• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sensitivitas Dan Spesifisitas Nilai Resistance Index Dan Pulsality Index Dalam Diagnosis Kanker Ovarium

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sensitivitas Dan Spesifisitas Nilai Resistance Index Dan Pulsality Index Dalam Diagnosis Kanker Ovarium"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS NILAI RESISTANCE INDEX DAN PULSALITY INDEX DALAM DIAGNOSIS KANKER OVARIUM

Deri Edianto, Sarah Dina, S N Lumbanraja, F G Siregar, Fauzie Sahil, Ari A Lubis

Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan, Indonesia, 2011

ABSTRAK

Tujuan: Untuk mengetahui akurasi resistance index dan pulsatility index dalam membedakan tumor ovarium jinak dan ganas.

Metode: Melalui pemilihan secara acak sederhana diperoleh 25 pasien yang memenuhi kriteria penelitian pada kelompok tumor ovarium ganas. Penelitian dilakukan dengan melihat catatan rekam medis dan menilai resistancy index dan pulsality index dengan menggunakan USG 2 dimensi yang kemudian dikonfirmasi pada pemeriksaan histopatologi.

Hasil: Berdasarkan usia, memperlihatkan usia peserta penelitian, dimana tumor ovarium ganas terbanyak didapatkan pada kelompok usia 38-48 tahun, yaitu sebanyak 5 orang (31,3%). Berdasarkan hasil pemeriksaan RI(Resistance Index) dengan histopatologi memperlihatkan hasil pemeriksaan RI dalam memprediksi keganasan ovarium. Hasil pemeriksaan RI dengan hasil <0,4 didapatkan pemeriksaan histopatologis dengan hasil tumor ovarium ganas sebanyak 16 orang (100%). Hal ini menunjukkan bahwa 16 orang peserta penelitian yang diprediksi tumor ovarium ganas terbukti dengan hasil histopatologis yang juga ganas (positif benar). Hasil pemeriksaan RI <0,4 didapatkan hasil histopatologis tumor ovarium jinak pada 1 orang (11,1%), dimana pada peserta penelitian tersebut prediksi tumor ovarium ganas tidak terbukti pada pemeriksaan histopatologis (positif semu). Dari pemeriksaan RI >0,4 tidak didapatkan pemeriksaan histopatologis dengan hasil tumor ovarium ganas (negatif semu). Uji statistik chi-square menunjukkan hubungan yang bermakna antara hasil pemeriksaan RI dan hasil pemeriksaan histopatologis dengan p= 0,0001 (p< 0,05). Berdasarkan hasil pemeriksaan PI (Pulsality Index) dengan histopatologi memperlihatkan hasil pemeriksaan PI dalam memprediksi keganasan ovarium. Hasil pemeriksaan PI dengan hasil <1,0 didapatkan pemeriksaan histopatologis dengan hasil tumor ovarium ganas sebanyak 16 orang (100%). Hal ini menunjukkan bahwa 16 orang peserta penelitian yang diprediksi tumor ovarium ganas terbukti dengan hasil histopatologis yang juga ganas (positif benar). Hasil pemeriksaan PI <1,0 didapatkan hasil histopatologis tumor ovarium jinak pada 5 orang (55,6%), dimana pada peserta penelitian tersebut prediksi tumor ovarium ganas tidak terbukti pada pemeriksaan histopatologis (positif semu). Dari pemeriksaan PI >1,0 tidak didapatkan pemeriksaan histopatologis dengan hasil tumor ovarium ganas (negatif semu). Uji statistik chi-square menunjukkan hubungan yang bermakna antara hasil pemeriksaan PI dan hasil pemeriksaan histopatologis dengan p= 0,004 (p< 0,05).

