• Tidak ada hasil yang ditemukan

AISYAH AULIA PUTRI NIM 105731120218

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "AISYAH AULIA PUTRI NIM 105731120218"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PROSEDUR PENERAPAN ANGGARAN BELANJA DALAM KEGIATAN OPERASIONAL PADA

PT.PERKEBUNAN NUSANTARA (TAHUN ANGGARAN 2021)

SKRIPSI

AISYAH AULIA PUTRI NIM 105731120218

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2022M/1443H

(2)

JUDUL PENELITIAN :

PROSEDUR PENERAPAN ANGGARAN BELANJA DALAM KEGIATAN OPERASIONAL PADA PT PERKEBUNAN

NUSANTARA

(TAHUN ANGGARAN 2021)

SKRIPSI

DISUSUN DAN DIAJUKAN OLEH:

AISYAH AULIA PUTRI NIM 105731120218

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Pada Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022M/1443H

ii

(3)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Semua punya kesempatan yang sama,keistimewaan akan terpancar dari diri masing-masing,hidup dan keberuntungan bukan untuk dibandingkan

tapi dijalani dengan ikhlas, semua punya tempat yang sesuai.

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas keridhoan serta karunia yang tiada habisnya sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan baik

Alhamdulillahi Rabbil’alamin

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya Bapak Ondang Bin Haling dan Ibu Nuliati Palewai yang telah senantiasa memberikan doa

dan dukungan baik moral maupun moril yang tak terhingga serta selalu menemani dalam suka dan duka perjuangan,serta almamater Biru

kecintaan saya Universitas Muhammadiyah Makassar

PESAN DAN KESAN

Terkadang kita perlu kerja yang lebih keras dan bangkit dari rasa malas yang Menghantui,kumpulkan niat dan tenaga untuk bangkit dan melakukan

Aksi stay positively vibes, Tuhan tau kesusahan dan kegelisahan kita but it’s not big problem

Make it easy with pray and hope to ALLAH SWT

iii

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat petunjuk-Nya. Shalawat serta salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai sang revolusioner sejati yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam yang penih dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian sampai kepada penyusunan skripsi yang berjudul ”Prosedur Penerapan Anggaran Belanja Dalam Kegiatan Operasional Pada PT.Perkebunan Nasional XIV (Tahun Anggaran 2021)”. Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis yaitu Bapak Ondang Bin Haling dan Ibu Nuliati Palewai yang senantiasa memberi dukungan baik berupa moral dan moril. dan segenap keluarga besar Palewai,Haling dan Alm H.Mangka, orang- orang terdekat serta teman-teman tercinta yang senantiasa mendukung dan memberi semangat hingga akhir studi ini, terima kasih atas segala dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu.

Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan dunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak di sampaikan kepada :

viii

(9)

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Unversitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Mira, SE., M.Ak, selaku Ketua program studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Masrullah, S.E., M.Ak Selaku Sekertaris Program studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Ibu Mira, SE., M.Ak, selaku pembimbing l yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini selesai dengan baik.

6. Ibu Rini Sulistiyanti, S.E.,M.Ak, selaku pembimbing lI yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini selesai dengan baik.

7. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah dan banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti proses perkuliahan.

8. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

9. Pimpinan dan Staff pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Kota Makassar terimakasih telah membantu memberikan fasilitas tempat penelitian dan arahan kepada penulis.

10. Saudaraku tercinta dan terkasih Adik-adikku Ashraf Adi Putra dan Abiel Khanaya Ridwan yang tidak hentinya mensuport dan mendoakan kakaknya senanstiasa dimanapun dan kapanpun.

ix

(10)

2018 yang telah berjuang membersamai dan selalu memberikan semangat.

12. Teman-teman Akuntansi 18 E dan AKM 2 yang senantiasa memberikan bantuan dan dorongan selama menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Makassar.

13. Rekan-rekan keluarga besar Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMANSI) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

14. Sahabat dan adik-adik tercinta pondok tanah doang /squad barru Luliyana,Nimatul Padila,Siti Amelia Putri,Nurdaeni,Filsawati,Resky Jaya yang senantiasa selalu menjadi penghibur yang setia,memberikan semangat dan motivasi dengan guyonan yang receh tetapi tetap bermanfaat.

15. Squad Para Sista dan Brother Muh.Anhar Saputra,Risma Mulyana Muslim,Miftahul Jannah,Nurazisah I love you more guys terima kasih telah membersamai sampai detik ini,terima kasih untuk semua waktu dan bantuan serta kelucuan kalian,terima kasih untuk selalu bisa dan mencoba faham akan mood swing ini I still remember it,you all great person.

16. Untuk kakak tercinta Agus Surya Wijaya yang selalu ada,menjadi support system yang terkuat,selalu meluangkan waktu untuk direpotkan terima kasih untuk selalu ada dan tidak menyerah.

17. Sahabat tercinta,rekan-rekan,keluarga besar dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata kesempurnaan.

x

(11)

Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul khairat, Wassalamualaikum Wr.Wb.

Makassar, 13 Agustus 2022

Penulis,

Aisyah Aulia Putri

xi

(12)

Terhadap Kegiatan Operasional Pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Kota Makassar (Dibimbing Oleh) Pembimbing 1 Mira Dan Pembimbing 2 Rini Sulistiyanti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pelaksanaan anggaran belanja (studi kasus pada PTPN XIV) sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara.

Hasil penelitian yang dapat ditulis menunjukkan bahwa PT Perkebunan Nusantara XIV sudah melaksanakan penerapan anggaran belanja sesuai dengan prosedur. Selayaknya perusahaan BUMN pada umumnya yaitu dimulai dengan rancangan kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) yang disetujui melalui RUPS kemudian RKAP tersebut dipertajam dalam rencana kerja operasional (RKO). Namun prosedur penerapan anggaran belanja dalam kegiatan operasional sudah cukup baik karena setiap komoditi atau unit operasional sudah menjalankan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan secara maksimal dan mencapai target yang sesuai pada tahun 2021.

Kata Kunci : Penerapan anggaran Belanja, mekanisme penerapan anggaran, Kegiatan operasional.

xii

(13)

ABSTRACT

Aisyah Aulia Putri, 2022 Procedure for the Implementation of the Budget on Operational Activities at PT. Perkebunan Nusantara XIV Makassar City (Supervised by) Supervisor 1 Mira and Supervisor 2 Rini Sulistiyanti

This study aims to determine the procedures for implementing the budget (case study on PTPN XIV) are in accordance with applicable procedures.

The type of research used is descriptive qualitative with data collection through interviews.

The results of the research that can be written indicate that PT Perkebunan Nusantara XIV has implemented the implementation of the budget in accordance with the procedures. Like a state-owned company in general, starting with the company's work plan and budget (RKAP) which was approved through the GMS, then the RKAP was sharpened in the operational work plan (RKO).

However, the procedure for implementing the expenditure budget in operational activities is quite good because every commodity or operational unit has carried out the procedures implemented by the company to its full potential and achieved the appropriate target in 2021.

Keywords: Budget implementation, budget implementation mechanism, Operational activities.

xiii

(14)

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Tinjauan Teori ... 8

B. Tinjauan Empiris ... 8

C. Kerangka Pikir Penelitian ... 33

BAB III. METODE PENELITIAN ... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Fokus Penelitian ... 34

C. Situs dan Waktu Penelitian ... 34

D. Jenis dan Sumber Data ... 35

E. Informan... 36

F. Metode Pengumpulan Data ... 36

G. Metode Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Gambaran umum perusahaan ... 39

B. Visi Misi dan Nilai-Nilai Organisasi ... 43

C. Stuktur Organisasi ... 45

D. Hasil Penelitian ... 46

xiv

(15)

E. Pembahasan... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62

DAFTAR LAMPIRAN ... 66

xv

(16)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian... 33 Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 45 Gambar 4.2 Flowchart Anggaran ... 49

xvi

(17)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 28 Tabel 4.1 Tabel Anggaran Dewan Komisaris ... 52

xvii

(18)

Penganggaran merupakan bagian penting dari kegiatan operasional kantor atau instansi daerah, yang berkaitan dengan pendanaan kegiatan yang ada dari kantor atau instansi daerah terkait.

