Perpustakaan Mum.. STAIN Salatiga
» >
W
I |||||||||
06TD1009644.01
PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM
KELUARGA TERHADAP PERILAKU
BERAGAMA SISWA SMP NEGERI 02
KANGKUNG KENDAL
TAHUN 2005/2006
S K R I P S I
Disusun Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Saijana Dalam Ilmu Tarbiyah
O 1 e h :
M U F I D A H
NIM : 114 03 008
JU R U SA N T A R B IY A H
P R O G R A M ST U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I
S A L A T I G A
2006
D E P A R T E M E N A G A M A Rl
S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.idDrs. Imam Baihaqi, M.Ag
Yth. K etua STAIN Salatiga di Salatiga
Assalamu'alaikum, wr, wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari:
Nama : Mufidah
NIM : 114 03 008
Progdi : Tarbiyah / PAI
DEPARTEMEN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721
Website: www.stainsalatisa.ac.id Emai 1 :administrasi(a)stainsalalisa.ac.id
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudari : MUFIDAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 114 03 008
yang berjudul :"PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU BERAGAMA SISWA SMP
NEGERI 2 KANGKUNG KENDAL TAHUN 2005 / 2006", Telah
dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Sabtu, 4 Maret 2006 yang bertepatan dengan tanggal
4 Safar 1 4 2 7 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.4 Maret 2006 M Salatiga,
---4 Safar 1---427 H
MOTTO
7R.aiMa/i <icyaCa, 6&ie*ttpata*t (
"ifyldup ada(a& <uiattc &c<ic*KfiataH.
t7H&ic6a (fatty Mta jtt p a d a uttuutcttya
/td a la A ntvic6a, (fatty (kn&cdia
'TftclaJcuPaK cOx*t foicuii
PERSEMBAHAN
f
f. M- $y6*fyd*4
v|^6
kJ
fy^.
^ itA ^ tM s H f .Y id * ,
“I-(>m > % *& ***')
X fr h ’A * ' ■O '/y fa M to ' ^ 4 ^ 6 * J c t h f r i*
$6&6irJ&-46&Afr-£tfoiA,
(#f
*4, a^64* ^ 4 t & 6 t A * ' 4 i * & 4 1 * j t 4 A A ' 4 h > A J > 4 * ^ 4 * '\
jUl
f ^ l t i * ' A i^ v » K + M ^ / V v C ^ ,
11*%***, U%*, M ****, Uif^t, A***
K/U* S x fo b * '
{ \b * \C * t * * * ' w y * * * '
f^*-KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita. Amin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Penulis skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana dalam pendidikan agama Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga dengan' judul : ’’PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU BERAGAMA, SISWA KELAS II SMP NEGER1 02 KANGKUNG KENDAL”.
Penulis menyadari sedalam-dalamnya bahwa tersusunnya skripsi ini bukan atas kemampuan dan usaha penulis semata. N am unjugaberkatbantuan dari berbagai pihak untuk itu pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih k ep ad a:
1. Bapak Drs. Badwan, M. Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs. Kastolani, M. Ag., selaku Ketua Program Studi Ekstensi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
3. Bapak Drs. H. Imam Baihaqy, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing penyusunan skripsi ini.
4. Dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali berbagai ilmu dan pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
5. Petugas perpustakaan STAIN Salatiga, yang telah memberikan pelayanan kepustakaan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala sekolah, guru / karyawan dan siswa SMP Negeri 02 Kangkung yang telah berkenaan memberikan ijin dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.
7. Yang tercinta dan terhormat ayah H. Saifudin (Aim), ibunda Hj. Nadhirah, nenek, saudara-saudaraku tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang, perhatian, dorongan serta do’a untuk keberhasilan penulis menimba ilmu. 8. Sahabatku 'm ba’ O lief yang telah membantu riwa-riwinya dan
pengorbanannya serta memberikan semangat dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabatku yang telah membantu dan senantiasa memberikan semangat dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Rizqy Comp yang telah membantu mengetik dalam penyusunan skripsi ini. 11. Rekan-rekanku sepeijuangan dan segenap civitas S PAIN Salatiga.
12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi yang sederhana ini masih jauh dari sempuma dan masih terdapat kekurangan. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
A m ien . . . .
Salatiga, 25 Pebruari 2006 P e n u l i s
Mufidah NIM : 114 03 008
DAFTARISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
B A B I : .PENDAHULUAN A. Tatar Belakang Masalah ... 1
B. Penegasan Istila h ... 5
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Hipotesis ... 8
E. Tujuan Penulisan Skripsi ... 8
F. Metode Penelitian ... 9
G. Sistematika Penulisan Skripsi ... 12
B A B I I : LANDASAN TEORI A. Pendidikan dalam Keluarga ... 14
1. Pengertian Pendidikan ... 14
2. Tanggungjawab Orang Tua terhadap Pendidikan
Agama Anak ... 15
3. Pendidikan Agama pada Anak ... 17
B. Perilaku Beragama ... 17
1. Pengertian Perilaku Beragama ... 17
2. Aspek-Aspek Perilaku Beragama Islam ... 18
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Beragama ... 25
C. Hubungan Pendidikan Agama dalam Keluarga terha dap Perilaku Beragama Anak ... 34
B A B I I I : LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP N 2 Kangkung ... 37
1. Sejarah Berdirinya ... 37
2. Letak Geografis ... 38
3. Keadaan Guru dan Karyawan ... 39
B. Data Khusus Hasil A n g k et... 42
1. Data tentang Pendidikan Agama dalam Keluarga 42 2. Data tentang Perilaku Beragama ... 44
B A B IV : ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan ... 47
B. Analisis Uji Hipotesis ... 55
C. Analisis Lanjut ... 59
A. Kesimpulan B. Saran-Saran C. Penutup
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN B A B V : PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena pendidikan memiliki cakupan yang sangat luas yaitu selain mengasuh, mendidik atau memelihara anak, pendidikan juga merupakan pengembangan ketrampilan, pengetahuan maupun kepandaian melalui pengajaran, latihan-latihan atau pengalaman, lebih jauh pendidikan juga dapat mengembangkan intelektual serta akhlak anak didik yang diiakukan secara bertahap.
Sementara itu tujuan pendidikan Islam secara garis besamya adalah membina manusia agar menjadi hamba Allah yang sholeh dengan seluruh aspek kehidupan, perbuatan, pikiran dan perasaanya.1
Pendidikan berarti proses penyampaian nilai-nilai baik sosial masyarakat maupun moral keagamaan yang kemudian dilanjutkan dengan proses pemahaman, penghayatan, dan pengalaman terhadap nilai-nilai tersebut, sebagaimana yang telah ia telah terima, sehingga ia dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan pribadinya semaksimal mungkin.
Perkembangan pribadi (perilaku) anak dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal, baik lingkungan sekolah, masyarakat, keluarga tempat dimana anak menerima pendidikan dan pengajaran secara informal.
'Zakiyah Darojat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta, Ruhama. 1993. him. 35
2
Dalam ketiga lingkungan tersebut perilaku anak terbentuk lewat pergaulan dan pendidikan. Apabila pendidikan yang diberikan oleh ketiga lingkungan tersebut baik, maka akan menjadikan dan sebaliknya apabila pendidikan yang di terima di lingkungan jelek maka anak akan menjadi jelek pula.
Mengingat hal tersebut maka perilaku seseorang akan menjadi tolak ukur sebagai diri seseorang apabila perilakunya baik maka akan mencerminkan pribadi yang baik, begitu pula sebaliknya. Sehingga untuk mewujudkan tujuan yakni perilaku yang baik maka memerlukan usaha sadar secara bertanggung jawab oleh si pendidik.
