• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

A.Menstruasi

1. Siklus menstruasi

Menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis atau normal, merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara berkala yang berasal dari mukosa uterus dan terjadi relatif teratur mulai dari menarche sampai menopause, kecuali pada masa hamil dan laktasi. Lama perdarahan pada menstruasi bervariasi, pada umumnya 4-6 hari, tapi 2-9 hari masih dianggap fisiologis (Ganong, 2003).

Seringkali menstruasi dijadikan penanda bahwa seorang perempuan telah mengalami masa pubertas atau mulainya masa seksual dewasa. Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya estrogen dan progesteron secara tiba-tiba, terutama progesteron pada akhir siklus ovarium bulanan. Dengan mekanisme yang ditimbulkan oleh kedua hormon diatas terhadap sel endometrium, maka lapisan endometrium yang nekrotik dapat dikeluarkan disertai dengan perdarahan yang normal (Guyton dan Hall, 1996).

Selama siklus menstruasi, jumlah hormon estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh ovarium berubah. Bagian pertama siklus menstruasi yang dihasilkan oleh ovarium adalah sebagian estrogen. Estrogen ini yang akan menyebabkan tumbuhnya lapisan darah dan jaringan yang tebal

(2)

diseputar endometrium. Dipertengahan siklus, ovarium melepas sebuah sel telur yang dinamakan ovulasi. Bagian kedua siklus menstruasi, yaitu antara pertengahan sampai datang menstruasi berikutnya, tubuh wanita menghasilkan hormon progesteron yang menyiapkan uterus untuk kehamilan.

Siklus menstruasi dibagi menjadi siklus ovarium dan siklus endometrium. Di ovarium terdapat tiga fase, yaitu fase folikuler, fase ovulasi dan fase luteal. Di endometrium juga dibagi menjadi tiga fase yang terdiri dari fase menstruasi, fase proliferasi dan fase ekskresi (Ganong, 2003).

Hari pertama mulainya menstruasi disebut sebagai hari pertama dari siklus yang baru. Akan terjadi lagi peningkatan FSH (Folikel Stimulating Hormone), folikel yang berkembang ini menghasilkan estrogen dalam jumlah banyak. Peningkatan estrogen yang terus menerus pada akhir fase folikuler akan menekan pengeluaran FSH. Dua hari sebelum ovulasi, kadar estrogen meningkat mencapai puncaknya, akibatnya FSH dan LH dalam serum akan meningkat dan mencapai puncaknya satu hari sebelum ovulasi. Saat yang sama pula, kadar estrogen akan kembali menurun (Jacoeb dan Ali, 1994).

Terjadinya puncak LH dan FSH pada hari ke-14, maka pada saat ini folikel akan mulai pecah dan suatu hari akan timbul ovulasi. Bersamaan dengan ini dimulailah pembentukan dan pematangan korpus

(3)

luteum yang disertai dengan meningkatnya kadar progesteron (Jacoeb dan Ali, 1994).

Awal fase luteal, seiring dengan pematangan korpus luteum. Sekresi progesteron terus menerus meningkat. Estrogen yang dikeluarkan dari folikel juga tampak pada fase luteal dengan konsentrasi yang lebih tinggi daripada pertengahan fase folikuler. Produksi estrogen dan progesteron maksimal dijumpai antara hari ke-20 dan 23. Meningkatnya kembali produksi kedua hormon tersebut merangsang berkembangnya folikel-folikel baru seiring dengan dimulainya fase folikuler (Jacoeb dan Ali, 1994).

Fase-fase endometrium terjadi pada saat yang bersamaan mencerminkan pengaruh hormon-hormon ovarium pada uterus. Pada awal fase folikuler, lapisan endometrium yang kaya akan nutrien dan pembuluh darah terlepas, inilah yang disebut fase menstruasi. Pelepasan ini terjadi akibat merosotnya estrogen dan progesteron ketika korpus luteum tua berdegenerasi pada akhir fase luteal sebelumnya.

