• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen Rencana Proyek. Kampanye Pride KKPD Teluk Mayalibit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dokumen Rencana Proyek. Kampanye Pride KKPD Teluk Mayalibit"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

Dokumen Rencana Proyek

Kampanye Pride KKPD Teluk Mayalibit

Bertha Matatar, S.IK

Conservation International Indonesia

Raja Ampat Program

(2)

Bagian 1. Deskripsi Situasional Kawasan Kerja dan Khalayak Target

1.1.

Analisis Data Kualitatif

1.1.1 Metode Pengumpulan Data Kualitatif

Pengumpulan data kualitatif yang dilakukan dilapangan adalah dengan cara observasi dan wawancara mendalam.

• Penelitian Observasi

Teknik observasi ini dilakukan untuk melihat perilaku dan keseharian dari nelayan lema yang ada di kampung target. Observasi telah dilakukan pada masa tugas pra kuliah, dimana penelitian ini dilakukan selama 1 hari penuh (24 jam) di Warsambin dan yang menjadi objek penelitian observasi ini adalah nelayan lema.

• Wawancara mendalam

Wawancara mendalam adalah suatu teknik penelitian kualitatif yang meliputi wawancara individu secara intensif, biasanya dengan jumlah responden yang sama dari setiap khalayak sasaran. Untuk mengeksplorasi perspektif mereka mengenai suatu gagasan, permasalahan, perilaku dan atau pemengaruh tertentu. Metode penelitian ini menggunakan serangkaian pertanyaan yang terstruktur untuk lebih memahami tantangan-tantangan yang dihadapi suatu khalayak sasaran dalam mengadopsi suatu perilaku, dan juga untuk mengidentifikasi pendorong-pendorong emosional yang menjadi dasar untuk hal-hal menjadi kepedulian mereka.

Wawancara mendalam dilakukan kepada nelayan di 5 kampung dengan jumlah responden masing-masing kampung terdiri dari 4 nelayan, sehingga semua berjumlah 20 responden. Dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan dilapangan selama 3 hari, dari tanggal 10 – 12 September 2012, dengan jumlah pewawancara 1 orang adalah responden yang berhasil diwawancara berjumlah 17 orang, terdiri dari nelayan lema 8 orang dan nelayan non lema 9 orang. Teknik ini dilakukan karena, melihat kondisi dilapangan bahwa nelayan lema di kampung target agak sulit untuk dikumpulkan dalam satu moment, sehingga alangkah baiknya saya mendatangi langsung kepada nelayan target yang akan saya wawancara.

1.1.2 Analisis Hasil Penelitian Kualitatif

Dari hasil wawancara mendalam pada nelayan lema yang telah dilakukan dengan mengacu pada tujuh pertanyaan kualitatif, menunjukan bahwa :

Mengapa mereka melakukan perilaku mereka sekarang ini ?

Nelayan lema masih melakukan perilaku mereka sekarang, karena ini adalah mata pencaharian dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dalam keluarga. Selain itu

(3)

tidak ada pekerjaan/usaha lain lagi yang mereka kerjakan selain dari menangkap/melobe ikan lema. Faktor lain adalah pengetahuan mereka yang sangat kurang sekali tentang biologi ikan lema. Ini terlihat dari semua responden menjawab bahwa mereka menangkap setiap bulan gelap karena tidak tahu tentang reproduksi, waktu matang gonad, kapan ikan lema bertelur serta siklus hidupnya. Karena ketidaktahuan ini, maka mereka tetap melakukan penangkapan disetiap musim, bahkan pada saat puncak ikan lema bertelur. Ada juga responden (Lopintol) menjawab kalau dulu itu waktu musim ikan lema naik, sangat banyak tetapi pada saat itu belum ada pembeli/penada. Sekarang sudah ada pembeli/penada yang siap untuk membeli/menampung ikan hasil tangkapan mereka, maka mereka semua rame-rame menangkap ikan lema pada musimnya. Bahkan ada juga ibu-ibu dan anak-anak yang mata pencahariannya sebagai nelayan lema dan hasil yang diperoleh dari menangkap ikan lema cukup banyak per malamnya.

Apakah ada lebih dari satu khalayak yang perlu mengubah perilaku mereka?

Responden (Lopintol dan Warsambin) menjawab kalau musim ikan lema naik, ada nelayan dari Kalitoko, Arway dan Yensner yang datang ke Warsambin dan Lopintol untuk datang menangkap ikan lema. Nelayan-nelayan ini datang pada saat musim lema saja, jika tidak musim, mereka tidak datang. Seperti yang dikatakan oleh seorang responden (Lopintol) bahwa saudaranya yang berasal dari Arway sering datang ke Lopintol dan tinggal disana untuk menangkap ikan lema, jika sudah selesai musim, dia akan kembali ke kampungnya. Sama halnya yang dikatakan oleh seorang responden di Warsambin bahwa pada musim lema, menantunya yang tinggal di Kalitoko, beliau akan datang untuk menangkap ikan lema di Warsambin.

Apakah ada khalayak yang pengaruhnya besar terhadap khalayak utama Anda?

Hampir semua responden menjawab mereka melobe ikan lema karena kemauan mereka sendiri dan tidak ada yang mempengaruhi/memberikan keputusan bagi mereka. Nelayan di Warsambin mengatakan bahwa, majelis jemaat (gereja) sering menghimbau kepada jemaatnya dalam ibadah pada setiap hari minggu, agar pada malam minggu tidak boleh keluar menangkap ikan lema. Himbauan gereja ini masih ditaati oleh nelayan di Warsambin, tetapi ada juga nelayan yang sering nakal untuk menangkap ikan lema pada malam minggu. Di Lopintol, mungkin belum ada aturan dari pihak agama dalam hal ini (Mesjid atau Haji) yang mengeluarkan semacam himbauan kepada nelayan untuk tidak mencari pada hari-hari tertentu seperti di Warsambin. Sehingga pada hari sabtu/malam minggu dan hari minggu pun nelayan Lopintol tetap melobe lema, sampai saat ini nelayan lema di Lopintol masih menangkap pada sabtu malam dan hari minggu.

(4)

Apa yang oleh khalayak Anda dianggap sebagai halangan untuk melakukan perilaku yang baru?

Hampir semua responden menjawab bahwa Inilah mata pencaharian mereka dan tidak ada mata pencaharian lain, sehingga mereka harus pergi menangkap ikan lema. Mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak bisa beristirahat karena dari sinilah mereka makan, sehingga setiap musim mereka akan melobe/menangkap ikan lema. Responden lain menjawab, menangkap lema merupakan suatu tradisi/kebiasaan untuk dia sehingga setiap musim pasti melobe dan tidak bisa beristirahat untuk waktu yang lama (3-7 hari). Biasanya jika cape, beliau hanya istirahat/tidak melobe 1 hari, tidak bisa lebih. Selain itu juga dia terpengaruh dari teman-teman nelayan lainnya, dimana ketika tidak melobe dan pada saat yang sama, beliau melihat nelayan lain pergi melobe, maka beliau langsung bergegas pergi melobe.

Apa yang oleh khalayak Anda dianggap sebagai manfaat dalam melakukan perilaku yang baru?

Hampir semua responden menjawab kalau kita tidak menangkap saat ikan lema bertelur maka sudah memberikan waktu kepada ikan untuk bertelur. Telur-telur ini akan menetas dan berkembangbiak maka ikan lema di Teluk ini akan bertambah banyak, hasil yang akan diperoleh juga banyak.

Sumber mana yang mereka cari kalau berkaitan dengan perilaku ini? (cara menangkap ikan, waktu penangkapan, dst) ?

Informasi tentang cara menangkap lema diperoleh dari saudara dan orang tua mereka. Sedangkan informasi harga ikan diperoleh dari nelayan lain dan penada-penada lema di kampung, bahkan mereka juga biasanya menanyakan langsung informasi harga penjualan ikan lema ke pasar dan penadanya yang ada dipasar.

Siapa yang mereka percaya sebagai sumber? (Pemerintah, LSM, Sektor Swasta, Orang-orang seperti mereka sendiri)

Hampir semua responden manjawab bahwa orang yang mereka percaya sebagai sumber informasi didalam kampung adalah Pemerintah Kampung (Kepala Kampung dan Sekretaris Kampung), CI (Pa Bram dan beberapa staf), DKP Raja Ampat. Selain itu ada juga nelayan lain yang ada dikampung (Pa jufri, Pa basri, Pa kasian, inilah nelayan-nelayan yang dipercayai oleh nelayan lain di Lopintol) dan dari pihak Agama yaitu Pak Haji (Lopintol) dan pihak Gereja (Warsambin).

1.2.