Dalam hal ini peran serta keluarga dimana pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama, tempat anak didik pertama- tama menerima pendidikan dan bimbingan dari orangtuanya atau anggota keluarga lain.2 Dan mereka yang pertama mengajarkan kepada anak pengetahuan akan Allah, pengalaman tentang pergaulan manusiawi dan kewajiban memperkembangkan tentang jawaban terhadap diri sendiri dan } terhadap orang lain.3 Disinilah sangat penting bagi keluarga untuk
melaksanakan tanggungjawab untuk mendidik dan memelihara anak-anaknya Dalam Al-Quran surat At- Tahrim : 6
2Zuhairimi, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 1995, him. 177
3
o v * > t T i f j u i kOkPA^saSllCT r*. \> ^ ^
”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At- Tahriin: 6 )4
Dimana pengalaman religius seorang anak erat dengan sikap terhadap agama dan keyakinan diperlihatkan didalam rumah. Anak yang tumbuh dalam lingkungan rumah yang tidak religius biasanya mendapatkan pandangan atau pemikiran tcntang Tuhan dan agama dari kawan-kawan sepermainan, guru atau sahabat yang pendidikan rumah mereka disertai bahwa orang tua sangat berperan dalam keyakinan keagamaan seorang anak.5
Pendidikan agama dalam keluarga memiliki peran sangat penting, mengingat bahwa pengalaman-pengalaman keagamaan yang dialami anak pada masa kanak-kanak sampai remaja, dimana pada masa remaja adalah masa yang tidak stabil dimana siswa tingkat pertama adalah remaja yang baru mengalami masa transisi dari perkembangan masa kanak-kanak menuju dewasa.
Sebagaimana dikatakan Zakiyah Darojat bahwa: “Umur remaja adalah umur peralihan dari anak menjelang dewasa, yang merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa persiapan untuk memasuki umur dewasa, problemanya tidak sedikit.6
4R.H. Soenarjo, Al-Q ur’an dan Terjemah, hlm.951
3Yedi Kumiawan, Penting Pendidikan Anak Sejak Dini, Jakarta, Grasindo, 1999, hlm.24
4
Dan juga asalnya dari keluarga yang latar belakangnya berbeda antara siswa yang satu dengan yang lain, sehingga mengakibatkan pendidikan tentang agama yang mereka perolehpun berbeda, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi perilaku muncul karena adanya pendidikan yang mereka peroleh dalam keluarga.
Pendidikan atau pengalaman yang diterima oleh anak masih dalam penguasaan keluarga, dalam hal ini pendidikan Islam bertujuan untuk mengembangkan potensi, baik jasmaniah atau rohaniyah. emosional atau intelektual, serta ketrampilan agar manusia-manusia yang berfikir bebas sehingga dapat mempertanggungjawabkan amal perbuatan sendiri di hadapan Allah.
Adapun tujuan pendidikan yang lain vaitu menumbuhkan dan mengembangkan ketaqwaan kepada Allah, menumbuhkan sikap dan jiwa >ang selalu beribadah kepada Allah membina memupuk akhlaq, menciptakan bangsa yang selalu amar ma’ruf dan kesadaran ilmiah.7
Maka penanaman pendidikan agama dalam keluarga sangat dibutuhkan | dan dilaksanakan sedini mungkin. Dari setiap stimulus yang datang dan
diterima oleh anak dari orang dewasa haruslah mengandung unSur-unsur pendidikan yang kondusif dengan memberikan nilai-nilai vang positif bagi perkembangan anak dan pengaruh lingkungan yang positif dan yang mendidik.
5
B. Penegasan istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami pengertian
yang sebenamya dari judul skripsi ini, berikut akan penulis jelaskan pengertian istilah-istilah yang ada didalamnya hingga membentuk suatu pengertian yang utuh yaitu:
1. Pengaruh
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pengaruh berarti daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan, atau perbuatan seseorang.8
2. Pendidikan Agama
Pendidikan mempunyai arti proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan9. Sedangkan agama adalah: segala usaha berupa bimbingan yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitroh keberagamaan subjek didik agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.10
3. Keluarga
Keluarga berarti sekumpulan orang yang hidup dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin, sehingga terjadi saling mempengaruhi, memperhatikan, menyerah
8 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Apolo, Surabaya, 1997, hlm.484
9 Ibid, him. 169
6
diri, melengkapi dan menyempurnakan diri itu terkandung perealisasian peran dan fungsi sebagai orang tua dalam esensi keluarga.11
Jadi pendidikan agama dalam keluarga adalah bimbingan orang tua terhadap perkembangan dan pertumbuhan baik jasmani maupun rohani, maka pendidikan agama dalam keluarga bertujuan membentuk manusia seutuhnya sesuai dengan syariat Agama Islam.
Adapun indikator dan variabel ini adalah: a. Mendidik anak melaksanakan ibadah sholat. b. Mendidik anak melaksanakan puasa Ramadhan. c. Mengenalkan hukum-hukum jual beli. * d. Mendidik anak dengan akhlak terpuji. _
e. Membiasakan anak untuk berdo’a dan membaca Al-Qur’an. 4. Perilaku Beragama
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap) tidak hanya badan tetapi dengan ucapan.12
11 Drs. Muh. Shohib, Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri, Rineka Citra, Jakarta, 1998, him. 17-18
7
Beragama atau keagamaan yaitu segala sesuatu mengenai agama 13 jadi perilaku beragama adalah perbuatan individu baik berupa sikap maupun tingkah laku dalam menjalankan kewajiban yang bertalian dengan ketuhanan, dengan pengarahan dan bimbingan yang diperoleh seorang anak dari kedua orangtuanya.
Sedangkan indikator dari perilaku keagamaan yang merupakan variabel terikat yaitu:
a. Menjalankan sholat fardhu b. Puasa dibulan Ramadhan c. Mengikuti pengajian d. Membaca A1 Qur’an
e. Akhlak mulia: sopan santun, jujur, penolong, pemaaf.
Dengan demikian maksud judul skripsi ini yaitu : suatu kegiatan penelitian yang berusaha mengetahui seberapa jauh “Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga Terhadap Perilaku Beragama Siswa SMP 2 Kangkung Kendal”.
C. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, penulis mengangkat tiga pokok permasalahan dalam penelitian ini:
8
1. Bagaimana pendidikan agama dalam keluarga para siswa SMP 2
Kangkung Kendal.
2. Bagaimana perilaku beragama siswa SMP 2 Kangkung Kendal.
3. Adakah pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku beragama siswa SMP 2 Kangkung Kendal.
D. Hipotesis
Hipotesa merupakan jawaban sementara suatu penelitian yang harus diuji kebenarannya dengan riset. Oleh karena itu hipoptesis adalah ’’dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah”. 14
Adapun hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Bahwa pendidikan agama dalam keluarga berpengaruh terhadap perilaku beragama siswa SMP 2 Kangkung Kendal”.
E. Tujuan Penulisan Skripsi
Adapun tu juan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejauhmana tingkat pendidikan agama dalam keluarga
terhadap perilaku beragama pada siswa SMP 2 Kangkung Kendal.
2. Untukmengetahui sejauhmana perilaku beragama siswa SMP 2 Kangkung Kendal.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh positif pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku beragama siswa SMP 2 Kangkung Kendal.
9
F. Metode Penelitian
1. Metode Penentuan Subjek a. Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari individu yang hendak diselidiki, 15 sedangkan yang dimaksud sampel adalah sejumlah individu yang diambil dari populasi untuk mewakilinya. 16 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah: seluruh siswa siswi SMP 2 Kangkung, Adapun yang menjadi sampel sebanyak 20 % dari 200 siswa kelas 11 jadi sampelnya adalah 40 responden.