(2)

SENSITIVITY AND SPECIFICITY RESISTANCE VALUE INDEX INDEX AND

PULSALITY OVARIES IN CANCER

Deri Edianto, Sarah Dina, S N Lumbanraja, F G Siregar, Fauzie Sahil, A A Lubis

DIAGNOSIS

Department Obstetric and Gynecology Faculty of Medicine,University of Sumatera Utara Medan,Indonesia,2011

ABSTRACT

Objective: To determine the accuracy of the resistance index and pulsatility index in differentiating benign and malignant ovarian tumors.

Methods: Through a simple random selection was obtained in 25 patients who met the study criteria in a group of malignant ovarian tumors. The study was conducted by looking at medical record and assess resistancy pulsality index and index by using 2-dimensional ultrasound that was later confirmed on histopathologic examination.

Results: Based on age, the age of the study participants showed, where the majority of malignant ovarian tumors found in the age group 38-48 years, as many as 5 people (31.3%). Based on the results of RI (Resistance Index) by histopathological examination showed RI in predicting ovarian malignancy. RI examination results with the results of <0.4 obtained with the results of histopathological examination of malignant ovarian tumors as many as 16 people (100%). This suggests that the 16 study participants who predicted proven malignant ovarian tumors with histopathologic results were also malignant (true positive). Examination results RI <0.4 showed histopathologic benign ovarian tumors in 1 (11.1%), where the participants were predictive of malignant ovarian tumors are not evident on histopathologic examination (positive pseudo). From examination RI> 0.4 is not obtained with the results of histopathological examination of malignant ovarian tumors (negative pseudo). Chi-square statistical test showed a significant relationship between the results of RI and histopathologic examination results with p = 0.0001 (p <0.05). Based on the results of PI (Pulsality Index) by histopathological examination showed PI in predicting ovarian malignancy. PI examination results with the results of <1.0 obtained with the results of histopathological examination of malignant ovarian tumors as many as 16 people (100%). This suggests that the 16 study participants who predicted proven malignant ovarian tumors with histopathologic results were also malignant (true positive). Examination results PI <1.0 showed histopathologic benign ovarian tumors in 5 (55.6%), where the participants were predictive of malignant ovarian tumors are not evident on histopathologic examination (positive pseudo). From examination PI> 1.0 is not obtained with the results of histopathological examination of malignant ovarian tumors (negative pseudo). Chi-square statistical test showed a significant relationship between the results of the PI and histopathologic examination results with p = 0.004 (p <0.05).

Conclusion: Resistance index sensitive and specific in distinguishing benign and malignant ovarian tumors where Pulsatility index is sensitive but not specific in differentiating benign and malignant ovarian tumors.

(3)

LATAR BELAKANG

Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi ke dua yang paling sering ditemui, tetapi merupakan penyebab kematian tersering pada wanita dengan keganasan ginekologi. Insidensi rata-rata dari semua jenis diperkirakan 15 kasus baru per 100.000 populasi wanita setahunnya. Sekitar 22.220 kasus kanker ovarium baru didiagnosis di Amerika Serikat pada tahun 2005. Di Indonesia, pada tahun 1989-1992 terdapat 1726 kasus kanker ginekologik di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSCM, Jakarta dan 13,6% adalah kanker ovarium. Sementara, menurut Fadlan pada tahun 1981-1990 di Medan, angka kejadian kanker ovarium adalah sebesar 10,64% dari seluruh keganasan ginekologi. Iqbal (2002-2006) dalam penelitian di Medan menemukan 105 kasus kanker ovarium.1-4

Banyak data yang dapat diperoleh dari pemeriksaan USG dalam mendeteksi tumor. Pertama, dapat ditentukan ada atau tidak adanya massa. Berdasarkan pemeriksaan USG dapat ditentukan jumlah massa, multipel atau soliter, asalnya, ukuran, dan karakteristik USG. Hal ini dapat membantu dalam menegakkan diagnosis, sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan yang sesuai.

