• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Parkir - AIMAN FANNI WAFA BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Parkir - AIMAN FANNI WAFA BAB II"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Parkir

Parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu pendek atau lama,sesuai dengan kebutuhan pengendara. Parkir merupakan salah satu unsur prasana transportasi yang tidak terpisahkan dari sistem jaringan transportasi, sehingga pengaturan parkir akan mempengaruhi kinerja suatu jaringan, terutama jaringan jalan raya ( Budiarto & Amirotul, 2007 )

Menurut Hobbs 1995,secara umum parkir dibagi dua kategori yaitu parkir di badan jalan( On Street Parking) dan parkir dipelataran (Off Street Parking).

1. Parkir di badan jalan ( On Street Parking )

Parkir di badan jalan yang berada di badan jalan,hal ini sangat mengganggu kapasitas jalan dan kelencaraan lalu lintas.

2. Parkir di pelataran (Off Street Parking)

(2)

B. Karakteristik Parkir

Menurut Tamin,(2003) menjelaskan karakteristik parkir terdiri atas akumulasi parkir, volume parkir, durasi parkir, kapaasitas parkir, indeks parkir dan tingkat pergantian parkir (Parking Turn Over). Data karakteristik parkir ini akan sangat diperlukan untuk melakukan analisis kondisi operasional dan perancangan pengembangan lahan parkir, beberapa parameter yang diketahui adalah :

1. Volume Parkir

Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang telah menggunakan ruang parkir pada suatu lahan parkir tertentu dalam waktu tertentu (biasanya per hari). Waktu yang digunakan kendaraan untuk parkir dalam menit atau jam yang menyatakan lama parkir. Data jumlah parkir diperlukan untuk mengetahui penggunaan ruang parkir yang ada di lokasi penelitian (Hobbs,1995). Untuk menghitung volume digunakan persamaan :

Volume = Nin + X (kendaraan)……….(1)

Keterangan :

Nin : Jumlah kendaraan yang masuk.

X : Kendaraan yang sudah ada sebelum waktu survai.

2. Akumulasi Parkir

(3)

dibutuhkan untuk mengetahui jumlah kendaraan yang sedang berada pada suatu lahan parkir pada selang waktu tertentu. Data pencacahan kendaraan dianalisis dalam bentuk grafik yang menunjukan persentase kendaraan dalam interval yang dihubungkan dengan waktu.

Akumulasi = Qin – Qout + Qs…………..………...…(2)

Dimana :

Qin : Jumlah kendaraan yang masuk lokasi parkir. Qout :Jumlah kendaraan yang keluar lokasi parkir.

Qs : jumlah kendaraan yang telah berada pada lokasi parkir sebelum pengamatan.

3. Durasi Parkir

Durasi parkir atau lama waktu parkir adalah waktu yang digunakan oleh suatu kendaraan pada waktu tertentu di ruang parkir, yang dinyatakan dalam menit (Hobbs, 1995). Informasi ini sangat diperlukan untuk mengetahui lama waktu kendaraan parkir, yaitu dengan cara mengamati waktu kendaraan masuk dan kendaraan keluar. Selisih dari waktu tersebut adalah durasi parkir. Rumus yang digunakan untuk menghitung lamannya parkir adalah:

Durasi = Extime –Entime……….(4)

Dengan :

Extime = Waktu saat kendaraan keluar dari lokasi parkir. Entime = Waktu saat kendaraan masuk ke lokasi parkir.

(4)

D = (d1 + d2 + . . .+dn) / n ...(5) Dimana :

d1. . .dn = Durasi kendaraan 1 s/d ke n.

n = Jumlah total kendaraan yang parkir selama waktu survai.

4. Kapasitas Parkir

Kapasitas parkir adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat melayani oleh suatu lahan parkir selama waktu pelayanan. Besar kecilnya suatu lahan parkir akan menentukan besarnya volume kendaraan yang di tampung. (Budiarto dan Amirotu, 2007).

