• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan tentang pembahasan yang terkait, dikelompokkan menjadi 5 bagian : A. Definisi Pengalaman B. Konsep Persalinan 1. Definisi Persalinan 2. Tanda-tanda Persalinan 3. Gejala Persalinan

4. Persiapan Menghadapi Persalinan 5. Proses Persalinan

C. Pendamping Persalinan D. Pengalaman Ibu Melahirkan E. Penelitian Kualitatif Fenomenologi A. Definisi Pengalaman

Berdasarkan teori Notoadmojdo (2005) pengalaman adalah guru yang baik, pepatah ini sangat sering kita dengar dalam kehidupan kita, memang tidak dapat dipungkiri bahwa pengalaman merupakan hal yang penting dalam menjalani hidup dan menata hidup kedepannya. Karena dengan pengalaman orang akan lebih hati-hati dalam bersikap dan akan lebih terarah untuk melakukan sesuatu hal. Pengalaman juga merupakan sumber pengetahuan dan cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

Menurut Syah (2003) pengalaman adalah memori episodik yaitu memori yang terjadi dan dialami seseorang atau individu pada waktu dan tempat tertentu, memori ini

(2)

nantinya akan berfungsi sebagai referensi otobiografi yang kemudian akan bermanfaat dan menjadi landasan bagi orang lain.

Nolan (2004) berpendapat bahwa pengalaman seorang laki-laki dengan seorang perempuan sering kali terjadi kemiripan dalam hal kekhawatiran. Bagaimana tidak, pengalaman wanita terhadap kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua baru sama seperti suaminya, ia juga mengalami pengalaman emosional yang sama. Berbagi pengalaman persalinan juga merupakan hal penting untuk dilakukan, dengan hal ini para ibu dan suami merasa terbantu dalam menjalani proses persalinan nantinya, untuk menghindari resiko-resiko yang akan muncul saat proses persalinan.

B. Persalinan

1. Definisi Persalinan

Menurut Prawirohardjo (2005) persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.

Saifuddin (2006, dalam Rukiyah, dkk, 2009, hal. 1) mengatakan persalinan merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah melahirkan bayinya.

2. Tanda-tanda Persalinan

Tanda-tanda persalinan menurut Manuaba (1998) yaitu ditandai dengan adanya kekuatan his yang semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek kemudian terjadi pengeluaran pembawa tanda seperti pengeluaran lendir dan lendir bercampur darah, ditandai dengan ketuban pecah, tanda berikutnya

(3)

terlihat jika dilakukan pemeriksaan dalam, maka akan dijumpai perubahan serviks yaitu perlunakan serviks, pendataran serviks dan terjadi pembukaan serviks.

3. Gejala Persalinan

Sesuai dengan teori Musbikin (2007), gejala persalinan berbeda-beda antara persalinan sebelumnya dengan persalinan yang akan dihadapi nantinya, rasa khawatir terhadap gejala persalinan tidak hanya dirasakan oleh calon ibu baru, tetapi juga dirasakan oleh ibu yang pernah menjalani persalinan. Gejala yang dialami ibu menjelang persalinan adalah :

a. Mengalami perubahan terhadap perasaan

Hampir semua ibu merasakan keanehan beberapa hari menjelang persalinan, perasaan ibu mudah berubah, mulai dari membayangkan kelahiran si kecil sampai merasa frustasi karena hari persalinan yang ditunggu-tunggu tak kunjung tiba. Kontraksi dapat mempengaruhi perubahan emosi, jadi hal yang harus dilakukan pada masa seperti ini adalah memperbanyak istirahat sambil menunggu waktu persalinan tiba.

b. Naluri positif

Semua ibu menginginkan segala sesuatunya beres saat bayinya lahir, keinginan seperti ini wajar dirasakan, tapi naluri positif seperti ini tidak harus selalu dilakukan, karena akan membuat ibu banyak bergerak dan akan membuat ibu merasa sangat lelah. Untuk menghindari kelelahan tinggi, ibu bisa meminta bantuan kepada suami atau keluarga yang lain.