9,10

Penggunaan analisis Doppler untuk tujuan pemetaan aliran darah dengan warna (color-flow mapping) dan karakteristik bentuk gelombang (wave-forms) telah digunakan untuk evaluasi neovaskularisasi neoplasma ovarium, yang

sering dikombinasikan dengan petanda USG lain.7

Neovaskularisasi dalam keganasan disebabkan adanya pembuluh darah yang abnormal, otot polos yang berkurang dalam dinding pembuluh darah dan mengandung banyak sambungan arteri-vena, menghasilkan aliran dengan impedans yang rendah [(Resistance Index/RI) < 0.4] dan [(Pulsatility Index/PI) < 1.0], rerata kecepatan maksimum (> 15cm/s), dan tidak adanya puncak diastolik. Penilaian vaskularitas tumor dengan Doppler meningkatkan kepercayaan dimana dapat ditegakkan diagnosis yang benar dengan membedakan tumor ovarium jinak dan ganas sebelum dilakukan tindakan pembedahan.

6,7,11

METODE PENELITIAN

(4)

2 dimensi, pemeriksaan petanda tumor CA 125 yang direncanakan laparotomi dan wanita yang bersedia ikut serta dalam penelitian. Kriteria eksklusi adalah Wanita dengan diagnosis keganasan ginekologi lainnya.

CARA KERJA

Semua wanita dengan diagnosis tumor ovarium suspek malignansi yang datang berobat ke Poliklinik Onkologi RSUP H. Adam Malik Medan setelah diberikan informed consent, diminta kesediaannya untuk mengikuti penelitian ini dengan menandatangani lembar persetujuan. Kemudian dilakukan anamnesis dan pemeriksaan ginekologi serta pemeriksaan penunjang (laboratorium dan USG 2 dimensi). Dalam hal ini peneliti akan dibantu oleh asisten peneliti (PPDS Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan di RSUP H. Adam Malik Medan). Dilakukan pengisian lembar penelitian berupa data identitas, status menopause, karakteristik morfologi tumor ovarium dari USG 2 dimensi (septa, papil, bagian padat dan asites) dan kadar CA 125. Pasien dengan diagnosis tumor ovarium suspek malignansi tersebut kemudian

dilakukan pemeriksaan USG Doppler 2 Dimensi oleh Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi yang berkompeten, secara transabdominal, untuk menilai resistance index dan pulsatility index. Selanjutnya pasien direncanakan untuk laparotomi dan setelahnya dilakukan pemeriksaan histopatologis sediaan tumor ovarium yang diambil sewaktu laparotomi.

ANALISIS DATA

Dari hasil pengumpulan data kemudian diolah secara statistik dengan bantuan komputer untuk melihat gambaran karakteristik penderita tumor ovarium ganas disajikan dalam bentuk tabulasi dan dideskripsikan.

HASIL PENELITIAN

(5)

Tabel 1. Sebaran Kelompok Tumor Ovarium Jinak dan Ganas berdasarkan Karakteristik Morfologi Ultrasonografi

USG Ganas Jinak Jumlah

N % N % N %

Septa ≤3mm 0 0 2 22,2 2 8

>3mm 10 62,5 5 55,6 15 60

- 6 37,5 2 22,2 8 32

Papil + 7 46,7 2 20 9 36

- 8 53,3 8 80 16 64

Asites + 13 81,3 5 55,6 18 72

- 3 18,7 4 44,4 7 28

Daerah Padat

+ 12 75 5 55,6 17 68

- 4 25 4 44,4 8 32

Tabel 1. memperlihatkan sebaran tumor ovarium berdasarkan karakteristik morfologi ultrasonografi, dimana keganasan terbanyak didapatkan pada tumor ovarium dengan septa > 3mm, yaitu sebanyak 10 orang (62,5%); papil (-) sebanyak 8 orang (53,3%); asites (+) sebanyak 13 orang (81,3%); dan daerah padat (+) sebanyak 12 orang (75%).

