• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH REHABILITASI JANTUNG FASE 1 TERHADAP PERUBAHAN HEMODINAMIK PADA PASIEN STEMI DI RUANG ICU-ICCU RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH REHABILITASI JANTUNG FASE 1 TERHADAP PERUBAHAN HEMODINAMIK PADA PASIEN STEMI DI RUANG ICU-ICCU RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH REHABILITASI JANTUNG FASE 1 TERHADAP PERUBAHAN HEMODINAMIK PADA PASIEN STEMI DI RUANG ICU-ICCU

RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan

Diajukan Oleh : CITRA LISTYANINGRUM

A21601428

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Skripsi, Maret 2018

Citra Listyaningrum1) Bambang Utoyo2) Putra Agina 3)

ABSTRAK

PENGARUH REHABILITASI JANTUNG FASE 1 TERHADAP PERUBAHAN HEMODINAMIK PADA PASIEN STEMI

DI RUANG ICU-ICCU RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

Latar Belakang : Program early mobilization (EM) merupakan komponen program rehabiltasi jantung fase I yang menekankan pada latihan fisik awal.

Tujuan : Mengetahui pengaruh rehabilitasi jantung fase 1 terhadap perubahan hemodinamik pada pasien STEMI di ruang ICU-ICCU.

Metode : Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan

pendekatan pretest-posttest with control group design. Sampel sejumlah 32 responden yang terdiri dari kelompok intervensi 16 responden dan kelompok kontrol 16 responden. Sampel diambil dengan teknik consecutive sampling.

Hasil : Ada perubahan hemodinamik setelah dilakukan rehab jantung fase 1 pada kelompok intervensi dengan p<0,005.

Kesimpulan : Rehabilitasi jantung fase 1 berpengaruh terhadap status hemodinamik (tekanan darah sistole, diastole, nadi dan RR) namun tidak berpengaruh terhadap kadar SpO2 baik pada kelompok kontrol maupun kelompok intervensi

Rekomendasi : Diharapkan perawat melakukan program rehabilitasi jantung fase 1 pada pasien STEMI sesuai SOP.

Kata Kunci :Perubahan hemodinamik, Rehabilitasi jantung fase 1, STEMI

(8)

viii

S1 NURSING STUDY PROGRAM

HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF MUHAMMADIYAH GOMBONG

Skripsi, Maret 2018

Citra Listyaningrum1) Bambang Utoyo2) Putra Agina 3)

ABSTRACT

EFFECT OF PHASE 1 HEART REHABILITATION ON HEMODYNAMIC CHANGES IN STEMI PATIENTS IN ICU-ICCU ROOM

DR. SOEDIRMAN KEBUMEN HOSPITAL

Background: The early mobilization (EM) program is a component of the first phase heart rehabilitation program that emphasizes early physical exercise.

Objective: To determine the effect of phase 1 cardiac rehabilitation on hemodynamic changes in STEMI patients in ICU-ICCU.

Method: This research uses quasi experiment method with pretest-posttest approach with control group design. A sample of 32 respondents consisted of intervention group of 16 respondents and control group 16 respondents. Samples were taken by consecutive sampling technique.

Results: There was a hemodynamic change after a phase 1 heart rehab in the intervention group with p <0.005.

Conclusion: Phase 1 cardiac rehabilitation affects hemodynamic status (sistole, pulse and RR blood pressure) but did not affect Spo2 levels in both the control group and the intervention group

Recommendation: It is expected that the nurse performs a phase 1 cardiac rehabilitation program in STEMI patients according to SOP. Key Words: Hemodynamic Changes, Phase 1 Heart Rehabilitation, STEMI

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allloh yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah –Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul “Pengaruh Rehabilitasi Jantung Fase 1 Terhadap Perubahan Hemodinamik Pada Pasien STEMI di Ruang ICC-ICCU RSUD Dr. Soedirman Kebumen” Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga peneliti mendapat kemudahan dalam menyelesaikan proposal ini.

Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Kedua Orang tua, keluarga dan suami tercinta atas dukungan dan motivasinya selama ini.

2. Hj. Herniyatun, M.Kep. Sp. Mat , selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.

3. Isma Yuniar, M.Kep, selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong.

4. Barkah Waladani, M.Kep, selaku Penguji 1 Skripsi.

5. Bambang Utoyo, M.Kep, selaku pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.

6. Putra Agina WS, M.Kep, selaku pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.

7. Sahabat-sahabatku SI Keperawatan kelas Reguler B13 yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi.

8. Teman-teman di ruang ICU-ICCU RSUD Dr. Soedirman yang telah membantu dan memberikan semangat.

9. Dr. Dini Paramita Sp.J selaku Dokter spesialis Jantung dan Dr. Andi Sulistyo Sp. Rehab Medik atas masukannya.

(10)

x

11. Semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu,penulis ucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungannya.

Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan mendapat balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Alloh SWT. Tiada gading yang tak retak, maka penulis mengharap saran dan kritik yang berifat membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

.

