vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
PERANCANGAN KAMPANYE HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL UNTUK DESAINER KOMUNIKASI VISUAL INDONESIA
Oleh
Vicky Feliani Hadiman NRP 0964118
Indonesia sebagai salah satu negara yang mengembangkan Industri Kreatif telah mengakomodir kebutuhan para pelaku Industri Kreatif di bidang Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Pengetahuan mengenai Hak Kekayaan Intelektual merupakan salah satu hal yang selayaknya dipahami oleh para desainer, namun sampai saat ini hampir tidak ada desainer di Indonesia yang memahami dan mengerti lebih dalam akan hal tersebut.
Maka dari itu, tujuan perancangan Tugas Akhir ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai Hak Kekayaan Intelektual kepada para desainer komunikasi visual, sehingga mereka dapat melindungi karya-karya mereka serta mereka memahami batasan yang jelas mengenai pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual pada karya desainer lain.
Metode yang digunakan adalah membuat perancangan kampanye Hak Kekayaan Intelektual melalui media website, media sosial, media buku sebagai panduan dan tips praktis yang dapat digunakan oleh desainer untuk melindungi hasil karya mereka. Melalui perancangan kampanye ini, Desainer Komunikasi Visual Indonesia dapat lebih mengetahui, mengerti dan memahami mengenai Hak Kekayaan Intelektual.
ABSTRACT
DESIGNING THE INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS CAMPAIGN FOR INDONESIAN VISUAL COMMUNICATION DESIGNERS
Submitted by
Vicky Feliani Hadiman NRP 0964118
As a country, which is developing the creative industry, Indonesia has accommodated the needs of those in that industry in terms of their intellectual property rights. It is necessary for designers to have knowledge of the intellectual property rights. Unfortunately, until now, hardly any Indonesian designers understand this.
The purpose of this final assignment is to educate visual communication designers of the importance of the intellectual property rights, so that they will be able to protect their creations and understand the violation of other designers’ intellectual property rights.
The method is making a design of an intellectual property rights campaign in a website, social media, books providing guidelines and tips which the designers can use to protect their creations. By this design, it is hoped that visual communication designers will have better knowledge and understanding of the intellectual property rights.
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……….. i
LEMBAR PENGESAHAN……… ii
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN………...… iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN………... iv
KATA PENGANTAR……… v
1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup……….…...….….….…...… 3
1.2.1 Identifikasi Masalah………..…………... 3
1.2.2 Ruang Lingkup………..……….... 3
1.3Tujuan Perancangan………..…… 4
1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data……….………..… 4
1.5Skema Perancangan………...………...…… 6
BAB II LANDASAN TEORI………..………... 7
2.1 Teori dari Bidang Ilmu Hukum………... 7
2.1.1 Industri Kreatif………...…………. 7
2.1.1.1 14 Sub-sektor Industri Kreatif……… 7
2.1.2 Hukum Hak Kekayaan Intelektual…...………..………. 8
2.2 Teori dari Bidang Keilmuan Desain Komunikasi Visual………... 9
2.2.1 Kampanye……….……… 9
2.2.2 Tujuan Kampanye……….. 10
2.2.3 Komunikasi………..………. 10
BAB III DATA DAN ANALISA MASALAH……… 12
3.1 Data dan Fakta……… 12
