HUBUNGAN PENGUMUMAN INFORMASI LABA DENGANRETURN
SAHAM : PERBANDINGAN PERUSAHAAN PERATA DAN NON-PERATA LABA
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DIAJUKAN OLEH LINA SRI RAHAYU
NIM: 041113091
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat
dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul
“Hubungan Pengumuman Informasi Laba dengan Return Saham: Perbandingan
Perusahaan Peratan dan Non Perata Laba” dengan baik.
Skripsi ini ditulis sebagai upaya melengkapi syarat untuk mencapai
Sarjana Strata-1, semoga dengan terselesaikannya skripsi ini dapat memberikan
sumbangsih bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan para pembaca.
Dalam penulisan skripsi ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang tulus kepada :
1. Prof. Dr. H. Muslich Anshori, SE., M.Sc., Ak., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.
2. Drs. Agus Widodo M., M.Si., Ak., CMA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.
3. Dr. I Made Narsa, SE., M.Si., Ak., CA., CSRS. selaku dosen pembimbing
yang telah memberi bimbingan, nasehat dan arahan dalam penyelesaian
skripsi ini, serta pembelajaran pengalaman yang sangat berharga dari beliau.
4. Dr. Elia Mustikasari, SE.,M.Si.,BKP.,AK., selaku dosen wali atas perhatian
dan motivasinya selama masa perkuliahan.
5. Ayah, Ibu, Adikku serta keluarga besar tercinta, terimakasih untuk doa dan
6. Teman-teman AKS1 angkatan 2011 Unair, teman-teman kelas K AKS1
Unair, AKS1 Unggulan cak.
7. Sahabat senasib dan seperjuangan yang sudah seperti keluarga sendiri: Ana,
Viva, Lia, Dimas, Bagus, dan Amel yang selalu bisa diandalkan untuk
sharingsegalanya serta Emil atasbasecampdan semuanya.
8. Teman-teman nge-RBC: Prili, Kiwek, Nikmah, Monic dkk. serta motivator
tiada henti dari Soy, Risna, Lena, Kiki dkk.
9. Teman-teman KKN-BBM 49 desa Pojok: Siska, mbak Ulul, mbak Komang,
bang Ivan, Rizky, Yayan, Sekar, Yusfi, mbak Rani dkk.
10. Teman-teman lama yang akan tetap awet: mbak Eril, mbak Nur (sd), Meme,
Aw, Ea, Tp dan Fitria (smp), Ika, Miss, Elvi, Fiska dkk (sma).
11. AR yang akan selalu menjadi penyemangat dan salah satu alasan untuk
segera menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua pihak yang belum tertulis yang telah membantu penulis selama masa
kuliah dan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
oleh karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan ke depan.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan
umumnya kepada pembaca.
Surabaya, April 2015
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan pengumuman informasi laba dengan return saham yang diproksi dengan cumulative abnormal return (CAR), dan menganalisis perbedaan pengaruhnya atas kelompok perusahaan yang mengalamigoodnewsmaupunbadnewsserta kelompok perata dan non perata laba yang diklasifikasi berdasarkan indeks Eckel pada perusahaan manufaktur yang listed di BEI. Dalam perhitungan abnormal return menggunakan market model untuk menentukanexpected returndan menggunakan koreksi beta dengan metode fowler and rorke 4 lag 4 lead. Model penelitian event studyini menggunakan 74 sampel yang diteliti selama 11 hari periode uji menggunakan T-Test. Dengan menggunakan uji One Sample T-Test didapatkan hasil bahwa pengumuman informasi laba berhubungan dengan return saham yang ditunjukkan oleh nilai CAR signifikan pada sebelum pengumuman, hal ini mengindikasikan terjadi kebocoran informasi. Sedangkan pada hari pengumuman dan setelahnya CAR juga signifikan yang berarti pengumuman di respon oleh pasar dengan adanya perubahan return saham. Selain itu dengan menggunakan uji Independent-Samples T-Test,hasil nilai CAR kelompok perusahaan yang mengalamigoodnews maupun badnews menunjukkan perbedaan signifikansi keduanya, namun CAR kelompok perata laba dan non-perata laba tidak menunjukkan adanya perbedaan.
Kata kunci: Perataaan Laba, Pengumuman Informasi Laba, ReturnSaham,
ABSTRACT
This study analyzed the relationship earnings announcement information with stock returns are proxied by the cumulative abnormal return (CAR), and analyze the differences in effect on a group of companies that experienced goodnews or badnews and smoother or non-smoother that classified by eckel index on manufacturing companies listed on BEI. In abnormal return calculation used a market model to determine the return expectations and used beta correction by the method of fowler and rorke 4 lag 4 lead. Event study analysis is used in this research with 74 samples that analyzed during 11 days measured CAR with T-Test. By using One-Sample T Test showed that the announcement of earnings information related to stock returns shown by the CAR significantly before the announcement, this indicates leakage of information.While on the day of the announcement and there after CAR also significant, which means the announcement in response to the market with the change in stock returns. In addition to using the test Independent-Samples T Test showed the CAR group of companies experiencing goodnews and badnews are significant difference to both, but the CAR group of smoother and non smoother showed no significance.
Keywords: Income Smoothing, Earning announcement, Stock Return,
DAFTAR ISI
Halaman judul ……….………...………… i
Halaman persetujuan skripsi...………...……… ii
Halaman pernyataan ……….. iii
Halaman pernyataan orisinalitas skripsi ………...…... iv
Kata pengantar ……….…... v
Abstract ………...…...…... vii
Daftar isi ………...……... ix
Daftar Tabel ………...…...…... xii
Daftar Gambar ………...…...… xiii
Daftar Lampiran ………...… xiv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ……….….… 1
1.2. Rumusan Masalah .………..……… …………... 7
1.3. Tujuan Penelitian ……….………..….... 8
1.4.Manfaat Penelitian ……….…………... 8
1.5. Sistematika Penulisan ………... 9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ………...……. 11
2.1.1. Agency Theory………...…...…... 11
2.1.2. Signaling Theory………...…...…... 13
2.1.3. Managemen Laba ……...………...… 14
2.1.5. ReturndanAbnormal Return………... 24
2.2. Penelitian Terdahulu ……….…. 27
2.3. Hipotesis Penelitian …... 28
2.4. Kerangka Berpikir ... 31
BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian ... 33
3.2. Identifikasi Variabel .………...………...……...…... 33
3.3. Definisi Operasional ... 33
3.3.1. Pengumuman Informasi Laba ... 33
3.3.2. Perataan Laba ………... 34
3.3.3. ReturnSaham ………...………....…... 35
3.4. Jenis dan Sumber Data ………...…………....…..…... 39
3.5. Prosedur Pengumpulan Data ... 39
3.6. Populasi dan Sampel ... 40
3.7. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 42
3.7.1. Teknik Analisis ... 42
3.7.2. Statistik Deskriptif ... 43
3.7.3. Uji Normalitas Data ... 43
3.7.4. Uji Hipotesis ... 44
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 47
4.2. Analisis Hasil Penelitian ... 47
4.2.2. Analisis Variabel Penelitian ... 49
4.3. Statistik Deskriptif ... 53
4.4. Uji Normalitas Data ... 55
4.5. Pengujian Hipotesis 1 ... 56
4.6. Pengujian Hipotesis 2 dan 3 ... 59
4.7. Pembahasan ... 61
4.7.1. Hasil Pembahasan CAR (UjiOne-Sample T Test)... 61
4.7.2. Hasil Pembahasan CAR (UjiIndependent Samples T Test)... 63
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 67
5.2 Saran ... 68
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 38
Tabel 3.2 Proses dan Hasil Pemilihan Sampel ... 41
Tabel 4.1 Profil Sampel Dilihat dari Klasifikasi Sub Sektor ... 49
Tabel 4.2 Nilai Alpha (α) dan Beta (β) ... 50
Tabel 4.3 CAR Perusahaan Sampel Pada Periode Uji ... 52
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif ... 54
Tabel 4.5 Uji Normalitas Data …... 55
Tabel 4.6 Fluktuasi CAR ... 56
Tabel 4.7 CAAR dan Hasil Uji SignifikansiOne-Sample T Test... 58
Tabel 4.8 HasilLevene’s TestCAR ... 60
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tipe Perataan Laba ……….…...……...…....…… 18
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir …...………….…...….…..….. 31
Gambar 4.1 Hasil UjiOne Sample T Test... 61
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Penelitian Terdahulu
Lampiran 2 Kode & Nama Emiten
Lampiran 3 Klasifikasi Perusahaan Sampel (Perata Dan Non-Perata Laba)
Lampiran 4 Harga Saham Perusahaan Sampel (Periode Uji)
Harga Saham Perusahaan Sampel (Periode Estimasi)
Lampiran 5 ReturnIndeks Pasar (IHSG) Perusahaan Sampel (Periode Uji)
ReturnIndeks Pasar (IHSG) Perusahaan Sampel (Periode Estimasi)
Lampiran 6 Actual ReturnPerusahaan Sampel (Periode Uji)
Lampiran 7 ReturnIndeks Pasar (IHSG) Perusahaan Sampel (Periode Uji)
Lampiran 8 Expected ReturnPerusahaan Sampel (Periode Uji)
Lampiran 9 Abnormal ReturnDanCumulative Abnormal Return(CAR)
Lampiran 10 Hasil Statistik Deskriptif
Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas Data
Lampiran 12 Hasil UjiOne Sample T Test
Lampiran 13 Hasil UjiIndependent-Samples T TestCAR (KelompokGoodnews danBadnews)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyampaian laporan keuangan tahunan (annual report) kepada publik
menjadi sebuah keharusan bagi perusahaan terutama untuk perusahaan yang
sudah go public yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Laporan
keuangan merupakan hasil dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh
perusahaan dalam satu periode tertentu yang dilaporkan kepada pihak yang
berkepentingan, oleh karena itu laporan keuangan harus menyediakan informasi
yang berguna untuk diberikan bagi pihak internal yakni manajemen perusahaan
dan pihak eksternal diantaranya investor potensial, kreditur, pemerintah serta
pemakai lainnya sehingga antara keduanya tidak terjadi benturan kepentingan
(assymetric information).
