SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
DISUSUN OLEH
NUR AINI
NIM : 21312008
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
v
PERSEMBAHAN
vi ABSTRAK
Aini, Nur. 2016. Analisis Pengaruh Komitmen, Sistem Bagi Hasil dan Good Corporate Governance terhadap Kepercayaan Nasabah BRISyariah KCP Ungaran. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Jurusan S1 Perbankan Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Anton Bawono, M.Si.
Kata Kunci : Komitmen, Sistem Bagi Hasil, Keadilan, Transparansi, Akuntabilitas, Tanggung Jawab, Kepercayaan Nasabah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh komitmen, sistem bagi hasil, dan Good Corporate Governance terhadap kepercayaan nasabah pada BRISyariah KCP Ungaran. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah nasabah Pembiayaan Mikro PT BRISyariah Ungaran pada bulan Mei 2016 sebanyak 160 nasabah. Sampel dalam penelitian ini adalah 120 responden. Jenis data dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah data primer. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda.
vii Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Analisis Pengaruh Komitmen, Sistem Bagi Hasil, dan Good Corporate Governance terhadap Kepercayaan Nasabah BRISyariah KCP Ungaran”. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi
Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya yang membawa
umatnya dari alam kegelapan menuju terang benderang.
Penulis menyadari, terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari doa,
dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam (FEBI) IAIN Salatiga dan sekaligus dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, semangat, nasehat
dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah S1
viii
5. Bapak Rahadi Kristiyanto S.H., M.H. di BRISyariah Ungaran, terima kasih
atas izin riset yang diberikan.
6. Kedua orang tua, saudara, dan kerabat tercinta, yang telah memberikan
dorongan doa, moril dan materiil, serta yang senantiasa menjadi inspirasi bagi
penulis.
7. Teman-teman Perbankan Syariah S1 Tahun Angkatan 2012.
8. Teman-teman kost Sony yang senantiasa memberikan dukungan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada semua responden yaitu nasabah BRISyariah Ungaran yang telah
bersedia memberikan waktu dan kesempatannnya guna memperoleh data yang
penulis butuhkan.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan dan penuh kekurangan, oleh karena itu dengan segenap kerendahan
hati penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebanyak-banyaknya, semoga
penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, Agustus 2016
ix
PENGESAHAN KELULUSAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Kegunaan Penelitian ... 5
E. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A. Telaah Pustaka ... 7
1. Komitmen ... 7
2. Sistem Bagi Hasil ... 8
3. Good Corporate Governance ... 9
4. Kepercayaan ... 10
B. Kerangka Teori ... 18
1. Komitmen ... 18
a. Pengertian ... 18
b. Penentu Besarnya Komitmen ... 19
2. Sistem Bagi Hasil ... 20
x
a. Pengertian ... 26
b. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance ... 27
c. Manfaat Good Corporate Governance... 28
4. Kepercayaan ... 30
a. Pengertian ... 30
b. Elemen Penting Kepercayaan ... 31
c. Jenis-jenis Kepercayaan ... 33
C. Kerangka Penelitian... 34
D. Hipotesis ... 36
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
A. Jenis Penelitian ... 38
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38
1. Lokasi Penelitian ... 38
2. Waktu Penelitian... 38
C. Populasi dan Sampel ... 38
1. Populasi ... 38
2. Sampel ... 39
D. Teknik Pengumpulan Data ... .... 39
1. Kuesioner ... 39
2. Studi Pustaka ... 39
E. Skala Pengukuran ... 40
F. Definisi Konsep dan Operasional ... 40
1. Variabel Penelitian ... 40
2. Definisi Operasional ... 41
G. Instrumen Penelitian ... 46
xi
a. Uji T ... 47
b. Uji F ... 47
c. Uji Determinasi ... 48
4. Uji Asumsi Klasik ... 48
a. Uji Multikolinearitas ... 48
b. Uji Heteroskendastisitas ... 49
c. Uji Normalitas... 50
d. Uji Linieritas ... 51
I. Alat Analisis ... 51
BAB IV ANALISIS DATA ... 52
A. Deskripsi Objek Penelitian ... 52
1. Gambaran Umum PT BRISyariah KCP Ungaran ... 52
2. Visi dan Misi PT BRISyariah KCP Ungaran ... 54
a. Visi ... 54
b. Misi ... 54
3. Struktur Organisasi dan Job Description PT BRISyariah KCP Ungaran ... 54
4. Produk dan Jasa PT BRISyariah KCP Ungaran ... 62
B. Identitas Responden... 62
1. Pekerjaan Responden ... 63
2. Jenis Kelamin Responden ... 63
3. Usia Responden ... 64
4. Pendidikan Terakhir Responden ... 64
5. Lama Responden Menjadi Nasabah ... 65
C. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas ... 65
1. Uji Reliabilitas ... 65
xii
3. Uji Determinasi... 75
E. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 76
1. Uji Multikolinearitas... 76
2. Uji Heteroskendastisitas ... 78
3. Uji Normalitas ... 79
4. Uji Linieritas ... 81
F. Interpretasi Data ... 82
BAB V PENUTUP ... 87
A. Kesimpulan ... 87
B. Saran ... 90 DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Telaah Pustaka ... 11
Tabel 4.1 Pekerjaan Responden ... 63
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ... 63
Tabel 4.3 Usia Responden... 64
Tabel 4.4 Pendidikan Terakhir Responden ... 64
Tabel 4.5 Lama Responden Menjadi Nasabah ... 65
Tabel 4.6 Uji Reliabilitas Variabel Komitmen (X1) ... 65
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Variabel Sistem Bagi Hasil (X2) ... 66
Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Variabel Keadilan (X3)... 66
Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Variabel Transparansi (X4) ... 66
Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Variabel Akuntabilitas (X5) ... 67
Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Variabel Tanggung Jawab (X6) ... 67
Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Variabel Kepercayaan (Y) ... 68
Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas ... 68
Tabel 4.14 Hasil Uji T ... 71
Tabel 4.15 Hasil Uji F ... 74
Tabel 4.16 Hasil Uji Determinasi... 76
Tabel 4.17 Hasil Uji Multikolinearitas... 77
Tabel 4.18 Hasil Uji Multikolinearitas setelah Perbaikan ... 77
Tabel 4.19 Hasil Uji Heteroskendastisitas ... 78
Tabel 4.20 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 80
Tabel 4.21 Hasil Uji Linieritas ... 81
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ... 34
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT BRISyariah KCP Ungaran... 55
Gambar 4.2 Grafik Penerimaan dan Penolakan Ho berdasarkan t tabel ... 72
Gambar 4.3 Grafik Penerimaan dan Penolakan Ho berdasarkan F tabel ... 75
Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram ... 79
1 A. Latar Belakang Masalah
Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana untuk masyarakat yang kekurangan dana, serta memberikan jasa dalam lalu lintas keuangan (Kasmir, 2005: 9). Menurut operasionalisasinya bank terbagi menjadi bank konvensional dan bank syariah. Bank konvensional adalah bank yang beroperasi menggunakan metode bunga sebagai cara untuk memperoleh pendapatan. Sedangkan bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai prinsip syariah Islam dan menggunakan metode bagi hasil.
Kepercayaan adalah representasi kognitif emosi dan suasana hati yang terkait dengan penggunaan produk (Peter dan Olson, 2013: 136). Apabila nasabah sudah mempunyai kepercayaan terhadap suatu bank, maka nasabah akan terus menggunakan produk-produk bank tersebut. Demikian pula sebaliknya, bila nasabah belum atau sudah tidak mempunyai kepercayaan terhadap suatu bank, maka nasabah tersebut akan berpaling kepada bank lain.
utama dari terciptanya kepercayaan yang merupakan dasar bagi kesetiaan
nasabah.