Model Konsep Final

(5)

Model Konsep adalah sebuah teknik yang biasa dipakai organisasi-organisasi dan para ilmuwan konservasi untuk mengidentifikasi ancaman langsung terhadap sasaran konservasi dan penyebab dasar untuk dari ancaman-ancaman tersebut (ancaman tidak langsung atau faktor penyumbang), (Modul Rare, 2012)

• Bagan Model Konsep

Gambar Konsep Model Kampanye Pride KKPD Teluk Mayalibit

Target konservasi yang ingin dicapai dalam kampanye pride di KKPD Teluk Mayalibit adalah Catch Per Unit Effort (CPUE) ikan lema tetap stabil dari data tahun 2013. Namun saat ini ancaman langsung yang akan disasar dalam kampanye pride ini adalah penangkapan berlebihan ikan lema oleh nelayan lema pada saat puncak pemijahan. Penangkapan pada puncak pemijahan ini terjadi karena nelayan lema menangkap pada setiap kesempatan. Nelayan menangkap pada setiap kesempatan disebabkan karena tidak ada pengawasan penagkapan ikan lema dan belum ada pengelolaan sumberdaya ikan lema. Tidak ada pengawasan penangkapan ikan lema disebabkan karena tidak ada aturan yang mengatur dan belum maksimalnya tim patroli dan pengawasan khusus yang mengawasi kegiatan penangkapan ikan lema. Belum ada pengelolaan sumberdaya ikan

(6)

lema disebabkan karena pengetahuan nelayan yang minim tentang dampak penangkapan berlebihan ikan lema pada saat puncak pemijahan dan biologi ikan lema (waktu puncak pemijahan ikan lema). Pengetahuan yang minim ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi dan informsi mengenai biologi ikan lema (kapan musim puncak pemijahan ikan lema). Kurangnya sosialisasi disebabkan karena belum ada ahli ikan lema yang memberi informasi mengenai ikan lema kepada nelayan lema. Belum ada pengelolaan (perkam) sumberdaya ikan lema juga disebabkan karena kurangnya pemahaman bahwa perkam penting untuk mengelola sumberdaya ikan lema. Kurangnya pemahaman pentingnya perkam ikan lema disebabkan karena pengetahuan yang minim tentang dampak penangkapan berlebihan ikan lema pada saat puncak pemijahan dan belum ada informasi tentang pentingnya pengelolaan sumberdaya ikan lema. Kurangnya pemahaman disebabkan karena kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan sumberdaya ikan lema. Selain itu tim patroli dan pengawasan juga belum maksimal mengawasi kegiatan penangkapan ikan lema, disebabkan karena belum ada SOP patroli dan pengawasan yang secara khusus mengenai perikanan ikan lema. Selain itu, ancaman langsung ini juga terjadi disebabkan karena pekerjaan mereka hanya sebagai nelayan lema dan ini terjadi karena menangkap ikan lema lebih cepat mendapatkan uang dibanding hasil lain yang menunggu beberapa waktu untuk mendapatkan uang. Ini terjadi karena disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan uang jauh lebih cepat dibandingkan hasil lain (waktunya lama), alat tangkap yang digunakan juga masih tradisional, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dulu ikan lema belum ada harga tetapi sekarang ikan lema sudah ada harga, sehingga memacu nelayan untuk terus menangkap ikan lema. faktor-faktor penyumbang inilah yang menyebabkan ancaman secara langsung dapat terjadi.

1.3.

Rantai Hasil Final untuk Setiap Khalayak Target Final • Pengertian/definisi Rantai Hasil

Sebuah Rantai Hasil adalah sebuah alat yang memperjelas asumsi-asumsi Anda tentang bagaimana strategi dan kegiatan-kegiatan konservasi Anda akan membantu mencapai sasaran-sasaran kampanye Pride. Sebuah Rantai Hasil adalah sebuah cara yang rinci dan singkat untuk menggambarkan dalam grafis Teori Perubahan Anda, termasuk bagaimana strategi-strategi penyingkiran halangan Anda akan menyebabkan perubahan yang akan berkontribusi pada pengurangan ancaman dan pencapaian target-target konservasi. Rantai Hasil membuat para Manajer Kampanye dapat semua elemen kampanye mereka saling bersesuaian, termasuk siapa sasaran mereka, pesan-pesan apa yang perlu mereka kembangkan untuk setiap khalayak sasaran, apa sasaran SMART mereka, pertanyaan/metrik apa saja

(7)

yang mereka perlukan untuk mengukur dampak kampanye pada obyektif tersebut, (Modul Rare, 2012).

• Ilustrasi Bagan Rantai Hasil Final untuk Setiap Segmen Khalayak Target Final Sasaran konservasi setiap segmen khalayak target dapat tercapai bila ada pengurangan ancaman dan hasil pengurangan ancaman ini terjadi bila ada hasil perubahan perilaku dari khalayak target. Hasil Perubahan perilaku terjadi bila khalayak sudah berbicara diantara mereka, Ini dapat terjadi bila sikap khalayak target sudah setuju, khalayak setuju bila pengetahuan mereka sudah meningkat. Semua ini dapat dihasilkan melalui kegiatan pride yang akan dilakukan.

• Segmentasi Khalayak Target yang akan Disasar

Segmentasi khalayak sasaran dilakukan untuk mengelompokkan khalayak-khalayak target agar materi kampanye dan pesan-pesan kampanye yang akan disampaikan dapat menyasar langsung khalayak sasarannya. Dari hasil wawancara mendalam dan segmentasi khalayak yang sudah dilakukan maka yang menjadi khlayak target di kawasan Teluk Mayalibit hanya 1 khalayak yaitu nelayan lema. nelayan lema merupakan pengguna sumberdaya ikan lema yang secara langsung, karena yang lebih banyak dan secara langsung mengakses ke lokasi penangkapan adalah nelayan lema di kampung Warsambin dan Lopintol.

• Narasi dan Kerangka Logis Rantai Hasil untuk Setiap Khalayak Target

Capaian konservasi yang ingin dicapai dalam kampanye pride ini adalah nilai Catch Per Unit Effort (CPUE) ikan lema di Zona Pemanfatan Tradisional KKPD Teluk Mayalibit tetap stabil. Capaian konservasi ini dapat terjadi bila ada perubahan perilaku dari nelayan lema untuk mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan.

Nelayan lema sudah mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada musim puncak pemijahan bila nelayan sudah mendiskusikan aturan yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema. Nelayan lema sudah mendiskusikan tentang aturan yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema, bila nelayan setuju untuk mengelola sumberdaya ikan lema. Nelayan lema setuju mengelola sumberdaya ikan lema, bila nelayan lema sudah mengetahui dan memahami pentingnya pengelolaan sumberdaya ikan lema.

Nelayan lema sudah mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan bila nelayan sudah mendiskusikan dampak yang ditimbulkan oleh penangkapan berlebih ikan lema. Nelayan lema sudah mendiskusikan dampak yang

(8)

ditimbulkan oleh penangkapan berlebihan ikan lema, bila nelayan lema setuju kalau penangkapan berlebihan ikan lema pada saat pemijahan akan berdampak buruk pada kerberlanjutan generasi ikan lema. Nelayan lema setuju kalau penangkapan berlebihan ikan lema pada saat puncak pemijahan akan berdampak buruk terhadap keberlajutan generasi ikan lema, bila nelayan lema sudah tahu dampat penangkapan berlebihan pasa saat puncak pemijahan.

Nelayan lema sudah mengurangi kegiatan penangkapan pada musim puncak pemijahan bila nelayan sudah mendiskusikan tentang pengurangan waktu penangkapan ikan lema saat puncak pemijahan. Nelayan lema sudah mendiskusikan tentang pengurangan waktu penangkapan ikan lema pada musim puncak pemijahan bila nelayan lema setuju bila mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan. Nelayan lema setuju ntuk mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan bilan nelayan lema sudah mengetahui pentingnya pengelolaan sumberdaya ikan lema.

(9)

Bagian 2. Memahami Kawasan Kerja, Khalayak Target, dan Menetapkan Target Sasaran Pride

2.1.

Analisis Data Kuantitatif

2.1.1 Metode Pengumpulan Data Kuantitatif

Setelah menyelenggarakan penelitian kualitatif, kami juga menyelenggarakan penelitian kuantitatif terhadap nelayan lema yang tinggal di 3 kampung (Warsambin, Lopintol dan Kalitoko) Teluk Mayalibit. Mengapa hanya dilakukan penelitian kuantitatif di 3 kampung? Dikarenakan akses sumberdaya ikan lema dan secara langsung memanfaatkan sumberdaya ini adalah nelayan lema di 3 kampung ini. Survei pra-kampanye ini sudah dilaksanakan pada bulan November 2012 - Januari 2013 dengan besarnya sampel ditentukan berdasarkan persebaran nelayan lema dalam komunitas dan menggunakan 1) tingkat keyakinan 95 %, 2) interval keyakinan

5%, dan 3) penghitung besar sampel online

di http://www.surveysystem.com/sscalc.htm.

Tabel Rangkuman Desain Sampling untuk Setiap Khalayak Sasaran Kita (KS/TA = Target Audience)

Kampung Jumlah Populasi Orang Dewasa Orang Dewasa TA 1 (Nelayan Ikan Lema) % Total TA 1 Jumlah Target Sampel TA 1 Warsambin 244 42 17.21 42 Lopintol 114 40 35.09 40 Kalitoko 153 3 0.65 1 Total 731 83 83

Pengambilan data kuantitatif dilakukan dua (2) kali, yaitu pada saat awal kampanye dan akhir kampanye dimana data awal kampanye akan di gabungkan dengan data dasar untuk dijadikan panduan untuk melaksanakan kampanye dan data akhirnya akan dikumpulkan dan dianalisis. Pada saat akhir kampanye akan dilakukan suatu survei kuantitatif, dimana akan dikumpulkan data hasil tangkapan ikan lema per malam oleh nelayan ikan lema, data nelayan ikan lema dan waktu tangkapan nelayan. Data hasil tangkapan nelayan ini akan dianalisis untuk mengetahui jumlah tangkapan per malam untuk menghitung nilai Catch Per Unit Effort (CPUE) ikan lema di Teluk Mayalibit dan akan menjelaskan dampak dari kampanye pride ini berhasil atau tidak.

