• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA DAN PENGARUHNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KALIGAWE KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA DAN PENGARUHNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KALIGAWE KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG - Test Repository"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI GAYA DAN PENGARUHNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KALIGAWE

KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

RIFA’ATUL MUNA

NIM: 115-13-010

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA DAN PENGARUHNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KALIGAWE

KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

RIFA’ATUL MUNA

NIM: 115-13-010

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii MOTTO

Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang senantiasa mencari

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku (Almarhum Bapak Djarir Ibrahim dan Ibu Miskiyah)

yang senantiasa mendoakan dalam setiap sujudnya, memberi semngat

serta dukungan yang tak tethingga sehingga penulis dapat menyelesaikan

studi ini. Semoga ibu senatiasa diberikan nikamat umar panjang,

kesehatan serta rezeki yang berkah

2. Kakakku Ahmad Shofwan Zabidi yang selalu memberikan semangat dan

dukungan kepada penulis serta kedua adikku tercinta Ahmad Fatih Ar

Rozi dan Muhammad Ahdan Al Farih yang senantiasa memberi kecerian

kepada penulis

3. Kakak-kakak dan adik-adikku Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

yang banyak memberikan pengalaman, kebahagian, mengajarkan tentang

kesederhanaan, dan ilmu yang tidak pernah penulis dapatkan dari yang

lain. Semoga Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi semakin jaya untuk

(9)

ix

KATA PENGANTAR

ِمي ِح هزلا ِهَمْحهزلا ِ هاللَّ ِمْسِب

Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gaya dan Pengaruhnya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Devisions (STAD) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kaligawe Kecamatan Gayamsari Kota Semarang.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW yang telah meberikan sauri tauladannya, sehingga kita dapat mengikuti ajaran-ajan serta sunnahnya yang beliau sebarkan sebagai bekal hidup kita di akhirat kelak.

Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga; 2. Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;

3. Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga;

4. Dr. Maslikhah, S.Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, memberikan saran, motivasi, arahan, dan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini;

(10)
(11)

xi ABSTRAK

Muna, Rifa’atul. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gaya dan Pengaruhnya Melalui Model Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisisons (STAD) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kaligawe Kecamatan Gayamsari Kota Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Maslikhah, S.Ag., M.Si.

Kata Kunci: Hasil Belajar IPA, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisisons (STAD).

Pembelajaran IPA di SD Negeri Kaligawe Semarang Kecamatan Gayamsari Kota Semarang belum menggunakan berbagai model pembelajaran aktif dan masih bersifat konvensional. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru terutama materi gaya dan pengaruhnya. Terbukti dari rendahnya hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM 60. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya dan pengaruhnya pada siswa Kelas V SD Negeri Kaligawe Kecamatan Gayamsari Kota Semarang tahun 2018?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi gaya dan pengaruhnya melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa Kelas V SD Negeri Kaligawe Kecamatan Gayamsari Kota Semarang tahun 2018.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa Kelas V SD Negeri Kaligawe Kecamatan Gayamsari Kota Semarang yang berjumlah 28 siswa meliputi 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Instrumen penelitian meliputi RPP, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, dan tes evaluasi. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Data dianalisis secara statistik menggunakan rumus persentase, apabila ≥ 85% siswa tuntas belajar maka siklus dihentikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

(12)

xii DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 7

F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 9

G. Metode Penelitian ... 10

(13)

xiii BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat IPA

1. Hakikat IPA ... 18

2. Tujuan Pembelajaran IPA ... 19

3. Materi Gaya dan Pengaruhnya ... 20

B. Model Pembelajaran Tipe STAD 1. Pengertian Model Pembelajaran Tipe STAD ... 29

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Tipe STAD ... 31

3. Kelebihan Model Pembelajaran Tipe STAD ... 32

C. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar ... 32

2. Ciri-ciri Belajar ... 34

3. Pengertian Hasil Belajar ... 35

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 36

D. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Bunga Apriella ... 40

2. Penelitian yang dilakukan oleh Isti Ana Tussniyah ... 41

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SD Negeri Kaligawe ... 43

B. Pelaksanaan Penelitian ... 46

1. Diskripsi Siklus I ... 47

2. Diskripsi Siklus II ... 54

3. Diskripsi Siklus III ... 61

(14)

xiv

2. Diskripsi Data Siklus II ... 71 3. Diskripsi Data Siklus III ... 73 B. Pembahasan ... 76 BAB V PENUTUP

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Identitas Sekolah ... 43

Tabel 3.2. Daftar Guru SD Negeri Kaligawe ... 44

Tabel 3.3. Daftar Jumlah Siswa SD Negeri Kaligawe ... 44

Tabel 3.4. Daftar Siswa Kelas V SD Negeri Kaligawe ... 45

Tabel 3.5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 46

Tabel 4.1. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 68

Tabel 4.2. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 71

Tabel 4.3. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 74

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK ... 11

Gambar 2.1. Macam-macam Magnet ... 24

Gambar 2.2. Magnet Menarik Benda ... 25

Gambar 2.3. Garis Gaya Magnet ... 26

Gambar 2.4. Benda yang Menggunakan Magnet ... 27

Gambar 2.5. Pembuatan Magnet dengan Digosok ... 28

Gambar 2.6. Pembuatan Magnet dengan Induksi ... 29

Gambar 2.7. Pembuatan Magnet dengan Aliran Listrik ... 29

Gambar 4.1. Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 70

Gambar 4.2. Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 73

Gambar 4.3. Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 76

(17)

xvii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Riwayat Hidup Penulis ... 82

Lampiran 2. Nilai SKK Mahasiswa ... 83

Lampiran 3. Surat Tugas Pembimbing Skripsi ... 90

Lampiran 4. Lembar Konsultasi Skripsi ... 91

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian ... 93

Lampiran 6. Identitas Kolaborator ... 94

Lampiran 7. Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) ... 95

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 96

Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa Kelompok Siklus I ... 106

Lampiran 10. Soal Evaluasi Siklus I ... 107

Lampiran 11. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus I ... 108

Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 112

Lampiran 13. Lembar Kerja Siswa Kelompok Siklus II ... 122

Lampiran 14. Soal Evaluasi Siklus II ... 123

Lampiran 15. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus II ... 125

Lampiran 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 129

Lampiran 17. Lembar Kerja Siswa Kelompok Siklus III ... 144

Lampiran 18. Soal Evaluasi Siklus III ... 145

Lampiran 19. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus III ... 148

Lampiran 20. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ... 152

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk merubah pola pikir dan pengalaman manusia untuk berkembang sesuai dengan zamannya. Perkembengan zaman sekarang ini tentulah tidak lepas dengan adanya kemajuan teknologi yang membuat manusia mau tidak mau harus mau belajar untuk mengejar perkembangan tersebut. Jalur pendidikan merupakan salah cara untuk memenuhi tuntutan zaman. Pendidikan merupakan langkah untuk meningkatkan kualitas manusia karena semakin tinggi pendidikan yang telah didapatkan, maka semakin tinggi pula derajat yang diperoleh. Alquran surat al-Mujadalah ayat 11 menjelaskan tentang janji Allah Swt kepada orang-orang yang beriman dan berilmu.

