• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN Nomor 23/Pdt.G/2010/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN Nomor 23/Pdt.G/2010/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara:

PEMBANDING, umur 34 tahun, agama Islam, pendidikan S1, pekerjaan Konsultan, bertempat tinggal di ---, Kabupaten ---, yang dalam hal ini diwakili oleh kuasanya Mulyadi, R. S.H., Pengacara, bertempat tinggal di Jalan Toddopuli Raya Makassar, berdasarkan Surat Kuasa Khusus, tanggal 30 Mei 2009, yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama ---dengan Register Nomor ---/Pdt.G/2009/PA.Mks selanjutnya disebut Tergugat Konvensi / Penggugat Rekonvensi / Pembanding;

m e l a w a n

TERBANDING, umur 30 tahun, agama Islam, pekerjaan ---, tempat tinggal di Jalan ---, Kota Makassar. Dalam hal ini diwakili oleh kuasanya Adnan Buyung Aziz, S.H. dan Andi Darmawati, S.H,. Advokat pada Kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Makassar ( YLBHM ), beralamat di Jalan Bougenville Raya, Nomor 5, Kompleks Maizonette, Makassar, berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 22 Juni 2009, yang terdaftar di Register Surat Kuasa Pengadilan Agama--- dengan Nomor W.20.AI/Sku.186/HK.03.5/VI/2009/PA Mks. tanggal 23 Juni 2009, selanjutnya disebut Penggugat Konvensi / Tergugat Rekonvensi / Terbanding.

Pengadilan Tinggi Agama tersebut.

Telah membaca dan mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berkaitan dalam perkara yang dimohonkan banding.

(2)

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Mengutip semua uraian tentang hal ini sebagaimana termuat dalam putusan yang dijatuhkan oleh Pengadilan Agama Makassar Nomor : ---Pdt.G/2009/PA Mks. Tanggal 25 November 2009 M., bertepatan tanggal 8 Dzulhijjah 1430 H., yang amarnya berbunyi sebagai berikut

Dalam Konvensi Dalam Eksepsi.

- Menolak Eksepsi Tergugat. Dalam Pokok perkara.

- Mengabulkan gugatan Penggugat;

- Menjatuhkan talak satu ba’in shughraa Tergugat --- terhadap Penggugat, ---.

Dalam Rekonvensi Dalam Eksepsi

- Menolak Eksepsi Tergugat Rekonvensi Dalam Pokok Perkara.

- Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi. Dalam Konvensi dan Rekonvensi.

- Membebankan kepada Penggugat Konvensi / Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara sebanyak Rp 551.000,- ( lima ratus lima puluh satu ribu rupiah ).

Membaca surat pernyataan banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama--- yang menyatakan bahwa, pada hari Jum’at tanggal 8 Desember 2009 pihak tergugat konvensi telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Agama tersebut, permohonan banding mana telah diberitahukan kepada pihak lawannya pada tanggal 10 Desember 2009.

Bahwa pembanding telah melengkapi berkas permohonan bandingnya dengan memori banding yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Agama --- pada tanggal 11 Januari 2010 dan telah disampaikan pula pada pihak lawannya pada tanggal 21 Januari 2010, dan terbanding telah mengajukan pula kontramemori banding yang telah disampaikan kepada pihak lawannya melalui kuasanya tanggal 21 Februari 2010.

Bahwa baik kepada Tergugat / Pembanding, maupun kepada Penggugat / Terbanding telah diberikan kesempatan oleh Panitera Pengadilan Agama --- untuk memeriksa berkas perkara ( Inzage ) masing-masing tanggal 11 Januari 2010 dan tanggal 25 Januari 2010.

(3)

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding Tergugat / Pembanding telah diajukan dalam tenggang waktu yang ditentukan menurut ketentuan dalam Undang-Undang, maka permohonan banding tersebut harus dinyatakan dapat diterima.