Pada akhir fase folikuler, kadar estrogen yang meningkat menyebabkan endometrium menebal atau sering disebut dengan fase proliferasi. Setelah ovulasi, progesteron dari korpus luteum menimbulkan perubahan vaskuler dan sekretorik di endometrium yang telah dirangsang oleh estrogen untuk menghasilkan lingkungan yang ideal untuk implatasi, fase ini disebut fase sekresi. Sewaktu korpus luteum berdegenerasi, dimulailah fase folikuler menstruasi yang baru (Jacoeb dan Ali, 1994).

(4)

2. Gangguan Menstruasi

Gangguan saat menstruasi dinilai masih normal jika terjadi selama dua tahun pertama setelah haid pertama kali (menarche). Bila seorang wanita telah mendapatkan haid pertama saat berusia 11 tahun, maka diperkirakan hingga usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur. Umumnya ketidakteraturan siklus menstruasi terjadi pada waktu remaja dan menjelang menopause. Gangguan serta keluhan yang menyertai menstruasi pada kebanyakan wanita, seringkali menimbulkan pengaruh secara fisik maupun emosional ataupun kedua-duanya. Gangguan atau kelainan dalam siklus menstruasi meliputi :

a. Hipermenorea, yaitu perdarahan dengan lama haid lebih panjang dari normal (>8 hari) dengan darah haid sekitar 26-40 ml. Sedangkan hipomenorea, yaitu perdarahan dengan jumlah yang lebih sedikit dari normal serta waktu haid yang lebih singkat.

b. Polimenorea yaitu siklus menstruasi lebih pendek dari normal (kurang dari 21 hari) dengan perdarahan kurang lebih sama.

c. Oligomenorea yaitu menstruasi yang jarang dengan panjang siklus menstruasi > 35 hari.

d. Amenorea, yaitu tidak menstruasi > 3 bulan berturut-turut sejak menstruasi terakhir

e. Gangguan atau gejala yang menyertai siklus menstruasi, antara lain sindroma pra-menstruasi dan dismenorea. Dismenorea yaitu rasa nyeri di perut bagian bawah karena kontraksi otot-otot rahim saat terjadi

(5)

peluruhan dinding. Bila tidak ada kelainan ginekologi seperti endometriosis, radang panggul atau kista pada indung telur maka disebut dismenorea primer, tetapi bila disertai kelainan ginekologi disebut dismenorea sekunder (Manuaba, 1999).

3. Definisi Sindrom Premenstruasi

Sindrom premenstruasi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1931, hal tersebut tidak diacuhkan sebelumnya sampai pada saat media menyajikan tentang sindrom ini dan pada akhirnya menyita perhatian publik. Meskipun popular, pada kenyataanya sindrom premenstruasi tetap kurang dipahami dengan jelas, sehingga timbul banyak pendapat seputar diagnosis, treatment, maupun manajemennya (Mayo, 1999).

Sindrom premenstruasi adalah gejala berulang pada fase premenstruasi, gejala ini tidak tampak pada saat postmenstruasi. Gejala yang muncul meliputi fisik, tingkah laku, dan emosi. Gejala-gejala ini ada kalanya cukup berat sehingga mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Pada beberapa wanita, gejala dimulai pada saat ovulasi dan berangsur-angsur menghilang sebelum menstruasi. Sejumlah penelitian ilmiah telah dilakukan oleh para ahli guna mengungkap fenomena dari sindrom premenstruasi ini. Sindrom ini biasanya timbul satu minggu sebelum menstruasi (Dickerson, 2003).

Definisi sindrom premenstruasi adalah sekumpulan gejala fisik maupun psikologis yang dapat dirasakan cukup mengganggu yang muncul

(6)

secara berulang pada fase premenstruasi atau 2-14 hari sebelum menstruasi dan mereda pada saat menstruasi datang.

