• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Motivasi Pada Pembelajaran Bahasa Inggris

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peran Motivasi Pada Pembelajaran Bahasa Inggris"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Motivasi Pada Pembelajaran Bahasa Inggris

Qorinta Shinta

Jurusan Teknik Informatika STMIK PROVISI shintaprovisi@yahoo.com

Abstract

At present time English has been a global language widely used in various areas one of them is education. In Indonesia, English is considered a foreign language, a language learned as a school subject. To learn English, learners need motivation since learners need to be driven to success. Therefore motivation plays a crucial role in teaching learning process. In previous reseraches, it turned out that instrumental or external motivation was the one driving learners to learn English in countries in which English is as a foreign language. This result implicates that in those countries, motivation dominating in English learning process was instrumental motivation suggesting that it was the basic motivation which encouraged learners to learn English due to the wish to pass tests, to get good scores, to get jobs, and to enhance career. While in countries in which English acts as a second language, as means of communication both in education and business, learners learning English are integratively motivated due to inner needs to develop their skills in English, while the exposure of external factors such as media, environment also play important role.

Keywords: English, motivation, instrumental, integrative, external

1. Pendahuluan

Di Indonesia bahasa Inggris termasuk bahasa asing yang dipelajari sebagai bagian dari suatu kurikulum pendidikan mulai pendidikan tingkat dasar sampai pada pendidikan tinggi. Sebagai bahasa asing, bahasa Inggris tidak digunakan, secara formal, sebagai alat komunikasi baik di dalam masyarakat maupun bahasa pengantar di dalam proses belajar mengajar (kecuali di sekolah–sekolah berstandar Internasional atau di Fakultas Bahasa Inggris) melainkan sebagai suatu bahasa yang dipakai untuk mempelajari suatu disiplin ilmu tertentu. Menilik pada peran bahasa Inggris sebagai bahasa asing, minat siswa dalam mempelajari bahasa ini pasti dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya faktor internal ataupun eksternal. Motivasi adalah salah satu faktor penting yang berpengaruh dalam prestasi siwa dalam hal mempelajari suatu bahasa, dalam hal ini bahasa Inggris.

Artikel ini membahas tentang motivasi – motivasi apa saja yang bisa mempengaruhi siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris.

2. Pemerolehan Bahasa Kedua

Meskipun bahasa Inggris di Indonesia dianggap sebagai bahasa asing, tetapi sejalan dengan adanya globalisasi semakin banyak lembaga baik formal maupun non formal menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi mereka, sehingga bahasa Inggris tidak hanya dipelajari di dalam kelas tapi juga dipakai sebagai alat komunikasi. Hal ini terbukti dengan menjamurnya lembaga pelatihan bahasa di Indonesia dan juga sekolah – sekolah bertaraf internasional yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar untuk mengakomodir kebutuhan akan lulusan dengan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia dipandang dari sudut pandang pemerolehan bahasa kedua?

Pemerolehan bahasa kedua dapat dijabarkan sebagai suatu cara dimana orang mempelajari suatu bahasa selain bahasa ibunya, baik di dalam maupun di luar kelas ( Ellis, 200:3)

(2)

Banyak orang berpendapat bahwa pemerolehan bahasa dapat dilihat dari bagaimana kemampuan berkomunikasi siswa berkembang serta semakin fasihnya mereka dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa kedua. Namun pada umumnya Pemerolehan Bahasa Kedua (Second Language Acquisition/SLA) tidak memfokuskan pada aspek-aspek komunikasi dari suatu bahasa melainkan pada ciri-ciri formal suatu bahasa misalnya, cara mengucapkan (pronunciation) kata –kata dari bahasa kedua, bagaimana aksen bisa berubah sejalan dengan waktu. Contoh lainnya berkaitan dengan kosakata, seberapa besar siswa bisa meningkatkan jumlah kosakata. Namun, hal yang paling sering dijadikan fokus adalah tata bahasa (grammar) dari bahasa kedua misalnya berkaitan dengan jamak (plurals), klausa relatif (relative clause), serta sejauh mana siswa bisa menghasilkan kalimat dengan menggunakan struktur diatas sejalan dengan waktu.

Salah satu tujuan dari Pemerolehan Bahasa Kedua adalah (1) mendeskripsikan tentang pemerolehan bahasa kedua, (2) menjelaskan; yaitu mengidentifikasi faktor–faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi bagaimana cara siswa menguasai bahasa kedua( Ellis, 2008: 4-5).

