• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA SISWA KELAS III MI DARUL ‘ULUM REKSOSARI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA SISWA KELAS III MI DARUL ‘ULUM REKSOSARI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA SISWA KELAS

III MI DARUL ‘ULUM REKSOSARI KECAMATAN SURUH

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

SIFA WIJAYANTI

NIM : 11512002

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)

3

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA SISWA KELAS

III MI DARUL ‘ULUM REKSOSARI KECAMATAN SURUH

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

SIFA WIJAYANTI

NIM : 11512002

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(4)
(5)
(6)
(7)

7

MOTTO

Awali segala kegiatanmu dengan

Basmallah

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Bapakku (Muhammad Untung) dan Ibuku (Siti Dakhiyah) sebagai wujud baktiku kepadanya, yang telah membesarkanku, mendidikku, mendoakannku, dan membiayai semua kebutuhanku hingga aku lulus SI. 2. Suamiku (Nur Chamid) yang senantiasa mendoakanku, memberikan

semangat, dan mengingatkanku untuk segera menyelesaikan skripsiku. 3. Kakak dan adikku yang telah membantu dan memberi semangat hingga

skripsi ku selesai.

4. Rektor, Bapak Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang ikhlas mendidik dan membimbingku.

5. Bapak ibu guru dn siswa siswi kelas III MI Darul ‘Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang membantu terselesaikannya skripsi ini.

6. Bapak ibu guru yang mendidikku dari awal masuk bangku sekolah hingga sarjana.

7. Sahabatku Crigiez Girls (Mudah, Fitri, Rosita, Nana, Qonaah) yang memeberiku semangat.

(8)

8

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang yang dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Ciri-Ciri

Makhluk Hidup Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry pada Siswa Kelas

III MI Darul „Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pellajaran 2016/2017 bisa selesai.

Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati oleh Allah SWT.

Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis sampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Suwardi, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Salatiga.

3. Peni Susapti, M. Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah.

4. Dr. Budiyono Saputro, M. Pd selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing, memberi motivasi, dan meluangkan waktunya dalam penulisan

skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian

akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta

(9)

9

6. Siti Alfiyah, S.Pd. I selaku kepala madrasah MI Darul „Ulum Reksosari

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang telah memberikan izin kepad

penulis untuk melakukan penelitian di MI Darul „Ulum Reksosari.

7. Siswa kelas III MI Darul „Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang yang telah berkenan menjadi suyek penelitian dan mengikuti

jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.

8. Bapak Muhammad Untung dan Ibu Siti Dakhiyah tercinta yang senantiasa

mendidik dan memberikan semangat kepada penulis.

9. Teman-teman PGMI angatan 2012 yang telah berjuang bersama-sama dan

saling memberi motivasi.

Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun metodologi. Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan untuk kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya bagi para pembaca yang budiman. Amin.

Salatiga, 12 Agusutus 2016

Penulis

(10)

10

ABSTRAK

Wijayanti, Sifa. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Pada Siswa Kelas III MI Darul ‘Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M. Pd.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Inquiry dan hasil belajar IPA.

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Darul „Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi ciri-ciri makhluk hidup menggunakan model pemebelajaran inquiry. Masalah yang dikaji adalah apakah model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III mata pelajaran IPA materi ciri-ciri makhluk hidup di MI Darul „Ulum Reksosari

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017? Sebab pembelajaran di MI Darul „Ulum Reksosari guru sebagai pemeran utama untuk menyampaikan materi dan siswa hanya mendengarkan, sehingga siswa kurang aktif.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III MI Darul „Ulum Reksosari yang berjumlah 15 siswa yaitu 6 siswa laki-laki, dan 9 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari: perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data diambil dari nilai akhir siswa, dokumentasi, dan observasi dengan melihat perilaku siswa dalam proses pembelajaran.

(11)

11

DAFTAR ISI

Sampul ... i

Gambar Berlogo ... ii

Judul ... iii

Halaman Persetujuan Pembimbing ... iv

Halaman Pengesahan Kelulusan ... v

Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan... vi

Halaman Motto dan Persembahan ... vii

Kata Pengantar ... viii

Abstrak ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator keberhasilan ... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

F. Definisi Operasional ... 7

G. Metodologi Penelitian ... 8

(12)

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar ... 15

B. IPA Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup... 24

C. Model Pembelajaran Inquiry ... 35

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Diskripsi Awal... 40

B. Pelaksanaan Penelitian ... 43

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Diskripsi Paparan Siklus ... 57

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 67

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(13)

13

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Daftar Guru MI Darul „Ulum Reksosari ... 42

Tabel 2 Nama Siswa Kelas III MI Darul „Ulum Reksosari ... 43

Tabel 3 Lembar Kerja Siswa Observasi Ciri-Ciri Makhluk Hidup... 47

Tabel 4 Lembar Kerja Siswa Eksperimen Es Batu ... 53

Tabel 5 Lembar Kerja Siswa Eksperimen Kacang Hijau... 53

Tabel 6 Hasil Belajar Pra-siklus ... 57

Tabel 7 Frekuensi Hasil Belajar Pra-siklus ... 59

Tabel 8 Hasil Belajar Siklus I ... 59

Tabel 9 Frekuensi Hasil Belajar Siklus I... 61

Tabel 10 Hasil Belajar Siklus II ... 62

Tabel 11 Frekuensi Hasil Belajar Siklus II ... 63

(14)

14

DAFTAR GAMBAR

(15)

15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan Belajar Mengajar ... 72

Lampiran 2 Daftar Personalia Guru dan Siswa ... 74

Lampiran 3 Daftar Riwayat Hidup ... 76

Lampiran 4 Lembar Pengamatan Psikomotor Siswa Siklus I ... 77

Lampiran 5 Lembar Pengamatan Psikomotor Siswa Siklus II... 79

Lampiran 6 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ... 81

Lampiran 7 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ... 84

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 87

Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 98

Lampiran 10 Latihan Soal Siklus I... 114

Lampiran 11 Latihan Soal Siklus II ... 118

Lampiran 12 LKS Observasi Ciri-Ciri Makhluk Hidup ... 126

Lampiran 13 LKS Eksperimen Es Batu dan Kacang Hijau ... 128

Lampiran 14 Lembar Konsultasi ... 132

Lampiran 15 Daftar Nilai SKK ... 135

(16)

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan yaitu usaha sadar manusia yang telah direncanakan untuk

mengetahui dan memahami suatu pengetahuan. Di alam ini banyak sekali

pengetahuan yang dapat dipelajari oleh manusia. Semakin seseorang itu

berpengetahuan maka seseorang menjadi tambah berilmu dan berwawasan.

Pada hakikatnya manusia diciptakan untuk menuntut ilmu , seperti hadist

yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdul Bari yang artinya yaitu “mencari ilmu itu

kewajiban bagi setiap orang islam laki-laki dan perempuan” (HR. Ibnu Abdul

Bari).

“Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam

interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan

psikomotor” (Djamarah, 2013: 13). “Belajar pada hakikatnya adalah proses

interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu“ (Rusman, 2011:

1). Maka sudah seharusnya manusia mencari pengetahuan dari apa yang ada

disekitar mereka sebagai wujud pendidikan.

IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam yaitu ilmu yang mempelajari

segala sesuatu yang ada di alam baik hidup, tak hidup, dan mati yang dibagi

(17)

17

memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual

(factual), baik berupa kenyataan (reality), atau kejadian (events), dan hubungan sebab akhibatnya” (Wisudawati dan Eka Sulistyowati, 2014: 22).

Dari definisi ilmu pengetahuan alam dapat membentuk siswa untuk berfikir

logis, kritis dana sistematis.

Pendidikan di negara Indonesia berulang kali telah berganti

kurikulum dari yang satu ke yang lain. Harapannya dengan adanya pergantian

kurikulum dapat meningkatkan kualitas pendidikan di negara ini. Berbagai

model, dan metode pembelajaran telah dipakai untuk meningkatkan kualitas

tersebut, bahkan media pembelajaran yang sangat beragam juga dihadirkan

agar pembelajaran dapat berhasil dengan maksimal. Hal ini merupakan upaya

yang baik dari para pendidik serta penyelenggara pendidikan untuk

mewujudkan pembelajaran yang maksimal.

Guru sedapat mungkin harus tetap pada tugasnya untuk

mendampingi siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Penglibatan

peserta didik dalam pembelajaran haruslah maksimal. Guru terlebih dahulu

memotivasi peserta didik agar terangsang mengikuti pembelajaran dan

menyukai materi yang akan dipelajari bersama. Kemudian guru menggunakan

model, metode serta media yang tepat bagi peserta didik. Diharapkan guru

dapat memberi contoh konkrit pada peserta didik agar pembelajaran lebih

menyenagkan dan dapat dengan mudah diterima oleh peserta didik dan

(18)

18

Banyak sekali model pembelajaran di Indonesia yang dapat

diterapkan oleh guru di sekolah namun semua pasti memiliki kelebihan dan

kekurangan. Namun yang perlu diingat adalah kesesuaian pemilihan model

pembelajaran terhadap kondisi siswa dan materi yang akan diajarkan. Model

pembelajaran merupakan “kerangka konseptual yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan pembelajaran” (Rahyubi, 2014: 251). Seperti

model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) yang

merupakan model pembelajaran yang sangat populer dalam dunia pendidikan.

“CTL adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa

dalam memahami makna yang ada pada bahan ajar, dengan menghubungkan

pelajaran dalam konteks kehidupan sehari-harinya dengan konteks kehidupan

pribadi, sosial, dan kultural” (Asmani, 2014: 52). Model pembelajaran ini

membantu siswa memahami materi yang dipelajari dengan dikaitkan pada

kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam mempelajari proses fotosintesis guru

dapat merangsang siswa dengan dikaitkan dengan memasak nasi. Yaitu dalam

proses fotosintesis tumbuhan memerlukan atau Karbon dioksida dan air

lalu cahaya matahari dan menghasilkan gula dan energi, maka dalam

kehidupan sehari-hari kita memasak nasi membutuhkan beras untuk

mengibaratkan karbon dioksida, air yang sama-sama membutuhkan,

kemudian cahaya matahari diibaratkan dengan kompor atau rice cooker dan hasilnya gula diibaratkan dengan nasi. Namun pemilihan model pembelajaran

juga harus disesuaikan dengan materi yang dipelajari. Dalam kesempatan ini

(19)

19

diterapkan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi

Ciri-ciri Makhluk Hidup pada siswa kelas III.

Dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam penulis tertarik pada

materi ciri-ciri makhluk hidup yang terdapat dikelas III semester ganjil.

Pemilihan kelas dianggap sangat tepat untuk menerapkan model pembelajarn

inquiry dimana siswa dapat menemukan secara langsung apa yang ingin mereka dapatkan dari suatu penyelidikan. Selain itu subyek pendidikan yang

merupakan siswa kelas III semester ganjil merupakan siswa yang baru saja

naik dari kelas II yang masih memiliki kebiasaan bermain-main. Maka

dipakailah model pembelajaran inquiry ini agar siswa dapat bergerak aktif namum tetap dalam proses pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran

inquiry dapat menumbuhkan rasa ingin tahu pada siswa, sikap percaya diri, dan rajin. Selain itu jika siswa telah menemukan langsung apa yang mereka

ingin dapatkan dengan pengalaman mereka sendiri maka pembelajaran yang

didapat akan lebih berkesan yang cepat tersimpan dalam memori siswa.

MI Darul „Ulum Reksosari terletak di Dusun Reksosari RT V RW I

Desa Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang merupakan sekolah

swasta milik yayasan dengan lokasi yang tidak terlalu luas. Sekolah tersebut

tidak memiliki gedung untuk laboratorium serta untuk perpustakaan seluruh

media pembelajaran serta sumber belajar seperti buku ada yang diletakkan di

dalam kelas serta kantor guru. Media pembelajaran yang dimiliki sangat

terbatas. Hal ini menimbulkan sebagian materi yang disampaikan kepada

(20)

20

Pembelajaran yang berlangsung biasanya guru memberikan

penjelasan kepada siswa yang sebagian besar kegiatan pembelajarannya

hanya dengan ceramah satu arah yaitu dari guru ke siswa lalu diberi soal

sebagai tugas evaluasi. Hal ini dirasa kurang mengena pada ingatan siswa,

dan pembelajaran yang monoton akan membuat siswa bosan dan tidak

tertarik mengikuti pembelajaran sebab siswa hanya menjadi pendengar.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan

Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas III MI Darul „Ulum Reksosari,

Suruh, tahun pelajaran 2016/2017 yang akan dilaksanakan selama tiga kali

siklus.

B. Rumusan Masalah

Terkait dengan latar belakang sebagaimana peneliti ungkapkan,

maka selanjutnya akan peneliti rumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

Apakah dengan menggunakan model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi ciri-ciri makhluk hidup pada siswa

kelas III MI Darul „Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan pokok masalah di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi Ciri-ciri

(21)

21

III MI Darul „Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2016/2017.

D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Penelitian

“Hipotesis penelitian mempunyai fungsi memberikan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah atau research questions” (Sukardi, 2009: 42). Untuk membuktikan benar atau salah maka perlu dilakukan

percobaan atau dilakukan penelitian. Dalam penelitian ini, rumusan

hipotesisnya adalah dengan menggunakan model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi ciri-ciri makhluk hidup pada

siswa kelas III MI Darul „Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

2. Indikator Keberhasilan

Menurut Depdikbud (1996: 48) dalam Triatno (2009: 241) suatu

kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam setiap

kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya. Indikator

hasil belajar IPA materi ciri-ciri makhluk hidup adalah mengidentifikasi

ciri-ciri makhluk hidup.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

(22)

22

umumnya pada materi yang lain yang juga dapat diterapkan metode tersebut.