Sistem bagi hasil (profit sharing) adalah sistem yang meliputi tata
cara pembagian hasil usaha antara pemilik dana (shahibul maal) dengan
pengelola dana (mudharib) dan merupakan karakteristik umum dan landasan
dasar operasional bank syari’ah secara keseluruhan (Muhammad, 2002: 105).
Berdasarkan survei, nasabah tertarik mendepositokan uangnya di bank
syariah karena adanya bagi hasil yang ditawarkan bank syariah. Hal ini
sejalan dengan pendapat Nabhan (2010: 251) menyatakan bahwa prinsip
profit and loss sharing yang dipakai oleh bank akan menumbuhkan
kepercayaan masyarakat, bahwa bank telah menggunakan prinsip syariah
dalam mengelola dana masyarakat.
Good Corporate Governance (GCG) adalah sistem yang diberlakukan
untuk mengontrol dan mengarahkan kinerja perusahaan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Yosephus, 2010: 271). GCG diterapkan untuk
memenuhi kebutuhan stakeholders yaitu investor, pihak ketiga, dan lain-lain.
Menurut Nurohmah (2012: 3) apabila cara Good Corporate Governance
diterapkan di perbankan dengan benar maka akan timbul sebuah kepercayaan
dari nasabah. Prinsip-prinsip good corporate governance adalah keadilan
(fairness), transparansi (transparency), akuntabilitas (accountabilitty), dan
tanggung jawab (responsibility) menurut Tangkilisan (2003: 100).
Penelitian ini berawal dari adanya keluhan nasabah tentang komitmen
hasil dan GCG yang diterapkan oleh bank syariah. Nasabah menilai bahwa
sistem bagi hasil yang diberlakukan di bank syariah masih sama dengan
bunga yang diterapkan di bank konvensional. Selain itu, nasabah menganggap
masih kurangnya GCG atas informasi yang diberikan bank syariah.
Alasan peneliti meneliti di BRISyariah adalah karena adanya biaya
transaksi yang murah meliputi gratis biaya administrasi bulanan tabungan dan
kartu ATM, adanya subsidi 50% biaya tarik tunai, cek saldo, dan transfer di
jaringan ATM BRI, ATM Prima dan ATM Bersama, serta subsidi 50% biaya
debit prima yang membedakan BRISyariah dengan bank syariah lain.
Sedangkan alasan meneliti di BRISyariah KCP Ungaran adalah karena
jumlah pengusaha muslim yang relatif banyak didukung dengan kota Ungaran
sendiri yang memang cukup maju dalam lingkup bisnis karena berdekatan
dengan kota Semarang.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka pokok masalah yang akan dikaji dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh komitmen terhadap kepercayaan nasabah
BRISyariah KCP Ungaran?
2. Bagaimana pengaruh sistem bagi hasil terhadap kepercayaan nasabah
BRISyariah KCP Ungaran?
3. Bagaimana pengaruh keadilan terhadap kepercayaan nasabah BRISyariah
4. Bagaimana pengaruh transparansi terhadap kepercayaan nasabah
BRISyariah KCP Ungaran?
5. Bagaimana pengaruh akuntabilitas terhadap kepercayaan nasabah
BRISyariah KCP Ungaran?
6. Bagaimana pengaruh tanggung jawab terhadap kepercayaan nasabah
BRISyariah KCP Ungaran?
7. Bagaimana pengaruh komitmen, sistem bagi hasil, keadilan, transparansi,
akuntabilitas, dan tanggung jawab secara bersama-sama terhadap
kepercayaan nasabah BRISyariah KCP Ungaran?
8. Apakah komitmen merupakan variabel paling dominan dalam
mempengaruhi kepercayaan nasabah BRISyariah KCP Ungaran?
C. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis pengaruh komitmen terhadap kepercayaan nasabah
BRISyariah KCP Ungaran.
2. Menganalisis pengaruh sistem bagi hasil terhadap kepercayaan nasabah
BRISyariah KCP Ungaran.
3. Menganalisis pengaruh keadilan terhadap kepercayaan nasabah
BRISyariah KCP Ungaran.
4. Menganalisis pengaruh transparansi terhadap kepercayaan nasabah
BRISyariah KCP Ungaran.
5. Menganalisis pengaruh akuntabilitas terhadap kepercayaan nasabah
6. Menganalisis pengaruh tanggung jawab terhadap kepercayaan nasabah
BRISyariah KCP Ungaran.
7. Menganalisis pengaruh komitmen, sistem bagi hasil, keadilan,
transparansi, akuntabilitas, dan tanggung jawab secara bersama-sama
terhadap kepercayaan nasabah BRISyariah KCP Ungaran.
8. Menganalisis bahwa komitmen merupakan variabel paling dominan dalam
mempengaruhi kepercayaan nasabah BRISyariah KCP Ungaran.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi:
1. Bagi BRISyariah KCP Ungaran hasil penelitian ini diharapkan menambah
masukan bagi BRIS yang terkait dengan kepercayaan nasabah khususnya
masalah komitmen, sistem bagi hasil, dan GCG, hal tersebut sangat
berguna dalam proses pengambilan keputusan suatu pimpinan.
2. Bagi pihak lain, sebagai bacaan dan literatur untuk memberikan informasi
dan wawasan bagi penelitian selanjutnya dan bagi semua pihak yang
membutuhkan dalam rangka menambah ilmu.
3. Bagi penulis yaitu untuk menambah pengetahuan atas ilmu-ilmu yang
sudah dipelajari dan juga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Pada bab ini yang berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini terdiri dari kajian teori, penelitian sebelumnya yang relevan, dan
hipotesis.
BAB III: METODE PENELITIAN
Pada bab ini menguraikan tentang lokasi, populasi, sampel, definisi konsep,
definisi operasional, kerangka penelitian, uji instrumen (validitas dan
realibilitas), dan alat analisis data.
BAB IV: ANALISIS DATA
Pada bab ini berisi gambaran singkat obyek penelitian, analisis data (analisa
deskriptif, rekapitulasi data, uji instrumen, dan uji hipotesis).
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini merupakan penutup dari penulisan yang terdiri dari kesimpulan
7 1. Komitmen
Penelitian yang dilakukan oleh Crossman dan Lee-Kelley (2004: 385) menunjukkan bahwa komitmen yang rendah dari organisasi kepada individu mengarah kepada rendahnya kepercayaan. Penelitian Nurmala (2008: 91) dengan 60 responden nasabah pengguna tabungan PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Cabang Mayestik menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara komitmen suatu bank terhadap kepercayaan. Penelitian ini menghasilkan beta sebesar 1,00.
Suripto (2011: 69) melakukan penelitian dengan hasil temuan yaitu secara parsial variabel komitmen organisasi memiliki pengaruh positif atau signifikan terhadap kepercayaan organisasi. Nilai beta dalam penelitian ini sebesar 0,944. Penelitian Zeffane et all. (2011: 77) menghasilkan kesimpulan bahwa komitmen menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap kepercayaan.
Lain halnya dengan penelitian Fandany (2012: 7) yang menyimpulkan bahwa komitmen organisasi tidak berpengaruh positif terhadap kepercayaan masyarakat di SMA Al -Islam Krian. Beta yang dihasilkan dalam penelitian ini sebesar 0,401. Sinclair (2013: 144) juga
melakukan penelitian yang menyimpulkan bahwa komitmen berkaitan
lebih tinggi cenderung memiliki skor kepercayaan yang lebih tinggi. Nilai
beta yang dihasilkan dalam penelitian ini sebesar 0,77. Penelitian Liu
(2013: 45) menghasilkan temuan bahwa komitmen secara signifikan
mempengaruhi kepercayaan pelanggan.