Gombong, Maret 2018

Penulis

(11)

xi MOTTO

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu. Allah Maha mengetahui sedangkan kamu tidak

mengetahui” (Al-Baqarah: 216)

“Hasbunallah Wanimal Wakil”

“Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik- baik pelindung”

“Seseungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

“Ridho Allah berada pada ridho kedua orang tuanya, dan murka Allah (akibat) murka kedua orang tuanya. (HR. At-Tarmizi)”

Yang paling mengerti baik buruknya diri kita adalah kita sendiri

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL….. ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN BEBAS PLAGIARISME ... v

HALAMAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR. ... vi

HALAMAN ABSTRAK. ... vii

HALAMAN ABSTRACKT. ... viii

KATA PENGANTAR. ... ix

HALAMAN MOTTO. ... xi

DAFTAR ISI. ... xii

DAFTAR TABEL. ... xiv

DAFTAR GAMBAR. ... xv

DAFTAR LAMPIRAN. ... xvi

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAK A. Tinjauan Teori. ... 9

B. Kerangka Teori ... 29

C. Kerangka Konsep . ... 30

D. Hipotesa . ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31

B. Populasi dan Sampel ... 32

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

D. Variabel Penelitian ... 35

E. Definisi Operasional... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G. Instrumen Penelitian... 40

H. Teknik Analisa Data ... 40

I. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen ... 43

(13)

xiii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian. ... 46 B. Pembahasan. ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan. ... 66

B. Saran. ... 67

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Panduan Kegiatan Latihan Fisik Rehabilitasi Jantung Fase I. ... 23

Tabel 3.1. Desain penelitian ... 32

Tabel 3.2. Definisi Operasional ... 36

Tabel 3.3. Latihan Aktifitas Rehabilitasi Jantung Fase I ... 39

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia kelompok kontrol pada pasien STEMI di ruang ICU-ICCU RSUD Dr. Soedirman Kebumen (N=16). ... 46

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usi kelompok intervensi pada pasien STEMI di ruang ICU-ICCU RSUD Dr. Soedirman Kebumen (N=16). ... 46

Tabel 4.3 Perubahan status hemodinamik kelompok intervensi pada pretest dan posttest . ... 47

Tabel 4.4 Perubahan status hemodinamik kelompok kontrol pada pretest dan posttest. ... 49

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Lolos Uji Etik

Lampiran 2 Surat Pengantar Ijin penelitian dari STIKES Lampiran 3 Surat Keterangan Ijin Penelitian dari Kesbangpol Lampiran 4 Surat Keterangan Ijin Penelitian dari BAPPEDA

Lampiran 5 Surat Keterangan Ijin Penelitian dari RSUD DR. Soedirman Kebumen

Lampiran 6 Surat informed (Penjelasan penelitian) Lampiran 7 Surat Persetujuan Responden (Consent) Lampiran 8Lembar Observasi Hemodinamik Lampiran 9 Program Rehabilitasi Jantung Fase I

a. SPO Latihan Rentang Gerak Sendi (ROM) Ekstremitas atas b. SPO Latihan Rentang Gerak Sendi (ROM) Ekstremitas Bawah c. SPO Membantu Pasien Bangun Dari Tempat tidur

d. SPO Mengatur Semi Fowler Lampiran 10 Lembar Asisten Penelitian Lampiran 11 Analisa Bivariat

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sindrom Koroner Acut (SKA)/Acute coronary syndrome (ACS) adalah salah satu perkembangan, dampak dan gejala klinis Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang utama, SKA yang terdiri atas infark miokard terdiri dari tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) dan elevasi segmen ST (STEMI) merupakan penyebab utama yang mengancam dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi meskipun penatalaksanaan SKA telah berkembang (Kolansky, 2009). Infark Miokard dalam hal ini STEMI adalah kondisi yang kebanyakan membuat rasa cemas, disebabkan karena serangan yang mendadak, pada umumnya dialami oleh pria berusia 35-55 tahun, tanpa ada keluhan sebelumnya (FKUI, 2008). Di Amerika Srikat diperkirakan satu juta orang diasumsikan menderita Infark Miokard setiap tahunnya (Wilkins, 2009).

Menurut Amerikan Heart Association (AHA, 2012), prevalensi penyakit di wilayah Asia diperkirakan paling banyak adalah penyakit jantung dan pembuluh darah,sedangkan Hipertensi sebesar 21,0% dari penduduk, diikuti oleh 6,1% penduduk yang memiliki penyakit jantung sejumlah 3,7% penduduk yang memiliki SKA dan 1,9% penduduk dengan stroke. Di Indonesia berdasarkan catatan hasil riset kesehatan dasar RISKESDAS tahun 2013 prevalensi penyakit jantung koroner (SKA) di Indonesia sebesar 0,5% atau diperkirakan sekitar 883.447 orang berdasarkan diagnosis dokter, sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/gejala sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang.

(18)

2

disebabkan karena terdapat aterosklerotik di arteri atau terdapat penyebab lainnya yang bisa menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan oksigen miokardium.

Pada keadaan awal akan terjadi ischemia miokardium apabila tidak segera dilakukan tindakan reperfusi maka dapat menimbulkan terjadinya nekrosis miokard yang bersifat irreversible (menetap). Komplikasi STEMI biasanya terjadi dikarenakan adanya remodeling ventrikel yang pada akhirnya dapat mengakibatkan shock kardiogenik, gagal jantung kongestif, dan disritmia ventrikel yang bersifat lethal aritmia (Rao, 2009). Pada setiap 30 menit penundaan dalam penatalaksanaan tindakan pasien IMA (STEMI) dapat meningkatkan resiko relatif terhadap terjadinya kematian dalam setahun sekitar 80% (Rao, 2009). Sedangkan kondisi hemodinamik setelah serangan infark miokard diharapkan dapat dipertahankan pada tingkat/kondisi normal.

