• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN SIKAP DAN MOTIVASI WANITA PASANGAN USIA SUBUR DENGAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI DESA BANYUARANG KABUPATEN JOMBANG - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN SIKAP DAN MOTIVASI WANITA PASANGAN USIA SUBUR DENGAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI DESA BANYUARANG KABUPATEN JOMBANG - STIKES Insan Cendekia Medika Repository"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN SIKAP DAN MOTIVASI WANITA PASANGAN USIA SUBUR DENGAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR

(Studi Di Desa Banyuarang Kabupaten Jombang)

LOLYTA CITRA ARINDI 14.321.0028

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

(2)

ii

(Studi di Desa Banyuarang Kabupaten Jombang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Pada Sekolah Tinggi

Ilmu KesehatanInsan Cendekia MedikaJombang

Oleh :

LOLYTA CITRA ARINDI 14.321.0028

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CEMDEKIA MEDIKA JOMBANG

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

viii

Penulis dilahirkan di Sumaja Makmur, Sumatera Selatan pada tanggal 16 Desember 1996, dari keluarga pasangan Bapak Budiono dan Ibu Sri Nurtiani

Pada tahun 2008 penulis lulus dari SD Negeri2 Sumaja Makmur, pada tahun 2011penulis lulus dari SMP Negeri 3 Gunung Megang, pada tahun 2014 penulis lulus dari SMA TARUNA INDONESIA PALEMBANG dan pada tahun 2014penulis lulus

seleksi masuk STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui PMDK. Penulis memilih program studi S1 Keperawatan dari lima pilihan program studi yang ada di

STIKes “ICMe” Jombang.

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar - benarnya.

Jombang, 13 Agustus 2018

(9)

ix

(10)

x

1. Kedua orang tuaku Bapak Budiono dan Ibu Sri Nurtiani tercinta yang tak henti

mencurahkan do’a serta kasih sayang yang tak terhingga.Dengan semangat dan

dukungan baik secara moril maupun material yang tiada hentinya membuatku meraih cita-cita dan kesuksesan. Hanya do’a dan prestasi yang dapat aku berikan.

Terima kasih bapak dan ibuku atas do’a dan kasih sayang yang engkau berikan.

2. Adikku tercinta Igo Ramadanu Dwi Arindi, terimakasih sudah menjadi semangat

(11)

xi

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal yang berjudul "Hubungan Sikap dan Motivasi Wanita Pasangan Usia Subur dengan Pemerikasaan Pap Smear” ini dengan sebaik-baiknya.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat BapakH.Imam Fatoni SKM, MMselaku ketua STIKes ICMe Jombang, Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.Ns.M.Kepselaku Kaprodi S1 Keperawatan, Ibu Ucik Indrawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing Iyang telah memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis sehingga terselesaikannya Proposal ini, Bapak Baderi, S.Kom.,MMselaku pembimbing II yang telah rela meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya demi terselesaikannya Skripsi ini, Ibu Muarrofah.,S.Kep.Ns.,M.Kes selaku penguji utama yang telah meluangkan waktu, tenaga untuk membantu terselesaikannya Skripsi ini. Kepala Puskesmas dan Kepala Desa Banyuarang yang telah memberikan ijin penelitian di Desa Banyuarang Kabupaten Jombang Kecamatan Ngoro, kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil selama menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang hingga terselesaikannya Skripsi ini, serta semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan dan bantuannya dalam penyusunan Skripsi ini, dan teman-teman yang ikut serta memberikan saran dan kritik sehingga penelitian ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan Skripsi ini dan semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Amin.

Jombang, 13 Agustus 2018

(12)

xii

DENGAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR (Studi Di DesaBanyuarangKabupatenJombang)

Oleh

LOLYTA CITRA ARINDI 14.321.0028

Masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi oleh wanita pada saat ini adalah meningkatnya infeksi pada organ reproduksi, yang pada akhirnya menyebabkan kanker. Salah satu kanker yang menyebabkan kematian nomor satu pada wanita adalah kanker serviks. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan sikap dan motivasi wanita usia subur dengan pemeriksaan Pap Smear.

Jenis penelitian menggunakan analitik kuantitatif dengan desain cross

sectional. Populasi adalah wanita pasangan usia subur, di desa Banyuarang sebanyak

938 wanita dan sampel 280 orang dengan teknik simple random sampling. Variabel

independensikap wanita pasangan usia suburdan variabel dependen motivasi wanita

pasangan usia subur. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner, pengolahan data editing, coding, scoring dan tabulating, dan di analisis uji statistik

spearman rank dengan hasil p= 0,000 < α 0,05.

Hasil penelitian di dapatkan hasil bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap yang negatif sebanyak 159 orang (56,8%) dan sebagian besarresponden mempunyai motivasi yang sedang dalam pemeriksaan pap smear sebanyak 174 orang (62,1%). Berdasarkan hasil uji statistik spearman rank diperoleh

nilai sebesar p= 0,000 < α 0,05 yang berarti H1 diterima.

Kesimpulan penelitian, ada hubungan sikap wanita usia subur dengan motivasi dalam pemeriksaan pap smear di Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang.

(13)

xiii

AGE COUPLE WITH PAPANIKOLAOU TEST CHECKUP (StudyAt Banyuarang, Kabupaten Jombang)

By

LOLYTA CITRA ARINDI

The reproductive health problem faced by women at this time is an increasing of infection in the reproductive organs, which ultimately causes cancer. One cancer that causes number one death in women is cervical cancer. The purpose of this study to analyze the Relation Between Attitude and Woman Motivation of Fertile Age Couple With papanikolaou test Checkup

This research type used quantitative analytic with cross sectional design. The population were 938 women of Fertile Age Couple, At Banyuarang village, and 280 samples with simple random sampling technique. The independent variable was the attitude of women of Fertile Age Couple and dependent variable was motivation of women of Fertile Age Couple. The instrument in this study used questionnaires, data processing by editing, coding, scoring and tabulating, and analyzed by spearman rank statistical tests with the results <0.05.

The result of the study was known that most of respondents had a negative attitude a number of 159 people (56.8%) and most respondents had medium motivation in Pap smear Checkup a number of 174 people (62.1%). Based on the result of the Spearman rank statistical test, the value was p = 0,000 <α 0,05 which meant that H1 was accepted.

