• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB V

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

5.1 Analisis Karakteristik Sosial Ekonomi Pedagang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di sekitar Objek Wisata Danau Sipin

Dalam Penelitian ini memiliki jumlah keseluruhan responden sebanyak 40 orang. Dalam penelitian ini memerlukan karakteristik responden dimana karakteristik responden yang berbeda-beda dapat mempengaruhi penilaian responden. Berikut merupakan karakteristik sosial ekonomi para pedagang usaha mikro, kecil dan menengah di Kawasan Objek Wisata Danau Sipin.

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin para pedagang UMKM sangat menentukan jumlah waktu setiap hari pedagang mampu memulai usaha. Seorang pria cenderung lebih lama dari wanita. Hal ini dikarenakan laki-laki merupakan kepala keluarga dan harus bekerja keras untuk menafkahi keluarganya. Di sisi lain, wanita akan memiliki waktu yang lenih sedikit untuk memulai bisnis karena wanita, terutama wanita yang sudah menikah. Berikut Jumla responden berdasarkan karakteristik janis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini:

Tabel 5. 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)

LAKI - LAKI 16 40%

PEREMPUAN 24 60%

JUMLAH 40 100%

Sumber : Penelitian melalui kuesioner

(2)

2

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa jenis kelamin responden paling banyak ialah perempuan dengan jumlah sebanyak 24 responden atau dengan persentase 60%. Sedangkan responden Laki-Laki berjumlah 16 responden dengan persentase sebesar 40%.

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Faktor umur sangat berpengaruh terhadap produktivitas seseorang dalam bekerja. Semakin tua umur pedagang semakin kurang pula produktivitas tersebut dan sebaliknya pula. Usia produktif artinya usia yang memasuki angkatan kerja baik yang sedang bekerja atau tidak bekerja. Dalam penelitian ini golongan umur dibagi menjadi 6 kelas yakni dimulai dari 15-25 tahun, 26-35 tahun, 36-45 tahun, 46-55 tahun, 56-65 tahun, 66-75 tahun. Berikut untuk melihat tabel jumlah responden berdasarkan karakteristik dilihat pada tabel 5.2 dibawh ini:

Tabel 5. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Golongan Umur Jumlah Responden Persentase(%)

15-25 2 5

26-35 10 25

36-45 15 37,5

46-55 9 22,5

56-65 3 7,5

66-75 1 2,5

Total 40 100

Sumber : Penelitian melalui kuesioner

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 40 responden, golongan responden paling banyak ialah usia 36-45 dengan jumlah sebanyak 15 responden atau dengan persentase 37,5%. Sedangkan golongan responden paling sedikit yaitu 66-75 berjumlah 1 responden dengan persentase sebesar 2,5%.

(3)

3

5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan pedagang UMKM merupakan salah satu faktor untuk mengembangkan usahanya. Pendidikan adalah salah satu faktor yang bisa mengubah sikap serta perilaku, meningkatkan sera mengembangkan pola pikir, wawasan dan mempermudah pedagang UMKM dalam memperoleh informasi yang bisa memberikan pembaharuan serta kemajuan dalam menjalankan usahanya dalama penelitian ini tingkat pendidikan dibagi kedalam 4 kelas dimulai dari SD, SMP, SMA, dan S1. Untuk melihat jumlah responden berdasarkan karakteristik dapat dilihat di tabel 5.3 dibawah ini.

Tabel 5. 3Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase(%)

SD 9 22,5

SMP 11 27,5

SMA/SMK 17 42,5

S1 3 7,5

TOTAL 40 100

Sumber : Penelitian melalui kuesioner

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden penelitian paling banyak memiliki tingkat pendidikan terakhir pada Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) lengan jumlah sebanyak 17 responden dan persentase sebesar 42,5%. Sedangkan responden penelitian paling sedikit memiliki tingkat pendidikan terakhir pada Sarjana Strata Satu (S1) dengan jumlah responden sebanyak 3 dan persentase sebesar 7,5%.

5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Status perkawinan para pedagang UMKM akan mentukan seberapa besar pendapatan yang dihasilkan oleh pedagang UMKM setelah dikurangi biaya hidup rumah tangga. Status perkawinan “belum kawin”

biasanya dapat menumbuhkan usaha karena pendapatan dapat digunakan

(4)

4

untuk mendanai pengembangan usaha, sedangkan status perkawinan

“menikah” dapat menghambat perkembangan usaha karena pendapatan dari UMKM digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan biaya usaha.

Kehidupan sehari-hari. Untuk melihat jumlah responden berdasarkan karakteristik status perkawinan dilihat tabel 5.4 dibawah ini.

Tabel 5. 4Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan status perkawinan Jumlah Responden Persentase(%)

KAWIN 33 82,5

BELUM KAWIN 4 10

CERAI 3 7,5

TOTAL 40 100

Sumber : Penelitian melalui kuesioner

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 40 responden, golongan responden paling banyak ialah “kawin” dengan jumlah sebanyak 33 responden atau dengan persentase 82,5%. Sedangkan golongan responden paling sedikit yaitu “cerai” berjumlah 3 responden dengan persentase sebesar 7,5%.

