1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA SISWA KELAS
III MI DARUL ‘ULUM REKSOSARI KECAMATAN SURUH
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
SIFA WIJAYANTI
NIM : 11512002
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
3
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA SISWA KELAS
III MI DARUL ‘ULUM REKSOSARI KECAMATAN SURUH
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
SIFA WIJAYANTI
NIM : 11512002
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
7
MOTTO
Awali segala kegiatanmu denganBasmallah
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Bapakku (Muhammad Untung) dan Ibuku (Siti Dakhiyah) sebagai wujud baktiku kepadanya, yang telah membesarkanku, mendidikku, mendoakannku, dan membiayai semua kebutuhanku hingga aku lulus SI. 2. Suamiku (Nur Chamid) yang senantiasa mendoakanku, memberikan
semangat, dan mengingatkanku untuk segera menyelesaikan skripsiku. 3. Kakak dan adikku yang telah membantu dan memberi semangat hingga
skripsi ku selesai.
4. Rektor, Bapak Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang ikhlas mendidik dan membimbingku.
5. Bapak ibu guru dn siswa siswi kelas III MI Darul ‘Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang membantu terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak ibu guru yang mendidikku dari awal masuk bangku sekolah hingga sarjana.
7. Sahabatku Crigiez Girls (Mudah, Fitri, Rosita, Nana, Qonaah) yang memeberiku semangat.
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang yang dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Ciri-Ciri
Makhluk Hidup Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry pada Siswa Kelas
III MI Darul „Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pellajaran 2016/2017 bisa selesai.
Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati oleh Allah SWT.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Suwardi, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Salatiga.
3. Peni Susapti, M. Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
4. Dr. Budiyono Saputro, M. Pd selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing, memberi motivasi, dan meluangkan waktunya dalam penulisan
skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta
9
6. Siti Alfiyah, S.Pd. I selaku kepala madrasah MI Darul „Ulum Reksosari
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang telah memberikan izin kepad
penulis untuk melakukan penelitian di MI Darul „Ulum Reksosari.
7. Siswa kelas III MI Darul „Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang yang telah berkenan menjadi suyek penelitian dan mengikuti
jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.
8. Bapak Muhammad Untung dan Ibu Siti Dakhiyah tercinta yang senantiasa
mendidik dan memberikan semangat kepada penulis.
9. Teman-teman PGMI angatan 2012 yang telah berjuang bersama-sama dan
saling memberi motivasi.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun metodologi. Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan untuk kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya bagi para pembaca yang budiman. Amin.
Salatiga, 12 Agusutus 2016
Penulis
10
ABSTRAK
Wijayanti, Sifa. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Pada Siswa Kelas III MI Darul ‘Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M. Pd.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Inquiry dan hasil belajar IPA.
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Darul „Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi ciri-ciri makhluk hidup menggunakan model pemebelajaran inquiry. Masalah yang dikaji adalah apakah model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III mata pelajaran IPA materi ciri-ciri makhluk hidup di MI Darul „Ulum Reksosari
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017? Sebab pembelajaran di MI Darul „Ulum Reksosari guru sebagai pemeran utama untuk menyampaikan materi dan siswa hanya mendengarkan, sehingga siswa kurang aktif.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III MI Darul „Ulum Reksosari yang berjumlah 15 siswa yaitu 6 siswa laki-laki, dan 9 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari: perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data diambil dari nilai akhir siswa, dokumentasi, dan observasi dengan melihat perilaku siswa dalam proses pembelajaran.
11
DAFTAR ISI
Sampul ... i
Gambar Berlogo ... ii
Judul ... iii
Halaman Persetujuan Pembimbing ... iv
Halaman Pengesahan Kelulusan ... v
Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan... vi
Halaman Motto dan Persembahan ... vii
Kata Pengantar ... viii
Abstrak ... x
Daftar Isi ... xi
Daftar Tabel ... xiii
Daftar Gambar ... xiv
Daftar Lampiran ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator keberhasilan ... 6
E. Manfaat Penelitian... 6
F. Definisi Operasional ... 7
G. Metodologi Penelitian ... 8
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar ... 15
B. IPA Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup... 24
C. Model Pembelajaran Inquiry ... 35
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Diskripsi Awal... 40
B. Pelaksanaan Penelitian ... 43
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Diskripsi Paparan Siklus ... 57
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 64
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 67
B. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 70
13
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar Guru MI Darul „Ulum Reksosari ... 42
Tabel 2 Nama Siswa Kelas III MI Darul „Ulum Reksosari ... 43
Tabel 3 Lembar Kerja Siswa Observasi Ciri-Ciri Makhluk Hidup... 47
Tabel 4 Lembar Kerja Siswa Eksperimen Es Batu ... 53
Tabel 5 Lembar Kerja Siswa Eksperimen Kacang Hijau... 53
Tabel 6 Hasil Belajar Pra-siklus ... 57
Tabel 7 Frekuensi Hasil Belajar Pra-siklus ... 59
Tabel 8 Hasil Belajar Siklus I ... 59
Tabel 9 Frekuensi Hasil Belajar Siklus I... 61
Tabel 10 Hasil Belajar Siklus II ... 62
Tabel 11 Frekuensi Hasil Belajar Siklus II ... 63
14
DAFTAR GAMBAR
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan Belajar Mengajar ... 72
Lampiran 2 Daftar Personalia Guru dan Siswa ... 74
Lampiran 3 Daftar Riwayat Hidup ... 76
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Psikomotor Siswa Siklus I ... 77
Lampiran 5 Lembar Pengamatan Psikomotor Siswa Siklus II... 79
Lampiran 6 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ... 81
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ... 84
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 87
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 98
Lampiran 10 Latihan Soal Siklus I... 114
Lampiran 11 Latihan Soal Siklus II ... 118
Lampiran 12 LKS Observasi Ciri-Ciri Makhluk Hidup ... 126
Lampiran 13 LKS Eksperimen Es Batu dan Kacang Hijau ... 128
Lampiran 14 Lembar Konsultasi ... 132
Lampiran 15 Daftar Nilai SKK ... 135
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan yaitu usaha sadar manusia yang telah direncanakan untuk
mengetahui dan memahami suatu pengetahuan. Di alam ini banyak sekali
pengetahuan yang dapat dipelajari oleh manusia. Semakin seseorang itu
berpengetahuan maka seseorang menjadi tambah berilmu dan berwawasan.