3.1.1 Lembaga terkait……… 12
3.1.1.1 Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual ... 12
3.1.1.1.1 Sejarah perkembangan Sistem Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia... 12
3.1.1.1.2 Visi dan Misi dari Dirjen HKI Indonesia……….. 13
3.1.1.2 Desain Grafis Indonesia………..………... 14
3.1.2 Data tentang gejala / fenomena yang terjadi... 14
3.1.2.1 Data dari hasil observasi... 14
3.1.2.2 Data dari hasil wawancara... 15
3.1.2.3 Data dari hasil kuisioner... 16
3.1.2.3.1 Data dari kuisioner awal... 16
3.1.2.3.2 Data dari kuisioner kedua... 17
3.1.3 Tinjauan terhadap proyek / persoalan sejenis... 26
3.2 Analisa Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta………..……… 27
3.2.1 Analisis STP………... 27
3.3.2 Analisa SWOT Kampanye... 28
xi Universitas Kristen Maranatha
5.2 SARAN………...………... 41
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Perancangan………... 6
Gambar 3.1 Logo Dirjen HKI……… 12
Gambar 3.2 Logo DGI………... 14
Gambar 3.3 Diagram Jawaban Kuisioner Awal……… 16
Gambar 3.4 Diagram Jawaban Kuisioner Awal 2………. 17
Gambar 3.5 Diagram Jawaban Kuisioner No.1………. 18
Gambar 3.6 Diagram Jawaban Kuisioner No.2………. 18
Gambar 3.7 Diagram Jawaban Kuisioner No.3………. 18
Gambar 3.8 Diagram Jawaban Kuisioner No.4………. 19
Gambar 3.9 Diagram Jawaban Kuisioner No.5………. 19
Gambar 3.10 Diagram Jawaban Kuisioner No.6………... 19
Gambar 3.11 Diagram Jawaban Kuisioner No.7………... 20
Gambar 3.12 Diagram Jawaban Kuisioner No.8………... 20
Gambar 3.13 Diagram Jawaban Kuisioner No.9………... 20
Gambar 3.14 Diagram Jawaban Kuisioner No.10………. 21
Gambar 3.15 Diagram Jawaban Kuisioner No.11………. 21
Gambar 3.16 Diagram Jawaban Kuisioner No.12………. 21
Gambar 3.17 Diagram Jawaban Kuisioner No.13………. 22
Gambar 3.18 Diagram Jawaban Kuisioner No.14………. 22
Gambar 3.19 Diagram Jawaban Kuisioner No.15………. 22
Gambar 3.20 Diagram Jawaban Kuisioner No.16………. 23
Gambar 3.21 Diagram Jawaban Kuisioner No.17………. 23
Gambar 3.22 Diagram Jawaban Kuisioner No.18………. 23
Gambar 3.23 Diagram Jawaban Kuisioner No.19………. 24
Gambar 3.24 Diagram Jawaban Kuisioner No.20………. 24
Gambar 3.25 Diagram Jawaban Kuisioner No.21………. 24
Gambar 3.26 Diagram Jawaban Kuisioner No.22………. 25
Gambar 3.27 Diagram Jawaban Kuisioner No.23………. 25
xiii Universitas Kristen Maranatha
Gambar 3.29 Logo ACID……….……. 27
Gambar 4.1 Timeline Media……….. 31
Gambar 4.2 Tampilan Utama Website DJHKI bagian Hak Cipta, Merek, Desain Industri dan Rahasia Dagang bagi desainer... 31
Gambar 4.3 Tampilan Website DJHKI bagian E-Tutorial... 32
Gambar 4.4 E-Poster (teaser)... 32
Gambar 4.5 E-Poster 1... 33
Gambar 4.6 E-Poster 2... 34
Gambar 4.7 E-Poster 3... 34
Gambar 4.8 E-Poster 4... 35
Gambar 4.9 E-Poster 5... 35
Gambar 4.10 E-Poster 6... 36
Gambar 4.11 E-Poster 7... 36
Gambar 4.12 E-Poster 8... 37
Gambar 4.13 Aplikasi E-Poster pada Media Sosial Facebook... 37
Gambar 4.14 Aplikasi E-Poster pada Media Sosial Instagram... 37
Gambar 4.15 Media Buku... 38
Gambar 4.16 E-Poster Event... 39
Gambar 4.17 BackdropEvent... 39
Gambar 4.18 Aplikasi E-Poster Event pada Media Sosial Facebook... 40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Rangkuman Wawancara... 45
A.1 Wawancara dengan Citra Amelia... 45
A.2 Wawancara dengan Nyoman Natanael... 46
A.3 Wawancara dengan Irena Vanesa Gunawan Fajarto... 47
A.4 Wawancara dengan Roy Antonius... 49
A.7 Wawancara dengan Arman Tjoneng... 52
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia tidak pernah terlepas dari perkembangan dan pertumbuhan ekonomi.