5.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan adalah jumlah rumah tanga yang harus memenuhi kebutuhan sehari-hari dari pendapatan yang diperoleh UMKM. Semakin banyak anggota keluarga maka semakin tinggi biaya kebutuhan hidup, sebaliknya semakin sedikit anggota keluarga maka semakin rendah biaya kebutuhan hidup. Selain itu, jumlah anggota keluarga yang banyak dapat membantu UMKM menghemat biaya tenaga kerja. Untuk melihat jumlah responden berdasarkan karakteristik jumlah tanggungan keluarga dapat dilihat pada tabel 5.5 dibawah ini :

(5)

5

Tabel 5. 5Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Jumlah

Tanggungan Jumlah Responden Persentase(%)

0 6 15

1 6 15

2 7 17,5

3 10 25

4 6 15

5 2 5

6 3 7,5

Total 40 100

Sumber : Penelitian melalui kuesioner

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 40 responden, golongan responden paling banyak tanggungan ialah 3 dengan jumlah sebanyak 10 responden atau dengan persentase 25%. Sedangkan golongan responden paling sedikit yaitu 5 berjumlah 2 responden dengan persentase sebesar 5%.

5.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jam Kerja

Jam kerja UMKM kuliner merupakan ukuran waktu selama pedagang UMKM memulai usaha dan menutup usahanya dalam satu hari. Semakin lama jam kerja pedagang UMKM perharinya maka semakin banyak pendapatan yang bisa di peroleh oleh pedagangUMKM.

Dalam penelitian ini jam kerja dibagi kedalam 4 kelas dimulai dari 0-5 jam, 6-10 jam, 11-15 jam, dan 16-20 jam. Untuk melihat jumlah responden berdasarkan karakteristik jam kerja dapat dilihat pada tabel 5.6 dibawah ini:

(6)

6

Tabel 5. 6Karakteristik Responden Berdasarkan Jam Kerja Jam Kerja (JK) Jumlah Responden Persentase(%)

0-5 19 47,5

06-10 18 45

11-15 2 5

16-20 1 2,5

Total 40 100

Sumber : Penelitian melalui kuesioner

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 40 responden, golongan responden paling banyak Jam bekerja ialah 0-5 dengan jumlah sebanyak 19 responden atau dengan persentase 47,5%. Sedangkan golongan responden paling sedikit yaitu 16-20 berjumlah 1 responden dengan persentase sebesar 2,5%.

5.1.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tenaga Kerja

Tenaga kerja UMKM kuliner merupakan Tenaga yang bekerja selama pedagang UMKM dan mengerjakan pekerjaan. Semakin banyak tenaga kerja pedagang UMKM maka semakin banyak pendapatan yang bisa di peroleh oleh pedagang UMKM. Untuk melihat jumlah responden berdasarkan karakteristik jam kerja dapat dilihat pada tabel 5.7 dibawah ini:

Tabel 5. 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tenaga Kerja

Tenaga Kerja (TK) Jumlah Responden Persentase(%)

1 32 80

2 7 17,5

3 1 2,5

Total 40 100

Sumber : Penelitian melalui kuesioner

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 40 responden, Rata – rata para pedagang paling banyak hanya memiliki 3 tenaga kerja

(7)

7

dengan persentase 2,5%. Sedangkan tenaga kerja paling sedikit terdapat 32 responden dengan persentase 80%.

5.1.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha

Jenis Usaha adalah Jenis usaha yang di perjualkan belikan di kawasan Objek Wisata Danau Sipin untuk memperoleh pendapatan.

Banyak nya jenis golongan yang dibuka pedagang dari makanan, minuman, warung sembako, resto/cafe dan mainan. Untuk melihat jumlah responden berdasarkan karakteristik jumlah tanggungan keluarga dapat dilihat pada tabel 5.8 dibawah ini :

Tabel 5. 8Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Jenis Usaha Jumlah Responden Persentase(%)

MAKANAN 19 47,5

MINUMAN 12 30

MAINAN 3 7,5

WARUNG 3 7,5

RESTO/CAFE 3 7,5

TOTAL 40 100

Sumber : Penelitian melalui kuesioner

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 40 responden, Rata – rata para pedagang paling banyak berjualan makanan 19 pedagang usaha dengan persentase 47,5% dan paling sedikit Resto/cafe, mainan, dan warung sembako. Sebanyak 3 pedagang dengan persentase 7,5%

5.1.9. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pengunjung

Jumlah Pengunjung wisatawan lokal maupun asing yang akan menentukan seberapa besar pendapatan yang dihasilkan oleh para UMKM. Banyak nya pengunjung wisatawan yang datang di hari tertentu seperti di Sabtu dan Minggu paling banyak. Dalam penelitian ini dibagi Jumlah Pengunjung dibagi kedalam 4 kelas dimulai dari 0-50 pengunjung, 51-100 pengunjung, 101-200 pengunjung, 201-300 pengunjung. Untuk melihat jumlah responden berdasarkan karakteristik jumlah pengunjung dapat dilihat pada tabel 5.9 dibawah ini.

(8)

8

Tabel 5. 9Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pengunjung Jumlah Pengunjung Jumlah Responden Persentase(%)

<50 23 57,5

51-100 14 35

101-200 2 5

201-300 1 2,5

TOTAL 40 100

Sumber : Penelitian melalui kuesioner

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat kelas Jumlah Pengunjung perminggu nya sebanyak 40 responden ialah <50 orang pengunjung dengan jumlah sebanyak 23 responden atau dengan persentase sebesar 57,5%. Sedangkan kelas Jumlah Pengunjung paling sedikit ialah 201-300 orang pengunjung dengan jumlah sebanyak 1 responden atau dengan persentase sebesar 2,5%.

