Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Alloh SWT, yang karena Rido dan Hidayahnya sehingga
kita senantiasa dapat beraktifitas dalam rangka mencapai Ridho Nya.
Tesis ini berjudul “ Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif”
Pada Bab I membahas tetang Pendahuluan, Bab II membahas tentang
Kajian Pustaka, Bab III membahas tentang Metode Penelitian, Bab IV membahas
tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan, Bab V membahas tentang Kesimpulan
dan Rekomendasi
Alhadulilah tesis ini dapat terselesaikan sesuai dengan harapan. Peneliti
menyadari sepenuhnya bahwa dalam tesis ini masih banyak kekurangan sehingga
kritik yang konstruktif sangat peneliti harapkan guna perbaikan tesis ini.
Adapun dalam penyelesaikan tesis ini peneliti mendapat bantuan dari
berbagai pihak terutama pembiming tesis dan Kaprodi. Pendidikan Kebutuhan
Khsus (PKKh). Semoga amal baiknya diterima Oleh Alloh SWT.
Bandung, 18 Juli 2012
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Jadikanlah Sabar san Sholat sebagai
penolong. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sunggung berat, kecuali
bagi orang yang khusuyu
Kupersembahkan untuk:
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
UCAPAN TERIMA KASIH
Yang pertama dan utama, penulis panjatkan puji serta syukur kehadirat
Alloh SWT. Yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.
Ucapan terima kasih tak terhingga penulis sampaikan kepada istriku
tercinta Iis Irma yang dengan segala kesabaran, motivasi dan do’a nya yang
senantiasa menyertai penulis, juga kedua anakku Bagas Muhammad Azmi dan
Bintang Muhammad Azka yang selalu menghibur dengan kelucuannya. Tak lupa
spesial ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis
sampaikan kepada Ibunda Apong Juarsih atas didikan, do’a-do’a dan harapannya
yang tulus atas kebahagiaan dan keberhasilan penulis.
Selanjutnya, ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
ingin penulis sampaikan kepada Yth:
1. Bapak Dr. Didi Tarsidi, M.Pd, selaku pembimbing tesis, yang senantiasa
ramah dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis dengan penuh
kesabaran.
2. Bapak Dr. Zaenal Alimin, M.Ed, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kebutuhan Khsus Sekolah Pasca Sarjana UPI, yang dengan penuh keramahan
telah memberikan kemudahan-kemudahan untuk memperlancar studi.
3. Bapak dan Ibu Dosen di Prodi. Pendidikan Kebutuhan Khusus, yang telah
memberikan bimbingan dan pengetahuan selama penulis mengikuti
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Bapak Prof. Dr. H. Moh. Wahyudin Zarkasy, CPA, selaku Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melanjutkan studi ke-S2
5. Bapak Rahmat Santana, S.IP, selaku Kepala Sekolah Hikmah Teladan,
Bapak Eko, Bapak Ikbal, Ibu Devina, Ibu Aida, Ibu Mety dan Ibu Siti selaku
guru atas segala keramahan dan kemudahannya.
6. Ibu Rina, selaku kepala sekolah, Ibu Nanan, Wida dan Pak Yuda atas segala
keramahan dan kemudahannya.
7. Ibu Hj. Hanni Hanuraini, S.H. M.H, selaku Ketua Yayasan Pelita Hafizh dan
Bapak Aris Kunaefi, S.Pd selaku Kepala Sekolah Luar Biasa Autisme Pelita
Hafizh yang telah memberikan izin kepada penulis.
8. Rekan-rekan guru SLB Autisme Pelita Hafizh: Ibu Yuyun, Ibu Yati, Ibu Lilis,
Ibu Nety, Ibu Eneng, Ibu Siti, Ibu Anita, Ibu Indri, Ibu Gina, Ibu Niken, dan
Bu Nia atas segala kerjasamanya selama ini.
9. Teman-teman angkatan 2010 Prodi. PKKh atas berbagi pengalaman selama
memuntut ilmu.
10. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya kepada Alloh jualah segalanya dikembalikan, semoga amal baik
yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal soleh dan mendapatkan balasan
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI
B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian ………..
C. Penjelaan Konsep ……….
1. Modifikasi Penilaian Hasil Belajar ………
2. Pendidikan Inklusif ………
D. Tujuan Penelitian ………..
E. Manfaat Penelitian ………
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Modifikasi Penilaian Hasil Belajar………
B. Anak Berkebutuhan Khusus ……….
C. Pendidikan Inklusif ………...
D. Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Dalam Seting Pendidikan Inklusif ...
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ………...
B. Strategi/Desain Penelitian ………
C. Pendekatan Penelitian ………...
D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ……….
E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ……….
F. Teknik Analisis Data Penelitian ………..
G. Teknik Keabsahan Data ………...
H. Pengembangan Instrumen Penelitian ………...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ……….
1. Deskripsi Data Modifikasi Penilaian Hasil Belajar PDBK yang
Menggunakan Kurikulum di Bawah Standar Pendidikan yang
Dilakukan oleh Guru dan Satuan Pendidikan di Sekolah Dasar X…...
a. Deskripsi Data Modifikasi Penilaian Hasil Belajar PDBK yang
Menggunakan Kurikulum di Bawah Standar Pendidikan yang di
Lakukan oleh Guru di Sekolah Dasar X ………
1) Perencanaan Penilaian PDBK yang Dilakukan oleh Guru …...
2) Modifikasi Pelaksanaan Penilaian PDBK yang Dilaksanakan
oleh Guru di Sekolah Dasar X ……….
3) Modifikasi Pengolahan dan Pelaporan Penilaian PDBK yang
Dilakukan oleh Guru di Sekolah Dasar X ….………..
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Deskripsi Data Modifikasi Penilaian Hasil Belajar PDBK yang
Menggunakan Kurikulum di Bawah Standar Pendidikan yang di
Lakukan oleh Satuan Pendidikan di SD X………..
c. Hasil Analisis Data Modifikasi Penilaian PDBK yang Dilakukan
oleh Guru dan Satuan Pendidikan di SD X ………
2. Deskripsi Data Modifikasi Penilaian Hasil Belajar PDBK yang
Menggunakan Kurikulum di Bawah Standar Pendidikan yang
Dilakukan oleh Guru dan Satuan Pendidikan di SD Y ………
a. Deskripsi Data Modifikasi Penilaian Hasil Belajar PDBK yang
Menggunakan Kurikulum di Bawah Standar Pendidikan yang di
Lakukan oleh Guru di SD Y ..….……….
1) Perencanaan Penilaian PDBK yang Dilakukan oleh Guru
Disekolah dasar Y ………
2) Modifikasi Pelaksanaan Penilaian PDBK yang Dilaksanakan
oleh Guru di SD Y ……….
3) Modifikasi Pengolahan dan Pelaporan Penilaian PDBK yang
Dilakukan oleh Guru di SD Y ….……….
b. Deskripsi Data Mengenai Modifikasi Penilaian PDBK yang
dilakukan oleh Satuan Pendidikan di SD Y………
56
58
63
63
63
65
66
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Hasil Analisis Data Modifikasi penilaian Hasil Belajar PDBK
Yang Menggunakan Kurikulum Dibawah Standar Pendidikan
Yang Dilakukan Oleh Guru Dan Satuan Pendidikan di sekolah
dasar Y ………
3. Analisis Lintas Kasus ………..
B. Pembahasan ……….
1. Penilaian Hasil Belajar PDBK yang Dilakukan Guru ……….
2. Penilaian Hasil Belajar PDBK yang Dilakukan Satuan Pendidikan …
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ………...
