ANALISIS KESALAHAN BAHASA INDONESIA PADA ESAI
MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA: SEBUAH KAJIAN EJAAN, DIKSI, DAN STRUKTUR
Ni Km. Ayu Sartika Dewi, I Wyn. Rasna, I Nym. Seloka Sudiara
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail:
{ayusartika_dewix@yahoo.com, wayan.rasna@undiksha.ac.id,
seloka_sudiara@yahoo.co.id}@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif dengan tujuan memaparkan (1) kesalahan ejaan bahasa Indonesia dalam esai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, (2) kesalahan diksi bahasa Indonesia dalam esai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan (3) kesalahan struktur bahasa Indonesia dalam esai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Subjek penelitian ini adalah esai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Objek penelitian ini adalah kesalahan penggunaan bahasa Indonesia dalam esai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang meliputi aspek ejaan, diksi, dan struktur. Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 35 jenis pemakaian ejaan, kesalahan yang ditemukan adalah sebanyak 45,71%. Kesalahan yang paling banyak ditemukan adalah kesalahan pemakaian tanda koma, kemudian kesalahan pemakaian huruf kapital, penulisan kata depan di, ke, dari, unsur serapan, kata dasar, kata turunan, pemakaian tanda pisah, pemakaian huruf miring, penulisan partikel pun, penulisan lambang bilangan, pemakaian tanda titik, tanda hubung, tanda titik koma, tanda tanya, tanda seru, dan tanda petik. Sementara itu, dari sembilan jenis penggunaan diksi, kesalahan yang ditemukan sebanyak 66,66%. Kesalahan diksi yang paling banyak ditemukan adalah pemakaian kata yang salah, lalu, penggunaan kata bersinonim, kata depan, ungkapan penghubung, idiom, dan unsur bahasa sehari-hari. Selanjutnya, dari sembilan jenis kesalahan struktur, kesalahan yang ditemukan adalah sebanyak 77,78%. Kesalahan struktur yang paling banyak ditemukan adalah kesalahan keterpaduan kalimat, lalu, kesalahan keutuhan, keringkasan, dan keterpusatan perhatian kalimat. Kesalahan selanjutnya adalah pengimbuhan kata, hukum MD, hukum DM. Kesalahan-kesalahan yang ditemukan cenderung diulang-ulang, bahkan pengulangannya lebih daripada dua kali.
Kata kunci: kesalahan, bahasa Indonesia, esai Abstract
This research used descriptive qualitative research design with the aim of exposing (1) Indonesian spelling errors in undergraduate students’ essay of Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, (2) Indonesian diction errors in undergraduate students’ essay of Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, and (3) Indonesian structure errors in undergraduate students’ essay of Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. The subject of this research is the essay made by undergraduate student of Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. The object of this research is the errors in the use of Indonesian language in undergraduate students’ essay of Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia included some aspects such as spelling, diction, and structure. The
▸ Baca selengkapnya: struktur kritik dan esai
(2)method which was used to obtain data is documentation method. The result of this study showed that from the 35 types of spelling errors, it is found as much as 45.71%. The most frequent errors found in the use of Indonesian spelling is errors in the use of coma, the use of capital letter, the use of preposition di, ke, dari, unsur serapan, root, derivative word, the use of dashes, the use of italic word, the use of particle pun, number writing, the use of full stop, conjunctive symbol, semicolon, question mark, exclamation mark, and quotation mark. Meanwhile, from the nine of diction errors, it is found as much as 66,66%. Indonesian diction errors which are most commonly found is the use of the wrong word, followed by a synonymous word usage errors, preposition, conjunctive expression, idioms, and elements of everyday language. Furthermore, of the nine types of structural errors, mistakes found are as much as 77.78%. Error in Indonesian structure most commonly found is a sentence alignment error, followed by an integrity error, conciseness, and the centering attention of sentence. The other errors is affixation, the rule of MD, the rule of DM. Those errors found attend to occur repeatedly, even more than twice.
Key word: error, Indonesian, essay
PENDAHULUAN
“Bahasa menunjukkan bangsa.”
Pepatah tersebut dapat menggambarkan kedudukan bahasa dalam suatu bangsa, tidak terkecuali bahasa Indonesia. Sudiara (2006: 128) menyatakan, “Bahasa Indone-sia merupakan salah satu sarana peng-ungkapan diri bagi bangsa Indonesia yang ingin menampilkan diri sebagai bangsa yang beridentitas, beradab, dan berkepri-badian”. Hal itu berarti bahwa melalui bahasa Indonesia, bangsa Indonesia menyatakan peradaban, identitas, dan kepribadiannya. Oleh karena itu, dapatlah dibayangkan betapa pentingnya peran bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia.
