KETERPADUAN STRATEGI
PENGEMBANGAN KABUPATEN
5.1
Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Paser
5.1.1 Arahan Pengembangan Struktur Ruang
Untuk mencapai struktur ruang wilayah yang dituju, maka arahan pengembangan pusat-pusat di Provinsi Kalimantan Timur mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
a. Kecenderungan pertumbuhan pusat-pusat yang ada di Provinsi Kalimantan Timur menurut aspek demografis, kegiatan ekonomi, kegiatan sosial, dan pertahanan-keamanan negara.
b. Kecenderungan keterkaitan ruang antar bagian wilayah Provinsi Kalimantan Timur. c. Kebijakan Pemerintah Pusat dan Provinsi Kalimantan Timur atas peran dan fungsi suatu
pusat.
Arahan struktur ruang di dalam RTRW Propinsi Kalimantan Timur yang akan disinergikan dalam RTRW Kabupaten Paser meliputi arahan sistem pusat permukiman, arahan pengembangan sistem prasarana wilayah, arahan pengembangan sistem prasarana sumber daya air, arahan pengembangan sistem prasarana energi, dan arahan pengembangan telekomunikasi energi.
5.1.1.1
Rencana Sistem Perkotaan
Sistem perkotaan di Kabupaten Paser didasarkan pada 2 (dua) aspek, yaitu; 1) potensi dan permasalahan yang berkembang di lapangan yang mencerminkan kondisi riil orientasi pasar kawasan; dan 2) arahan kebijakan yang tertuang dalam RTRWN.
Berdasarkan kajian terhadap kedua aspek tersebut, akan ditentukan 6 (enam) bentuk pusat perkotaan, yaitu :
a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dengan kriteria :
• Berfungsi sebagai pusat pengolahan pengumpul dan pemasaran komoditi unggulan wilayah berorientasi pasar yang melayani beberapa kabupaten.
• Berfungsi sebagai simpul jaringan transportasi wilayah untuk beberapa kabupaten.
• Pusat penghubung antara PKN dan PKL.
• Memiliki bandar udara sekunder atau tersier atau pelabuhan pengumpan.
• Memiliki fungsi pelayanan jasa-jasa pemerintahan dan kemasyarakatan beberapa kabupaten.
b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan kriteria :
• Berfungsi sebagai pusat pengumpul dan pemasaran komoditi unggulan lokal berorientasi pasar wilayah beberapa kecamatan atau lokal internal.
• Berfungsi sebagai simpul jaringan transportasi lokal ( kabupaten atau beberapa kecamatan).
• Memiliki fungsi pelayanan jasa-jasa pemerintahan dan kemasyarakatan beberapa kecamatan.
• Bersifat khusus mendorong perkembangan sektor strategis atau kegiatan khusus lainnya di wilayah kabupaten.
c. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), yaitu pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari dapat ditetapkan sebagai PKL dengan kriteria :
• Pusat kegiatan yang dapat ditetapkan sebagai PKLp adalah kota-kota yang memenuhi persyaratan PPK.
• Pusat Kegiatan Lokal Promosi sebagaimana dimaksud harus ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Kabupaten dan mengindikasikan program pembangunannya ke dalam arahan pemanfaatan ruangnya, agar pertumbuhannya dapat didorong untuk memenuhi kriteria PKL.
d. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dengan kriteria :
• Pusat pengolahan/pengumpul barang untuk skala kecamatan atau beberapa desa. • Simpul transportasi untuk skala kecamatan atau beberapa desa.
• Pusat pelayanan umum untuk skala kecamatan. e. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) dengan kriteria :
• Pusat pengolahan/pengumpul barang untuk skala antar desa. • Simpul transportasi untuk skala antar desa.
Pusat pelayanan umum untuk skala antar desa. Tabel 5.1
Rencana Sistem Perkotaan di Kabupaten Paser
Sistem Perkotaan Pusat Kegiatan Fungsi Hirarki
PKN - -
-PKW Perkotaan Tanah Grogot • Pusat pemerintahan skala wilayah
• Pusat pelayanan umum skala wilayah
• Pusat perdagangan dan jasa skala wilayah
• Simpul transportasi nasional dan antar
Sistem Perkotaan Pusat Kegiatan Fungsi Hirarki
wilayah
• Pusat permukiman PKL Perkotaan Long Ikis dan
Kuaro
• Pusat pemerintahan skala lokal
• Pusat pelayanan umum skala lokal
• Pusat perdagangan dan jasa skala lokal
• Kota persinggahan
• Pusat produksi dan pemasaran hasil SDA
• Pusat permukiman
II
PKLp Perkotaan Muara Komam, Batu Kajang, dan Long Kali
• Pusat pemerintahan skala lokal
• Pusat pelayanan umum skala lokal
• Pusat perdagangan dan jasa skala lokal
• Simpul transportasi nasional dan antar wilayah
• Kota persinggahan
• Pusat produksi dan pemasaran hasil SDA
• Pusat permukiman
II
PPK Perkotaan Pasir Belengkong, Kerang, Tanjung Aru, dan Muser
• Pusat pemerintahan skala lokal
• Pusat pelayanan umum skala lokal
• Pusat perdagangan dan jasa skala lokal
• Pusat produksi dan pemasaran hasil SDA dan hasil laut
• Pusat permukiman, Pusat budaya
• Simpul transportasi antar wilayah
III
PPL Desa Sebakung Taka,
Mendik (Kec. Long Kali); Desa Bukit Seloka, Belimbing, Tiwei (Kec. Long Ikis); Desa Rantau Atas (Kec. Muara Samu); Desa Muara Payang, Muara Kuaro; Desa Suliliran Baru, Suatang Baru, Olong Pinang; Desa Mengkudu dan Desa Lori.
• Pusat pemerintahan skala lokal
• Pusat pelayanan umum skala lokal
• Pusat perdagangan dan jasa skala lokal
• Pusat produksi dan pemasaran hasil SDA
• Pusat permukiman
IV
Sumber : RTRW Kabupaten Paser 2011 – 2031
5.1.1.2 Arahan Pengembangan Sistem Prasarana Wilayah
Pembentukan struktur ruang wilayah Provinsi Kalimantan Timur melalui sistem pusat-pusat didukung oleh sistem prasarana wilayah sesuai dengan lokasi dan fungsi masing-masing prasarana. Sistem prasarana wilayah yang mendukung pembentukan struktur ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur tercantum dalam arahan pengembangan sistem transportasi.
• Jaringan Jalan
- Jaringan jalan arteri sebagai jaringan lintas nasional dan regional antar wilayah
provinsi di Pulau Kalimantan dan di Provinsi Kalimantan Timur. Jalan arteri tersebut adalah jalan Trans Kalimantan yang ke arah Selatan menghubungkan Provinsi Kalimantan Timur dengan Provinsi Kalimantan Selatan dan ke arah Utara direncanakan menghubungkan Provinsi Kalimantan Timur dengan Malaysia serta jaringan jalan yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Timur dengan Provinsi Kalimantan Tengah.
Jaringan jalan arteri yang terkait dengan pengembangan di Kabupaten Paser yaitu jaringan jalan Lintas Kalimantan Poros Selatan yang menghubungkan kota Tanjung di Provinsi Kalimantan Selatan - Batu Aji - Kuaro Penajam Balikpapan Samarinda Bontang Sangatta Simpang Perdau Muarawahau -Tanjung Redeb - -Tanjung Selor - Malinau - Mensalong - Simanggaris - Batas Negara.
- Jalan kolektor sebagai jaringan lintas regional yang menghubungkan jalan arteri
dengan pusat-pusat pada hirarki yang lebih rendah. Rencana pengembangan jalan kolektor yang terkait pengembangan di Kabupaten Paser meliputi :
Jaringan jalan yang menghubungkan Batu Licin di Provinsi Kalimantan Selatan -Tanah Grogot - Kuaro.
Jaringan jalan yang menghubungkanTanjung Aru - Tanah Grogot - Kuaro. • Jaringan Kereta Api
Pada tahap menengah ketiga direncanakan pembangunan jaringan kereta api yang merupakan bagian dari rencana pembangunan Trans Kalimantan Railways. Jaringan rel kereta api akan menghubungkan batas provinsi Kalimantan Selatan -Kuaro - Long Kali- Penajam - Balikpapan - Samarinda - Bontang - Sengatta - Muara Wahau - Muara Lesan - Tanjung Redeb - Tanjung Batu - Tanah Kuning - Tanjung Selor Kerang Agung Sesayap Tidung Pala Malinau Mensalong -Pembeliangan - Salang - Simanggaris - Batas Negara.
