• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN JENIS MULSA DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN JENIS MULSA DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.)"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN JENIS MULSA DAN PUPUK NPK

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN KACANG PANJANG

(Vigna sinensis

L.)

SKRIPSI

B U S T A M I

07C10407022

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH , ACEH BARAT

(2)

PENGARUH PEMBERIAN JENIS MULSA DAN PUPUK NPK

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN KACANG PANJANG

(Vigna sinensis

L.)

SKRIPSI

B U S T A M I

07C10407022

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Universitas Teuku Umar

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH , ACEH BARAT

(3)

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul Penelitian

: Pengaruh Pemberian Jenis Mulsa Dan Pupuk NPK

Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman

Kacang Panjang (

Vigna sinensis

L.)

Nama Mahasiswa

: Bustami

NIM

: 07C10407022

Program Studi

: Agroteknologi

Menyetujui :

Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama,

Pembimbing Anggota,

Ir. Khairilsyah

Ir. Aswin Nasution

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian,

Ketua Prodi Agroteknologi,

Diswandi Nurba, S.TP. M.Si

Jasmi, SP. M.Sc

NIDN : 0128048202

NIDN : 0127088002

(4)

LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi dengan Judul :

Pengaruh Pemberian Jenis Mulsa dan Pupuk NPK Terhadap

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Panjang

(

Vigna sinensis

L.)

Nama

: Bustami

N I M

: 07C10407022

Fakultas

: Pertanian

Program Studi

: Agroteknologi

Telah dipertahankan didepan dewan penguji pada tanggal 16 Agustus 2013

dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

SUSUNAN DEWAN PENGUJI :

1.

Ir. Khairilsyah

Pembimbing Utama/Ketua TIM Penguji

: ...

(5)

Ya Allah...

Sepercik ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hanya saja aku mengetahui

sebagian kecil dari yang Engkau miliki sebagaimana firman-Mu:

“Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh

habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami

datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”

(Al-Kahfi : 109)

Alhamdulillah...

Hari ini telah Engkau penuhi harapanku

Harapan untuk membahagiakan orang-orang tercinta

Walau hari depan masih sebuah tanda tanya

Ayahanda...

Dengan iringan do’amu hari ini telah ku gapai cita-citaku yang engkau amanahkan

dan harapkan. Ayah...hari ini ku buktikan segala usahamu, terima kasih ayah

do’aku selalu mengiringi langkahmu...

Ibunda...

Lelahmu menanti keberhasilanku, do’amu membuat aku semangat, kasih

sayangmu menjadikan aku tegar, hingga ku dapatkan hidup dengan penuh

kesabaran walaupun beragam cobaan yang menghalangi...

Ibunda...tiada lagi yang tersisa dariku selain terus berdo’a dan berusaha

untuk selalu bisa membahagiakanmu...

Dengan penuh keikhlasan dan segenap kasih sayang yang diiringi tulusnya do’a,

kupersembahkan karya tulis ini kepada yang mulia Ayahanda tersayang Baswi dan

Ibunda tercinta Mardhiah, dan juga orang-orang yang ku sayang : Adikku Siti

Hajar, Nenekku Tilawang, Pamanku Abdul Hamid, Bibiku Fitri Anita, Abang

angkatku Surya, Kakak angkatku Nita dan Adik Angkatku Mahfud serta semua

saudara-saudaraku yang telah berpartisipasi (Terima kasih atas canda, tawa dan do’a

kalian selama ini, semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita

semua).

Terima Kasih yang tak terhingga ku ucapkan kepada rekan-rekan seperjuangan

yang selalu setia dalam mengisi hari-hariku; Indra Taufik SP, Ibrahim,

Safriudin SP, Safriani, bang Mus, Yusuf, Jasmi, Mustafa, Khairil, Eka Safitri,

Naidi, Subhan, Syuhada, Baini dan Andi serta Teman-teman yang tidak bisa

saya sebutkan namanya satu persatu, Thank’s for Attention.

Ya Allah...

Teguhkan Imanku, Tetapkanlah Hati dan Jiwaku

Agar Selalu Melangkah di Jalan Mu... Amin...

(6)

ABSTRAK

BUSTAMI

“ Pe

ngaruh Pemberian Jenis Mulsa dan Pupuk NPK Terhadap

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Panjang (

Vigna sinensis

L.)” d

i

bawah bimbingan Ir. Khairilsyah selaku pembimbing utama dan Ir. Aswin

Nasution sebagai pembimbing anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jenis mulsa

dan pupuk NPK, serta nyata tidaknya interaksi antara kedua faktor tersebut

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang.

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian

Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh Aceh Barat mulai bulan Desember

2012 sampai dengan bulan Pebruari 2013.

Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu benih kacang panjang

unggul Pecut Putih, pupuk NPK 16-16-16 cap Tawon, mulsa plastik hitam perak

dan mulsa serbuk sabut kelapa, kayu lanjaran dan kapur Dolomite. Sedangkan

alat-alatnya adalah cangkul, sekrub, parang, ember, meteran, timbangan analitik,

gembor, tali rafia, kalkulator, jangka sorong dan alat-alat tulis.

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 4 dengan 3 ulangan. Faktor

yang diteliti meliputi Jenis Mulsa (M) terdiri dari 3 taraf Tanpa Mulsa (M

0

),

Mulsa Plastik Hitam Perak (M

1

), Mulsa Serbuk Sabut Kelapa (M

2

) dan faktor

Pupuk NPK (P) terdiri dari 4 taraf (P

0

) 0 kg/ha, (P

1

) 200 kg/ha, (P

2

) 400 kg/ha,

(7)

ulangan, maka didapat 36 unit susunan kombinasi perlakuan antara jenis mulsa

dan pupuk NPK.

Adapun peubah-peubah yang diamati pada penelitian ini adalah Panjang

Tanaman (cm) dan Diameter Pangkal Batang (mm) umur 14, 21 dan 28 HST,

Jumlah Buah, Panjang Buah (cm), Berat Buah Per Tanaman (gr) dan Berat Buah

Per Ha (ton) selama empat kali panen.

Hasil uji F pada analisis sidik ragam menunjukkan perlakuan jenis mulsa

berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah pengamatan pertumbuhan dan

produksi tanaman yang diamati. Hasil pengamatan terbaik terhadap diameter

pangkal batang umur 14 dan 21 HST didapati pada perlakuan mulsa plastik hitam

perak (M

1

), namun hasil pengamatan terbaik terhadap panjang tanaman kacang

panjang umur 14, 21 dan 28 HST, diameter pangkal batang umur 28 HST, jumlah

buah, panjang buah, berat buah per tanaman dan berat buah per ha selama empat

kali panen terdapat pada perlakuan mulsa serbuk sabut kelapa (M

2

).

Hasil uji F pada analisis sidik ragam menunjukkan perlakuan pupuk NPK

berpengaruh sangat nyata terhadap panjang tanaman kacang panjang umur 21 dan

28 HST serta berpengaruh nyata umur 14 HST. Berpengaruh sangat nyata

terhadap diameter pangkal batang umur 21 HST, berpengaruh nyata umur 28 HST

dan berpengaruh tidak nyata umur 14 HST. Berpengaruh nyata terhadap berat

buah per tanaman dan berat buah per ha serta berpengaruh tidak nyata terhadap

jumlah buah dan panjang buah selama empat kali panen. Dari berbagai dosis

pupuk NPK yang dicobakan, hasil pengamatan terbaik terhadap panjang tanaman

(8)

200 kg/ha atau 5 gr/tanaman (P

1

), namun hasil pengamatan terbaik terhadap

panjang tanaman umur 14 dan 21 HST, diameter pangkal batang umur 14, 21 dan

28 HST, jumlah buah, panjang buah, berat buah per tanaman dan berat buah per

ha selama empat kali panen terdapat pada perlakuan pupuk NPK dengan dosis 600

kg/ha atau 15 gr/tanaman (P

3

).

