• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJUAN PUSTAKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

5 A. Rumah Sakit

1. Definisi Rumah Sakit

Undang-undang Republik Indonesia No.44 tahun 2009, tentang Rumah Sakit mendefinisikan rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Berdasarkan fungsinya rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga sebagian besar dikelompokkan dalam organisasi sektor publik yang tidak berorientasi mencari keuntungan, kecuali beberapa rumah sakit yang didirikan oleh Perseroan Terbatas (PT) yang memang bertujuan menambah pendapatan. (Nordiawan & Hertianti, 2010: 59).

Indonesia memiliki beberapa jenis rumah sakit, antara lain

a. Rumah Sakit Umum

b. Rumah Sakit Terspesialisasi

c. Rumah Sakit Penelitian/Pendidikan

d. Rumah Sakit Lembaga/Perusahaan dan

(2)

Berdasarkan kepemilikannya rumah sakit terbagi atas:

1)Rumah Sakit Milik Pemerintah

Adalah rumah sakit umum yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah. Contohnya RSUP dan RSUD.

Perbedaannya RSUP merupakan milik pemerintah pusat yang mengacu pada Departemen Kesehatan, sedangkan RSUD merupakan milik pemerintah provinsi dan kabupaten atau kota, di bawah pembinaan urusan kerumahtanggan dari Departemen Dalam Negeri dan RSUD tetap berada di bawah koordinasi Departemen Kesehatan.

Jenis rumah sakit milik pemerintah ada dua:

a) Rumah Sakit Pemerintah yang tidak bisa dipisahkan, yaitu rumah sakit yang dimiliki oleh kekayaan pemerintah. Contohnya, RSUD KARANGANYAR dan RSUD KLATEN b) Rumah Sakit Milik Pemerintah yang dipisahkan, yaitu rumah

sakit yang dimiliki oleh kekayaan pemerintah yang dipisahkan. Misalnya Rumah Sakit BUMN. BUMN yang memiliki rumah sakit antara lain Pertamina, PT. Aneka Tambang, PT. Pelni dan lain sebagainya.

(3)

2)Rumah Sakit Berbentuk Badan Layanan Umum (BLU)

Adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang/jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

Jenis Rumah Sakit yang berbentuk BLU antara lain Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Rumah Sakit Makassar, Rumah Sakit Karyadi Semarang, Rumah Sakit Sanglah Denpasar, Rumah Sakit Padang, Rumah Sakit Palembang dan Rumah Sakit Dr. Sarjito Yogyakarta.

Selain rumah sakit tersebut ada banyak RSUD yang dialihkan menjadi BLUD, seperti RSUD Budi Asih, RSUD Tarakan, RSUD Koja, RSUD Duren Sawit, RSUD Haji dan RSUD Pasar Rebo. 3)Rumah Sakit Milik Swasta

Adalah rumah sakit yang dimiliki oleh perorangan atau badan hukum.

(4)

2. Tujuan Rumah Sakit

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan:

a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan

b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien,

masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit

c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah

sakit, serta

d. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit dan Rumah sakit.

3. Klasifikasi Rumah Sakit

Klasifikasi rumah sakit umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

a. Rumah Sakit Umum Kelas A

b. Rumah Sakit Umum Kelas B

c. Rumah Sakit Umum Kelas C

d. Rumah Sakit Umum Kelas D

Klasifikasi Rumah Sakit khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

(5)

a. Rumah Sakit Khusus kelas A

b. Rumah Sakit Khusus kelas B

c. Rumah Sakit Khusus kelas C

B. Persediaan

1. Deskripsi Persediaan

Persediaan ialah asset lancar yang berbentuk barang atau perlengkapan yang diperoleh, disimpan dan didistribusikan untuk

mendukung kegiatan operasional. Barang-barang tersebut

dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. (Peraturan Menteri Keuangan tentang Pedoman Penatausahaan Persediaan)

Persediaan Rumah Sakit masuk pada jenis perusahaan jasa, yang memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien secara paripurna. Di rumah sakit memiliki karakteristik yang sama dengan perusahaan dagang, yakni hanya terdiri dari satu golongan, yaitu persediaan barang dagang, yang merupakan barang yang dibeli untuk tujuan dijual kembali. Bedanya di perusahaan jasa seperti rumah sakit harga persediaannya dipatok berdasarkan jenisnya contohnya, Obat dan Alat/bahan Pakai Habis. Persediaan alat/bahan pakai habis difungsikan untuk keperluan perawatan pasien dan harga barang tersebut tidak diambil keuntungannya, melainkan mengikuti patokan harga beli barang itu sendiri, kecuali obat. Obat menggunakan patokan harga sebesar 20% dari harga beli.

(6)

2. Tipe-tipe Persediaan di Rumah Sakit:

a. Persediaan Bahan Pakai Habis Medis

b. Persediaan Barang Pakai Habis Non-medis

c. Persediaan Alat Kesehatan Pakai Habis

Dari beberapa persediaan di atas saya akan mendeskripsikan Persediaan Barang Habis Pakai Medis, yang melalui beberapa transaksi menurut (Mulyadi, 2001: 555) di antaranya:

1) Pembelian

Sistem dan Prosedur yang bersangkutan ialah Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli.