5.1.10. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha

Pada umumnya semakin lama suatu usaha maka pedagang semakin berpengalaman dalam menjalankan bidang usaha nya sehingga dapat memiliki konsumen yang lebih banyak. Pada penelitian ini lama usaha terbagi menjadi 2 kelas yakni lama usaha 0-5 tahun, 6-20 tahun. Untuk melihat jumlah responden berdasarkan karakteristik Lama Usaha dapat dilihat pada tabel 5.10 dibawah ini.

Tabel 5. 10Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha

Lama Usaha (LU) Jumlah Responden Persentase(%)

<2 24 60

3 - 4 14 35

5 - 6 1 2,5

>10 1 2,5

Total 40 100

Sumber : Penelitian melalui kuesioner

Berdasarkan tabel 5.10 diatas dapat dilihat bahwa responden paling lama memiliki usaha selama 17 tahun, dengan jumlah responden sebanyak 1 responden dengan jenis usaha Warung yang dengan persentase sebesar 2,5%. Sedangkan

(9)

9

responden lama usaha paling terbaru yakni 1-2 tahun dengan jumlah responden sebanyak 24 responden atau dengan persentase 60%.

5.1.11. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan merupakan uang yang dihasilkan oleh para pedagang UMKM dari aktivitas menjual produk dan jasa kepada konsumen. Untuk melihat banyaknya jumlah responden berdasarkan karakteristik pendapatan dapat dilihat pada tabel 5.11 dibawah ini.

Tabel 5. 11Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan Jumlah

Responden Persentase(%)

< 1.000.000 6 15

1.000.000 - 2.999.999 20 50

3.000.000 - 4.999.99 8 20

5.000.000 - 6.999.999 3 7,5

7.000.000 - 9.999.999 1 2,5

>10.000.000 2 5

Total 40 100

Rata - Rata 2.926.750

Sumber : Penelitian melalui kuesioner

Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa dari 40 responden yang paling banyak memiliki pendapatan > Rp. 10.000.000 yakni 2 responden atau dengan persentase 5%. Dan responden pendapatan paling sedikit memilki pendapatan < 1.000.000 dengan jumlah 6 responden atau dengan persentase sebesar 15% dan rata- rata pendapatan pelaku UMKM sebesar Rp. 2.926.750.

5.1.12. Karakteristik Responden Berdasarkan Modal Usaha

Pada umumnya modal merupakan peran utama dalam memulai suatu usaha.

Untuk memulai usaha pera responden mempunya modal usaha yang di dapat dari menabung dan pinjaman dari koperasi atau keluarga.

(10)

10

Tabel 5. 12Karakteristik Responden Berdasarkan Modal Usaha

Modal Jumlah Responden Persentase(%)

< 1.000.000 12 30

1.000.000 - 2.999.999 20 50

3.000.000 - 4.999.999 1 2,5

5.000.000 - 6.999.999 2 5

>10.000.000 5 12,5

Total 40 100

Rata - Rata 5.986.250

Sumber : Penelitian melalui kuesioner

Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa dari 40 responden terdapat modal usaha paling besar yaitu 5 responden dengan persentase 12,5%.

Dan jumlah modal usaha paling sedikit terdapat 12 responden dengan persentase 30% dan rata – rata modal usaha yang dimiliki oleh pelaku umkm sebesar Rp.

5.986.250.

5.2 Analisis Estimasi dan Interprestasi Data

5.2.1 Pengujian Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Penelitian ini betujuan untuk menganalisis hubungan atau korelasi antara variabel terikat dengan variabel bebas. Pembuktian hipotesis yang dibuat digunakan untuk mengetahui apakah tingkat pendapatan para pedagang mikro, kecil, dan menengah di Kawasan Objek Wisata Danau Sipin Kota Jambi. Pada tabel penelitian 5.13 ini pengujian pengaruh variabel terikat di hitung menggunakan regresi linier berganda.

(11)

11

Tabel 5. 13Tabel Hasil Estimasi Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) -130.346 752.838 -2.861 .007

Jam Kerja (X1) 571.983 082.662 .609 4.518 .000

Modal (X2) .016 .028 .075 .558 .581

Jumlah Pengunjung (X3)

061.316 783.627 .410 3.252 .002

Sumber: Output SPSS, data kuesioner yang diolah (2022) a. Dependent Variable: Pendapatan (Y)

Berdasarkan Hasil Tabel hasil penelitian diketahui persamaan regresi dibawah ini sebagai berikut:

Y = A + BX1 + BX2 + BX3 + E

Y = -130.346 + 571.983X1 + 0.016X2 + 061.316X3 + e

Persamaan tersebut dapat dijelaskan apabila konstanta sebesar -130.346 artinya apabila variabel X1 sampai X3 bernilai nol (0) atau nilainya tetap (konstan), maka maka variabel Y memiliki nilai sebesar -130.346.

1. Variabel Jam Kerja X1

Variabel Jam Kerja sebesar 571.983 artinya terjadi peningkatan variabel Jam Kerja sebesar 1 Hari maka akan menyebabkan peningkatan terhadap variabel Pendapatan sebesar Rp. 571.983. Koefisien bernilai positif yang berarti bahwa arah hubungan variabel Jam Kerja terhadap variabel Pendapatan searah yang dimana apabila variabel Jam Kerja naik maka variabel Pendapatan naik.