Secara umum pelaporan keuangan lengkap disajikan dalam laporan
keuangan terdiri dari laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan (CALK).
Pengambilan keputusan oleh para stakeholders ditentukan dari kualitas laporan
keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen, selain sebagai cerminan dari
kondisi keuangan suatu perusahaan, oleh pihak yang berkepentingan laporan
keuangan seringkali dijadikan alat untuk membawa perusahaan dalam mencapai
tujuannya, baik tujuan jangka panjang maupun jangka pendek (Setyaningtyas,
pertanggungjawaban manajemen, dan informasi laba membantu pemilik atau
pihak lain melakukan penaksiran atas earning power perusahaan dimasa yang
akan datang (Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) no.1).
Menurut Beattie dkk (1994) banyak investor yang perhatiannya seringkali
terpusat hanya pada informasi laba yang terdapat di laporan laba rugi saja tanpa
mengindahkan prosedur yang telah digunakan untuk menghasilkan informasi laba
tersebut. Laba yang meningkat dari periode sebelumnya mengindikasikan bahwa
kinerja perusahaan adalah bagus dan hal ini dapat mempengaruhi peningkatan
harga saham perusahaan. Laba mencerminkan hasil kegiatan bisnis yang dicapai
perusahaan pada periode tertentu, hal inilah yang dapat mendorong timbulnya
perilaku yang tidak semestinya (dysfunctional behavior) seperti manajemen laba.
Menurut Scott (2006:369) menyatakan bahwa manajemen laba merupakan
pilihan dari manajer tentang kebijakan akuntansi untuk mencapai tujuan tertentu.
Adanya praktik perataan laba merupakan salah satu bagian dari manajemen laba.
Benturan kepentingan yang terjadi antara manajemen dengan pemegang saham
mengindikasikan terjadinya informasi asimetris dalam perusahaan, sehingga dapat
dijadikan salah satu alasan untuk dilakukannya perataan laba dalam pelaporan
keuangan. Fitriasrini (2012) menjelaskan bahwa agency theory dimana pihak
principal (pemegang saham) dan agent (manajemen) masing-masing termotivasi
untuk memenuhi kepentingan masing-masing. Manajemen selaku pihak internal
mengetahui lebih banyak informasi perkembangan dan prospek perusahaan di
masa akan datang dibandingkan dengan para pemegang saham, sehingga dapat
terutama laba yang akan diterbitkan pada laporan keuangan agar dapat
menunjukkan kinerja perusahaan yang baik kepada para investor nantinya.
Manajemen yang sejatinya adalah pihak yang telah diberi wewenang oleh
principal untuk mengelola bisnis perusahaan sering kali merasa terbebani
menghadapi tekanan-tekanan untuk memenuhi target kinerjanya, akhirnya hal
inilah yang memaksa manajemen melakukan perubahan-perubahan strategi bisnis
maupun melakukan earning management dalam proses pelaporan keuangannya.
Membuat laporan keuangan menjadi lebih baik, mempertahankan jabatan atau
mendapatkan bonus yang tinggi adalah sebagian dari motivasi manajemen untuk
melakukan tindakan ini, biasanya laba yang stabil yaitu tidak banyak fluktuasi
dari suatu periode ke periode lain dinilai sebagai suatu prestasi baik, maka upaya
menstabilkan laba inilah yang disebut sebagai income smoothing (Bestivano,
2013).
Perubahan informasi atas laba dapat mempengaruhi tindak lanjut pengguna
informasi, praktik perataan laba ini jika dilakukan dengan sengaja maka
implikasinya menyebabkan pengungkapan informasi mengenai laba menjadi
sesat, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan terutama
dari pihak esternal perusahaan (khususnya investor dan kreditur). Oleh sebagian
pihak praktik ini masih dianggap wajar asalkan masih menggunakan metode
akuntansi yang berlaku, namun hal ini tentu bertentangan dengan pendapat para
pemegang saham karena pada akhirnya mereka tidak bisa mengetahui kondisi
Kandungan informasi laba dalam laporan keuangan yang dipublikasikan
akan direspon oleh pelaku pasar (investor), reaksi pasar ini dapat dapat
ditunjukkan dengan adanya perubahan return saham yang diukur dengan
menggunakan cummulative abnormal return (CAR) setiap perusahaan. Reaksi
pasar akan positif apabila manajemen mengisyaratkan kondisi laba perusahaan
yang lebih baik dan begitu pula sebaliknya. Setelah penerbitan info laba pada
laporan keuangan investor tentu akan memutuskan untuk mendapatkan dan
memproses informasi lebih lanjut, dengan profitabilitas dan return masa depan
yang lebih tinggi maka investor akan bersedia membeli saham dengan harga
pasarnya sekarang, dan begitu pula sebaliknya.
Reaksi pasar ini tercermin dengan adanya abnormal return di sekitar
tanggal pengumuman informasi laba (Wahyuningsih, 2007), sedangkan
Cummulative Abnormal Return(CAR) dapat menunjukkanresponspasar terhadap
laporan keuangan yang dipublikasikan. CAR mengukur adanya abnormal return
sebagai respons terhadap adanyaunexpected componentdari laba yang dilaporkan
oleh perusahaan yang menerbitkan saham tersebut (Scott, 2006). Menurut
Hartono (2010:415) menyatakan bahwa perubahan pada harga saham dapat
menggambarkan bentuk efisiensi pasar modal, semakin efisien pasar maka
semakin akan semakin cepat informasi tersebut terefleksi dalam harga saham.
Pasar efisien adalah kondisi pasar yang bereaksi dengan cepat dan akurat
untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan
informasi yang ada. Di pasar modal efisien, investor akan segera bereaksi
keuangan, akuisisi, pembagian dividen, dan lain-lain. Dapat dikatakan pasar yang
efisien jika tidak seorangpun baik investor, individu maupun institusi akan
mampu memperolehabnormal returndalam waktu yang lama.