………..…..…(5)

Dimana :

KS : Kapasitas parkir (kend/jam)

S : Jumlah petak parkir yang tersedia di lokasi penelitian. D : Rata – rata lamanya parkir (jam/kend)

5. Indeks Parkir

Indeks parkir adalah perbandingan antara akumulasi dengan kapasitas parkir, nilai indeks parkir ini dapat menunjukan kapasitas parkir yang telah terisi. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks parkir adalah : ………..………(6)

(5)

2) IP = 1 artinya bahwa kebutuhan parkir seimbang dengan daya tampung/kapasitas normal.

3) IP > 1 artinya bahwa fasilitas parkir bermasalah, dimana kebutuhan parkir melebihi daya tampung/kapasitas normal.

Menurut Warpani,(1998) besarnya indeks parkir tertinggi diperoleh dari perbandingan antara akumulasi parkir dengan kapasitas parkir parkir. Besarnya indeks parkir ini akan menunjukan apakah kawasan parkir tersebut bermasalah atau tidak.

6. Tingkat Pergantian Parkir (Parking Turn Over)

Pergantian Parkir (turn over), adalah tingkat penggunaan ruag parkir diperoleh dengan membagi volume parkir dengan jumlah ruang parkir untuk suatu periode tertentu, besarnya turn over parkir ini diperoleh dengan persamaan :

turn over = Qp/petak parkir yang tersedia...(7) dengan :

Qp : jumlah kendaraan yang parkir per periode waktu tertentu

Tingkat Penggunaan = (Akumulasi/petak parkir tersedia) x 100 %...(8)

C. Standar Kebutuhan Ruang Parkir

1. Kegiatan parkir tetap a. Pusat Perdagangan

(6)

tersebut dan pengunjung, pekerja umumnya parkir untuk jangka panjang, sedangkan pengunjung umumnya parkir untuk jangka pendek. Karena tekanan penyediaan ruang parkir adalah untuk pengunjung maka kritria yang digunakan sebagai acuan penentuan kebutuhan ruang parkir adalah luas areal perdagangan.

Tabel 2.1 Kebutuhan SRP di Pusat Perdagangan

Luas are total

(100m²) 10 20 50 100 500 1000 1500 2000

Kebutuhan (SRP) 59 67 88 125 415 777 1140 1502

Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1998.

b. Puat perkantoran

Parkir dipusat perkantoran mempunyai ciri parkir jangka panjang, oleh karena itu penetuan ruang parkir di pengaruhi oleh jumlah karyawan yang bekerja di kawasan perkantoran tersebut.

Tabel 2.2 Kebutuhan SRP di Pusat Perkantoran

Jumlah Karyawan 1000 1500 2000 2500 3000 4000

Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1998.

c. Pasar Swalayan

(7)

Tabel 2.3 Kebutuhan SRP di Pasar Swalayan

Luas Are Total

(100m²) 50 75 100 150 200 300 400 500 1000

Kebutuhan SRP 225 250 270 310 350 440 520 600 1050

Sumber : Dirjen Perhubungan, 1998.

d. Pasar

Pasar juga mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan pusat perdagangan ataupun pasar swalayan, walapun kalangan yang mengunjungi lebih banyak dari golongan menengah kebawah.

Tabel 2.4 Kebutuhan SRP di Pasar

Luas Are Total

(100m²) 40 50 75 100 200 300 400 500 1000

Kebutuhan SRP 160 185 240 300 520 750 970 1200 2300

Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1998.

e. Sekolah / Perguruan Tinggi

Sekolah/Perguruan Tinggi dikelompkan menjadi dalam dua kelompok perkerja/dosen/guru yang berkerja di sekolah/perguruan tinggi tersebut dan siswa / mahasiswa. Pekerja/dosen/guru umumnya parkir untuk jangk panjang dan siswa/mahasiswa umumnya jangka pendek bagi mereka yang diantar jemput dan jangka panjang bagi mereka yang memakai kendaraan sendiri, jumlah jangka kebutuhan ruang parkir tergantung pada jumlah siswa/mahasiswanaya.