Pada hakikatnya manusia diciptakan untuk menuntut ilmu , seperti hadist
yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdul Bari yang artinya yaitu “mencari ilmu itu
kewajiban bagi setiap orang islam laki-laki dan perempuan” (HR. Ibnu Abdul
Bari).
“Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor” (Djamarah, 2013: 13). “Belajar pada hakikatnya adalah proses
interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu“ (Rusman, 2011:
1). Maka sudah seharusnya manusia mencari pengetahuan dari apa yang ada
disekitar mereka sebagai wujud pendidikan.
IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam yaitu ilmu yang mempelajari
segala sesuatu yang ada di alam baik hidup, tak hidup, dan mati yang dibagi
17
memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual
(factual), baik berupa kenyataan (reality), atau kejadian (events), dan hubungan sebab akhibatnya” (Wisudawati dan Eka Sulistyowati, 2014: 22).
Dari definisi ilmu pengetahuan alam dapat membentuk siswa untuk berfikir
logis, kritis dana sistematis.
Pendidikan di negara Indonesia berulang kali telah berganti
kurikulum dari yang satu ke yang lain. Harapannya dengan adanya pergantian
kurikulum dapat meningkatkan kualitas pendidikan di negara ini. Berbagai
model, dan metode pembelajaran telah dipakai untuk meningkatkan kualitas
tersebut, bahkan media pembelajaran yang sangat beragam juga dihadirkan
agar pembelajaran dapat berhasil dengan maksimal. Hal ini merupakan upaya
yang baik dari para pendidik serta penyelenggara pendidikan untuk
mewujudkan pembelajaran yang maksimal.
Guru sedapat mungkin harus tetap pada tugasnya untuk
mendampingi siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Penglibatan
peserta didik dalam pembelajaran haruslah maksimal. Guru terlebih dahulu
memotivasi peserta didik agar terangsang mengikuti pembelajaran dan
menyukai materi yang akan dipelajari bersama. Kemudian guru menggunakan
model, metode serta media yang tepat bagi peserta didik. Diharapkan guru
dapat memberi contoh konkrit pada peserta didik agar pembelajaran lebih
menyenagkan dan dapat dengan mudah diterima oleh peserta didik dan
18
Banyak sekali model pembelajaran di Indonesia yang dapat
diterapkan oleh guru di sekolah namun semua pasti memiliki kelebihan dan
kekurangan. Namun yang perlu diingat adalah kesesuaian pemilihan model
pembelajaran terhadap kondisi siswa dan materi yang akan diajarkan. Model
pembelajaran merupakan “kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan pembelajaran” (Rahyubi, 2014: 251). Seperti
model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) yang
merupakan model pembelajaran yang sangat populer dalam dunia pendidikan.
“CTL adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa
dalam memahami makna yang ada pada bahan ajar, dengan menghubungkan
pelajaran dalam konteks kehidupan sehari-harinya dengan konteks kehidupan
pribadi, sosial, dan kultural” (Asmani, 2014: 52). Model pembelajaran ini
membantu siswa memahami materi yang dipelajari dengan dikaitkan pada
kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam mempelajari proses fotosintesis guru
dapat merangsang siswa dengan dikaitkan dengan memasak nasi. Yaitu dalam
proses fotosintesis tumbuhan memerlukan atau Karbon dioksida dan air
lalu cahaya matahari dan menghasilkan gula dan energi, maka dalam
kehidupan sehari-hari kita memasak nasi membutuhkan beras untuk
mengibaratkan karbon dioksida, air yang sama-sama membutuhkan,
kemudian cahaya matahari diibaratkan dengan kompor atau rice cooker dan hasilnya gula diibaratkan dengan nasi. Namun pemilihan model pembelajaran
juga harus disesuaikan dengan materi yang dipelajari. Dalam kesempatan ini
19
diterapkan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi
Ciri-ciri Makhluk Hidup pada siswa kelas III.
Dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam penulis tertarik pada
materi ciri-ciri makhluk hidup yang terdapat dikelas III semester ganjil.
Pemilihan kelas dianggap sangat tepat untuk menerapkan model pembelajarn
inquiry dimana siswa dapat menemukan secara langsung apa yang ingin mereka dapatkan dari suatu penyelidikan. Selain itu subyek pendidikan yang
merupakan siswa kelas III semester ganjil merupakan siswa yang baru saja
naik dari kelas II yang masih memiliki kebiasaan bermain-main. Maka
dipakailah model pembelajaran inquiry ini agar siswa dapat bergerak aktif namum tetap dalam proses pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran
inquiry dapat menumbuhkan rasa ingin tahu pada siswa, sikap percaya diri, dan rajin. Selain itu jika siswa telah menemukan langsung apa yang mereka
ingin dapatkan dengan pengalaman mereka sendiri maka pembelajaran yang
didapat akan lebih berkesan yang cepat tersimpan dalam memori siswa.
MI Darul „Ulum Reksosari terletak di Dusun Reksosari RT V RW I
Desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang merupakan sekolah
swasta milik yayasan dengan lokasi yang tidak terlalu luas. Sekolah tersebut
tidak memiliki gedung untuk laboratorium serta untuk perpustakaan seluruh
media pembelajaran serta sumber belajar seperti buku ada yang diletakkan di
dalam kelas serta kantor guru. Media pembelajaran yang dimiliki sangat
terbatas. Hal ini menimbulkan sebagian materi yang disampaikan kepada
20
Pembelajaran yang berlangsung biasanya guru memberikan
penjelasan kepada siswa yang sebagian besar kegiatan pembelajarannya
hanya dengan ceramah satu arah yaitu dari guru ke siswa lalu diberi soal
sebagai tugas evaluasi. Hal ini dirasa kurang mengena pada ingatan siswa,
dan pembelajaran yang monoton akan membuat siswa bosan dan tidak
tertarik mengikuti pembelajaran sebab siswa hanya menjadi pendengar.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan
Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas III MI Darul „Ulum Reksosari,
Suruh, tahun pelajaran 2016/2017 yang akan dilaksanakan selama tiga kali
siklus.
B. Rumusan Masalah
Terkait dengan latar belakang sebagaimana peneliti ungkapkan,
maka selanjutnya akan peneliti rumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
Apakah dengan menggunakan model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi ciri-ciri makhluk hidup pada siswa
kelas III MI Darul „Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan pokok masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi Ciri-ciri
21
III MI Darul „Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017.