(10)

Tabel Tabel Pelaksanaan Survei di Lapangan

Total jumlah sampel 91

Waktu bagi enumerator untuk mengerjakan satu survei

30 Menit

Jumlah jam enumerator bekerja per hari

8 Jam

Jumlah survei yang dapat dikerjakan satu enumerator per hari

8 Kuisioner

Jumlah enumerator yang ada 5 enumerator Jumlah survey yang dapat dikejakan

per hari oleh jumlah total enumerator

40 Kuisioner

Jumlah hari yang diperlukan untuk mengerjakan survei

3 Hari

Jumlah hari tambahan yang diperlukan untuk perjalanan-kalau ada

2 - 4 Hari

Tanggal-tanggal pelatihan enumerator & testing survei final

23 – 24 November

Tanggal mulai dan selesai survei 26 November – 1 Desember 2012 12 – 17 Desember 2012

6 – 12 Januari 2013 Jumlah orang yang ada untuk

memasukkan data

2 Orang

Tanggal mulai memasukkan data 9 Januari 2013 Tanggal selesai memasukan data 12 Januari 2013

2.1.2 Analisis Hasil Penelitian Kuantitatif

Survey KAP ini dilakukan dalam 3 kali trip, (November 2012, Desember 2012, Januari 2013), dikarenakan ketika tim survey ke kampung, banyak nelayan yang tidak ada di kampung. Ada nelayan yang ke kota sorong, waisai dan ada yang tinggal dihutan sehingga kami tidak bisa meawancara dan bulan berikut kami kembali untuk melakukan survey lanjutan. Namun pada bulan ketiga (Januari 2013) tim kesulitan mendapatkan responden untuk memenuhi target, dikarenakan ada beberapa responden tidak bersedia untuk diwawancara (dapat dilihat pada grafik di bawah ini). Dari hasil survey di lapangan juga ditemukan bahwa nelayan lema di di Teluk mayalibit bertambah menjadi 91 nelayan, yang semula data awalnya 83

(11)

nelayan lema. Dari 91 nelayan lema ini, yang bisa diwawancara oleh enumarator berjumlah 72 nelayan (1 kuisoiner merupakan kesalahan wawancara) dan 18 responden tidak bersedia diwawancara (grafik dapat dilihat dibawah ini).

Gambar Grafik Nelayan yang tidak Bersedia dan Bersedia Diwawancara

• Gambaran demografi dari setiap khalayak target (tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, asal desa).

Dari hasil survey kuantitatif yang dilakukan, tingkat pendidikan nelayan lema di kawasan target cukup rendah, ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Grafik tingkat pendidikan nelayan lema di KKPD Teluk Mayalibit

Dari grafik diatas terlihat jelas bahwa tingkat pendidikan nelayan lema cukup rendah, dimana tingkat SD lebih tinggi dibanding dengan yang tingkat pendidikannya SMP dan SMA. Tingkat pendidikan nelayan lema yang SD 55,6 %, SMP 20,8 %, SMA 19,4 % dan yang tidak sekolah 4,2 %. Dari hasil ini sudah sangat jelas bahwa tingkat pendidikan nelayan lema masih sangat rendah dan

(12)

jika tingkat pendidikan nelayan lema rendah maka pengetahuan dan pemahaman mereka pun akan kurang. Tingkat pendidikan yang rendah ini kemungkinan besar disebabkan karena akses ke lokasi dulunya sangat sulit, sehingga aspek pendidikan kurang terjangkau disana.

Grafik Tingkat Usia Nelayan Lema

Tingkat usia nelayan lema di Teluk Mayalibit didominasi oleh remaja 15 – 20 tahun (Warsambin) dan diatas 45 tahun, sedangkan untuk kampung lopintol didominasi oleh nelayan lema yang berumur 45 tahun ke atas dan usia 26 – 35 tahun. Hal ini menjelaskan bahwa nelayan lema di Teluk Mayalibit yang sering mengakses dan menangkap ikan lema lebih banyak didominasi oleh remaja/pemuda 15 – 20 tahun (Warsambin) dan pemuda 26 – 35 tahun (Lopintol). Tingkat usia nelayan lema di masing-masing kampung dapat dilihat pada grafik diatas ini.

(13)

Grafik tingkatan jenis kelamin nelayan lema

Nelayan lema di Teluk Mayalibit terdiri dari laki-laki dan perempuan, dimana dari kedua kampung ini, yang lebih banyak mengakses sumberdaya ikan lema adalah nelayan laki-laki 87,7 % dibanding perempuan 12,3 %. Namun di kampung lopintol terlihat bahwa yang menjadi nelayan lema lebih banyak didominasi oleh perempuan di banding kampung warsambin.

Grafik Kampung Asal Nelayan Lema

Grafik ini menjelaskan bahwa nelayan lema yang lebih banyak mengakses sumberdaya ikan lema adalah nelayan dari kampung warsambin di banding lopintol dan kalitoko. Ini terlihat bahwa jumlah nelayan lema di kampung warsambin lebih banyak dari kampung lopintol dan kalitoko.

(14)

• Gambaran kuantitatif untuk komponen K, A, IC dari masing-masing khalayak target beserta grafiknya

Tabel Tingkat pengetahuan nelayan lema

Pertanyaan pengetahuan dalam survey Respon Persentase (%) Menurut Bapak/Ibu kapan masa yang penting dalam

masa pertumbuhan ikan lema ?

Benar 18,1 %

Menurut Bapak/Ibu bagaimana ciri-ciri ikan lema yang siap untuk bertelur ?

Benar 77,8 %

Menurut Bapak/Ibu kapan Ikan Lema memasuki masa untuk siap bertelur? ( Catatan : Jawaban pertanyaan ini tidak disebutkan oleh enumerator tapi diisi sesuai dengan jawaban responden)

Benar 18,1 %

Menurut Bapak/Ibu bagaimana dampak penangkapan ikan lema yang dilakukan secara banyak di saat bulan September - November ? ( Catatan : Jawaban pertanyaan ini tidak disebutkan oleh enumerator tapi diisi sesuai dengan jawaban responden)

Benar 59, 7 %

Menurut Bapak/Ibu, mengapa penting bagi kita untuk mengelola sumberdaya ikan lema ?

Benar 27,8 %

Menurut Bapak/Ibu, kapan musim puncak ikan lema bertelur? ( Catatan : Jawaban pertanyaan ini tidak disebutkan oleh enumerator tapi diisi sesuai dengan jawaban responden)

Benar 8,3 %

Dari tabel ini menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan nelayan tentang ikan lema dan dampak penangkapan ikan lema pada musim puncak pemijahan masih sangat kurang. Ini terlihat dari salah satu grafik tingkat pengetahuan nelayan lema dibawah ini.

(15)

Grafik pengetahuan nelayan lema mengenai kapan musim puncak pemijahan ikan lema

Grafik ini menjelaskan bahwa, pengetahuan nelayan lema di kampung warsambin dan lopintol masih sangat minim tentang ikan lema, dalam hal ini adalah pengetahuan mereka tentang kapan waktu puncak pemijahan ikan lema. ini terlihat sekali bahwa nelayan lema yang tahu kapan puncak pemijahan ikan lema itu hanya 8,3 %. Sangat jelas sekali bahwa tingkat pengetahuan mereka kurang. Karena pengetahuan nelayan lema yang kurang mengenai kapan waktu puncak pemijahan ikan lema, maka mereka terus melakukan penangkapan ikan lema di setiap musim, bahkan pada saat ikan lema bertelur.

Walaupun pengetahuan nelayan lema minim mengenai ikan lema, dalam hal ini kapan waktu puncak pemijahan ikan lema, tetapi sikap mereka terhadap sumberdaya ini postif. Dimana dari hasil surveynya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel Tingkatan Sikap Nelayan Lema

Pertanyaan Sikap dalam survey Respon Persentase (%) Bagaimana sikap Bapak/Ibu, mengenai beberapa

pernyataan yang akan saya bacakan berikut ini : a. Penangkapan ikan lema secara berlebihan

(16)

akan berdampak buruk terhadap perikanan berkelanjutan ?

b. Kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak ikan lema bertelur akan berdampak buruk terhadap keberlanjutan generasi ikan lema

Setuju 65,3 %

c. Mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat ikan lema bertelur ?

Setuju 69,4 %

Menurut Bapak/Ibu, perlu atau tidak perlu masyarakat membuat Peraturan Kampung (PERKAM) tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema

Ya, Perlu

86,1 %

Dari tabel diatas terlihat bahwa sikap nelayan lema setuju mengenai penangkapan ikan lema secara berlebihan pada musim puncak pemijahan akan berdampak buruk terhadap perikanan berkelanjutan, dan juga akan berdampak pada keberlanjutan generasi ikan lema.

Selain itu mereka juga setuju untuk mengurangi penangkapan ikan lema pada musim puncak pemijahan, walaupun pengetahuan mereka masih minim. Tetapi untuk keberlanjutan generasi ikan lema dan ikan lema bertambah banyak di teluk mayalibit maka mereka setuju untuk mengurangi penangkapan. Selain itu juga mereka merasa perlu untuk membuat aturan kampung tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema. Grafik sikap nelayan lema tentang pengurangan penangkapan dapat dilihat diatas.

(17)

Pengetahuan nelayan lema masih minim, tetapi sikap mereka tinggi juga berpengaruh terhadap interpersonal komunikasi antar mereka, dimana komunikasi diantara mereka masih sangat kurang. Ini terlihat dialam tabel dibawah ini.

Tabel tingkatan Interpersonal Comunication nelayan lema

Pertanyaan Komunikasi Interpersonal dalam survey Respon Persentase (%) Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu pernah atau

tidak pernah, ada orang lain yang mendiskusikan dengan Bapak/Ibu tentang manfaat tidak menangkap ikan lema pada bulan September - November ?