Meningkatnya irama kecepatan jantung biasanya tidak berlangsung secara terus menerus, rangsangan parasimpatis (sebagian besar di inferior) dapat mengurangi kecepatan jantung dan tekanan darah (Price, 2005). Tekanan darah memiliki peran penting untuk menentukan stratifikasi resiko dan informasi prognosa yang efektif, dimana tekanan darah yang rendah dihubungkan dengan prognosa yang buruk, meskipun ada beberapa studi melaporkan hasil yang berbeda (Huang, 2014).

(19)

3

tekanan darah sistolik rata-rata 80,6mmHg sebanyak 17 orang,sedangkan pasien dengan sistolik normal, yaitu rata-rata 118,3 mmHg memiliki prognosis yang lebih baik.

Overbraugh (2009) menerangkan bahwa STEMI adalah jenis penyakit jantung yang terberat dari kelompok CAD yang segera memerlukan penanganan serius baik sebelum, saat, maupun setelah serangan. Pada pasien STEMI terjadinya plak aterosklerosis di pembuluh darah dapat berperan penting terhadap terjadinya oklusi/sumbatan total atau hampir total baik akibat sumbatan thrombus yang terbentuk ataupun oleh agregasi platelet dan respon peradangan sehingga dapat menyebabkan penurunan aliran darah coroner, hal ini berakibat pada gagalnya kontraksi ventrikel, penurunan cardiac output (hemodinamik tak stabil) serta mekanisme kompensasi yang akan memeperberat kerja jantung dan dapat mengakibatkan area nekrosis bertambah luas (Overbraugh, 2009).

Dalam penanganan dan penatalaksanaan pada pasien STEMI secara umum yaitu dengan tirah baring, pemberian oksigenasi, nitrogliserin tablet jika keluhan nyeri masih berlangsung, aspirin, Clopidogrel, morfin sulfat, dan terapi reperfusi (Pedoman Tata Laksana SKA, Perhimpunan Dokter Kardiovaskuler Indonesia, 2015). Pada pasien STEMI dengan onset gejala <12 jam dapat dilakukan terapi reperfusi yaitu terapi trombolitik dan Percutaneous Coronary Intervention (PCI), (DINKES Semarang, 2010).

(20)

4

secara tidak langsung,sehingga dapat menunjukkan keadaan hemodinamik stabil atau tidak (Nijs, 2009).

Pada pemulihan pasien STEMI tidak bisa dilakukan jika hanya sebentar, pada 4-7 hari setelah insiden, pada miokardium menjadi mudah sekali mengalami injuri sehingga dalam 2 minggu pertama resiko terulangnya serangan STEMI dapat terjadi kapan saja dan biasanya fatal (10% mortalitas). Setelah 2-3 bulan maka terjadi remodeling dengan jaringan parut yang setelah beberapa bulan menyebabkan dilatasi progresif dan akan mempengaruhi kontraktilitas seluruh miokardium dan meningkatkan resiko CHF, aritmia ventrikel (Leslie, 2011).

Pada posisi terlentang yang diberikan secara terus menerus berdasarkan penelitian di ICU Amerika dapat menurunkan sirkulasi darah dari ekstremitas bawah,yang seharusnya banyak menuju jantung. Pada tiga hari pertama bedrest, volume plasma berkurang 8%-10%. Penelitian Vollman menyatakan bahwa kehilangan dari keseimbangan volume tersebut menjadi 15%-20% ,pada kondisi tirah baring minggu keempat. Dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan beban jantung, peningkatan masa istirahat dari denyut jantung dan penurunan volume curah jantung (Vollman, 2010).

Pada penelitiannya, vollman menunjukkan bahwa efek maksimal akan terlihat dalam 3 minggu bedrest/tirah baring, perubahan dari tidak berfungsinya baroreseptor dalam pengaturan otonom dan petukaran cairan bisa kemungkinan menjadi penyebab kerja otot jantung menjadi tidak baik. Dalam kondisi normal, kulit tidak dapat mentoleransi tekanan yang lama, oleh karena itu pasien yang immobilisasi dan yang bedrest mempunyai resiko besar terhadap terjadinya kerusakan kulit dan keterlambatan penyembuhan luka (Vollman, 2010).

(21)

5

rumah sakit (Olga, 2012). Rehabilitasi jantung merupakan program pemulihan untuk mempertahankan kualitas hidup pasien, dimana perawatan komprehensif secara terus menerus yang bertujuan untuk mencegah efek fisiologis dan psikologis dari penyakit jantung, dapat menurunkan resiko infark miokardium, mencegah terjadinya kematian mendadak, dapat mengurangi morbiditas, dan diharapkan bisa meningkatkan status psikososial penderita jantung setelah serangan. (Yusuf, 2008).

Pelaksanaan program rehabilitasi jantung scara komprehensif meliputi evaluasi kondisi pasien, pemantapan pengobatan, latihan fisik, pemulihan kondisi psikologis dan pendidikan pasien yang dilaksanakan oleh dokter, fisioterapis, perawat, psikolog, ahli gizi dan tenaga sosial. (Piotrowicz & Wolszakiewicz, 2008). Rehabilitasi jantung fase I merupakan pemulihan awal setelah terjadinya serangan fase akut yang dilaksanakan di ruang ICCU selama 2-3 hari, pada pasien infark tanpa adanya komplikasi, dan 5-7 hari pada pasien infark yang mempunyai komplikasi.