Hasil uji F pada analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh yang sangat

nyata terhadap panjang tanaman kacang panjang umur 21 HST dan pengaruh yang

nyata terhadap panjang buah tanaman kacang panjang dari interaksi mulsa dan

pupuk NPK yang dicobakan. Hasil interaksi terbaik didapati pada perlakuan M

2

P

3

(mulsa serbuk sabut kelapa dan pupuk NPK dengan dosis 600 kg/ha atau 15

(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadhirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah Nya kepada kita, sehingga skripsi dengan Judul

:

“ Pengaruh Pemberian Jenis Mulsa dan Pupuk NPK Terhadap

Pertumbuhan

dan Produksi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis

L.

)

dapat

diselesaikan. Shalawat dan salam penulis serahkan ke penghulu alam Nabi Besar

Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam

yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan sekarang ini. Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1.

Bapak Ir. Khairilsyah dan Bapak Ir. Aswin Nasution selaku Dosen

Pembimbing utama dan pembimbing anggota penulis, yang telah banyak

memberi bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

2.

Bapak Diswandi Nurba, S.TP,. M.Si. sebagai Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Teuku Umar dan Civitas Akademika yang telah menyediakan

sarana dan prasarana selama penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas

Pertanian Universitas Teuku Umar (FP-UTU).

3.

Bapak Muhammad Jalil, SP,. MP,. sebagai Pembantu Dekan I Fakultas

Pertanian Universitas Teuku Umar (FP-UTU), yang telah banyak memberi

(10)

4.

Ibu Jasmi, SP,. M.Sc. Sebagai Ketua Jurusan Agroteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Teuku Umar (FP-UTU), yang telah banyak memberi

saran dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5.

Ayahanda Baswi dan Ibunda Mardhiah beserta saudara-saudara semua, atas

do’a, kasih sayang, cinta, pengorbanan dan dorongan

semangat kepada

penulis, karena berkat partisipasi mereka penulis dapat menyelesaikan studi

kuliah dari awal hingga akhir dengan baik. Akhirnya dengan segala

kerendahan hati penulis memanjatkan do

a kepada Allah SWT, semoga

segala amal dan pengorbanan mereka mendapat balasan yang berlimpah dari

Allah SWT, amin.

6.

Seluruh pihak terkait yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi

penulis ini.

Penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan tidak luput dari

kesilapan, karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi

perbaikannya kelak, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

(11)

DAFTAR ISI

2.1. Botani Tanaman Kacang Panjang

...

5

2.2. Morfologi Tanaman Kacang Panjang

...

5

2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Panjang ...

8

2.4. Peranan Mulsa Bagi Tanaman

... 10

2.5. Peranan Unsur Hara N, P dan K Bagi Tanaman

... 12

2.6. Mekanisme Penyerapan Unsur Hara Oleh Tanaman

... 16

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 18

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 18

3.2. Bahan dan Alat ... 18

3.3. Rancangan Percobaan ... 19

3.4. Pelaksanaan Penelitian ... 21

3.5. Pengamatan ... 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

4.1. Hasil ... 25

4.2. Pembahasan ... 45

V.

KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

5.1. Kesimpulan

... 51

5.2. Saran

... 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Hal

1.

Susunan Kombinasi Perlakuan Antara Jenis Mulsa

dan Dosis Pupuk NPK

... 20

2.

Rata-rata Panjang Tanaman Kacang Panjang pada

Berbagai Jenis Mulsa Umur 14, 21 dan 28 HST ... 25

3.

Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Kacang Panjang

pada Berbagai Jenis Mulsa Umur 14, 21 dan 28 HST ... 26

4.

Rata-rata Jumlah Buah Tanaman Kacang Panjang pada

Berbagai Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen

... 28

5.

Rata-rata Panjang Buah Tanaman Kacang Panjang pada

Berbagai Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen

... 29

6.

Rata-rata Berat Buah Kacang Panjang Per Tanaman pada

Berbagai Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen

... 30

7.

Rata-rata Berat Buah Kacang Panjang Per Tanaman pada

Berbagai Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen

... 32

8.

Rata-rata Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai

Dosis Pupuk NPK Umur 14, 21 dan 28 HST ... 33

9.

Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Kacang Panjang

pada Berbagai Dosis Pupuk NPK Umur 14, 21 dan 28 HST ... 35

10.

Rata-rata Jumlah Buah Tanaman Kacang Panjang pada

Berbagai Dosis Pupuk NPK selama empat kali panen

... 36

11.

Rata-rata Panjang Buah Tanaman Kacang Panjang pada

Berbagai Dosis Pupuk NPK selama empat kali panen

... 38

12.

Rata-rata Berat Buah Kacang Panjang Per Tanaman pada

Berbagai Dosis Pupuk NPK selama empat kali panen

... 39

13.

Rata-rata Berat Buah Kacang Panjang Per Ha pada Berbagai

Dosis Pupuk NPK selama empat kali panen ... 40

14.

Rata-rata Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai

Perlakuan Jenis Mulsa dan Dosis Pupuk NPK Umur 21 HST ... 42

15.

Rata-rata Panjang Buah Tanaman Kacang Panjang pada

Berbagai Perlakuan Jenis Mulsa dan Dosis Pupuk NPK

(13)

DAFTAR GAMBAR

Hal

1.

Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai

Jenis Mulsa Umur 14, 21 dan 28 HST ... 26

2.

Diameter Pangkal Batang Tanaman Kacang Panjang pada

Berbagai Jenis Mulsa Umur 14, 21 dan 28 HST ... 27

3.

Jumlah Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai

Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen

... 28

4.

Panjang Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai

Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen

... 30

5.

Berat Buah Kacang Panjang Per Tanaman pada Berbagai

Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen

... 31

6.

Berat Buah Kacang Panjang Per Ha pada Berbagai

Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen

... 32

7.

Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Dosis

Pupuk NPK Umur 14, 21 dan 28 HST ... 34

8.

Diameter Pangkal Batang Tanaman Kacang Panjang pada

Berbagai Dosis Pupuk NPK Umur 14, 21 dan 28 HST ... 36

9.

Jumlah Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai

Dosis Pupuk NPK Umur 14, 21 dan 28 HST ... 37

10.

Panjang Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai

Dosis Pupuk NPK Selama Empat Kali Panen

... 38

11.

Berat Buah Kacang Panjang Per Tanaman pada Berbagai

Dosis Pupuk NPK Selama Empat Kali Panen

... 40

12.

Berat Buah Kacang Panjang Per Ha pada Berbagai

Dosis Pupuk NPK Selama Empat Kali Panen

... 41

13.

Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Perlakuan

Jenis Mulsa dan Dosis Pupuk NPK Umur 21 HST

... 43

14.

Panjang Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Perlakuan

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

1.

Lampiran

... 55

2.

Bagan Percobaan

... 65

3.

Bagan Tanaman dalam Plot

... 66

(15)

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kacang panjang (

Vigna sinensis

L.) merupakan salah satu jenis sayuran

yang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun diolah menjadi sayur. Kacang

panjang juga termasuk sayuran buah yang digemari oleh masyarakat dan sudah

sangat populer serta memiliki berbagai macam manfaat. Buah atau polong

mudanya bermanfaat sebagai bahan makanan dan untuk pengobatan, yaitu

pengobatan kanker payudara, anemia, antioksidan, antivirus, antibakteri, sebagai

penyeimbangan bakteri usus dan konstipasi. Disamping itu daun mudanya juga

dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan sayuran dan untuk bahan makanan

ternak.