Oleh karena itu penyusunan anggaran belanja harus efektif dan efisien, dengan memperhatikan ketentuan pelaksanaannya dan mampu menjelaskan biaya yang dibebankan untuk setiap kegiatan yang dilakukan oleh dinas atau dinas setempat. Rencana pengeluaran perlu saling membantu dan mensinergikan antara rencana kerja dan latihan di tempat kerja atau instansi provinsi.

Pemerintah membutuhkan anggaran untuk menggerakkan roda pemerintahan. Anggaran adalah pernyataan penilaian kinerja yang diberikan oleh suatu lembaga selama periode waktu tertentu dan diakui secara finansial (Sulistyawati & Khotijah, 2021). Dalam organisasi sektor publik, anggaran merupakan alat akuntabilitas untuk melaksanakan program yang didanai publik dan mengelola dana publik. Anggaran pemerintah, yang merupakan data historis untuk mendukung anggaran, juga dapat diartikan sebagai rencana keuangan untuk perkiraan keseimbangan masa depan.

Proses yang cukup kompleks adalah penganggaran dalam organisasi sektor publik. Anggaran sektor publik dan anggaran sektor swasta memiliki karakteristik yang berbeda. Rahasia dagang yang tidak

1

(19)

2

terbuka untuk umum adalah bagian dari anggaran sektor swasta, tetapi yang harus diumumkan kepada publik untuk evaluasi, pemeriksaan, dan konsultasi adalah anggaran sektor publik.

Anggaran belanja pada kinerja operasional di Instansi atau Perusahaan merupakan hal yang sudah direncanakan sebelumnya saat menyusun anggaran untuk memaksimalkan proses pelaksanaan program kerja yang direncanakan. Perencanaan merupakan awal dari persiapan program dan kegiatan jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang. Program merupakan salah satu bagian utama yang perlu diputuskan terlebih dahulu dan terdiri dari berbagai kegiatan penting yang dilakukan oleh suatu wilayah tertentu. Kegiatan yang baik membantu tercapainya program yang direncanakan. Setiap pemerintahan memiliki rencana kerja yang harus dilaksanakan selama masa jabatannya. Program ini merupakan gabungan dari berbagai kegiatan yang sebenarnya diselenggarakan dan dilaksanakan secara terstruktur oleh satu atau lebih instansi pemerintah atau dalam bentuk partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah direncanakan sebelumnya (Sulistyawati & Khotijah, 2021).

Kepala badan tentunya harus menyikapi dengan bijak saat menyusun rencana anggaran agar bisa memprioritaskan hal-hal yang utama. Program yang telah dilakukan oleh instansi atau perusahaan terkait harus benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Menurut (Sulistyawati & Khotijah, 2021) Sebuah input (input) adalah keluaran atau hasil langsung dari suatu proses (output) di organisasi Anda yang berisi segala sesuatu yang

(20)

diperlukan agar suatu pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai rencana.

Berdasarkan hasil survei sebelumnya, dapat diketahui bahwa pelaksanaan pelaksanaan anggaran terhadap kinerja operasional masih cacat. Implementasinya masih cacat. Secara teori tidak ada kendala karena kontrol, aturan, dan prosedur sudah diterapkan. Namun, ada juga kegagalan non-teknis yang disebabkan oleh kesalahan perencanaan yang tidak terduga dan kesalahan perencanaan yang tidak direncanakan.

Berdasarkan pembahasan dan temuan penelitian sebelumnya terkait pelaksanaan belanja anggaran untuk kinerja operasional, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan anggaran belanja terhadap kinerja operasional Melaksanakan rencana terkait penyusunan anggaran untuk memaksimalkan proses pelaksanaan alur kerja dalam rencana jangka pendek, menengah, dan panjang.

(Hidayat, 2017) mengungkapkan bahwa Pemerintahan merupakan organisasi sektor publik yang proses perencanaan dan penganggaran merupakan tahapan penting dalam manajemen pemerintahan. Oleh sebab itu Pembentukan suatu organisasi baik organisasi publik atau swasta diawalidengan adanya tujuan yang hendak dicapai, tujuan ini tertuang didalam visi dan misi yang ditetapkan. Dalam mewujudkan tujuan tersebut perlu adanya suatu alat yaitu perencanaan dan tentunya dibutuhkan anggaran dalam proses perencanaan tersebut. Keterbatasan anggaran menuntut setiap organisasi memaksimalkan anggaran dengan perencanaan yang optimal,

(21)

4

bagaimana anggaran yang terbatas dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif. Hal ini sesuai dengan fungsi anggaran sebagai alat perencanaan bagaimana anggaran berpengaruh terhadap kebijakan manajemen untuk mengalokasikan sumber daya nya dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Perubahan tatanan pemerintahan diawali pada era reformasi yang merupakan dasar munculnya desentralisasi terutama dalam hal desentralisasi fiskal. Reformasi dari sisi penganggaran yaitu merubah orientasi anggaran yang semula hanya didasarkan atas nilai anggaran menjadi beroriantasi pada hasil atau kinerja.

Anggaran merupakan alat untuk mencapai tujuan yang dituangkan dalam dokumen kebijakan dalam suatu organisasi pemerintahan.Proses penyusunan anggaran agar dapat menghasilkan suatu produk kebijakan yang berkualitas penyusunan anggaran dilakukan melalui beberapa tahapan sebagaimana yang dijelaskan Spicer and Bingham yang menyebutkan ada empat tahap siklus anggaran yang terdiri atas pertama planning and preparation. kedua, approval/ratification. ketiga, implementation. keempat, reporting and evaluation.

Tingkat capaian SKPD terhadap pendapatan asli daerah merupakan salah satu aspek penilaian terhadap kinerja SKPD. Dalam rangka meningkatkan kinerjanya SKPD yang merupakan penghasil PAD selalu menjadikan ketercapaian pendapatan sebagai indikator penilaian kinerja dan SKPD yang bukan penghasil dinilai atas tingkat serapan anggaran.Hasil kerja SKPD dinilai dari ketercapaian target anggaran pendapatan serta anggaran belanja yang disesuaikan dengan hasil dari

(22)

pelaksanaan pekerjaannya. Penilaian terhadap pencapaian hasil kerja mendorong SKPD untuk melakukan pengelolaan anggaran yang memungkinkan mereka agar selalu mendapat penilaian yang baik.

Bentuk perilaku SKPD yaitu dengan melakukan pengurangan nilai estimasi terbaik yang dapat dicapai SKPD agar memudahkan dalam mencapai target yang telah ditetapkan yang dilakukan sejak pada tahapan perencanaan.

Setiap perusahaan atau lembaga pemerintah berupaya seoptimal mungkin mencapai tujuan yang telah mereka rencanakan sebelumnya, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Dalam kegiatan perusahaan, semua bagian seperti pemasaran, operasional, sumber daya manusia, dan keuangan akan menjadi satu kesatuan kerja yang harus saling mendukung dalam proses pencapaian tujuan yang ditargetkan (Marismiati, 2017).

Penyusunan anggaran Belanja diperlukan prosedur penyusunan yang sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan.

