• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

5 2.1 Teori Umum

2.1.1 Jaringan Komputer

Menurut Forouzan (2007:7) Jaringan adalah serangkaian kumpulan device (sering disebut node) yang terhubung oleh link komunikasi. Node dapat berupa komputer, printer atau beberapa device lainnya yang terhubung dengan jaringan yang mampu mengirim dan menerima data yang dihasilkan oleh node lainnya pada jaringan.

2.1.2 Jenis Jaringan

Jaringan komputer dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria. Seperti luas area, media transmisi, dan pola pengoperasian. A. Luas area

Berdasarkan luas areanya maka jaringan komputer dapat dibedakan menjadi:

Local Area Network (LAN)

LAN adalah sebuah jaringan individual yang mencakup satu wilayah, biasanya satu gedung atau satu kampus. Sebuah LAN biasanya dikelola oleh satu organisasi. (sumber: http://cnap.binus.ac.id/ccna, 9 Oktober 2014). Oleh sebab itu, LAN dapat dikembangkan dengan mudah dan mendukung kecepatan transfer data cukup tinggi.

Metropolitan Area Network (MAN)

Teknologi yang digunakan MAN mirip dengan LAN. Hanya saja areanya lebih besar dan komputer yang dihubungkan pada jaringan MAN jauh lebih banyak dibandingkan LAN. MAN merupakan jaringan komputer yang meliputi area seukuran kota atau gabungan beberapa LAN yang dihubungkan menjadi sebuah jaringan besar. (Sofana 2012:112)

(2)

Wide Area Network (WAN)

WAN adalah gabungan beberapa LAN yang dihubungkan dengan media komunikasi publik atau media lainnya, seperti jaringan telepon dan melibatkan wilayah geografis yang cukup besar, seperti antarnegara atau antarbenua. Internet merupakan contoh WAN yang paling populer. (Sofana 2012:127)

B. Media Transmisi

Berdasarkan media transmisi yang digunakan, jaringan komputer dapat dibagi menjadi:

Wired Network

Wired Network adalah jaringan komputer yang menggunakan kabel sebagai media transmisinya. Jadi, data dialirkan melalui kabel. Kabel yang umum digunakan pada jaringan komputer biasanya menggunakan bahan dasar tembaga. Ada juga jenis kabel lain yang menggunakan bahan fiber optic. Biasanya bahan tembaga banyak digunakan pada LAN. Sedangkan untuk MAN atau WAN menggunakan gabungan kabel tembaga dan fiber optic. (Sofana 2012:109)

Wireless Network

Wireless Network adalah jaringan komputer yang menggunakan gelombang radio sebagai media transmisinya. Sehingga user dapat dengan mudah mengakses internet menggunakan handphone, laptop, dan perangkat mobile lainnya. (Sofana 2012:109)

C. Pola Pengoperasian

Berdasarkan pola pengoperasiannya, jaringan komputer dapat dibagi menjadi:

Peer to peer

Peer to peer adalah jenis jaringan komputer di mana setiap komputer bisa menjadi server sekaligus client. Setiap komputer dapat menerima dan memberikan akses dari/ke komputer lain.

(3)

Peer to peer banyak diimplementasikan pada LAN. (Sofana 2012:110)

Client Server

Client Server adalah jaringan komputer yang salah satu komputernya difungsikan sebagai server untuk melayani komputer lain. Komputer yang dilayani oleh server disebut client. Layanan yang diberikan bisa berupa akses web, e-mail, file, atau yang lain. Client server banyak dipakai oleh internet dan intranet. (Sofana 2012:110)

2.1.3 Perangkat Jaringan

Setiap perangkat dibuat untuk maksud dan tujuan tertentu. Jika perangkat jaringan dikaitkan dengan layer-layer OSI maka dapat dikelompokkan menjadi beberapa perangkat umum, di antaranya : A. Router

Router bekerja pada layer 3 (model OSI) atau layer network. Pada layer ini disediakan protokol yang bertanggung jawab mengatur pengalamatan (addressing) dan penentuan rute (route). Saat ini router telah dikembangkan untuk dapat bekerja sampai layer 4 atau transport layer, router semacam ini memiliki fungsi tambahan, yaitu sebagai firewall. (Sofana 2012:104)