Dalam Konvensi

Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi Agama mempelajari dengan seksama Putusan hakim tingkat pertama Berita Acara, serta semua surat yang berhubungan dengan perkara ini baik dalam eksepsi, Konvensi maupun dalam Rekonvensi Pengadilan Tinggi Agama pada perinsipnya dapat menyetujui sebagai dasar uraian yang telah dipertimbangkan oleh hakim pertama, dan mengambil alih pertimbangan tersebut menjadi pertimbangan Pengadilan Tinggi Agama sendiri, tetapi namun demikian Pengadilan Tinggi Agama memandang perlu untuk memeriksa keberatan-keberatan Tergugat / Pembanding, dalam eksepsi dan dalam memori banding sebagai berikut :

Dalam Eksepsi

Menimbang, bahwa Tergugat / Pembanding melalui kuasanya telah mengajukan eksepsi yang pada pokoknya berisi keberatan bahwa pada diktum gugatan penggugat angka 2 disebutkan, menjatuhkan talak satu ba’in shughra Tergugat ---terhadap Penggugat --- .

Bahwa dengan uraian diktum gugatan tersebut maka gugatan Penggugat menurut hukum a quo adalah bentuk permohonan talak yang hanya dapat dilakukan bagi seorang suami yang ingin menalak isterinya, bukan gugatan perceraian atau cerai talak.

Bahwa gugatan yang diajukan oleh isteri (incasu petitum) dalam perkara ini petitum gugatannya seharusnya berbunyi putus karena perceraian sehingga seharusnya gugatan tersebut dinyatakan tidak dapat diterima ( N O ).

Menimbang, bahwa eksepsi Tergugat / Pembanding tersebut tidak dapat dibenarkan oleh karena dalam perkara cerai gugat yaitu perceraian yang diajukan oleh isteri atau kuasanya yang petitumnya memohon agar Pengadilan Agama memutuskan perkawinan Penggugat dengan Tergugat maka apabila gugatan penggugat dikabulkan oleh Pengadilan Tingkat pertama maka pasti talak yang dijatuhkan adalah talak ba’in shughra ya’ni talak yang dijatuhkan oleh hakim, yaitu talak yang tidak boleh dirujuk lagi tetapi boleh aqad nikah baru dengan bekas suaminya, meskipun dalam iddah apabila dikehendaki kedua belah pihak, oleh

(4)

karena itu Pengadilan Tinggi Agama berpendapat bahwa putusan hakim pertama mengenai eksepsi sudah tepat dan benar sehingga dapat dikuatkan.

Dalam Pokok Perkara

Menimbang, bahwa menyangkut gugatan Penggugat yang pada pokoknya menghendaki perceraian dengan tergugat dengan dalil - dalil dan alasan sudah tidak ada lagi keharmonisan dalam rumah tangganya karena selalu terjadi percekcokan dan pertengkaran yang dipicu oleh masalah hutang-piutang tergugat yang tidak bisa diselesaikan dengan tepat waktu, dan telah terjadi perpisahan tempat tinggal sejak tahun 2009 dan oleh keluarga kedua belah pihak telah berusaha merukunkan tetapi sudah tidak dapat lagi dirukunkan sebagai suami isteri, karena Penggugat / Terbanding sudah berketetapan hati untuk bercerai dengan Tergugat / Pembanding, kesemua hal tersebut telah dipertimbangkan oleh majelis hakim tingkat pertama, sudah tepat dan benar, maka majelis hakim Pengadilan Tinggi Agama menjadikan pertimbangan Pengadilan Agama tingkat pertama, sebagai pertimbangannya sendiri dengan tambahan pertimbangan sebagai berikut.

Menimbang, bahwa keberatan Tergugat / Pembanding dalam memori bandingnya bertanggal 11 Januari 2010 yang dapat disimpulkan kedalam empat macam keberatan terhadap putusan Pengadilan Agama tingkat pertama yang antara lain keberatan pertama yang menyatakan bahwa “ majelis hakim tingkat pertama keliru“ dalam pertimbangan hukumnya yang menyatakan bahwa --- telah mengalami kebangkrutan ( jatuh pailit ) sehingga menyebabkan Tergugat / Pembanding selaku pimpinan dari perusahaan tersebut tidak mampu membayar hutang-hutangnya, hal mana selalu menjadi pemicu terjadinya perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat / Terbanding dengan Tergugat / Pembanding, padahal berdasarkan buktibukti yang telah diajukan Tergugat / Pembanding maka --- masih melakukan kegiatan diluar Daerah, sehingga selalu mampu mentransfer dana untuk kebutuhan Penggugat / Terbanding dan ketiga anaknya juga untuk dana pinjaman di Bank BII.