D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Penelitian
“Hipotesis penelitian mempunyai fungsi memberikan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah atau research questions” (Sukardi, 2009: 42). Untuk membuktikan benar atau salah maka perlu dilakukan
percobaan atau dilakukan penelitian. Dalam penelitian ini, rumusan
hipotesisnya adalah dengan menggunakan model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi ciri-ciri makhluk hidup pada
siswa kelas III MI Darul „Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
2. Indikator Keberhasilan
Menurut Depdikbud (1996: 48) dalam Triatno (2009: 241) suatu
kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam setiap
kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya. Indikator
hasil belajar IPA materi ciri-ciri makhluk hidup adalah mengidentifikasi
ciri-ciri makhluk hidup.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
22
umumnya pada materi yang lain yang juga dapat diterapkan metode tersebut.
Adapun manfaat secara teoritis dan praktis yaitu sebagai berikut:
1. Praktis
a. Peserta didik dapat merasakan bahwa pembelajaran IPA mudah dan
menyenangkan.
b. Hasil penelitian dapat meningkatkan mutu pembelajaran, seperti
pengetahuan dan pemahaman siswa di sekolah tersebut.
c. Menjadi alternatif guru di sekolah tesebut dalam memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakter siswanya.
2. Teoritis
a. Sebagai inovasi pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA
umumnya untuk seluruh mata pelajaran yang lain.
b. Untuk meningkatkan profesionalisme guru.
F. Devinisi Operasional
Penjelasan dari judul peningkatan hasil belajar IPA materi ciri-ciri
makhluk hidup dengan menggunakn model pembelajaran inquiry pada siswa
kelas III MI Darul „Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2016/2017 akan penulis paparkan sebagai berikut:
1. Peningkatan
Peningkatan adalah upaya menambah tingkatan atau derajat agar
menjadi lebih. Baik pada hasil, kemampuan, ketrampilan, jumlah, dan
23
2. Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Susanto (2013: 5) “yaitu perubahan
-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.
3. Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Susanto (2013: 167) Sains atau IPA adalah usaha
manusia untuk memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat
pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan
penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan.
4. Model pembelajaran Inquiry
Menurut Rahyubi (2014: 251), “model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
pembelajaran”. Model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajarn esensial dalam melaksanakan proses pembelajaran IPA.
Model pembelajaran inquiry “menitik beratkan pada suatu proses penemuan tentang alam” (Wisudawati dan Eka Sulistyowati, 2014: 80).
Harapannya siswa memiliki rasa ingin tahu, berani mengungkapkan ide,
kreatif, dan rajin.
G. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Menurut
Arikunto (2014: 3) “penelitian tindakan kelas merupakansuatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan
24
Adapun alasan peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas
adalah untuk mengubah tindakan guru dalam proses pembelajarn dikelas
dengan menggunakan metode inquiry sehingga hasil belajar siswa meningkat. Adapun gambar tahapan penelitian yaitu sebagai berikut:
Gambar 1. Bagan Rancangan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2014: 16).
1. Rancangan Penelitian
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada Penelitian Tindakan Kelas, pihak
pelaksana tindakan dan pihak yang mengamati membuat rencana
tindakan bersama. “Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, dimana oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
dilakukan” (Arikunto, 2014: 17).
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
25
b. Pelaksanaan
Tahap kedua dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
pelaksanaan tindakan penelitian yang sebelumnya telah dirancang
bersama antara pihak pelaksana tindakan dan pihak yang mengamati.
“Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap kedua ini guru
pelaksana harus ingat dan menaati apa yang sudah dirumuskan dalam
rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat”
(Arikunto, 2014: 18).
c. Pengamatan
Pengamatan atau observasi dilakukan untuk mengumpulkan
data yang diinginkan dalam penelitian. Yaitu adakah perubahan yang
terjadi saat atau setelah dilaksanakannya tindakan. Selain pihak yang
mengamati melakukan pengamatan, guru sebagai pelaksana tindakan
sedapat mungkin juga melakukan pengamatan pada dirinya sendiri.
“Guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar
memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya”
(Arikunto, 2014: 19).
d. Refleksi
Refleksi merupakan tahap terakhir pada Penelitian Tindakan
Kelas. “Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan” (Arikunto, 2014: 19). Dalam kata
26
1. Subyek Penelitian
a. Karakteristik Siswa
Dalam penelitian ini akan ditentukan subyek penelitian
terlebih dahulu, karena subyek penelitian merupakan permasalahan
utama. Ada pun subyek penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas III MI
Darul „Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang
berjumlah 15 siswa dengan siswa laki-laki berjumlah 6 orang dan
perempuan 9 orang yaitu Tahun Pelajaran 2016/2017.
b. Tempat Penelitian
Ruang kelas III MI Darul „Ulum Reksosari Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang.
c. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester 1
tahun pelajaran 2016/2017.
d. Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi ciri-ciri makhluk
hidup.
2. Pengumpulan Data
Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian.
Data digunakan untuk menjawab rumusan permasalahan dan untuk
menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan
metode:
27
Dokumentasi merupakan salah satu alat pengumpulan data.
Kegiatannya yaitu pemotretan saat pembelajaran atau penelitian
berlangsung di MI Darul „Ulum Reksosari kecamatan Suruh kabupaten
Semarang.
b. Observasi
Digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa
saat proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran
inquiry.
c. Tes
Digunakan sebagai alat evaluasi pembelajaran untuk
mengetahui hasil belajar siswa pada materi ciri-ciri makhluk hidup mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan analisis data
dilakukan dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi yang tercatat
dalam setiap siklusnya.
a. Ketuntasan Individu
Ketuntasan individu dapat diketahui apabila siswa dapat
mencapai skor 60 pada materi ciri-ciri makhluk hidup dapat dilihat
dari nilai hasil tes evaluasi.
b. Ketuntasan Klasikal
Menurut Depdikbud (1996: 48) dalam Triatno (2009: 241)
28
setiap kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya.
Pengukuran persentase kompetensi siswa secara klasikal menurut
Djamarah (2000: 226) dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
x 100%= P
F= Frekuensi
N= Jumlah
P= Jumlah nilai dalam persen.
Adapun untuk mencari nilai rata-rata menurut Djamarah (2000:
264) dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
M=
M= nilai rata-rata
= nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan nilai setiap
individu.
N= Banyaknya individu.
H. Sistematika Penulisan
Dalam rangka memudahkan para pembaca dalam mengkaji uraian
dari penelitian iini, maka penulis menguraikan sistematika penulisansan
29
BAB I : Pendahuluan
Meluiputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian,
definisi operasioal, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka
Berisi tentang hasil belajar, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
untuk Madrasah Ibtidaiyah, materi ciri-ciri makhluk hidup, model
pembelajaran inquiry.
