• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL YAKUZA MOON, STUDI PRAGMATIK DAN SEMIOTIK. pendek dalam bentuk prosa (Abrams, dikutip Nurgiyantoro. 1995:9).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL YAKUZA MOON, STUDI PRAGMATIK DAN SEMIOTIK. pendek dalam bentuk prosa (Abrams, dikutip Nurgiyantoro. 1995:9)."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “YAKUZA MOON”, STUDI PRAGMATIK DAN SEMIOTIK

2.1 Definisi Novel

Novel berasal dari bahasa Itali, yaitu Novella. Secara harfiah, novella berarti sebuah “barang baru yang kecil” dan kemudian diartikan sebagai “cerita pendek dalam bentuk prosa” (Abrams, dikutip Nurgiyantoro. 1995:9). Novel umumnya terdiri dari sejumlah bab yang masing-masing berisi cerita yang berbeda. Hubungan antarbab kadang kadang merupakan hubungan sebab akibat, bab yang satu merupakan kelanjutan dari bab-bab yang lain.

Menurut Kosasih (2011:223) novel adalah karya sastra yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Kisah novel berawal dari kemunculan suatu persoalan yang di alami tokoh hingga tahap penyelesaiannya. Novel memberi gambaran tentang tokoh-tokoh, tentang peristiwa, dan tentang latarnya secara fisik, seolah-olah dapat dilihat, dapat diraba, serta dapat didengar. Di samping itu, novel juga menghadirkan pengetahuan tentang hal-hal yang terdalam, yang tidak dapat dilihat tidak dapat dipegang, tidak dapat didengar melainkan dapat dirasakan oleh batin yang diperoleh secara tersirat dari gambaran tokoh, peristiwa dan tempat yang dilukiskan.

Ada juga karya sastra fiksi atau novel yang berdasarkan diri pada fakta. Karya fiksi yang demikian oleh Abrams dalam Nurgiyantoro(1995:4) digolongkan

(2)

sebagai fiksi nonfiksi (nonfiction fiction), yang terdiri atas (1) fiksi historis (historical fiction), atau novel histories, jika yang menjadi dasar penulisan fakta sejarah; (2) fiksi biografis (biographical fiction) atau novel biografis; jika yang menjadi dasar penulisan fakta biogarafis dan (3) fiksi sains (science fiction) atau novel sains, jika yang menjadi dasar penulisan fakta ilmu pengetahuan.

Nurgiyantoro (1995: 18-19) membagi novel dalam dua kategori, yaitu novel populer dan novel serius. Novel populer adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya, khusunya pembaca dikalangan remaja. Ia menampilkan masalah- masalah yang aktual dan selalu menzaman, namun hanya pada tingkat permukaan. Novel populer tidak menampilkan permasalahan kehidupan secara lebih intens, tidak berusaha meresapi hakikat kehidupan. novel populer umumnya bersifat sementara, cepat ketinggalan zaman. Novel populer cepat dilupakan orang, apalagi dengan munculnya novel-novel baru yang lebih populer pada masa sesudahnya.

Novel serius adalah novel yang sanggup memberikan serba kemungkinan. Untuk membaca novel serius, untuk memahaminya dengan baik, diperlukan daya konsentrasi yang tinggi dan disertai dengan kemampuan untuk itu. Pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditampilkan dalam novel jenis ini diungkapkan sampai ke inti hakikat kehidupan yang universal. Novel serius disamping memberikan hiburan, juga terimplisit tujuan untuk memberikan pengalaman yang berharga kepada pembaca, atau paling tidak mengajaknya untuk meresapi dan merenungkan secara lebih sunggh-sungguh tentang permasalahan yang dikemukakan.

