• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2022"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

REPRESENTASI BUDAYA DALAM VIDEO KLIP WONDERLAND INDONESIA KARYA

ALFFY REV

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Ilmu Komunikasi (S.Ikom)

Oleh :

GEMA DIKO ARFAL NIM. 11840311864

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2022

NOMOR SKRIPSI 5493/KOM-D/SD-S1/2020

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK Nama : Gema Diko Arfal

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Judul : Representasi Budaya dalam Video Klip Wonderland Indonesia Karya Alffy Rev

Video klip merupakan salah satu produk komunikasi massa yang pengaruhnya mampu menjangkau seluruh segmen sosial masyarakat. Video klip dapat merepresentasikan sebuah kebudayaan dan berfungsi sebagai proses budaya suatu masyarakat yang disajikan dalam bentuk gambar bergerak. Dalam video klip ini, keragaman budaya menjadi kajian yang dibahas. Video klip Wonderland Indonesia menceritakan Indonesia sebagai negeri yang ajaib dengan menampilkan ragam kebudayaan Indonesia mulai dari lagu daerah, pakaian adat, rumah adat, alat musik, hingga keindahan alam yang ada di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi budaya dalam video klip lagu Wonderland Indonesia Karya Alffy Rev. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis semiotika Charles Sanders Pierce yang berangkat dari tiga elemen utama yaitu tanda (sign), acuan tanda (object), dan pengguna tanda (interpretant). Dari hasil penelitian ditemukan bahwa yang terkait dengan tanda, dimana Novia Bachmid yang menyanyikan lagu daerah, dengan menggunakan baju adat, lalu juga diiringi dengan tarian, dan juga alat musik. Lalu objek yang ditampilkan berupa bahasa daerah, kesenian daerah berupa tarian, alat musik dan rumah adat. Selanjutnya interpretan menunjukkan budaya Indonesia yakni makna dari lagu daerah, makna dari alat musik yang digunakan, makna dari berbagai objek kesenian yang ditampilkan.

Kata Kunci : Representasi, Budaya, Video Klip

(7)

ii ABSTRACT Name : Gema Diko Arfal

Department : Communication

Title : Cultural Representation in Wonderland Indonesia Video Clip by Alffy Rev

Video clips are one of the mass communication products whose influence is able to reach all social segments of society. Video clips can represent a culture and function as a cultural process of a society that is presented in the form of moving images. In this video clip, cultural diversity is the subject of discussion.

Wonderland Indonesia's video clip tells of Indonesia as a magical land by displaying a variety of Indonesian culture ranging from folk songs, traditional clothes, traditional houses, musical instruments, to the natural beauty that exists in Indonesia. This study aims to determine the cultural representation in the video clip of the song Wonderland Indonesia by Alffy Rev. The approach in this study uses a descriptive qualitative approach. The method used in this research is Charles Sanders Pierce's semiotic analysis method which departs from three main elements, namely the sign, the sign reference (object), and the sign user (interpretant). From the results of the study, it was found that those related to signs, where Novia Bachmid sang folk songs, using traditional clothes, then also accompanied by dances, and also musical instruments. Then the objects displayed are in the form of regional languages, regional arts in the form of dances, musical instruments and traditional houses. Furthermore, the interpreter shows Indonesian culture, namely the meaning of folk songs, the meaning of the musical instruments used, the meaning of various art objects displayed.

Keywords: Representation, Culture, Video Clip

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuata‟ala atas segala limpahan rahmat dan karunianya, sholawat beriring salam kepada nabi Muhammad SAW atas segala perjuangan dan suri tauladan bagi umat islam sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Representasi Budaya Dalam Video Klip Wonderland Indonesia Karya Alffy Rev” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Penulis dengan segala keterbatasan ilmu dan pegalaman sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menyusun setiap lembar bab perbab proposal ini sesuai dengan kaedah penelitian ilmiah dan ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas. Walaupun demikian penulis menyadari bahwa pada lembar tertentu dari naskah skripsi ini di temukan berbagai kesalahan dan kekurangan. Untuk memenuhi hal itu penulis berharap kemakluman serta masukan dari pada pembaca.

Penulis berharap semoga bantuan dan kebaikan yang telah diberikan mendapatkan keridaan Allah SWT, dan penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, terlebih kepada kedua orang tua, Ayahanda Joni Arfal dan Ibunda Desi Masturi yang telah menyemangati, beserta abang dan adik penulis yang memberikan dukungan, doa, nasehat dan segalanya demi penulis dalam menyelesaikan jenjang strata satu ini. Seterusnya penulis dengan penuh rasa hormat mengucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr. Hairunas M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, dan Wakil Rektor II Bapak Dr. H.Mas‟ud Zein, M.Pd, Wakil Rektor III Bapak Edi Erwan, S.Pt.,M.Sc.,Ph.D.

2. Bapak Dr.Imron Rosidi, SPd.,M.A selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau, Bapak Dr.

Masduki, M.Ag, selaku Wakil Dekan Bagian Akademik dan Pengembangan Lembaga, Bapak Dr.Toni Hartono, M.Si, selaku Wakil Dekan Bagian administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Bapak Dr.H. Arwan,M.Ag, selaku Wakil Dekan Bagian Kemahasiswaan dan kerjasama.

(9)

iv

3. Bapak Muhammad Badri, SP., M.Si, selaku ketua Juruan Ilmu Komunikasi dan Bapak Artis, S.Ag., M.I.Kom selaku sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Bapak Firdaus El Hadi, S.Sos. M.Sos.Sc selaku dosen pembimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi serta memberikan banyak wawasan dan pengetahuan, yang membimbing penulis di saat penulis kesulitan menyelesaikan tugas akhir akademik ini.

5. Bapak Dr. Nurdin,S.Ag.M.A selaku Penasehat Akademik. Terimakasih atas dukungannya, bimbingan, semangat dan doa yang di berikan kepada penulis dari awal hingga akhir perkuliahan.

6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama perkuliahan.

7. Teman-teman penulis yang menemani penulis di detik-detik semester terakhir penulis, teman teman kelas ILKOM B, teman teman kelas Broadcasting B, teman teman KONTRAKAN, dan teman teman yang pernah saya jumpai selama perkuliahan.

8. Buat orang yang saya kasihi Novita Indah Sari yang selalu menemani penulis, yang menjadi support sistem penulis dalam segala bidang, terimakasih sudah banyak membantu dalam segala hal, dan terimakasih atas dukungannya selama ini.

Semoga bimbingan dan bantuan teman-teman yang telah berikan dibalas oleh Allah SWT. Akhir kata penulis ucapkan Terimakasih dan penulis berharap Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamin.

Wabillahitaufikwalhidayah, Wassalamualaikum Wr.Wb

Pekanbaru, 05 September 2022 Penulis

Gema Diko Arfal

(10)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Penegasan Istilah ... 4

1. Representasi ... 5

2. Budaya ... 5

3. Video Klip ... 5

4. Wonderland Indonesia ... 5

5. Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Terdahulu ... 8

2.2 Kajian Teori ... 13

1. Representasi ... 13

2. Budaya ... 14

3. Video Klip ... 19

4. Semiotika ... 20

5. New Media ... 22

2.3 Kerangka Pikir ... 24Z BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 25

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

3.3 Sumber Data ... 25

1. Data Primer ... 25

(11)

vi

2. Data Sekunder ... 26

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.5 Validitas Data ... 26

3.6 Teknik Analisis Data ... 27

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Video Klip Wonderland Indonesia ... 28

4.2 Tim Produksi Video Klip Wonderland Indonesia ... 31

4.3 Profil Alffy Rev ... 31

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 33

1. Unsur Budaya Berupa Bahasa ... 34

2. Unsur Budaya Berupa Kesenian ... 50

3. Unsur Budaya Berupa Religi ... 57

4. Unsur Budaya Berupa Teknologi dan Peralatan Hidup . 60 5. Unsur Budaya Berupa Organisasi Sosial ... 65

5.2 Pembahasan ... 66

BAB V1 PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 72

6.2 Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tim Produksi Video Klip Wonderland Indonesia ... 31