4. Usia Munculnya Sindrom Premenstruasi

Perubahan dari masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa salah satunya ditandai dengan menarche atau mentruasi yang pertama kali. Biasanya terjadi pada usia 12-13 tahun tetapi menstruasinya masih tidak teratur karena tanpa pelepasan telur. Setelah itu, sekitar usia 18-19 tahun siklus menstruasinya mulai teratur karena disertai dengan pelepasan telur (Manuaba,1999). Sindrom premenstruasi dapat terjadi pada saat setelah periode menstruasi yang tidak teratur (Burrough dan Arlene, 1997)

5. Etiologi dan Patofisiologi Sindrom Premenstruasi

Etiologi sindrom premenstruasi belum diketahui secara pasti. Salah satu teori menyebutkan bahwa sindrom premenstruasi kemungkinan disebabkan oleh:

a. Ketidakseimbangan estrogen-progesteron yang terjadi selama fase luteal. Pada wanita yang mengalami sindrom premenstruasi mengalami penurunan estrogen. Seiring dengan peningkatan progesteron pada fase luteal, suhu tubuh basal juga ikut meningkat. b. Perubahan hormonal selama fase luteal dan fase premenstruasi.

Fase-fase tersebut terjadi peningkatan kadar progesteron dan penurunan sekresi estrogen, keduanya dapat menyebabkan meningkatnya variasi emosional.

(7)

c. Pengeluaran sejumlah besar hormon progesteron oleh ovarium pada satu minggu sebelum menstruasi dapat menyebabkan perubahan psikologis, namun keadaan ini akan kembali normal segera setelah menstruasi dan tingkat hormon tersebut menurun.

d. Keseimbangan kalsium berhubungan dengan munculnya gejala-gejala gangguan efektif. Hipokalsemi dapat menyebabkan iritabilitas, kecemasan dan ketegangan, sedangkan hiperkalsemi justru menyebabkan depresi.

f. Kurangnya nutrisi seperti defisiensi vitamin B6 atau hipoglikemi karena fluktuasi kadar glukosa dan insulin. Hipoglikemi kemungkinan menyebabkan sakit kepala, lemah atau letih dan peningkatan nafsu makan.

g. Endorfin akan meningkat konsentrasinya pada fase luteal dan menurun pada saat menstruasi. Tetapi pada wanita dengan sindrom premenstruasi konsentrasinya menurun. Endorfin mempengaruhi mood seseorang sehingga gejala premenstruasi dapat dihubungkan dengan gejala penurunan mood (Dickerson, 2003).

Health Media Nutrition (2006) menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang rumit antara ketidakseimbangan hormon, stress dan kekurangan gizi yang dapat menyebabkan terjadinya sindroma ini. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sindroma pra-menstruasi, antara lain :

(8)

a. Stress

Kesehatan remaja ternyata tidak hanya terfokus pada kesehatan fisik saja tetapi juga non-fisik (mental, emosional, dan psikososial). Selain harus menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perubahan fisik, remaja juga dituntut menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar (Depkes, 2006). Tekanan dan gangguan yang muncul pada diri seseorang baik secara langsung maupun tidak, sampai pada tingkat tertentu akan mempengaruhi keseimbangan mentalnya. Jika hal itu berlangsung dalam jangka panjang, individu bersangkutan dapat kehabisan daya tahan, mengalami kelelahan mental dan pada akhirnya memasuki kondisi stress.

b. Olahraga

Olahraga merupakan pencegahan penyakit yang murah dan menyenangkan. Bila dilakukan secara teratur akan bermanfaat secara fisik (kesegaran jasmani meningkat), secara psikis (tahan terhadap stress, mampu berkonsentrasi, mengurangi keluhan sebelum haid) dan secara sosial (menambah percaya diri dan sebagai sarana berinteraksi). Olahraga juga dapat merangsang hormon endorphin yang dapat mendorong munculnya rasa gembira, tenang dan nyaman. Secara psikologis remaja putri yang mengalami menstruasi akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman dan perut yang terasa kembung. Pada beberapa remaja, keluhan tersebut tidak dirasakan. Hal ini dipengaruhi

(9)

oleh olahraga yang teratur juga nutrisi makanan yang dikonsumsi. Olahraga yang dilakukan secara teratur dapat menghilangkan ketegangan otot, kecemasan, peredaran darah lancar sehingga mencegah terjadinya rasa sakit sebelum maupun saat menstruasi (Sumosurdjono, 1996).