2. Sistem Bagi Hasil
Dalam penelitian yang dilakukan terhadap 141 karyawan oleh
Coyle-Shapiro et all (2002: 18) membuktikan bahwa secara keseluruhan, persepsi bagi hasil berpengaruh pada kepercayaan di dalam manajemen.
Dalam penelitian tersebut diperoleh nilai beta sebesar 0,41. Penelitian
Hanif (2011: 166) menyimpulkan bahwa lembaga keuangan syariah telah
berhasil menciptakan kepercayaan di mata deposan dengan adanya sistem
bagi hasil.
Pirzada et all. (2014: 134) melakukan penelitian yang menemukan bahwa nasabah percaya terhadap bank tertentu karena adanya bagi hasil
dan bunga. Hidayatullah (2015: 89) juga melakukan penelitian pada Bank
Muamalat KCP Barabai dengan jumlah sampel 100 responden yang
menyimpulkan bahwa sistem bagi hasil yang terhindar dari riba
berpengaruh positif secara signifikan terhadap tingkat kepercayaan
nasabah. Penelitian tersebut menghasilkan beta sebesar 0,393. Sedangkan
dalam penelitian Handayani (2015: 27) menemukan bahwa tingkat bagi
hasil tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kepercayaan.
3. Good Corporate Governance
Dalam penelitian Rifai (2005: 39) dapat disimpulkan bahwa dari
beberapa karakteristik Good Governance yaitu participation, rule of law, transparency, responsibility, consensus orientation, equity, efficiency, effectiveness, accountability, dan strategic vision setidaknnya terdapat tiga hal yang dapat membentuk kepercayaan masyarakat dan swasta sebagai
komponen Good Governance selain pemerintah, yaitu transparency, accountability, dan participation. Penelitian Wardayati (2011: 22) menyimpulkan bahwa dengan mengimplementasikan syariah governance yang berlandasan enam prinsip dasar yaitu transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, independen, kewajaran, dan kepatuhan akan
berpengaruh terhadap reputasi dan kepercayaan nasabah.
Junusi (2012: 104) melakukan penelitian yang menyimpulkan
bahwa dengan mengimplementasikan syariah governance yang berlandaskan enam prinsip dasar yaitu transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, independen, kewajaran, dan kepatuhan akan
berpengaruh terhadap reputasi dan kepercayaan nasabah. Penelitian ini
menghasilkan beta sebesar 0,427. Febianto (2012: 73) juga melakukan
penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa rendahnya tingkat
transparansi dalam sistem perbankan mengarah ke rendahnya tingkat
kepercayaan antara investor/deposan dan bank-bank.
Dari penelitian Nurohmah (2012: 98) dapat disimpulkan bahwa ada
meliputi transparansi, kemandirian, profesional, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, kewajaran, dan sikap kepedulian terhadap
kepercayaan nasabah. Penelitian ini menghasilkan beta sebesar 0,009.
Sedangkan dalam penelitian Apriliana dan Utama (2013: 195)
menyimpulkan bahwa pengungkapan sukarela tidak berpengaruh pada
tingkat kepercayaan nasabah.
4. Kepercayaan
Penelitian Lee (2005: 165) menghasilkan temuan bahwa
pengawasan pengguna, ketanggapan, keterhubungan, konektivitas, dan
penawaran kontekstual berpengaruh secara signifikan terhadap
kepercayaan pelanggan mobile commerce. Hasil dari penelitian Maharsi dan Fenny (2006: 35) mengindikasikan bahwa opportunistic behaviour control merupakan faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan nasabah terhadap internet banking, diikuti oleh shared value dan komunikasi. Penelitian Suhardi (2006: 53) terhadap nasabah perbankan di Surabaya
menunjukkan bahwa integritas, kredibilitas, dan benevolence mempengaruhi kepercayaan merek.
Cerri (2012: 74) melakukan penelitian pada perusahaan yang
beroperasi di negara berkembang seperti Abania yang menyimpulkan
bahwa kekuatan hukum, komunikasi, kompetensi dan reputasi,
pembawaan pribadi, serta interaksi sosial berpengaruh positif terhadap
kepercayaan. Efriandy (2013: 171) menemukan bahwa kualitas pelayanan
reliability, responsiveness, assurance, emphaty dan dimensi tangible berpengaruh positif terhadap kepercayaan nasabah tabungan pada PT Bank
Aceh di Kota Blangpidie.
Telaah pustaka dalam penelitian ini disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Telaah Pustaka
No. Judul
Penelitian/Peneliti
Variabel Hasil Penelitian
1. Jurnal “Trust,
Komitmen yang rendah dari organisasi kepada individu mengarah positif atau signifikan terhadap kepercayaan organisasi.
4. Jurnal
d. Loyalty
Komitmen organisasi tidak berpengaruh positif terhadap kepercayaan
masyarakat di SMA Al -Islam Krian.
6. Disertasi “The
Influence of Trust and Affective
Organizational
Commitment on Intent to Leave”/Sinclair
kepercayaan yang lebih tinggi. employee attitudes: a longitudinal
examination of the effects on trust and commitment”/ Coyle-Shapiro et all. (2002) kepercayaan di dalam manajemen. syariah telah berhasil menciptakan
Customers of Banking
Sector of
Pakistan)”/Pirzada et all. (2014) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepercayaan laporan keuangan perbankan syariah.
13. Skripsi “Akuntabilitas
k. Strategic vision
masyarakat dan swasta sebagai komponen terhadap Reputasi dan Kepercayaan yang berlandasan enam prinsip dasar yaitu
terhadap
Kepercayaan Nasabah pada Bank Muamalat
Kendal”/Nurohmah signifikan pada tingkat kepercayaan nasabah, sedangkan rasio asset, management, earning, liquidity, dan pengungkapan sukarela tidak berpengaruh pada tingkat kepercayaan nasabah.
19. Jurnal “The Impact of Perceptions of Interactivity on Customer Trust and Transaction Intentions
in Mobile banking, diikuti oleh shared value dan
Nasabah Perbankan di
Surabaya”/Suhardi
Factor Affecting Trust and Relationship pribadi, serta interaksi sosial berpengaruh dimensi kualitas pelayanan meliputi dimensi reliability, responsiveness,
assurance, emphaty dan dimensi tangible berpengaruh positif terhadap kepercayaan nasabah tabungan pada PT Bank Aceh di Kota Blangpidie.
Dari telaah pustaka di atas dapat diketahui bahwa:
1. Terjadi gap penelitian pada pengaruh komitmen terhadap kepercayaan yang diteliti oleh Crossman dan Lee-Kelley (2004), Nurmala (2008),
Suripto (2011), Zeffane et all. (2011), Sinclair (2013), dan Liu (2013) menunjukkan bahwa komitmen berpengaruh positif terhadap
kepercayaan, sedangkan penelitian Fandany (2012) menunjukkan bahwa
komitmen tidak tidak berpengaruh positif terhadap kepercayaan.
Pirzada et all. (2014) dan Hidayatullah (2015) yang membuktikan bahwa sistem bagi hasil berpengaruh positif terhadap kepercayaan, sedangkan
penelitian Handayani (2015) membuktikan bahwa sistem bagi hasil tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kepercayaan.