Sebagai sayuran kacang panjang merupakan sumber protein, energi,

karbohidrat, dan lemak yang berguna untuk memenuhi gizi. Kacang panjang yang

umumnya dipanen dalam bentuk polong muda banyak mengandung vitamin A, B

dan C, sedangkan polong tua banyak mengandung protein. Kandungan nilai gizi

pada kacang panjang yaitu protein 24 g, energi 441 kal, karbohidrat 83,4 g, lemak

2,3 g, vitamin A 5535 mg, vitamin B 0,14 mg dan vitamin C 0,85 mg (Cahyono,

2005).

Salah satu dukungan kegiatan usaha tani kacang panjang adalah permintaan

pasar yang cukup tinggi dan juga pasar mampu menampungnya walaupun

produksi meningkat pada saat panen. Dipandang dari sudut permintaan konsumen

komoditi ini memiliki potensi pasar yang cukup besar dipasaran. Selain terbuka

(16)

Dengan demikian kacang panjang mempunyai prospek yang cukup baik untuk

diusahakan.

Menurut Cahyono (2005) mulsa sangat berperan dalam proses pertumbuhan

dan produksi tanaman kacang panjang karena mulsa memiliki fungsi atau

keuntungan sangat penting untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kacang

panjang. Keuntungan menggunakan mulsa dapat menekan pertumbuhan rumput

dan gulma sehingga tanaman dapat tumbuh lebih sempurna, dapat

mempertahankan kelembaban dan temperatur tanah, mengurangi proses

penguapan air tanah (evaporasi), menjaga kondisi fisik tanah tetap gembur

sehingga meningkatkan produksi tanaman kacang panjang.

Jenis mulsa yang dapat digunakan untuk budidaya tanaman adalah mulsa

plastik hitam perak dan mulsa serbuk sabut kelapa. Menurut Cahyono (2005)

mulsa plastik hitam perak merupakan mulsa plastik yang memiliki dua permukaan

yang berbeda, satu permukaan berwarna hitam dan permukaan satu lagi berwarna

perak. Kedua warna permukaan tersebut juga memiliki fungsi yang berbeda.

Permukaan yang berwarna perak berfungsi memantulkan sinar ultraviolet

matahari yang dapat mengubah iklim mikro disekitar tanaman. Sedangkan

permukaan plastik yang berwarna hitam berfungsi menekan pertumbuhan rumput,

gulma dan cendawan didalam tanah. Selanjutnya Wuryan (2008) serbuk sabut

kelapa sebagai mulsa merupakan sumber kalium yang diperlukan tanaman, selain

itu serbuk sabut kelapa juga merupakan sumber unsur N, P, Ca dan Mg meskipun

dalam jumlah yang sangat kecil karena kandungan haranya rendah maka dalam

(17)

serbuk sabut kelapa ini juga dilakukan untuk dapat mempertahankan kelembaban

dan temperatur tanah, mengurangi penguapan air tanah (evaporasi), menjaga fisik

tanah tetap gembur dan melindungi tanah dari pemadatan akibat curah hujan.

Ditinjau dari segi fungsinya mulsa memberikan keuntungan sangat banyak

dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang. Maka untuk

membuktikan keuntungan mulsa salah satunya cara adalah dengan pemberian

pupuk untuk penambahan unsur hara N, P dan K pada tanaman. Sebab apabila

terjadi kekurangan salah satu dari unsur tersebut maka pertumbuhan dan produksi

tanaman tidak akan maksimal.

Sebagaimana halnya tanaman budidaya lain, budidaya tanaman kacang

panjang juga membutuhkan tempat penanaman cukup unsur hara. Dengan teknik

budidaya yang baik serta pemakaian dosis pupuk yang sesuai, pertumbuhan dan

produksi tanaman kacang panjang akan maksimal. Dari berbagai lokasi budidaya

tanaman kacang panjang diperoleh informasi bahwa produksinya dapat mencapai

antara 10-40 ton/ha, tergantung pada varietas dan kondisi lingkungan (Cahyano,

2005).

Pada dasarnya peningkatan produksi tanaman dapat dilakukan secara

intensifikasi maupun ekstensifikasi. Salah satu upaya intensifikasi yang dapat

dilakukan dalam meningkatkan produksi tanaman adalah pemberian unsur hara

dalam bentuk pupuk.

Menurut Moenandir (2004) upaya meningkatkan

produktivitas tanaman dapat dilakukan dengan pemberian pupuk organik maupun

anorganik, pupuk anorganik yang umum diberikan adalah yang mengandung

(18)

bagi budidaya pertanian karena ini merupakan upaya yang dilakukan untuk

menjamin ketersediaan hara bagi tanaman (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).

Untuk pemupukan yang ideal pemberian pupuk bagi tanaman kacang

panjang tergantung pada kesuburan tanahnya, namun dosis pupuk yang umum

diberikan adalah urea 100 kg/ha, TSP 200 kg/ha, dan KCL 100 kg/ha. Pupuk urea

merupakan sumber nitrogen yang mengandung 46 % N, pupuk TSP merupakan

sumber posfat yang mengandung 46 % P, dan pupuk KCL merupakan sumber

kalium yang mengandung 60 % K (Haryanto

et. al,

2008).

Dari uraian yang telah dikemukakan diatas, maka perlu dilakukan penelitian

untuk mengetahui jenis mulsa apa dan berapakah dosis pupuk NPK yang tepat

untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang.

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jenis mulsa

dan pupuk NPK serta nyata tidaknya interaksi antara kedua faktor tersebut

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang.

1.3. Hipotesis

1.

Pemberian jenis mulsa berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman kacang panjang.

2.

Dosis pupuk NPK berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman kacang panjang.

3.

Terdapat interaksi antara pemberian jenis mulsa dan pupuk NPK terhadap

(19)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Botani Tanaman Kacang Panjang

Menurut Cahyono (2005) botani tanaman kacang panjang diklasifikasikan

sebagai berikut :

Divisio (divisi)

: Spermatophyta (tanaman berbiji)

Subdivisio (subdivisi)

: Angiospermae (biji berada didalam buah)

Class (kelas)

: Dicotyledoneae (biji berkeping dua)

Ordo (bangsa)

: Rosales

Familia (suku)

: Leguminoceae (kacang-kacangan)

Subfamilia

: Papilionaceae

Genus (marga)

: Vigna

Spesies (jenis)

: Vigna sinensis L. Savi ex Hassk

Vigna sinensis ssp.Sequipedalis

2.2. Morfologi Tanaman Kacang Panjang

1.

Akar

Akar tanaman merupakan bagian dari organ tubuh tanaman yang berfungsi

untuk berdirinya tanaman serta untuk penyerapan zat hara dan air. Tanaman

kacang panjang berakar tunggang dan berserabut akar. Akar tunggangnya tumbuh

lurus kedalam tanah hingga mencapai kedalaman 30 cm, sedangkan serabut

akarnya tumbuh menyebar kearah samping (horizontal) dan tidak dalam. Panjang

akar serabut mencapai 26 cm. Akar tanaman kacang panjang mempunyai

(20)

bermanfaat untuk menyuburkan tanah. Pada tanah yang telah mengandung bakteri

akar mulai terbentuk sekitar 15

20 hari setelah tanam (Cahyono, 2005).

2.

Batang

Batang tanaman merupakan bagian dari organ tubuh tanaman yang berfungsi

sebagai tempat tumbuh daun, bunga, buah dan untuk jalan pengangkutan zat hara

dari akar kedaun serta sebagai jalan menyalurkan zat-zat hasil asimilasi keseluruh

bagian tanaman. Batang tanaman kacang panjang memiliki ciri-ciri liat, tidak

berambut, berbentuk bulat, bersifat keras, panjang dan berukuran kecil dengan

diameter sekitar 0,6

1 cm. Tanaman yang pertumbuhannya bagus diameter

batangnya dapat mencapai 1,2 cm lebih. Batangnya berwarna hijau tua dan

bercabang banyak yang menyebar rata sehingga tanaman rindang. Pada bagian

percabangan batang mengalami penebalan (Haryanto

et. al,

2008).