Adapun manfaat secara teoritis dan praktis yaitu sebagai berikut:

1. Praktis

a. Peserta didik dapat merasakan bahwa pembelajaran IPA mudah dan

menyenangkan.

b. Hasil penelitian dapat meningkatkan mutu pembelajaran, seperti

pengetahuan dan pemahaman siswa di sekolah tersebut.

c. Menjadi alternatif guru di sekolah tesebut dalam memilih model

pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakter siswanya.

2. Teoritis

a. Sebagai inovasi pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA

umumnya untuk seluruh mata pelajaran yang lain.

b. Untuk meningkatkan profesionalisme guru.

F. Devinisi Operasional

Penjelasan dari judul peningkatan hasil belajar IPA materi ciri-ciri

makhluk hidup dengan menggunakn model pembelajaran inquiry pada siswa

kelas III MI Darul „Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2016/2017 akan penulis paparkan sebagai berikut:

1. Peningkatan

Peningkatan adalah upaya menambah tingkatan atau derajat agar

menjadi lebih. Baik pada hasil, kemampuan, ketrampilan, jumlah, dan

(23)

23

2. Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Susanto (2013: 5) “yaitu perubahan

-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

3. Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Susanto (2013: 167) Sains atau IPA adalah usaha

manusia untuk memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat

pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan

penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan.

4. Model pembelajaran Inquiry

Menurut Rahyubi (2014: 251), “model pembelajaran adalah

kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan

pembelajaran”. Model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajarn esensial dalam melaksanakan proses pembelajaran IPA.

Model pembelajaran inquiry “menitik beratkan pada suatu proses penemuan tentang alam” (Wisudawati dan Eka Sulistyowati, 2014: 80).

Harapannya siswa memiliki rasa ingin tahu, berani mengungkapkan ide,

kreatif, dan rajin.

G. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Menurut

Arikunto (2014: 3) “penelitian tindakan kelas merupakansuatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan

(24)

24

Adapun alasan peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas

adalah untuk mengubah tindakan guru dalam proses pembelajarn dikelas

dengan menggunakan metode inquiry sehingga hasil belajar siswa meningkat. Adapun gambar tahapan penelitian yaitu sebagai berikut:

Gambar 1. Bagan Rancangan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2014: 16).

1. Rancangan Penelitian

a. Perencanaan

Tahap perencanaan pada Penelitian Tindakan Kelas, pihak

pelaksana tindakan dan pihak yang mengamati membuat rencana

tindakan bersama. “Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa,

mengapa, kapan, dimana oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut

dilakukan” (Arikunto, 2014: 17).

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

(25)

25

b. Pelaksanaan

Tahap kedua dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah

pelaksanaan tindakan penelitian yang sebelumnya telah dirancang

bersama antara pihak pelaksana tindakan dan pihak yang mengamati.

“Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap kedua ini guru

pelaksana harus ingat dan menaati apa yang sudah dirumuskan dalam

rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat”

(Arikunto, 2014: 18).

c. Pengamatan

Pengamatan atau observasi dilakukan untuk mengumpulkan

data yang diinginkan dalam penelitian. Yaitu adakah perubahan yang

terjadi saat atau setelah dilaksanakannya tindakan. Selain pihak yang

mengamati melakukan pengamatan, guru sebagai pelaksana tindakan

sedapat mungkin juga melakukan pengamatan pada dirinya sendiri.

“Guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar

memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya”

(Arikunto, 2014: 19).

d. Refleksi

Refleksi merupakan tahap terakhir pada Penelitian Tindakan

Kelas. “Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan

kembali apa yang sudah dilakukan” (Arikunto, 2014: 19). Dalam kata

(26)

26

1. Subyek Penelitian

a. Karakteristik Siswa

Dalam penelitian ini akan ditentukan subyek penelitian

terlebih dahulu, karena subyek penelitian merupakan permasalahan

utama. Ada pun subyek penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas III MI

Darul „Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang

berjumlah 15 siswa dengan siswa laki-laki berjumlah 6 orang dan

perempuan 9 orang yaitu Tahun Pelajaran 2016/2017.

b. Tempat Penelitian

Ruang kelas III MI Darul „Ulum Reksosari Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang.

c. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester 1

tahun pelajaran 2016/2017.

d. Mata Pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi ciri-ciri makhluk

hidup.

2. Pengumpulan Data

Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian.

Data digunakan untuk menjawab rumusan permasalahan dan untuk

menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan

metode:

(27)

27

Dokumentasi merupakan salah satu alat pengumpulan data.

Kegiatannya yaitu pemotretan saat pembelajaran atau penelitian

berlangsung di MI Darul „Ulum Reksosari kecamatan Suruh kabupaten

Semarang.

b. Observasi

Digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa

saat proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran

inquiry.

c. Tes

Digunakan sebagai alat evaluasi pembelajaran untuk

mengetahui hasil belajar siswa pada materi ciri-ciri makhluk hidup mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Analisis Data

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan analisis data

dilakukan dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi yang tercatat

dalam setiap siklusnya.

a. Ketuntasan Individu

Ketuntasan individu dapat diketahui apabila siswa dapat

mencapai skor 60 pada materi ciri-ciri makhluk hidup dapat dilihat

dari nilai hasil tes evaluasi.

b. Ketuntasan Klasikal

Menurut Depdikbud (1996: 48) dalam Triatno (2009: 241)

(28)

28

setiap kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya.

Pengukuran persentase kompetensi siswa secara klasikal menurut

Djamarah (2000: 226) dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

x 100%= P

F= Frekuensi

N= Jumlah

P= Jumlah nilai dalam persen.

Adapun untuk mencari nilai rata-rata menurut Djamarah (2000:

264) dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

M=

M= nilai rata-rata

= nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan nilai setiap

individu.

N= Banyaknya individu.

H. Sistematika Penulisan

Dalam rangka memudahkan para pembaca dalam mengkaji uraian

dari penelitian iini, maka penulis menguraikan sistematika penulisansan

(29)

29

BAB I : Pendahuluan

Meluiputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian,

definisi operasioal, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka

Berisi tentang hasil belajar, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

untuk Madrasah Ibtidaiyah, materi ciri-ciri makhluk hidup, model

pembelajaran inquiry.

BAB III : Pelaksanaan Penelitian

Berisi tentang gambaran umum MI Darul „Ulum Reksosari

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, dan pelaksanaan penelitian.

BAB IV : Analisis Hasil Penelitian

Berisi tentang deskripsi hasil penelitian persiklus dan pembahasan.

BAB V : Penutup

Berisi kesimpulan dan saran-saran dari penulis.

