• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan sistem informasi diharapkan dapat menjangkau visi dan misi Politeknik Yakpermas Banyumas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penggunaan sistem informasi diharapkan dapat menjangkau visi dan misi Politeknik Yakpermas Banyumas"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

kompleks dan mampu mencukupi semua kebutuhan dalam pengembangan EA. Pencapaian yang dicapai dalam penelitian ini adalah menghasilkan sebuah usulan rencana strategis sistem informasi berupa blueprint pengembangan.

Kata kunci: TOGAF, Arsitektur Enterprise, Akademik, Rencana Strategis, Blueprint

Pendahuluan

Politeknik Yakpermas Banyumas merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan. Dalam melaksanakan tugasnya dan memberikan pelayanan yang efisien, Politeknik Yakpermas Banyumas menggunakan teknologi informasi untuk melakukan inovasi akademik. Penggunaan sistem informasi diharapkan dapat menjangkau visi dan misi Politeknik Yakpermas Banyumas. Selain itu, Penggunaan sistem informasi pada Politeknik Yakpermas Banyumas diharapkan bukan hanya sekedar menjadi otomatisasi proses akses informasi namun dapat mewujudkan keakuratan, kecepatan serta kelengkapan sebuah sistem yang terpadu.

Politeknik Yakpermas Banyumas belum memiliki perincian keperluan yang cukup baik.

Pengelolaan kebutuhan sistem dan teknologi informasi hanya didasarkan pada kebutuhan tanpa design yang komprehensif. Arsitektur sistem informasi diperlukan guna mengatasi permasalahan tersebut. Sehingga tantangan berikutnya muncul pertanyaan penelitian bagaimana merancang arsitektur sistem informasi di Politeknik Yakpermas Banyumas yang sesuai dengan kebutuhan, visi dan misi Politeknik Yakpermas Banyumas menggunakan metode TOGAF enterprise architecture sebagai kumpulan dari proses bisnis, aplikasi, teknologi, dan data yang mendukung strategi bisnis sebuah perusahaan [1]. Enterprise architecture merupakan sebuah cetak biru yang secara sistematis dan lengkap mendefinisikan kondisi perusahaan saat ini dan kondisi yang diinginkan [2].

Enterprise architecture tidak hanya berfokus pada strategi TI, tetapi juga menyelaraskan strategi TI dengan visi dan misi organisasi yang bertujuan untuk meraih peluang dan mengelola inisiatif perubahan yang menghasilkannya. Tujuan enterprise architecture adalah membuat peta aset TI dan proses bisnis dan seperangkat prinsip tata kelola yang mendorong diskusi berkelanjutan tentang strategi bisnis dan bagaimana strategi itu dapat diekspresikan melalui TI.

Beberapa jenis framework yang bisa digunakan dalam merancang enterprise architecture di antaranya adalah Zachman Framework, Federal Enterprise Architecture (FEA) Framework, DoD Architecture Framework (DoDAF), Treasury Enterprise Architecture Framework (TEAF), The Open Group Architecture Framework (TOGAF)[3]. Terdapat 12 (dua belas) kriteria yang sering digunakan untuk perbandingan dan evaluasi metodologi Enterprise Architecture (Session, 2014). Zachman Framework mempunyai keunggulan pada kelengkapan taksonomi, sedangkan FEA Framework mempunyai keunggulan pada panduan praktis, fokus bisnis dan lamanya waktu

(2)

penggunaan metodologi. TOGAF Framework memiliki keunggulan pada kelengkapan proses, panduan referensi-model, panduan dalam membangun partisi, katalog aset arsitektur, netralitas terhadap vendor, dan ketersediaan informasi. Dari 12 (dua belas) kriteria yang sering digunakan untuk perbandingan dan evaluasi metodologi enterprise architecture, TOGAF memiliki nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan Zachman dan FEA. Zachman Framework menunjukkan sistem informasi dari berbagai perspektif yang memiliki kompleksitas dan mendukung perencanaan, desain, dan manajemen konfigurasi. FEA dapat digunakan sebagai alat untuk mengintegrasikan

manajemen strategis, bisnis serta teknologi dalam membuat desain organisasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Adapun TOGAF umumnya digunakan oleh perusahaan untuk membuat desain, merencanakan dan melaksanakan serta mengelola arsitektur informasi perusahaan [3]. Berdasarkan kriteria dan keunggulan tersebut maka TOGAF digunakan dalam penelitian ini.