Pentingnya peran bahasa Indonesia
tersebut tidak serta-merta membuat
masyarakat mau menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Padahal, sudah jelas diketahui bahwa bahasa Indonesia memiliki aturan dan kaidah yang telah ditetapkan dalam penggunaannya. Hal ini tentu menguatkan anggapan
bahwa bahasa Indonesia hanya
digunakan sebagai alat komunikasi
semata. Jika bahasa Indonesia hanya dipandang sebagai alat komunikasi, tidak heran banyak masyarakat yang menutup mata akan kaidah dan aturan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tidak terkecuali mereka yang berstatus sebagai mahasiswa.
Namun, masalahnya adalah
bagaimana jika mahasiswa tersebut
adalah mahasiswa yang mengambil
program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia sebagai mayornya? Pada kenyataannya, jangankan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, pemahaman mengenai bahasa Indonesia yang baik dan benar saja belum diketahui oleh sebagian besar mahasiswa, terutama yang masih berada di semester kecil. Salah satu fakta yang tidak bisa dimungkiri adalah masih ada mahasiswa yang beranggapan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai EYD (Ejaan yang Disempurnakan).
Menurut Sudiara (2006: 112),
pemakaian bahasa Indonesia dengan baik dan benar adalah penggunaan yang sesuai dengan fungsi dan situasinya. Sementara itu, menurut Effendi (1995: 3), bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang sopan, yang santun, dan yang tidak bercampur aduk dengan kata-kata asing atau dialek. Sementara itu, bahasa Indonesia yang
benar menurutnya adalah bahasa
Indonesia yang penggunaannya mematuhi aturan atau kaidah tata bahasa Indonesia dan ejaan bahasa Indonesia yang resmi. Jadi, pada intinya, bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan situasi pemakaian dan memenuhi kaidah-kaidah kebahasaannya.
Bahasa Indonesia yang baik dan benar identik dengan bahasa Indonesia baku. Bahasa baku ialah bahasa yang
digunakan oleh masyarakat yang paling luas pengaruhnya dan paling besar wibawanya (Sumadiria, 2010: 7). Bahasa baku digunakan dalam situasi resmi, baik lisan maupun tertulis. Bahasa tertulis yang bersifat resmi digunakan dalam surat-menyurat resmi, menulis laporan resmi, buku pelajaran, karangan ilmiah (artikel, makalah, skripsi, dan disertasi) dan menulis undang-undang. Bahkan, esai yang ditulis oleh mahasiswa pun seha-rusnya menggunakan bahasa tertulis yang bersifat resmi.
Dalam berbahasa, hampir setiap orang pernah membuat kesalahan-kesa-lahan atau penyimpangan-penyimpangan. Penyimpangan-penyimpangan itu dapat dianggap sebagai usaha belajar apabila seseorang mau memahami kesalahan-kesalahan itu dan mau memanfaatkannya sebagai umpan balik dalam rangka
meningkatkan kualitas berbahasanya
(Suandi, 1988: 1). Jika dianalogikan, ke-salahan berbahasa memiliki hubungan yang sangat erat dengan pengajaran bahasa. Seperti yang dikatakan oleh Tarigan (1988: 67), hubungan antara kesalahan berbahasa dan pengajaran
bahasa dapat diibaratkan sebagai
hubungan antara air dan ikan.
Dalam konteks formal, sebagai mahasiswa yang notabene adalah individu berpendidikan, seharusnya, mahasiswa mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dalam ragam tulis maupun lisan. Apalagi, mahasiswa yang memilih prodi bahasa Indonesia, yang sudah barang tentu mengemban tanggung jawab terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun, pada kenyataannya, banyak tulisan mahasiswa, baik yang berupa esai, makalah, karya ilmiah, ataupun skripsi
yang masih mengandung kesalahan
dalam penulisannya. Terkait dengan hal tersebut, ada beberapa kesalahan yang
sering ditemukan dalam tulisan
mahasiswa, di antaranya adalah
kesalahan dari segi ejaan, diksi, dan struktur.