Pernah 33,3 %

Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu pernah atau tidak pernah, ada orang lain yang mendiskusikan mengenai ?

a. Aturan yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema

Pernah 36,1 %

b. Pengurangan waktu penangkapan ikan lema pada saat puncak ikan lema bertelur

Pernah 34,7 %

c. Pembentukan tim pengawasan terhadap penangkapan ikan lema pada musim puncak ikan lema bertelur

Pernah 22,2 %

Tabel ini terlihat jelas bahwa nelayan lema selama ini belum berkomunikasi dengan baik diantara mereka. Kemungkinan rendahnya komunikasi anatr nelayan ini tidak terjadi karena kurangnay pemahaman dianatar nelayan lema tentang ikan lema dan pentingnya pengelolaan sumberdaya ikan lema. lebih jelasnya akan dijelaskan salah satu contoh diskusi antar nelayan lema di kampung (Gambar dibawah ini).

(18)

Grafik komunikasi antar sesama nelayan lema di teluk mayalibit.

Grafik ini menjelaskan bahwa nelayan lema di kampung warsambin dan lopintol ini masih kurang berbicara/berdiskusi diantara mereka mengenai waktu pengurangan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan. Terlihat bahwa yang sudah pernah berdiskusi hanya 34,7 % dibanding yang belum pernah melakukan diskusi antar nelayan sebesar 65,3 %. Kurangnya komunikasi ini disebabkan karena pengetahuan mereka yang minim diantara mereka, walaupun persentasi sikap mereka tinggi.

• Gambaran kuantitatif untuk komponen BC dari masing-masing khalayak target beserta grafiknya

Tabel Tingkatan Perubahan Perilaku Nelayan Lema

Pertanyaan Perubahan Perilaku dalam survey Respon Persentase (%) Pada bulan September sampai November yang

baru lalu, berapa kali rata-rata dalam setiap bulannya Bapak/Ibu pergi menangkap ikan lema ?

< or = 4 kali per minggu

37,5 %

Tabel ini memperlihatkan bahwa pada musim puncak pemijahan ikan lema, nelayan lema yang sudah mengurangi kegiatan penangkapan pada musim tersebut persentasinya hanya 37,5 % saja. ini terlihat bahwa masih banyak nelayan lema yang melakukan penangkapan ikan lema pada musim puncak pemijahan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

(19)

Grafik Rata-rata penangkapan Pada Musim Pemijahan Ikan Lema

Grafik diatas menjelaskan bahwa nelayan lema di kampung Teluk Mayalibit, masih melakukan penangkapan ikan lema pada musim puncak pemijahan. Ini terlihat jelas bahwa nelayan yang mencari pada musim puncak lebih banyak di dominasi oleh nelayan yang mencari lebih dari 4 kali per minggunya. Musim ikan lema dalam sebualan, ada 2 minggu musim. Dalam dua minggu ini, nelayan lema masih terus menangkap ikan lema. Mereka masih menangkap ikan lema pada musim puncak pemijahan disebabkan karena pengetahuan nelayan lema yang minim mengenai kapan waktu puncak pemijahan ikan lema, sehingga mereka terus melakukan penangkapan ikan lema. untuk itu pengetahuan ini sangat penting bagi nelayan lema, karena dengan nelayan lema tahu kapan msuim puncak pemijahan, maka mereka akan tahu dan mau berubah dan timbah lagi diskusi-diskusi yang dilakukan diantara para nelayan lema.

2.2.

Status Khalayak Target pada Kontinuum Perubahan Perilaku, untuk Setiap Khalayak Target

Perubahan perilaku yang diharapakan terjadi diakhir kampanye pride di Teluk Mayalibit adalah, nelayan lema sudah mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan/bertelur. Bila perubahan perilaku ini dapat terjadi, maka capaian konservasi yang ingin di capai di teluk mayalibit akan tercapai. Dimana capaian konservasi yang ingin dicapai adalah nilai Catch Per Unit Effort (CPUE) ikan lema di cona pemanfaatna tradisional Kampung Warsambin dan Lopintol dapat tetap stabil. Diharapkan ketika kampanye pride yang dilakukan telah berakhir, maka perubahan perilaku dari nelayan lema yang diharapkan dapat terjadi adalah nelayan sudah mengurangi penangkapan pada musim pemijahan, dan sudah mulai

(20)

memberikan pemahaman kepada nelayan lema yang lain untuk mengikuti perilaku yang baru. Sehingga nelayan lema yang lain juga dapat memahami dan dapat mengurangi kegiatan penagkapan ikan lema pada saat mucim puncak pemijahan.

Saat ini khalayak sasaran di Teluk Mayalibit masih dalam tahap kontemplasi, dimana terlihat bahwa pengetahuan nelayan lema masih sangat kurang sehingga perlu ditingkatkan lagi. Pengetahuan nelayan mengenai ikan lema dan kapan musim puncak pemijahan perlu ditngkatkan lagi, sehingga nelayan lema bisa paham dan mengetahuinya. Yang berikutnya mengapa dikatakan masih dalam tahap kontemplasi karena, komunikasi antar nelayan lema juga masih sangat kurang sehingga perlu di tingkatkan juga, walaupun terlihat di grafik sikap bahwa sikap nelayan lema sudah cukup tinggi. Tetapi ketika dilihat kembali bahwa pengetahuan mereka sangat kurang dan komunikasi antar mereka juga masih sangat rendah, sehingga dikatakan bahwa khalayak sasaran ini masih dalam tahap kontemplasi.

2.3.

Analisis Data Ekologi (500-1.000 kata)

Bagian ini memuat penjelasan singkat mengenai target konservasi yang akan disasar, serta pengurangan ancaman yang diharapkan terjadi. Isi dari bagian ini adalah:

• Hasil konservasi yang akan dicapai?

Hasil konservasi yang ingin dicapai dalam kampanye pride ini adalah pada akhir kampanye 2014, nilai Cacth Per Unit Effort (CPUE) ikan lema di zona pemanfaatan tradisional kampung Warsambin dan Lopintol KKPD Teluk Mayalibit tetap sabil dari data tahun 2013.

Data Conservation Result telah diperoleh dari lapangan, dan data yang digunakan untuk menghasilkan nilai CPUE ini adalah data pada bulan Desember 2012 – Maret 2013 dan nilai CPUE ini diperoleh dari hasil perhitungan jumlah tangkapan nelayan.

• Ancaman yang akan dikurangi?,

Ancaman secara langsung yang akan dikurangi dalam kampanye pride ini adalah, pengurangan kegiatan penangkapan oleh nelayan lema pada saat musim puncak pemijahan ikan lema.

(21)

2.4.

Rencana Penyingkiran Halangan

Halangan kunci untuk implementasi pengurangan kegiatan penangkapan ikan lema pada waktu puncak pemijahan/bertelur di Zona Pemanfaatan Tradisional Kampung Warsambin dan Lopintol Teluk Mayalibit diidentifikasi sebagai berikut :

• Belum ada pengelolaan sumberdaya ikan lema (PERKAM) yang mengatur kegiatan penangkapan ikan lema

• Sudah ada tim patroli tetapi Belum ada SOP yang dibuat secara khusus mengenai patroli dan pengawasan perikanan ikan lema

Oleh karena itu, strategi penyingkiran halangan kami adalah :

• Pembentukan peraturan kampung (PERKAM) yang mengatur tentang waktu penangkapan dan jumlah nelayan yang beroperasi pada waktu puncak pemijahan ikan lema.

• Memaksimalkan tim patroli dan membuat SOP yang secara khusus mengenai patroli dan pengawasan perikanan ikan lema

Waktu dan Proses Pelaksanaan

- Pembentukan PERKAM direncanakan pada pertengahan fase pelaksanaan (Triwulan 1 dan 2), dan mengenai sosialisasi pentingnya pengelolaan (PERKAM) akan dimulai di awal fase pelaksanaan (Triwulan 1) sehingga pada masa akhir kampanye PERKAM ini sudah dibentuk.

- Memaksimalkan tim patroli dan membuat SOP yang secara khusus mengenai patroli dan pengawasan perikanan ikan lema (triwulan 1).

Pentingnya Pelaksanaan BR

PERKAM penting dibuat untuk mengatur kegiatan penangkapan ikan lema oleh nelayan lema di Kampung Warsambin dan Lopintol. Dimana akan diatur, kapan waktu nelayan melakukan penangkapan dan kapan waktu nelayan harus mengurangi waktu penangkapan (Musim Puncak Pemijahan Ikan Lema). Dengan pengaturan waktu penangkapan dan jumlah nelayan yang beroperasi pada saat puncak pemijahan ini, maka nelayan lema akan memberikan waktu bagi ikan lema untuk melakukan pemijahan atau bertelur. Dengan demikian maka akan ada keberlanjutan regenerasi dari ikan lema. Tetapi ketika tidak ada aturan (PERKAM) yang mengatur waktu penangkapan ikan lema, maka nelayan akan melakukan

(22)

penangkapan ikan lema setiap musim bahkan pada saat ikan lema hendak bertelur pun mereka akan menangkapnya tanpa memberi waktu kepada ikan lema untuk memijah/bertelur. Ketika hal ini terjadi maka tidak akan ada lagi keberlanjutan generasi dari ikan lema. Untuk itu penting sekali untuk dibuat suatu aturan yang mengatur penangkapan ikan lema di KKPD Teluk Mayalibit secara khusus di Kampung Warsambin dan Lopintol.

Halangan lain terhadap perubahan perilaku adalah sudah ada tim pengawasan belum ada SOP yang dibuat secara khusus untuk mengawasi kegiatan penangkapan ikan lema. SOP ini memberikan panduan teknis untuk melakukan patroli dan pengawasan perikanan lema. Penting sekali dilakukan patroli dan pengawasan, untuk menegakan aturan atau kesepakatan tentang pengelolaan ikan lema yang disepakati bersama.

