INVENTARISASI PARTITUR LAGU
Siti Fauzia Khairunnisa
1), Shanti Herliani
2) 1),2)Teknik Informatika Universitas Pasundan BandungJl. Dr. Setiabudhi No. 193 Bandung 40153
Email : sitifauzia.29@mail.unpas.ac.id1), shanti.herliani@unpas.ac.id2) Abstrak
Lagu dimainkan berdasarkan komposisi lagu (aransemen) yang sudah dibuat oleh komposer. Komposisi lagu disajikan dalam bentuk notasi lagu yang memiliki simbol-simbol yang memiliki makna masing-masing dalam permainan lagu.
Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus di tim angklung Informatics Angklung Orchestra yang menggunakan notasi angka untuk menyajikan komposisi lagu yang dimainkan. Pemain musik angklung dituntut untuk dapat menguasai lagu yang agar dapat dibawakan dengan baik dan menghasilkan suara yang baik pula. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah rancangan sistem yang dapat diterapkan di organisasi untuk membantu proses pembelajaran lagu dalam permainan musik angklung. Berikutnya rancangan sistem ini dapat diterapkan dalam teknologi yang berperan dalam rangka memudahkan penyajian komposisi lagu dan memudahkan pemain angklung untuk mengetahui komposisi lagu.
Kata kunci:notasi lagu, inventarisasi, partitur 1. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Notasi musik adalah sistem penulisan karya musik. Dalam notasi musik, nada dilambangkan oleh not (walaupun kadang istilah nada dan not saling dipertukarkan penggunaannya). Tulisan musik biasa disebut partitur. [1]
Not angka (Gambar 1) merupakan bentuk notasi yang digunakan dalam penelitian ini.
Gambar 1.Not Angka [4]
Proses yang cukup sulit bagi para pemain angklung adalah proses menghafal partitur lagu yang akan dimainkan. Pemain angklung harus berlatih dan mempelajari partitur berulang-ulang sehingga bisa membawakan permainan lagu dengan harmonisasi yang baik dan tidak kaku. Tak jarang insting bermusik harus dimiliki untuk mempermudah proses pembelajaran ini.
b. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah kesulitan dalam mengingat komposisi lagu yang tercantum dalam partitur yang didalamnya terdapat notasi atau yang menandakan bagaimana cara memainkan lagu untuk menghasilkan suara dan harmonisasi lagu yang baik.
c. Metodologi
Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji metode
SSADM (Structured System Analysis and Design
Method)atau metode untuk menganalisis dan merancang sistem informasi secara terstruktur.
Berikut merupakan fase yang ada dalam metode SSADM, yaitu:
1) [Stage 0] feasibility study, untuk mengetahui kelayakan sistem, apakah sistem itu layak untuk dibangun / diperbaiki atau tidak.
2) Requirements analysis. Dalam fase ini terdapat dua langkah, diantaranya :
i. [Stage 1] investigate of current environment, untuk mengetahui pandangan logis dari sistem saat ini dan untuk membuat keputusan tentang apa yang harus disertakan pada sistem baru. ii. [Stage 2]business system options,mencerminkan
cara yang berbeda (options) dimana sistem dapat diorganisasikan untuk memenuhi persyaratan. 3) Requirements specification – [stage 3] definition of
requirements, tahap ini membangun desain data sehingga semua data yang dibutuhkan akan dimasukkan.
4) Logical systems specification. Dalam fase ini terdapat dua langkah dan biasanya dilakukan secara paralel, yaitu:
i. [Stage 4]selection of the technical options,untuk mengimplementasikan pilihan yang berbeda untuk sistem yang akan dibangun.
ii. [Stage 5] logical design untuk mendetailkan spesifikasi kebutuhan yang sudah dilakukan dalamstage 3.
5) [Stage 6] physical design, untuk mengkonversikan data dan proses dalam desain logis(stage 5)menjadi rancangan yang akan berjalan dalam lingkungan sistem target [2].
d. Tinjauan Pustaka
Tidak semua langkah yang ada di SSADM akan dipakai dalam penelitian ini. Berikut merupakan langkah atau
stage yang akan dilakukan terkait dengan studi kasus yang dilakukan dalam penelitian, diantaranya:
a. Menentukan target sistem yang dirancang berdasarkan pengamatan terhadap lingkungan sistem yang sedang berjalan di organisasi.
b. Menentukanrequirementsuntuk memenuhi
kebutuh-an laykebutuh-ankebutuh-an dengkebutuh-an baik.
c. Menentukan sistem bisnis yang akan diterapkan dalam sistem berdasarkan rancangan sistem yang diusulkan.
d. Menentukan spesifikasi kebutuhan sistem yang akan dipenuhi dalam sistem yang diusulkan [2].