2. Jaringan Transportasi Sungai dan Penyeberangan
Rencana pengembangan jaringan transportasi sungai yang berfungsi sebagai jaringan kolektor dan lokal primer di Kabupaten Paser adalah lintas Tanah Grogot ke arah hulu
Sungai Kandilo. Antara jaringan transportasi sungai dengan jaringan jalan arteri dan kolektor akan diintegrasikan oleh pusat-pusat pergantian antar moda(transhipment point) melalui penyediaan dermaga.
Jaringan transportasi laut pembentuk struktur ruang wilayah provinsi diwakili oleh pelabuhan umum kargo dan penumpang dengan fungsi sebagai pelabuhan internasional, nasional, regional, dan lokal. Jaringan transportasi laut yang terkait dengan pengembangan di Kabupaten Paser adalah rencana pengembangan Pelabuhan Nasional Pondong di Teluk Adang.
4. Jaringan Transportasi Udara
Kebijakan Provinsi Kalimantan Timur mengenai pengembangan jaringan transportasi udara yang diwakili oleh bandar udara dengan fungsi sebagai bandar udara pusat penyebaran dan bandar udara bukan pusat penyebaran. Yang terkait dengan pengembangan bandar udara di Kabupaten Paser adalah rencana bandar udara pusat penyebaran dengan skala pelayanan tersier yaitu Bandar Udara Padang Pengrapat yang berlokasi di Desa Padang Pengrapat dan Desa Rantau Panjang.
5.1.1.3 Arahan Pengembangan Sistem Prasarana Sumber Daya Air
Pelaksanaan reformasi pengelolaan SDA adalah untuk meningkatkan keandalan pasokan air. Pola pembiayaan dengan sistem korporasi wilayah sungai dan arah pengelolaan SDA yang berbasis wilayah sungai ditekankan dengan integrasi pemakaian air permukaan dan air tanah serta peningkatan kualitas air dengan pendekatan partisipasi berdasarkan prinsip “satu sungai, satu rencana terpadu, dan satu pengelolaan yang terkoordinasi”.
Konservasi sumber daya air dilaksanakan dengan memberikan perlindungan sumber air, dan pengelolan kualitasnya tetap dilaksanakan secara seiring dengan prinsip pengembangan kimpraswil secara berkelanjutan, yaitu yang memadukan aspek ekonomi, sosial, dan perlindungan lingkungan.
Strategi pengembangan sumber daya air meliputi :
1. Menghindari terjadinya bencana alam akibat fluktuasi aliran air permukaan yang bersifat ekstrim, seperti banjir,longsor,dan kekeringan.
2. Menjamin ketersediaan air baku untuk kebutuhan irigasi pada sentra-sentra pangan, kawasan pemukiman perkotaan, kawasan indusri dan sumber energi tenaga air secara berkelanjutan untuk mendukung pengembangan kawasan-kawasan andalan dan pusat koleksi-distribusi.
3. Mengembangkan daerah irigasi dan meningkatkan jaringan sistem pompanisasi di Kalimantan Timur.
4. Mendukung pengembangan sektor-sektor produktif, khususnya sentra-sentra produksi pangan dan sentra-sentra perkebunan.
6. Mengamankan kawasan-kawasan resapan air, khususnya pada zona resapan tinggi untuk mencegah kekeringan di musim kemarau dan erosi di musim hujan.
7. Menjamin kehandalan alur-alur sungai.
8. Peningkatan penyediaan air baku wilayah untuk keperluan domestik, perkotaan, maupun industri, berupa pengembangan air baku dari sungai dan pengembangan bendungan/ waduk.
Pengembangan SDA dengan penyediaan air irigasi yang cukup untuk menjamin ketersediaan pangan hasil produksi, dilakukan dengan menyeimbangkan upaya konservasi dan pendayagunaannya, serta melibatkan peran masyarakat sejak tahap perencanaan sampai dengan pengawasan dan pengendalian pengelolaannya.
Arah pengembangan sektor pertanian dan pengairan berupaya untuk menggali segenap potensi fisik wilayah secara optimal agar tercipta suatu kondisi pertanian yang kuat yang diwujudkan dengan swasembada pangan di tengah menurunnya hasil-hasil kayu olahan. Khusus dalam pembangunan prasarana irigasi untuk mendukung kegiatan pertanian tanaman pangan dilakukan dengan beberapa model penanganan antara lain :
1. Pengembangan irigasi pasang surut di daerah sekitar pantai terutama untuk mengembangkan irigasi di bagian selatan ( Kabupaten Paser) dan sebagian utara (Kabupaten Berau).
2. Pengembangan irigasi sederhana dan sedang/ kecil di daerah pantai yang tidak memiliki kemungkinan adanya pasang surut, yaitu dengan beda muka air besar seperti di bagian muara Sungai Mahakam.
3. Pengembangan model irigasi untuk melayani wilayah dataran rendah yang melimpah penyediaan airnya sehingga akan menyangkut sistem irigasi yang besar dan kompleks. 4. Pengembangan irigasi di wilayah daratan tinggi dengan memanfaatkan potensi
sumberdaya lahan dan ketersediaaan sumber air dan ditangani secara terpisah-pisah terutama di bagian tengah provinsi yakni di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan sebagian Kabupaten Paser.
Untuk pengembangan prasarana air irigasi di Kabupaten Paser berlokasi di
Kecamatan Tanah Grogot, Kuaro, Long I kis, Long Kali, dan Batu Sopang dengan jenis arahan pengembangan yaitu pemantapan irigasi pertanian lahan basah.
Rencana pengembangan prasarana sumber daya air dan irigasi di Kabupaten Paser meliputi :
2. Pengembangan waduk, bendungan dan danau/situ (penyediaan air baku) di lokasi DAS Telake dan DAS Kandilo.
3. Pengembangan Pelayanan Air Baku di lokasi WS Kendilo di Kota Tanah Grogot. 4. Pengembangan jaringan irigasi di lokasi Kabupaten Paser.
Sedangkan program yang mendukung rencana tersebut adalah sebagai berikut : • SID DI AMDAL Bendung Lambakan (Kabupaten Paser).
• SPV dan penanganan banjir Simpang Pasir (Kabupaten Paser).
• Pengembangan waduk, bendungan, dan danau/situ dalam rangka penyediaan air baku serta konservasi sumber air di DAS Telake dan DAS Kandilo.
• Pengembangan jaringan irigasi yang diprioritaskan di wilayah KabupatenPaser.
Sedangkan untuk Rencana Pengembangan Wilayah Sungai (WS) Lintas Kabupaten/ Kota meliputi yang ada di Kabupaten Paser yaitu Rencana Pengembangan WS Kendilo meliputi Rencana Pengembangan Daerah Aliran Sungai (DAS) Telake, DAS Adang-Kuaro, DAS Kendilo, DAS Kerang-Segendang, DAS Riko-Manggar, dan DAS Tunan.
5.1.1.4 Arahan Pengembangan Sistem Prasarana Energi
Strategi pengembangan sistem jaringan prasarana energi dan tenaga listrik meliputi upaya untuk :
1. Mengamankan pasokan energi pada pusat -pusat pemukiman perkotaan dan pedesaaan serta kawasan-kawasan strategi nasional lain meliputi indutri, pariwisata dan pelabuhan. 2. Mengembangkan jaringan tenaga listrik interkoneksi lintas wilayah termasuk dengan
negara tetangga.
3. Mengatasi ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan atas tenaga listrik di Kalimantan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang
4. Mendorong pemanfaatan sumber energi terbarukan seperti biomass dan mikrohidro sebagai altenatif energi konvensial.
Arah pengembangan prasarana listrik bertujuan untuk mendorong penyediaan listrik ke pusat-pusat industri, serta memenuhi salah satu kebutuhan dasar penduduk untuk penerangan listrik. Pola penyediaan dilakukan melalui rencana pengembangan yang sudah ada, dengan sejauh mungkin menyusun prioritas pembangunan sesuai perkembangan kawasan yang terjadi.
Upaya untuk mengantisipasi kepesatan sektor-sektor unggulan seperti industri, perdagangan dan pertanian dilakukan melalui :
Pembangunan jaringan transmisi tegangan tinggi yang berkapasitas 150 KV dari power house PLTU ke sistem Samarinda, untuk menambah daya terpasang yang sangat mendukung perkembangan aneka indusri di sepanjang koridor kota samarinda yang tumbuh pesat.
Perluasan daya PLTD Bontang (4 x 2,4 MW) berikut tambahan hasil adanya pemindahan dari PLTD Balikpapan (2 x 25 MW).