ْمُكَل ُ هاللَّ ِحَسْفَي اىُحَسْفاَف ِسِلاَجَمْلا يِف اىُحهسَفَت ْمُكَل َليِق اَذِإ اىُىَمآ َهيِذهلا اَهُّيَأ اَي

هلا َو ْمُكْىِم اىُىَمآ َهيِذهلا ُ هاللَّ ِعَف ْزَي اوُزُشْواَف اوُزُشْوا َليِق اَذِإ َو

ُ هاللَّ َو ٍتاَج َرَد َمْلِعْلا اىُتوُأ َهيِذ

زيِبَخ َنىُلَمْعَت اَمِب

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu,

“Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah Swt akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah Swt akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang-orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Swt Maha Teliti apa yang

(19)

2

Berbagai upaya pembenahan sistem pendidikan dan perangkatnya di Indonesia terus dilakukan untuk saling melengkapi dan menyempurnakan peraturan-peraturan yang sudah berlaku. Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 yang mengatur tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1 pasal 1 ayat 1 menerangkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Sekertariat Negara RI, 2003). Pengertian tersebut dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan suatu usaha atau aktivitas untuk membentuk manusia-manusia yang cerdas dalam berbagai aspek baik intelektual, sosial, emosioanal maupun spiritual, terampil serta berkepribadian, dan dapat berpelilaku dengan dihiasi akhlak mulia. Pendidikan diharapkan dapat terwujud suatu kualitas manusia yang baik dalam seluruh dimensinya baik dimensi intelektual, emosional, mapun spiritual yang nantinya mengisi kehidupan manusia secara produktif, bagi kepentingan diri manusia tersebut maupun masyarakat.

(20)

3

humanisasi, yaitu upaya memanusiakan manusia agar mampu mewujudkan siswa mengerti, paham, dan lebih dewasa serta mampu membuat siswa lebih kritis dalam berfikir. Guna mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, tentunya diperlukan adanya kemampuan guru dalam mengelola dan menggunakan model pembelajaran yang tepat serta menarik dalam proses pembelajaran.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (event) dan berhubungan sebab akibat. Ilmu Pengethuan Alam merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun dalam perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori deduktif (Wisudawati, 2014: 22).

(21)

4

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Aan Ernawati, S.Pd. selaku guru Kelas V SD Negeri Kaligawe Semarang pada Rabu 28 Februari 2018 bahwa proses pembelajaran IPA di SD Negeri Kaligawe Kecamatan Gayamsari Kota Semarang dilakukan dengan model pembelajara yang biasa dan belum maksimal. Guru biasanya serimg menggunakan metode cermah, tanya jawab, dan penugasan tanpa dipadukan dengan menggunakan model-model pembelajaran yang lebih menarik. Guru hanya sebatas menyampaikna materi dan siswa hanya menyimak melaui buku. Guru memberikan soal-soal latihan yang berada dalam lembar kerja siswa. Guru tidak pernah meminta siswa untuk aktif berdiskusi dengan temannya maupun mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Siswa hanya sebagai penerima materi dari guru, kondisi tersebut menyebabkan siswa pasif, jenuh, bosan, bahkan ada yang bermain sendiri, sehinnga siswa kurang memperhatikan materi yang disampaiakan oleh guru. Guru mengemukakan bahwa materi pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa adalah materi gaya dan pengaruhnya Hal ini terbukti dari hasil belajar siswa yang belum dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dengan menerepkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar. Model Pembelajaran tipe STAD

(22)

5

beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Guru menggunakan model STAD mengacu pada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap pembelajaran menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri atas laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis satu sama lain dan atau melakukan diskusi. Secara individual, setiap pembelajran siswa diberi kuis. Setiap individu diberikan skor perkembangan (Hamdayama, 2014: 115). Kelebihan dari penggunaan model dan media ini siswa lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran, saling bertukar pikiran serta berani untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Model pembelajaran ini diharapkan meningkatkan hasil belajar IPA Kelas V materi Gaya dan Pengaruhnya. Pemilihan kelas dan materi ini dianggap sangat tepat untuk menerapkan model pembelajaran

STAD.

(23)

6

STUDENTS TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SDN KALIGAWE KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG TAHUN 2018.

B. Rumusan Masalah

Apakah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Students Team Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya dan pengaruhnya pada siswa Kelas V SDN Kaligawe Kecamatan Gayamsari Kota Semarang pada tahun 2018?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan peneliti melakukan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi gaya dan pengaruhnya dengan menggunkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelas V SDN Kaligawe Kecamatan Gayamsari Kota Semarang tahun 2018.

D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian ini adalah jika model pembelajaran tipe

STAD diterapakan dengan baik diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya dan pengaruhnya pada Siswa Kelas V SD Negeri Kaligawe Kecamatan Gayamsari Kota Semarang Tahun 2018. 2. Indikator Keberhasilan

(24)

7 a. Individual

Indikator keberhasilan individual yang dicapai adalah adanya peningkatan hasil belajar IPA materi gaya dan pengaruhnya melalui model pembelajaraan kooperatif tipe STAD dapat mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) ≥ 60.

b. Klasikal

Indikator ketuntasan klasikal yang dicapai adanya peningkatan hasil belajar IPA materi gaya dan pengaruhnya melalui model pembelajaraan kooperatif tipe STAD dengan mencapai persentase ≥ 85% peserta didik mencapai KKM (Trianto, 2010:

241).

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan dalam bidang penelitian dan pembuatan karya ilmiah; dan

b. Memberikan masukan dalam khasanah keilmuan untuk perkembangan kemajuan dalam bidang pendidikan.