Tabel 5.1 Unsur budaya bahasa daerah Kalimantan ... 35

Tabel 5.2 Unsur budaya bahasa daerah Sulawesi Utara ... 38

Tabel 5.3 Unsur budaya bahasa daerah Papua ... 40

Tabel 5.4 Unsur budaya bahasa daerah Riau ... 42

Tabel 5.5 Unsur budaya bahasa daerah Sumatra Barat ... 43

Tabel 5.6 Unsur budaya bahasa daerah Bali ... 45

Tabel 5.7 Unsur budaya bahasa daerah Jawa Barat ... 46

Tabel 5.8 Unsur budaya bahasa daerah NTT ... 48

Tabel 5.9 Unsur budaya bahasa daerah Jawa Tengah ... 49

Tabel 5.10 Keterangan Alat Musik Sampek ... 51

Tabel 5.11 Keterangan Alat Musik Gamelan Bali ... 52

Tabel 5.12 Keterangan Tari Burung Enggang ... 54

Tabel 5.13 Keteranagan Tari Piring ... 55

Tabel 5.14 Keteranagan Tari Legong ... 57

Tabel 5.15 Unsur Budaya Religi Antaboga ... 59

Tabel 5.16 Keteranagan Tempat Berlindung dan Rumah ... 62

Tabel 5.17 Keteranagan Senjata Suku Dayak ... 64

Tabel 5.18 Unsur Budaya Organisasi Sosial ... 66

(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teori Segitiga Makna atau Triangle Meaning ... 21

Gambar 2.2 Kerangka Pikir ... 24

Gambar 4.1 Foto judul Video Klip Wonderland Indonesia ... 28

Gambar 5.1 Teori Segitiga Makna atau Triangle Meaning ... 33

Gambar 5.2 Unsur budaya bahasa daerah Kalimantan ... 34

Gambar 5.3 Unsur budaya bahasa daerah Sulawesi Utara ... 37

Gambar 5.4 Unsur budaya bahasa daerah Sulawesi Utara ... 37

Gambar 5.5 Unsur budaya bahasa daerah Papua ... 39

Gambar 5.6 Unsur budaya bahasa daerah Papua ... 39

Gambar 5.7 Unsur budaya bahasa daerah Riau ... 41

Gambar 5.8 Unsur budaya bahasa daerah Riau ... 41

Gambar 5.9 Unsur budaya bahasa daerah Sumatra Barat ... 43

Gambar 5.10 Unsur budaya bahasa daerah Bali ... 45

Gambar 5.11 Unsur budaya bahasa daerah Jawa Barat ... 46

Gambar 5.12 Unsur budaya bahasa daerah NTT ... 47

Gambar 5.13 Unsur budaya bahasa daerah Jawa Tengah ... 49

Gambar 5.14 Alat Musik Sampek ... 51

Gambar 5.15 Alat Musik Gamelan Bali ... 52

Gambar 5.16 Tari Burung Enggang ... 54

Gambar 5.17 Tari Piring ... 55

Gambar 5.18 Tari Legong ... 56

Gambar 5.19 Unsur Religi Antaboga ... 58

Gambar 5.20 Unsur Religi Antaboga ... 58

Gambar 5.21 Rumah Adat dari Toraja ... 61

Gambar 5.22 Rumah Adat Rumah Gadang ... 61

Gambar 5.23 Senjata Suku Dayak ... 64

Gambar 5.24 Unsur Budaya Organisasi Sosial ... 66

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keberagaman budaya Indonesia bukan lagi hal asing di mata dunia.

Indonesia memiliki keberagaman budaya yang sangat banyak dengan ciri khas di setiap wilayahnya. Di era digital yang serba canggih ini, membuat semua generasi muda tidak diperkenankan menutup mata. Kesempatan ini merupakan kesempatan emas yang sangat bisa dimanfaatkan untuk dapat memperkenalkan dan lebih melestarikan budaya yang katanya sudah mulai padam. Era digital merupakan masa di mana informasi dapat disebarluaskan dengan mudah dan cepat menggunakan teknologi digital yang terhubung dengan saluran internet. Era digital yang terjadi sekarang merupakan bentuk adaptasi menuju era normal yang baru. Menuju dunia yang serba canggih tapi seni tradisi yang menjadi identitas bangsa Indonesia tidak boleh mati.

Awalnya, teknologi komunikasi dari media elektronik masih menggunakan sistem analog, dan baru beralih ke sistem digital dengan ditandai hadirnya transformasi produk media seperti e-book, internet, koran digital, dsb.

Perkembangan era digital sendiri ditandai dengan aliran informasi melalui media- media komunikasi sudah bersifat jelas, akurat dan cepat.

Saat ini peran pemuda Indonesia sebetulnya memberikan pengaruh besar dalam perkembangan era digital. Hal itu dilihat dari banyaknya ide kreatif yang diberikan oleh anak muda untuk menciptakan sebuah karya baru. Salah satu contohnya adalah “Wonderland Indonesia” yaitu merupakan karya medley beberapa lagu daerah yang dikomposisi oleh Alffy Rev. Tak sekedar digabungkan, beberapa lagu daerah tersebut juga diaransemen dengan sentuhan musik elektronik. Lagu wonderland Indonesia ini bertemakan nasionalisme dan telah menuai pujian karena memadukan gambar dan musik tradisional Nusantara yang diaransemen ulang dengan gaya modern.

Video klip Wonderland Indonesia adalah sebuah karya dari Alffy Rev yang menjadi persembahan dalam rangka merayakan hari kemerdekaan Indonesia

(15)

2

yang ke-76 tahun. video klip Wonderland Indonesia resmi diunggah pada 17 Agustus 2021 pukul 19.45 dan mendapat banyak pujian dari warganet atas project yang sangat luar biasa tersebut. Dirilis tepat di hari kemerdekaan, karya yang berjudul Wonderland Indonesia ini menjadi perhatian dan perbincangan di media sosial. Video klip wonderland Indonesia sempat menduduki tranding 1 diyoutube.

Project ini menggambarkan bahwa Indonesia is Not Just wonderful, Indonesia is a Wonderland. lagu yang ada di wonderland Indonesia yang dinyanyikan oleh Novia Bachmid yaitu Paris Barantai dari Kalimantan Selatan, Si Patokaan dari Sulawesi Utara, Sajojo dari Papua, Soleram dari Riau, Kampuang Nan Jauh Di Mato dari Padang, Janger dari Bali, Manuk Dadali dari Jawa Barat, Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara Timur, Lelo Ledung, lagu 'nina bobok' khas Jawa, dan Bagimu Negeri karya Kusbini untuk pembuka dan penutup.1

Video klip merupakan salah satu produk komunikasi massa yang pengaruhnya mampu menjangkau seluruh segmen sosial masyarakat. Video klip dapat merepresentasikan sebuah kebudayaan dan berfungsi sebagai proses budaya suatu masyarakat yang disajikan dalam bentuk gambar bergerak. Pembuatan video klip tentunya dipengaruhi juga oleh latar belakang dan budaya dari para pembuatnya. Dalam hal ini, suatu budaya tertentu dipengaruhi oleh aksi media melalui penyebaran informasi yang ditampilkan. Isi dalam sebuah video klip digerakkan oleh para produser untuk merepresentasikan sebuah tanda-tanda maupun elemen suatu budaya. Salah satu video klip karya komposer dan juga produser musik Indonesia yang menampilkan suatu budaya dengan kearifan lokalnya adalah video klip berjudul Wonderland Indonesia karya Alffy Rev. 2

Video klip sudah menjadi bagian besar dalam industri musik sejak lama, baik sebagai materi promosi hingga medium seni. Bermula dari konsep visualisasi musik, video klip sekarang sudah menjadi media ekspresi diri, video klip juga platform untuk menyuarakan isu tertentu, atau sekadar hiburan bagi para

1 Wonderland Indonesia: Persembahan Luar Biasa Karya Alffy Rev, dalam https://yoursay.suara.com/lifestyle/2021/08/20/064536/wonderland-indonesia-persembahan-luar- biasa-karya-alffy-rev (diakses 14 oktober 2022)

2 Benny A. Pribadi, Media & Teknologi dalam Pembelajaran (Jakarta : Kencana, 2017) Hal 112

(16)

3

penggemar. Dimana kita bisa melihat musisi idola kita berakting, menari, hingga tampil dengan berbagai konsep yang mungkin tidak sering kita lihat dalam live performance atau dengan konsep yang menarik yang sesuai dengan tema/judul/isu yang diangkat.