BAB III : Pelaksanaan Penelitian
Berisi tentang gambaran umum MI Darul „Ulum Reksosari
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, dan pelaksanaan penelitian.
BAB IV : Analisis Hasil Penelitian
Berisi tentang deskripsi hasil penelitian persiklus dan pembahasan.
BAB V : Penutup
Berisi kesimpulan dan saran-saran dari penulis.
Daftar Pustaka
30
didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akhibat pengalaman. Menurut Winkel (1996) (dalam
Riyanto, 2009: 5) belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan
nilai sikap. Sementara itu E.R. Hilgard (1962) mengemukakan belajar
adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan (Susanto,
2013: 3). Kemudian pendapat yang senada yaitu belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor
(Djamarah, 2011: 13)
Sedangkan menurut Syah (2003) dalam (Sriyanti, 2009: 17)
menyimpulkan belajar adalah tahapan perubahan tingkah laku individu
yang relatif sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
31
Dari beberapa pendapat tetntang definisi belajar yang telah
dikemukakan oleh para ahli, maka belajar merupakan interaksi seseorang
secara sadar terhadap lingkungan sehingga memperoleh pengetatuan dan
pemahaman baru untuk mengubah tingkah lakunya secara tetap. Untuk itu
belajar membutuhkan waktu yang cukup lama sejak manusia lahir hingga
tutup usia. Belajar bisa dilakukan dimana saja, dengan siapa saja, dan
kapan saja. Belajar tidak hanya dilakukan di lembaga formal seperti
sekolah, namun di lingkungan mana pun manusia berada.
2. Ciri-ciri Belajar
Baharuddin & Esa N.W berpendapat dalam (Sriyanti, 2009: 18)
bahwa ciri-ciri belajar meliputi:
a. Belajar ditandai adanya perubahan perilaku.
b. Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relatif permanen.
c. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat
berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi
bersifat potensial.
d. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman.
e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.
Selanjutnya Jihad dan Abdul Haris (2013: 6) berpendapat tentang
ciri-ciri perubahan dalam belajar meliputi perubahan yang bersifat:
a. Intensional (disengaja)
32
c. Efektif dan fungsional (berpengaruh dan mendorong timbulnya
perubahan baru).
3. Hasil Belajar
Nawawi dalam K.Brahim (2007) menyatakan bahwa hasil belajar
dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh
dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu (Susanto, 2013:
5). Hasil belajar menurut Susanto (2013: 5) “yaitu perubahan-perubahan
yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan tingkat keberhasilan seseorang dalam mempelajari materi
pelajaran yang dinyatakan dalam skor. Namun dalam penelitian ini
penulis tekankan pada aspek kognitif saja.
Hasil belajar dapat diketahui melalui proses evaluasi atau tes.
Misalnya dengan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
kenaikan kelas, dan ujian nasional. Skor atau nilai dalam tes inilah yang
menjadi hasil dari proses belajar seseorang tersebut.
4. Faktor-faktor yang Mempenaruhi Hasil Belajar
Menurut Suryabrata (2004) secara umum, keberhasilan belajar
33
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor–faktor ynag terdapat diluar diri
individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti
faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal
terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial.
1) Faktor Nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor diluar individu yang
berupa kondisi fisik yang ada dilingkungan belajar. Kondisi fisik
berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.
2) Faktor Sosial
Faktor sosial adalah di luar individu yang berupa manusia.
Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilah menjadi faktor
yang berasal keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat
(termasuk teman pergaulan anak). Misalnya kehadiran orang dalam
belajar, kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain,
keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan antar
personil di sekolah dan sebagainya.
b. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor
34
1) Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam
individu. Faktor fisiologis terdiri dari:
a) Keadaan Tonus Jasmani pada Umumnya
Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan
kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan
bugar dan sehat maka akan mendukung hasil belajar.
Sebaliknya, jika badan individu dalam keadaan kurang bugar
dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar.
b) Keadaan Fungsi-fungsi Jasmani Tertentu
Kedaaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah keadaan
fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan fungsi
panca indra yang ada dalam diri individu. Panca indra
merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam diri
individu.
2) Faktor Psikologi
Faktor psikologi adalah faktor psikis yang ada dalam diri
individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan,
motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan, dan lain
35
Wasliman juga berpendapat tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik
merupakan hasil interksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik
faktor internal maupun eksternal (Susanto, 2013: 12).
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam
diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya.
Faktor internal meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan
kesehatan.
b. Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri peserta didikyang
memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, da masyarakat.
Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran
suami istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya,
serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orang
tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar
peserta didik.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh ahli, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
faktor internal (dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (dari luar diri
36
dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan
keluarga, lingkungan masyarakat, teman, bahkan sekolah.
Sekolah juga merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil
belajar siswa. Mengapa demikian karena lengkap tidaknya sarana
prasarana sekolah serta kompetensi guru juga mempengaruhi hasil belajar
siswa. Sebagai contoh guru yang kompetensinya kurang dalam
menyampaikan materi kurang jelas, sumber belajar yang digunakan hanya
beberapa, dan untuk siswa yang cerdas dalam pemberian pengayaan juga
kurang maksimal. Dan hal tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa mengingat siswa lebih lama belajar dengan fokus di
lingkungan sekolah.
Ruseffendi mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar ke dalam sepuluh macam. Dari kesepuluh faktor yang dapat
mempengaruhisiswa belajar, terdapat faktor yang dapat dikatakan hampir
sepenuhnya tergantung pada siswa. Faktor itu adalah kecerdasan anak,
kesiapan anak, dan bakat anak. Faktor yang sebagian hamir sepenuhnya
tergantung pada guru, yaitu kemampuan (kompetensi), suasana belajar,
dan kepribadian guru (Susanto, 2013: 14).
a. Kecerdasan Anak
Kecerdasan anak sangat mempengruhi cepat lambatnya
penerimaan informasi serta terpecahkan atau tidaknya permasalahan.