Ketiga aspek itu menjadi hal yang penting untuk diperhatikan oleh seorang
mahasiswa ketika menulis. Namun,
sebagian besar mahasiswa cenderung
kurang menyadari dan menganggap
kaidah-kaidah bahasa Indonesia baku tidak terlalu penting untuk diperhatikan. Mereka menganggap bahwa keterampilan berbahasa Indonesia yang mereka miliki sudah maksimal. Padahal, pada
kenya-taannya, masih banyak mahasiswa
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia belum mampu menerapkan kaidah-kaidah penggunaan bahasa Indo-nesia yang baik dan benar dalam tulisan mereka. Hal ini dibuktikan dari data awal yang peneliti dapatkan pada esai yang ditulis oleh mahasiswa Jurusan Pen-didikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Data yang peneliti temukan pada salah satu esai mahasiswa Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
menunjukkan adanya kesalahan bahasa dari segi ejaan, diksi, dan struktur.
Data yang peneliti temukan pada salah satu esai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menunjukkan adanya kesalahan bahasa dari segi ejaan, diksi, dan struktur. Salah satu kesalahan dari segi ejaan adalah kesalahan penulisan kata yang terdapat dalam penggalan kalimat “Informasi yang diperoleh, di analisis, kemudian di rubah atau ditransformasikan kedalam bentuk
yang lebih abstrak…”. Dalam penggalan
kalimat tersebut, terdapat kesalahan
penulisan kata yang terletak pada
penulisan kata turunan di analisis dan di
ubah yang seharusnya dirangkai, dan
penulisan kata depan ke pada kedalam
yang seharusnya dipisah. Selain itu, kesalahan ejaan juga terletak pada pemakaian huruf dalam kata rubah yang seharusnya ditulis ubah. Sementara itu, kesalahan diksi yang peneliti temukan pada data awal terdapat dalam kalimat
“Semua orang tau bahwa mahasiswa
adalah generasi penerus bangsa”. Dalam
data tersebut, kesalahan diksi terletak pada pemakaian unsur bahasa sehari-hari pada kata tau. Padahal, kata yang baku adalah tahu. Kesalahan struktur yang peneliti temukan pada data awal terdapat
dalam kalimat “Sehingga mahasiswa
dapat dikatakan (seharusnya) memiliki
idealisme.” Data tersebut merupakan
sebuah kalimat pragmentaris yang tidak jelas unsur subjek dan predikatnya.
Padahal, subjek dan predikat adalah unsur wajib dalam kalimat (Sudiara, 2008: 23).
Adapun hal-hal yang menjadi
pertimbangan dalam pemilihan esai maha-siswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia sebagai subjek
penelitian adalah karena esai tersebut merupakan esai yang lolos dalam lomba esai yang diadakan untuk kali pertama di lingkungan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha. Jadi, sudah jelas bahwa penulis esai tersebut
adalah mahasiswa dari Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, rasanya kurang pantas kalau dalam esai yang ditulis masih ditemukan banyak kesalahan penggunaan ejaan, diksi, dan struktur bahasa Indonesia. Dalam hal ini, esai yang dianalisis dapat digolongkan ke
dalam esai formal. Jadi, dalam
penulisannya, tentu harus menggunakan ragam bahasa tulis yang bersifat resmi. Oleh karena itu, penulisan esai wajib menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Penelitian tentang analisis
kesalahan bahasa pada esai mahasiswa belum pernah dilakukan, meskipun ada penelitian yang serupa tentang analisis
berbahasa yang dilaksanakan oleh
beberapa peneliti lainnya. Penelitian sejenis mengenai analisis kesalahan berbahasa Indonesia yang sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Luh Eka Wijayanti berjudul “Kesalahan Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah Siswa Kelas
XI IA SMAN 1 Sawan”. Selain itu,
penelitian sejenis juga dilakukan oleh Ni Luh Nanik Pebriana dengan judul “Analisis Kesalahan Struktur Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Marga”.
Penelitian yang peneliti laksanakan berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Luh Eka Wijayanti dan Ni Luh Nanik Pebriana. Penelitian yang dilakukan oleh Luh Eka Wijayanti dan Ni Luh Nanik Pebriana masih menjadikan tulisan siswa sebagai subjek penelitiannya. Kedua peneliti ini menganalisis kesalahan bahasa pada karangan siswa. Namun, belum ada peneliti yang mencoba untuk meneliti atau
menganalisis kesalahan bahasa Indonesia
pada esai mahasiswa. Selama ini,
penelitian yang dilakukan hanya mencoba
untuk mendeskripsikan kesalahan
berbahasa Indonesia di kalangan siswa. Akan tetapi, pada penelitian ini, peneliti mencoba menganalisis kesalahan bahasa pada karangan mahasiswa, khususnya
esai mahasiswa Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia.