2. Manfaat Praksis a. Bagi Siswa

(25)

8

2) Siswa dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada materi gaya dan pengaruhnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; dan

3) Siswa dapat meningkatkan keaktifan belajar dalam proses pembelajaran.

b. Bagi Guru

1) Guru dapat menambah wawasan dan kemampuan untuk berinovasi dalam pembelajaran; dan

2) Guru dapat lebih teliti dan dapat menggunakan model pembalajaran yang tepat sehingga dapat mengatasi permasalahan dalam pembelajaran IPA.

c. Bagi Sekolah

1) Mutu sekolah dapat meningkat melalui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA; dan

2) Sekolah dapat berkembang karena memiliki guru-guru yang kreatif, inovatif, dan profesional dalam menggunakan berbagai model pembelajaran.

d. Bagi Peneliti

(26)

9 F. Definisi Operasional

1. Belajar

Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif menetap. Perubahan tingkah laku yang membedakan antara keadaan individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan akativitas belajar serta dilakukan lewat kegiatan atau usaha atau praktik yang dilakukan secara sengaja (Kastolani dan Mochlasin, 2014: 57). Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan terus menerus berlangsung seumur hidup. Dalam belajar terjadi perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen (Rahman, 2014: 26).

Penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan terus menerus beragsung seumur hidup yang menimbulkan adanya perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan dilakukan secara sadar.

2. Hasil belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan (Suprijono, 2011: 15). Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes (Susanto, 2013: 5).

(27)

10

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Model Pembelajaran tipe STAD merupakan salah satu model kooperatif yang di dalamnya terdapat beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelelesaikan tujuan pembelajaran.

Penerapan model STAD mengorganisir siswa untuk membentuk kelompok heterogen yang masing-masing terdiri dari 4-5 anggota, setelah pengelompokan yang dilakukan, ada 4 tahapan yang harus dilakukan, yakni pengajaran, tim studi, tes, dan rekognisi (Huda, 2013: 202).

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki tindakan di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang lagsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Singkatnya, PTK merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada (Basrowi dan Suwandi, 2008: 25)

(28)

11

wisata (study tour), di laboratorium, di kebun, di masyarakat, dan berbagai tempat lainnya (Kunandar, 2008: 66). Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran.

Alasan peneliti menggunakan jenis PTK adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan cara menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD sehingga hasil belajar siswa diharapkan dapat meningkat terutama pada mata pelajaran IPA materi gaya dan pengaruhnya. Gambaran tahapan penelitian adalah sebagai berikut (Arikunto, 2014: 16)

Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK (Sumber: Arikunto, 2014: 16)

2. Subyek Penelitian

(29)

12

kolaborator guru Kelas V yaitu Ibu Aan Ernawati, S.Pd. Peneliti dapat berkolaborasi dengan guru kelas sehingga model pembelajaran tipe

STAD dapat diterapkan pada pembelajaran IPA materi Gaya dan Pengaruhnya

3. Langkah-langkah Penelitian

Arikunto (2014: 17) berpendapat bahwa tahap-tahap PTK terdiri dari empat tahapan meliputi planning (rencana), action (pelaksanaan),

observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). a. Perencanaan (planning)

Perencanaan merupakan kegiatan awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan perencanaan pada penelitian ini adalah:

1) Membuat skenario pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD seperti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);

2) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan;

3) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui kondisi saat proses pembelajaran berlangsung; 4) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan

model pembelajaran tipe STAD b. Tahap Pelaksanan (action)

(30)

13

rancangan, yaitu menggunakan tindakan di kelas. Guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran (Arikunto, 2014:18).

c. Tahap Pengamatan (observation).

Pada tahapan ini segala aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diamati, dicatat, dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan inisiatif siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

d. Tahap Refleksi (reflection).

(31)

14 4. Instrumen Penilaian

Instrumen merupakan alat pengumpulan data dalam penelitian, instrument yang digunkan dalam penelitian ini adalah lembar soal-soal, lembar observasi, dan RPP.

5. Pengumpulan Data

Data merupakan informasi tentang objek penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan menguji hipotesis. Pengumpulan data dalam PTK diantaranya adalah pengematan atau observasi, wawancara, tes dan dokumentasi.

a. Pengamatan atau Observasi

Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Kunandar, 2008:143). Pengamatan atau observasi digunakan untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan kegiatan siswa selama proses pembelajaran dengan melalui model pemebelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakuakan oleh Bu Aan Ernawati, S.Pd. selaku guru Kelas V serta peneliti sebagai kolabolator dengan guru tersebut.

b. Wawancara

(32)

15

tindakan kelas (Kunandar, 2008:157). Peneliti menggunakan wawancar dengan guru kelas untuk mendapatakan data mengenai model yang sering digunakan guru sebelum menggunakan model

STAD dalam pembelajaran IPA di SD Negeri Kaligawe Semarang. c. Tes

Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam dirinya. Aspek psikologis itu dapat berupa prestasi atau hasil belajar, minat, bakat, sikap, kecerdasan, reaksi motorik, dan berbagai aspek kepribadian lainnya (Kunandar, 2008:186). Tes digunakan peneliti untuk mengetahui hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Kaligawe Semarang pada materi gaya dan pengaruhnya dengan menggunakan model kooperatif tipe

STAD. Tes disusun berdasarkan materi yang ada dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah disediakan.

d. Dokumentasi

(33)

16 6. Analisis Data

Analisis data rumus untuk menghitung persentase ketuntasan klasikal (Daryanto, 2011:192) adalah sebagai berikut:

x 100%

H. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka. Bab ini memuat tentang hakikat hasil belajar, hakikat IPA, model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan penelitian yang relevan.

BAB III Pelaksanaan Penelitian. Bab ini memuat tentang gambaran umum SD Negeri Kaligawe Kecamatan Gayamsari Kota Semarang dan pelaksanaan penelitian.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini memuat tentang diskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan.

(34)

17 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan terus menerus berlangsung seumur hidup. Proses belajar terjadi karena adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen dan hasil dari belajar tersebut ditunjukkan dengan adanya aktivitas-aktivitas secara keseluruhan (Rahman, 2014: 26).

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadi perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa maupun dalam bertindak (Susanto, 2013: 4).

(35)

18

Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Selain itu juga menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui intruksi. Intruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan atau bimbingan dari seseorang pendidik atau guru.

Belajar sebagai karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk lain, belajar merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat manusia. Belajar tidak hanya dipahami sebagai aktivitas di sekolah saja melainkan segala aktivitas yang berada dilingkungan individu. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman (Bahruddin dan Esa, 2008: 12).

(36)

19 2. Ciri-ciri Belajar

Bahruddin dan Esa (2008: 12) berpendapat bahwa beberapa ciri-ciri belajar yaitu:

a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior). Ini berarti bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu manjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil;

b. Perubahan tingkah laku relatif permanen. Ini berarti perubahan tingkah lakuyang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah;

c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung;

d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman; e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.