Conclusion of the study, there is Relation Between Attitude and Woman Motivation of Fertile Age Couple With PapSmear Checkup At Banyuarang Village, Kec Ngoro, Kabupaten Jombang

(14)

xiv

2.1.5Waktu untuk melakukan Pap Smear ... 9

(15)

xv

2.1.9 Faktor- faktor Pemerikasaan Pap Smear ... 12

2.2Konsep Dasar PUS ... 19

2.4.3 Klasifikasi Motivasi ... 28

2.4.4 Tujuan Motivasi ... 29

2.4.5 Faktor- faktor Motivasi ... 29

2.4.6 Fungsi Motivasi ... 31

2.4.7 Motivasi Tindakan Pap Smear ... 31

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ... 32

3.1Kerangka Konseptual ... 33

3.2Penjelasan Kerangka Konseptual ... 33

(16)

xvi

4.7 Definisi Operasional... 39

4.8 Intrumen Penelitian ... 41

4.9 Teknik Pengumpulan data ... 43

4.10 Pengolahan dan Analisa data ... 44

4.10.1 Pengolahan Data... 44

4.10.2 Analisa Data ... 48

4.11 Etika Penelitian ... 50

4.11.1 Informedconsent ... 50

4.11.2 Anonimity ... 50

4.11.3 Confidentiality ... 50

4.11.4 Keterbatasan Penelitian ... 50

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

5.1 Hasil Penelitian ... 52

5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian ... 52

5.1.2 Data Umum ... 53

5.1.3 Data Khusus ... 55

5.1.4 Tabulasi Silang ... 56

5.2 Pembahasan ... 57

5.2.1 Sikap Wanita PUS ... 57

5.2.1 Motivasi Wanita PUS ... 60

5.2.3 Hubungan Sikap dan Motivasi Wanita PUS ... 62

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

6.1 Kesimpulan ... 64

6.2 Saran ... 64

(17)

xvii

Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 40 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan

usia ... 53 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan

Jumlah anak ... 53 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan

Pendidikan ... 54 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan

Pekerjaan ... 54 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan

Sikap wanita pasangan usia subur ... 55 Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan

Motivasi dalam pemeriksaan pap smear ... 55 Tabel 5.7 Tabulasi silang hubungan sikap dan motivasi wanita pasangan

(18)

xviii Halaman

(19)

xix 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 2. Lembar Penjelasan Penjelasaan Penelitian 3. Lembar Data Demografi Responden 4. Lembar Kisi-kisi Kuesioner

5. Lembar Kuesioner Motivasi Pemeriksaan Pap Smear 6. Lembar Kuesioner Sikap Pemeriksaan Pap Smear 7. Lembar Surat Pernyataan Dari Perpustakaan

8. Lembar Surat Studi Pendahuluan dan Ijin Penelitian dari Institusi 9. Lembar Surat Dinas Kesehatan untuk pengambilan data

(20)

xx

% : prosentase

 : alfa (tingkat signifikansi)

d : Tingkat kepercayaan atau ketetapan yang diinginkan N : jumlah populasi

n : jumlah sampel > : lebih besar < : lebih kecil

(21)

xxi KLR : Kanker Leher Rahim

WHO :World Health Organitation

KEMKES :Kementerian Kesehatan

BKKBN :Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional PUS : Pasangan Usia Subur

(22)

1

1.1Latar Belakang

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya terbatas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (BKKBN,2009). Masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi oleh wanita pada saat ini adalah meningkatnya infeksi pada organ reproduksi, yang pada akhirnya menyebabkan kanker. Salah satu kanker yang menyebabkan kematian nomor satu pada wanita adalah kanker serviks (Wijaya & Delia, 2010).

Kanker leher ragim (Serviks) adalah satu-satunya kanker yang stadium pra kankernya dapat terdeteksi. Kanker leher rahim dapat mendatangkan kematian apabila pasien yang datang dengan stadium lanjut. Kenyataan inilah yang terjadi di Indonesia, masih banyak perempuan yang belum perduli akan deteksi dini kanker leher rahim melalui Pap Smear (Tapan, dalam Siagian, 2015). Rendahnya motivasi dan sikap tentang deteksi dini atau screening kanker serviks merupakan salah satu alasan semakin berkembangnya kanker serviks. Masih banyak wanita di Indonesia yang kurang tergerak motivasi untuk pergi kepusat dan pelayanan kesehatan terdekat untuk memeriksakan kesehatan reproduksi hal ini dikarenakan rendahnya kesadaran wanita usia subur terhadap pemeriksaan Pap Smear (Meutia, 2008).

(23)

menyerang leher rahim. Di Indonesia hanya 5% yang melakukan Penapisan Kanker Leher Rahim, Sehingga 76,6% pasien ketika terdektesi sudah memasuki stadium lanjut (IIIB ke atas), karena kanker leher rahim biasanya tanpa gejalan apapun pada stadium awalnya. Penapisan dapat dilakukan dengan menggunakan test Pap Smear (Pribadi, 2014).

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2016), sebanyak 630 juta perempuan terjangkit penyakit ini. Setiap 600 perempuan di dunia terenggut olehnya, diperkirakan menurut WHO pada tahun 2030 akan terjadi lonjakan penderita kanker di Indonesia (Kemkes, 2017). Pada kenyataannya di Indonesia kunjungan untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear sendiri masih rendah dan bahkan cenderung menurun. Berdasarkan data sekunder yang telah diambil di Yayasan Kanker Wisnuwardgana Surabaya tahun 2011- Juni 2016, cakupan deteksi dini yang didapatkan kunjungan pemeriksaan Pap Smear tahun 2017 di Puskesmas Pulorejo masih belum mencapai yang ditargetkan dari 8.123 PUS hanya 13 PUS yang melakukan pemeriksaan Pap Smear (Dinkes Jombang, 2017).

(24)

keganasan, dimana hasil pemeriksaan ini sangat membantu dalam mendapatkan pengobatan secepatnya (American cancer Society, dalam Siagian, 2015).

Berdasarkan data dari studi pendahuluan yang di dapatkan peneliti di puskesmas pulorejo dari 8.123 pasangan usia subur hanya 13 pasangan usia subur yang melakukan pemeriksaan pap smear dan dari hasil wawancara penelitian terhadap 10 wanita usia subur yang sudah menikah 5 dari wanita usia subur yang sudah menikah mengatakan malas untuk periksa karena merasa dirinya tidak ada masalah terhadap kesehatan rahimnya atau kewanitaannya, sedangkan 5 diantaranya mengatakan takut untuk melakukan pemeriksaan pap smear. Dari data tersebut hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pentingnya motivasi masyarakat terhadap pemeriksaan Pap Smear. Atas dasar pertimbangan dari pengamatan dan informasi ini banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya pemeriksaan Pap Smear guna mencegah angka kejadian penderita kanker serviks.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti menetapkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah hubungan sikap dan motivasi wanita usia subur dengan pemeriksaan pap smear ?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

(25)

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi sikap wanita usia subur dengan pemeriksaan pap smear 2. Mengidentifikasi motivasi wanita usia subur dengan pemeriksaan pap

smear

3. Mengidentifikasi hubungan sikap dan motivasi wanita usia subur dengan pemeriksaan pap smear

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan sikap dan motivasi wanita usia subur dengan pemeriksaan pap smear

1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Responden

Dapat dijadikan perubahan sikap dan motivasi untuk wanita usia subur terhadap pemeriksaan dini seperti pap smear untuk mengetahui ada atau tidak terserang kanker serviks

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian selanjutnya berkaitan dengan sikap dan motivasi wanita usia subur dengan pemeriksaan pap smear

3. Bagi Kader Pap Smear

(26)

4. Bagi Institusi

(27)

6

2.1 Konsep Dasar Pap Smear

2.1.1 Definisi Pap Smear

Pap smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim dengan menggunakan miskroskop, yang dilakukan secara cepat, tidak sakit, serta hasil yang akurat (Wijaya dan Delia, 2010). Pap smear smear merupakan cara yang mudah aman dan untuk mendeteksi kanker serviks melalui pemerikasaan getah atau lendir di dinding vagina (Dianada, 2008). Sedangkan samadi 2010 mengatakan Pap Smear merupakan salah deteksi dini terhadap kanker serviks, yang prinsipnya mengambil sel epitel yang ada di leher rahim yang kemudian dilihat kenormalannya.