Kajian Pustaka A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terkait perencanaan infrastruktur TI telah direalisasikan sebelumnya berjudul “Arsitektur Sistem Informasi Untuk Perguruan Tinggi di Indonesia”. Riset ini mengulas terkait proses yang begitu kompleks terkait perancangan arsitektur sistem informasi organisasi, sebab itu proses perancangan wajib dioperasikan dengan bersumber pada suatu petunjuk yang pasti, sehingga mendapatkan hasil maksimal melalui sinkronisasi strategi bisnis organisasi serta strategi teknologi. The Open Group Architecture Framework (TOGAF) Architecture Development Method (ADM) merupakan metode pada TOGAF ketika merancang arsitektur Sistem Informasi (SI) organisasi. Sementara itu, dalam membuat TI yang dapat disesuaikan dengan kepentingan organisasi, maka digunakanlah COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) sebagai metodologi dalam menciptakan dasar dari kerangka. Di samping itu, COBIT bisa dipakai dalam mengukur (maturity level) dari TI suatu organisasi.

Perancangan terkait dengan dasar dari kerangka SI untuk lembaga pendidikan di Indonesia bisa dilakukan dengan memakai padanan prinsip - prinsip pada TOGAF ADM dan COBIT dan secara bersamaan bisa memperkirakan performansi dari hasil penerapan kerangka dasar tersebut[4].

Riset selanjutnya ialah berjudul “Implementasi Zachman Framework Pada Arsitektur Sistem Informasi Inventaris Berbasis Web Service (Studi Kasus : Yayasan Tarbiyah Islamiyah)”.Dalam riset ini dipaparkan bagaimana mempelajari secara lebih terkait dengan pembangunan sistem informasi (SI) serta bagaimana Framework Zachman bisa menjadi jembatan terkait dengan gap antara sektor perencana serta pembangun sistem dan penerapan pemakaian Framework Zachman dalam melakukan pembangunan

(3)

Sistem Informasi Inventaris Berbasis Web Service di Yayasan Tarbiyah Islamiyah yang lumrah terjadi. Framework Zachman merupakan metodologi yang dipakai pada riset ini, tentunya menggunakan objek penelitian yang ada di Yayasan Tarbiyah Islamiyah [5].

Pemodelan terkait EA pada suatu organisasi juga sudah dilakukan melalui riset dengan judul “Pemodelan Arsitektur Enterprise Menggunakan Enterprise Architecture Planning untuk Mendukung Sistem.

Informasi Akademik di Jurusan Teknik Informatika STMIK Darmajaya Bandar Lampung”. Pada riset ini, membahas terkait bagaimana upaya dalam menetapkan bentuk SI yang bisa menggenapi syarat bisnis serta sejalan pada perkembangan bisnis organisasi yaitu dengan melakukan pengembangan terhadap EA. Proses untuk mengontrol serta memusatkan rancangan pengembangan SI, yang mencakup arsitektur data, arsitektur aplikasi, serta arsitektur teknologi untuk memperoleh keterikatan serta bantuan manajemen terkait menggabungkan penerapan ketika mengembangkan SI, ditetapkan melalui proses EA. Enterprise Architecture Planning (EAP) adalah metodologi yang dipakai pada model arsitektur ini. Suatu proses pada EA ditentukan oleh EAP, yang menitikberatkan terhadap kemampuan serta teknik individu untuk mengoperasikan proyek EA, yang terbagi atas komitmen penyelenggaraan, pendeskripsian rancangan pengelolaan serta memberikan arahan terhadap organisasi melewati transisi dari penerapan perencanaan. Jurusan Teknik Informatika STMIK Darmajaya Bandar Lampung merupakan objek riset atau studi kasus [6].