Tabel 2.5 Kebutuhan SRP di Sekolah / Perguruan tinggi

Jumlah Mahasiswa (Orang) 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120

Kebutuhan SRP 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240

(8)

f. Tempat Rekreasi

Kebutuhan parkir ditempat rekreasi dipengaruhi oleh daya tarik tempat tersebut, biasanya kebutuhan parkir meningkat dari hari kerja. Perhitungan kebutuhan didasarkan pada luas areal tempat rekreasi.

Tabel 2.6 Kebutuhan SRP di Tempat Rekreasi

Luas Are

Total(100m²) 50 100 150 200 400 800 1600 3200 6400

Kebutuhan SRP 103 109 115 122 146 196 295 494 892

Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1998.

g. Hotel dan Tempat Penginapan

Kebutuhan ruang parkir di hotel dan penginapan terganung pada tarif sewa kamar serta kegiatan-kegiatan lain seperti seminar, pesta pernikahan yang diadakan di hotel tersebut.

h. Rumah Sakit

Seperti halnya hotel kebutuhan ruang parkir di rumah sakit tergantung kepada jumlh kamar.

Tabel 2.7Kebutuhan SRP di Rumah Sakit

Jumlah Tempat

Tidur (buah) 50 75 100 150 200 300 400 500 1000 Kebutuhan SRP 97 100 104 111 118 132 146 260 230 Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1998.

(9)

Ruang parkir di bioskop/gedung pertunjukan sifatnya sementara dengan durasi antara 1,5 sampai 2 jam dan keluarnya bersamaan sehingga perlu kapasitas yang besar. Besarnya ruang parkir tergantung kepada jumlah tempat duduk.

b. Gelanggang olah raga

Ruang parkir di gelanggang olahraga sifatnya sementara dengan durasi antara 1,5 samapai 2 jam dan keluarnya bersama sehingga perlu kapasitas pintu keluar yng besar. Besarnya kebutuhan tergantung kepada jumlah tempat duduk.

Tabel 2.8 Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir

Peruntukan Satuan (SRP untuk mobil

Penumpang)

SRP/100 m² luas lantai efektif SRP/100 m² luas lantai efektif SRP/100 m² luas lantai efektif

3,5-7,5

SRP/100 m² luas lantai efektif SRP/100 m² luas lantai efektif

Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1998.

(10)

D. Satuan Ruang Parkir

Satuan Ruang Parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakan kendaraaan (mobil penumpang, bus/truck atau sepeda motor ), termasuk ruang bebas dan lebar bukan pintu. Dapat pula dapat dikatan bukan SRP merupakan ukuran kebutuhan ruang parkir suatu kendaraan dengan aman nyaman dengan besaran ruang yang efisien mungkin. Dalam perancangan suatu fasilitas parkir, utama adalah kendaraan dan perilaku dari pemakai kendaraan kiatannya dengan besaran satuan ruang parkir (SRP), lebar jalur sirkulasi yang diperlukan dan konfigurasi parkir.

Penetuan besar SRP tergantung beberapa hal, yaitu :

SRP4 = f ( D, Ls, Lm, Lp )...(1) SRP2 = f (D, Ls, Lm )...(2) SRP4 = Satuan ruang parkir untuk kendaraan roda 4

SRP2 = Satuan ruang parkir untuk kendaraan roda 2 D = Dimensi kendaraan standar

Ls = Ruang bebas samping arah vertikal Lm = Ruang bebas samping arah membujur Lp = Lebar bukaan pintu

Di Indonesia, besar SRP didasarkan berdsarkan pertimbangan-pertimbangan dari Peoaman Perencanaa dan Pengoprasian Fasilitas Parkir Dirjen Perhubungan Darat, 1998.