Daftar Pustaka

(30)

30

didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah

perilakunya sebagai akhibat pengalaman. Menurut Winkel (1996) (dalam

Riyanto, 2009: 5) belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan

nilai sikap. Sementara itu E.R. Hilgard (1962) mengemukakan belajar

adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan (Susanto,

2013: 3). Kemudian pendapat yang senada yaitu belajar adalah

serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi

dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor

(Djamarah, 2011: 13)

Sedangkan menurut Syah (2003) dalam (Sriyanti, 2009: 17)

menyimpulkan belajar adalah tahapan perubahan tingkah laku individu

yang relatif sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan

(31)

31

Dari beberapa pendapat tetntang definisi belajar yang telah

dikemukakan oleh para ahli, maka belajar merupakan interaksi seseorang

secara sadar terhadap lingkungan sehingga memperoleh pengetatuan dan

pemahaman baru untuk mengubah tingkah lakunya secara tetap. Untuk itu

belajar membutuhkan waktu yang cukup lama sejak manusia lahir hingga

tutup usia. Belajar bisa dilakukan dimana saja, dengan siapa saja, dan

kapan saja. Belajar tidak hanya dilakukan di lembaga formal seperti

sekolah, namun di lingkungan mana pun manusia berada.

2. Ciri-ciri Belajar

Baharuddin & Esa N.W berpendapat dalam (Sriyanti, 2009: 18)

bahwa ciri-ciri belajar meliputi:

a. Belajar ditandai adanya perubahan perilaku.

b. Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relatif permanen.

c. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat

berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi

bersifat potensial.

d. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman.

e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.

Selanjutnya Jihad dan Abdul Haris (2013: 6) berpendapat tentang

ciri-ciri perubahan dalam belajar meliputi perubahan yang bersifat:

a. Intensional (disengaja)

(32)

32

c. Efektif dan fungsional (berpengaruh dan mendorong timbulnya

perubahan baru).

3. Hasil Belajar

Nawawi dalam K.Brahim (2007) menyatakan bahwa hasil belajar

dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh

dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu (Susanto, 2013:

5). Hasil belajar menurut Susanto (2013: 5) “yaitu perubahan-perubahan

yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif,

dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan tingkat keberhasilan seseorang dalam mempelajari materi

pelajaran yang dinyatakan dalam skor. Namun dalam penelitian ini

penulis tekankan pada aspek kognitif saja.

Hasil belajar dapat diketahui melalui proses evaluasi atau tes.

Misalnya dengan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan

kenaikan kelas, dan ujian nasional. Skor atau nilai dalam tes inilah yang

menjadi hasil dari proses belajar seseorang tersebut.

4. Faktor-faktor yang Mempenaruhi Hasil Belajar

Menurut Suryabrata (2004) secara umum, keberhasilan belajar

(33)

33

a. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor–faktor ynag terdapat diluar diri

individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti

faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal

terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial.

1) Faktor Nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor diluar individu yang

berupa kondisi fisik yang ada dilingkungan belajar. Kondisi fisik

berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.

2) Faktor Sosial

Faktor sosial adalah di luar individu yang berupa manusia.

Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilah menjadi faktor

yang berasal keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat

(termasuk teman pergaulan anak). Misalnya kehadiran orang dalam

belajar, kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain,

keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan antar

personil di sekolah dan sebagainya.

b. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri

individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor

(34)

34

1) Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam

individu. Faktor fisiologis terdiri dari:

a) Keadaan Tonus Jasmani pada Umumnya

Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan

kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan

bugar dan sehat maka akan mendukung hasil belajar.

Sebaliknya, jika badan individu dalam keadaan kurang bugar

dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar.

b) Keadaan Fungsi-fungsi Jasmani Tertentu

Kedaaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah keadaan

fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan fungsi

panca indra yang ada dalam diri individu. Panca indra

merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam diri

individu.

2) Faktor Psikologi

Faktor psikologi adalah faktor psikis yang ada dalam diri

individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan,

motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan, dan lain

(35)

35

Wasliman juga berpendapat tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik

merupakan hasil interksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik

faktor internal maupun eksternal (Susanto, 2013: 12).

a. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam

diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya.

Faktor internal meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi

belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan

kesehatan.

b. Faktor Eksternal

Faktor yang berasal dari luar diri peserta didikyang

memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, da masyarakat.

Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran

suami istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya,

serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orang

tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar

peserta didik.

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh ahli, dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu

faktor internal (dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (dari luar diri

(36)

36

dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan

keluarga, lingkungan masyarakat, teman, bahkan sekolah.

Sekolah juga merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil

belajar siswa. Mengapa demikian karena lengkap tidaknya sarana

prasarana sekolah serta kompetensi guru juga mempengaruhi hasil belajar

siswa. Sebagai contoh guru yang kompetensinya kurang dalam

menyampaikan materi kurang jelas, sumber belajar yang digunakan hanya

beberapa, dan untuk siswa yang cerdas dalam pemberian pengayaan juga

kurang maksimal. Dan hal tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa mengingat siswa lebih lama belajar dengan fokus di

lingkungan sekolah.

Ruseffendi mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar ke dalam sepuluh macam. Dari kesepuluh faktor yang dapat

mempengaruhisiswa belajar, terdapat faktor yang dapat dikatakan hampir

sepenuhnya tergantung pada siswa. Faktor itu adalah kecerdasan anak,

kesiapan anak, dan bakat anak. Faktor yang sebagian hamir sepenuhnya

tergantung pada guru, yaitu kemampuan (kompetensi), suasana belajar,

dan kepribadian guru (Susanto, 2013: 14).

a. Kecerdasan Anak

Kecerdasan anak sangat mempengruhi cepat lambatnya

penerimaan informasi serta terpecahkan atau tidaknya permasalahan.

Kecerdasan anak sangat membantu guru dalam memprediksi

(37)

37

b. Kesiapan atau Kematangan

Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan

dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana

mestinya. Oleh karena itu, setiap upaya belajar akan lebih berhasil jika

dilaksanakan bersamaan dengan tingkat kematang individu, sebab

berkaitan dengan kebutuhan anak.

c. Bakat Anak

Menurut Chaplin, yang dimaksud dengan bakat adalah

kemmapuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai

keberhasilan pada masa yang akan datang.

d. Kemauan Belajar

Kemauan belajar yang tinggi disertai dengan rasa tnggung

jawab yang besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar

yang diraih oleh siswa.

e. Minat

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang siswa yang menaruh

minat besar terhadap pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih

bnayak daripada siswa yang lainnya.

f. Model Penyajian Materi Pelajaran

Model penyajian materi yang menyenagkan, tidak

membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh siswa tentunya

(38)