Kecerdasan anak sangat membantu guru dalam memprediksi
37
b. Kesiapan atau Kematangan
Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan
dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana
mestinya. Oleh karena itu, setiap upaya belajar akan lebih berhasil jika
dilaksanakan bersamaan dengan tingkat kematang individu, sebab
berkaitan dengan kebutuhan anak.
c. Bakat Anak
Menurut Chaplin, yang dimaksud dengan bakat adalah
kemmapuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang.
d. Kemauan Belajar
Kemauan belajar yang tinggi disertai dengan rasa tnggung
jawab yang besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar
yang diraih oleh siswa.
e. Minat
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang siswa yang menaruh
minat besar terhadap pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih
bnayak daripada siswa yang lainnya.
f. Model Penyajian Materi Pelajaran
Model penyajian materi yang menyenagkan, tidak
membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh siswa tentunya
38
g. Pribadi dan Sikap Guru
Siswa belajar tidak hanya melalui bacaan atau penjelasan dari
guru saja, akan tetapi juga perilaku yang dicontohkan oleh guru. Sikap
guru yang baik dan santun akan menjadikan pengaruh yang baik pada
siswa.
h. Suasana Pengajaran
Suasana pengajaran yang tenang, terjadinya dialog yang kritis
antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif di
antara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses
pengajaran.
i. Kompetensi Guru
Guru yang profesional akan memiliki kemampuan-kemampuan
tertentu. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompeten
dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan
diajarkan serta mampu memiliki metode belajar mengajar yeng tepat.
j. Masyarakat
Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku
manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh karena
itu, dalam duania pendidikan masyarakat mempengaruhi kepribadian
39
B. IPA Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup
1. Hakikat IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sering juga disebut dengan sains
merupakan disiplin ilmu yang mempelajari alam dan seisinya. Hakikat IPA
menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
Sukarno dalam (Wisudawati dan Eka Sulistyowati, 2014: 23)
berpendapat “IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
sebab dan akhibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini”. “Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa
pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar,
yang diperoleh dari pengalaman melalui rangkaian proses ilmiah antara
lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan”
(Budiman, 2002: 253). Sedangkan menurut Susanto (2013: 167) Sains atau
IPA adalah usaha manusia untuk memahami alam semesta melalui
pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan
dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sains atau
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam
semesta melalui penyelidikan, pengamatan, dan dijelaskan dengan
penalaran sehingga memperoleh kesimpulan.
2. Fungsi IPA
40
a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai
lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan
pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
b. Mengembangkan keterampilan proses.
c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa
untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan
yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dn teknologi dengan
keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang berguna dalam
kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke
tingkat yang lebih tinggi.
3. Tujuan IPA di Sekolah Dasar
Tujuan pengajaran IPA menurut Budiman (2002: 254) adalah:
a. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan
sehari-hari.
b. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan,
gagasan tentang alam sekitar.
c. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda
serta kejadian di lngkunagn sekitar.
d. Bersikap ingin tahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab,
41
e. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan
gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
f. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk
memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari.
g. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga
menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan yang Maha Esa.
Adapun tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar menurut Badan
Nasional Standar Pendidikan (BSNP, 2006) dalam Susanto (2013: 171)
adalah:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam
ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadarantentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
42
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
4. Ruang Lingkup IPA
Ruang lingkup IPA menurut Budiman (2002: 254) yaitu:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya.
b. Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah, dan
batuan.
c. Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana,
cahaya dan bunyi, tata surya, bumu dan benda-benda langit lainnya.
d. Kesehatan, makanan, penyakit, dan pencegahannya.
e. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestarian.
5. Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup
a. Standar Kompetensi
Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal
yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup.
b. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi ciri-ciri dan keutuhan makhluk hidup.
c. Ciri-Ciri Makhluk Hidup
Makhluk hidup adalah makhluk dengan ciri-ciri kehidupan
43
garis besar dibagi menjadi tiga, yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan.
Hewan dan tumbuhan akan dibagi lagi menjadi beberapa kelompok
berdasarkan beberapa hal. Misalnya hewan berdasarkan cara
berkembang biaknya dibagi menjadi tiga yaitu bertelur, melahirkan, dan
bertelur melahirkan. Hewan berdasarkan makanannya juga dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu pemakan tumbuhan, pemakan hewan, dan
pemakan segala yaitu pemakan hewan dan tumbuhan. Berdasarkan
tempat tinggalnya, cara bergeraknya dan lain sebagainya juga masih
dapat dikelompokkan lagi. Begitu juga dengan tumbuhan. Tumbuhan
berdasarkan bijinya dibedakan menjadi dua yaitu tumbuhan berbiji satu
keping dan tumbuhan berbiji dua keping.
Ciri-ciri makhluk hidup secara umum dibagi menjadi tujuh,
yaitu:
44
1. Bernafas
Bernafas yaitu menghirup dan mengeluarkan udara. Bernafas
merupakan proses menghirup oksigen ( ) dari udara bebas
kemudian menghembuskan karbondioksida ( ) dan uap air (Tim
spektrum, 2016: 4). Oksigen diperlukan oleh tubuh makhluk hidup
untuk pembakaran makanan menjadi energi. Setiap makhluk hidup
memiliki alat pernafasan. Namun tidak semua makhluk hidup
memiliki kesamaan alat pernafasan.
a) Manusia bernafas menggunakan paru-paru.
b) Tumbuhan bernafas dengan menggunakan stomata yang ada
dalam bagian daun. Pernafasan pada tumbuhan berbeda jika
dibandingkan dengan pernafasan pada hewan dan bahan
makanan dengan menhirup karbondioksida mengeluarkan
oksigen.
c) Sedangkan hewan memiliki alat pernafasan yang sangat
beragam, yaitu:
(1) Paru-paru
Hewan yang bernafas dengan paru-paru pada
umumnya adalah hewan darat atau mamalia (hewan yang
melahirkan) misalnya kucing, cicak, sapi, kerbau, buaya,
45
(2) Insang
Hewan yang bernafas dengan menggunakan insang
adalah jenis-jenis ikan yang bertelur, bukan paus dan
lumba-lumba, sebab keduanya merupakan mamalia yaitu hewan yang
melahirkan. Contoh ikan yang bernafas dengan insang yaitu
cupang, ikan mas, ikan tuna, ikan lele, ikan koi, dan sebagainya.
(3) Kulit
Hewan yang bernafas dengan permukaan kulit adalah
cacing.
(4) Trachea
Hewan yang bernafas dengan menggunakan trachea
adalah jenis-jenis serangga, misalnya kecoa (Adi, 2009: 46)
2. Bergerak
Ciri yang kedua dari makhluk hidup adalah bergerak. Setiap
makhluk hidup akan bergerak. Tujuannya yaitu untuk mendapatkan
makanan atau untuk menghindar musuh (Tim spektrum, 2014: 4).