3. Pengertian Hasil Belajar

(37)

20

sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku baik peningkatan pengetahuan, perbaikan sikap, maupun peningkatan keterampilan yang dialami siswa setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar sering disebut juga dengan prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar, karena belajar merupakan suatu perubahan sikap dan tingkah laku seseorang berdasarkan pengalamannya (Hosnan, 2014: 158).

Hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat ketahui melalui evaluasi. Sunal (dalam susanto, 2013: 6) evaluasi adalah proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Evaluasi ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan kepterampilan. Penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa (Susanto, 2013: 6).

(38)

21

peningkatan keterampilan yang dialami siswa setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran serta tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes dalam mempelajari materi.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar.

Secara umum faktor yang memengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua katagori, yaitu faktor internal dan eksternal. Kedua faktor internal dan eksternal tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar (Bahruddin dan Esa, 2008: 19).

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

1) Faktor Fisiologis

(39)

22

oleh karena itu, kesehatan jasmani sangat mempengaruhi proses belajar, maka untuk meningkatkan hasil belajar perlu ada usaha menjaga kesehatan jasmani.

Kedua keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar yang baik pula. Pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar. Oleh karena baik guru maupun siswa perlu menjaga pancaindra dengan baik.

2) Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan bakat.

a) Kecerdasan

(40)

23

semakin sulit individu mencapai kesuksesan dalam belajar.

b)Motivasi

Motivasi adalah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa (Bahruddin dan Wahyuni, 2008: 19-22). Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.

c) Minat

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seseorang yang menaruh minat yang besar terhadap pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lainnya. Pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar dengan giat lagi dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan (Susanto, 2013: 16).

d)Sikap

(41)

24

dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya.

e) Bakat Anak

Chaplin (dalam Susanto, 2013: 16) yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang, sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu. Bakat sangat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar.

B. Hakekat Pembelajaran IPA di SD/MI 1. Hakekat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan rumpun ilmu yang memiliki karakterristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual

(factual), baik berupa kenyataan atau kejadian yang berhubungan dengan sebab akibat. Ada tiga istilah yang terlibat dalam kata “Ilmu

engetahuan Alam”, yaitu “ilmu”, “pengetahuan”, dan “alam”.

(42)

25

Ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah, pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Dua sifat utama ilmu adalah rasional, artinya masuk akal, logis, atau dapat diterima akal sehat, dan objektif, artinya sesuai dengan objeknya. Ilmu Pengetahuan Alam dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akaibat kejadian-kejadian yang ada di alam.

Pembelajaran IPA adalah interaksi antar komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran IPA terdiri atas tiga tahap, yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilain hasil pembelajaran (Wisudawati dan Eka, 2014: 26).

Penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang fakta-fakta yang berada dalam alam semesta yang berhubungan dengan sebab akibat.

2. Tujuan Pembelajaran IPA

Departemen Agama RI (2012: 254) merumuskan tujuan mata pelajaran IPA:

a. Siswa mampu memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari;

(43)

26

c. Siswa mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta keejadian di lingkungan sekitar;

d. Siswa memiliki sikap ingin tahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerjasama dan mandiri;

e. Siswa mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari;

f. Siswa mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari; dan

g. Siswa mampu mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga manyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

3. Ilmu Pengetahuan Alam Materi Gaya dan Pengaruhnya

Gaya dan pengaruhnya merupakan salah satu materi pelajaran IPA yang terdapat pada kelas V Sekolah Dasar. Uraian materi tentang pesawat sederhana sebagai berikut:

Gaya dan Pengaruhnya

Gaya adalah tarikan atau dorongan yang dapat mempengaruhi keadaan suatu benda. Gaya menyebabkan suatu benda bergerak. Menurut beberapa sumber gaya dibagi menjadi tiga gaya gravitasi, gaya gesek, dan gaya magnet (Winarti, 2009: 62)

(44)

27

Gaya gravitasi bumi adalah gaya tarik bumi. Gaya gravitasi menyebabkan benda-benda yang berada di atas permukaan bumi akan tertarik ke bumi. Gaya gravitasi bumi sering disebut juga gaya tarik bumi. Gaya gravitasi dapat menyebabkan timbulnya energi gerak. Timbulnya energi gerak akibat gaya gravitasi bumi dapat diamati dari peristiwa jatuhnya daun dan buah dari pohon.

Kecepatan benda-benda yang jatuh ke bumi tidak selalu sama, benda yang lebih berat akan lebih cepat jatuh ke bumi dan benda yang lebih halus permukaanya akan lebih lambat jatuh ke bumi. Hal ini terjadi karena ada gaya lain yang mempengaruhi jatuhnya benda, gaya tersebut adalah gaya gesek. Gaya gesek bersifat menahan gerak benda, arah gayanya ke atas. Jadi arah gaya gravitasi berlawanan dengan gaya gesek. Gaya gravitasi bersifat menarik benda ke bawah dan gaya gesek menahan benda yang akan jatuh ke bawah dengan demikian, gerak jatuhnya benda lebih lambat. Gaya gravitasi bumi memberikan dampak positif dalam kehidupan seperti:

1) Gaya gravitasi bumi menyebabkan benda-benda yang ada di bumi tidak akan terlempar keangkasa luar;

2) Gaya gravitasi bumi membuat kita dapat berjalan di atas tanah; 3) Gaya gravitasi juga menyebabkan semua yang ada di bumi

(45)

28

di bumi tetap bertahan. Jika tidak mempunyai berat, tubuh akan melayang-layang di udara (Omegawati, 2006: 103-113). b. Gaya Gesek

Gaya gesek adalah gaya hambatan yang terjadi ketika dua permukaan benda saling bersentuhan. Gaya gesek memiliki arah yang selalu berlawanan dengan arah gerak benda. Makin kasar permukaan benda yang bergesek makin besar gaya geseknya. Semakin licin permukaan benda yang bergesekan, makin kecil gaya geseknya (Winarti, 2009: 69).

1) Memperbesar dan Memperkecil Gaya Gesek.

Benda dapat berhenti dengan menggunakan gaya gesek yang besar sedangkan untuk memperlancar gerakan benda gaya gesek harus diperkecil.

Gaya gesek dapat diperbesar dengan cara, antara lain: a) Memperkasar permukaan dua benda; dan

b) Mengeringkan dan membersihkan permukaan benda yang basah.