Data merupakan fakta-fakta yang disajikan dalam
bentuk lain agar mudah diolah untuk menghasilkan suatu
nilai tertentu. Informasi merupakan hasil dari
pengolahan data yang berguna bagi pihak yang
memerlukan informasi tersebut. Pengetahuan
(knowledge) merupakan kumpulan hasil tindakan atau aksi yang dilakukan berdasarkan informasi yang didapatkan sehingga pengetahuan tersebut bisa digunakan kembali untuk melakukan pengolahan data maupun sebagai acuan untuk melakukan aksi berikutnya.
Accumulate Knowledge
Format, Filter,
Summarize Decide, ActInterpret,
Data Results
Knowledge
Information
Gambar 2.Data – informasi – pengetahuan [3].
Gambar 2. mengilustrasikan hubungan antara data, informasi, dan pengetahuan sebagai sebuah sistem. Data masuk ke dalam sistem dan dikonversikan menjadi informasi melalui sebuah proses memformat, menyaring, dan menyimpulkan data. Hasil dari informasi ditafsirkan, yang mengarah keputusan dan tindakan. Aksi menghasilkan hasil (result). Perbandingan dari aksi dan hasil membantu mengakumulasi pengetahuan mengenai bagaimana menafsirkan informasi, membuat keputusan, dan aksi [3].
Data yang ada di organisasi akan diolah untuk menghasilkan informasi bagi manajerial organisasi dan menghasilkan hasil yang akan digunakan untuk menghasilkan informasi lain dalam organisasi. Informasi
yang dihasilkan diharapkan dapat menambah pengetahuan untuk kepentingan manajemen dalam organisasi tersebut.
2. Rancangan Sistem a.Objective System
Setelah memahami lingkungan yang terjadi di organisasi, diperlukan pendefinisian target sistem yang akan dirancangan agar bisa memenuhi kebutuhan dari permasalahan yang ada di organisasi. Berikut merupakan target yang ingin dicapai oleh rancangan sistem yang akan dirancang dalam penelitian ini, diantaranya: a. Memenuhi kebutuhan partitur lagu sebagai panduan
untuk pembelajaran komposisi lagu.
b. Memberikan informasi mengenai ketersediaan partitur.
c. Memberikan informasi mengenai banyaknya kebutuhan pembelajaran komposisi lagu.
d. Memberikan informasi kesulitan komposisi lagu.
e. Memberikan informasi versioning komposisi lagu
berdasarkan penyuntingan partitur yang dilakukan.
b.Requirement
Berdasarkan objective system yang telah didefinisikan, dibutuhkan cara yang tepat agar target dari sistem ini dapat tercapai. Berikut merupakan requirement dari sistem yang dirancang, diantaranya:
[REQ-01] Pembuatan partitur hanya akan dilakukan oleh pihak yang bertanggungjawab dalam pengelolaan partitur.
[REQ-02] Partitur yang dibuat akan direkapitulasi untuk
kepentingan pelaporan kepada pihak
manajerial organisasi.
[REQ-03] Pengaksesan partitur akan direkapitulasi untuk mengetahui seberapa banyak kebutuhan
pembelajaran komposisi lagu yang
bersangkutan dari pemain.
[REQ-04] Penyuntingan komposisi lagu yang dilakukan akan direkapitulasi untuk mengetahui seberapa sulit partitur yang dibuat mengingat bahwa partitur tersebut banyak mengalami perbaikan dalam hal komposisi lagu atau notasi lagu.
[REQ-05] Rekapitulasi penyuntingan komposisi lagu juga akan dihitung untuk mengetahui perubahan versi partitur yang dibuat mengingat bahwa komposisi lagu dapat diperbarui agar lagu yang dibawakan menjadi lebih bervariasi.
c.Business System
Setelah diidentifikasi adanya requirement system,
selanjutnya akan ditentukan business system untuk
menentukan alternatif penggunaan teknologi yang dipilih berdasarkanrequirement systemtersebut.
1) Business system yang diterapkan dalam sistem ini adalah centralized dimana semua proses yang ada dalam sistem dilakukan secara terpusat.
2) Warning system atau sistem peringatan akan diterapkan dalam sistem yang dirancang untuk memberikan informasi yang harus segera direspon oleh user dalam sistem. Peringatan tersebut akan muncul jika :
i. Ada permintaan partitur yang baru.
ii. Ada partitur yang belum dibuat, disunting atau dihapus dalam jangka waktu tertentu.
iii. Ada pembuatan, penyuntingan, atau penghapusan partitur baru.
iv. Tercapainya jangka waktu penyajian informasi-informasi bagi pihak manajerial organisasi.
e.Requirement catalogue
Requirement catalogue digunakan untuk men-dokumentasikan kebutuhan sistem dilihat dari sisi
functional dannon-functional. Functional requirements
mendeskripsikan fitur atau fasilitas yang dibutuhkan.