c. Menurunnya berat badan dan diare

Menjelang persalinan ada ibu yang mengalami penurunan berat badan, hal ini disebabkan oleh berkurangnya peredaran darah karena mulai kempesnya plasenta dan

(4)

berkurangnya cairannya. Hal lain seperti diare, juga akan dialami oleh ibu menjelang persalinan, karena ini merupakan keadaan normal tubuh untuk membersihkan diri, sakit perut atau mulas akan ibu rasakan, namun ini merupakan salah satu efek kontraksi. Jadi segera berkonsultasi kepada dokter.

d. Menjelang melahirkan

Pada saat menjelang persalinan biasanya ada dua tanda yang akan muncul seperti keluarnya lendir bersamaan dengan bercak darah, lendir ini berfungsi untuk mempermudah persalinan nantinya sedangkan darah menandakan terjadinya pembukaan pada leher rahim. Namun demikian, persalinan tidak terjadi saat itu, melainkan akan terjadi dua minggu kemudian. Lakukanlah pencatatan keluarnya lendir kemudian konsultasikan pada dokter kandungan. Tanda berikutnya adalah terjadinya his atau kontraksi teratur.

e. Pecahnya selaput ketuban

Dua puluh lima persen kasus melahirkan diawali dengan pecahnya selaput ketuban. Pecahnya selaput ketuban ini tidak selalu berupa semburan yang dahsyat, karena semua ini tergantung pada bagian ketuban yang pecah. Bila pecah terjadi di bagian depan janin, ketuban akan menyembur. Kalau sudah begini segera ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Hal ini tergantung pada usia kehamilan dan seberapa parah cairan ketuban yang keluar. Sekalipun demikian, penanganan terhadap kondisi ini tetap perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi.

4. Persiapan Menghadapi Persalinan

Saat-saat menjelang persalinan merupakan masa yang penuh dengan kegelisahan, hal ini biasanya dirasakan oleh ibu muda, apalagi menghadapi persalinan walaupun kondisi kehamilannya baik serta rajin melakukan pemeriksaan ke dokter tetapi hal ini

(5)

tidak menjamin ketenteraman hati. Untuk menghadapi persalinan yang jauh dari kegelisahan, adapun persiapan-persiapan menghadapi persalinan menurut Musbikin (2007) yaitu :

a. Persiapan diri

Membekali diri dengan informasi yang berhubungan dengan persalinan merupakan langkah yang baik untuk mempersiapkan diri menyambut persalinan. Informasi yang berhubungan dengan persalinan dapat diperoleh dari buku-buku, majalah-majalah atau media informasi lain atau dapat juga diperoleh dengan cara mengikuti kelas persiapan kelahiran. Informasi persalinan yang lebih berharga dapat diperoleh dari berbagi pengalaman persalinan ibu, saudara maupun teman yang sudah pernah menjalani persalinan, dalam perbincangan ini ibu yang akan menjalani persalinan. Selain bertukar pengalaman, informasi persalinan juga dapat diperoleh dari dokter kandungan ibu saat itu.

Hal lain yang dilakukan ibu menjelang persalinan adalah mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan selama di rumah sakit baik keperluan ibu maupun keperluan bayi saat dirumah. Dengan melakukan kegiatan ini maka akan dapat mengurangi kecemasan ibu menghadapi persalinan.

b. Memperhatikan kondisi tubuh

Kondisi tubuh terutama pada saat berdiri, berlutut, berjalan-jalan yang benar akan dapat mempersingkat proses persalinan. Dengan hal ini persalinan akan lebih mudah, untuk dapat melakukan gerak tubuh yang benar caranya adalah 40 menit bersikap tegak, 15 menit istirahat dengan duduk atau berbaring. Dengan adanya masa

(6)

istirahat maka akan lebih siap untuk menghadapi periode berikutnya yaitu periode persalinan.

c. Mendeteksi gejala persalinan

Bagi mereka yang baru pertama kali akan melahirkan, sering terkecoh dengan tanda-tanda persalinan. Begitu tanda kontraksi muncul, tanpa menilainya lagi mereka cepat datang ke rumah sakit. Menurut mereka perkiraan persalinan sudah dekat. Kecemasan menanti masa persalinan membuat mereka khawatir terlambat sampai di sana. Padahal, ini artinya anda kehilangan kesempatan untuk lebih lama menikmati suasana yang rileks dan bebas dalam lingkungan keluarga.