6. Gejala Sindrom Premenstruasi

Gejala sindrom premenstruasi memang sangat beragam, dengan tingkat keparahan yang berbeda. Ada yang mengalami gejala yang ringan saja, namun ada pula yang mengalami gejala sangat parah, baik yang termasuk gejala fisik maupun psikologis (Dickerson, 2003). Gejala-gejala tersebut adalah:

a. Gejala fisik :

1) Migraine atau sakit kepala dapat disebabkan karena hipoglikemi ataupun peningkatan tekanan intraokuler akibat menurunnya kadar estrogen.

2) Payudara terasa nyeri disebabkan karena peningkatan kadar progesteron yang menyebabkan kelenjar mammae membengkak . 3) Perut terasa penuh

4) Kram perut

5) Hotflushes atau peningkatan suhu tubuh basal akibat menurunnya kadar estrogen dan meningkatnya kadar progesteron.

(10)

6) Edema atau pembengkakan yang disebabkan karena retensi natrium akibat penurunan kadar estrogen dan progesteron serta meningkatnya kadar aldosteron.

7) Peningkatan nafsu makan yang dapat disebabkan karena hipoglikemi.

8) Peningkatan berat badan yang disebabkan karena retensi natrium akibat penurunan kadar estrogen dan progesteron serta meningkatnya kadar aldosteron.

9) Pegal pada seluruh tubuh

10)Masalah kulit, seperti jerawat karena menurunnya kadar estrogen 11)Lemah, letih, tidak bergairah karena kurangnya nutrisi seperti

defisiensi vitamin B6 atau hipoglikemi. b. Gejala Psikologis :

Gejala-gejala psikologis pada sindrom premenstruasi dapat disebabkan karena perubahan hormonal selama fase luteal dan fase premenstruasi. Fase-fase tersebut terjadi peningkatan kadar progesteron dan penurunan sekresi estrogen yang mempunyai efek neuroprotektif, keduanya dapat menyebabkan meningkatnya variasi emosional (Manuaba, 2003). Selain itu, keseimbangan kalsium dan menurunnya konsentrasi endorfin juga dapat menyebabkan beberapa gangguan afektif dan dapat mempengaruhi mood seseorang (Reeder dan Griffin, 1997). Mengacu pada pernyataan-pernyataan diatas, gejala psikologis pada sindrom premenstruasi terdiri dari:

(11)

1) Depresi, yang terdiri dari gejala utama dan gejala penyerta. Gejala utama depresi meliputi perubahan suasana hati secara drastis dalam waktu singkat, tidak bergairah, dan merasa sedih sedangkan gejala penyertanya adalah gelisah, gangguan pola tidur, pesimis, penurunan konsentrasi, menarik diri atau kesendirian, dan iritabilitas atau mudah marah, mudah tersinggung, dan mudah menangis.

2) Senang mencari kesalahan 3) Tidak ramah, rasa bermusuhan 4) Sulit mengambil keputusan 5) Mudah lupa

6) Bingung

Gejala-gejala pada sindrom premenstruasi tersebut, baik gejala fisik maupun psikologis dapat menjadi faktor penyebab absennya seorang siswa di sekolah atau karyawan dikantor, penurunan produktifitas, kesulitan dalam bersosialisasi, dan gangguan dalam gaya hidup. Berbagai macam gejala yang terlihat turut mempengaruhi aktivitas sehari-hari, termasuk yang berhubungan dengan emosi, perubahan tingkah laku, selera makan, dan efek motoriknya. Kelainan emosional yang muncul pada beberapa bentuk sindrom premenstruasi, dapat sedemikian parah sehingga mengganggu hubungan atau relasi dengan orang-orang disekitarnya, dan dapat menyebabkan tindak kekerasan (Dickerson, 2003).

(12)

B.Kepribadian

1. Pengertian kepribadian

Personality atau kepribadian berasal dari kata persona, menurut Allport (Alwisol, 2007), kepribadian adalah organisasi dinamik dalam sistem psikofisik individu yang menentukan penyesuaiannya yang unik dengan lingkungan.