Sedangkannon-functional requirementsumumnya hanya
dikembangkan dalam bentuk garis pada langkah-langkah awal proyek [2], serta menggambarkan nilai ergonomis, efisiensi, dan efektifitas.
Tabel 1. menjelaskan bagaimana functional dan non-functional dari setiap requirement yang telah didefinisikan.
Tabel 1.Requirement catalogue
Req-ID Functional Non-functional
REQ-01 Sistem dapat mengelola partitur berdasarkan permintaan yang diajukan. a.Waktu layanan : 00.00 – 24.00, Senin – minggu b.Response time: 2 detik c.Security:
Hanya pengelola yang dapat mengelola permintaan partitur.
d.Archieve: Setiap pembuatan, penyuntingan, dan penghapusan partitur akan didokumentasikan. REQ-02 Sistem dapat
memberikan informasi ketersediaan partitur. a.Waktu layanan : 00.00 – 24.00, Senin – minggu
Req-ID Functional Non-functional
b.Response time: 1 detik
c.Security:
Hanya pihak manajerial organisasi yang mendapatkan informasi ketersediaan partitur. REQ-03 Sistem dapat
memberikan informasi mengenai partitur yang sering diakses. a.Waktu layanan : 00.00 – 24.00, Senin – minggu b.Response time: 1 detik c.Security:
Hanya pihak manajerial organisasi yang mendapatkan informasi ketersediaan partitur. REQ-04 Sistem dapat
memberikan informasi mengenai kesulitan komposisi lagu. a.Waktu layanan : 00.00 – 24.00, Senin – minggu b.Response time: 1 detik c.Security:
Hanya pihak manajerial organisasi yang mendapatkan informasi kesulitan komposisi lagu. REQ-05 Sistem dapat
memberikan informasi mengenai versioning komposisi lagu. a.Waktu layanan : 00.00 – 24.00, Senin – minggu b.Response time: 1 detik c.Security:
Hanya pihak manajerial organisasi yang mendapatkan informasi versioningkomposisi lagu.
f.User catalogue
Berdasarkan requirement catalogue yang sudah
didefinisikan, terlihat bahwa terdapat pembatasan penerimaan informasi darinon-functional requirements.
Tabel 3. menjelaskan mengenai jenisuserserta apa saja hak akses terhadap sistem.
Tabel 2.User catalogue
No User Hak akses
1. Manajemen a. Akses ke dalam sistem inventarisasi partitur lagu.
b. Permintaan pengelolaan partitur. c. Melihat informasi status pengelolaan
partitur.
d. Melihat informasi mengenai ketersediaan partitur. e. Melihat informasi mengenai
pengaksesan partitur yang dilakukan. f. Melihat informasi mengenai
kesulitan komposisi lagu yang ada. g. Melihat informasiversioning
komposisi lagu yang ada. 2. Pemain
aktif a. Akses ke dalam sistem inventarisasipartitur lagu. b. Menerima partitur lagu yang dibuat. 3. Pemain
non-aktif Akses ke dalam sistem inventarisasipartitur lagu. 4. Pengelola a. Akses ke dalam sistem inventarisasi
partitur lagu
b. Melihat permintaan pengelolaan partitur.
c. Pembuatan partitur lagu. d. Penyuntingan partitur lagu. e. Penghapusan partitur lagu. f. Pengubahan status aktif / non-aktif
pemain.
g. Melihat informasi mengenai log pengaksesan partitur lagu oleh pemain.
h. Melihat informasi mengenai ketersedian partitur lagu. i. Melihat informasi mengenai
kesulitan komposisi lagu. j. Melihat informasi mengenai
versioningkomposisi lagu. g.Function system
Function adalah blok dasar pengolahan dimana kita membangun seluruh sistem [2]. Berikut merupakan
functiondari sistem yang dirancang, diantaranya: a. Permintaan pembuatan partitur.
b. Permintaan penyuntingan partitur.
c.
Permintaan penghapusan partitur.h.Prototype pathway
Function dalam sistem akan menjadi fitur yang akan diterapkan dalam teknologi yang diusulkan. Diperlukan skenario untuk menampilkan function tersebut kepada
user dalam sistem, dalam hal ini user-nya adalah
Manajemen. Gambar 2. menunjukkan alur skenario dari
functionpermintaan pembuatan partitur.
Login
Component No. 01
Screen
Permintaan pengelolaan partitur Component No. 03
Dialogue
Menyimpan permintaan pembuatan partitur Component No. 04
Screen
Informasi terbaru mengenai pengelolaan partitur Component No. 02
Prototype pathway no. 001 Function name :
Permintaan pembuatan partitur User role : Manajemen
Prototype Pathway
Gambar 2.Prototype pathway – functionpermintaan pembuatan partitur
Gambar 3. menunjukkan alur skenario darifunction
permintaan penyuntingan partitur.