Penelitian yang peneliti lakukan ini
adalah mencoba mendeskripsikan
kesalahan bahasa Indonesia pada esai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang ditinjau dari aspek ejaan, diksi, dan struktur. Melalui penelitian yang peneliti lakukan, pembaca dapat mengetahui kesalahan bahasa Indonesia pada esai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang ditinjau dari aspek ejaan, diksi, dan struktur yang disertai dengan perba-ikannya. Ada tiga hal yang menjadi fokus utama dalam analisis kesalahan bahasa Indonesia pada esai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang ditinjau dari aspek ejaan, diksi, dan struktur. Hal-hal tersebut adalah (1) apa
yang salah, (2) mengapa salah, dan (3)
bagaimana perbaikannya.
Analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, penjelasan
kesalahan tersebut, pengklasifikasian
kesalahan berdasarkan penyebabnya,
serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu (Ellis dalam Tarigan, 1988: 68). Bertalian dengan hal tersebut dan sesuai dengan data awal yang peneliti peroleh, pada penelitian ini, peneliti akan mengaji kesalahan bahasa Indonesia pada esai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang ditinjau dari aspek ejaan, diksi, dan
struktur. Penelitian ini bertujuan
mengetahui kesalahan penggunaan ejaan, diksi, dan struktur bahasa Indonesia
dalam esai mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan berupa
dan benar di kalangan mahasiswa, khususnya dalam penulisan esai.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini membahas tentang (1) kesalahan ejaan bahasa Indonesia dalam esai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, (2) kesalahan diksi bahasa Indonesia dalam esai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
dan (3) kesalahan struktur bahasa
Indonesia dalam esai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sejalan dengan masalah itu, penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan kesalahan bahasa Indonesia pada esai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang ditinjau dari aspek ejaan, (2) mendeskripsikan kesalahan bahasa Indonesia pada esai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang ditinjau dari aspek diksi, dan (3)
mendeskripsikan kesalahan bahasa
Indonesia pada esai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang ditinjau dari aspek struktur.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun secara praktis bagi pihak-pihak terkait. Secara teoretis, hasil penelitian ini
diharapkan dapat menunjang dan
memberikan sumbangan bagi
perkembangan, pengembangan, dan
pengetahuan dalam bidang kebahasaan, terutama dalam bidang ejaan, diksi, dan struktur.
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang ada di bawah ini. a. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan masukan, motivasi, dan evaluasi diri setelah
mengetahui kesalahan-kesalahan
penggunaan bahasa Indonesia yang telah dilakukan sehingga tidak lagi mengulangi kesalahan tersebut.
b. Bagi pengajar, baik dosen maupun guru, hasil penelitian ini akan menjadi masukan untuk lebih peka dan lebih
serius dalam mengoreksi atau
membetulkan (memperbaiki) kesalahan
berbahasa Indonesia mahasiswa
ataupun siswa.
c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini memberikan pengalaman yang sangat
bermanfaat. Sebagai seorang
mahasiswa sekaligus calon guru
bahasa Indonesia (yang
digugu/dipercaya dan ditiru), peneliti dapat mengetahui penggunaan ejaan, diksi, dan struktur bahasa Indonesia yang benar sehingga bisa menjadi
contoh yang patut ditiru oleh
mahasiswa lain dan siswa ketika kelak telah menjadi seorang guru.
d. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi jika melakukan penelitian yang sejenis. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan data yang
berka-itan dengan kesalahan-kesalahan
pemakaian bahasa Indonesia pada esai mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti
merancang metode penelitian yang
meliputi (1) rancangan penelitian, (2) subjek dan objek penelitian, (3) metode dan instrumen pengumpulan data, dan (4) analisis data. Subjek penelitian ini adalah
esai mahasiswa Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha. Objek penelitian ini adalah kesalahan bahasa Indonesia yang ditinjau dari aspek ejaan, diksi, dan struktur.
Penelitian deskriptif kualitatif ini digunakan untuk mendeskripsikan data berupa kesalahan bahasa Indonesia yang ditinjau dari aspek ejaan, diksi, dan
struktur. Penelitian ini menggunakan
metode dokumentasi dengan instrumen penelitiannya adalah peneliti sendiri.