Karenanya tunda keberangkatan Anda ke rumah sakit sampai tanda-tanda persalinan yang muncul seperti kontraksi yang semakin dekat frekuensinya (5 menit). Keluar bercak darah yang bercampur lendir atau ketuban telah pecah.

d. Mengurangi rasa sakit

Rasa sakit yang muncul karena kontraksi yang tidak teratur, kontraksi yang siklusnya tidak beraturan seperti ini dapat disiasati rasa sakitnya. Apabila kontraksinya terjadi pada malam hari, dapat diatasi dengan mandi air hangat, kemudian minum air hangat dan kembalilah untuk tidur. Apabila terjadi kontraksi pada siang hari maka carilah kesibukan agar rasa sakit karena kontraksi dapat terabaikan.

Namun bila persalinan sudah menjelang, Anda justru harus memperhatikan kontraksi yang terjadi. Tandanya kontraksi semakin sering muncul dengan tegang waktu yang semakin sedikit. Mengerang dan merintih mungkin justru dapat membantu mengurangi rasa sakit. Tapi, yang paling tepat adalah mempraktikkan pernafasan dalam yang diajarkan di kursus senam.

(7)

e. Pendamping persalinan

Hadirnya pendamping saat persalinan merupakan pendukung yang baik saat ibu merasakan kecemasan. Pendamping yang diharapkan saat persalinan dapat membantu memijat, menenangkan dan dapat memberikan segala sesuatu yang diinginkan oleh ibu. Pendamping yang diharapkan dalam hal ini adalah suami, kalau tidak pun keluarga terdekat seperti ibu kandung dan saudara perempuan atau bahkan teman perempuan. Pendamping disini juga diharapkan dapat menjadi teman untuk berbagi pengalaman, keluhan dan kebahagiaan saat sebelum dan sesudah melahirkan.

f. Bersikap rileks

Dalam masa kehamilan ibu diharapkan dapat bersikap lebih rileks dan yang lebih diutamakan pada saat menjelang persalinan. Sikap rileks ini akan membantu ibu dalam menghadapi persalinan. Untuk memperoleh sikap yang rileks ini ibu harus mempersiapkan diri dengan beberapa latihan seperti melatih alat tubuh-tubuh khususnya bagian panggul agar tetap rileks. Melatih pernafasan terutama saat kontraksi, hal ini juga dapat membantu ibu menjadi lebih rileks.

g. Bersikap luwes

Memang sebaiknya, sebelum saat persalinan tiba ibu sudah mempunyai gambaran bagaimana sebenarnya persalinan itu berlangsung. Dengan demikian, jika persalinan berlangsung tidak mulus, ibu dapat cepat menyesuaikan diri. Misalnya, bayi tidak kunjung lahir, sehingga dikhawatirkan keselamatannya.

Karenanya harus dilakukan tindakan, misalnya dengan episotomi

(pengguntingan) atau pembiusan epidural atau operasi ceasar. Pastikan bahwa ibu tahu mengapa tindakan itu harus dilakukan serta kemungkinan-kemungkinan. Tanyakan efek

(8)

sampingnya dan apakah masih ada alternatif lain. Semua ini dapat membantu ibu menentukan tindakan yang terbaik bagi ibu dan janin

h. Melewati masa kontraksi dengan tenang

Bagi ibu-ibu yang belum pernah menghadapi persalinan kontraksi yang terjadi sering membuat mereka menjadi tidak terkendali dan panik. Sebenarnya tak banyak yang bisa anda lakukan selain menikmati setiap kontraksi dan tidak memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Anggaplah bahwa bila anda dapat menghadapi satu kontraksi, artinya masa ini akan semakin cepat berakhir.