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Resistance Index (RI) dengan Histopatologis Resistance

Index

Histopatologis Jumlah

p*

Ganas Jinak

N % N % N %

<0,4 16 100 1 11,1 17 68

0,0001

>0,4 - 0 8 88,9 8 32

Total 16 100 9 100 25 100

*uji Chi-square

(6)

pemeriksaan RI dengan hasil <0,4 didapatkan pemeriksaan histopatologis dengan hasil tumor

ovarium ganas sebanyak 16 orang (100%). Hal ini menunjukkan bahwa 16 orang peserta penelitian yang diprediksi tumor ovarium ganas terbukti dengan hasil histopatologis yang juga ganas (positif benar). Hasil pemeriksaan RI <0,4 didapatkan hasil histopatologis tumor ovarium jinak pada 1 orang (11,1%), dimana pada peserta penelitian tersebut prediksi tumor ovarium ganas

tidak terbukti pada pemeriksaan histopatologis (positif semu). Dari pemeriksaan RI >0,4 tidak

didapatkan pemeriksaan histopatologis dengan hasil tumor ovarium ganas (negatif semu). Uji statistik chi-square menunjukkan hubungan yang bermakna antara hasil pemeriksaan RI dan hasil pemeriksaan histopatologis dengan p= 0,0001 (p< 0,05).

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Pulsatility Index (PI) dengan Histopatologis Pulsatility

Index

Histopatologis Jumlah

p*

Ganas Jinak

N % N % N %

<1,0 16 100 5 55,6 21 84

0,004

>1,0 - 0 4 44,4 4 16

Total 16 100 9 100 25 100

*uji Chi-square

Tabel 3. memperlihatkan hasil pemeriksaan PI dalam memprediksi keganasan ovarium. Hasil pemeriksaan PI dengan hasil <1,0 didapatkan pemeriksaan histopatologis dengan hasil tumor ovarium ganas sebanyak 16 orang (100%). Hal ini menunjukkan bahwa 16 orang peserta penelitian yang diprediksi tumor ovarium ganas terbukti dengan hasil histopatologis yang juga ganas (positif benar). Hasil pemeriksaan PI <1,0 didapatkan hasil histopatologis tumor ovarium jinak pada 5 orang (55,6%), dimana pada peserta penelitian tersebut prediksi tumor ovarium ganas

tidak terbukti pada pemeriksaan histopatologis (positif semu). Dari pemeriksaan PI >1,0 tidak didapatkan pemeriksaan histopatologis dengan hasil tumor ovarium ganas (negatif semu). Uji statistik chi-square menunjukkan hubungan yang bermakna antara hasil pemeriksaan PI dan hasil pemeriksaan histopatologis dengan p= 0,004 (p< 0,05).

KESIMPULAN

(7)

Pulsatility index sensitif tetapi tidak spesifik dalam membedakan tumor ovarium jinak dan ganas. Nilai titik potong baru dari resistance index setelah perhitungan statistik, dengan nilai 0,345. Didapatkan sensitivitas 87,5%, spesifisitas 88,9%, nilai praduga positif 93,3%, nilai praduga negatif 80% dan akurasi 88%. Nilai titik potong baru dari pulsatility index setelah perhitungan statistik, dengan nilai 0,59. Didapatkan sensitivitas 93,8%, spesifisitas 88,9%, nilai praduga positif 93,8%, nilai praduga negatif 88,9% dan akurasi 92%.

SARAN

Pengukuran resistance index dan pulsatility index sangat penting dan perlu dilakukan untuk membedakan tumor ovarium jinak dan ganas, sebelum dilakukan pemeriksaan standar baku histopatologis, sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan yang sesuai. Resistance index dan pulsatility index dapat digunakan bersama metode skrining lain (CA 125 dan pemeriksaan morfologi tumor berdasarkan ultrasonografi) untuk membedakan tumor ovarium jinak dan ganas, sehingga lebih meningkatkan akurasi diagnosis kanker ovarium.