Jung (Alwisol, 2007) mengemukakan kepribadian adalah mencakup keseluruhan fikiran, perasaan dan tingkah laku, kesadaran dan ketidaksadaran. Kepribadian membimbing orang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik.

Menurut Cattel (Yusuf dan Nurihsan, 2007) menganggap kepribadian sebagai suatu hal yang dapat memungkinkan prediksi tentang apa yang akan dilakukan individu dalam situasi tertentu, kepribadian berkenaan dengan perilaku yang menyeluruh baik perilaku tampak maupun tidak tampak. Kepribadian memperhatikan aspek-aspek yang tampak dari tingkah laku individu sebagai keseluruhan cara bertindak yang konsisten dari individu pada situasi tertentu.

Menurut Setyonegoro Cit Maramis (2004), kepribadian adalah ekspresi keluar dari pengetahuan dan perasaan yang dialami secara subyektif oleh seseorang. Kepribadian merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi setiap manusia, yang mencerminkan corak kebiasaan seseorang dalam mengadakan reaksi terhadap segala rangsangan

(13)

(baik dari luar maupun dari dalam dirinya), sehingga setiap individu mempunyai ciri yang saling berbeda.

Menurut Maramis (2004) terdapat tiga kelompok kepribadian, yaitu pengertian populer, falsafah, dan empirik. Kepribadian dalam arti kata populer sama dengan kualitas seseorang yang menyebabkan seseorang disenangi atau tidak disenangi oleh orang lain. Kepribadian dalam arti falsafah ialah sesuatu yang rasional (dapat berpikir, mempunyai daya penalaran) dan individual (merupakan satu kesatuan yang dapat berdiri sendiri, mempunyai ciri-ciri khas). Kepribadian merupakan inti manusia yang mengatur serta mengawasi perilaku yang tidak dapat dilihat oleh orang lain dan merupakan penyebab utama segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia. Kepribadian dalam arti kata empiris ialah jumlah perilaku yang dapat diamati dan yang mempunyai ciri-ciri biologik, psikologik, sosiologik, dan moral yang khas baginya, yang dapat membedakannya dengan kepribadian yang lain.

Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan satu kesatuan fungsional yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan

(14)

ketrampilan, mereka akan semakin matang dan mantap kepribadiannya (Depkes cit Kuncoro, 2002).

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu lainnya serta membimbing individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik.

2. Tipe kepribadian a. Teori Jung

Jung (dalam Suryabrata, 1990) mengungkapkan bahwa pada dasarnya dalam diri individu terdapat dua kecenderungan tipe kepribadian yang berlawanan arah, namun salah satu kecenderungan tampak dominan. Dalam hal ini Jung melihat keterkaitan antara individu sebagai subjek dengan lingkungan sekitar sebagai objek perhatian dan perilakunya.

b. Teori Eysenck

Menurut Eysenck (Alwisol, 2007), kepribadian sejumlah besar ditemukan oleh pembawaan sejak lahir, keadaan lingkungan dapat memperbaiki keseimbangan, tetapi pengaruhnya sangat terbatas. Faktor pembawaan atau genetik ini dalam perkembangannya akan membentuk pola unik yang kemudian menentukan bentuk, tingkah laku, kepribadian juga kecerdasan seseorang.

(15)

c. Teori Friedman dan Rosenman

Menurut Robbinson (2003) dan Taylor (2006) teori kepribadian menurut Friedman dan Rosenman dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Tipe kepribadian A

Ciri-ciri orang yang memiliki tipe kepribadian A : a) Selalu bergerak, berjalan, dan makan dengan cepat b) Merasa tidak sabar

c) Berjuang untuk berpikir atau melakukan dua hal atau lebih secara terus menerus atau melakukan pekerjaan yang berbeda-beda dalam waktu yang sama

d) Tidak dapat mengatasi waktu untuk bersantai e) Ambisius

f) Kritis terhadap diri sendiri g) Bersaing atau kompetitif h) Permusuhan (mudah marah) i) Agresif

j) Suka mendahului k) Tidak mudah puas

l) Mengharapkan penghargaan m) Tegas

2. Tipe kepribadian B

Kebalikan dari orang berkepribadian A adalah tipe kepribadian B. Ciri-ciri dari orang tipe B :