2. Variabel Modal X2

Variabel Modal sebesar 0.016 artinya terjadi peningkatan variabel Modal sebesar 1 Rupiah maka akan menyebabkan peningkatan terhadap variabel Pendapatan sebesar Rp. 0.016. Koefisien bernilai positif yang berarti bahwa arah hubungan variabel Modal terhadap variabel Pendapatan searah yang dimana apabila variabel Modal naik maka variabel Pendapatan naik.

(12)

12 3. Variabel Jumlah Pengunjung X3

Variabel Jumlah Pengunjung sebesar 061.316 artinya terjadi peningkatan variabel Jumlah Pengunjung sebesar 1 Orang maka akan menyebabkan peningkatan terhadap variabel Pendapatan sebesar Rp. 061.316. Koefisien bernilai positif yang berarti bahwa arah hubungan variabel Jumlah Pengunjung terhadap variabel Pendapatan searah yang dimana apabila variabel Jumlah Pengunjung naik maka variabel Pendapatan naik. Sehingga dari analisis regresi linear berganda tersebut dapat dilihat bahwa baik variabel pada pendapatan UMKM yaitu Modal, Jam Kerja, dan Jumlah Pengunjung berpengaruh terhadap pendapatan UMKM di Kawasan Objek Wisata Danau Sipin Kota Jambi.

5.2.2 Uji Asumsi Klasik

5.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas berguna dalam melihat normal atau tidaknya data berdistribusi. Cara pertama yang digunakan ialah analisis Dalam menguji data maka data harus dalam hasil data normal, maka berikut hasil estimasi dalam pengujian normalitas pada gambar grafik 5.1 dibawah ini.

Gambar 5. 1 Uji Normalitas

Sumber: Output SPSS, data kuesioner yang diolah (2022)

(13)

13

Berdasarkan hasil uji gambar grafik P-Plot diatas memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal mengikuti arah garis diagonal mengikuti arah garis histogram menuju pola distribusi normal, maka variabel dependen memenuhi asumsi normalitas.

5.2.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas dilakukan guna mengetahui ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebes. Pengujian multikolinearitas dapat dilihat dari apabila nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai Variance Inflatop Factor (VIP) Lebih kecil dari 10,00 maka artinya tidak terjadi multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas dari penelitian dapat dilihat pada tabel 5.14 berikut.

Tabel 5. 14 Tabel Uji Multikolinieritas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

Jam Kerja (X1) .768 1.301

Modal (X2) .769 1.300

Jumlah Pengunjung

(X3) .879 1.137

Sumber: Output SPPS, data kuesioner yang diolah 2022)

a. Dependent Variable: Pendapatan (Y)

Berdasarkan tabel di atas, nilai tolerance dari variabel independen jam kerja sebesar 0,768, modal sebesar 0,769, dan jumlah kunjuangan sebesar 0,879 menunjukan nilai tolerance diatas 0,10 dan nilai VIF dari variabel independen jam kerja sebesar 1.301, modal sebesar 1.300 dan Jumlah Pengunjung sebesar 1.137 menunjukan nilai VIF dibawah 10. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas yang berarti semua variabel dapat digunakan.

(14)

14 5.2.2.3 Uji Autokorelasi

Mendapatkan regresi yang baik maka data harus bebas dari Autokorelasi atau tidak boleh terjadi Autokorelasi, maka estimasi sebagai berikut.

Tabel 5. 15Tabel Uji Autokorelasi Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -186614.65673

Cases < Test Value 20

Cases >= Test Value 20

Total Cases 40

Number of Runs 16

Z -1.442

Asymp. Sig. (2-tailed) .149 a. Median

Berdasarkan tabel output diatas diketahui Nilai signifikansi uji autokorelasi metode runs test sebesar 0.149 atau lebih besar dari 0,050 artinya data pada penelitian ini terhindar dari gejala autokorelasi.

5.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastistitas diakukan dengan melihat pola titik-titik pada scatterplot yang bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dua residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Hasil uji heteroskedastisitas dari penelitian dapat dilihat pada gambar grafik 5.2 berikut.

(15)

15

Gambar 5. 2Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Output SPPS, data kuesioner yang diolah (2022)

Berdasarkan gambar diatas titik-titik pada grafik tersebut menyebar tidak berarah dan tidak beraturan artinya data pada penelitian ini terhindar dari gejala heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini.

5.2.3 Uji Hipotesis

5.2.3.1 Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

Uji t-statistik berguna dalam menguji secara parsial signifikansi variabel bebas relatif terhadap variabel terikat dalam persamaan. Jika signifikan dengan cara statistic berarti variabel bebas memilliki pengaruh secara parsial kepada variabel terikat. Dalam pengujian ini uji t menggunajan level of signifikan (a) = 5% atau 0,05. Berikut hasil analisis hipotesis uji t:

Uji t statistic guna mengetahui pengaruh secara parsial pada setiap variabel independent terhadap variabel dependent, adapun hasil estimasi sebagai berikut:

Tabel 5. 16 Tabel Uji t Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) -3850130.346 1345752.838 -2.861 .007

Jam Kerja (X1) 691571.983 153082.662 .609 4.518 .000

Modal (X2) .016 .028 .075 .558 .581

Jumlah Pengunjung

(X3) 22061.316 6783.627 .410 3.252 .002

(16)

16 a. Dependent Variable: Pendapatan (Y)

Sumber: Output SPSS, data kuesioner yang diolah (2022) t-Tabel (n-k-1) = (40-3-1) = t-Tabel 36 = 2.02809 Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Berdasakan tabel uji t diatas pengaruh variabel Modal terhadap variabel Pendapatan Y sebesar 0,000 < 0,050 sedangkan untuk nilai t hitung sebesar 4.518 > t tabel (1.98498), dimana Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh variabel Modal terhadap Variabel Pendapatan.