3.

Daun

Menurut Cahyono (2005) daun tanaman merupakan bagian dari organ tubuh

tanaman yang berfungsi sebagai tempat asimilasi untuk pembentukan karbohidrat,

protein, lemak, mineral dan vitamin untuk pertumbuhan tanaman. Daun kacang

panjang merupakan daun majemuk yang tersusun tiga helaian dan melekat pada

tangkai daun. Selanjutnya Haryanto

et. al,

(2008) menambahkan bahwa daun

kacang panjang berbentuk lonjong dengan ujung daun runcing, tepi daun rata

tidak berbentuk dan memiliki tulang-tulang daun yang menyirip. Kedudukan daun

tegak agak mendatar dan memiliki tangkai utama. Permukaan daun bagian atas

(21)

muda. Ukuran daun kacang panjang sangat bervariasi, yakni panjang daun antara

9

15 cm dan lebar daun antara 5

8 cm tergantung pada jenis dan varietasnya.

4.

Bunga

Bunga tanaman kacang panjang tergolong bunga sempurna, yakni dalam

satu bunga terdapat alat kelamin betina (putik) dan alat kelamin jantan (benang

sari). Bunga terdiri atas tangkai bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang

sari dan kepala putik. Bunganya terdapat pada ketiak daun, daunnya majemuk,

tangkai silindris, panjang kurang lebih 2 cm dan berwarna hijau keputih-putihan.

Mahkota bunga berbentuk kupu-kupu dan memiliki warna yang bervariasi, yakni

kekuning-kuningan, ungu biru, putih keunguan dan putih. Benang sari bertangkai

panjang kurang lebih 3 cm berwarna putih. Kepala benang sari berwarna kuning,

putik bertangkai, kepala putik berwarna hijau, tangkai putik berwarna putih dan

panjangnya kurang lebih 3,4 cm (Cahyono, 2005).

5.

Buah

Buah tanaman kacang panjang berbentuk bulat, panjang dan ramping.

Buahnya disebut dengan polong, panjang polongnya sekitar 30

100 cm

tergantung pada jenis dan varietasnya. Warna polong juga bervariasi hijau

keputih-putihan, hijau, dan hijau muda, namun setelah tua menjadi putih

kekuning-kuningan. Polong kacang panjang mengandung biji yang tersusun

bersegmen-segmen, banyak sedikitnya jumlah biji dalam satu polong tergantung

pada panjang polong. Polong yang masih muda bersifat renyah dan mudah

(22)

atau buah ini merupakan bagian tanaman yang diambil untuk bahan makanan

sayuran (Cahyono, 2005).

6.

Biji

Biji kacang panjang merupakan bagian dari buah atau polong yang dapat

digunakan untuk perbanyakan tanaman atau pembiakan untuk menghasilkan

tanaman yang baru. Disamping itu, biji kacang panjang dapat juga dikonsumsi

untuk bahan makanan. Biji kacang panjang berbentuk bulat panjang dan agak

pipih, tetapi kadang-kadang juga terdapat sedikit melengkung. Biji yang telah tua

memiliki warna yang beragam, yaitu kuning, coklat, kuning kemerah-merahan,

putih, hitam, merah, dan merah putih tergantung pada jenis dan varietasnya. Biji

memiliki ukuran besar 8

9 mm X 5

6 mm (Cahyono, 2005).

2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Panjang

1.

Iklim

Kacang panjang dapat tumbuh didataran rendah maupun dataran tinggi

dengan ketinggian antara 0

1500 meter diatas permukaan laut (DPL). Kacang

panjang biasanya digolongkan dalam sayuran dataran rendah sebab tanaman ini

tumbuh lebih baik dan banyak diusahakan didataran rendah pada ketinggian

kurang dari 600 meter diatas permukaan laut. Ketinggian tempat berkaitan erat

dengan suhu yang merupakan faktor penting bagi tanaman. Setiap kenaikan

ketinggian tempat 100 meter diatas permukaan laut, suhu turun 0,5° C.

Temperatur harian yang sesuai untuk tanaman kacang panjang adalah sekitar 18

(23)

Kacang panjang dapat ditanam sepanjang musim, baik musim kemarau

maupun musim penghujan. Waktu bertanam yang baik adalah pada awal atau

akhir musim hujan. Tanaman kacang panjang membutuhkan curah hujan sekitar

600

2000 mm/tahun. Tanaman ini membutuhkan banyak sinar matahari penuh.

Lahan yang terbuka didataran rendah lebih disukai, sedangkan bila ternaungi

produksinya kurang memuaskan (Cahyono, 2005).

2.

Tanah

Tanah yang subur atau gembur diperlukan oleh tanaman kacang panjang,

agar dapat tumbuh lebih baik, tanaman ini menghendaki tanah yang subur banyak

mengandung bahan organik dan cukup mengandung air. Selain itu, drainase yang

baik juga diperlukan karena kacang panjang peka terhadap genangan air. Lahan

yang ditanami kacang panjang dapat berupa tanah pekarangan, sawah, dan tegalan

(Haryanto

et. al,

2008).

Selanjutnya Cahyono (2005) juga menambahkan bahwa jenis tanah yang

paling baik untuk tanaman ini adalah tanah bertekstur liat berpasir.

Kacang-kacangan peka terhadap keasaman tanah yang tinggi. Untuk pertumbuhan yang

optimal diperlukan derajat keasaman (pH) tanah antara 5,5

6,5. Tanah yang

terlalu asam dengan pH dibawah 5,5 dapat menyebabkan tanaman tumbuh kerdil

karena teracuni garam aluminium (Al) yang larut dalam tanah, untuk mengatasi

(24)

2.4. Peranan Mulsa Bagi Tanaman

Mulsa adalah bahan yang dipakai pada permukaan tanah dan berfungsi

untuk menghindari kehilangan air melalui penguapan dan menekan pertumbuhan

gulma. Selain itu mulsa juga dapat mempertahankan agregat tanah dari hantaman

air hujan, memperkecil erosi permukaan tanah, mencegah penguapan air, dan

melindungi tanah dari terpaan sinar matahari (Tjahjo, 2003).

Selanjutnya Cahyono (2005) menambahkan bahwa kegunaan mulsa dalam

budidaya tanaman adalah :

1.

Dapat menekan pertumbuhan rumput dan gulma sehingga pertumbuhan

tanaman dapat lebih sempurna.

2.

Dapat mempertahankan kelembaban dan temperatur tanah.

3.

Pemupukan tanah dapat dilakukan sekaligus.

4.

Melindungi tanah dari pemadatan karena curah hujan.

5.

Mengurangi proses penguapan air tanah (evaporasi).

6.

Penyerapan pupuk oleh tanaman lebih efektif.

7.

Mencegah tercucinya atau terbuangnya pupuk oleh air hujan.

8.

Menjaga fisik tanah tetap gembur.

Jenis mulsa yang digunakan pada penelitian ini adalah mulsa plastik hitam

perak (MPHP) dan mulsa serbuk sabut kelapa (

Cocopeat

).

1.

Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP)

Mulsa plastik hitam perak merupakan mulsa plastik yang memiliki dua

permukaan yang berbeda, satu permukaan berwarna hitam dan permukaan satu

(25)

berbeda. Permukaan yang berwarna perak berfungsi memantulkan sinar ultraviolet

matahari yang dapat mengubah iklim mikro disekitar tanaman. Sedangkan

permukaan plastik yang berwarna hitam berfungsi menekan pertumbuhan rumput,

gulma dan cendawan didalam tanah. Jika pemasangan mulsanya keliru akan

menyebabkan tidak berfungsinya mulsa plastik tersebut dalam meningkatkan

pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya (Cahyono, 2005).