Menimbang, bahwa keberatan Tergugat / Pembanding tersebut tidak dapat dibenarkan karena berdasarkan Berita Acara Persidangan tanggal 19 Agustus 2009 oleh keempat saksi Penggugat/ Terbanding masing-masing bernama ---, ---, ---, telah memberikan keterangannya di bawah sumpahnya menerangkan apa yang sebenarnya dan apa yang diketahui dan dilihatnya serta dialaminya sendiri oleh saksi-saksi antara lain saksi pertama adalah (IBU TERGUGAT) Penggugat menerangkan bahwa sejak tahun 2006 rumah tangga kedua belah pihak berperkara tidak harmonis lagi sering terjadi percekcokan

(5)

/ pertengkaran dan bahkan saksi sendiri pernah melihatnya Tergugat / Pembanding mendorong, Penggugat / Terbanding keluar dari dalam kamar dalam keadaan menangis dan yang menjadi pemicu terjadinya percekcokan pertengkaran adalah karena Tergugat terlilit utang baik utang di Bank, dan utang kredit mobil dan motor maupun utang dari orang lain, Adapun perusahaan yang dipimpin oleh tergugat / Pembanding sudah pailit dan Karyawan perusahaan bubar dan hanya saksi keempat Penggugat yang masih bertahan tiga bulan lagi dan pada akhirnya keluar juga karena sudah tiga bulan bekerja tidak menerima gaji dari perusahaan yang dipimpin oleh Tergugat / Pembanding.

Menimbang, bahwa keberatan Tergugat / Pembanding lainnya yang mengatakan bahwa majelis hakim tingkat pertama sangat subyektif dalam menilai fakta berupa masih terjadinya komunikasi antara Penggugat / Terbanding dengan Tergugat / Pembanding yaitu dengan dilakukannya transfer / kiriman uang melalui ATM Penggugat / Terbanding yang berlangsung pada tanggal 12 Juni 2009, tanggal 10 Juli 2009 dan tanggal 10 Agustus 2009, hal mana oleh majelis hakim tingkat pertama tidak dipandang sebagai hubungan atau komunikasi yang harmonis diantara Penggugat / Terbanding dan Tergugat / Pembanding.

Menimbang, bahwa keberatan Tergugat / Pembanding tersebut juga tidak dapat dibenarkan oleh karena Pengadilan Agama Tingkat Pertama tidak salah dalam menerapkan hukum pembuktian, lagi pula yang dikeberatankan Tergugat / Pembanding adalah masalah penilaian hubungan komunikasi yang harmonis antara Penggugat / Terbanding dengan Tergugat / Pembanding .

Bahwa apakah pengiriman uang Tergugat / Pembanding kepada Penggugat / Terbanding melalui transfer ATM Penggugat pada bulan Juni, Juli dan Agustus 2009, dan oleh Penggugat / Terbanding membenarkan adanya, tetapi uang yang dikirim tersebut adalah untuk pembayaran utang-utang Tergugat / Pembanding yang ditinggalkan di Bank BII Makassar Sul Sel dan sisanya untuk pembiayaan ketiga orang anak - anaknya yang sangat tidak mencukupi jumlahnya, apakah dapat dinilai sebagai pertanda hubungan komunikasi yang baik dan harmonis.

Menimbang, bahwa keberatan Tergugat / Pembanding tersebut telah dijawab oleh Penggugat / Terbanding dalam kontramemori bandingnya dengan mengatakan bahwa pada dasarnya pertimbangan majelis hakim tingkat pertama sudah tepat dan benar yang mempertimbangkan jika pengiriman uang tidaklah dapat dipandang telah terjaling komunikasi yang baik, melainkan hanya sebatas memenuhi kewajibannya untuk pembayaran hutang - hutang Tergugat / Pembanding dan bukan bahagian dari komunikasi yang harmonis antara Pembanding dengan Terbanding.