2. Berdasakan tabel uji t diatas pengaruh variabel Jam Kerja terhadap variabel Pendapatan Y sebesar 0,581 > 0,050 sedangkan untuk nilai t hitung sebesar 0.558 < t tabel (2.02809), dimana Ho diterima dan H2 ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh variabel Jam Kerja terhadap Variabel Pendapatan.

3. Berdasakan tabel uji t diatas pengaruh variabel Jumlah Pengunjung terhadap variabel Pendapatan Y sebesar 0,002 < 0,050 sedangkan untuk nilai t hitung sebesar 3.252 > t tabel (2.02809), dimana Ho ditolak dan H3 diterima yang berarti terdapat pengaruh variabel Jumlah Pengunjung terhadap Variabel Pendapatan.

5.2.3.2 Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)

Pengujian hipotesis digunakan dengan tujuan guna melihat apakah ada pengaruh variabel independen dan pengaruh secara serentak atau parsial pada variabel dependen, dan untuk memperoleh tingkat besar koefisien pada tiap-tiap variabel. Selain itu dapat diketahui pula apakah model regresi linear yang digunakan sudah tepat atau belum.

Hipotesis satu (Hₗ) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol (Ghozali, 2013). Artinya, semua independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel independen. Dalam pengujian ini uji f menggunakan lebel of signifikan (a) = 5% atau 0,05 berdasarkan hasil pengelolaan data, hasil Uji F dapat dilihat pada tabel 5.17 sebagai berikut:

(17)

17

Tabel 5. 17 Tabel Uji F ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 245051571308586.400 3 81683857102

862.140 11.849 .000b Residual 248164506191413.660 36 68934585053

17.046 Total 493216077500000.060 39

a. Dependent Variable: Pendapatan (Y)

b. Predictors: (Constant), Jumlah Pengunjung (X3), Modal (X2), Jam Kerja (X1) Sumber: Output SPSS, data kuesioner yang diolah (2022)

F-Tabel = (n-k) = (40-3) = F-Tabel 37 = 2.86

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel (11.849 > 2.86), dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.

Dengan demikian, H0 ditolak Ha diterima yang artinya variabel X1 sampai X3 jika diuji secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap variabel Y.

5.2.4 Koefisien Determinasi (R2)

Untuk mengetahui bahwa dampak variabel independen pada variabel dependen yang dipakai yaitu dengan menganalisis koefisien definisi (R²).

Koefisien determinasi (R²) intinya menghitung kebenaran model regresi. Yang dimana analisisnya ialah jika R² mendekati angka 1, maka variabel bebas akan semakin dekat hubungannya dengn variabel terikat oleh karena itu dapat dikatakan jika pengunaan model tersebut bisa dibenarkan.

Tabel 5. 18 Tabel Koefisien Determinasi (R2) Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .705a .497 .455 2625539.65983

a. Predictors: (Constant), Jumlah Pengunjung (X3), Modal (X2), Jam Kerja (X1)

b. Dependent Variabel: Pendapatan

Sumber: Output SPSS, data kuesioner yang diolah (2022)

(18)

18

Dari tabel 5.18 diatas dapat terlihat nilai R Square 0.497 atau 49,7%. Angka tersebut menunjukkan besar pengaruh variabel Modal (X1) Jumlah Pengunjung (X3) terhadap Variabel Pendapatan secara gabungan, sedangkan sisanya 50,3%

dipengaruhi oleh faktor variabel lain di luar penelitian ini atau nilai error.

5.2.5 Pengaruh Jam Kerja Terhadap Pendapatan Pedagang UMKM di Objek Wisata Danau Sipin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Jam Kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Hasil ini memberikan bukti empiris semakin lama nya jam kerja akan sangat berpengaruh terhadap pendapatan.

Koefisien regresi Jam Kerja adalah sebesar 571,983 menyatakan bahwa setiap pertambahan waktu sebesar 1 Jam akan menyebabkan pendapatan bertambah sebesar Rp. 571,983. Kondisi demikian secara umum semakin lama jam kerja seseorang akan semakin berpengaruh terhadap pendapatan yang akan diterima atau semakin tinggi jam kerja makan probabilitas omset yang diterima akan semakin tinggi maka kesejahteraan dapat diperoleh. Jumlah jam kerja pedagang umkm dihitung mulai buka pada pagi hari dan siang hari dan tutup kembali menjelang magrib.

5.2.6 Pengaruh Modal Terhadap Pendapatan Pedagang UMKM di Objek Wisata Danau Sipin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Modal memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Hasil ini memberikan bukti empiris bahwa banyak nya modal dikeluarkan untuk usaha akan sangat berpengaruh terhadap pendapatan. Koefisien regresi Modal adalah sebesar 0,016 menyatakan bahwa setiap bertambah-nya modal usaha sebesar 1 Rupiah akan menyebabkan pendapatan bertambah Rp. 0,016. Kondisi demikian secara umum semakin banyak modal yang dikeluarkan para pedagang umkm untuk menjalankan usaha nya.

Sebagian besar pedagang umkm di Kawasan Objek Wisata Danau Sipin memiliki modal di bawah Rp.2.000.000, ada juga yang memiliki modal usaha hingga Rp.20.000.000. Namun beleum tentu pedagang umkm yang memiliki modal lebih kecil akan lebih sedikit pendapatan nya.

