• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interior Design Tree Of Children Creativity.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Interior Design Tree Of Children Creativity."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

(2)

iv Universitas Kristen Maranatha

1.2 Gagasan/ Ide perancangan... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Perancangan ... 4

1.5 Sistematika Penulisan... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sanggar Kreativitas anak... 6

2.1.1Pengertian Sanggar... 6

2.1.2 Pengertian Kreativitas ... 7

2.1.3 Teori tentang Proses Kreatif dan Produk Kreatif...9

2.1.4 Kreatvitas pada Anak ... 13

2.1.5.Perkembangan Kreativitas anak ... 13

2.1.6 Faktor-Faktor yang meningkatkan kreativitas ... 14

2.1.7 Kebutuhan Anak dalam ruang ... 15

2.1.8 Empat Cara Mengembangkan Kreatvitas Anak ... 18

2.1.9 Mengendalikan Proses Pembentukan Anak Kreatif ... 19

2.10 Mengevaluasi hasil kreatifitas ... 20

2.2 Masa Kanak-kanak ... 20

2.2.1 Perkembangan Otak Anak ... 22

2.3 Mengenal Perkembangan Anak Usia Tiga Hingga Enam Tahun ... 23

(3)

v Universitas Kristen Maranatha

2.4.1 Perkembangan Fisik Anak ... 24

2.4.2 Perkembangan Motorik ... 24

2.4.3 Perkembangan Intelektual ... 24

2.4.4 Perkembangan Sosial ... 25

2.5 Usia Tiga Hingga Enam Tahun Adalah Masa Bermain ... 26

2.5.1 Pengaruh Bermain Bagi Perkembangan Anak ... 27

2.5.2 Macam-Macam Permainan dan Manfaatnya ... 27

2.6 Desain Ruang Kreatif ... 29

2.7 Studi Ergonomis Anak ... 30

2.8 Sanggar Kreatifitas anak sebagai Salah Satu Pusat Pengembangan Kreativitas Anak ... 35

2.8.1 Kesehatan dan Keamanan ... 36

2.8.2 Faktor Alam ... 37

2.8.3 Faktor pendukung lain... 38

2.9 Keramik ... 38

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI 3.1 Deskripsi Objek Studi ... 45

3.1.1 Analisa Data Existing ... 46

3.1.2 Denah Lay-out ... 47

3.1.3 Struktur Organisasi... 47

3.1.4 Proses Pengajaran... 48

3.1.5 Analisa Kebutuhan Ruang... 49

3.1.6 Analisa User ... 51

3.1.7 Sarana Fasilitas yang ditawarkan ... 51

3.1.8 Analisis site ... 52

3.5.1 Bumblebee child development centre ... 67

(4)

vi Universitas Kristen Maranatha

3.5.3 Wood camp ... 69

3.6 Evaluasi Perkembangan Pusat Seni Anak-anak di luar Negri ... 72

BAB IV PERANCANGAN INTERIOR TREE OF CREATIVITY FOR CHILDREN 4.1 Konsep Grow Like Tree ... 73

4.1.1 Tema Nature ... 75

4.1.2 Konsep Material ... 75

4.1.3 Konsep Bentuk ... 76

4.1.4 Konsep Warna ... 79

4.1.5 Konsep Penghawaan ... 80

4.1.6 Konsep Pencahayaan ... 81

4.2 Penjabaran desain ... 82

4.3 Penerapan desain ... 84

4.3.1 Waiting room and galery ... 84

4.3.2 Performance room ... 87

4.3.3 Drawing Class ... 89

4.3.4 Violin Class ... 92

4.3.5 Library ... 95

4.3.6 Playground ... 98

(5)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teori Persimpangan Kreativitas ... 10

Gambar 2.2 Limas Citra Manusia ... 11

Gambar 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kreativitas ... 16

Gambar 2.4 Interior Ruang Anak – Fleksibel ... 17

Gambar 2.5 tinggi tubuh anak laki-laki ... 30

Gambar 2.6 tinggi tubuh anak perempuan ... 31

Gambar 2.7 berat tubuh anak laki-laki ... 31

Gambar 2.8 berat tubuh anak perempuan ... 31

Gambar 2.9 kemampuan jangkauan tangan anak usia 2-5 tahun menggapai ke atas ... 32

Gambar 2.10 kemampuan jangkauan tangan anak usia 2-5 tahun menggapai ke samping ... 32