Perusahaan manufaktur ialah perusahaan yang mengolah sumber daya,
memprosesnya sehingga menjadi barang jadi. Perusahaan manufaktur merupakan
penyumbang emiten terbesar dari daftar emiten yang berada di BEI, sehingga
terdapat kemungkinan akan adanya perhatian dan peluang yang lebih besar untuk
menarik minat investor dalam berinvestasi sehingga rentan terjadi penyimpangan
perilaku oleh pihak-pihak yang berkepentingan lainnya yang dapat mengakibatkan
investor salah dalam pengambilan keputusan, selain itu pertimbangan pemilihan
perusahaan manufaktur sebagai sampel adalah homogenitas dalam aktivitas
penghasilan pendapatan utama (revenue-producing activities) (Parawiyati dan
Baridwan, 1998) , oleh karena itu peneliti tertarik meneliti perusahaan mafaktur
sebagai objek penelitian. Pengumuman laba perusahaan merupakan informasi
yang penting bagi pelaku pasar, investor yang potensial dan berhati-hati akan
membuat prediksi terlebih dahulu sebelum membuat keputusan dengan
mengamati sinyal yang di berikan perusahaan. Menurut Hartono (2003:423)
menyatakan bahwa sinyal yang dapat menunjukkan nilai dari perusahaan terlihat
dari nilai pada laporan keuangan, contohnya seperti nilai laba bersih
perusahaannya.
Penelitian mengenai hubungan tindakan perataan laba dengan reaksi pasar
yakni perubahan return saham pada sudah relatif sering dilakukan, namun masih
mengungkapkan reaksi pasar yang diukur dengan cummulative abnormal return
(CAR) antara perusahaan perata laba dengan perusahaan bukan perata laba
berbeda secara signifikan. Menurut penelitian Michelson et al. (2000)
menyimpulkan bahwa perusahaan yang melakukan income smoothing rata-rata
CAR secara statistik lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak melakukan
income smoothing. Sedangkan menurut Khafid (2002) menyatakan jika reaksi
pasar yang diukur dengan cumulative abnormal return (CAR) menunjukkan
reaksi atas diumumkannya laba pada periode pengamatan hari pengumuman
sampai dengan enam hari setelah pengumuman laba menunjukkan adanya
perbedaan reaksi antara kelompok perusahaan perata laba dengan perusahaan
bukan perata laba.
Penelitian ini akan mengamati reaksi pasar yakni perubahan akan return
saham atas informasi laba saat laporan keuangan dipublikasikan baik oleh
perusahaan yang mengalami goodnews maupun badnews dan perusahaan perata
laba maupun non perata laba. Penelitian sebelumnya umumnya hanya bertujuan
untuk menganalisis ada atau tidaknya tindakan perataan laba di pasar modal
khususnya di Indonesia. Perataan laba dalam penelitian ini lebih berfungsi sebagai
variabel independen dimana penentuan status perata atau bukan perata laba-nya
akan ditentukan dengan indeks Eckel.
Penelitian ini akan dilakukan pada perusahaan manufaktur listing BEI tahun
2008-2013 keseluruhan berjumlah 140 perusahaan, namun setelah malalui
tahapan sampling maka tersisa 74 perusahaan yang kemudian digolongkan 43
dapat dilihat secara lebih rinci pada bab 3 penelitian. Sedangkan perubahanreturn
saham dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan cummulative abnormal
return (CAR) yang akan diamati melalui pengumuman laba pada periode
pengamatan t-5 s/d. t+5 hari publikasi laba selama periode peristiwa,Event period
selama 11 hari ini diharapkan sudah dapat melihat reaksi harga pasar selama
periode tersebut. Sedangkan dalam pengukuran expected return dengan market
model menggunakan periode estimasi selama 100 hari yaitu dari hari 105 hari
perdagangan saham sebelum terjadinya peristiwa (t-105), Periode estimasi selama
100 hari ini diharapkan memadai untuk memprediksi return selamaeventperiode.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian ini dengan judul “Hubungan Pengumuman Informasi Laba dengan Return Saham : Perbandingan Perusahaan Perata dan Non-Perata Laba”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitiannya sebagai berikut :
1. Apakah terdapat hubungan pengumuman informasi laba dengan return
saham?
2. Apakah return saham antara perusahaan perata laba berbeda dengan
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini sesuai dengan rumusan masalahnya, yaitu :
1. Untuk mengetahui hubungan atas pengumuman informasi laba dengan
returnsaham.
2. Untuk mengetahui perbedaan return saham antara perusahaan perata laba
dengan perusahaan non perata laba.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Manfaat ilmiah, yaitu menganalisis adanya praktik perataan laba pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI dan meganalisis hubungan
reaksi pasar atas perubahanreturnsaham dengan pengumuman informasi
laba.
b) Manfaat bagi penulis, menerapkan teori yang telah dipelajari penulis
sebelumnya sehingga penulis dapat menambah wawasan, pengetahuan serta
pemahaman mengenai hubungan perubahan return saham dengan
pengumuman informasi laba atas tindakan perataan laba pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI.
c) Manfaat bagi pengguna laporan keuangan, yaitu memberikan informasi
masukan bagi pihak eksternal perusahaan yakni investor maupun calon
investor potensial dan kreditur, selain itu juga digunakan sebagai
pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang ada kaitannya dengan
d) Manfaat bagi penelitian selanjutnya, yaitu memberikan gambaran
mengenai praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI dan juga hubungannya atas perubahan return saham
dengan pengumuman informasi laba. sehingga dapat dilakukan penelitian
yang lebih mendalam lagi.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika ini dapat memberikan gambaran yang jelas dan tidak
menyimpang dari pokok permasalahan, secara sistematis susunan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Bab 1 berjudul Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Dalam latar belakang menjelaskan alasan mengapa pengumuman informasi laba
dapat berhubungan dengan return saham atas tindakan perataan laba (income
smoothing). Rumusan masalah penelitian ini berisi tentang pokok masalah yang
akan dicari bukti empirisnya melalui penelitian ini.
Bab 2 berjudul Tinjauan Kepustakaan yang berisi tentang landasan teori
yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya yaitu agency theory, signalling
theory, manajemen laba, perataan laba serta return dan abnormal return.
Kemudian mengungkapkan penelitian terdahulu yang sesuai dengan penelitian,
menjabarkan hipotesis serta menggambarkan penelitian dalam kerangka berpikir.
Bab 3 berjudul Metode Penelitian yang berisi tentang penjelasan mengenai
event study. Mengidentifikasi variabel independen (X) dalam penelitian ini yaitu
pengumuman informasi laba dan perataan laba sedangkan variabel dependen (Y)
yaitu return saham yang diukur dengan cummulative abnormal return dan
mendefinisikan variabel operasional-nya, menjabarkan jenis dan sumber data
penelitian yang diperoleh, prosedur pengumpulan data-nya, teknik analisis serta
metode yang digunakan untuk analisis data yang termasuk pengujian hipotesis
menggunakan one sample t-test dan independent samples t-test dengan tingkat
signifikansi 1%, 5%, dan 10%, serta dilakukan uji normalitas data.
Bab 4 berjudul Hasil dan Pembahasan yang berisi gambaran secara umum
objek penelitian yakni perusahaan manufaktur listed BEI, mendeskripsikan hasil
penelitian, menganalisis model dan melakukan pengujian atas hipotesismya, serta
menginterpretasikan statistiknya.
Bab 5 berjudul Simpulan Dan Saran, dalam bab ini menyajikan
kesimpulan analisis penelitian yang diperoleh dari hasil dan pembahasan
penelitian, memaparkan keterbatasan penelitian serta memuat saran- saran bagi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Pada landasan teori akan dijelaskan teori-teori yang mendukung dalam
penelitian yang membantu dalam menganalisis hasil penelitian. Sedangkan
tinjauan pustaka yang berasal dari penelitian terdahulu, akan dijelaskan tentang
hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan praktek perataan laba yang
dilakukan perusahaan serta hubungannya dengan return saham. Berikut ini
landasan teori dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.
2.1.1. Agency Theory
Konsep manajemen laba dapat dijelaskan melalui pendekatan teori
keagenan (agency theory) yang terkait dengan kontrak adanya diantara anggota
perusahaan. Konsep laba dalam teori keagenan berhubungan dengan perataan
laba yang akan dibahas dalam penelitian ini. Menurut Assih dan Gudono (2000)
menyatakan bahwa diantara manajemen dan prinsipal terdapat kepentingan yang
saling bertentangan, dimana manajer atau yang disebut agen bertindak sebagai
pihak yang berupaya melakukan perataan laba untuk kepentingannya. Sedangkan
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu
kontrak yang dilakukan oleh satu atau beberapa orang (prinsipal) dengan
menggunakan orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa guna kepentingan
keputusan kepada agen. Sesuai dengan asumsi tersebut, oleh adanya wewenang
itulah maka agen dapat mengambil kebijakan yang menguntungkan dirinya sendiri
sebelum memberikan manfaat kepada pemegang saham.