(4)

B.Switch

Switch juga bekerja pada layer 2. Switch berfungsi sebagai sentral atau konsentrator. Switch dapat dipandang sebagai multiport bridge. Selain switch tradisional, saat ini sudah dikembangkan Multilayerswitch(MLS) yang dapat beroperasi pada layer 2 hingga layer 7. Switch semacam ini memiliki beberapa fitur tambahan yang tidak dijumpai pada switch tradisional. (Sofana 2012:104)

Gambar 2.2 Switch (sumber: http://www.vology.com)

C. Hub

Hub bekerja pada layer 1 atau physical layer. Hub berfungsi sebagai konsentrator. Namun, hub tidak dapat mempelajari alamat hardware sehingga informasi yang datang ke hub akan diteruskan ke seluruh host. Jadi, setiap host akan menerima informasi dari hub. Kondisi semacam ini disebut sebagai “banjir broadcast” yang sangat mempengaruhi performa network. Saat ini hub sudah semakin jarang dijumpai. (Sofana 2012:104)

(5)

D. Repeater

Repeater bekerja pada layer 1 atau physical layer. Repeater digunakan untuk memperkuat sinyal agar informasi dapat sampai ke host lain yang lokasinya cukup jauh. Saat ini repeater sudah jarang dipasarkan. Apalagi harga switch saat ini sudah semakin terjangkau. (Sofana 2012:104)

2.1.4 Topologi Jaringan

Topologi jaringan komputer adalah cara untuk menghubungkan komputer satu dengan yang lain untuk membentuk suatu sistem sehingga membentuk sebuah jaringan. Topologi jaringan terdiri dari beberapa macam seperti topologi bus, star, ring, dan mesh. 1. Topologi Bus

Topologi bus merupakan topologi yang menggunakan sebuah kabel backbone dan semua host terhubung secara langsung pada kabel tersebut. (Sofana 2012:114)

Gambar 2.4 Topologi Bus (sumber: http://www.novell.com) Kelebihan : (Lukas, 2006:147)

• Kehandalan jaringan yang tinggi.

• Kemampuan pengembangan yang tinggi. • Kecepatan pengiriman yang tinggi. • Tidak diperlukan pengendalian pusat.

(6)

• Kondusif untuk konfigurasi jaringan pada gedung bertingkat.

• Jumlah terminal dapat ditambah atau dikurangi tanpa mengganggu operasi yang telah berjalan.

Kekurangan : (Lukas, 2006:147)

• Jika tingkat lalu lintas terlalu tinggi, dapat terjadi kemacetan.

Diperlukan repeater untuk menguatkan sinyal pada pemasangan jarak jauh.

• Operasional jaringan LAN tergantung pada setiap terminal.

2. Topologi Star

Topologi star menghubungkan semua komputer pada sentral atau konsentrator. Biasanya konsentrator adalah sebuah hub atau switch. (Sofana 2012:114)

Gambar 2.5 Topologi Star (sumber: http://www.novell.com)

(7)

Kelebihan : (Lukas, 2006:145)

Keterandalan terbesar di antara topologi yang lain. Mudah dikembangkan

Kemanan data tinggi

Kemudahan akses ke jaringan LAN lain Kekurangan : (Lukas, 2006:145)

• Lalu lintas yang padat dapat menyebabkan jaringan lambat

• Jaringan tergantung pada terminal pusat yang merupakan bagian paling bertanggung jawab terhadap pengaturan arah semua informasi ke terminal yang dikehendaki.

3. Topologi Ring

Topologi ring menghubungkan host dengan host lainnya hingga membentuk ring (lingkaran tertutup). (Sofana, 2012:114)

Gambar 2.6 Topologi Ring (sumber: http://www.novell.com)

Kelebihan : (Lukas, 2006:146) • Laju data tinggi

(8)

Tidak diperlukan host, relatif lebih murah. • Dapat melayani berbagai jenis mesin pengiriman. • Komunikasi antar terminal yang mudah.