Melanjutkan pembangunan jaringan transmisi yang menghubungkan sistem Samarinda ke sistem Balikpapan untuk mendorong adanya induncing power bagi pertumbuhan kegiatan industri di bagian selatan Provinsi Kalimantan Timur, yaitu Balikpapan, Penajam,
Tanah Grogot.
Mendorong pembinaan aneka industri melalui perbaikan informasi dan kemudahan perijinan terutama di kota Samarinda, kota Sangata dan Kawasan Strategis Provinsi yang diperkirakan akan berkembang pesat.
5.1.1.5 Arahan Pengembangan Sistem Telekomunikasi
Arah pengembangan sektor pos dan telekomunikasi yang ditujukan untuk melayani kemudahan hubungan antar wilayah. Sasaran pokoknya adalah meningkatkan pelayanan pos dan telekomunikasi pada kota-kota baru yang diperkirakan akan berkembang. Selain itu untuk meningkatkan keterkaitan desa-kota, diupayakan melalui dukungan prasarana pos pedesaan dan pos sungai. Beberapa pokok arahan pengalokasian prasarana ini, antara lain:
1. Mempercepat peningkatan prasarana telekomunikasi pada kota-kota kecamatan di sepanjang Penajam - Tanah Grogot yang diperkirakan akan berkembang sektor-sektor unggulan, khusunya perdagangan dan industri.
2. Meningkatkan peralatan telekomunikasi untuk kota-kota sedang pada tingkat pelayanan SLJJ melalui pengadaan Stasiun Bumi Kecil (SBK).
3. Memperluas jaringan telekomunikasi kabel listrik [ internet] di setiap daerah.
Melanjutkan upaya peningkatan pelayanan pos dan telekomunikasi pedesaan dan angkutan sungai.
5.1.1.6 Rencana Perwilayahan Pembangunan
Wilayah Pembangunan (WP) merupakan pembagian wilayah pembangunan yang disusun berdasarkan kesamaan fungsi kawasan dalam wilayah Kabupaten Paser. Pembagian WP juga dimaksudkan untuk membagi fokus pengembangan sehingga impuls pembangunan dapat tersebar secara merata ke seluruh wilayah.
Berdasarkan karakteristik aktivitas dan pola distribusi lokasi pusat -pusat pemukiman, maka Kabupaten Paser dibagi menjadi tiga WP yaitu :
b. WP Tengah c. WP Selatan.
Pembagian WP didasarkan pada Konsep Pengembangan Wilayah dengan Pola Ring-Radial. Pertimbangan homogenitas wilayah ke dalam tiga WP dengan memperhatikan aspek pertumbuhan dan pemerataan. Pendekatan pembagian memperhatikan perbandingan secara proporsional antara sifat kawasan, yaitu pesisir, dataran tengah dan pegunungan/pedalaman, sehingga setiap WP dibagi lagi ke dalam Sub Wilayah Pembangunan (SWP) yaitu :
a. SWP pesisir b. SWP tengah
c. SWP pegunungan/pedalaman.
Masing-masing WP mempunyai oulet berupa pelabuhan di SWP pesisir. • Wilayah Pembangunan Utara
WP Utara merupakan pusat aktivitas dengan peran sebagai nodal penyebar pertumbuhan pada wilayah Utara Kabupaten Paser, dengan dominasi fungsi sebagai nodal transportasi, kawasan konservasi, kawasan pemukiman dan kawasan industri dan pertambangan.
WP Utara ini terdiri dari dua kecamatan yaitu Kecamatan Long Ikis dan Long Kali. WP Utara juga diarahkan untuk menjadi pusat pemukiman yang terintegrasi untuk mendorong perkembangan Kabupaten Paser dengan menjadi pusat pelayanan bagi wilayah Utara. Adapun arahan pengembangan fungsinya adalah sebagai berikut.
1. Fungsi pelayanan umum/perkantoran, perdagangan dan jasa dikembangkan di pusat-pusat pelayanan umum dengan skala pelayanan tingkat kecamatan.
2. Fungsi industri, yang dikembangkan adalah industri pengolahan hasil pertanian dan pariwisata.
3. Fungsi permukiman, yang dikembangkan pada setiap pusat-pusat pemukiman, baik skala besar yang mengaglomerasi di dekat pusat aktivitas maupun pusat-pusat pemukiman skala kecil yang menyebar di dua kecamatan.
4. Fungsi pertambangan, yang dikembangkan adalah pertambangan skala besar dengan tetap memperhatikan fungsi konservasi.
5. Fungsi pertanian, yang dikembangkan pada bagian Utara dengan komoditas padi, komoditas campuran dikembangkan pada daerah yang sesuai untuk lahan pertanian. 6. Fungsi fasilitas sosial dan umum, dikembangkan pada pusat-pusat pemukiman dan
skala pelayanan kecamatan.
• Wilayah Pembangunan Tengah
WP Tengah merupakan pusat aktivitas terbangun yang terdiri dari Kecamatan Batu Sopang, Kecamatan Muara Komam, Kecamatan Kuaro, Kecamatan Tanah Grogot, dan Kecamatan Pasir Belengkong. WP ini merupakan pusat perkembangan Kabupaten Paser dengan akses yang intensif dan keterkaitan fisik yang dibentuk oleh satu-satunya koridor jalan yang ada di Kabupaten Paser. Adapun arahan pengembangan fungsinya adalah sebagai berikut :
1. Fungsi pelayanan umum-sosial/perkantoran, di Tanah Grogot untuk tingkat kabupaten dan sebagai ibukota Kabupaten Paser, kemudian di Kecamatan Kuaro, Pasir Belengkong, Batu Kajang dan Muara Komam untuk tingkat kecamatan.
2. Fungsi perdagangan dan jasa, yang dikembangkan di kota Tanah Grogot untuk skala pelayanan tingkat kabupaten, kemudian Kecamatan Kuaro, Pasir Belengkong, Batu Kajang dan Muara Komam untuk skala pelayanan tingkat kecamatan.
3. Fungsi permukiman, yang dikembangkan pada setiap pusat-pusat pemukiman baik skala besar yang mengaglomerasi di dekat pusat aktivitas maupun pusat-pusat pemukiman skala kecil yang menyebar di ke empat kecamatan.
4. Fungsi pertanian, yang dikembangkan dengan komoditas padi dan palawija, dan bagian Selatan dengan komoditas ikan air tawar dengan memanfaatkan sungai yang ada di Kabupaten Paser.
5. Fungsi transportasi, yang dikembangkan dengan pola transportasi darat untuk pergerakan internal serta transportasi laut dan udara untuk pergerakan eksternal. 6. Fungsi pertambangan, pada beberapa titik di Kuaro, Pasir Belengkong, Muara
Komam dan Batu Sopang.
7. Fungsi lindung dan kawasan resapan air diarahkan pada lima kecamatan tetap dipertahankan keberadaannya.
• Wilayah Pembangunan Selatan
WP Selatan merupakan pusat pemukiman skala kecil yang sporadis melingkupi wilayah Kecamatan Tanjung Harapan, Kecamatan Batu Engau, dan Kecamatan Muara Samu. Ketiga kecamatan ini memiliki potensi tambang dan perkebunan. Oleh karenanya, WP ini perlu didorong perkembangannya untuk menjadi kawasan eksploitasi sumberdaya alam tambang dan perkebunan, pesisir, hutan dan transportasi, namun tetap dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan iklim makro kawasan. Adapun arahan pengembangan fungsinya adalah sebagai berikut.
1. Fungsi pelayanan umum-sosial, perdagangan/jasa dan perkantoran dengan tingkat pelayanan kecamatan di pusatkan pada Kerang, Muser dan Tanjung Aru.
3. Fungsi pertanian berupa budidaya hortikultura, perkebunan, dan palawija di daerah yang sesuai peruntukan lahannya di semua wilayah kecamatan.
4. Fungsi transportasi, dengan pola jaringan transportasi darat dan sungai yang menghubungkan pusat-pusat kawasan perbatasan.
5. Fungsi pertambangan, berupa eksploitasi batu bara dan galian C yang hampir merata pada seluruh wilayah .
Fungsi lindung dan kawasan resapan air diarahkan pada tiga kecamatan tetap dipertahankan keberadaannya.