Anggaran sektor publik menjadi instrumen kebijakan untuk mencapai tujuan organisasi, Hal tersebut terutama tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung merefleksikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan ( Firmansyah, 2019 ).Proses penyusunan anggaran masih sering terjadi tidak adanya dana bagi suatu kegiatan yang semestinya dijalankan. Salah satu contoh sederhananya adalah tidak dialokasikannya dana yang cukup untuk pemeliharaan sarana dan prasarana suatu kantor atau dinas tertentu, yang dalam kenyataannya dana pemeliharaan tersebut merupakan hal

(23)

6

yang sangat diperlukan agar operasional berjalan dengan baik dan semestinya. Hal tersebut merupakan indikasi bahwa masih adanya kelemahan dalam penyusunan anggaran belanja suatu departemen atau dinas tertentu. Lemahnya dalam perencanaan penyusunan anggaran belanja juga dapat berakibat melemahkan kinerja pemerintah.

Berdasarkan pemaparan dan penelitian sebelumnya penulis tertarik untuk melakukan pengkajian lebih jauh mengenai penerapan anggaran belanja pada PTPN XIV Kota Makassar dengan ini Penulis tertarik mengangkat judul “Prosedur Penerapan Anggaran Belanja Dalam Kegiatan Operasional Pada PT Perkebunan Nusantara Kota Makassar Sulawesi Selatan”. Dengan melakukan kerja praktek pada PTPN XIV untuk mengetahui penerapan anggaran belanja.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pada uraian latar belakang penelitian diatas, penulis mengidentifikasi masalah untuk menjadi fokus penelitian ini adalah

“Bagaimana Proses Penerapan Anggaran Belanja Dalam Kegiatan Operasional pada PTPN XIV”?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dasar dalam pelaksanaan penyusunan anggaran belanja pada PTPN XIV.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pemahaman kepada setiap instansi mengenai penerapan anggaran belanja terhadap

(24)

kegiatan operasional.

2. Manfaat Praktisi a. Bagi peneliti

Dengan adanya penelitian ini memberi kesempatan bagi penulis untuk mengembangkan dan memperluas wawasan serta pengetahuan yang didapatkan di bangku perkuliahan, memperluas cakupan pengetahuan, membuka jendela informasi terkait Prosedur Penerapan Anggaran Belanja Dalam Kegiatan Operasional Pada PTPN XIV Kota Makassar.

b. Bagi Pembaca

Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan bahan pustaka serta referensi bagi peneliti selanjutnya dan bahan pertimbangan untuk melakukan percobaan (ekperimen) bagi penulis yang akan melakukan penelitian mengenai Prosedur Penerapan Anggaran Belanja Dalam Kegiatan Operasional Pada PTPN XIV Kota Makassar.

(25)

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian Anggaran

Anggaran dalam banyak hal, ditafsirkan sebagai pernyataan kuantitatif. Hal ini terutama tercermin dalam konsep anggaran. Anggaran adalah representasi kuantitatif dari apa rencana atau ukuran dan sarana untuk penyesuaian dan implementasi. Perencanaan anggaran juga tentang meramalkan penjualan, laba, dan aset berdasarkan strategi produksi dan pemasaran yang berbeda dan menentukan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai perkiraan tersebut.

Dalam hal ini, anggaran dikembangkan untuk seluruh organisasi atau subunit, dan anggaran merupakan prosedur yang disebut sistem penganggaran. Perencanaan anggaran dengan menyamakan dengan manajemen untuk:

1) Besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan.

2) Sumber pendanaan yang dibutuhkan untuk mengakui keuntungan Kontrol biaya, yaitu membandingkan hasil aktual dengan anggaran Anda. Ini membantu administrator menilai kinerja individu, departemen, departemen, atau seluruh organisasi bisnis. Selain itu, penggunaan anggaran secara rinci harus dikaitkan dengan penerapan penggunaan tersebut untuk tujuan tertentu selama periode waktu tertentu.

Organisasi perusahaan besar. Perusahaan dengan organisasi besar tidak lepas dari kegiatan manajemen. Pengendalian dapat memberikan penetapan bahwa sumber daya yang diterima telah digunakan secara

8

(26)

efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk tujuan di atas, penganggaran merupakan salah satu teknik yang tersedia, terutama untuk perusahaan dengan organisasi besar yang tidak lepas dari manajemen aktivitas. Pengendalian dapat memberikan penetapan bahwa sumber daya yang diterima telah digunakan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang dicapai. Penganggaran adalah salah satu teknik yang tersedia untuk tujuan di atas.

2. Macam-macam Anggaran

Terdapat 4 (empat) macam anggaran sebagai berikut : 1) Appropriation budget

Appropriation budget merupakan Anggaran yang dimaksudkan untuk merepresentasikan batasan biaya yang dapat dikeluarkan. Limit adalah jumlah maksimum yang dapat digunakan untuk item tertentu.

Jenis anggaran ini biasanya digunakan oleh pemerintah. Namunbagi perusahaan untuk hal-hal tertentu terbatas keinginan seperti, hanya untuk penelitian dan advertising saja.

2) Performance Budget

Performance budget adalah anggaran yang didasarkan pada atas fungsi aktivitas dan proyek.Pada anggaran ini perhatian ditujukan pada penilaian atau biaya-biaya yang dikeluarkan untuk suatu hal tertentu.Dengan demikian efisiensi dan efektifitas operasi dapat diketahui.Di dalam perusahaan anggaran yang lazim digunakan adalah Performance budget.

3) Fixed Budget

Fixed budget adalah anggaran yang dibuat untuk satu tingkat

(27)

10

kegiatan selama jangka waktu tertentu, dimana tingkat kegiatan ini dapat dinyatakan dalam presentase dan kapasitas jumlah produk yang dihasilkan selama jangka waktu tertentu pada Fixed budget hanya digunakan jika diketahui dengan pasti bahwa volume real yang akan dicapai tidak jauh berbeda dengan volume yang direncanakan semula.

4) Flexible Budget

Flexible budget adalah bahwa untuk setiap tingkat kegiatan terdapat norma-norma atauketentuan antar biaya yang diperlukan.Norma itu merupakan patokan dari pengeluaran yang seluruhnya dilakukan pada masing-masing tingkat kegiatan tersebut.

3. Tipe-tipe Anggaran

Adapun Tipe Anggaran yaitu sebagai berikut : 1) Anggaran Operasional

Tipe anggaran operasional yang paling umum adalah anggaran biaya, pendapatan dan keuntungan. Anggaran biaya merupakan biaya yang akan dikeluarkan. Anggaran pendapatan digunakan untuk mengukur efektivitas penjualan dan pemasaran.Anggaran tersebut terdiri dari jumlah penjualan yang dianggarkan dikalikan dengan harga penjualan.Anggaran keuntungan merupakan gabungan antara pendapatan dan anggaran biaya. Anggaran keuntungan terdiri dari satu set laporan keuangan yang diproyeksikan untuk tahun mendatang.

2) Anggaran keuangan

Anggaran keuangan mengintegrasikan rencana keuangan dengan

(28)

rencana operasional. Anggaran tersebut bermanfaat karena dapat mendeteksi rencana yang terlalu mahal, memungkinkan organisasi mengantisipasi tindakan yang diperlukan jika suatu alternatif dilakukan, dan melihan kondisi keuangan di masa mendatang.

Anggaran Modal merencanakan pengeluaran modal masa depan seperti : Investasi dalam bangunan, peralatan, dan lain-lain Keputusan investasi adalah salah satu keputusan yang paling penting dalam suatu organisasi karena menentukan masa depan organisasi.

Anggaran pendanaan disiapkan untuk memastikan bahwa organisasi selalu memiliki kas yang cukup untuk mendanai kegiatannya.

3) Anggaran Fleksibel dan Anggaran Tetap

Dalam perencanaan anggaran, ada tiga jenis biaya yang harus diperhitungkan, Yaitu sebagai berikut :

a) Biaya tetap, adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh aktivitas atau produksi perusahaan. Gaji bulanan dan gaji tahunan/asuransi bulanan adalah contoh biaya tetap.

b) Biaya variabel, biaya yang berubah secara proporsional dengan aktivitas perusahaan. Biaya bahan baku atau biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya variabel.

c) Biaya semivariabel, biaya yang berubah-ubah tergantung pada aktivitas perusahaan, tetapi perubahannya tidak seimbang.