(3)

Jadi berdasarkan penjelasan definisi novel diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa novel yang menjadi objek kajian penelitian penulis adalah novel biografis dan novel serius. Dikatakan demikian karena novel “Yakuza Moon” karya Shoko Tendo ini menceritakan tentang dirinya sendiri yang berusaha untuk menemukan jalan hidupnya dan menata ulang kembali kehidupannya. Di dalam novel ini pengarang menceritakan semua kejadian- kejadian yang dialaminya dan orang-orang disekitarnya.

2.2 Resensi Novel “Yakuza Moon”

Novel dibangun dari sejumlah unsur, dan setiap unsur akan saling berhubungan secara saling menentukan, yang kesemuanya itu akan menyebabkan novel tersebut menjadi sebuah karya yang bermakna, hidup. Unsur-unsur tersebut adalah tema, alur, latar, penokohan dan sudut pandang.

2.2.1 Tema

Menurut Fananie (2000:84), Tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang telah melatarbelakangi ciptaan karya sastra. Karena sastra merupakan refleksi kehidupan masyarakat, maka tema yang diungkapkan dalam karya sastra bisa sangat beragam. Tema bisa berupa moral, etika, agama, sosial, budaya, teknologi, tradisi yang terkait erat dengan masalah kehidupan. Namun, tema bisa merupakan pandangan pengarang, ide atau keinginan pengarang dalam menyiasati persoalan yang muncul.

Berdasarkan pengertian tema diatas, tema yang diangkat dalam novel “Yakuza Moon” ini adalah bagaimana perjuangan seorang wanita untuk lepas dari kehidupan yang menyesatkannya, menata kembali kehidupannya yang sudah

(4)

berantakan dan semangat hidupnya ditengah-tengah permasalahan kehidupan keluarganya.

2.2.2 Alur (plot)

Alur atau plot ialah jalan cerita yang berupa peristiwa-peristiwa yabg disusun satu per satu dan saling berhubungan hukum sebab akibat dari awal sampai akhir cerita (Aminuddin, 2000:89). Alur dalam karya sastra umumnya adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.

Tasrif dalam Nurgiyantoro (1995:149), membedakan tahapan plot menjadi lima bagian. Kelima tahapan itu adalah sebagai berikut :

1. Tahap situation (tahap penyituasian), pada tahap ini berisi pengenalan tokoh(-tokoh) cerita dan situasi latar.

2. Tahap generating circumstances (tahap pemunculan konflik), masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai dimunculkan.

3. Tahap rising action (tahap peningkatan konflik), konflik yang dimunculkan pada tahap sebelumnya berkembang. Peristiwa yang menjadi inti cerita semakin mencengkam dan menegangkan.

4. Tahap climax (tahap klimaks), konflik atau pertentangan-pertentangan yang terjadi, yang dilakui dan ditimpahkan para tokoh mencapai titik puncak.

5. Tahap denouement (tahap penyelesaian), konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendorkan.

(5)

Menurut susunannya plot terbagi dalam dua jenis, yaitu plot lurus atau maju (progresif) dan plot sorot-balik, mundur (flash back). Plot lurus atau maju (progresif) adalah jika peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis, yaitu secara runtut cerita dimulai dari dari tahap awal (penyituasian, pengenalan, pemunculan konflik), tengah (konflik meningkat, klimaks), dan akhir (penyelesaian). Sedangkan plot sorot-balik, mundur (flash back) , yaitu kejadian yang tidak bersifat kronologis, cerita tidak dimulai dari tahap awal (yang benar-benar merupakan awal cerita secara logika), melainkan mungkin dari tahap tengah atau bahkan tahap akhir, baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan.

Berdasarkan uraian tersebut, alur dalam novel “Yakuza Moon” adalah peristiwa alur maju. Peristiwa yang terjadi dalam novel tersebut dimulai saat tokoh utama Shoko dengan masa kanak-kanaknya dan berakhir pada saat tokoh Shoko Tendo dewasa yang menjadi seorang penulis.