Setelah terkumpul, selanjutnya, data
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data. Teknik analisis data ini
adalah langkah terpenting untuk
mendapatkan jawaban dari masalah yang ingin dipecahkan. Data penelitian ini disajikan secara deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah suatu teknik dalam menganalisis data dengan tidak menggunakan model matematika, statistik dan ekonometrik, tetapi dengan
cara mendeskripsikan atau
menginterpretasikan data yang diperoleh dari penelitian dengan menggunakan
kata-kata. Dalam penelitian ini, kesalahan bahasa Indonesia yang ditinjau dari aspek ejaan, diksi, dan struktur dianalisis menggunakan analisisis data deskriptif kualitatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis data,
kesalahan bidang ejaan yang ditemukan
dalam esai mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia meliputi kesalahan penulisan huruf kapital, penulisan huruf miring, penulisan kata dasar, penulisan kata turunan, penulisan kata depan, penulisan partikel ‘pun’, penulisan angka dan lambang bilangan, penulisan kata serapan, pemakaian tanda titik, pemakaian tanda koma, pemakaian
tanda titik koma, pemakaian tanda
hubung, pemakaian tanda pisah,
pemakaian tanda tanya, pemakaian tanda seru, dan pemakaian tanda petik.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 35 jenis pemakaian ejaan,
kesalahan yang ditemukan adalah
sebanyak 45,71%. Jika
kesalahan-kesalahan tersebut diperingkatkan, jadilah kesalahan ejaan yang paling banyak terdapat pada pemakaian tanda koma,
kemudian dikuti oleh kesalahan
pemakaian huruf kapital, penulisan kata depan di, ke, dari, penulisan unsur serapan, penulisan kata dasar, penulisan kata turunan, pemakaian tanda pisah, pemakaian huruf miring, penulisan partikel
pun, penulisan lambang bilangan,
pemakaian tanda titik, dan pemakaian tanda hubung. Sementara itu, kesalahan ejaan yang paling sedikit terdapat pada pemakaian tanda titik koma, tanda tanya, tanda seru, dan tanda petik yang hanya terdiri atas satu kesalahan.
Kesalahan pemakaian tanda koma
yang ditemukan berkaitan dengan
pemakaian tanda koma yang dipakai di antara unsur-unsur perincian, pemakaian tanda koma di antara kalimat setara satu dan kalimat setara yang lain yang didahului dengan kata tetapi, pemakaian tanda koma di belakang ungkapan penghubung antarkalimat yang berada pada awal kalimat, pemakaian tanda koma di belakang keterangan yang terdapat
pada awal kalimat, pemakaian tanda koma untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya, pemakaian tanda koma untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat,
pemakaian tanda koma untuk
memisahkan kata seru ya, dan pemakaian tanda koma untuk mengapit keterangan tambahan.
Setelah kesalahan pemakaian
tanda koma, kesalahan selanjutnya adalah pemakaian huruf kapital. Berdasarkan hasil penelitian, kesalahan pemakaian huruf kapital berkaitan dengan huruf
kapital yang dipakai sebagai huruf
pertama kata awal kalimat, huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung, huruf kapital yang tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, huruf kapital yang dipakai sebagai huruf awal nama diri geografi, huruf kapital yang dipakai dalam akronim nama diri yang berupa gabungan atas huruf awal unsur-unsur nama diri, huruf
kapital yang dipakai sebagai huruf
pertama kata sapaan yang diikuti nama orang, dan huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama kata yang berada di tengah kalimat.
Kesalahan ketiga terbanyak adalah kesalahan penulisan kata depan. Dalam hal ini, kesalahan yang paling banyak ditemukan adalah kesalahan pemakaian kata depan di yang dirangkaikan dengan kata yang mengikutinya. Berdasarkan hasil penelitian, kesalahan penulisan kata depan di yang dirangkaikan dengan kata yang mengikutinya berkaitan dengan kesalahan penulisan kata turunan dengan awalan di-. Bertalian dengan hal tersebut,
hasil penelitian menunjukkan bahwa
masih ada kekeliruan di benak mahasiswa dalam membedakan penulisan kata depan
di dengan awalan di-. Data dalam hasil penelitian bagian penulisan kata turunan yang ditemukan menunjukkan penulisan awalan di- yang dipisah dengan kata jalani
yang merupakan kata dasarnya.
Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan penulisan unsur serapan yang menjadi kesalahan keempat terbanyak yang ditemukan, kesalahan tersebut terdiri atas kesalahan penulisan kata cumlaude
dan beberapa kata serapan. Sementara itu, kesalahan yang menempati posisi selanjutnya adalah keslahan penulisan kata dasar, kata turunan, dan pemakaian tanda pisah. Ketiga kesalahan tersebut
masing-masing ditemukan sebanyak
sembilan kesalahan. Berdasarkan hasil penelitian, kesalahan penulisan kata dasar terletak pada dua kata dasar yang ditulis serangkai. Dalam penulisan kata turunan, kesalahan terletak pada penulisan awalan
di- yang dipisah dengan kata dasarnya. Selain itu, kesalahan lainnya terletak pada penulisan dua kata yang salah satu
unsurnya hanya digunakan dalam
kombinasi. Sementara itu, kesalahan pemakaian tanda pisah yang ditemukan berkaitan dengan penggunaan tanda pisah untuk menggantikan tanda hubung dalam kata ulang.
Kesalahan selanjutnya adalah
kesalahan penulisan partikel pun,
penulisan lambang bilangan, pemakaian tanda titik, pemakaian tanda hubung. Berdasarkan hasil penelitian, kesalahan penulisan partikel pun yang sering muncul adalah dirangkaikannya partikel tersebut
dengan kata yang mendahuluinya.
Sementara itu, kesalahan penulisan
lambang bilangan, pemakaian tanda titik, dan pemakaian tanda hubung yang dilakukan oleh mahasiswa menunjukkan bahwa pemahaman mereka masih sangat kurang.
Di sisi lain, kesalahan pemakaian tanda titik koma, tanda tanya, tanda seru, dan tanda petik merupakan kesalahan
bidang ejaan yang paling sedikit
jumlahnya. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, peneliti menemukan satu kesalahan pemakaian tanda titik koma
dalam esai mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Di samping itu, ada beberapa kesalahan ejaan yang tidak ditemukan dalam esai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia.
Kesalahan-kesalahan yang tidak ditemukan ialah kesalahan penulisan kata ganti (ku, kau,
mu, dan nya), pemakaian tanda titik dua, dan pemakaian tanda kurung.
Berdasarkan hasil analisis data, kesalahan diksi yang paling banyak terdapat pada pemakaian kata yang salah.
Selanjutnya, diikuti oleh kesalahan
penggunaan kata bersinonim, kata depan,
ungkapan penghubung, dan idiom.
Kesalahan diksi yang paling sedikit terdapat pada penggunaan unsur bahasa sehari-hari. Kesalahan pemakaian kata dalam esai yang diteliti cenderung diulang, contohnya, pemakaian kata tanya dalam
kalimat berita. Selain kesalahan
pemakaian kata tanya dalam kalimat berita, kata sering salah pemakaiannya adalah kata diketemukan, diajarkan, dan
beribu-ribu yang digunakan tidak sesuai
dengan konteks kalimatnya. Kesalahan pemakaian kata yang dilakukan oleh
mahasiswa cenderung menunjukkan
bahwa mereka masih kurang mampu untuk memilih kata yang digunakan agar sesuai dengan konteks kalimatnya.
Kesalahan selanjutnya adalah
kesalahan penggunaan kata bersinonim. Berdasarkan hasil penelitian, kesalahan penggunaan kata bersinonim ini lebih banyak disebabkan oleh penggunaan kata
yang tidak sesuai dengan konteks
kalimatnya. Sesuai dengan data yang
ditemukan, dapat diketahui bahwa
mahasiswa cenderung kurang peka
terhadap arti kata yang digunakan. Kesalahan selanjutnya adalah kesalahan penggunaan ungkapan penghubung dan idiom. Berdasarkan hasil analisis data,
kesalahan penggunaan ungkapan
penghubung banyak ditemukan pada penghubung intrakalimat yang digunakan sebagai penghubung antarkalimat. Selain itu, kekeliruan penggunaan ungkapan
penghubung intrakalimat misalnya.
Sementara itu, kesalahan selanjutnya adalah kesalahan penggunaan idiom yang berkaitan dengan struktur. Pasangan kata
bukan adalah melainkan dan pasangan
kata tidak adalah tetapi. Karena berupa pasangan tetap, penggunaannya tidak
boleh dipertukarkan (diganti),
ditambahkan, atau dikurangi.
Sementara itu, dari sembilan jenis
penggunaan diksi, kesalahan yang
ditemukan adalah sebanyak 66,66%. Kesalahan diksi yang paling sedikit terdapat pada penggunaan unsur bahasa
sehari-hari. Temuan tersebut
menunjukkan bahwa masih ada
kalau kata kenapa, tapi, dan tau sebagai unsur bahasa sehari-hari tidak boleh digunakan dalam menulis tulisan yang menuntut penggunaan ragam bahasa baku. Hal ini sudah seharusnya mendapat perhatian khusus dari dosen JPBSI.