Dalam video klip ini, keragaman budaya menjadi kajian yang dibahas.

Budaya memiliki arti yang luas, tidak hanya terbatas pada adat- istiadat, tari-tarian ataupun hasil kesenian lainnya. Budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.3

Penelitian ini menggunakan teori representasi semiotika Charles Sanders Peirce. Representasi sendiri dimaknai sebagai bagaimana dunia dikonstruksikan secara sosial dan disajikan kepada kita dan oleh kita di dalam pemaknaan tertentu.

Representasi berarti menggunakan bahasa untuk menyatakan sesuatu secara bermakna, atau mempresentasikan pada orang lain. Representasi dapat berwujud kata, gambar, sekuen, cerita, dsb yang „mewakili‟ ide, emosi, fakta, dan sebagainya.4

Representasi juga berarti konsep yang digunakan dalam proses sosial pemaknaan melalui sistem penandaan yang tersedia: dialog, tulisan, video, film, fotografi, dsb. Secara ringkas, representasi adalah produksi makna melalui bahasa.

Menurut Stuart Hall representasi adalah salah satu praktik penting memproduksi budaya. Kebudayaan merupakan konsep yang sangat luas, kebudayaan menyangkut „pengalaman berbagi‟. Seseorang dikatakan berasal dari kebudayaan yang sama jika manusia-manusia yang ada disitu membagi pengalaman yang sama, membagi kode-kode kebudayaan yang sama, berbicara dalam bahasa yang sama dan saling berbagi konsep-konsep yang sama5

Representasi budaya berkaitan dengan bagaimana seseorang memaknai atau mengkonstruksi budaya yang diproduksi dan dikonsumsi secara massal oleh

3 Ade Kusuma, Pengantar Komunikasi Antar Budaya. Hal 2

4 Made Marthana Yusa, Komunikasi Antar Budaya (Medan : Yayasan Kita Menulis, 2021) hal 28

5 Ibid hal 29

(17)

4

media massa. Dalam industri budaya, hal hal yang direpresentasikan adalah artefak artefak budaya visual, seperti film, iklan dan video klip.

Video klip Wonderland Indonesia menceritakan Indonesia sebagai negeri yang ajaib dengan menampilkan ragam kebudayaan Indonesia mulai dari lagu daerah, pakaian adat, hingga rumah adat dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia. Hingga saat ini (10/2/2022), "Wonderland Indonesia" telah ditonton lebih dari 43 juta pengguna Youtube dari berbagai dunia serta menjadi trending pertama di Youtube saat awal perilisannya, khususnya pada kategori musik. Dan bisa dikatakan bahwa Wonderland Indonesia adalah upaya untuk mempromosikan budaya daerah baik dalam negeri maupun luar negeri.

Dengan menampilkan pertunjukkan keindahan alam yang begitu khas pada tiap pengambilan lokasi yang menjadi lokasi pembuatan film dan sekaligus mengajak kita lebih dekat mengenal budaya Indonesia. Tak dipungkiri bahwa video klip Wonderland Indonesia menjadi media promosi wisata yang berbeda sekaligus cerdas.6

Video Wonderland Indonesia memiliki durasi 10 menit 52 detik serta merangkum keragaman Indonesia dengan lantunan sembilan lagu daerah dan satu lagu nasional. Tidak ketinggalan, naskah proklamasi juga turut dikumandangkan dengan iringan musik band. Karya tersebut tayang di platform Youtube dengan menggaet Novia Bachmid sebagai penyanyi. Video tersebut menjadi buah perbincangan warga Net hingga masuk 10 tren teratas di Indonesia dan trending no 1 di Youtube saat sudah di upload ke Youtube. Oleh karena itu, penulis tertarik mengadakan penelitian untuk menganalisis ragam budaya Indonesia yang terdapat dalam video klip. Oleh karena itu, judul penelitian penulis adalah Representasi Budaya Dalam Video Klip Wonderland Indonesia Karya Alffy Rev.

1.2. Penegasan Istilah

Untuk mewujudkan penelitian terarah, sistematis, dan tepat sasaran, maka perlu dijelaskan tentang penegasan istilah sebagai berikut:

6 Cindenia Puspasari1), Masriadi1), Rahmah Yani1, “Representasi Budaya Dalam Film Salawaku” Jurnal Jurnalisme Volume 9 No. 1 Edisi April 2019”

(18)

5

1. Representasi

Representasi merupakan kegunaan dari tanda. Marcel Danesi mendefinisikannya sebagai berikut: “proses merekam ide, pengetahuan, atau pesan dalam beberapa cara fisik disebut representasi. Ini dapat didefinisikan lebih tepat sebagai kegunaan dari tanda yaitu untuk menyambungkan, melukiskan, meniru sesuatu yang dirasa, dimengerti, diimajinasikan atau dirasakan dalam beberapa bentuk fisik”7

2. Budaya

Kata “Budaya” berasal dari Bahasa Sansekerta “Buddhayah”, yakni bentuk jamak dari “Budhi” (akal). Jadi, budaya adalah segala hal yang bersangkutan dengan akal. Selain itu kata budaya juga berarti “budi dan daya” atau daya dari budi. Jadi budaya adalah segala daya dari budi, yakni cipta, rasa dan karsa.8

3. Video Klip

Video klip merupakan penggabungan antara musik dan visual yang awalnya digunakan sebagai media promosi para pelaku musik dunia.

Video klip ini yang digunakan oleh para produser untuk mempromosikan musiknya kepada khalayak lewat televisi dan toko-toko musik.9

4. Wonderland Indonesia

Video klip ini dirilis pada tanggal 17 agustus 2021 adalah sebuah video klip musik yang berdurasikan 10 menit 52 detik, karya Alffy Rev dan berkolaborasi dengan Novia Bachmid. Video klip ini kebudayaan dan keindahan Indonesia dengan latar lagu lagu daerah Indonesia.

5. Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce

Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata yunani Semeion yang berarti tanda. Tanda pada awalnya dimaknai sebagai suatu

7 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi – Aplikasi Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011, h.122.

8 Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai Problem Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 16.

9 Andhika Prayoga, “Representasi Penyesalan Dalam Video Klip Musik (Analisis Semiotik Dalam Video Klip Iwan Fals & Noah “Yang Terlupakan”)”, (Ilmu Komunikasi Universitas Malang, 2017), hal. 5.

(19)

6

hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Teori semiotika dari Charles Sanders Peirce seringkali disebut sebagai “grand theory” dalam semiotika.

Ini lebih disebabkan karena gagasan Peirce bersifat menyeluruh, deskripsi struktural dari semua sistem penandaan. Semiotika berangkat dari tiga elemen utama, yang disebut Peirce sebagai teori segitiga makna atau triangle meaning yaitu tanda, objek, dan interpretan.10

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan focus dalam penelitian ini adalah bagaimana Representasi Budaya Video Klip Wonderland Indonesia Karya Affy Rev?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi budaya dalam video klip lagu Wonderland Indonesia Karya Alffy Rev. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah kajian ilmu komunikasi terutama kajian tentang video klip dan studi analisis semiotik.

b. Sebagai tambahan referensi bahan pustaka atau rujukan bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai representasi budaya dalam sebuah video klip.

2. Manfaat Praktis

Untuk menunjukkan bagaimana representasi budaya dalam video klip Wonderland Indonesia, sekaligus dapat menjadi bahan masukan bagi pembuat video klip yang bersangkutan untuk pembuatan video klip yang lebih baik lagi.

10 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hal. 268.