2.2.3 Latar (Setting)

Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan tempat lingkungan sosial yang terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan, Abrams dalam Nurgiyantoro (1995:216). Latar dalam cerita sangat mempengaruhi pembentukan tingkah laku dan cara berpikir tokoh. Menurut Nurgiyantoro (1995:227), latar dapat dibedakan dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu dan sosial-budaya. Ketiga unsur itu masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

(6)

1. Latar tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah fiksi ataunon fiksi. Unsur yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama yang jelas.

Dalam novel “Yakuza Moon”, lokasi tempat berlangsungnya cerita adalah kota Sakai, Osaka, Yokohama – Jepang.

2. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi atau non fiksi. Latar waktu mengacu pada hari, tanggal, bulan, tahun bahkan zaman tertentu yang melatarbelakangi cerita tersebut. Latar novel “Yakuza Moon” terjadi pada tahun 1968-1998, yaitu era Showa.

3. Latar Sosial

Latar sosial- budaya menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan soial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Tata cara kehidupan sosial masyarakat dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap dan lain-lain. Latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh

(7)

yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah dan tinggi. (Nurgiyantoro, 1998: 233-234).

Novel Yakuza Moon, berlatar tempat di Jepang. Karakteristik dan nilai-nilai budaya dalam masyarakat Jepang sudah ditanamkan sejak jaman dulu sampai di jaman modern sekarang. Pola pikir, pandangan hidup dan semangat juang rakyat Jepang membuahkan hasil yang memuaskan. Sekarang Jepang menjadi bangsa yang unggul dalam tekhnologi dan Industri. Semangat juang yang tinggi dalam masyarakat Jepang dikenal dengan bushido. Bushido dikenal sebagai tata cara samurai untuk menunjukkan perilaku tradisional Jepang yang ideal. Dalam etika Bushido ada ajaran moral yang terkait dengan keadilan, keberanian, kebaikan hati, kesopanan, kesungguhan hati, kehormatan, kesetiaan dan pengendalian diri. ( Benedict, 1982:333).

Bushido merupakan etika yang dipengaruhi oleh ajaran Budha Zen. Zen merupakan moral dan filosofi Samurai. Zen merupakan agama dan kepercayaan yang mengajarkan bahwa tidak ada tenggang waktu (jeda) dari perbuatan yang telah dimulai dan harus diselesaikan. Etika Zen adalah “langsung, percaya pada diri sendiri dan memenuhi kebutuhan sendiri.

Selain dilandasi oleh etika Zen, bushido juga dilandasi oleh etika Confusius. Ajaran Confusius mengatur harmonisasi hubungan antara sesama manusia, hubungan manusia dengan makhluk lain yang ada di dunia dan hubungan alam dengan semesta. Selain didasari oleh Zein dan

(8)

Confusius, bushido juga dipengaruhi oleh ajaran Shinto yang mengajarkan kesetiaan pada kaisar.

(http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266).

Walaupun Samurai telah ditiadakan dan peperangan tidak terjadi lagi di Jepang, ajaran bushido pada jaman modern masih dilakasanakan dan diwariskan kepada generasi muda melalui pendidikan rumah dan di sekolah-sekolah. Nilai-nilai tersebut yaitu :

1. Gi ( Integritas)

Gi dalam moral Bushido yaitu etika samurai yang berkaitan dengan kemampuan untuk memecahkan masalah dan keputusan yang tepat berdasarkan pada alasan-alasan yang rasional sehingga hasil yang diperoleh merupakan sesuatu ketetapan yang adil. Gi merupakan dasar dari keseluruhan sikap mental terkait dengan pikiran, perkataan dan perbuatan dalam menegakkan kejujuran dan kebenaran (http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266)

Integritas akan melahirkan kepercayaan. Kepercayaan adalah modal sosial untuk menciptakan organisasi dan hubungan bisnis yang baik serta besar. Dalam Gi apa yang ada di hati, yang kita ucapkan yang kita pikirkan dan yang kita lakukan adalah sama. (Agustius 2010:50)