2. Metode Pengumpulan Data a. Angket
Angket adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti.17
Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data yang mempunyai tujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku beragama siswa.
b. Metode Observasi
Adalah metode dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki.18
15Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA., Metodologi Research, Jilid I. Andi Offset, Yogyakarta, 1980, him. 70
i6Ibid., him. 71
17Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yavasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM Yogya, him. 136
10
Metode tersebut akan memberikan gambaran umum mengenai tentang perilaku siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. c. Metode Interview
Interview adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan
19 berlandaskan kepada tujuan penyelidikan.
Metode ini penulis gunakan untuk menanyakan kegiatan keagamaan yang berkaitan dengan perilaku beragama siswa SMP 2 Kangkung Kendal.
d. Metode Dokumentasi
Dokumentasi berarti kumpulan data verbal yang berbentuk tulisan.20 Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data terkait sesuai dengan va.ig dibutuhkan dari beberapa informasi di SMP 2 Kangkung Kendal.
3. Metode Analisa Data
Untuk menganalisa data yang telah terkumpul digunakan analisa statistic dengan minus sebagai berikut:
a. Rumus Prosentase
F
P = --- X 100% N 9
l9Kuncoroningrat, Melode-melode Penelitian Masyarakat. Gramedia. Jakarta. Cet VIII, 1986, him.46
~°Op.Cit, him.36
11
Keterangan:
P = Angka prosentase yang diberi
F = Frekuensi dari jawaban N = Jumlah responden
Rumus ini digunakan untu'c mengetahui pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku beragama siswa SMP Negeri 2 Kangkung Kendal tahun 2005.
b. Rumus Korelasi Product Moment
Dalam mengolah data, penulis menggunakan analisa data kuantitatif :
rxy = Koefisien korelasi antara x dan y x = Skor variabel x
y = Skor variabel y N = Jumlah responden x2 = Hasil kuadrat variabel x y2 = Hasil kuadrat variabel y xy = Produk dari x kali y E = Sigma (Jumlah) rxy =
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah B. Penegasan Istilah C. Rumusan Masalah D. Hipotesis
E. Tujuan Penulisan Skripsi F. Metode Penelitian
G. Sistematika Penulisan Skripsi BAB II : LANDASAN TEORI
A. Pendidikan Dalam Keluarga 1. Pengertian Pendidikan
2. Tanggungjawab Orang Tua terhadap Pendidikan Agama Anak
3. Pendidikan Agama pada anak. B. Perilaku Beragama
1. Pengertian Perilaku Beragama
2. Aspek-Aspek Perilaku Beragama dalam Islam
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Beragama.
C. Hubungan Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap Perilaku Beragama Anak
BAB III
BAB IV
BAB V
■
13
: LAPORAN HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini dibicarakan sejarah berdirinya, letak geografis, keadaan guru dan karyawan, data pendidikan agama dalam keluarga dan perilaku beragama siswa SMP.
: ANALISA DATA A. Analisis Pendahuluan B. Analisis Uji Hipotesis C. Analisis Lanjut : PENUTUP
B A B II
LANDASAN TEORI
A. Pendidikan Agama Dalam Keluarga
1. Pengertian pendidikan
Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam
mengembangkan sumber daya manusia. Pendidikan antara lain memberi
peluang kepada seseorang untuk memiliki ilmu pengetahuan, karena
manusia hidup lepas dari pendidikan. Pendidikan merupakan sarana untuk
mencapai kemajuan bagi manusia.
Dalam konteks ini, pendidikan yang penulis maksudkan adalah
pendidikan agama Islam, menurut Achmadi Pendidikan Islam adalah:
“Segala usaha untuk mengembangkan fitrah manusia dan sumber
daya insani menutut terbentuknya insan kami sesuai dengan norma Islam.
Dimaksud insan kami adalah “orang-orang yang bertaqwa” yang terefleksi
dalam perilaku".1
Adapun ftmgsi pendidikan Islam adalah untuk mengembangkan
fitrah dan sumber daya insani.2
Tujuan pendidikan Islam dapat dipeijelas sebagai upaya untuk
membimbing dan membentuk manusia menjadi hamba Allah yang shaleh,
teguh imannya, taat beribadah dan berakhlak terpuji.
1 Drs. Achmad, Ilmu Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisanga, 1987,
him. 10. ■
2 Ibid, him. 11
15
Pendidikan agama memegang peranan penting dalam membentuk
pribadi dan watak seseorang, baik buruknya seseorang tergantung kepada
kebiasaan dan pendidikan yang diterimanya dalam keluarga. Dapat
diartikan bahwa pendidikan memegang peranan penting dalam
menertibkan tata sosial dalam masyarakat.
Proses pendidikan yang mampu membentuk sikap anak,
memerlukan perhatian yang serius dari seluruh anggota keluarga.
Proses mendidik bukan hanya diberikan pada saat memasuki usia
sekolah atau disaat mereka memasuki usia remaja tapi sejak anak dalam
kandungan, ketika anak disusui, ketika anak belajar beijalan, mulai
berbicara sampai menjelang dewasa, peranan keluarga dalam membentuk
perilaku anak sangat penting untuk diperhatikan.
2. Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan agama anak
Orang tua merupakan pendidikan utama dan pertama bagi anak-
anak karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan.
Dengan bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan
keluarga.
Pada umumnya pendidikan dalam keluarga itu bukan berpangkal
tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan dari
mendidik melainkan karena secara kodrati suasana dan sturuktumya
16
untuk terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan timbal balik antara
orang tua dan anak.3
Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan
berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Sejak dilahirkan ke dunia
mulailah ia menerima didikan dan perlakuan-perlakuan. Mula-mula dari
ibu bapaknya kemudian dari anggota keluarga yang lain. Semua itu ikut
memberikan dasar-dasar pembentukkan kepribadiannya.
Mendidik anak itu tidak bisa hanya dilakukan oleh satu orang atau
aspek saja. Mendidik anak harus menyeluruh meliputi jasmaniyah,
rohaniyah, akal, kasih sayang dan ilmu pengetahuan.
“Apabila pendidikan agama itu tidak diberikan kepada si anak
sejak kecil, maka akan sukarlah baginya untuk menerimanya nanti kalau ia
dewasa. Karena dalam kepribadiannya yang terbentuk sejak kecil itu tidak
terdapat unsur-unsur agama".4
Dari uraian di atas, tanggungjawab bukan hanya hasil akhir suatu
perbuatan. Dalam konteks ini tanggungjawab perilaku keagamaan anak
merupakan persoalan yang tidak dapat dilepaskan dari persoalan
pendidikan terhadap anak. Proses pendidikan yang mampu membentuk
sikap anak, memerlukan sikap dan perhatian yang serius dari orang tua.
17
3. Pendidikan agama pada anak
Pendidikan agama merupakan masalah yang sangat penting dalam
mendidik anak. Semakin banyak pengalatnan beragama semakin banyak
pula unsur agama dalam pribadi anak.
Apabila dalam diri anak terdapat banyak unsur agama, maka sikap
dan cara menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama.
Pengasuhan dan pendidikan dilingkungan keluarga lebih diarahkan
kepada penanaman nilai-nilai moral keagamaan, pembentukan sikap dan
perilaku yang diperlukan agar anak-anak mampu mengembangkan dirinya
secara optimal, penanaman nilai-nilai moral agama ada baiknya diawali
dengan pengenalan simbol-simbol agama, tata cara ibadah (shalat, bacaan
Al-Qur'an, doa-doa dan seterusnya).
B. Perilaku Beragama
1. Pengertian perilaku beragama
Sebelum membahas apa yang dimaksud dengan perilaku
keagamaan terlebih dahulu penulis kemukakan pengertian tentang
perilaku.
Dari segi bahasa "perilaku" adalah tanggapan atau reaksi individu
terhadap rangsangan atau lingkungan.5
18
Menurut Hasan Langgulung; perilaku adalah segala aktivitas
seseorang yang dapat diamati.6
Jadi "perilaku" merupakan reaksi yang ditempatkan seseorang
manakala dihadapkan kepada situasi tertentu.