Dengan begitu, mahasiswa memiliki
motivasi untuk lebih serius dalam
mempelajari bahasa Indonesia ragam
baku, khususnya dari segi diksi.
Berkaiatan dengan kesalahan diksi, ada beberapa kesalahan yang tidak ditemukan dalam esai mahasiswa JPBSI. Kesalahan-kesalahan yang tidak ditemukan ialah kesalahan penggunaan kata ganti kita dan
kami, kata bermakna denotasi dan
konotasi, dan makna khusus-umum. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari sembilan jenis kesalahan
struktur, kesalahan yang ditemukan
adalah sebanyak 77,78%. Kesalahan struktur yang paling banyak terdapat pada keterpaduan kalimat, kemudian diikuti oleh kesalahan keutuhan, keringkasan, dan keterpusatan perhatian kalimat. Kesalahan
selanjutnya adalah kesalahan
pengimbuhan kata dan hukum MD. Kesalahan struktur yang paling sedikit terdapat pada hukum DM yang hanya berjumlah satu buah. Berdasarkan analisis data, kesalahan keterpaduan kalimat yang
peneliti temukan berkaitan dengan
kesalahan penggunaan preposisi,
ketiadaan kata penghubung, kesalahan penempatan keterangan aspek, ketidak-paralelan bentuk kelas kata, dan kalimat salah nalar. Sementara itu, kesalahan keutuhan kalimat yang peneliti temukan berkaitan dengan penggunaan preposisi yang tidak tepat, kalimat berbentuk fragmen, kalimat yang terlalu panjang, dan pelesapan yang tidak tepat. Kesalahan keringkasan kalimat yang peneliti temukan berkaitan dengan kalimat pleonastis. Kesalahan keterpusatan perhatian yang
peneliti temukan berkaitan dengan
pengubahan urutan kata, penggunaan pola inversi, dan pemakaian pertikel penegas.
Kesalahan selanjutnya adalah
kesalahan pengimbuhan kata.
Berdasarkan hasil penelitian, kesalahan pengimbuhan kata yang paling banyak ditemukan adalah bentukan kata yang
diawali dengan imbuhan meN-. Berkaitan dengan hal tersebut, mahasiswa harus
memahami bahwa imbuhan meN- akan
bervariasi sesuai alomorfnya ketika
melekati kata-kata yang diawali dengan huruf k, p, t, dan s. Selain itu, data yang ditemukan juga menunjukkan adanya
kesalahan pengimbuhan awalan ber-.
Sama seperti awalan meN-, awalan
ber-juga akan bervariasi menjadi alomorfnya ketika mengimbuhi kata-kata tertentu. Sesuai data yang ditemukan, awalan
ber-akan berubah menjadi be- saat melekati kata yang suku pertamanya diakhiri dengan huruf r.
Kesalahan ejaan, diksi, dan
struktur yang ditemukan dalam penelitian ini mengisyaratkan bahwa mahasiswa masih perlu, bahkan sangat perlu untuk mendalami kaidah tata bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
Kesalahan-kesalahan yang sering muncul dalam analisis data bisa dijadikan acuan bagi mahasiswa untuk tidak mengulanginya
lagi. Bahkan, penyertaan perbaikan
kesalahan data dalam analisis data dapat menjadi pedoman bagi mahasiswa untuk mengetahui kebenaran atas kesalahan yang sering dilakukannya.
