BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Kemandirian
Menurut Kartini dan Dali dalam Nurhayati (2011:131-132) kemandirian adalah hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri.Menurut beberapa ahli kemandirian menunjuk pada kemampuan psikososial yang mencangkup kebebasan untuk bertindak, tidak bergantung pada orang lain, tidak terpengaruh lingkungan dan bebas mengatur kebutuhan sendiri.
Indikator Kemandirian
Menurut Desmita (2011:185-186) menyatakan bahwa kemandirian mengandung pengertian, yaitu:
a. Suatu kondisi dimana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya sendiri.
b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
c. Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya. d. Bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Ciri-ciri kemandirian:
Menurut Steinberg (dalam Nurhayati 2011:133) kemandirian secara psikososial tersususn dari 3 aspek pokok yaitu; (1) mandiri emosi adalah aspek kemandirian yang berhubungan dengan perubahan kedekatan atau keterka itan hubungan emosional individu, terutama sekali denga orang tua atau orang dewasa lainnya yang banyak melakukan interaksi dengannya; (2) mandiri bertindak adalah kemampuan untuk membuat keputusan secara bebas dan menindaklanjutinya; (3) mandiri berfikir adalah kebebasan untuk memaknai seperangakat prinsip benar salah, baik-buruk, apa yang berguna dan apa yang sia-sia bagi dirinya sendiri.
a. Kepercayaan diri, percaya diri tetapi tidak sombong b. Kolaborasi
c. Memberi bantuan
d. Pengungkapan sepenuhnya. Mengungkapkan pikirannya tanpa melakukan siasat untuk memenangkan idenya sendiri.
e. Keterbukaan pada ide-ide.
f. Kemampuan untuk bekerja sendiri. 2. Prestasi Belajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman, Morgan (dalam Baharudin 2010: 14). Pernyataan Morgan ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh para ahli yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku disebabkan adanya reaksi terhadap situasi tertentu atau adanya proses internal yang terjadi didalam diri seseorang.
Menurut Syah (2010:93) Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan. Sebagai suatu proses belajar hamper selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaita dengan upaya kependidikan.
didikmemperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh peserta didikberupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau bahan-bahan yang dijadikan bahan belajar.Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.
Menurut Winkel (dalam Hamdani, 2011:138) prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang.Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.Prestasi belajar peserta didikdapat diketahui setelah diadakan evaluasi, hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi rendahnya prestasi belajar peserta didik.
Menurut Cronbach (dalam Arifin, 2011:2) bahwa kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, antara lain sebagai umpan balik bagi guru dalam mengajar, untuk keperluan diagnostic, untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan, untuk keperluan seleksi, untuk keperluan penempatan atau penjurusan, untuk menentukan isi kurikulum, dan untuk menentukan kebijakan sekolah. Menurut Arifin (2011:34) prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat dalam kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar pretasi menurut bidang dan kemampuan masing–masing. Prestasi belajar
(achievement) semakin terasa penting untuk dibahas, karena mempunyai
beberapa fungsi utama, antara lain :
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan manusia. c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi pesrta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indicator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indicator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.
e. Prestasi belajar dapat djadikan indikator daya serap (kecerdasan) pesrta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.
peserta didik, baik secara perseorangan maupun secara kelompok, sebab fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tetentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan. Di samping itu, prestasi belajar juga bermanfaat sebagi umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan diagnosis, penempatan, atau bimbingan terhadap peserta didik.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai seorang peserta didikberupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam nilai setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.
3. Pengertian Metode Eksperimen
Karena kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka segala sesuatu memerlukan sesuatu eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar di kelas perlu menggunakan metode eksperimen. Menurut Roestiyah (2008:80-81) metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar dimana peserta didik melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya, serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru.
Agar penggunaan eksperimen itu efisiensi dan efektif, perlu pelaksanaan dan memperhatikan prosedur sebagai berikut:
1) Perlu dijelaskan kepada peserta didiktentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
2) Perlu diterangkan kepada peserta didiktentang :
a) Alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dealam percobaan. b) Agar tidak mengalami kegagalan peserta didikperlu mengetahui
variabel-variabel yang harus dikontrol dengan ketat.
c) Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung. d) Seluruh proses atau hal yang penting saja yang akan dicatat. e) Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian,
perhitungan, grafik dan sebagainya.
4) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian peserta didik, mendiskusikan ke kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya jawab.
Menurut Rusyan (dalam Sagala, 2010:220) metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran yang menuntut peserta didikmelakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen ini peserta didikdiberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. a. Kebaikan-kebaikan metode eksperimen
Metode eksperimen mempunyai kebaikan sebagai berikut: (1) metode ini dapat membuat peserta didiklebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku saja; (2) dapat mengembangkan studi eksploratoris tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seorang ilmuan; (3) metode ini didukung oleh asas-asas didaktik modern, antara lain; (a) peserta didikbelajar dan mengalami sendiri suatu proses atau kejadian; (b) peserta didikterhindar jauh dari verbalisme: (c) memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realistis; (d) mengembangkan sikap berfikir ilmiah; dan (e) hasil belajar akan tahan lama dan interrealisasi.
Selain kebaikan tersebut, metode eksperimen mengandung beberapa kelemahan sebagai berikut; (1) pelaksanaan metode ini sering memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah untuk diperoleh dan murah; (2) setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian; dan (3) sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan, dan bahan mutakhir. Sering terjadi peserta didik lebih dahulu mengenal dan menggunakan alat bahan tertentu dari pada guru.
4. Pengertian Ilmu Pengatahuan Alam
dissiminasi pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut metode ilmiah (scientific method).
Menurut Trianto (2010:141-143) secara umum IPA dipahami sebagai ilmu kealaman yaitu ilmu tentang dunia zat, baik mahkluk hidup maupun benda mati yang diamati.Secara umum IPA dipahami sebagai ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Tujuan dari pembelajaran IPA diharapkan dapat memberikan antara lain sebagai berikut:
a. Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan konsep, fakta yang ada di alam, hubungan saling ketergantungan, dan hubungan antara sains dan teknologi.
c. Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan, memecahkan masalah dan melakukan observasi.
d. Sikap ilmiah, antara lain skeptis, kritis, sensitive, obyektif, jujur, terbuka, benar, dan dapat bekerja sama.
f. Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan keteratutan perilaku alam serta penerapannya dalam teknologi.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa proses pembelajaran mengajar IPA lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses, hingga peserta didikdapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah peserta didikitu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan.
5. Materi Pokok
Gaya magnet merupakan salah satu materi yang diajarkan pada kelas V Sekolah Dasar. DalamKTSP materi gayamasuk dalam konsep gaya dapat mengubah gerak benda. Materi gaya magnet meliputi:
a. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energy serta fungsinya b. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan hubungan gaya, gerak, energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya magnet, dan gaya gerak)
c. Materi Gaya Magnet
Menurut Sulistiyanto (2008:97) magnet berasal dari kata magnesia yang merupakan nama sebuah daerah kecil di Asia. Orang yang pertama kali menemukan magnet adalah Magnus.Pada saat itu tongkatnya tertarik oleh batuan.Batu itulah yang kemudian dinamakan magnet.Seiring dengan teknologi yang semakin maju, maka dibuatlah magnet buatan.Bahan yang dapat dibuat untuk membuat magnet adalah besi atau baja.
Besi lebih mudah dibuat menjadi magnet namun kemagnetannya cepat hilang.Baja sangat sukar dibuat magnet, namun demikian, kemagnetannya lebih tahan lama dibandingkan dengan magnet yang dibuat dari besi.Cara menghilangkan sifat kemagnetan dapat dengan cara dibanting, dibakar sehingga sifat kemagnetannya hilang.
Kutub magnet.
Semua magnet mempunyai dua kutub yang pada keadaan bebas (misalnya digantung pada seutas tali) selalu berusaha menghadap ke arah utara dan selatan. Karena itulah kutub magnet di sebut kutub utara dan selatan yang digunakan pada kompas untuk petunjuk arah
didekatkan akan saling tolak-menolak, sedangkan jika dua kutub magnet yang berbeda, jika didekatkan akan saling tarik-menarik.
Terdapat beberapa cara dalam pembuatan magnet di antaranya adalah cara induksi, menggosok, dan mengalirkan arus listrik.
1) Cara induksi
Magnet dapat dibuat dengan cara induksi, yaitu mendekatkan ataumenempelkan magnet pada benda yang akan dijadikan sebagai magnet, contohnya paku. Benda magnetis yang menempel pada magnet dapat menarik benda-benda magnetis lainnya.