Indonesia sebagai salah satu negara berdaulat yang sering dikategorikan sebagai
negara berkembang juga merasakan hal ini. Negara Kesatuan Republik
Indonesia dapat dilihat sebagai salah satu negara berkembang yang unik dari sisi
perkembangan ekonomi karena sistem ekonomi yang dianutnya.
Dalam sistem ini pemerintah memiliki peran penting dan juga turut aktif
dalam pengendalian perekonomian negara. Hal ini terlihat dari berbagai
peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam
berbagai aspek kehidupan ekonomi di Indonesia. Salah satu peraturan
perundang-undangan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah adalah tentang
Industri Kreatif dan perlindungan akan Hak Kekayaan Intelektual.
Hal ini dilakukan oleh pemerintah karena mereka menyadari bahwa
kehidupan manusia saat ini tidak dapat dilepaskan dari perkembangan desain
secara luas dan menyeluruh. Dimulai dari kebutuhan primer manusia yaitu
sandang, pangan dan papan semua tidak terlepas dari peran para desainer.
Berbagai busana, pakaian dalam, sepatu, serta aksesoris tidak terlepas dari
peran penting para desainer fashion. Walaupun pembangunan sebuah rumah
ataupun bangunan adalah pekerjaan arsitek dan insinyur namun tidak dapat
dipungkiri bahwa desainer interior juga memiliki peran besar dalam mendesain
tata ruang serta produk-produk yang mendukung. Sekarang ini, hampir tidak
dapat ditemukan produk makanan yang dijual tanpa sebuah nama merek atau
nama restoran dilekatkan pada produk makanan tersebut.
Bukan hanya kebutuhan primer namun kebutuhan sekunder dan tertier juga
tidak terlepas dari kebutuhan akan desain. Dewasa ini, hampir semua barang
produksi yang ada di pasar adalah sebuah rancangan dari desainer produk yang
kemudian dikemas dengan berbagai bentuk menarik yang juga adalah kontribusi
bersaing maka kebutuhan akan promosi atas produk-produk tersebut juga
meningkat. Promosi-promosi tersebut tidak lepas dari peranan para desainer
grafis dan desain komunikasi visual. Promosi dapat dilakukan dengan banyak
cara dan media, baik dengan media yang biasa digunakan sampai dengan
berbagai media yang tidak biasa digunakan untuk menarik perhatian banyak
orang.
Industri kreatif yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta
bakat individu digunakan untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan
pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta
individu menjadikan Industri kreatif populer di masyarakat. Dengan demikian
begitu pula kebutuhan akan desain.
Selain itu juga pertumbuhan industri kreatif juga membawa dampak positif
bagi sebuah negara karena meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara maka dapat
juga dikatakan terdapat kenaikan pada tingkat ekonomi masyarakatnya. Dengan
peningkatan ekonomi masyarakat sebuah negara maka mereka dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari mereka yang juga membuka peluang untuk berbelanja
kebutuhan sekunder dan tertier. Dapat dilihat bahwa ada suatu pola yang terus
berulang.
Dengan alasan-alasan inilah maka pemerintah dan masyarakat merasa hal ini
adalah salah satu hal yang harus mendapat perhatian dan campur tangan
pemerintah. Walaupun demikian, namun masih banyak pelaku industri kreatif di
Indonesia terutama para desainer yang tidak memahami peraturan hukum yang
ada yang sebenarnya adalah suatu hal yang esensial bagi hasil karya mereka.
Dewasa ini, tidak jarang dijumpai desainer yang karyanya dicuri dan dipakai
tanpa sepengetahuan desainer bersangkutan oleh pihak lain tanpa kontribusi
yang layak. Padahal, desain bagi sorang desainer adalah sebuah karya yang
berharga karena selain desain tersebut adalah buah dari hasil pemikiran mereka
yang cemerlang, bahkan bagi sebagian desainer, desain mereka adalah sebagian
dari jiwa mereka yang divisualisasikan di dalam dunia ini yang seharusnya
diapresiasi oleh semua orang dan berhak mendapatkan keuntungan ekonomis
Universitas Kristen Maranatha 3
oleh banyak desainer karena mereka tidak mengerti bagaimana mereka dapat
melindungi hak atas karya-karya mereka.