• Waktu yang diperlukan untuk mengakses data optimal. Kekurangan : (Lukas, 2006:146)

• Penambahan atau pengurangan terminal sangat sukar. • Kerusakan pada media pengiriman dapat menghentikan

kerja seluruh jaringan.

• Harus ada kemampuan untuk mendeteksi kesalahan dan metode pengisolasian kesalahan.

• Kerusakan pada salah satu terminal mengakibatkan kelumpuhan jaringan.

• Tidak kondusif untuk pengiriman suara, video dan data. 4. Topologi Mesh

Topologi mesh dibagi menjadi dua jenis, yaitu topologi mesh penuh dan topologi mesh sebagian. Dalam topologi mesh penuh (fully connected mesh) semua perangkat saling terhubung secara langsung dalam jaringan tersebut, sedangkan topologi mesh sebagian (partial connected mesh) hanya beberapa perangkat saja yang terhubung langsung dengan perangkat lain dalam jaringan.

Kelebihan utama dari topologi mesh adalah ketersediaan yang tinggi (high avaibility), karena memiliki banyak jalur antar perangkat dalam jaringan tersebut. (McMillan, 2012:313)

(9)

Gambar 2.7 Topologi Mesh (Sumber: http://www.novell.com/) Kelebihan:

• Memiliki toleransi yang tinggi terhadap kesalahan atau kerusakan

Kekurangan:

• Membutuhkan biaya yang tinggi, baik itu biaya instalasi maupun biaya maintenance.

• Lebih sulit dalam implementasi.

• Lebih sulit dikelola, karena akan ada banyak jalur kabel. • Akan lebih menyulitkan jika terjadi kesalahan.

2.1.5 Model OSI

Model OSI (Open System Interconnection) sering digunakan untuk menjelaskan cara kerja jaringan komputer secara logika. Secara umum model OSI membagi berbagai fungsi network menjadi 7 lapisan. Lembaga yang mempublikasikan model OSI adalah International Organization for Standardization (ISO).

Model OSI menjadi semacam referensi atau acuan bagi siapa saja yang ingin memahami cara kerja jaringan komputer. Model OSI bukanlah

(10)

sebuah protokol. Protokol adalah sekumpulan aturan yang digunakan pada komunikasi data. Beberapa contoh protokol jaringan komputer seperti: TCP/IP, IPX, NetBIOS, PPP, AppleTalk, dan sebagainya. (Sofana 2012: 91-92)

Gambar 2.8 Model OSI (sumber: http://cnap.binus.ac.id/ccna)

1. Physical Layer

Layer ini menentukan masalah kelistrikan/gelombang/medan dan berbagai prosedur/fungsi yang berkaitan dengan link fisik, seperti besar tegangan/arus listrik, panjang maksimal media transmisi, pergantian fasa, jenis kabel dan konektor. Contoh protokol: RS-232, V.35, V.34, I.430, I.431, T1, E1, 10BASE-T, 100BASE-TX, POTS, SONET, DSL, 802.11a/b/g/n PHY, hub, repeater, fiber optics. (Sofana 2012: 97-98)

2. Data Link Layer

Menentukan hardware address (pengalamatan fisik), error notification (pendeteksi error), frame flow control (kendali aliran frame), dan topologi network. Ada dua sublayer pada data link, yaitu: logical link control (LLC) dan media access control (MAC).

(11)

LLC mengatur komunikasi, seperti error notification dan flow control. Sedangkan MAC mengatur pengalamatan fisik yang digunakan dalam proses komunikasi antar-adapter. Contoh protokol: 802.3 (Ethernet), 802.1Q (VLAN), ATM, CDP, FDDI, Channel, Frame Relay, SDLC, HDLC, ISL, PPP, Q.921, token ring. (Sofana 2012: 97-98)

3. Network Layer

Menentukan rute yang dilalui oleh data. Layer ini menyediakan logical addressing (pengalamatan logika) dan path determination (penentuan rute tujuan). Contoh protokol: IPX, IP, ICMP, IPsec, ARP, RIP, E IGRP, BGP, OSPF. (Sofana 2012: 97-98) 4. Transport Layer