Gerak dari makhluk hidup antara lain berjalan, berlari, terbang,
renang, merayap, melata.
Gerak pada makhluk hidup dibagi menjadi dua, yaitu gerak
aktif dan gerak pasif. Makhluk hidup yang bergerak aktif adalah
manusia dan hewan. Maksudnya yaitu dalam geraknya tersebut
beroindah tempat dari keadaan semula. Sedangkan yang bergerak
46
berpindah dari tempat semula, misalnya gerak pucuk tumbuhan
yang mengikuti sinar matahari, geraknya daun putri malu saat
tersentuh, dan menutupnya kantong semar saat ada serangga yang
hinggap.
Alat gerak pada hewan diantara yaitu:
a) Kaki
Hewan yang bergerak dengan kaki yaitu kuda, sapi,
kerbau, kadal,ayam,bebek, buaya, katak, cicak, dan
sebagainya. Yaitu untuk meloncat, berlari, dan melata.
b) Sayap
Hewan yang bergerak dengan menggunakan sayap
yaitu hewan yang dapat terbang seperti burung, kupu-kupu,
nyamuk, capung dan sebaginya.
c) Sirip
Hewan yang bergerak dengan menggunakan sirip
yaitu jenis-jenis ikan, yaitu untuk berenang.
3. Berkembang biak
Berkembang biak adalah menghasilkan keturunan (anak)
yang sama dengan induknya. Tujuan makhluk hidup berkembang
biak adalah untuk melestarikan jenisnya agar tidak punah
(Purnama, dkk, 2006: 7) .
Makhluk hidup berkembang biak dengan berbagai cara.
47
berkembang biak dengan tiga cara, yaitu bertelur, melahirkan, dan
bertelur melahirkan. Berikut ini adalah contoh hewan dan cara
perkembang biakannya:
a. Bertelur: bebek, ayam, burung merpati, ikan, cicak.
b. Melahirkan: sapi, kerbau, unta, singa, monyet, paus,
lumba-lumba, kelinci.
c. Bertelur dan melahirkan: ular, kadal, ikan hiu.
Sedangkan perkembang biakan pada tumbuhan dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu alami dan buatan
a. Perkembangbiakan alami
1) Biji contohnya padi, jagung, kacang.
2) Akar contohnya pandan, rumput jepang.
3) Batang contohnya bunga mawar, singkong.
4) Tunas contohnya pisang, kelapa.
5) Daun contohnya bunga cocor bebek.
6) Umbi contohnya ubi, bunga dahlia.
b. Perkembangbiakan buatan
Perkembang biakan buatan dapat dilakukan dengan
cara stek, mencangkok, menyambung, dan menempel.
4. Tumbuh
Setiap makhluk hidup pasti mengalami pertumbuhan. Dari
yang kecil menjadi besar, dan yang pendek menjadi panjang atau
48
Manusia mengalami pertumbuhan yang nampak mulai usia 0
tahun sampai usia 21 tahun. Pada usia sekitar 22 tahun, tinggi
badan manusia tidak akan bertambah lagi (Priyono dan Titik
Suyekti, 2008: 8). Sangat nampak saat manusia masih bayi yaitu 0 tahun sampai dengan 2 tahun. Manusia bermula dari bayi menjadi
anak-anak lalu menjadi remaja kemudian menjadi dewasa dan
akhirnya tua.
Tidak begitu berbeda dengan manusia hewan pun mengalami
hal yang sama. Jika awalnya hewan yang berasal dari telur yang
dierami induknya lalu menetas menjadi hewan kecil, lalu menjadi
hewan besar
Tumbuhan juga mengalami pertumbuhan. Misalnya kelapa
buahnya bertunas, tunas semakin tinggi, kemudian muncul akar,
daun dan terus semakin tinggi.
Kecepatan pertumbuhan pada makhluk hidup tidak selalu
sama. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti adanya
sinar matahari, asupan nutrisi, dan pola hidup.
5. Membutuhkan makanan
Setiap makhluk hidup baik tumbuhan, hewan dan manusia
semua akan memerlukan makanan. Dalam hal ini tumbuhan
sebagai produsen (membuat) yaitu dari dalam dirinya dapat
49
Tumbuhan melakukan proses fotosintesis. Proses ini
memerlukan Karbon dioksida, air, dan sinar matahari. Proses
fotosintesis tumbuhan biasanya berlangsung pada siang hari.
Terjadi pada bagian daun yaitu pada klorofil (zat hijau daun).
Manusia dan hewan sebagai konsumen (menggunakan)
sebab manusia dan hewan tidak dapat menghasilkan makanan dari
dirinya sendiri. Mereka mendapat makanan dari makhluk hidup
lain. Manusia memperoleh makanan dari tumbuhan dan hewan.
Contohnya makan nasi, sayur bayam, dan ikan tongkol. Sedangkan
hewan misalnya burung pipit memperoleh makanan dari tumbuhan
yaitu biji-bijian. Sedangkan kucing memperoleh makanan dari
hewan lain seperti ikan dan tikus. Penggolongan jenis makanan
pada hewan dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Karnivora (pemakan daging) contohnya singa, kucing, cicak.
b. Herbivora (pemakan tumbuhan) contohnya sapi, kambing,
burung merpati.
c. Omnivora (pemakan segala) contohnya tikus, ayam.
6. Menanggapi rangsang
Makhluk hidup dapat menanggapi rangsang. Kemampuan ini
disebut dengan iritabilita. Tubuh manusia merasa menggigil jika
kedinginan dan akan berkeringat jika kepanasan. Selain itu manusia
50
Hewan juga menanggapi rangsang getaran di tanah yang
disebabkan oleh jalannya kijang ynag dirasakan oleh seekor ular
akan merangsang ular untuk menghampiri kijang untuk dimangsa.
Daun putri malu yang menutup saat disentuh atau saat udara
dingin. Dan hal tersebut menunjukkan jika putri malu menanggapi
rangsang.
7. Adaptasi
Adaptasi yaitu menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat
hidupnya. Hal ini memiliki tujuan agar makhluk hidup dapat
bertahan hidup. Jika makhluk hidup gagal beradaptasi maka akan
mati. Sebagai contoh, manusia akan memakai pakaian hangat jika
musim dingin. Sebab jika manusia tidak memakai pakaian hangan
manusia akan kedinginan dan menggigil atau bahkan sampai mati.