Sedangkan secara istilah agama dapat didefinisikan sebagai
berikut: Menurut Abudin Nata, agama adalah ajaran yang berasal dari
Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci
yang turun temurun diwariskan oleh suatu generasi ke generasi dengan
tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar
mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.7
Jadi perilaku beragama adalah suatu tingkah sebagai reaksi atau
tanggaan yang dilakukan dalam suatu sitauasi yang dihadapinya yang
didasarkan atas kesadaran adanya Tuhan Yang M aha Esa. Dalam
kaitannya perilaku beragama adalah serangkaian tingkah laku seseorang
yang dilandasi oleh ajaran-ajaran agama Islam.
2. Aspek-aspek perilaku beragama dalam Islam
Perilaku beragama pada dasamya bukan hanya teijadi ketika
seseorang melakukan aktivitas ritual (beribadah) tetapi juga ketika
melakukan aktivitas lain. Disamping juga bukan hanya aktivitas yang
berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dapat dilihat mata, tapi juga
aktivitas yang tidak tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Menurut
Glock dan Stark seperti yang dikutip Djamaludin Ancok ada lima macam
6 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, Bandung : Al- M a'arif, 1985, him. 139
dimensi keberagamaan, yaitu "Dimensi keyakinan (ideologi) dimensi
peribadatan atau praktek agama (ritualistik), dimensi penghayatan
(expererensial), dimensi pengalaman (konsekuensial), dan dimensi
g
pengetahuan agama (intelektual)".
Dalam pembahasan ini yang penulis jadikan indikator adalah aspek
ibadah dan akhlak.
a. Aspek ibadah
Aspek ibadah adalah semua yang dilakukan atau
dipersembahkan untuk mencapai keridloan Allah SWT dan
mengharapkan imbalan pahala di akhirat kelak.8 9
Dalam pembahasan ini ibadah dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Ibadah mahdlah
Ibadah Mahdlah adalah yang mengandung hubungan
dengan Allah SW T semata-mata yakni hubungan vertikal dan
hanya terbatas pada ibadah-ibadah khusus.10
a) Shalat
Kata shalat secara etimologi berarti do'a. Adapun
shalat, secara terminologis adalah seperangkat perkataan dan V9
8 Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islam, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1994, him. 77.
9 Abdul Aziz Dahlan, et, al-Ensklipodia Hukum Islam, Jakarta, Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996, him. 592.
20
perbuatan yang dilakukan dengan beberapa syarat tertentu,
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam .11
Shalat berfungsi membersihkan diri dan
Artinya : ....dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan m ungkar.... (QS. Al-Ankabut: 4 5 )'2
b) Puasa
Puasa (shaum) menurut bahasa menahan dari segala
sesuatu, seperti menahan makan, minum, nafsu menahan
bicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya.
Sedangkan menurut istilah adalah menahan diri dari
12 Soenardjo, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Jakarta, Departemen Agama Republik Indonesia, 1993, him. 635.
21
Li r nr f Oi ji cn nJr i i #
u
0 A T : S ji-J» ).0j & ^
Artinya : H ai orang-orang yang beriman, diw ajibkan alas kamu berpuasa sebagaim ana diw ajibkan alas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS. Al-Baqarah: 183).14 15
2) Ibadah ghoiru mahdlah
Ibadah Ghoiru Mahdlah adalah ibadah yang tidak hanya
sekedar menyangkut hubungan dengan Allah SWT, tetapi yang
berkaitan dengan hubungan sesama makhluk (nabi min A llah wa habi min an-nas).
Dalam ibadah Ghoiru Madhlah ini, penulis batasi dengan
ibadah berdo'a dan membaca Al-Qur'an.
a) Berdo'a
Kata-kata berdo'a banyak disebut didalam Al-Qur'an,
dan masing-masing mempunyai makna tertentu.
Adapun do'a yang dimaksud disini adalah do'a dengan
makna 'ibadah" seperti dalam firman Allah SWT:
Uj a n il; u n
aU
i o0
*Artinya : Dan janganlah kamu m enyembah apa-apa yang tidak memberi m anfa'at dan tidak (pula) memberi m udharat (QS. Yunus: 106),:>
22 kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan ya n g sebenarnya, mereka itu berim an kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS. Al-B aqarah: 121)16
Selian itu Al-Qur'an juga dapat menjadi penolong bagi
orang-orag yang membacanya kelak di akhirat (hari kiamat)
sebagaimana sabda Rosulullah SAW :
l £ j l 'j tAit
23
N N { (
Lp 1 ^j* * j
.U 3 I {J - i i f J l j o lj__sJlljlj&\ (Jj__flj
Lx^jLii
Artinya : "Abu Umamah al-Bahily berkata: Saya mendengar Rosulullah SAW bersabda: Bacalah Al-Qur'an karena ia akan datang hari Kiamat menjadi penolong bagi para pembacanya.n (HR. Muslim).
Dengan membaca Al-Qur'an tidak berarti akan dapat mengubah perilaku seseorang begitu saja, akan tetapi perubahan perilaku seseorang akan terwujud dengan cara mempelajari isi kandungan Al-Qur'an dalam bentuk tingkah laku yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari.
b. Aspek akhlak
Akhlak disebut etika yang berasal dari bahasa Yunani, etos berarti kebiasaan. Didalam A D ictionary o f Education dikatakan:
24
Dengan membentuk akhlak mulia tujuan yang ingin dicapai
dapat terwujud, yakni manusia ideal yang sempuma akhlaknya.
Berbagai bentuk dan ruang lingkup akhlak Islami sebagai
berikut:
1) Akhlak terhadap Allah
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau
perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai
makhluk kepada Tuhan sebagai khaliq.19
Sikap atau perbuatan tersebut memiliki ciri-ciri
diantaranya:
a) Beriman : menyakini bahwa dia (Allah) sungguh-sungguh ada.
Dia memiliki segala sifat kesempumaan dan sunyi dari segala
sifat kelemahan. Juga yakin bahwa malaikat-Nya, kitab yang
diturunkan-Nya, Rosul-Nya dan Nabi-Nya, hari Kemudian dan
Qodlo yang telah ditetapkan-nya.
b) Taat : melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi
larang-larangan-Nya.
c) Ikhlas : yakni kewajiban manusia beribadah hanya kepada
Allah SWT, dengan ikhlas dan pasrah. Dalam beribadah
kepada Allah, caranya wajiblah mengiktui ketentuan-Nya
sebagaimana yang diajarakan dan dicontohkan oleh Rosul-
Nya.
25
d) Tawakal : mempercayakan diri kepada-Nya dalam
melaksanakan sesuatu pekeijaan yang telah direncanakan
dengan mantap.
e) Tasyakur dan Qona'ah : berterima kasih atas pemberian Allah
dan merasakan kecukupan atas pcmberian-Nya.
2) Akhlak terhadap sesama manusia
Selain memelihara komunikasi dan hubungan dengan Allah
SWT, kita perlu memelihara dan membina hubungan baik dengan
sesama manusia. Hubungan antar manusia ini dapat dibina dan
dipelihara antara lain dengan mengembangkan cara dan gaya hidup
yang selaras dengan nilai dan norma agama.
Hubungan antara manusia dengan manusia lain dalam
masyarakat dapat dipelihara antara lain dengan tolong-menolong,
bantu-membantu, suka memaafkan kesalahan orang lain, menepati
janji, lapang dada, menegakkan keadilan dan berlaku adil terhadap
diri sendiri dan orang lain.20 21
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilku beragama
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dalam diri manusia
itu yaitu selektivitasnya sendiri, daya pilihan sendiri, atau minat
20 Burhanudin Salam, Etika Individual; Pola Dasar Filsafat Moral, Jakarta: Rieneke Cipta, 2000, him. 194-195.
26
perhatiannya untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang
datang dari luar dirinya itu.22
Menurut Djalaludin Rahmat, bahwa faktor internal ini digaris
besarkan pada dua fakor, yaitu faktor biologis dan faktor sosio
psikologis.