5.1.2 Arahan Pengembangan Pola Ruang Wilayah
Arahan pengembangan pola ruang wilayah tentunya tidak terlepas dari kebijakan pengembangan untuk mencapai struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah yang ideal sesuai dengan kondisi daerah. Adapun arahan pengembangan pola ruang wilayah Kabupaten Paser meliputi sebagai berikut :
5.1.2.1 Kawasan Lindung
Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan, dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk mencegah kerusakan fungsi lingkungan dan juga diarahkan untuk mendukung misi Kabupaten Paser sebagai Kabupaten Konservasi yaitu Kabupaten yang menyelenggarakan pembangunan berlandaskan perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman hayati, pemanfaatan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu. Salah satu kriteria yang ingin dicapai adalah Kabupaten Paser memiliki kawasan konservasi dengan proporsi yang besar terhadap luas wilayah adminisratifnya.
Pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup. Sasaran pengelolaan kawasan lindung meliputi :
• Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa, serta nilai sejarah dan budaya.
• Mempertahankan keanekaragaman hayati meliputi tumbuhan, satwa, tipe ekosistem, dan keunikan alam.
A. Kawasan Hutan Lindung
diperuntukkan bagi konservasi hidrologis. Kawasan lain di luar kawasan hutan, juga dimungkinkan ditetapkan menjadi kawasan lindung asalkan sesuai dengan kriteria yang ada.
Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi, sedimentasi, dan menjaga fungsi hidrologis tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan.
Kawasan hutan lindung di Kabupaten Paser direncanakan berada di Gunung Beratus (Kecamatan Long Kali), Sungai Sawang (Kecamatan Muara Samu), Sungai Samu (Kecamatan Muara Samu, Batu Sopang, dan Muara Komam), Sungai Kendilo -Gunung Ketam (Kecamatan Long Kali dan Muara Komam), dan -Gunung Lumut (Kecamatan Long Kali, Long Ikis, Batu Sopang, dan Muara Komam).
Untuk kawasan hutan lindung diluar kawasan hutan direncanakan berada di kawasan Hulu Sungai Muru (Kecamatan Kuaro), kawasan Air Terjun Rangan, kawasan Air Terjun Gunung Rambutan, kawasan Air Terjun Modang, dan kawasan Hutan Anggrek Kuaro. Lokasi lain yang berpotensi sebagai kawasan hutan lindung diluar kawasan hutan adalah hutan pegunungan karts di arah Jalan Nasional Batu Sopang -Muara Komam, hutan pegunungan karts di arah jalan Lolo - Suweto dan hutan pegunungan karts di arah jalan Biu - Tanjung Pinang (Kecamatan Muara Samu).
Hutan lindung di luar kawasan hutan ini direkomendasikan untuk ditetapkan sebagai hutan lindung. Namun agar dalam penetapannya lebih mudah dan daerah dapat memiliki kewenangan dalam pengelolaannya disarankan dalam RTRW Kabupaten Paser kawasan ini direncanakan sebagai hutan lindung di luar kawasan hutan atau sebagai kawasan resapan air.
B. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya
Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya adalah kawasan yang diperuntukkan untuk menjamin terselenggaranya fungsi lindung hidrologis bagi kegiatan pemanfaatan lahan. Kawasan ini meliputi kawasan resapan air.
Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air. Kawasan resapan air diperuntukkan bagi kegiatan pemanfaatan tanah yang dapat menjaga kelestarian ketersediaan air bagi daerah yang terletak di wilayah bawahannya. Kondisi fisik alam kawasan ini mempunyai kemampuan untuk menyerap hujan sebagai sumber utama pembentukan air tanah.
resapan air yang paling utama dilindungi berada di Kecamatan Long Ikis, Kuaro, dan Batu Sopang karena merupakan kawasan bagian hulu-hulu sungai dan sumber air bersih bagi kawasan sekitarnya dengan luas + 13.241 ha.
C. Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan perlindungan setempat adalah kawasan diperuntukkan bagi kegiatan pemanfaatan lahan yang dapat menjaga kelestarian jumlah, kualitas dan penyediaan tata air dan kelancaran serta ketertiban pengaturan dan pemanfaatan air dari sumber-sumber air. Kawasan perlindungan setempat di Kabupaten Paser terdiri dari kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, sekitar mata air, dan sekitar danau/waduk.
D. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, dan Cagar Budaya
Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, meliputi kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional dan taman nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam dan taman wisata alam laut, kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
Untuk wilayah Kabupaten Paser, tidak seluruh kawasan yang menjadi bagian dari kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya akan ditetapkan, mengingat hal ini sangat tergantung pada karakteristik alam yang ada di wilayah Kabupaten Paser.
Oleh karena itu, berdasarkan karakteristik alamnya, maka kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya yang menjadi muatan materi RTRW Kabupaten Paser terdiri dari cagar alam, pantai berhutan bakau, taman nasional laut, taman hutan raya, serta cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
E. Kawasan Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam. Tujuan perlindungan kawasan ini adalah untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia.
Di wilayah Kabupaten Paser, kawasan rawan bencana alam yang teridentifikasi yaitu kawasan rawan banjir, kawasan rawan longsor, bencana gelombang pasang, bencana angin topan, bencana kebakaran, bencana rawan gempa, dan bencana kekeringan
F. Kawasan Lindung Geologi
lalu dan atau yang sedang berjalan yang tidak boleh dirusak dan atau diganggu, sehingga perlu dilestarikan, terutama untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan pariwisata.
Kawasan lindung geologi meliputi kawasan cagar alam geologi, kawasan rawan bencana alam geologi, dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah. Untuk wilayah Kabupaten Paser, tidak seluruh kawasan yang menjadi bagian dari kawasan lindung geologi akan ditetapkan, mengingat hal ini sangat tergantung pada karakteristik alam yang ada di wilayah Kabupaten Paser. Berdasarkan karakteristik alamnya, maka kawasan lindung geologi yang ada di Kabupaten Paser adalah kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.
Berdasarkan hasil kajian wilayah diketahui bahwa sebagian besar wilayah di bagian utara dan bagian barat merupakan kawasan yang perlu dilindungi guna berbagai kepentingan, khususnya penyediaan air tanah dan usaha konservasi alam. Hal ini dikarenakan daerah tersebut mendukung fungsi daerah resapan air, serta letaknya yang relatif tinggi dibandingkan wilayah di bagian timur dan selatan.
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah di Kabupaten Paser meliputi sebagian besar wilayah Kecamatan Long Kali, Muara Komam, Batu Sopang, Muara Samu, serta sebagian kecil Long Ikis dan Batu Engau.
G. Kawasan Lindung Lainnya
Kawasan lindung lainnya adalah kawasan lindung yang diperlukan untuk perlindungan fungsi tertentu dan memerlukan perlakuan secara khusus. Kawasan lindung lainnya meliputi cagar biosfer, ramsar, taman buru, kawasan perlindungan plasma-nutfah, kawasan pengungsian satwa, terumbu karang, dan kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.
Untuk wilayah Kabupaten Paser, tidak seluruh kawasan yang menjadi bagian dari kawasan lindung lainnya akan ditetapkan, mengingat hal ini sangat tergantung pada karakteristik alam di wilayah Kabupaten Paser. Berdasarkan karakteristik alamnya, maka kawasan lindung lainnya yang berada di Kabupaten Paser adalah kawasan perlindungan plasma nutfah dan kawasan pengungsian satwa.
5.1.2.2 Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah kawasan yang memiliki kondisi fisik dan potensi sumber daya alam yang dibutuhkan untuk kepentingan produksi dalam memenuhi kebutuhan manusia dan pembangunan. Kawasan budidaya ini dapat dikelompokkan menjadi kawasan kehutanan, pertanian, perindustrian, pertambangan, pariwisata dan permukiman.
serta aspek-aspek keruangan. Untuk itu, dalam penetapan kegiatan-kegiatan budidaya dibutuhkan pertimbangan teknis sektoral dan keruangan dengan menggunakan kriteria teknis sektoral dan kriteria keruangan, yaitu ukuran yang digunakan untuk penentuan suatu kawasan yang ditetapkan untuk kegiatan budidaya.
Kriteria teknis sektoral adalah ukuran untuk menentukan bahwa pemanfaatan ruang untuk suatu kegiatan dalam kawasan memenuhi ketentuan-ketentuan teknis, daya dukung, kesesuaian lahan, dan bebas bencana alam.
A. Kawasan Peruntukkan Hutan Produksi
Kawasan hutan produksi adalah areal hutan yang dipertahankan sebagai kawasan hutan dan berfungsi untuk menghasilkan hasil hutan bagi kepentingan konsumsi masyarakat, industri, dan ekspor. Kawasan hutan produksi terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas, dan hutan produksi yang dapat dikonversi.
