PENGARUH PEMBERIAN JENIS MULSA DAN PUPUK NPK
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN KACANG PANJANG
(Vigna sinensis
L.)
SKRIPSI
B U S T A M I
07C10407022
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH , ACEH BARAT
PENGARUH PEMBERIAN JENIS MULSA DAN PUPUK NPK
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN KACANG PANJANG
(Vigna sinensis
L.)
SKRIPSI
B U S T A M I
07C10407022
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Universitas Teuku Umar
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH , ACEH BARAT
LEMBARAN PENGESAHAN
Judul Penelitian
: Pengaruh Pemberian Jenis Mulsa Dan Pupuk NPK
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Kacang Panjang (
Vigna sinensis
L.)
Nama Mahasiswa
: Bustami
NIM
: 07C10407022
Program Studi
: Agroteknologi
Menyetujui :
Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama,
Pembimbing Anggota,
Ir. Khairilsyah
Ir. Aswin Nasution
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian,
Ketua Prodi Agroteknologi,
Diswandi Nurba, S.TP. M.Si
Jasmi, SP. M.Sc
NIDN : 0128048202
NIDN : 0127088002
LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi dengan Judul :
Pengaruh Pemberian Jenis Mulsa dan Pupuk NPK Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Panjang
(
Vigna sinensis
L.)
Nama
: Bustami
N I M
: 07C10407022
Fakultas
: Pertanian
Program Studi
: Agroteknologi
Telah dipertahankan didepan dewan penguji pada tanggal 16 Agustus 2013
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI :
1.
Ir. Khairilsyah
Pembimbing Utama/Ketua TIM Penguji
: ...
Ya Allah...
Sepercik ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hanya saja aku mengetahui
sebagian kecil dari yang Engkau miliki sebagaimana firman-Mu:
“Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh
habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami
datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”
(Al-Kahfi : 109)
Alhamdulillah...
Hari ini telah Engkau penuhi harapanku
Harapan untuk membahagiakan orang-orang tercinta
Walau hari depan masih sebuah tanda tanya
Ayahanda...
Dengan iringan do’amu hari ini telah ku gapai cita-citaku yang engkau amanahkan
dan harapkan. Ayah...hari ini ku buktikan segala usahamu, terima kasih ayah
do’aku selalu mengiringi langkahmu...
Ibunda...
Lelahmu menanti keberhasilanku, do’amu membuat aku semangat, kasih
sayangmu menjadikan aku tegar, hingga ku dapatkan hidup dengan penuh
kesabaran walaupun beragam cobaan yang menghalangi...
Ibunda...tiada lagi yang tersisa dariku selain terus berdo’a dan berusaha
untuk selalu bisa membahagiakanmu...
Dengan penuh keikhlasan dan segenap kasih sayang yang diiringi tulusnya do’a,
kupersembahkan karya tulis ini kepada yang mulia Ayahanda tersayang Baswi dan
Ibunda tercinta Mardhiah, dan juga orang-orang yang ku sayang : Adikku Siti
Hajar, Nenekku Tilawang, Pamanku Abdul Hamid, Bibiku Fitri Anita, Abang
angkatku Surya, Kakak angkatku Nita dan Adik Angkatku Mahfud serta semua
saudara-saudaraku yang telah berpartisipasi (Terima kasih atas canda, tawa dan do’a
kalian selama ini, semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua).
Terima Kasih yang tak terhingga ku ucapkan kepada rekan-rekan seperjuangan
yang selalu setia dalam mengisi hari-hariku; Indra Taufik SP, Ibrahim,
Safriudin SP, Safriani, bang Mus, Yusuf, Jasmi, Mustafa, Khairil, Eka Safitri,
Naidi, Subhan, Syuhada, Baini dan Andi serta Teman-teman yang tidak bisa
saya sebutkan namanya satu persatu, Thank’s for Attention.
Ya Allah...
Teguhkan Imanku, Tetapkanlah Hati dan Jiwaku
Agar Selalu Melangkah di Jalan Mu... Amin...
ABSTRAK
BUSTAMI
“ Pe
ngaruh Pemberian Jenis Mulsa dan Pupuk NPK Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Panjang (
Vigna sinensis
L.)” d
i
bawah bimbingan Ir. Khairilsyah selaku pembimbing utama dan Ir. Aswin
Nasution sebagai pembimbing anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jenis mulsa
dan pupuk NPK, serta nyata tidaknya interaksi antara kedua faktor tersebut
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang.
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh Aceh Barat mulai bulan Desember
2012 sampai dengan bulan Pebruari 2013.
Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu benih kacang panjang
unggul Pecut Putih, pupuk NPK 16-16-16 cap Tawon, mulsa plastik hitam perak
dan mulsa serbuk sabut kelapa, kayu lanjaran dan kapur Dolomite. Sedangkan
alat-alatnya adalah cangkul, sekrub, parang, ember, meteran, timbangan analitik,
gembor, tali rafia, kalkulator, jangka sorong dan alat-alat tulis.
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 4 dengan 3 ulangan. Faktor
yang diteliti meliputi Jenis Mulsa (M) terdiri dari 3 taraf Tanpa Mulsa (M
0),
Mulsa Plastik Hitam Perak (M
1), Mulsa Serbuk Sabut Kelapa (M
2) dan faktor
Pupuk NPK (P) terdiri dari 4 taraf (P
0) 0 kg/ha, (P
1) 200 kg/ha, (P
2) 400 kg/ha,
ulangan, maka didapat 36 unit susunan kombinasi perlakuan antara jenis mulsa
dan pupuk NPK.
Adapun peubah-peubah yang diamati pada penelitian ini adalah Panjang
Tanaman (cm) dan Diameter Pangkal Batang (mm) umur 14, 21 dan 28 HST,
Jumlah Buah, Panjang Buah (cm), Berat Buah Per Tanaman (gr) dan Berat Buah
Per Ha (ton) selama empat kali panen.
Hasil uji F pada analisis sidik ragam menunjukkan perlakuan jenis mulsa
berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah pengamatan pertumbuhan dan
produksi tanaman yang diamati. Hasil pengamatan terbaik terhadap diameter
pangkal batang umur 14 dan 21 HST didapati pada perlakuan mulsa plastik hitam
perak (M
1), namun hasil pengamatan terbaik terhadap panjang tanaman kacang
panjang umur 14, 21 dan 28 HST, diameter pangkal batang umur 28 HST, jumlah
buah, panjang buah, berat buah per tanaman dan berat buah per ha selama empat
kali panen terdapat pada perlakuan mulsa serbuk sabut kelapa (M
2).