B. Rekomendasi ………
DAFTAR PUSTAKA ………
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
A. ALAT PENGUMPUL DATA………..
B. DATA PENELITIAN………
RIWAYAT HIDUP
70
74
78
78
89
92
95
97
99
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu RIWAYAT HIDUP
Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis:
1. SDN I Isola Bandung lulus tahun 1987
2. SMPN 29 Bandung lulus tahun 1990
3. SMA KORPRI UNIT IKIP Bandung lulus tahun 1993
4. IKIP Bandung Jurusan PLB FIP lulus tahun 1999
5. Pada Tahun 2010 penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi
S 2 di Prodi. Pendidikan Kebutuhan Khusus Sekolah Pasca Sarjana UPI
Pengalaman Organisasi Penulis:
1. Ketua Adat Pecinta Alam SISPAKALA SMA KORPRI UNIT IKIP Bandung
periode 1991/1992
2. Ketua Umum HMJ PLB FIP IKIP Bandung Periode 1994/1995
3. Komandan Kompie Menwa Mahawarman YON XI IKIP Bandung periode
1996/1997
4. Ketua Kelompok Kerja Guru SLB Gugus XIV Kota Bandung periode
2009-sekarang
Riwayat Pekerjaan:
1. Guru di Sekolah Khusus Permata Ibu Cimahi tahun 1999-2001
2. Guru di Taman Pendidikan dan Pelatihan Khusus Alfazona Sultan Plaza
tahun 2001-2003
3. Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak Smart Kids tahun 2003-3006
Wawan, sederharna memang, putra dari dua bersaudara
pasangan Bapak Oman dan Ibu Apong yang dilahirkan
di Bandung pada tanggal 10 Nopember 1974.
Dengan beristrikan Iis Irma dan di karuniai dua orang
putra Bagas Muhammad Azmi dan Bintang Muhammad
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Guru Bantu Sekolah di SLB Autisme Pelita Hafizh tahun 2003-2008
5. Guru PNS di SLB Autisme Pelita Hafizh tahun 2008-sekarang
6. Dosen Luar Biasa di Politeknik Al-Islam Bandung Prodi. Terapi Wicara
tahun 2005-sekarang
Pengalaman lain-lain penulis:
1. Satuan Tugas XVI Dharma Bakti Menwa Indonesia Timor Timur tahun 1997
2. Penataran Kader Bela Negara Bagi Pemuda Tingkat Nasional Angkatan VII
yang diselenggarakan oleh kantor Menpora, Dephankam dan KNPI tahun
1998
3. Seminar Internasioanl di Universitas Kebangsaan Malaysia tahun 2011
Prestasi:
1. Juara ke-5 Guru SLB Berdedikasi tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2007
2. Juara Ke-1 Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat Provinsi Jawa Barat pada
Lomba Kreatifitas Guru dan Kepala Sekolah Luar Biasa tahun 2011.
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana diketahui bahwa negara Indonesia mempunyai jumlah
dan variasi penduduk yang beragam baik dilihat dari segi sosial, ekonomi dan
budaya, sedangkan dari variasi penduduknya tidak dapat dipungkiri bahwa
banyak diantaranya mempunyai kemampuan baik secara fisik, emosional,
intelektual dan mental yang beragam pula. Undang-Undang Pendidikan
Nasional No 20 tahun 2003, pasal 1 ayat 1. menyatakan bahwa:
“Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri nya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri , kepribadian kecerdasan , akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Pernyataan Undang-Undang diatas tentu memberikan konsekwensi
logis bagi terlaksananya sistem pendidikan yang adil, merata, dan
memberikan kesempatan belajar bagi semua anak bangsa tanpa kecuali.
Pendidikan Khusus yang merupakan bagian integral dari Sistem Pendidikan
Nasional yang secara spesifik tercantum dalam pasal 32 ayat 1:
“Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik , emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa”.
Perubahan konsep pendidikan bagi anak penyandang disabilitas yang
secara resmi disebut Pendidikan Luar Biasa (PLB) atau Pendidikan Khusus
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
terhadap pendidikan secara umum. Implikasi penting dari perubahan itu
adalah semakin terbuka luas kesempatan pendidikan bagi anak berkebutuhan
khusus, termasuk anak penyandang disabilitas. Mereka tidak hanya bisa
dilayani di sekolah khusus (segregasi) akan tetapi juga dapat dilayani di
sekolah umum (inklusif).
Sistem segregesi memandang keberadaan penyandang disabilitas
memiliki karakteristik yang berbeda dari kebanyakan anak, sehingga dalam
pendidikannya mereka memerlukan pendekatan dan metode yang khusus pula
sesuai dengan karakteristiknya. Oleh sebab itu pendidikan anak penyandang
disabilitas harus dipisahkan (di sekolah khusus) dari pendidikan anak lainnya.
”Sementara itu pendidikan inklusif yang di landasi oleh konsep special need education, memandang persoalan pendidikan anak penyandang cacat dari sudut pandang yang lebih bersifat humanis, holistik, perbedaan individu dan kebutuhan anak menjadi pusat perhatian. Dengan demikian layanan pendidikan tidak lagi didasarkan atas label kecacatan anak, akan tetapi didasarkan pada hambatan belajar dan kebutuhan setiap individu anak. Oleh karena itu layanan pendidikan anak penyandang cacat tidak harus di sekolah khusus, tetapi bisa dilayani di sekolah regular terdekat dimana anak itu
berada.” (Alimin, Zaenal , 2004: )
Dalam pandangan lama istilah yang dipakai adalah anak luar biasa
(exceptional children), istilah ini mengindikasikan bahwa layanan pendidikan
pada mereka berada dan terisolasi di sekolah khusus (SLB). Sementara dalam
pandangan baru istilah yang digunakan adalah anak yang mempunyai
kebutuhan khusus (children with special needs). Istilah seperti itu berusaha
untuk menghindari penggunaan label atau stigma kecacatan, akan tetapi lebih
menonjolkan hambatan belajar dan kebutuhan anak sebagai fokus perhatian.
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dapat dilakukan di sekolah umum bersama-sama dengan anak pada umumnya
(pendidikan inklusif). Sehingga dengan demikian kesempatan belajar bagi
mereka menjadi lebih luas. Ide tentang pendidikan inklusif secara yuridis
didukung oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no 20 tahun
2003. Dijelaskan bahwa anak-anak penyandang kelainan dapat dilayani dalam
seting pendidikan inklusif atau disatuan pendidikan khusus.
Lebih spesifik dalam Peraturan Mentri Pendidikan Nasional nomor: 70
tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang
Memiliki Kelainan Dan Memiliki Potensi Kecerdasan Dan/Atau Bakat
Istimewa pasal 1 dinyatakan bahwa:
”Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya”.