2. Yu ( Keberanian)

Yu adalah sifat samurai dalam berani menghadapi kesulitan dan kegagalan. Keberanian merupakan sebuah karakter dan sikap untuk

(9)

bertahan demi prinsip kebenaran yang dipercaya meski mendapat berbagai tekanan dan kesulitan. Untuk mendapat kebenaran, diperlukan rasa keberanian dan keteguhan hati (Agustian, 2010:64)

Seseorang yang batinnya memang pemberani akan menunjukkan loyalitas dan kasih sayang pada majikannya dan orang tua. Mereka juga mempunyai kesabaran, sikap toleran serta menghadapi apa saja. -Kode samurai- (Agustian, 2010:65)

3. Makoto – Shin ( Kejujuran dan Keikhlasan)

Jujur dan tulus ikhlas merupakan kode etik samurai yang berarti berkata atau membeikan informasi yang sesuai dengan kenyataan dan kebenaran. Pelanggaran makato-shin merupakan sanksi yang dihindari karena akan merusak nama baik pribadi, keluarga, lembaga atau masyarakat dan bangsa (http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266)

4. Jin ( Murah Hati)

Makna Jin adalah murah hati, mencintai sesama dan simpati. Bushido memiliki aspek keseimbangan antara maskulin (yin) dan feminin (yang). Samurai yng memiliki kemampuan tempur yang hebat, dia juga harus memiliki sifat murah hati, memiliki kepedulian sosial yang tinggi Kemurahan hati juga ditunjukkan dalam hal memaafkan.

(10)

5. Rei ( Hormat dan santun kepada orang lain)

Sikap samurai dalam bersikap santun kepada orang lain yang tulus yang di tujukan kepada semua orang, kepada atasan, pimpinan, dan orang tua. Sikap hormat dan santun tercermin dalam sikap duduk, cara bicara, cara menghormati dengan menundukkan badan dan kepala.

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266

Makna kehormatan adalah kebahagian bukan mendapatkan sesuatu, tapi kebahagiaan memberikan sesuatu ( Soichiro Honda dalam Agustian, 2010:90)

6. Meiyo ( Menjaga nama baik)

Meiyo adalah etika samurai untuk menjaga nama baik dan kehormatan. Seorang samurai memiliki harga diri yang tinggi, yang mereka jaga dengan cara perilaku terhormat. Penghormatan samurai ditujukan kepada atasan/majikan, orang tua dan keluarga. Kehormatan dan harga diri seorang samurai diekspresikan dalam bentuk sikap dan kekokohan mereka memegang dan mempertahankan prinsip kehidupan yang mereka yakini.

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266

7. Chungi (Kesetiaan pada pemimpin)

Chungi merupakan etika Samurai yang berkaitan dengan kesetiaan pada pimpinan. Kesetiaan ditunjukkan dengan dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Kesetiaan dilakukan untuk menjaga nama baik dan

(11)

kehormatan pimpinan, atasan dan juga nama baiknya sendiri. Agustian (2010 :118).

Seorang ksatria mempersembahkan seluruh hidupnya untuk melakukan pelayanan tugas (Kode Samurai)

2.4.2 Penokohan (perwatakan)

Menurut Jones dalam Nurgiyantoro (1995: 165) penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, moral atau sesuatu yang sengaja yang ingin disampaikan oleh pengarang.

Tokoh cerita, menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1995:165) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif yang ditafsirkan memiliki memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampaian pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Penokohan dalam novel “Yakuza Moon” adalah sebagai berikut:

1. Shoko Tendo adalah tokoh utama dalam novel “Yakuza Moon” yang merupakan anak dari seorang bos Yakuza. Ia anak yang memiliki sifat jujur, keteguhan hati, penyayang. Tapi akibat salah dalam bergaul, Shoko menjadi Yanki, anak berandalan yang kecanduan narkoba dan seks.