Berdasarkan Peta Perkembangan Tata Batas Kawasan Hutan Wilayah Kabupaten Paser yang diterbitkan oleh Kantor UPTD Planologi Kehutanan Balikpapan tahun 2008, terdapat 9 (sembilan) kawasan hutan produksi yang lokasinya berada di wilayah Kabupaten Paser, terdiri dari 3 (tiga) Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan 6 (enam) Hutan Produksi Tetap (HP) dengan luas keseluruhan 445.960,692 ha yang lokasinya tersebar di 7 (tujuh) kecamatan, dimana HP Sungai Kendilo - Sungai Toyu menjadi kawasan hutan produksi terluas yang berada di wilayah Kabupaten Paser yaitu seluas 205.061,699 ha.
B. Kawasan Peruntukkan Pertanian
Kawasan peruntukkan pertanian adalah kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan pertanian yang meliputi kawasan budidaya tanaman pangan, budidaya hortikultura, dan budidaya perkebunan. Penentuan sentra pertanian didasarkan pada pertimbangan kesesuaian lahan, produktivitas dan permintaan pasar.
Kali, Kuaro, Tanah Grogot, Pasir Belengkong, Batu Engau, dan Tanjung Harapan dengan komoditas yang dapat dikembangkan meliputi tanaman pangan.
• Kawasan budidaya hortikultura adalah kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan yang sesuai untuk usaha budidaya tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat-obatan. Berdasarkan hasil analisis, komoditi hortikultura yang dapat dikembangkan di Kabupaten Paser meliputi komoditas sayur-sayuran dan buah-buahan.
• Kawasan budidaya perkebunan adalah kawasan yang fungsi utamanya diperuntukkan bagi kegiatan perkebunan dengan tujuan untuk memanfaatkan potensi lahan yang sesuai untuk kegiatan perkebunan dalam meningkatkan produksi perkebunan, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kawasan perkebunan merupakan kawasan penyangga bagi kawasan hutan lindung.
C. Kawasan Peruntukkan Peternakan
Kawasan peruntukkan peternakan adalah kawasan yang fungsi utamanya diperuntukkan bagi kegiatan peternakan dan segala kegiatan penunjangnya dengan tujuan untuk memanfaatkan lahan yang sesuai untuk kegiatan peternakan dalam menghasilkan produksi peternakan seperti ternak besar dan kecil serta hasil ternak lainnya dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Upaya pengembangan potensi peternakan Kabupaten Paser dilakukan melalui proses pengalokasian ruang wilayah sesuai dengan jenis potensi peternakan yang terdapat pada masing-masing kecamatan. Ruang untuk kegiatan budidaya ternak unggas, ternak kecil dan ternak besar dialokasikan tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Paser.
D. Kawasan Peruntukkan Perikanan
Kawasan peruntukkan perikanan adalah kawasan yang difungsikan untuk kegiatan perikanan dan segala kegiatan penunjangnya dengan tujuan pengelolaan untuk memanfaatkan potensi lahan untuk perikanan dalam meningkatkan produksi perikanan, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kawasan perikanan dibedakan menjadi kawasan perikanan budidaya air tawar, kawasan perikanan budidaya air payau, kawasan perikanan budidaya laut, kawasan perikanan tangkap, dan pengolahan hasil perikanan.
E. Kawasan Peruntukkan Pertambangan
Kawasan peruntukkan pertambangan adalah kawasan dengan luas tertentu yang digunakan untuk pemusatan kegiatan pertambangan. Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah untuk memanfaatkan sumberdaya mineral, energi dan bahan galian lainnya bagi masyarakat, dengan tetap memelihara sumberdaya sebagai cadangan pembangunan yang berkelanjutan dan tetap memperhatikan kaidah-kaidah kelestarian lingkungan.
Kawasan pertambangan merupakan lingkupan tempat-tempat penggalian bahan tambang dengan luas minimum 10 hektar atau daerah-daerah yang memiliki potensi tambang yang layak secara ekonomis untuk ditambang. Suatu tempat dapat dinyatakan sebagai tempat penambangan apabila nilai bahan galian yang ada bernilai ekonomis lebih tinggi dari nilai kegiatan yang ada di atas tanah. Penggalian bahan tambang dapat dilakukan secara besar-besaran oleh perusahaan berbadan hukum atau kecil-kecilan oleh perorangan.
Potensi sumberdaya mineral di wilayah Kabupaten Paser diklasifikasikan atas empat golongan meliputi sumber daya mineral logam, sumber daya batubara, sumber daya minyak dan gas bumi, dan bahan galian C.
F. Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan peruntukan industri adalah bentangan lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri berdasarkan rencana tata ruang wilayah yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah pemanfaatan ruang dalam memenuhi kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan industri, dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan. Kegiatan perindustrian yang membentuk kawasan dapat dibedakan menjadi 4 (empat) jenis, yaitu wilayah industri, kawasan industri, kawasan berikat, serta kegiatan industri yang secara ketat mensyaratkan dekat dengan bahan baku utama.
• Kawasan I ndustri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan I ndustri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan I ndustri yang telah memiliki I zin Usaha Kawasan I ndustri. Kawasan ini diutamakan untuk menampung kegiatan industri yang pematangan tanahnya dan penyediaan prasarananya sepenuhnya dilakukan oleh pengusaha kawasan industri. Pengusaha kawasan industri dapat menjual kapling siap bangun kepada pengusaha industri, dengan segala kelengkapan fasilitas. Untuk lebih mengembangkan industri di Kabupaten Paser, telah direncanakan prioritas-prioritas jenis industri yang dapat dikembangkan pada masing-masing kawasan industri antara lain : Kawasan I ndustri Janju Jone Pondong, Kawasan I ndustri Muara Telake, Kawasan I ndustri Riwang (kawasan pelabuhan eks PT Bentala) ,
• Kawasan berikat adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di wilayah pabean I ndonesia yang di dalamnya diberlakukan ketentuan khusus di bidang pabean, yakni terhadap barang yang dimasukkan dari luar daerah pabean atau dari dalam daerah pabean I ndonesia lainnya tanpa terlebih dahulu dikenakan pungutan bea, cukai, dan atau pungutan negara lain, sampai barang tersebut dikeluarkan untuk tujuan impor, ekspor, atau ekspor kembali. Untuk meningkatkan kemampuan ekspor komoditas industri, pengembangan kawasan berikat di Kabupaten Paser diintegrasikan dengan kawasan pelabuhan (outlet) yaitu Pelabuhan Pondong.
• I ndustri yang menuntut dekat dengan bahan baku, industri jenis ini tidak harus ditempatkan pada kawasan peruntukan industri, tetapi ditempatkan pada lokasi yang dekat dengan bahan baku utama. Kegiatan industri yang termasuk dalam kategori ini antara lain : pabrik gula, pembuatan batu bata/ genteng, pabrik semen, pabrik pengasahan batu marmer/ granit, pengolahan batu kapur, pengolahan kayu, pabrik pengolahan kelapa sawit ,dan penggilingan padi.
G. Kawasan Peruntukkan Pariwisata
Kawasan peruntukkan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata (sesuai dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990, pada Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 butir 7). Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah untuk memanfaatkan potensi keindahan alam dan budaya guna mendorong perkembangan pariwisata dengan memperhatikan kelestarian nilai-nilai budaya, adat istiadat, mutu dan keindahan alam untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
perairan lainnya, kawasan taman nasional, kawasan taman hutan raya, serta kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan. Kawasan peruntukkan pariwisata diperuntukkan bagi kegiatan yang bersifat pemanfaatan objek wisata maupun kegiatan penyediaan, pemeliharaan sarana dan prasarana wisata, kegiatan promosi dan yang bersifat menunjang pariwisata.
Di dalam pengembangan sektor kepariwisataan, objek wisata merupakan komponen penting sebagai sarana daya tarik pengunjung. Wilayah pengembangan pariwisata harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu :
1. Merupakan pengelompokan daya tarik wisata potensial yang dapat dikembangkan dan dijual kepada wisatawan;
2. Memiliki jalur utama sebagai koridor regional yang menghubungkan satu wilayah pengembangan dengan wilayah pengembangan lainnya;
3. Memiliki pusat pengembangan yang sekaligus mampu menjadi gerbang dan tempat transit sebelum menyebar ke objek yang ada di dalam wilayah pengembangan; 4. Didukung oleh ketersediaan fasilitas yang ada.
Dengan pertimbangan tersebut, maka pembagian wilayah pengembangan adalah sebagai berikut :
1. Wilayah Pengembangan Pariwisata A, berpusat di Tanah Grogot dengan beberapa tema atraksi, yaitu alam, buatan dan budaya.