Kontrak yang disepakati tidak dapat dijadikan jaminan untuk agen dapat
melakukan yang terbaik bagi prinsipalnya, agen juga meiliki kepentingan untuk
meningkatkan kesejahteraan dirinya sendiri. Meningkatkan harga saham dan
mendapatkan bonus yang lebih tinggi merupakan tindakan peningkatan
pendapatan, sedangkan penurunan pendapatan bertujuan sebagai bentuk
penghindaran atau penurunan nilai dari kewajiban pajak penghasilan perusahaan.
Karena alasan tersebutlah maka mendorong pihak manajemen (agen) berusaha
untuk mengubah angka akuntansi memakai metode/kebijakan tertentu sehingga
angka akuntansi (terutama laba) yang dilaporkan dianggap sudah mencapai target
atau tujuan perusahaan.
Sedangkan dari pihak prinsipal berupaya menyejahterakan dirinya melalui
harapan akan peningkatan profitabilitas perusahaannya. Oleh karena perbedaan
tujuan dan kepentingan masing-masing pihak ini lah yang dapat menimbulkan
konflik kepentingan antara prinsipal dengan agen. Untuk mengatasi konflik ini,
termasuk mengurangi perilaku manipulasi laba oleh manajemen, maka diperlukan
beberapa mekanisme pengawasan dan kontrak.
Informasi asimetris akan menajadi masalah apabila muncul dalam
hubungan antara prinsipal dan agen. Scott (2006) menjelaskan bahwa yang
dikatakan kondisi asimetri informasi yakni apabila beberapa pihak yang terkait
Chiper (1989) menyatakan jika asimetri informasi meningkat, prinsipal tidak
mempunyai kemampuan memonitor tindakan agen, sehingga menyebabkan agen
cenderung melakukan perilaku yang tidak semestinya (disfunctional behaviour)
salah satunya yakni melakukan praktik manajemen laba dimana salah satunya
adalah income smoothing yang tidak menggambarkan kondisi perusahaan yang
sebenarnnya.
2.1.2. Signaling Theory
Konsep manajemen laba selain dijelaskan dengan pendekatan teori
keagenan juga dapat dijelaskan oleh teori sinyal (signalling theory). Yang
membedakan ialah dalam teori keagenan dinyatakan bahwa manajemen laba
diipengaruhi oleh adanya konflik kepentingan antara dengan principal dengan
agen yang muncul karena masing-masing pihak berusaha untuk mencapai
kesejahteraan yang diinginkan masing-masing, sedangkan teori signal (signalling
theory) membahas bagaimana seharusnya signal-signal keberhasilan maupun
kegagalan manajemen (agen) disampaikan kepada pemilik atau prinsipal.
Infromasi yang diumumkan perusahaan merupakan sinyal yang
menggambarkan kinerja perusahaan pada periode itu. Manajemen mempunyai
informasi lebih akurat dibandingkan investor luar, oleh karena itu manajemen
menyampaikan informasi tersebut ke pasar yang nantinya akan direspon pasar
sebagai sinyal bahwa suatu peristiwa telah terjadi dan mempengaruhi nilai
perusahaan. Penyampaian laporan keuangan dianggap sebagai signal mengenai
manajemen merupakan sinyal mengenai laba di masa yang akan datang, oleh
karena itu pengguna laporan keuangan dapat membuat prediksi atas laba
perusahaan di masa yang akan datang. Penyampain informasi dari perusahaan ke
pasar akan segera di respon oleh pasar sebagai suatu tanda atau sinyal atas
peristiwa tertentu yang dapat mempengaruhi nilai penilaian investor terhadap
harga saham perusahaan tersebut, jika kandungan informasi yang diumumkan
mengindikasikan keuntungan (goodnews) maka umumnya akan direspon positif
oleh pasar sehingga investor akan menginvestasikan dananya ke perusahaan
tersebut, dan begitu pula sebaliknya jika kandungan informasi mengindikasikan
terjadi rugi (badnews) maka umumnya akan direspon negatif yaitu investor akan
lebih memilih berinvestasi ke yang lain yang dianggap lebih menguntungkan-nya.
2.1.3. Manajemen Laba
Manajemen laba (earnings management) adalah suatu konsep yang
dilakukan perusahaan dalam mengelola laporan keuangan supaya laporan
keuangan tampak terlihat memiliki kualitas (Putra,2013). Manajemen laba
menyebabkan informasi yang dihasilkan tidak mencerminkan keadaan yang
sebenarnya dari keadaan suatu perusahaan selama periode tertentu. Manajemen
laba marupakan suatu tindakan yang dapat menurunkan kualitas laporan keuangan
dan dapat menyesatkan pengambil keputusan karena informasi yang tidak tepat
tersebut. Scott (2006:352) menyatakan pola manajemen laba yang sering
1. Taking Bath
manajemen mengakui biaya-biaya dan kerugian periode yang akan datang
pada periode berjalan, caranya ialah dengan melaporkan biaya-biaya di masa
mendatang pada masa kini dan menghapus aktiva tertentu sehingga dapat
memberi kesempatan bagi manajer untuk menaikkan bonus di masa yang
akan datang. Tindakan ini biasanya dilakukan bila perusahaan mengadakan
restrukturisasi atau reorganisasi.
2. Income Minimization
Tindakan ini biasanya dilakukan pada periode yang tingkat profitabilitasnya
tinggi. Merupakan tindakan untuk menghapus modal aset, beban iklan, dan
dengan mengakui secara lebih cepat biaya-biaya, seperti biaya pemasaran,
riset dan pengembangan. Contohnya sebagai pertimbangan pajak
penghasilan, LIFO yang digunakan untuk metode persediaan.
3. Income Maximization
Merupakan upaya manajemen untuk memaksimalkan laba yang dilaporkan,
yaitu ketika manajer terlibat dalam pola maksimalisasi laba bersih yang
dilaporkan untuk tujuan bonus, artinya manajer berusaha melaporkan net
income yang tinggi dengan motivasi mendapat bonus yang lebih besar.
4. Income Smoothing
Praktek menaik-turunkan laba perusahaan dengan tujuan agar kinerja
perusahaan terlihat stabil. Dilakukan karena manajer lebih memilih aliran
bonus kurang bervariasi (rata) , selain itu manajer mungkin merasa bahwa
dapat mengurangi kemungkinan melaporkan laba yang rendah dan juga untuk
mengurangi aliran bonus yang tidak berubah-ubah, oleh karena itu untuk
menghindari risiko maka perataan laba dipilih.
Adanya manajemen laba maka informasi yang dihasilkan perusahaan
menjadi tidak akurat lagi terdapat pembiasan pengukuran income (dinaikkan/
diturunkan), dan pelaporan income yang tidak representationally faithfulness
seperti yang seharusnya dilaporkan. Manajemen laba dikatakan baik jika tujuan
pelaksanaannya adalah untuk efisiensi dan dikatakan buruk apabila tujuan
pelaksanaannya adalah untuk oportunistik yakni perilaku yang tidak semestinya
(Scott, 2006 : 352-356). Salah satu bentuk manajemen laba yang akan dibahas
dalam penelitian ini yaitu tindakan perataan laba.
2.1.4. Perataan Laba
Menurut Beidelman 1973 dalam Ghozali dan Chariri (2007) menyatakan
bahwa perataan laba yang dilaporkan dapat didefinisikan sebagai usaha yang
disengaja untuk memeratakan atau memflutuasikan tingkat laba sehingga pada
saat sekarang dapat dipandang normal bagi suatu perusahaan. Dalam hal ini
perataan laba menunjukkan suatu usaha manajemen perusahaan untuk mengurangi
variasi abnormal laba dalam batas-batas yang diijinkan dalam praktik akuntansi
dan prinsip manajemen yang wajar. Income smoothingmerupakan salah satu dari
praktik manajemen laba yang dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan laba,
dengan tujuan untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan, sehingga
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan perataan laba adalah salah satu
pola dari manajemen laba yang dapat dipandang sebagai upaya yang secara
sengaja dimaksudkan untuk menormalkan atau menstabilkan laba untuk mencapai
tingkat yang diinginkan oleh manajemen.