2) Retur pembelian

Sistem dan Prosedur yang bersangkutan ialah prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok.

3) Pemakaian barang gudang

Sistem dan Prosedur yang bersangkutan ialah Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.

4) Penghitungan fisik persediaan

Sistem dan Prosedur yang bersangkutan ialah Sistem penghitungan fisik persediaan.

C. Pengertian Prosedur

Menurut Mulyadi (2001: 5) “Prosedur adalah satuan urutan kegiatan klerikal (tulis-menulis), biasanya melibatkan beberapa orang

(7)

dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Di dalam suatu sistem, biasanya terdiri dari beberapa prosedur di mana prosedur-prosedur itu saling terkait dan saling mempengaruhi. Akibatnya apabila terjadi perubahan salah satu prosedur, maka akan mempengaruhi prosedur-prosedur yang lain.”

Dapat disimpulkan bahwa Prosedur adalah kegiatan pencatatan yang dilakukan oleh beberapa orang dalam suatu departemen untuk menyeragamkan pekerjaannya dengan tujuan agar kegiatan operasionalnya dapat berjalan secara teratur.

D. Penyimpanan Barang

Penyimpanan adalah tahapan penting dari Sistem Pengelolaan, karena pada tahap ini suatu Instansi harus dapat menjaga Barang Persediaan agar tetap terjaga mutu dan isi dari barang tersebut. Sedangkan menurut Subagya (1998: 68) Penyimpanan juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan usaha untuk melakukan pengurusan, penyelenggaraan, pencatatan dan pengaturan barang persediaan di dalam ruang penyimpanan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 tahun 2014 setelah barang masuk di bagian Instalasi Farmasi perlu dilakukan penyimpanan sebelum dilakukan pendistribusian. Penyimpanan ini bertujuan untuk menjamin kualitas dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat kesehatan dan Bahan Medis Pakai Habis sesuai dengan persyaratan

(8)

kefarmasian, yang meliputi kelembaban, ventilasi dan pengelolaan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Pakai Habis. Bertujuan agar barang yang keluar tidak mengalami cacat atau rusak. Dari definisi di atas dapat simpulkan bahwa Penyimpanan Barang Medis ialah kegiatan pengurusan dan pencatatan demi menjamin kualitas dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat kesehatan/Bahan Medis Pakai Habis sesuai standar kefarmasian

E. Pendistribusian Barang

Pendistribusian adalah perpindahan Barang Persediaan dari gudang ke Sub-gudang atau ke tempat lain, menurut dokumen yang mengatur tentang perpindahan barang tersebut. Dalam kegiatan pendistribusian perlu adanya dokumen-dokumen yang mengatur tentang kegiatan ini, karena dalam kegiatan Pendistribusian harus tercatat berapa banyak barang yang keluar dan berapa banyak banyak barang yang masih di simpan di Gudang. Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 tahun 2014,

Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka

menyalurkan/menyerahkan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Unit Pelayanan kepada pasien dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah dan ketetapan waktu. Rumah Sakit harus menentukan sistem distribusi untuk menjamin terlaksananya pengawasan dan pengendalian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Pakai Habis di unit pelayanan.

(9)

Tujuan dari kegiatan distribusi ini agar memudahkan pasien, dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas sumber daya yang ada serta metode sentralisasi dan desentralisasi

F. Prosedur Penyimpanan dan Pendistribusian Menurut Standar Prosedur Operasional (SPO)

1. Prosedur Penyimpanan a. Panitia Penerima

Panitia Penerima menerima barang beserta Faktur pembelian untuk Bagian Gudang Farmasi, Bagian Akuntansi dan arsip Panitia Penerima. Panitia penerima mengecek faktur pembelian jika barang tidak sesuai maka Panitia Penerima mengirimkan faktur pembelian ke supplier. Apabila sudah dicek dan sesuai, Panitia Penerima membuat Berita Acara Serah Terima Barang dan melampirkan faktur beserta barang ke Bagian Gudang Farmasi.

b. Bagian Gudang Farmasi

Petugas Gudang Farmasi menerima berita serah terima barang, faktur pembelian dari supplier dan barang yang sudah dicek oleh Panitia Penerima. Serta mengarsipkan faktur untuk bagian akuntansi. Petugas gudang farmasi menerima barang dan dipisahkan menurut jenisnya. Petugas gudang melakukan input barang sebagai persediaan secara komputerisasi dan mencatat secara manual pada buku persediaan barang medis dan

(10)

membuatkan kartu persediaan (stock) pada persediaan yang belum terdaftar.