2. Wilayah Pengembangan Pariwisata B, berpusat di Long I kis sebagai pintu gerbang pariwisata alam dan budaya.
3. Wilayah Pengembangan Pariwisata C, berpusat di Muara Komam yang memiliki daya tarik alam pegunungan.
4. Wilayah Pengembangan Pariwisata D, berpusat di Tanjung Harapan sebagai pintu gerbang pariwisata alam bahari di Kepulauan Salingsingan.
5. Wilayah Pengembangan Pariwisata E, berpusat di Kepulauan Balabalagan yang memiliki potensi wisata alam bahari.
H. Kawasan Peruntukkan Permukiman
Kriteria umum kawasan permukiman adalah kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk permukiman yang aman dari bahaya bencana alam, sehat, dan mempunyai akses untuk kesempatan berusaha.
Berdasarkan hasil analisis, kawasan yang sesuai untuk permukiman di wilayah Kabupaten Paser terdapat di bagian timur wilayah yang meliputi wilayah Kecamatan Long Kali, Long Ikis, Kuaro, Tanah Grogot, Pasir Belengkong, Batu Engau, dan Tanjung Harapan.
5.1.3 Kawasan Strategis Kabupaten Paser
Berdasarkan fungsi, dasar penetapan, dan kriteria kawasan strategis, maka di wilayah Kabupaten Paser akan ditetapkan beberapa kawasan strategis berdasarkan :
a. Sudut kepentingan ekonomi;
b. Sudut kepentingan sosial budaya; dan
c. Sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
5.1.3.1 Kawasan Strategis Berdasarkan Sudut Kepentingan Ekonomi
Kawasan strategis berdasarkan sudut kepentingan ekonomi merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi dengan kriteria-kriteria tertentu. Kawasan strategis berdasarkan sudut kepentingan ekonomi yang ditetapkan di Kabupaten Paser meliputi :
a. Kawasan Perkotaan Tanah Grogot
Penetapan Kawasan Perkotaan Tanah Grogot bertujuan mewujudkan kebijakan dan strategi penataan ruang, yaitu mendukung penetapan Kota Tanah Grogot sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) sekaligus sebagai pusat pertumbuhan ekonomi wilayah kabupaten.
b. Kawasan Perkotaan Long Kali
Penetapan Kawasan Perkotaan Long Kali bertujuan mewujudkan kebijakan dan strategi penataan ruang, yaitu mendukung penetapan perkotaan Long Kali sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp).
c. Kawasan Perkotaan Long Ikis
Penetapan Kawasan Perkotaan Long Ikis bertujuan mewujudkan kebijakan dan strategi penataan ruang, yaitu mendukung penetapan perkotaan Long Ikis sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
Penetapan Kawasan Perkotaan Kuaro bertujuan mewujudkan kebijakan dan strategi penataan ruang, yaitu mendukung penetapan perkotaan Kuaro sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
e. Kawasan Perkotaan Batu Sopang
Penetapan Kawasan Perkotaan Batu Sopang bertujuan mewujudkan kebijakan dan strategi penataan ruang, yaitu mendukung penetapan perkotaan Batu Sopang sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp).
f. Kawasan Perkotaan Muara Komam
Penetapan Kawasan Perkotaan Muara Komam bertujuan mewujudkan kebijakan dan strategi penataan ruang, yaitu mendukung penetapan perkotaan Muara Komam sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp).
g. Kawasan Perkotaan Muara Samu
Penetapan Kawasan Perkotaan Muara Samu bertujuan mewujudkan kebijakan dan strategi penataan ruang, yaitu mendukung kebijakan penetapan beberapa perkotaan kecil sebagai pusat pelayanan kawasan (PPK).
h. Kawasan Perkotaan Pasir Belengkong
Penetapan Kawasan Perkotaan Pasir Belengkong bertujuan mewujudkan kebijakan dan strategi penataan ruang, yaitu mendukung kebijakan penetapan beberapa perkotaan kecil sebagai pusat pelayanan kawasan (PPK).
i. Kawasan Perkotaan Batu Engau
Penetapan Kawasan Perkotaan Batu Engau bertujuan mewujudkan kebijakan dan strategi penataan ruang, yaitu mendukung kebijakan penetapan beberapa perkotaan kecil sebagai pusat pelayanan kawasan (PPK).
j. Kawasan Perkotaan Tanjung Harapan
Penetapan Kawasan Perkotaan Tanjung Harapan bertujuan mewujudkan kebijakan dan strategi penataan ruang, yaitu mendukung kebijakan penetapan beberapa perkotaan kecil sebagai pusat pelayanan kawasan (PPK).
k. Kawasan Cepat Tumbuh Kuaro - Tanah Grogot
Penetapan Kawasan Cepat Tumbuh Kuaro - Tanah Grogot bertujuan mewujudkan kebijakan dan strategi penataan ruang, yaitu dengan mengembangkan keterkaitan dan interaksi sistem-sistem pusat kegiatan agar dapat mempercepat koridor ini menjadi kawasan cepat tumbuh.
5.1.3.2 Kawasan Strategis Berdasarkan Sudut Kepentingan Sosial Budaya
Berdasarkan pertimbangan kebijakan dan strategi penataan ruang, maka kawasan strategis berdasarkan sudut kepentingan sosial dan budaya di Kabupaten Paser adalah Kawasan Kesultanan Sadurengas.
5.1.3.3 Kawasan Strategis Berdasarkan Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya
Dukung Lingkungan Hidup
Kawasan strategis berdasarkan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup dengan kriteria-kriteria tertentu. Kawasan strategis berdasarkan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup yang ditetapkan di Kabupaten Paser meliputi :
a. Kawasan Konservasi Hutan Lindung Gunung Lumut
Penetapan Kawasan Konservasi Hutan Lindung Gunung Lumut bertujuan mewujudkan kebijakan dan strategi penataan ruang terutama mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, dan melestarikan keunikan bentang alam b. Kawasan Konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Kandilo
Penetapan Kawasan Konservasi DAS Kandilo bertujuan mewujudkan kebijakan dan strategi penataan ruang, terutama kebijakan pemantapan kelestarian kawasan lindung dalam bentuk pemeliharaan dan perwujudan kelestarian DAS Kandilo.
c. Kawasan Konservasi Taman Hutan Raya (Tahura) Lati Petangis
Penetapan Kawasan Konservasi Tahura Lati Petangis bertujuan mewujudkan kebijakan dan strategi penataan ruang, terutama kebijakan pemantapan kelestarian kawasan lindung dalam bentuk pemeliharaan dan perwujudan kelestarian Tahura Lati Petangis. d. Kawasan Teluk Adang
Penetapan Kawasan Teluk Adang bertujuan mewujudkan kebijakan dan strategi penataan ruang, terutama mengatur pemanfaatan ruang kawasan Teluk Adang yang memiliki memiliki fungsi lindung dan budidaya agar kedua fungsi tersebut dapat berjalan selaras dan tidak saling mengganggu.
e. Kawasan Pesisir dan Laut Kepulauan Balabalagan
Penetapan Kawasan Pesisir dan Laut Kepulauan Balabalagan bertujuan mewujudkan kebijakan dan strategi penataan ruang, terutama mengatur pemanfaatan potensi laut bagi kepentingan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu karakteristik pesisir dan laut Kepulauan Balabalagan memiliki hubungan ekologis yang erat, yang memiliki sifat dinamis dan saling mempengaruhi, sehingga perencanaan pembangunan antara wilayah laut dan pesisir harus memiliki keterpaduan.
Kawasan Strategis Kabupaten Paser
No. Kawasan Strategis Nama Kawasan Lokasi/ Batas Kawasan
1. Kawasan Strategis
Berdasarkan Sudut Kepentingan Ekonomi
a. Kawasan Perkotaan Tanah Grogot
b. Kawasan Perkotaan Long Kali c. Kawasan Perkotaan Long Ikis d. Kawasan Perkotaan Kuaro
e. Kawasan Perkotaan Batu
Sopang
f. Kawasan Perkotaan Muara Komam
g. Kawasan Perkotaan Muara Samu
h. Kawasan Perkotaan Pasir
Belengkong
i. Kawasan Perkotaan Batu
Engau
j. Kawasan Perkotaan Tanjung Harapan
k. Kawasan Cepat Tumbuh Kuaro - Tanah Grogot
a. Kec. Tanah Grogot
b. Kec Long Kali c. Kec. Long Ikis d. Kec. Kuaro e. Kec. Batu Sopang
f. Kec. Muara Komam
g. Kec. Muara Samu
h. Kec. Pasir Belengkong
i. Kec. Batu Engau
j. Kec. Tanjung Harapan
k. Kec. Kuaro & Tanah Grogot
2. Kawasan Strategis
Berdasarkan Sudut Kepentingan Sosial Budaya
Kawasan Kesultanan Sadurengas
3. Kawasan Strategis
Berdasarkan Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung
Lingkungan Hidup
a. Kawasan Konservasi Hutan Lindung Gunung Lumut
b. Kawasan Konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Kandilo c. Kawasan Konservasi Taman
Hutan Raya (Tahura) Lati Petangis
d. Kawasan Teluk Adang
e. Kawasan Pesisir dan Laut Kepulauan Balabalagan
f.