Menyediakan end-to-end communication protocol. Layer ini bertanggung jawab terhadap “keselamatan data” dan “segmentasi data”, seperti: mengatur flow control (kendali aliran data), error detection (deteksi error) dan correction (koreksi), data sequencing (urutan data), dan size of the packet (ukuran paket). Contoh protokol: TCP, UDP, SPX, SCTP. (Sofana 2012: 97-98)

5. Session Layer

Mengatur sesi yang meliputi establishing (memulai sesi), maintaining (mempertahankan sesi), dan terminating (mengakhiri sesi) antar entitas yang dimiliki oleh presentation layer. Contoh protokol: SQL, X WINDOW, Named Pipes (DNS), NetBIOS, NFS, ZIP. (Sofana 2012: 97-98)

6. Presentation Layer

Mengatur konversi dan translasi berbagai format data, seperti kompresi data dan enkripsi data. Contoh protokol: TDI, ASCII, MIDI, NPEG, EBCDIC. (Sofana 2012: 97-98)

7. Application Layer

Menyediakan servis bagi berbagai aplikasi network. Contoh protokol: SMTP,Telnet, SNMP, NTP, HTTP, DHCP, FTP. (Sofana 2012: 97-98)

(12)

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Link Aggregation

Cisco menawarkan metode untuk menggabungkan link bandwidth yang disebut dengan teknologi EtherChannel. Dua sampai delapan link baik itu Fast Ethernet (FE), Gigabit Ethernet (GE), atau 10-Gigabit Ethernet (10GE) yang digabungkan menjadi satu logical link. Penggabungan ini menyediakan bandwidth full-duplex sampai dengan 1600 Mbps (delapan link Fast Ethernet), 16 Gbps (delapan link Gigabit Ethernet), atau 160 Gbps (delapan link 10-Gigabit Ethernet). (Hucaby 2010:108)

EtherChannel dapat dinegosiasi antara dua switch untuk menyediakan beberapa konfigurasi link secara dinamis. Dua protokol yang tersedia untuk menegosiasikan penggabungan link adalah Port Aggregation Protocol (PAgP) yang merupakan Cisco-proprietary dan Link Aggregation Control Protocol (LACP) yang merupakan berbasis standar. (Hucaby 2010:112-113)

Dalam pembentukan EtherChannel pastikan bahwa semua port memiliki konfigurasi yang sama pada:

Mode duplex yang sama. Link speed yang sama.

Native VLAN dan VLAN yang diperbolehkan sama. Switchport mode yang sama (access atau trunk). 2.2.2 Routing

Menurut Towidjojo (2012:47) Routing adalah proses penentuan jalur terbaik (best path) untuk mencapai suatu network tujuan. Routing juga dapat berarti proses memindahkan paket data dari host pengirim ke host tujuan dimana host pengirim dan host tujuan tidak berada dalam satu network.

Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya. Router-router yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam dalam sebuah algoritma routing terdistribusi

(13)

untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari sistem ke sistem lain. Proses routing dilakukan secara hop by hop. IP tidak mengetahui jalur keseluruhan menuju tujuan setiap paket. IP routing hanya menyediakan IP Address dari router berikutnya yang menurutnya lebih dekat ke host tujuan.

Router dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah LAN sehingga traffic yang dibangkitkan oleh suatu LAN terisolasikan dengan baik dari traffic yang dibangkitkan oleh LAN yang lain. Jika dua atau lebih LAN terhubung dengan router, setiap LAN dianggap sebagai subnetwork yang berbeda.

Router terletak pada Layer 3 dalam OSI, router hanya perlu mengetahui Net-Id (Nomor Jaringan) dari data yang diterimanya untuk diteruskan ke jaringan yang dituju. Cara kerjanya setiap paket data yang datang, paket data tersebut dibuka lalu dibaca header paket datanya kemudian mencocokkan atau membandingkan ke dalam tabel yang ada pada routing jaringan dan diteruskan ke jaringan yang dituju melalui suatu interface.