Ada cara lain untuk melewati tahap ini yaitu dengan melakukan pernafasan perlahan-lahan melalui hidung dan mengeluarkan kembali melalui mulut. Bernafas dalam ini membantu sekali melewati tahap ini dengan lebih baik.

i. Membayangkan masa bahagia setelah persalinan

Masa yang sulit ketika persalinan, sebenarnya bisa anda atasi dengan mengingat bahwa sebentar lagi akan anda bisa memandang dan memeluk bayi Anda yang mungil. Cobalah bayangkan bayi anda mengalami perjalanan ini bersama Anda. Bayangkan leher rahim Anda terbuka dan mendorong bayi keluar. Saat mendorong bayi keluar, bersikaplah tegak dan letakkan tangan di bawah untuk mengingatkan anda untuk mengedan dan membuat dasar panggul tetap rileks. Perhatikan selalu petunjuk dari dokter. Jangan salah mengedan dan atur nafas sebaik-baiknya. Ingatlah semua ini Anda lakukan agar bayi akan keluar.

j. Menikmati kebahagiaan setelah persalinan

Tidak mustahil saat yang melelahkan ini merupakan hari yang istimewa bagi Anda. Walau rasa sakit, lelah masih terasa, namun saat bayi telah lahir selamat dan

(9)

sehat, semua kegundahan dan rasa sakit akan hilang berganti dengan kegembiraan. Untuk itu, masa ini patut Anda kenang dan nikmati. Karenanya, jangan ragu-ragu untuk mengungkapkan apa yang Anda rasakan dan inginkan. Anda tak akan melupakan hari ini. Jadikanlah sebagai hari yang bahagia dan indah

5. Proses Persalinan

Dalam proses persalinan lazimnya akan melewati 4 tahapan yaitu : a. Kala I

Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga ibu masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida

berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurveFriedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan.

b. Kala II

Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira 2 sampai 3 menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita juga merasa tekanan kepada rectum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia

mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Jika dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi di luar his, dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput

(10)

sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan, dan anggota bayi. Para primigravida

kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam. c. Kala III ( pelepasan uri)

Setelah lahirnya bayi atau kala II dilewati, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepas plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah.

d. Kala IV (observasi)

Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum

paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan yaitu tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi dan pernafasan), kontraksi uterus dan terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.

C. Pendamping Persalinan

Pendamping, khususnya suami selalu ada di dekat ibu merupakan hal yang membahagiakan bagi ibu, kehadiran pendamping diharapkan tidak hanya saat proses persalinan saja, tetapi juga sejak masa kehamilan, menjelang persalinan seperti mempersiapkan segala perlengkapan persalinan sebagai mana dalam sebuah iklan layanan masyarakat “siap antar jaga” (Indrawati, 2010) . Bahkan keikutsertaan suami pasca persalinan dalam menjaga dan merawat bayi juga hal yang diidam-idamkan oleh setiap istri.

(11)

Dalam teori Danuatmaja (2004) ditulis bahwa kehadiran seorang pendamping persalinan sangat memberikan arti besar untuk ibu bersalin karena dengan hadirnya pendamping ibu dapat terbantu banyak saat persalinan. Seperti membantu menciptakan suasana nyaman dalam ruang bersalin, membantu mengawasi pintu dan melindungi privasi ibu, melaporkan gejala-gejala atau sakit pada perawat atau dokter, dan membantu ibu mengatasi rasa tidak nyaman fisik.