Setiap wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear ke dokter, baik bagi mereka yang telah melakukan pertama kali berhubungan seksual maupun yang sudah sering melakukan hubungan seksual (sudah menikah). Karena pemeriksaan Pap smear ini dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat dengan biaya yang tidak terlalu mahal, dan sangat efektif untuk menurunkan angka kematian pada wanita yang menderita kanker serviks.

2.1.2 Tujuan Pemeriksaan Pap Smear

(28)

dengan mendeteksi kanker servik sejak dini di harapkan dapat mengurangi jumlah penderita kanker servik (Wijaya, 2010).

Beberapa tujuan dari pemeriksaan Pap smear yang dikemukakan oleh Sukaca, 2009 yaitu :

1. Untuk mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi kanker 2. Untuk mengetahui normal atau tidaknya sel-sel di serviks

3. Untuk mendeteksi perubahaan prakanker pada serviks

4. Untuk mendeteksi infeksi-infeksi disebabkan oleh virus urogenital dan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.

5. Untuk mengetahui dan mendeteksi sel abnormal yang terdapat hanya pada lapisan luar dari serviks dan tidak menginvasi bagian dalam. 6. Untuk mengetahui tingkat beberapa keganasan kanker serviks 2.1.3 Tindakan Pap Smear

Tindakan pap smear pada seorang wanita usia subur (wanita wus) dipengaruhi berbagai faktor yaitu faktor dari dalam dirinya sendiri (perilaku wanita wus) dan dukungan dari lingkungan (dukungan keluarga dalam hal ini secara khusus suami). Sebagaimana kita ketahui perilaku sangat mempengaruhi seseorang dalam beringkah laku menurut Laurence W.Green (1980), perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :

1). Faktor Predisposisi (Predisposing Factors), yaitu faktor predisposisi timbulnya perilaku seperti umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan dan lain sebagainya 2). Faktor Pendukung (Enabling Factors), yaitu faktor mendukung

(29)

ada di masyarakat misalnya: tersedianya tempat pelayanan pemeriksaan yang terjangkau masyarakat dan lain sebagainya

3). Faktor Pendorong (Reinforcing Factors), yaitu faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong seseorang untuk berperilaku yang berasal dari orang lain misalnya: keluarga, kelompok, guru, petugas kesehatan dan pengambilan keputusan yang mendukung perilaku tindakan pap smear

2.1.4 Wanita yang dianjurkan Pap Smear

Wanita Usia Subur (WUS) merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun dimana organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 17-45 tahun. Wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear ke dokter, baik bagi mereka yang telah melakukan pertama kali berhubungan seksual maupun yang sudah melakukan melakukan hubungan seksual (sudah menikah).

Wanita yang dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear sebagai berikut :

1. Wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum namun aktivitas seksualnya tinggi.

2. Wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah mencerita

HPV (Human Papilloma Virus) atau kutil kelamin

3. Wanita yang berusia diatas 35 tahun

4. Sesering mungkin jika hasil pap smear menunjukkan abnormal

(30)

6. Wanita yang menggunaka pil KB (Sukaca, 2009). 2.1.5 Waktu untuk melakukan Pap Smear

Pemeriksaan Pap Smear dapat dilakukan kapan saja kecuali pada saat haid karena darah atau sel dari dalam rahim dapat mengganggu keakuratan hasil Pap Smear, namun waktu yang tepat untuk melakukan Pap Smear adalah satu atau dua minggu setelah berakhir masa menstruasi.

Untuk wanita yang sudah menopause biasa melakukan pemeriksaan Pap Smear kapan saja (Dianada, 2008)

Adapun waktu untuk melakukan Pap Smear secara teratur yang dikemukakan oleh Sukaca, 2009 yaitu :

1. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum menikah namun aktivitas seksualnya sangat tinggi.

2. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah mendertita HPV (Human Papilloma Virus) atau kutil kelamin.

3. Setiap tahun untuk wanita yang berumur diatas 35 tahun 4. Setiap tahun untuk wanita yang menggunakan pil KB

5. Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun atau untuk wanita yang telah meenjalani histerektomi bukan karena kanker, jika 3 kali berturut-turut hasil pap smear menunjukan negative

6. Setahun sekali bagi wanita yang berumur 40-60 tahun

(31)

8. Sesering mungkin jika hasil pap smear menunjukan abnormal sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prakanker maupun kanker serviks.

2.1.6 Persiapan sebelum untuk melakukan Pap Smear

Adapun persiapan sebelum melakukan Pap Smear yaitu sebagai berikut : 1. 24 jam sebelum menjalani pap smear sebaiknya tidak melakukan

pencucian atau pembilasan vagina dengan anti septik.

2. Sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual 48 jam sebelum pemeriksaan pap smear

3. Informasikan kepada tenaga kesehatan tentang jenis obat yang di minum dalam 24 jam sebelum pemeriksaan pap smear (Nurcahyo, 2010)

4. Informasi mengenai haid terakhir, kontrasepsi yang digunakan kepada petugas kesehatan (Purnomo, 2009).

5. Pada saat pengambilan lendir, usaha otot-otot vagina rileks sehingga pada dinding leher rahim dapat terambil cukup tepat untuk pemeriksaan.

2.1.7 Prosedur pemeriksaan Pap Smear

(32)

Pemeriksaan Pap Smear dilakukan diatas kursi periksa kandungan oleh dokter atau bidan yang sudah ahli dengan menggunakan alat untuk membantu membuka kelamin wanita. Ujung leher rahim diusap dengan spatula untuk mengambil cairan yang mengandung sel-sel dinding leher rahim. Usapan ini kemudian diperiksa jenis sel-selnya dibawah mikroskop.