2.2.3 Static Routing

Static Routing adalah teknik routing yang dilakukan dengan memasukan entry route ke network tujuan (remote network) ke dalam table routing secara manual oleh Administrator jaringan. Bila sebuah router memiliki satu network tujuan, maka Administrator jaringan juga harus memasukkan satu entry route ke network tersebut. Jika terdapat dua remote network , maka Administrator akan memasukkan entry route sebanyak dua kali untuk masing – masing remote network tersebut. Dalam memasukkan entry route tersebut Administrator harus dapat mengetahui dengan pasti gateway yang akan digunakan untuk mencapai remote network. Untuk jaringan yang terdiri dari beberapa router, maka penentuan gateway maupun jalur (path) harus dilakukan dengan lebih cermat. (Towidjojo 2012:74)

(14)

2.2.4 Dynamic Routing

Dynamic Routing tidak seperti pada static routing dimana entry route pada tabel routing diisi manual oleh Administrator jaringan, routing dinamik merupakan teknik routing dimana router akan memasukkan sendiri entry-entry route ke dalam tabel routing-nya. Untuk melakukan itu, router akan saling bertukar informasi routing dengan router yang lain tentang jaringan yang mereka ketahui masing-masing. Setelah mempelajari keberadaan jaringan lain beserta cara mencapai jaringan tersebut, router akan membuat entry route dan pada akhirnya memasukkannya ke dalam tabel routing. (Towidjojo 2012:76)

2.2.5 Routing Protocol

Routing protocol adalah sebuah kombinasi dari peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang memungkinkan router di dalam internet dapat saling memberi informasi mengenai perubahan. Hal ini membuat router berbagi informasi yang diketahui tentang router-router tetangganya (neighborhood). Routing protocol juga mencakup prosedur-prosedur untuk mengkombinasikan informasi yang diterima dari router lain. (Forouzan 2007:658)

Secara umum ada dua jenis algoritma yang digunakan oleh routing protocol, yaitu:

Distance vector (path vector) protocol

Disebut Distance vector protocol karena penentuan routing berdasarkan distance atau “jarak” terpendek, antara titik asal paket dengan titik tujuan. Yang dimaksud dengan distance berapa banyak jumlah hop yang harus dilalui oleh paket sebelum mencapai tujuan. Distance vector dikembangkan menggunakan algoritma Bellman-Ford. Contoh routing protocol Distance vector yaitu BGP (Border Gateway Protocol), RIP (Routing Information Protocol), EIGRP (Enhances Interior Gateway Routing Protocol). EIGRP merupakan hak paten Cisco yang dikembangkan dari protokol

(15)

Cisco sebelumnya yaitu IGRP (Interior Gateway Routing Protocol). (Sofana 2012:271)

Link state protocol

Disebut Link state protocol karena penentuan routing dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari router-router lain. Informasi berisi tentang status/kondisi (state) terkini dari link-link yang terhubung dengannya. Kemudian akan dipilih “cost” yang terendah untuk mencapai tujuan. Link state dikembangkan menggunakan algoritma shortest path, seperti algoritma Dijkstra’s. contoh Link state adalah OSPF (Open Shortest Path First) dan IS-IS (Intermediate System to Intermediate System). (Sofana 2012:271-272)

2.2.6 Open Shortest Path First (OSPF)

OSPF dikembangkan untuk menggantikan RIP (Routing Information Protocol). OSPF merupakan routing protocol Link State (LS) yang bersifat open-standard (non propietary) dan sudah dipublikasikan pada dokumen RFC 2328. (Sofana 2012:140)

2.2.6.1 Protokol Link State (Sofana 2012:142-143)

Protokol Link State (LS) dapat mengetahui kondisi network secara lebih akurat. Masing-masing router memiliki “gambaran jelas” tentang topologi network, termasuk juga info bandwidth dari network lainnya.