2.

Mulsa Serbuk Sabut Kelapa (

Cocopeat

)

Menurut Wuryan (2008) serbuk sabut kelapa sebagai mulsa merupakan

sumber kalium yang diperlukan tanaman, selain itu serbuk sabut kelapa juga

merupakan sumber unsur N, P, Ca dan Mg meskipun dalam jumlah yang sangat

kecil karena kandungan haranya rendah maka dalam penggunaannya perlu

ditambah dengan pupuk anorganik. Penggunaan mulsa serbuk sabut kelapa ini

juga dilakukan untuk dapat mempertahankan kelembaban dan temperatur tanah,

mengurangi penguapan air tanah (evaporasi), menjaga fisik tanah tetap gembur

dan melindungi tanah dari pemadatan akibat curah hujan.

Mulsa serbuk sabut kelapa dihasilkan dari proses penghancuran sabut

kelapa, sabut kelapa tersebut dimasukkan kedalam mesin untuk dilakukan proses

pengolahannya. Dari proses penghancuran tersebut dihasilkan serat yang diolah

sebagai bahan pembuat tali, karung, matras, sikat dan produk-produk kerajinan

atau industri rumah tangga. Setelah proses pengolahan itu dilakukan sabut kelapa

yang sudah hancur terpisah dari serat yang digunakan, serbuk sabut itulah

(26)

2.5. Peranan Unsur Hara N, P dan K Bagi Tanaman

Untuk mencukupi kebutuhan hara bagi tanaman maka tanaman perlu

dilakukan pemupukan. Karena pemupukan merupakan pemberian zat makanan

(hara) yang diperlukan oleh tanaman. Zat-zat hara yang diperlukan tanaman untuk

pertumbuhannya terdiri atas hara makro dan hara mikro. Hara makro yaitu zat

hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah banyak diantaranya N, P dan K,

sedangkan hara mikro yaitu zat hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah

sedikit (Cahyono, 2005).

Selanjutnya Cahyono (2005) menambahkan bahwa pemberian pupuk yang

utama dilakukan adalah yang mengandung unsur N, P dan K, hal ini disebabkan

kandungan unsur hara ini relatif sedikit didalam tanah dan dibutuhkan tanaman

dalam jumlah yang banyak. Pemberian pupuk N, P dan K yang cukup akan

berpengaruh terhadap optimalnya pertumbuhan dan produksi tanaman. Berikut

adalah peranan unsur hara N, P dan K bagi tanaman.

1.

Nitrogen

Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) unsur hara N berfungsi untuk

merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan pada bagian sel (organ)

tanaman itu sendiri, untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman serta

merangsang pertumbuhan vegetatif.

Sedangkan Cahyono (2005) menjelaskan bahwa nitrogen diserap tanaman

dalam bentuk NO

3

ˉ

dan NH

4

+

yang berperan dalam :

a.

Untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti

(27)

b.

Berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang berguna dalam

proses foto sintesis.

c.

Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.

d.

Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.

e.

Meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme didalam tanah.

Sedangkan tanaman yang kekurangan unsur N dapat ditandai dengan gejala

pertumbuhan yang lambat atau kerdil, daun hijau kekuningan, pendek, sempit dan

tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati (Leiwakabessy dan Sutandi,

2004).

Namun untuk tanaman kacang panjang pemberian pupuk nitrogen (N) yang

berlebihan menyebabkan pertumbuhan tanaman terlalu subur dan pertumbuhan

generatif tanaman terhambat, akibatnya produksi tanaman menjadi rendah karena

jumlah polong yang terbentuk hanya sedikit dan kecil-kecil sehingga bobot

polong sangat rendah. Kelebihan nitrogen juga dapat menyebabkan polong mudah

gugur sebelum tua. Apabila tanaman kekurangan nitrogen maka daun akan

menguning dan layu karena pembentukan klorofil berkurang yang membuat

tanaman kekurangan zat hijau daun. Kondisi ini menyebabkan proses foto sintesis

kurang sempurna sehingga pertumbuhan tanaman dan pembentukan polong serta

(28)

2.

Posfat

Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) unsur hara P berfungsi untuk

pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman, merangsang pembungaan

dan pembuahan, merangsang pertumbuhan akar, merangsang pembentukan biji,

merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel.

Sedangkan Cahyono (2005) menjelaskan bahwa posfat diserap tanaman

dalam bentuk H

2

PO

4

ˉ

dan HPO

4

²

ˉ

yang berperan dalam :

a.

Merangsang pertumbuhan akar khususnya akar benih tanaman muda.

b.

Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi

tanaman dewasa dan menaikkan persentase bunga menjadi buah atau biji.

c.

Membantu asimilasi dan pernapasan sekaligus mempercepat pembungaan

dan pemasakan buah atau biji.

d.

Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.

Untuk tanaman yang kekurangan unsur P gejalanya dapat dilihat dengan

pembentukan buah dan biji yang berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau

kemerahan atau kurang sehat (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).

Pemberian pupuk fosfat (P) yang berlebihan akan terjadi pengikatan N dan P

sehingga menyebabkan unsur N sulit diserap oleh tanaman. Akibatnya tanaman

kekurangan zat hara nitrogen dan membuat pertumbuhan tanaman terhambat.

Apabila kekurangan fosfat pertumbuhannya juga terhambat, perakaran tanaman

tumbuh tidak subur, pembentukan bunga dan polong terhambat, tanaman tumbuh

lebih pendek, daun berwarna keunguan sampai cokelat mengering dan sempit

(29)

3.

Kalium

Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) pupuk kalium berfungsi dalam

proses foto sintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan meneral termasuk air,

meningkatnya daya tahan dan kekebalan tanaman terhadap penyakit.

Sedangkan Cahyono (2005) menjelaskan bahwa kalium diserap tanaman

dalam bentuk ion K

+

yang berperan dalam :

a.

Membantu pembentukan protein dan karbohidrat.

b.

Memperkuat tubuh tanaman , mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman,

agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.

c.

Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.

d.

Meningkatkan mutu dari buah dan biji.

Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya batang dan daun menjadi

lemas atau rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat,

ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun

(Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).

Pemberian pupuk kalium (K) yang berlebihan menyebabkan pertumbuhan

tanaman terhambat karena terjadi ikatan N dan K yang mengakibatkan unsur N

sulit diserap oleh tanaman. Apabila kekurangan kalium, maka pertumbuhan

tanaman akan lamban dan kerdil, kualitas polong dan biji sangat rendah.

Kekurangan kalium yang berat dapat menyebabkan pucuk akar dan rambut akar

(30)

2.6. Mekanisme Penyerapan Unsur Hara Oleh Tanaman

Menurut Rivando (2011) unsur hara merupakan komponen penting dalam

pertumbuhan dan produksi tanaman. Kebutuhan unsur hara yang diperlukan

tanaman berbeda-beda, tergantung pada umur, jenis tanaman dan kebutuhan

tanaman itu sendiri. Unsur hara dapat tersedia disekitar akar tanaman melalui tiga

mekanisme yaitu mekanisme aliran massa, mekanisme difusi dan mekanisme

intersepsi akar. Mekanisme aliran massa adalah pergerakan ion/hara dari

konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, mekanisme difusi adalah gerakan hara

bersama dengan gerakan massa air dan mekanisme intersepsi akar adalah kontak

langsung antara hara dengan bulu akar tanaman.

Selanjutnya Rivando (2011) menambahkan bahwa hara yang telah berada

disekitar permukaan akar tanaman dapat diserap tanaman melalui dua proses yaitu

proses aktif dan proses selektif. Proses aktif merupakan proses penyerapan unsur

hara dengan energi aktif yang berlangsung apabila tersedia energi metabolik.