Laba yang stabil akan memberikan rasa lebih percaya diri bagi pemilik
perusahaan yang disertai dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasaan pemegang
saham melalui tingkat pertumbuhan dan stabilitas laba yang dilaporkan, namun
masih dalam batas aturan akuntansi yang berlaku. Tindakan tersebut dikatakan
disengaja karena motivasi manajemen yang menggunakannya untuk menarik
minat pasar dalam berinvestasi, seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa
perhatian investor seringkali hanya terpusat pada laba perusahaan tanpa
mengindahkan prosedur yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan laba
tersebut. Menurut Eckel 1981 dalam Rachmawati (2012) terdapat dua jenis
perataan laba yaitu :
1. Natural Smoothing
Merupakan perataan laba yang terjadi secara natural tanpa adanya campur
tangan dari pihak manapun, Alami yaitu perataan laba itu sendiri lah yang
menghasilkan suatu aliran laba yang rata (contohnya perolehan penghasilan
dari keperluan/pelayanan umum). Aliran laba dalam perataan ini akan
menunjukkan kestabilannya secara alami setiap tahunnya sehingga tidak
2. Intentially Smoothing
Merupakan perataan laba yang terjadi akibat adanya campur tangan atau
intervensi dari pihak lain. Agar selalu mendapat kepercayaan dari pemegang
saham, maka manajemen perlu memberikan perhatian khusus. Intentionally
smoothterbagi atasartificial smoothingdanreal smoothing.
Sumber: Norm Eckel. 1981. The Income Smoothing Hypohesis Revisisted. Abacus Vol 17, No. 1.
Gambar 2.1 Tipe Perataan Laba
Menurut Dascher dan Malcolm (1970:253-254) dalam Ghozali dan Chariri
(2007) membedakanincome smoothingmenjadi 2 yaitu :
1) Real smoothing : berkaitan dengan transaksi aktual yang dilakukan atau tidak dilakukan berdasarkan pada pengaruh perataan terhadap laba.
2) Artificial Smoothing : berkaitan dengan adanya prosedur akuntansi yang diterapkan untuk mengubah cost atau pendanaan dari suatu periode ke
periode yang lain.
Smooth Income Stream
Naturally Smooth Intentionally being Smoothed
by Management
Real Smoothing Artificial
Sedangkan menurut Barnes et al. (1976) dalam Ghozali dan Chariri (2007)
income smoothingdibedakan menjadi tiga :
1) Perataan melalui terjadinya peristiwa dan/atau pengakuan peristiwa (real
smoothing) artinya manajemen dapat mennetukan waktu terjadinya
transaksi aktual sehingga pengaruh transaksi tersebut terhadap laba yang
dilaporkan cenderung rata sepanjang waktu.
2) Perataan melalui alokasi sepanjang periode (artificial smoothing) artinya
menajemen memiliki media pengendalian tertentu dalam penentuan laba
pada periode yang terpengaruh oleh kuantifikasi peristiwa tersebut.
3) Perataan melalui klasifikasi (classificatiry smoothing) artinya manajemen
daoat dengan mudah mengklasifikasikan elemen-elemen dalam laporan
laba rugi sehingga dapat mengurangi variasi laba setiap periodenya.
Motivasi Dilakukannya Perataan Laba
Beberapa alasan seorang manajer melakukan praktik perataan menurut
Syahriana 2006 dalam Rahmawati (2012) ialah sebagai berikut :
1. Aliran laba yang merata dapat meningkatkan keyakinan para investor
karena laba yang stabil akan mendukung kebijakan dividen yang stabil
pula seperti yang dkehendaki para investor.
2. Perataan laba dapat mempererat hubungan antara manajer dan pekerja
karena adanya kenaikan laba yang dilaporkan dapat menimbulkan
3. Aliran laba yang merata dapat memiliki pengaruh psikologis pada
ekonomi dalam hal kenaikan atau penurunan dapat dihindarkan serta rasa
pesimis dan optimis dapat dikurangi, dan lain-lain.
Menurut Foster (1986) menyatakan tujuan perataan laba adalah sebagai
berikut :
1. Memperbaiki citra perusahaan di mata pihak luar bahwa perusahaan
tersebut memiliki resiko yang rendah.
2. Memberikan informasi yang relevan dalam melakukan prediksi terhadap
laba di masa yang akan datang.
3. Meningkatkan kepuasaan relasi bisnis
4. Meningkatkan persepsi pihak eksternal terhadap kemakmuran manajemen
5. Meningkatkan kompensasi bagi manajemen.
Perataan laba dilakukan oleh manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba
suatu perusahaan dengan demikian kinerja perusahaan akan terlihat bagus atau
baik di mata investor potensial sehingga diharapkan investor tersebut mau
menanamkan investasinya ke perusahaan.
Sasaran Perataan Laba
Michelson et al. (2000) mengemukakan bahwa perataan laba dilakukan
oleh manajemen dengan sasaran tertentu. Menurut Belkoui (2007) menyatakan
laporan keuangan yang seringkali dijadikan sasaran untuk melakukan income
1. Unsur penjualan
a. Saat pembuatan faktur. Sebagai contoh penjualan yang sebenarnya untuk
periode yang akan datang pembuatan fakturnya dilakukan pada periode ini
dan dilaporkan sebagai penjualan periode ini.
b. Pembuatan pesanan atau penjualan fiktif
c. Downgrading (penurunan produk). Sebagai contoh dengan cara
mengklasifikasikan produk yang belum rusak ke dalam kelompok produk
rusak dan selanjutnya dilaporkan telah terjual dengan harga yang lebih
rendah dari harga yang sebenarnya.
2. Unsur biaya
a. Memecah faktur, misalnya faktur untuk sebuah pembelian atau pesanan
dipecah menjadi beberapa pembelian atau pesanan dan selanjutnya
dibuatkan beberapa faktur dengan tanggal yang berbeda kemudian
dilaporkan dalam beberapa periode akuntansi.
b. Mencatat prepayment (biaya dibayar dimuka) sebagai biaya. Misalnya
melaporkan biaya advertansi dibayar dimuka untuk tahun depan sebagai
advertensitahun ini.
Hubungan Kandungan informasi Laba danReturnSaham
Dalam konsep Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (IAI 1994,
paragraf 70) mengartikan income sebagai kenaikan manfaat ekonomi selama
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal
dari kontribusi penanam modal. Nilai pada laporan keuangan seperti laba
bersih perusahaan dianggap sebagai sinyal yang menunjukkan nilai dari
perusahaan, hal ini menjadikan perhatian investor dan calon investor terpusat
pada laba suatu perusahaan. Informasi laba merupakan komponen dalam
laporan keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen,
membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka
panjang, meramalkan laba, serta untuk menaksir risiko dalam berinvestasi
(Sugiarto, 2003).
Pendekatan studi peristiwa (event study) digunakan dalam penelitian ini,
studi peristiwa adalah studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu
peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman,
dimana dalam penelitian ini menguji apakah pengumuman laporan laba
perusahaan mempunyai kandungan informasi yang cukup untuk membuat
pasar bereaksi terhadap pengumuman tersebut. Pasar dapat dikatakan efisien
apabila harga sekuritas yang diperdagangkan di bursa selalu mencerminkan
secara penuh informasi yang tersedia.
Pengujian kandungan informasi atas laba dimaksudkan untuk melihat
reaksi dari suatu pengumuman (Watts and Zimmerman, 1986). Informasi laba
yang merupakan sinyal bagi investor akan menunjukkan good news apabila
laba perusahaan lebih menguntungkan atau meningkat dari tahun sebelumnya
dan begitu pula sebaliknya, oleh adanya good news / badnews ini maka
seringkali investor yang hanya berfokus pada laba ini tanpa memperhatikan
adanya tindakan perataan laba yang mungkin dilakukan perusahaan sehingga
laba tidak menunjukkan laba yang sebenarnya akan membuat investor salah
dalam pengambilan keputusan.