2.1 Faktor Eksternal

Salah satu faktor eksternal adalah aspek lingkungan pergaulan sosial (social milieu) dimana proses pembelajaran terjadi, misalnya pembelajaran bahasa yang terjadi dimana siswa merasa dihargai oleh penutur jati (native speaker) akan berbeda hasilnya bila siswa merasa tidak dihargai oleh si penutur jati.

Faktor eksternal lainnya adalah input yang diterima oleh siswa, misalnya kosakata yang sering didengar oleh siswa secara terus–menerus akan lebih berpengaruh dari pada yang jarang didengar.

2.2 Faktor Internal

Faktor internal mengacu pada (1) mekanisme proses kognitif siswa yang memungkinkan mereka mengekstrasikan/menyimpulkan informasi mengenai bahasa kedua dari input-input yang diperoleh, misalnya pluralitas dalam bahasa Inggris terbentuk dengan menambah akhiran –s pada kata benda,

relative pronounwho” dan ”which” menggantikan kata benda orang dan bukan orang, dan lain sebagainya. (2) Siswa juga mempunyai strategi komunikasi yang membantu mereka dalam menggunakan bahasa kedua secara efektif berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki tentang bahasa kedua (3) Faktor yang lain berkaitan dengan kecerdasan bahasa (language aptitude) seseorang sehingga sering terjadi ada siswa yang bisa mempelajari bahasa lebih cepat dari siswa yang lain. (4) Faktor lainnya adalah faktor motivasi, motivasi apa yang lebih mendorong seseorang dalam mempelajari suatu bahasa apakah internal, eksternal, instrumental atau gabungan dari semuanya.

3. Motivasi

3.1 Definisi Motivasi

Secara umum motivasi dapat dijabarkan sebagai suatu proses untuk mempengaruhi seseorang atau banyak orang agar melakukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan tertentu yang ditetapkan lebih dahulu ( Uno, 2010:1)

Sedangkan dari sudut pandang pemerolehan bahasa asing, motivasi meliputi sikap dan kondisi afektif yang mempengaruhi tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam mempelajari bahasa asing ( Ellis, 2008:75). Harmer mengatakan bahwa motivasi merujuk pada dorongan internal yang mendorong seseorang untuk melakukan segala sesuatu untuk mencapai tujuan (1988:98). Sementara itu Brown

menyatakan bahwa motivasi adalah pilihan – pilihan yang diambil oleh seseorang untuk mendapatkan pengalaman atau tujuan, serta usaha – usaha yang dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut ( 2000:160).

Ada tiga pandangan tentang motivasi menurut Brown ( 2007:183-184):

1. Perspektif behavioristik, motivasi ini mengandung pengertian tentang motivasi untuk mendapatkan imbalan karena perilaku – perilaku tertentu. Motivasi ini tergantung pada faktor – faktor eksternal seperti: orang tua, guru, teman sebaya, persyaratan pendidikan, dan lain sebagainya.

(3)

2. Perspektif kognitif, dalam pandangan ini motivasi lebih menekankan pada keputusan-keputusan individual, pilihan – pilihan yang dibuat orang demi pengalaman atau tujuan yang hendak dituju atau dihindari.

3. Perspektif konstruktivisttentang motivasi lebih menekankan pada konteks sosial maupun pilihan–pilihan personal individual.

Dalam konteks pemerolehan bahasa asing, bahasa Inggris, motivasi dapat disimpulkan sebagai suatu dorongan baik yang bersifat internal maupun eksternal yang mendorong seseorang untuk mempelajari suatu bahasa.

2.2. Jenis - jenis Motivasi

Ellis membagi motivasi menjadi 4 (empat) yaitu : instrumental, integrative, resultative, and instrinsik (2008:75). Brown (2007:188) menambahkan satu jenis motivasi yaitu ekstrinstik

1. Motivasi Instrumental

Dalam proses pemerolehan dan pembelajaran bahasa asing ( bahasa Inggris), motivasi instrumental adalah usaha – usaha yang dilakukan oleh siswa supaya bisa lulus ujian, mendapat pekerjaan yang lebih baik, atau lulus tes masuk perguruan tinggi. Singkatnya motivasi ini adalah dorongan yang membuat siswa termotivasi untuk mempelajari bahasa asing (Inggris) karena penguasaan bahasa Inggris akan membuka peluang ekonomi dan pendidikan bagi mereka.

2. Motivasi Integratif

Motivasi ini mendorong siswa yang mempelajari bahasa Inggris menjadi tertarik untuk mempelajari orang dan budaya yang berhubungan dengan bahasa Inggris.