Adapun kegiatan rehabilitasi jantung fase I yaitu mengoptimalkan farmakoterapi, pencegahan terhadap immobilitas lanjut, meningkatkan kapasitas dan kondisi fisik, evaluasi status mental, menurunkan kecemasan, dll. Secara keseluruhan kegiatan rehabilitasi jantung fase I adalah menekankan pada latihan fisik awal diantaranya relaksasi, latihan nafas, menggerakkkan pergelangan kaki, tangan dan jari dan kegiatan fisik lain yang bisa dilakukan di TT, serta pendidikan kesehatan mengenai pengenalan penyakit, factor resiko dan pencegahan terhadap factor resiko sebagai pencegahan terjadinya infark berulang. (Piotrowicz & Wolszakiewicz, 2008).

(22)

6

Pemberian latihan fisik awal ini berkolaborasi dan harus diawasi oleh dokter yang merawat dan selama proses dilakukannya program latihan fisik awal tersebut berlangsung harus dilakukan pemantauan vital sign dan evaluasi rekam jantung (Piotrowicz & Wolszakiewicz, 2008).

Berdasarkan fenomena di atas dan bahwa di RSUD DR. Soedirman, di Ruang ICU-ICCU, Kebumen belum memilki fasilitas rehabilitasi jantung bagi pasien infark yang mengalami STEMI, dengan pentingnya program rehbilitasi jantung bagi pasien infark pos serangan tentunya program ini sangat dianjurkan sebagai program pencegahan sekunder terhadap komplikasi infark melalui program rehabilitasi jantung fase I. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Rehabilitasi Jantung Fase I Terhadap Perubahan Hemodinamik Pada Pasien STEMI di ruang ICU-ICCU RSUD Dr. Soedirman Kebumen”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya pada penelitian ini adalah “Adakah pengaruh rehabilitasi jantung fase 1 terhadap perubahan hemodinamik pada pasien STEMI di ruang ICU-ICCU RSUD Dr. Soedirman Kebumen “.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh rehabilitasi jantung fase 1 terhadap perubahan hemodinamik pada pasien STEMI di ruang ICU-ICCU RSUD Dr. Soedirman Kebumen.

2. Tujuan Khusus

(23)

7

b. Melihat pengaruh diberikannya rehabilitasi jantung fase 1 pada pasien STEMI terhadap perubahan hemodinamik pada kelompok intervensi dan kelompok control sebelum dilakukan intervensi rehabilitasi jantung fase 1.

c. Melihat pengaruh rehabilitasi jantung fase 1 pada pasien STEMI terhadap perubahan hemodinamik pada kelompok control dan intervensi setalah dilakukan rehabilitasi jantung fase 1.

d. Mengetahui perubahan hemodinamik jika dilakukan rehabilitasi jantung fase 1 pada pasien STEMI di ruang ICU-ICCU RSUD Dr. Soedirman kebumen.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Instansi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi tentang penerapan rehabilitasi jantung fase 1, sehingga dapat diidentifikasi kebutuhan pasien saat di rawat di ruang ICU-ICCU untuk mendapatkan rehabilitasi jantung fase 1. Penelitian ini juga diharapkan dapat sebagai kebijakan RS dalam membuat dan melaksanakan protap rehabilitasi jantung fase 1 terhadap pasien STEMI, dan dapat segera membentuk Tim Rehabiltasi Jantung di RS tersebut.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa kesehatan khususnya dalam ilmu keperawatan pada pasien STEMI dan meningkatkan pelayanan pada pasien kritis.

3. Bagi Profesi Keperawatan

(24)

8

E. Keaslian Penelitian

1. Akhmad Rifai dkk (2015) melakukan penelitian tentang “Perubahan status respirasi setelah dilakukan mobilisasi dini pasien infark miokard di ruang ICVCU RSUP Dr. Moewardi Surakarta”. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan pengaruh mobilisasi dini terhadap perubahan respirasi pada pasien infark miokard akut. Jenis penelitian ini Eksperimental dengan rancangan Randomized Pretest-Poosttest Control Grup Design.

Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan adalah membahas tentang pengaruh rehab jantung fase 1 terhadap perubahan hemodinmik, sedang perbedaannya adalah tempat penelitiannya dan diagnose medisnya, peneliti pada pasien STEMI sedang kan Akhmad Rifai pada pasien Infarkk Miokard akut.

2. Maria Fudji Hastuti (2014) melakukan penelitian tentang “pengaruh rehabilitasi jantung fase 1 terhadap kualitas hidup pasien infark miokard akut tanpa terapi reperfusi di ICCU Dr. Soedarso dan RSU Antonius Pontianak Kalimantan Barat”.tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh rehabilitasi jantung fase 1 terhadap kualitas hidup pasien infark miokard akut tanpa terapi reperfusi. Peneliti menggunakan metode Quasy Eksperimen desaign with pre-post test control grup.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

AHA. (2012). Heart Desease and stroke statistic. Dari http://ahajournal.org.com. Diperoleh pada tanggal 08 Juni 2014.

Alwi, I. (2008). Tata laksana Infark Miokard Akut dengan Elevasi ST. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbit FKUI Aufman, E., L. (2009). Rehabilitation Intervention and Health-Related Quality of

Life After Myocardial Infraction.

N, Aygul, (2009). Prevalence of risk factors of ST segmen elevation Myocardial infraction in Turkish patients Living in Central Anatolia.Anadolu Kardiyol Derg;9;3-9. Available from: URL:http://www.nlm.nih.gov.

Babu, A., S. Noone, M., S, Haneef, M., &Naryanan, S., M. (2010). Protocol-Guided Phase-1 Cardiac Rehabilitation in Patients with ST-Elevation Myocardial Infraction in A Rural Hospital. Heart Views: The Official Journal of the Gulf Heart Association, 11(2);52-6.