(20)

7

1.5. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan proposal ini penulis menuangkan III bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menyajikan: latar belakang masalah, penegasan istilah, ruang lingkup kajian, rumusan masalah, serta tujuan dan kegunaan penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis menyajikan: kajian teori, kajian terdahulu, dan kerangka pikir.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini penulis menyajikan: jenis pendekatan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, validitas data, dan teknik analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM

Pada Bab Gambaran Umum Video Klip Wonderland Indonesia ini berisi Gambaran Umum Video Klip Wonderland Indonesia, daftar musisi, tim produksi, dan profil Alffy Rev.

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti mengemukakan representasi budaya dalam video klip Wonderland Indonesia.

BAB VI : PENUTUP

Dalam bab ini penulis menjelaskan kesimpulan dan saran terhadap video klip Wonderland Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

(21)

8 BAB II KAJIAN TEORI

2.1. Kajian Terdahulu

Penelitian mengenai Video Klip ini juga diambil berdasarkan referensi- referensi penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Referensi ini meliputi penelitian yang berkaitan dengan teori semiotik, yang diantaranya:

1. Putri Yulyaswir tahun 2019 dengan judul skripsi “REPRESENTASI BUDAYA JAWA DALAM VIDEO KLIP TERSIMPAN DI HATI (ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PEIRCE)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi budaya Jawa dalam video klip Tersimpan di Hati yang di populerkan oleh Eka Gustiwana berkolaborasi dengan Prince Husein dan Sara Fajira melalui kanal Youtube tahun 2018. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis semiotika Charles Sanders Pierce yang berangkat dari tiga elemen utama yaitu tanda (sign), acuan tanda (object), dan pengguna tanda (interpretant). Dari hasil penelitian ditemukan bahwa terkait dengan tanda, menunjukkan para musisi lokal dan lirik dalam video klip Tersimpan di Hati berhubungan dengan budaya Jawa. Lalu objek yang ditampilkan berupa bahasa Jawa yang digunakan oleh penyanyi dengan gaya rap, perahu sebagai transportasi sehari-hari di wilayah perairan pulau Jawa, petani sawah sebagai sumber mata pencarian masyarakat Jawa, dan kesenian seperti wayang orang, sinden, serta berbagai alat musik khas Jawa berupa gamelan, drumblek, patrol, serta gejog lesung. Selanjutnya interpretan yang menunjukkan adanya makna-makna mengenai representasi budaya Jawa yang menggambarkan keberagaman dan kemakmuran masyarakat Jawa. 11

11 Putri Yulyaswir, Representasi Budaya Jawa dalam Video Klip Tersimpan Di Hati (Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce). Oktober 2019

(22)

9

2. Oktaviana Simbolon tahun 2019 dengan judul skripsi “REPRESENTASI BUDAYA MASYARAKAT BATAK TOBA DALAM FILM “TOBA DREAMS” (ANALISIS SEMIOTIKA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi budaya masyarakat Batak Toba dalam film Toba Dreams. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode analisis semiotik Roland Barthes berupa makna denotasi, konotasi dan mitos. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi budaya masyarakat Batak Toba dalam film Toba Dreams dapat dilihat dari dua bentuk, yakni budaya materil dan budaya nonmateril. Budaya materil dalam film tersebut berupa rumah adat bolon, ulos dan tandok. Dimana untuk rumah adat memiliki tujuh bagian penting yaitu atap, dinding, tangga, tiang, lantai, pintu, dan gorga (ukiran). Sedangkan budaya nonmateril berupa status kematian dan tambak (kuburan). Budaya materil memberikan makna kenyamanan, makna interaksi sosial, makna kekuatan, makna keamanan, makna gotong-royong, makna persaudaraan dan makna kesedihan sedangkan budaya nonmateril memberikan makna kepercayaan, makna kesedihan, makna sosial dan makna penghormatan.12

3. Cindenia Puspasari, Masriadi, Rahmah Yani tahun 2019 dengan judul jurnal REPRESENTASI BUDAYA DALAM FILM SALAWAKU. Skripsi ini bertujuan untuk mengrepresentasi atau memaknai budaya lokal Maluku dalam Film Salawaku, yang merepresentasikan mengenai budaya pariwisata Provinsi Maluku dengan subjek penelitian yang meliputi adegan dan teks dialog dalam film Salawaku. Jenis pendekatan penelitian dalam skripsi ini menggunakan kualitatif dengan teknik analisis kandungan berdasarkan model budaya menurut Edgar H. Schein, yang mengkategorikan model budaya menjadi dua yaitu budaya benda dan budaya bukan benda. Hasil penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa dalam Film Salawaku ditemukan representasi dua tanda kebudayaan antara lain budaya benda yang terdiri dari : (a) Seni Budaya (b) Bahasa (c) Produk Makanan dan Minuman Lokal(Pappeda dan

12 Oktaviana Simbolon, Representasi Budaya Masyarakat Batak Toba Dalam Film “Toba Dreams” (Analisis Semiotika) Oktober 2019.

(23)

10

Sopi) dan budaya bukan benda, yaitu : (a) Kepercayaan/Upacara Adat (b) Hubungan Personal.13

4. Devy Rianty Anwar, Dra. Lisbet Situmorang, M.Si, Sabiruddin, S.Sos. I., M.A tahun 2018 dengan judul REPRESENTASI BUDAYA BONTANG DALAM FILM 12 MENIT UNTUK SELAMANYA. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui bagaimana Film 12 Menit Untuk Selamanya merepresentasikan budaya Bontang. Peneliti menggunakan teori representasi yang dicetuskan oleh Stuart Hall pada tahun 1997. Teori ini menjelaskan bahwa kebudayaan merupakan konsep yang dikontruksikan sebagai sebuah produk dari proses representasi. Representasi tidak hanya melibatkan bagaimana identitas budaya disajikan di dalam sebuah teks tetapi juga dikontruksikan di dalam proses persepsi masyarakat yang mengkonsumsi nilai-nilai budaya yang direpresentasikan tadi. Dalam tahapan representasi, terdapat tiga cara untuk mengkonstruksikannya, yaitu Reflektif, Intensional, Konstruksionis. Metodelogi penelitian yaitu Deskriftif kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi dan studi kepustakaan. Dilanjut dengan analisis data model interaktif yaitu dimulai dengan reduksi data, pengajian data dan penarikan kesimpulan.14

5. Aidil Audria, Dr. Hamdani M. Syam, MA tahun 2019 dengan judul jurnal

“ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI BUDAYA JEPANG DALAM FILM ANIME BARAKAMON” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi makna budaya Jepang yang terdapat pada film anime Barakamon. Film anime ini menggambarkan tentang kebiasaan masyarakat Jepang terutama pada musim panas. Penelitian ini menggunakan teori Roland Barthers dengan konsep representasi budaya. Metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi berupa video, buku-buku, internet, dan lain sebagainya. Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan signifikasi dua tahap yang dikemukakan oleh

13 Cindenia Puspasari, Masriadi, Rahmah Yani,” Representasi Budaya Dalam Film Salawaku” April 2019.

14 Devy Rianty Anwar, Dra. Lisbet Situmorang, M.Si, Sabiruddin, S.Sos. I., M.A dengan judul jurnal Representasi Budaya Bontang Dalam Film 12 Menit Untuk Selamanya 2018

(24)

11

Roland Barthers yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Denotasi merupakan tanda yang tampak pada suatu objek. Makna konotasi adalah makna yang menjelaskan arti dari suatu tanda yang tampak pada makna denotasi tersebut.