Gaya gesek dapat diperkecil dengan cara a) Menghaluskan permukaan kedua benda;

b) Memasang benda bulat di antara kedua permukaan benda; dan

(46)

29

Gaya gesek juga dipengaruhi oleh jenis permukaan. Permukaan yang kasar akan menghasilkan gaya gesek yang besar, oleh karena itu benda sukar bergerak di atas permukaan yang kasar. Sebaliknya permukaan licin akan menghasilkan gaya gesek yang kecil, oleh karena itu benda mudah bergerak diatas permukaan yang licin (Priyono dan Titik, 2010: 115). 2) Manfaat gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari

Gaya gesek sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, diantara manfaatnya adalah:

a) Gaya gesek antara kaki dengan lantai atau permukaan jalan menjadikan orang dapat berjalan. Jika jalan licin (gaya gesek sangat kecil) orang akan tergelincir.

b) Gaya gesek pada rem, misalnya rem cakram (piringan) ataupun rem trombol digunakan untuk memperlambat laju sepeda motor ataupun mobil.

c) Gaya gesek yang terjadi pada ban yang dibuat bergerigi dengan permukaan jalan kasar, menyebabkan kendaraan tidak tergelincir (selip) saat jalan basah.

3) Kerugian gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari

Gaya gesek juga memiliki beberapa kerugian dalam kehidupan sehari-hari diataranya:

(47)

30

b) Gaya gesek antara udara dengan mobil akan mengakibatkan mobil tidak dapat bergerak dengan kelajuan yang tinggi. c) Gaya gesek antara kopling dengan bagian mesin akan

menimbulkan panas yang berlebihan sehingga mesin akan cepat aus atau rusak (Susilowati, 2010: 123).

c. Gaya Magnet

Magnet disebut juga dengan besi berani, karena magnet dapat menarik benda-benda yang bersifat logam. Magnet pertama kali ditemukan di Kota Magnesia, sebuah kota kecil di Asia. Magnet ini dinamakan magnet alam, karena berasal dari alam. Magnet memiliki bermacam-macam bentuk, seperti magnet ladam (tapal kuda), magnet U, magnet keping, magnet batang, magnet silinder, magnet cincin.

Gambar 2.1 Macam-macam Magnet (Sumber: Sulistiyowati, 2010: 102)

1) Benda-Benda Magnetis dan Nonmagnetis

(48)

31

nonmagnetis. Contoh benda-benda nonmagnetis, antara lain kayu, gabus, karet, batu, busa, kertas, bambu, rotan.

2) Sifat-Sifat Magnet

Magnet memiliki sifat-sifat tertentu, antara lain mempunyai kekuatan gaya tarik terhadap logam, gaya magnet dapat menembus penghalang, mempunyai dua kutub, serta mempunyai gaya tarik dan gaya tolak terhadap magnet lain. a) Magnet Mempunyai Kekuatan Gaya Tarik Terhadap

Benda Tertentu.

Benda-benda yang dapat ditarik magnet biasanya terbuat dari bahan besi, baja, nikel, dan kobalt. Jika salah satu bahan tersebut terkandung dalam suatu benda, maka benda tersebut dapat ditarik oleh magnet. Kemampuan magnet menarik suatu benda membuktikan bahwa magnet mempunyai kekuatan gaya tarik.

Gambar 2.2 Magnet Menarik Benda (Sumber: Sulistiyowati, 2010: 104)

(49)

32

gaya magnet masih berpengaruh terhadap benda magnetis yang berada di balik penghalang tersebut. Semakin tebal penghalang atau semakin jauh jarak magnet dengan benda, maka pengaruh gaya magnet pun berkurang. Ternyata jarak magnet terhadap benda memengaruhi kekuatan gaya magnet.

Daerah di sekitar magnet yang masih mendapat gaya tarik magnet disebut medan magnet. Medan magnet inilah yang menyebabkan terbentuknya pola tertentu. Garis-garis yang keluar dari kutub-kutub dan saling bertemu di ujung kedua kutub magnet yang membentuk pola disebut garis-garis gaya magnet.

Gambar 2.3 Garis Gaya Magnet (Sumber: Sulistiyowati, 2010: 109)

c) Magnet Mempunyai Dua Kutub

(50)

33

magnet, biasanya diberi warna biru atau huruf S (south). Sifat inilah yang menjadi prinsip dasar dalam pembuatan kompas.

d) Gaya Tarik Magnet

Kekuatan magnet terbesar terletak pada kedua ujungnya atau kedua kutubnya. Jika dua buah magnet saling didekatkan, maka:

(1) Kutub utara didekatkan dengan kutub utara akan tolak-menolak;

(2) Kutub selatan didekatkan dengan kutub selatan akan tolak-menolak; dan

(3) Kutub utara didekatkan dengan kutub selatan akan tarik-menarik.

Jadi kutub senama bila didekatkan, akan terjadi tolak-menolak. Sedangkan kutub tidak senama bila didekatkan akan saling tarik-menarik.

3) Kegunaan Magnet Dalam Kehidupan Sehari-hari.

(51)

34

benda-benda berat di pelabuhan, kereta tercepat maglev

(magnetic levitation), dan lain-lain (Sulistiyowati, 2010: 112).

Gambar 2.4 Benda yang Menggunakan Mgnet (Sumber: Sulistiyowati, 2010: 112).

4) Cara Membuat Magnet

Magnet dapat dibuat dengan menggunakan tiga cara yaitu gosokan, induksi, dan aliran listrik.

a) Cara Gosokan

Magnet dapat dibuat dengan cara menggosokkan salah satu ujung magnet pada baja atau besi yang akan dibuat menjadi magnet. Cara menggosok bahan dengan magnet harus dengan arah yang tetap atau selalu searah. Makin lama menggosoknya, maka sifat kemagnetan pada magnet buatan tersebut akan makin kuat.

(52)

35 b) Cara Induksi

Pembuatan magnet secara induksi dapat dilakukan dengan mendekatkan besi atau baja pada sebuah magnet. Kemagnetan magnet buatan secara induksi tersebut bersifat sementara. Jika besi atau baja yang dijadikan sebagai magnet buatan dijauhkan dari magnet penginduksi, maka sifat kemagnetan besi atau baja akan hilang. Pada pembuatan magnet secara induksi, kutub-kutub besi atau baja yang akan dibuat magnet, berlawanan dengan kutub-kutub magnet penginduksi.

Gambar. 2.6 Pembuatan Magnet dengan Induksi (Sumber: Winarti, 2009: 69)

c) Cara Aliran Listrik

(53)

36

Gambar. 2.7 Cara Pembuatan dengan Aliran Listrik (Sumber: Winarti, 2009: 70)

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 1. Pengertian Model Pembelajaran STAD

Model pembelajaran STAD merupakan salah satu model kooperatif paling sederhana bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin, 2010:143). Model pembelajaran ini terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim kuis, skor kemajuan individu, dan rekognisi tim. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan membantu dalam menguasai materi terutama materi gaya dan pengaruhnya dengan maksimal.