Bailon & Maglaya. (2008). Penatalaksanaan Stress. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

Badriyah, F., L. (2013). Latihan Fisik Terarah Penderita Post Sindrom Koroner Akut dalam Memperbaiki Otot Jantung. Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Binbrek, A., S & Rao, N., S. (2009). Erythropoitein to augment myocardial salvage induced by coronary thrombolysis in patients with ST segment elevation acute myocardial infraction.Am J Cardial,104:1035-1040.[PubMed].

Depkes. RI. (2006). Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Jantung Koroner : Fokus Sindrom Koroner Akut, Jakarta.

Depkes. RI. (2012). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI.

Dinas Kesehatan Kota Semarang. (2010). Profil Kesehatan Kota Semarang tahun (2010). Available from http;/dinkes-kotasmarang.go.id./. Update juli 2010, Cited September 2017.

Djohan, T., B., A. Patofisiologi dan Penatalaksanaan Penyakit Jantung Koroner. Available at; http;//library.usu.ac.id//download/fk/gizi-bahri8.pdf. Diambil 3 Februari 2010.

(26)

Edelberg, J., M & Reed, M.,J. (2003). Ageing an Angiogenesis, Frontiers Bioscience,8:199-209

Hastono, S.,P. (2016). Analisis Data Kesehatan. Depok, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Hidayat, A., A. (2009). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta :Salemba Medika

Huang, B. Yang, Y. Zhu, J. Liang, Y. & Tan, H. (2014). Clinical Characteristic and short-Term Outcomes in Patients with Elevated Admission Systolic Blood Pressure After Acute STElevation Myocardial Infraction: A

Population-Based Study. Bmjopen: (online),

http://bmjopen.bmj.com/content/4/6e005097. Full. Diakses tanggal 17 September 2015.

Hurd, R., Zieve., D & Ogilvie., I, U. S National Library of medicine.2014;Available from:URL:http://www.nlm.nih.gov.

Irene, E. (2006). Perubahan denyut nadi pada mahasiswa stelah aktifitas naik turun tangga.Semarang:FK Universitas Diponegoro.

KEMENKES, RI. (2011). Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan HCU dan ICU

diRumah Sakit.

Khairi, R. Abdurrahman, W. Ifa, H. (2014). Tekanan Darah Sistolik pada Kejadian Mortalitas Pasien STEMI Di RSUD Ulin Banjarmasin.

Kumar, Abbas, Fausto, & Mitchel. (2007). Robbin’s Basic Pathology. Elsevier Inc.

Kusuma, K., D. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan

Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian, Jakarta, Trans InfoMedia.

Kolansky, D., M. (2009). Acute coronary syndromes; morbidity, mortality, and Pharmacoeconomic burden, Am J Manag Care, vol.15

Leslie, D. (2011). Cardiovasculer Nursing Secret. St Louis, Missouri: Mosby Inc. Marchionni, N., F., et al ( 2008), “Improved Exercise tolerance and quality of life with cardiac rehabilitation of older patiens after myiocardial infraction: results of a randomized, controlled trial”. Circulation 107(17):2201.

Morris, P., E, Herridge, M., S.Early Intensive care unit Mobility:future directions.

Crif Care Clin,2007;23:97-110(PubMed).

(27)

NSTEMI. ORG.Available From :http://nstemi.org/

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan(2nd ed). Jakarta: Salemba Medika.

Olive. (2012). Cardiac Rehabilitation-Alive after Thirty five, (April 2012). Overbough, K., J. (2009). Acute Coronary Syndrome. AJN.May; 109(5).42-52 Olga, L., & Cortes. (2012). Early mobilisation for patients following acute

myocardiac infarction. A systematic review and meta-analysis of experimental studies.Eur J Public Health. 848–853

Oxford Heart Centre. (2009). Cardiac Rehabilitation Information booklet and personal Plan,1-79.

O’Gara, P., T. et al. (2013). ACCF/AHA Guidelline for the Management of ST-Elevation Myocardial Infraction. Journal of American College of Cardiology, ACCF/AHA;127.64p.

Piotrowicz, R & Wolszakiewicz, J. (2008). Cardiac Rehabilitation following myocardial infraction. Cardiology Journal, 15(5),481-7. Retrived from http;//www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18810728.

Jevons, P & Ewens, B. (2009). Pemantauan Pasien Kritis. (2nd ed) Jakarta:Erlangga medical Series.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia. (2015). Pedoman Tata laksana Sindrom Koroner Akut. Indonesia: Centra Communications Price, A., K. and Wilson, L., M. (2006). Patofisiologi Konsep dan Proses-proses

Penyakit Volume 1 Edisi 6. Jakarta:EGC

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta Radi, B., Joesoef, A., H. & Kusmana, D. (2009). Rehabilitasi Kardiovaskuler Di

Indonesia, 30(2),43-45.

Rahmanti, A. (2010). Mobilisasi Progresif terhadap perubahan Tekanan Darah Pasien di Intensive Care unit (ICU).

Riwiddikdo, H. (2009). Statistik Kesehatan, Mitra Cendika Press, Yogyakarta. Rihiantoro , T. (2008). Pengaruh Terapi Musik terhadap status hemodinamika

(28)

Rifai, A. (2015). Perubahan Status Respirasi setelah dilakukan Mobilisasi dini pasien Infark Miokard.