Hasil uji F pada analisis sidik ragam menunjukkan perlakuan pupuk NPK
berpengaruh sangat nyata terhadap panjang tanaman kacang panjang umur 21 dan
28 HST serta berpengaruh nyata umur 14 HST. Berpengaruh sangat nyata
terhadap diameter pangkal batang umur 21 HST, berpengaruh nyata umur 28 HST
dan berpengaruh tidak nyata umur 14 HST. Berpengaruh nyata terhadap berat
buah per tanaman dan berat buah per ha serta berpengaruh tidak nyata terhadap
jumlah buah dan panjang buah selama empat kali panen. Dari berbagai dosis
pupuk NPK yang dicobakan, hasil pengamatan terbaik terhadap panjang tanaman
200 kg/ha atau 5 gr/tanaman (P
1), namun hasil pengamatan terbaik terhadap
panjang tanaman umur 14 dan 21 HST, diameter pangkal batang umur 14, 21 dan
28 HST, jumlah buah, panjang buah, berat buah per tanaman dan berat buah per
ha selama empat kali panen terdapat pada perlakuan pupuk NPK dengan dosis 600
kg/ha atau 15 gr/tanaman (P
3).
Hasil uji F pada analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh yang sangat
nyata terhadap panjang tanaman kacang panjang umur 21 HST dan pengaruh yang
nyata terhadap panjang buah tanaman kacang panjang dari interaksi mulsa dan
pupuk NPK yang dicobakan. Hasil interaksi terbaik didapati pada perlakuan M
2P
3(mulsa serbuk sabut kelapa dan pupuk NPK dengan dosis 600 kg/ha atau 15
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadhirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah Nya kepada kita, sehingga skripsi dengan Judul
:
“ Pengaruh Pemberian Jenis Mulsa dan Pupuk NPK TerhadapPertumbuhan
dan Produksi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis
L.
)
“
dapat
diselesaikan. Shalawat dan salam penulis serahkan ke penghulu alam Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam
yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan sekarang ini. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Bapak Ir. Khairilsyah dan Bapak Ir. Aswin Nasution selaku Dosen
Pembimbing utama dan pembimbing anggota penulis, yang telah banyak
memberi bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
2.
Bapak Diswandi Nurba, S.TP,. M.Si. sebagai Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Teuku Umar dan Civitas Akademika yang telah menyediakan
sarana dan prasarana selama penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas
Pertanian Universitas Teuku Umar (FP-UTU).
3.
Bapak Muhammad Jalil, SP,. MP,. sebagai Pembantu Dekan I Fakultas
Pertanian Universitas Teuku Umar (FP-UTU), yang telah banyak memberi
4.
Ibu Jasmi, SP,. M.Sc. Sebagai Ketua Jurusan Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Teuku Umar (FP-UTU), yang telah banyak memberi
saran dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5.
Ayahanda Baswi dan Ibunda Mardhiah beserta saudara-saudara semua, atas
do’a, kasih sayang, cinta, pengorbanan dan dorongan
semangat kepada
penulis, karena berkat partisipasi mereka penulis dapat menyelesaikan studi
kuliah dari awal hingga akhir dengan baik. Akhirnya dengan segala
kerendahan hati penulis memanjatkan do
’
a kepada Allah SWT, semoga
segala amal dan pengorbanan mereka mendapat balasan yang berlimpah dari
Allah SWT, amin.
6.
Seluruh pihak terkait yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi
penulis ini.
Penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan tidak luput dari
kesilapan, karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi
perbaikannya kelak, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
2.1. Botani Tanaman Kacang Panjang
...
5
2.2. Morfologi Tanaman Kacang Panjang
...
5
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Panjang ...
8
2.4. Peranan Mulsa Bagi Tanaman
... 10
2.5. Peranan Unsur Hara N, P dan K Bagi Tanaman
... 12
2.6. Mekanisme Penyerapan Unsur Hara Oleh Tanaman
... 16
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 18
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 18
3.2. Bahan dan Alat ... 18
3.3. Rancangan Percobaan ... 19
3.4. Pelaksanaan Penelitian ... 21
3.5. Pengamatan ... 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25
4.1. Hasil ... 25
4.2. Pembahasan ... 45
V.
KESIMPULAN DAN SARAN ... 51
5.1. Kesimpulan
... 51
5.2. Saran
... 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Hal
1.
Susunan Kombinasi Perlakuan Antara Jenis Mulsa
dan Dosis Pupuk NPK
... 20
2.
Rata-rata Panjang Tanaman Kacang Panjang pada
Berbagai Jenis Mulsa Umur 14, 21 dan 28 HST ... 25
3.
Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Kacang Panjang
pada Berbagai Jenis Mulsa Umur 14, 21 dan 28 HST ... 26
4.
Rata-rata Jumlah Buah Tanaman Kacang Panjang pada
Berbagai Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen
... 28
5.
Rata-rata Panjang Buah Tanaman Kacang Panjang pada
Berbagai Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen
... 29
6.
Rata-rata Berat Buah Kacang Panjang Per Tanaman pada
Berbagai Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen
... 30
7.
Rata-rata Berat Buah Kacang Panjang Per Tanaman pada
Berbagai Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen
... 32
8.
Rata-rata Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai
Dosis Pupuk NPK Umur 14, 21 dan 28 HST ... 33
9.
Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Kacang Panjang
pada Berbagai Dosis Pupuk NPK Umur 14, 21 dan 28 HST ... 35
10.
Rata-rata Jumlah Buah Tanaman Kacang Panjang pada
Berbagai Dosis Pupuk NPK selama empat kali panen
... 36
11.
Rata-rata Panjang Buah Tanaman Kacang Panjang pada
Berbagai Dosis Pupuk NPK selama empat kali panen
... 38
12.
Rata-rata Berat Buah Kacang Panjang Per Tanaman pada
Berbagai Dosis Pupuk NPK selama empat kali panen
... 39
13.
Rata-rata Berat Buah Kacang Panjang Per Ha pada Berbagai
Dosis Pupuk NPK selama empat kali panen ... 40
14.
Rata-rata Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai
Perlakuan Jenis Mulsa dan Dosis Pupuk NPK Umur 21 HST ... 42
15.
Rata-rata Panjang Buah Tanaman Kacang Panjang pada
Berbagai Perlakuan Jenis Mulsa dan Dosis Pupuk NPK
DAFTAR GAMBAR
Hal
1.
Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai
Jenis Mulsa Umur 14, 21 dan 28 HST ... 26
2.
Diameter Pangkal Batang Tanaman Kacang Panjang pada
Berbagai Jenis Mulsa Umur 14, 21 dan 28 HST ... 27
3.
Jumlah Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai
Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen
... 28
4.
Panjang Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai
Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen
... 30
5.
Berat Buah Kacang Panjang Per Tanaman pada Berbagai
Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen
... 31
6.
Berat Buah Kacang Panjang Per Ha pada Berbagai
Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen
... 32
7.
Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Dosis
Pupuk NPK Umur 14, 21 dan 28 HST ... 34
8.
Diameter Pangkal Batang Tanaman Kacang Panjang pada
Berbagai Dosis Pupuk NPK Umur 14, 21 dan 28 HST ... 36
9.
Jumlah Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai
Dosis Pupuk NPK Umur 14, 21 dan 28 HST ... 37
10.
Panjang Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai
Dosis Pupuk NPK Selama Empat Kali Panen
... 38
11.
Berat Buah Kacang Panjang Per Tanaman pada Berbagai
Dosis Pupuk NPK Selama Empat Kali Panen
... 40
12.
Berat Buah Kacang Panjang Per Ha pada Berbagai
Dosis Pupuk NPK Selama Empat Kali Panen
... 41
13.
Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Perlakuan
Jenis Mulsa dan Dosis Pupuk NPK Umur 21 HST
... 43
14.
Panjang Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Perlakuan
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
1.
Lampiran
... 55
2.
Bagan Percobaan
... 65
3.
Bagan Tanaman dalam Plot
... 66
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kacang panjang (
Vigna sinensis
L.) merupakan salah satu jenis sayuran
yang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun diolah menjadi sayur. Kacang
panjang juga termasuk sayuran buah yang digemari oleh masyarakat dan sudah
sangat populer serta memiliki berbagai macam manfaat. Buah atau polong
mudanya bermanfaat sebagai bahan makanan dan untuk pengobatan, yaitu
pengobatan kanker payudara, anemia, antioksidan, antivirus, antibakteri, sebagai
penyeimbangan bakteri usus dan konstipasi. Disamping itu daun mudanya juga
dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan sayuran dan untuk bahan makanan
ternak.
Sebagai sayuran kacang panjang merupakan sumber protein, energi,
karbohidrat, dan lemak yang berguna untuk memenuhi gizi. Kacang panjang yang
umumnya dipanen dalam bentuk polong muda banyak mengandung vitamin A, B
dan C, sedangkan polong tua banyak mengandung protein. Kandungan nilai gizi
pada kacang panjang yaitu protein 24 g, energi 441 kal, karbohidrat 83,4 g, lemak
2,3 g, vitamin A 5535 mg, vitamin B 0,14 mg dan vitamin C 0,85 mg (Cahyono,
2005).
Salah satu dukungan kegiatan usaha tani kacang panjang adalah permintaan
pasar yang cukup tinggi dan juga pasar mampu menampungnya walaupun
produksi meningkat pada saat panen. Dipandang dari sudut permintaan konsumen
komoditi ini memiliki potensi pasar yang cukup besar dipasaran. Selain terbuka
Dengan demikian kacang panjang mempunyai prospek yang cukup baik untuk
diusahakan.
Menurut Cahyono (2005) mulsa sangat berperan dalam proses pertumbuhan
dan produksi tanaman kacang panjang karena mulsa memiliki fungsi atau
keuntungan sangat penting untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kacang
panjang. Keuntungan menggunakan mulsa dapat menekan pertumbuhan rumput
dan gulma sehingga tanaman dapat tumbuh lebih sempurna, dapat
mempertahankan kelembaban dan temperatur tanah, mengurangi proses
penguapan air tanah (evaporasi), menjaga kondisi fisik tanah tetap gembur
sehingga meningkatkan produksi tanaman kacang panjang.
Jenis mulsa yang dapat digunakan untuk budidaya tanaman adalah mulsa
plastik hitam perak dan mulsa serbuk sabut kelapa. Menurut Cahyono (2005)
mulsa plastik hitam perak merupakan mulsa plastik yang memiliki dua permukaan
yang berbeda, satu permukaan berwarna hitam dan permukaan satu lagi berwarna
perak. Kedua warna permukaan tersebut juga memiliki fungsi yang berbeda.
Permukaan yang berwarna perak berfungsi memantulkan sinar ultraviolet
matahari yang dapat mengubah iklim mikro disekitar tanaman. Sedangkan
permukaan plastik yang berwarna hitam berfungsi menekan pertumbuhan rumput,
gulma dan cendawan didalam tanah. Selanjutnya Wuryan (2008) serbuk sabut
kelapa sebagai mulsa merupakan sumber kalium yang diperlukan tanaman, selain
itu serbuk sabut kelapa juga merupakan sumber unsur N, P, Ca dan Mg meskipun
dalam jumlah yang sangat kecil karena kandungan haranya rendah maka dalam
serbuk sabut kelapa ini juga dilakukan untuk dapat mempertahankan kelembaban
dan temperatur tanah, mengurangi penguapan air tanah (evaporasi), menjaga fisik
tanah tetap gembur dan melindungi tanah dari pemadatan akibat curah hujan.
Ditinjau dari segi fungsinya mulsa memberikan keuntungan sangat banyak
dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang. Maka untuk
membuktikan keuntungan mulsa salah satunya cara adalah dengan pemberian
pupuk untuk penambahan unsur hara N, P dan K pada tanaman. Sebab apabila
terjadi kekurangan salah satu dari unsur tersebut maka pertumbuhan dan produksi
tanaman tidak akan maksimal.
Sebagaimana halnya tanaman budidaya lain, budidaya tanaman kacang
panjang juga membutuhkan tempat penanaman cukup unsur hara. Dengan teknik
budidaya yang baik serta pemakaian dosis pupuk yang sesuai, pertumbuhan dan
produksi tanaman kacang panjang akan maksimal. Dari berbagai lokasi budidaya
tanaman kacang panjang diperoleh informasi bahwa produksinya dapat mencapai
antara 10-40 ton/ha, tergantung pada varietas dan kondisi lingkungan (Cahyano,
2005).
Pada dasarnya peningkatan produksi tanaman dapat dilakukan secara
intensifikasi maupun ekstensifikasi. Salah satu upaya intensifikasi yang dapat
dilakukan dalam meningkatkan produksi tanaman adalah pemberian unsur hara
dalam bentuk pupuk.
Menurut Moenandir (2004) upaya meningkatkan
produktivitas tanaman dapat dilakukan dengan pemberian pupuk organik maupun
anorganik, pupuk anorganik yang umum diberikan adalah yang mengandung
bagi budidaya pertanian karena ini merupakan upaya yang dilakukan untuk
menjamin ketersediaan hara bagi tanaman (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).
Untuk pemupukan yang ideal pemberian pupuk bagi tanaman kacang
panjang tergantung pada kesuburan tanahnya, namun dosis pupuk yang umum
diberikan adalah urea 100 kg/ha, TSP 200 kg/ha, dan KCL 100 kg/ha. Pupuk urea
merupakan sumber nitrogen yang mengandung 46 % N, pupuk TSP merupakan
sumber posfat yang mengandung 46 % P, dan pupuk KCL merupakan sumber
kalium yang mengandung 60 % K (Haryanto
et. al,
2008).
Dari uraian yang telah dikemukakan diatas, maka perlu dilakukan penelitian
untuk mengetahui jenis mulsa apa dan berapakah dosis pupuk NPK yang tepat
untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang.
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jenis mulsa
dan pupuk NPK serta nyata tidaknya interaksi antara kedua faktor tersebut
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang.
1.3. Hipotesis
1.
Pemberian jenis mulsa berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman kacang panjang.
2.
Dosis pupuk NPK berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman kacang panjang.
3.
Terdapat interaksi antara pemberian jenis mulsa dan pupuk NPK terhadap
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani Tanaman Kacang Panjang
Menurut Cahyono (2005) botani tanaman kacang panjang diklasifikasikan
sebagai berikut :
Divisio (divisi)
: Spermatophyta (tanaman berbiji)
Subdivisio (subdivisi)
: Angiospermae (biji berada didalam buah)
Class (kelas)
: Dicotyledoneae (biji berkeping dua)
Ordo (bangsa)
: Rosales
Familia (suku)
: Leguminoceae (kacang-kacangan)
Subfamilia
: Papilionaceae
Genus (marga)
: Vigna
Spesies (jenis)
: Vigna sinensis L. Savi ex Hassk
Vigna sinensis ssp.Sequipedalis
2.2. Morfologi Tanaman Kacang Panjang
1.