3. Motivasi Resultatif

Motivasi ini muncul sebagai akibat dari prestasi yang dicapai siswa karena dia mempunyai kemampuan bahasa Inggris. Namun motivasi ini bisa juga timbul sebagai akibat dari pembelajaran bahasa, misalnya siswa yang berhasil dalam pembelajaran bahasa Inggris akan semakin

termotivasi untuk belajar lebih banyak atau sebaliknya bisa semakin tidak termotivasi tergantung akibat yang timbul padanya. 4. Motivasi Instrinsik

Aktifitas – aktifitas yang termotivasi secara instrinsik adalah aktifitas tanpa imbalan yang jelas kecuali aktifitas itu sendiri. Siswa terlibat dalam berbagai aktifitas demi kepentingan mereka sendiri bukan karena adanya pengaruh dari luar. Perilaku – perilaku yang termotivasi secara instrinsik menciptakan kepuasan secara internal seperti perasaan kompeten dan menentukan nasib sendiri.

5. Motivasi Ekstrinsik

Kebalikan dari motivasi instrinsik, motivasi ektrinsik muncul karena adanya rangsangan akan penghargaan dari luar, contohnya : uang, hadiah, nilai ujian, dan lain sebagainya.

2.3. Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu (Uno, 2010:23)

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor entrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar mengajar yang menarik.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk megadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (1) adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan untuk belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6)

(4)

adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. 2.4. Peranan Motivasi dalam Belajar dan

Pembelajaran

Motivasi berperan penting dalam proses belajar dan pembelajaran, antara lain (a) menentukan hal – hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (b) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, (c) menentukan ragam kendalai terhadap rangsangan belajar, (d) menentukan ketekunan belajar (Uno,2010:27).

1. Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar, misalnya dalam kasus ada seorang anak yang sedang belajar akan dihadapkan pada masalah dan dia memerlukan pemecahan. Contoh konkritnya adalah ada anak yang berusaha memecahkan soal matematika dengan bantuan tabel logaritma. Upaya untuk mencari tabel logaritma tersebut adalah contoh peran motivasi dalam menimbulkan penguatan belajar.

2. Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar

Peran motivasi disini behubungan erat dengan Kemaknaan belajar. Seorang anak akan tertarik untuk mempelajari sesuatu bila apa yang dipelajarinya akan bermanfaat bagi dia. Misalnya seorang anak belajar tentang elektronik karena tahu bahwa dengan belajar elektronik dia bisa memperbaiki radionya yang rusak.

3. Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar Seorang anak akan termotivasi untuk belajar sesuatu dengan harapan dia akan mendapat nilai yang baik. Motivasi ini menghindarkan anak tergoda untuk melakukan hal – hal selain belajar. Ini berarti motivasi sangat berpengaruh pada ketahanan dan ketekunan belajar.

2.5. Motivasi dan Pengaruhnya dalam Pembelajaran Bahasa Inggris

Dari beberapa penelitian tentang motivasi dan pengaruhnya terhadap pembelajaran bahasa kedua (bahasa Inggris) yang dilakukan oleh para peneliti di beberapa negara, hasilnya adalah sebagai berikut :

1. Siswa semester pertama di Akademi Metro Manila termotivasi secara instrinsik untuk belajar tentang bahasa kedua dalam area speaking (berbicara) dan reading (membaca) karena banyaknya media asing yang mendukung. Motivasi instrinsik ini juga didorong oleh keinginan untuk berprestasi baik serta menganggap bahwa bahasa Inggris memang perlu untuk masa depannya terutama dalam mencari pekerjaan. ( Lucas, 2010:19)

2. Penelitian yang lain menunjukkan bahwa siswa perminyakan di Yaman terbukti termotivasi secara instrumental untuk belajar bahasa Inggris karena tuntutan akademis dan pekerjaan. Jadi siswa di sekolah ini mempunyai kemauan besar untuk belajar bahasa Inggris karena ingin lulus dari mata kuliah bahasa Inggris dan juga karena kemampuan mereka dalam berbahasa Inggris akan membantu mereka dalam berkarier (Al-Tamimi, et.al., 2009:29)

3. Penelitian lain yang diadakan di China untuk para siswa yang mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa asing membuktikan bahwa motivasi instrumental berperan sangat besar dalam proses belajar dan mengajar. Para siswa di China termotivasi belajar bahasa Inggris untuk lulus ujian ataupun untuk mendapat ijasah/sertifikat.