Hal yang menjadi keistimewaan pada riset ini, didasarkan pada ketiga penelitian tersebut berada di ruang lingkup penerapan metodologi, kasus serta perbedaan hasil penelitian. TOGAF ADM tahapan Architecture Vision hingga Opportunities and Solutions merupakan ruang lingkup metodologi yang dipakai dalam riset ini, yang mana terdapat tahapan proses yang berlandaskan pada infrastruktur TI dalam proses mengembangkan arsitektur enterprise. Blueprint EA merupakan hasil pada riset ini yang bisa dipakai oleh sektor publik terutama perguruan tinggi negeri dalam membangun suatu arsitektur SI/TI.

B. Enterprise Architecture (EA)

Enterprise architecture (EA) atau biasa disebut dengan arsitektur enterprise merupakan uraian dari misi stakeholder yang meliputi informasi, fungsionalitas/kegunaan, area organisasi serta barometer kinerja. EA merupakan sebuah atau sekumpulan sistem.[7]. Bagaimana penerapan dari EA dapat dipakai oleh organisasi adalah bagaimana organisasi mengambil suatu metode atau framework yang dapat dipakai pada data mengembangkan arsitektur enterprise tersebut. Kemudian, dengan adanya metode EA diharapkan bisa melakukan pengelolaan kompleks terhadap sistem serta bisa menyesuaikan investasi terhadap bisnis dan TI [8].

(4)

Gambar 1 merupakan contoh dari pengimplementasian EA dalam sebuah organisasi.

Gambar 1. Integrasi Domain Arsitektural pada Enterprise Architecture [12]

Jaringan komunikasi, perangkat untuk mengelola informasi (server, workstation,

& peripheral pendukungnya), software system (sistem operasi & database RDBMS), serta media untuk menyimpan data merupakan cakupan dalam infrastruktur teknologi informasi (TI) [9]. Fondasi dasar diberikan oleh infrastruktur TI terkait dengan kapasitas TI yang dipakai saat membentuk aplikasi bisnis dan umummya kelompok SI-lah yang mengoperasikan [10]. Komponen TI merupakan level terdasar pada komponen infrastruktur TI, sebagai contoh komputer serta teknologi komunikasi, yang pada era ini adalah komoditas primer serta bisa dengan mudah didapatkan di marketplace.

Serangkaian layanan merupakan tingkat ke-dua, contohnya antaralain: management of large scale data processing, provision of electronic data interchange (EDI) capability, atau management of firm-wide database. Human information technology infrastructure mengubah elemen pada tahapan dasar ke pemakaian penggunaan pelayanan infrastruktur TI, yang merupakan konsolidasi dari pengetahuan, kemampuan, serta pengalaman. Oleh karena itu, komponen infrastruktur TI diubah oleh human information technology infrastructure ke dalam serangkaian pelayanan infrastruktur TI yang kredibel. Aplikasi infrastruktur merupakan investasi TI yang dipakai serta berada di bagian atas, contohnya antara lain order entry pembukaan rekening bank, analisis penjualan serta sistem pembayaran, yang merupakan bentuk proses bisnis sesungguhnya.

Terdapat dua strategi dalam strategi sistem informasi serta strategi teknologi informasi (Strategi SI/TI) antara lain, strategi SI yang menitikberatkan terkait penerapan aplikasi sistem informasi yang diperlukan dalam organisasi. Substansi dari strategi Sistem Informasi yaitu memberikan jawaban terkait pertanyaan “apa?”. Sementara itu, strategi TI lebih menitikberatkan terhadap penetapan teknologi, infrastruktur serta kemampuan

(5)

khusus yang berkaitan atau untuk memberikan jawaban terkait pertanyaan “bagaimana?”.

Metode rinci terkait bagaimana membentuk serta mengoperasikan dan menerapkan EA serta SI yang dikenal dengan Architecture Development Method (ADM) terdapat dalam The Open Group Architecture Framework (TOGAF).