(6)

Bahwa jika pihak Tergugat / Pembanding menganggap telah melakukan hubungan komunikasi yang harmonis dengan pihak Terbanding, maka setidaknya ada komunikasi dua arah dengan mengatakan bahwa uang yang ditransfer kepada Terbanding disertai perincian berapa yang harus diberikan untuk nafkah anak - anaknya maupun kepada isterinya, tetapi hal seperti itu tidak pernah ada yang disampaikan oleh Tergugat / Pembanding kepada Penggugat / Terbanding .

Dalam Rekonvensi

Menimbang, bahwa tuntutan Penggugat / Pembanding mengenai pengasuhan pemeliharaan anak ( Hadhanah ) terhadap ANAK PERTAMA yang lahir tanggal 12 Januari 2005 dan ANAK KEDUA yang lahir tanggal 25 September 2006 ( masih dibawah umur ), bahwa selama ini kedua anak tersebut dalam penguasaan / pemeliharaan kakak Terbanding, dan kedua anak tersebut sangat tersiksa karena sering dimarahi oleh tantenya. Hal ini disampaikan oleh saksi Penggugat / Pembanding yang pernah menemukan kedua anak tersebut dalam keadaan menangis mencari bapaknya (Pembanding ) dan oleh karena itu pula Pembanding sangat berharap agar minimal anak keduanya ANAK KEDUA oleh Pengadilan Agama dapat menyetujui hak pengasuh, pemeliharaan diberikan juga kepada Tergugat / Pembanding.

Menimbang, bahwa tentang masalah pemeliharaan anak, ( Hadhanah ) pada dasarnya semata - mata untuk kepentingan anak itu sendiri, baik untuk pertumbuhan Jasmani, Rohani, Kecerdasan, Intelektual dan Agamanya, oleh karena itu ibu lebih layak dan lebih berhak untuk memelihara anak di bawah usia 12 tahun dan pemeliharaan anak yang belum berusia 12 tahun baru dapat di alihkan kepada ayahnya bila ibu dianggap tidak cakap, mengabaikan atau mempunyai perilaku buruk yang akan menghambat pertumbuhan jasmani, rohani, kecerdasan Intelektual dan agama sianak menjaga dan memelihara anak pertama dan kedua, sedangkan anak ketiga yang bernama --- yang lahir tanggal 11 Oktober 2008 dipelihara sendiri oleh Tergugat / Terbanding dibantu oleh ibunya ( --- ) karena Tergugat / Terbanding sebagai Pegawai--- tidak mungkin dilaksanakan sendiri karena mulai pagi sampai sore bekerja sebagai pegawai di ---.

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 45 Undang –Undang Nomor I / 1974 tentang perkawinan, dan Pasal 105 huruf a dan c Kompilasi Hukum Islam, bahwa kewajiban orang tua terhadap anak adalah:

1. Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya.

(7)

2. Kewajiban orang tua ini berlaku sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri, kewajiban mana berlaku terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus.

Menimbang, bahwa ketentuan mengenai pemeliharaan anak jelas di disebutkan dalam Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam yang lengkapnya sebagai berikut :

Dalam hal terjadi perceraian:

a. Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya.

b. pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak untuk memili diantara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak pemeliharaannya. c. Biaya pemeliharaan anak ditanggung oleh ayahnya.

Menimbang pula bahwa hak – hak seorang anak telah diatur dalam Pasal 7 ayat ( 1 ) dan Pasal 14 UU. NO. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak menyatakan setiap anak mempunyai hak untuk bertemu dan diasuh oleh orang tua kandungnya ( ayah dan Ibu ), dan kewajiban orang tua adalah memenuhi hak anak.