(54)

37

secara sendiri-sendiri, di mana saat itu tidak diperbolehkan untuk saling membantu.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD juga membutuhkan persiapan sebelum dilaksanakan pembelajaran. Trianto (2010: 69-70) berpendapat bahawa persiapan-persiapan tersebut antara lain perangkat pembelajaran, pembentukan kelompok, menentuan skor awal, pengaturan tempat duduk, dan kerja kelompok.

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Huda (2013: 202-203) berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri atas empat tahapan yang harus dilakukan yaitu pengajaran, tim studi, tes, dan rekognisi.

a. Tahap 1 Pengajaran

Tahap pengajaran adalah tahap dimana guru menyampaikan materi pelajaran, biasanya dengan format ceramah, diskusi. Pada tahapan ini siswa diajarkan tentang apa yang apa yang siswa pelajari.

b. Tahap 2 Tim Studi

(55)

38 c. Tahap 3 Tes

Tahap tes setiap siswa secara individual menyelesaikan lembar siswa yang sudah dikerjakan oleh guru. Siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Hasil tes individual akan dikumulasikan dengan skor kelompok. d. Tahap 4 Rekognisi

Seteiap tim menerima penghargaan atau reward tergantung pada nilai skor rata-rata tim

3. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Model pembelajaran STAD memiliki beberapa kelebihan diataranya:

a. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan sehingga dapat menanamkan rasa kebersamaan dalam kelompok;

b. Siswa aktif saling membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama;

c. Semua siswa aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, sehingga setiap siswa mampu mengembangkan pemahaman dan penguasaan materi yang bersifat kognitif, psikomotorik, maupu efektif; dan

(56)

39 4. Penelitian yang Relevan

a. Penelitian yang dilakukan oleh Bunga Apriella, 2017

Judul penelitiannya tentang “Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Materi Makhluk Hidup Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Student Team Achievement Divisions (STAD) Pada Kelas III di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah

(57)

40

dari Siklus 1 terdapat 16 siswa atau (67%) yang tuntas belajar, Siklus II jumlah siswa yang tuntas belajar ada 23 siswa atau (96%), sehinggga peningkatan dari Siklus I dengan Siklus II sebesar 29%.

Penelitian yang dilakukan oleh Bunga Apriella ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu penggunkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar, sedangkan perbedannya terdapat pada subjek penelitian, materi pelajaran, tempat, waktu pelaksanaan penelitian, dan hasil penelitian.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Isti Ana Tussniyah, 2015.

Judul penelitiannya tentang “Peningkatan IPA Materi Alat Indra Manusia Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Team Achievement Divisions (STAD) Pada Siswa Kelas IV SND 1 Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun elajaran 2015/2016”. Rumusan masalah dalam penelitian ini

(58)

41

2015/2016 dan untuk memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimum (KKM) mata pelajaran IPA materi alat indra manusia melalui penerapan strategi pemebelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SDN Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2015/2016 . Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanaka dalam tiga siklus dengan pada siswa kelas IV SDN Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali yang berjumlah 24 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD materi alat indra manusia pada siswa kelas IV SDN Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali meningkat. Hal ini terbukti rata-rata Siklus I adalah 51.04 dengan rincian 8 siswa (33,33%) tuntas belajar, 16 siswa (66,66%) tidak tuntas belajar, nilai rata-rata Siklus II sebesar 60 dengan rincian 18 siswa (75%), 6 siswa (25%) tidak tuntas belajar, dan nilai rata-rata Siklus III 81,25 dengan rincian 22 siswa (91,67%) tuntas belajar dan 2 siswa (8,33%) tidak tuntas.

(59)

42 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah

1. Identitas Sekolah

Tabel 3.1 Identitas Sekolah

No. Identitas Keterangan

1. Nama SD Negeri Kaligawe

2. Akreditasi A

3. Dusun Kaligawe

4. Kelurahan Gayamsari

5. Kecamatan Gayamsari

6. Kota Semarang

7. Provinsi Jawa Tengah

(Sumber: Dokumentasi Sekolah)

2. Visi dan Misi

Visi SD Negeri Kaligawe Semarang Kecamatan Gayamsari Kota Semarang menjadikan siswa prestasi, berkarakter, terampil, dan bertaqwa.

Misi SD Negeri Kaligawe Semarang Kecamatan Gayamsari Kora Semarang adalah:

a. Melakasanakan pembelajaran tematik integrated, pendekatan sceintifik, dan penilaian outentik; dan

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara PAIKEM sebagai upaya mewujudkan sekolah sebagai pusat keunggulan dalam prestasi.

3. Keadaan Guru

(60)

43

Tabel 3.2 Daftar Guru SDN Kaligawe

No. Nama Jabatan

1. Sri Lestari, S.Pd. Kepala Sekolah

2. Sudarti, S.Pd. Guru Kelas I

Keadaan siswa di SD Negeri Kaligawe Kecamatan Gayamsari Kota Semarang memiliki 172 siswa dengan rincian pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa SDN Kaligawe

(Sumber: Dokumentasi Sekolah)

Peneliti melakukan penelitian dengan objek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Kaligawe Semarang yang memiliki jumlah siswa sebanyak 28 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki, dan 12 siswa perempuan rincian data siswa kelas V dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Kelas Jumlah siswa

(61)

44

Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas V SDN Kaligawe

No Nama siswa Jenis kelamin

1. Achmad Choirul Ababil Laki-laki

2. Ade Firmansyah Laki-laki

3. Aditya Bagas Saputra Laki-laki 4. Advent Hezkiel G Laki-laki 5. Alifia Desty Anggraini Perempuan 6. Amelia Putri Kusumawardhani Perempuan 7. Angga Dwi Romadhon Laki-laki 8. Anna Regina Putri Perempuan 9. Dafa Putra Maulana Laki-laki 10. Evi Amalia Amanda Perempuan 11. Fadhila Rahma Nisa Damayanti Perempuan 12. Fania Eka Fatmasari Perempuan 13. Frisca Nethalia Prasetyani Perempuan 14. Ivory Mey Melabie Perempuan