Akar
Akar tanaman merupakan bagian dari organ tubuh tanaman yang berfungsi
untuk berdirinya tanaman serta untuk penyerapan zat hara dan air. Tanaman
kacang panjang berakar tunggang dan berserabut akar. Akar tunggangnya tumbuh
lurus kedalam tanah hingga mencapai kedalaman 30 cm, sedangkan serabut
akarnya tumbuh menyebar kearah samping (horizontal) dan tidak dalam. Panjang
akar serabut mencapai 26 cm. Akar tanaman kacang panjang mempunyai
bermanfaat untuk menyuburkan tanah. Pada tanah yang telah mengandung bakteri
akar mulai terbentuk sekitar 15
–
20 hari setelah tanam (Cahyono, 2005).
2.
Batang
Batang tanaman merupakan bagian dari organ tubuh tanaman yang berfungsi
sebagai tempat tumbuh daun, bunga, buah dan untuk jalan pengangkutan zat hara
dari akar kedaun serta sebagai jalan menyalurkan zat-zat hasil asimilasi keseluruh
bagian tanaman. Batang tanaman kacang panjang memiliki ciri-ciri liat, tidak
berambut, berbentuk bulat, bersifat keras, panjang dan berukuran kecil dengan
diameter sekitar 0,6
–
1 cm. Tanaman yang pertumbuhannya bagus diameter
batangnya dapat mencapai 1,2 cm lebih. Batangnya berwarna hijau tua dan
bercabang banyak yang menyebar rata sehingga tanaman rindang. Pada bagian
percabangan batang mengalami penebalan (Haryanto
et. al,
2008).
3.
Daun
Menurut Cahyono (2005) daun tanaman merupakan bagian dari organ tubuh
tanaman yang berfungsi sebagai tempat asimilasi untuk pembentukan karbohidrat,
protein, lemak, mineral dan vitamin untuk pertumbuhan tanaman. Daun kacang
panjang merupakan daun majemuk yang tersusun tiga helaian dan melekat pada
tangkai daun. Selanjutnya Haryanto
et. al,
(2008) menambahkan bahwa daun
kacang panjang berbentuk lonjong dengan ujung daun runcing, tepi daun rata
tidak berbentuk dan memiliki tulang-tulang daun yang menyirip. Kedudukan daun
tegak agak mendatar dan memiliki tangkai utama. Permukaan daun bagian atas
muda. Ukuran daun kacang panjang sangat bervariasi, yakni panjang daun antara
9
–
15 cm dan lebar daun antara 5
–
8 cm tergantung pada jenis dan varietasnya.
4.
Bunga
Bunga tanaman kacang panjang tergolong bunga sempurna, yakni dalam
satu bunga terdapat alat kelamin betina (putik) dan alat kelamin jantan (benang
sari). Bunga terdiri atas tangkai bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang
sari dan kepala putik. Bunganya terdapat pada ketiak daun, daunnya majemuk,
tangkai silindris, panjang kurang lebih 2 cm dan berwarna hijau keputih-putihan.
Mahkota bunga berbentuk kupu-kupu dan memiliki warna yang bervariasi, yakni
kekuning-kuningan, ungu biru, putih keunguan dan putih. Benang sari bertangkai
panjang kurang lebih 3 cm berwarna putih. Kepala benang sari berwarna kuning,
putik bertangkai, kepala putik berwarna hijau, tangkai putik berwarna putih dan
panjangnya kurang lebih 3,4 cm (Cahyono, 2005).
5.
Buah
Buah tanaman kacang panjang berbentuk bulat, panjang dan ramping.
Buahnya disebut dengan polong, panjang polongnya sekitar 30
–
100 cm
tergantung pada jenis dan varietasnya. Warna polong juga bervariasi hijau
keputih-putihan, hijau, dan hijau muda, namun setelah tua menjadi putih
kekuning-kuningan. Polong kacang panjang mengandung biji yang tersusun
bersegmen-segmen, banyak sedikitnya jumlah biji dalam satu polong tergantung
pada panjang polong. Polong yang masih muda bersifat renyah dan mudah
atau buah ini merupakan bagian tanaman yang diambil untuk bahan makanan
sayuran (Cahyono, 2005).
6.
Biji
Biji kacang panjang merupakan bagian dari buah atau polong yang dapat
digunakan untuk perbanyakan tanaman atau pembiakan untuk menghasilkan
tanaman yang baru. Disamping itu, biji kacang panjang dapat juga dikonsumsi
untuk bahan makanan. Biji kacang panjang berbentuk bulat panjang dan agak
pipih, tetapi kadang-kadang juga terdapat sedikit melengkung. Biji yang telah tua
memiliki warna yang beragam, yaitu kuning, coklat, kuning kemerah-merahan,
putih, hitam, merah, dan merah putih tergantung pada jenis dan varietasnya. Biji
memiliki ukuran besar 8
–
9 mm X 5
–
6 mm (Cahyono, 2005).
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Panjang
1.
Iklim
Kacang panjang dapat tumbuh didataran rendah maupun dataran tinggi
dengan ketinggian antara 0
–
1500 meter diatas permukaan laut (DPL). Kacang
panjang biasanya digolongkan dalam sayuran dataran rendah sebab tanaman ini
tumbuh lebih baik dan banyak diusahakan didataran rendah pada ketinggian
kurang dari 600 meter diatas permukaan laut. Ketinggian tempat berkaitan erat
dengan suhu yang merupakan faktor penting bagi tanaman. Setiap kenaikan
ketinggian tempat 100 meter diatas permukaan laut, suhu turun 0,5° C.
Temperatur harian yang sesuai untuk tanaman kacang panjang adalah sekitar 18
–
Kacang panjang dapat ditanam sepanjang musim, baik musim kemarau
maupun musim penghujan. Waktu bertanam yang baik adalah pada awal atau
akhir musim hujan. Tanaman kacang panjang membutuhkan curah hujan sekitar
600
–
2000 mm/tahun. Tanaman ini membutuhkan banyak sinar matahari penuh.
Lahan yang terbuka didataran rendah lebih disukai, sedangkan bila ternaungi
produksinya kurang memuaskan (Cahyono, 2005).
2.
Tanah
Tanah yang subur atau gembur diperlukan oleh tanaman kacang panjang,
agar dapat tumbuh lebih baik, tanaman ini menghendaki tanah yang subur banyak
mengandung bahan organik dan cukup mengandung air. Selain itu, drainase yang
baik juga diperlukan karena kacang panjang peka terhadap genangan air. Lahan
yang ditanami kacang panjang dapat berupa tanah pekarangan, sawah, dan tegalan
(Haryanto
et. al,
2008).
Selanjutnya Cahyono (2005) juga menambahkan bahwa jenis tanah yang
paling baik untuk tanaman ini adalah tanah bertekstur liat berpasir.