Sumber : Perda RTRW Kabupaten Paser 2015 – 2035
5.2
Arahan Rencana Pembanguanan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Paser Tahun 2010 - 2015
5.2.1 Visi RPJMD Kabupaten Paser 2011-2015
Visi yang akan menjadi arah penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dalam lima tahun ke depan, yaitu: MENUJU MASYARAKAT KABUPATEN PASER YANG AGAMAIS, SEJAHTERA DAN BERBUDAYA.
Visi di atas mengandung pengertian :
2. Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan dalam 5 (lima) tahun mendatang merupakan upaya meletakkan landasan bagi terwujudnya masyarakat Kabupaten Paser yang agamais, sejahtera dan berbudaya.
3. Masyarakat agamais mengandung pengertian bahwa masyarakat yang ingin diwujudkan adalah masyarakat yang religius, yakni masyarakat yang menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur agama yang dianutnya.
4. Masyarakat sejahtera mengandung pengertian masyarakat yang telah mencapai kemajuan dalam seluruh aspek kehidupannya dan seluruh potensi hidupnya telah berkembang, baik dipandang dari aspek material maupun spiritual.
5. Masyarakat berbudaya mengandung pengertian bahwa masyarakat yang ingin diwujudkan adalah masyarakat yang memiliki kekuatan dan ketahanan sosial yang ditandai oleh tertanamnya nilai-nilai budaya pada setiap warganya, yaitu nilai-nilai yang mencerminkan ketakwaan, kedisiplinan, ketaatan pada norma-norma hukum, kesetiakawanan dan tenggang rasa, demokratis, gemar bekerja keras, gemar memperdalam pengetahuan dan meningkatkan penguasaan teknologi.
5.2.2 Misi RPJMD Kabupaten Paser 2011-2015
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah beserta komponen-komponennya agar visi yang ditetapkan berhasil diwujudkan dengan baik. Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka disusunlah misi sebagai berikut: 1. Mengembangkan ekonomi kerakyatan;
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia;
3. Menumbuhkembangkan kehidupan masyarakat yang berbudaya; 4. Mewujudkan kabupaten konservasi.
5. Meningkatkan pelayanan prasarana wilayah
Dalam mewujudkan visi dan misi ini diperlukan kondisigood governance (pemerintah yang baik). Posisigood governance(pemerintah yang baik) sebagai prasyarat terlaksananya visi dan misi sehingga membuatnya tidak menjadi misi tersendiri atau bagian parsial lainnya dari visi dan misi.
5.2.3 Strategi dan Arah Kebijakan
Strategi dan arah kebijakan RPJMD Kabupaten Paser 2011-2015 disusun berdasarkan pertimbangan visi, misi, serta isu-isu strategi yang teridentifikasi. Secara detail stratagi dan arah kebijakan pembangunan 5 tahun kedepan dapat diliht pada tabel berikut ini.
Tabel 5.3
No Bidang Strategi Arah Kebijakan 1 Ekonomi Mengoptimalkan
keunggulan daerah Kabupaten Paser di sektor pertanian melalui peningkatan produksi dan produktivitas serta pengembangan lembaga pendukung pra dan pasca panen
a. Revitalisasi pertanian secara luas (pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan) melalui pendekatan sistem agribisnis dan penerapan teknologi tepat guna b. Meningkatkan ketersediaan
pangan daerah secara berkelanjutan
c. Meningkatkan kualitas SDM petani dan nelayan, serta penguatan kelembagaan pendukung baik pra-panen maupun pasca panen seperti lembaga keuangan, pemasaran dan penyuluhan
Mengembangkan industri besar dan menengah berbasis pertanian dalam rangka menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kebocoran
wilayah melalui
peningkatan nilai tambah
a. Meningkatkan promosi dan pengembangan iklim investasi yang kondusif untuk mendukung pengembangan industri agro b. Meningkatkan kualitas dan
kuantitas infrastruktur jalan, sarana transportasi, irigasi, telekomunikasi dengan melibatkan peran aktif swasta dan masyarakat dalam rangka mendukung pembangunan wilayah serta pengembangan industri berbasis pertanian c. Meningkatkan profesionalisme
dan keterampilan pencari kerja serta perlindungan terhadap hak-hak pekerja
Mengembangkan usaha kecil dan mikro serta koperasi di wilayah perdesaan dalam rangka pengentasan kemiskinan, peningkatan pendapatan masyarakat dan mengatasi kesenjangan wilayah
a. Mengembangkan usaha kecil-mikro yang mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat di wilayah perdesaan
b. Meningkatkan daya saing produk usaha kecil dan mikro melalui pengembangan koperasi, jaringan pemasaran dan pola kemitraan
c. Meningkatkan kapasitas SDM koperasi dan pelaku usaha kecil dan mikro
Mengembangkan
perekonomian daerah diluar pertanian, perikanan dan kelautan, serta industri dan KUMKM
Mengoptimalkan pengembangan ekonomi bidang pertambangan dan kepariwisataan
2 Sosial, Budaya, Kelembagan
Mensinerjikan fasilitasi pemerintah, komitmen swasta, dan kekuatan kelembagaan masyarakat dalam pengembangan kelembagaan dan sistem pelayanan kesehatan masyarakat.
a. Meningkatkan akses masyarakat di berbagai pelapisan sosial terhadap kelembagaan dan sistem pelayanan kesehatan. b. Mengembangkan Lembaga
Kesehatan Desa/Kelurahan (LKD) berbasis community development dan corporate social responsibility (CSR). c. Mengembangkan jaringan
(network) pelayanan kesehatan yang berpusat pada rumah sakit pemerintah dan swasta.
Memperluas dan
memeratakan kesempatan
No Bidang Strategi Arah Kebijakan
warga masyarakat
memperoleh pendidikan. prasarana pendidikan di kawasanperdesaan. b. Mengembangkan kapasitas
kelembagaan pendidikan pra-sekolah, dasar, dan menengah serta pendidikan non-formal. c. Menyediakan dan pemerataan
kebutuhan serta peningkatan kualitas tenaga pendidik. d. Mengembangkan kapasitas
kelembagaan pendidikan kejuruan dan teknologi. e. Mengembangkan perpustakaan Mengembangkan sistem
perlindungan sosial
a. Mengembangkan sistem informasi dan manajemen perlindungan sosial. b. Meningkatkan kapasitas
kelembagaan perlindungan sosial dan sumberdaya manusia pekerja sosial.
c. Menguatkan Modal Sosial dan Kelembagaan Masyarakat dalam rangka perlindungan sosial. Meningkatkan
kesejahteraan keluarga.
a. Memenuhi kebutuhan pangan keluarga dan gizi anak.
b. Memberdayakan perempuan dan lansia.
Membangun dan
mengembangkan ketahanan sosial
a. Meningkatkan kerukunan masyarakat
b. Meningkatkan peran pemuda dan komunitas
3 Bidang Lingkungan Mewujudkan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang terintegrasi, guna mendukung tercapainya pembangunan
berkelanjutan.
a. Meningkatkan penataan lingkungan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan
b. Meningkatkan kualitas data dan akses informasi lingkungan.
Mewujudkan pencegahan
kerusakan dan
pengendalian pencemaran, sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Meningkatkan pengawasan dan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan pada air, udara, Lahan, pesisir dan keanekaragaman hayati.
Mengembangkan
kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terintegrasi.
Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan penguatan institusi pengelola lingkungan hidup.
4 Bidang Pemerintahan dan Pelayanan Umum
Mengalokasikan SDM yang efisien dan meningkatkan kualitas SDM aparatur pemerintahan agar dapat memberikan pelayanan yang optimum pada masyarakat serta meningkatkan kemampuan teknis aparatur pelayanan publik.
Meningkatkan kinerja SDM aparatur pemerintahan.
Menyediakan dan
memeratakan sarana dan prasarana publik dengan pola perawatan terencana
No Bidang Strategi Arah Kebijakan
infrastruktur sumber daya air dalam rangka pembangunan pertanian. c. Meningkatkan kualitas sistem permukiman dan infrastruktur dasarnya.
d. Meningkatkan kualitas penataan ruang.