C. TOGAF

TOGAF adalah kerangka kerja yang digunakan untuk menganalisis dan merancang arsitektur perusahaan yang menyediakan pendekatan untuk merancang, merencanakan, mengimplementasikan, dan mengelola arsitektur teknologi informasi di suatu perusahaan [11]. TOGAF ADM adalah metode umum yang berisi sekumpulan aktivitas yang mewakili perkembangan setiap fase ADM dan model arsitektur yang digunakan dan dibuat selama tahap pengembangan arsitektur perusahaan [12].

ADM merupakan elemen terpenting pada TOGAF, karena saat proses pengembangan EA, ADM dapat menciptakan deskripsi secara distingtif [6]. ADM merupakan fitur krusial yang memberikan kemungkinan ke perusahaan untuk menggambarkan keperluan bisnis serta membentuk arsitektur spesifik dalam memenuhi keperluan tersebut. Dalam membentuk EA, diperlukan beberapa tahapan dalam ADM, dalam gambar 2, ditampilkan tahapan-tahapan tersebut, sekaligus metode fleksibel yang bisa mengidentifikasi jenis-jenis teknik pemodelan yang dipakai pada perancangan, karena metode ini dapat dilakukan penyesuaian terhadap kebutuhan serta perubahan ketika dilakukan perancangan.

(6)

Gambar 2. ADM Cycle [11]

Visi serta prinsip yang jelas juga digambarkan dalam gambar 2. Penggambaran ini terkait dengan bagaimana EA ketika dilakukan pengembangan, prinsip ini dipakai sebagai tolok ukur saat melakukan penilaian terhadap keberhasilan pada pengembangan EA oleh organisasi, prinsip-prinisip tersebut bisa dipaparkan sebagai berikut: (1) Prinsip Enterprise, merupakan pengembangan arsitektur yang dilakukan dan diharapkan dapat mendorong semua elemen organisasi, diantaranya unit-unit organisasi yang memerlukan.

(2) Prinsip Teknologi Informasi (TI) lebih tertuju pada konsistensi pemakaian TI dalam semua elemen organisasi, termasuk unit - unit organisasi yang ingin memakai. (3) Prinsip Arsitektur ialah melakukan perancangan arsitektur sistem didasarkan ada keperluan proses bisnis serta bagaimana menerapkannya. Menggambarkan berbagai persiapan dengan melakukan identifikasi terhadap kontek arsitektur yang akan dilakukan pengembangan merupakan langkah pertama yang harus dilakukan ketika menerapkan TOGAF ADM, kemudian langkah kedua yaitu memaparkan strategi dari arsitektur serta menentukan elemen-elemen arsitektur yang akan ditaksir, yaitu diawali dari arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, arsitektur teknologi, dan menentukan keahlian dari arsitektur yang akan mengembangkan rancang serta merancang.

(7)

Metode Penelitian A. Tahapan Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan informasi secara akurat dan lebih mendalam dan juga untuk memahami keadaan yang ada di lapangan secara spesifik tanpa memanipulasi apapun. Data wawancara yang didapatkan dari responden akan dijabarkan sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman yang ada.

Kerangka The Open Group Architecture Framework (TOGAF) merupakan tolok ukur pada penelitian ini, yang mana menghasilkan pendekatan secara komprehensif dalam kerangka kerja arsitektur di suatu organisasi untuk mengerjakan rancangan, perencanaan, penerapan, serta manajemen arsitektur sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) dalam Gambar 3.