(16)

a) Tidak pernah merasa tertekan

b) Tidak terburu-buru karena keterbatasan waktu

c) Merasa tidak perlu memperlihatkan atau mendiskusikan keberhasilan mereka

d) Tidak merisaukan posisi e) Tidak kompetitif

f) Dapat bersantai tanpa merasa bersalah g) Berbicara dan bersikap lebih tenang

h) Lebih terbuka untuk memperluas pengalaman hidup 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian

Menurut Yusuf dan Nurihsan (2007) faktor yang mempengaruhi kepribadian yaitu :

a. Faktor genetik

Kromosom manusia yang berjumlah 46 di dalamnya terdapat beribu-ribu gen yang mengandung sifat-sifat fisik dan psikis individu atau yang menentukan potensi-potensi hereditasnya. Masa dalam kandungan dipandang sebagai saat (periode) yang kritis dalam perkembangan kepribadian, tetapi juga sebagai masa pembentukan kemampuan-kemampuan penyesuaian individu terhadap kehidupan setelah kelahiran. Gen tidak secara langsung berpengaruh terhadap kepribadian, karena yang dipengaruhi secara langsung adalah kualitas sistem syaraf, keseimbangan biokimia tubuh dan struktur tubuh.

(17)

b. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang mempengaruhi kepribadian adalah : 1) Keluarga

Keluarga dipandang sebagai penentu utama pembentukan kepribadian anak. Alasannya adalah keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak, anak banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga, dan para anggota keluarga merupakan significant people bagi pembentukan kepribadian anak. Suasana keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak.

2) Kebudayaan

Setiap kelompok masyarakat (bangsa, ras, atau suku) memiliki tradisi, adat, atau kebudayaan yang khas yang mempengaruhi setiap warganya baik yang menyangkut cara berfikir (cara memandang sesuatu), cara bersikap, atau cara berperilaku. Pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian dapat dilihat dari perbedaan antara masyarakat modern, yang gaya hidupnya maju dengan masyarakat primitif, yang budayanya masih sederhana. Perbedaan ini terlihat dari gaya hidupnya seperti dalam cara makan, berpakaian, memelihara kesehatan, berinteraksi, pencaharian dan cara berfikir.

(18)

3) Sekolah

Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kepribadian anak. Faktor-faktor yang dipandang berpengaruh itu diantaranya sebagai berikut :

a) Iklim emosional kelas

Kelas yang iklim emosinya sehat (guru bersikap ramah dan respek terhadap siswa dan begitu juga perilaku sesama teman) memberikan dampak positif bagi perkembangan psikis anak, seperti merasa nyaman, bahagia, mau bekerja sama, termotivasi untuk belajar, dan mau menaati peraturan. Sedangkan kelas yang iklim emosinya tidak sehat (guru bersikap otoriter, dan tidak menghargai siswa) berdampak kurang baik bagi anak, seperti masa tegang, nervous, sangat kritis, mudah marah, malas untuk belajar, dan berperilaku yang mengganggu ketertiban.

b) Sikap dan perilaku guru

Sikap dan perilaku guru tercermin dalam hubungannya dengan siswa. Sikap dan perilaku guru, secara langsung perhatiannya terhadap siswa. Secara tidak langsung pengaruh guru ini terkait upayanya membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan penyesuaian sosialnya.

