilai F hitung lebih kecil dari F table, dan

Ha : diterima, jika nilai F hitung lebih besar dari F table

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pemanfaatan sarana prasarana dan manajemen waktu mahasiswa secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku belajar mahasiswa. Secara umum teori perilaku belajar merupakan cerminan konkret yang tampil dalam sikap, perbuatan dan kata-kata (pernyataan) sebagai reaksi seseorang yang muncul karena adanya pengalaman proses pembelajaran dan rangsangan dari lingkungannya. Secara rinci hasil penelitian dapat disimpulkan seperti dibawah ini :

1. Pemanfaatan sarana prasarana oleh mahasiswa di jurusan Biologi F-MIPA UNPAD dikategorikan baik, yaitu 77,84%. Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis fasilitas pendidikan. Pertama, fasilitas pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar yang disebut sarana. Sebagai contonya adalah kapur tulis, atlas dan sarana pendidikan lainnya yang digunakan guru dalam mengajar. Kedua, fasilitas pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajaryang disebut prasarana, seperti lemari arsip di kantor sekolah merupakan sarana pendidikan yang secara tidak langsung digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.

(39)

3. Perilaku belajar mahasiswa di jurusan Biologi F-MIPA UNPAD dikategorikan baik, yaitu 73%. Perilaku belajar mahasiswa adalah hasil proses belajar. Maka dapat dikatakan bahwa proses belajar mahasiswa di Jurusan Biologi F-MIPA UNPAD untuk membentuk perilaku belajar mahasiswa pada rumpun mata kuliah Taksonomi sudah berjalan dengan baik.

4. Pemanfaatan sarana prasarana berpengaruh secara signifikan terhadap Perilaku belajar mahasiswa di jurusan Biologi F-MIPA UNPAD sebesar 67%. Pemanfaatan sarana prasarana oleh mahasiswa adalah faktor yang sangat menunjang bagi proses belajar atau kegiatan pembelajaran. Dengan semakin lengkapnya sarana prasarana maka dapat dimanfaatkan untuk proses belajar dan dapat menghasilkan hasil yang optimal.

5. Manajemen waktu mahasiswa berpengaruh secara signifikan terhadap Perilaku belajar mahasiswa di jurusan Biologi F-MIPA UNPAD sebesar 80 %. Manajemen waktu yang baik akan menghasilkan para mahasiswa yang terarah dalam belajar dan berdisiplin dalam melakukan apa yang telah direncanakan sehingga berdampak positif terhadap kegiatan pembelajaran yang akan menciptakan mahasiswa-mahasiswa yang berperilaku belajar baik.

6. Pemanfaatan sarana prasarana dan Manajemen waktu mahasiswa berpengaruh secara signifikan terhadap Perilaku belajar mahasiswa di jurusan Biologi F-MIPA UNPAD sebesar 81%. Perilaku belajar tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal atau eksternal. Dalam penelitian ini terbukti bahwa pemanfaatan sarana prasarana sebagai faktor ekternal dan manajemen waktu mahasiswa sebagai faktor internal berpengaruh signifikan terhadap perilaku belajar mahasiswa yang akan meningkatkan prestasi maupun hasil belajar mahasiswa menuju mahasiswa yang berkualitas.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut :

(40)

kelengkapan sarana dan prasarana agar dapat dimanfaatkan secara optimal, maka harus diterapkan manajemen sarana prasarana yang baik. Manajemen sarana prasarana adalah proses kerjasama pendayagunaan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan efisien.

2. Meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya manajemen waktu adalah hal yang mendesak di Jurusan Biologi F-MIPA UNPAD secara khusus dan bagi lembaga pendidikan formal yang lain. Diharapkan diadakannya seminar-seminar yang membahas tentang manajemen waktu akan membuka wawasan mahasiswa tentang kegunaan manajemen waktu. Bahwa manajemen waktu terdiri dari hal-hal strategis dari penggunaan waktu untuk mencapai tujuan belajar yang maksimal.