Gambar 3. Tahapan Penelitian

Bersumber pada tahapan penelitian Gambar 3, maka tahapan penelitian secara lebih rinci bisa dibagi ke dalam beberapa tahapan, antara lain:

Yang pertama adalah Preliminary Phase yaitu menentukan framework dan ruang lingkup Enterprise Architecture (EA) yang akan dikembangkan serta pendefinisian dari unsur manajemen dimana dibentuk tim arsitektur dan organisasi. Lalu yang kedua adalah Architecture Vision yaitu menentukan kebutuhan yang dibutuhkan untuk perancangan

(8)

arsitektur sistem informasi yang meliputi profil organisasi, pendefinisian visi dan misi, tujuan organisasi, sasaran organisasi, proses bisnis organisasi, unit organisasi dan kondisi arsitektur saat ini. Yang ketiga adalah Business Architecture yaitu menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan berdasarkan scenario bisnis organisasi. Dalam tahapan ini ada tiga (3) hal yang harus dilakukan, yaitu: (1) Menentukan sudut pandang untuk memperlihatkan bagaimana stakeholder saling berhubungan. (2) Menentukan sumber daya yang relevan, seperti model dan pola yang digunakan. (3) Memilih dan menentukan tools dan metode umum untuk pemodelan seperti Unified Modelling Language (UML) dan Bagan Hirarki Fungsi dapat digunakan untuk membangun model yang diperlukan. Yang keempat yaitu Information System Architecture yaitu menentukan arsitektur data dan arsitektur aplikasi. Arsitektur data lebih memfokuskan pada bagaimana data digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Tools yang dapat digunakan yaitu: Activity Diagram dan Class Diagram. Tahapan dalam membuat arsitektur data adalah: (1) Mendefinisikan entitas. (2) Membuat model konseptual relasi entitas. (3) Pada arsitektur aplikasi lebih menekan pada bagaimana kebutuhan aplikasi direncanakan, dengan tahapan: (1) Mendefinisikan aplikasi. (2) Membuat model konseptual proses bisnis berdasarkan aktivitas scenario bisnis dari aplikasi. Lalu yang kelima atau terakhir adalah Technology Architecture yaitu mendefinisikan teknologiteknologi utama yang dibutuhkan untuk menyediakan dukungan lingkungan teknologi bagi aplikasi beserta data yang akan dikelola menggunakan teknologi tersebut.

Untuk membangun arsitektur teknologi dibutuhkan tahapan sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi prinsip-prinsip teknologi dan platform. (2) Mendefinisikan platform dan distribusi teknologi. (3) Merelasikan platform teknologi dengan aplikasi dan fungsi bisnis. (4) Mendistribusikan arsitektur teknologi.

B. Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan metode observasi dan wawancara untuk memperoleh gambaran dari proses bisnis, data, aplikasi dan teknologi informasi yang digunakan. Metode observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung kegiatan yang sedang dilakukan dengan disertai pendataan. Observasi yang dilakukan di Politeknik Yakpermas Banyumas ini bisa disebut efektif karena metode ini akan menghasilkan keadaan sesungguhnya di lapangan.

Hasil dan Pembahasan

Dalam tahapan preliminary phase penulis akan melakukan tahapan-tahapan yaitu cakupan enterprise organisasi, peraturan perguruan tinggi serta dukungan framework, lalu menetapkan framework arsitektur, serta menggunakan tools arsitektur serta pemakaian prinsip-prinsip Arsitektur Enterprise. Arsitektur Enterprise organisasi di Politeknik Yakpermas Banyumas mempunyai proses manajemen TI, manajemen data

(9)

serta manajemen sumber daya manusia (SDM). Analisis proses bisnis Politeknik Yakpermas Banyumas dideskripsikan dengan memakai analisis value chain yang bisa dilihat melalui Gambar 4.

Gambar 4. Value Chain Activity pada Politeknik Yakpermas Banyumas

Seperti yang terpapar di Gambar 4, proses bisnis Politeknik Yakpermas Banyumas dijabarkan secara detail berupa kegiatan utama serta kegiatan pendukung, yang dimana setiap aktivitas memerlukan SI/TI agar bisa berjalan dengan baik. Kegiatan utama adalah semua aktivitas yang dilakukan dalam mencapai tujuan organisasi, yakni