Penulis berharap dengan menyoroti hal ini dalam penelitiannya dapat
menambah wawasan bagi para desainer agar mereka dapat mengetahui adanya
langkah-langkah yang dapat mereka lakukan dalam melindungi karya-karya
mereka secara sah di mata hukum.
Topik ini diangkat dan disesuaikan dengan tema besar Tugas Akhir Desain
Komunikasi Visual Universitas Kristen Maranatha semester Ganjil 2014/2015
yaitu Nasionalisme. Penulis merasa layak untuk mengangkat permasalahan ini
sebagai kontribusi bagi negara yang dapat dilakukan oleh penulis untuk
membantu para desainer Indonesia dalam mempersiapkan diri menghadapi
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan dimulai pada tahun 2015 dan
juga dalam menghadapi pasar bebas internasional tahun 2020 nanti. Karena
MEA dan pasar bebas internasional tidak hanya akan berdampak besar bagi
bisnis Indonesia di bidang produksi namun juga di bidang jasa dan semua
masyarakat Indonesia berhak bersiap-siap dalam menghadapi kemungkinan
yang akan terjadi.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
1.2.1 Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk merumuskan beberapa masalah
yang akan diteliti lebih lanjut sesuai dengan bidang ilmu yang sedang ditekuni
oleh penulis saat ini. Rumusan masalah tersebut adalah:
Bagaimanakah cara yang tepat dalam upaya untuk menginformasikan
melalui Desain Komunikasi Visual kepada para desainer dan melalui media
apa yang tepat digunakan agar mereka sadar akan betapa pentingnya
pemahaman tentang HKI?
1.2.2 Ruang Lingkup
Dalam menulis penelitian ini, penulis memberi batasan–batasan ruang
1. Adapun daerah penelitian yang diambil oleh penulis adalah Indonesia
dengan lebih terfokus pada Kota Jakarta dan Bandung;
2. Projek yang akan dilakukan merupakan sebuah kampanye mengenai
pentingnya bagi desainer untuk memahami HKI;
3. Target utama yang dituju adalah para desainer yang ada di Kota Jakarta
dan Bandung;
1.3 Tujuan Perancangan
Sesuai dengan permasalahan dan ruang lingkup yang telah diuraikan di atas,
berikut ini akan dipaparkan garis besar hasil yang ingin diperoleh setelah
masalah diteliti dan dipecahkan, yaitu:
Melalui Desain Komunikasi Visual dapat mengetahui cara yang tepat dalam
menginformasikan kepada para desainer dan dapat memilih media yang tepat
digunakan agar mereka sadar betapa pentingnya bagi mereka untuk
memahami HKI.
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam perancangan suatu penelitian atau rancangan dibutuhkan data. Untuk
merancang dan melaksanakan sebuah karya desain diperlukan data yang cukup
memadai sebagai dasar pemikiran dan arahan konsep. Pengumpulan data yang
akan dilakukan untuk penelitian ini adalah dengan cara:
1 Studi Literatur / Pustaka (Buku, Peraturan Perundang-undangan, dan
internet) untuk mendapatkan informasi mengenai Hukum Hak atas Kekayaan
Intelektual, beberapa teori hukum, dan teori-teori yang berhubungan dengan
kampanye.
2. Observasi (aktif)
Sebagai partisipan yang aktif dengan ikut mencoba mengalami solusi yang
diberikan.
3. Kuisioner
Yang disebarkan tiga kali. Kuisioner awal untuk menentukan desainer apa
Universitas Kristen Maranatha 5
sebagai kuisioner data, kemudian kuisioner ketiga adalah kuisioner dalam
penentuan visual.