(11)

Gambar 2.1 Diemensi kendaraan standar Sumber : Dirjen dan Perhubungan Darat, 1998

2. Ruang Bebas dan Lebar Bukaan Pintu

Dalam kiatan keamanan kendaran terhadap benturan/goresan dari kendaraan lai atau benda statis/bangunan (pilar, kolom atau dinding ) maka diperlukan ruang bebas arah lateral dan longitudinal. Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada saat posisi pintu kendaraan dubuka, diukur dari ujung paling luar pintu kebadan kendaraan parkir yang ada disampingnya. Jarak bebas lateral diambil sebesar 5 cm dan jarak bebas arah longitudinal sebesar 30 cm. Untuk sepeda motor tidak diatur begitu jelas, namun biasanya ruang bebas arah samping diambil 2 cm dan arah memanjang 20 cm karena pada saat proses parkir kendaraan dapat diatur dengan mudah.

(12)

3. Penetuan Satuan Ruang Parkir (SRP)

Penentuan SRP dibagi menjadi 3 (tiga) jenis kendaran dn berdasarkan penentuan untuk mobil penumpang diklasifikasikan menjadi tiga golongkan seperti :

Tabel 2.9 Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP)

No Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir (SRP dalam m²)

1.

2.

3.

a. Mobil Penumpang Gol I

b. Mobil Penumpang Gol II

c. Mobil Penumpang Gol III

Bus/Truck

Sepeda Motor

2,30 x 5,00

2,50 x 5,00

3,00 x 5,00

3,40 x 12,50

0,75 x 2,00

Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1998

4. Satuan Ruang Parkir untuk Mobil Penumpang. Satuan Ruang Parkir (SRP)

Gambar 2.2 SRP untuk Mobil penumpang Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1998

Keterangan

(13)

R = 5 a2 = 20

Gol II: B = 17 al = 10 Bp = 250 = B + O + R O = 75 al = 470 Lp = 500 = L + al + a2 R = 5 a2 = 20

Gol III : B = 170 al = 10 Bp = 300 = B+ O + R O = 80 L = 4770 Lp = 500 = L + al +a2

R= 50 a2 = 20

Satuan ruang parkir untuk penderita orang cacat, khususnya pengguna kursi roda juga harus mendapat perhatian. Dimensi SRP untuk pemakai kursi roda adalah lebar 3,6 (minimum 3,2 m). Untuk SRP diambil lebar 3,0 (minimum 2,6).

5. Satuan Ruang Parkir untuk Bus, Truck

Untuk kendaraan bus dan Truk, dapat dibagi mejadi 3 (tiga) jenis golongan berdasarkan ukuran kendaraan, yakni kecil sedang dan besar.

(14)

Tabel 2.10 Keterangan SRP Mobil penumpang Sumber: Dirjen Perhubungan Darat, 1998

6. Satuan Ruang Parkir untuk Sepeda Motor

Gambar 2.4 SRP untuk Sepeda Motor Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1998

E. Metode untuk Menentukan Kebutuhan Ruang Parkir

Metode yang sering digunakan untuk menentukan kebutuhan lahan parkir adalah sebagai breriku t :

1. Metode berdasarkan pada kepemilikan kendaraan

(15)

penduduk, maka kebutuhan lahan parkir akan semakin meningkat karen kepemilikan kendaraan semakin meningkat.

2. Metode berdasarkan luas lantai bangunan

Metode ini mengasumsikan bahwa kebutuhan parkir sangat terkait dengan jumlah kegiatan yang dinyatakan dalam besaran luas lantai bangunan diamana kegiatan tersebut dilakukan.

3. Metode berdasarkan selisih terbesar antara kedatangan dan keberangkatan kendaraan

Kebutuhan lahan parkir didapatkan dengan menghitung akumulasi terbesar pada suatu selang waktu pengamatan. Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan parkir pada suatu tempat pada selang waktu tertentu, dimana jumlah kendaraan parkir tidak akan pernah sama pada suatu tempat dengan tempat lainya dari waktu ke waktu.