38

g. Pribadi dan Sikap Guru

Siswa belajar tidak hanya melalui bacaan atau penjelasan dari

guru saja, akan tetapi juga perilaku yang dicontohkan oleh guru. Sikap

guru yang baik dan santun akan menjadikan pengaruh yang baik pada

siswa.

h. Suasana Pengajaran

Suasana pengajaran yang tenang, terjadinya dialog yang kritis

antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif di

antara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses

pengajaran.

i. Kompetensi Guru

Guru yang profesional akan memiliki kemampuan-kemampuan

tertentu. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompeten

dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan

diajarkan serta mampu memiliki metode belajar mengajar yeng tepat.

j. Masyarakat

Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku

manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh karena

itu, dalam duania pendidikan masyarakat mempengaruhi kepribadian

(39)

39

B. IPA Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup

1. Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sering juga disebut dengan sains

merupakan disiplin ilmu yang mempelajari alam dan seisinya. Hakikat IPA

menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

Sukarno dalam (Wisudawati dan Eka Sulistyowati, 2014: 23)

berpendapat “IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang

sebab dan akhibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini”. “Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa

pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar,

yang diperoleh dari pengalaman melalui rangkaian proses ilmiah antara

lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan”

(Budiman, 2002: 253). Sedangkan menurut Susanto (2013: 167) Sains atau

IPA adalah usaha manusia untuk memahami alam semesta melalui

pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan

dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sains atau

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam

semesta melalui penyelidikan, pengamatan, dan dijelaskan dengan

penalaran sehingga memperoleh kesimpulan.

2. Fungsi IPA

(40)

40

a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai

lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan

pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.

b. Mengembangkan keterampilan proses.

c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa

untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.

d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan

yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dn teknologi dengan

keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.

e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang berguna dalam

kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke

tingkat yang lebih tinggi.

3. Tujuan IPA di Sekolah Dasar

Tujuan pengajaran IPA menurut Budiman (2002: 254) adalah:

a. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan

sehari-hari.

b. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan,

gagasan tentang alam sekitar.

c. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda

serta kejadian di lngkunagn sekitar.

d. Bersikap ingin tahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab,

(41)

41

e. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan

gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

f. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk

memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan

sehari-hari.

g. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga

menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan yang Maha Esa.

Adapun tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar menurut Badan

Nasional Standar Pendidikan (BSNP, 2006) dalam Susanto (2013: 171)

adalah:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam

ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadarantentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

(42)

42

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

4. Ruang Lingkup IPA

Ruang lingkup IPA menurut Budiman (2002: 254) yaitu:

a. Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya.

b. Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah, dan

batuan.

c. Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana,

cahaya dan bunyi, tata surya, bumu dan benda-benda langit lainnya.

d. Kesehatan, makanan, penyakit, dan pencegahannya.

e. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestarian.

5. Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup

a. Standar Kompetensi

Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal

yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup.

b. Kompetensi Dasar

Mengidentifikasi ciri-ciri dan keutuhan makhluk hidup.

c. Ciri-Ciri Makhluk Hidup

Makhluk hidup adalah makhluk dengan ciri-ciri kehidupan

(43)

43

garis besar dibagi menjadi tiga, yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan.

Hewan dan tumbuhan akan dibagi lagi menjadi beberapa kelompok

berdasarkan beberapa hal. Misalnya hewan berdasarkan cara

berkembang biaknya dibagi menjadi tiga yaitu bertelur, melahirkan, dan

bertelur melahirkan. Hewan berdasarkan makanannya juga dibagi

menjadi tiga kelompok yaitu pemakan tumbuhan, pemakan hewan, dan

pemakan segala yaitu pemakan hewan dan tumbuhan. Berdasarkan

tempat tinggalnya, cara bergeraknya dan lain sebagainya juga masih

dapat dikelompokkan lagi. Begitu juga dengan tumbuhan. Tumbuhan

berdasarkan bijinya dibedakan menjadi dua yaitu tumbuhan berbiji satu

keping dan tumbuhan berbiji dua keping.

Ciri-ciri makhluk hidup secara umum dibagi menjadi tujuh,

yaitu:

(44)

44

1. Bernafas

Bernafas yaitu menghirup dan mengeluarkan udara. Bernafas

merupakan proses menghirup oksigen ( ) dari udara bebas

kemudian menghembuskan karbondioksida ( ) dan uap air (Tim

spektrum, 2016: 4). Oksigen diperlukan oleh tubuh makhluk hidup

untuk pembakaran makanan menjadi energi. Setiap makhluk hidup

memiliki alat pernafasan. Namun tidak semua makhluk hidup

memiliki kesamaan alat pernafasan.

a) Manusia bernafas menggunakan paru-paru.

b) Tumbuhan bernafas dengan menggunakan stomata yang ada

dalam bagian daun. Pernafasan pada tumbuhan berbeda jika

dibandingkan dengan pernafasan pada hewan dan bahan

makanan dengan menhirup karbondioksida mengeluarkan

oksigen.

c) Sedangkan hewan memiliki alat pernafasan yang sangat

beragam, yaitu:

(1) Paru-paru

Hewan yang bernafas dengan paru-paru pada

umumnya adalah hewan darat atau mamalia (hewan yang

melahirkan) misalnya kucing, cicak, sapi, kerbau, buaya,

(45)

45

(2) Insang

Hewan yang bernafas dengan menggunakan insang

adalah jenis-jenis ikan yang bertelur, bukan paus dan

lumba-lumba, sebab keduanya merupakan mamalia yaitu hewan yang

melahirkan. Contoh ikan yang bernafas dengan insang yaitu

cupang, ikan mas, ikan tuna, ikan lele, ikan koi, dan sebagainya.

(3) Kulit

Hewan yang bernafas dengan permukaan kulit adalah

cacing.

(4) Trachea

Hewan yang bernafas dengan menggunakan trachea

adalah jenis-jenis serangga, misalnya kecoa (Adi, 2009: 46)

2. Bergerak

Ciri yang kedua dari makhluk hidup adalah bergerak. Setiap

makhluk hidup akan bergerak. Tujuannya yaitu untuk mendapatkan

makanan atau untuk menghindar musuh (Tim spektrum, 2014: 4).

Gerak dari makhluk hidup antara lain berjalan, berlari, terbang,

renang, merayap, melata.

Gerak pada makhluk hidup dibagi menjadi dua, yaitu gerak

aktif dan gerak pasif. Makhluk hidup yang bergerak aktif adalah

manusia dan hewan. Maksudnya yaitu dalam geraknya tersebut

beroindah tempat dari keadaan semula. Sedangkan yang bergerak

(46)

46

berpindah dari tempat semula, misalnya gerak pucuk tumbuhan

yang mengikuti sinar matahari, geraknya daun putri malu saat

tersentuh, dan menutupnya kantong semar saat ada serangga yang

hinggap.