Upaya pemberian layanan pendidikan yang mengarah dan mendorong
Peserta Didik Kebutuhan Khusus (PDBK) ke dalam sekolah umum
seyogianya dapat dilakukan oleh semua pihak. Upaya yang telah dilakukan
untuk membuka akses bagi PDBK ke sekolah umum memang relatif masih
kecil dan terbatas, banyak persoalan yang menghambat mereka untuk tetap
eksis dan berkembang sesuai dengan hambatan belajar dan kebutuhan
khususnya, diantara persoalan itu adalah hal yang menyangkut penilaian hasil
belajar PDBK oleh pendidik (guru) dan oleh satuan pendidikan. PDBK yang
dimaksud adalah PDBK yang memiliki kelainan dan yang mendapatkan
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pendidikan, secara jelas dalam Permendiknas nomor 70 tahun 2009 Tentang
Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan Dan
Memiliki Potensi Kecerdasan Dan/Atau Bakat Istimewa
dalam pasal 9 ayat 3 dinyatakan :
”Peserta didik yang memiliki kelainan dan mengikuti pembelajaran
berdasarkan kurikulum yang dikembangkan di bawah standar pendidikan mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang
bersangkutan”.
Permendiknas tersebut diatas mensyaratkan bahwa PDBK yang
memiliki kelainan dan mengikuti pembelajaran berdasarkan kurikulum di
bawah stadar pendidikan di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif
mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang
bersangkutan. Artinya guru dan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan
inklusif mempunyai hak otonomi untuk menyelenggarakan penilaian PDBK
secara mandiri.
Sekolah dasar Hikmah Teladan yang dalam penelitian ini selanjutnya
akan disebut SD X dan sekolah dasar Y sebagai sekolah dasar penyelengara
pendidikan inkluisif yang selama ini menerima PDBK Autis, PDBK yang
mengalami hambatan kecerdasan dan Down Syndrom merespon positif
amanat Permendiknas tersebut sehingga pada PDBK tersebut mendapatkan
program pembelajaran yang menggunakan kurikulum dibawah standar
pendidikan yang dimodifikasi untuk disesuaikan dengan hambatan dan
kebutuhan belajarnya, sehingga didalam penilaiannyapun dilakukan oleh guru
dan satuan pendidikan secara mandiri. PDBK tersebut memiliki hambatan
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penilaian hasil belajar kepada mereka diperlukan adanya modifikasi
penilaian, sekurang-kurangnya mecakup empat komponen utama yaitu: 1)
Instrumen penilaian, 2) Pelaksanaan penilaian, 3) Kriteria keberhasilan, dan
4) Pelaporan hasil penilaian.
Berlatar belakang pada hal inilah maka penulis merasa perlu
melakukan penelitian mengenai penilaian yang dilakukan oleh pendidik
(guru) yang mencakup: 1) Perencanaan penilaian yang terkait dengan
modifikasi penyusunan instrumen penilaian, 2) Modifikasi pelaksanan
penilaian, 3) Modifikasi kriteria keberhasilan, dan 4) Modifikasi pelaporan.
Dan yang dilakukan oleh satuan pendidikan yang mencakup: 1) Modifikasi
ketentuan ujian sekolah, 2) Modifikasi penetapan kelulusan PDBK, 3)
Modifikasi penetapan kenaikan kelas dan pelaporannya.
B. Fokus dan Pertanyan Penelitian
Penilaian hasil belajar PDBK oleh pendidik (guru) memiliki peranan
penting untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses
pembelajaran, sedangkan penilaian yang dilakukan satuan pendidikan
mempunyai tujuan menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
untuk semua mata pelajaran, penilaian akhir mempertimbangkan hasil
penilaian peserta didik oleh pendidik
PDBK yang mendapatkan program pembelajaran yang kurikulumnya
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
akan melalui proses modifikasi penilaian mecakup instrumen penilaian,
pelaksanaan penilaian, kriteria keberhasilan dan pelaporan hasil penilaian.
Atas dasar pemikiran tersebut maka fokus penelitian adalah penilaian
hasil belajar PDBK yang mendapatkan program pembelajaran yang
menggunakan kurikulum di bawah standar pendidikan di sekolah dasar
penyelenggara pendidikan inklusif”
Secara rinci pertanyaan penelitian tersebut dapat dijabarkan ke dalam sub
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah modifikasi penilaian yang dilakukan oleh pendidik (guru)
di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif pada PDBK yang
menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan?
2. Bagaimanakah modifikasi penilaian yang dilakukan oleh satuan
pendidikan di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif pada
PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan?
C. Penjelasan Konsep
Untuk memberikan arah yang jelas tenatang maksud penelitian seperti
merujuk pada pertanyaan penelitian yang tergambarkan tersebut terdapat dua
konsep dasar yaitu:
1. Modifikasi Penilaian Hasil Belajar
Modifikasi Penilaian adalah prosedur yang digunakan untuk
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
selesai mengikuti pembelajaran yang dirubah supaya sesuai (cocok)
dengan kemampuan dan kebutuhan PDBK. Hasil penilaian digunakan
sebagai bahan evaluasi terhadap ketuntasan belajar peserta didik,
efektivitas proses pembelajaran, dan umpan balik. Selain itu hasil
penilaian juga digunakan oleh pendidik untuk: (a) menilai kompetensi
peserta didik, (b) bahan penyusunan pelaporan hasil belajar, dan (c)
memperbaiki proses pembelajaran. Informasi tersebut digunakan oleh
pendidik dan satuan pendidikan untuk menilai pencapaian kriteria
keberhasilan yang akan digunakan untuk menentukan kenaikan kelas dan
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
a. Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik (Guru)
Prosedur penilaian yang dilakukan dengan benar oleh pendidik
(guru) berguna untuk memperoleh data yang valid. Selanjutnya data
tersebut dapat dijadikan dasar oleh pendidik untuk mengambil
keputusan. Prosedur penilaian oleh pendidik mencakup perencanaan
penilaian terkait dengan modifikasi instrumen penilaian, modifikasi
pelaksanaan, pengolahan dan modifikasi pelaporan.
b. Penilaian Hasil Belajar Oleh Satuan Pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan pada
akhir tahun ajaran. Adapun tujuan penilaian hasil belajar oleh satuan
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Adapun hal-hal yang di jadikan penilaian pada PDBK oleh satuan
pendidikan adalah sebagai berikut : 1) Modifikasi ketentuan ujian
sekolah, 2) Modifikasi penetapan kelulusan PDBK, 3) Modifikasi
penetapan kenaikan kelas dan pelaporannya.
2. Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif merupakan suatu strategi untuk
mempromosikan pendidikan universal yang efektif karena dapat
menciptakan sekolah yang responsif terhadap beragam kebutuhan aktual
dari anak dan masyarakat. Dengan demikian, pendidikan inklusif
menjamin akses dan kualitas. Satu tujuan utama inklusi adalah mendidik
anak yang berkebutuhan khusus akibat kecacatannya di kelas reguler
bersama-sama dengan anak-anak lain yang non-cacat, dengan dukungan
yang sesuai dengan kebutuhannya, di sekolah yang ada di lingkungan
rumahnya. Pernyataan Salamanca (1994) menyatakan bahwa kelas khusus,
sekolah khusus atau bentuk-bentuk lain pemisahan anak penyandang cacat
dari lingkungan regulernya hanya dilakukan jika hakikat atau tingkat
kecacatannya sedemikian rupa sehingga pendidikan di kelas reguler
dengan menggunakan alat-alat bantu khusus atau layanan khusus tidak
dapat dicapai serta memuaskan,
Sekolah yang inklusif adalah sekolah yang menampung peserta
didik dikelas yang sama. Sekolah yang inklusif juga merupakan tempat
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
saling membantu dengan guru dan teman sebayanya, maupaun anggota
masyarakat lain agar kebutuhan individualnya terpenuhi.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara umum yaitu ingin memperoleh gambaran
mengenai modifikasi penilaian hasil belajar PDBK yang mendapatkan
program pembelajaran yang kurikulumnya di bawah standar pendidikan di
sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif.