Hasil pemeriksaan pap smear biasanya keluar setelah dua atau tiga minggu. Pada akhir pemeriksaan pap smear, setiap wanita hendaknya menyakan kapan bisa menerima hasilnya dan apa yang harus dilakukan setelah pemeriksaan. Pap smear hanyalah sebatas skrining, bukan diagnosis adanya kanker servik. Jadi apabila hasil pemeriksaan positif yang berarti terdapat sel-sel abnormal, maka harus segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan pengobatan oleh dokter ahli. Pemeriksaan tersebut berupa kolposkopi yaitu pemeriksaan dengan pembesaran (seperti mikroskop) yang digunakan untuk mengamati secara langsung permukaan serviks dan bagian serviks yang abnormal. Dengan kolposkopi, akan tampak jelas lesi-lesi pada permukaan serviks. Setelah itu, dilakukan biopsy pada lesi-lesi tersebut (Wijaya, 2010)

2.1.8 Klasifikasi Pemeriksaan Pap Smear

Hasil pemeriksaan sitologi ginekologik pap smear biasanya dilaporkan dengan suatu cara tertentu disebut dengan klasifikasi atau terminologi. Ada beberapa jenis klasifikasi hasil pemeriksaan sitologi pap smear pada dasarnya kurang lebih sama, yaitu:

a. Klasifikasi menurut Papanicolou Klas I : terdapat sel-sel normal

(33)

Klas III : sel epitel diskoriotik atau displasia ringan, sedang, dan berat Klas IV : terdapat sel-sel dicurigai ganas

Klas V : sel-sel ganas b. Klasifikasi menurut WHO

Negatif : tidak terdapat sel ganas Displasia : kecurigaan sel ganas Positif : terdapat sel ganas

Inkonklusif : sendiaan tidak dapat diinterprestasikan (Hacker, 2001) 2.1.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemeriksaan Pap Smear

Beberapa faktor yang diduga meningkatkan kejadian kanker serviks yaitu meliputi usia, status sosial ekonomi, pengetahuan, dan pendidikan. Hal ini juga merupakan faktor dominan dalam pemeriksaan deteksi kanker serviks (Dianada, 2007).

a. Sosial demografi

1. Umur Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Danindro dkk (2007) di rumah susun Klender Jakarta mengatakan bahwa sebesar 24,3% wanita yang sudah menikah pertama kali pap smear pada umur 25 sampai 40 tahun. Dalam model system kesehatan (Health System

Models) oleh Anderson (1974, dalam Notoatmodjo, 2007)

(34)

mengerti akan pemilihan pemanfaatan pelayanan kesehatan karena berhubungan dengan pola pikir

2. Pendidikan

Menurut Anam (1997) mengatakan bahwa tingkat pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam kesehatan yang selanjutnya akan berdampak pada derajat kesehatan. Demikian juga pendapat Muzaham (1995) mengemukakan bahwa orang yang tidak berpendidikan atau golongan ekonomi rendah kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia. Tinggi rendahnya pendidikan berkaitan dengan sosial ekonomi, kehidupan seks dan kebersihan. Menurut Green (1980), pendidikan dipengaruhi oleh faktor predisposisi yaitu dilakukan oleh Surbakti E (2004) pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian kanker serviks kesehatan yang selanjutnya akan berdampak pada derajat kesehatan OR = 2,012 dengan kata lain yang berpendidikan rendah merupakan faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya kanker serviks.

3. Pekerjaan

(35)

serviks dengan pekerjaan, dimana wanita pekerja kasar seperti buruh, petani memperlihatkan 4 kali lebih mungkin terkena kanker serviks dibanding wanita pekerja ringan atau bekerja di kantor. Dua kejadian yang terpisah memperlihatkan adanya hubungan antara kanker serviks dengan pekerjaan. Para istri pekerja kasar 4 kali lebih mungkin terkena kanker serviks dibandingkan dengan para istri pekerja kantor atau pekerja ringan, kebanyakan dari kelompok yang pertama ini dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok sosial ekonomi rendah, mungkin standar kebersihan yang tidak baik pada umumnya faktor sosial ekonomi rendah cenderung memulai aktivitas seksual pada usia lebih muda.

4. Penghasilan (sosial ekonomi)

(36)

dkk, 2007). Andersen yang dikutif oleh Notoatmojo (2003) mengatakan bahwa komponen penghasilan masuk dalam komponen predisposing. Komponen ini digunakan untuk menggambarkan fakta, bahwa individu mempunyai kecendrungan yang berbeda-beda untuk menggunakan pelayanan kesehatan.

b. Pengetahuan

Ketidaktahuan atau rendahnya pengetahuan tentang pencegahan kanker serviks melalui pap smear, dapat menyebabkan tidak terdeteksinya secara dini kanker serviks. Dan apabila seorang wanita memiliki pengetahuan yang luas maka akan menimbulkan kepercayaan terhadap deteksi dini kanker servik (Octavia, 2009).

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “What”, misalnya apa air, apa manusia, alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini menjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Tingkat pengetahuan terdiri dari 6 tingkatan yaitu :

(37)

2. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus, merode, prinsip, dan sebagainya dalam kontek atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analisys) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan materi atau suatu pnjek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lain. 5. Sintesis (Synthesis) Sistensis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis yaitu suatu kemampuan untuk penyusunan formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitn dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian-penelitian itu berdasarkan dari suatu kriteria yang ditemukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

c. Sikap

(38)

Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulasi tertentu (Aziz, 2007).

d. Kontrasepsi

Pemakaian kontrasepsi oral dalam waktu lama lebih dari 4 atau 5 tahun dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks 1,5-2,5 kali. Beberapa penelitian menunjukan bahwa kontrasepsi oral menyebabkan wanita sensitive terhadap HPV yang dapat menyebabkan adanya peradangan pada genitalia sehingga berisikountuk terjadi kanker serviks (Hidayat, 2001). e. Paritas

Paritas adalah seseorang yang sudah pernah melahirkan bayi yang dapat hidup. Paritas dengan jumlah anak lebih dari dua orang atau jarak persalinan terlampau dekat mempunyai resiko erhadap timbulnya perubahan terhadap sel-sel abnormal pada leher rahim. Jika jumlah anak menyebabkan perubahan sel abnormal dari epitel pada mulut rahim yang dapat berkembang pada keganasan (Fitria, 2007).

f. Usia wanita saat menikah

(39)

a. Letak geografis

Wanita yang bertempat tinggal di daerah yang kurang maju atau perkampungan yang sulit dujangkau, dapat menyebabkan kurangnya mendapatkan informasi tentang kesehatan ataupun tentang kesehatan ataupun tentang pap smear itu sendiri, dikarenakan susahnya akses transportasi dan penyuluhan yang dilakukan tenaga kesehatan yang tidak merata dan informasi dari berbagai media masa seperti media massa, media cetak, media elektronik yang belum maksimal, begitu juga belum merata tersedianya poster-poster, spanduk tentang pap smear yang belum maksimal, disosialsasikan. Oleh Karena itu banyak wanita yang tidak tahu tentang pap smear sehingga mereka tidakpernah melakukan pemeriksaan pap smear.

b. Biaya

Analisis yang dilakukan oleh Suchan (1967) mengatakan bahwa mahalnya biaya yang harus dikeluarkan seseorang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan menyebabkan 8% orang yang melaporkan penyakitnya, terlambat dalam mencari pengobatan.

c. Jarak

(40)

memungkinkan seseorang untuk dapat merubah perilakunya dalam mencari pengobatan dan mendapatkan pelayanan kesehatan.

d. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam tindakan pemeriksaan pap smear. Berdasarkan teori dari team kerja WHO (1989,dalam Notoatmodjo, 2005) mengatakan bahwan tersedianya sumber-sumber daya berupa fasilitas, uang, waktu dan tenaga dapat mempengaruhi seseorang untuk berperilaku sedangkan (Cumnings dkk, 1980 dalam Notoatmodjo 2000) menganalisi bahwa keterjangkauan pelayanan kesehatan seperti kemampuan individu untuk membayar dan tersedianya pelayanan kesehatan dapat merubah perilaku seseorang. Penelitian yang dilakukan Susanti (2002) mengatakan bahwa sebagian besar responden tidak melakukan pemeriksaan pap smear alasannya mereka tidak mengetahui adanya pemeriksaan pap smear serta lokasi pemeriksaan pap smear yang disebabkan, karena adanya hambatan / kendala seperti tidak adanya informasi, jarak yang jauh dan biaya transport.