Kacang-kacangan peka terhadap keasaman tanah yang tinggi. Untuk pertumbuhan yang
optimal diperlukan derajat keasaman (pH) tanah antara 5,5
–
6,5. Tanah yang
terlalu asam dengan pH dibawah 5,5 dapat menyebabkan tanaman tumbuh kerdil
karena teracuni garam aluminium (Al) yang larut dalam tanah, untuk mengatasi
2.4. Peranan Mulsa Bagi Tanaman
Mulsa adalah bahan yang dipakai pada permukaan tanah dan berfungsi
untuk menghindari kehilangan air melalui penguapan dan menekan pertumbuhan
gulma. Selain itu mulsa juga dapat mempertahankan agregat tanah dari hantaman
air hujan, memperkecil erosi permukaan tanah, mencegah penguapan air, dan
melindungi tanah dari terpaan sinar matahari (Tjahjo, 2003).
Selanjutnya Cahyono (2005) menambahkan bahwa kegunaan mulsa dalam
budidaya tanaman adalah :
1.
Dapat menekan pertumbuhan rumput dan gulma sehingga pertumbuhan
tanaman dapat lebih sempurna.
2.
Dapat mempertahankan kelembaban dan temperatur tanah.
3.
Pemupukan tanah dapat dilakukan sekaligus.
4.
Melindungi tanah dari pemadatan karena curah hujan.
5.
Mengurangi proses penguapan air tanah (evaporasi).
6.
Penyerapan pupuk oleh tanaman lebih efektif.
7.
Mencegah tercucinya atau terbuangnya pupuk oleh air hujan.
8.
Menjaga fisik tanah tetap gembur.
Jenis mulsa yang digunakan pada penelitian ini adalah mulsa plastik hitam
perak (MPHP) dan mulsa serbuk sabut kelapa (
Cocopeat
).
1.
Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP)
Mulsa plastik hitam perak merupakan mulsa plastik yang memiliki dua
permukaan yang berbeda, satu permukaan berwarna hitam dan permukaan satu
berbeda. Permukaan yang berwarna perak berfungsi memantulkan sinar ultraviolet
matahari yang dapat mengubah iklim mikro disekitar tanaman. Sedangkan
permukaan plastik yang berwarna hitam berfungsi menekan pertumbuhan rumput,
gulma dan cendawan didalam tanah. Jika pemasangan mulsanya keliru akan
menyebabkan tidak berfungsinya mulsa plastik tersebut dalam meningkatkan
pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya (Cahyono, 2005).
2.
Mulsa Serbuk Sabut Kelapa (
Cocopeat
)
Menurut Wuryan (2008) serbuk sabut kelapa sebagai mulsa merupakan
sumber kalium yang diperlukan tanaman, selain itu serbuk sabut kelapa juga
merupakan sumber unsur N, P, Ca dan Mg meskipun dalam jumlah yang sangat
kecil karena kandungan haranya rendah maka dalam penggunaannya perlu
ditambah dengan pupuk anorganik. Penggunaan mulsa serbuk sabut kelapa ini
juga dilakukan untuk dapat mempertahankan kelembaban dan temperatur tanah,
mengurangi penguapan air tanah (evaporasi), menjaga fisik tanah tetap gembur
dan melindungi tanah dari pemadatan akibat curah hujan.
Mulsa serbuk sabut kelapa dihasilkan dari proses penghancuran sabut
kelapa, sabut kelapa tersebut dimasukkan kedalam mesin untuk dilakukan proses
pengolahannya. Dari proses penghancuran tersebut dihasilkan serat yang diolah
sebagai bahan pembuat tali, karung, matras, sikat dan produk-produk kerajinan
atau industri rumah tangga. Setelah proses pengolahan itu dilakukan sabut kelapa
yang sudah hancur terpisah dari serat yang digunakan, serbuk sabut itulah
2.5. Peranan Unsur Hara N, P dan K Bagi Tanaman
Untuk mencukupi kebutuhan hara bagi tanaman maka tanaman perlu
dilakukan pemupukan. Karena pemupukan merupakan pemberian zat makanan
(hara) yang diperlukan oleh tanaman. Zat-zat hara yang diperlukan tanaman untuk
pertumbuhannya terdiri atas hara makro dan hara mikro. Hara makro yaitu zat
hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah banyak diantaranya N, P dan K,
sedangkan hara mikro yaitu zat hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah
sedikit (Cahyono, 2005).
Selanjutnya Cahyono (2005) menambahkan bahwa pemberian pupuk yang
utama dilakukan adalah yang mengandung unsur N, P dan K, hal ini disebabkan
kandungan unsur hara ini relatif sedikit didalam tanah dan dibutuhkan tanaman
dalam jumlah yang banyak. Pemberian pupuk N, P dan K yang cukup akan
berpengaruh terhadap optimalnya pertumbuhan dan produksi tanaman. Berikut
adalah peranan unsur hara N, P dan K bagi tanaman.
1.
Nitrogen
Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) unsur hara N berfungsi untuk
merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan pada bagian sel (organ)
tanaman itu sendiri, untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman serta
merangsang pertumbuhan vegetatif.
Sedangkan Cahyono (2005) menjelaskan bahwa nitrogen diserap tanaman
dalam bentuk NO
3ˉ
dan NH
4+
yang berperan dalam :
a.
Untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti
b.
Berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang berguna dalam
proses foto sintesis.
c.
Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.
d.
Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.
e.
Meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme didalam tanah.
Sedangkan tanaman yang kekurangan unsur N dapat ditandai dengan gejala
pertumbuhan yang lambat atau kerdil, daun hijau kekuningan, pendek, sempit dan
tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati (Leiwakabessy dan Sutandi,
2004).
Namun untuk tanaman kacang panjang pemberian pupuk nitrogen (N) yang
berlebihan menyebabkan pertumbuhan tanaman terlalu subur dan pertumbuhan
generatif tanaman terhambat, akibatnya produksi tanaman menjadi rendah karena
jumlah polong yang terbentuk hanya sedikit dan kecil-kecil sehingga bobot
polong sangat rendah. Kelebihan nitrogen juga dapat menyebabkan polong mudah
gugur sebelum tua. Apabila tanaman kekurangan nitrogen maka daun akan
menguning dan layu karena pembentukan klorofil berkurang yang membuat
tanaman kekurangan zat hijau daun. Kondisi ini menyebabkan proses foto sintesis
kurang sempurna sehingga pertumbuhan tanaman dan pembentukan polong serta
2.
Posfat
Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) unsur hara P berfungsi untuk
pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman, merangsang pembungaan
dan pembuahan, merangsang pertumbuhan akar, merangsang pembentukan biji,
merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel.
Sedangkan Cahyono (2005) menjelaskan bahwa posfat diserap tanaman
dalam bentuk H
2PO
4ˉ
dan HPO
4²
ˉ
yang berperan dalam :
a.
Merangsang pertumbuhan akar khususnya akar benih tanaman muda.
b.
Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi
tanaman dewasa dan menaikkan persentase bunga menjadi buah atau biji.
c.
Membantu asimilasi dan pernapasan sekaligus mempercepat pembungaan
dan pemasakan buah atau biji.
d.
Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.