DAFTAR PUSTAKA

1. Backer VV. Premalignant & Malignant disorders of the Ovaries & Oviducts. In: DeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N, editors. Current

Diagnosis and Treatments in Obstetrics and Gynecology. 10th

2. Boy B. Kanker Ovarium. In: Aziz MF, Andrijono, Saifuddin AB, editors. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. 1

ed. Maryland: The McGraw-Hills Companies; 2007: 1-24.

st

3. Iqbal TR. Evaluasi Penatalaksanaan Kanker Ovarium di RSUP H. Adam Malik periode Januari 2002 - Desember 2006 2010.

ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006: 468-90.

4. Sihombing M, Sirait AM. Angka Ketahanan Hidup Penderita Kanker Ovarium di RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Majalah Kedokteran Indonesia 57, 346-352. 10-10-2007.

5. Andrijono. Kanker Ovarium. In: Andrijono, editor. Sinopsis Kanker Ginekologi. 3rd

6. Arun N, Narendra M, Nidhi G, Vanaj M. Sensitivity and specificity of color flow mapping and pulsed doppler waveform studies in differentiating between benign and malignant ovarian cyst. Journal Obstetrics and Gynecology India 57, 530-534. 8-13-2010.

ed. Jakarta: Pustaka Spirit; 2009. p. 157-70.

(8)

8. Hart DM, Norman J. Diseases of the ovary and fallopian tube. In: Hart DM, Norman J, editors. Gynaecology Illustrated. 5th

9. Mittelstaedt CA. Ultrasound as a Useful Imaging Modality for Tumor Detection and Staging. Cancer Research 40, 3072-3078. 1980.

ed. Toronto: Churchill-Livingstone; 2000. p. 265-73.

10. Joshi MS. Ultrasonography of Cancer. 2-16-2007.

11. Kurjak A, Kupesic S. The Assessment of Ovarian Lesions by 3D Power Doppler. Color Doppler in Obstetrics, Gynecology and Infertility.Zagreb: Medison; 1999.

12. Anderson L. Ovarian Cancer: the search for an accurate screening technique. JAAPA 22. 2009.

13. Coleman RL, Gershenson DM. Neoplastic Diseases of the Ovary. In: Katz VL, Lentz GM, Lobo RA, Gershenson DM, editors. Katz: Comprehensive Gynecology. 5 ed. Philadelphia: Mosby; 2007.

14. Joedosepoetro MS. Tumor Ganas Alat Genital. In: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editors. Ilmu Kandungan. 1 ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008. p. 403-8.

15. Pernoll ML. The Ovary and Oviducts. In: Pernoll ML, editor. Benson & Pernolls. Handbook of obstetrics and

gynecology. 10 ed. New York: McGraw-Hill; 2001. p. 651-81.

16. Menon U, Jacobs IJ. Tumor Markers. In: Smith JR, Priore G, Curtin JP, Monaghan JM, editors. An Atlas of Gynecologic Onkologi. 2 ed. London: Taylor & Francis; 2005. p. 21-8.

17. Raposo CG et al. Angiogenesis and ovarian cancer. Clin Transl Oncol 11, 564-571. 7-13-2009.

18. Calonge N et al. Screening for Ovarian Cancer. Ann Fam Med 2, 260-262. 2-17-2004. Colorado, AHRQ.

19. Jacobs IJ, Menon U. Progress and Challenges in Screening for Early Detection of Ovarian Cancer. Molecular and Cellular Proteomics 3 4. In press 2004.

20. Menon U. Ovarian Cancer Screening. CMAJ 171, 323-324. 8-17-2004. London.

21. Berek JS. Ovarian and Fallopian Tube Cancer. In: Rinehart RD et al, editor. Berek & Novak's Gynecology. 14 ed. New York: Lippincott Williams & Wilkins; 2007.

22. Larma J, Gardner GJ. Ovarian Cancer. In: Fortner et al, editor. The Johns Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics. 3 ed. Maryland: Lippincott Williams & Wilkins; 2007.

(9)

Doppler Sonography. Sonography in Obstetrics and Gynecology: priciples and practise. 6 ed. New York: McGraw-Hill; 2001.