2.2 Konsep Dasar Wanita Pasangan Usia Subur (PUS)

2.2.1 Definisi PUS

(41)

2.3 Konsep Dasar Sikap

2.3.1 Definisi Sikap

Sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi internal psikologis yang murni dari individu (purely psychic inner state), tetapi sikap lebih merupakan proses kesadaran yang sifatnya individual (Thomas & Znaniecki dalam A. Wawan dan Dewi M, 2011).

Sikap adalah derajat efek positif atau efek negative terhadap suatu objek psikologis. Sikap sebagi suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipasi, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana. Sikap adalah respon terhadap stimuli sosial terkondisikan jika sebagai keteraturan tertentu terhadap perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap dirinya sendiri, orang lain, objek atau lain-lain (Azwar,2011).

Sikap adalah responden tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan(senangatau tidak senang, setuju atau tidak setuju, baik atau tidak baik, dan sebagainya). Pandangan-pandangan atau perasaan dari WUS yang berupa pernyataan positif maupun negatif terhadap input, proses, dan output (Notoatmodjo, 2003).

(42)

2.3.2 Tingkatan Sikap

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni (Soekidjo Notoatmojo dalam A. Wawan dan Dewi M,2011) :

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulasi yang diberikan (obyek).

2. Merespon (respondin)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap .

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.

2.3.3 Sifat Sikap

Sikap dapat bersifat positif dan dapat bersifat negatif (Heri Purwanto dalam A. Wawan dan Dewi M, 2011)

a. Sikap positif kencenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu.

(43)

2.3.4 Ciri-Ciri Sikap

Menurut (Heri Purwanto dalam A. Wawan dan Dewi M, 2011), ciri-ciri sikap adalah :

a. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.

b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

d. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

(44)

2.3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap obyek sikap antara lain :

a. Pengalaman Pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadidalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

c. Pengaruh Kebudayaan

Tanpa disandari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.

d. Media Massa

(45)

e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

f. Faktor Emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. (Azwar dalam A.Wawan dan Dewi M,2011). 2.3.6 Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap skala sikap yang berisi pertanyaan-pertanyaan terpilih dan telah diuji rehabilitas dan validitasnya maka dapat digunakan untuk mengungkapkan sikap kelompok responden.

Keterangan dari item pernyataan sikap positif

a. Sangat setuju (SS) jika responden sangat setuju dengan pernyataan kuesioner, dan diberikan melalui jawaban kuesioner skor 4

b. Setuju (S) jika responden setuju dengan pernyataan kuesioner, dan diberikan melalui jawaban kuesioner skor 3

c. Tidak setuju (TS) jika responden tidak setuju dengan pernyataan kuesioner, dan diberikan melalui jawaban kuesioner skor 2

d. Sangat tidak setuju (STS) jika responden sangat tidak setuju dengan pernyataan kuesioner, dan diberikan melalui jawaban kuesioner skor 1 (Hidayat, 2009).

Jawaban dari item pernyataan untuk sikap negatif

(46)

b. Setuju (S) jika responden setuju dengan pernyataan kuesioner, dan diberikan melalui jawaban kuesioner skor 2

c. Tidak setuju (TS) jika responden tidak setuju dengan pernyataan kuesioner, dan diberikan melalui jawaban kuesioner skor 3

d. Sangat tidak setuju (STS) jika responden sangat tidak setuju dengan pernyataan kuesioner, dan diberikan melalui jawaban kuesioner skor 4 (Hidayat, 2009)

Kriteria pengukuran sikap yakni:

a. Sikap positif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner ≥ T mean.

b. Sikap negatif jika milai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner < T mean.

2.4 Konsep Dasar Motivasi

2.4.1 Definisi Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat (Uno hamzah 2012, h.3). Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menuaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dari berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 2008).

(47)

membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya (Pintrich, 2003).

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, menyebabkan individu tersebut bergerak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenag munculnya suatu tingkah laku tertentu (Adi dalam Uno, 2014).

Motivasi adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu (Winkel dalam Uno, 2014). Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Uno,2014).

David McClelland et al dalam Uno (2014) berpendapat bahwa motif merupakan implikasi dari hasil pertimbangan yang telah dipelajari

(redintegration) dengan ditandai suatu perubahan pada situasi efektif. Sumber

(48)

perubahan dari suatu keadaan pada keadaan yang diharapkan, dan usaha untuk mencapai tujuan (Uno, 2014).

Oemar Hamalik dalam Djamarah (2011) menjelaskan bahwa perubahan energi di dalam pribadi seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka sesorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya (Djamarah, 2011).

(49)

2.4.2 Jenis-jenis Motivasi a) Motivasi Instrinsik

Motivasi instrinsik merupakan motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

b) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar atau dorongan dari luar.

c) Motivasi Terdesak

Motivasi terdesak adalah motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak serta terhentak dan cepat sekali munculnya pada perilaku aktivitas seseorang(Rusmi, 2008).

2.4.3 Klasifikasi Motivasi

Ada beberapa ahli psikologi yang membagi motivasi dalam beberapa tingkatan namun secara umum terdapat keseragaman dalam mengklasifikasikan tingkatan motivasi yaitu:

a. Motivasi Kuat

Motivasi dikatakan kuat apabila dalam diri seseorang memiliki keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, dan memiliki keyakinan yang tinggi bahwa dirinya akan berhasil dalam mencapai tujuan dan keinginannya b. Motivasi Sedang

(50)

c. Motivasi Lemah

Motivasi dikatakan lemah/rendah apabila dalam diri seseorang memiliki keinginan yang positif namun memiliki harapan dan keyakinan yang rendah bahwa dirinya dapat mencapai tujuan dan keinginan (Irwanto, 2010).

2.4.4 Tujuan Motivasi

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu (Rusmi 2008, h.34).