Tenaga penjualan dan biaya pemasaran adalah contoh dari biaya tersebut, karena jumlah tenaga penjualan meningkat seiring dengan peningkatan penjualan, tetapi peningkatan tersebut tidak sebanding dengan peningkatan penjualan.

(29)

12

4) Anggaran berbasis nol

Penganggaran berbasis nol berbeda dari pendekatan biasa.

Anggaran ini dimulai dari nol setiap tahun, seolah-olah Anda menganggarkan untuk pertama kalinya.

4. Manfaat Anggaran

Tidak semua aspek kehidupan masyarakat tercakup oleh anggaran sektor publik. Terdapat beberapa aspek kehidupan yang tidak tersentuh oleh anggaran sektor publik, baik skala nasional maupun lokal. Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat, seperti listrik, air bersih, kualitas kesehatan, dan lain-lain.

Aliran dana yang terkait aktivitas pemerintahan atau perusahaan akan mempengaruhi harga, lapangan pekerjaan, distribusi pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan beban pajak yang harus dibayar atas pelayanan yang diberikan pemerintahan. Menurut Mardiasmo (Saputra, 2015) anggaran sektor publik penting karena beberapa alasan, sebagai berikut :

1) Anggaran adalah alat bagi pemerintah untuk memandu pembangunan sosial-ekonomi, memastikan keberlanjutan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

2) Sementara sumber daya yang tersedia terbatas, anggaran diperlukan karena kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang tidak terbatas dan berkembang. Anggaran diperlukan karena keterbatasan sumber data (insufficient resources), seleksi (selection), dan masalah trade-off.

3) Diperlukan anggaran bagi pemerintah untuk meminta pertanggungjawaban rakyat. Anggaran publik dalam hal ini merupakan

(30)

sarana pelaksanaan akuntabilitas melalui lembaga publik yang ada.

5. Fungsi Anggaran Belanja

Anggaran belanja memiliki banyak fungsi seperti yang dikemukakan oleh( Saputra, 2015 ), yaitu :

1. Sebagai pedoman pemerintah dalam mengelola keuangan untuk satu periode dimasa yang akan datang.

2. Sebagai alat ukur untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat.

3. Sebagai alat pengawasan bagi masyarakat terhadap kebijakan- kebijakan yang diambil oleh pemerintah.

4. Sebagai alat mengevaluasikan kinerja pemerintah dalam periode tertentu.

6. Klasifikasi Anggaran Belanja

Klasifikasi belanja menurut organisasi disesuaikan dengan susunan organisasi pada masing-masing pemerintah daerah.Klasifikasi belanja menurut program dan kegiatan disesuaikan dengan urusan pemerintah yang menjadi wewenang daerah.

Menurut (Saputra, 2015) anggaran belanja menurut kelompok dibagimenjadi dua :

1) Belanja Tidak langsung

Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan, tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

2) Belanja Langsung

Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan, terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

(31)

14

7. Dasar Penetapan Anggaran

a. Pendekatan Penganggaran Terpadu merupakan unsur yang paling mendasar dan harus terealisasi terlebih dahulu. Proses pendekatan ini dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh proses perencanaan dan penganggaran di likungan K/L untuk menghasilkan dokumen RKA- K/L dengan klasifikasi anggaran menurut organisasi, fungsi, jenis belanja. Integrasi dan keterpaduan proses perencanaan dan penganggaran dimaksudkan agar tidak terjadi duplikasi dalam penyediaan dana untuk K/L baik yang bersifat investasi maupun untuk keperluan biaya operasional. Pada sisi lain penerapan penganggaran terpadu juga diharapkan dapat mewujudkan Satuan Kerja (Satker) sebagai satu-satunya entitas akuntansi yang bertanggung jawab terhadap aset dan kewajiban (pendapatan danatau belanja) satu transaksi sehingga dipastikan tidak ada duplikasi dalam penggunaannya. Mengacu pada pendekatan penyusunan anggaran Terpadu tersebut diatas, penyusunan RKA-K/L menggunakan hasil restrukturisasi program/kegiatan dalam kaitannya dengan klasifikasi anggaran menurut program dan kegiatan, serta penataan bagian anggaran dan satker untuk pengelolaan anggaran dalam kaitannya dengan klasifikasi anggaran menurut orgnisasi.

b. Pendekatan PBK merupakan Pendektan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) adalah suatu pendekatan dalam system penganggaran yang memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dana kinerja yang diharapkan, serta memperhatikan efisiensi dalam pencapaian kinerja tersebut. yang dimaksud kinerja adalah prestasi kinerja yang berupa keluaran dari suatu kegiatan atau hasil dari suatu program dan

(32)

kuantitas dan kualitas yang terukur.

c. Pendekatan KPJM adalah pendekatan penyusunan anggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan yang menimbulkan implikasi anggaran dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun anggaran. Secara umum, penyusunan KPJM yang komprehensif memerlukan suatu tahapan proses penyusunan perencanaan jangka menengah meliputi :

1) Penyusunan proyeksi/rencana kerangka (asumsi) ekonomimakro untuk jangka menengah;

2) Penyusunan proyeksi/rencana/target- target fiscal (seperti tax ratio, deficit, dan rasio utang pemerintah) jangka menengah;

3) Rencana kerangka anggaran (penerimaan, pengeluaran, dan pembiayaan) jangka menengah yang menghasilkan pagu total belanja pemerintah (resources envelope) Penganggaran sebagai suatu system merupakan sebuah proses yang mengatur penyusunan dokumen anggaran yang di Indonesia dibedakan menjadi dua dokumen, yaitu :

a) Rencana Kerja Anggaran- Kementrian/Lembaga (RKA-K/L) yang merupakan dokumen dokumen rencana keuangan tahunan K/L yang disusun menurut bagian anggaranKementrian/Lembaga.

b) Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara yang memuat rincian kebutuhan dana baik berebntuk anggaran belanja maupun pembiayaan dalam rangka pemenuhan kewajiban Pemerintah Pusat dan transfer kepada daerah yang pengelolaannya dikuasakan oleh Presiden kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Proses penganggaran merupakan

(33)

16

uraian mengenai proses dan mekanisme penganggarannya dimulai dari Pagu Indikatif sampai dengan penetapan Pagu Alokasi Anggaran K/L yang bersifat final. System penganggaran ini harus dipahami secara baik dan benar oleh pemangku kepentingan (stakeholder) agar dapat dihasilkan APBN yang kredible dan dapat dipertanggung jawabkan.

8. Mekanisme Anggaran 1. Arah Kebijakan

Pada fase ini Kementerian Perencanaan Pembangunan/Vapenas dan Kementerian Keuangan akan mulai menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP), setelah itu kementerian/lembaga akan menyusun rencana kerja K/L berdasarkan rancangan awal RKP.

2. Pagu Indikatif

Pagu Indikatif adalah ancar-ancar pagu anggaran yang diberikan kepada Kementerian/Lembaga dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Kementerian Lembaga. Penyusunan dan penetapan Pagu Indikatif oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian PPN/Bappenas berdasarkan RKP dan hasil reviu Baseline.

Kemudian ditindaklanjuti dengan penyusunan RAPBN dan Surat bersama tentang Pagu Indikatif.

3. Renja KL dan Trilateral Meeting

Renja K/L adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) serta disusun mengacu pada RKP. Setelah penetapan Pagu Indikatif ditindaklanjuti dengan menyusun Renja K/L dan Trilateral

(34)

Meeting antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kementerian Keuangan dan Bappenas untuk membahas dan menyepakati rancangan program, kegiatan, sasaran dan perkiraan alokasi anggaran per program tahun t+1.