Energi metabolik dihasilkan dari proses pernapasan akar tanaman yang

mendorong berlangsungnya penyerapan unsur hara secara proses aktif. Proses

selektif merupakan proses penyerapan unsur hara melalui mekanisme seleksi yang

terjadi pada membran sel.

Proses penyerapan ini berlangsung sebagai berikut :

1.

Saat akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk kation (K

+

, Ca

2+

,

Mg

2+

dan NH

4+

) maka dari akar akan dikeluarkan kation H

+

dalam jumlah

(31)

2.

Saat akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk anion (NO

3

ˉ

, H

2

PO

4

ˉ

dan SO

4

²

ˉ

) maka dari akar akan dikeluarkan HCO

3

ˉ

dengan jumlah yang

(32)

III.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian

Universitas Teuku Umar Meulaboh , Aceh Barat mulai dari bulan Desember 2012

sampai dengan Pebruari 2013.

3.2. Bahan dan Alat

1.

Bahan

a.

Benih ; Benih yang digunakan adalah benih kacang panjang unggul Bintang

Asia Pecut Putih yang diproduksi oleh PT. Benih Citra Asia (BCA) Jember

-Indonesia.

b.

Pupuk ; Pupuk yang digunakan yaitu pupuk NPK 16-16-16 Cap Tawon yang

diproduksi oleh CV. Kertopaten Trading Coy Surabaya - Indonesia.

c.

Mulsa :

1) Mulsa plastik hitam perak (MPHP) Jasa Tani yang diproduksi oleh PT.

Jasa Plastik nusantara.

2) Mulsa serbuk sabut kelapa (Cocopeat) yang diperoleh dari Gampong

Keude Aron Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.

d.

Kayu lanjaran ; Kayu lanjaran yang digunakan yaitu anak kayu kecil-kecil

yang tumbuh disekitar lahan penelitian untuk dipancangkan pada setiap

tanaman agar tidak menjalar di tanah dan juga memudahkan melakukan

penelitian.

e.

Kapur ; Kapur yang digunakan untuk pengapuran lahan yaitu kapur Agrosol

(33)

2.

Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : cangkul, sekrub,

parang, ember, meteran, timbangan analitik, gembor, tali rafia, kalkulator, jangka

sorong dan alat-alat tulis.

3.3. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 4 dengan 3 ulangan. Faktor

yang diteliti meliputi pemberian jenis mulsa dan pupuk NPK.

Faktor Mulsa (M) terdiri dari 3 taraf :

M

0

: Tanpa Mulsa

M

1

: Mulsa Plastik Hitam Perak

M

2

: Mulsa Serbuk Sabut Kelapa

Faktor Pupuk NPK (P) terdiri dari 4 taraf :

P

0

: 0 kg/ha (0 gr/tanaman)

P

1

: 200 kg/ha (5 gr/tanaman)

P

2

: 400 kg/ha (10 gr/tanaman)

P

3

: 600 kg/ha (15 gr/tanaman)

Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan, maka

didapat 36 unit susunan kombinasi perlakuan antara jenis mulsa dan pupuk NPK.

(34)

Tabel 1. Susunan Kombinasi Perlakuan Antara Jenis Mulsa dan Dosis Pupuk

NPK.

No

Kombinasi

Perlakuan

Jenis Mulsa

Dosis Pupuk NPK

1

M

0

P

0

Tanpa Mulsa

0 kg/ha (0 gr/tanaman)

2

M

0

P

1

Tanpa Mulsa

200 kg/ha (5 gr/tanaman)

3

M

0

P

2

Tanpa Mulsa

400 kg/ha (10 gr/tanaman)

4

M

0

P

3

Tanpa Mulsa

600 kg/ha (15 gr/tanaman)

5

M

1

P

0

Plastik Hitam Perak

0 kg/ha (0 gr/tanaman)

6

M

1

P

1

Plastik Hitam Perak

200 kg/ha (5 gr/tanaman)

7

M

1

P

2

Plastik Hitam Perak

400 kg/ha (10 gr/tanaman)

8

M

1

P

3

Plastik Hitam Perak

600 kg/ha (15 gr/tanaman)

9

M

2

P

0

Serbuk Sabut Kelapa

0 kg/ha (0 gr/tanaman)

10

M

2

P

1

Serbuk Sabut Kelapa

200 kg/ha (5 gr/tanaman)

11

M

2

P

2

Serbuk Sabut Kelapa

400 kg/ha (10 gr/tanaman)

12

M

2

P

3

Serbuk Sabut Kelapa

600 kg/ha (15 gr/tanaman)

Model matematis yang digunakan adalah :

Y

ijk =

µ + β

i

+ M

j

+ P

k

+ (MP)

jk

+ ε

ijk

Keterangan :

Y

ijk

: Nilai pengamatan untuk faktor mulsa taraf j, faktor pupuk taraf

ke-k, dan ulangan ke-k

µ

: Nilai tengah umum

β

i

: Pengaruh ulangan ke-i (i = 1, 2 dan 3)

M

j

: Pengaruh faktor mulsa ke-j (j = 1, 2 dan 3)

P

k

: Pengaruh faktor pupuk NPK ke-k (k = 1, 2, 3 dan 4)

(MP)

jk

: Interaksi jenis mulsa pada taraf mulsa ke-j, taraf pupuk NPK ke-k.

ε

ijk

: Galat percobaan untuk ulangan ke-i, faktor jenis mulsa taraf ke-j,

(35)

Apabila uji F menunjukkan pengaruh yang nyata maka akan dilanjutkan

BNT

0,05

: Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %

t

0,05

db

g

: Nilai baku t pada taraf 5 % derajat bebas galat

KTg

: Kuadrat Tengah galat

r

: Jumlah ulangan

3.4. Pelaksanaan Penelitian

1.

Pengolahan tanah

Lahan dibersihkan dari rumput, gulma, dan sisa-sisa tanaman lain hingga

bersih. Setelah bersih pengolahan tanah dilakukan dengan mencangkul sedalam

20 cm. Tanah yang telah dicangkul digemburkan hingga halus, setelah itu tanah

diratakan dan dibuat plot dengan ukuran panjang 150 cm dan lebar 100 cm. Untuk

mengurangi keasaman tanah dilakukan pengapuran dengan dosis 2 ton/ha (300

gr/plot).

2.

Pemberian mulsa

Pemberian mulsa dilakukan sesuai dengan perlakuan yaitu tanpa mulsa,

mulsa plastik hitam perak dan mulsa serbuk sabut kelapa. Pemberian mulsa

plastik hitam perak sesuai dengan panjang dan lebar plot sedangkan mulsa serbuk

(36)

3.

Penanaman

Benih kacang panjang langsung ditanam dilahan yang sudah dibuatkan plot.

Sebelum dilakukan penanaman benih direndam terlebih dahulu untuk

mempercepat proses perkecambahan. Penanaman dilakukan dengan membuat

lubang tanam menggunakan tugal. Benih dimasukkan kedalam lubang tanam

sebanyak 2 biji/lubang dengan jarak tanam 50 X 50 cm dan ditutup tipis-tipis

dengan tanah.

4.

Pemupukan

Pemberian pupuk NPK diberikan dua kali, pemberian pertama pada saat

tanam 50 % dari dosis dan sisanya diberikan pada umur tanaman 15 hari setelah

tanam (HST). Pemberian pupuk NPK dilakukan dengan membuat lubang didekat

tanaman dengan cara menugal yang berjarak 8-11 cm dari pangkal batang. Pupuk

dimasukkan kedalam lubang-lubang tersebut dan ditutup tipis-tipis dengan tanah.

5.

Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan tanaman meliputi :

a.

Penyiraman ; Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari dengan

menggunakan gembor atau disesuaikan dengan cuaca setempat.

b.

Penyiangan ; Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan cara

mencabutnya gulma-gulma yang tumbuh disekitar tanaman yang berada

didalam plot sebanyak empat kali selama penelitian.

c.