Dalam buku 50 tahun IBI (2006) dituliskan, pendamping persalinan harus ditentukan jauh-jauh hari sebelum persalinan, dalam kebiasaan kita sebagai orang yang berbudaya timur suami menjadi calon utama untuk menjadi pendamping saat persalinan. Walaupun dahulunya suami masih dianggap janggal untuk menjadi pendamping persalinan, tapi apabila seorang pasien yang menginginkan suaminya menunggu pada saat istrinya melahirkan, sebaiknya bidan memperbolehkan dengan lebih dahulu memberikan wawasan, pengertian dan penjelasan kepada suaminya dan tidak menggangu jalannya persalinan. Sebelumnya suami pasien diberi penjelasan tentang persalinan. Keberadaan suami disamping istri yang sedang menjalani proses persalinan sangatlah penting, yaitu untuk memberikan dukungan kepada istrinya agar merasa aman, nyaman dan berbesar hati, sehingga persalinan akan berjalan lancar. Kehadiran suami dalam proses persalinan juga akan membantu untuk lebih mendekatkan hubungan keluarga.

Menurut Danuatmaja (2004) hal-hal yang dilakukan untuk menjadi pendamping yang baik dalam persalinan yaitu :

1. Aktif bertanya

Hampir semua dokter atau bidan tidak menjelaskan tindakan atau wewenang mereka terhadap pasien. Oleh karena itu, aktiflah bertanya sehingga tahu hal yang dapat diterima, diperhatikan dan ditolak.

(12)

2. Membawa keperluan untuk diri sendiri

Semua orang sibuk mengurus pasien. Jadi, lakukanlah persiapan untuk diri sendiri dengan membawa perlengkapan yang cukup, seperti baju ganti, alas kaki yang nyaman karena mungkin harus bolak-balik di koridor rumah sakit, baju renang jika mendampingi persalinan dalam air, serta bekal makanan, dan minuman.

3. Mengetahui hal apa yang akan dihadapi

Ada yang menyatakan teknik pernapasan yang dipelajari di kursus persalinan tidak berguna. Meskipun demikian, jangan pernah menyepelekan ilmu apapun yang didapatkan di kursus persalinan atau buku karena pasti ada gunanya. Selain itu, kemungkinannya kecil ditengah persalinan membolak-balik buku panduan lagi. Oleh karena itu, pelajari pengetahuan dasar dan tambahan tentang persalinan walaupun tidak di pakai pada waktunya.

4. Bersikap luwes

Strategi persalinan yang berhasil bagi seorang ibu belum tentu berhasil bagi ibu lain. Tugas pendamping adalah mencermati strategi yang berhasil dan bersiap menghentikan yang gagal. Terbukalah terhadap perubahan strategi. Sebelum hari H, diskusikan dengan ibu mengenai harapan dan pilihan di ruang bersalin. Hal ini dimaksudkan agar pendamping dapat mengambil inisiatif untuk mengusulkan suatu perubahan strategi jika terjadi suatu yang tidak diharapkan.

5. Mencari kesibukan

Proses persalinan dapat lama dan berat. Selama melewatinya, usahakan pendamping dan ibu memiliki kesibukan untuk mengabaikan rasa sakit, bosan dan putus asa. Bentuknya dapat merupakan tehnik pernafasan, anekdot baru, pijatan di kaki, atau bersama-sama melakukan tehnik relaksasi.

(13)

Meskipun banyak yang akan menolong ibu, suamilah yang menjadi pendukung utama baginya. Agar membuatnya tetap nyaman, turuti permintaannya. Lakukan yang ibu inginkan. Mulai dari lari ke kantin untuk membelikan permen, mengambilkan minuman, atau menyampaikan permintaannya kepada bidan.

7. Pendamping mengetahui kapasitasnya

Pendamping persalinan harus tahu apa saja yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya serta mengetahui sampai di mana wewenang seorang pendamping persalinan saat persalinan berlangsung, karena banyak hal yang akan terjadi di ruang bersalin, jika pendamping tidak mengetahui kapasitasnya di ruang bersalin, maka akan menyebabkan terganggunya tugas bidan penolong dan perawat.

8. Menjadi pendamping yang bijak

Pendamping sangat berperan dalam membantu dan mendampingi ibu saat proses persalinan, mengambil keputusan yang berat juga merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh pendamping. Tetapi sebelumnya pendamping mendiskusikan terlebih dahulu dengan ibu, karena selain pendamping ibu juga tahu hal-hal apa saja yang dibutuhkan selama proses persalinan.