1) Faktor biologis
Adanya warisan biologis sampai muncul aliran baru yang
memandang segala kegiatan manusia termasuk agama,
kebudayaan, moral dari struktur biologisnya.23
2) Faktor sosio psikologis
Manusia sebagai makhluk sosial memperoleh beberapa
karakeristik yang mempengaruhinya perilakunya yang
diklasifikasikan dalam komponen-komponen sebagai berikut:
a) Bakat, suatu kemampuan pembawaan yang potensial mengacu
kepada perkembangan kemampuan akademis (ilmiah) dan
keahlian (professional) dalam berbagai bidang kehidupan. Bukan ini berpangkal pada kemampuan kognisi (daya cipta), konai (kehendak) dan emosi (rasa) yang disebut dalam
psikologis filosofls dengan tri chotomie (tiga kekuatan
rohaniah) manusia.
b) Insting atau gharizah, adalah suatu kemampuan berbuat atau
bertingkah laku dengan tanpa melalui proses belajar.
22 Garungan, Psikologi Sosial, Bandung F.resco, 1998, him. 155.
27
Kemampuan insting inipun kemampuan ini termasuk
"kapabilias" yaitu kemampuan berbuat Sesuatu dengan tanpa
melalui belajar.24
c) Nafsu dan dorongan-dorongaxmya (drives). Dalam tasawuf
dikenal adanya nafsu-nafsu lawwamah yang mendorong
kearah perbuaan mencela dan merendahkan orang lain
(egosentris), nafsu amarah (polem is) yang mendorong ke arah perbatan merusak, membunuh atau menyusuri orang lain
(destrukif), nafsu birahi (eras) yang mendorong ke arah perbuatan seksual untuk memuaskan tuntutan akan pemuasan
hidup berkelamin. Nafsu mutmainah (religius) yang
mendorong kearah ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
d) Karakter atau watak tabiat manusia merupkan kemampuan
psikologis yang terbawa sejak kelahirannya. Karakter ini serta
etis seseorang. Karakter terbentuk oleh kekuatan dari dalam
diri manusia, bukan terbentuk karena pengaruh dari luar.
Kareakter sangat erat hubungannya dengan personalitas
(kepribadian) seseorang. Oleh karena itu ciri-ciri antara
keduanya hampir tidak dapat dibedakan dengan jelas.
e) H ereditas atau kemampuan merupakan faktor kemampuan dasar yang mengandung ciri-ciri psikologis dan fisiologis yang
28
b.
diturunkan atau diwariskan oleh orang tua baik dalam garis
yang dekat maupun yang telah jauh.
Faktor ekstemal
Faktor esktemal merupakan segala hal yang diterima individu
dari lingkungannya.25 26
Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Isra' a y at: 84.
c A - i f
> ^
a
r a >
j j j
j r
js
*
( A 1 I
Artinya : Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat m enurut keadaannya masing-masing". M aka Tuhanmu lebih m en^etahui siapa yang lebih benar jalannya. (QS. A l-Isra ': 84)2
Dari ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa perilaku yang
diperlihatkan oleh individu bukan suatu yang dilakukan sendiri tapi
selalu dalam interaksinya dengan lingkungan. Demikian juga dengan
sifat dan kecakapan-kecakapan yang dimiliki individu sebagian besar
diperoleh melalui hubungannya dengan lingkungan, adapun yang
dimaksud dengan lingkungan disini adalah segala faktor yang dapat
mempengaruhi individu. Lingkungan tersebut mungkin berada di
sekitar individu atau jauh dari individu, berada pada saat ini, atau telah
lama berlalu, lingkungan efektif atau tidak efektif, lingkungan tersebut
25 Nana Saudi, Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, him. 44.
29
terdiri atas lingkungan alam dan geografis, ekonomi, sosial, budaya,
politik, keagamaan, keamanan dan sebagainya.27
Singgih D. Gunarsih menyatakan sebagai berikut:
'Manusia dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar misalnya
dan lingkungan masyarakat. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1) Lingkungan keluarga
pendidikan anak dalam lingkungan keluarga adalah orang tua yaitu
ayah dan ibu.
Karena orang tua merupakan pembina pribadi yang pertama
bagi anak, maka dia memiliki kepribadian yang baik atau
beraklakul karimah, menyangkut sikap, kebiasaan dan perilakunya.
Tata cara hidup orang tua merupakan unsur-unsur pendidikan yang
27 Nana Saudi, Op.Cit, hlm.46-47.
50
tidak langsung memberikan pengaruh terhadap perkembangan fitrah beragama anak.
Menurut Syamsu Yusuf " Sikap dan perlakuan orang tua yang baik adalah yang mempunyai karakteristik: (a) memberikan curahan hati kasih sayang yang ikhlas; (b) bersikap respek /menghargai pribadi anak; (c) menerima anak sebagaimana biasanya; (d) mau mendengar pendapat atau keluhan anak: <et memaafkan kesalahan anak dan meminta maaf bila temyata orang tua sendiri salah kepada anak, dan (f) meluruskan kesalahan anak dengan pertimbangan atau alasan-alasan yang tepat".29
Dari sini akan timbullah tindakan, cara hidup dan bimbingan terhadap anak-anak sesuai dengan ajaran agama. Apabila si anak hidup dalam keluarga yang beriman. selalu melihai orang tuanya rukun dan damai, serta patuh menjalankan ibadah kepada Tuhan, maka bibit pertama akn masuk kedalam pribadi si anak adalah apa yang dialaminya itu. yaitu ketentraman hati dan kecintaan kepada Tuhan.30 Tapi sebaliknya, jika pengalaman yang dilalui si anak dalam masa permulaan dari pembinaan pribadi (dalam keluarga), jauh dari unsur keagamaan maka akan jauh pulalah rasa agama pada si anak, dan pribadinva kosong dari agama.31
29 o
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Rosdakarva. 2000. hhn 138-13V
31
Dengan demikian pengaruh keluarga akan membekas sekali dalam membentuk sikap dan perilaku keagamaan remaja.
2) Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan pendidikan formal yang mempunyai program sistematik dalam melaksanakan bimbingan, pengajaran dan latihan kepada anak (siswa) agar mereka berkembang sesuai dengan profesinya.
Menurut Syamsu Y usuf pengaruh sekolah terhadap pekembangan kepribadian anak sanga besar, karena sekolah merupakan substitusi dari keluarga dan guru-guru substitusi dan orang tua.
Dalam kaitannya dengan upaya mengembangkan fitrah beragama para siswa, maka sekolah, terutama dalam hal ini guru agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan wawasan pemahaman, pembiasaan mengamalkan ibadah atau akhlak mulia yang sesuai ajaran agama. '2
Agar dapat melaksanakan tugas tersebut di atas, maka guru agama dituntut untuk memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Kepribadian yang man tap (akhlak mulia) seperti; jujur. bertanggungjawab, berkomitmen terhadap tugas. disiplin dalam bekerja, kreatif, dan respek terhadap siswa.
32
b) Menguasai disipiin ilmu dalam bidang studi pendidikan agama
Islam. Guru agama memiliki pemahaman yang meniadai
tentang bidang studi yang diajarkan minimal matcri-maten yang terkandung dalam kurikulum.
c) Memahami ilmu-ilmu lain yang relevan atau mcnunjung kemampuannya dalam mengolah proses belajar mengajar, seperti psikologi pendidikan. bimbingan dan konseling, metodologi pengajaran, administrasi pendidikan. teknik evaluasi dan psikologi agama.3 J
Akan tetapi dalam peningkatan pendidikan agama di sekolah itu, bukanlah pendidikan agama yang diberikan oleh guru agama saja, akan tetapi oleh seluruh staf pengajar. staf pimpinan sekolah, pegawai, serta peraturan dan tata teknik yang berlaku di sekolah, maka setiap guru, apakah dia guru agama atau guru umum, harus berjiwa agama, meskipun ia tidak mendalaminya, namun kepribadian akhlak dan sikapnya, hendakanya dapat mendorong anak didik untuk mencintai agama dan hidup sesuai dengan ajaran agama.