Untuk tanaman yang kekurangan unsur P gejalanya dapat dilihat dengan
pembentukan buah dan biji yang berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau
kemerahan atau kurang sehat (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).
Pemberian pupuk fosfat (P) yang berlebihan akan terjadi pengikatan N dan P
sehingga menyebabkan unsur N sulit diserap oleh tanaman. Akibatnya tanaman
kekurangan zat hara nitrogen dan membuat pertumbuhan tanaman terhambat.
Apabila kekurangan fosfat pertumbuhannya juga terhambat, perakaran tanaman
tumbuh tidak subur, pembentukan bunga dan polong terhambat, tanaman tumbuh
lebih pendek, daun berwarna keunguan sampai cokelat mengering dan sempit
3.
Kalium
Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) pupuk kalium berfungsi dalam
proses foto sintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan meneral termasuk air,
meningkatnya daya tahan dan kekebalan tanaman terhadap penyakit.
Sedangkan Cahyono (2005) menjelaskan bahwa kalium diserap tanaman
dalam bentuk ion K
+yang berperan dalam :
a.
Membantu pembentukan protein dan karbohidrat.
b.
Memperkuat tubuh tanaman , mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman,
agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.
c.
Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.
d.
Meningkatkan mutu dari buah dan biji.
Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya batang dan daun menjadi
lemas atau rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat,
ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun
(Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).
Pemberian pupuk kalium (K) yang berlebihan menyebabkan pertumbuhan
tanaman terhambat karena terjadi ikatan N dan K yang mengakibatkan unsur N
sulit diserap oleh tanaman. Apabila kekurangan kalium, maka pertumbuhan
tanaman akan lamban dan kerdil, kualitas polong dan biji sangat rendah.
Kekurangan kalium yang berat dapat menyebabkan pucuk akar dan rambut akar
2.6. Mekanisme Penyerapan Unsur Hara Oleh Tanaman
Menurut Rivando (2011) unsur hara merupakan komponen penting dalam
pertumbuhan dan produksi tanaman. Kebutuhan unsur hara yang diperlukan
tanaman berbeda-beda, tergantung pada umur, jenis tanaman dan kebutuhan
tanaman itu sendiri. Unsur hara dapat tersedia disekitar akar tanaman melalui tiga
mekanisme yaitu mekanisme aliran massa, mekanisme difusi dan mekanisme
intersepsi akar. Mekanisme aliran massa adalah pergerakan ion/hara dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, mekanisme difusi adalah gerakan hara
bersama dengan gerakan massa air dan mekanisme intersepsi akar adalah kontak
langsung antara hara dengan bulu akar tanaman.
Selanjutnya Rivando (2011) menambahkan bahwa hara yang telah berada
disekitar permukaan akar tanaman dapat diserap tanaman melalui dua proses yaitu
proses aktif dan proses selektif. Proses aktif merupakan proses penyerapan unsur
hara dengan energi aktif yang berlangsung apabila tersedia energi metabolik.
Energi metabolik dihasilkan dari proses pernapasan akar tanaman yang
mendorong berlangsungnya penyerapan unsur hara secara proses aktif. Proses
selektif merupakan proses penyerapan unsur hara melalui mekanisme seleksi yang
terjadi pada membran sel.
Proses penyerapan ini berlangsung sebagai berikut :
1.
Saat akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk kation (K
+, Ca
2+,
Mg
2+dan NH
4+) maka dari akar akan dikeluarkan kation H
+dalam jumlah
2.
Saat akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk anion (NO
3ˉ
, H
2PO
4ˉ
dan SO
4²
ˉ
) maka dari akar akan dikeluarkan HCO
3ˉ
dengan jumlah yang
III.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Teuku Umar Meulaboh , Aceh Barat mulai dari bulan Desember 2012
sampai dengan Pebruari 2013.
3.2. Bahan dan Alat
1.
Bahan
a.
Benih ; Benih yang digunakan adalah benih kacang panjang unggul Bintang
Asia Pecut Putih yang diproduksi oleh PT. Benih Citra Asia (BCA) Jember
-Indonesia.
b.
Pupuk ; Pupuk yang digunakan yaitu pupuk NPK 16-16-16 Cap Tawon yang
diproduksi oleh CV. Kertopaten Trading Coy Surabaya - Indonesia.
c.
Mulsa :
1) Mulsa plastik hitam perak (MPHP) Jasa Tani yang diproduksi oleh PT.
Jasa Plastik nusantara.
2) Mulsa serbuk sabut kelapa (Cocopeat) yang diperoleh dari Gampong
Keude Aron Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.
d.
Kayu lanjaran ; Kayu lanjaran yang digunakan yaitu anak kayu kecil-kecil
yang tumbuh disekitar lahan penelitian untuk dipancangkan pada setiap
tanaman agar tidak menjalar di tanah dan juga memudahkan melakukan
penelitian.
e.
Kapur ; Kapur yang digunakan untuk pengapuran lahan yaitu kapur Agrosol
2.
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : cangkul, sekrub,
parang, ember, meteran, timbangan analitik, gembor, tali rafia, kalkulator, jangka
sorong dan alat-alat tulis.
3.3. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 4 dengan 3 ulangan. Faktor
yang diteliti meliputi pemberian jenis mulsa dan pupuk NPK.
Faktor Mulsa (M) terdiri dari 3 taraf :
M
0: Tanpa Mulsa
M
1: Mulsa Plastik Hitam Perak
M
2: Mulsa Serbuk Sabut Kelapa
Faktor Pupuk NPK (P) terdiri dari 4 taraf :
P
0: 0 kg/ha (0 gr/tanaman)
P
1: 200 kg/ha (5 gr/tanaman)
P
2: 400 kg/ha (10 gr/tanaman)
P
3: 600 kg/ha (15 gr/tanaman)
Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan, maka
didapat 36 unit susunan kombinasi perlakuan antara jenis mulsa dan pupuk NPK.
Tabel 1. Susunan Kombinasi Perlakuan Antara Jenis Mulsa dan Dosis Pupuk
NPK.
No
Kombinasi
Perlakuan
Jenis Mulsa
Dosis Pupuk NPK
1
M
0P
0Tanpa Mulsa
0 kg/ha (0 gr/tanaman)
2
M
0P
1Tanpa Mulsa
200 kg/ha (5 gr/tanaman)
3
M
0P
2Tanpa Mulsa
400 kg/ha (10 gr/tanaman)
4
M
0P
3Tanpa Mulsa
600 kg/ha (15 gr/tanaman)
5
M
1P
0Plastik Hitam Perak
0 kg/ha (0 gr/tanaman)
6
M
1P
1Plastik Hitam Perak
200 kg/ha (5 gr/tanaman)
7
M
1P
2Plastik Hitam Perak
400 kg/ha (10 gr/tanaman)
8
M
1P
3Plastik Hitam Perak
600 kg/ha (15 gr/tanaman)
9
M
2P
0Serbuk Sabut Kelapa
0 kg/ha (0 gr/tanaman)
10
M
2P
1Serbuk Sabut Kelapa
200 kg/ha (5 gr/tanaman)
11
M
2P
2Serbuk Sabut Kelapa
400 kg/ha (10 gr/tanaman)
12
M
2P
3Serbuk Sabut Kelapa
600 kg/ha (15 gr/tanaman)
Model matematis yang digunakan adalah :
Y
ijk =µ + β
i+ M
j+ P
k+ (MP)
jk+ ε
ijkKeterangan :
Y
ijk: Nilai pengamatan untuk faktor mulsa taraf j, faktor pupuk taraf
ke-k, dan ulangan ke-k
µ
: Nilai tengah umum
β
i: Pengaruh ulangan ke-i (i = 1, 2 dan 3)
M
j: Pengaruh faktor mulsa ke-j (j = 1, 2 dan 3)
P
k: Pengaruh faktor pupuk NPK ke-k (k = 1, 2, 3 dan 4)
(MP)
jk: Interaksi jenis mulsa pada taraf mulsa ke-j, taraf pupuk NPK ke-k.