Tim Pelaksana BR

Kegiatan pembuatan Perkam ini akan difasilitasi oleh Lembaga CI dan bekerja sama dengan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) DKP Raja Ampat dan yang akan terlibat dalam pembuatan PERKAM ini adalah pemerintah kampung, Narasumber (Kabag Hukum Daerah Raja Ampat), Anggota KPKK (Kelompok Penggiat Konservasi Kampung), Tokoh Adat, Perempuan, Pemuda, mKaum Bapa, Kepala Distrik (Teluk Mayalibit) dan Nelayan Lema (Warsambin, Lopintol dan Kalitoko).

2.5.

Sasaran SMART Final

• Tabel Sasaran SMART Final per komponen Teori Perubahan untuk setiap khalayak target

(23)

Khalayak target : Nelayan Lema Komponen

TOC

Sasaran SMART Pertanyaan Kuesioner yang digunakan untuk mengukur capaian SMART

K

Persentase nelayan lema di Teluk Mayalibit yang mengetahui Biologi Ikan Lema (waktu puncak pemijahan/bertelur) meningkat dari 8,3 % pada tahun 2012 menjadi 38,3 % pada tahun 2014.

Menurut Bapak/Ibu, kapan musim puncak ikan lema bertelur ?

Persentase nelayan lema di Teluk Mayalibit yang mengetahui dampak penangkapan berlebih ikan lema pada saat puncak pemijahan terhadap keberlanjutan regenerasi ikan lema, meningkat dari 59,7 % pada tahun 2012 menjadi 79,7 % pada tahun 2014.

Menurut Bapak/Ibu bagaimana dampak penangkapan ikan lema yang dilakukan secara banyak di saat bulan September - November ? (Catatan : Jawaban pertanyaan ini tidak disebutkan oleh enumerator tapi diisi sesuai dengan jawaban responden )

Persentase nelayan lema di Teluk Mayalibit yang mengetahui pentingnya pengelolaan sumberdaya ikan lema, meningkat dari 27,8 % pada tahun 2012 menjadi 47,8 % pada tahun 2014

Menurut Bapak/Ibu, mengapa penting bagi kita untuk mengelola sumberdaya ikan lema ?

A

Persentase nelayan lema di Teluk Mayalibit yang setuju kalau penangkapan ikan lema pada saat pemijahan akan berdampak buruk terhadap keberlanjutan regenerasi ikan lema, meningkat dari 65,3 % pada tahun 2012 menjadi 75,3 % pada tahun 2014.

Bagaimana sikap Bapak/Ibu mengenai beberapa pernyataan yang akan saya bacakan berikut ini :

b. Kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak ikan lema bertelur akan berdampak buruk terhadap keberlanjutan generasi ikan lema ?

Persentase nelayan lema di Teluk Mayalibit yang setuju kalau penangkapan ikan lema secara berlebihan akan

Bagaimana sikap Bapak/Ibu mengenai beberapa pernyataan yang akan saya bacakan berikut ini :

(24)

berdampak buruk terhadap perikanan berkelanjutan meningkat dari 63,9 % pada tahun 2012 menjadi 73,9 % pada tahun 2014.

a. Penangkapan ikan lema secara berlebihan akan berdampak buruk terhadap perikanan berkelanjutan ?

Pada tahun 2014, nelayan lema yang setuju adanya PERKAM tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema di Teluk Mayalibit meningkat dari 86,1 % berdasarkan data tahun 2012 menjadi 91,1 %.

Menurut Bapak/Ibu, perlu atau tidak perlu masyarakat membuat Peraturan Kampung (PERKAM) tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema ?

Pada tahun 2014, nelayan lema di Teluk Mayalibit yang setuju untuk mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan meningkat dari 69,4 % berdasarkan data tahun 2012 menjadi 79,4 %.

Bagaimana sikap Bapak/Ibu mengenai beberapa pernyataan yang akan saya bacakan berikut ini :

(d) Mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat ikan lema bertelur ?

IC

Pada tahun 2014, nelayan lema yang sudah mendiskusikan manfaat tidak menangkap ikan lema pada saat pemijahan, di Teluk Mayalibit meningkat dari 53,3 % data tahun 2012 menjadi Y %.

Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu pernah atau tidak pernah, ada orang lain yang mendiskusikan dengan Bapak/Ibu tentang manfaat tidak menangkap ikan lema pada bulan September - November ?

Pada tahun 2014, nelayan lema yang sudah mendiskusikan aturan yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya ikan Lema di Teluk Mayalibit meningkat dari 56,1 % beradasarkan data tahun 2012 menjadi Y %.

Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu pernah atau tidak pernah, ada orang lain yang mendiskusikan mengenai ? (c) Aturan yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema ?

Pada tahun 2014, nelayan lema yang sudah mendiskusikan tentang pengurangan waktu penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan meningkat dari 54,7 % berdasakan data tahun 2012 menjadi Y %.

Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu pernah atau tidak pernah, ada orang lain yang mendiskusikan mengenai ? (d) Pengurangan waktu penangkapan ikan lema pada saat puncak ikan lema bertelur ?

(25)

Pada tahun 2014, nelayan lema yang sudah mendiskusikan tentang pembentukan tim pengawasan terhadap penangkapan ikan lema pada musim puncak pemijahan di Teluk Mayalibit, meningkat dari 42,2 % berdasarkan data tahun 2012 menjadi Y %.

Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu pernah atau tidak pernah, ada orang lain yang mendiskusikan mengenai ? (e) Pembentukan tim pengawasan terhadap penangkapan ikan lema pada musim puncak ikan lema bertelur ?

BR

Pada tahun 2014, telah terbentuk PERKAM yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema.

Pada tahun 2014, telah terbentuk SOP patroli perikanan ikan lema dan kegiatan patroli dan pengawasan perikanan ikan lema sudah dijalankan.

BC

Pada tahun 2014, nelayan lema di Teluk Mayalibit yang melakukan kegiatan penangkapan pada saat puncak pemijahan menurun dari 62,5 % berdasarkan data tahun 2012 menjadi 52,5 %.

Pada bulan September sampai November yang baru lalu, berapa kali rata-rata dalam setiap bulannya Bapak/Ibu pergi menangkap ikan lema ?

TR

Nelayan lema di Teluk Mayalibit yang melakukan kegiatan penangkapan ikan lema pada saat musim puncak pemijahan ikan lema berkurang sebanyak 20 % berdasarkan data tahun 2012 X nelayan menjadi Y nelayan pada Tahun 2013.

CR

Pada tahun 2014, nilai Catch Unit Per Effort (CPUE) ikan lema (Rastrelliger spp) di Zona Pemanfaatan Tradisional Kampung Warsambin dan Lopintol di KKPD Teluk Mayalibit tetap stabil X berdasarkan nilai CPUE data tahun 2013.

(26)

2.6.

Teori Perubahan Final

• Narasi singkat Teori Perubahan

Di akhir kampanye Tahun 2014, nilai CPUE (Catch Per Unit Effort) ikan lema (Rastrelliger spp) di Zona Pemanfaatan Tradisional Kampung Warsambin dan Lopintol di KKPD Telma tetap stabil berdasarkan data Tahun 2011. Ini dapat terjadi bila ancaman seperti kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan dikurangi. Pengurangan ancaman, terjadi bila kita dapat mengubah perilaku nelayan lema agar mengurangi penangkapan pada waktu puncak pemijahan. Untuk mengubah perilaku tersebut, perlu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang biologi ikan lema (Reproduksi, siklus hidup, waktu pemijahan ikan), dampak penangkapan berlebih. Dengan pengetahuan ini, didukung dengan sikap masyarakat yang setuju mengurangi penangkapan pada saat puncak pemijahan, taat pada aturan yang disepakati dan melakukan komunikasi dengan mereka tentang dampak penangkapan pada saat pemijahan bagi keberlanjutan generasi ikan lema dan pentingnya PERKAM. Kita juga perlu melakukan strategi penyingkiran halangan yang akan menghalangi proses perubahan perilaku ini dengan membuat Perkam sumberdaya ikan lema membuat SOP dan memaksimalkan tim patroli.

• Tabel Teori Perubahan Final

Tabel Teori Perubahan Kampanye Pride KKPD Teluk Mayalibit Final Komponen

Teori Perubahan

Uraian

Pengetahuan - Meningkatkan Pengetahuan nelayan lema Kampung Warsambin, Lopintol dan Kalitoko KKPD Teluk Mayalibit mengenai biologi ikan lema Rastrilliger spp (Baik Biologi Reproduksi, siklus hidup dan waktu matang gonad, waktu pemijahan/bertelur)

- Memberikan Pengetahuan kepada nelayan lema mengenai dampak penangkapan berlebih pada saat pemijahan terhadap keberlangsungan generasi ikan lema

- Memberikan pengetahuan mengenai pentignya pengelolaan sumberdaya ikan lema

(27)

Sikap - Nelayan lema setuju kalau penangkapan berlebihan ikan lema pada saat permijahan akan berdampak buruk terhadap keberlangsungan generasi ikan lema

- Nelayan lema setuju untuk mengelola sumberdaya ikan lema

- Nelayan lema setuju untuk mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan

Komunikasi Interpersonal

- Nelayan lema mendiskusikan aturan yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema

- Masyarakat dan Nelayan mendiskusikan Dampak yang ditimbulkan oleh penangkapan berlebih ikan lema pada saat puncak pemijahan

- Nelayan lema mendiskusikan tentang pembentukan tim pengawsan terhadap penangkapan ikan lema

- Nelayan lema mendiskusikan tentang pengurangan waktu penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan. Penyingkiran

Halangan

- Membuat Peraturan Kampung (Perkam) mengenai ikan lema yang mengatur tentang waktu penangkapan dan jumlha nelayan yang beroperasi pada saat puncak pemijahan.