Menimbang, bahwa alasan Penggugat / Pembanding untuk memohon hak pengasuhan kedua anak tersebut karena berdasarkan fakta, bahwa pemeliharaan atau pengasuhan ketiga anak dari perkawinan Penggugat / Pembanding dan Tergugat / Terbanding didominasi oleh kakak dan ibu Tergugat / Terbanding, karena Tergugat / Terbanding bekerja sebagai Pegawai swasta, selain itu, karena Tergugat / Terbanding tidak mau mempertemukan ketiga anaknya kepada Penggugat / Pembanding. Bahwa menurut pendapat Pengadilan Tinggi Agama Makassar, fakta didominasinya pemeliharaan dan pengasuhan ketiga anak tersebut oleh kakak dan ibu Tergugat / Terbanding memang tidak dapat dibantah kebenarannya, oleh karena berdasarkan fakta pula, bahwa sejak pernikahan hingga saat ini Tergugat / Terbanding bersama ketiga anaknya tersebut tetap bertempat tinggal di rumah orang tuanya, di Jalan--- , Kota Makassar, Sedang Tergugat / Terbanding sebagai seorang ibu, juga dituntut untuk dapat mencari penghidupan bagi dirinya, sehingga tidak menjadi beban orang lain atau keluarganya, itulah sebabnya Tergugat / Terbanding bekerja di ---, sehingga ketika Tergugat / Terbanding bekerja maka ketiga anak tersebut diasuh oleh ibu atau kakak / tante-tentenya, oleh karena sesuai Berita Acara Persidangan tanggal 19 Agustus 2009, saksi ---, yang juga kakak kandung Tergugat / Terbanding bertempat tinggal di alamat yang sama dengan ibunya. Dan berdasarkan fakta pula jika Penggugat / Pembanding pada saat ini berdominsili di Kabupaten

(8)

---, tentu sangat sulit dipercaya kebenarannya jika Penggugat / Pembanding mampu mengemban pemeliharaan dan pengasuhan terhadap kedua anak yang di bawah umur tersebut, jika seandainya hakim pertama mengabulkan gugatan tersebut, oleh karena itu keberatan- keberatan Penggugat / Pembanding atas tidak terkabulnya gugatan hak pengasuhan dan pemeliharaan terhadap kedua anak sebagaimana aquo tidak dapat dibenarkan;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas maka apa yang telah dipertimbangkan dan diputuskan oleh Pengadilan Agama --- mengenai hak pengasuhan anak ( Hadhanah ) tersebut dapat disetujui dan diambil alih sebagai pertimbangan hukum sendiri oleh Pengadilan Tinggi Agama Makassar, dan oleh karena itu putusan Rekonvensi tersebut dapat dipertahankan dan dikuatkan;

Menimbang pula, bahwa berdasarkan alasan tersebut maka Pengadilan Tinggi Agama Makassar berpendapat, bahwa gugatan subsider harus dipertimbangkan untuk memenuhi rasa keadilan dan kemaslahatan bagi para pihak berperkara yang bersengketa, yaitu dengan menetapkan hak pemeliharaan / pengasuhan atas tiga anak sebagaimana a quo berada pada Penggugat / Terbanding selaku ibu kandung dari ketiga anak tersebut, hal tersebut sejalan dengan Kaidah Hukum yang terdapat dalam Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 140/K/SIP/1971, tanggal 12 Agustus 1972 yang menyatakan, bahwa petitum subsider ( mohon putusan yang seadil-adilnya secara bagaimanapun menurut hukum) dapat dikabulkan asal masih dalam kerangka yang serasi dengan putusan Primer.

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta di persidangan ini kedua anak a quo yang dipersengketakan hak pengasuhannya antara Tergugat / Pembanding selaku ayah kandungnya dan Penggugat / Terbanding selaku ibu kandungnya. Bahwa berdasarkan fakta di persidangan ternyata dari hasil perkawinan antara Tergugat / Pembanding dengan Penggugat / Terbanding telah dikaruniai 3 (tiga) orang anak, yaitu :

1. ANAK PERTAMA, lahir tanggal 12 Januari 2005. 2. ANAK KEDUA, lahir tanggal 25 September 2006 dan

3. ANAK KETIGA, yang lahir tanggal 11 Oktober 2008 hal mana ternyata ketiga anak tersebut masih belum mumayyiz atau belum berumur 12 ( dua belas ) tahun, atau yang menurut hukum dianggap masih belum mampu menentukan pilihannya sendiri. Oleh karena itu Pengadilan Tinggi Agama Makassar menyatakan bahwa hak pemeliharaan / pengasuhan atas ketiga anak

(9)

itu tetap berada pada Penggugat / Terbanding selaku ibu kandungnnya, namun demikian dalam rangka memenuhi ketentuan Pasal 7 ayat ( 1 ) dan Pasal 14 Undang –Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, terhadap hak - hak ketiga anak tersebut, maka dapat diperintahkan kepada Penggugat / Terbanding untuk memberikan kesempatan kepada Tergugat / Pembanding selaku ayah kandungnya untuk bertemu dengan ketiga anak tersebut di rumah Penggugat / Terbanding guna melaksanakan kewajibannya, mendidiknya menyalurkan kasih sayangnya, dan dapat membawanya pergi berekreasi, bercengkerama, bersilaturrahim dan berbudaya dengan memberitahukan lebih dahulu kepada Penggugat / Terbanding.