Pemasangan turus atau lanjaran ; Pemasangan turus atau lanjaran dilakukan

pada setiap tanaman kira-kira tanaman telah mencapai tinggi 30 cm dengan

(37)

d.

Pengendalian hama ; Pengendalian hama dilakukan dengan cara manual

yaitu mengambilnya hama yang menyerang semua bagian tanaman dan

membuangnya dari lokasi tanaman tersebut agar tidak terserang terus oleh

hama. Hama yang menyerang tanaman yaitu ulat penggulung daun dan ulat

polong.

6.

Panen

Pemanenan dilakukan pada saat tanaman telah berumur 45 HST. Polong

yang sudah layak dipanen yaitu warna polong telah merata sampai hijau

keputih-putihan, biji dalam polong belum tampak menonjol sekali, mudah dipatahkan dan

ukuran panjang polong telah maksimal. Pemanenan dilakukan dengan cara

memetik polong bagian tangkainya dekat pangkal polong dengan hati-hati tanpa

ada yang menyisakan polong yang membuat pembentukan polong baru terhambat.

3.5. Pengamatan

Adapun peubah-peubah yang diamati pada penelitian ini antara lain :

1.

Panjang Tanaman (cm)

Panjang tanaman diukur pada umur 14, 21 dan 28 HST dengan

menggunakan meteran. Pengukuran dilakukan mulai dari pangkal batang

sampai titik tumbuh tertinggi.

2.

Diameter Pangkal Batang (mm)

Diameter pangkal batang diukur pada umur 14, 21 dan 28 HST dengan

menggunakan jangka sorong.

3.

Jumlah Buah

(38)

4.

Panjang Buah (cm)

Panjang buah diukur pada saat pemanenan I, II, III dan IV dengan

menggunakan meteran.

5.

Berat Buah Per Tanaman (gr)

Berat buah per tanaman dihitung pada saat pemanenan I, II, III dan IV

dengan menggunakan timbangan analitik.

6.

Berat Buah Per Ha (ton)

Berat buah per ha dihitung berdasarkan berat buah per tanaman yang

(39)

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

1.

Pengaruh Jenis Mulsa

a.

Panjang Tanaman (cm)

Hasil uji F pada analisis ragam (Tabel lampiran 2, 4 dan 6) menunjukkan

bahwa perlakuan jenis mulsa berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman

kacang panjang umur 14, 21 dan 28 hari setelah tanam (HST).

Rata-rata panjang tanaman kacang panjang umur 14, 21 dan 28 HST pada

berbagai jenis mulsa dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Jenis Mulsa

Umur 14, 21 dan 28 HST.

Jenis Mulsa

Panjang Tanaman (cm)

Simbol

Mulsa

14 HST

21 HST

28 HST

M

0

Tanpa Mulsa

18,18

70,25

140,88

M

1

Plastik Hitam Perak

17,96

76,32

148,20

M

2

Serbuk Sabut Kelapa

18,60

81,35

159,41

Tabel 2 menunjukkan bahwa panjang tanaman kacang panjang terpanjang

pada umur 14, 21 dan 28 HST dijumpai pada perlakuan jenis mulsa serbuk sabut

kelapa (M

2

), namun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata

dengan perlakuan lainnya.

Adapun hubungan antara panjang tanaman kacang panjang pada berbagai

(40)

18,18 17,96 18,6

Gambar 1. Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Jenis Mulsa Umur

14, 21 dan 28 HST.

b.

Diameter Pangkal Batang (mm)

Hasil uji F pada analisis ragam (Tabel lampiran 8, 10 dan 12) menunjukkan

bahwa perlakuan jenis mulsa berpengaruh tidak nyata terhadap diameter pangkal

batang tanaman kacang panjang umur 14, 21 dan 28 HST.

Rata-rata diameter pangkal batang tanaman kacang panjang umur 14, 21 dan

28 HST pada berbagai jenis mulsa dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Kacang Panjang pada

Berbagai Jenis Mulsa Umur 14, 21 dan 28 HST.

Jenis Mulsa

Diameter Pangkal Batang (mm)

Simbol

Mulsa

14 HST

21 HST

28 HST

M

0

Tanpa Mulsa

2,72

3,46

4,29

M

1

Plastik Hitam Perak

2,78

3,67

4,50

(41)

Tabel 3 menunjukkan bahwa diameter pangkal batang tanaman kacang

panjang terbesar pada umur 14 dan 21 HST dijumpai pada perlakuan jenis mulsa

plastik hitam perak (M

1

), sedangkan umur 28 HST dijumpai pada perlakuan jenis

mulsa serbuk sabut kelapa (M

2

), namun secara statistik menunjukkan perbedaan

yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Adapun hubungan antara diameter pangkal batang tanaman kacang panjang

pada berbagai jenis mulsa umur 14, 21 dan 28 HST dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Diameter Pangkal Batang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai

Jenis Mulsa Umur 14, 21 dan 28 HST.

c.

Jumlah Buah

Hasil uji F pada analisis ragam (Tabel lampiran 14) menunjukkan bahwa

perlakuan jenis mulsa berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah buah tanaman

kacang panjang selama empat kali panen.

Rata-rata jumlah buah tanaman kacang panjang selama empat kali panen

(42)

Tabel 4. Rata-rata Jumlah Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Jenis

Mulsa Selama Empat Kali Panen.

Jenis Mulsa

Jumlah Buah

Simbol

Mulsa

M

0

Tanpa Mulsa

8,61

M

1

Plastik Hitam Perak

10,61

M

2

Serbuk Sabut Kelapa

10,90

Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah buah tanaman kacang panjang

terbanyak selama empat kali panen dijumpai pada perlakuan jenis mulsa serbuk

sabut kelapa (M

2

), namun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak

nyata dengan perlakuan lainnya.

Adapun hubungan antara jumlah buah tanaman kacang panjang pada

berbagai jenis mulsa selama empat kali panen dapat dilihat pada Gambar 3.

(43)

d.

Panjang Buah (cm)

Hasil uji F pada analisis ragam (Tabel lampiran 16) menunjukkan bahwa

perlakuan jenis mulsa berpengaruh tidak nyata terhadap panjang buah tanaman

kacang panjang selama empat kali panen.

Rata-rata panjang buah tanaman kacang panjang selama empat kali panen

pada berbagai jenis mulsa dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata Panjang Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Jenis

Mulsa Selama Empat Kali Panen.

Jenis Mulsa

Panjang Buah (cm)

Simbol

Mulsa

M

0

Tanpa Mulsa

57,44

M

1

Plastik Hitam Perak

57,84

M

2

Serbuk Sabut Kelapa

58,39

Tabel 5 menunjukkan bahwa panjang buah tanaman kacang panjang

terpanjang selama empat kali panen dijumpai pada perlakuan jenis mulsa serbuk

sabut kelapa (M

2

), namun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak

nyata dengan perlakuan lainnya.

Adapun hubungan antara panjang buah tanaman kacang panjang pada

(44)

Gambar 4. Panjang Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Jenis Mulsa

Selama Empat Kali Panen.

e.

Berat Buah Per Tanaman (gr)

Hasil uji F pada analisis ragam (Tabel lampiran 18) menunjukkan bahwa

perlakuan jenis mulsa berpengaruh tidak nyata terhadap berat buah kacang

panjang per tanaman selama empat kali panen.

Rata-rata berat buah kacang panjang per tanaman selama empat kali panen

pada berbagai jenis mulsa dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rata-rata Berat Buah Kacang Panjang Per Tanaman pada Berbagai Jenis

Mulsa Selama Empat Kali Panen.