2.4.5 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap motivasi

a. Faktor fisik Motivasi yang ada didalam diri individu yang mendorong untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan fisik seperti kebutuhan jasmani, raga, materi, benda atau berkaitan dengan alam. Faktor fisik merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi lingkungan dan kondisi seseorang meliputi:

1. Kondisi fisik lingkungan

Lingkungan akan mempengaruhi motivasi seseorang. Orang yang hidup dalam lingkungan tempat tinggal yang kondusif (bebas dari polusi, asri, tertib dan disiplin) maka individu yang ada disekitarnya akan memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.

2. Keadaan atau kondisi kesehatan

(51)

3. Lingkungan atau kematangan usia

Motivasi yang didukung oleh lingkungan berdasarkan kematangan atau usia seseorang. Umur merupakan ukuran tingkat kedewasaan seseorang. Orang yang mempunyai umur produktif akan mempunyai daya pikir yang lebih rasional dan memiliki pengetahuan yang baik sehingga orang memiliki motivasi yang baik.

b. Faktor instrinsik seseorang

Motivasi yang berasal dari dalam dirinya sendiri biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga puas dengan apa yang sudah dilakukan. Kepribadian seseorang akan mempengaruhi orang dalam bersikap dan berperilaku.

c. Fasilitas (sarana dan prasarana)

Motivasi yang timbul karena adanya kenyamanan dan segala yang memudahkan dengan tersedianya serana-sarana yang dibutuhkan untuk hal yang diinginkan.

d. Situasi dan kondisi

Motivasi yang timbul berdasarkan keadaan yang terjadi sehingga mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

e. Program dan aktifitas

(52)

f. Faktor herediter

Faktor bawaan sejak lahir atau sifat individu akan mempengaruhi keinginan seseorang dalam melakukan tindakan sesuai dengan hati nurani. 2.4.6 Fungsi Motivasi

Oemar hamalik dalam buku karangan Pupuh (2011) menyebutkan bahwa ada 3 fungsi motivasi yaitu :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak, motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan .

b. Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

2.4.7 Motivasi Terhadap Tindakan Pap Smear

(53)

32

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar :

Keterangan : Diteliti : Tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Sikap dan Motivasi Wanita Pasangan Usia Subur dengan Pemeriksaan Pap Smear.

(54)

3.2 Penjelasan Kerangka Konsep

Tindakan pemeriksaan pap smear berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi wanita pasangan usia subur terhadap pemeriksaan pap smear terdiri dari faktor, faktor fisik motivasi, faktor instrinsik seseorang, fasilitas, situasi, program dan aktifitas, faktor herediter untuk menilai sejauh mana motivasi wanita usia subur terhadap pmeriksaan yaitu ada 3 kategori kuat, sedang, lemah, motivasi berhubungan terhadap tindakan wanita usia subur untuk melakukan pemeriksaan pap smear. Serta sikap juga berhubungan dengan pemeriksaan pap smear , adapun faktor-faktor sikap yaitu pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, faktor emosional untuk menilai sejauh mana sikap wanita pasangan usia subur terhadap pemeriksaan ada 2 kategori yaitu positif dan negatif

3.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pernyataan penelitian, biasanya hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua variabel,

variabel bebas dan variabel terikat (Notoatmodjo, 2012)

Hipotesis penelitian ini adalah:

(55)

34

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013). Secara rincu, Hidayat (2007) menjelaskan bahwa dalam menyusun proposal, metode penelitian harus diuraikan secara rinci seperti variabel penelitian, rancangan penelitian, teknik pengumpulan data, analisa data, cara penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian.

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan menggunakan metode survey analitik (analical) diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Penelitian survei tidak dilakukan terhadap seluruh populasi, tapi hanya mengambil sebagian dari populasi tersebut atau sampel (Mamik, 2011).

4.2 Rancangan Penelitian (Desain Penelitian)

(56)

kasus(Dependent variabel) yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Mamik, 2011).

4.3 Waktu dan tempat penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Banyuarang Kabupaten Jombang Kecamatan Ngoro Provinsi Jawa Timur

2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan 6 Juli 2018

4.4 Populasi penelitian, sampel, sampling

4.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010). Menurut (Nursalam, 2013), Populasi adalah setiap subjek (misalnya manusia, pasien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan populasi di desa banyuarang yang terdiri dari 6 dusun yaitu:

1. Dusun Pelemahan sebanyak : 205 Wanita pasangan usia subur 2. Dusun Banyuarang sebanyak : 357 Wanita pasangan usia subur 3. Dusun Ketanen sebanyak : 126 Wanita pasangan usia subur 4. Dusun Kuncung sebanyak : 136 Wanita pasangan usia subur 5. Dusun Balong biru sebanyak : 67 Wanita pasangan usia subur

(57)

4.4.2 Sampel

Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subyek penelitian (Nursalam, 2013). Sampel dalam penelitian ini adalah Wanita usia subur di desa Banyuarang Kabupaten Jombang sebanyak 280 wanita pasangan usia subur dan perhitungan sampel menggunakan rumus Slovin (Nursalam, 2013) cara mengambil sampel dari populasinya dengan tujuan sampel yang diambil dapat mewakili populasi yang akan diteliti tehnik sampling dalam penelitian ini adalah Probability Sampling yaitu bahwa setiap anggota populasi mempunyai

(58)

kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. (Notoatmojo 2010, h. 120). Untuk dapat mewakili populasi penelitian ini menggunakan cara Propotional Simple Random Sampling.

Menurut Sugiyono (2012) mencari proposional sampel Rumus

n =𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝑁) X total sampel (S)𝑃𝑟𝑜𝑝𝑜𝑠𝑖 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖

Keterangan n = Jumlah sampel S = Total sampel N = Populasi total

Data wanita pasangan usia subur untuk setiap dusunnya Dusun Banyuarang 357

938 𝑥 280 = 107

Dusun Sumber Agung 47

938 𝑥 280 = 14

Dusun Balong Biru 67

938 𝑥 280 = 20

Dusun Kuncung 135

938 𝑥 280 = 40

Dusun Ketanen 126

938 𝑥 280 = 38

Dusun Pelemahan 205

938 𝑥 280 = 61 Wanita pasangan usia subur dan untuk

(59)

4.5 Jalannya penelitian (kerangka kerja)

Kerangka kerja (frame work) adalah pentahapan atau langkah-langkah dalam aktivitas yang dilakukan dalam melakukan penelitian (Nursalam, 2011).

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Hubungan Sikap dan Motivasi Wanita Pasangan Usia Subur dengan Pemeriksaan Pap Smear.

Identifikasi Masalah

Populasi

Seluruh wanita pasangan usia subur di Desa Banyuarang Kabupaten Jombang

Sampling

Propotional Simple random sampling

Sampel

Sebagian wanita pasangan usia subur di Desa Banyuarang yang bersedia menjadi responden

Jenis Penelitian cross sectional

Pengumpulan Data

Kuesioner

Pengolahan

Editing,Coding,Scoring,Tabulating,dan SPSS

Analisa Data

Uji kolerasi spearman Rank (Rho)

(60)

4.6 Identivikasi variabel

Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan dimiliki oleh kelompok lain (Pratiknya, 2000).