3. Perilaku belajar adalah hasil dari proses belajar, maka untuk semakin mendewasakan atau mengoptimalkan perilaku belajar mahasiswa diperlukan masukan-masukan yang positif bagi proses belajar di Jurusan Biologi F-MIPA UNPAD dan secara umum bagi lembaga pendidikan lain. Semua komponen harus terlibat secara aktif dan positif guna mendukungnya, yaitu terdiri dari Siswa, Guru, Tujuan, Materi, Metode, Sarana Prasarana, Evaluasi, dan Lingkungan.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Adair, John, & Allen, Melanie. (1999). Time Management and Personal Development. London : Hawksmere.

Akdon, & Sahlan H. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung : Dewa Ruchi.

Akdon, & Riduwan. (2006). Rumus dan Data dalam Aplikasi Sattistika. Bandung : CV. Alfabeta.

Atmodieirio, Subagio. (2000). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : Ardadizya

Jaya

Arikunto, Suharsimi. (1993). Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta : Rajawali Press. ________________________(1993). Organisasi dan Administrasi: Pendidikan Teknologi dan Kejuruan , Jakarta: Raja Grafindo Persada.

________________________(2003). Dasar-dasar evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.s

________________________(2005). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Bafadal, Ibrahim. (2004). Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Castetter, Wiliam B. (1981). The Human Resource Function In Educational Admnistration. Ohio : Prentice Hall.

Dimyati, & Mudjiono (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. E. Mulyasa. (2004). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Engkoswara. (1984). Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: PPLPTK. Ditjen. Dikti

Engkoswara, Komariah Aan. (2010). Administrasi pendidikan. Bandung : Alfabeta. Garcia, Rafael. (2011). Assessing Time Management Skills as an Important Aspect of Student Learning. Valencia : Departement Of Developmental and Psychology Universitat de Valencia

George Mason University. (1999). Time Management. Virginia : George Mason University Press.

Gunawan, Ary H. (1996). Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), Jakarta: PT Rineka Cipta.

(42)

Hasibuan, Malayu. (2001). Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.

Hersey, Paul, & Blanchard, Ken (1992). Management of Organaizational Behaviour; Utilizing Human Resources. (Alih Bahasa Agus Dharma). Jakarta : Erlangga.

Institute of Leadership & Management (ILM). (2007). Achieving Objectives Through Time Management. London : Elsevier.

Jay, Ros. (2002). Time Management. Oxford : Capstone Publishing .

Makmun, Abin Syamsuddin. (1986). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

_____________________________.(2003). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Ros

Gambar

Gambar 2.1         Matriks Ruang Lingkup Admnistrasi Pendidikan..........................
Gambar 1.1 Identifikasi Masalah
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Variabel Manajemen Waktu Mahasiswa (X
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Perilaku Belajar Mahasiswa (Y)
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Secara kognitif siswa memiliki kepercayaan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit, kemudian secara afektif siswa menjadi tidak menyukai atau tidak menyenangi

Bagian ini berisi analisa serta perancangan yang dibutuhkan untuk membuat sebuah Game Edukasi Menyusun Kata dalam Bahasa Inggris dengan Melawan Zombie..

Dari 7 sampel tersebut, 4 diantaranya menunjukkan positif berdasarkan analisis PCR untuk gen species- specific dan cagA sedangkan dua sampel lainnya menunjukkan band-band

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, siswa yang diberikan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS)

Penjadwalan adalah salah satu mata rantai kegiatan dari perencanaan produksi, dimana kegiatan penjadwalan itu sendiri berkaitan dengan proses pengurutan pengerjaan produk

ke kedua ujung PTFE a memutar. Pastikan untuk memutar masuk bowden start dan bowden end sampai mentok. Kemudian masukkan mata bor 2mm ke kedua ujung bowden start

Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan mutu, prestasi, pengabdian dan gairah kerja Pustakawan, Teknisi Pener-bangan, Penguji Mutu Barang, dan Pranata Komputer dipandang