F. Pola Penataan Ruang Parkir

Menurut Abubakar, (1998) Parkir merupakan salah satu bagian dari sistem transportasi dan juga merupakan suatu kebutuhan. Oleh karena itu perlu suatu penataan parkir yang baik, agar area parkir dapat digunakan secara efisien dan tidak menimbulkan masalah bagi yang lain.

Kriteria yang digunakan sebagai dasar dalam mendesain tempat parkir (Dirjen Perhubungan Darat, 1998) adalah sebagai berikut :

(16)

2. Kelestarian lingkungan

3. Kemudahan bagi pengguna jasa 4. Tersediannya tata guna lahan

5. Letak antara akses utama dan daerah yang dilayani.

G. Pola Parkir Mobil Penumpang

- Parkir kendaraan satu sisi

Pola parkir kendaraan satu sisi diterapkan apabila ketersediaan ruang sempit disuatu tempat kegiatan.

1) Membentuk Sudut 90º

Pola Parkir mempunyai daaya tampung yang lebih besar dari pola parkir jenis lain, namun pola parkir ini cenderung lebih sulit untuk bermanuver kendaraan disbanding pola parkir dengan sudut yang lebih kecil.

Gambar 2.3 Pola Parkir Tegak Lurus Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1998

2) Membentuk sudut 30º,45 º,60º

(17)

Gambar 2.4 Pola Parkir Sudut Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1998 - Parkir Kendaraan Dua Sisi

Pola Parkir kendaraan dua sisi biasanya dilakukan apabila lahan parkir yang tersedia cukup memadai.

1) Membentuk Sudut 90º

Pada pola parkir ini, arah gerakan lalulintas kendaraan dapat satu arah atau dua arah, namun kemudahan dan kenyamanan pengemudi melakukan manuver masuk dan keluar ke ruangan parkir lebih sedikit jika dibandingkan dengan pola parkir dengan sudut yang lebih kecil dari 90º.

(18)

Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1998 2) Membentuk Sudut 30º,45º,60º

Parkir jenis ini lebih mudah umtuk bermanuver dibanding dengan parkir yang membentuk sudut 90º

Gambar 2.6 Pola Parkir Sudut yang Berhadapan Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1998

H. Pola Parkir Sepeda Motor

Untuk pola parkir sepeda motor, pada umumnya posisi kendaraan adalah 90º. Dari segi efektivitas ruang, posisi sudut 90º paling menguntungkan.

- Pola Parkir Satu Sisi

Pola parkir ini ditempatkan apabila ketersdiaan ruang sempit.

(19)

- Pola Parkir Dua Sisi

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang parkir cukup memadai (lebar ruas ≥ 5,6 m)

Gambar 2.8. Pola Parkir Dua Sisi Untuk Sepeda Motor

Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1998

- Pola Parkir Pulau

Gambar 2.9. Pola Parkir Pulau Untuk Sepeda Motor Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1998

I. Analisis Finansial

(20)

kewajiban kwajiaban finansialnya dan bisa menghasilkan imblan yang layak atau modal yang diinvestasikan dapat kembali.

Dalam melakukan analisa finansial/ekonomi dari suatu areal parkir, beberapa faktor yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Tarif Parkir

Tarif parkir adalah biaya yang harus dikeluarkan /dibayarkan oleh pemilik kendaraan selama memarkir kendaraannya pada suatu areal parkir tertentu. Sistem pentarifan parkir dapat dibedakan sebagai berikut :

- Sistim tetap (Flat)

Yaitu sistim pembayaran besaran tarif yang tidak membedakan lama waktu parkir dari suatu kendaraan.

- Sisitim berubah tergantung waktu (Progresif)

Yaitu sistim pembayaran besaran tariff yang memperhatikan lama waktu parkir dari suatu kendaraan.

- Sistim kombinasi (flat progresif)

Yaitu sistim pembayaran besaran tarif yang mengkombinasikan kedua sistim di atas.