Protokol LS melakukan update routing manakala menjumpai perubahan pada link atau topologi network. Perangkat router yang mendeteksi perubahan akan menghasilkan Link State Advertisement (LSA) yang berisi status link, kemudian mengirimkannya ke router-router tetangga. Pertukaran LSA antara router akan menghasilkan status masing-masing router beserta kondisi link.

LSA di kirim ke semua router tetangga menggunakan alamat multicast (class D), yaitu 224.0.0.5. manakala sebuah

(16)

router menerima LSA, dia akan meng-update Link State Database (LSDB) miliknya. LSDB ini digunakan untuk menghitung best path (rute terbaik) melalui network. Algoritma yang digunakan adalah Dijkstra’s, atau disebut algoritma Shortest Path First (SPF). Hasil akhirnya adalah pembentukan SPF tree.

2.2.6.2 OSPF Area (Sofana 201:143-145)

OSPF sangat efisien, proses update dilakukan secara Triggered update. Artinya tidak semua informasi yang ada di router akan dikirim seluruhnya ke router-router lain. Hanya informasi yang berubah (bertambah atau berkurang) saja yang akan dikirim ke semua router dalam area tersebut. Kata “area” dalam OSPF mengacu pada sekumpulan router yang memiliki Area ID yang sama.

Router-router yang ada pada area 0 disebut backbone router. Router-router yang berada di dalam masing-masing area disebut internal router. Router-router yang mendistribusikan protokol non OSPF (berbeda routing domain) ke area yang menggunakan protokol OSPF disebut autonomous system boundary router.

2.2.6.3 OSPF Packet Message (Sofana 2012:146:147)

Ada 5 jenis paket yang digunakan OSPF untuk berkomunikasi. Kelima paket tersebut yaitu:

Hello

Paket yang digunakan untuk identifikasi neighbor. Pada kondisi standar, paket hello dikirimkan secara berkala tiap 10 detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media point-to-point).

(17)

Database Description (DBD)

Paket yang berisi rangkuman (summary) LSDB, yaitu RID dan sequence number untuk masing-masing LSA yang ada pada LSDB.

Link State Request (LSR)

Paket yang digunakan untuk me-request database topologi dari sebuah router tetangga.

Link State (LSU)

Paket yang merespon terhadap paket LSR. • Link State Acknowledment (LS ACK)

Paket yang men-ACK paket LSU yang sudah diterima.

2.2.6.4 OSPF Topology Network (Sofana 2012:150-152)

Setidak-tidaknya ada 5 teknologi network yang dapat diidentifikasi oleh OSPF.

Broadcast multiaccess

Berbagai network LAN seperti Ethernet, Token Ring, FDDI. Traffic dikirim menggunakan alamat multicast. Akan ada pemilihan/penentuan router yang berfungsi sebagai DR dan BDR. Semua router akan berkomunikasi langsung dengan DR.

Gambar 2.9 Broadcast Multi-Access Network (sumber: http://www.educationalcentre.co.uk)

(18)

Point-to-point

Koneksi antar router secara langsung. Seperti koneksi menggunakan link serial (serial line). Dalam hal ini tidak diperlukan DR dan BDR. Traffic dikirim menggunakan alamat multicast 224.0.0.5.

Gambar 2.10 Point-to-Point (sumber: http://www.educationalcentre.co.uk) • Point-to-multipoint

Sebuah interface dikoneksikan dengan banyak tujuan. Menggunakan sebuah IP subnet. Tidak ada pemilihan DR atau BDR. Bayangkan aja seperti sekumpulan link point-to-point. Setiap link akan mendapatkan LSA. Sedangkan traffic dikirim menggunakan alamat multicast.

Gambar 2.11 Point-to-Multipoint (sumber: http://www.educationalcentre.co.uk)

Nonbroadcast multiaccess (NBMA)

Teknologi WAN seperti X.25 dan Frame Relay, merupakan contoh dari NBMA. OSPF akan memandang

(19)

network sebagai suatu network broadcast yang diwakilkan oleh sebuah IP subnet. Pada NBMA, alamat broadcast dan multicast tidak dikenal. Setiap traffic akan diduplikasikan untuk masing-masing circuit fisik, menggunakan alamat unicast. NBMA biasanya menggunakan topologi fully atau partially meshed.