4. Pagu Anggaran

Batas anggaran adalah alokasi anggaran yang ditetapkan untuk mendanai belanja pemerintah pusat atau pendanaan anggaran APBN. Penyusunan dan penetapan cap anggaran oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian PPN/Bappenas.

5. RKA-K/L Pagu Anggaran

Setelah ditetapkannya Pagu Anggaran melalui surat Bersama Kementerian Keuangan dan Bappenas, kemudian Kementerian/Lembaga melakukan penyusunan dan penyesuaian RKA-K/L. Setelah itu di tingkat K/L dilakukan reviu dan Penelitian oleh APIP dan kemudian penlaahan oleh Kementerian Keuangan dan Bappenas.

6. Nota Keuangan

Secara harfiah, Nota keuangan adalah nota yang menjelaskan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara. Nota Keuangan disusun berdasarkan himpunan RKA-K/L Pagu anggaran.

7. UU APBN

Setelah penyampaian Nota Keuangan dilakukan pembahasan RAPBN di DPR yaitu antara Kementerian/Lembaga dengan Banggar dan Komisi terkait. Kemudian dilakukan penetapan RUU

(35)

18

APBN di DPR.

8. Alokasi Anggaran

Alokasi Anggaran Kementerian yang selanjutnya disebut Alokasi Anggaran adalah batas tertinggi anggaran pengeluaran yang dialokasikan kepada Kementerian berdasarkan hasil pembahasan Rancangan APBN yang dituangkan dalam berita acara hasil kesepakatan Pembahasan Rancangan APBN antara Pemerintah dan DPR.

9. RKAKL Alokasi Anggaran

Setelah penetapan Alokasi Anggaran melalui surat Bersama Kementerian Keuangan dan Bappenas, setelah itu Kementerian/Lembaga melakukan penyesuaian dan penyusunan RKA-K/L. Setelah itu di tingkat K/L dilakukan reviu dan Penelitian oleh APIP dan kemudian penlaahan oleh Kementerian Keuangan dan Bappenas.

10. Perpres Rincian Anggaran

Merupakan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun t+1 yang dituang dalam peraturan presiden.

11. DIPA

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah dokumen anggaran yang disusun oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. DIPA disusun berdasarkan keputusan presiden mengenai rincian anggaran belanja pemerintah pusat. DIPA berfungsi sebagai dasar pelaksanaan anggaran setelah mendapat pengesahan Menteri Keuangan.

(36)

9. Tahap-Tahap Perencanaan Anggaran a) Perencanaan Anggaran

Pada tahap awal penganggaran, pemerintah pusat akan menyampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pokok- pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro untuk tahun depan pada pertengahan Mei tahun ini. Berdasarkan hasil pembahasan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal, pemerintah pusat bersama DPR membahas kebijakan umum dan prioritas anggaran yang menjadi acuan kementerian negara dalam menyusun anggaran. Melakukan.

Sebagai bagian dari penyusunan APBN, Menteri/Direktur Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Produk akan menyusun rencana kerja dan anggaran Departemen Luar Negeri (RKA-KL) untuk tahun berikutnya. RKA-KL dibuat berdasarkan pekerjaan yang Anda lakukan dan disertai dengan perkiraan pengeluaran untuk tahun berikutnya pada tahun anggaran berjalan. RKA-KL akan disampaikan kepada DPR untuk dibahas pada Rapat Pendahuluan Rancangan APBN. Hasil konsultasi RKA-KL akan disampaikan kepada Menteri Keuangan sebagai bahan penyusunan RUU APBN tahun berikutnya. Penyusunan rencana kerja mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang RKA-KL. RKA-KL mengatur penyusunan rencana kerja kementerian negara selama satu tahun. Mulai saat ini, petunjuk teknis penyusunan RKA-KL

(37)

20

akan ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang Menteri Keuangan. Reformasi di bidang penyusunan anggaran juga diamanatkan oleh Undang-Undang Fiskal No. 17 Tahun 2003, yang memperkenalkan beberapa perubahan mendasar pada pendekatan penyusunan anggaran. Perubahan mendasar tersebut meliputi penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah, penerapan penganggaran terpadu (unit anggaran), dan penerapan penganggaran berbasis kinerja (performance budget). Hal ini disertakan. Dengan menggunakan pendekatan penganggaran, perencanaan kerja dan penganggaran diharapkan dapat lebih meningkatkan keterkaitan antara proses perencanaan dan penganggaran. Pemerintah pusat menyerahkan RUU APBN (RUU) tahun depan ke DPR pada Agustus, bersama dengan nota keuangan dan dokumen pelengkap. Pembahasan RUU APBN akan dilakukan sesuai dengan undang-undang yang mengatur tentang susunan dan letak DPR. Dalam pembahasan ini, DPR dapat mengajukan usulan yang akan mengarah pada perubahan tingkat penerimaan dan pengeluaran RUU APBN. Keputusan DPR tentang UU APBN harus diambil paling lambat dua bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan. APBN yang telah disetujui DPR dijabarkan secara rinci dari segi unit organisasi, fungsi, subfungsi, program, kegiatan, dan jenis pengeluaran.

b) Pemantauan Anggaran

Pada proses pemantauan anggaran ini, tahapan

(38)

pengawasan pelaksanaan APBN ini tidak diatur secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 17 tentang Keuangan Negara Tahun 2003. Namun, Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 yang terkait dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pedoman Pelaksanaan pada Bab IX, memuat hal-hal yang mengatur tentang pengawasan pelaksanaan anggaran negara. Pada tahap ini, pelaksanaan APBN dipantau oleh atasan/pengelola kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga di daerah.

Manajer akuntansi langsung Anda harus melakukan audit akuntansi atas akuntansi Anda setidaknya setiap tiga bulan. (Saat ini, menurut peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 dan Menteri Keuangan Nomor 47/PB/2009, pencatatan kas Menteri Keuangan dilakukan minimal sebulan sekali Pemeriksa dan lembaga pengawas masing-masing kementerian negara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran negara masing-masing kementerian negara sesuai dengan peraturan yang berlaku.Pemeriksa kementerian negara dan kepala unit pengawasan lembaga wajib menyelidiki pengaduan masyarakat tentang masalah yang terkait dengan pelaksanaan APBN Selain pengawasan administratif, juga terdapat pengawasan langsung maupun tidak langsung oleh DPR atau DPR. Pengawasan langsung dilakukan melalui mekanisme pengelolaan berupa penyampaian laporan tahun pertama kepada FREP dalam waktu satu bulan setelah berakhirnya tahun anggaran. paruh pertama

(39)

22

tahun anggaran yang bersangkutan. Laporan tersebut juga harus mencakup prakiraan untuk paruh kedua tahun tersebut. Hal ini memungkinkan DPR untuk memprediksi kemungkinan t anggaran negara untuk tahun anggaran yang bersangkutan akan direvisi.

Paruh pertama laporan dan paruh kedua prakiraan akan dibahas dalam rapat kerja antara Badan Anggaran DPR dan Menteri Keuangan perwakilan Pemerintah. Pengawasan tidak langsung dilakukan dengan menyampaikan hasil kajian BPK atas pelaksanaan APBN kepada FREP. Audit yang dilakukan BPK berkaitan dengan tanggung jawab pemerintah dalam melaksanakan APBN.

c) Pelaporan dan Pertanggung jawaban anggaran

Kepala kewenangan sebagai menteri/pengguna rumah tangga/pengguna barang berupa laporan keuangan yang memuat laporan realisasi anggaran (LRA), neraca, dan catatan pembukuan tahunan, di lingkungan negara bagian provinsi/lembaga yang dipimpinnya. memimpin. Siapkan Akuntabilitas Menjalankan Anggaran (CaLK) Dilampiri laporan keuangan dari Kementerian Dalam Negeri dan Pusat Layanan Komunikasi (BLU) masing-masing kementerian negara. Laporan keuangan Menteri/Lembaga Direktur Kementerian Negara/Lembaga disampaikan kepada Menteri Keuangan paling lambat dua bulan setelah akhir tahun anggaran. Menteri Keuangan kemudian menyusun ringkasan laporan keuangan tahunan seluruh kementerian negara. Menteri Keuangan selaku

(40)

Accounting President juga menyiapkan laporan arus kas. Selain itu, Menteri Keuangan menyiapkan survei akuntansi tahunan badan usaha milik negara atas nama pemerintah pusat yang memiliki aset milik negara yang dipisahkan. Semua laporan keuangan disusun oleh Menteri Keuangan selaku Menteri Keuangan berupa laporan keuangan pemerintah pusat yang disampaikan kepada Presiden untuk memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran negara.