Gambar 2.11 kemampuan jangkauan kaki anak usia 2-5 tahun saat duduk ... 32

Gambar 2.12 tinggi jangkauan mata anak usia 2-5 tahun saat duduk ... 33

Gambar 2.13 tinggi anak usia 2-5 tahun saat duduk ... 33

Gambar 2.14 kedalaman duduk anak usia 2-5 tahun ... 33

Gambar 2.15 tinggi dudukan kursi ke lantai untuk anak usia 2-5 tahun ... 34

Gambar 2.16 standar kursi anak-anak ... 34

Gambar 2.17 standar tinggi dan lebar mainan anak ... 35

Gambar 2.18 Pengolahan bahan... 39

Gambar 2.19 Pembentukan dengan teknik putar ... 40

Gambar 2.20 Pembentukan dengan teknik cetak ... 41

Gambar 2.21 Penglasiran ... 43

Gambar 3.1 Denah Layout ... 47

Gambar 3.2 Flow Actifity ... 60

Gambar 3.3 Bubble Diagram ... 60

Gambar 3.4 Zoning-Blocking ... 61

Gambar 3.5 Kegiatan Bumbblebee ... 68

Gambar 3.6 Kegiatan Sanggar canvas ... 69

Gambar 3.7 fasad wood camp bandung ... 69

(6)

viii Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.9 Junior bermain ... 71

Gambar 3.10 Sarana outbound Woodcamp Radjiman ... 71

Gambar 3.11 Kegiatan seni anak ... 72

Gambar 4.1 Konsep Bentuk ... 76

Gambar 4.2 Pencahayaan Alam ... 81

Gambar 4.3 Led lamp... 81

Gambar 4.4 Layout floor plan ... 82

Gambar 4.5 Potongan General ... 83

Gambar 4.6 Perspektif Waiting room and Galery... 84

Gambar 4.7 Layout Entrance ... 85

Gambar 4.8 Potongan Waiting room and galery... 86

Gambar 4.9 Perspektif Performance room ... 87

Gambar 4.10 Potongan Performance room ... 88

Gambar 4.11 Perspektif Drawing class ... 89

Gambar 4.12 Layout Drawing class ... 90

Gambar 4.13 Potongan Drawing class ... 91

Gambar 4.14 Perspektif Violin Class ... 93

Gambar 4.15 Potongan Violin Class ... 94

Gambar 4.16 Perspektif Library... 95

Gambar 4.17 Layout Library ... 96

Gambar 4.18 Potongan Library ... 97

(7)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Masa kanak-kanak merupakan masa yang penting dalam pertumbuhan. Pada masa ini mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, menanggapi dan belajar dari segala sesuatu yang mereka lihat dan dengarkan. Mereka belajar meniru dan mencontoh serta menggali potensi diri bersama kelompok bermainya. Di sinilah para orang tua memiliki peran yang sangat besar untuk mengarahkan anaknya ke arah yang baik demi masa depan anak itu sendiri. Salah satu metode pengarahan yang dapat digunakan yaitu dengan memberikan metode belajar sambil bermain.

Proses belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia. Belajar tidak hanya diartikan sebagai bentuk pendidikan formal (sekolah) saja. Proses pembelajaran yang baik bagi anak-anak adalah bila mereka dapat merangsang kreatifitasnya sambil bermain dan mengenal alam. Pendidikan formal lebih memiliki kecenderungan untuk melatih otak kiri (left hemisphere) seperti matematika, bahasa, dan ilmu pengetahuan dari pada otak kanan (right hemisphere) seperti seni, musik, dan keterampilan berpikir secara kreatif.

(9)

2 Universitas Kristen Maranatha aturan-aturan atau sistem pendidikan yang ada karena umumnya kurang memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kreativitasan yang dimilikinya.Oleh sebab itu diperlukan adanya pendidikan non-formal sebagai penyeimbang dan pertahanan perkembangan kreativitas.

Pendidikan non-formal di bidang seni kreativitas diharapkan dapat mengembangkan sekaligus mengingatkan kreativitas anak dibidang seni. Pendidikan non-formal dibidang seni pertunjukan in tidak hanya menumbuhkan kreativitas anak saja,namun juga mengembangkan aspek sosialisasi yang terjalin saat proses pendidikan berlangsung. Adapun perkembangan di bidang kreativitas sebagai penyeimbang kepandaian yang diterima di pendidikan formal ini dibuat untuk membangun SDM yang berkualitas sejak dini.