Gambar 2.12 Non-Broadcast Multi-Access Network (sumber: http://www.educationalcentre.co.uk)

Virtual links

Merupakan koneksi virtual ke suatu remote area yang tidak memiliki koneksi dengan backbone (Area 0). Meskipun OSPF menangani sebagai direct, singlehop connection (menuju backbone area), koneksi ini adalah koneksi virtual yang “dibungkus” dalam network. OSPF traffic akan dikirim sebagai unicast datagram.

2.2.7 Network Address Translation (NAT)

NAT memiliki banyak kegunaan , tetapi kegunaan utamanya adalah menghemat IP address dengan memperbolehkan jaringan untuk menggunakan private IP address. NAT menerjemahkan private atau internal address ke public atau external address. NAT memiliki keuntungan tambahan yaitu meningkatkan privacy dan keamanan ke jaringan karena menyembunyikan internal IP address dari jaringan luar. (sumber: http://cnap.binus.ac.id/ccna, 30 Oktober 2014)

(20)

Ada dua tipe NAT translation yaitu dynamic dan static: Dynamic NAT

Dynamic NAT menggunakan pool dari public address. Ketika sebuah host dengan sebuah private IP address meminta akses ke internet, dynamic NAT memilih IP address dari pool yang belum digunakan oleh host lain.

Static NAT

Menggunakan sebuah one-to-one mapping dari pengalamatan local dan global, dan pemetaan ini tetap konsisten. Static NAT ini berguna untuk web servers atau host yang harus memiliki alamat yang konsisten yang dapat diakses dari internet.

2.2.7.1 NAT Overload

NAT Overloading memetakan beberapa private IP address untuk menggunakan satu public IP address atau beberapa addresses. Dengan NAT overloading, beberapa addresses dapat dipetakan ke satu atau beberapa addresses karena setiap private address juga dapat dilacak oleh nomor port. Ketika sebuah client membuka sesi TCP/IP, router NAT memberikan nomor port alamat sumbernya. NAT overload memastikan bahwa client menggunakan nomor port TCP yang berbeda untuk setiap sesi client dengan sebuah server di internet. Ketika sebuah respons datang dari server, nomor port sumber, yang menjadi nomor port tujuan pada perjalanan balik, menentukan client mana router meneruskan packet. (sumber: http://cnap.binus.ac.id/ccna, 30 Oktober 2014)

Gambar

Gambar 2.4 Topologi Bus (sumber: http://www.novell.com)  Kelebihan : (Lukas, 2006:147)
Gambar 2.5 Topologi Star (sumber:  http://www.novell.com)
Gambar 2.6 Topologi Ring (sumber: http://www.novell.com)
Gambar 2.7 Topologi Mesh (Sumber: http://www.novell.com/)  Kelebihan:
+5

Referensi

Dokumen terkait

Karya ilmiah yang ditulis oleh Susanto dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas, profitabilitas, solvabiitas dan ukuran perusahaan terhadap harga pasar

Maka apabila pengkajian sosial-humaniora diatas berkaitan dengan studi dakwah dan pendidikan Islam maka perbedaan mendasar pada penelitian ini adalah merupakan

Hasil penelitian Rizky Firmansyah (2013) yang berjudul analisis penentu sektor unggulan perekonomian dengan metode analitycal hirerarchy process (AHP) dan shift share

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

Calon investor yang ingin melakukan investasi pada saham perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di BEI dan mengharapkan imbal hasil berupa dividen,

Prior to test the hypotheses, the researcher employed regression model to determine normal and abnormal cash flow from operating activities. Then,

Bahwa Rekomendasi Panwaslu Kabupaten Jayapura bersifat segera sehingga Termohon menindak lanjutinya dengan Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Jayapura

Barnett dkk., (1994) dalam Zulhawati, dkk., (2013) menyatakan bahwa Individu dengan idealisme yang tinggi percaya bahwa tindakan yang etis seharusnya mempunyai