(12)

2. Hiroyashu adalah ayah dari Shoko Tendo dan bos dari Yakuza. Hiroyashu memiliki sifat yang keras, tetapi disisi lain Hiroyashu adalah seorang yang baik hati dan penyayang.

3. Maki adalah kakak perempuan Shoko. Maki memiliki sifat manja dan setia.

4. Na-Chan adalah adik Shoko yang mempunyai sifat sayang, sopan dan peduli dengan Shoko.

5. Taka adalah suami dari Shoko Tendo. Taka juga berasal dari anggota Yakuza. Taka adalah sosok pekerja keras dan penyayang.

2.2.5 Sudut Pandang

Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1998: 248) Sudut pandang atau view of point menyaran pada cara dan pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.

Menurut Aminuddin (2000 : 96) sudut pandang adalah kedudukan atau posisi pengarang dalam cerita tersebut. Dengan kata lain, posisi pengarang menempatkan dirinya dalam cerita tersebut dan dari titik pandang ini, pembaca mengikuti jalan ceritanya dan memahami temanya. Ada beberapa jenis sudut pandang (point of view):

1. Pengarang sebagai tokoh utama. Sering juga posisi yang demikian disebut sudut pandang orang pertama aktif. Disini pengarang menuturkan dirinya sendiri.

(13)

2. Pengarang sebagai tokoh bawahan atau sampingan. Disini pengarang ikut melibatkan diri dalam cerita. Akan tetapi, ia mengangkat tokoh utama. Dalam posisi yang demikian itu sering disebut sudut pandang orang pertama pasif.

3. Pengarang hanya sebagai pengamat yang berada di luar cerita. Disini pengarang menceritakan orang lain dalam segala hal.

Dalam hal ini, sudut pandang pengarang Shoko Tendo dalam novelnya “Yakuza Moon” adalah sebagai tokoh utama. Shoko Tendo adalah sebagai pengarang novel dan menceritakan kisahnya sendiri yang menjadi tokoh utama.

2.3 Studi Pragmatik dan Semiotik dalam Sastra

2.3.1 Studi Pragmatik

Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang didasarkan oleh pembacanya. Sebuah karya sastra memiliki keindahan dan kegunaan berdasarkan dari pembacanya. Pembaca berperan dalam hal menerima, memahami, dan menghayati karya sastra. Pada tahap tertentu, pendekatan pragmatik memiliki hubungan dengan sosiologi. Banyak nilai-nilai kehidupan yang bisa ditemukan dalam karya sastra. Sastra sebagai produk budaya manusia berisi nilai-nilai yang hidup dan berlaku dalam masyarakat. Masalah-masalah terjadi pada masyarakat dapat dipecahkan melalui pendekatan pragmatik berupa tanggapan masyarakat dalam karya sastra.

(14)

Karya sastra sangat erat hubungannya dengan pembaca, karena karya sastra ditujukan kepada pembaca. Pembacalah yang menentukan makna dan nilai dalam suatu karya sastra. Apakah dalam karya sastra tersebut memberikan ajaran, kesenangan dan menggerakkan pembaca. Karya sastra itu mempunyai nilai karena ada pembaca yang menilai (Endraswara, 2008:116).

Pendekatan pragmatik yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah teori Horatius. Jika dikaitkan dengan pandangan Horatius dalam Endraswara ( 2008:116) mengatakan bahwa fungsi sastra hendaknya memuat dulce (indah) dan utile (berguna). Dalam pragmatik sastra ada fungsi memberikan ajaran, memberikan kenikmatan, atau memberikan gambaran kepada pembaca untuk mendapatkan manfaat dan mampu mengubah dirinya.

Berdasarkan uraian diatas, pendekatan pragmatik dalam karya sastra sepenuhnya bergantung pada kemampuan pembaca dalam menyikapi dan mengambil nilai-nilai yang bermanfaat dalam karya sastra tersebut.