Secara lebih terperinci berdasarkan sub pertanyaan penelitian maka tujuannya
sebagai berikut:
1. Memperoleh gambaran tentang modifikasi penilaian yang dilakukan oleh
pendidik (guru) di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif pada
PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan.
2. Memperoleh gambaran tentang modifikasi penilaian yang dilakukan oleh
satuan pendidikan di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif
pada PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukan bagi para perencana pendidikan dan praktisi di
lapangan mengenai cara modifikasi penilaian hasil belajar PDBK yang
menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan di sekolah dasar
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi kepala sekolah, guru dalam melakukan
modifikasi penilaian hasil belajar PDBK yang menggunakan kurikulum
dibawah standar pendidikan di sekolah dasar penyelenggara pendidikan
inklusif.
3. Sebagai bahan rujukan bagi penelitian maupun penulisan karya tulis ilmiah
yang lainnya berkaintan dengan modifikasi penilaian hasil belajar PDBK
yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan di sekolah
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif.
”Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat dibalik fakta. Kualitas, nilai atau makna hanya dapat diungkapkan dan dijelaskan melalui linguistik, bahasa, atau kata-kata. Oleh karena itu, bentuk data yang digunakan bukan berbentuk bilangan, angka, skor atau nilai; peringkat atau frekuensi; yang biasanya dianalisis dengan menggunakan perhitungan matematik atau statistik (Creswell, 2002 dalam Mulyana, D, 2002).
Sehingga penelitian ini ingin berupaya untuk menjelaskan apa yang
sebenarnya terjadi di lapangan, mengutamakan proses bagaimana data dapat
diperoleh sehingga data tersebut menjadi akurat dan layak digunakan dalam
penelitian. Kaitan dengan penelitian ini yaitu ingin mengungkap penilaian
hasil belajar PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar nasional
pendidikan di sekolah dasar X dan sekolah dasar Y sebagai sekolah dasar
penyelenggara pendidikan inklusif .
B. Strategi/Desain Penelitian
Strategi dalam penelitian ini yaitu studi kasus jamak (collective or
multiple case study) adalah penelitian studi kasus yang menggunakan banyak
(lebih dari satu) isu atau kasus di dalam satu penelitian. Penggunaan jumlah
kasus lebih dari satu pada penelitian studi kasus pada umumnya dilakukan
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2 menjadi semakin jelas dan terperinci. Hal ini juga didorong oleh keinginan
untuk mengeneralisasi konsep atau teori yang dihasilkan. Dengan kata lain,
penggunaan jumlah kasus yang banyak dimaksudkan untuk menutupi
kelemahan yang terdapat pada penggunaan kasus tunggal, yang dianggap
tidak dapat digeneralisasikan.
Proses analisis pada penelitian studi kasus jamak, sebagaimana yang
dikemukakan Yin (2003a, 2009, dalam Arifin, 2010)
“…Menyarankan menggunakan logika replikasi sebagai pendekatan di dalam
proses analisisnya. Pada proses ini, setiap kasus harus mengalami prosedur penelitian yang sama, hingga menghasilkan hasil penelitiannya masing-masing. Selanjutnya, hasil dari masing-masing penelitian di perbandingkan, untuk menentukan kesamaan dan perbedaannya. Hasilnya dipergunakan untuk menjelaskan pertanyaan penelitian pada umumnya dan khususnya
pencapaian atas maksud dan tujuan penelitian”.
Melalui studi kasus jamak ini dapat memberikan akses atau peluang
yang luas kepada peneliti untuk menelaah secara mendalam, detail, intensif,
dan komprehensif terhadap unit yang diteliti. Kasus analisis yang dijadikan
penelitian ini adalah modifikasi penilaian hasil belajar PDBK yang
menggunakan kurikulum dibawah standar nasional pendidikan di sekolah
dasar X dan sekolah dasar Y sebagai sekolah dasar penyelengara pendidikan
inklusif.
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Secara prosedur tahapan pelaksanaan penelitian studi kasus jamak
(collective or multiple case study) dibagi kedalam dua tahap yaitu:
1. Tahap I: Eksploratoris
Pada tahap ini peneliti melakukan eksplorasi untuk mengumpulkan
data sesuai dengan fokus, pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian agar
informasi yang dikumpulkan lebih terarah dan spesifik. Pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara dan studi dokumentasi.
Pada tahap eksplorasi ini meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Melakukan inventarisasi dan menentukan informan yang tepat dan
kompeten dalam memberikan informasi agar data dapat terungkap
dengan baik sesuai dengan tujuan penelitian. Informan yang dipilih
dalam penelitian ini adalah 2 orang kepala sekolah yaitu kepala sekolah
SD X dan kepala Sekolah SD Y, dan 3 orang guru kelas masing-masing
2 orang guru kelas SD Y dan 1 orang guru kelas SD Y, 5 orang guru
pembimbing khusus masing-masing 3 orang guru pembimbing khusus
SD X dan 1 orang guru pembimbing khusus SD Y
b. Melakukan wawancara dan studi dokumentasi. Wawancara dilakukan
kepada 3 orang guru kelas dan 4 orang guru pembimbing khusus
tentang penilaian PDBK yang menggunakan kurikulum di bawah
standar pendidikan dalam hal: 1) Perencanaan penilaian yang terkait
5
pelaksanan penilaian, 3) Modifikasi kriteria keberhasilan dan 4)
Modifikasi pelaporan.. Sementara wawancara yang dilakukan kepada 2
orang kepala sekolah untuk mengungkap data tentang penilaian yang
dilakukan oleh satuan pendidikan dalam hal 1) Modifikasi ketentuan
ujian sekolah, 2) Modifikasi penetapan kelulusan PDBK, 3) Modifikasi
penetapan kenaikan kelas dan pelaporannya. Adapun studi dokumentasi
dilakukan untuk mengungkap data yang menunjang terhadap penelitian
meliputi: Silabus, program semester, kisi-kisi penulisan soal, buku
rapor, instrumen penilaian, ketentuan modifikasi standar kompetensi
lulusan, modifikasi ketentuan ujian sekolah, modifikasi penetapan
kelulusan dan modifikasi pelaporan.
2. Tahap II: Konklusi
Dalam penyusunan draf menggunakan logika replikasi sebagai
pendekatan di dalam proses analisisnya. Pada proses ini, setiap kasus
mengalami prosedur penelitian yang sama, hingga menghasilkan hasil
penelitiannya masing-masing. Selanjutnya, hasil dari masing-masing
penelitian di perbandingkan, untuk menentukan kesamaan dan
perbedaannya. Hasilnya dipergunakan untuk menjelaskan pertanyaan
penelitian pada umumnya dan khususnya pencapaian atas maksud dan
6
D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan maka peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data wawancara dan studi dokumentasi.