2. Dokumen-dokumen yang terkait dalam Kegiatan Penyimpanan Penyimpanan Barang.

Dalam kegiatan penyimpanan barang Petugas gudang farmasi menerima dan mengisi dokumen antara lain:

a) Faktur Pembelian

Adalah dokumen yang berisi jumlah barang, spesifikasi dan nama barang yang dibeli dari suatu distributor.

b) Berita Acara Serah Terima Barang

Adalah dokumen yang berisi pernyataan serah terima barang antara pihak yang menyerahkan dengan Panitia Penerima barang. Setelah barang tersebut diperiksa oleh pejabat pengadaan atau panitia pemeriksa barang.

c) Buku Persediaan Barang

Buku dalam bentuk lembaran untuk mencatat/membukukan persediaan yang masuk dan keluar dari gudang farmasi di bawah pengurusan dan tanggung jawab pejabat pengurus persediaan medis. Berfungsi sebagai pencatat daftar nama barang yang masuk pada gudang farmasi.

(11)

d) Kartu Persediaan (stock)

Kartu yang digunakan untuk mencatat persediaan berdasarkan jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa, stok awal, jumlah barang masuk dan keluar serta jumlah barang yang tersisa.

Dibawah ini adalah Gambar 3.2.1 yang menggambarkan alur kegiatan prosedur penyimpanan barang di Gudang Farmasi.

(12)

3. Prosedur Pendistribusian a. Satker/sub-gudang

Satker/sub-gudang membuat daftar permintaan barang rangkap 3 (tiga) yang ditujukan untuk Bagian Penunjang Pelayanan, Bagian Gudang Farmasi dan untuk arsip Satket itu sendiri. Dokumen yang di gunakan yaitu Bukti Barang Keluar (BBK)

b. Bagian Penunjang Pelayanan

Bagaian Penunjang Pelayanan memverifikasi dokumen Bukti Barang Keluar (BBK) rangkap dua lalu mengarsipkan dokumen. Setelah mendapat verifikasi dari bagian penunjang pelayanan dokumen barang keluar tersebut di masukkan ke gudang farmasi.

c. Gudang Farmasi

Gudang Farmasi menerima dokumen bukti barang keluar (BBK) dari satker/sub-gudang yang sudah di bubuhi tanda tangan oleh

Bagian Penunjang Pelayanan. Petugas gudang farmasi

mengeluarkan persediaan sesuai permintaan satker/sub-gudang, apabila barang tidak tersedia petugas farmasi memberi keterangan dengan mencoret nama barang dari dokumen bukti barang keluar. Petugas gudang farmasi mencatat pengeluaran pada kartu persediaan (stock) serta memasukkan (entry) pada Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).

(13)

4. Dokumen-dokumen yang terkait dalam Kegiatan Pendistribusian Alat/Bahan Pakai Habis Medis pada Gudang Farmasi

Dalam kegiatan pendistribusian barang Petugas gudang farmasi menerima dokumen antara lain:

a) Bukti Barang Keluar (BBK)

Dokumen ini digunakan sebagai syarat perpindahan barang dari gudang farmasi ke satker-satker/sub-gudang yang sebelumnya sudah di verifikasi oleh Bagian Penunjang Pelayanan dengan rincian: No, Nama Barang, Banyaknya, Satuan, Keterangan.

b) Kartu Persediaan (stock)

Kartu yang digunakan untuk mencatat persediaan berdasarkan jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa, stok awal, jumlah barang masuk dan keluar serta jumlah barang yang tersisa.

(14)

Dibawah ini adalah Gambar 3.2.2 yang menggambarkan alur kegiatan pendistribusian barang di Gudang Farmasi

Gambar 3.2.2 Flow Chart Pendistribusian Alat kesehatan/Bahan Pakai Habis Medis

Gambar

Gambar 3.2.1 Flow Chart Penyimpanan Alat kesehatan/Bahan Pakai Habis Medis
Gambar  3.2.2  Flow  Chart  Pendistribusian  Alat  kesehatan/Bahan  Pakai  Habis  Medis

Referensi

Dokumen terkait

Secara empiris dalam implementasi kebijakan pelayanan publik dari hasil pengamatan yang peneliti peroleh dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, data base kependudukan

Teluk Kuantan ibukota Kabupaten Kuantan Singingi, dialiri oleh sungai besar yang melintasi wilayah Kabupaten ini yaitu Sungai Kuantan. Semula sungai ini digunakan sebagai

1) Basis akuntansi yang digunakan adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) yang artinya

Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa Sabdtama, Sabdaraja dan Dhawuhraja yang mengatur tentang pemerintahan ini tidak dapat dikategorikan sebagai sumber

Sepanjang tahun 1950-an sampai dengan dekade pertama abad ke- 21, ketika usaha batik nasional berada dalam kondisi fluktuatif dan di daerah lain mengalami

Uji daya antifungi infusa daun kenikir (Cosmos caudatus K.) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans secara in vitro dilakukan dengan metode difusi cakram dan

Berdasarkan tabel 5 diatas terlihat bahwa hasil perhitungan koefisien korelasi ganda meggunakan metode analisis regresi ganda, diperoleh nilai R = 0.999 berarti ada

Sifat Mekanik Sifat Mekanik G G Sifat magnetik  Sifat magnetik  Resistivitas listrik  Resistivitas listrik  Konduktivitas termal Konduktivitas termal Ekspansi termal Ekspansi