Alat gerak pada hewan diantara yaitu:

a) Kaki

Hewan yang bergerak dengan kaki yaitu kuda, sapi,

kerbau, kadal,ayam,bebek, buaya, katak, cicak, dan

sebagainya. Yaitu untuk meloncat, berlari, dan melata.

b) Sayap

Hewan yang bergerak dengan menggunakan sayap

yaitu hewan yang dapat terbang seperti burung, kupu-kupu,

nyamuk, capung dan sebaginya.

c) Sirip

Hewan yang bergerak dengan menggunakan sirip

yaitu jenis-jenis ikan, yaitu untuk berenang.

3. Berkembang biak

Berkembang biak adalah menghasilkan keturunan (anak)

yang sama dengan induknya. Tujuan makhluk hidup berkembang

biak adalah untuk melestarikan jenisnya agar tidak punah

(Purnama, dkk, 2006: 7) .

Makhluk hidup berkembang biak dengan berbagai cara.

(47)

47

berkembang biak dengan tiga cara, yaitu bertelur, melahirkan, dan

bertelur melahirkan. Berikut ini adalah contoh hewan dan cara

perkembang biakannya:

a. Bertelur: bebek, ayam, burung merpati, ikan, cicak.

b. Melahirkan: sapi, kerbau, unta, singa, monyet, paus,

lumba-lumba, kelinci.

c. Bertelur dan melahirkan: ular, kadal, ikan hiu.

Sedangkan perkembang biakan pada tumbuhan dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu alami dan buatan

a. Perkembangbiakan alami

1) Biji contohnya padi, jagung, kacang.

2) Akar contohnya pandan, rumput jepang.

3) Batang contohnya bunga mawar, singkong.

4) Tunas contohnya pisang, kelapa.

5) Daun contohnya bunga cocor bebek.

6) Umbi contohnya ubi, bunga dahlia.

b. Perkembangbiakan buatan

Perkembang biakan buatan dapat dilakukan dengan

cara stek, mencangkok, menyambung, dan menempel.

4. Tumbuh

Setiap makhluk hidup pasti mengalami pertumbuhan. Dari

yang kecil menjadi besar, dan yang pendek menjadi panjang atau

(48)

48

Manusia mengalami pertumbuhan yang nampak mulai usia 0

tahun sampai usia 21 tahun. Pada usia sekitar 22 tahun, tinggi

badan manusia tidak akan bertambah lagi (Priyono dan Titik

Suyekti, 2008: 8). Sangat nampak saat manusia masih bayi yaitu 0 tahun sampai dengan 2 tahun. Manusia bermula dari bayi menjadi

anak-anak lalu menjadi remaja kemudian menjadi dewasa dan

akhirnya tua.

Tidak begitu berbeda dengan manusia hewan pun mengalami

hal yang sama. Jika awalnya hewan yang berasal dari telur yang

dierami induknya lalu menetas menjadi hewan kecil, lalu menjadi

hewan besar

Tumbuhan juga mengalami pertumbuhan. Misalnya kelapa

buahnya bertunas, tunas semakin tinggi, kemudian muncul akar,

daun dan terus semakin tinggi.

Kecepatan pertumbuhan pada makhluk hidup tidak selalu

sama. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti adanya

sinar matahari, asupan nutrisi, dan pola hidup.

5. Membutuhkan makanan

Setiap makhluk hidup baik tumbuhan, hewan dan manusia

semua akan memerlukan makanan. Dalam hal ini tumbuhan

sebagai produsen (membuat) yaitu dari dalam dirinya dapat

(49)

49

Tumbuhan melakukan proses fotosintesis. Proses ini

memerlukan Karbon dioksida, air, dan sinar matahari. Proses

fotosintesis tumbuhan biasanya berlangsung pada siang hari.

Terjadi pada bagian daun yaitu pada klorofil (zat hijau daun).

Manusia dan hewan sebagai konsumen (menggunakan)

sebab manusia dan hewan tidak dapat menghasilkan makanan dari

dirinya sendiri. Mereka mendapat makanan dari makhluk hidup

lain. Manusia memperoleh makanan dari tumbuhan dan hewan.

Contohnya makan nasi, sayur bayam, dan ikan tongkol. Sedangkan

hewan misalnya burung pipit memperoleh makanan dari tumbuhan

yaitu biji-bijian. Sedangkan kucing memperoleh makanan dari

hewan lain seperti ikan dan tikus. Penggolongan jenis makanan

pada hewan dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Karnivora (pemakan daging) contohnya singa, kucing, cicak.

b. Herbivora (pemakan tumbuhan) contohnya sapi, kambing,

burung merpati.

c. Omnivora (pemakan segala) contohnya tikus, ayam.

6. Menanggapi rangsang

Makhluk hidup dapat menanggapi rangsang. Kemampuan ini

disebut dengan iritabilita. Tubuh manusia merasa menggigil jika

kedinginan dan akan berkeringat jika kepanasan. Selain itu manusia

(50)

50

Hewan juga menanggapi rangsang getaran di tanah yang

disebabkan oleh jalannya kijang ynag dirasakan oleh seekor ular

akan merangsang ular untuk menghampiri kijang untuk dimangsa.

Daun putri malu yang menutup saat disentuh atau saat udara

dingin. Dan hal tersebut menunjukkan jika putri malu menanggapi

rangsang.

7. Adaptasi

Adaptasi yaitu menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat

hidupnya. Hal ini memiliki tujuan agar makhluk hidup dapat

bertahan hidup. Jika makhluk hidup gagal beradaptasi maka akan

mati. Sebagai contoh, manusia akan memakai pakaian hangat jika

musim dingin. Sebab jika manusia tidak memakai pakaian hangan

manusia akan kedinginan dan menggigil atau bahkan sampai mati.

C. Model Pembelajaran Inquiry

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan

sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Model pembelajaran

cenderung memberi petunjuk dan bersifat menentukan, yang relatif sulit

dibedakan dengan strategi pembelajaran (Rahyubi, 2014: 251).

Arti kata inquiry adalah mengadakan penyelidikan (Wisudawati dan Eka Sulistyowati, 2014: 80). Model pembelajaran Inquiry adalah salah satu model pembelajaran yang memfokuskan kepada pengembangan kemampuan

siswa dalam berfikir reflektif kritis, dan kreatif (Kastolani, 2014: 205). Model

(51)

51

fasilitator. Menurut Susanto (2013: 173) model pembelajaran inquiry merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan

mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku

dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan

atau mnginvestigasi, me-review apa yang telah diketahuai, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh

data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan

menomunikasikan hasilnya.

Dari penjelasan para ahli diatas model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran dengan melakukan penyelidikan yang

berpusat pada siswa agar dapat berfikir kritis dan kreatif. Selain itu dengan

siswa melakukan penyelidikan sendiri maka siswa akan lebih mudah

mengingat apa yang telah dipelajari dan ditemukan dalam pembelajaran IPA

yang telah berlangsung.