Sedangkan Mitos merupakan makna yang timbul dari makna konotasi atau makna yang berkaitan dengan kebudayaan dan kepercayaan masyarakat untuk mendukung penjelasan dari makna konotasi.15

6. Faiz Zulia Maharany, Ahmad Junaidi dengan judul jurnal Representasi Feminisme Dalam Video Klip „Nightmare‟ by Halsey. Video klipnya tersebut menceritakan tentang figur perempuanperempuan yang berusaha melawan budaya patriarki yang selama ini telah menjadi dinding penghalang bagi perempuan untuk mendapatkan hak-haknya, keadilan dan kesetaraan yang seharusnya mereka dapatkan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi, observasi dan studi kepustakaan. Kemudian, dianalisis menggunakan teknik semiotika milik Charles Sanders Peirce. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat tanda-tanda, simbol atau pesan yang merepresentasikan feminisme di dalam video klip „Nightmare‟ yang dihadirkan melalui adegan-adegan yang menyajikan aksi perempuan dalam menolak dominasi atas laki-laki dan kalimat-kalimat sarkas yang terkandung dalam lirik lagunya untuk ditujukan kepada patriarki. Youtube sebagai salah satu platform media sosial dimana video klip „Nightmare‟ diunggah sangat efektif untuk melakukan komunikasi massa dan untuk menyampaikan pesan yang terkandung di dalam video klip tersebut kepada masyarakat yang menonton.16

7. Dina Annisa Rahma Oktaviani, Budi Suprapto, Isnani Dzuhrina dengan judul jurnal ANALISIS SEMIOTIK VIDEO KLIP BTS “BLOOD, SWEAT AND TEARS” SEBAGAI REPRESENTASI MASA MUDA. verbal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi masa muda dalam video klip BTS

15 Aidil Audria, Dr. Hamdani M. Syam, MA tahun 2019 dengan judul jurnal “Analisis Semiotika Representasi Budaya Jepang dalam Film Anime Barakamon”

16 Faiz Zulia Maharany, Ahmad Junaidi dengan judul jurnal Representasi Feminisme Dalam Video Klip „Nightmare‟ by Halsey.

(25)

12

yang berjudul Blood, Sweat and Tears. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif interpretatif, pengumpulan data melalui dokumentasi, dan studi kepustakaan selanjutnya dianalisis menggunakan semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian menunjukkan adanya gambaran Profil BTS dan 20 scene dalam video klip BTS Blood, Sweat and Tears yang menjadi tanda denotatif konotatif dan mitos sebagai representasi masa muda.

Kesimpulan penelitian ini adalah video klip BTS Blood, Sweat and Tears menggambarkan masa muda adalah proses bertumbuh, masa penuh gejolak dan keinginan, yang disimbulkan dengan sayap (wings), semakin besar godaan maka akan semakin memikirkan dan semakin terombang-ambing17 8. Dian Handayani tahun 2019 dengan judul jurnal “REPRESENTASI

BUDAYA DALAM IKLAN (Analisa Semiotika Iklan Marjan Versi Tari Betawi dan Sepatu Roda)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami representasi budaya dan maknanya Tari Betawi dan iklan Marjan versi sepatu roda. Penelitian ini menggunakan beberapa teori, yaitu:

Komunikasi Massa, Periklanan, Citra Budaya, Semiotika, Kajian Budaya, Semiologi oleh Roland Barthes. Penelitian ini dianalisis oleh Roland Barthles secara denotasi dan konotasi berarti. Penelitian ini menunjukkan bahwa iklan Marjan merepresentasikan dua budaya, yaitu budaya tradisional melalui tari topeng dan budaya modern melalui pertunjukan sepatu roda. Ini Iklan tersebut berhasil merepresentasikan budaya Betawi dan modern melalui tayangan Ondel-ondel yang bermain sepatu roda.18

9. Triadi Sya‟Dian tahun 2015 dengan judul jurnal “ANALISIS SEMIOTIKA PADA FILM LASKAR PELANGI”. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat induktif yaitu pengembangan konsep berdasarkan data yang ada. Bahasan menggunakan analisis pendekatan estetika dari Charles Sanders Pierce dalam mendiskripsikan tanda yang meliputi ikon, indeks, dan symbol pada film

17 Dina Annisa Rahma Oktaviani, Budi Suprapto, Isnani Dzuhrina dengan judul jurnal Analisis Semiotik Video Klip Bts “Blood, Sweat And Tears” Sebagai Representasi Masa Muda.

18 Dian Handayani tahun 2019 dengan judul jurnal “Representasi Budaya Dalam Iklan (Analisa Semiotika Iklan Marjan Versi Tari Betawi dan Sepatu Roda)”.

(26)

13

Laskar Pelangi sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Hasil penelitian berupa pemaknaan dari ikon – ikon yang terdapat pada film Laskar Pelangi.

Seperti ikon Tambang Timah, Sekolah Muhammadiyah dan sekolah PN Timah, Banguan kumuh, kostum para anak – anak laskar pelangi, dan ikon penanda bakat. Ikon – ikon yang didapat dominan sebagai penanda sosial.19 10. Seruni Achadiah Absari tahun 2019 dengan judul skripsi “REPRESENTASI

NASIONALISME DALAM VIDEO KLIP “BUMI TERINDAH (FT FARHAD)” KARYA ALFFY REV (Analisis Semiotika Roland Barthes)”.

Penelitian ini bertujuan untuk berfokus pada bagaimana Nasionalisme digambarkan dalam Video Klip “Bumi Terindah (ft Farhad)” Karya Alffy Rev. Untuk mengkritisi Representasi Nasionalisme dalam Video Klip “Bumi Terindah (ft Farhad)” Karya Alffy Rev. Peneliti menggunakan metode Analisis Teks Media, dengan pendekatan paradigm kritis dalam bingkai teori Representasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada setiap Shot dan lirik dalam Video Klip tersebut menunjukkan bahwa (1) Kesadaran atas Kecintaan terhadap Keindahan Alam Indonesia, (2) Kesadaran untuk Bersatu, (3) Kesadaran untuk Berjiwa Sosial, (4) Kesadaran Keberagaman Budaya dan Cinta Tanah Air.20

2.2. Kajian Teori 1. Representasi

Menurut Stuart Hall (1997), representasi adalah salah satu praktek penting yang memproduksi kebudayaan. Kebudayaan merupaan konsep yang sangat luas, kebudayaan menyangkut „pengalaman berbagi‟. Seseorang dikatakan berasal dari kebudayaan yang sama jika manusia-manusia yang ada disitu membagi pengalaman yang sama, membagi kode-kode kebudayaan yang sama, berbicara dalam „bahasa‟ yang sama, dan saling berbagi konsep- konsep yang sama.21

19 Triadi Sya‟Dian tahun 2015 dengan judul jurnal “Analisis Semiotika Pada Film Laskar Pelangi”.

20 Seruni Achadiah Absari tahun 2019 dengan judul skripsi “Representasi Nasionalisme Dalam Video Klip “Bumi Terindah (FT Farhad)” Karya Alffy Rev (Analisis Semiotika Roland Barthes)”.

21 Devy Rianty Anwar, Dra. Lisbet Situmorang, M.Si, Sabiruddin, S.Sos. I., M.A, Representasi Budaya Bontang dalam Film 12 Menit untuk Selamanya, eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 6, Nomor 1, 2018 : 364 – 378

(27)

14

Representasi merupakan salah satu aspek yang berperan dalam membentuk kebudayaan. Representasi bekerja secara berkesinambungan dengan identitas, regulasi budaya, komunikasi dan produksi. Kata

„representasi‟ secara literatur bermakna „penghadiran kembali‟ atas sesuatu yang terjadi sebelumnya, memediasi, dan memainkannya kembali. Konsep ini sering digunakan untuk menggambarkannya hubungan antara teks media dengan realitas karena representasi merupakan salah satu praktik penting dalam pembentukan makna. Representasi pun dapat berarti penggambaran dunia soal dengan cara yang tidak lengkap dan sempit. Meskipun kadang- kadang produksi media yang sifatnya fantasi dan fiksi, tetapi berpontensi untuk memberikan gambaran pada khalayak tentang masyarakat.22

Lebih jauh, Hall (1997: 15) membagi representasi ke dalam tiga bentuk; (1) Representasi reflektif, (2) Representasi intensional, dan (3) Representasi konstruksionis. Representasi reflektif adalah tanda yang mencerminkan makna sesungguhnya. Representasi intensional adalah bagaimana tanda diciptakan oleh pengarang. Sementara representasi konstruksionis adalah bagaimana makna dikonstruksi kembali melalui bahasa.