(1) Kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru, Belajar Mengajar, (2) Evaluasi Hasil Belajar, (3) Administrasi Akademik, (4) Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, (5) Kemahasiswaan, dan (6) Kelulusan. Sementara itu, untuk kegiatan pendukung adalah seluruh aktivitas yang merupakan pendukung kegiatan utama, ialah (1) Pengelolaan Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi, (2) Pengelolaan Administrasi Perencanaan, Kerjasama, dan Sistem Informasi, (3) Pengelolaan Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan, (4) Pengelolaan Administrasi Umum dan Keuangan, (5) Pengelolaan Perpustakaan, Pusat Komputer, dan Kearsipan, (6) Pengelolaan Sumber Daya Manusia, dan (7) Pengelolaan Hubungan Masyarakat. Tiap-tiap aktivitas, baik aktivitas utama maupun pendukung memerlukan implementasi SI/TI untuk menjamin berjalannya proses bisnis organisasi secara baik. Bersumber kepada hal tersebut maka diperlukan rancangan strategi dan tujuan SI/TI yang setujuan dengan proses dan tujuan Politeknik Yakpermas Banyumas seperti pada Gambar 5.

(10)

Gambar 5. Proses Inti dan Proses Pendukung pada Politeknik Yakpermas Banyumas

Arsitektur aplikasi bisa ditetapkan berdasarkan pada: (1) Perlunya informasi dalam mendorong penetapan keputusan pada masing-masing fungsi bisnis. (2) Perlunya perubahan informasi antar fungsi bisnis. (3) Perlunya alat bantu pada masing-masing fungsi bisnis. Kebutuhan serta perubahan informasi secara umum telah dijabarkan dalam uraian terkait pemodelan proses bisnis, kemudian untuk menentukan arsitektur aplikasi yang dipakai dalam menyokong fungsi bisnis utama serta penunjang organisasi bisa diartikan memakai Application Portfolio. Sedangkan pada arsitektur sistem aplikasi bisa dimodelkan memakai application landscape, dimana mendeskripsikan korelasi antara sistem aplikasi yang bisa dilihat pada Gambar 6.

(11)

Gambar 6. Arsitektur Sistem Aplikasi

Bersumber dari arsitektur sistem aplikasi yang bisa dilihat dalam Gambar 6, lalu pemetaan terkait komponen infrastruktur yang berpacu dengan Technical Reference Model (TRM) TOGAF bisa diproses, sebagaimana yang digambarkan dalam Gambar 7.

(12)

Gambar 7. Pemetaan Arsitektur Sistem Aplikasi terhadap Arsitektur Teknologi

Tidak lupa melakukan arsitektur data pada fase ini yaitu mengidentifikasi dan menentukan pemodelan data-data pada aplikasi yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh Politeknik Yakpermas Banyumas menggunakan Class Diagram. Berikut ini salah satu contoh arsitektur data yang dirancang menggunakan Class Diagram pada aplikasi Website, tertera pada Gambar 8.

Gambar 8. Arsitektur data menggunakan class diagram

Infrastructure topology yang disarankan didasarkan pada berbagai macam peningkatan jaringan serta situasi yang ada di masa sekarang dikelompokkan dalam 2 skema jaringan antara lain dengan memakai koneksi kabel serta wireless atau nirkabel.

Dalam Gambar 9 bisa dilihat secara umum terkait skema jaringan serta infrastruktur.

(13)

Gambar 9 . Skema Topologi Jaringan

Tahap terakhir penggunaan TOGAF ADM dalam penelitian ini adalah penulis akan memberikan solusi dengan cara menentukan prioritas pengembangan aplikasi yang akan menghasilkan blueprint pengembangan, ditentukan dengan beberapa faktor, yaitu : value chain, fokus strategis Politeknik Yakpermas Banyumas, dan kontribusi terhadap program strategis organisasi yang didefinisikan melalui renstra pembangunan sistem informasi yang dapat dilihat di Tabel 1 :

Tabel 1. Renstra Pembangunan Sistem Informasi Tahun ke- Pembangunan Sistem Informasi

1 2 3

Sistem Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru Sistem Informasi Administrasi

Sistem Informasi Perpustakaan, Pusat Komputer dan Kearsipan 4 Sistem Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Pada Tabel 1 terdapat Renstra Politeknik Yakpermas Banyumas yang pada tahun pertama akan dibangun sistem informasi Penerimaan Mahasiswa Baru atau PMB