Tujuan utama pembelajaran berbasis inquiry menurut Nation Research Council (NRC, 2000) dalam (Susanto,2013: 173), sebagai berikut:

1. Mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari

prinsip dan konsep sains.

2. Mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja

layaknya seorang ilmuan.

3. Membiasakan siswa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan.

Secara singkatnya dapat disimpulkan bahwa tujuan model

(52)

52

terhadap sesuatu yang belum diketahui kebenarannya dengan melakukan

penyelidikan sesuai dengan langkah-langkah yang tepat untuk memperoleh

kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan.

Dalam pembelajaran model inquiry ini guru berperan sebagai

fasilitator, bersedia memberikan rangsangan kepada peserta didiknya untuk

berpikir aktif, dengan cara mengajukan pertanyaan, meminta peserta didik

untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip ke dalam berbagai situasi, mendorong

siswa untuk mengolah data dan informasi (Kastolani, 2014: 207). Selain itu

pembelajaran inquiry yang mensyaratkan keterlibatan siswa aktif terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap sains ( Susanto,

2013: 174).

Langkah-langkah penerapan model pembelajaran inquiry menurut

Suryanti (2010) dalam Wisudawati dan Eka Sulistyowati (2014: 82) yaitu:

1. Orientasi

Menurut Susanto (2013: 176) tahapan pembelajaran inquiry pada mata pelajaran sains atau IPA di sekolah dasar dapat dikelompokkan ke dalam lima

(53)

53

1. Adanya kegiatan merumuskan pertanyaan yang dapat diteliti melalui

percobaan sederhana.

2. Adanya perumusan hipotesis atau membuat prediksi.

3. Merencanakan dan melaksanakan suatu percobaan sederhana.

4. Mengkomunikasikan hasil pengamatan dengan menggunakan data serta

peralatan yang digunakan dlam percobaan sederhana.

5. Menyimpulkan hasil pengamatan atau eksperimen yang telah dilakukan.

Menurut Bonnstetter (2000) dalam Suyanti (2010) model

pembelajaran inquiry dibedakan menjadi lima tingkatan, yaitu:

1. Praktikum, tingkatan ini merupakan inquiry yang paling sederhana, dimana semua perlengkapan untuk inquiry sudah disediakan oleh guru. 2. Pengalaman sains terstruktur, pada tingkat ini guru berperan menentukan

topik dan pertanyaan, memeberi petunjuk, alat dan bahan, sedangkan

analisis hasil penelitian dan kesimpulan dilakukan oleh peserta didik.

3. Inquiry terbimbing, pada tingkatan ini peserta didik diberi kesempatan untuk merumuskan prosedur, menganalisis hasil, dan membuat

kesimpulan. Sedangkan dalam menentukan topik, pertanyaan, serta alat

dan bahan praktikum guru hanya sebagai fasilitator.

4. Penelitian peserta didik merupakan tipe inquiry yang paling kompleks dan peserta didik bertanggung jawab secara penuh.

Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran inquiry menurut

(54)

54 Keunggulan:

1. Menekankan pada pengembang aspek kognitif, afektif, dan psikomotor

secara seimbang sehingga pembelajaran melalui model ini dianggap lebih

bermakna

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya

belajarnya

3. Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar moderen yang

menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku lewat

pengalaman

4. Mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas

rata-rata, sehingga siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan

terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Kelemahan:

1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa

2. Tidak mudah mendesainnya, karena terbentur pada kebiasaan siswa

3. Terkadang dalam implementasinya memerlukan waktu yang panjang,

(55)

55

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Awal

1. Lokasi penelitian

Nama Sekolah : MI Darul „Ulum Reksosari

Alamat : Reksosari, RT 05 RW 01 Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang 50776

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Materi Pokok : Ciri-ciri makhluk Hidup

Kelas/Semester : III/ I

Batas Sekolah : Barat = Rumah Warga

Timur = PonPes Pi Darul „Ulum Reksosari

Selatan = MTs Darul „Ulum Reksosari

Utara = RA Darul „Ulum Reksosari

2. Visi, Misi, dan Tujuan MI Darul ‘Ulum Reksosari

a. Visi

Mewujudkan Sumberdaya Manusia Yang beriman,

berkualitas, santun, dan berbudi luhur.

b. Misi

(56)

56

2) Melaksanakan pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif

Inovatif Kreatif Efektif dn Menyenagkan).

3) Menumbuhkembangkan daya saing yang sehat dalam berprestasi.

4) Menumbuhkan mental juara.

5) Menumbuhkembangkan ajaran agama menuju perilaku

santun,beriman dan berbudi luhur.

3. Keadaan Guru MI Darul ‘Ulum Reksosari

Tabel 1. Daftar Guru MI Darul „Ulum Reksosari

No Nama

Tempat & Tanggal lahir

Pendidikan Status

„Ulum Reksosari Kecamatan Suruh kabupaten Semarang Tahun

(57)

57

laki-laki 6 dan siswa perempuan 9. Berikut nama siswa kelas III MI

Darul „Ulum Reksosari Kecamatan Suruh kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2016/2017

Tabel 2. Nama siswa kelas III MI Darul „Ulum Reksosari

No Nama Siswa

Jenis Kelamin

1 2 3

1 Angga Diva Pratama Laki-laki

2 Azfa Sifa'an Laki-laki

3 Isna Zahrotul M Perempuan

4 Maysya Melati S Perempuan

5 Muamar Mirdas Laki-laki

6 M. Ali Maskur Laki-laki

7 Nabila Ayu Hapsari Perempuan

8 Nuril Aini Perempuan

9 Nur Rahmadania Perempuan

10 Novita Cahaya N Perempuan

11 Rahma Musdalifah Perempuan

12 Ridho Nugroho Laki-laki

13 Sintia Devi Perempuan

14 Yusuf Fajiya P Laki-laki

15 Zahroatul Azizah Perempuan

5. Perolehan Nilai Pra siklus

Kondisi awal (Pra Siklus) dilaksanakan pada 23 Juli 2016. Pada

tahap ini, peneliti melaksanakan pengamatan untuk memperoleh data

nilai kemampuan awal siswa kelas III MI Darul „Ulum Reksosari

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang sebelum diterapkan model

(58)

58

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus.

Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap penelitian. Keempat tahap penelitian

tersebut yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut

adalah uraian dari kedua siklus tersebut:

1. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Menyiapkan pelajaran IPA materi ciri-ciri Makhluk Hidup

(bernafas, gerak, memerlukan makan, berkembang biak,

adaptasi).

3) Menyusun lembar kerja siswa.

4) Menyiapkan lembar pengamatan guru.