(19)

c) Disiplin (tata tertib)

Tata tertib ini ditujukan untuk membentuk sikap dan tingkah laku siswa. Disiplin yang otoriter cenderung mengembangkan sifat-sifat pribadi siswa yang tegang, cemas, dan antagonistik. Disiplin yang permisif, cenderung membentuk siswa yang kurang bertanggung jawab kurang menghargai otoritas dan egoistis, sementara disiplin yang demokratis, cenderung mengembangkan perasaan berharga, merasa bahagia, perasaan tenang, dan sikap bekerja sama.

d) Prestasi belajar

Perolehan prestasi belajar atau peringkat kelas dapat mempengaruhi peningkatan harga diri dan sikap percaya diri siswa.

e) Penerimaan teman sebaya

Siswa yang diterima oleh teman-temannya, dia akan mengembangkan sikap positif terhadap dirinya, dan juga orang lain. Dia merasa menjadi orang yang berharga.

(20)

C. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori

Sumber : Robinson (2003) dan Taylor (2006) ; Yusuf dan Nurihsan (2007) dan Dickerson (2003)

Kepribadian A :

1. Bergerak dengan cepat 2. Tidak sabar

3. Melakukan dua hal atau lebih dalam waktu yang sama

4. Tidak dapat santai 5. Ambisius 6. Kritis

7. Bersaing atau kompetitif

8. Permusuhan : mudah marah

9. Agresif

10. Suka mendahului 11. Tidak mudah puas

12. Mengharapkan penghargaan

Kepribadian B : 1. Tidak tertekan 2. Tidak terburu-buru

3. Tidak mendiskusikan keberhasilan mereka

4. Tidak merisaukan posisi 5. Tidak kompetitif 6. Dapat bersantai

7. Berbicara dengan sikap tenang 8. Lebih terbuka

Sindrom premenstruasi : Gejala fisik :

1.Migraine

2. Payudara terasa nyeri 3. Perut terasa penuh 4. Kram perut

5. Peningkatan nafsu makan 6. Peningkatan berat badan 7. Pegal pada seluruh badan 8. Jerawat

9. Lemah Gejala psikologi :

1. Depresi, tidak bergairah, sedih, penurunan konsentrasi, menarik diri dan mudah marah, mudah tersinggung dan mudah menangis.

2. Senang mencari kesalahan 3. Tidak ramah, rasa bermusuhan 4. Sulit mengambil keputusan 5. Mudah lupa

6. Bingung

Faktor yang mempengaruhi kepribadian : 1. Faktor Genetik

2. Faktor Lingkungan a. Keluarga

b. Kebudayaan

c. Sekolah (Iklim emosional kelas ; sikap dan perilaku guru ; disiplin ; prestasi belajar ; penerimaan teman sebaya)

(21)

D. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep

E. Hipotesis

Sindrom premenstruasi pada tipe kepribadian A dan tipe kepribadian B mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto angkatan 2009-2010.

Kepribadian A Kepribadian B

Gambar

Gambar 1. Kerangka Teori
Gambar 2. Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Apabila terjadi perpeloncoan maupun kekerasan lainnya dalam pengenalan lingkungan sekolah maka pemberian sanksi mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 82

Yang Yang dimaksud dimaksud dengan dengan Orogene Sumatra adalah busur pengunungan yang terbentuk pada Mesozoikun atas dengan busur Orogene Sumatra adalah busur pengunungan

Guru membuat jembatan untuk mengantarkan pembelajaran dengan mengaitkan makna dari iklan tersebut dengan materi berikutnya tentang jenis usaha ekonomi yang dikelola sendiri

1. Praktik penerapan denda 2,5% Secara garis besar telah sesuai dengan apa yang diamanatkan oleh undang-undang yaitu undang undang No. Akan tetapi penerapan tersebut masih

Dengan demikian, hasil analisis data kuantitatif yang menunjukkan bahwa terjadi penurunan tarif pajak efektif kini setelah amnesti pajak mencerminkan bahwa

Berdasarkan hasil dari pengamatan mortalitas rayap selama 7 hari dan pengamatan pengurangan berat kertas uji dari minyak atsiri kulit buah jeruk dan insektisida

Dengan berbagai alasan dan pandangan masyarakat itu maka dapat dilihat bahwa yang melatarbelakangi judi togel tetap bertahan di Kecamatan Tobelo diantaranya yaitu

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa S1. Tujuan utama dari kegiatan PPL ini adalah untuk