2. Biaya investasi

Biaya investasi meliputi beberapa komponen, anatara lain :

- Biaya pembebasan tanah/lahan. Yaitu lahan yang digunakan untuk membangun tempat parkir.

(21)

- Biaya perawatan/pemeliharaan, meliputi biaya perbaikan, overlay perkerasan, perbaikan marka dan sebagainya.

- Biaya rutin/operasional, meliputi biaya gaji petugas parkir, pembuatan tiket/karcis parkir ,dan biaya lainnya.

(Giatman, 2006). Terdapat beberapa metode dalam mengevaluasi kelayakan investasi yang umum dipakai antara lain : Metode Net Present Value (NPV), Metode Annual Equivalent (AE), Metode Internal Rate of Return (IRR), Metode Benefit Cost Ratio (BCR) dan Metode Payback Period (PBP). Pada dasarnya semua metode tersebut konsisten satu sama lain artinya jika dievaluasi dengan metode NPV dan metode lainnya akan menghasilkan rekomendasi yang sama, tetapi informasi spesifik yang dihasilkan tentu akan berbeda. Oleh karena itu dalam prakteknya masing-masing metode sering dipergunakan secara bersamaan dalam rangka mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif terhadap perilaku investasi tersebut. Metode Payback Period pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui seberapa lama investasi akan dapat dikembalikan sat terjadinya kondisi pokok pulang (break event point).

J. Penelitian Sebelumnya

1. Dhiki Dwi Laksono Ardi 2016

(22)

karakteristik yang di dapatkan untuk menentukan kapasitas dan kebutuhan parkir di Berkah jaya adalah volume parkir tertinggi sepeda motor selama 12 jam pengamatan sebesar 885 kendaraan. Rata rata lamannya parkir tertinggi sepeda motor sebesar 1,172 jam/kendaraan. Akumulasi tertinggi sepeda motor sebesar 114 kend/jam yang terjadi antara jam 14.00-15.00. kapasitas parkir tertinggi sepeda motor sebesar 94 kend/jam. Indeks parkir tertinggi sepeda motor sebesar 1,21.Kebutuhan petak parkir yang di butuhkan sebanyak 6 petak parkir.Tujuan Penelitian Dhiki adalah untuk menganalisis karakteristik parkir dan kebutuhan ruang parkir di Berkah Jaya.

2. Prisca Yeniyati 2013

(23)

Gambar

Tabel 2.1 Kebutuhan SRP di Pusat Perdagangan
Tabel  2.5 Kebutuhan SRP di Sekolah / Perguruan tinggi
Tabel  2.6 Kebutuhan SRP di Tempat Rekreasi
Tabel 2.8 Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada bagian tubuh manakah saudara merasakan keluhan nyeri/panas/kejang/mati4. rasa/bengkak/kaku/pegal?.. 24 Pergelangan

Edukasi pada program acara Asyik Belajar Biologi dalam Mata Pelajaran. IPA

4.11 Model hubungan antara variabel persepsi guru geografi terhadap eksistensi MGMP (X1) dan partisipasi guru geografi dalam kegiatan MGMP (X2) dengan kompetensi

Penerapan media poster untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Menurut Indra Lesmana Karim, upaya penanggulangan terhadap pengulangan tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh anak adalah melalui lingkungan yang terkecil

mengoptimalkan hal tersebut, pemerintah Jateng dapat mengawinkan tren pariwisata syari’ah dengan basis pariwisata religi.. Namun realitasnya, walaupun kuantitas okupasi

Kondisi seperti ini terjadi dalam masyarakat sehingga masih ditemukan perkawinan dibawah tangan (perkawinan yang dilakukan oleh calon mempelai laki-laki kepada calon

Kepuasan responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang kategori tinggi adalah 38 responden ( 38 % ) dan kategori sedang 62 responden ( 62 % ), dengan