Saint Elizabeth’s Medical Center. (2012). Cardiac Rehabilitation

Sastroasmoro, (2008).Dasar –Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung Seto

Schurt, S., L. (2001). AACN Prosedure Manual for Critical care,Fourth Edition. W.B.Sounders.

Sylvia, A., Price, Lorraine., & M, Wilson, (1994). Patofisiologi-Konsep klinis proses-proses penyakit, Edisi 4,Penerbit Buku Kedokteran

EGC,Jakarta,528-556.

Sayehmiri, K., Sarokhani, D., Jahanihashemi, H., Sayehmiri, A., Sarokhani, M. T., Hemati Farajollah, et al. (2012). Prediction of Survival after Myocardial Infraction Using Killip Class. International Journal of Clinal Medicine.

Sudoyo, A., W. Setiyo Hadi B, Alwi., I. Simadibrata, M., & Setiati, S. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2009

Sugiyono. (2009). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND.

Bandung: Alfabeta.

Supranto , J. ( 2000). Statistik Teori dan Aplikasi. Jilid 1. Edisi 6. Erlangga :Jakarta

Suharyadi & Purwanto. (2009). Statistika untuk ekonomi dan keuangan modern.Jakarta:Salemba Empat.

Smeltzer, Bare, G. B., Janice, L. H, & Kerry, H. C. (2010). Textbook of Medical-Surgical Nursing. Twelth Edition. Philadelphia: WoltersKliwer health/Lippincott Williams & Wilkins.

Syifa, Z. (2014). Pengaruh Mobilisasi Progresif Level 1 Terhadap Resiko

Dekubitus dan Perubahan Saturasi Oksigen pada Pasien Kritis Terpasang Ventilator di Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Tesis.

Semarang:Universitas Diponegoro,Pascasarjana;2014.

Tedjasukmana, D. (2010). Rehabilitasi jantung. Diakses pada 22 September 2017 dari http://kesehatan.kompasiana.com

Vollman, K., M. ( 2010). Introduction to Progressive mobility. Crtical Care Nurse

Warnica, J., W. Overview of Acute Coronary Syndrome (ACS) (UnstableAngina;

(29)

Inc; Oct 17. Available from:

http://www.msdmanuals.com/professional/cardiovascular- disorders/coronary-artery-desease/overview-of-acute-coronary-syndromes-acs.

Wilkinson, Judith, M. dan Nancy, R., Ahem. (2009). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi 8. EGC: Jakarta.

World Health Organization, (2000). Mortality Country Fact Sheet.

(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)

PENJELASAN PENELITIAN

(INFORMED)

Assalamu’alaikumWr. Wb

Saya yang bertandatangan di bawah ini adalah Mahasiswa Program Study S1 Keperawatan STIKES Muhammaddiyah Gombong :

Nama : Citra Listyaningrum

NIM : A21601428

Judul : “Pengaruh Rehabilitasi Jantung Fase 1 Terhadap Perubahan

Hemodinamik Pada Pasien Stemi Di Ruang ICU-ICCU RSUD Dr. Soedirman Kebumen”.

Untuk tujuan atau maksud tersebut saya akan mengumpulkan data dari saudara dan dengan kerendahan hati saya meminta anda menjadi responden untuk mengisi kuisioner yang akan saya bagikan.

Prosedur penelitian ini tidak akan merugikan atau menimbulkan resiko kepada responden. Kerahasiaan semua tindakan yang telah dilakukanakan dijaga dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila ada pertanyaan atau kurang penjelasan, anda dapat menghubungi saya di nomor 085729653548

atau email lilsningrum87@gmail.com atau di tempat saya menempuh jenjang S1

Keperawatan di STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG dengan alamat Jl. Yos Sudarso No 461 Telp (0287) 472433, 473750. Berikut ini saya jelaskan beberapa hal terkait dengan penelitian yang akan dilakukan :

1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh tindakan Rehabilitasi jantung fase I terhadap perubahan hemodinamik pada pasien STEMI di ruang ICU-ICCU RSUD Dr. Soedirman Kebumen. 2. Jenis rancangan penelitiannya adalah quasi eksperimen dengan pendekatan

(36)

3. Manfaat penelitian ini secara umum dan garis besar adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan, menambah pemahaman baru dan dapat memberikan gambaran serta informasi tentang rehabiltasi jantung fase 1 terhadap perubahan hemodinamik pada pasien STEMI khususnya. 4. Penelitian ini melibatkan pasien STEMI yang sedang dirawat di ruang

ICU-ICCU RSUD Dr. Soedirman Kebumen yang sesuai dengan kriterian inklusi dan eksklusi serta pasien STEMI yang bebas nyeri 2x24 jam. Penelitian ini akan dilakukan pada periode bulan Desember 2017- bulan Januari 2018, dengan pelaksanaan intervensi atau tindakan rehabilitasi jantung fase 1 selama 5 menit pada level 1 dan 1 jam pada level 2.

5. Sedangkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi :

a. Data kegiatan rehabilitasi jantung fase 1 pada level 1 dan 2 yaitu : latihan nafas dalam, mobilisasi miring kanan dan kiri, pergerakkan sendi tangan dan kaki, duduk dan makan sendiri, serta tolitet training di tempat tidur.

b. Data hemodinamik pasien, yaitu : Tensi Darah, Nadi, Respirasi, Pulses Oxymetri.

6. Berkaitan dengan hal tersebut yaitu penelitian ini, maka peneliti mengharapkan partisipasi bapak/ibu/sudara/saudari dalam penelitian ini, agar berkenan menjadi responden.