ε
ijk: Galat percobaan untuk ulangan ke-i, faktor jenis mulsa taraf ke-j,
Apabila uji F menunjukkan pengaruh yang nyata maka akan dilanjutkan
BNT
0,05: Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %
t
0,05db
g: Nilai baku t pada taraf 5 % derajat bebas galat
KTg
: Kuadrat Tengah galat
r
: Jumlah ulangan
3.4. Pelaksanaan Penelitian
1.
Pengolahan tanah
Lahan dibersihkan dari rumput, gulma, dan sisa-sisa tanaman lain hingga
bersih. Setelah bersih pengolahan tanah dilakukan dengan mencangkul sedalam
20 cm. Tanah yang telah dicangkul digemburkan hingga halus, setelah itu tanah
diratakan dan dibuat plot dengan ukuran panjang 150 cm dan lebar 100 cm. Untuk
mengurangi keasaman tanah dilakukan pengapuran dengan dosis 2 ton/ha (300
gr/plot).
2.
Pemberian mulsa
Pemberian mulsa dilakukan sesuai dengan perlakuan yaitu tanpa mulsa,
mulsa plastik hitam perak dan mulsa serbuk sabut kelapa. Pemberian mulsa
plastik hitam perak sesuai dengan panjang dan lebar plot sedangkan mulsa serbuk
3.
Penanaman
Benih kacang panjang langsung ditanam dilahan yang sudah dibuatkan plot.
Sebelum dilakukan penanaman benih direndam terlebih dahulu untuk
mempercepat proses perkecambahan. Penanaman dilakukan dengan membuat
lubang tanam menggunakan tugal. Benih dimasukkan kedalam lubang tanam
sebanyak 2 biji/lubang dengan jarak tanam 50 X 50 cm dan ditutup tipis-tipis
dengan tanah.
4.
Pemupukan
Pemberian pupuk NPK diberikan dua kali, pemberian pertama pada saat
tanam 50 % dari dosis dan sisanya diberikan pada umur tanaman 15 hari setelah
tanam (HST). Pemberian pupuk NPK dilakukan dengan membuat lubang didekat
tanaman dengan cara menugal yang berjarak 8-11 cm dari pangkal batang. Pupuk
dimasukkan kedalam lubang-lubang tersebut dan ditutup tipis-tipis dengan tanah.
5.
Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman meliputi :
a.
Penyiraman ; Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari dengan
menggunakan gembor atau disesuaikan dengan cuaca setempat.
b.
Penyiangan ; Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan cara
mencabutnya gulma-gulma yang tumbuh disekitar tanaman yang berada
didalam plot sebanyak empat kali selama penelitian.
c.
Pemasangan turus atau lanjaran ; Pemasangan turus atau lanjaran dilakukan
pada setiap tanaman kira-kira tanaman telah mencapai tinggi 30 cm dengan
d.
Pengendalian hama ; Pengendalian hama dilakukan dengan cara manual
yaitu mengambilnya hama yang menyerang semua bagian tanaman dan
membuangnya dari lokasi tanaman tersebut agar tidak terserang terus oleh
hama. Hama yang menyerang tanaman yaitu ulat penggulung daun dan ulat
polong.
6.
Panen
Pemanenan dilakukan pada saat tanaman telah berumur 45 HST. Polong
yang sudah layak dipanen yaitu warna polong telah merata sampai hijau
keputih-putihan, biji dalam polong belum tampak menonjol sekali, mudah dipatahkan dan
ukuran panjang polong telah maksimal. Pemanenan dilakukan dengan cara
memetik polong bagian tangkainya dekat pangkal polong dengan hati-hati tanpa
ada yang menyisakan polong yang membuat pembentukan polong baru terhambat.
3.5. Pengamatan
Adapun peubah-peubah yang diamati pada penelitian ini antara lain :
1.
Panjang Tanaman (cm)
Panjang tanaman diukur pada umur 14, 21 dan 28 HST dengan
menggunakan meteran. Pengukuran dilakukan mulai dari pangkal batang
sampai titik tumbuh tertinggi.
2.
Diameter Pangkal Batang (mm)
Diameter pangkal batang diukur pada umur 14, 21 dan 28 HST dengan
menggunakan jangka sorong.
3.
Jumlah Buah
4.
Panjang Buah (cm)
Panjang buah diukur pada saat pemanenan I, II, III dan IV dengan
menggunakan meteran.
5.
Berat Buah Per Tanaman (gr)
Berat buah per tanaman dihitung pada saat pemanenan I, II, III dan IV
dengan menggunakan timbangan analitik.
6.
Berat Buah Per Ha (ton)
Berat buah per ha dihitung berdasarkan berat buah per tanaman yang
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
1.
Pengaruh Jenis Mulsa
a.
Panjang Tanaman (cm)
Hasil uji F pada analisis ragam (Tabel lampiran 2, 4 dan 6) menunjukkan
bahwa perlakuan jenis mulsa berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman
kacang panjang umur 14, 21 dan 28 hari setelah tanam (HST).
Rata-rata panjang tanaman kacang panjang umur 14, 21 dan 28 HST pada
berbagai jenis mulsa dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rata-rata Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Jenis Mulsa
Umur 14, 21 dan 28 HST.
Jenis Mulsa
Panjang Tanaman (cm)
Simbol
Mulsa
14 HST
21 HST
28 HST
M
0Tanpa Mulsa
18,18
70,25
140,88
M
1Plastik Hitam Perak
17,96
76,32
148,20
M
2Serbuk Sabut Kelapa
18,60
81,35
159,41
Tabel 2 menunjukkan bahwa panjang tanaman kacang panjang terpanjang
pada umur 14, 21 dan 28 HST dijumpai pada perlakuan jenis mulsa serbuk sabut
kelapa (M
2), namun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata
dengan perlakuan lainnya.
Adapun hubungan antara panjang tanaman kacang panjang pada berbagai
18,18 17,96 18,6
Gambar 1. Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Jenis Mulsa Umur
14, 21 dan 28 HST.
b.
Diameter Pangkal Batang (mm)
Hasil uji F pada analisis ragam (Tabel lampiran 8, 10 dan 12) menunjukkan
bahwa perlakuan jenis mulsa berpengaruh tidak nyata terhadap diameter pangkal
batang tanaman kacang panjang umur 14, 21 dan 28 HST.