Sanksi bagi yang melanggar Perkam

- Memaksimalkan tim patroli dan membuat SOP yang secara khusus mengenai patroli dan pengawasan perikanan ikan lema

Perubahan Perilaku

- Nelayan lema di Kampung Warsambin dan Lopintol sudah mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema (Rastrilliger spp) pada saat puncak pemijahan.

Pengurangan Ancaman

Pada akhir kampanye Tahun 2014 kegiatan penangkapan ikan lema (Rastrelliger spp di zona pemanfaatan tradisional Kampung Warsambin dan Lopintol pada saat puncak masa pemijahan ikan lema (September – November) berkurang sebanyak 20 % dari data Tahun 2012 X nelayan menjadi Y nelayan pada Tahun 2014.

Target Konservasi

Pada akhir kampanye Tahun 2014, nilai Catch Per Unit Effort (CPUE) ikan lema (Rastrelliger spp) di Zona Pemanfaatan

(28)

Tradisional Kampung Warsambin dan Lopintol di KKPD Teluk Mayalibit tetap stabil berdasarkan nilai CPUE data tahun 2012.

(29)

Bagian 3. Lampiran

Lampiran A: Tabel Rangkuman – Analisis Data Kualitatif

Ringkasan Wawancara Mendalam Khalayak Target di KKPD yang Diselenggarakan

Tanggal wawancara

Nama dan

perkiraan usia

responden

Responden berasal dari segmen khalayak

yang mana?

Siapa yang

melaksanakan

wawancara?

Bagaimana data

direkam? (misalnya

dokumenter, foto-foto;

dst.)

10 September 2012

(Kalitoko)

Narber, 30an

Nelayan setempat, nelayan Non Lema

Bertha M

Catatan dengan

didukung oleh audio dan

Foto

10 September 2012

(Kalitoko)

N.Dailom, 30an

Nelayan setempat, nelayan Non Lema

Bertha M

Catatan dengan

didukung oleh audio dan

Foto

10 September 2012

(Kalitoko)

50an

Nelayan setempat, nelayan Non Lema

Bertha M

Catatan dengan

didukung oleh audio dan

Foto

10 September 2012

(Kalitoko)

Nock, 50an

Nelayan setempat, nelayan Non Lema

Bertha M

Catatan dengan

didukung oleh audio dan

Foto

10 September 2012

(Waifoi)

Yakomina M, 40an Nelayan setempat, nelayan Non Lema

Bertha M

Catatan dengan

didukung oleh audio dan

Foto

10 September 2012

(Waifoi)

Manasye G, 50an

Nelayan Setempat, Nelayan Non Lema

Bertha M

Catatan dengan

didukung oleh audio dan

Foto

11 September 2012

(30)

Foto

11 September 2012

(Lopintol)

Basri, 30an

Neleyan Setempat, Nelayan Ikan Lema

Bertha M

Catatan dengan

didukung oleh audio dan

Foto

11 September 2012

(Lopintol)

Abu B, 30 Tahun

Neleyan Setempat, Nelayan Ikan Lema

Bertha M

Catatan dengan

didukung oleh audio dan

Foto

11 September 2012

(Lopintol)

Hakim, 30an

Nelayan Setempat, Nelayan Ikan Lema

Bertha M

Catatan dengan

didukung oleh audio dan

Foto

11 September 2012

(Warsambin)

Dortheus D, 27

Tahun

Nelayan Setempat, Nelayan Ikan Lema

Bertha M

Catatan dengan

didukung oleh audio dan

Foto

11 September 2012

(Warsambin)

Eli W, 32 Tahun

Nelayan Setempat, Nelayan Ikan Lema

Bertha M

Catatan dengan

didukung oleh audio dan

Foto

11 September 2012

(Warsambin)

Efraim W, 40an

Nelayan Setempat, Nelayan Ikan Lema

Bertha M

Catatan dengan

didukung oleh audio dan

Foto

11 September 2012

(Warsambin)

Sepi R, 27 Tahun

Nelayan Setempat, Nelayan Ikan Lema

Bertha M

Catatan dengan

didukung oleh audio dan

Foto

12 September 2012

(Yensner)

B. Inggabo, 52

Tahun

Nelayan Setempat, Nelayan Non Lema

Bertha M

Catatan dengan

didukung oleh audio dan

Foto

12 September 2012

(Yensner)

A.Sangaji, 34

Tahun

Nelayan Setempat, Nelayan Non Lema

Bertha M

Catatan dengan

didukung oleh audio dan

Foto

12 September 2012

(31)

Foto

Formulir Data Gabungan Hasil Wawancara Mendalam Khalayak Target KKPD Teluk Mayalibit

Pertanyaan

penelitian

kualitatif

Jawaban atas pertanyaan seperti yang ditemukan dalam wawancara mendalam dan/ atau

kelompok terarah

Sikap tubuh, nada bicara

& catatan khusus

Respon yang serupa

Respon unik/berbeda

Mengapa mereka

melakukan

perilaku mereka

sekarang ini?

Hampir semua responden yang ada di

kampung warsambin dan lopintol

menjawab Karena menangkap/melobe

ikan lema merupakan mata pencaharian

mereka dan itulah kehidupan mereka,

dan mereka melobe ikan lema untuk

memenuhi kebutuhan hidup mereka

sehari-hari dalam keluarga. Tidak ada

pekerjaan/usaha lain lagi yang mereka

kerjakan selain dari menangkap/melobe

ikan lema.

Mereka masih melakukan kegiatan ini

juga dikarenakan pengetahuan mereka

yang sangat kurang sekali tentang ikan

lema baik reproduksinya, waktu matang

gonad/siap untuk bertelur dan siklus

hidup ikan lema. Ini terlihat dari semua

responden yang menjawab bahwa

mereka melakukan kegiatan

penangkapan setiap bulan gelap untuk

setiap bulan karena mereka tidak tahu

Salah seorang responden (Kampung Lopintol)

manjawab bahwa anak-anaknya semuanya sekolah

dan dialah yang membiayai anak-anaknya untuk

sekolah dan membiayai kehidupan dan kebutuhan

dalam keluarganya, dikarenakan suaminya telah

tiada jadi ibu ini merupakan tulang punggung

dalam keluarganya. Sedikit berbeda dengan

nelayan lain yang didalam keluarganya ada

beberapa yang juga mata pencahariannya sebagai

nelayan lema. sehingga mereka bisa sama-sama

saling membantu untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya. Jadi jika ibu ini tidak pergi menangkap

ikan lema, maka siapa yang akan memberi nafkah

kepada mereka dan membiayayi sekolah

anak-anaknya (jawaban yang dikatakan oleh responden).

Karena nelayan lema merupakan pekerjaan dan

kehidupannya dan tidak ada pekerjaan lain lagi.

Sehingga dia harus tetap melaut untuk menangkap

ikan lema. (tidak ada pekerjaan lain karena

memang itulah kehidupannya dan sumber

penghasilannya, dan kemungkinan tidak ada

Hampir semua responden

yang diwawancarai

nampak nyaman dan

santai dalam menjawab

pertanyaan, namun ada

beberapa yang malu dan

takut serta diam pada saat

ditanyai. Suaranya pun

enak untuk didengar, dan

tidak kasar.

(32)

tentang reproduksi, waktu matang

gonad, kapan ikan lema mau bertelur

serta siklus hidupnya ikan lema. Karena

ketidak tahuan mereka ini tentang

biologi reproduksi ikan lema, kapan ikan

lema bertelur maka mereka tetap

melakukan penangkapan disetiap bulan

gelap pada saat musim ikan naik dan

bahkan pada saat ikan lema mau

bertelur. (yang berbeda itu ada disebelah

kolom jawaban unik/berbeda)

keahlian lain yang dimiliki oleh beliau)

Ada juga responden (Kampung Lopintol) yang

menjawab kalau dulu itu waktu musim ikan lema

naik, dan ikan lema sangat banyak bahkan mereka

bisa menangkap 10.000 ekor per malam, bahkan

bisa sampai 15000 ekor per malam, itu sekitar

tahun 2000, jadi 12 tahun yang lalu, dan pada saat

itu belum ada pembeli/penada yang datang ke

kampung untuk membeli ikan lema, sehingga biasa

mereka menangkap untuk makan, tetapi sekarang

ikan sudah sangat berkurang dan sudah ada

pembeli dan penada yang siap untuk membeli ikan

lema ini, maka mereka semua rame-rame

menangkap ikan lema pada musim gelap. Dan saat

ini sudah banyak nelayan ikan lema bahkan hampir

semua orang yang ada di kampung mereka

pekerjaannya adalah sebagai nelayan ikan lema,

bahkan ada juga ibu-ibu dan anak-anak yang mata

pencahariannya sebagai nelayan ikan lema. ibu-ibu

dan anak-anak juga ikut mencari karena dikampung

sudah ada pembeli dan penampung ikan lema yang

siap menampung ikan hasil tangkapan mereka dan

mereka juga mencari karena hasil yang diperoleh

dari menangkap ikan lema juga cukup banyak per

malamnya. Berbeda dengan waktu dulu yang tidak

ada penada ikan dan pembeli ikan sehingga orang

hana cari untuk makan saja, bahkan hanya

bapa-bapa yang mencari. Tetapi sekarang sudah ada

pembeli ikan yang siap untuk membeli ikan

mereka, maka dengan demikian akan memaksa

(33)

ibu-ibu dan anak-anak juga turun untuk mencari

ikan lema.