24. Gabra H. Epithelial Ovarian Cancer. In: Edmonds DK, editor. Dewhursts Textbook of Obstetrics Gynecology. 7 ed. Massachusetts: Blackwell; 2007. p. 640-9.

25. Myers ER et al. Management of Adnexal Mass. Evidence Report/Technology Assessment. 6 A.D.

26. Pearson DC. Screening of Ovarian Cancer. The New england Journal of Medicine 361, 170-177. 2009.

27. Reznek R. Contempary. 2007. New York, Cambridge University Press. 28. Ulusoy S et al. The risk of malignancy

index in discrimination of adnexal masses. International Journal Of Gynecology and Obstetrics 96, 189-191. 10-23-2006.

29. DePriest PD, DeSimone CP. Ultrasound screening for the early detection of ovarian cancer. Journal of Clinical Oncology 21, 194-199. 2003.

30. Endjun JJ. Fisika Dasar. 2009.

31. Rahayu S. Aplikasi Teknologi Informasi dalam Bidang Kesehatan Ultrasonografi. 2007.

32. Wikipedia. Medical Ultrasonography. 2010.

33. Endjun JJ. Persiapan dan Teknik Pemeriksaan USG Obstetri dan Ginekologi Dasar. 2008.

34. Wikipedia. Gynecologic Ultrasonography. 2010.

35. Alcazar. Transvaginal color Doppler in the assessment of cervical carcinoma. Cancer Therapy 3, 139-146. 3-2-2005. 36. Olofsson. Ultrasound Doppler Physical

and Technical Background. 2010. 37. Desai D, Desai VA, Shrivastava A. Role

of Gray Scale and Color Doppler in Differentiating Benign from Malignant Ovarian Masses. Journal of Mid-Health Life 1, 23-25. 2010.

38. Kurjak A, Kupesic S, Zodan T. Three-dimensional and power Doppler in the study of angiogenesis. In: Kurjak A, Kupesic S, editors. Clinical Application of 3D Sonography.Pearl River: Parthenon; 2000. p. 7-18.

39. Simatupang FM. Keakuratan Potong Beku, Sitologi Imprint Intraoperasi dan Gambaran USG dalam Diagnosis Kanker Ovarium di RSUP H. Adam Malik 2010.

40. Maulik D. Doppler Ultrasound in Obstetrics and Gynecology. 2 ed. New York: Springer; 2005.

(10)

42. Deane C. Doppler ultrasound: principles and practise. Centrus . 2010.

43. Blanco EC et al. Color Doppler Sonography with Contrast in the Differentiation of Ovarian Tumors. REV.HOSP.CLIN.FAC.MED.S.PAUL O 58, 185-192. 2003.

44. Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. 2 ed. Jakarta: Salemba Medika; 2010.

Gambar

Tabel 1. Sebaran Kelompok Tumor Ovarium Jinak dan Ganas berdasarkan Karakteristik
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Pulsatility Index (PI) dengan Histopatologis

Referensi

Dokumen terkait

Pengetahuan dan perilaku mencegah stroke pada penderita hipertensi di Kelurahan Jarum Kecamatan Bayat Klaten Jawa Tengah pada saat pre test atau sebelum diberikan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Keperawatan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi A : masalah Hambatan Mobilitas fisik berhubungan dengan.. ketidaknyamanan nyeri

[r]

Dari data-data yang diperoleh penulis berdasarkan analisis Balanced Scorecard dapat diketahui bahwa kinerja perusahaan berada dalam kondisi cukup baik. Hal ini dapat dilihat

[r]

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui besarnya harga jual yang ditetapkan berdasarkan harga pokok produksi menurut perusahaan dan metode full costing, sehingga dapat

Metode yang digunakan oleh Perusahaan dan metode Cost-plus pricing menggunakan informasi biaya yang sama ( BBB, BTKL, BOP, Biaya Administrasi dan Umum, dan Biaya pemasaran ),

Keenam sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun 2013 ‒ 2018, yaitu ” Melanjutkan Pembangunan Kota Palembang