C. Model Pembelajaran Inquiry
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Model pembelajaran
cenderung memberi petunjuk dan bersifat menentukan, yang relatif sulit
dibedakan dengan strategi pembelajaran (Rahyubi, 2014: 251).
Arti kata inquiry adalah mengadakan penyelidikan (Wisudawati dan Eka Sulistyowati, 2014: 80). Model pembelajaran Inquiry adalah salah satu model pembelajaran yang memfokuskan kepada pengembangan kemampuan
siswa dalam berfikir reflektif kritis, dan kreatif (Kastolani, 2014: 205). Model
51
fasilitator. Menurut Susanto (2013: 173) model pembelajaran inquiry merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan
mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku
dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan
atau mnginvestigasi, me-review apa yang telah diketahuai, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh
data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan
menomunikasikan hasilnya.
Dari penjelasan para ahli diatas model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran dengan melakukan penyelidikan yang
berpusat pada siswa agar dapat berfikir kritis dan kreatif. Selain itu dengan
siswa melakukan penyelidikan sendiri maka siswa akan lebih mudah
mengingat apa yang telah dipelajari dan ditemukan dalam pembelajaran IPA
yang telah berlangsung.
Tujuan utama pembelajaran berbasis inquiry menurut Nation Research Council (NRC, 2000) dalam (Susanto,2013: 173), sebagai berikut:
1. Mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari
prinsip dan konsep sains.
2. Mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja
layaknya seorang ilmuan.
3. Membiasakan siswa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan.
Secara singkatnya dapat disimpulkan bahwa tujuan model
52
terhadap sesuatu yang belum diketahui kebenarannya dengan melakukan
penyelidikan sesuai dengan langkah-langkah yang tepat untuk memperoleh
kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam pembelajaran model inquiry ini guru berperan sebagai
fasilitator, bersedia memberikan rangsangan kepada peserta didiknya untuk
berpikir aktif, dengan cara mengajukan pertanyaan, meminta peserta didik
untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip ke dalam berbagai situasi, mendorong
siswa untuk mengolah data dan informasi (Kastolani, 2014: 207). Selain itu
pembelajaran inquiry yang mensyaratkan keterlibatan siswa aktif terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap sains ( Susanto,
2013: 174).
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran inquiry menurut
Suryanti (2010) dalam Wisudawati dan Eka Sulistyowati (2014: 82) yaitu:
1. Orientasi
Menurut Susanto (2013: 176) tahapan pembelajaran inquiry pada mata pelajaran sains atau IPA di sekolah dasar dapat dikelompokkan ke dalam lima
53
1. Adanya kegiatan merumuskan pertanyaan yang dapat diteliti melalui
percobaan sederhana.
2. Adanya perumusan hipotesis atau membuat prediksi.
3. Merencanakan dan melaksanakan suatu percobaan sederhana.
4. Mengkomunikasikan hasil pengamatan dengan menggunakan data serta
peralatan yang digunakan dlam percobaan sederhana.
5. Menyimpulkan hasil pengamatan atau eksperimen yang telah dilakukan.
Menurut Bonnstetter (2000) dalam Suyanti (2010) model
pembelajaran inquiry dibedakan menjadi lima tingkatan, yaitu:
1. Praktikum, tingkatan ini merupakan inquiry yang paling sederhana, dimana semua perlengkapan untuk inquiry sudah disediakan oleh guru. 2. Pengalaman sains terstruktur, pada tingkat ini guru berperan menentukan
topik dan pertanyaan, memeberi petunjuk, alat dan bahan, sedangkan
analisis hasil penelitian dan kesimpulan dilakukan oleh peserta didik.
3. Inquiry terbimbing, pada tingkatan ini peserta didik diberi kesempatan untuk merumuskan prosedur, menganalisis hasil, dan membuat
kesimpulan. Sedangkan dalam menentukan topik, pertanyaan, serta alat
dan bahan praktikum guru hanya sebagai fasilitator.
4. Penelitian peserta didik merupakan tipe inquiry yang paling kompleks dan peserta didik bertanggung jawab secara penuh.
Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran inquiry menurut
54 Keunggulan:
1. Menekankan pada pengembang aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
secara seimbang sehingga pembelajaran melalui model ini dianggap lebih
bermakna
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajarnya
3. Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar moderen yang
menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku lewat
pengalaman
4. Mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas
rata-rata, sehingga siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Kelemahan:
1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
2. Tidak mudah mendesainnya, karena terbentur pada kebiasaan siswa
3. Terkadang dalam implementasinya memerlukan waktu yang panjang,
55
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Awal
1. Lokasi penelitian
Nama Sekolah : MI Darul „Ulum Reksosari
Alamat : Reksosari, RT 05 RW 01 Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang 50776
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Pokok : Ciri-ciri makhluk Hidup
Kelas/Semester : III/ I
Batas Sekolah : Barat = Rumah Warga
Timur = PonPes Pi Darul „Ulum Reksosari
Selatan = MTs Darul „Ulum Reksosari
Utara = RA Darul „Ulum Reksosari
2. Visi, Misi, dan Tujuan MI Darul ‘Ulum Reksosari
a. Visi
Mewujudkan Sumberdaya Manusia Yang beriman,
berkualitas, santun, dan berbudi luhur.
b. Misi
56
2) Melaksanakan pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif
Inovatif Kreatif Efektif dn Menyenagkan).
3) Menumbuhkembangkan daya saing yang sehat dalam berprestasi.
4) Menumbuhkan mental juara.
5) Menumbuhkembangkan ajaran agama menuju perilaku
santun,beriman dan berbudi luhur.
3. Keadaan Guru MI Darul ‘Ulum Reksosari
Tabel 1. Daftar Guru MI Darul „Ulum Reksosari
No Nama
Tempat & Tanggal lahir
Pendidikan Status
„Ulum Reksosari Kecamatan Suruh kabupaten Semarang Tahun
57
laki-laki 6 dan siswa perempuan 9. Berikut nama siswa kelas III MI
Darul „Ulum Reksosari Kecamatan Suruh kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017
Tabel 2. Nama siswa kelas III MI Darul „Ulum Reksosari
No Nama Siswa
Jenis Kelamin
1 2 3
1 Angga Diva Pratama Laki-laki
2 Azfa Sifa'an Laki-laki
3 Isna Zahrotul M Perempuan
4 Maysya Melati S Perempuan
5 Muamar Mirdas Laki-laki
6 M. Ali Maskur Laki-laki
7 Nabila Ayu Hapsari Perempuan
8 Nuril Aini Perempuan
9 Nur Rahmadania Perempuan
10 Novita Cahaya N Perempuan
11 Rahma Musdalifah Perempuan
12 Ridho Nugroho Laki-laki
13 Sintia Devi Perempuan
14 Yusuf Fajiya P Laki-laki
15 Zahroatul Azizah Perempuan
5. Perolehan Nilai Pra siklus
Kondisi awal (Pra Siklus) dilaksanakan pada 23 Juli 2016. Pada
tahap ini, peneliti melaksanakan pengamatan untuk memperoleh data
nilai kemampuan awal siswa kelas III MI Darul „Ulum Reksosari
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang sebelum diterapkan model
58
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus.
Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap penelitian. Keempat tahap penelitian
tersebut yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut
adalah uraian dari kedua siklus tersebut:
1. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Menyiapkan pelajaran IPA materi ciri-ciri Makhluk Hidup
(bernafas, gerak, memerlukan makan, berkembang biak,
adaptasi).
3) Menyusun lembar kerja siswa.
4) Menyiapkan lembar pengamatan guru.
5) Menyusun lembar pengamatan siswa.
b. Pelaksanaan
Pada tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 28
Juli 2016 pukul 10.50 sampai 12.00 WIB di ruang kelas III MI Darul
„Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Penelitian
ini berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi
yang diajarkan pada tahap ini adalah pengertian makhluk hidup,
jenis-jenis makhluk hidup, ciri-ciri makhluk hidup yaitu pernafasan,
adaptasi, memerlukan makan, berkembang biak, dan gerak. Berikut
59
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa.
b. Guru menanyakan kabar siswa.
c. Apersepsi
1) Guru bertanya kepada siswa siapa yang dirumah
memiliki hewan peliharaan atau tanaman?
2) Guru bertanya makanan yang paling disukai siswa .
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (55 menit)
a. Eksplorasi (15 menit)
1) Guru menjelaskan makhluk dibumi ini ada dua yaitu
makhluk hidup dan makhluk tak hidup.
2) Guru bertanya kepada siswa apa saja yang dilihat oleh
siswa selama perjalanan dari rumah ke sekolah.
3) Siswa menjawab pertanyaan dari guru.
4) Guru bertanya tentang perbedaan dan persamaan dua
benda yang telah disebutkan oleh siswa.
b. Elaborasi (35 menit)
1) Guru menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup beserta
contohnya.
2) Guru mengajak siswa untuk melakukan observasi di
lingkungan sekitar sekolah dalam bentuk berkelompok
60
3) Guru menyampaikan permasalahan kepada siswa
apakah makhluk hidup memiliki ciri-ciri kehidupan
berupa makan, berkembang biah, bernafas, beradaptasi,
dan bergerak?
4) Guru menjelaskan tujuan dilaksanakannya observasi.
5) Guru mendampingi siswa membuat rumusan masalah
apakah observasi makhluk hidup dapat menunjukkan
ciri-ciri makhluk hidup yaitu makan, berkembang biah,
bernafas, beradaptasi, dan bergerak.
6) Guru memberikan penjelasan tentang aturan dan
langkah-langkah dalam melakukan observasi.
a)Judul :Observasi ciri-ciri makhluk hidup yang ada di
sekitar sekolah
b)Tujuan :Untuk mengetahui ciri-ciri makhluk hidup.
c)Alat : Buku tulis, Bolfoin, Lembar observasi
d) Cara kerja:
(1) Siapkan alat-alat yang dibutuhkan seperti buku
tulis, bolfoin, dan lembar observasi.
(2) Pergilah ke luar kelas dengan rapi dan tidak
menimbulkan keributan, agar tidak mengganggu
kelas yang lain.
(3) Amati makhluk hidup yang kamu temui
61
(4) Catat apa yang ada dalam makhluk hidup
tersebut.
(5) Tuliskan pada kolom lembar observasi yang
telah diberikan oleh guru.
e) Hasil observasi
f) Kesimpulan
Dari makhluk hidup yang saya amati saya
mendapatkan hasil bahwa ....memiliki ciri-ciri
kehidupan antara lain...
7) Guru membagikan lembar observasi kepada siswa.
Tabel 3. Lembar kerja siswa observasi ciri-ciri makhluk
hidup
8) Guru mengajak siswa menyusun hipotesis bahwa
observasi dapat menunjukkan ciri-ciri makhluk hidup
yaitu makan, berkembang biah, bernafas, beradaptasi,
62
9) Siswa didampingi oleh guru keluar kelas untuk
melakukan observasi ciri-ciri makhluk hidup yang
ditemui di sekitar sekolah.
10)Siswa bersama dengan guru menguji kebenaran
hipotesis.
11)Siswa mencatat apa yang mereka amati dari makhluk
hidup yang mereka temui.
12)Guru membagikan soal kepada siswa.
13)Siswa mengerjakan soal.
c. Konfirmasi (5 menit)
1) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum dipahami.
2) Guru menyimpulkan hasil observasi.
3. Kegiatan Akhir (5 menit)
a. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan pelajaran yang
telah dipelajari pada hari ini.
b. Guru menutup pelajaran dengan hamdalah dan salam.
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap aktivitas
siswa ketika melakukan observasi, baik dalam bekerjasama,
keaktifannya, efisien dalam memanfaatkan waktu, dan ketepatan
melakukan observasi. Pada tahap ini siswa menggunakan lembar
63
d. Refleksi
Guru mengadakan refleksi dan evaluasi. Berdasarkan hasil
refleksi ini dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru pada siklus I, sehingga dapat digunakan untuk
menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
1) Kendala yang dihadapi
a) Sebagian siswa kurang memperhatikan penjelasan dari
guru.
b) Siswa malu-malu dalam menjawab pertanyaan dari guru.
c) Siswa berlari kesana kemari saat melakukan observasi di
luar kelas.
d) Dalam kelompok hanya beberapa orang yang bekerja
mengerjakan tugas observasi.
e) Dalam mengerjakan latihan soal masih ada siswa yang
mencontek dan bertanya kepada teman.
2) Cara mengatasinya
Untuk mengatasi kendala pada siklus I, guru melakukan
berbagai ide perbaikan. Hal ini dilakukan agar siklus berikutnya
tidak terjadi lagi kekurangan yang sama. Ide perbaikan tersebut
adalah:
a) Guru mengendalikan kelas sebelum pelajaran.
b) Guru dapat memberikan hadiah bagi siswa yang mau