LAPORAN PENGELOLAAN
PINJAMAN DAN HIBAH
Direktorat Pinjaman dan Hibah
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi November 2015– hal1
Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan unit eselon II di bawah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang tugas utamanya adalah melaksanakan pengelolaan pinjaman dan hibah Pemerintah Republik Indonesia.
Pengelolaan pinjaman dan hibah dimaksud antara lain meliputi:
Penandatanganan perjanjian pinjaman dan hibah;
Amandemen atas perjanjian pinjaman dan hibah;
Penutupan masa laku penarikan pinjaman dan hibah;
Pengelolaan Debt Swap.
Laporan ini merupakan laporan pengelolaan pinjaman dan hibah yang dilaksanakan Direktorat Pinjaman dan Hibah selama bulan November 2015.
Klasifikasi Pinjaman dan Hibah
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No.54 tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah dan PP No. 10 tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, pinjaman dapat berupa:
Pinjaman Dalam Negeri
Pinjaman Dalam Negeri (PDN) dapat bersumber dari BUMN, Pemerintah Daerah, dan Perusahaan Daerah.
Pinjaman Luar Negeri
Pinjaman Luar Negeri dapat bersumber dari:
- Kreditor Multilateral, yaitu lembaga keuangan internasional yang beranggotakan
beberapa negara yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah.
- Kreditor Bilateral, yaitu pemerintah negara asing atau lembaga yang bertindak untuk
pemerintah negara asing yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah.
- Kreditor Swasta Asing (KSA), yaitu lembaga keuangan asing, lembaga keuangan
nasional, dan lembaga non keuangan asing yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah berdasarkan perjanjian pinjaman tanpa jaminan dari Lembaga Penjamin Kredit Ekspor (LPKE).
- LPKE, yaitu lembaga yang ditunjuk negara asing untuk memberikan jaminan, asuransi, pinjaman langsung, subsidi bunga, dan bantuan keuangan untuk meningkatkan ekspor negara yang bersangkutan atau bagian terbesar dari dana tersebut dipergunakan untuk membeli barang/jasa dari negara bersangkutan yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia.
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi November 2015– hal2 3 2 4 4 1 1 2 2 0 3 6 9 12 Jml Amandemen jml Perjanjian Hibah Multilateral Pinjaman KSA/LPKE Pinjaman Multilateral Pinjaman Bilateral
PP No.10 tahun 2011 juga mengatur sumber Hibah sebagai berikut:
Hibah Dalam Negeri, yaitu yang berasal dari lembaga keuangan dalam negeri, lembaga non
keuangan dalam negeri, Pemerintah Daerah, perusahaan asing yang berdomisili dan melakukan kegiatan di wilayah Negara Republik Indonesia, lembaga lainnya, dan perorangan.
Hibah Luar Negeri, yaitu yang berasal dari negara asing (bilateral), lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa, lembaga multilateral, lembaga keuangan asing, lembaga non keuangan asing, lembaga keuangan nasional yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia, dan perorangan.
Kilas Kinerja
Selama bulan November ini, Direktorat Pinjaman dan Hibah telah melakukan pengelolaan pinjaman dan hibah yang meliputi penandatanganan, amandemen dan closing perjanjian pinjaman dan hibah.
Pada bulan November 2015, terdapat dua perjanjian pinjaman baru yang telah ditandatangani. Selain itu, telah disepakati amandemen atas tujuh perjanjian pinjaman dan dua perjanjian hibah. Sedangkan untuk penutupan perjanjian, telah dilakukan pada satu perjanjian pinjaman multilateral.
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi November 2015– hal3
Pengelolaan Pinjaman dan Hibah
1.
Penandatanganan Perjanjian Pinjaman Baru
Penandatanganan perjanjian pinjaman pada bulan November 2015 dilakukan untuk dua perjanjian pinjaman multilateral. Kedua pinjaman tersebut merupakan bagian dari pinjaman program dengan tema Sustainable and Inclusive Energy Program – Subprogram 1. Pinjaman tersebut bersumber dari Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW) senilai USD 200.000.000 yang ditandatangani pada tanggal 11 November 2015 dan dari Agence Francaise Developpement (AFD) senilai EUR 140.000.000 (eqivalen USD150.000.000) yang ditandatangani pada tanggal 26 November 2015. Pinjaman tersebut bertujuan untuk mendukung agenda reformasi sektor energi pemerintah untuk mencapai output sebagai berikut: (i) memperbaiki iklim investasi untuk sektor energi, (ii) meningkatkan keberlanjutan melalui penggunaan sumber energi yang terbarukan dan investasi efisiensi energi, dan (iii) memperluas akses terhadap bentuk energi modern.
2.
Amandemen Perjanjian Pinjaman dan Hibah
Perjanjian pinjaman dan hibah yang disepakati amandemennya pada bulan November 2015 terdiri dari empat perjanjian Pinjaman KSA/LPKE, satu perjanjian Pinjaman Multilateral, dua perjanjian Pinjaman Bilateral, dan dua perjanjian Hibah Multilateral.