3) Lingkungan masyarakat
Dalam masyarakat individu (terutama remaja) akan melakukan interaksi sosial dengan teman sebayanya atau anggota masyarakat lainnya.
33
Apabila teman sepergaulan itu menampilkn perilaku yang
sesuai dengan nilai-nilai agama (berakhlak baik), maka remaja pun
cenderung akan berakhlak baik. Namun, apabila temannya
menampilkan perilaku yang kurang baik, maka remaja cenderung
akan terpengaruh untuk mengikuti atau mencontoh perilaku
tersebut. Hal ini akan teijadi apabila anak atau remaja kurang
mendapatkan bimbingan agama dalam keluarganya.
Dengan demikian corak perilaku anak atau reamaja
merupakan cermin dari corak atau perilaku warga masyarakat
(orang dewasa) pada umumnya. Oleh karena itu, disini dapat
dikemukakan bahwa kualitas perkembangan kesadaran beragama
bagi anak atau remaja sangat terganting pada kualitas perilaku atau
pribadi orang dewasa atau warga masyarkat.
Kualitas pribadi atau perilaku orang dewasa yang kondusif
bagi perkembangan kesadaran beragama anak (remaja) adalah:
a) Taat melaksanakan kewajiban kewajiban agama seperti
ibadah, menjalin persaudaraan, saling menolong, dan bersikap
jujur.
b) Menghindari diri dari sikap dan perilaku yang dilarang agama,
seperti; sikap permusuhan, saling curiga, munafik, mengambil
34
perilaku maksiat lainnya, (beijudi, meminum minuman
keras).34
Dari uraian di atas jelaslah bahwa dalam mendidik anak khususnya
di lingkungan keluarga diperlukan kiat-kiat khusus agar pendidikan
keagamaan yang diberikan orang tua selaku pendidik pertama dan utama
dapat berhasil dengan baik.
Adapun didalam pribadi anak menyangkut ibadah seperti shalat,
do'a, membaca Al-Qur'an, shalat beijamaah di masjid harus dibiasakan
sejak kecil. Akibatnya lama-kelamaan akan tumbuh rasa terdorong untuk
melakukannya tanpa adanya seruhan dari pihak luar. Latihan keagamaan
yang menyangkut perilaku dan ibadah sosial atau hubungan manusia
dengan manusia (hablu minan nas) sesuai dengan ajaran agama. Jauh lebih penting daripada penjelasan yang diberikan oleh orang tua, karena itu
orang tua harus memiliki kepribadian yang diajakan kepada anaknya, sikap
latihan tersebut hendaklah diberikan dengan tenang dan menyenangkan.
C. Hubungan Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap Perilaku
Beragama Anak (siswa)
Pendidikan agama memegang peranan penting dalam membentuk
pribadai dan watak seseorang, baik buruknya seseorang tergantung kepada
kebiasaan dan pendidikan yang diterimanya dalam keluarga.
34
35
Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan penting dan anak
berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Sejak dilahirkan ke dunia mulailah ia menerima didikan dan perlakuan-perlakuan. Mula-mula dari ibu bapaknya kemudian dari anggota keluarga yang lain. Semua itu ikut memberikan dasar-dasar pembentukkan kepribadiannya.
Disamping keluarga dalam hal ini adalah orang tua merupakan lingkungan yang sangat besar pengaruhnya dalam membentuk perilaku dan kepribadian anak, lingkungan sekolah dan masyarakat pun seharusnya dapat mengembangkan apa yang telah didapatnya dalam keluarga. Tanpa adanya dukungan yang positif, maka tidak akan menjadi apa yang diharapkan dengan sempurna.
Untuk membentuk anak yang berperilaku (akhlak) dan kepribadian yang taat beragama, lingkungan yang penuh dengan pendidikan pengalamn agama sangat cocok untuk mempengaruhi kepribadian anak. Anak yang berperilaku atau berakhlak yang sesuai dengan tuntutan agama, dan remaja yang tidak menyakini agama dan tidak mendapatkan pendidikan dan pengalaman keagamaan sejak kecil, maka waktu remaja akan bingung menghadapi kesukaran pribadi.
36
Anak yang ada dalam lingkungan keagamaan ini hatinya akan dekat
dengan agama dan dengan sendirinya sikap terhadap agama akan menjadi positif.
Semua yang dilakukan oleh orang tua adalah dalam usaha mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang shaleh. Dan untuk membentuk anak yang berakhlak, yang tercermin didalam tingkah lakunya, maka orang tua
V.
harus memperhatikan tentang penanaman akidah dan akhlaknya di luar rumah orang tua harus mengarahkan anak harus mencari teman dan lingkungan bergaulnya. Karena mendidik anak untuk menuju ke arah kebaikan adalah menjadi kewajiban orang tua.
B A B III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umunt SMP Negeri 2 Kangkung
1. Sejarah Berdirinya
SMP Negeri 2 Kangkung adalah sekolah yang pembinaannya di
bawah naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Kendal, serta wajib mentaati segala peraturan yang diberikan oleh
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal.
SMP Negeri 2 Kangkung yang terletak di Desa Kangkung,
Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal berdiri pada tahun pelajaran
1985 / 1986 yang pada waktu itu masih menginduk pada SMP Negeri I
Cepiring dan kemudian secara resmi pada bulan Juli 1987 SMP Negeri
2 Kangkung berdiri sendiri dengan dasar pemikiran sebagai b e rik u t:
a. Bahwa usaha mencerdaskan kehidupan bangsa yang diwujudkan
dalam bentuk pendidikan nasional pada hakekatnya merupakan
tanggung jaw ab bersama, antara pemerintah dan seluruh rakyat
Indonesia secara perorangan maupun yang tergabung dalam
warga/wadah organisasi masyarakat.
b. Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 diarahkan
untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa,
mewujudkan manusia serta masyarkat Indonesia yang beriman dan
38
bertaqwa terhadap Tuhan Yang M aha Esa, berkualitas, mandiri
sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat
sekelilingnya serta dapat rnemenuhi kebutuhan pembangunan
nasional dan bertanggung jaw ab atas pembangunan bangsa.
c. Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang M aha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, trampil,
berdisiplin, beretos keija, profesional, bertanggung jaw ab dan
produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Dengan demikian atas dasar pemikiran tersebut, SMP Negeri 2
Kangkung dapat maju dan berkembang sampai sekarang.
2. Letak Geografls
SMP Negeri 2 Kangkung dibangun di atas tanah yang letaknya
strategis dengan luas tanah 20.000 m 2 yang terletak di Desa Kangkung
dengan batas-batas sebagai b e rik u t:
Sebelah Utara : Persawahan
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
: Balai Desa Kangkung
: Jalan raya ke Cepiring
: Persawahan 1
39
3. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa
a. Keadaan guru
Sampai pada bulan Desember 2005 saat diadakan penelitian
jum lah guru SMP Negeri 2 Kangkung beijumlah 39 orang yang
terdiri dari 20 guru laki-laki dan 19 guru perempuan.