4.6.1 Variabel Independent (bebas)

Variabel bebas adalah stimulus aktivitas yang dimanipulasi oleh penelitian untuk menciptakan suatu dampak (Nursalam, 2013). Variabel independent pada penelitian ini adalah sikap wanita pasangan usia subur.

4.6.1 Variabel Dependent (terikat)

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Notoatmodjo, 2010). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah motivasi wanita pasangan usia subur.

4.7 Definisi Operasional

(61)

Tabel 4.1 Definisi Operasional Hubungan Sikap dan Motivasi wanita pasangan usia subur dengan pemeriksaan pap smear

(62)

4.8Instrumen penelitian

Untuk membuat data relevan dengan tujuan penelitian, maka penelitian menggunakan instrument pengumpulan data berupa angket atau kuesioner. Kuesioner yaitu suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah dengan menyediakan pertanyaan kepada sejumlah obyek (Notoatmodjo, 2010).

Instrumen pada penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner yaitu cara pengumpulan data atau penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak banyak menyangkut kepentingan umum orang bnyak. Angket ini dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah objek untuk mendapatkan tanggapan, informasi jawaban dan sebagainya (Notoatmodjo, 20010). Bentuk kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada (Aziz, 2010).

Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian, telah terlebih dahulu dilakukan uji coba. Instrument yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable (Arikunto,2010).

a. Uji Validasi

(63)

kuesione. Kuesioner disusun sendiri oleh peneliti dilakukan uji validitas dengan rumus r Product moment, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrument dengan rumus (Arikunto, 2010).

  

menggunakan bantuan aplikasi statistik. Uji validitas sangat diperlukan dalam menentukan apakah instrumen bisa digunakan untuk mengukur apa yang di ukur, uji validitas ini berdasarkan data yang diperoleh dari responden, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

1. Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig 0,05) maka instrument atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor hitung (valid). 2. Jika r hitung ≤ r tabel (uji 2 sisi dengan sig 0,05) maka instrument atau

item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor hitung (dinyatakan tidak valid).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana suatu

(64)

atau lebih. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukan konsistensi suatu alat

ukur dlam mengukur gejala yang sama. Untuk mengetahui reliabilitas

kuesioner, penelitian ini menggunakan pendekatan pengukuran reliabilitas

konsistensi internal dengan menghitung koefisien alpha. Koefisien alpa ini

berkisar antara 0 sampai 1. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable

jika member nilai Cronbach Alpha >0,6. Mengetahui reliabilitas digunakan rumus Alpha sebagai berikut ( Arikunto, 2010):

Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah sebagi berikut :

1. Mengurus surat pengatar penelitian ke STIKES ICME JOMBANG 2. Mengurus surat study pendahuluan ke STIKES ICME JOMBANG 3. Meminta izin pengambilan data di DINKES JOMBANG

4. Meminta surat tembusan ke Puskesmas Pulorejo

(65)

4.10 Pengolahan dan Analisa Data

4.10.1 Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2009) setelah angket dari responden terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara berikut:

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebeneran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan.

Editing daoat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data

terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemeberian kode muneric (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemeberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan computer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat dan arti suatu kode dari suatu variabel

a. Data responden 1) Kode responden

(66)

Perempuan = K1 3) Kode usia

< 20 = U1

21 – 35 = U2

> 35 = U3

4) Jumlah anak

≤ 2 anak = A1

≥ 2anak = A2

5) Pendidikan

SD = B1

SMP = B2

SMA = B3

PT/Sederajat = B4 6) Pekerjaan

Petani = P1

Swasta = P2

Wiraswasta = P3

PNS = P4

IRT = P5

1. Scoring

Scoring adalah melakukan penilaian untuk jawaban dari responden untuk

mengukur sikap

Scoringadalah melakukan penilaian untuk jawaban dari responden untuk

(67)

Skoring untuk sikap : a. Pernyataan positif

Sangat Setuju (SS) = 4

Setuju (S) = 3

Tidak Setuju (TS) = 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

b. Pernyataan negatif

Sangat Setuju (SS) = 1

Setuju (S) = 2

Tidak Setuju (TS) = 3 Sangat Tidak Setuju (STS) = 4 Kriteria pengukuran sikap yakni :

a. Sikap positif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner ≥ T mean

b. Sikap negatif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner ≤ T mean

Untuk mencari T skor menggunakan rumus (Azwar, 2011)

T = 50 + 10 [X − 𝑋S ]

Dimana :

X : Skor responden pada skala sikap yang hendak dirubah menjadi skor T X : Mean skor kelompok

(68)

SD = √∑(X − X)2n − 1

s : varian skor pertanyaan n :jumlah responden

Skor mean T = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 (Azwar, 2011)

Skoring untuk motivasi a. Pernyataan positif

Sangat Setuju (SS) = 4

Setuju (S) = 3

Tidak Setuju (TS) = 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

b. Pernyataan negatif

Sangat Setuju (SS) = 1

Setuju (S) = 2

Tidak Setuju (TS) = 3 Sangat Tidak Setuju (STS) = 4

Setelah semua data terkumpul dari hasil kuesioner responden dikelompokan sesuai dengan sub variabel yang diteliti. Jumlah pernyataan dari masing-masing responden akan dibuat kategori dalam tiga bentuk tingkatan sesuai dengan jumlah skor hasil penilaian, sebagai berikut: Kriteria penilaian :

0-33% Lemah = 3

34-66% Sedang = 2

(69)

(Azwar, 2011)

2. Tabulating

Tabulating adalah kegiatan membuat table, jawaban-jawaban yang telah

diberi kode kemudian dimasukan kedalam table (Setiawan & Saryono, 2011). 4.10.2 Analisa Data

Analisa data merupakan kegiatan setelah data dari responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiono, 2016). Pada tahap analisis data dilakukan dengan bantuan alat berupa computer yang meliputi :

a. Analisa Univariat

Analisis univariat untuk mejelaskan atau mendiskripsikan karakterisrik setiap variabel penelitian. Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari setiap variabel (Notoatmodjo, 2012).

Rumus analisa univariate (Arikunto,2007). P=F/N x 100%

Keterangan :

P = presentase kategori F = frekuensi kategori N = Jumlah responden

Adapun hasil pengolahan data tersebut diinterpretasikan menggunakan skala akumulatif:

(70)

76%-99% = Hampir seluruhnya/ mayoritas 51%-75% =Sebagian besar dari responden 50% = Setengah responden

26%-49% = Hampir dari setengahnya 1%-25% = Sebagian kecil dari responden 0% = Tidak ada satupun dari responden (Arikunto 2010)

Pada penelitian ini yang dianalisis data adalah: 1. Sikap wanita pasangan usia subur

2. Motivasi wanita pasanga usia subur b. Analisis Bivariat

Analisi yang dilakukan terhadap dua variabel yang di duga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2010). Analisa bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan sikap dan motivasi wanita pasangan usia subur dengan pemeriksaan pap smear di desa Banyuarang, Kabupaten Jombang, Kecamatan Ngoro.Untuk mengetahui hubungan antara dua variebel bisa dikatakan signifikan atau tidak dengan signifikasi 0,05 dengan menggunakan uji sparman dengan menggunakan bantuan software komputer,

dimana nilai p< α=0,05 maka ada hubungan motivasi dan sikap dengan

(71)

4.11 Etika Penelitian

4.11.1Informed Consent

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembaran peersetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

Informed Consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,

mengetahui dampaknya.