Menimbang, bahwa dengan telah ditetapkannya hak pengasuhan atas ketiga anak tersebut berada pada Penggugat / Terbanding, maka Pengadilan Tinggi Agama Makassar memandang perlu untuk menentukan biaya pemeliharaan / nafkah bagi ketiga anak tersebut yang harus ditanggung oleh Tergugat / Pembanding selaku ayahnya, bahwa dengan memperhatikan pekerjaan Tergugat / Pembanding adalah sebagai seorang arsitek, dan surat-surat bukti yang telah diajukan dihadapan sidang maka Pengadilan Tinggi Agama Makassar berpendapat, cukup adil jika Tergugat / Pembanding dibebani untuk membayar biaya pemeliharaan / nafkah bagi ketiga anak tersebut sekurang - kurangnya untuk masing-masing anak Rp 500.000,-(lima ratus ribu rupiah) setiap bulan, diluar biaya pendidikan dan kesehatan hingga masing - masing anak tersebut berumur 21 tahun atau menikah, yaitu dengan cara menyerahkannya kepada Penggugat / Terbanding pada setiap awal bulan berjalan.

Menimbang, bahwa menurut Hukum Islam, kelalaian pembayaran nafkah terhadap anak adalah merupakan hutang yang harus dilunasi oleh ayahnya dan tidak akan gugur dari tanggung jawabnya selain karena dilunasi atau digugurkan pembayarannya. Oleh karena itu Pengadilan Tinggi Agama Makassar menetapkan ketentuan Pasal 1131 KUH Perdata terhadap perkara ini, dengan menyatakan segala hak kebendaan milik Tergugat / Pembanding menjadi tanggungan / jaminan atas kelalaiannya terhadap pembayaran nafkah ketiga anak a quo kepada Penggugat / Terbanding.

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, maka biaya yang timbul dari perkara ini dibebankan kepada Tergugat / Pembanding.

Mengingat segala peraturan-peraturan perundang - undangan yang berlaku dan Hukum Syara’ / Hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini.

(10)

M E N G A D I L I

- Menyatakan, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh Tergugat Konvensi / Penggugat Rekonvensi / Pembanding dapat diterima.

Dalam Konvensi. Dalam Eksepsi

- Menolak Eksepsi Tergugat. Dalam Pokok Perkara.

- Menguatkan Putusan Pengadilan Agama --- Nomor :---/Pdt.G/2009/PA Mks. Tanggal 25 November 2009 M. bertepatan dengan tanggal 8 Dzulhijjah 1430 H.dengan perbaikan amar sehingga berbunyi selengkapnya sebagai berikut 1. Mengabulkan gugatan Penggugat.

2. Menjatuhkan talak satu ba’in shughra Tergugat PEMBANDING terhadap Penggugat, TERBANDING.

3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama --- untuk mengirimkan sehelai Salinan Putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kontor Urusan Agama Kecamatan tempat tinggal Penggugat dan Tergugat serta Pegawai Pencatat Nikah tempat perkawinan dahulu dilangsungkan guna didaftar dan dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu.

Dalam Rekonvensi.

- Menguatkan Putusan Pengadilan Agama - Nomor : ---/Pdt.G/2009/PA Mks. Tanggal 25 November 2009 M. bertepatan dengan tanggal 8 Dzulhijjah 1430 H. dengan perbaikan dan tambahan amar sebagai berikut :

1. Menetapkan anak bernama :

a. ANAK PERTAMA 12 Januari 2005.

b. ANAK KEDUA lahir tanggal 25 September 2006.

c. ANAK KETIGA, lahir tanggal 11 Oktober 2008, sehingga ketiga anak tersebut adalah berada di bawah pemeliharaan ibunya sendiri yang bernama TERBANDING.