Empat perjanjian pinjaman KSA/LPKE yang diamandemen digunakan untuk membiayai alutsista Kementerian Pertahanan dan almatsus Polri. Amandemen untuk memperpanjang batas waktu pemenuhan persyaratan pengefektifan untuk dua perjanjian pinjaman bersumber dari Deutsche Zentral-Genossenschaftbank (DZ Bank) AG cabang Singapura ditandatangani pada tanggal 9 November 2015. Sedangkan amandemen untuk memperpanjang availability period
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi November 2015– hal4
untuk dua perjanjian lainnya bersumber dari Bank BNI Cabang Singapura ditandatangani pada tanggal 23 November 2015.
Amandemen Pinjaman Multilateral yang bersumber dari World Bank telah ditandatangani pada tanggal 16 November 2015. Pinjaman tersebut untuk pembiayaan Indonesia Infrastructure Financing Facility senilai USD 100.000.000. Amandemen tersebut bertujuan untuk perpanjangan
Availability Period dari semula 30 November 2015 menjadi 30 November 2016. Pinjaman tersebut diteruspinjamkan kepada PT SMI dalam rangka menyediakan dukungan pembiayaan kegiatan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Amandemen dua perjanjian Pinjaman Bilateral selama bulan November 2015 bersumber dari China Exim Bank dan Saudi Fund for Development (SFD).
Pertama, amandemen perjanjian Pinjaman Bilateral dari China Exim Bank yang dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan Tayan Bridge Construction Project senilai USD67,275,493.30 dengan executing agency Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Amandemen tersebut untuk memperpanjang availability period dari semula 8 November 2015 menjadi 8 Mei 2016. Perpanjangan availability period bertujuan untuk mengakomodir penyelesaian pembangunan beberapa bagian pelindung jembatan yang melintang di atas Sungai Kapuas, Kabupaten Sanggau, provinsi Kalimantan Barat tersebut.
Kedua, amandemen perjanjian Pinjaman Bilateral dari Saudi Fund for Development yang ditandatangani pada tanggal 15 November 2015 untuk pembiayaan kegiatan The Construction of Two University Hospitals in Sebelas Maret University and Andalas University Project senilai SAR135.000.000 (eqivalen USD37.601.000). Amandemen bertujuan untuk perpanjangan
Availability Period dari semula 15 November 2015 menjadi 1 Januari 2017 dan mendukung penyelesaian pelaksanaan kegiatan kedua rumah sakit universitas tersebut.
Amandemen perjanjian Hibah Multilateral masing-masing satu perjanjian dari United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) dan Asian Development Bank.
Pertama, perjanjian Hibah Multilateral dari UNIDO untuk kegiatan Umbrella Project to Phase Out HCFC-141b from the Manufacturing of Rigid PU Foam at Isotech Jaya Makmur, Airtekindo, Sinar Lentera Kencana and Mayer Jaya in the Foam and Refrigeration Sector in Indonesia) senilai USD777.395 telah ditandatangani pada tanggal 2 November 2015. Amandemen dimaksudkan untuk memperpanjang availability period dari semula tanggal27 Juni 2015menjadi 31 Desember 2015. Amandemen tersebut diperlukan untuk kebutuhan tambahan waktu pengadaan, pengiriman, instalasi dan penyelesaian pekerjaan di pihak penerima hibah serta penyusunan laporan kegiatan. Hibah ini bertujuan untuk memperkuat upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta kelestarian lingkungan, yang dilakukan melalui penetapan kebijakan dan regulasi untuk mengontrol konsumsi HCF, sosialisasi dan alih teknologi, dalam rangka penghentian/pengurangan penggunaan bahan perusak lapisan ozon yakni Chlorofluorocarbons (CFC) atau
Hydrochlorofluorocarbons (HCFC), dalam proses produksi (manufaktur).
Kedua, amandemen perjanjian Hibah Multilateral dari Asian Development Bank untuk kegiatan Rice Fortification for the Poor senilai USD2.000.000 telah ditandatangani pada tanggal
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi November 2015– hal5
6 November 2015. Amandemen dimaksudkan untuk memperpanjang availability period dari semula tanggal 31 Desember 2015 menjadi tanggal 30 April 2016 dengan pertimbangan untuk mengakomodasi (i) penyelesaian satu kegiatan pilot yaitu studi efikasi premix produksi dalam negeri, serta (ii) penyusunan laporan akhir kegiatan administrasi proyek. Hibah ini bertujuan untuk mencegah dan mengurangi kekurangan zat gizi besi (iron-deficiency anemia-IDA) pada kelompok masyarakat miskin melalui penilaian peluang, biaya dan pengaruh fortifikasi zat besi pada program beras untuk masyarakat miskin.
3.
Penutupan Masa Laku Penarikan Pinjaman
Pengadministrasian penutupan masa laku pinjaman pada bulan November 2015 dilakukan untuk satu Pinjaman Multilateral dari World Bank, yakni pinjaman untuk membiayai kegiatan
Strategic Road Infrastructure Project (SRIP) senilai USD208.000.000 di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kegiatan ini bertujuan perbaikan dan peningkatan kapasitas jalan nasional dan jembatan, keselamatan jalan serta efisiensi di Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.