Presiden akan menyampaikan laporan keuangan pemerintah pusat kepada BPK dalam waktu tiga bulan setelah akhir tahun anggaran. Audit akuntansi pemerintah harus diselesaikan dalam waktu dua bulan setelah BPK menerima akuntansi tahunan dari pemerintah. Pasal 17-30 Undang-Undang Keuangan Negara Tahun 2003 menyatakan bahwa Presiden DPR menyampaikan RUU tentang pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran negara dalam bentuk laporan keuangan yang diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Saya. Dalam waktu 6 bulan sejak akhir tahun anggaran. Pembukuan tahunan pemerintah pusat paling kurang memuat laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan pembukuan, termasuk pembukuan tahunan badan usaha milik negara dan badan usaha lainnya. Itu dilampirkan. Format dan isi Laporan Pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.

(41)

24

B. Kinerja Operasional

Pengertian Operational Performance (kinerja operasional) menurut Daft (2010), adalah suatu bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang dan jasa, serta menggunakan alat-alat dan tekhnik-tekhnik khusus untuk memecahkan masalah- masalah produksi.Adapun menurut Handoko (2010), kinerja operasional (Operational Perfomance) merupakan pelaksanaan kegiatan-kegiatan manajerial yang dibawakan dalam pemilihan, perancangan, pembaharuan, pengoperasian, dan pengawasan sistem- sistem produksi. Dengan kata lain operatinal perfomance merupakan pengukuran dari performa perusahaan terhadap standar atau indikator efektif, fisien dan tanggung jawab sosial seperti halnya produktivitas, siklus dan kepatuhan terhadap peraturan dan secara lebih rinci tujuan ini berhubungan dengan :

1. Efektifitas dan efisiensi dari kinerjabsebuah perusahaan dalam menggunakan aset dan sumber daya lainnya.

2. Melindungi perusahaan dari kegiatan

3. Memastikan bahwa semua pegawai telah bekerja memenuhi sasaran dan tujuan dengan efisien dan disertai dengan integritas yang tinggi, tanpa biaya yang tidak diinginkan atau berlebihan.

4. Berbagai pihak (pegawai, vendor, maupun pelanggan) menempatkan kepentingan perusahaan.

Biasanya setiap perusahaan mendefinisikan strategi dan tujuan

(42)

perusahaan perusahaan mereka, lalu mengidentifikasikan obyektif operational perfomance merek terpenuhi. Dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya demi mencapai tujuan-tujuan organisasi dalam operational perfomance yaitu dengan pelaksanaan fungsi-fungsi antara lain yaitu :

1) Perencanaan ( Planning )

Merupakan keputusan-keputusan yang menyangkut kreasi metode- metode pelaksanaan suatu operasi produktif

2) Pengorganisasian ( Organizing )

Adalah keputusan-keputusan perencanaan tingkat keluaran jangka panjang atau dasar forecast permintaan dan keputusan-keputusan scheduling pekerjaan dan pengalokasian karyawan jangka pendek.

3) Pengarahan ( Actualing )

Adalah keputusan-keputusan yang dilakukan dalam system produksi berdasarkan perubahan permintaan, tujuan-tujuan organisasional dan manajemen.

4) Pengawasan ( Controlling )

Adalah prosedur-prosedur yang menyangkut pengambilan tindakan korektif dalam operasi-operasi produksi barang atau penyediaan jasa.

Kinerja Operasional adalah prestasi yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam kegiatan operasionalnya pada satu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan.

Menurut (Sulistyawati & Khotijah, 2021) operational performance memiliki arti yaitu merupakan bagian manajemen yang mengutamakan dalam produksi barang dan jasa, serta memakai alat dan teknik tertentu untuk menyelesaikan urusan produksi. Pengertian

(43)

26

kinerja operasional (operationalperformance) menurut Handoko (2010), adalah kegiatan manajerial dilaksanakan dan dibawakan dalam penyusunan, pemilihan, pengoperasian inovasi, dan pengendalian sistem-sistem produksi.

C. Tujuan empiris / penelitian terdahulu

Penelitian Terdahulu atau sebelumnya diperlukan menjabarkan hasil- hasil penelitian terdahulu dan dapat dibandingkan dengan penelitian- penelitian yang akan dilakukan, adapun penelitian terdahulu dapat dilihat pemaparannya dalam table sebagai berikut :

(44)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama peneliti dan tahun penelitian

Judul penelitian Alat analisis Hasil penelitian

1. Yenny Yakub Sulistyawati Siti Afidatul

Khotijah,2021

Penerapan

Anggaran Belanja Terhadap Kinerja Operasional Di Dinas Pertanian Dan Pangan Kota

MAGELANG

Deskripsi kualitatif

Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penerapan anggaran belanja terhadap kinerja operasional di Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang guna mendukung program kegiatan bagi

masyarakat. Dalam penelitian ini yang digunakan dalam metode penelitian adalah analisis kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Lokasi penelitian ini adalah Dinas Pertanian dan Pangan Kota

Magelang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dan wawancara.

(45)

28

2. Indra

Firmansyah,2019

Pengaruh Kepemimpinan, Realisasi Anggaran, Reinventing

Government Dan Pengendalian Internal Pemerintah Terhadap KinerjaOperasional

Deskriptif Kuantitatif

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali pengaruh kepemimpinan, realisasi anggaran, reinventing

government, dan pengendalian internal pemerrintah terhadap kinerja operasional dengan menggunakan value for money sebagai alat ukur serta implikasinya kinerja keuangan daerah.

3. Fika Widya Apriyanti, Shita Tiara, Ratna Sari Dewi,2019

Analisis Kinerja Belanja Dalam Laporan Realisasi Anggaran Pada Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Kabupaten Serdang Bedagai

Deskriptif Kualitatif

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kinerja Belanja Daerah BPKA Kabupaten Serdang Bedagai periode 2015-2017.

Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang hanya

mengumpulkan, menyusun,

mengklarifikasi dan menafsirkan data sehingga dapat mengetahui gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

4. Marismiati, SE.,M.

Si.,2017

Pengaruh Anggaran Biaya Operasional Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT Muara Dua Palembang

Deskriptif Kuantitatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggaran

operasional berpengaruh signifikan terhadap

(46)

kinerja keuangan sebesar 86,7%

sedangkan sisanya 13,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam pelajaran ini.

5. Putri Ayu,Noor Shodiq Askandar, Junaidi,2020

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Dan Penerapan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah

Berbasis Kinerja (Studi Pada Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bima)

Deskriptif Kuantitatif

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komitmen organisasi,

penyempurnaan administrasi, sumber daya, gaya

kepemimpinan, penghargaan, dan sanksi terhadap penyusunan dan penerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Berbasis Kinerja.

6. Saepul Hidayat,2017

Pengaruh Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja Dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Akurasi Estimasi Anggaran

Deskriptif Kuantitatif

Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yang dilakukan untuk menganalisis ini hubungan antar gejala atau

fenomena yang diamati, yaitu masalah implementasi anggaran berbasis kinerja, partisipasi penyusunan anggaran, akurasi estimasi anggaran.

Penelitian ini berupaya untuk mengungkapkan permasalahan serta mengkaji dan menganalisis

(47)

30

variabel yang menjadi fokus penelitian, maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kausal efektual.