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. Adapun jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara
baku terbuka. Wawancara baku terbuka seperti yang dikemukakan oleh
Patoon (1980:197) dalam Lexsy J.M (2007:188) adalah:
”Wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan
pertanyaan, kata-katanya, dan cara penyajiannya pun sama untuk setiap responden. Keluwesan mengadakan pertanyaan pendalaman (probing) terbatas, dan hal itu tergantung pada situasi wawancara dan kecakapan pewawancara. Wawancara demikian digunakan jika dipandang sangat perlu untuk mengurangi sedapat-dapatnya variasi yang bisa terjadi antara seorang terwawancara dengan yang laiannya. Maksud pelaksanaan tidak lain
merupakan usaha untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya kekeliruan”.
Adapun wawancara dalam penelitian ini bertujuan mengumpulkan
keterangan tentang penilaian hasil belajar PDBK di SD X dan SD Y yang
menggunakan kurikulum di bawah standar pendidikan sebagai sekolah dasar
penyelengara pendidikan inklusif. Secara terperinci wawancara ini bertujuan
untuk mengumpulkan keterangan tentang penilaian yang dilakukan oleh
pendidik (guru) mencakup: 1) Perencanaan penilaian yang terkait dengan
modifikasi penyusunan instrumen penilaian, 2) Modifikasi pelaksanan
penilaian, 3) Pengolahan terkait dengan penentuan kriteria keberhasilan dan
7
Modifikasi ketentuan ujian sekolah, 2) Modifikasi penetapan kelulusan
PDBK, 3) Modifikasi penetapan kenaikan kelas dan pelaporannya.
Teknik pengumpulan data lainnya adalah studi dokumentasi yaitu setiap
pernyataan tertulis yang disusun oleh guru dan kepala sekolah atau lembaga
untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting.
Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film yang berkenaan dengan
cara melaksanakan penilaian hasil belajar PDBK yang menggunakan
kurikulum dibawah standar nasional pendidikan di SD X dan SD Y sebagai
sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif.
Adapun dokumen yang diteliti adalah:
1. Silabus
2. Kisi-kisi penulisan soal
3. Buku rapor
4. Instrumen penilaian
5. Ketentuan modifikasi standar kompetensi lulusan
6. Modifikasi ketentuan ujian sekolah
E. Teknik Analisis Data Penelitian
Analisis data dilakukan untuk dapat memperoleh jawaban dari
pertanyaan penelitan, adapun kegiatannya meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Proses Pencatatan Data
Proses ini dilakukan agar memudahkan dalam kegiatan menganalisis
8
a. Pencatatan data
Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan format catatan
lapangan degan melalui tahapan sebagai berikut:
1) Pencatatan awal selama wawancara dan studi dokumentasi dengan
menggunakan kata kunci.
2) Melakukan perluasan dari catatan lapangan tersebut melalui catatan
deskriptif dan reflektif sebagai tanggapan dari peneliti.
3) Melakukan perbaikan (revisi)
b. Membuat petunjuk tertentu (coding)
Kegiatan ini dilakukan agar cacatan lapangan mudah dianalisis.
c. Memilih alat yang digunakan
Agar memudahkan dalam menghimpun data dalam penelitian,
peneliti menggunakan alat seperti buku catatan, pensil, pulpen, alat
perekam.
2. Teknik analisis data
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data antara lain:
a. Reduksi Data (menyusun, merinci transkrip data dan validasi)
Proses yang dilakukan segera setelah data diperoleh yaitu proses
menyeleksi, memfokuskan, menyederharnakan dan mengabstraksikan.
9
diseleksi. Menulis kembali hasil wawancara yang diperoleh dari
responden merupakan bagian dari proses validasi hasil wawancara.
b. Display Data
Display data adalah proses penyusunan secara sistematis hasil
dari reduksi data agar diketahui tema dan polanya dengan menentukan
bagaimana data disajikan, antara lain dengan mengklasifikasikan data
sesuai dengan pokok masalahnya. Hasil pengumpulan data disajikan
dalam bentuk catatan lengkap sebagai deskripsi data atau temuan
penelitian. Selanjutnya hasil displey data dibahas. Pembahasan
senatiansa dilakukan dengan bertitik tolak kepada hasil wawancara dan
studi dokumentasi secara objektif dengan ditunjang oleh landasan teori
yang ada.
c. Penarikan Konklusi dan Verifikasi
Penarikan konklusi dari display data, sehingga data dan informasi
lebih bermakna. Verifikasi untuk menjamin tingkat kepercayaan hasil
penelitian, dengan melihat kembali data dan menimbang makna dari
data-data yang dikumpulkan untuk dianalisis. Melakukan cross check
10
F. Teknik Keabsahan Data
Untuk menghindari kesalahan data yang akan dianalisis, maka
keabsahan data perlu diuji dengan cara trianggulasi. Trianggulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.
Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu artinya menggunkan berbagai pendekatan dalam melakukan
penelitian. Adapaun teknik trianggulasi yang digunakan adalah dengan
sumber, berarti membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif, hal ini dapat dicapai dengan jalan:
1. Membandingkan data hasil wawancara terhadap subjek penelitian dengan
data hasil wawacara dengan sumber informasi lain dalam penelitian
2. Membandingkan data hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan
dengan penelitian.
3. Member check, yaitu dengan melakukan konfirmasi dengan informan
diakhir wawancara.
G. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Fenomena yang terjadi berada di sekolah dasar X dan sekolah dasar
Y yang menyelenggarakan pendidikan inklusif.
Dasar pertimbangan lokasi penelitian di SD X adalah sekolah dasar
11
sebagai sekolah dasar uji coba penyelenggara pendidikan inklusif, selain
itu SD X dan SD Y sudah mengakomodasi layanan pendidikan bagi PDBK
yang menggunakan kurikulum dibawah standar nasional pendidikan yang
dimodifikasi untuk disesuaikan dengan hambatan dan kebutuhan belajar
PDBK, sehingga sekolah dasar tersebut dapat memberikan data yang
peneliti butuhkan.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas, guru pembimbing
khusus atau istilah SD X tutor atau pendamping istilah yang digunakan
olah SD Y dan kepala sekolah, dengan gambaran subjek penelitian sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Gambaran Subjek Penelitian SD X
No Nama Usia L/P Jabatan Pendidikan
1 RS 42 L Kepala Sekolah S1 HI FISIP
2 MI 30 L Guru kelas VI S1 P. Biologi
3 D 29 P Tutor S1 P. Biologi
4 A 30 P Guru Kelas V S1 P. B. Indonesia
5 SS 33 P Tutor S1 PLB
12
Tabel 3.2
Gambaran Subjek Penelitian SD Y
No Nama Usia L/P Jabatan Pendidikan
1 R 36 Kepala Sekolah S1 Biologi
2 W 28 Guru kelas VI S1 Biologi
3 Y 28 Pendamping S1 Ilmu
Sosial
H. Pengembangan Instrumen Penelitian
Berdasarkan pada fokus dan tujuan penelitian maka instrumen yang
disusun ada dua yaitu dan studi dokumentasi yang ditujukan kepada guru dan
kepala sekolah, adapun instrumen yang disusun untuk mengungkap data
tentang:
1. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik (guru) di SD X dan SD Y sebagai
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif pada PDBK yang
menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan dalam ha: l)
Perencanaan penilaian yang terkait dengan modifikasi penyusunan
instrumen penilaian, 2) Modifikasi pelaksanan penilaian, 3) Pengolahan, 4)
Modifikasi Pelaporan.