(19)

19

5.2.7 Pengaruh Jumlah Pengunjung Terhadap Pendapatan Pedagang UMKM di Objek Wisata Danau Sipin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Jumlah Pengunjung memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Hasil ini memberikan bukti empiris bahwa semakin banyak nya pengunjung datang akan sangat berpengaruh terhadap pendapatan. Koefisien regresi Jumlah Pengunjung adalah 061,316 menyatakan bahwa setiap pertambahan pengunjung sebesar 1 Orang akan menyebabkan pendapatan bertambah Rp. 061,316. Kondisi demikian semakin banyak pengunjung datang semakin banyak pendapatan diperoleh dalam sehari.

Dengan kondisi pengunjung banyak perhari akan semakin meningkat dari segi modal dan jam bekerja seseorang.

5.3 Dampak dari pembangunan wisata Danau Sipin terhadap masyarakat sekitar Kawasan Objek Wisata Danau Sipin

1. Dampak Pembangunan Objek Wisata

Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Pariwisata juga memberikan peluang kepada masyarakat setempat untuk memperoleh berbagai macam manfat dengan cara menawarkan barang atau jasa lazim disebut produk wisata. Dalam sebuah pembangunan pemerintah telah memikirkan prospek kedepan tentang kemajuan dalam pengembangan sebuah tempat wisata tersebut sehingga berguna pada masyarakat, akan tetapi dalam pembangunan tersebut memiliki sebuah dampak yang akan terjadi kepada masyarakat di sekitar tempat wisata. Kebanyakan dari usaha yang terdapat di kawasan wisata Danau Sipin ini adalah jenis usaha UMKM (usaha, Mikro, kecil, dan menengah). Menurut bapak Darmadi selaku Ketua Rt 05 di kelurahan Sungai Putri mengatakan bahwa :

“Selama saya menjadi RT 05 di kawasan objek wisata Danau Sipin ini, saya telah melihat perekonomian masyarakat yang cukup pesat. Dahulu masyarakat disini dominan dengan nelayan atau berkeramba ikan, tetapi semenjak terbentuknya wisata Danau Sipin ini masyarakat beralih profesi dalam bidang wisata air dan

(20)

20

usaha kuliner dan ini sangat berdampak positif terhadap kemajuan masyarakat disini.”

Sebagaimana dibenarkan oleh ibu Sakdiyah warga kelurahan Sungai Putri yang berdagang di kawasan objek wisata Danau Sipin mengatakan :

“Semenjak wisata Danau Sipin ini terbentuk, perekonomian kami meningkat dari awalnya kemarin berkeramba ikan, dengan penghasilan pas-pasan, tetapi semenjak beralih ke ketek Alhamdulillah sehari bisa mendapatkan kurang lebih Rp. 1.000.000,- pada hari sabtu dan minggu.”

Berdasarkan wawancara dengan beberapa pedagang dan masyarakat setempat yang memiliki usaha di Danau Sipin, bahwa dulu Danau Sipin ini hanya tempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti mata pencarian yang dominan nelayan serta air danau di gunakan untuk berbagai macam kebutuhan mandi, mencuci dan lain-lain.akan tetapi, sekarang semenjak pemerintah membuka Danau Sipin ini menjadi tempat wisata masyarakat sekitar beralih menjadi membuka usaha baru menjadi sewa ketek, sewa bebek, sepeda air serta membuka berbagai macam usaha kuliner yang bisa para wisatawan nikmati ketika berkunjung. Dengan di bangunnya tempat wisata ini perekonomian masyarakat meningkat drastis.

Menurut bapak Eko Suhendra selaku pemilik Cafe di kawasan objek wisata Danau Sipin mengatakan bahwa :

“Dengan berdirinya Wisata Danau Sipin ini tidak hanya membuka lapangan pekerjaan tetapi juga memberikan keuntungan bagi masyarakat dalam penjualan Kuliner didaerah sekitar wisata menjadi naik dua, tiga kali lipat di hari libur nasional dan akhir pekan.”

Salah satu peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi dalam mengembangkan potensi objek wisata danau sipin adalah sebagai Koordinator.

Koordinator yang dimaksud adalah mengatur dan mengkonsepsikan dari suatu kegiatan yang akan dilaksanakan dengan cara mengembangkan potensi obyek wisata dengan cara mempromosikan pariwisata dan pemasaran pariwisata. Disini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Selain itu peran serta masyarakat terhadap pengembangan objek wisata danau sipin juga diperlukan dengan cara menyebarluaskan informasi mengenai daerah mereka.

(21)

21

Pariwisata tidak akan berkembang jika wisatawan tidak tahu atau tidak berminat untuk berkunjung ke objek wisata tersebut. Oleh sebab itu perlu adanya promosi baik melalui media elektronik maupun dari mulut ke mulut yang bertujuan menarik atau memperkenalkan wisata kepada masyarakat luas. Menurut pengamatan penulis menunjukkan bahwa sejauh ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi telah melakukan promosi dan pemasaran objek wisata yang ada di objek wisata danau sipin. Hal ini dibuktikan dengan mengikuti berbagai macam event atau pameran-pameran untuk mempromosikan maupun pemasaran objek wisata. Selain itu Dinas Pariwisata juga telah melibatkan Bujang Gadis Kota Jambi bidang Pariwisata yang mengenalkan objek wisata danau sipin itu sendiri lewat media sosial dan kegiatan yang berhubungan wisata danau sipin. Hal tersebut juga dilakukan agar banyak orang yang mengetahui tentang objek wisata danau sipin dan hal itu juga untuk meningkatkan kunjungan wisata dalam membantu pengembangan Kota Jambi. Tetapi dari beberapa upaya yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam strategi promosi dan pemasaran ada beberapa hal yang penting salah satunya kurangnya informasi yang diberikan oleh Dinas Pariwisata mengenai objek wisata danau sipin. Dapat disimpulkan bahwa pembangunan wisata Danau Sipin memberikan dampak positif terhadap masyarakat sekitar objek wisata Danau Sipin.