Masa kanak-kanak adalah masa bermain. Konsep ini telah diakui oleh banyak ahli. Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial menyenangkan yang dominan pada awal masa anak-anak. Menurut Watson (2004:19), permainan dibagi menjadi beberapa fungsi, yaitu :

a. Fungsi kognitif

Melalui permainan, anak-anak menjelajahi lingkungannya, mempelajari objek di sekitarnya dan memecahkan masalah yang dihadapi.

b. Fungsi sosial

Dalam permainan fantasi dengan memerankan suatu peran, anak belajar memahami orang lain dan peran yang dimainkannya.

c. Fungsi emosi

Memecahkan sebagian masalah emosionalnya, mengatasi kegelisahan dan melepaskan energi fisik berlebih.

(10)

3 Universitas Kristen Maranatha dan bebas. Sedangkan anak yang berusia 4-5 tahun sudah memiliki dasar-dasar dari sikap moralitas, sehingga mereka punya inisiatif untuk melakukan sesuatu.

Di kota Bandung ini sendiri, sebenarnya sudah terdapat beberapa sarana belajar dan bermain bagi anak. Namun kebanyakan dari sarana tersebut hanya memperhatikan pentingnya pendidikan formal sehingga tidak memperhatikan bentuk-bentuk ruang dan fungsi desain furniture yang menunjang perkembangan sensorik-motorik anak didiknya. Padahal, faktor interior dan lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi pola pikir anak untuk merangsang kreatifitas. Jika ada banyak hal yang dapat dilakukan pada suatu lingkungan, maka makin banyak pula proses pembelajaran yang akan didapat oleh anak tersebut. Dengan demikian interior bukan lagi berfungsi sebagai ruang saja, melainkan juga sebagai media pembelajaran yang dapat meningkatkan imajinasi dan kreatifitas anak.

Dengan demikian, pada kesempatan tugas perancangan desain interior ini penulis tertarik untuk membuat sarana Sanggar kreativitas anak dengan judul Tree of children creativity ,dimana sarana ini tidak hanya bersifat fungsional saja, tetapi juga

dapat memberikan semangat, tantangan, daya tarik, edukasi dan merangsang imajinasi anak melalui desain yang akan dibuat. Dengan dibuatnya lingkungan yang menyenangkan maka diharapkan proses belajar itu pun menjadi sangat menyenangkan pula..

1.2 Gagasan/Ide perancangan

(11)

4 Universitas Kristen Maranatha 1.3Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam perancangan Tree of children creativity ini berdasarkan aspek fisik dan fungsionalnya yaitu:

a. Bagaimana mendesain tempat kreativitas anak yang bersifat kreatif dan memadukan unsur alam dalam ruang?

b. Bagaimana mendesain interior yang tepat bagi anak dalam mengembangkan kreatifitas?

c. Fasilitas seperti apakah yang dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan kreatifitas mereka?

1.4Tujuan Perancangan

Perancangan Tree of children creativity ini diharapkan dapat memberikan dampak positif baik bagi pembaca maupun bagi perancang sendiri. Maka dari itu, dalam perancangan Tree of children creatvity ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

a. Menciptakan suatu tempat melatih kreatifitas bagi anak yang mengangkat tema alam sebagai kegiatan edukasi.

b. Mempelajari desain ruang dan furniture yang tepat untuk merangsang perkembangan sensorik dan motorik anak untuk diterapkan pada Tree of children creativity.

(12)

5 Universitas Kristen Maranatha 1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan perancangan Tree of children creativity ini terdapat sistematika penulisan yang terdiri dari 5 bab.

Bab I merupakan bab Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang pemilihan topik perancangan, identifikasi masalah yang membahas permasalahan dalam perancangan, tujuan perancangan, serta sistematika penulisan yang terdapat pada laporam perancangan ini.

Bab II adalah bab Landasan Teori. Pada bab 2 ini dipaparkan teori-teori pendukung yang didapat dari beberapa sumber sebagai landasan bagi perancangan obyek Tugas Akhir yang dipilih. Teori pendukung ini didapat melalui studi literatur, yaitu melalui buku dan juga internet.

Bab III yaitu bab Deskripsi Obyek Studi. Bab ini berisi penjelasan mengenai proyek yang akan dibuat, analisa-analisa terhadap objek studi (baik berupa analisis fisik maupun fungsional), serta analisis pengguna dan program (programming).