3. Terjadi gap penelitian pada pengaruh Good Corporate Governance terhadap kepercayaan yang diteliti oleh Rifai (2005), Wardayati (2011),
Junusi (2012), Febianto (2012) dan Nurohmah (2012) yang
menyimpulkan bahwa Good Corporate Governance berpengaruh terhadap kepercayaan, tetapi berbeda dengan penelitian Apriliana dan
Utama (2013) yang menyimpulkan bahwa pengungkapan sukarela tidak
berpengaruh terhadap kepercayaan.
4. Variabel yang mempengaruhi kepercayaan yaitu:
a. Pada penelitian Lee (2005), pengawasan pengguna, ketanggapan,
keterhubungan, konektivitas, dan penawaran kontekstual berpengaruh
secara signifikan terhadap kepercayaan.
b. Pada penelitian Maharsi dan Fenny (2006), opportunistic behaviour control merupakan faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan, diikuti oleh shared value dan komunikasi.
c. Pada penelitian Suhardi (2006), integritas, kredibilitas, dan
benevolence mempengaruhi kepercayaan.
d. Pada penelitian Cerri (2012), kekuatan hukum, komunikasi,
kompetensi dan reputasi, pembawaan pribadi, serta interaksi sosial
e. Efriandy (2013), kualitas pelayanan yang diukur dari lima dimensi
kualitas pelayanan meliputi dimensi reliability, responsiveness, assurance, emphaty dan dimensi tangible berpengaruh positif terhadap kepercayaan.
Pada penelitian ini, peneliti ingin mencoba mengkombinasikan
variabel-variabel dari telaah pustaka yang sudah diteliti sebelumnya. Kombinasi
variabel yang dimaksud adalah kombinasi antara variabel komitmen, sistem
bagi hasil, dan Good Corporate Governance terhadap kepercayaan nasabah. Mengingat beberapa saran dari peneliti terdahulu untuk mempertimbangkan
dan menambahkan variabel lain yang mempengaruhi kepercayaan nasabah
selain komitmen dan Good Corporate Governance.
B. Kerangka Teori
1. Komitmen
a. Pengertian
Komitmen adalah ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak
dapat dibatalkan (irrevocable) dan harus dilaksanakan apabila
persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi (Sudarsono dan
Prabowo, 2004: 70). Jadi komitmen bisa dikatakan sebagai sesuatu
yang sangat mengikat dan tidak bisa diurungkan begitu saja.
Seseorang yang mempunyai komitmen adalah seseorang yang
dapat diandalkan tanggung jawabnya, sifat dapat dipercaya, kesetiaan,
dengan ukuran waktu, sejauh mana seseorang bisa mematuhi
komitmennya.
Menurut Tangkilisan (2003: 17) inti dari prinsip komitmen
(commitment) adalah bahwa pihak pengelola/manajemen dituntut
memiliki komitmen penuh untuk selalu meningkatkan nilai
perusahaan, dan senantiasa mengoptimalisasi nilai pemegang saham,
serta menurunkan tingkat risiko perusahaan. Komitmen ini penting
sekali mengingat pengaruhnya terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders).
Dari pengertian menurut para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa komitmen adalah suatu janji untuk tetap mempertahankan
suatu hubungan apapun hal yang akan terjadi di masa yang akan
datang. Di dalam mempertahankan suatu hubungan tersebut tentunya
pihak yang berkomitmen tersebut akan berusaha bersungguh-sungguh
untuk meningkatkan kualitas hubungan.
b. Penentu Besarnya Komitmen
Hal yang menentukan besarnya komitmen seseorang pada suatu
hubungan menurut Barnes (2003: 150) yaitu:
1) Tingkat Kepuasan
Dua komponen utama dari kepuasan:
a) Sejauh mana sebuah hubungan memberikan hasil yang bernilai
dengan memenuhi kebutuhan penting. Hasil yang sesuai
b) Tingkat perbandingan alternatif yang didasarkan pada harapan
kualitatif tentang hasil ideal yang diharapkan dari sebuah
hubungan, seperti juga membandingkan hasil yang didapat
seseorang dengan input dan hasil yang didapat oleh partnernya.
Disini seseorang menilai suatu komitmen dari perbandingan
nyata antara dua pilihan. Apabila salah satu pilihannya tersebut
dipandang menghasilkan hasil yang ideal, pilihan itulah yang
dirasa mempunyai komitmen.
2) Tingkat Investasi
Besarnya investasi yang dikeluarkan dari suatu pihak akan
mempengaruhi tingkat komitmen pihak tersebut. Hal ini mengenai
pengharapan akan hubungan yang baik di dalam komitmen itu
sendiri. Jadi, kalau sudah tidak ada komitmen, sama saja dengan
menghilangkan investasi.
2. Sistem Bagi Hasil
a. Pengertian
Bagi hasil menurut terminologi asing (Inggris) dikenal dengan
profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan dengan pembagian laba. Secara definitif profit sharing diartikan:“distribusi
beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan”.
Lebih lanjut dikatakan, bahwa hal itu dapat berbentuk suatu bonus
uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada
atau bulanan (Muhamad, 2002: 9). Bagi hasil merupakan suatu
penjatahan atas hasil usaha yang dilakukan bersama.
Menurut Sihono (2001: 9) sistem bagi hasil adalah suatu
perkongsian antara dua pihak atau lebih dalam suatu proyek dimana
masing-masing pihak berhak atas segala keuntungan dan
bertanggungjawab akan segala kerugian yang terjadi sesuai dengan
penyertaannya masing-masing. Jika usaha mengalami keuntungan,
maka keuntungan tersebut dibagi rata. Sebaliknya jika usaha tersebut
mengalami kerugian, kerugian itupun dibagi bersama, saling
menanggung.
Sistem bagi hasil adalah suatu sistem yang meliputi tata cara
pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana
(Suwiknyo, 2010: 16). Pembagian hasil ini ditentukan berdasarkan
bagian masing-masing pihak atas investasinya. Pihak yang
berinvestasi dengan jumlah besar akan mendapatkan bagi hasil yang
besar pula dibandingkan pihak lain dengan investasi sedikit.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem bagi
hasil adalah pembagian pendapatan atau keuntungan antara dua pihak
yang saling bersepakat di awal perjanjian dalam melakukan suatu
usaha. Kesepakatan tersebut berupa kesepakatan saat terjadi
keuntungan maupun saat mengalami kerugian. Bahwa saat untung
b. Ketentuan Hukum Transaksi Bagi Hasil
Menurut Muhamad (2001: 27) konsep bagi hasil
dikembangkan dalam Islam ke dalam bentuk-bentuk kerjasama
berusaha dalam suatu proyek tertentu yang dikembangkan
berdasarkan pada prinsip bagi hasil. Dasar hukum prinsip bagi hasil
adalah Alquran dan Hadis. Alquran menyatakan:
Jikalau saudara-saudara itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu. (QS. An-Nisa’: 12)
Surat lain menyatakan:
Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berkongsi itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian lain, kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh. (QS. Ash-Shad: 24)
Sementara Hadis Nabi saw., menyatakan:
Dalam hadis kudsi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw telah bersabda “Allah telah berkata saya menyertai
dua pihak yang sedang berkongsi selama salah satu dari keduanya tidak menghianati yang lain, seandainya berhianat maka saya keluar dari penyertaan tersebut (HR. Abu Daud, Baihaqi dan Al-Hakam) Hadis lain menyatakan:
Menurut dasar hukum di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prinsip
bagi hasil ini sangat boleh dilakukan, dengan adanya rahmat Allah
terhadap pihak yang berkongsi sedangkan jika sudah ada
pengkhianatan maka tidak berkah usaha mereka itu.
c. Faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil di Bank Syariah
Menurut Antonio (dalam Muhamad, 2002: 106) kontrak
mudharabah adalah suatu kontrak yang dilakukan oleh minimal dua pihak. Tujuan utama kontrak ini adalah memperoleh hasil investasi.