15. Mawar Riyana Perempuan

16. Muahammad Romadhon Laki-laki 17. Muchammad Ichwal Laki-laki 18. Muchammad Ragil Nurrohman Laki-laki 19. Muhammad Pradnya Ramadhan Laki-laki 20. Nabila Arlovani Syach Putri Perempuan 21. Nor Huda Kurniawan Laki-laki 22. Pinkan Puji Juliananda Perempuan 23. Rizky Maulana Fahreza Laki-laki 24. Sandi Wijaksono Laki-laki

25. Setyo Budi Laki-laki

26. Shanaz Eka Pratiwi Perempuan 27. Zayan Hariri Nabila Laki-laki 28. Zuhriyansyah Bungsu Tama Laki-laki (Sumber: Dokumentasi Sekolah) 5. Kolaborator Penelitian

(62)

45 6. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan 3 kali pertemuan (3 siklus) bertempat di ruang kelas V SDN Kaligawe Kota Semarang. Waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas No. Siklus Pelasanaan Penelitian

1. Siklus I Rabu, 28 Februari 2018 2. Siklus II Sabtu, 07 Maret 2018 3. Siklus III Rabu, 10 Maret 2018

(Sumber Data Primer) B. Pelaksanaan Penelitian

Pelakasanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan tiga siklus penelitian. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Uraian ketiga siklus tersebut adalah sebagai berikut:

1. Diskripsi Siklus I a. Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan tindakan kelas adalah sebagai berikut:

1) Menyususn Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA materi gaya dan pengaruhnya melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD;

2) Menyiapkan soal tes evaluasi;

(63)

46 b. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian tindakan Siklus I dilaksanakan pada Rabu, 28 Februari 2018 di ruang kelas V SDN Kaligawe Semarang Kota Semarang dengan jumlah siswa 28 dan seluruh siswa hadir. Penelitian ini berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan pada tahab ini adalah tentang gaya gravitasi. Langkah-langkah pelaksanaan Siklus I: 1) Kegiatan Awal (10 menit)

a) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa; b) Guru menyapa siswa dan melakukan presensi;

c) Guru melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan materi gaya; dan

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran; 2) Kegiatan inti (50 menit)

a) Eksplorasi

(1) Guru memberikan informasi kepada siswa untuk membetuk kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa dengan cara berhitung; dan

(64)

47

(b) Penegertian Tentang Gaya

Gaya merupakan tarikan atau dorongan yang dapat mempengaruhi keadaan suatu benda. Jadi gaya menyebabkan suatu benda bergerak. (c) Jenis-jenis Gaya

Gaya dibagi menjadi tiga macam, yaitu gaya gravitasi, gaya gesek, dan gaya magnet.

(2) Guru menjelaskan tentang gaya gravitasi; (a) Pengertian Gaya Gravitasi

Gaya gravitasi bumi merupaka gaya tarik bumi. Gaya gravitasi menyebabkan benda-benda yang berada di atas permukaan bumi akan tertarik ke bumi. Gaya gravitasi bumi sering disebut juga gaya tarik bumi. Gaya gravitasi dapat menyebabkan timbulnya energi gerak. Timbulnya energi gerak akibat gaya gravitasi bumi dapat diamati dari peristiwa jatuhnya daun dan buah dari pohon. (b) Dampak Gaya Gravitasi

(65)

48

mempunyai berat. Berat tersebut menyebabkan semua yang ada di bumi tetap bertahan. Jika tidak mempunyai berat, tubuh akan melayang-layang di udara.

b) Elaborasi

(1) Guru memberikan informasi kepada siswa untuk membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang yang bergam kemampuan, jenis kelamin dan suku;

(2) Guru membagikan lembar kerja tentang gaya gravitasi kepada setiap kelompok;

(3) Guru menyampaikan peraturan dan tata cara kerja kelompok; (4) Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan

secara bersama-sama dengan anggota kelomponya;

(5) Guru meminta siswa yang bisa mengerjakan tugas untuk menjelaskan kepada anggota kelompoknya agar semua anggota kelompoknya dapat menguasai tugas yang diberikan; (6) Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan

hasil kerja kelompoknya;

(7) Guru meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan hasil kerja kelompoknya;

(66)

49

(9) Guru tidak memperbolehkan siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain walaupun dengan anggota kelompoknya;

(10) Siswa bersama guru membahas kuis yang telah dikerjakan; dan

(11) Siswa bersama guru menghitung skor yang diperoleh setiap siswa, kemudian dijumlahkan dengan skor anggota kelomponya dan dirata-ratakan untuk mendapatakan skor kelompok.

c) Konfirmasi

(1) Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang aktif dan kelompok yang mendapat skor tertinggi; dan (2) Guru memeberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi gaya gravitasi. 3) Kegiatan Akhir (10 menit)

a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas yaitu tentang materi gaya gravitasi;

b) Guru menyampaiakan pokok materi yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang tentang materi gaya gesek; dan

c) Guru menutup pelajaran dengan berdo’a sesuai dengan agamanya masing-masing.

(67)

50

Pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran adalah peneliti secara langsung melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disusun. Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan partisispasi siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan akan dituliskan dalam lembar catatan yang terlampir.

d. Refleksi

Hasil pelaksanaan penelitian pada Siklus I dapat dilakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan kegiatan proses pembelajaran sehingga dapat digunakan untuk perbaikan pada siklus berikutnya untuk mencapai indikator keberhasilan belajar. Kelamahan-kelemahan yang dihadapi dapat ditunjukkan dengan:

1) Guru kurang maksimal dalam menerapkan model pembelajaran STAD dikarenakan model pembelajaran ini merupakan model yang masih terlalu baru karena biasanya guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan; 2) Guru kurang mampu mengkodisikan siswa sehingga masih

(68)

51

3) Guru belum maksimal dalam mengalokasikan waktu saat proses pembelajaran;

4) Terdapat 9 (sembilan) siswa yang pasif saat diskusi kelompok sehingga siswa ragu-ragu untuk bertanya kepada teman kelompoknya dan mengakibatkan hasil tesnya kurang maksimal; dan

5) Siswa kurang jelas dengan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru;

Peneliti bersama guru melakukan diskusi untuk mengatasi kendala pada Siklus I dan merencanakan perbaikan pada siklus berikutnya pada waktu yang telah ditentukan. Perbaiakan tersebut dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi kelemahan yang sama. Rencana perbaikan tersebut yaitu:

1) Guru mempelajari secara detail mengenai model pembelajaran

STAD terlebih dahulu sebelum memulai proses pembelajaran; 2) Guru melakukan mengkondisikan kesiapan belajar siswa

dengan memberikan motivasi sebelum proses pembelajaran berlangsung;

3) Guru membatasi waktu agar semua kegiatan pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan; 4) Guru perlu mengawasi secara seksama supaya siswa aktif

(69)

52

5) Guru memberikan penjelasan atau ulasan materi yang dengan jelas dan suara yang lantang;

Kelemahan-kelamahan tersebut merupakan salah satu komponen yang menyebabakan indikator keberhasilan belum terpenuhi secara maksimal, untuk itu pada Siklus II diharapkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPA materi gaya dan pengaruhnya hasil belajar siswa dapat meningkat.