Ada juga responden (Kampung Lopintol) yang

menjawab karena ini mata pencaharian, malam

minggu pun keluar mencari, dan untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari pencaharian itu sudah, ya

karena setiap hari saya juga merokok dan juga

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari jadi harus

pergi mencari saja.

Apakah ada lebih

dari satu

khalayak yang

perlu mengubah

perilaku mereka?

Hampir semua responden menjawab

bahwa hampir semua masyarakat

didalam 2 kampung (Lopintol dan

Warsambin) mereka bermata

pencaharian sebagai nelayan ikan lema

dan ada juga sebagai nelayan pancing

(non lema) , dan tidak ada usaha lain

bahkan ibu-ibu pun yang ada di kampung

juga bermata pencaharian sebagai

nelayan ikan lema (Kampung Lopintol)

dan nelayan non lema seperti di

kampung waifoi, tetapi nelayan-nelayan

ini biasa memancing ikan lema didepan

kampungnya. Jika dibandingkan dengan

nelayan non lema, maka nelayan yang

hanya khusus menangkap ikan lema

pada malam hari itu jumlahnya lebih

sedikit dibanding nelayan non lema.

Hampir semua responden di 2 kampung

ini menjawab bahwa nelayan lema di

kampung mereka masing-masing itu

Ada beberapa nelayan yang mengatakan bahwa

selain mereka menjadi nelayan ikan lema, mereka

juga memancing ikan lain pada siang hari untuk

memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Ada juga responden (Lopintol dan Warsambin)

yang menjawab kalau pada bulan gelap di musim

ikan lema naik, ada nelayan yang datang dari

Kampung Kalitoko, Arway dan Yensner ke Kampung

Warsambin untuk datang menangkap ikan lema

pada saat musim ikan lema naik. nelayan-nelayan

ini datang pada saat musim ikan lema saja, kalau

tidak musim lema mereka tidak datang. Seperti

yang di katakan oleh seorang responden (Lopintol)

bahwa saudaranya yang berasal dari kampung

Arway sering datang ke kampung lopintol dan

tinggal di lopintol untuk menangkap ikan lema, jika

sudah selesai musim ikan lema, maka dia akan

balik ke kampungnya di Arway. Sama halnya yang

dikatakan oleh seorang responden di kampung

warsambin bahwa pada musim ikan lema,

menantunya yang tinggal di kampung kalitoko

Hampir semua responden

yang diwawancarai

nampak nyaman dan

santai dalam menjawab

pertanyaan ini.

Suaranya pun enak untuk

didengar, namun ada

seorang nelayan yang

suaranya keras.

(34)

mencapai sekitar 50 orang. Jadi jika

digabungkan nelayan lema di 2 kampung

ini (Warsambin dan Lopintol) maka

jumlahnya mencapai 100 orang lebih.

Dan semua nelayan ikan lema yang

menangkap ikan lema adalah nelayan

yang berasal dari 2 kampung ini

(Lopintol, da Warsambin). jika

dibandingkan antara nelayan lema dan

non lema, nelayan non lema

Semua masyarakat yang bermata

pencaharian sebagai nelayan ikan lema

didalam kampung terdiri dari

bapa-bapa, ibu-ibu bahkan anak-anak

merekapun bermata pencaharian

sebagai nelayan lema.

setiap kali musim ikan lema beliau akan datang

untuk menangkap ikan lema di kampung

warsambin. dan beliau juga mengatakan bahwa

ada juga nelayan dari kampung yensner yang

datang ke warsambin untuk menangkap ikan lema,

tetapi hanya sesekali saja beliau datang. Nelayan

yang datang dari kampung Arway hanya 1 nelayan

saja sesuai dengan ceritanya responden dari

kampung (Lopintol) dan nelayan yang datang

kalitoko ada 2 nelayan dan dari kampung Yensner

ada 1 nelayan. Nelayan-nelayan yang datang dari

kampung Arway, Kalitoko dan Yensner itu mereka

datang menangkap ikan lema tidak menggunakan

surat ijin. Karena yang ada di kampung lopintol dan

warsambin adalah saudara mereka. Seperti

nelayan yang dari kampung Arway itu beliau punya

saudara di kampung Lopintol jadi pada saat musim

lema nelayan ini datang untuk menangkap ikan

lema, itu tidak dipermasalahkan oleh masyarakat

lopintol karena mereka adalah saudara. Begitu juga

nelayan yang berasal dari kampung kalitoko dan

yensner yang datang ke kampung warsambin.

mereka semua bersaudara masyarakat di kampung

warsambin tidak mempermasalahkan mereka,

sehingga mereka boleh datang untuk menangkap

ikan lema pada musim lema. Jadi karena ada

hubungan kekerabatan antara kampung

warsambin, lopintol, Arway, kalitoko dan yensner

maka mereka tidak mempermasalahkan kalau ada

saudara mereka dari kampung lain yang datang ke

(35)

kampung mereka untuk menangkap lema.

Apakah ada

khalayak yang

pengaruhnya

besar terhadap

khalayak utama

Anda?

Hampir semua responden menjawab

tidak ada orang lain yang mempengaruhi

mereka dalam melakukan kegiatan

penangkapan ikan lema, mereka pergi

melobe atau menangkap ikan lema itu

karena kemauan mereka sendiri dan

tidak ada yang mempengaruhi mereka

atau memberikan keputusan bagi

mereka. Mereka mengatakan bahwa

inilah pekerjaan mereka, jika mereka

tidak pergi melobe ikan lema maka siapa

yang akan memberikan makan kepada

kita. Dan siapa yang akan memenuhi

kebutuhan keluarga mereka.

Nelayan dikampung warsambin

mengatakan bahwa ada himbauan dari

majelis jemaat dalam hal ini pihak gereja

yang sering menghimbau kepada

jemaatnya dalam ibadah pada setiap hari

minggu, dimana pihak gereja

menghimbau agar pada malam minggu

tepatnya hari sabtu, nelayan tidak boleh

keluar mencari (menangkap ikan lema),

ini ditetapkan karena pada besoknya

adalah hari minggu, dimana hari sabtu

dikhususkan untuk persiapan untuk

Ada salah seorang responden (Mama Fatimah) dari

kampung Lopintol yang menjawab bahwa ada yang

punya pengaruh terhadap dia dalam melakukan

kegiatan penangkapan ikan lema atau tidak

menangkap, yaitu anaknya. Dimana ketika bulan

gelap tiba dan musim ikan lema naik, anaknya

selalu melihat jika mamanya tidak menangkap ikan

lema dan pada waktu yang sama, nelayan-nelayan

lain dikampungnya sudah pergi

melobe/menangkap ikan lema kemudian pulang

dengan membawa hasil ikan lema, dan pada saat

malam yang sama mamanya tidak pergi

melobe/menangkap ikan lema maka anaknya

langsung mengatakan kepada mamanya agar besok

mama harus segera pergi kelaut untuk menangkap

ikan lema, karena nelayan yang lain sudah kelaut

dan pulang membawa hasil ikan lema.

Sehingga keesokan harinya ibu ini pergi kelaut

untuk melobe/menangkap ikan lema.

Hampir semua responden

yang diwawancarai

nampak nyaman dan

santai dalam menjawab

pertanyaan ini. Suaranya

halus dan tidak kasar.

(36)

memuji Tuhan. Sehingga aturan dari

gereja ini masih ditaati oleh nelayan

warsambin. tetapi ada juga nelayan yang

sering nakal untuk menangkap ikan lema

pada malam minggu.

Di Kampung Lopintol, mungkin belum

ada aturan dari pihak agama dalam hal

ini (Mesjid atau Haji) yang mengeluarkan

semacam himbauan kepada masyarakat

lopintol untuk tidak mencari pada

hari-hari tertentu seperti malam jumat atau

hari sabtu seperti di kampung

warsambin, sehingga pada hari

sabtu/malam minggu dan hari minggu

pun nelayan dikampung lopintol mereka

tetap mencari ikan lema sampai dengan

saat ini nelayan lema di kampung

lopintol masih menangkap pada malam

sabtu dan hari minggu.

Apa yang oleh

khalayak Anda

dianggap sebagai

halangan untuk

melakukan

perilaku yang

baru?

Hampir semua responden menjawab

bahwa Ini adalah mata pencaharian

mereka dan tidak ada mata pencaharian

lain. Sehingga mau tidak mau mereka

harus pergi melobe untuk menangkap

ikan lema.

Karena kalau tidak menangkap ikan lema

maka kita dapat uang dari mana untuk

membayar biaya sekolah anak dan untuk

kebutuhan makan. Mata pencaharian ini

untuk menghidupi dan memenuhi

Ada responden yang menjawab bahwa menangkap

ikan lema sudah merupakan suatu

tradisi/kebiasaan untuk dia.

Sehingga setiap bulan gelap pasti dia melobe. Dan

responden ini mengatakan bahwa dia tidak bisa

istirahat untuk waktu yang lama (3-7 hari).

Biasanya kalau dia cape maka dia hanya istirahat

dan tidak melobe hanya 1 hari, tidak bisa lebih.

Selain itu juga dia terpengaruh dari teman-teman

nelayan yang lain, dimana ketika dia tidak melobe

dan pada saat yang sama, dia melihat nelayan yang

Hampir semua responden

yang diwawancarai

nampak nyaman dan

santai dalam menjawab

pertanyaan, namun ada

beberapa yang malu serta

diam pada saat ditanyai.

(37)

kebutuhan keluarga mereka.

Mereka juga mengatakan bahwa mereka

tidak bisa istirahat karena dari sinilah

mereka makan, sehingga setiap bulan

gelap mereka akan melobe dan

menangkap ikan lema.