TABEL I
DAFTAR GURU PENGAMPU M ATA PELAJARAN
No. Nama Mata Pelajaran
1. M aijo, BA Kepala Sekolah
2. Supriyadi, S. Pd. M atematika
3. Drs. Muryono M atematika
4. Bambang Mulyadi Fisika
5. Bambang Utomo, S. Pd. PPKn
6. Juwari, S. Pd. Bahasa Inggris
7. Drs. A. Mustakim Fisika
8. Nety Khoirina V. Ekonomi
9. Rumiastuti Bahasa Inggris
10. Sumilah Ketrampilan PKK
11. Sri Rahayu Ekonomi
12. Mardiyah Bahasa Indonesia
13. Munaji Geografi
14. Sugiri, S. Pd. Penjaskes
40
No. Nama Mata Pelajaran
16. Sri Hana, S. Pd. Agama Islam
17. Yahyudi, S. Pd. BP/BK
18. Sunarto, S. Pd. Matematika
19. Umi Farida, S. Pd. Bahasa Inggris
20. Yeni Wijayanti, S. Pd. Geografi
21. Dra. Kristinawati Biologi
22. Ambar W iratmi, S. Pd. Seni Tari
23. Wahono Kertangkes
24. Ruli Astuti, S. Pd. BP/BK
25. . Musthofa, S. Pd. Bahasa Indonesia
26. Chaerul Anam R. PPKn
27. Drs. M. Santoso Penjaskes
28. Agung Munandar Biologi
29. Tejawati Kusuma Bahasa Daerah
30. Arifiyati N, SS Bahasa Inggris
31. Titik Isnaini Bahasa Indonesia
32. M. Arief Kuiswanto, S. Pd. Matematika
33. Anies Afriyanti, SE. Geografi
34. Siti Hidayah, S. Pd. PPKn
35. Anifah Biologi
36. Drs. M. Absori Agama Islam
41
No. Nama Mata Pelajaran
37. N uiji’ati, S. Pd. Bahasa Indonesia
38. Maslikha Biologi
b. Keadaan Karyawan
Sampai pada bulan Desember 2005 saat diadakan
penelitian jum lah karyawan SMP Negeri 2 Kangkung beijumlah
10 orang yang terdiri dari 8 karyawan laki-laki dan 2 karyawan
perempuan.
TABEL II
DAFTAR KARYAWAN SMP NEGERI 2 KANGKUNG
No. Nama Jabaian
1. Siti Kusrini StafT U
2. Jumani StafT U
3. Mariyo StafT U
4. Mukhafid TU
5. Nur Hidayah TU
6. Triyono Pesuruh
7. M. Ikhwan Pesuruh
8. Suwanto Pesuruh
9. Sabidin Penjaga Malam
10. Rochimin Penjaga Malam
2
42
c. Keadaan Siswa
Sampai pada bulan Desember 2005 saat diadakan penelitian siswa SMP Negeri 2 Kangkung sebanyak 656 siswa yang terdiri dari kelas I sebanyak 230 siswa, kelas II sebanyak 200 siswa. dan kelas III sebanyak 226 siswa.
B. Data Khusus Hasil Angket
Untuk mengetahui bahwa nilai pendidikan agama dal am keluarga terhadap perilaku beragama siswa diambil dari angket. Angket yang dibagikan kepada siswa (responden) dalam hal ini teriri dari 35 item yang masing-masing mengandung isi em pat altematif jawaban yang menyatakan pemyataan kuantitatif.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut in i:
1. Data tentang Pendidikan Agama dalam Keluarga
TABEL III
JUMLAH JAWABAN ANGKET PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA
No. Jawaban
Resp. a b c d
1. 9 1 0 0
2. 9 1 0 0
3. 8 2 0 0
44
2. Data tentang Perilaku Beragama Siswa
TABEL IV
JUMLAH JAWABAN ANGKET PERILAKU BERAGAMA SISWA
46
No. Resp.
Jawaban
a b c d
27. 6 2 1 1
28. 5 2 2 1
29. 7 2 1 0
30. 6 3 0 1
31. 5 3 2 0
32. 4 3 1 2
33. 9 1 0 0
34. 6 2 2 0
35. 8 1 1 0
36. 3 4 2 1
37. 4 1 3 2
38. 7 2 1 0
39. 5 2 2 1
BAB IV
ANALISA DATA
Dalam bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul untuk membuktikan ada dan tidaknya Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap Perilaku Beragama Siswa kelas II SMP Negeri 2 Kangkung, Kabupaten Kendal.
Dengan analisis ini, diharapkan data yang telah diperoleh di lapangan dapat menunjukkan kebenaran hipotesis.
Dalam analisis data ini akan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
A. Analisis Pendahuluan
Dalam analisis data ini akan ditemukan kriteria penilaian terhadap hasil angket tentang Pendidikan Agama dalam Keluarga dan Penilaian Terhadap Perilaku Beragama Siswa.
Setelah mendapatkan data mentah di lapangan selanjutnya penulis mengadakan penilaian terhadap hasil angket tersebut dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
Untuk jawaban A dengan nilai 4. Untuk jawaban B dengan nilai 3. Untuk jawaban C dengan nilai 2. Untuk jawaban D dengan nilai 1.
48
Dan untuk menentukan tingkat Pendidikan Agama dalam Keluarga
50
No.
Resp.
Jawaban Ni ai Jumlah
a b c d 4 3 2 1
I 2 3 4 5 6 7 8 9 10
30. 9 0 1 0 36 0 2 0 38
31. 10 0 0 0 40 0 0 0 40
32. 6 1 1 2 24 3 2 2 31
33. 7 2 1 0 28 6 2 0 36
34. 7 1 1 1 28 3 1 1 33
35. 9 1 0 0 36 3 0 0 39
36. 9 0 1 0 36 0 2 1 39
37. 8 2 0 0 32 3 2 1 38
38. 8 1 0 1 32 3 0 0 35
39. 6 1 2 0 24 3 4 0 31
40. 6 1 1 2 24 3 2 2 31
TABEL VI
FREKUENSI PROSENTASE VARIABEL (X) PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA
No. Kategori Interval Frekuensi Prosentase
1. Sangat Baik 3 8 -4 0 17 42,5 %
2. Baik 3 5 - 3 7 13 32,5 %
3. Cukup 3 2 -3 4 6 15%
4. Kurang 2 9 -3 1 4 10%
51
Untuk mengetahui prosentase dari variabel (X) pendidikan agama
dalam keluarga menggunakan rumus sebagai berikut:
F
P = --- X 100% N
17
P = --- X 100% = 42,5% 40
13
P = --- X 100% = 32,5% 40
6
P = --- X 100 % = !5 % 40
4
P = --- X 1 0 0 % = 1 0 % 40
52
NILAI JAWABAN ANGKET
54
No. Jawaban Nilai
Jumlah
Resp. a b c d 4 3 2 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
39. 5 2 2 1 20 6 4 1 31
40. 4 2 1 3 16 6 2 33 27
TABEL VIII
FREKUENSI PROSENTASE VARIABEL (Y) PERILAKU BERAGAMA SISWA
No. Kategori Interval Frekuensi Prosentase
1. Sangat Baik 3 6 -3 9 15 37.5 %
2. Baik 3 2 -3 5 12 30%
3. Cukup 2 8 -3 1 9 22.5 %
4. Kurang 2 4 -2 7 4 10%
N = 40 100%
Untuk mengetahui prosentase dari variabel (Y) perilaku beragama menggunakan rumus sebagai berikut :
F
P = --- X 100% N
15
55
P = --- X 100% = 30% 40
9
P = --- X 100% = 22,5% 40
4
P = --- X 100% = 1 0 % 40
Jadi dapat diketahui di atas bahwa perilaku beragama pada siswa SMP Negeri 2 Kangkung mempunyai 4 kategori, yang pertama kategori sangat baik ada 37,5 %, yang kedua kategori baik ada 30 % yang ketiga kategori cukup 22,5 %, dan yang keempat kategori kurang ada 10 %.