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kandungan informasi dari suatu
pengumuman informasi perusahaan. Pertama, ekspektasi pasar modal terhadap
kandungan dan waktu dari pengumuman tersebut, semakin besar tingkat
ketidakpastian, maka semakin besar pula potensi terjadinya revisi terhadap
harga-harga sekuritas. Kedua, implikasi pengumuman tersebut terhadap
distribusi return sekuritas di masa depan, semakin besar revisi yang
berhubungan dengan aliran kas yang diharapkan, semakin besar pula implikasi
revaluasi harga sekuritas terhadap pengumuman tersebut. Ketiga, kredibilitas sumber informasi, semakin besar pula implikasi revaluasi terhadap
pengumuman informasi itu (Foster 1986 dalam Lako, 2003).
Jika pengumuman mengandung informasi maka diharapkan pasar akan
bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima. Reaksi pasar ditunjukkan
dengan adanya perubahan harga saham dari sekuritas yang bersangkutan.
Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return saham sebagai nilai
perubahan harga yang diukur dengan abnormal return. Jika digunakan
abnormal return maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang
mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada
pasar, dan sebaliknya apabila pengumuman yang tidak mengandung informasi
bahwa informasi laba dapat berguna jika dapat mengakibatkan investor
mengubah keyakinan dan tindakan mereka sebelumnya dan tingkat kegunaan
tersebut dapat diukur dari sejauh mana perubahan harga mengikuti publikasi
informasi laba.
Menurut Lako (2003) menyatakan bahwa publikasi laba yang terdapat
dalam laporan keuangan di respon oleh pasar pada periode pengumuman. Hal
ini senada dengan Foster tahun 1986 dalam Khafid (2002:15) yang menyatakan
bahwa pengumuman yang berhubungan dengan laba (Earning Related
Announcement) merupakan salah satu pengumuman yang dapat mempengaruhi
harga sekuritas atau saham, dimana pengumuman ini berupa : laporan tahunan
awal, laporan tahunan detail, laporan interim, laporan perubahan
metode-metode akuntansi dan laporan auditor . Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa secara umum adanya perataan laba dapat menimbulkan
reaksi atasreturnsaham pada saat pengumuman laba perusahaan.
2.1.5. ReturndanAbnormal Return
Kepemilikan atas perusahaan bisa dibeli di pasar modal dalam bentuk
saham (berupa surat berharga/sertifikat yang merupakan bukti bahwa telah
memiliki perusahaan tersebut). Saham menjadi daya tarik utama di pasar modal
terutama kalangan investor karena menjanjikan adanya return saham yang
merupakan pendapatan yang diperoleh pemegang saham atas investasinya (berupa
dividen, capital gain dan lainnya). Penilaian saham umumnya memakai harga
saham ini dapat dilihat pengumumannya setiap hari pada media tertentu. Harga
saham yang terbentuk dari interaksi antara penjual dan pembeli saham di pasar
sekunder harganya selalu berubah setiap waktu berdasarkan informasi yang
diperoleh para investor di bursa efek. Dalam aktivitas di pasar modal, harga saham
merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam
investasi.
Reaksi atas informasi yang disampaikan oleh perusahaan ditunjukkan
dengan adanya perubahan harga saham perusahaan yang bersangkutan yang dapat
diukur menggunakan return. Suatu pengumuman laba yang mempunyai
kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar, begitu
pula sebaliknya pengumuman laba yang tidak mengandung informasi tidak akan
memberikanabnormal returnkepada pasar (Hartono, 2000).
Abnormal return atau excess return merupakan selisih return yang
sesungguhnya terjadi dengan return normal. Return normal merupakan return
ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian abnormal
return merupakan selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return
ekspektasi.Abnormal Returndirumuskan sebagai berikut:
ARit= Rit– E (Rit)
dimana,
ARit = return tidak normal sekuritas ke-i pada perioede peristiwa ke-t
Rit = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada
perioede peristiwa ke-t
Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang
merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya, dirumuskan
sebagai berikut :
R
i,t=
ࡼ,࢚–ࡼ,࢚ି
ࡼ,࢚ି
dimana,
R
i,t =returnsaham harian perusahaan i saat penutupan pada periode tPi,t = harga saham harian saham perusahaan i saat penutupan pada hari t
Pi,t-1 =harga saham harian saham perusahaan i saat penutupan pada hari t-1
Return ekspektasi dapat diestimasikan menggunakan 3 model yaitu mean
adjusted model, market model dan market adjusted model. Return ekspektasi
dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan market model karena model
ini sesuai dengan pasar modal Indonesia yang tipis, yakni dimana tidak setiap hari
perusahaan memperdagangkan sahamnya. Selain itu model ini juga
mempertim-bangkan adanya koreksi bias beta sebagai pengukur volatilitas return (fluktuasi
darireturn suatu sekuritas dalam periode waktu tertentu) suatu sekuritas terhadap
returnpasar.Returnekpektasi dapat dihitung sebagai berikut :
E (Rit) = αi + βiRmt
Dimana,
E (Rit) : return ekspektasi saham i pada waktu ke-t
αi :interceptdari regresi untuk saham i
βi : beta koreksi untuk saham i
Rmt : return pasar harian pada periode jendela ke-t
Setelahabnormal returndihitung, selanjutnya menjumlah abnormal return
menunjukkan return saham, dalam bahasa indonesia seringkali disebut sebagai
AkumulasiReturnTidak Normal (ARTN).
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dibawah ini diungkapkan untuk memberikan
keyakinan bahwa tindakan income smoothing telah dilakukan oleh manajemen
perusahaan yang tujuannya menarik perhatian investor, keyakinan ini lah yang
dapat dijadikan dasar untuk mengkaji lebih lanjut tentang adanya dan dampak
yang ditimbulkan dari income smoothing terhadap perubahan return saham pada
perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Pada hasil penelitian terdahulu, hasil penelitian Januar (2007) menyatakan
income smoothingberpengaruh terhadapreturnsaham. Hasil penelitian Assih dan
Gudiono (2000) menyatakan bahwa CAR antara perusahaan perata laba dengan
perusahaan bukan perata laba berbeda secara signifikan, yakni CAR secara
signifikan (positif) terhadap perusahaan non-perata laba. Hasil penelitian Khafid
(2002) juga menyatakan bahwa CAR perusahaan perata laba lebih kecil
dibandingkan dengan perusahaan non-perata laba sehingga pasar juga dapat
dikatakan positif untuk perusahaan non-perata laba dalam penelitian ini. Kedua
hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Istihkhoroh (2011) yaitu bahwa CAR atas perusahaan perata laba adalah tidak
Pembahasan hasil penelitian diatas tidak kosisten dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Michelson et al. pada tahun yang sama pula (2000) yang
menyatakan bahwa perusahaan perata laba rata-rata CAR secara statistik lebih
tinggi dibandingkan non-perata laba sehingga dapat dikatakan perubahan return
saham positif terhadap perusahaan perata laba. Dalam hasil penelitian yang
dilakukan oleh Subekti (2005) juga menyatakan bahwa respon pasar modal
Indonesia tidak berbeda (sama) untuk perusahaan yang melakukan perataan laba
maupun yang tidak melakukan perataan laba, dengan proksi reaksi pasar yang
berbeda yaitu abnormal return dan volume perdagangan saham hasil analisis
penelitian juga menghasilkan kondisi yang tidak berbeda. Detail penelitian
terdahulu tersebut dapat secara ringkas dilihat dalam tabel 2.2 yang terlampir
dalam lampiran 1.
2.3. Hipotesis Penelitian
Informasi laba adalah bagian dari laporan keuangan yang merupakan
informasi perusahaan yang terdapat di pasar modal. Selain sebagai menilai kinerja
manajemen, informasi laba juga dapat dapt dijadikan tolok ukur risiko dalam
investasi. Pengumuman informasi atas laba dapat menyebabkan pasar bereaksi
oleh pelaku pasar sendiri, jika secara signifikan pasar bereaksi dengan perubahan
return saham maka seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa pengumuman laba
tersebut memiliki kandungan informasi dan sebaliknya jika secara signifikan pasar
tidak merespon dengan perubahanreturnsaham maka pengumuman tersebut tidak
Penelitian tentang pengujian respon pasar yang tercermin dari adanya
perubahan naik turunnya return pasar dengan CAR atas pengumuman laba .