7. Antonius Adikusuma Mulyono, Ayuningtyas Hertianti,2019

Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja Dalam Rangka Mewujudkan Good Financial Governance

Deskriptif Kualitatif

Akar permasalahan dalam penelitian ini adalah inkonsistensi antara realisasi anggaran (92,72%) dengan capaian output (75%) dalam pelaksanaan

performance budgeting di Kementerian Perindustrian RI.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akar penyebab masalah.

Teori New Public Management (NPM) digunakan untuk melihat apakah performance budgeting sesuai dengan karakteristik NPM yang diukur dari realisasi anggaran dibandingkan dengan capaian output.

8. Yudea,2018 Evaluasi Penerapan Realisasi Anggaran Dan Laporan

Keuangan Terhadap Permendagri No.64 Tahun 2013(Studi Pada Kantor Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kota Balikpapan) Yudea

Deskriptif Kuantatif

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi penerapan realisasi anggaran dan laporan keuangan terhadap Peraturan Menteri Dalam Negeri No.64 Tahun 2013 berbasis

(48)

akrual pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan Tahun Anggaran 2016. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan

menggunakan pengumpulan data, observasi dan wawancara.

9. Nurul Fathia,2017 Pengaruh Penerapan SistemAkuntansi Pemerintah Daerah, Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja, Kejelasan Sasaran Anggaran, Sistem Pelaporan Kinerja Dan Pengendalian

Akuntansi Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Akip) (Study Kasus Skpd Di Provinsi Riau)

Deskriptif Kuantitatif

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan sistem akuntansi

pemerintah daerah, implementasi anggaran berbasis kinerja, Kejelasan sasaran anggaran, sistem pelaporan kinerja, dan sistem akuntansi terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Objek penelitian ini adalah unit

pemerintah daerah yang bekerja di Provinsi Riau.

D. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka penelitian ini diperlukan dalam membantu serta memudahkan proses penelitian dan peneliti dalam pemecahan masalah anggaran belanja dalam kegiatan operasional pada PT.PERKEBUNAN NASIONAL XIV Kerangka penelitian yang digunakan pada bagan kerangka pikir dibawah ini adalah :

(49)

32

Mekanisme Anggaran

➢ Menentukan Pedoman Anggaran

➢ Persiapan Anggaran

➢ Penentuan Anggaran

➢ Penerapan/ Realisasi Anggaran

PTPN XIV MAKASSAR Gambar 2.3 Kerangka Penelitian

Hasil Evaluasi Penerapan Anggaran

Belanja Dalam KegiatanOperasional

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Diketahui bahwa jenis penelitian ini menggunakan Metode deskriptif kualitatif .Menurut (Moleong, 2011) Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain- lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.Metode Kualitatif adalah metode yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, sedangkan untuk meneliti pada objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara triangulasi (gabungan).Analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2011).

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai bagaimana Prosedur penerapan anggaran belanja yaitu mengenai Tata cara penerapan anggaran belanja.

C. Situs dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih oleh penulis adalah PT.

33

(51)

34

Perkebunan Nusantara Jl. Urip Sumoharjo No. 72-74 Kota Makassar Sulawesi Selatan Rencana penelitian ini akan dilakukan selama dua bulan Maret sampai dengan bulan April 2022.

D. Jenis dan Sumber Data

Adapun yang dimaksud dengan sumber data adalah subjek dari mana asal data tersebut dapat diperoleh. Pada penelitian ini sumber datanya adalah sebagai berikut :

a. Data Primer

Data Primer ialah data asli dan dikumpulkan sendiri oleh peneliti sebagai alat jawab rumusan masalah penelitian (Danang Sunyoto, 2013). Menurut (Sugiyono, 2016) data primer ialah data yang langsung diperoleh dari pihak atau sumber dan diberi kepada pengumpul data atau peneliti adapula sumber data primer menurut Sugiyono dalam penelitian ini yaitu wawancara dengan subjek penelitian baik secara observasi ataupun pengamatan langsung pada PTPN XIV.

b. Data Sekunder

Data Sekunder Menurut (Husein Umar ,2013) adalah sebagai data primer yang sudah diolah lebih lanjut dan disajikan dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram, baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain.Menurut (Sugiarto, 2017), data sekunder merupakan informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari narasumber melainkan dari pihak ketiga. Dalam penelitian ini, data sekunder yang dipergunakan adalah data dan informasi mengenai Anggaran Belanja Terhadap Kinerja Operasional

(52)

PTPN XIV.

E. Informan

Adapun informan atau Narasumber dalam penelitian ini adalah (1 orang) yang menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Akuntansi dan Pelaporan Bagian Keuangan dan Akuntansi di Kantor PTPN XIV.

F. Metode Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan data-data mengenai Prosedur Penerapan Anggaran Belanja Dalam Kegiatan Operasional melalui pengamatan secara langsung, dan tidak menggunakan alat-alat tertentu dalam melaksanakan proses penelitian.

Pada penelitian ini, peneliti melakukan observasi secara langsung.

Observasi langsung dilaksanakan dengan menyatakan secara langsung kepada sumber penelitian yakni pada PTPN XIV bahwa peneliti sedang melaksanakan penelitian.

b. Wawancara

Wawancara dan dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini. Melakukan wawancara dengan memberikan pertanyaan serta menjawab antara penanya atau pewawancara dengan penjawab atau responden. Peneliti sesekali menanggapi jawaban responden, dengan meminta penjelasan. Pihak yang diwawancara diantaranya adalah Kepala Bagian Program dan Keuangan dan Manajer Perusahaan di PTPN XIV. Dokumen yang digunakan untuk kebutuhan membantu melengkapi pelaksanaan

(53)

36

penelitian, yaitu Laporan Prosedur Penerapan Anggaran Belanja Dalam Kegiatan Operasional Pada PTPN XIV.

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menghubungkan teori-teori dan data yang ada dengan hasil wawancara dengan informan di PTPN Jl. Urip Sumohardjo No.72-74 Dapat dijelaskan analisis data yang dilakukan dengan beberapa langkah yaitu sebagai berikut :

1. Pengumpulan data atau informasi adalah kegiatan pengumpulan data dilapangan. Hal ini didasarkan pada hasil wawancara dan hasil catatan dokumentasi. Dalam data ini, dicatat dengan teliti oleh peneliti.

2. Reduksi Data dalam hal ini peneliti melakukan penyederhanaan data/informasi yang diperoleh dari lapangan selama proses berlangsungnya penelitian.

3. Penyajian data bertujuan untuk membantu peneliti menarik kesimpulan. Pada langkah ini,peneliti menggabungkan kembali data yang diklasifikasikan untuk menemukan kategori kunci yang terkait dengan pernyataan penelitian.

4. Penarikan kesimpulan, dalam hal ini data yang telah dikumpulkan kemudian ditelaah oleh peneliti.Hasilnya akan dibandingkan dengan teori yang telah dikemukakan pada kajian teori. Selanjutnya, berdasarkan hasil perbandingan antara data yang diperoleh dari lapangan dengan kajian teori ditarik suatu kesimpulan mengenai bagaimana prosedur penerapan anggaran terhadap kinerja operasional, sebagaimana untuk membuat kesimpulan yang selaras

(54)

dengan maksud dan tujuan penelitan ini.

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambar Umum Lokasi Penelitian

PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) didirikan pada tanggal 11 Maret 1996 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 tentang Peleburan PT Perkebunan XXVIII (Persero), PT Perkebunan XXXII (Persero), PT Bina Mulya Ternak (Persero) menjadi PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) dan juga termasuk eks Proyek-proyek pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.