9. Setia menunggu

Persalinan yang pertama kadang berlangsung sangat lama sehingga ibu belum dianjurkan ke rumah sakit atau jika sudah di rumah sakit maka akan disarankan untuk kembali pulang kerumah. Jadi pendamping harus sabar selama mendampingi ibu, walaupun ibu berada di rumah sendiri, khususnya saat terjadi kontraksi, sambil menunggu dan mengurangi rasa sakit, lakukan aktifitas ringan seperti menonton televisi.

10.Menjadi pendamping setia

Ibu kandung atau sahabat dekat memang dianggap orang-orang yang memahami sakitnya persalinan dan menjadi salah satu undangan untuk menjadi pendamping

(14)

persalinan. Namun begitu, kehadiran suami saat proses persalinan masih menjadi nomor satu bagi ibu bersalin. Oleh karena itu, usahakan suami selalu ada di samping ibu dan tidak menghilang dari pandangannya.

Menurut Sholihah (2008), bila suami tidak bersedia mendampingi saat proses persalinan, ibu sebaiknya jangan berkecil hati, mungkin suami tidak tega melihat istrinya kesakitan, jadi jangan paksa suami karena hal ini bisa berakibat fatal. Kehadiran suami tanpa tekanan dari luar, pada proses persalinan akan sangat penting dalam membantu istri terutama jika suami tahu banyak tentang proses melahirkan. Para suami sering mengeluhkan betapa tertekannya mereka kerena sama sekali tidak tahu apa yang harus dikerjakan untuk menolong istrinya.

Situasi atau kondisi dimana suami tidak bisa mendampingi selama proses persalinan seperti :

1. Suami tidak siap mental

Umumnya, suami tidak tega, lekas panik, saat melihat istri kesakitan atau tidak tahan bila harus malihat darah yang keluar saat persalinan. Tipe suami seperti ini bukanlah orang yang tepat menjadi pendamping diruang bersalin.

2. Tidak diizinkan pihak RS

Beberapa RS tidak mengizinkan kehadiran pendamping selain petugas medis bagi ibu yang menjalani proses persalinan, baik normal maupun caesar. Beberapa alasan yang diajukan adalah kehadiran pendamping dapat mengganggu konsentrasi petugas medis yang tengah membantu proses persalinan, tempat yang tidak luas dan kesterilan ruang operasi menjadi berkurang dengan hadirnya orang luar

(15)

3. Suami sedang dinas

Apabila suami sedang dinas ke tempat yang jauh sehingga tidak memungkinkan pulang untuk menemani istri bersalin tentu istri harus memahami kondisi ini. Walaupun tidak ada suami masih ada anggota keluarga lain seperti ibu yang dapat menemani. Momen persalinan pun dapat difilmkan dalam kamera video, sehingga saat kembali dari dinas suami dapat melihat kelahiran buah hatinya.

D. Pengalaman Ibu melahirkan

Berdasarkan pendapat Ross (2006), seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya, semuanya sepertinya mendengar tentang cerita proses persalinan terburuk yang dialami orang lain. Kemudian dia mendiskusikan cerita-cerita ini dengan ahli kandungannya, yang mengambil kesempatan dari ketakutannya dan rapi memecahkan masalahnya dengan merekomendasikan epidural atau operasi caesar.

Melahirkan memberikan banyak pengalaman berbeda. Ini adalah contoh-contoh bagaimana para wanita dan bidan menggambarkan proses persalinan, “persalinan itu sangat indah, persalinan juga luar biasa menantang mental dan fisik, hal yang bisa ditangani wanita dalam hidupnya, persalinan itu lebih indah apabila didampingi suami, persalinan adalah situasi yang tidak dapat dikontrol, persalinan adalah pengalaman yang dewasa”.