4. Wawancara Narasumber yang Kompeten, diantaranya:
a. Dosen Desain Komunikasi Visual
b. Advokat dan /atau Dosen Hukum Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
c. Desainer yang telah memiliki pengalaman bekerja di bidangnya selama 5
1.5 Skema Perancangan
Universitas Kristen Maranatha 41
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan. Hal yang pertama adalah pentingnya untuk menyampaikan pada para desainer DKV permasalahan mengenai HKI. Pengetahuan tersebut dibutuhkan untuk dipahami desainer namun masih banyak desainer yang tidak acuh pada permasalahan pelanggaran HKI. Tidak sedikit desainer yang tidak mengetahui batasan-batasan yang jelas antara yang mana yang dapat disebut melanggar HKI dan yang mana yang tidak melanggar HKI. Sehingga masih banyak pelanggaran-pelanggaran HKI yang terjadi yang dilakukan oleh desainer sendiri.
Hal kedua, pemberian informasi yang tepat untuk menghilangkan persepsi bahwa berhubungan dengan hukum adalah sesuatu yang rumit, lama dan memakan banyak biaya serta direpotkan oleh birokrasi. Saat ini pendaftaran mengenai HKI dapat dilakukan sendiri secara online di website resmi DJHKI dengan biaya-biaya
yang sudah ditetapkan dan terbuka bagi masyarakat umum untuk melihatnya. Sehingga desainer tidak perlu lagi takut akan mengeluarkan biaya ‘tidak terduga’.
Ketiga, Desain Komunikasi Visual dapat digunakan secara efektif untuk menyebarkan informasi kepada para desainer termasuk juga masyarakat luas, terutama di masa sekarang ini ketika media sosial dan internet sudah menjadi sesuatu yang populer di kalangan masyarakat.
5.2 Saran
aturan tersebut sebaiknya diabaikan untuk menciptakan suatu terobosan desain yang baru agar desain tidak tampak membosankan dan lebih hidup serta dapat menggugah emosi siapapun yang melihatnya.
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Perundang-undangan
Republik Indonesia. 2000. Undang-Undang No. 29 Tahun 2000 tentang
Perlindungan Varietas Tanaman. Lembaran Negara RI Tahun 2000, No. 241. Jakarta
Republik Indonesia. 2000. Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang. Lembaran Negara RI Tahun 2000, No. 242. Jakarta
Republik Indonesia. 2000. Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri. Lembaran Negara RI Tahun 2000, No. 243. Jakarta
Republik Indonesia. 2000. Undang-Undang No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. Lembaran Negara RI Tahun 2000, No. 244. Jakarta
Republik Indonesia. 2001. Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 tentang Hak Paten. Lembaran Negara RI Tahun 2001, No. 109. Jakarta
Republik Indonesia. 2001. Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek. Lembaran Negara RI Tahun 2001, No. 110. Jakarta
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Lembaran Negara RI Tahun 2014, No. 266. Jakarta
Buku
Bainbridge, David I. 1990. Computers and the Law, Cetakan Pertama, London: Pitman Publishing.
Carter, David E. 1999. Branding the power of market identity, New York : Hearst Books International.
Dominick, Joseph R. 1987. The Dynamics of Mass Communication, United States of America: McGraw-Hill.
Gamble, Michael & Teri K. Gamble 2005. Communication Works, New York : McGraw-Hill.
Jalaludin, Rakhmat. 2005. Psikologi Komunikasi, Padalarang : Penerbit Rosda
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta : Penerbit Andi.
Rogers, E. M., & Storey J. D. 1987. Communication Campaign. Dalam C. R.
Berger & S.H. Chaffe (Eds.), Handbook of Communication Science. New
Burry Park, CA: Sage.
Safanayong, Yongky. 2006. Desain komunikasi Visual Terpadu, Jakarta Barat : Arte Intermedia.
Subekti. 2001. Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: PT. Intermasa.
Venus, Antar. 2005. Managemen Kampanye, Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Williams, John F. 1986. A Manager’s Guide to Patent, Trade Marks & Copyright, Cetakan Pertama, London : Kogan Page
Website
http://www.dgip.go.id/ diakses tanggal 22 Oktober 2015
http://dgi-indonesia.com/about-dgi/ diakses tanggal 22 Oktober 2015