2.3.2 Studi Semiotik

Menurut Pradopo dalam Endraswara (2003:119) semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Saussure dalam Nurgiyantoro (1995:43) berpendapat bahwa bahasa sebagai sebuah sistem tanda memiliki dua unsur yang tak terpisahkan yaitu signifier dan signified, signifiant dan signifie, atau penanda dan petanda dimana wujud penanda (signifiant) dapat berupa bunyi-bunyi ujaran atau huruf-huruf tulisan, sedangkan petanda (signifie) berupa gagasan, konseptual, atau makna yang terkandung dalam pertanda tersebut.

(15)

Semiotik menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan merupakan tanda-tanda. Semiotik mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan dan konvensi yang memungkinkan tanda tersebut mempunyai arti. Tanda itu sendiri adalah sebagai sesuatu yang memiliki ciri khusus yang penting. Pertama, tanda harus dapat diamati, dalam arti tanda itu dapat ditangkap. Kedua, tanda harus menunjukkan pada sesuatu yang lain. Artinya bisa menggantikan mewakili dan menyajikan Endraswara (63:2013)

Pragmatik sangat berhubungan dengan semiotik, karena hubunngan pragmatik merupakan hubungan makna dan pelambangan. Ia dipakai untuk mengkaji, misalnya, signifiant tertentu mengacu pada signifie tertentu, baris-baris kata dan kalimat tertentu mengungkapkan makna tertentu, peristiwa-peristiwa tertentu mengingatkan peristiwa-peristiwa yang lain, melambangkan gagasan tertentu, atau menggambarkan suasana kejiwaan tokoh (Todorov dalam Nurgiyantoro, 1995: 47).

Dengan demikian, uraian tentang kajian semiotik yang berupa notasi simbol-simbol kemudian dicoba untuk menjelaskan fungsi dan maknanya. Dalam hal ini, kajian semiotik ini penulis pergunakan untuk dapat menjelaskan makna dalam novel “Yakuza Moon”

2.4 Sekilas Tentang Biografi Pengarang

Shoko Tendo lahir tahun 1968 pada musim dingin di Toyonaka sebelah utara Osaka. Ayahnya bernama Hiroyashu dan ibunya bernama Satomi. Shoko anak ke tiga dari empat bersaudara. Kakak lelakinya, Daiki yang berbeda usia dua belas tahun darinya. Maki, kakak perempuannya yang hanya terpaut dua tahun

(16)

lebih tua dari Shoko. Dan Natsuki adik perempuannya yang lima tahun lebih muda darinya.

Shoko mendapatkan perlakuan yang tidak baik dilingkungan tempat tinggalnya karena status Shoko sebagai putri dari seorang bos Yakuza.Shoko, seorang putri dari pemimpin Gangster “Yakuza”, Memiliki kekayaan dan kekuasaan hingga mempunyai banyak aset bisnis. Disamping menjadi bos Yakuza, ayahnya menjalani tiga bisnis lainnya: kontraktor pekerjaan umum, perusahaan kontruksi bangunan dan perusahaan real estatet. Pada usia dua belas tahun Shoko terjerumus ke pergaulan yang salah, dia mengikuti jejak kakaknya yang terlebih dahulu menjadi seorang Yanki.Yanki adalah sebutan untuk anak liar yang mengecat putih rambutnya dan kebut-kebutan mobil atau motor dengan knalpot tanpa peredam suara.Shoko menghabiskan masa remajanya dalam pergaulan dunia obat-obatan keras dan seks. Hidupnya telah dipenuhi oleh kekerasan, kecanduan narkoba dan pemerkosaan

Pada usia tujuh belas tahun Shoko bekerja disebuah bar kecil. Shoko menjalin hubungan dengan laki-laki beristri selama tiga tahun. Dan pada usia dua puluh tahun, Shoko menjadi hostest dan kembali menjalin hubungan dengan seorang Yakuza yang sudah memiliki istri. Shoko menjadi selingkuhan Yakuza dan diperlakukan dengan kasar. Karena kehidupan Shoko yang dijadikan wanita simpanan, Shoko menato seluruh tubuhnya dengan gambar Jigaku Dayu (pelacur kelas atas di jaman Muromachi) yang menjadi motivasinya untuk merubah kehidupan agar memberikan kekuatan mental dan kepercayaan diri untuk bangkit dari keterpurukan kehidupan yang telah ia jalani selama ini.