4.11.2 Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

4.11.3 Confidentiality (kerahasian)

(72)

4.11.4 Keterbatasan Penelitian

(73)

52

Padabab ini akan diuraikan hasil penelitian hubungan sikapdanmotivasi wanita pasanganusia subur dengan pemeriksaan pap smear yaitu data umum dan data khusus. Data umum memuat karakteristik jenis kelamin, usia, jumlah anak, pekerjaan, pendidikan. Sedangkan data khusus meliputi sikap, motivasi dan hubungan sikap dan motivasi wanitapasangan usia subur dengan pemeriksaan pap smear.Pengumpulan data dilaksanakanpadatanggal 1 Maret – 6 Juli 2018dandidapatkanrespondensebanyak 280 respondenwanitapasanganusiasubur yang bertempattinggal di DesaBanyuarangKecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

(74)

5.1.1 Data Umum

Pada data umum akan membahas tentang distribusi responden berdasarkan jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendidikan, hubungan dengan lansia, usia lansia dan penyakit yang diderita lansia.

1. Karakteristik responden berdasarkan usia

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di Desa Banyuarang Kecamatan NgoroKabupaten Jombang

Berdasarkan tabel 5.1 hampir setengah responden berumur <20 tahun sebanyak 111 (39,60%).

2. Karakteristik responden berdasarkan jumlah anak

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jumlah anak diDesa Banyuarang Kecamatan NgoroKabupaten Jombang

No. Jumlah Anak Frekuensi Persentase (%)

1.

(75)

3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang

No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1.

Berdasarkan tabel 5.3 hampir setengahnya responden berpendidikan SMP sebanyak 123 orang (43,9%).

4. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang

No. Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1.

(76)

5.1.2 Data Khusus

1. Sikap wanita pasangan usia subur

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap wanita pasangan usia suburdi Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang

No. Sikap Frekuensi Persentase

(%)

1 Positif 121 43,2

2 Negatif 159 56,8

Total 280 100

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.5 sebagian besar responden mempunyai sikap yang negatif sebanyak 159 orang (56,8%).

2. Motivasi dalam pemeriksaan pap smear

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan motivasi dalam pemeriksaan pap smeardi Desa Banyuarang Kecamatan NgoroKabupaten Jombang

No. Motivasi Frekuensi Persentase

(%)

1 Kuat 80 28,6

2 Sedang 174 62,1

3 Lemah 26 9,3

Total 280 100

Sumber : Data Primer 2018

(77)

5.1.3 Tabulasi silang sikap wanita pasangan usia subur denganmotivasi dalam pemeriksaan pap smear di Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang

Tabel 5.7 Tabulasi silang hubungan sikapwanita pasangan usia suburdenganmotivasi dalam pemeriksaan pap smeardi Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang

Sikap

Motivasi Total

Kuat Sedang Lemah

 %  %  %  %

Positif 57 20,4 63 22,5 1 0.4 121 43,2

Negatif 23 8,2 111 39,6 25 8,9 159 56,8

Jumlah 80 28,6 174 62,1 26 9,3 280 100

pvalue = 0,000 α = 0,05 Sumber : Data primer 2018

Berdasarkan tabel 5.7sebagian besar responden yang mempunyai sikap negatifdan motivasisedangsejumlah111 orang (39,6%).

Hasil uji statistik rank spearman diperoleh angka signifikan atau nilai probabilitas (0,000) jauh lebih rendah standart signifikan 0,05 atau (p value<), dikarenakan pvalue<, yang berarti ada hubunganSikapdan Motivasi Wanita Pasangan Usia Subur dengan Pemeriksaan Pap Smeardi Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang

(78)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Sikap Wanita Pasangan Usia Suburdi Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 280responden sebagian besar responden mempunyai sikap yang negatif sebanyak 159 orang. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya umur, jumlah anak, pendidikan dan pekerjaan. Menurut peneliti, sikap merupakanresponatas keadaan seseorang.Seseorangbersikap sesuai dengan keadaannya. Sikap responden dipengaruhi oleh cara pandang responden terhadap sesuatu.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi internal psikologis yang murni dari individu (purely

psychic inner state), tetapi sikap lebih merupakan proses kesadaran yang

sifatnya individual (Thomas & Znaniecki dalam A. Wawan dan Dewi M, 2011).

(79)

smear merupakan sesuatu yang baru, sehingga mereka masih awam terhadap hal-hal yang baru yang belum mereka alami.

Hal inididukungolehteorimenurut Nurhayati & Mariyam (2013) usia merupakan suatu indeks perkembangan seseorang. Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Azwar, 2009).

Gambar

Gambar 3.1  Kerangka Konsep Hubungan Sikap dan Motivasi Wanita Pasangan Usia Subur dengan Pemeriksaan Pap Smear
Gambar 4.1  Kerangka Kerja Hubungan Sikap dan Motivasi Wanita Pasangan Usia Subur dengan Pemeriksaan Pap Smear
Tabel 4.1  Definisi Operasional Hubungan Sikap dan Motivasi wanita pasangan usia subur dengan pemeriksaan pap smear
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jumlah anak
+4

Referensi

Dokumen terkait

Teknologi VoIP adalah cara berkomunikasi suara ( voice ) melalui jaringan Internet, sehingga komunikasi jarak jauh SLJJ maupun SLI dapat dilakukan dengan biaya

The variation between the two plants in their transpiration rates was probably due to the varying levels of shade provided by the Grevillea canopy as determined by the

3 KEMAMPUAN STRATEGI KOMUNIKASI.. Deskripsi Singkat : Mata Diklat ini memfasilitasi peserta untuk menilai kualitas kepemimpinannya dan menyusun rencana aksi untuk

- Strategi promosi, kualitas produk, kualitas layanan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan pada Restoran Cepat Saji mcDonald’s Manado,

Likuiditas, Risiko Kredit, Risiko Pasardan Risiko Operasional terhadap ROA Bank Go Public ” dengan rumusan masala h penelitian tersebut adalah LDR, IPR, NPL, IRR, PDN,

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga.. SKRIPSI ANALISIS PENGARUH ROE DAN EVA

Peurser, Strategi Van de Cultuur , diterjemahkan oleh Dick Hartoko, dengan judul; Strategi Kebudayaan (Cet.. Setelah beberapa abad Sayyid Abdul Wahid pertama kali menanamkan

Minta dari klien hasil rekonsiliasi bank dan periksa kebenaran rekonsiliasi tersebut (meliputi pencocokan saldo R/K dengan saldo buku besar bank, pemeriksaan cek/giro yang