2. Budaya

Menurut Prof. kuntjaraningrat, ada 3 wujud kebudayaan, yaitu : (1) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, norma-norma, peraturan dan sebagainya yang bersifat abstrak, tidak dapat diamati secara kasat mata, (2) Wujud kebudayaan sebagai suatu Kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakatnya. Wujud ini sering disebut sebagai sistem sosial. Dalam sistem sosial tersebut terdapat aktivitas manusia yang berinteraksi, serta saling mempengaruhi dari waktu ke waktu dan mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat istiadat, (3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia atau kebudayaan fisik yang sifatnya paling konkret, dapat dilihat, dirasakan dan diamati. Dari hasil

22 Devy Rianty Anwar, Dra. Lisbet Situmorang, M.Si, Sabiruddin, S.Sos. I., M.A, Representasi Budaya Bontang dalam Film 12 Menit untuk Selamanya, eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 6, Nomor 1, 2018 : 364 – 378

(28)

15

karya manusia mulai dari yang sederhana sampai yang paling rumit, misalnya dari korek api kayu sampai teknologi komputer. (Setiadi. dkk, 2011:28-30)23

Kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat tidak sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda.

Tetapi setiap kebudayaan mempunyai ciri atau sifat yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik melainkan universal tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam ataupun pendidikan. Sistem kebudayaan suatu daerah dapat menghasilkan jenis-jenis kebudayaan yang berbeda. Jenis kebudayaan ini dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu pertama, kebudayaan material yang berupa hasil cipta, karsa, yang berwujud benda, barang alat pengolahan alam seperti gedung, pabrik, jalan, rumah dan sebagainya. Kedua, kebudayaan non material yang berwujud kebiasaan, adat istiadat ilmu pengetahuan dan sebagainya.24

a. Penjelasan Unsur Budaya Menurut Koentjaranignrat 1) Unsur Budaya Berupa Bahasa

Bahasa berupa alat bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi dengan sesamanya. Penggunaan bahasan dalam suatu suku bangsa yang tinggal dalam satu wilayah geografis akan saling memengaruhi. Di daerah perbatasan dua suku bangsa akan terjalin hubungan yang sangat intensif sehingga akan terjadi saling memengaruhi antara unsur unsur bahasa dari kedua belah pihak.

Sebagai contoh, di Jawa terdapat dua suku yang tinggal, yaitu Sunda dan Jawa. Bahasa yang digunakan oleh kedua belah pihak memiliki kosa kata yang sama, tetapi terdapat perbedaan dalam pelafalan bahkan dalam arti. Di daerah perbatasan antara dua suku akan terjadi pencampuran bahasa. Sementara itu, dalam suku yang besar di dukung oleh berjuta juta penduduk akan menunjukkan suatu yang berbeda.

23 Cindenia Puspasari, Masriadi, Rahmah Yani, Representasi Budaya Dalam Film Salawaku, Jurnal Jurnalisme Volume 9 No. 1 Edisi April 2019 , hal 20

24 Cindenia Puspasari, Masriadi, Rahmah Yani, Representasi Budaya Dalam Film Salawaku, Jurnal Jurnalisme Volume 9 No. 1 Edisi April 2019, hal 21

(29)

16

Bentuk tersebut ditentukan oleh perbedaan geografis daerah dan lapisan sosial dalam masyarakat suku bangsa tersebut.25

2) Unsur Budaya Berupa Pengetahuan

Sistem pengetahuan berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi, karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan yang dimaksud adalah merupakan uraian uraian dari cabang cabang pengetahuan.

Setiap suku bangsa biasanya mengetahui pengetahuan berdasarkan pokok kajian seperti berikut :

a) Alam Sekitar

Mencakup pengetahuan tentang musim, gejala alam dan astronomi. Pengetahuan tersebut mereka peroleh dari pengalaman mereka sehari hari, minsalnya berburu, berlayar, dan Bertani

b) Tumbuhan

Hampir semua suku bangsa masayarakatnya memiliki pengetahuan disekililingnya. Minsalnya tumbuhan yang bisa dimakan oleh manusia, binatang ternak, tumbuhan obat.

c) Binatang

Bagi petani, pengetahuan tentang binatang diperlukan agar mereka tau bagaimana karakteristik binatang sehingga mereka dapat menjaga tanamannya dari binatang tersebut.26

3) Unsur Budaya Berupa Organisasi Sosial

Kesatuan sosial yang paling dasar adalah kerabat, keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Kemudian manusia akan digolongkan ke dalam tingkatan-tingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi sosial. Kehidupan bermasyarakat diatur dan diorganisasi oleh adat istiadat beserta aturan mengenai bermacam macam kesatuan dalam hidup dan bergaul. Kesatuan sosial yang paling

25 Tedi Sutardi, Antropologi : Mengungkap Keragaman Budaya (Bandung: PT Setia Purna Inves, 2007) Hal 36

26 Tedi Sutardi, Antropologi : Mengungkap Keragaman Budaya (Bandung: PT Setia Purna Inves, 2007) Hal 45

(30)

17

dekat adalah kekerabatan dan kesatuan diluar kerabat tapi masih dalam satu komunitas. Pada masyarakat tradisional sistem kekerabatan berpengaruh besar dan sangat mengikat diantara mereka. Seiring dengan perkembangan zaman, fungsi kesatuan kekerabatan biasanya mulai berkurang dan agak longgar. Walaupun demikian, masih banyak suku suku bangsa di dunia yang masih memegangnya.27

4) Unsur Budaya Berupa Teknologi

Manusia selalu berusaha mempertahankan hidupnya, sehingga mereka akan selalu terdorong untuk membuat peralatan atau benda- benda untuk mendukung tujuan tersebut. Menurut Harsojo, sistem teknologi yang dimaksud adalah jumlah keseluruhan Teknik yang dimiliki oleh anggota masyarakat yang meliputi cara bertindak dan berbuat dalam hubungannya dengan pengumpulan bahan mentah dari lingkungannya. Bahan tersebut dapat di proses menjadi alat untuk bekerja, alat untuk menyimpan pakaian atau makanan, dan alat trasnportasi serta kebutuhan lain berupa materi.

Teknologi tradisional pada masyarakat yang nomaden dan masyarakat desa yang hidup dari pertanian, menurut kontjaraningrat paling sedikit memiliki delapan sistem peralatan, yaitu sebagai berikut:

a) alat alat produksi b) senjata

c) wadah

d) alat untuk menyalakan api

e) makanan, minuman, bahan pembangkit gairah, dan jamu jamuan.

f) pakaian dan perhiasan g) rumah

h) alat transportasi.28

27 Tedi Sutardi, Antropologi : Mengungkap Keragaman Budaya (Bandung: PT Setia Purna Inves, 2007) Hal 42

28 Tedi Sutardi, Antropologi : Mengungkap Keragaman Budaya (Bandung: PT Setia Purna Inves, 2007) hal 37

(31)

18

5) Unsur Budaya Berupa Ekonomi

Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi dalam suatu masyarakat menjadi fokus penting dalam kajian, mengkaji bagaimana suatu kelompok masyarakat mencukupi kebutuhan hidupnya melalui mata pencaharian atau sistem perekonomian mereka. Para Antropologi memusatkan perhatiannya pada sistem mata pencaharian. Hal ini terbatas pada sistem yang bersifat tradisional karena perhatian antropologi adalah pada kebudayaan suatu suku bangsa. Sistem mata pencaharian tersebut diantaranya adalah, berburu dan meramu, beternak, bercocok tanam di ladang, menangkap ikan, dan bercocok tanam dengan sistem irigasi.29

6) Unsur Budaya Berupa Religi

Emosi keagamaan merupakan perasaan dalam diri manusia yang mendorong mereka untuk melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religius. Emosi ini memunculkan konsepsi benda-benda yang dianggap sakral dalam kehidupan manusia. ada tiga unsur lain yang perlu dipahami selain emosi keagamaan, yakni sistem keyakinan, sistem upacara keagamaan, dan umat yang menganut religi itu.

7) Unsur Kebudayaan Berupa Kesenian

Kesenian adalah suatu ekspresi manusia akan keindahan dengan latar belakang tradisi atau sistem budaya masyarakat pemilik karya seni tersebut. Selain memilik fungsi sebagai ekspresi dari hasrat manusia akan keindahan, kelompok kecil kesenian memiliki fungsi sosial. Minsalnya dalam pemujaan terhadap dewa yang berperan dalam hidup mereka dan roh nenek moyang. Dengan demikian, kesenian dan religi terdapat suatu hubungan, minsalnya dalam pemujaan terhadap roh nenek moyang atau para dewa biasanya digunakan alat alat musik untuk menciptakan harmoni yang indah dan di gambarkan dalam gerak tari tarian yang indah.30

29 Tedi Sutardi, Antropologi : Mengungkap Keragaman Budaya (Bandung: PT Setia Purna Inves, 2007) Hal 39

30 Tedi Sutardi, Antropologi : Mengungkap Keragaman Budaya (Bandung: PT Setia Purna Inves, 2007) Hal 46

(32)

19

Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, relief, ukiran, dan lukisan. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental. Seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Kemudian terdapat seni gerak dan seni tari, yaitu seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan.31

3. Video Klip

Video klip merupakan media komunikasi yang dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan kepada sekelompok orang yang menyaksikan dalam sebuah karya audio visual. Video klip adalah salah satu media promosi yang sangat ideal dan merupakan program musik yang di sponsori oleh produksi rekaman musik berlebel dengan tujuan mempublikasikan seorang musisi/penyanyi/band dan sebuah lagu yang memiliki potensi disukai khalayak. Karya video klip merupakan bentuk seni performa yang sangat independen, karena konsumen penikmatnya bisa dari beragam kalangan karena karena media penyalurnya bervariatif. Sehingga kebebasan klipper mengekspresikan jiwa seninya dapat dikategorikan menjadi dua konsep dasar kreatif visual, yaitu :

a. Video klip bernuansa verbal

Konsep video klip bernuansa verbal maksudnya klipper harus menentukan konsep dasar kreatif sebelum proses pembuatan sketsa gambar, yaitu gaya desain penggambaran akan disesuaikan dengan isi lirik dimana antara gambar dan lirik saling menyatu

b. Video klip berbahasa simbol

Konsep video klip berbahasa simbol tidak mempedulikan keselarasan antara gambar dan lirik atau tidak ada hubungan antara keduanya. Klipper membahasakan lagu dalam simbol simbol yang mengikuti seni penampilan kreasinya sendiri

31 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Aksara Baru, 1979), hal. 203.

(33)

20

Namun pada realitanya, pada klipper dalam kreativitas dalam membuat video klip sangat dominan mengemasnya dalam bernuansa verbal.

Sedangkan video klip berbahasa simbol lebih menarik scenes nya dikombinasikan dengan bernuansa verbal hingga jiwa seni pada video klip yang berbahasa simbol menjadi semakin indah dan memuaskan konsumen.

Perkembangan industri musik akan mendorong video klip menjadi media promosi yang menggiurkan dan menjanjikan. Hal itu terbukti dengan banyaknya pihak yang memanfaatkannya sebagai media promosi32

Video klip diproduksi dengan beberapa tujuan yaitu :

a. Kepentingan keuntungan materi: Penyanyi popular dan lagu lagu unik menjadi target utama produsen rekaman musik untuk memproduksi video klip dengan target menjualnya dan meraup keuntungan

b. Kepentingan promosi penyanyi pendatang baru: penyanyi yang baru diorbitkan oleh produsen rekaman musik atas keinginan penyandang dana sehingga walaupun mengalami kerugian merupakan resiko yang telah diperhitungkan

c. Kepentingan komunitas: video klip yang diproduksi karena kebutuhan komunitas tertentu sebagai perangkat utama menjalankan kegiatan dan identitasnya.

d. Kepentingan dokumentasi pribadi: seorang penyanyi yang memproduksi video klip hanya untuk kepuasan pribadi saja33

4. Semiotika Charles Sanders Peirce

Charles Sanders Peirce seorang ahli filsuf dari Amerika (1839-1914) mengutarakan bahwa kehidupan manusia dicirikan oleh pencampuran tanda dan cara penggunaannya dalam aktivitas yang bersifat representatif (Marcel Danesi, 2010:33). Penjelasan tersebut mengidentifikasikan tanda tanda yang diciptakan oleh manusia yang merupakan representasi dari latar kebudayaan mereka. Oleh sebab itu di suatu daerah atau kawasan tertentu mempunyai tanda-tanda yang berbeda sesuai dengan latar belakang kebudayaan mereka

32 Andi fachruddin, Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi (Yogyakarta,: Penerbit Andi, 2015) hal 101

33 Ibid hal 103

(34)

21

masing-masing. Misalnya seekor tikus bagi masyarakat Indonesia merepresentasikan para oknum yang melakukan tindakan korupsi. Hal ini belum tentu sama penjelasannya dengan negara lain karena sebuah tanda yang diciptakan membentuk pandangan yang akan dimiliki orang terhadap dunia sesuai dengan kebudayaan mereka masingmasing.34

Semiotika berangkat dari tiga elemen utama, yang disebut Peirce teori segitiga makna atau triangle meaning. Yang dikupas teori segitiga, maka adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi. Hubungan antara tanda, objek, dan interpretant digambarkan Peirce pada gambar. Hubungan tanda, objek dan interpretan (Triangle of Meaning)

Gambar 2.1

Teori Segitiga Makna atau Triangle Meaning Sign

Interpretant Object

Sumber : Sumbo Timarbuko, 2008, dalam buku semiotika komunikasi visual Teori segitiga makna atau triangle meaning yaitu:

a. Tanda (sign)

Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Acuan tanda ini disebut objek. 35

34 Mukhsin Patriansyah, ”Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce Karya Patung Rajudin Berjudul Manyeso Diri” November 2014

35 Putri Yulyaswir, Representasi Budaya Jawa Dalam Video Klip Tersimpan Di Hati (Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce). Oktober 2019. Hal 15

(35)

22

b. Acuan Tanda (Objek)

Objek adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.36

c. Pengguna Tanda (Interpretant)

Interpretan adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.37

Tujuan analisis semiotika berupaya menemukan makna tanda termasuk hal-hal yang tersembunyi dibalik sebuah tanda (teks, iklan, berita), karena sistem tanda sifatnya amat konteksual dan bergantung pada penggunaan tanda.38

5. New Media

Teori media baru merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh Pierre Levy, yang mengemukakan bahwa media baru merupakan teori yang membahas mengenai perkembangan media. Dalam teori media baru, terdapat dua pandangan, pertama yaitu pendangan interaksi social membedakan media menurut seberapa dekat media dengan model interaksi tatap muka. Kedua, pandangan integritas sosial : pendekatan ini menggambarkan media bukan dalam bentukinformasi, interaksi, atau penyebarannya,tetapi dalam bentuk ritual atau bagaimana manusia menggunakan media sebagai cara menciptakan masyarakat dengan menyatukan masyarakat dalam bentuk rasa saling memiliki. 39

Kategori dari New Media terdiri dari 6 bagian:

a. Interaktif (Interactive), media baru diakui paling interaktif meskipun di media lama sudah banyak yang dapat bersifat dua arah seperti kuis, ngobrol, dan sebagainya dengan penonton dirumah tetapi itu tetap melalui tahap seleksi atau gatekeeping dari media tersebut.

36 ibid

37 ibid

38 Putri Yulyaswir, Representasi Budaya Jawa Dalam Video Klip Tersimpan di Hati (Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce). Oktober 2019. Hal 15

39 Fatty Faiqah, Muh. Nadjib, Andi Subhan Amir, Youtube Sebagai Sarana Komunikasi Bagi Komunitas Makassar Vidgram. Desemeber 2020. Hal 263

(36)

23

b. Hipertekstual (Hypertextual) berarti setiap informasi yang sudah ada di media lama seperti televisi, radio, dan surat kabar kembali dimasukan kedalam media baru dengan tampilan yang sudah disesuaikan dengan tampilan media baru.

c. Jaringan (Network), jaringan berarti didalam media baru internet terdapat beberapa jaringan yang saling menguatkanuntuk mempermudah orang menemukan dan menggunakan internet dalam mencari informasi.

d. Dunia Maya (Virtual), Karakteristik ini menjadi karakteristik yang melemahkan bagi media baru internet, karena sifatnya yang maya sehingga identitas seseorang atau kelompok di dalam media baru internet ini menjadi tidak jelas dan tidak bisa dipercaya sepenuhnya.

e. Simulasi (Simulated). Dalam zaman digital memiliki hubungan yang dekat dengan peniruan atau simulasi.

f. Digital, dalam dunia digital semua diproses menggunakan mesin yang digerakkan oleh sistem informasi yang diolah oleh kode atau nomor yang dibuat oleh manusia.40

Salah satu bentuk dari keberadaan New Media adalah fenomena munculnya Social Network (jejaring sosial), seperti facebook, twitter, dan youtube. Penelitian ini menggunakan video klip Wonderland Indonesia sebagai objeknya, dimana video klip ini ditayangkan di youtube dan telah ditonton oleh jutaan orang dari seluruh Indonesia bahkan dunia. Salah satu layanan dari Google ini, memfasilitasi penggunanya untuk meng-upload video dan bisa diakses oleh pengguna yang lain dari seluruh dunia secara gratis. Bisa dikatakan YouTube adalah database video yang paling populer di dunia internet, atau bahkan mungkin yang paling lengkap dan variatif.

40 Fatty Faiqah, Muh. Nadjib, Andi Subhan Amir, Youtube Sebagai Sarana Komunikasi Bagi Komunitas Makassar Vidgram. Desemeber 2020. Hal 264

(37)

24

Objek

Tanda Interpretan

2.3. Kerangka Pikir

Dari kajian teori yang telah di paparkan maka peneliti akan merumuskan kerangka pikir yang akan menjadi pondasi bagi peneliti untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, yaitu untuk mendapatkan representasi budaya dalam video klip “Wonderland Indonesia” karya Alffy Rev, dengan menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Peirce.

Tabel 2.2 Kerangka Pikir

Representasi Budaya Dalam Video Klip Wonderlan Indonesia Karya Alffy Rev

Metode Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce

Unsur Unsur Budaya (Koentjaraningrat, 1979) : 1. Unsur Budaya Berupa Bahasa

2. Unsur Budaya Berupa Pengetahuan 3. Unsur Budaya Berupa Organisasi Sosial 4. Unsur Budaya Berupa Teknologi

5. Unsur Budaya Berupa Ekonomi 6. Unsur Budaya Berupa Religi 7. Unsur Budaya Berupa Kesenian

Sumber : Olahan Peneliti 2022

(38)

25 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini akan mendeskripsikan bagaimana representasi budaya dalam video klip lagu Wonderland Indonesia karya Alffy Rev. Pendekatan ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya, lalu analisis dan kemudian di interpretasikan

Penelitian bersifat deskriptif mendeskripsikan suatu obyek, fenomena atau setting sosial yang akan dituangkan dalam tulisan yang bersifat naratif. Arti dalam penulisannya data dan fakta yang dihimpun berbentuk kata atau gambar dari pada angka.41

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada video klip lagu Wonderland Indonesia berupa pemutaran video klip dan peneliti terlibat langsung menganalisis isi dari video klip tersebut. Karena penelitian ini merupakan penelitian semiotika, maka lokasi penelitian ini tidak seperti yang dilakukan penelitian lapangan. Dan analisis semiotika merupakan analisa tanda-tanda yang terdapat dalam video klip Wonderland Indonesia dan waktu yang peneliti lakukan pada penelitian dimulai dari maret hingga juni 2022

3.3. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang langsug dikumpulkan peneliti dari sumber pertamanya di lokasi penelitian dan obyek penelitian. Dalam penelitian ini data diperoleh langsung dengan pemilihan tayangan dalam video klip lagu Wonderland Indonesia, Video klip yang disutradarai

41 Albi Anggito & Johan Setiawan, Metode Penelitian Kualitatif (Sukabumi : CV Jejak, 2018) hal. 11

(39)

26

sekaligus diproduseri oleh Alffy Rev, berdurasi 10 menit 53 detik yang diperoleh dari laman youtube Alffy Rev.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data tambahan atau data yang diperoleh dari sumber kedua atau data pendukung dari data primer. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari kolom deskripsi , video dibalik pembuatan video klip di laman youtube resmi Alffy Rev, website, buku, dll.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan data data agar dapat menjelaskan permasalahan penelitiannya.

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi.42

Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen dokumen yang telah ada, dilakukan dengan cara mencari dan mengumpulkan dokumen berupa tulisan, gambar atau karya-karya dari seseorang.

Dalam penelitian ini, data yang didapat berupa beberapa adegan yang ada dalam video klip lagu Wonderland Indonesia43

3.5. Validitas Data

Validitas data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber. Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan. Teknik pemeriksaan validitas data yang dilakukan dengan mengecek ulang data dengan sumber apakah ada kesesuaian berdasarkan identitas video klip lagu Wonderland Indonesia.44

42 Jogiyanto Hartono, Metoda Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data (Yogyakarta : Andi, 2018

43 Dyah Perwita, Metode Team Accelerated Instruction (TAI) (Tangerang Selatan : Pascal Books, 2021) hal. 29

44 Mamik, Metodologi Kualitatif (Sidoarjo : Zifatama Jawara, 2015) hal.173

(40)

27

3.6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah metode dalam memproses data menjadi informasi. Didalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan teknik analisis kualitatif dengan pendekatan teori semiotik Charles Sanders Peirce. Data kualitatif merupakan data yang mengacu pada informasi non-numerik seperti transkrip wawancara, catatan, rekaman video dan audio, gambar dan dokumen teks.45

Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis. video klip yang berdurasi 10 menit 53 detik ini akan dibagi menjadi beberapa kategori yang diklasifikasikan menurut indikator unsur budaya, yaitu bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencarian dan kesenian. Gambar gambar yang berkaitan dengan unsur bahasa digabungkan menjadi satu, lalu dianalisis menggunakan semiotika Charles Sanders Peirce. Dalam penelitian ini, peneliti menempatkan posisi sebagai fasilitator yang menafsirkan pesan pesan dalam video klip lagu Wonderland Indonesia untuk selanjutnya keseluruhan analisis nantinya akan disampaikan dalam bentuk uraian deskriptif.46

45 Samiaji Sarosa, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Yogyakarta : PT Kanisias,2021)hal 3-4)

46 Putri Yulyaswir, Representasi Budaya Jawa Dalam Video Klip Tersimpan Di Hati (Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce). Oktober 2019. Hal 37

Referensi

Dokumen terkait

BBC (Bagan Bandar Citranuansa) 102,8 Bagan Batu Rokan Hilir, dimana program radio BBC 102,8 FM mayoritas hanya program music, menurut para pendengar, program radio

Berdasarkan tabel 3.25 diatas dapat dijelaskan bahwa Tanggapan Kepuasan Responden mengenai bersifat positif karena customer service menyelesaikan permasalahan dengan

Kemampuan mengubah tantangan menjadi peluang adalah suatu dasar yang memungkinkan orang untuk mampu bertahan dalam kesulitan, terus melawan dan berusaha menemukan cara

Fakultas Syariah dan Hukum merupakan satu dari delapan fakultas yang ada di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang pada awalnya yaitu IAIN Sultan Syarif

1,2,6 10) Hadits Dhai`f pengertian dan pembagian, syarat dan contoh serta kedudukan dan hukumnya. 11) Hadits Mutawatir pengertian dan pembagian, syarat dan contoh serta kedudukan

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan dan wawasan mengenai perkembangan Ilmu Administrasi, perkembagan teori manajemen yang

Mahasiswa Mampu Menjelaskan Perkembangan Manajemen dalam Persfektif Islam. Perkembangan Manajemen dalam Persfektif

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai respon mahasiswa jurusan ilmu komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau tentang