Jenis Mulsa

Berat Buah Per Tanaman (gr)

Simbol

Mulsa

M

0

Tanpa Mulsa

191,88

M

1

Plastik Hitam Perak

248,63

(45)

Tabel 6 menunjukkan bahwa berat buah kacang panjang per tanaman

terberat selama empat kali panen dijumpai pada perlakuan jenis mulsa serbuk

sabut kelapa (M

2

), namun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak

nyata dengan perlakuan lainnya.

Adapun hubungan antara berat buah kacang panjang per tanaman pada

berbagai jenis mulsa selama empat kali panen dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Berat Buah Kacang Panjang Per Tanaman pada Berbagai Jenis Mulsa

Selama Empat Kali Panen.

f.

Berat Buah Per Ha (ton)

Hasil uji F pada analisis ragam (Tabel lampiran 20) menunjukkan bahwa

perlakuan jenis mulsa berpengaruh tidak nyata terhadap berat buah kacang

panjang per ha selama empat kali panen.

Rata-rata berat buah kacang panjang per ha selama empat kali panen pada

(46)

Tabel 7. Rata-rata Berat Buah Kacang Panjang Per Ha pada Berbagai Jenis Mulsa

Selama Empat Kali Panen.

Jenis Mulsa

Berat Buah Per Ha (ton)

Simbol

Mulsa

M

0

Tanpa Mulsa

7,67

M

1

Plastik Hitam Perak

9,94

M

2

Serbuk Sabut Kelapa

10,72

Tabel 7 menunjukkan bahwa berat buah kacang panjang per ha terberat

selama empat kali panen dijumpai pada perlakuan jenis mulsa serbuk sabut kelapa

(M

2

), namun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan

perlakuan lainnya.

Adapun hubungan antara berat buah kacang panjang per ha pada berbagai

jenis mulsa selama empat kali panen dapat dilihat pada Gambar 6.

(47)

2.

Pengaruh Pupuk NPK

a.

Panjang Tanaman (cm)

Hasil uji F pada analisis ragam (Tabel lampiran 2, 4 dan 6) menunjukkan

bahwa perlakuan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman

kacang panjang umur 14 HST, dan berpengaruh sangat nyata pada umur 21 dan

28 HST.

Rata-rata panjang tanaman kacang panjang umur 14, 21 dan 28 HST pada

berbagai dosis pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rata-rata Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Dosis Pupuk

NPK Umur 14, 21 dan 28 HST.

Pemberian Pupuk NPK

Panjang Tanaman (cm)

Simbol

Dosis

14 HST

21 HST

28 HST

P

0

0 kg/ha (0 gr/tanaman)

15,38 a

58,46 a

119,20 a

berbeda nyata pada taraf peluang 5 % (uji BNT).

Tabel 8 menunjukkan bahwa panjang tanaman kacang panjang terpanjang

pada umur 14, dan 21 HST dijumpai pada perlakuan pupuk NPK dengan dosis

600 kg/ha atau 15 gr/tanaman (P

3

), sedangkan umur 28 HST dijumpai pada pupuk

NPK dengan dosis 200 kg/ha atau 5 gr/tanaman (P

1

), yang berbeda nyata dengan

dosis pupuk NPK 0 kg/ha atau 0 gr/tanaman (P

0

).

Adapun hubungan antara panjang tanaman kacang panjang pada berbagai

(48)

15,38 18,53 18,83 20,26

Gambar 7. Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Dosis Pupuk NPK

Umur 14, 21 dan 28 HST.

b.

Diameter Pangkal Batang (mm)

Hasil uji F pada analisis ragam (Tabel lampiran 8, 10 dan 12) menunjukkan

bahwa perlakuan pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap diameter pangkal

batang tanaman kacang panjang umur 14 HST, berpengaruh sangat nyata umur 21

HST, dan berpengaruh nyata umur 28 HST.

Rata-rata diameter pangkal batang tanaman kacang panjang umur 14, 21 dan

(49)

Tabel 9. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Kacang Panjang pada

Berbagai Dosis Pupuk NPK Umur 14, 21 dan 28 HST.

Pemberian Pupuk NPK

Diameter Pangkal Batang (mm)

Simbol

Dosis

14 HST

21 HST

28 HST

P

0

0 kg/ha (0 gr/tanaman)

2,62

3,18 a

3,84 a

berbeda nyata pada taraf peluang 5 % (uji BNT).

Tabel 9 menunjukkan bahwa diameter pangkal batang tanaman kacang

panjang terbesar pada umur 21 dan 28 HST dijumpai pada perlakuan pupuk NPK

dengan dosis 600 kg/ha atau 15 gr/tanaman (P

3

), yang berbeda nyata dengan dosis

pupuk NPK 0 kg/ha atau 0 gr/tanaman (P

0

). Sedangkan umur 14 HST diameter

terbesar juga dijumpai pada perlakuan pupuk NPK dengan dosis 600 kg/ha atau

15 gr/tanaman (P

3

) namun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak

nyata dengan perlakuan lainnya.

Adapun hubungan antara diameter pangkal batang tanaman kacang panjang

pada berbagai dosis pupuk NPK umur 14, 21 dan 28 HST dapat dilihat pada

(50)

Gambar 8. Diameter Pangkal Batang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai

Dosis Pupuk NPK Umur 14, 21 dan 28 HST.

c.

Jumlah Buah

Hasil uji F pada analisis ragam (Tabel lampiran 14) menunjukkan bahwa

perlakuan pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah buah tanaman

kacang panjang selama empat kali panen.

Rata-rata jumlah buah tanaman kacang panjang selama empat kali panen

pada berbagai dosis pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rata-rata Jumlah Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Dosis

Pupuk NPK selama empat kali panen.

Pemberian Pupuk NPK

Jumlah Buah

Simbol

Dosis

P

0

0 kg/ha (0 gr/tanaman)

7,61

P

1

200 kg/ha (5 gr/tanaman)

9,46

P

2

400 kg/ha (10 gr/tanaman)

11,15

Gambar

Tabel 1. Susunan Kombinasi Perlakuan Antara Jenis Mulsa dan Dosis Pupuk
Tabel 3. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Kacang Panjang pada
Gambar 2. Diameter Pangkal Batang Tanaman Kacang Panjang pada BerbagaiJenis Mulsa Umur 14, 21 dan 28 HST.
Gambar 3. Jumlah Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Jenis MulsaSelama Empat Kali Panen.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada perlakuan dosis pupuk NPK 15-15-15 berpengaruh tidak nyata terhadap peubah amatan panjang tanaman, jumlah daun ,jumlah cabang produktif panjang buah, diameter buah, bobot

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara macam dan dosis pupuk pada variabel berat segar polong per tanaman berat polong tanaman kacang panjang per

Hasil berat basah tanaman paling tinggi akibat perlakuan pupuk NPK lebih tinggi dibandingkan pupuk kandang, yang seharusnya pupuk kandang memiliki pengaruh lebih

Bobot polong/petak tanaman kacang panjang menunjukkan hasil berbeda tidak nyata pada perlakuan tanpa mikoriza (kontrol) yang dikombinasikan dengan berbagai taraf dosis

Skripsi: Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Panjang (Vigna Sinensis L.) Varietas Kanton melalui Pemberian Pupuk Petrobio GR. Universitas

terhadap pemberian pupuk kandang ayam pada pengamatan panjang tanaman cm, diameter batang cm, jumlah polong per panen buah, rata-rata panjang polong per tanaman cm, jumlah polong per

Rata-rata Jumlah Buah dan Produksi Buah per Sampel Tanaman Kacang Panjang akibat Perlakuan Jarak Tanam yang Berbeda Perlakuan Jumlah Buah per Sampel buah Produksi Buah per Sampel

Pengaruh Konsentrasi Pupuk Daun Bayfolan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Panjang Pengaruh perlakuan pupuk daun Bayfolan pada tanaman kacang panjang menunjukkan bahwa