2. Penilaian yang dilakukan oleh satuan pendidikan di SD X dan SD Y
sebagai sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif pada PDBK
yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan dalam hal 1)
Modifikasi ketentuan ujian sekolah, 2) Modifikasi penetapan kelulusan
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sebagaimana dikemukakan pada bab-bab sebelumnya bahwa penilaian
hasil belajar PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar nasional
pendidikan disekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif yang dihasilkan
dalam tesis ini dikembangkan bersadarkan studi kasus terhadap dua sekolah dasar,
yaitu SD X terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 2 orang guru kelas dan 3 orang
guru pembimbing khusus, dan SD Y yang terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 1
orang guru kelas dan 1 orang guru pembimbing khusus. Dalam prosesnya setiap
kasus mengalami prosedur penelitian yang sama, sehingga menghasilkan hasil
penelitiannya masing-masing. Selanjutnya, hasil dari masing-masing penelitian di
perbandingkan, untuk menentukan kesamaan dan perbedaannya. Hasilnya
dipergunakan untuk menjelaskan pertanyaan penelitian pada umumnya dan
khususnya pencapaian atas maksud dan tujuan penelitian.
Hasil penelitian di lapangan tersebut dideskripsikan berdasarkan data
berupa jawaban-jawaban informan, kemudian dianalisis sehinga diperoleh
temuan-temuan mengenai penilian hasil belajar PDBK yang menggunakan
kurikulum dibawah standar pendidikan yang dilakukan oleh guru berkaitan
dengan perencanaan penilaian menyangkut modifikasi instrumen penilaian,
modifikasi pelaksananan, pengolahan terkait dengan kriteria keberhasilan dan
modifikasi pelaporan dari penilaian tersebut, dan penilaian yang dilakukan oleh
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sekolah, modifikasi ketentuan kenaikan kelas dan ketentuan kelulusan PDBK dan
modifikasi pelaporan.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Modifikasi Penilaian Hasil Belajar PDBK Yang
Menggunakan Kurikulum Di Bawah Standar Pendidikan Yang
Dilakukan Oleh Guru Dan Satuan Pendidikan di Sekolah Dasar X
a. Deskripsi data mengenai modifikasi penilian PDBK yang menggunakan
kurikulum dibawah sandar pendidikan yang dilakukan oleh guru di
sekolah dasar X
1) Perencanaan penilaian PDBK yang dilakukan oleh guru di sekolah
dasar X
Berdasarkan wawancara yang dilakukan didapatkan data
mengenai perencanaan penilaian PDBK yang dilakukan oleh guru
sebagai berikut:
Guru MI adalah sebagai wali kelas di kelas VI. Dalam
melakukan perencanaan penilaian terlebih dahulu di lakukan
penyusunan program berupa silabus yang disusun oleh guru kelas
dan tutor. Dalam penyusunan insrumen penilaian Guru MI
mengatakan “Mengacu pada silabus, sistem penilaian dan
kemampuan PDBK” kebetulan untuk pelaksananan kegiatan UN
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
instrumen penilaian , artinya secara kognitif PDBK ini dipadang
dapat melakukan bahkan secara konsep anak ini luar biasa dalam
menjawab soal. Cara guru MI mengadministrasikan penilaian hasil
belajar yaitu dengan menyiapkan bank soal dan daftar nilai.
Guru D adalah guru yang diberi tugas sebagai guru
pembimbing khusus, dalam melaksanakan perencanaan penilaian
Guru D menyusun silabus bekerjasama dengan guru kelas, dalam
prakteknnya didalam menyusun instrumen penilaian
memperhatikan kompetensi dasar dan indikator yang tercantum
dalam silabus. Cara guru D mengadministrasikan perencanaan
penilaian adalah dengan cara menyiapkan bank soal dan daftar nilai
A adalah seorang guru yang di tugaskan menjadi wali kelas V
Yatsrib, dalam pererencanaan penilaian pada PDBK di kelas V
Yastrib secara administratif dilakukan oleh guru pembimbing
khusus yang terlebih dahulu di komunikasikan dan di
koordinasikan dengan saya. Bagaimanna menyusun silabus,
instrumen penilaian dan mengadministrasikan itu dapat di
tanyakan pada tutor.
SS seorang guru yang diberi tugas sebagai tutor Fauzan di
kelas V SD Yastrib, dalam perencanaan penilaian hasil belajar
terlebih dahulu di rumuskan dalam penyusunan silabus dalam
bentuk Program Pembelajaran Individual (PPI) yang memuat
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dimodifikasi dan disesuaikan dengan kondisi PDBK. Menurut guru
SS yang dijadikan pijakan dalam menyusun instrumen penilaian
adalah kompetensi dasar dan indikator-indikator yang tercantunm
dalam PPI yang telah disusun di awal tahun pelajaran. Cara guru
SS mengadministrasikan penilaian yaitu dengan cara membuat
laporan perkembagan individual dalam bentuk deskriptif. Untuk
PDBK ini tidak mengenal tinggal kelas.
Menurut guru MM yang mendapat tugas sebagai guru
pembimbing khusus Ibrahim Jaya Lesmana (Ibrahim) di kelas V
SD Yastrib dalam merencanakan penilaian hasil belajar adalah
“terlebih dahulu di susun silabus dalam bentuk program pengajaran
individual yang memuat kompetensi dasar, indikator dan teknik
penilaian yang sudah dimodifikasi dan disusun oleh tutor dan
dikomunikasikan dengan guru kelas, karena program pembelajaran
individu yang sudah dimodifikasi maka instrumen penilaianpun
sudah barang tentu telah melalui modifikasi, untuk
mengadministrasikan guru MM membuat laporan perkembangan
individual dalam bentuk deskriptif.
Berdasarkan studi dokumentasi yang dilakukan, diperoleh
data mengenai perencanaan penilaian hasil belajar pada PDBK
yang menggunakan kurikulum di bawah standar pendidikan yaitu
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(1) Silabus dalam bentuk Program Pembelajaran Individual
(2) Kisi-kisi Penulisan soal
(3) Instrumen Penilaian
(4) Buku Laporan Penilaian
(5) Laporan Perkembangan Individual
2) Modifikasi Pelaksananan penilaian PDBK yang dilaksanakan oleh
guru di sekolah dasar X
Berdasarkan wawancara yang dilakukan didapatkan data
mengenai modifikasi pelaksananan penilaian PDBK yang
dilaksanakan oleh guru sebagai berikut:
Guru MI sebagai wali kelas VI berpendapat bahwa didalam
melaksanakan penilaian sudah barang tentu akan adanya modifikasi
akan tetapi untuk pelaksanaan ujian nasional tahun ini tidak ada
modifikasi isi karena PDBK tahun ini di anggap siap dan mampu
mengukuti ujian nasioanl, tetapi pada aspek cara PDBK dilakukan
modifikasi yaitu berupa ketika PDBK menjawab hasil jawabanya
dituliskan oleh guru pembimbing khusus, tidak ada modifikasi
tempat artinya ketika melaksanakan ujian PDBK ini di
integrasikan dengan siswa yang lain.