Rata-rata diameter pangkal batang tanaman kacang panjang umur 14, 21 dan
28 HST pada berbagai jenis mulsa dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Kacang Panjang pada
Berbagai Jenis Mulsa Umur 14, 21 dan 28 HST.
Jenis Mulsa
Diameter Pangkal Batang (mm)
Simbol
Mulsa
14 HST
21 HST
28 HST
M
0Tanpa Mulsa
2,72
3,46
4,29
M
1Plastik Hitam Perak
2,78
3,67
4,50
Tabel 3 menunjukkan bahwa diameter pangkal batang tanaman kacang
panjang terbesar pada umur 14 dan 21 HST dijumpai pada perlakuan jenis mulsa
plastik hitam perak (M
1), sedangkan umur 28 HST dijumpai pada perlakuan jenis
mulsa serbuk sabut kelapa (M
2), namun secara statistik menunjukkan perbedaan
yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.
Adapun hubungan antara diameter pangkal batang tanaman kacang panjang
pada berbagai jenis mulsa umur 14, 21 dan 28 HST dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Diameter Pangkal Batang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai
Jenis Mulsa Umur 14, 21 dan 28 HST.
c.
Jumlah Buah
Hasil uji F pada analisis ragam (Tabel lampiran 14) menunjukkan bahwa
perlakuan jenis mulsa berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah buah tanaman
kacang panjang selama empat kali panen.
Rata-rata jumlah buah tanaman kacang panjang selama empat kali panen
Tabel 4. Rata-rata Jumlah Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Jenis
Mulsa Selama Empat Kali Panen.
Jenis Mulsa
Jumlah Buah
Simbol
Mulsa
M
0Tanpa Mulsa
8,61
M
1Plastik Hitam Perak
10,61
M
2Serbuk Sabut Kelapa
10,90
Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah buah tanaman kacang panjang
terbanyak selama empat kali panen dijumpai pada perlakuan jenis mulsa serbuk
sabut kelapa (M
2), namun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata dengan perlakuan lainnya.
Adapun hubungan antara jumlah buah tanaman kacang panjang pada
berbagai jenis mulsa selama empat kali panen dapat dilihat pada Gambar 3.
d.
Panjang Buah (cm)
Hasil uji F pada analisis ragam (Tabel lampiran 16) menunjukkan bahwa
perlakuan jenis mulsa berpengaruh tidak nyata terhadap panjang buah tanaman
kacang panjang selama empat kali panen.
Rata-rata panjang buah tanaman kacang panjang selama empat kali panen
pada berbagai jenis mulsa dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rata-rata Panjang Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Jenis
Mulsa Selama Empat Kali Panen.
Jenis Mulsa
Panjang Buah (cm)
Simbol
Mulsa
M
0Tanpa Mulsa
57,44
M
1Plastik Hitam Perak
57,84
M
2Serbuk Sabut Kelapa
58,39
Tabel 5 menunjukkan bahwa panjang buah tanaman kacang panjang
terpanjang selama empat kali panen dijumpai pada perlakuan jenis mulsa serbuk
sabut kelapa (M
2), namun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata dengan perlakuan lainnya.
Adapun hubungan antara panjang buah tanaman kacang panjang pada
Gambar 4. Panjang Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Jenis Mulsa
Selama Empat Kali Panen.
e.
Berat Buah Per Tanaman (gr)
Hasil uji F pada analisis ragam (Tabel lampiran 18) menunjukkan bahwa
perlakuan jenis mulsa berpengaruh tidak nyata terhadap berat buah kacang
panjang per tanaman selama empat kali panen.
Rata-rata berat buah kacang panjang per tanaman selama empat kali panen
pada berbagai jenis mulsa dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rata-rata Berat Buah Kacang Panjang Per Tanaman pada Berbagai Jenis
Mulsa Selama Empat Kali Panen.
Jenis Mulsa
Berat Buah Per Tanaman (gr)
Simbol
Mulsa
M
0Tanpa Mulsa
191,88
M
1Plastik Hitam Perak
248,63
Tabel 6 menunjukkan bahwa berat buah kacang panjang per tanaman
terberat selama empat kali panen dijumpai pada perlakuan jenis mulsa serbuk
sabut kelapa (M
2), namun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata dengan perlakuan lainnya.
Adapun hubungan antara berat buah kacang panjang per tanaman pada
berbagai jenis mulsa selama empat kali panen dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Berat Buah Kacang Panjang Per Tanaman pada Berbagai Jenis Mulsa
Selama Empat Kali Panen.
f.
Berat Buah Per Ha (ton)
Hasil uji F pada analisis ragam (Tabel lampiran 20) menunjukkan bahwa
perlakuan jenis mulsa berpengaruh tidak nyata terhadap berat buah kacang
panjang per ha selama empat kali panen.
Rata-rata berat buah kacang panjang per ha selama empat kali panen pada
Tabel 7. Rata-rata Berat Buah Kacang Panjang Per Ha pada Berbagai Jenis Mulsa
Selama Empat Kali Panen.
Jenis Mulsa
Berat Buah Per Ha (ton)
Simbol
Mulsa
M
0Tanpa Mulsa
7,67
M
1Plastik Hitam Perak
9,94
M
2Serbuk Sabut Kelapa
10,72
Tabel 7 menunjukkan bahwa berat buah kacang panjang per ha terberat
selama empat kali panen dijumpai pada perlakuan jenis mulsa serbuk sabut kelapa
(M
2), namun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan
perlakuan lainnya.
Adapun hubungan antara berat buah kacang panjang per ha pada berbagai
jenis mulsa selama empat kali panen dapat dilihat pada Gambar 6.
2.
Pengaruh Pupuk NPK
a.
Panjang Tanaman (cm)
Hasil uji F pada analisis ragam (Tabel lampiran 2, 4 dan 6) menunjukkan
bahwa perlakuan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman
kacang panjang umur 14 HST, dan berpengaruh sangat nyata pada umur 21 dan
28 HST.
Rata-rata panjang tanaman kacang panjang umur 14, 21 dan 28 HST pada
berbagai dosis pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Rata-rata Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Dosis Pupuk
NPK Umur 14, 21 dan 28 HST.
Pemberian Pupuk NPK
Panjang Tanaman (cm)
Simbol
Dosis
14 HST
21 HST
28 HST
P
00 kg/ha (0 gr/tanaman)
15,38 a
58,46 a
119,20 a
berbeda nyata pada taraf peluang 5 % (uji BNT).
Tabel 8 menunjukkan bahwa panjang tanaman kacang panjang terpanjang
pada umur 14, dan 21 HST dijumpai pada perlakuan pupuk NPK dengan dosis
600 kg/ha atau 15 gr/tanaman (P
3), sedangkan umur 28 HST dijumpai pada pupuk
NPK dengan dosis 200 kg/ha atau 5 gr/tanaman (P
1), yang berbeda nyata dengan
dosis pupuk NPK 0 kg/ha atau 0 gr/tanaman (P
0).
Adapun hubungan antara panjang tanaman kacang panjang pada berbagai
15,38 18,53 18,83 20,26