Menyusun sistem
perencanaan
pembangunan yang didukung dengan data yang akurat berdasarkan kebutuhan masyarakat dan prioritas pembangunan.
a. Mengembangkan basis data dan informasi pembangunan daerah. b. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan yang berkelanjutan.
c. Mengembangkan sistem administrasi pertanahan yang terintegrasi dengan penataan ruang. d. Meningkatkan kecerdasan masyarakat dalam pembangunan politik.
e. Meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan yang akuntabel dan transparan. f. Mengembangkan sistem hukum yang mendukung pembangunan daerah. g. Meningkatkan kinerja pengelolaan kearsipan daerah. Sumber : RPJMD Kabupaten Paser 2011-2015
5.2.4 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah
Berdasarkan rumusan strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Paser tahun 2011-2015, maka susunan kebijkan umum dan program pembangunan daerah menurut urusan adalah sebagai berikut :
Tabel 5.4
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah RPJMD Kabupaten Paser 2011-2015
No Urusan Kebijakan Umum Program
Utama Mitra
Urusan Wajib
1 Pendidikan • Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan
• Meningkatkan sistem pendidikan
• Meningkatkan sumber daya manusia pendidik
Program pendidikan anak usia dini
Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun Program pendidikan menengah
Program pendidikan non formal
Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kepelatihan
2 Kesehatan • Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
• Mengembangkan kesadaran kesehatan masyarakat
Program promosi kesehatan
dan pemberdayaan
masyarakat
Program upaya kesehatan masyarakat
No Urusan Kebijakan Umum Program
Utama Mitra
Program standarisasi pelayanan kesehatan Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
Program peningkatan koordinasi pelayanan kesehatan
3 Lingkungan Hidup • Mengembankan data dan informasi lingkungan hidup yang lengkap dan sesuai daerah
• Meningkatkan implementasi pembangunan berkelanjutan
Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam
Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam
Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
Kelautan & Perikanan
Program pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut
Kehutanan Program pengembangan
ekowisata dan jasa lingkugan di kawasan-kawasan konservasi laut dan hutan
BPS; Kominfo Program peningkatan
kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup
4 Pekerjaan Umum • Meningkatkan aksesibilitas wilayah
• Meningatkan kualitas penyediaan air baku
• Meningkatkan pelayanan air bersih
Program pembagunan jalan dan jembatan serta rehabilitasi/pemeliharaan kualitas kondisinya
Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan jaringan pengairan lainnya
Program penyediaan dan pengelolaan air baku Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah Program pengembangan infrastruktur perdesaan 5 Penataan Ruang • Meningkatkan kualitas
tata ruang
• Meningkatkan ketaatan terhadap tata ruang
Program perencanaan tata ruang
PMD; Kominfo Program pemanfaatan ruang Program pengendalian pemanfaatan ruang
6 Perencanaan Pembangunan
Statistik;
Penataan Ruang; •
Meningkatkan
kesinergian perencanaan pembangunan
Program pengembangan data/informasi
PMD Program perencanaan
pembangunan daerah Program perencanaan bidang (ekonomi, sosial budaya, prasarana wilayah, sumber daya alam)
Program kerjasama pembangunan
7 Perumahan • Meningkatkan kualitas permukiman
Program pengembangan perumahan
Program lingkungan sehat perumahan
No Urusan Kebijakan Umum Program
Utama Mitra
komunitas perumahan 8 Kepemudaan dan
Olahraga •
Meningkatkan partisipasi pemuda dalam
pembangunan
Program pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda
Program peningkatan peran serta kepemudaan
9 Penanaman Modal • Meningkatan investasi yang mampu
memperluas kesempatan kerja
Progam peningkatan investasi dan realisasi investasi
Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi
10 Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Industri • Meningkatkan daya saing usaha kecil dan
menengah
• Memperkuat
kelembagaan pendukung usaha kecil dan
menengah
• Mengembangkan kemitraan strategis
Program penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif
Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah
Industri Program pengembangan
sistem pendukung usaha bagi UKM
Industri Program kemitraan usaha
kecil dengan usaha menengah dan besar Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi
11 Kependudukan dan Catatan Sipil
Perencanaan
Pembangunan •
Memperbaiki pencatatan penduduk
Program penataan
administrasi kependudukan 12 Ketenagakerjaan • Memperluas penciptaan
peluang/kesempatan kerja
• Meningkaykan kualitas tenaga kerja
Program peningkatan kesempatan kerja
Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja
Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan
13 Ketahanan Pangan Pertanian • Meningkatkan ketahanan pangan
Program peningkatan ketahanan pangan
14 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kesehatan • Meningkatkan peran perempuan dalam keluarga
Program penguatan kelembagaan
pengarusutamaan gender dan anak
Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan 15 Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera
KUKM • Mengembangkan
ekonomi komunitas
• Mengembangkan kesadaran kesehatan keluarga
Program pengembangan ekonomi komunitas
Kesehatan Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat
Kesehatan Program peningkatan
kesehatan dan jaminan kesehatan kelompok lansia 16 Perhubungan • Meningkatkan kualitas
pelayanan transportasi
• Meningkatkan aksesibilitas wilayah
Program pengembangan
sarana dan moda
transportasi darat
Program pengembangan
sarana dan moda
No Urusan Kebijakan Umum Program
Utama Mitra
Program pengembangan
sarana dan moda
transportasi udara
Program peningkatan pelayanan angkutan
Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ
17 Komunikasi dan Informatika
Program kerjasama informasi dengan mas media
PMD Program fasilitasi
penggunaan dan
pemanfaatan IPTEK berbasis komunitas dan networking
Program pengembangan komunikasi, informasi, dan media massa
18 Pertanahan • Mensinergikan aspek tata ruang dengan pertanahan
Program pengembangan
system informasi
pertanahan
Program pembangunan sistem pendaftaran pertanahan
Program penyelesaian konflik-konflik pertanahan 19 Kesatuan Bangsa
dan Politik Dalam Negeri
• Meningkatkan iklim kondusif di masyarakat
• Mengembangkan kesadaran bencana
Program pendidikan politik masyarakat
Program peningkatan keamanan dan kenyaman lingkungan
Program peningkatan peran organisasi masyarakat dalam pembangunan Program penanggulangan bencana alam dan perlindungan masyarakat 20 Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum, Administrasi, Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
• Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur
• Mewujudkan implementasi
pemerintahan yang baik
Program pendidikan kedinasan
Program peningkatan kapasitas sumberdaaya aparatur
Program pembinaan dan pengembangan aparatur Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
Program penataan
peraturan perundang-undangan
21 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
• Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
Program pengembangan
lembaga ekonomi
No Urusan Kebijakan Umum Program
Utama Mitra
Program peningkatan pasrtisipasi masyarakat dalam membangun desa
22 Sosial Perencanaan Pembangunan, Statistik,
Komunikasi dan Informatika
• Mengembangkan sistem ketahanan sosial masyarakat
Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial
Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial
23 Kebudayaan • Mengembangkan nilai-nilai budaya lokal
• Mengembangkan nilai-nilai toleransi dan keharmonisan
Program pengembangan nilai budaya
Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya
24 Statistik • Meningkatkan kualitas pelayanan data dan informasi statistic
Program pengembangan data/informasi/statistik daerah
25 Kearsipan • Meningkatan kualitas kearsipan
Program peningkatan kualitas pelayanan kearsipan
26 Perpustakaan • Mengembangkan perpustakaan yang lebih terjangkau dan menarik bagi masyarakat
Program pengembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi
Program pengembangan
budaya baca dan
Pembinaan Perpustakaan Urusan Pilihan
27 Kelautan dan
Perikanan •
• Memperbaiki sistem kelembagaan ekonomi nelayan
Program peningkatan produksi hasil perikanan Program pengembangan perikanan tangkap
Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir Program peningkatan kegiatan budaya kelautan dan maritim kepada masyarakat
Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan
28 Pertanian • Meningkatkan
produktivitas hasil pertanian
• Meningkatkan kesejahteraan petani
• Memperbaiki sistem kelembagaan ekonomi petani
Program peningkatan kesejahteraan petani Progam pemberdayaan penyuluh
pertanian/perkebunan lapangan
Program peningkatan produksi hasil pertanian, perkebunan, peternakan Program peningkatan penerapan teknologi pertanian, perkebunan, peternakan
29 Kehutanan Lingkungan
Hidup •
Mengendalikan kebakaran hutan
• Meningkatan upaya konservasi dan rehabilitasi
Program pengendalian kebakaran hutan dan lahan Lingkungan
Hidup
Program konservasi hutan dan rehabilitasi lahan kritis.
30 Energi dan Sumber
Daya Mineral •