Dalam melakukan penilaian pada PDBK digunakan teknik
penilaian yang sama seperti yang digunakan siswa lain yaitu
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Guru D yang diberi tugas sebagai tutor juga berpandangan
kebetulan untuk ujian nasioanl tahun ini tidak ada modifikasi
instrumen penilaian dari sisi isi karena PDBK di kelas VI ini
dipandang PDBK yang secara kognitif dapat dan bisa melakukan
ujian nasional, akan tetapi ada modifkasi cara yaitu anak di bantu
dalam menjawab pertanyaan, saya membantu dalam
menuliskannya, untuk menjaga objektifitas sudah dikoordinasikan
dengan kepala sekolah dan pengawas. Hanya pada aspek-aspek
yang tidak tercantum dalam rapot saya membuat laporan
perkembangan individual yang saya sampaiakan kepada kepala
sekolah dan orang tua.
Menurut Wali kelas V yaitu Guru A mengatakan
“Sepanjang yang saya tau siswa tersebut didalam penilaian
dilakukan modifikasi atau penyesuaian baik dari aspek isi, cara
mungkin juga waktu, seperti apa modifikasinya lebih jelas di
tanyakan kepada guru pembimbing khususnya masing-masing
Menurut guru SS yang ditugasi sebagai guru pembimbing
khusus Fauzan di kelas V berpendapat dalam pelaksanaan penilaian
dilakukan modifikasi cara penilaian dilakukan secara individu,
teknik penilaian sesuai dengan PPI yang disusun sudah barang
tentu telah dilakukan modifikasi, untuk kasus Fauzan teknik
penilaian dalam bentuk performance test (tes tindakan), yang tidak
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Misalnya: Fauzan diminta untuk menghitung bilangan,
menyebutkan lambang huruf atau angka yang ditunjukkan oleh
guru, menunjuk angka/bilangan yang diminta oleh guru,
menuliskan/menirukan lambang huruf atau angka. menirukan
tulisan, menuliskan nama diri, menyebutkan nama diri,
menyebutkan nama-nama anggota keluarga, teknik penilaian lain
yang dilakukan yaitu penilaian fortopolio. Penilaian dilakukan
dengan mencermati berbagai pengalaman, prestasi dan atau produk
yang pernah dibuat oleh Fauzan. Dengan mencermati aspek-aspek
tersebut, maka dapat diprediksikan tentang kemampuan fauzan.
Dalam aspek modifikasi dilakukan penambahan waktu yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan penilaian, penambahannya, akan
sangat bergantung kepada kebutuhan dan situasi yang ada. Juga
dilakukan modifikasi lain berupa pelaksanaan penilaian untuk
Fauzan dilakukan pada waktu tertentu yang berbeda dengan siswa
lainnya.
Menurut Guru MM yang ditugasi sebagai guru pembimbing
Ibrahim Jaya Lesmana (Ibrahim) di kelas V dalam pelaksanaan
penilaian dilakukan modifikasi waktu berupa penambahan waktu
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pengetesan, selain waktunya
yang ditambah, di dalam pelaksanaan penilaian Ibrahim dilakukan
pada waktu tertentu yang berbeda dengan siswa lainnya. khusus
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
modifikasi teknik penilaian dilakukan berupa lisan, tulisan dengan
menyajikan soal-soal ujian secara lisan dan tertulis secara
sederhana. Teknik penilaian lain yang dilakukan yaitu penilaian
fortopolio. Penilaian dilakukan dengan mencermati berbagai
pengalaman, prestasi dan atau produk yang pernah dibuat oleh
siswa Ibrahim. Dengan mencermati aspek-aspek tersebut, maka
dapat diprediksikan tentang kemampuan Ibrahim. Teknik penilaian
yang lain dapat berupa performance test (tes tindakan), yang tidak
terlalu banyak melibatkan aktivitas membaca atau menulis.
Misalnya: Menulis kalimat sederhana yang didiktekan oleh guru,
mencerikan kegiatan di rumah, melakukan gerakan tertentu,
menyanyikan lagu, memperagakan tarian, mendeklamasikan puisi,
menggambar objek.
Berdasarkan studi dokumentasi di peroleh data sebagai
berikut:
Instrumen penilaian berupa tes tertulis (Okjektif : pilihan
ganda dan menjodohkan, Subjektif (uraian terbuka dan tertutup),
tes lisan dan tes perbuatan ( Produk dan Kinarja), performance test
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3) Modifikasi Pengolahan dan pelaporan penilaian PDBK yang
dilakukan oleh guru di sekolah X
Berdasarkan wawancara yang dilakukan di dapatkan data
menganai modifikasi pengolahan dan pelaporan penilaian PDBK
yang dilakukan oleh guru sebagai berikut:
Menurut guru MI kriteria keberhasilan PDBK
menggunakan penilaian acuan patokan sebesar 70%. Ketika ditanya
bentuk laporannya guru MI menjawab “ Bentuk pelaporan yang
digunakan menggunakan data kuantitatif seperti siswa pada
umumnya dan diberikan pada orang tua dan dilaporkan kepada
kepala sekolah. Lalu ketika ditanya apakah mereka diberlakukan
kenaikan kelas otomatis, guru MI menjawab “Ya mereka
diberlakukan kenaikan kelas otomatis dan mereka tidak mengenal
tinggal kelas”.
Menurut guru D kriteria keberhasilan pada PDBK
diberlakukan sama seperti pada anak lainnya karena secara materi
mereka dipandang bisa dan mampu. Ketika ditanya bentuk data
laporan yang disajikan guru D menjawab” Data yang disajikan
berbentuk kuantitatif”. Apakah mereka menganal tinggal kelas,
guru A menjawab “ Mereka tidak menganal tinggal kelas, mereka
naik secara otomatis.
Menurut guru A yang ditugasi sebagai guru kelas V
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sepenuhnya dilakukan oleh guru pembimbing khusus, Ketika di
tanya bagaimana bentuk laporannya guru A menjawab
”Menggunakan data kuantitiatif dan kualitatif, data pelaporan yang
sifatnya kuantitatif di susun untuk pemenuhan pada buku laporan
pada umumnya sementara data yang sifatnya kualitatif di buat
untuk menerangkan laporan penilaian yang subjektif mungkin yang
menggambarkan nilai-nilai kuantitatif tersebut. Ketika ditanya
apakah PDBK diberlakukan kenaikan kelas otomatis, Guru A
menjawab “ Ya mereka naik secara otomatis artinya mereka tidak
menganal tinggal kelas”.
Menurut guru SS yang menjadi guru pembimbing khusus
Fauzan kriteria keberhasilan hasil belajar Fauzan dibandingkan
dengan dirinya sendiri. Artinya hasil pada hari ini dibandingkan
dengan hasil-hasil yang dicapai pada hari-hari sebelumnya, dan
seterusnya. Dengan demikian dapat diketahui adanya perubahan
atau perkembangan Fauzan dari waktu ke waktu. Kriteria tingkat
keberhasilan sebesar 70% dengan merujuk kepada indikator yang
dirancang khusus bagi Fauzan. Ketika ditanya data yang dilaporkan
bentuknya seperti apa guru SS menjawab “ Data yang dilaporkan
berbentuk kuantitatif dan kualitatif, data kuantitif di laporkan untuk
memenuhi buku laporan yang biasa diberikan pada siswa pada
umumnya, sementara untuk menjelaskan secara objektif hasil
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
terdiri dari kemampuan akademik dan non akademik yang
dilaporkan secara khusus kepada orang tua dan kepala sekolah”.