Login
Component No. 01
Screen
Permintaan pengelolaan partitur Component No. 03
Dialogue
Menyimpan permintaan penyuntingan partitur Component No. 04
Screen
Informasi terbaru mengenai pengelolaan partitur Component No. 02
Prototype pathway no. 002 Function name :
Permintaan penyuntingan partitur User role : Manajemen
Prototype Pathway
Gambar 3.Prototype pathway – functionpermintaan penyuntingan partitur
Gambar 4. menunjukkan alur skenario darifunction
Login
Component No. 01
Screen
Permintaan pengelolaan partitur Component No. 03
Dialogue
Menyimpan permintaan penyuntingan partitur Component No. 04
Screen
Informasi terbaru mengenai pengelolaan partitur Component No. 02
Prototype pathway no. 003 Function name :
Permintaan penghapusan partitur User role : Manajemen
Prototype Pathway
Gambar 4.Prototype pathway – functionpermintaan penghapusan partitur
Gambar 2-4. mengilustrasikan alur pengaksesan fungsi yang dalam sistem. Manajemen harus log-in terlebih dahulu, lalu akan tampil mengenai permintaan yang sudah tersimpan, selanjutnya akan muncul tampilan untuk menyimpan permintaan yang dilakukan, serta dialog yang menentukan status penyimpanan permintaan.
3. Rancangan Antarmuka Aplikasi
Berdasarkan rancangan sistem yang sudah dibuat, tahap selanjutnya adalah merancangan aplikasi yang bisa membantu permasalahan yang ada di organisasi. Berikut merupakan beberapa tampilan rancangan aplikasi, diantaranya :
a. Tampilanlogin
Pada tampilan ini terdapat masukan untuk menerima
username dan kata sandi yang digunakan sebagai validasi pengguna sistem. Gambar 5 merupakan antarmuka dari tampilan ini.
Gambar 5.Tampilan login
b. Tampilan informasi pengelolaan partitur
Pada tampilan ini terdapat menu yang tersedia bagi Manajemen, tampilan awal aplikasi, dan informasi mengenai status pengelolaan partitur lagu yang sudah dilakukan oleh pengelola. Gambar 6 merupakan antarmuka dari tampilan ini.
Gambar 6.Tampilan informasi pengelolaan partitur
c. Tampilan permintaan pengelolaan partitur
Pada tampilan ini terdapat menu yang tersedia bagi Manajemen, jenis pengelolaan yang akan diminta, serta daftar permintaan pengelolaan partitur yang tercatat dalam sistem. Gambar 7 merupakan antarmuka dari tampilan ini.
Gambar 7.Tampilan permintaan pengelolaan partitur
d. Tampilan permintaan pembuatan partitur
Pada tampilan ini terdapat menu yang tersedia bagi Manajemen, ID lagu, genre, judul lagu; tanggal dan waktu permintaan; serta keterangan yang akan disampaikan kepada pengelola. Gambar 8 di bawah ini merupakan antarmuka dari tampilan ini.
Gambar 8.Tampilan permintaan pembuatan partitur 5. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah berupa rancangan aplikasi berdasarkan rancangan sistem yang dibuat. Harapan dari rancangan sistem ini agar dapat diterapkan di organisasi untuk membantu pembelajaran komposisi lagu dalam kegiatan pelatihan musik angklung.
Penelitian lanjutan diharapkan bisa merancang aplikasi yang membantu pembacaan partitur yang ada dimana terdapat cursor sebagai panduan permainan angklung dengan menampilkan waktu permainan angklung sesuai dengan tempo lagu dan aturan permainan lagu lainnya.
Daftar Pustaka
[1] _____, “Notasi Musik”,2014. Tersedia di: www.id.wikipedia.org/ wiki/ Notasi_musik. Diakses pada: 09.19 WIB 19 Desember 2014. [2] Goodland, Mike, “SSADM: A Practical Approach – Version 4”,
Berkshire: McGraw-Hill, 1995.
[3] Alter, Steven, “Information Systems - A Management Perspective”, USA: The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc.
[4] Kumpulan partitur laguInformatics Angklung Orchestra.
Biodata Penulis
Siti Fauzia Khairunnisa, mahasiswa kelompok keilmuan Sistem Informasi, Program Studi Teknik Informatika Universitas Pasundan Bandung. Pemain musik angklung diInformatics Angklung Orchestra.
Shanti Herliani, pengajar di Program Studi Teknik Informatika Universitas Pasundan, yang telah menyelesaikan S1 dengan gelar Sarjana Teknik (ST) di Program Studi Teknik Informatika Universitas Pasundan. Sekarang sedang menempuh gelar S2 Magister Sistem Informasi di STMIK LIKMI Bandung.