(37)

8. Melalui penjelasan penelitian ini, saya mengharapkan partisipasi bapak/ibu/saudara/I, agar berkenan menjadi responden. Demikian saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warohmatulloh wabarokatuh.

Kebumen, 2017

Peneliti ,

(38)

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(CONSENT)

Setelah membaca dan memahami penjelasan penelitian serta informasi yang diberikan oleh peneliti serta mengetahui tujuan dan manfaat penelitian, maka dengan ini saya secara sukarela bersedia untuk ikut serta atau berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh:

Nama : Citra Listyaningrum

NIM : A21601428

Judul : “Pengaruh Rehabilitasi Jantung Fase 1 Terhadap

Perubahan Hemodinamik Pada Pasien Stemi Di Ruang ICC-ICCU RSUD Dr. Soedirman Kebumen”.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama (Initial) : ………..

Alamat : ……….

Jenis kelamin : ……….

Usia : ………

Pendidikan : ……….

(39)

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dari siapapun.

Kebumen, ………2017

Saksi , Yang menyatakan,

(40)

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI ASISTEN PENELITI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : ………. Umur : ….. tahun

Alamat : ………. Pekerjaan : Perawat Ruang ICU-ICCU di RSUD Dr. Soedirman Kebumen Pendidikan : ………

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya bersedia menjadi asisten peneliti Saudari Citra Listyaningrum, mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong dalam penelitiannya yang berjudul ” Pengaruh Rehabilitasi Jantung Fase 1 Terhadap Perubahan Hemodinamik Pada Pasien STEMI di Ruang ICU/ICCU RSUD Dr. Soedirman Kebumen.”

Sebagai konsekwensi logis kesediaan saya berpartisipasi menjadi asisten peneliti, maka saya bersedia mentaati seluruh prosedur penelitian yang sudah dijelaskan oleh peneliti.

Demikian pernyataan kesediaan saya menjadi asisten peneliti.

Kebumen,…………. 2017

(41)

LEMBAR OBSERVASI STATUS HEMODINAMIK Inisial Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : Diagnosa Medis :

Program latihan fisik rehabilitasi pada pasien jantung bertujuan untuk mengoptimalkan kapasitas fisik tubuh, sehingga membantu pasien untuk kembali beraktivitas fisik seperti sebelum mengalami serangan jantung. Program latihan fisik atau rehabilitasi jantung ini akan dilakukan kepada responden selama 2 x dalam sehari yaitu pada pagi hari dan siang hari tepatnya saat makan siang kemudian dicatat perubahan TD, Nadi, RR dan Pulses Oxymetri (Sp 02). Pada respoden dengan keadaan seperti angina yang tidak stabil, tekanan darah sistolik saat istirahat > 200 mmHg atau diastolic istirahat > 100 mmHg peneliti tidak akan melakukan pre test maupun pre test kepada responden tersebut.

(42)

LEMBAR OBSERVASI

kegiatan Keterangan Kegiatan latihan Ya Tidak

1. Level I

Duduk (1-2 jam/hari) dan makan sendiri

Relaksasi : latihan nafas

(43)

ekstremitas atas (lima kali gerakan)

Level III Dilakukan

di ruang perawatan

atau bangsal atau bisa di

ruang ICU/ICCU

Hari ke tiga sampai hari ke lima

Level 3a

Berjalan-berdiri dengan ekstremitas bawah fleksi (lima kali gerakan)

Melangkah-berdiri dengan pinggul dan lutut fleksi (lima kali gerakan,tiga kali sehari)

Berjalan disamping TT (tiga kali sehari)

Level 3b

Berdiri membungkuk-siku berputar-putar

(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)

T-Test

Notes

Output Created Comments

Input Data D:\2017\ \hasil\REVISI\DATASET

ANALISIS PBIVARAIT REV.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 16

Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each analysis are based

on the cases with no missing or out-of-range data for any variable in the analysis.

Resources Processor Time 0:00:00.016

Elapsed Time 0:00:00.014

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Tekanan Darah Sistole Post

Kelp Intervensi 156.81 16 6.676 1.669

Tekanan Darah Sistole Post

Kelp Kontrol 117.19 16 14.589 3.647

Pair 2 Tekanan Darah Diastole Post

Kelp Intervensi 90.19 16 10.464 2.616

Tekanan Darah Diastole Post

(53)

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Tekanan Darah Sistole Post

Kelp Intervensi & Tekanan Darah Sistole Post Kelp Kontrol

16 .153 .571

Pair 2 Tekanan Darah Diastole Post

Kelp Intervensi & Tekanan Darah Diastole Post Kelp Kontrol

16 .575 .020

Pair 3 Nadi Post Kelp Intervensi &

Nadi Post Kelp Kontrol 16 -.016 .954

Pair 4 RR Post Kelp Intervensi &

RR Post Kelp Konrol 16 -.264 .323

Pair 5 SpO2 Post Kelp Kontrol &

SpO2 Post Kelp Kontrol 16 .861 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

95% Confidence Interval of the Difference

Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper

Pair 1 Tekanan Darah Sistole Post

Kelp Intervensi - Tekanan Darah Sistole Post Kelp Kontrol

39.625 15.086 3.771 31.586 47.664 10.507 15 .000

Pair 2 Tekanan Darah Diastole Post

Kelp Intervensi - Tekanan Darah Diastole Post Kelp Kontrol

10.375 8.563 2.141 5.812 14.938 4.847 15 .000

Pair 3 Nadi Post Kelp Intervensi -

Nadi Post Kelp Kontrol 21.688 8.114 2.028 17.364 26.011 10.692 15 .000

Pair 4 RR Post Kelp Intervensi - RR

Post Kelp Konrol 9.375 4.787 1.197 6.824 11.926 7.833 15 .000

Pair 5 SpO2 Post Kelp Kontrol -

(54)
(55)

T-Test

Notes Output Created Comments

Input Data D:\2017\ \hasil\dataset kelompok

intervensi.sav

Active Dataset DataSet3

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 16

Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each analysis are based

on the cases with no missing or out-of-range data for any variable in the analysis.