Besar kecilnya investasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor
pengaruh tersebut ada yang berdampak langsung dan ada yang tidak
langsung.
1) Faktor Langsung
Di antara faktor-faktor langsung (direct factors) yang mempengaruhi perhitungan bagi hasil adalah investment rate, jumlah dana yang tersedia, dan nisbah bagi hasil (profit sharing ratio).
a) Investment rate merupakan persentase aktual dana yang diinvestasikan dari total dana. Jika bank menentukan investment
rate sebesar 80, hal ini berarti 20 persen dari total dana dialokasikan untuk memenuhi likuiditas.
b) Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan
jumlah dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk
pengguna deposito, dan sebagainya. Dana tersebut dapat
dihitung dengan menggunakan salah satu metode:
i) Rata-rata saldo minimum bulanan.
ii)Rata-rata total saldo harian.
Investment rate dikalikan dengan jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan akan menghasilkan jumlah dana aktual yang
digunakan.
c) Nisbah (profit sharing ratio)
i) Salah satu ciri al mudharabah adalah nisbah yang harus ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian.
ii) Nisbah antara bank satu dengan bank lainnya dapat berbeda. Hal ini berdasarkan kebijakan bank masing-maisng.
iii) Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke waktu dalam satu bank, misalnya deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12
bulan.
iv) Nisbah juga dapat berbeda antara satu account dengan account lainnya sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya. Hal ini terkait untuk mememuhi likuiditas bank.
2) Faktor Tidak Langsung
Faktor tidak langsung yang mempengaruhi bagi hasil adalah:
i) Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan
biaya. Pendapatan yang “dibagi-hasilkan” merupakan
pendapatan yang diterima dikurangi biaya-biaya.
ii)Jika semua biaya ditanggung bank, maka hal ini disebut
revenue sharing. Dalam hal ini nasabah hanya bertindak sebagai pengelola dana.
b) Kebijakan akunting (prinsip dan metode akuntansi)
Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh
berjalannya aktivitas yang diterapkan, terutama sehubungan
dengan pengakuan pendapatan dan biaya. Pendapatan yang naik
ataupun turun dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama
3. Good Corporate Governance
a. Pengertian
Good Corporate Governance adalah sistem dan struktur untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang
saham (stakeholder’s value) serta mengalokasi berbagai pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders) seperti kreditor,
supplier, asosiasi usaha, konsumen, pekerja, pemerintah dan
masyarakat luas (Tangkilisan, 2003: 11). Kehadiran GCG berfungsi
agar semua pihak yang terkait dengan bank merasa puas dan percaya
terhadap bank tersebut.
Menurut Junusi (2012: 18) GCG merupakan konsep yang
diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi
atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka
peraturan. GCG yang dimaksud disini adalah agar meningkatnya
kinerja dari dalam perusahaan itu sendiri yang tentunya akan
meningkatkan hubungan perusahaan dengan nasabah.
Corporate governance adalah sebuah sistem dan peraturan yang digunakan untuk mengatur dan menetapkan hubungan antara
berbagai pihak yang berkepentingan dalam perusahaan (Wardayati,
2011: 7). Tujuannya adalah agar tidak terjadi kecurangan, seperti
contohnya adalah korupsi. Jika perusahaan bersifat transparan, maka
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
Good Corporate Governance adalah tata kelola sebuah perusahaan untuk menciptakan hubungan yang baik antara perusahaan dengan
pihak yang berkepentingan. Penciptaan hubungan yang baik juga
berawal dari meningkatkan kinerja dalam perusahaan tersebut.
b. Prinsip-prinsip GCG
Menurut Tangkilisan (2003: 100), prinsip-prinsip good corporate governance adalah keadilan (fairness), transparansi (transparency), akuntabilitas (accountabilitty), dan tanggung jawab (responsibility).
1) Prinsip keadilan (fairness)
Bahwa perusahaan dalam mengambil keputusan selalu
memperhatikan kepentingan pemegang saham. Perusahaan juga
memberikan perlindungan kepada pemegang saham minoritas
maupun stakeholders yang lainnya dari transaksi yang bertentangan dengan aturan yang berlaku.
2) Prinsip transparansi (transparency)
Transparansi adalah meningkatkan keterbukaan kepada
seluruh stakeholders tentang kinerja perusahaan secara teratur dan
tepat waktu. Dalam mengambil keputusan, direksi dan jajaran
perusahaan selalu berusaha untuk menerapkan transparansi ini
3) Prinsip akuntabilitas (accountabilitty)
Prinsip akuntabilitas adalah adanya sistem pengendalian
yang efektif yang berdasar atas distribusi dan keseimbangan
kekuasaan antara anggota direksi, pemegang saham, komisaris,
dan pengawas. Komisaris, direksi dan jajarannya wajib
menjalankan usaha sesuai aturan yang berlaku.
4) Prinsip tanggung jawab (responsibility)
Prinsip tanggung jawab adalah perusahaan selain
bertanggung jawab kepada komisaris, direksi dan jajarannya,
perusahaan tersebut juga harus bertanggung jawab terhadap
karyawan dan masyarakat. Perusahaan juga harus mematuhi
hukum yang berlaku dan tanggap terhadap lingkungan sekitar
perusahaan.
c. Manfaat GCG
Menurut Tangkilisan (2010: 272) penerapan GCG dalam sebuah
korporasi sangat bermanfaat bagi korporasi, terutama untuk:
1) Meminimalisir kemungkinan terjadi benturan kepentingan semua
pihak.
Disini semua pihak dilindungi kepentingannya. Jadi dengan
adanya GCG kemungkinan terbenturnya kepentingan antar pihak
itu kecil.
2) Mengarahkan dan mengontrol semua pihak dalam melaksanakan
Masing-masing pihak diawasi terutama dari kinerja
karyawan. Sekali ada penyelewengan dari dalam perusahaan tentu
akan berakibat buruk terhadap kelangsungan perusahaan
3) Memperbaiki komunikasi dan informasi antar pihak.
Dengan adanya penerapan GCG maka komunikasi dan
informasi antar pihak akan mengalir dengan baik. Terutama
dalam hal ini adalah dalam penyampaian laporan keuangan. Saat
disampaikan laporan keuangan tersebut, mengalirlah informasi
dari pihak perusahaan dengan pihak yang membutuhkan laporan
keuangan tersebut.
4) Meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Dengan adanya GCG tentu akan meningkatkan efisiensi
dan produktivitas. Hal ini tercapai dari peningkatan kinerja dari
dalam perusahaan itu sendiri.
5) Meningkatkan kepercayaan investor.
Dengan prinsip-prinsip GCG maka akan meningkatkan
kepercayaan investor. Sebagai contoh hal ini dapat dilihat dari
tanggung jawab bank untuk menginvestasikan dana dari investor
berupa pengembalian yang disesuaikan dengan perjanjian di awal.
6) Menghasilkan kepuasan bagi semua pihak.
Saat informasi dari bank dapat diakses dengan mudah oleh
semua terlaksana maka bukan tidak mungkin stakeholders akan merasa puas. Kepuasan ini akan menimbulkan stakekeholders setia pada bank tersebut.
7) Dengan sendirinya menjaga kesinambungan korporasi atau
perusahaan itu sendiri.