B. Analisis Uji Hipotesis
Pada tahap ini akan diadakan perhitungan statistik untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah diajukan berdasarkan skor yang telah diperoleh tentang Pendidikan Agama dalam Keluarga dan Perilaku Beragama. Maka pada tahap ini skor atau individu yang telah diperoleh tersebut akan dimasukkan ke dalam distribusi frekuensi untuk mencari besar-besaran pada analisis uji hipotesis.
56
TABEL KERJA KOEFISIEN KORELASI ANTARA VARIABEL
PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA (X)
TERHADAP PERILAKU BERAGAMA SISWA (Y)
TABEL IX
No. X Y 7 xy
1 2 3 4 5 6
1. 39 34 1521 1156 1326
2. 39 36 1521 1296 1404
3. 38 35 1444 1225 1444
4. 37 37 1369 1369 1369
5. 36 33 1296 1089 1188
6. 35 31 1225 961 1085
7. 36 32 1296 1024 1152
8. 36 26 1296 676 936
9. 38 38 1444 1444 1444
10. 35 32 1225 1024 1120
11. 40 35 1600 1225 1400
12. 39 36 1521 1296 1404
13. 35 29 1225 841 1015
14. 33 29 1089 841 957
15. 32 36 1024 1296 1152
16. 40 37 1600 1369 1480
57
No. X
y
? xy1 2 3 4 5 6
18. 32 33 1024 1089 1056
19. 40 31 1600 961 1240
20. 40 31 1600 961 1240
21. 40 30 1600 900 1200
22. 37 26 1369 676 962
23. 39 39 1521 1521 1521
24. 32 36 1024 1296 1152
25. 31 36 961 1296 1116
26. 34 36 1156 1296 1224
27. 36 33 1296 1089 1188
28. 37 31 1369 961 1147
29. 39 36 1521 1296 1404
30. 38 34 1444 1156 1292
31. 40 33 1600 1089 1320
32. 31 29 961 841 899
33. 36 39 1296 1521 1404
34. 33 34 1089 1156 1122
35. 39 37 1521 1369 1443
36. 39 29 1521 841 1131
37. 38 27 1444 729 1026
38. 35 36 1225 1296 1260
39. 31 31 961 961 961
58
Dari distribusi frekuensi tersebut di atas dapat diketahui nilai-nilai sebagai berikut:
N =40 x = 1452 y = 1328 x2 = 53056 y2 = 44606 xy =48389
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku beragama siswa. Maka nilai-nilai tersebut dimasukkan dalam rumus korelasi product moment sebagai berikut:
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y x = Variabel pengaruh (Pendidikan Agama dalam Keluarga) y = Variabel terpengaruh (Perilaku Beragama)
N = Banyaknya sampel / responden
^ N
59
xy_ VI53056 " 52707,6}{44606 - 44089,6}
60
1. Untuk taraf signifikan 5 %
r0 = 0,430
rt = 0,403 signifikan
2. Untuk taraf signifikan 1 %
r0 = 0,430
rt = 0,312 signifikan
Jadi r0 > rt berarti hipotesis diterima berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan di atas baik pada taraf signifikansi 5 % maupun 1 %, diketahui bahwa r0 > r., yang berarti ada pengaruh positif tentang “Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap Perilaku Beragama Siswa”.
Berdasarkan pembuktian koefisiensi korelasi product moment yang telah dikonsultasikan antara r product moment (r0) dengan r product moment pada tabel rt.
BAB V
PENUTUP
A. Kfsimpulan
Setelah penulis mengumpuikan data dalam rangka membuktikan hipotesis yang diajukan dan mengolahnya dengan teknik statistik dan memakai rumus product moment, dengan judul ’’PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELURGA TERHADAP PER1LAKU BERAGAMA SISWA SMP NEGERI 2 KANGKUNG KENDAL TAHUN 2005/2006”, maka penulis mengambil kesimpulan :
1. Berdasarkan analisis tentang Pendidikan Agama dalam keluarga siswa SMP Negeri 2 Kangkung sebagai variabel X mempunyai nilai prosentase, yaitu: dalam Keluarga Siswa SMP Negeri 2 Kangkung, Kendal, tahun 2005/2006 mempunyai kategori sangat baik.
62
Kategori sangat baik (A) = 37,5 %. Kategori baik (B) = 30 %. Kategori cukup (C) = 22,5 %. Kategori kurang (D) = 10%.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa Perilaku Beragama Siswa SMP Negeri 2 Kangkung, Kendal, tahun 2005/2006 mempunyai kategori sangat baik.
3. Berdasarkan analisis data tersebut tentang pengaruh Pendidikan Agama dalam keluarga terhadap perilaku beragama Siswa kelas 11 SMP Negeri 2 Kangkung, Kendal tahun 2005 / 2006, dengan menggunakan rumus product moment diperoleh dari nilai rxy sebesar : 0,430. Kemudian dikonsultasikan dnegan koefisien korelasi pada taraf signifikan 5 % (rt = 0,403). Sedangkan pada taraf signifikansi 1 % (rt = 0,312). Ini berarti bahwa rQ > r, pada taraf signifikan 5 % dan 1 % sehingga korelasi atau hubungan antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku beragama anak (siswa) di sekolah adalah baik.
Dengan segala kerendahan hati dan tanpa mengabaikan pihak manapun juga serta demi kepentingan bersama, khususnya dalam bidang pendidikan,
penulis ingin mengajukan beberapa saran antara lain :
63
1. Orang tua dan keluarga hendaknya memberikan teladan yang baik dan
menciptakan suasana di dalam rumah tangga penuh rasa keagamaan. Karena hal itu akan ikut menentukan perilaku bagi anak-anak.
2. Seorang anak terlebih yang sudah menginjak masa remaja hendaknya selalu meningkatkan pemahaman tentang ajaran agama, sehingga lebih mampu memahami, menghayati serta mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pihak sekolah hendaknya senantiasa menciptakan kondisi yang kondusif dan Islami sehingga anak didik mempunyai kepribadian yang baik, berperilaku yang baik, berilmu, beriman, dan beramal sholeh sesuai dengan ajaran agama.
4. Para pendidik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, hendaklah melaksanakan tanggung jawabnya sebagai pendidik untuk menanamkan nilai-nilai aqidah, ibadah, akhlaq, yang baik dan benar pada pribadi anak sedini mungkin serta membiasakan hidup Islami agar anak mempunyai perilaku keagamaan yang baik dan benar, sesuai dengan ajaran Islam baik yang diwujudkan dalam berhubungan dengan Allah, sesama manusia dan lingkungan sekitamya.
C. Penutup
64
Namun demikian penulis tetap menyadari bahwa skripsi ini asih perlu penyempumaan baik dari aspek isi maupun metodologi.
ANGKET PENELITIAN UNTUK SISWA
II. DAFTAR PERTANYAAN TENTANG PENDIDIKAN AGAMA
4. Apakah keluarga anda pemah memberikan contoh yang membatalkan
puasa ?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pemah
5. Apakah keluarga pemah mengenalkan hukum-hukum tentang jual
beli ?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pemah
6. Apakah keluarga Anda mendidik dengan akhlak terpuji ?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pemah
7. Apakah keluarga selalu memberikan contoh-contoh tentang akhlak
terpuji ?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pemah
8. Apakah keluarga anda membimbing untuk selalu membaca do’a setiap
akan melakukan suatu pekerjaan ?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pemah
9. Apakah keluarga Anda membiasakan untuk membaca A l-Q ur’an ?
a. selalu c. kadang-kadang
b. sering d. tidak pemah
10. Apakah keluarga mengenalkan hukum-hukum tajwid ketika Anda
membaca Al-Qur’an ?
a. selalu c. kadang-kadang
II. DAFTAR PERTANYAAN TENTANG PERILAKU KEAGAMAAN
13. Apakah yang Anda lakukan sesudah sholat?