2. Dampak Kunjungan Wisatawan Terhadap Masyarakat

Kunjungan wisatawan yang meningkat dapat membuat perekonomian masyarakat setempat naik. Semenjak Danau Sipin dibangun menjadi tempat wisata masyarakat sekitar beralih dari pekerjaan rumah tangga menjadi membuka usaha baru menjadi pengusaha sewa ketek, sewa bebek, sepeda air serta membuka berbagai macam kuliner yang bisa para wisatawan nikmati ketika berkunjung.

Dengan di bangunnya tempat wisata ini perekonomian masyarakat menjadi meningkat drastis,ujar pedagang. Pada saat hari-hari tertentu seperti,hari sabtu dan minggu, pengunjung objek wisata perminggu bisa mencapai 300 orang dan rata – rata 30 orang perhari nya dengan pendapatan bersih bisa mencapai Rp. 3.000.000 perbulan. Di hari libur nasional seperti Hari Raya Idul Fitri atau hari raya lainnya,

(22)

22

pendapatan masyarakat bisa dua kali lipat dari hari biasanya dikarenakan pengunjung wisata danau sipin dari berbagai daerah datang untuk mengunjungi objek wisata. Dapat disimpulkan bahwa pembangunan wisata Danau Sipin memberikan dampak positif terhadap masyarakat sekitar.

Dengan meningkatnya pengunjung, meningkat pula pendapatan masyarakat karena banyak alternatif jenis usaha yang berada di Danau Sipin sehingga dapat meningkatkan motivasi masyarakat untuk bekerja yang awal nya menganggur atau menjadi seorang buruh sekarang bisa lebih semangat hal ini diwujudkan dalam keterlibatan masyarakat pada pemanfaatan potensi yang ada di wisata Danau Sipin.

3. Dampak Negatif dari Objek Wisata Danau Sipin

Disamping dengan adanya dampak positif terhadap ekonomi masyarakat sekitar yang telah diuraikan diatas, juga tidak dapat dipungkiri terdapat beberapa dampak negatif dari pembangunan wisata Danau Sipin bagi perekonomian masyarakat sekitar. Dampak negatif merupakan suatu akibat yang dapat menimbulkan pengaruh yang tidak baik terahadap penyelenggara pembangunan.

Dengan berbagai macam hal yang dapat mempengaruhi masyarakat seperti, Masyarakat bisa ketergantungan teralu besar terhadap pariwisata, karena ketika pariwisata itu ditutup sementara yang dikarenakan terjadinya salah satu musibah seperti wabah virus corona atau covid-19 masyarakat yang bermata pencarian nya hanya di tempat wisata tersebut menjadi pengangguran dan tidak ada mendapatkan pemasukan. Sehingga masyarakat harus mencari pekerjaan yang lain, untuk memenuhi kebutuhannya. Ada juga sebagian warga diluar daerah pariwisata yang mendapatkan keuntungan dari pariwisata tersebut, mereka ikut membuat usaha di tempat wisata tersebut, sehingga membuat masyarakat sekitar memiliki sedikit peluang. Adapun dampak yang dipengaruhi oleh kondisi iklim dan geografi yang menyebabkan banyak nya infrastruktur yang rusak dan lambat penanganan nya oleh pemerintah daerah.

(23)

23 5.3.1 Implementasi Penelitian

Implementasi merupakan dampak langsung dalam menentukan kebijakan atau program-program yang akan diterapkan oleh suatu organisasi atau instansi akibat dari adanya penelitian atau penemuan. Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan instansi terkait, yaitu :

Pemerintah Provinsi Jambi membuat kebijakan bersama Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi membuat strategi untuk meningkatkan peran pariwisata dalam pengelolaan SDA melalui kebijakan pengoptimalan SDA untuk sektor pariwisata dengan program pengembangan pemasaran pariwisata dan program pengembangan destinasi pariwisata. Pengembangan pariwisata diarahkan untuk mendorong peningkatan penerimaan daerah dan peningkatan nilai tambah produk-produk ekonomi kreatif, dengan tetap berpegang pada prinsip- prinsip pembangunan berkelanjutan dan tata kelola pemerintahan yang baik.

Pembangunan pariwisata di Provinsi Jambi kurang menunjukkan capaian yang memuaskan. Peranan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dan koperasi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masih belum memadai.

Permasalahannya, masih kurang kemampuan dan keterampilan SDM dalam penguasaan teknologi dan kemampuan manajerial, masih belum memadai akses terhadap permodalan, dan kemampuan perluasan pasar. Strategi pemerintah dengan mendorong usaha usaha bisnis baru berbasis IPTEKIN dan entrepreneurship. Sehingga terjadi peningkatan persentase pertumbuhan UMKM binaan.