Bab IV adalah bab Perancangan yang memaparkan tema yang dipilih, penjelasan konsep, dan aplikasi konsep pada perancangan.

(13)

99 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Tree of children creativity ditunjukan kepada anak-anak,dimulai dari usia 2 s.d 12

tahun. Melalui perancangan ini anak-anak diharapkan mampu melatih kreatifitas mereka secara maksimal dan menyatu dengan alam. Selain itu diharapkan menjadi sarana dalam memfasilitasi dan memotifasi anak - anak dalam mengembangkan kreativitas dan imanjinasi mereka.

Konsep yang diterapkan pada perancangan ini adalah Grow like tree. Grow like tree merupakan proses pertumbuhan tumbuhan, dimana proses tersebut akan

(14)

100 Universitas Kristen Maranatha yang berpengaruh adalah cahaya, kelembaban, suhu dan mineral (atau kita bisa sebut sebagai lingkungan pendukung). Dari proses tersebut akan ada suatu hasil yaitu buah, dimana baik atau buruk hasil yang di dapat dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut.konsep ini di analogikan dengan kreatifitas anak yang tidak instan dan dalam penerapannya dapat dilihat dari penggunaan warna hijau pada ceiling dan coklat pada dinding, sehingga memberikan kesan fresh dan relax pada suatu ruangan. Selain itu desain pada lantai,dinding,ceiling dibuat mengikuti struktur tumbuhan yaitu adanya elemen akar,batang dan daun. Desain khususnya diterapkan pada ruangan Galery,waiting room,performance room,drawing class,violin class dan library. Masing-masing desain ruangan diterapkan berbeda

(15)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Amabile,T.M.1993.”Growing up Creative” dalam kreativitas dan Bermain,oleh Rui Ching. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan. Jakarta,2000

Cainruth, Linda. Anthropometric Measurements of Children. USA,1999 Ching, FrancisD.K., 1996. Interior Design Illustrated. New York: Van Nostrand

Reinhold Company Inc.

Guilford, J. P.,1968. Intelligence,Creativity and Their Educational Implication. San

Diego, Calif: R. R. Knapp.

Ittleson, Proshansky, Rivlin, Winkel, An Introduction to Environmental Psychology. New York, 1974

Mulyadi,Seto.1993.Kreatifitas dan Bermain.Disertasi.Jakarta:Program Pascasarjana Universitas Indonesia.

Olds, Anita. Child Care Design Guide. USA,2001Tim & Charlott Benton ; Sharp, Dennis, Form & Function. London, 1975

Supriadi, Dedi,1994. Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan Iptek. Bandung:

Alfabeta.

Seto Mulyadi.Disertasi.Jakarta:Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Hurlock, Elizabeth B., 1993. Perkembangan Anak Jilid 2 (terjemahan Meitasari

Tjandrasa). Jakarta: Erlangga.

Tabrani, Primadi, 1998. Proses Kreasi, Apresiai, Belajar. Bandung: Penerbit ITB.

Referensi

Dokumen terkait

Upaya apa sajakah yang dilakukan oleh sekolah, dalam hal ini kepala sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam penerapan nilai toleransi antarumat beragama

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan daya dukung struktur perkerasan jalan beton yang diperkaku dan diperkuat dengan sirip yang sirip dalamnya dua diagonal

Menurut FI edisi IV krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Secara tradisional

1 Tetap, gedung dan ruangan kantor UPT Uji Mutu Bahan Bangunan dan Perbengkelan saat ini 3.3 UPT Perkantoran Terpadu Perkantoran Terpadu gedung B lantai 2 sisi

mendamaikan kedua belah pihak dengan cara mempertemukan para pihak untuk mediasi. Ketua Pengadilan Agama Rengat Bapak Drs. Muhdi Kholil, SH., M.A., M.M juga menyampaikan

Dengan pertimbangan tersebut, maka berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah pada pasal 14 dibentuk Dinas-Dinas sebagai

+emasyarakatkan pelestarian lingkungan hidup yang bersih dan sehat bagi keluarga dengan : a.. +emelihara

Keberadaan Departemen Kajian dan Aksi Strategis pasti memiliki alasan. Kami percaya bahwa kehadiran Kastrat di dalam BEM memberikan ruh yang menegaskan perbedaan