Dengan adanya GCG maka kesinambungan perusahaan
tersebut akan terjaga. Perusahaan akan dinilai baik oleh
masyarakat sekitar dan membuat nasabah dan semua pihak yang
berkepentingan tidak akan berpaling ke bank lain.
4. Kepercayaan
a. Pengertian
Kepercayaan adalah pernyataan dalam batin atau lisan yang
menggambarkan pengetahuan dan penilaian seseorang mengenai suatu
gagasan atau hal (Schiffman dan Kanuk, 2008: 528). Pengetahuan dan
penilaian terhadap suatu produk jika produk tersebut diketahui baik
maka disitulah seseorang akan merasakan kepercayaan. Untuk
mengaetahui nilai dari suatu produk, konsumen membutuhkan
pengalaman tentang penggunaan produk tersebut.
Menurut pendapat Prasetijo dan Ihalaw (2005: 106)
kepercayaan merupakan pengetahuan (cognition) dan persepsi yang diperoleh melalui kombinasi dari pengalaman langsung dengan objek
sikap (attitude object) dan informasi terkait yang didapat dari berbagai
yang diapat dari mana saja. Informasi tersebut menjadi pertimbangan
dan membuat konsumen yakin atau percaya terhadap sesuatu produk.
Kepercayaan ialah suatu keadaan atau hubungan berdasarkan
trusteeship, dimana suatu pihak pertama (trustor), menyerahkan kepada suatu pihak kedua (trustee), yang dipercayai untuk memegang suatu harta (property), baik berupa uang, efek (security), tanah, dan sebagainya beserta wewenang untuk mengurusnya demi suatu pihak
ketiga (yang berhak menerima) menurut Yosodiningrat (2004: 322).
Dalam hal ini sebagai contoh adalah saat nasabah menitipkan dananya
untuk diolah bank, yang kemudian akan diterima suatu pengembalian
berupa bagi hasil.
Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa kepercayaan merupakan pernyataan batin atas pengalaman
langsung dalam menggunakan suatu produk. Selain dari pengalaman
langsung, informasi yang didapat dari berbagai referensi juga
membuat konsumen akan percaya.
b. Elemen Penting Kepercayaan
Beberapa elemen penting dari kepercayaan menurut Barnes (2003:
149) adalah:
1) Kepercayaan merupakan perkembangan dari pengalaman dan
tindakan di masa lalu.
Dari pengalaman seseorang menggunakan produk, akan
digunakan tersebut hasilnya sesuai yang dia inginkan atau tidak.
Jiak memang ternyata sesuai dengan apa yang diinginkan, maka
konsumen tersebut sudah dapat dikatakan percaya.
2) Watak yang diharapkan dari partner, seperti dapat dipercaya dan
dapat diandalkan.
Hal yang terkandung dalam kepercayaan adalah berupa
pengharapan dari partner mengenai suatu usaha yang dijalankan
bersama. Tentunya sebagai nasabah kita sangat berharap bank
dapat dipercaya dan diandalkan.
3) Kepercayaan melibatkan kesediaan untuk menempatkan diri dalam
risiko.
Selain berharap terhadap partner bisnis kita, kepercayaan
juga memaksa kita untuk terlibat dalam suatu keadaan jika kita
mengalami risiko. Tidak hanya siap saja saat menerima pendapatan
berupa keuntungan, tetapi juga siap untuk terlibat dalam risiko.
4) Kepercayaan melibatkan perasaan aman dan yakin pada diri
partner.
Saat kita sudah percaya pada partner, maka partner akan
merasa aman dan yakin. Karena apa? Karena dalam jiwa partner
sudah ada rasa tanggung jawab untuk menjaga amanah atau kepercayaan dari kita. Didorong juga oleh pengharapan kita
c. Jenis-jenis Kepercayaan
Menurut Siswanto dan Sucipto (2008: 201) ada tiga jenis
kepercayaan yang tercipta dalam hubungan organisasi meliputi:
kepercayaan yang berbasiskan ketakutan, kepercayaan yang
berbasiskan pengetahuan, dan kepercayaan yang berbasiskan
identifikasi.
1) Kepercayaan yang berdasarkan ketakutan.
Kepercayaan jenis ini terjadi pada karyawan baru dengan
pimpinan. Karyawan yang baru saja mendapat kepercayaan untuk
bekerja pada suatu perusahaan akan merasa takut jika apa yang ia
kerjakan akan bisa berakibat buruk yang mengurangi kepercayaan
pimpinan terhadap karyawan baru tersebut.
2) Kepercayaan yang berdasarkan pengetahuan.
Kepercayaan ini merupakan kelanjutan dari kepercayaan
yang berdasarkan ketakutan. Disini karyawan baru sudah mulai
menyesuaikan diri dengan keadaan perusahaan. Dia mulai
mempelajari sikap pimpinan, dari pengetahuan tentang sikap
pimpinan inilah dia berhati-hati menjaga kepercayaan.
3) Kepercayaan yang berdasarkan identifikasi.
Kepercayaan ini berasal dari hubungan saling memahami
keinginan dan hasrat masing-masing. Kepercayaan ini dapat
C. Kerangka Penelitian
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian Komitmen
(X1)
Sistem Bagi Hasil (X2)
Keadilan
(X3)
Kepercayaan Nasabah
(Y) Transparansi
(X4)
Tanggung jawab
(X6) Akuntabilitas
1. Pengaruh komitmen terhadap kepercayaan nasabah
Preposisi 1: Komitmen bank terhadap nasabah merupakan penentu
utama dari terciptanya kepercayaan yang merupakan dasar bagi kesetiaan
nasabah (Nurmala, 2008: 19). Penelitian Crossman dan Lee-Kelley (2004:
385), Nurmala (2008: 91), Suripto (2011: 69), Zeffane et all. (2011: 77), Sinclair (2013: 144) dan Liu (2013: 45) menunjukkan bahwa secara
empiris pengaruh komitmen suatu bank terhadap kepercayaan adalah
signifikan.
2. Pengaruh sistem bagi hasil terhadap kepercayaan nasabah
Preposisi 2: Prinsip profit and loss sharing yang dipakai oleh bank
akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat, bahwa bank telah
menggunakan prinsip syariah dalam mengelola dana masyarakat (Nabhan,
2010: 251). Penelitian Coyle-Shapiro et all. (2002: 18), Hanif (2011: 166),
Pirzada et all. (2014: 134) dan Hidayatullah (2015: 89) menyimpulkan bahwa sistem bagi hasil berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan.
3. Pengaruh GCG terhadap kepercayaan nasabah
Preposisi 3: Apabila cara Good Corporate Governance diterapkan
di perbankan dengan benar maka akan timbul sebuah kepercayaan dari
nasabah (Nurohmah (2012: 3). Penelitian Rifai (2005: 39), Wardayati
(2011: 22), Junusi (2012: 104), Febianto (2012: 73) dan Nurohmah (2012:
98) menyimpulkan bahwa variabel GCG berpengaruh terhadap
4. Pengaruh komitmen, sistem bagi hasil, dan GCG terhadap
kepercayaan nasabah
Penelitian Crossman dan Lee-Kelley (2004: 385), Nurmala (2008:
91), Suripto (2011: 69), Zeffane et all. (2011: 77), Sinclair (2013: 144), dan Liu (2013: 45) menunjukkan bahwa secara empiris pengaruh
komitmen suatu bank terhadap kepercayaan adalah signifikan. Penelitian
Coyle-Shapiro et all. (2002: 18), Hanif (2011: 166), Pirzada et all. (2014: 134) dan Hidayatullah (2015: 89) menyimpulkan bahwa sistem bagi hasil
berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan. Penelitian Rifai (2005:
39), Wardayati (2011: 22), Junusi (2012: 104), Febianto (2012: 73) dan
Nurohmah (2012: 98) menyimpulkan bahwa variabel GCG berpengaruh
terhadap kepercayaan nasabah.