2. Diskripsi Sikus II a. Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan tindakan sebagai berikut:

1) Meyususn RPP mata pelajaran IPA materi gaya gesek melalui model kooperatif tipe STAD;

2) Merencanakan pembagian kelompok yang beragam kemampuan, jenis kelamin dan suku;

3) Menyiapkan soal tes evaluasi;

(70)

53 b. Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada 07 Maret 2018 di ruang kelas V SDN Kaligawe Semarang Kota Semarang dengan jumlah siswa 28 dan seluruh siswa hadir. Penelitian ini berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan pada tahab ini adalah tentang gaya gesek. Langkah-langkah pelaksanaan Siklus II:

1) Kegiatan Awal (10 meniit)

a) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa; b) Guru memeriksa kesiapan siswa untuk belajar;

c) Guru menyapa siswa dan melakukan presensi;

d) Guru melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan materi gaya gesek;

e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas; dan

2) Kegiatan Inti a) Eksplorasi

(1) Guru mengulas materi yang disampaikan pada pertemuan lalu;

(71)

54

(3) Guru menjelaskan garis besar materi tentang gaya gesek;

(a) Pengertian Gaya Gesek

Gaya gesek merupakan gaya hambatan yang terjadi ketika dua permukaan benda saling bersentuhan. Gaya gesekan memiliki arah yang selalu berlawanan dengan arah gerak benda. Makin kasar permukaan benda yang bergesek makin besar gaya geseknya. Semakin licin permukaan benda yang bergesekan, makin kecil gaya geseknya. (b) Cara Memperbesar dan Memperkecil Gaya Gesek.

Benda dapat berhenti dengan menggunakan gaya gesek yang besar sedangkan untuk memperlancar gerakan benda gaya gesek harus diperkecil. Gaya gesek dapat diperbesar dengan cara memperkasar permukaan dua benda, mengeringkan dan membersihkan permukaan benda yang basah.

(72)

55

Gaya gesek juga dipengaruhi oleh jenis permukaan. Permukaan yang kasar akan menghasilkan gaya gesek yang besar, oleh karena itu benda sukar bergerak di atas permukaan yang kasar. Permukaan licin akan menghasilkan gaya gesek yang kecil, oleh karena itu benda mudah bergerak di atas permukaan yang licin.

(c) Manfaat Gaya Gesek Dalam Kehidupan

Gaya gesek sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, diantara manfaatnya adalah gaya gesek antara kaki dengan lantai atau permukaan jalan menjadikan orang dapat berjalan. Jika jalan licin (gesekan sangat kecil) kita akan tergelincir, gaya gesekan pada rem, misalnya rem cakram (piringan) ataupun rem trombol digunakan untuk memperlambat laju sepeda motor ataupun mobil, dan gaya gesek yang yang terjadi pada jalan yang kasar antara ban (dibuat bergerigi) dengan permukaan jalan yang kasar menyebabkan kendaraan tidak tergelincir (selip) saat jalan basah. b) Elabolarasi

(73)

56

(2) Guru membagikan lembar kerja tentang gaya gesek kepada setiap kelompok;

(3) Guru menyampaikan peraturan dan tata cara kerja kelompok;

(4) Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan secara bersama-sama dengan anggota kelomponya;

(5) Guru meminta siswa yang bisa mengerjakan tugas untuk menjelaskan kepada anggota kelompoknya agar semua anggota kelompoknya dapat menguasai tugas yang diberikan;

(6) Guru mengawasi siswa saat diskusi berlangsung pada masing-masing kelompok serta memeberikan batasan waktu dalam mengerjakan soal kelompok;

(7) Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya;

(8) Guru meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan hasil kerja kelompoknya;

(9) Guru membagikan kuis kepada siswa dan siswa diminta mengerjakannya secara individual;

(74)

57

(11)Siswa bersama guru membahas kuis yang telah dikerjakan; dan

(12)Siswa bersama guru menghitung skor yang diperoleh setiap siswa, kemudian dijumlahkan dengan skor anggota kelomponya dan dirata-ratakan untuk mendapatakan skor kelompok.

c) Korfirmasi

1) Guru memberikan gambar bintang pada lembar kerja siswa dan kelompok kepada siswa yang aktif dan kelompok yang mendapat skor tertinggi; dan

2) Guru memeberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi gaya gesek.

3) Kegiatan Akhir (10 menit)

a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas yaitu tentang materi gaya gesek;

b) Guru menyampaiakan pokok materi yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang tentang materi gaya magnet; dan

c) Guru menutup pelajaran dengan berdo’a sesuai dengan agamanya masing-masing.

c. Pengamatan

Gambar

Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK
Gambar 2.1 Macam-macam Magnet (Sumber: Sulistiyowati, 2010:  102)
Gambar 2.2 Magnet Menarik Benda (Sumber: Sulistiyowati, 2010:  104)
Gambar. 2.6 Pembuatan Magnet dengan Induksi (Sumber: Winarti, 2009: 69)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lebih lanjut berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005), stimulasi verbal yang dapat dilakukan orang tua untuk mengembangkan kemampuan bicara

Hal ini tidak berarti bahwa dana yang dipergunakan untuk membangun dua kota suci tersebut hanyalah hasil pengembangan wakaf saja, karena Arab Saudi di samping memiliki harta wakaf

Hasil penelitian ini menunjukkan implementasi pendidikan karakter yang terintegrasi dalam Kurikulum 2013 dapat dilaksanakan jika semua pihak bekerja sama dengan baik

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Pengalokasian dana di PSSTK-ITS dilakukan oleh Program Studi Sarjana melalui perencanaan tiap tahun baik untuk kebutuhan rutin (honorarium, kebutuhan ATK, kebutuhan bahas

Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan metode survey, yaitu dengan melakukan penyebaran kuesioner secara langsung, di- mana kuesioner tersebut

Jika ibu memanfaatkan pelayanan antenatal maka keadaan keluhan yang dirasakan dapat diatasi terutama rasa cemas ibu terhadap kondisi kehamilan seperti memberikan

Oleh karena itu, saya tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana persepsi Badan Kemakmuran Masjid terhadap bank syariah karena para pengurus Badan Kemakmuran