2. Menyatakan Tergugat / Pembanding selaku ayah kandungnya dapat bertemu dengan ketiga anak tersebut di rumah Penggugat / Terbanding guna melaksanakan kewajibannya, mendidiknya, menyalurkan kasih sayangnya, dan dapat membawa pergi berekreasi, bercengkeramah, bersilaturahim dan berbudaya dengan memberitahukan terlebih dahulu kepada Penggugat / Terbanding.

(11)

3. Menghukum Tergugat / Pembanding untuk membayar kepada Penggugat / Terbanding biaya pemeliharaan / nafkah atas ketiga anak tersebut, sekurang-kurangnya untuk setiap anak sebesar Rp 500.000., ( lima ratus ribu rupiah ) setiap bulan, atau secara keseluruhan berjumlah Rp. 1.500.000., ( satu juta lima ratus ribu rupiah ) setiap bulan diluar biaya pendidikan dan kesehatan hingga masing-masing anak tersebut berumur 21 tahun atau menikah. Dan menyatakan segala hak kebendaan milik Tergugat / Pembanding menjadi tanggungan/ jaminan atas kelalaiannya terhadap pembayaran nafkah ketiga anak tersebut kepada Penggugat / Terbanding.

Dalam Konvensi dan Rekonvensi.

- Membebankan kepada Tergugat / Pembanding untuk membayar biaya perkara dalam tingkat banding sebesar Rp 150.000,00 ( seratus lima puluh ribu rupiah). Demikian putusan ini di jatuhkan di Pengadilan Tinggi Agama Makassar dalam musyawarah majelis pada hari Rabu Tanggal 5 Mei 2010 M. bertepatan dengan tanggal 20 Jumadil awal 1431 H. oleh kami Drs. H.Muh. Rasul Lily, S.H., M.H., selaku Ketua Majelis, Dra. Hj. Aisyah Ismail, S.H., M.H., dan Drs. H. A. Choiri S.H.,M.H., masing – masing selaku hakim anggota yang ditunjuk berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Makassar tanggal 5 Februari 2010, serta didampingi oleh Dra. Hj. Tawadjdjah Arfah, S.H. sebagai Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh kedua belah pihak yang berperkara.

Hakim Anggota, Ketua Majelis,

ttd ttd

Dra. Hj. Aisyah Ismail, S.H., M.H. Drs. H. Muh. Rasul Lily, S.H., M.H. ttd

Drs. H.A. Choiri, S.H., M.H.

Panitera Pengganti, ttd Dra. Hj. Tawadjdjah Arfah, S.H. Perincian biaya :

- Meterai Rp 6.000.00 - Redaksi Rp 5.000,00 - Proses Penyelesaian Perkara Rp 139.000,00 Jumlah Rp 150.000,00

Referensi

Dokumen terkait

L’étre-pour-soi atau ‘ada untuk diri’ menunjuk cara beradanya manusia yaitu pada kesadaran manusia; sifatnya melebar (extensif) dengan dunia kesadaran dan sifat kesadaran

Selain karakter potensi hasil yang tinggi, kualitas yang baik, dan ketahanan terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT), seleksi pada tanaman teh dalam proses

Berpendapatan ibu hamil yang rendah berisiko untuk mengalami depresi antenatal (PR=2,04) Hasil ini sejalan dengan penelitian Faisal-Cury & Menezes (2007) yang

Saya ingin menganalisis struktur kepribadian dari tokoh utama dalam novel Umibe no Kafuka karya Haruki Murakami yang dikaitkan dengan teori analisis kepribadian Carl Gustav

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui simpanan karbon dan karakteristik atau kualitas tempat tumbuh yang terkandung pada hutan sekunder, menduga dan

Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan pernah dilakukan oleh beberapa peneliti

GUDANG GARAM Tbk, dalam hal ini penulis ingin berfokus kepada pertumbuhan penjualan dan earning per share yang di dapat terhadap harga saham yang beredar di

Pembahasan hasil dari perancangan aplikasi dilakukan dengan uji coba. Uji coba aplikasi membutuhkan data kapal untuk menjalankan perhitungan, data-data tersebut