5. Komitmen sebagai variabel paling dominan dalam mempengaruhi
kepercayaan nasabah
Hal ini dapat dilihat dari nilai beta variabel komitmen sebagai nilai beta
terbesar (0,77875) dibandingkan dengan variabel sistem bagi hasil
(0,3606) dan variabel GCG (0,407).
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian kerangka penelitian di atas, maka penulis menarik
1. Diduga komitmen berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepercayaan nasabah.
2. Diduga sistem bagi hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepercayaan nasabah.
3. Diduga keadilan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan
nasabah.
4. Diduga transparansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepercayaan nasabah.
5. Diduga akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepercayaan nasabah.
6. Diduga tanggung jawab berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepercayaan nasabah.
7. Diduga komitmen, sistem bagi hasil, keadilan, transparansi, akuntabilitas,
tanggung jawab secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepercayaan nasabah.
8. Diduga komitmen merupakan variabel paling dominan dalam
38
Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka (Martono, 2011: 20). Data tersebut nantinya akan diolah dan dianalisis untuk memperoleh informasi ilmiah.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di BRISyariah KCP Ungaran Jl. Diponegoro No. 247-C Ungaran, Telp (024) 6922526.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari 27 Mei – 6 Juni 2016.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil menurut
prosedur tertentu (Supriyanto, 2009: 121). Berdasarkan populasi dengan
tingkat kesalahan yang digunakan adalah 5%, maka diperoleh sampel
sebanyak 114 nasabah, dan untuk menghindari data yang menyimpang
maka sampel dibulatkan menjadi 120 nasabah.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mendapatkan data (Supriyanto, 2009: 133). Teknik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan kuesioner dan studi pustaka.
1. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan
menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka
akan memberikan respons terhadap daftar pertanyaan tersebut (Umar,
2002: 92). Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu
kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka dalam penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan
bahan-bahan yang berhubungan dengan penelitian seperti jurnal-jurnal penelitian
terdahulu, literatur-literatur, serta sumber lain seperti alamat website resmi
E. Skala Pengukuran
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal
dengan menggunakan teknik agree-disagree scale yang diukur dari skala 0
sampai dengan skala 10. Skor 0 dinyatakan untuk jawaban responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, sampai skor 10 untuk menyatakan sangat
setuju.
F. Definisi Konsep dan Operasional 1. Variabel Penelitian
Menurut Supriyanto (2009: 88) variabel penelitian adalah konsep
yang menunjukkan sifat-sifat, atribut-atribut dan aspek-aspek yang
mempunyai variasi nilai/memiliki lebih dari satu nilai yang saling
berkaitan satu dengan yang lain serta berfungsi sebagai pembeda. Dalam
pembahasan ini, variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi
variabel yang lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
komitmen, sistem bagi hasil, dan Good Corporate Governance yang
terbagi menjadi keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan tanggung
jawab.
b. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel yang lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
2. Definisi Operasional
a. Variabel Komitmen
Komitmen merupakan orientasi jangka panjang dalam suatu
hubungan, termasuk keinginan untuk mempertahankan hubungan itu,
baik dalam senang maupun susah (Barnes, 2003: 150). Indikator
komitmen menurut Bowo (dalam Nurmala, 2008:37):
1) Wujud komitmen
2) Konsistensi bank
3) Tidak bersikap oportunitis
b. Variabel Sistem Bagi Hasil
Sistem bagi hasil suatu transaksi yang mengupayakan suatu nilai
tambah (added value) dari suatu kerja sama antar pihak dalam
memproduksi barang dan jasa (Ascarya, 2011: 2014). Faktor-faktor
penentu tingkah nisbah menurut Fitriah dan Buchori (2011:47) adalah
unsur “iwad (countervalue) dari proyek itu sendiri, yaitu
1) Risiko (ghurmi),
2) Nilai tambah dari kerja dan usaha (kasb),
3) Tanggungan (daman)
c. Variabel Keadilan
Keadilan adalah hak dan kewajiban semua pihak yang terkait
dalam perusahaan adalah sama. Indikator keadilan Good Corporate
Governance (GCG) menurut Indonesian Institute for Governance
1) Publikasi hasil RUPS berdasarkan peraturan yang berlaku.
2) Pemilihan komisaris dilakukan oleh komite terpilih yang
ditetapkan oleh seluruh pemegang saham.
3) Pemilihan dewan direksi dilakukan oleh komite terpilih dan
ditetapkan melalui RUPS.
4) Penunjukan dan pemberhentian KAP dilakukan oleh komite audit
dan disahkan melalui RUPS.
5) Penentuan renumerasi dewan komisaris dilakukan oleh komite
renumerasi yang ditetapkan melalui RUPS.
6) Penentuan renumerasi dewan direksi dilakukan oleh dewan
renumerasi yang ditetapkan melalui RUPS.
7) Tersedianya akses bagi para pemegang saham sehingga mereka
mendapatkan informasi yang memadai tentang para pemegang
saham lainnya dan pihak-pihak lain yang terkait.
8) Tersedianya akses bagi para pemegang saham sehingga mereka
mendapatkan informasi nonkeuangan secara akurat dan mutakhir.
9) Tersedainya akses bagi seluruh pemegang saham agar dapat
memperoleh informasi tentang keuangan secara akurat.
10) Perlakuan yang adil dan seimbang terhadap semua pemegang
saham tanpa kecuali.
d. Variabel Transparansi
Transparansi adalah semua hal harus dilakukan dengan
pedoman dalam menjalankan prinsip keterbukaan (transparency)
adalah:
1) Bank harus mengungkapkan informasi secara tepat waktu,
memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah
diakses oleh stakeholder sesuai dengan haknya.
2) Informasi yang harus diungkapkan meliputi tapi tidak terbatas
pada hal-hal yang bertalian dengan visi, misi, sasaran usaha dan
strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi
pengurus, pemegang saham pengendali, cross shareholding,
pejabat eksekutif, pengelola risiko (risk management), sistem
pengawasan dan pengendalian intern, status kepatuhan, sistem
dan pelaksanaan GCG (Good Corporate Governance), serta
kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi bank.
3) Prinsip keterbukaan yang dianut oleh bank tidak mengurangi
kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, rahasia jabatan, dan
hak-hak pribadi. Kebijakan bank harus tertulis dan
dikomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan dan yang
berhak memperoleh informasi.
e. Variabel Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban mempertanggungjawabkan
sesuatu yang sudah menjadi tugasnya. Indikator akuntabilitas Good
Governance (IIFG) dalam Yosephus (2010: 274) adalah sebagai
berikut:
1) Komite audit mengadakan pertemuan secara rutin dengan agenda
yang jelas dengan hasil yang diketahui secara pasti oleh semua
anggota.
2) Komite audit selalu berkoordinasi dengan audit internal dalam
sistem yang terpadu dan terdokumentasi secara baik.
3) Komite audit selalu berkoordinasi dengan audit eksternal dalam
sistem yang terpadu dan terdokumentasi secara baik.
4) Komite audit melaporkan temuan-temuannya dalam kaitannya
dengan kondisi riil dan kinerja perusahaan kepada dewan direksi
dan dewan komisaris dalam rapat-rapat yang terprogram.
5) Perusahaan memiliki komite renumerasi yang handal untuk
menyusun dan menerapkan sistem penggajian dan pemberian
tunjangan kepada komisaris dan direksi.