Penelitian ini diantaranya dibuktikan oleh Khafid (2002), Januar (2007), dan
Istikhoroh (2011) yang berarti pengumuman laba tersebut memiliki kandungan
informasi pada periode peristiwa untuk pasar sekuritas. Dengan demikian, maka
hipotesis alternatif yang dapat diajukan adalah :
H1 : Terdapat hubungan pengumuman informasi laba dengan return saham
yang diproksi dengan CAR
Laba yang dilaporkan perusahaan dalam laporan keuangan setiap
periodenya merupakan signal mengenai laba di masa depan sehingga baik itu
signal positif maupun negatif bagi investor dan calon investor potensial karena
terdapat informasi mengenai tingkat pengembalian (return) yang akan diterima di
masa mendatang apakah menunjukkan terjadi peningkatan atau penurunan
(Hartono, 2009). Pengumuman informasi laba bagi perusahaan yang sedang
mengalami keuntungan atau peningkatan laba dari periode sebelumnya tentu
merupakan kabar yang baik (goodnews) sehingga akan menarik minat investor
untuk mengiventasikan ke perusahaan tersebut, sebaliknya dapat dikatakan
badnews jika perusahaan tersebut mengalami kerugian atau penurunan laba dari
periode sebelumnya karena hal ini mengindikasikan bahwa kinerja perusahan jga
sedang mengalami penurunan sehingga investor akan berfikir tentang risiko
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Subekti (2005) menunjukkan
bahwa antarapositve dan negative earningtidak menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan, hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Assih (2000)
dan Isthoroh (2011). Karena ketidak konsistenan ini peneliti ingin mengamati
apakah terdapat perbedaan return saham yang diproksi dengan CAR antara
perusahaan yang mengalami goodnews dan badnews. Dengan demikian hipotesis
alternatif kedua yang diajukan adalah :
H2a : Ketika terjadi pengumuman informasi laba positif (good news) maka
akan diikuti dengan kenaikanreturnsaham.
H2b : Ketika terjadi pengumuman informasi laba negatif (bad news) maka akan
diikuti dengan penurunanreturnsaham.
Hasil Penelitian yang dilakukan Subekti (2005) yaitu tidak terdapat
perbedaan diantara perusahaan perata laba dan bukan perata laba dengan proksi
CAR dan volumenya. Sedangkan penelitian yang dilakukan Michelson et al.
(2000) menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan income smoothing
mempunyai rata-rata CAR yang yang berbeda, yakni secara statistik lebih tinggi
dibandingkan perusahaan yang tidak melakukan income smoothing. Keduanya
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Assih dan Gudono (2000), Khafid
(2002), dan Istkhoroh (2011) dimana statistik signifikan terhadap perusahaan non
perata laba dibandingkan perusahaan perata laba yang diketahui dengan melihat
perusahaan yang tidak melakukan perataan laba. Dengan demikian, maka
hipotesis alternatif selanjutnya yang dapat diajukan adalah:
H3a : Ketika perusahaan melakukan perataan laba maka akan diikuti dengan
kenaikanreturnsaham.
H3b : Ketika perusahaan tidak melakukan perataan laba maka akan diikuti
dengan penurunanreturnsaham.
2.4. Kerangka Berpikir
Selanjutnya untuk memberikan kejelasan dan arah terhadap penelitian,
pola pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
news melalui informasi laba-nya. Informasi laba tersebut akan menimbulkan
respon pada investor, pada perusahaan yang melakukan income smoothing
biasanya memiliki return yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak melakukan
income smoothing, hal ini dikarenakan pada perusahaan income smoothing
perusahaan tidak menunjukkan laba yang sebenarnya sehingga laba terlihat rata
atau stabil yang kemudian investor menilai kinerja perusahaan lebih baik.
Pada kerangka toritis diatas, adanya pengumuman informasi laba akan
dapat diketahui mana perusahaan yang melakukan income smoothing dan
perusahaan yang tidak melakukan income smoothing, kemudian dari informasi
tersebut dilakukan perhitungan masing-masing Cumulative Abnormal Return
(CAR). Selanjutnya melakukan uji beda antara CAR atas perusahaan yang
mengalami goodnews dan badnews, serta uji beda atas perusahaan perata dan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini meneliti mengenai hubungan perataan laba dengan return
saham yang diproksikan dengan abnormal return. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitaif dalam pengujian hipotesisnya, dan dilakukan observasi
laporan keuangan. Sedangkan teknik analisis data akan dilakukan menggunakan
SPSSstatistic software22.
3.2. Identifikasi Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1)
Pengumuman Informasi Laba, (2) Perataan laba (variabel bebas); (3) Return
saham yang dapat diukur denganCumulative Abnormal Return(variabel terikat).
3.3. Definisi Operasional
Untuk mengetahui lebih jelas artinya, maka definisi operasional dari
masing-masing variabel akan diuraikan sebagai berikut :
3.3.1. Pengumuman Informasi Laba
Pengumuman informasi laba dalam penelitian ini digunakan sebagai
variabel independen (X) dimana pengumuman informasi atas laba ini dibagi
menjadi 2 klasifikasi yakni pengumuman yang bersifat goodnews (untung) dan
3.3.2. Perataan laba
Perataan laba yang merupakan variabel independen (X) atau dapat disebut
sebagai variabel yang mempengaruhi, dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan Indeks Eckel (1981) yang membedakan antara perusahaan perata
laba dengan perusahaan bukan perata laba. Rumusnya adalah:
Indeks perataan laba = ௱ூ
௱ௌ
.
... (2)dimana,
ΔI = perubahan laba dalam satu perioda ΔS = perubahan penjualan dalam satu perioda
CV = koefisien variasi yang dihitung dengan cara sebagai berikut:
CV = Deviasi Standar/ Nilai yang diharapkan
CV ΔI: koefisien variasi untuk perubahan laba CV ΔS: koefisien variasi untuk perubahan penjualan
CV ΔI dan CVΔS dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Δx = perubahan laba (I) atau penjualan (S) antara tahun n dengan n-1
Perusahaan diklasifikasikan sebagai perata laba (income smoothers) apabila
CV ΔI ≤ CV ΔS dan begitu pula sebaliknya jika CV ΔI ≥ CV ΔS maka
perusahaan akan diklasifikasikan bukan sebagai perusahaan perata laba (non
-income smoothers). Data yang akan digunakan dalam mengukur koefisien variasi
penjualan dan laba adalah tahun 2011 sampai dengan 2013. Penelitian ini
menggunakan angka laba setelah pajak, karena dianggap laba tersebut mencakup
seluruh akibat tindakan perataan laba.
3.3.3. ReturnSaham
Variabel return saham merupakan variabel dependen (Y) yaitu sebagai
variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen pada penelitian ini. return
saham dapat diukur dengan variabelcummulative abnormal return.
Variabel cumulative abnormal return (CAR) adalah variabel dependen dalam penelitian ini yang merupakan proksi dari return saham. CAR
menunjukkan respon pasar terhadap laporan keuangan yang dipublikasi. CAR
dihitung dengan menjumlahkan abnormal return pada periode pengamatan.
Sedangkanabnormal returnnya dihitung dari periode jendela dari peristiwa tahun
2013 selama 11 hari (5 hari sebelum peristiwa, 1 hari saat peristiwa, dan 5 hari
setelah peristiwa). Penghitungan abnormal return sebagai berikut :
ARit= Rit– E( Rit)... (3)
dimana,
Rit = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada
perioede peristiwa ke-t
R
i,t=
ࡼ,࢚–ࡼ,࢚ି
ࡼ,࢚ି
dimana,
R
i,t =returnsaham harian perusahaan i saat penutupan pada periode tPi,t = harga saham harian saham perusahaan i saat penutupan pada hari t
Pi,t-1 =harga saham harian saham perusahaan i saat penutupan pada hari t-1
E (Rit)
=
return ekspektasi sekuritas ke-i pada perioede peristiwa ke-tE (Rit) =αi + βiRmt
Dimana,
αi :interceptdari regresi untuk saham i
βi : beta koreksi untuk saham i
Rmt : return pasar harian pada periode jendela ke-t
Rmtdapat dihitung dengan:
Rmt=ூுௌீ௧
–ூுௌீ௧ିଵ ூுௌீ௧ିଵ
Dimana,
Rmt : return pasar pada waktu ke-t IHSGit : IHSG i pada waktu ke-t IHSGit-1 : IHSG i pada waktu ke t-1
Koefisien α dan β berasal dari regresi pada return saham (Rit) dengan return pasar
(Rmt) selama periode estimasi. Koreksi bias beta dilakukan dengan metode
Fowler-Rorke dengan four lag dan four lead. Langkah dalam perhitungan beta
koreksi dengan metode Fowler-Rorke adalah:
Rit = α + βiିସRmt-4+ βiିଷRmt-3+ βiିଶRmt-2+βiିଵRmt-1+ βiRmt+βiାଵRmt+1
+βiାଶRmt+2+βiାଷRmt+3+βiାସRmt+4
Dimana:
Rit : return saham i pada waktu ke-t
βi௧ : beta saham i pada waktu ke-t Rmt: return pasar pada waktu ke-t
b. Mengoperasikan persaman regresi berganda untuk mendapatkan koreksi
serial return indeks pasar dengan return indeks pasar periode sebelumnya
sebagai berikut:
Rmt = α + ρ4Rmt-4+ ρ3Rmt-3+ ρ2Rmt-2+ ρ1Rmt-1+ ei
Koefisien ρ digunakan sebagai faktor pembobot dalam koreksi beta pada
koefisien regresi.