Semua pendapat di atas adalah benar. Melahirkan adalah perayaan kehidupan baru. Terimalah bahwa diakhir kehamilan anda akan ada proses persalinan. Ibu- ibu perlu beberapa jam untuk melakukan pekerjaan yang luar biasa ini untuk berjumpa dengan bayinya. Semua wanita yang melahirkan di zaman sekarang akan menghadapi sejumlah tantangan dalam kehidupan mereka menjelang kehamilan dan melahirkan.

(16)

Adapun strategi yang dilakukan untuk mengatasi berbagai macam tantangan menjelang kehamilan dan persalinan adalah tanamkan dalam benak Anda bahwa Anda bisa melakukannya, Anda bisa melakukan proses persalinan, Anda bisa melahirkan, Anda bisa benar-benar mengontrol, percaya pada diri sendiri, percaya pada bayi Anda, percaya pada kemampuan Anda, percaya pada kekuatan Anda sebagai seorang wanita.

Jangan pernah kehilangan pandangan ini selama kehamilan Anda. Kehamilan Anda seharusnya menjadi petunjuk yang terbaik di hari terbaik dalam kehidupan Anda. Ingat kehamilan dan persalinan bukanlah suatu sakit dan penyakit.

E. Penelitian Kualitatif Fenomenologi

Menurut Moleong (2006) pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami.

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.

Penelitian kualitatif fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi

(17)

pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Pendekatan

fenomenologi menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu.

Menurut Lincoln dan Guba untuk tingkat keabsahan data hasil penelitian berpegang pada empat kriteria yang digunakan yaitu derajat credibility, transferability,

dependability dan confirmability

1. Credibility, pada kriteria ini menunjukkan apakah kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya dalam mengungkapkan penemuan yang dapat dicapai dan kenyataan yang sesungguhnya dalam wawancara. Untuk menunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan cara :

a. Lama penelitian yaitu dengan memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari partisipan, dan untuk membangun kepercayaan para partisipan terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.

b. Observasi yang detail yaitu dengan pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

c. Triangulasi yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

(18)

d. Peer debriefing yaitu mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.

e. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.

2. Transferability, pada kriteria ini menunjukkan apakah hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada semua situasi. Untuk melakukan pengalihan tersebut peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks.

3. Dependability, pada kriteria ini menunjukkan apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan.

4. Confirmability, pada kriteria ini menunjukkan apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Untuk memenuhi kriteria ini peneliti menginformasikan hasil penelitian kepada pembimbing yang merupakan seorang yang ahli dalam bidang penelitian kualitatif fenomenologis atau dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif

Referensi

Dokumen terkait

3.8 Untuk ruang yang dilengkapi dengan sarana pengelompokan ke dalam ruang yang lebih kecil ( misalnya dengan sekat bergerak), sinyal visual harus efektif di masing-masing

Negara A melaksanakan pemajakan atas keuntungan dari stock option saat pemberian berdasarkan rumusan ditentukan keuntungan sebesar 15% dari nilai saham pada waktu pemberian

Hasil dari langkah-langkah yang ditunjukkan pada Gambar 4.6, Gambar 4.7, dan Gambar 4.8 di atas, maka akan didapatkan komposisi pengiriman produk seperti yang ditunjukkan

Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi kepada rumah sakit mengenai hubungan antara pengetahuan diit diabetes mellitus dan

Selain itu rasa tidak suka Sayyid Usman terhadap gerakan pembaharuan antara lain juga disebabkan karena gerakan ini dianggap telah mencela para ulama dengan mengatakan

Meski saat ini peran bank syariah sudah terlihat dari portofolio pembiayaan bagi usaha mikro-kecil yang sudah besar, namun masih banyak upaya yang dapat dilakukan dalam

Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md.) dalam bidang ilmu perpustakaan di Program D3 Perpustakaan Fakultas

1. Kebutuhan dan manfaat bagi masyarakat sekolah. Kemampuan dan keterampilan mahasiswa. Adanya dukungan masyarakat sekolah dan instansi terkait. Tersedianya berbagai sarana