Modal Perseroan saat didirikan terdiri dari : Modal Dasar sebesar Rp 450.000.000.000,- terdiri dari Modal Belum Ditempatkan/Disetor sebesar Rp 315.000.000.000,-, dan Modal Ditempatkan/Disetor sebesar Rp 135.000.000.000,-. Akta Pendirian PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Nomor 47 tanggal 11 Maret 1996 dibuat oleh Notaris Harun Kamil, SH yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C2-9087.HT.01.01 tahun 1996 tanggal 24 September 1996 (Berita Negara RI Nomor 81 tanggal 08 Oktober 1996, tambahan Nomor 8678). Modal Dasar Perseroan mengalami perubahan berdasarkan Akte No. 09 tanggal 15 Oktober 2002 menjadi: Modal Dasar sebesar Rp 540.000.000.000,-, Modal Belum Ditempatkan/Disetor sebesar Rp 405.000.000.000,-, dan Modal Ditempatkan/Disetor sebesar Rp 135.000.000.000,-. Berdasarkan Akta Nomor 13 tanggal 11 Agustus 2008 dari Notaris Lola Rosalina, SH tentang Pernyataan Keputusan Pemegang

38

(56)

Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara XIV Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham tentang Penambahan Modal Disetor dan Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara XIV, Modal Ditempatkan/Disetor mengalami penambahan yang berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 100.000.000.000,- sesuai Peraturan Pemerintah RI Nomor 68 Tahun 2007 tanggal 10 Desember 2007 sehingga Modal Perseroan menjadi sebagai berikut: Modal Dasar sebesar Rp 540.000.000.000,-, Modal Belum Ditempatkan/Disetor sebesar Rp 305.000.000.000,-, dan Modal Ditempatkan/Disetor sebesar Rp 235.000.000.000,-

Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Nomor AHU- 76872.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 23 Oktober 2008 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2014 tanggal 17 September 2014 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III, saham Pemerintah di PTPN I, II, IV sd XIV dialihkan ke PTPN III (Persero) sebesar 90%.

Selanjutnya Menteri Keuangan Melalui Surat KeputusanMenteri Keuangan Nomor 468/KMK.06/2014 tanggal 01 Oktober 2014 tentang Penetapan Nilai Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III antara lain menetapkan nilai saham Pemerintah pada PTPN XIV yang dialihkan ke PTPN III (Persero) sebesar Rp 211.500.000.000,-,

(57)

40

sehingga saham Pemerintah yang masih tersisa di PTPN XIV sebesar Rp 23.500.000.000,- (10%).

Perubahan tersebut telah dituangkan dalam Anggaran Dasar Perseroan dengan Akta Notaris No. 34 tanggal 23 Oktober 2014 tentang Pernyataan Berdasarkan Keputusan Para Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara XIV nomor: PTPN XIV/RUPS/01/X/2014 dan nomor: SK-61/D1.MBU/10/2014 tanggal 7 Oktober 2014 tentang Perubahan Anggaran Dasar, dengan pokok-pokok sebagai berikut:

1. Menyetujui perubahan nama Perseroan dari Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara XIV menjadi PT Perkebunan Nusantara XIV.

2. Menyetujui perubahan struktur pemegang saham Perseroan sebagai akibat dari pengalihan 90% (sembilan puluh persen) saham Negara Republik Indonesia dan dalam rangka penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yakni sebanyak 211.500 (dua ratus sebelas ribu lima ratus) saham dengan nilai sementara sebesar Rp 211.500.000.000,- (dua ratus sebelas miliar lima ratus juta rupiah).

3. Nilai sebagaimana dimaksud angka satu merupakan nilai sementara sesuai Keputusan Menteri Keuangan nomor 468/KMK.06/2014 tanggal 1 Oktober 2014, dan untuk selanjutnya nilai definitif akan dituangkan dalam keputusan RUPS sesuai hasil valuasi oleh penilai independen dan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan.

4. Perubahan struktur pemegang saham sebagaimana dimaksud diktum

(58)

kesatu meliputi pemenuhan total modal ditempatkan dan disetor Perseroan sejumlah Rp 235.000.000.000,- (dua ratus tiga puluh lima miliar rupiah) oleh para pemegang saham sebagai berikut:

a. Negara Republik Indonesia sebanyak 23.500 (dua puluh tiga ribu lima ratus) saham atau seluruhnya sebesar Rp 23.500.000.000,- (dua puluh tiga miliarlima ratus juta rupiah).

b. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sebanyak 211.500 (dua ratus sebelas ribu lima ratus) saham atau seluruhnya sebesarRp 211.500.000.000,- (dua ratus sebelas miliar lima ratus juta rupiah).

5. Menyetujui penetapan klasifikasi saham Seri A dan Seri B pada Perseroan sebagai berikut:

a. (satu) saham Seri A dengan nilai nominal Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) yang diambil bagian oleh PT Perkebunan Nusantara III (Persero); dan

b. 539.999 (lima ratus tiga puluh sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan ) saham Seri B dengan nilai nominal Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) yang diambil bagian oleh PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan Negara Republik Indonesia.

6. Menyetujui perubahan ketentuan anggaran dasar mengenai hak-hak khusus yang melekat pada saham seri A dan selanjutnya perubahan terkait dengan kewenangan Direksi Perseroan antara lain untuk menetapkankebijakan kepengurusan Perseroan dengan ketentuan bahwa terhadap kebijakan di bidang produksi, pemasaran, keuangan, akuntansi, perbendaharaan, pengadaan, perencanaan,

(59)

42

pengembangan, teknik informasi, dan sumber daya manusia. Direksi wajib berpedoman pada kebijakan umum yang telah ditetapkan dari pemegang saham Seri A.

7. Menyetujui perubahan Pasal 1 ayat (1), Pasal 4 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), keseluruhan Pasal 5, Pasal 10 ayat (10), Pasal 11 ayat (2) huruf a angka 1 dan angka 4, ayat (8) dan ayat (10) dan Pasal 14 ayat (11) Anggaran Dasar Perseroan untuk menindaklanjuti keputusan dalam dan disesuaikan dengan diktum kesatu hingga keenam keputusan ini.

Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara XIV berkedudukan di Jalan Urip Sumoharjo Km. 4 Kotak Pos 1006, Makassar – 90232, Telepon 0411-444810, 444112, Fax 0411- 444840, 449886, E-mail :

ptpnxiv@indosat.net.id dan Kantor Penghubung Jakarta di Jalan Cut Meutia Nomor 11 Menteng Jakarta Pusat, Telepon/Fax 021-3150404.

B. Visi, Misi dan Nilai-Nilai Organisasi 1. Visi

Menjadi perusahaan agribisnis yang sehat, inovatif, tangguh dan berkarakter dalam mendukung kemajuan negeri.

2. Misi

a. Perbaikan sistem pengelolaan untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas pada unit usaha secara berkelanjutan dengan fokus utama pada komoditaskelapa sawit dan tebu

Referensi

Dokumen terkait

Demi kelancaran administrasi baik di perusahaan, swasta yang besar atau yang kecil diperlukan administrasi arsip yang menyeluruh dan teratur. Kearsipan yang teratur adalah sebagai

Kemudian siswa mendengarkan penjelaskan dari guru mengenai tugas kelompok yang akan didiskusikan bersama anggota kelompoknya melalui praktikum sederhana yang akan

Intan Alami Garut, dilihat dari korelasi yang sangat kuat biaya bahan baku, maka disarankan untuk dapat meminimalkan biaya bahan baku yang dikeluarkan

Kendala yang dihadapai ketika konsumen melakukan pemesanan katering pada perusahaan Qita Catering masih manual dengan cara telepon terlebih dahulu untuk membuat janji lalu

“Melayani Lebih

Ketentuan Pasal 4 ayat (1) undang-undang PPH mengatur tentang objek PPH yang berbunyi : “Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan

Untuk menguji pengaruh motivasi kebutuhan keberadaan (existence needs), motivasi kebutuhan hubungan (relatedness needs), motivasi kebutuhan pertumbuhan (growth