Ketika ditanya apakah Fauzan diberlakukan kanaikan kelas
otomatis guru SS menjawab “ Fauzan diberlakukan naik kelas
otomatis dan dia tidak tingal kelas”.
Bagaimanakah cara menentukan kriteria keberhasilan bagi
Ibrahim “Menurut Guru MM Hasil belajar Ibrahim dibandingkan
dengan kriteria pencapaian yang khusus dirancang bagi Ibrahim”.
Artinya pencapaian prestasi Ibrahim dibandingkan dengan daftar
indikator dan atau materi yang harus dikuasai oleh Ibrahim secara
individu (bukan daftar indikator dan materi umum). Kriteria
keberhasilan sebesar 60% dengan merujuk indikator yang khusus
dirancang untuk Ibrahim. Ketika ditanya bagimana data yang
dilaporkan guru MM menjawab “ Data yang disajian dalam bentuk
kuantitatif, data ini dibuat untuk memenuhi bentuk laporan yang
dibuat seperti siswa pada umumnya, sementara data yang
dilaporkan dalam bentuk kualitatif dibuat agar laporan yang di
laporkan lebih objektif yang menggambarkan perkembangan
kemajuan belajar Ibrahim”.
Berdasarkan studi dokumentasi diperoleh data cara
pengolahan hasil belajar PDBK berupa laporan perkembangan
individu yang memuat: identitas siswa, aspek yang di nilai dan
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Deskripsi data mengenai modifikasi penilaian PDBK yang
dilakukan oleh satuan pendidikan di sekolah dasar X
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah
dasar X didapatkan data mengenai modifikasi penilaian PDBK yang
dilakukan oleh satuan pendidikan di sekolah dasar X sebagai berikut:
“Menurut Kepala Sekolah RS standar kompetensi lulusan (SKL)
pada PDBK yang menggunakan kurikulum di bawah standar
pendidikan tetap mengacu pada SKL yang umum akan tetapi akan ada
modifikasi, sehingga SKL akan bersifat individu”. Ketika ditanya
bagaimana sekolah menentukan ujian sekolah pada PDBK, Kepala
Sekolah RS menjawab ”Sesuai dengan permendiknas No. 70 tahun
2009 dalam salah satu pasal dijelaskan bahwa peserta didik yang
mempunyai kelaian dan mengikuti pembelajaran yang menggunakan
kurikulum dibawah standar nasioal pendidikan mengikuti ujian yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan, artinya
kami selaku sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif
mempunyai kemandirian untuk menyelenggarakan ujian sekolah sendiri
bagi PDBK tersebut. Itu kami lakukan pada Ujian Sekolah di tahun
pelajaran yang lalu, tapi untuk tahun pelajaran yang sekarang
(2011/2012) pada PDBK yang kesulitan belajar setelah dilakukan
beberapa pertimbangan dan ternyata PDBK ini dirasa mampu maka
kami ikutkan pada ujian nasional hanya dari segi pengerjaan soal ada
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
“Didalam mementukan ketentuan ujian sekolah kami
menyesuaikan dengan petunjuk tekis ujian sekolah yang dikeluarkan
oleh dinas pendidikan provinsi dan sesuai dengan prosedur operasi
standar (POS) ujian sekolah. Sebagai gambaran ditahun pelajaran
2009-2010 kami menyelenggarakan ujian sekolah bagi PDBK yang
menggunakan kurikulum dibawah standar nasional pendidikan
pertama-tama PDBK di usulkan untuk didaftarkan sebagai calon peserta dengan
menggunakan format model US-1 dengan disertai tambahan keterangan
jenis hambatan belajar untuk peserta didik berkebutuhan khusus
(PDBK) yang seserahkan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
dalam hal ini bidang PLB, secara teknis bidang studi atau materi apa
yang di ujikan dan bagimana soal-soal kami yang buat maksud saya
guru kelas dan guru pembimbing khusus karena mereka mengerti dan
memahami kemampan dan hambatan belajar PDBK dan materi-materi
apa saja yang telah guru dan tutor berikan, lalu kami kirim soal tersebut
ke Dinas Pendidikan Provinsi dalam hal ini bidang PLB untuk
divalidasi, yang divalidasi bukan kontennya tapi lebih pada teknis
penulisan soalnya saja”.
Ketika ditanya bagaimana ketentuan kenaikan kelas dan
kelulusan, Kepala sekolah RS menjawab “ Sekolah kami semenjak
berdiri mempunyai visi menjadikan anak-anak kami menjadi anak yang
merdeka, ini mempunyai maksud mereka dalam belajar mempunyai
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
masing-masing, hal ini mengisaratkan kami tidak mengenal tinggal
kelas dan tidak lulus, oleh karenanya semua anak disini tanpa kecuali
PDBK pasti mereka akan naik kelas dan pasti akan lulus”.
Ketika ditanya bagaimana didalam blangko izasah, Kepala
Sekolah RS menjawab. “ Blangko Izasah yang di berikan pada PDBK
yaitu blangko Izasah yang di keluarkan oleh Dinas Pendidkan Provinsi
Jawa Barat mungkin dari Bidang PLB, hanya saja kami membuat
laporan yang sifatnya kualitatif untuk menjelaskan secara objektif
tentang kemajuan belajar PDBK, juga kami mengaluarkan semacam
sertifkat atau piagam pada PDBK yang mempunyai bakat secara
spesifik misalnya bakat menggambar atau bakat mengoperasikan
komputer.
Berdasarkan studi dokumentasi di peroleh data mengenai
penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh satuan pendidikan berupa:
a) Standar Kompetensi Lulusan
b) Blangko sertifikat
c. Hasil analisis data modifikasi penilaian hasil belajar PDBK yang
menggunakan kurikulum di bawah standar pendidikan yang dilakukan
oleh guru dan satuan pendidkan
Dalam menganalisis data peneliti melakukan trianggulasi.
Wawan, 2012
Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
diperiksa dan dibandingkan dengan studi dokumentasi. Analisis data
penelitian sebagai berikut:
1) Penilaian hasil belajar PDBK yang menggunakan kurikulum
dibawah standar pendidikan yang dilakukan oleh guru di sekolah
dasar X
a) Perencanaan penilaian hasil belajar PDBK terkait dengan
modifikasi penyusunan instrumen penilaian.
Perencananan penilaian hasil belajar PDBK yang
dilakukan oleh guru tidak terlepas dari rencana pembelajaran
yang mengacu pada silabus, sistem penilaian dan kegiatan
pembelajaran. Silabus dan sistem penilaian yang disusun oleh
guru pembimbing khusus di sekolah dasar X sejak dari awal
sudah dilakukan modifikasi, artinya dalam penyusunan silabus
sebagai program pembelajaran individual sudah dilakukan
penyesuaian.
Cara mengadministrasikan perencanaan penilaian hasil
belajar pada PDBK di sekolah dasar X berupa silabus dalam
bentuk program pembelajaran individual, buku rapot dan laporan
perkembangan individual.
b) Modifikasi pelaksananan penilaian hasil belajar PDBK
Berdasarkan rangkuman wawancara dan studi