(17)

Pada usia dua puluh dua tahun Shoko menikah dengan anggota Yakuza bernama Takamitsu. Mereka memulai kehidupannya dari bawah. Shoko kembali menjadi hostest dan Taka menjadi pegawai disebuah game center. Karena kesibukan masing- masing, Shoko dan Taka jarang bertemu. Shoko bekerja keras untuk membantu keluarganya, menyerahkan uang untuk Maki, kakakya dan uang untuk ayahnya berobat. Shoko tidak mau menjadi beban buat Taka, karena alasan tersebut Taka dan Shoko bercerai. Selama Shoko berpisah dari Taka, Shoko tetap menjadi hostest dan berada di peringkat pertama. Tetapi dia memutuskan untuk meninggalkan dunia hostest dan memutuskan untuk menjadi penulis.

Tahun 2002, Shoko mulai mengerjakan buku Yakuza na Tsuki atau yang dikenal dengan Yakuza Moon dan selesai pada tahun 2004. Shoko menulis biografinya, Yakuza Moon “Memoar Seorang Putri Gangster Jepang”, yang telah terjual hampir 100.000 eksemplar saat itu. Dalam buku Yakuza Moon yang setebal 245 halaman dalam edisi terjemahan dia menceritakan kembali kisah hidupnya. Buku Yakuza Moon sudah diterjemahkan dalam enam belas bahasa. Diantaranya Indonesia, Inggris, Belanda, Italia, Rumania, Thailand.

Sekarang Shoko tinggal dengan putri semata wayangnya dan menjadi seorang pengarang. Shoko menerbitkan novel barunya yang berkisah tentang seorang anggota yakuza yang mengabdi pada seorang ketua atau oyabun, namun akhirnya dikeluarkan, lalu bunuh diri.

Referensi

Dokumen terkait

Antara Penggugat dengan Para Tergugat telah terjadi hubungan perjanjian utang piutang yang belum dibayar kepada Penggugat sebesar Rp.673.755.000,- (Enam ratus tujuh puluh tiga

Jhony Seragih (anak sulung Almarhum Dalan seragih) yang menjadi kepala yayasan, oleh orang Amerika yang datang berdoa dipertapakan tersebut mengundangnya pula untuk dating

Pemasukan data kedua adalah data pesan dan detail_pesan yaitu dengan melakukan penyimpanan data terlebih dahulu lalu disimpan pada table pesan yang field-fieldnya

• Pada metode berorientasi item, prediksi rating yang akan diberikan oleh seorang pengguna kepada suatu item adalah berdasarkan rating yang diberikan oleh pengguna tersebut

kembali normal < 12 minggu pasca persalinan. Hipertensi kronik dengan superimposed pre-eklampsia. Timbulnya proteinueria > 300mg/24 jam pada wanita hamil yang. sudah

Variabel terikat (Y) yaitu produktivitas kerja pegawai bank Syariah Bukopin.. kantor

Prosedur yang dilakukan adalah pembuatan larutan- larutan, pembuatan koloid nanopartikel emas, modifikasi elektrode glassy karbon, pengaruh ion logam Cd(II), Zn(II), Cu(II),

Jika sumber air laut relatif keruh dan banyak mengandung partikel lumpur, maka air laut di sedimentasikan dalam bak pengendapan, selanjutnya bagian permukaan air yang relatif jernih