c. Menghitung bobot dengan 4lagdan 4lead, dihitung dengan rumus:
w1=ଵାଶఘଵାଶఘଶାଶఘଷାଶఘସଵାଶఘଵାଶఘଶାଶఘଷାఘସ
w2=ଵାଶఘଵାଶఘଶାଶఘଷାଶఘସଵାଶఘଵାଶఘଶାఘଷାఘସ
w3=ଵାଶఘଵାଶఘଶାଶఘଷାଶఘସଵାଶఘଵାఘଶାఘଷାఘସ
w4=ଵାଶఘଵାଶఘଶାଶఘଷାଶఘସଵାఘଵାఘଶାఘଷାఘସ
d. Menghitung beta koreksi sekuritas ke-i yang merupakan penjumlahan
koefisien regresi berganda dengan bobot sebagai berikut:
βi= w4βi-4+ w3βi-3+ w2βi-2+ w1βi-1+ w0βi-0+ w1βi+1+ w2βi+2+ w3βi+3+ w4βi+4
Penghitungan E (Rit) menggunakanmarket modeldengan periode estimasi
100 hari yang diharapkan dapat memadai dalam memprediksi return selama
... (3)
dimana,
CAR i (t1,t2) = Cummulative Abnormal Return untuk perusahaan i dari periode t-5 sampai dengan t+5
AR it = Return tidak normal (abnormal retun) perusahaan ke-i pada periode peristiwa ke-t
t1 = awal periode observasi t2 = akhir periode observasi
secara ringkas, definisi operasional disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala
3.4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder, ialah data yang berasal
dari laporan keuangan yang telah diaudit dan harga saham harian yang
dipublikasi. Data penelitian ini tersedia dalam situs resmi BEI yaitu dari
www.idx.co.id dan www.icmd.co.id dan www.yahoofianance.com, dengan
rincian sebagai berikut :
1. Laporan keuangan tahunan yang telah di audit dan terdaftar di BEI serta dapat
diakses di www.idx.co.id untuk laporan tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012
dan 2013 untuk menghitungincome smoothing, yang fokus pada laporan laba
rugi perusahaan.
2. Data mengenai abnormal return perusahaan bersangkutan, yang melakukan
transaksi di BEI pada periode t-5 hingga t+5 pada hari pengumuman laporan
keuangan tahun 2013 yang dapat diperoleh dari www.icmd.co.id dan
www.yahoofinance.com
3.5. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, dengan
mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id,
www.icmd.co.id dan www.yahoofinance.com. Hasil pengumpulan data tersebut
dikumpulkan, diklasfikasi dan diseleksi untuk kemudian diolah dalam penelitian.
Tahapan prosedur pengumpulan diatas dirincikan sebagai berikut :
1. Menentukan periode jendela (event window) yang akan diuji pada peristiwa
Desember 2013 oleh perusahaan yang bersangkutan yaitu dimulai t-5 s/d. t+5
setelah peristiwa.
2. Mengambil data harga penutupan (closing price) saham tahunan
masing-masing perusahaan guna menghitung actual return dan IHSG tahunan untuk
menilai return pasar /expected returnnya padaevent windowpengumuman.
Selain itu melakukan studi pustaka dengan mempelajari literatur, jurnal
serta penilitian terdahulu terutama yang berkaitan dengan income smoothing dan
returnsaham.
3.6. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar (go-public) di BEI, dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan termasuk sektor industri manufaktur yang terdaftar di BEI.
Kriteria ini bertujuan untuk menghindari bias karena perbedaan industri dan
karena sektor manufaktur mempunyai cakupan luas dan besar yang
memungkinkan untuk dilakukannya perataan laba.
2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dalam bentuk rupiah untuk tahun
2008 sampai 2013 dan berakhir 31 Desember. .
3. Tersedia data mengenai harga saham selama periode pengamatan.
4. Selama periode pengamatan tidak terjadicorporate action(merger & akuisisi,
right issue, pegumuman dividen, dan lain-lain), hal ini bertujuan untuk
menghindari biasreturnsaham karena peristiwa lain (confounding effect).
Metode pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah metode
purposive sampling dimana penentuan sampel dari populasi yang ada
berdasarkan kriteria yang dikehendaki oleh peneliti. Hasil pemilihan sampel
berdasarkan kriteria tersebut sebesar 74 perusahaan pada tahun yang secara rinci
proses pemilihan sampel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Proses dan Hasil Pemilihan Sampel
Sumber : Data dariwww.idx.co.id,www.icmd.co.id dan www.yahoofianance.com
yang telah diolah
Populasi dibatasi pada perusahaan pemanufakturan untuk mengendalikan
variabilitas sifat aset perusahaan. Kriteria dan jumlah akhir populasi yang
KLASIFIKASI 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Total perusahaan yang terdaftar di
BEI 122 124 128 130 132 140
Perusahaan yangdelisting ( 0) ( 0) ( 0) ( 0) ( 1) ( 2)
Perusahaan yang IPO ( 0) ( 2) ( 4) ( 3) ( 4) ( 5)
Perusahaan yang tanggal laporan
keuangannya tidak 31 Desember ( 0) ( 0) ( 2) ( 3) ( 3) ( 2)
Perusahaan yang pelapo-rannya
tidak dalam bentuk rupiah (5) (4) (8) (9) (24) (24)
Data laporan keuangan tidak
lengkap (2) ( 5) (3) ( 1) ( 1) ( 2)
Data laporan keuangan tidak
konsisten (41) (39) (37) (40) (25) (15)
Perusahaan yang mengu-mumkan
corporate action ( 0) ( 0) ( 0) ( 0) ( 0) ( 4)
Perusahaan yang sahamnya tidak
aktif di perdagangkan ( 0) ( 0) (0) ( 0) ( 0) ( 12)
Total perusahaan yang memenuhi
sampel dapat dilihat pada lampiran 1. Total populasi adalah 140 perusahaan
manufaktur, namun berdasarkan penyempitan kriteria populasi seperti yang
disebutkan di atas maka 74 sampel terpilih yang terdiri dari 444 observasi.
3.7. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.7.1. Teknik Analisis
Analisis regresi sederhana merupakan teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini, yakni digunakan untuk mengoreksi bias beta. Sedangkan uji beda
(t-test) digunakan untuk mengetahui hubungan pengumuman informasi laba
terhadap return saham yang diproksi dengan cumulative abnormal return, serta
mengetahui perbedaan antara kelompok perusahaan yang mengalami goodnews
maupun badnews dan kelompok perusahaan yang melakukan perataan laba
maupun yang tidak melakukan perataan laba. Hasil pengujian hipotesis ini akan
disimpulkan berdasarkan tingkat signifikansi (P value) 1%, 5% dan 10%. yang
diharapkan dapat memberikan hasil yang akurat. Langkah-langkah dan
perhitungannya sebagai berikut :
a. Memperoleh laporan keuangan yang telah diaudit setiap tahunnya untuk
data-data yang berkaitan dengan perataan laba dan return saham sebagai variabel
peneitian
b. Mengklasifikan laba yang tergolonggoodnewsdanbadnews
c. Menghitung perataan laba untuk setiap perusahaan dari laporan keuangan
yang telah di audit setiap tahunnya, terutama fokus pada laporan laba rugi