Dalam hal mengurangi kesalahan ejaan, diksi, dan struktur yang dilakukan oleh mahasiswa, peran dosen sangatlah diperlukan. Bertalian dengan hal tersebut, dosen bisa memberikan perhatian pada kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan cara memberi koreksi atas kesalahan tersebut. Bila perlu, sertakan perbaikan dalam koreksian itu. Jika kesalahan ejaan, diksi, dan struktur yang dilakukan oleh mahasiswa, baik dalam tulisan ataupun lisan, dibiarkan begitu saja oleh dosen, tentu hal tersebut akan
membuat mahasiswa tidak memiliki
kepekaan terkait kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahkan, kalau perlu, semua dosen melakukan hal
tersebut, tidak hanya mengandalkan
dosen yang mengampu mata kuliah
Analisis Kesalahan atau Pembinaan
Bahasa Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan kenyataan bahwa di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia saja masih banyak mahasiswa melakukan kesalahan
berbahasa, baik dari segi ejaan, diksi, dan struktur. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat dikatakan memberikan peluang bagi peneliti lain untuk meneliti cara
meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan mahasiswa terkait
penggunaan kaidah ejaan, diksi, dan struktur bahasa Indonesia yang baik dan benar.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan di atas, ada beberapa hal yang menjadi simpulan dalam penelitian ini. Pertama, kesalahan ejaan yang paling banyak terdapat pada pemakaian tanda koma, kemudian dikuti oleh kesalahan pemakaian huruf kapital, penulisan kata depan di, ke, dari, penulisan unsur serapan, penulisan kata dasar, penulisan kata turunan, pemakaian tanda pisah, pemakaian huruf miring, penulisan partikel pun, penulisan lambang bilangan, pemakaian tanda titik, dan pemakaian tanda hubung. Kesalahan ejaan yang paling sedikit terdapat pada pemakaian tanda titik koma, tanda tanya, tanda seru, dan tanda petik yang hanya terdiri atas satu kesalahan. Sementara itu, ada beberapa kesalahan ejaan yang tidak ditemukan dalam esai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Kesalahan-kesalahan yang tidak
ditemukan ialah kesalahan penulisan kata ganti (ku, kau, mu, dan nya), pemakaian tanda titik dua, dan pemakaian tanda kurung. Kedua, kesalahan diksi yang paling banyak terdapat pada pemakaian kata yang salah. Selanjutnya, diikuti oleh kesalahan penggunaan kata bersinonim, kata depan, ungkapan penghubung, dan idiom. Kesalahan diksi yang paling sedikit terdapat pada penggunaan unsur bahasa sehari-hari. Sementara itu, ada beberapa kesalahan yang tidak ditemukan dalam
esai mahasiswa JPBSI.
Kesalahan-kesalahan yang tidak ditemukan ialah kesalahan penggunaan kata ganti kita dan kami, kata bermakna denotasi dan
konotasi, dan makna khusus-umum.
Ketiga, kesalahan struktur yang paling
banyak terdapat pada keterpaduan
kalimat, kemudian diikuti oleh kesalahan keutuhan, keringkasan, dan keterpusatan perhatian kalimat. Kesalahan selanjutnya
adalah kesalahan pengimbuhan kata dan hukum MD. Kesalahan struktur yang paling sedikit terdapat pada hukum DM
yang hanya berjumlah satu buah.
Berkaitan dengan kesalahan bidang
struktur bahasa, ada beberapa kesalahan yang tidak ditemukan dalam esai yang
dianalisis. Kesalahan-kesalahan yang
tidak ditemukan adalah kesalahan dari
segi pembentukkan kata, yaitu
penggabungan dan pengulangan kata. Berdasarkan simpulan di atas, saran-saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Peneliti menyarankan agar mahasiswa, khususnya mahasiswa Jurusan Pendidi-kan Bahasa dan Sastra Indonesia, memiliki kesadaran untuk memperbaiki kesalahan berbahasa mereka setelah
mengetahui bahwa masih banyak
kesalahan berbahasa yang mereka
lakukan. Setelah mengetahui kesalahan dan perbaikan atas kesalahan yang
mereka lakukan, peneliti berharap
kesalahan tersebut tidak diulangi kembali. (2) Peneliti menyarankan agar dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia lebih peka dan lebih serius dalam mengoreksi atau membetulkan (memperbaiki) kesalahan berbahasa Indo-nesia mahasiswa. (3) Kepada peneliti lain, paparan yang terdapat dalam penelitian ini dapat dijadikan bahan dan acuan dalam meneliti masalah yang sejenis dengan penelitian ini. Bahkan, peneliti lain bisa
melakukan penelitian tentang cara
meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan mahasiswa terkait
penggunaan kaidah ejaan, diksi, dan struktur bahasa Indonesia yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa
Indonesia dengan Baik dan Benar.
Jakarta: Pustaka Jaya.
Suandi, I Nengah. 1988. Analisis
Kesalahan Berbahasa. Modul (tidak
diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Sudiara, I Nyoman Seloka. 2006.
Bahasa Indonesia”. Modul (tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
---. 2008. “Antara yang Lazim dan yang Benar: Bahasa Indonesia Aplikasi”.
Bahan Ajar (tidak diterbitkan).
Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.
Sumadiria, Haris. 2010. Bahasa
Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis
dan Jurnalis. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
Tarigan, Henry Guntur dan Jago Tarigan.
1988. Pengajaran Analisis
Kesalahan Berbahasa. Bandung: