• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI 2.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI 2.1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Pariwisata

Dalam Undang-Undang No 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan menyebutkan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikma t i obyek dan daya tarik wisata. Sedangkan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisatawan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Sedangkan wisata sendiri dinyatakan bahwa kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

2.2 Destinasi Wisata

Menurut Ricardson dan Fluker dalam Agusetyaningrum, dkk (2016) menjelaskan bahwa destinasi adalah sebuah tempat yag dikunjungi secara signifikan dalam sebuah perjalanan dengan beberapa bentuk batas aktual yang dirasakan. Sedangkan menurut Pitana dan Putu dalam Brahmanto, dkk (2017) destinasi adalah tempat yang dikunjungi dengan waktu yang signifikan selama perjalanan seseorang dibandingkan dengan tempat lain yang dilalui selama perjalanan. Berdasarkan sumber daya yang dimiliki destinasi wisata dapat digolongkan menjadi : (1) Destinasi sumber daya alam seperti iklim, pantai, hutan (2) Destinasi sumber daya budaya seperti tempat bersejarah, museum, teater dan masyarakat local (3) Destinasi sumber daya buatan manusia seperti fasilitas rekreasi atau taman hiburan (4) Event seperti Pesta Kesenian Bali, Pesta Danau Toba, pasar malam dan sebagainya.

(2)

2.3 Strategi Pengembangan

Menurut Gitosudarmo dalam Mulyantari (2016) strategi adalah suatu kegiatan merancang kegiatan agar strategis serta berhasil memperoleh hasil yang lebih baik. Keberhasilan tersebut haruslah dilakukan evaluasi terhadapnya untuk mengetahui apakah benar-benar telah sesuai dengan tujuan yang ingin diraih.

Sedangkan menurut Winardi (2013:114-115) yaitu proses, cara perbuatan menjadikan maju atau pembangunan secara bertahap, teratur dan berkelanjuta n, yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki. Pengembangan juga dapat dinila i sebagai respon terhadap perubahan yang selalu terjadi dari waktu ke waktu.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi pengembanga n merupakan suatu rangkaian aktivitas pengambilan keputusan untuk upaya kemajuan kearah yang lebih baik secara bertahap, terencana, teratur, dan berkelanjutan, yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki.

2.4 Pengertian Wisata Edukasi

Menurut Suwantoro dalam Darmawan (2019) menyatakan bahwa wisata edukasi atau wisata pendidikan merupakan suatu perjalanan wisata dengan maksud untuk memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun pengetahuan mengena i bidang kerja yang dikunjungi. Menurut Rahmawati (2013) Wisata yang bermuatan pendidikan dapat ditemui pada ekowisata (ecotourism), wisata sejarah (heritage tourism), desa wisata, wisata komunitas dan pertukaran siswa antar instit us i pendidikan (student exchange).

Menurut Soemarno dalam Darmawan (2019) mengklasifikasikan wisata edukasi menjadi empat jenis, yaitu:

1. Wisata Edukasi Science / Ilmu Pengetahuan, yaitu wisata edukasi yang berbasis kepada ilmu pengetahuan, wisata ini mengedepankan informasi tentang ilmu pengetahuan yang diperoleh wisatawan setelah berwisata.

2. Wisata Edukasi Sport / Olahraga, yaitu wisata edukasi yang berbasis kepada pendidikan secara fisik atau olahraga.

(3)

3. Wisata Edukasi Culture / Kebudayaan, yaitu wisata yang menyajikan tentang pendidikan budaya dalam bidang seni, adat istiadat dan lain-lain yang berhubungan dengan kebudayaan.

4. Wisata Edukasi Agrobisnis, yaitu wisata yang berbasis kepada kepemilika n agro atau pertanian dan pertenakan yang juga merupakan bisnis dari suatu perusahaan atau perseorangan.

2.5 Pengembangan Destinasi Pariwisata

Paturusi dalam Nainggolan dan Kampana (2015:46) mengungkapkan bahwa pengembangan adalah suatu strategi yang dipergunakan untuk memajukan, memperbaiki dan meningkatkan kondisi kepariwisataan suatu objek dan daya tarik wisata sehingga dapat dikunjungi wisatawan serta mampu memberikan manfaat bagi masyarakat disekitar objek dan daya tarik wisata maupun bagi pemerintah.

Menurut Muljadi (2012:89) sebuah destinasi wisata harus memiliki daya tarik tersendiri untuk mendatangkan wisatawan. Dengan adanya objek daya tarik wisata yang kuat maka menjadi magnet untuk menarik wisatawan. Pengembanga n kepariwisataan haruslah memiliki tiga aspek penting produk pariwisata, yaitu:

1. Atraksi

Merupakan pusat dari industri pariwisata. Maksudnya Atraksi mampu menarik wisatawan yang ingin mengunjunginya. Biasanya mereka tertarik pada suatu lokasi karena ciri-ciri khas tertentu, iklim dan cuaca serta kebudayaan.

2. Amenitas

Merupakan berbagai fasilitas penunjang para wisatawan untuk berwisata ke suatu daerah tujuan wisata dengan kenyamanan dan kepuasan tersendiri.

3. Aksesbilitas

Berhubungan dengan segala jenis transportasi, jarak atau kemudahan pencapaian suatu objek wisata. Serta unsur pendukung lainnya (pelaku industr i

(4)

pariwisata, masyarakat, dan institusi pengembangan) yang membentuk sistem yang sinergis dalam menciptakan motivasi kunjungan wisatawan.

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama

Penulis Judul Penelitian Variabel Penelitian

Teknik

Analisis Hasil

1. Jody Darmawan dan Hindun Nurhidayati (2019)

Strategi Pengembangan

Kampung 99

Pepohonan Sebagai Daya Tarik Wisata Edukasi Di kota Depok

-Strategi Pengembanga n Kampung 99 Pepohonan -Daya Tarik wisata edukasi

Deskriptif Kualitatif

Strategi

pengembangan wisata berbasis edukasi yang dapat dikembangka n sebagai daya tarik wisata adalah strategi SO yang berisikan melibatkan

masyarakat loka l dalam

mengembangkan wisata edukasi, menjalin kerja sama dengan pengelola Kubah Emas terkait pengelolaan

wisatawan, menjaga kondisi lingkungan yang asri agar tetap sejuk serta membua t paket wisatawan grup dengan menggunakan Objek Ikan.

2. Evi Fitriana (2018)

Strategi Pengembangan Taman Wisata Kum

-Strategi pengembanga n Taman

Deskriptif Kualitatif

Hasil dari penelitian ini adalah strategi pengembangan taman

(5)

Kum Sebagai Wisata Edukasi Di Kota Palangkaraya

Wisata Ku m Kum

-Wisata Edukasi di Kota

Palangkaraya

Wisata Kum Ku m antara lain membangun sarana prasaran seperti alat angkut dan sarana akomodasi,

mengembangkan produk wisata, bekerja sama dengan pihak swasta, dan pemerintah untuk menanamkan modal.

3. Novela,dkk (2020)

Strategi Pengembangan Wisata Edukasi Sejarah Di Patung Budha Tidur Kabupaten

Mojokerto

-Strategi Pengembanga n

-Wisata Edukasi

Deskriptif Kualitatif

Hasil yang didapat berdasarkan analisis IFAS dan EFA S melalui perhitungan posisi terdapat kuadran 1 yang termasuk kedala m kuadran Grow atau pertumbuhan yaitu menerapkan strategi memanfaatkan kekuatan yang ada untuk menciptakan peluang. Strategi yang digunakan pada Wisata Budha Tidur adalah Rapid Growth strategy (strategi pertumbuhan cepat) yaitu strategi yang memfokuskan laju pertumbuhan

(6)

kunjungan wisatawan dengan jangka waktu yang lebih cepat.

4. Teguh Risyandi Rohman dan Siti Azizah (2019)

Strategi Pengembangan Wisata Edukasi Perternakan di Kampung Susu Dinasty Desa Side m Kecamatan

Gondang Kabupaten

Tulungagung Jawa Timur

-Strategi Pengembanga n Wisata Edukasi

Kualitatif Hasilnya yaitu tempat wisata Kampung Susu Dinasty menamba h wahana baru dan daya tarik baru dengan lahan yang masih ada dengan menggunakan modal sendiri.

5. Nur Lailatul Maghfiroh (2018)

Strategi Pengembangan Obyek Wisata Edukasi Lembah Mbencireng Di Desa Kebontunggul Kecamatan

Gondang Kabupaten Mojokerto

-Strategi Pengembanga

n Obyek

wisata edukasi Lembah Mbencireng

Deskriptif Kualitatif

Hasilnya adalah strategi

pengembangan yang direkomendasikan adalah strategi agresif, artinya wisata tersebut dala m kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinka n

untuk terus

melakukan ekspansi, memperbesar

pertumbuhan dan meraih kemajua n secara maksimal. Tiga alternatif strategi pengembangan yang

(7)

utama yaitu meningkatkan intensitas pemasaran edukasi dengan menggunakan berbagai media pemasaran dan memperluas

jangkauan pemasaran, meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola, dan melibatka n wisatawan untuk berpartisipasi aktif pada kegiatan edukasi.

Pada penelitian ini, ada berbagai persamaan dan perbedaan pada penelit ia n terdahulu. Persamaannya adalah mengkaji tentang pengembangan obyek wisata Edukasi menggunakan analisis SWOT. Sedangkan terdapat perbedaan yaitu pada obyek wisata yang diteliti, lokasi penelitian dan jumlah matriks yang digunakan.

Obyek wisata yang diteliti pada penelitian ini adalah Desa Pulau Semambu yang berlokasi di Kecamatan Indrayala Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini menggunakan 4 matriks yaitu: matriks IFAS, EFAS, grand strategy dan matriks SWOT.

Referensi

Dokumen terkait

Saluran primer membawa air hujan dari jaringan utama ke saluran sekunder dan petak-petak tersier yang dialiri. atas ujung saluran primer adalah pada bangunan, petak-petak tersier

pembinaan yang dilakukan pada sebuah klub sepakbola maupun sekolah sepakbola (SSB). Sekolah Sepakbola Selabora FIK UNY, merupakan salah satu sekolah sepakbola yang berada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh dari pasien gangguan jiwa yang menjalani rawat jalan di RSU Wahidin Sudiro Husodo mengalami harga diri rendah, hal ini

Pada tampilan ini, pengguna akan melengkapi seluruh data prestasi yang pengguna miliki, yang termasuk data prestasi ini yaitu, nama prestasi, jenis prestasi, tingkat

Risiko lesi prakanker serviks yang tinggi pada kelompok wanita yang berhubungan seksual pertama kali pada umur di atas atau sama dengan 20 tahun karena keadaan

Laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama terhadap keluhan nyeri pinggang sampai umur 60 tahun, namun pada kenyataannya jenis kelamin seseorang dapat mempengaruhi

(2) Pergeseran anggaran antar obyek belanja dalam jenis belanja berkenaan dan/atau lampiran III serta lampiran IV yang tertuang dalam Peraturan Gubernur tentang

Objek formal dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan judul dan permasalahan sebagaimana yang telah dirumuskan, yaitu mengungkapkan aspek- aspek kelisanan yang ditinjau dari