2) Cara Menggosok
Magnet dapat dibuat dengan cara menggosok benda yang akandijadikan magnet dengan magnet batang yang kita miliki atau terdapatdi sekolah. Untuk mendapatkan magnet dengan cara menggosok, lakukanlah langkah-langkah berikut ini.
a) Letakkan sebatang besi atau baja yang akan dijadikan magnet diatas meja.
b) Gosokkan salah satu kutub magnet pada besi atau baja tersebutdengan kuat dan searah.
c) Lakukan gosokkan tersebut berulang-ulang. Semakin lama menggosok maka semakin kuat kemagnetannya.
Cara pembuatan magnet dengan cara mengalirkan arus listrikpada benda yang akan dibuat magnet. Benda dililit dengan kabel tembaga yang ujungnya dihubungkan denga sumber arus listrik.Magnet yang dibuat dengan aliran arus listrik disebut electromagnet.
Elektromagnet digunakan pada alat berat, untuk mengangkat benda-benda dari besi yang berat. Kelebihan dari elektromagnet adalah dapat dibuat sangat kuat dengan cara memperbanyak jumlah lilitan dan besar arus listrik, juga sifat magnetnya dapat dihilangkan dengan mudah saat tidak dibutuhkan lagi.
B. Penelitian Yang Relevan
1. Berdasarkan peneltian eksperimen oleh Yuli Widiarti (2008) dengan judul Metode Eksperimen Sebagai Pembentuk Sikap Ilmiah Siswa Sekolah Dasar NegeriTulung Agung Pada Pengajaran Sains. Dapat disimpulkan eksperimen merupakan bagian penting dari pelajaran sains. Ada dua macam dalam metode eksperimen ini yaitu keahlian mengetahui hukum yang kebenarannya yng sudah diketahui, dan melakukan percobaan tanpa mengetahui hasil yang akan diketahui. Pada langkah-langkah percobaan, murid dilatih untuk mengembangkan pengetahuan sains. Metode eksprimen meningkatan sikap ilmiah murid relevan ke obyektif dari pengetahuan sains.
Melalui Metode Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 05 Sungai Raya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi yang akurat tentang metode eksperimen sehingga mampu meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada materi sifat-sifat benda cair di kelas IV SDN 05 Sungai Raya. Metode penelitian menggunakan metode pembelajaran eksperimen yang diterapkan melalui rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Melalui Metode Eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA Kelas IV SDN 05 Sungai Raya. Peningkatan dapat dilihat dari siklus I sebesar 72%, dan siklus II sebesar 94%. Jadi ada peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 22%. Sedangkan hasil belajar siswa dimulai dari pra siklus sebesar , siklus I sebesar 3,58 dan siklus II sebesar 3,88. Jadi ada peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 0,30%.
C. Kerangka Berpikir
Menurut hasil wawancara terhadap guru kelas V semester 1 SD Negeri 1 Babakanditemukan masalah-masalah dalam pembelajaran IPA.Khususnya pada pembelajaran IPA tentang gaya magnet peserta didikmasih belum bisa memahami materi yang diberikan oleh guru. Selain itu dalam pelajaran, guru masih menggunakan model pembelajaran yang bersifat
Teacher Centered dengan metode ceramah.Konsep yang diterima cenderung
dijelaskan diatas bahwa peserta didikkelas V semester II pelajaran 2011/2012 mata pelajaran IPA pada materi gaya magnet peserta didikmasih kurang berhasil dalam menguasai karakter maupun prestasi belajar. Melihat kondisi tersebut perlu adanya inovasi dalam pembelajar IPA dengan metode pembelajaran eksperimen belajar menjadi lebih aktif dengan peserta didikmelakukan percobaan sendiri dan menyimpulkan apa yang terjadi dari percobaan tersebut.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir dalam Bentuk Diagram:
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir Kondisi 1
Tindakan
Kondisi akhir
eksperimen
Kemandirian dan prestasi belajar rendah
Siklus1 Pembelajaran menggunakan metode eksperimen
Siklus IIpembelajaran menggunakan
eksperimen
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan perumusan masalah di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan adalah:
1. Penggunaan metode eksperimendapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada materi gaya magnetkelas V SD Negeri 01 Babakan.