(24)

24

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan diatas, maka terdapat beberapa kesimpulan:

1. Secara Umum, banyak nya jumlah responden pedagang UMKM di Objek Wisata Danau Sipin berjumlah 40 responden pada penelitian ini jenis usaha berupa Makanan dengan persentase 47,5%. Dan Pendapatan responden secara umum dengan rata – rata pendapatan Rp. 2.926.750.

Paling sedikit jenis usaha umkm seperti Mainan, Warung Sembako, dan Resto/Cafe dengan persentase yang sama yaitu 7,5% atau dengan persentase 30% dan rata – rata modal usaha Rp. 5.986.250. Ataupun usaha paling lama berdiri di objek wisata Danau Sipin yaitu Warung Sembako selama > 10 tahun berdiri selama 17 tahun dengan jenis usaha Warung dengan persentase kelas 2,5%, dan kelas terendah yaitu Makanan 1-2 tahun dengan persentase 60%.

2. Dalam penelitian ini variabel independen yaitu Jam Kerja, Modal, dan Jumlah Pengunjung secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan usaha mikro, kecil dan menengah di objek wisata Danau Sipin, hal ini dapat dilihat dari hasil. Variabel Jam kerja mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan pelaku UMKM di Objek Wisata Danau Sipin.

Variabel Jam Kerja (X1) memiliki pengaruh secara parsial terhadap pendapatan pelaku UMKM dikarenakan nilai signifikan 0,000 < 0.05.

Variabel Modal mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan pelaku UMKM di Objek Wisata Danau Sipin. Tetapi Modal (X2) tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap pendapatan dikarenakan nilai signifikan 0,581 > 0,05. Variabel Jumlah Pengunjung mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan pelaku UMKM di Objek Wisata Danau Sipin. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan sebesar 0,002 <

0,05. Artinya variabel Jumlah Pengunjung (X3) berpengaruh signifikan

(25)

25

terhadap pendapatan pelaku UMKM di kawasan Objek Wisata Danau Sipin Kota Jambi.

3.

Dampak dari objek wisata Danau Sipin terhadap perekonomian masyarakat terbagi dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif seperti terbentuknya lapangan pekerjaan yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakatnya. Dampak negatif dari pembangunan wisata Danau Sipin seperti masyarakat yang terlalu bergantung pada objek wisata tersebut dan juga masyarakat luar mendapatkan keuntungan dengan cara membuka usaha di tempat wisata sehingga masyarakat setempat memiliki peluang usaha yang sedikit.

6.2 Saran

1. Kepada pemerintah daerah maupun pusat dan dinas terkait yang ikut peran dalam pembangunan dengan meningkatkan perencanaan dan kualitas fasilitas untuk pembangunan yang lebih ditingkatkan. Terus menambah fasilitas seperti tempat duduk di perbanyak dan ruang teduh untuk meneduh dari panas matahari dan hujan. Kemudian agar ditambah wahana penunjang lainnya seperti sarana olahraga dan wahana air agar lebih meningkatkan daya tarik pengunjung, dan memberikan fasilitas yang lebih banyak berguna untuk masyarakat dan juga menambah keamanan lingkungan di Objek wisata Danau Sipin.

2. Kepada masyarakat sekitar harus lebih bekerja sama untuk selalu menjaga kebersihan, dan menggunakan fasilitas yang ada dengan sebaik mungkin jangan sampai merusak fasilitas yang ada.

3. Kepada pengunjung objek wisata Danau Sipin agar diharapkan untuk menjaga kebersihan lingkungan untuk tidak membuang sampah sembarang tempat.

4. Kepada pelaku usaha sekitar objek wisata Danau Sipin diharapkan untuk selalu menjaga kebersihan dan kehigenisian makanan dan minuman yang di perjual dengan menjual minuman yang sehat seperti buah-buahan, jus buah segar, dan makanan sehat lainnya.

(26)

26

5. Kepada Stakeholder terkait agar dapat bekerja sama memajukan dan mengubah potensi wisata Danau Sipin agar menjadi Wisata Berkelanjutan yang dapat di nikmati terus menerus oleh masyarakat Kota Jambi.

Referensi

Dokumen terkait

Merupakan kebanggaan tersendiri karena telah melalui perjuangan berat, akhirnya penulis dapat menyelesaikan sikripsi dengan judul” Upaya peningkatan hasil belajar

Dalam praktiknya di pengadilan agama, tidak ada tanggungjawab disebabkan salah satu pihak terutama suami meninggalkan isteri tanpa alasan yang jelas, tidak

19 Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Mulyasari yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara besar uang saku dengan frekuensi konsumsi western

Tabel 13. Hasil ini menunjukkan uji rentang masih memenuhi persyaratan yang ditetapkan yaitu simpangan baku relatif &lt; 2,0% dan koefisien korelasi &gt; 0,998. Nilai ini

Pertanyaan-pertanyaan yang tidak relevan untuk suatu kawasan lindung dapat diabaikan dengan memberikan alasannya dalam bagian komentar (contohnya, pertanyaan mengenai penggunaan

Oleh karena baling-baling kipas angin dikaitkan ke poros kumparan tersebut. Ada penambahan tegangan listrik pada kumparan besi dan menjadi gaya kemagnetan yang ditujukan

Dalam menganalisis faktor yang mempengaruhi meningkatnya penderita kanker serviks, metode analisis faktor dianggap sangat cocok untuk penelitian ini, disebabkan

Berdasarkan hasil penelitian Mogi (2016), indikator penelitian dengan laporan keuangan perusahaan sektor keuangan, hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tren dalam