Kemungkinan perilaku ini masih

dilakukan oleh mereka karena kurangnya

kapasitas mereka dibidang lain selain

menjadi nelayan lema. Memang ada

beberapa nelayan yang mencari pada

malam hari tetapi pada siang hari pun

mereka mencari/mancing biasa. Seperti

di kampung lopintol, dimana pada

malam hari ada beberapa nelayan

ibu-ibu yang pergi mencari ikan lema tetapi

pada siang hari mereka juga pergi

mancing biasa. Kemungkinana

nelayan-nelayan lain yang tidak mencari ikan lain

pada siang hari itu disebabkan karena

adanya faktor malas dari si nelayan.

Karena pada saat kami tim patroli telma

patroli nelayan di sekitar kampung

lopintol, lebih banyak kami temui adalah

ibu-ibu yang sedang mancing

dibandingkan bapa-bapa.

lain pergi melobe, maka dia langsung bergegas

pergi melobe.

Ada seorang responden yang lainnya menjawab

bahwa dia tidak tahu.

Ada beberapa responden juga yang menjawab

bahwa mereka mau saja untuk beristirahat dalam

beberapa hari untuk tidak melobe/melakukan

penangkapn ikan lema, tetapi apakah

teman-teman nelayan yang lain mereka mau atau tidak

untuk istriahat dan tidak menangkap ikan lema?

Apa yang oleh

khalayak Anda

dianggap sebagai

manfaat dalam

Hampir semua responden menjawab

kalau kita tidak melakukan kegiatan

penangkapan pada saat ikan lema mau

bertelur maka kita sudah memberikan

Salah seorang responden menjawab dia tidak tahu

apakah ada manfaat yang di peroleh atau tidak dari

pengurangan kegiatan penangkapan ikan lema

pada saat ikan mau bertelur.

Hampir semua responden

yang diwawancarai

nampak nyaman dan

santai dalam menjawab

(38)

melakukan

perilaku yang

baru?

waktu kepada ikan lema untuk bertelur,

dan telur-telur ini akan menetas dan

berkembang maka ikan lema di Teluk ini

akan dapat bertambah banyak. Dan hasil

yang akan diperoleh juga banyak.

Sehingga kita perlu untuk memberikan

waktu bagi ikan-ikan lema ini untuk

bertelur.

Ada beberapa responden (3 Orang) dari kampung

Lopintol yang menjawab bahwa selain manfaat

yang di peroleh ada juga kerugian yang di dapat

yaitu penghasilan mereka berkurang karena tidak

melobe. Jika tidak melobe maka tidak ada hasil

yang akan dijual sehingga penghasilan merekapun

berkurang dan bahkan tidak ada. Dan ada salah

seorang responden lopintol yang menjawab kalau

umpama seperti tiap malam kita keluar terus tidak

dapat, mungkin ikan kurang kh jadi kitong istirahat

saja, pas sementara ikan naik baru kita tidak keluar

itu rasa kesal (Jawaban responden tersebut) dan

ada juga seorang responden dari kampung lopintol

yang mengatakan kalau dia tidak menangkap ikan

lema, dia tidak merasa rugi karena (selain cari ikan

kita kan bisa cari teripang juga. Mancing-mancing

ikan-ikan batu : ini adalah jawaban dari responden

tersebut)

pertanyaan, namun ada

beberapa yang malu dan

serta diam pada saat

ditanyai.

Sumber mana

yang mereka cari

kalau berkaitan

dengan perilaku

ini? (cara

menangkap ikan,

waktu

penangkapan,

dst) ?

Hampir semua responden menjawab,

bahwa mereka biasanya menanyakan hal

tersebut ke saudara mereka, nelayan

yang lain, orang tua, ke penada ikan

lema di pasar dan penada ikan lema

dikampung mereka.

Informasi tentang cara menangkap itu

mereka peroleh dari saudara mereka dan

orang tua mereka. Sedangkan informasi

tentang harga ikan mereka peroleh dari

nelayan lain dan penada-penada ikan

lema di kampung mereka bahkan mereka

Ada seorang responden yang manjwab bahwa dia

mengetahui cara mengakap ikan lema karena ikut

saudaranya melobe/menangkap ikan lema. dan

setelah dia ikut saudaranya melobe beberapa kali,

dia sudah mempelajari caranya dan sekarang dia

mulai melobe/menangkap ikan lema sendiri.

Hampir semua responden

yang diwawancarai

nampak nyaman dan

santai dalam menjawab

pertanyaan, namun ada

beberapa yang diam pada

saat ditanyai.

(39)

juga biasanya menanyakan langsung

informasi harga penjualan ikan lema ke

pasar dan penadanya yang ada dipasar.

Penada-penada ikan lema yang ada di

kampung warsambin itu berjumlah 3

orang (sesuai dengan hasil wawancara

dengan salah seorang responden di

kampung warsambin). penada – penada

ini kata nelayan, mereka berasal dari

waisai. Dimana penada – penada ini akan

datang dari waisai pada musim ikan

lema. jadi setiap bulan gelap musim ikan

lema, penada-penada ini akan datang ke

masing-masing nelayan yang sudah kerja

sama dengannya untuk mencari dan

menyetor ikan lema hasil tangkapnya ke

penada tersebut. Masing-masing penada

mempunyia beberapa nelayan yang

sudah siap bekerjasama dengannya.

Terkadang nelayan mengambil minyak

tanah dari penada tersebut, untuk

melobe ikan lema. nelayan ikan lema

akan menjual ikan lema kepada penada

yang datang ke warsambin dengan harga

Rp. 1000,- per ekor. Sedangkan untuk

kampung lopintol, penada ikan lema itu

berasal dari kampung lopintol itu sendiri.

Dimana ada nelayan lopintol yang selain

menangkap ikan lema, dia juga sebagai

penada ikan lema (Membeli ikan lema

(40)

hasil tangkapan teman-teman nelayan

lainnya). jumlah penada yang ada di

kampung lopintol itu berjumlah 5 orang,

dan masing-masing penada mempunya

nelayannya masing-masing yang sudah

sama-sama sepakat untuk menyetor ikan

hasil tangkapannya kepada si penada.

Pada saat ikan lema ditangkap oleh

nelayan, hasil tangkannya akan

diserahkan kepada penadanya dan

penada dikampung akan menjualnya

kepada penada di waisai. Harga jual yang

di tentukan oleh penada di kampung

lopintol adalah Rp. 800 ,- per ekor. Dan si

penada akan menjualnya ke penada di

waisai dengan harga Rp. 1000,- per ekor.

Jika ikan lema naik banyak/banjir ikan

lema, maka harga jualnya akan turun

sampai Rp. 700,- per ekor.

Siapa yang

mereka percaya

sebagai sumber?

(Pemerintah,

LSM, Sektor

Swasta,

Orang-orang seperti

mereka sendiri)

Hampir semua responden manjawab

bahwa orang yang mereka percaya

sebagai sumber informasi didalam

kampung mereka adalah Kepala

Kampung (Pemerintah Kampung),

Sekretaris Kampung (Pemerintah

Kampung), LSM CI (Pa Bram dan

beberapa staf CI), nelayan lain yang ada

dikampung (pa jufri, pa basri, pa kasian,

ini adalah nelayan-nelayan yang

dipercayai oleh nelayan lain di kampung

Salah seorang responden (Kampung Lopintol)

menjawab kalau dia memperoleh informasi dari

LSM CI (Pa Salmon) seperti informasi tetang laut

dan kegiatan-kegiatan lain yang akan di lakukan di

kampung, informasi larangan tentang penggunaan

bom, potasiun dan alat-alat yang rusak. Informasi

ini diberikan lewat sosialisasi, baliho, poster dan

film-film konservasi dan lingkungan hidup dan juga

lewat pertemuan-pertemuan.kegiatan-kegiatan

yang dilakukan di POS telma dan di

kampung-kampung.

Hampir semua responden

yang diwawancarai

nampak nyaman dan

santai dalam menjawab

pertanyaan, namun ada

beberapa yang malu serta

diam pada saat ditanyai.

Gambar

Gambar Konsep Model Kampanye Pride KKPD Teluk Mayalibit
Gambar Bagan Rantai Hasil Untuk Nelayan Lema KKPD Teluk Mayalibit
Tabel  Rangkuman  Desain Sampling untuk Setiap Khalayak Sasaran Kita  (KS/TA = Target Audience)
Tabel Tabel Pelaksanaan Survei di Lapangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melalui memoar seorang anggota dari Jamaah Tabligh ( karkun ), penelitian menemukan bahwa tabligh telah menjadi kegiatan keagamaan migran, tidak hanya untuk para migran Malaysia

Pemuda dan anak yang telah dilatih melalui berbagai pelatihan di Gubuk Baca Lentera Negeri dapat bekerja sama dengan Mbah Jo melestarikan nilai- nilai luhur bangsa

Teknik ini dilakukan menggunakan kedua tangan, yaitu dengan memantulkan bola basket ke lantai dari tangan kanan ke tangan kiri atau bisa juga sebaliknya, Biasanya

Mempunyai hak akses ke administrator yang dapat menambahkan data guru, siswa, mata pelajaran, jadwal, latihan soal dan laporan nilai siswa..

Pernyataan rasa syukur kepada sang khalik atas hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Perbandingan Metode

Sinyal masukan analog diwakili oleh hasil pembacaan sensor suhu LM35 (berupa nilai tegangan) sedangkan sinyal keluaran digital diwakili oleh hasil pemrosesan ADC dari

Untuk menguji dan menganalisis secara simultan pengaruh celebrity endorser dan word of mouth terhadap minat untuk perpindahan merek (brand switching) pada konsumen