Syntax T-TEST PAIRS=TdSistolePre

TdDiastolePre NadiPre RRPre

Resources Processor Time 0:00:00.015

Elapsed Time 0:00:00.016

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Tekanan Darah Sistole Pre 122.94 16 14.177 3.544

Tekanan Darah Sistole Post 156.81 16 6.676 1.669

Pair 2 Tekanan Darah Diastole Pre 78.75 16 8.851 2.213

Tekanan Darah Diastole Post 90.19 16 10.464 2.616

(56)

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Tekanan Darah Sistole Pre & Tekanan Darah Sistole Post

16 .579 .019

Pair 2 Tekanan Darah Diastole Pre & Tekanan Darah Diastole Post

16 -.153 .572

Pair 3 Nadi Pre & Nadi Post 16 -.048 .861

Pair 4 RR Pre & RR Post 16 -.337 .201

Pair 5 SpO2 Pre & SpO2 Post 16 .784 .000

Paired Samples Test Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

95% Confidence Interval of the Difference

Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper

Pair 1 Tekanan Darah Sistole Pre

- Tekanan Darah Sistole Post -33.875 11.661 2.915 -40.089 -27.661 -11.620 15 .000

Pair 2 Tekanan Darah Diastole Pre - Tekanan Darah Diastole Post

-11.438 14.701 3.675 -19.271 -3.604 -3.112 15 .007

Pair 3 Nadi Pre - Nadi Post -22.813 7.521 1.880 -26.820 -18.805 -12.133 15 .000

Pair 4 RR Pre - RR Post -10.000 3.916 .979 -12.087 -7.913 -10.215 15 .000

(57)

T-Test

Notes

Output Created Comments

Input Data D:\2017\ \hasil\FIX\daataset kelp

kontrol.sav

Active Dataset DataSet2

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 16

Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each analysis are based

on the cases with no missing or out-of-range data for any variable in the analysis.

Syntax T-TEST PAIRS=TdSistolePre

TdDiastolePre NadiPre RRPre

Resources Processor Time 0:00:00.000

Elapsed Time 0:00:00.000

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Tekanan Darah Sistole Pre 117.19 16 14.874 3.718

Tekanan Darah Sistole Post 117.19 16 14.589 3.647

(58)

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Tekanan Darah Sistole Pre

& Tekanan Darah Sistole Post

16 .997 .000

Pair 2 Tekanan Darah Diastole Pre

& Tekanan Darah Diastole Post

16 -.280 .293

Pair 3 Nadi Pre & Nadi Post 16 .865 .000

Pair 4 RR Pre & RR Post 16 .643 .007

Pair 5 SpO2 Pre & SpO2 Post 16 .645 .007

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

95% Confidence Interval of the Difference

Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper

Pair 1 Tekanan Darah Sistole Pre

- Tekanan Darah Sistole Post .000 1.211 .303 -.645 .645 .000 15 1.000

Pair 2 Tekanan Darah Diastole Pre

- Tekanan Darah Diastole Post

-1.063 12.069 3.017 -7.494 5.369 -.352 15 .730

Pair 3 Nadi Pre - Nadi Post -1.125 3.481 .870 -2.980 .730 -1.293 15 .216

Pair 4 RR Pre - RR Post -.625 2.500 .625 -1.957 .707 -1.000 15 .333

(59)
(60)
(61)
(62)
(63)

Gambar

Tabel 4.5 Pengaruh rehabilitasi jantung fase 1 pada pasien STEMI terhadap
Gambar 3.1 Rumus Uji Paired T-Test....................................................................43

Referensi

Dokumen terkait

Jesus clearly taught, and the disciples clearly understood, that eternal life, being saved and entering the Kingdom of God are all synonymous?. In the same passage

Sistem ini digunakan untuk mengolah data transaksi koperasi yang disimpan dalam database server koperasi dan dapat diakses oleh user melalui aplikasi client.. Aplikasi

Dengan cara ini maka content yang ada di web site akan otomatis diperbaharui oleh script- script tertentu yang dibuat khusus untuk membuat data-data yang

Judul Tugas Akhir : Basis Akuntansi Pemerintahan di Indonesia: Kualitas Informasi Akuntansi dan Kebermanfaatan Bagi Pengambilan Keputusan (Studi Kasus pada Pemerintah

Martin (2002) : Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan

Yaitu program yang digunakan untuk menerjemahkan instruksi-instruksi yang ditulis dalam bahasa pemrograman ke dalam bahasa mesin agar dapat dimengerti komputer.. Perangkat

Jika host A megirim dua paket berurutan ke host B pada sebuah jaringan paket datagram, jaringan tidak dapat menjamin bahwa kedua paket tersebut akan dikirim bersamaan, kenyataannya

Berkat kasih, pertolongan, dan kehendak-Nyalah penulis dapat menyusun dan menyelesaikan penulisan laporan skripsi yang berjudul “Produk Tempe Kacang Tanah “Plus” :