5) Menyusun lembar pengamatan siswa.

b. Pelaksanaan

Pada tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 28

Juli 2016 pukul 10.50 sampai 12.00 WIB di ruang kelas III MI Darul

„Ulum Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Penelitian

ini berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi

yang diajarkan pada tahap ini adalah pengertian makhluk hidup,

jenis-jenis makhluk hidup, ciri-ciri makhluk hidup yaitu pernafasan,

adaptasi, memerlukan makan, berkembang biak, dan gerak. Berikut

(59)

59

1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa.

b. Guru menanyakan kabar siswa.

c. Apersepsi

1) Guru bertanya kepada siswa siapa yang dirumah

memiliki hewan peliharaan atau tanaman?

2) Guru bertanya makanan yang paling disukai siswa .

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti (55 menit)

a. Eksplorasi (15 menit)

1) Guru menjelaskan makhluk dibumi ini ada dua yaitu

makhluk hidup dan makhluk tak hidup.

2) Guru bertanya kepada siswa apa saja yang dilihat oleh

siswa selama perjalanan dari rumah ke sekolah.

3) Siswa menjawab pertanyaan dari guru.

4) Guru bertanya tentang perbedaan dan persamaan dua

benda yang telah disebutkan oleh siswa.

b. Elaborasi (35 menit)

1) Guru menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup beserta

contohnya.

2) Guru mengajak siswa untuk melakukan observasi di

lingkungan sekitar sekolah dalam bentuk berkelompok

(60)

60

3) Guru menyampaikan permasalahan kepada siswa

apakah makhluk hidup memiliki ciri-ciri kehidupan

berupa makan, berkembang biah, bernafas, beradaptasi,

dan bergerak?

4) Guru menjelaskan tujuan dilaksanakannya observasi.

5) Guru mendampingi siswa membuat rumusan masalah

apakah observasi makhluk hidup dapat menunjukkan

ciri-ciri makhluk hidup yaitu makan, berkembang biah,

bernafas, beradaptasi, dan bergerak.

6) Guru memberikan penjelasan tentang aturan dan

langkah-langkah dalam melakukan observasi.

a)Judul :Observasi ciri-ciri makhluk hidup yang ada di

sekitar sekolah

b)Tujuan :Untuk mengetahui ciri-ciri makhluk hidup.

c)Alat : Buku tulis, Bolfoin, Lembar observasi

d) Cara kerja:

(1) Siapkan alat-alat yang dibutuhkan seperti buku

tulis, bolfoin, dan lembar observasi.

(2) Pergilah ke luar kelas dengan rapi dan tidak

menimbulkan keributan, agar tidak mengganggu

kelas yang lain.

(3) Amati makhluk hidup yang kamu temui

(61)

61

(4) Catat apa yang ada dalam makhluk hidup

tersebut.

(5) Tuliskan pada kolom lembar observasi yang

telah diberikan oleh guru.

e) Hasil observasi

f) Kesimpulan

Dari makhluk hidup yang saya amati saya

mendapatkan hasil bahwa ....memiliki ciri-ciri

kehidupan antara lain...

7) Guru membagikan lembar observasi kepada siswa.

Tabel 3. Lembar kerja siswa observasi ciri-ciri makhluk

hidup

8) Guru mengajak siswa menyusun hipotesis bahwa

observasi dapat menunjukkan ciri-ciri makhluk hidup

yaitu makan, berkembang biah, bernafas, beradaptasi,

(62)

62

9) Siswa didampingi oleh guru keluar kelas untuk

melakukan observasi ciri-ciri makhluk hidup yang

ditemui di sekitar sekolah.

10)Siswa bersama dengan guru menguji kebenaran

hipotesis.

11)Siswa mencatat apa yang mereka amati dari makhluk

hidup yang mereka temui.

12)Guru membagikan soal kepada siswa.

13)Siswa mengerjakan soal.

c. Konfirmasi (5 menit)

1) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

mengenai materi yang belum dipahami.

2) Guru menyimpulkan hasil observasi.

3. Kegiatan Akhir (5 menit)

a. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan pelajaran yang

telah dipelajari pada hari ini.

b. Guru menutup pelajaran dengan hamdalah dan salam.

c. Pengamatan

Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap aktivitas

siswa ketika melakukan observasi, baik dalam bekerjasama,

keaktifannya, efisien dalam memanfaatkan waktu, dan ketepatan

melakukan observasi. Pada tahap ini siswa menggunakan lembar

(63)

63

d. Refleksi

Guru mengadakan refleksi dan evaluasi. Berdasarkan hasil

refleksi ini dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru pada siklus I, sehingga dapat digunakan untuk

menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.

1) Kendala yang dihadapi

a) Sebagian siswa kurang memperhatikan penjelasan dari

guru.

b) Siswa malu-malu dalam menjawab pertanyaan dari guru.

c) Siswa berlari kesana kemari saat melakukan observasi di

luar kelas.

d) Dalam kelompok hanya beberapa orang yang bekerja

mengerjakan tugas observasi.

e) Dalam mengerjakan latihan soal masih ada siswa yang

mencontek dan bertanya kepada teman.

2) Cara mengatasinya

Untuk mengatasi kendala pada siklus I, guru melakukan

berbagai ide perbaikan. Hal ini dilakukan agar siklus berikutnya

tidak terjadi lagi kekurangan yang sama. Ide perbaikan tersebut

adalah:

a) Guru mengendalikan kelas sebelum pelajaran.

b) Guru dapat memberikan hadiah bagi siswa yang mau

Gambar

Gambar 1. Bagan Rancangan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2014: 16).
Tabel 1. Daftar Guru MI Darul „Ulum Reksosari
Tabel 2. Nama siswa kelas III MI Darul „Ulum Reksosari
Tabel 3. Lembar kerja siswa observasi ciri-ciri makhluk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data yuridis hak-hak lama dibuktikan dengan alat-alat bukti mengenai adanya hak tersebut berupa bukti tertulis, yang apabila bukti tertulis tersebut tidak lengkap atau

Penelitian ini menggunakan kerangka teori estetika menitik beratkan pada bentuk yang bermakna estetis, teori fungsionalisme dan teori perubahan dalam menganalisis

Metode survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,

Terjadi perbaikan yang optimal dalam kemampuan bahasa dalam mengenal huruf dan penelitian berhasil Dilakukan upaya perbaikan dengan PTK Siklus 1 Permainan tebak huruf..

Akhir kata semoga hasil yang dituangkan dalam penulisan Laporan Akhir ini dapat bermanfaat untuk menambah nilai baik dan bermanfaat bagi yang memerlukan, khususnya

Faktor-faktor yang kemungkinan mempengaruhi perataan laba dalam penelitian ini dibatasi hanya pada empat faktor, antar lain ukuran perusahaan, profitabilitas,

(efficacy of grammar, attitude to error correction, important of grammar, importance of grammatical accuracy, attitude to grammar instruction). Faktor- faktor

di dalam inti sel... Pada kerusakan lebih lanjut, bila terjadi kematian neuron, maka sejumlah fagosit mengelilingi sel, inti sel hilang dan