(5)

3. Kesimpulan

Bila melihat pada penelitian – penelitian yang sudah dilakukan di beberapa negara dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Dalam mempelajari bahasa Inggris siswa lebih banyak termotivasi secara instrumental, terbukti pada siswa di Yaman dan di China. Motivasi ini adalah motivasi yang sangat mendasar dalam mempelajari suatu bahasa karena siswa belajar bahasa Inggris hanya sebagai alat untuk mencapai kelulusan atau mendapat pekerjaan, bukan karena mereka menyukai bahasa tersebut. 2. Kacru (1992:356) membagi negara

pengguna bahasa Inggris dikelompokkan menjadi 3 yaitu : 1) bahasa Inggris sebagai bahasa ibu seperti di negara Inggris, Australia, Amerika. 2) bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, dipakai sebagai bahasa pengantar di sekolah maupun kantor-kantor, dan lembaga pemerintahan seperti di Singapura, Malaysia, Philipina. 3) Bahasa Inggris sebagai bahasa asing, bahasa yang hanya dipelajari sebagai suatu subyek di sekolah seperti di Indonesia. 3. Dari hasil penelitian terlihat bahwa di

negara – negara yang termasuk kelompok ketiga menurut Kacru, yaitu dimana bahasa Inggris hanya dipelajari sebagai suatu subyek di sekolah motivasi terbesarnya adalah motivasi instrumental yaitu sekadar untuk mendapat nilai bagus atau mendapat pekerjaan.

4. Penelitian di Philipina, negara dimana bahasa Inggris merupakan bahasa kedua, terbukti para siswa terdorong secara intrinsik untuk belajar bahasa Inggris karena banyak faktor eksternal yang

mendorong seperti media, lingkungan, dll sehingga siswa termotivasi secara internal karena adanya ekspos yang terus- menerus dari lingkungannya (Lucas, et.al. 2010:3). Daftar Pustaka:

Al-Tamimi, Atef., Shuib, Munir. “Motivation and Attitutes Towards Learning English: A Study of Petroleum Engineering Undergraduates at Hadhramout University of Sciences and Technology”. 2009. Gema Online Journal Language Studies Volume 9 (2).

Brown, H., 2000, Principles of Language Learning and Teaching. New Jersey. Prentice Hall.

Bown, H. Douglass, 2007, Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. USA Embassy : Pearson Education, Inc.

Ellis, Rod, 2006, Second Language Acquisition. New York. Oxford University Press.

Harmer, Jeremy, 1998, The Practice of English Language Teaching – Fourth Edition. England. Kacru, B.B., 1992. Standard, Codification, and Sociolinguistic Realism : The English Language in Outer Circle in English in the World. Teaching and Learning the Language and Literature, edited by R. Quirk and H.G. Widdowson. Cambridge/London : Cambridge University Press/The British Council. Lucas, Rochelle Irene, et. al. A Study on the Instrinsic Motivation Factors in Second Language Learning Among Selected Freshman Students, Philippine ESL Journal, February, 2010. Vol 4. Pearson Education Limited.

“Influence of Instrumental Motivation on EFL Learners in China and Its Implication on TEFL Instructional Design” Online Journal

Uno, Hamzah B., 2010, Teori Motivasi & Pengukurannya – Analisis di Bidang Pendidikan, Jakarta. Penerbit Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

sepenuhnya menjadi tanggung jawab masyarakat itu sendiri.Ini juga bermakna adanya semangat kebersamaan, kemandirian, dan kegotongroyongan dalam pengelolaan PKBM serta

Berdasarkan hasil regresi linier berganda diketahui ada pengaruh yang positif dari CSR dalam konteks kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja

Persentase perkecambahan benih dengan inter- aksi antara perlakuan media simpan dan periode simpan menunjukan bahwa benih yang disimpan pada media simpan serbuk gergaji

Dari uraian di atas mengenai manfaat krim yoghurt Activia maka dapat dilihat bahwa responden lebih mengutamakan manfaat utilitarian (fungsional) krim yoghurt

• Hasil pengujian dari kinerja Load Balancing dengan algoritma Never Queue dan Destination Hashing pada konfigurasi IPv6 dilihat dari hasil Time per Request

adanya tempat ibadah yang mempunyai beberapa fungsi, diantaranya untuk melaksanakan shalat maupun untuk kegiatan-kegiatan keagamaan. Ketiga , bidang akhlak obyek

2) Adapun mandi besar yang disunatkan (mandi besar yang dianjurkan) diantaranya : Mandi hari Jum’at, mandi untuk shalat Jum’at ini hukumnya sunat muakat (ditekankan), kecuali

Jawab: Menurut saya diantara semua kegiatan yang telah dilaksanakan yang lebih efektif untuk meningkatkan motivasi yaitu pemantapan petugas karena kegiatan ini