(14)

dikarenakan sistem informasi PMB merupakan hal yang sangat penting, karena saat ini Politeknik Yakpermas Banyumas masih melakukan pendaftaran online menggunakan Google Form sebagai media input informasi calon mahasiswa, kemudian pada tahun kedua akan dibangun Sistem Informasi Administrasi yang nantinya akan menjadi pendukung untuk sistem informasi PMB agar lebih efektif lagi, lalu di tahun ketiga akan dibuat sistem informasi untuk mendukung perpustakaan, lab komputer, dan kearsipan sesuai kebutuhan Politeknik Yakpermas Banyumas, lalu pada tahun keempat akan dibangun sistem informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat karena sistem informasi untuk kearsipan sudah dibuat di tahun ketiga.

Simpulan

Penyusunan Rencana Strategis Sistem Informasi pada Politeknik Yakpermas Banyumas dengan menggunakan kerangka TOGAF disusun dengan berdasarkan kondisi SI/TI yang benar adanya pada Politeknik Yakpermas Banyumas. Berdasarkan pemahaman tersebut, bahwa potret SI/TI Politeknik Yakpermas Banyumas membuktikan berbagai kesenjangan antara kebutuhan dan realitas yang ada. Lalu mengenai kesenjangan ini juga menjadi acuan dalam melakukan pemetaan untuk kebutuhan SI/TI pada Politeknik Yakpermas Banyumas. Yang mana hasil pemetaan yang ada membawa pada saran-saran dan rekomendasi terhadap infrastruktur dan aplikasi. Lalu di sisi lain, hasil pemetaan / mapping juga menyarankan pengembangan aplikasi dan juga infrastruktur yang menjadi keperluan, baik dalam jangka panjang dan juga jangka pendek. Versi Enterprise Architecture (EA) yang tercipta bisa dipakai untuk pedoman pengelolaan SI/TI pada Politeknik Yakpermas Banyumas. Arsitektur teknologi yang berupa rancangan topologi jaringan sudah termasuk ke dalam rencana pengembangan teknologi di Politeknik Yakpermas Banyumas. Lalu yang terakhir adalah arsitektur aplikasi yang memakai platform yang berbeda, kemudian bisa menjamin integritas serta keselarasan SI/TI yang akan dibentuk berlandaskan model EA yang juga memakai kerangka TOGAF ADM yang telah disarankan.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dikarenakan pemberian pupuk N, P, K dengan POC pada tanah dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara tanah sehingga dapat digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhan

Peralatan ILS dilengkapi dengan PIR (Portable ILS Receiver) yang berfungsi untuk memonitor sinyal pancaran dari pemancar Localizer pada titik-titik yang

HARTINY BINTI ABD KAHAR ROSWADY BIN ABDUL WAHAB MASFIZAIZAN BINTI MANAF MINARNI BINTI SAIRI SADIAH BINTI ABDUL WAHAB AZAHAR BIN.. JOHARI MASFIZAIZAN

Sampai akhirnya dapat diketahui perbandingan jumlah keyframe, jumlah objek yang diberi keyframe dan waktu yang dibutuhkan dalam membuat sebuah gerakan pada model

Bahan pada perancangan power divider ini menggunakan Roger 5880 sebagai substrat karena substrat ini sangat baik digunakan difrekuensi tinggi dan akan membuat

(2) Mendeskripsikan aspek-aspek inferioritas perempuan pada sosok Telasih yang tercermin dalam naskah ketoprak Pedhut Jatisrana karya Bondan Nusantara.. (3)

Prinsip dari metode biuret adalah ikatan peptida dapat membentuk senyawa kompleks berwarna ungu dengan penambahan garam kupri dalam suasana basa (Carprette, 2005)..

- Bahwa untuk menjalankan kewenangan tersebut, Termohon dalam Pemilukada Bupati dan Wakil Bupati Batang 2011 telah menetapkan Keputusan KPU Nomor