6) Perusahaan memiliki komite khusus yang menentukan sistem,
kriteria seleksi, dan prosedur pemilihan komisaris, direksi, dan
dewan eksekutif.
7) Perusahaan memiliki komite risiko yang membantu manajemen
dalam pengelolaan risiko perusahaan.
8) Dewan komisaris melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya
berdasarkan prosedur yang digarisbawahi dalam corporate
9) Tugas dan tanggung jawab dewan direksi sesuai dengan
prinsip-prinsip GCG.
10)Perusahaan memiliki pedoman yang mengatur mekanisme
penunjukan dewan direksi.
f. Variabel Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran akan adanya nilai-nilai
intrinsik dalam tugas dan kewajiban yang dilakukan. Indikator
akuntabilitas Good Corporate Governance (GCG) menurut
Indonesian Institute for Governance (IIFG) dalam Yosephus (2010:
274) adalah sebagai berikut:
1) Perusahaan memberikan kesempatan kepada setiap karyawan
untuk membicarakan persoalan-persoalannya seputar tanggung
jawab di masa depan.
2) Perusahaan memberikan ESOP/MESOP dan isnentif jangka
panjang lainnya kepada setiap karyawan.
3) Perusahaan mengevaluasi dan mengumumkan etos kerja
masing-masing karyawan di unit kerja masing-masing-masing-masing.
4) Perusahaan melakukan pengadaan barang dan jasa secara terbuka
dan didasarkan pada ketentuan yang berlaku.
5) Perusahaan memberikan informasi yang tepat dan benar kepada
konsumen perihal barang dan jasa yang telah dihasilkan atau
disediakan.
7) Perusahaan selalu secara terbuka menerima semua keluhan dan
klaim para pelanggan menyangkut kualitas produk barang dan jasa.
G. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan angket atau
kuesioner, yaitu untuk mengumpulkan data dari setiap variabel yang ada.
Angket dibuat dengan memperhatikan indikator yang sudah ada dan
disesuaikan dengan kondisi studi kasus. Kemudian setelah jadi, kuesioner
disebarkan kepada responden.
H. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah uji untuk mengetahui kehandalan kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan handal jika pertanyaan yang diajukan ke
responden itu konsisten dari waktu ke waktu. Kuesioner dikatakan reliabel
jika nilai Cronbach Alpha > 0.60, sedangkan jika nilai Cronbach Alpha <
0.60 maka dikatakan tidak reliabel.
2. Uji Validitas
Uji validitas adalah uji untuk mengetahui kesahihan suatu
kuesioner. Kuesioner dikatakan signifikan jika dalam kolom butir
pertanyaan terdapat tanda bintang. Tanda bintang satu artinya butir
pertanyaan mempunyai signifikansi 5%, sedangkan tanda bintang dua
3. Uji Statistik a. Uji T
Uji T adalah uji untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel independen secara parsial/individu terhadap variabel dependen.
Uji T dapat dilihat dari tabel Coefficients pada uji statistik. Variabel
independen dikatakan berpengaruh secara signifikan jika nilai t hitung >
t tabel. Sedangkan jika t hitung < t tabel, maka artinya variabel
independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen. Cara menghitung nilai t tabel yaitu dengan tingkat
signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = n – 1 – k.
Dimana:
n = jumlah data
k = jumlah variabel yang dipakai
Selain itu bisa dilihat dari nilai signifikansinya jika kurang dari 0,05
maka dikatakan signifikan.
b. Uji F
Uji F adalah uji untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama
variabel independen terhadap variabel dependen. Uji F dapat dilihat
pada tabel ANOVA uji statistik.Pengambilan keputusan untuk uji F
yaitu apabila F hitung > F tabel maka artinya ada pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel
dependen. Jika F hitung < F tabel berarti tidak ada pengaruh yang
terhadap variabel dependen. Cara mengetahui f tabel yaitu dengan
mencari df untuk pembilang dan df untuk penyebut dengan tingkat
signifikansi misal 5%.
c. Uji Determinasi
Uji determinasiadalah uji untuk mengetahui sejauh mana variabel
independen mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel
dependen. Uji determinasi dapat dilihat pada Model Summary uji
statistik.
4. Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang handal adalah yang memenuhi uji asumsi
klasik. Yaitu yang tidak terjadi gejala multikolinearitas,
heteroskendastisitas, autokorelasi, data terdistribusi normal, dan
memenuhi asumsi linearitas. Uji asumsi klasik yang diujikan dalam
penelitian ini yaitu uji multikolineaitas, uji heteroskendastisitas, uji
normalitas dan uji linearitas.
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah uji untuk mengetahui korelasi
antara variabel independen dengan variabel independen lain. Ada
beberapa cara untuk melakukan uji multikolinearitas tetapi dalam
penelitian ini cara yang digunakan adalah dengan melakukan auxilary
regresi antar variabel independen untuk mendapatkan r2, kemudian
Pengambilan keputusan untuk uji multikolearitas adalah jika R2
dari regresi variabel independen < R2 regresi utama (variabel dependen
dengan independen) maka dikatakan tidak ada gejala multikolinearitas.
Tetapi sebaliknya jika R2 dari regresi variabel independen > R2 regresi
utama (variabel dependen dengan independen) maka dikatakan ada
gejala multikolinearitas. Teknik perbaikan dari penyakit
multikolinearitas menurut Bawono (2006: 128) yaitu antara lain dengan
mencari hubungan antar variabel yang berkorelasi, pooling data
(mengkolaborasikan data time series dan cross-section), membuang
salah satu variabel yang berkorelasi, dan menambah jumlah datanya..
b. Uji Heteroskendastisitas
Menurut Bawono (2006: 133) heteroskendastisitas terjadi apabila
varian dari variabel pengganggu tidak sama untuk semua observasi,
akibat yang timbul apabila terjadi heteroskendastisitas adalah penaksir
tidak bias tetapi tidak efisien lagi baik dalam sampel besar maupun
sampel kecil, serta uji t-test dan F-test akan menyebabkan kesimpulan
yang salah. Ada beberapa cara untuk melakukan uji heteroskendastisitas
yaitu: grafik Scatterplot, metode Park, metode Glejser dan white test.
Penelitian ini mencoba menggunakan metode Glejser yaitu dengan cara
meregresi nilai absolute residual terhadap variabel dependen atau
unstandarized residual sebagai variabel dependen (Bawono, 2006:
141). Pengambilan keputusan untuk uji heteroskendastisitas
terdapat gejala heteroskendastisitas. Sebaliknya jika t test > t tabel maka
dalam persamaan tersebut terdapat gejala heteroskendastisitas.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah di dalam model
regresi kita data berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik haruslah mempunyai data yang berdistribusi normal. Ada 2
macam cara yang bisa digunakan untuk uji normalitas yaitu
menggunakan analisa grafik dan analisa statistik. Penelitian ini
mencoba menggunakan kedua cara tersebut.
Interpretasi dari cara analisa grafik untuk histogram adalah jika
perbandingan antara data observasi dengan data distribusi mendekati
distribusi normal. Sedangkan untuk grafik normal plot adalah jika ada
titik-titik yang menyebar diantara garis diagonal dan penyebarannya
mengikuti arah garis diagonalnya maka dapat dikatakan bahwa model
regresi yang kita pakai memenuhi asumsi normalitas.
Dalam penelitian ini, analisis statistik yang digunakan yaitu
menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Pengambilan
keputusannya adalah jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka
data tersebut dikatakan berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut dikatakan tidak